Kusdiantoro MOHAMAD | <!--:in-->Sel Kelamin Kecambah: Perkembangan Pralahir<!--:--> Copyright Kusdiantoro Mohamad [email protected] http://kusdiantoro.staff.ipb.ac.id/2013/06/28/primordial-germ-cells-prenatal-development/ Sel Kelamin Kecambah: Perkembangan PralahirPrimordial Germ Cells: Prenatal Development Proses gametogenesis telah dimulai jauh sebelum hewan lahir. Sebanyak lebih kurang 45 sel kelamin kecambah (primordial germ cells, PGCs) mulai teramati di daerah pangkal allantois pada ujung posterior garis primitif (hari ke 7 pasca fertilisasi, hpf pada mencit) yang dideteksi berdasarkan sifat proliferatif dengan pewarnaan alkalin fosfatase. Sel-sel PGCs selanjutnya bermigrasi meninggalkan pangkal allantois melewati garis primitif, usus belakang, dan mesenterium dorsal menuju rigi kelamin atau genital ridge (merupakan cikal bakal gonad). Pada akhir masa migrasi, jumlah PGCs akan meningkat mencapai lebih kurang 3000 sel melalui beberapa kali pembelahan mitosis. Pada embrio jantan, gen SRY (sex-determining region Y gene) yang terdapat pada kromosom Y mulai terekspresi pada sel-sel somatis gonad indeferen dan memicu diferensiasi sel-sel tersebut menjadi sel-sel Sertoli. Selanjutnya sel Sertoli mengaktifkan gen DHH (desert-hedgehog gene) yang mengatur diferensiasi sel-sel stem serupa mesenkhim (mesenchimal-like stem cell) menjadi sel Leydig dan selanjutnya sel Leydig menghasilkan testosteron. Hormon testosteron berfungsi di dalam proses perkembangan gonad indiferen menjadi testis dan mempertahankan duktus Wolffian (duktus mesonefros) yang selanjutnya akan berkembang menjadi saluran reproduksi jantan. Sel Sertoli juga menghasilkan AMH (anti mullerian hormone) yang berfungsi meregresi duktus Mullerian (duktus paramesonefros). Setelah tali-tali testis terbentuk (embrio umur 13.5 hpf pada mencit, 35 hpf pada domba, 7-8 minggu kehamilan pada manusia), PGCs akan berdiferensiasi menjadi prospermatogonia dan berada pada fase istirahat tahap G1/G0 dari siklus sel sampai beberapa saat setelah lahir. Dengan mempertahankan kemampuan mitosisnya, maka sel kelamin jantan memiliki kemampuan membelah secara mitosis pada seluruh masa hidupnya. Sebaliknya, pada embrio berjenis kelamin betina, PGCs akan memasuki pembelahan meiosis dan berhenti pada tahap diploten dari profase I pada saat menjelang lahir. Proses meiosis pada sel telur akan dilanjutkan kembali setelah hewan mencapai usia pubertas. Karena seluruh sel telur telah memasuki pembelahan meiosis, maka setelah lahir, sel telur tidak lagi memiliki kemampuan membelah secara mitosis. Akibatnya jumlah sel telur menjadi tetap dan terus berkurang sampai masa masa tertentu yang dibatasi oleh jumlah sel telur yang ada pada saat hewan lahir. page 1 / 3 Kusdiantoro MOHAMAD | <!--:in-->Sel Kelamin Kecambah: Perkembangan Pralahir<!--:--> Copyright Kusdiantoro Mohamad [email protected] http://kusdiantoro.staff.ipb.ac.id/2013/06/28/primordial-germ-cells-prenatal-development/ >> Lanjutkan ke Spermatogenesis << Kembali ke GAMETOGENESIS << Kembali ke DAFTAR ISIGametogenesis starts before the animal was born. Approximately 45 primordial germ cells or PGCs were early observed in the base of allantois at the posterior end of the primitive streak (7 days post coitus, dpc, in the mice) detected by proliferative properties of alkaline phosphatase staining. PGCs subsequently migrate from the base of allantois through hindgut and dorsal mesentery into the genital ridge (presumtive gonad). At the end of the migratory period, the number of PGCs will increase up to approximately 3000 cells through several mitotic divisions. In the male embryo, the sex-determining region Y (SRY) gene that found on the Y chromosome begin to be expressed in gonadal somatic cells and trigger the differentiation of these cells into Sertoli cells. Furthermore Sertoli cells will activate the DHH (desert-hedgehog) gene that regulate the differentiation of Leydig cells from the mesenchymal-like stem cells and produce testosterone. Testosterone induce the development of indifferent gonad to form the testis and maintain Wolffian ducts (mesonephros duct) in order to form the male reproductive tracts. Sertoli cells also produce AMH (anti-Mullerian hormone) that regress the Mullerian ducts (paramesonephros ducts). Once testicular cords were formed (13.5 dpc in the mice, 35 dpc in the sheep, 7-8 weeks of gestation, in the human), the PGCs will differentiate to form prospermatogonia and rest in G1/G0 phase of the cell cycle until time of birth. The male germ cells have maintain the proliferative ability by mitotic division in entire of their life. In contrast, in the female embryo, PGCs will enter meiosis and stopped at the prophase I or diploten before or at the birth. The meiosis in the oocyte will resume when the animal reaches the age of puberty. Because of all the cells have entered meiotic division, the oocyte have no ability to proliferate and the number be stagnant and decrease until a certain time period is limited by the number of oocyte that present at the time of the birth. >> Continued to Spermatogenesis page 2 / 3 Kusdiantoro MOHAMAD | <!--:in-->Sel Kelamin Kecambah: Perkembangan Pralahir<!--:--> Copyright Kusdiantoro Mohamad [email protected] http://kusdiantoro.staff.ipb.ac.id/2013/06/28/primordial-germ-cells-prenatal-development/ << Back to GAMETOGENESIS << Back to CONTENTS page 3 / 3