1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah memunculkan budaya baru yaitu budaya
kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi
berusaha utuk mengaksesnya dan berusaha mencari keunggulan masingmasing agar menjadi pemenang dalam kancah kompetisi tersebut. Setiap
orgaisasi berusaha dengan berbagai upaya dan mengerahkan sumber
dayanya agar eksis dalam bidang tertentu.
Keberadaan suatu organisasi komersil pada umumnya mempunyai
tujuan jangka panjang yang dilandasi oleh motif ekonomi untuk
menghasilkan nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi stakeholders, yang
meliputi pemegang saham, karyawan, mitra kerja dan masyarakat pada
umumnya. Untuk mewujudkan nilai-nilai tambah dan manfaat ekonomi
organisasi diharapkan mempunyai visi, misi, startegi, program yang
terencana, terfokus dan berkesinambungan.
Dalam rangka memberikan kepastian akan pencapaian tujuan
jangka panjang tesebut, suatu perusahaan memerlukan daya dukung dalam
bentuk empat pilar utama, yaitu sumber daya manusia yang bermutu,
system dan teknologi yang terpadu, startegi yang tepat dan logistic yang
memadai. Dalam konteks pengelolaan operasional organisasi dalam jangka
panjang dan berkesinambungan, peran sumber daya manusia (SDM)
1
2
sebagai salah satu factor produksi merupakan unsur utama dalam
menciptakan dan merealisasikan peluang bisnis (assets make possibility,
people make it happen), (Moeljono, 2003).
Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat SDM
sebagai asset yang harus dikelola sesuai dengan kebutuhan organsasi. Hal
ini akan membuat organisasi lebih kompetitif. Seperti yang dikemukakan
Manulang :
Sumber daya manusia sering kali disebut kekayaan yang paling
berharga dalam suatu organisasi dan segala keberhasilan dan
kegagalan suatu organisasi banyak dipengaruhi oleh kualitas sumber
daya manusia didalamnya. Karena itu manusia adalah unsur utama
dan penting dalam suatu organisasi (Manulang, dalam Damawiyanti
2008).
Setiap organisasi perlu membangun SDM yang professional dan
berkompetensi tinggi yang akan menadi pusat keunggulan organisasi
sekaligus sebagai pendukung daya saing perusahaan. Oleh karena itu SDM
dalam suatu organisasi harus dikelola dengan baik agar dapat tercita
keseimbangan antara kebutuhan karyawan dan tuntutan organisasi.
Keseimbangan antara karyawan dan orgaisasi adalah kunci utama bagi
organisasi agar dapat maju dan berkembang diantara organisasi lain.
Dalam konteks pemberdayaan manusia, agar menghasilkan
karyawan yang professional dan berintegritas tingi, diperlukan adanya
acuan baku yang iberlakukan oleh suatu organsasi. Acuan baku tesebut
adalah budaya yang secara sistematis menuntun para karyawan untuk
meningkatkan komitmen kerjanya bagi perusahaan (Moeljono, 2003).
3
Budaya oranisasi ini akan mencerminkan spesifikasi dan karakter suatu
organisasi. Budaya organisasi tersebut menjadi milik dan pedoman bagi
seluruh lapisan individu yang ada pada suatu organisasi dalam mejalankan
tugasnya.
Budaya yang kuat dan pengelolaan SDM yang baik merupakan alat
untuk berkompetisi dengan pesaing dalam suatu organisasi. Hasil dari
suatu budaya yang kuat adalah budaya tesebut akan meningkatkan perilaku
yang konsisten yang dapat menciptakan keefektifan organisasi yang
dpengaruhi oleh kinerja karyawan. Namun apabila budaya tersebut tidak
baik, maka tujuan akan menuju arah yang salah.(John P Kotter and James
L Heskett, dalam Darmawiyanti, 2008). Jika budaya dalam suatu
organisasi tidak memberikan hal yang positif bagi organisasi maka hasil
yang akan dicapai atau kinerja organisasi akan buruk, karena budaya
organisasi menginformasikan kepada karyawan tentang bagaimana
perilaku karyawan yang semestinya.
Keberhasilan atau peningkatan kinerja karyawan hampir selalu
dikaitkan dengan budaya yang kuat dalam organisasi. Dikataan demikian
karena budaya yang kuat memliki dampak yang lebih besar terhadap sikap
karyawan. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima niai-nilai
inti dan semakin besar komitmen karyawan terhadap nilai-nilai tersebut,
maka makin kuat suatu budaya. Budaya yang kuat jelas akan memiliki
pengaruh yang besar dalam sikap anggota organisasi dibandingkan dengan
budaya yang lemah. Suatu budaya yang kuat akan memperlihatkan
4
kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan organisasi diantara anggotanya.
Kebulatan suara terhadap tujuan akan membentuk keterikatan, kesetiaan
dan komitmen organisasi. Dengan begitu akan mempengaruhi kinerja
karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. ( Robbins, 2002 )
Keterkaitan budaya organisasi dengan kinerja dapat dilihat dalam
industri perbankan. Persaingan bisnis perbankan di Indonesia sangat, ketat,
ditambah persaingan tidak hanya dari bank local, bank-bank asing juga
makin gencar melebarkan sayap di bisnis perbankan Indonesia. Setiap
bank berusaha meningkatkan kinerjanya dengan budaya organisasi yang
dimiliki masing-masing, karena dalam budaya tersebut terdapat nilai yang
menjadi asumsi dasar dalam mencapai tujuan organisasi.
Bisnis yang bergerak di bidang jasa perbankan salah satunya
adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya akan disebut Bank
Mandiri). Bank Mandiri mempunyai budaya yang dibanggakan oleh
organisasinya. Organisasi tersebut mensosialisasikan nilai Bank Mandiri
yang menjadi asumsi dasar kepada anggotanya. Bank Mandiri mempunyai
misi :
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang professional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
5
Mewujudkan visi Bank Terpercaya Pilihan Masyarakat dan misi
sebagaimana tersebut diatas merupakan suatu perjalanan yang harus
ditempuh dalam suatu koridor dan pedoman yang disepakati bersama
dalam organisasi Bank Mandiri. Nilai-nilai budaya dan perilaku utama
insane Bank Mandiri merupakan suatu tatanan dan kerangka acuan yang
akan menyamakan gerak dan langkah insane Bank Mandiri sehingga
seluruh jajaran organisasi secara konsisten akan bertindak sesuai dengan
prinsip-prinsip yang telah diyakini bersama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
Nilai-nilai adalah serangkaian prinsip yang diyakini sebagai
panduan moral dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan.
Nilai-nilai inilah yang akan memandu insan Bank Mandiri dalam
menentukan baik/buruk dan benar/salahnya suatu tindakan.
Sebagai panduan moral, nilai-nilai ini telah didefinisikan secara
jelas supaya dapat memberikan petunjuk yang nyata dalam kehidupan
setiap insan Bank Mandiri secara individu maupun organisasi.
Bank Mandiri telah merumuskan 5 (lima) nilai budaya yang akan
menjadi pedoman perilaku seluruh insane Bank Mandiri yaitu : Trust,
Integrity, Profesionalism, Customer focus dan Excellence disingkat
TIPCE
Menurut Santoso, budaya organisasi adalah spiritd corps jiwa
perusahaan, yang menjiwai keseharian dan segala aktivitas. Sangat
ditekankan pentingnya budaya organisasi yang menjadi dasar dari kinerja
6
karyawan dan organisasi agar mampu bekembang dan bersaing dalam
jangka panjang. (santoso, 2009)
Penulis memandang budaya organisasi sebagai salah satu
penunjang dalam proses kerja yang dapat berakibat terhadap peningkatan
kinerja karyawan pada suatu organisasi, oleh karena itu, penulis
melakukan penelitian kepada karyawan pelaksana PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk Cabang Jakarta Falatehan mengenai pentingnya budaya
organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu, penelitian ini
juga dilaksanakan sebagai pembuktian teori-teori mengenai hubungan
budaya organisasi dengan kinerja karyawan
Ditengah persaingan perbankan yang ketat dewasa ini, setiap. Bank
dituntut untuk meningkatkan kinerja sehingga tetap bertahan. Walaupun
saat ini Bank Mandiri dikategorikan sebagai salah satu
Bank yang
memiliki kinerja terbaik di Indonesia, Bank Mandiri harus mewaspadai
kemungkinan yang akan terjadi serta tidak boleh lengah dan berpuas diri
dengan prestasi yang diraih, karena bisbis di bidang perbankan sangat
ketat, kompetitor saling berlomba untuk menjadi yang terbaik dan
berupaya meningkatkan kinerja organisasi melalui kinerja karyawannya.
Ditambah pula pada pertemuan tahunan perbankan tahun 2008, Gubernur
Bank Indonesia menegaskan tentang banks leading the development
bank menjadi penggerak dan pendorong perekonomian (Infobank Feb
2008). Oleh karena itu, bank dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.
Bank-bank yang sudah berada dijajaran elitpun saling berpacu untuk
7
meningkatkan pangsa pasar dengan memperluas jaringannya ke wilayahwilayah potensial.
Sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa perbankan, sumber daya
manusai merupakan salah satu keunggulan bersaing dalam bisnis, dimana
karyawan merupakan orang yang berhubungan langsung dengan customer
yang menggunakan jasa Bank Mandiri. Menciptakan loyalitas nasabah
menjadi kunci utama bank-bank dalam menghadapi kompetisi dipasar
consumer banking tahun 2008.
Kotter mengatakan :
Budaya yang kuat sering dikatakan membantu kinerja bisnis
organisasi, karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar
biasa dalam diri para karyawan. Nilai-nilai dan perilaku yang dianut
bersama membuat orang merasa nyaman dalam bekerja dalam suatu
organisasi, rasa komitmen atau loyal selanjutnya dikatakan membuat
karyawan berusaha lebih keras. (John P Kotter, 2005)
Sebagaiman halnya perusahaan-perusahaan lain, PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk juga memiliki suatu budaya perusahaan yang pada dasarnya
digunakan untuk mendukung optimalisasi kinerja manajemen dan
operasional disetiap kantor cabang maupun pusat. Pengelolaan budaya
perusahaan yang mendukung kinerja operasional di seluruh cabang PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk saat ini dinilai kurang menghasilkan nilainilai competitive advantage yaitu dalam hal kinerja karyawan yang
menurut pengalaman penulis pada saat melakukan penelitian
masih
kurang dalam segi kualitas pekerjaan, sebagai contoh kurangnya motivasi
karyawan dalam bekerja.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa pokok
permaslahan dalam bisnis perbankan yaitu persaingan yang sangat ketat
8
antar bank local maupun bank asing. Selain itu, bank saat ini menjadi
penggerak dan pendorong perekonomian di Indonesia.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka yang menjadi
pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah :
1. Bagaimana gambaran budaya organisasi menurut karyawan pelaksana
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Falatehan?
2. Bagaimana gambaran kinerja karyawan menurut pimpinan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Falatehan.?
3. Adakah pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Falatehan.?.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menjelaskan mengenai gambaran budaya organisasi menurut
karyawan pelaksana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta
Falatehan.
2. Untuk menjelaskan mengenai gambaran kinerja karyawan menurut
penilaian dari pimpinan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang
Jakarta Falatehan.
3. Untuk menjelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Falatehan.
9
1.4
Batasan Penelitian
Dikarenakan keterbatasan waktu, penulis lebih memfokuskan
permasalahan, penelitian ini dibatasi hanya pada:
1. Faktor budaya integrasi pekerjaan adalah faktor yang memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Jakarta Falatehan
2. Karyawan pada level pelaksana
di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Jakarta Falatehan
1.5
Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi yang
bisa dimanfaatkan sebagai kepustakaan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis dan
menambah pengalaman untuk menerapkan ilmu yang selama ini
diperoleh pada perkuliahan.
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada manajemen
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Falatehan
mengatasi masalah kinerja karyawan.
dalam
10
4. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pembaca, khususnya
tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah budaya
perusahaan.
Download