BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Warna 2.1.1 Pengertian warna Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan.Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang.Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.Artinya gejala yang timbul karena suatu benda memantulkan cahaya yang mengenainya.Warna juga diasumsikan sebagai reaksi otak terhadap rangsangan visual khusus.Meskipun kita justru bisa menjelaskan warna dengan mengukur kekuatan distribusi spektral (intensitas dari radias elektro-magnetik yang tampak pada banyak diskrit panjang gelombang) ini mengarah ke tingkat besar dari redundansi.Alasannya untuk redundansi ini adalah bahwa sampel retina mata mewarnai hanya menggunakan tiga jalur yang luas, kira-kira sesuai dengan warna merah, hijau dan biru.Sinyal-sinyal dari sel-sel sensitif warna (kerucut), bersamasama dengan yang dari batang (sensitif terhadap intensitas saja), digabungkan di otak untuk memberikan beberapa perbedaan "sensasi" dari warna. Sensasi ini telah didefinisikan oleh CIE dan dikutip dari buku Hunt "Measuring color". Sifat cahaya bergantung pada panjang gelombang cahaya yang dipantulkan benda tersebut. Sebagian cahaya diabsorbsikan oleh benda tadi. Pada cahaya putih warna yang diabsorbsikan bersifat komplementer terhadap warna cahaya yang dipantulkan. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna.Teori dan pengenalan warna telah banyak dipaparkan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut: a. Teori Newton (1642-1727) Dalam bukunya “Optics”(1704), ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu- satunya sumber warna bagi setiap benda.Asumsi yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen.Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih.Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum. Newton kemudian menyimpulkan bahwa benda- benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang menyentuhnya. Sebuah benda tampak hijau karena fotoreseptor (penangkap/penerima cahaya) pada mata manusia menangkap cahaya hijau yang dipantulkan oleh benda tersebut.Cahaya adalah satu-satunya sumber warna dan benda-benda yang tampak berwarna semuanya hanyalah pemantul, penyerap dan penerus warna-warna dalam cahaya. b. Eksperimen James Clerck Maxwell (1855-1861) James Clerck Maxwell membuat srangkaian percobaan dengan menggunakan proyektor cahaya dan penapis (filter) berwarna. 3 buah proyektor yang telah diberi penapis (filter) warna yang berbeda disorotkan ke layar putih di ruang gelap. Penumpukkan dua atau tiga cahaya berwarna ternyata menghasilkan warna cahaya yang lain (tidak dikenal) dalam pencampuran warna dengan menggunakan tinta/cat/bahan pewarna. Penumpukkan (pencampuran) cahaya hijau dan cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning. Hasil experimen Maxwell menyimpulkan bahwa warna hijau, merah dan biru merupakan warna- warna primer (utama) dalam pencampuran warna cahaya.Warna primer adalah warna- warna yang tidak dapat dihasilkan lewat pencampuran warna apapun.Melalui warna- warna primer cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua warna cahaya dapat dibentuk dan diciptakan. Jika ketiga warna cahaya primer ini dalam intensitas maksimum digabungkan, berdasarkan eksperimen 3 proyektor yang didemonstrasikan Maxwell, maka ditunjukkan sebagai berikut: (a) Warna Primer Aditif (b) Warna Primer Substraktif Gambar 2.1 Diagram Percobaan Maxwell Eksperimen Maxwell merupakan model atau tiruan yang bagus sekali untuk memudahkan pemahaman kita tentang bagaimana reseptor mata menangkap cahaya sehingga menimbulkan penglihatan berwarna di otak. Pencampuran warna dalam cahaya dan bahan pewarna menunjukkan gejala yang berbeda. Sekalipun begitu, dengan memperhatikan hasilnya secara seksama pada pencampuran masing- masing warna primer, dapatlah diperkirakan adanya suatu hubungan yang saling terkait satu sama lain. Warna kuning dalam cahaya ternyata dapat dihasilkan dengan menambahkan warna cahaya primer hijau pada cahaya merah. Cara menghasilkan warna cahaya baru dengan mencampurkan 2 atau lebih warna cahaya disebut “pencampuran warna secara aditif” (additive= penambahan). Warna- warna utama cahaya (merah, hijau, biru) selanjutnya kemudian dikenal juga sebagai warna- warna utama aditif (additive primaries).Pencampuran warna secara aditif hanya dipergunakan dalam pencampuran warna cahaya. c. Menurut Adrian Ford Teori tri-chromatic menjelaskan cara tiga lampu terpisah , merah, hijau dan biru, dapat mencocokkan setiap warna terlihat - berdasarkan pada penggunaan mata dari tiga sensor sensitif warna. Ini adalah dasardi mana fotografi dan pencetakan beroperasi, menggunakan tiga pewarna yang berbeda untuk mereproduksi warna dalam sebuah peristiwa. Ini juga merupakan cara dimana kebanyakan komputer beroperasi, menggunakan tigaparameter untuk menentukan warna. Sebuah ruang warna adalah metode dimana kita dapat menentukan, membuat dan memvisualisasikan warna. Sebagai manusia, ita dapat mendefinisikan warna dengan atribut kecerahan, warna dan colourfulness. Sebuah komputer mungkin menggambarkan warna menggunakan jumlah merah, hijau dan biru emisi fosfor yang diperlukan untuk mencocokan sebuah warna.Sebuah percetakan dapat menghasilkan warna tertentu dalam hal reflektansi dan Absorbansi cyan, magenta, kuning dan tinta hitam pada kertas cetak. Warna yang demikian biasanya ditentukan dengan menggunakan tiga koordinat, atau parameter.Parameter menggambarkan posisi warna dalam ruang warna yang digunakan. Mereka tidak memberi tahu kita apa warna, itu tergantung pada apa ruang warna yang digunakan. Sebuah analogi ini adalah bahwa saya bisa memberitahu Anda di mana saya tinggal dengan memberikan arah dari lokal garasi, arah itu hanya berarti semuanya jika Anda mengetahui lokasi garasi sebelum bergerak. Jika Anda tidak tahu di mana garasi ,maka petunjuk tidaklah berarti. RGB (Red Green Blue) adalah warna aditif sistem berdasarkan tri-chromatic teori.Sering ditemukan dalam sistem yang menggunakan CRT untuk menampilkan gambar.RGB mudah untuk menerapkan tetapi non inear dengan persepsi visual. Itu adalah perangkat tergantung dan spesifikasi dari warna adalah semi intuitif. RGB adalah sangat umum, yang digunakan di hampir setiap sistem komputer serta televisi, video dll. d. Hukum Grassman mengenai campuran aditif warna . Setiap warna ( sumber C ) dapat dicocokkan dengan kombinasi linear dari tiga warna lain ( terutama misalnya RGB ) , asalkan tidak ada dari ketiga tersebut dapat dicocokkan oleh kombinasi dari dua lainnya .Ini merupakan dasar untuk kolorimetri dan hukum pertama Grassman tentang campuran warna . Jadi warna C dapat dicocokkan oleh Rc unit merah , unit Gc unit hijau dan Bc unit biru . Unit dapat diukur dalam bentuk apapun yang mengkuantifikasi kekuatan cahaya . C = Rc(R) + Gc(G) + Bc(B) (2.1) Ruang warna Komputer RGB adalah ruang warna yang dihasilkan pada layar (atau serupa) CRT ketika nilai pixel diterapkan ke kartu grafis.Ruang RGB dapat divisualisasikan sebagai kubus dengan sumbu tiga yang sesuai dengan merah, hijau dan biru. Sudut bawah, ketika merah = hijau = biru = 0 adalah hitam, sedangkan berlawanan atas pojok, di mana merah = hijau = biru = 255 (untuk 8 bit per saluran sistem tampilan), putih. RGB sering digunakan dalam aplikasi komputer terbesar karena transformasi tidak diperlukan untuk menampilkan informasi pada layar.Untuk alasan ini, umumnya dasar ruang warna untuk sebagian besar aplikasi. 2.2 Mikrokontroler AVR Mikrokontroler dapat bekerja dengan kendali suatu program yang kita buat sendiri. Program tersebut akan berinteraksi dengan arsitektur perangkat keras yang sudah fix di dalam chip. Mikrokontroler keluarga AVR secara umum dapat dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: a. Keluarga ATiny; biasanya bentuk dimensinya kecil, ukuran memori kecil, jumlah pin masukan dan keluaran juga sedikit. b. Keluarga AT90Sxx; merupakan mikrokonroler yang pertama kali dibuat oleh Atmel Corp. c. Keluarga ATmega; merupakan pengembangan mikrokontroler AT90Sxx dengan fitur yang lebih banyak. d. Keluarga AT86RFxx; merupakan mikrokontroler berorientasi desain minimal. e. Keluarga AT90USBxx; merupakan mikrokontroler yang berorientasi pemrograman USB. f. Keluarga AVR 32 bit contohnya AP7000, UC3Axxxx, UC3Bxxxx, UC3Lxx, dsb; merupakan mikrokontroler dengan register dan instruksi dengan panjang 32 bit. Secara historis, mikrokontroler seri AVR pertama kali diperkenalkan ke pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang sangat terkenal dengan produk mikrokontroler seri AT89S51/52-nya yang samapai sekarang masih banyak digunakan di lapangan. Mikrokontroler AT89S51/52 masih mempertahankan arsitektur dan set instruksi dasar mikrokontroler 8031 dari perusahaan INTEL. Mikrokontroler AVR diklaim memiliki arsistektur dan set instruksi yang benar-benar baru dan berbeda dengan arsitektur mikrokontroler yang sebelumnya yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. AVR merupakan mikrokontroler dengan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer) dengan lebar bus data 8 bit. Frekuensi kerja mikrokontroler AVR ini pada dasarnya sama dengan frekuensi osilator sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kecepatan kerja AVR untuk frekuensi osilator yang dama akan dua belas kali lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroler keluarga AT89S51/52. Dengan instruksi yang sangat variatif (mirip dengan sistem CISC-Complex Instruction Set Computer) serta jumlah register yang serba guna (General Purpose Register) sebanyak 32 buah yang semuanya terhubung secara langsung ke ALU (Arithmetic Logic Unit), kecepatan operasi mikrokontroler AVR ini dapat mencapai 16 MIPS (enam belas juta instruksi per detik), sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk ukuran mikrokontroler 8 bit yang ada dipasaran sampai saat ini. 2.2.1 Arsitektur ATMega 8535 Mikrokontroler ATmega8535 memiliki fitur-fitur utama, seperti berikut. 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D. 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. 3. Tiga unit Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register. 5. Watchdog Timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte. 7. Memori Flash sebesar 8 kbytes dengan kemampuan Read While Write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial. Mikrokontroler AVR ATMega8535 merupakan mikrokontroler produksi Atmel dengan 8 KByte In-System Programmable-Flash, 512 Byte EEPROM dan 512 Bytes Internal SRAM.AVR ATMega8535 memiliki seluruh fitur yang dimiliki AT90S8535.Selain itu, konfigurasi pin AVR ATMega8535 juga kompatibel dengan AT90S8535. Diagram blok arsitektur ATmega8535 ditunjukkan oleh Gambar 2.3. Terdapat sebuah inti prosesor (processor core) yaitu Central Processing Unit, di mana terjadi proses pengumpanan instruksi (fetching) dan komputasi data. Seluruh register umum sebanyak 32 buah terhubung langsung dengan unit ALU (Arithmatic and Logic Unit). Tedapat empat buah port masing-masing delapan bit dapat difungsikan sebagai masukan maupun keluaran. Media penyimpan program berupa Flash Memory, sedangkan penympan data berupa SRAM (Static Ramdom Access Memory) dan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only Memory).Untuk komunikasi data tersedia fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface), USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter), serta TWI (Two-wire Serial Interface). Di samping itu terdapat fitur tambahan, antara lain AC (Analog Comparator), 8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Converter), 3 buah Timer/Counter, WDT (Watchdog Timer), manajemen penghematan daya (Sleep Mode), serta osilator internal 8 MHz. Seluruh fitur terhubung ke bus 8 bit. Unit interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam. Sebuah stack pointer selebar 16 bit dapat digunakan untuk menyimpan data sementara saat interupsi. Gambar 2.2 Arsitektur Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 dapat dipasang pada frekuensi kerja hingga 16 MHz (maksimal 8MHz untuk versi ATmega8535L). Sumber frekuensi bisa dari luar berupa osilator kristal, atau menggunakan osilator internal. Keluarga AVR dapat mengeksekusi instruksi dengan cepat karena menggunakan teknik “memegang sambil mengerjakan” (fetch during execution). Dalam satu siklus clock, terdapat dua register independen yang dapat diakses oleh satu instruksi. 2.2.2 Konfigurasi PIN Secara umum deskripsi mikrokontroler ATMega 8535 adalah sebagai berikut: Gambar 2.3 Konfigurasi pin ATMega 8535 VCC (power supply) GND (ground) Port A (PA7..PA0) Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/DKonverter tidak digunakan. Pin - pin Port dapat menyediakanresistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).Port Aoutput buffer mempunyai karakteristik gerakan simetrisdengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pinPA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarikrendah, pin – pin akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakalasuatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. Port B (PB7..PB0) Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated manakala suatu kondisireset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. Port C (PC7..PC0) Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated manakala suatu kondisireset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. Port D (PD7..PD0) Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port D yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port D adalah tri-stated manakala suatu kondisireset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. RESET (Reset input) XTAL1 (Input Oscillator) XTAL2 (Output Oscillator) AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A dan A/D Konverter AREF adalah pin referensi analog untuk A/D konverter. 2.2.3 Stack Pointer Stack pointer merupakan suatu bagian dari AVR yang berguna untuk menyimpan data sementara, variabel lokal, dan alamat kembali dari suatu interupsi ataupun subrutin. Stack pointer diwujudkan sebagai dua unit register, yaitu SPH dan SPL. Saat awal, SPH dan SPL akan bernilai 0, sehingga perlu diinisialisasi terlebih dahulu. SPH merupakan byte atas (MSB), sedangkan SPL merupakan byte bawah (LSB).Hal ini hanya berlaku untuk AVR dengan kapasitas SRAM lebih dari 256 byte.Bila tidak, maka SPH tidak didefinisikan dan tidak dapat digunakan. 2.2.4 Sistem Clock Mikrokontroler, mempunyai sistem pewaktuan CPU, 12 siklus clock. Artinya setiap 12 siklus yang dihasilkan oleh ceramic resonator maka akan menghasilkan satu siklus mesin. Nilai ini yang akan menjadi acuan waktu operasi CPU. Untuk mendesain sistem mikrokontroler kita memerlukan sistem clock, sistem ini bisa di bangun dari clock eksternal maupun clock internal. Untuk clock internal, kita tinggal memasang komponen seperti di bawah ini: Gambar 2.4 Sistem Clock 2.2.5Organisasi memori AVR ATMega8535 AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah.Sebagai tambahan, ATmega8535memiliki fitur suatu EEPROM Memori untuk penyimpanan data.Semuatiga ruang memori adalah reguler dan linier. A. Memori Data Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register umum,64 buah register I/O,dan 512 byte SRAM Internal.Register keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register,timer/counter, fungsi – fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1. Alamat memori berikurnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi$60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tabel 2.1 Konfigurasi Data AVR AT Mega 8535 B. Memori Program ATmega8535 berisi 8K bytes On-Chip di dalam sistem Memoriflash Reprogrammable untuk penyimpanan program.Karena semuaAVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash adalah berbentuk 4K x16. Untuk keamanan perangkat lunak, Flash Ruang program memori adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian boot program dan bagian aplikasi program dengan alamat mulai dari $000 sampai $FFF.Flash Memori mempunyai suatu daya tahan sedikitnya 10,000write/erase Cycles. ATmega8535 Program Counter (PC) adalah 12 bitlebar, alamat ini 4K lokasi program memori. Gambar 2.5Memori Program AT Mega 8535 2.2.6 EEPROM Dalam mikrokontroler AVR data dapat ditempatkan pada tiga macam memori yaitu memori flash, SRAM, dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory).EEPROM adalah salah satu memori untuk menyimpan data internal mikrokontroler yang sifatnya non-volatile. Artinya data tidak akan hilang walaupun catu daya mikrokontroler mati. Biasanya memori EEPROM diaplikasikan misalnya untuk penyimpanan tabel-tabel data, atau konstanta, penyimpanan password, dan sebagainya. ATmega8535 mempunyai memori EEPROM 512 byte. EEPROM ini disusun sebagai ruang data yang terpisah dengan yang lain, dimana byte tunggal dapat dibaca dan ditulis. EEPROM memiliki ketahanan sedikitnya 100.000 siklus tulis/hapus. EEPROM diakses melalui register-register akses EEPROM, yaitu: - EEPROM Address Register (EEAR) - EEPROM Data Register (EEDR) - EEPROM Control Register (EECR) Untuk divais-divais dengan EEPROM diatas 256 byte, EEAR sebenarnya ada dua register yaitu EEARL dan EEARH. EEAR (sebagai register tunggal atau sebagai register ganda) digunakan untuk meng-set alamat EEPROM ke mana data akan ditulisi atau dari mana data akan dibaca. EEAR adalah sebuah register baca/tulis yaitu register yang dapat dibaca untuk melihat alamat apa yang telah di-set. EEDR adalah register data EEPROM dan merupakan register baca/tulis. Bila anda ingin menulis data ke EEPROM, anda me-load data yang diperlukan ke dalam EEDR. Bila anda ingin membaca data dari EEPROM, setelah proses pembacaan berakhir, anda membaca EEDR untuk data. EECR mempunyai bit-bit control yang diperlukan untuk pembacaan dan penulisan EEPROM. Penulisan ke suatu EEPROM tidak sederhana seperti menulis ke SRAM misalnya.Waktu akses tulis untuk EEPROM pada mikrokontroler AVR berkisar 2.5 sampai 4.0 ms, tergantung pada tegangan suplai. Bit control EEWE dalam EECR menginjinkan pemakai untuk mendeteksi bila data yang diminta sebelumnya telah ditulisi ke EEPROM dan apakah sebuah byte baru dapat ditulisi. 2.2.7 Two Wire Serial Interface 2.2.7.1 Konsep Two Wire Serial Interface Antarmuka serial 2 kabel(TWI) sangat ideal untuk diterapkan pada aplikasi menggunkan mikrokontroler. Protocol ini mengijinkan desain sistem untuk saling berkoneksi sampai 128 piranti yang berlainan menggunakan hanya 2 jalur dua arah, satu untuk clock (SCL) dan satunya untuk data (SDA). Perangkat keras eksternal yang dibutuhkan untuk mengimpletasikan jaringan ini adalah resistor pull-up tunggal untuk setiap jalur bus TWI. Banyak perusahaan semikonduktor yang berusaha mengembangkan cara baru komunikasi antar IC yang lebih mendukung sebagai alternative dari hubungan antarIC secara pararell (pararell bus). Salah satu metode yang dipakai secara luas adalah IIC(sering ditulis juga I2C), singkatan dari Inter Intergrated Circuit bus yang dikembangkan oleh Philips semikonduktor, dengan konsep dasar komunikasi 2 arah dan/atau anatarsistem secara serial menggunakan 2 kabel. 2.2.7.2 Karakteristik Jaringan I2C Setiap IC yang terhubung dalam I2C memiliki alamat yang unik yang dapat diakses secara perangkas keras dengan protocol master slave yang sederhana, dan mampu mengakomodasikan multi-master. I2C merupakan bus serial dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah, dengan kecepatan transfer data sampai 100Kbit/s pada mode standard an 3,4 Mbit/s pada mode kecepatan tinggi. Jumlah IC yang dapat dihubungkan pada I2C bus hanya dibatasi oleh kapasitas beban pada bus, yaitu maksimum 400pF. Tabel 2.2 Terminologi TWI Terminologi Pengertian Transmitter Piranti yang mengirim data ke bus Receiver Piranti yang menerima data dari bus Master Piranti yang memiliki inisiatif (memulai dan mengakhiri) transfer data dan yang membangkitkan sinyal clock Slave Piranti yang dialamati oleh master Multi-master Yang memungkinkan lebih dari satu mastermelakukan inisiatif transferdata dalam waktu yang bersamaan tanpa terjadi korupsi data Arbitration Prosedur yang memastikan bahwa jika ada lebih dari satu Master yang diperbolehkan dengan tanpa merusak data yang sedang di transfer Synchronization Prosedur yang menyeselaraskan sinyal clock dari dua atau lebih piranti Kedua pin pada I2C, yaitu SDA dan SCL, harus memiliki kemampuan input dan output serta bersifat open drain atau open collector. Kedua pin tersebut terhubung pada I2C bus yang telah dilakukan pull up dengan resistor ke catu daya positif dari sistem. 2.3 Sensor Warna Sensor adalah yang digunakan untuk mengubah besaran fisis, sinar menjadi tegangan dan arus listrik.Sensor yang digunakan adalah sensor warna TCS3200.TCS3200 adalah IC (Integrated Circuit) pengkonversi warna cahaya ke frekuensi.Para TCS3200 dapat mendeteksi dan mengukur berbagai hampir tak terbatas warna terlihat. Aplikasi termasuk tes membaca strip, menyortir menurut warna, penginderaan cahaya lingkungan dan kalibrasi, dan pencocokan warna, untuk hanya beberapa. Komponen utama pembentuk IC ini, yaitu fotodioda dan pengkonversi arus ke frekuensi. fotodioda pada IC TCS3200 disusun secara array 8 x 8 dengan konfigurasi: 16 fotodioda untuk menfilter warna merah, 16 fotodioda untuk memfilter warna hijau, 16 fotodioda untuk memfilter warna biru, dan 16 fotodioda tanpa filter. 2.3.1 DT-SENSE Color Sensor DT-SENSE COLOR SENSOR merupakan sebuah modul sensor warna berbasis sensor TAOS™ TCS3200 yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran komponen warna RGB (Red/Green/Blue) dari sebuah obyek. Modul sensor ini memiliki fasilitas untuk merekam hingga 25 data warna yang akan disimpan dalam EEPROM. Modul sensor ini dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C. Contoh aplikasi DT-SENSE COLOR SENSOR antara lain untuk sistem sortir warna, color recognition, atau aplikasi-aplikasi lain yang menggunakan informasi komponen warna. 2.3.2 Spesifikasi DT-SENSE Color Sensor DT-SENSE Color Sensor memiliki spesifikasi sebagai berikut: Mampu mengukur komponen warna RGB dari sebuah objek berwarna. Berbasis sensor TAOS TCS3200D. Tersedia 2 LED putih untuk membantu pembacaan data warna pada obyek. Dilengkapi dengan spacer ± 3 cm dan mencakup area pandang ± 2 cm x2 cm. Tersedia fitur penyimpanan warna di EEPROM sebanyak 25 buah data. Pin Input/Output kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS. Dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C. Konfigurasi komunikasi serial adalah : baudrate 9600 bps, 8 data bit, 1 stop bit, tanpa parity, dan tanpa flow control. Dilengkapi dengan jumper untuk pengaturan alamat, sehingga bisa di-cascade sampai 8 modul tanpa perangkat keras tambahan (untuk satu master menggunakan antarmuka I2C). Sumber catu daya menggunakan tegangan 4,8 - 5,4 VDC. Antarmuka I2C mendukung bit rate data hingga 50 kHz. Pada antamuka I2C modul ini dapat di-cascade hingga 8 modul tanpa hardware tambahan. Pengaturan alamat hardware I2C melalui pengaturan jumper. Gambar 2.6 Tata letak komponen DT Sense Color Sensor Tabel 2.3 Fungsi Terminal Konektor I/O PORT (J3) berfungsi sebagai konektor untuk catu daya modul, antarmuka UART TTL, dan antarmuka I2C.Jumper PULL-UP (J4) berfungsi untuk mengaktifkan resistor pull-up untuk pin SDA dan SCL pada antarmuka I2C.Apabila lebih dari satu modul dihubungkan pada I2C-bus maka jumper J4 (SCL/SDA) salah satu modul saja yang perlu dipasang.Jumper ADDRESS (J1) berfungsi untuk mengatur alamat I2C dari modul DT-SENSE COLOR SENSOR. Tabel 2.4 Fungsi Jumper Pull-UP Tabel 2.5 Alamat Jumper Pin Keterangan : ■ : jumper terpasang 2.3.3 Perangkat Lunak DT-SENSE Color Sensor DT-SENSE COLOR SENSOR memiliki antarmuka UART TTL dan I2C yang dapat digunakan untuk menerima perintah atau mengirim data. a. Antarmuka UART TTL Parameter komunikasi UART TTL adalah sebagai berikut: 9600 bps 8 data bit 1 stop bit tanpa parity bit tanpa flow control Semua perintah yang dikirim melalui antarmuka UART TTL dimulai dengan mengirim 1 byte data yang berisi <nomor perintah> dan (jika diperlukan) 1 byte data parameter perintah. Jika perintah yang telah dikirimkan merupakan perintah yang meminta data dari modul DT-SENSE COLOR SENSOR, maka DT-SENSE COLOR SENSOR akan mengirimkan data melalui jalur TX TTL. b. Antarmuka I2C Modul DT-SENSE COLOR SENSOR memiliki antarmuka I2C.Pada antarmuka I2C ini, modul DT-SENSE COLOR SENSOR bertindak sebagai slave dengan alamat sesuai dengan telah ditentukan sebelumnya melalui pengaturan jumper (lihat bagian tabel 2.2). Antarmuka I2C pada modul DT-SENSE COLOR SENSOR mendukung bit rate sampai dengan maksimum 50 kHz. Semua perintah yang dikirim melalui antarmuka I2C diawali dengan start condition dan kemudian diikuti dengan pengiriman 1 byte alamat modul DT-SENSE COLOR SENSOR. Setelah pengiriman alamat, selanjutnya master harus mengirim 1 byte data yang berisi <nomor perintah> dan (jika diperlukan) 1 byte data parameter perintah. Selanjutnya, setelah seluruh parameter perintah telah dikirim, urutan perintah diakhiri dengan stop condition. Berikut urutan yang harus dilakukan untuk mengirimkan perintah melalui antarmuka I2C. Gambar 2.7 Contoh paket data digital yang dikirim Jika perintah yang telah dikirimkan merupakan perintah yang meminta data dari modul DT-SENSE COLOR SENSOR, maka data-data tersebut dapat dibaca dengan menggunakan urutan perintah baca.Berikut urutan yang harus dilakukan untuk membaca data dari DT-SENSE COLOR SENSOR. Gambar 2.8 Contoh paket data digital yang dibaca 2.4 Aktuator Aktuator adalah bagian yang berfungsi sebagai penggerak dari perintah yang diberikan oleh input. Aktuator terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Aktuator Elektrik 2. Aktuator Pneumatik dan Hidrolik Aktuator yang sering digunakan sebagai penghasil gerak rotasi, seperti motor DC magnet permanen, motor DC Brushless, motor DC Servo dan motor DC Stepper. 2.4.1 Motor DC Magnet Permanen Motor arus searah (DC) adalah peralatan elektromekanik dasar yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang disain awalnya diperkenalkan oleh Michael Faraday lebih dari seabad yang lalu. Konstruksi dasar motor DC terdiri dari 2 bagian utama, yaitu rotor dan stator.Rotor adalah bagian yang berputar atau armature, berupa koil dimana arus listrik dapat mengalir. Stator adalah bagian yang tetap dan menghasilkan medan magnet dari koilnya. 2.4.2 Prinsip kerja Motor DC Prinsip kerja motor DC adalah jika kumparan dilalui arus maka pada kedua sisi kumparan akan bekerja gaya Lorentz. Aturan tangan kiri dapat digunakan untuk menentukan arah gaya Lorentz, dimana gaya jatuh pada telapak tangan, jari-jari yang direntangkan menunjukkan arah gaya. Kedua gaya yang timbul merupakan sebuah kopel. Kopel yang dibangkitkan pada kumparan sangat tidak teratur karena kopel itu berayun antara nilai maksimum dan nol. Kumparan-kumparan tersebut dihubungkan dengan lamel tersendiri pada komutator sehingga motor arus searah tidak berbeda dengan generator arus searah. 2.4.3 Motor Servo Motor DC Servo (DC-SV) pada dasarnya adalah motor DC-MP dengan kualifikasi khusus yang sesuai dengan aplikasi “servoing” di dalam teknik kontrol. Dalam kamus Oxford istilah “servo” diartikan sebagai “a mechanism that controls a larger mechanism”. Motor servo merupakan motor DC yang mempunyai kualitas tinggi, sudah dilengkapi dengan sistim kontrol di dalamnya. Dalam aplikasi motor servo sering digunakan sebagai kontrol loop tertutup untuk menangani perubahan posisi secara tepat dan akurat. Begitu juga dengan pengaturan kecepatan dan percepatan. (a) Bentuk fisik (b) Pin-Pin dan Pengkabelan Gambar 2.9 Model Fisik dan Pin-Pin Motor servo Bentuk fisik dari motor servo dapat dilihat pada gambar 2.8 diatas. Sistim pengkabelan motor servo terdiri dari 3 bagian, yaitu Vcc, Gnd, dan kontrol (PWM). Penggunaan PWM pada motor servo berbeda dengan penggunaan PWM pada motor DC. Pada motor servo, pemberian nilai PWM akan membuat motor servo bergerak pada posisi tertentu dan kemudian berhenti (kontrol posisi). Pengaturannya dapat dilakukan dengan menggunakan delay pada setiap perpindahan dari posisi awal menuju posisi akhir. Prinsip utama pengontrolan motor servo adalah pemberian nilai PWM pada kontrolnya. Perubahan duty cycle akan menentukan perubahan posisi dari motor servo. Mode pensinyalan motor servo tampak pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Mode Pensinyalan motor servo Contoh dimana bila diberikan pulsa dengan besar 1.5ms mencapai gerakan 90 derajat, maka bila kita berikan data kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0 derajat dan bila kita berikan data lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180 derajat. Contoh Posisi dan Waktu Pemberian Pulsa tampak pada gambar 4. Gambar 2.11 Contoh Posisi dan Waktu Pemberian Pulsa Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50Hz. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0° / netral). Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kiri dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5ms, maka rotor akan berputar ke arah kanan dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut. 2.5 Sensor Infra Merah Infra merah merupakan piranti yang sangat umum digunakan dalam suatu sistem instrumentasi. Infra merah dapat didefinisikan sebagai alat pemberi sinyal pada sensor. Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Infra merah yang digunakan dalam sistem instrumentasi pengukuran kecepatan benda yang bergerak berupa cahaya yang memiliki panjang gelombang dan radiasi yang tajam. Adapun pemancar atau penembak cahaya yang dapat digunakan, seperti Infra red dan dioda laser. Infra merah prinsip kerjanya sama seperti LED biasa. Perbedaannya cahaya yang dipancarkan pada Infra red LED berupa cahaya tak tampak. Infra red LED memiliki panjang gelombang sebesar 750-1000nM dan arus maksimal sebesar 100mA. Kelemahan dari Infra red ini adalah daya jelajah yang tidak jauh hanya sekitar 7-8 meter dengan sudut radiasi sebesar 450. 2.5.1 LED Infra Merah LED adalah dioda dengan sambungan p-n yang memancarkan cahaya ketika diberi energi listrik. Cahaya LED timbul sebagai akibat penggabungan elektron dan hole pada persambungan antara dua jenis semikonduktor dimana setiap penggabungan disertai dengan pelepasan energi. Energi ini tidak seluruhnya diubah kedalam bentuk energi cahaya melainkan dalam bentuk panas sebagian. LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Pemancar infra merah adalah dioda solid state yang terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) yang mampu memancarkan fluks cahaya ketika dioda bias maju. Bila diberi bias maju elektron dari daerah-n akan menutup lubang elektron yang ada didaerah-p. Selama proses rekombinasi, energi dipancar ke luar dari permukaan p dan n dalam bentuk foton. Foton-foton yang dihasilkan ini ada yang diserap lagi dan ada yang meninggalkan permukaan dalam bentuk radiasi energi. Umumnya bahan Galium Arsenida (GaAs) menghasilkan warna merah, oranye-merah, oranye, dan kuning. 2.5.2 Fotodiode Pada fotodiode, elektron akan didapatkan ketika energi cahaya mengenai sambungan P-N. Semakin besar cahaya mengenai sambungan P-N, semakin besar arus bawa pada fotodiode. Fotodiode telah dioptimalkan untuk sensitif terhadap cahaya. Pada ftodiode ini, kemasan transparan berguna untuk melewatkan cahaya sehingga sampai pada sambungan P-N. Sinar datang menghasilkan elektron bebas dan lubang /hole. Semakin kuat cahaya, semakin besar jumlah pembawa minoritas dan semakin besar arus balik. Secara umum, besarnya arus balik fotodiode adalah sepersepuluhan mikroampre. Berkas cahaya P + N - Anode Chatode Gambar 2.12 Sambungan P-N dan symbol fotodiode 2.5.3 Switch Sensor DFRobot Adjustable Infrared Switch Sensor DFRobot Adjustable Infrared adalah seperangkat pemancar dan penerima di salah satu sensor saklar fotoelektrik. Jarak deteksi dapat disesuaikan dengan permintaan. Sensor ini memiliki jangkauan deteksi 3-80cm. Switch Sensor DFRobot Adjustable Inframerah kecil, mudah digunakan, murah, mudah untuk merakit dan dapat secara luas digunakan dalam robot untuk menghindari rintangan, media interaktif, jalur industri perakitan, dan acara-acara lainnya. Output sinyal beralih berbeda sesuai dengan hambatan. Ini tetap tinggi bila tidak ada hambatan dan tetap rendah bila ada hambatan. Ada cahaya terang di belakang probe untuk mendeteksi lingkup 3cm - 80cm. Gambar 2.13 Sensor Switch Infra merah Adjustable Sensor Infra merah Adjustable ini memiliki beberapa spesifikasi antara lain sebagai berikut: a) Memiliki pin out berwarna merah adalah V+, kabel warna kuning adalah sinyal, kabel warna hijau adalah menghubungkan ke ground(GND). b) Deteksi Adjustable memiliki jarak yang bisa dideteksi oleh sensor yang dapat diatur berkisar, 3cm - 80cm. c) Memiliki bentuk yang kecil, sehingga mudah digunakan atau hal merakit, murah. d) Alat ini berguna untuk robot, media interaktif, jalur perakitan industri, dan lain-lain. e) Menggunakan Power supply: 5V f) Berbasis photoelectric sensor yang dapat digunakan sebagai penerima ataupun pengirim sinyal inframerah. g) Memiliki output data : tegangan digital. h) Cocok digunakan untuk aplikasi robotika, seperti: menghindari objek, interactive media, dan lain-lain. i) 2.6 Memliki perlengkapan : Modul sensor + kabel data. LCD 16X2 LCD merupakan salah satu perangkat penampil/ display yang banyak digunakan. Teknologi LCD memberikan lebih keuntungan dibandingkan dengan teknologi CRT, karena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan. LCD memanfaatkan silikon atau galium dalam bentuk kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan antara baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang datar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang datar dengan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempeng kaca bagian depan. Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa mikroampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah dibawah terang sinar matahari. Di bawah sinar cahaya yang remang-remang atau dalam kondisi yang gelap, sebuah lampu (berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan. Gambar 2.14 Rangkaian Skematik dari LCD ke Mikrokontroler