1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu masalah besar yang terjadi di lingkungan karena mengakibatkan beberapa dampak lingkungan seperti meningkatnya permukaan air laut, menurunkan kadar garam (salinitas) lautan, mengubah sirkulasi laut, dan membawa panas dari daerah tropis ke daerah kutub yang akan menyebabkan melelehnya es di kutub. Pemanasan global merupakan suatu keadaan naiknya suhu permukaan bumi karena adanya peningkatan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas makhluk hidup seperti penggunaan energi dari bahan bakar fosil (Dincer dkk., 2013). Kenaikan suhu di permukaan bumi pada abad ke-20 telah mencapai 0,42-0,75 ο C (Voiland, 2015). Kenaikan suhu disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca seperti gas karbon dioksida, uap air, metana, dan gas terfluoronasi (Dincer dkk., 2013). Karbon dioksida diperlukan dalam proses fotosintesis karena tumbuhan menggunakan energi matahari, karbon dioksida, dan air untuk menghasilkan energi kimia yang berguna bagi aktivitas makhluk hidup (Goli dkk., 2016). Walaupun mempunyai manfaat yang besar, karbon dioksida yang berasal dari beberapa sumber seperti energi listrik dan panas, transportasi, industri, dan lain-lain merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam pemanasan global. Rata-rata konsentrasi CO2 secara global di udara lingkungan dapat dilihat pada Gambar I.1 dan Tabel I.1. Beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi emisi CO2 yaitu meningkatkan efisiensi pasokan energi yang diperlukan, meningkatkan ketergantungan pada energi terbarukan dan energi nuklir, dan Carbon Capture and Storage (CCS). Dari ketiga cara yang telah disebutkan, CCS merupakan cara yang dinilai paling praktis untuk mengurangi emisi CO2 dalam jangka waktu yang lama (Spigarelli dan Kawatra, 2013). 2 Gambar I.1 Konsentrasi CO2 secara global di udara lingkungan (Dlugokencky dan Tans, 2016) Tabel I.1 Rata-rata konsentrasi CO2 tiap tahun secara global (Dlugokency dan Tans, 2016) Tahun Rata-rata konsentrasi CO2 (ppm) 2011 390,45 2012 392,48 2013 395,25 2014 397,15 2015 399,42 2016 (Sampai bulan Mei) 403,38 Alginat memiliki gugus hidroksil dan karboksil yang berguna dalam adsorpsi CO2 (Zhu dkk., 2013). Pektin yang juga mempunyai gugus hidroksil dan karboksil akan membentuk pita polimer kaku yang lebih kohesif, sehingga 3 menambah kapasitas adsorpsi CO2 (Alborzi, 2012). Membran berbahan dasar alginat tertaut silang natrium tartarat (Na-Alg/ST) untuk adsorpsi CO2 telah dilakukan oleh Zhu dkk. (2013). Proses adsorpsi oleh membran Na-Alg/ST membutuhkan waktu relatif lama karena adsorpsi CO2 berlangsung proses difusi antara CO2 dengan gugus-gugus aktif pada alginat, sehingga diperlukan pengembangan metode dan teknologi adsorpsi untuk mempersingkat waktu adsorpsi. Teknologi adsorpsi yang banyak dikembangkan saaat ini adalah electrospinning nanofiber. Beberapa tahun terakhir, nanomaterial banyak diaplikasikan sebagai adsorben karena mempunyai sifat-sifat yang mendukung seperti luas permukaan yang besar, aktifitas kimia yang tinggi, serta kapasitas adsorpsi yang besar (Zhai dkk., 2006). Nanomaterial dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan aplikasi adsorpsi yang dipengaruhi sifat permukaan. Salah satunya adalah nanofiber (Khajeh dkk., 2013). Nanofiber merupakan suatu material serat yang mempunyai diameter berukuran nanometer (40-2000 nm). Beberapa metode yang digunakan untuk memproduksi nanofiber adalah drawing, template (cetakan), pemisahan fase, self-assembly (perakitan diri), dan electrospinning. Electrospinning merupakan metode yang sedang berkembang untuk memproduksi nanofiber dari berbagai polimer dalam skala besar karena prosesnya yang mudah dan cepat (Huang dkk., 2003). Nanofiber telah digunakan pada beberapa bidang, seperti kedokteran, farmasi, dan lingkungan. Untuk aplikasi ke lingkungan, nanofiber berbahan dasar poliakrilonitril-ko-stirena telah digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan zat warna dasar violet 14 (El-aassar dkk., 2016). Nanofiber berbahan dasar Polipropilena (PP) dan Polivinil alkohol (PVA) juga telah berhasil disintesis dan digunakan sebagai filter asap rokok (Daneleviciute-Vaisniene dkk., 2009). Selain itu, NiCo2O4/CNTs CNFs telah berhasil digunakan untuk adsorpsi CO2 dan elektroda superkapasitor (Iqbal dkk., 2016). Nanofiber berbahan dasar biopolimer seperti alginat atau pektin tidak dapat disintesis dengan metode electrospinning karena larutan biopolimer mulai terbentuk gel pada konsentrasi rendah (2% b/b), sedangkan pada konsentrasi 4 tersebut, larutan biopolimer tidak cukup untuk membentuk serat dan hanya terbentuk tetesan (droplet). Larutan biopolimer pada konsentrasi tinggi akan menjadi kental sehingga sulit keluar dari jarum spuit. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan polimer atau surfaktan tambahan untuk menurukan viskositas larutan, sehingga gel yang terbentuk pada konsentrasi rendah dapat membentuk serat (Bhattarai dkk., 2006). Polivinil alkohol merupakan polimer yang biokompatibel, higroskopis, dan tidak beracun. Polivinil alkohol memiliki kemampuan dalam membentuk serat dengan mudah, sehingga sering digabungkan dengan polimer lainnya untuk menambah kemampuan dalam electrospinning (Çay dkk., 2014). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dalam penelitian ini dilakukan sintesis membran nanofiber alginat-pektin-PVA (Alg-P-PVA NFs) menggunakan metode electrospinning dan aplikasinya untuk adsorpsi CO2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan polimer tambahan yang digunakan (PVA) dan aplikasinya sebagai adsorpsi CO2. Alg-P-PVA NFs yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk adsorpsi CO2. I.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah 1. Mendapatkan komposisi larutan Alg-P-PVA yang menghasilkan nanofiber mulus tanpa muncul manik-manik. 2. Mengetahui pengaruh jumlah alginat-pektin (Alg-P) terhadap kapasitas adsorpsi CO2. 3. Mengetahui pola isoterm yang sesuai dalam kajian adsorpsi CO2 pada Alg-PPVA NFs I.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama mengenai nanomaterial dan memberikan informasi kepada para peneliti lain tentang pemanfaatan bahan polisakarida alam untuk pembuatan nanofiber dengan metode electrospinning sebagai adsorben CO2