Uji Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dan Senyawa 5-Fluorourasil Sebagai Ko-kemoterapi Kanker Kolon Secara In Silico dan In Vitro Combinational Effect of Ethyl Acetate Extract of Noni (Morinda citrifolia L.) and 5-Fluorouracil Compound as Co-chemoterapy Colon Cancer by In Silico and In Vitro Assay Nur Oktafiyani*, Rifki Febriansyah Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Barat, Taman Tirto, Kasihan, Bantul *Corresponding author, email : [email protected] ABSTRACT Colon cancer is one among the top 5 common cancers in men and women. The exact cause of colon cancer is still unknown, but the Cyclooxygenase 2 (COX-2) enzymes has a role this cancer formation. WiDr is one of the less sensitiveness cell for 5-FU treatment, as an antimetabolite class of chemotherapeutic agents. WiDr cell resistance is mediated by increasing thymidylate synthetase enzyme as the main target of 5-FU inhibition. So, we need a compound as a combination of chemotherapy to increase the sensitivity of WiDr cells to 5-FU. The purpose of this study is determining the effectiveness of the ethyl acetate extract of noni fruit (Morinda citrifolia L.) as co-chemotherapy colon cancer. The sample was used ethyl acetate extract of noni fruit. Parameters for this research were molecular docking, Thin Layer Chromatography (TLC), cytotoxic assay, and apoptotic assay. Molecular docking test were done using PDB ID:6COX as a target. TLC method used to identification of chemical compunds. Cytotoxic test were done by using MTT assay method against WiDr cells. Apoptotic assay done by used the best CI concentration of ethyl acetate extract of noni fruit and 5-FU compound. Molecular docking had ∆G -5,25 kkal/mol value from coumarin and 6COX. Rf value of coumarin with TLC method was 0,44. IC50 of ethyl acetate extract of noni fruit was 868,69 µg/ml and 5-FU IC50 was of 795,54 µg/ml. WiDr cells combination assay of ethyl acetate extract and 5-FU showed CI values 1,17 it means it had antagonist effects. Apoptotic test showed the combination of ethyl acetate extract of noni and 5-FU increased apoptotic of WiDr cell. Keywords: ethyl acetate extract of noni; WiDr; cytotoxic; apoptotic; cochemotherapy Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 1 PENDAHULUAN Penyakit kanker merupakan penyakit yang menjadi salah satu ancaman terhadap kesehatan manusia. Kanker adalah penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat di seluruh dunia. Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang kolon sampai ke dubur. Di dunia, kanker kolorektal memiliki tingkat insiden dan tingkat mortalitas yang tinggi baik pada pria maupun wanita. Menurut National Institute of Cancer1, pada tahun 2013 di Amerika terdapat 136.830 estimasi kasus baru dan 50.310 estimasi kematian karena kanker kolon. Berbagai cara pengobatan telah dilakukan untuk mengobati penyakit kanker kolon seperti kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Berbagai kendala, efek samping dan resistensi sel kanker yang ditimbulkan oleh berbagai pengobatan kanker memerlukan suatu terobosan pengobatan kanker dengan efektifitas tinggi dan efek samping yang minimal2. Pendekatan yang potensial dalam mengatasi adanya efek samping pada penggunaan kemoterapi adalah menggunakan agen kombinasi kemoterapi (kokemoterapi) pada terapi pasien kanker. Ko-kemoterapi yaitu metode yang memungkinkan penggunaan obat dosis rendah dengan aktivitas meningkat, sehingga toksisitas terhadap jaringan normal disekitarnya menurun. Salah satu agen yang potensial digunakan dalam kombinasi dengan agen kemoterapi adalah berbasis bahan alam3. Senyawa yang memiliki aktivitas sebagai kemopreventif digunakan untuk meningkatkan sensitivitas dan mengurangi efek samping4. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai agen kemopreventif kanker kolon adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.). Pada penelitian ini akan dilakukan uji docking molekuler, uji KLT, uji sitotoksik dan pengamatan apoptosis dari kombinasi ekstrak etil asetat buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan senyawa 5Fluorourasil (5-FU) terhadap sel kanker kolon WiDr. Uji dilakukan secara in vitro melalui uji sitotoksik dan uji apoptosis untuk mengetahui potensi antikanker dari kombinasi ekstrak etil asetat buah mengkudu dan senyawa 5-FU. Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan ekstrak etil asetat buah mengkudu dapat digunakan sebagai kokemoterapi dari bahan alam. BAHAN DAN METODE Buah mengkudu yang sudah berwarna kuning tetapi masih mengkal dipanen dari daerah Kotagede, Yogyakarta. 10 kg mengkudu yang sudah dipanen, dipilih berdasarkan kekerasan dan warna kemudian dicuci bersih. Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 2 Kemudian buah mengkudu dipotong tipis-tipis dan dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Simplisia yang sudah kering kemudian diserbuk dengan menggunakan mortir, stamper dan blender. Penyerbukan dilakukan untuk mempermudah penarikan zat aktif dari simplisia tetapi tidak terlalu halus agar pada saat penyaringan tidak terlalu banyak ampas yang tersaring. Serbuk halus yang didapat sebanyak 886,3 gram. Setelah didapatkan serbuk halus kemudian dilakukan maserasi. Dalam maserasi, pelarut yang digunakan adalah etil asetat, maserasi dilakukan selama 5 hari. Selama proses maserasi bejana digojog setiap hari. Setelah 5 hari dilakukan penyaringan. Sisa penyaringan diremaserasi selama 2 hari tanpa penggojogan. Maserat hasil penyaringan yang pertama disimpan dalam erlenmeyer dan dilapisi dengan kain hitam. Setelah 2 hari, dilakukan penyaringan hasil remaserasi. Hasil dari seluruh penyaringan kemudian dievaporasi agar didapatkan ekstrak kental. Didapatkan ekstrak kental sebanyak 16,6 gram. Uji docking molekuler. Uji Docking molekuler dilakukan dengan menggunakan aplikasi Autodock 4.2. Senyawa yang diuji adalah kumarin dengan pembanding 5-FU. Reseptor yang digunakan sebagai target docking adalah protein COX-2 (PDB ID : 6COX). Terlebih dahulu dilakukan preparasi senyawa menggunakan YASARA terhadap kompleks protein reseptor. Kemudian dilakukan pengaturan Grid box, pengaturan ini bertujuan untuk menentukan sisi aktif dari enzim dan memberikan ruang (spacing) terhadap ligan untuk berotasi. Dalam Autodock ligan pada awalnya diacak di luar protein, kemudian melakukan translasi, orientasi dan konformasi hingga sisi yang ideal ditemukan. Uji KLT. KLT dilakukan setelah ekstrak kental siap. Fase diam yang digunakan adalah Silica Gel 60 GF254, sedangkan fase gerak yang digunakan adalah heksan : etil asetat dengan perbandingan 93 : 7. Hal pertama yang dilakukan adalah penjenuhan bejana. Plat silica kemudian diberi totolan ekstrak dan dilakukan proses KLT. Setelah proses KLT selesai, dilakukan perhitungan nilai Rf. Uji sitotoksik ekstrak etil asetat buah mengkudu dan senyawa 5-FU. Dalam uji sitotoksik hal pertama yang dilakukan adalah persiapan media. Media kultur dibuat dengan cara mencampurkan larutan RPMI steril dengan FBS 10%, dan penisilin-streptomisin 1% secara aseptis di dalam LAF. Setelah media kultur disiapkan, kemudian menyiapkan sel kanker yang akan digunakan untuk uji sitotoksik. Sel diambil dari inkubator CO2 kemudian diamati terlebih dahulu, untuk dapat memanen sel Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 3 harus dipastikan terlebih dahulu bahwa sel telah 80% konfluen. Media tempat tumbuh sel kemudian dibuang dan sel dicuci dengan PBS, selanjutnya ditambahkan tripsinEDTA dan diinkubasi di dalam inkubator selama 3 menit. Setelah itu ditambahkan media ±5 ml dan diresuspensi untuk kemudian dimasukkan kedalam conical steril, dan dilakukan preparasi sampel. Preparasi sampel diawali dengan penimbangan sampel kurang lebih 5 mg dalam eppendorf dan ditambahkan 50 µl DMSO dan dilarutkan dengan vortex. Kemudian dibuat serikadar sampel dengan pengenceran stok dalam DMSO manggunakan media kultur. Setelah itu dilakukan perhitungan sel. Sel diambil dari inkubator CO2 kemudian media tempat tumbuh dibuang dan sel dicuci dengan PBS sebanyak 2 kali. Selanjutnya ditambahkan tripsin-EDTA 1x dan diinkubasi dalam inkubator selama 3 menit. Setelah itu ditambahkan 2-3 ml media dan diresuspensi kemudian dimasukkan ke dalam conical steril dan diresuspensi kembali dengan menambahkan 2-3 ml media kultur. Selanjutnya diambil 10 µl sel yang sudah dipanen dan dimasukkan ke dalam hemasitometer kemudian sel dihitung dibawah mikroskop. Untuk sel yang akan diberi perlakuan dilakukan transfer sejumlah sel yang diperlukan ke dalam conical yang lain dan ditambahkan media kultur. Uji sitotoksik dilakukan dengan mengambil sel dari inkubator CO2 kemudian sel dipindahkan ke dalam sumuran masing-masing 100µl. Selanjutnya dimasukkan 100 µl PBS ke dalam semua sumuran yang terisi sel kemudian dibuang. Selanjutnya seri konsentrasi dimasukkan ke dalam sumuran kemudian di inkubasi selama 24-48 jam. Setelah diinkubasi sel dikeluarkan dari inkubator dan media sel di buang dan di cuci dengan PBS 1x kemudian ditambahkan reagen MTT 100 µl ke dalam tiap sumuran termasuk kontrol media dan diinkubasi selama 2-4 jam sampai terbentuk formazan. Setelah terbentuk formazan ditambahkan stopper 100 µl SDS 10% dalam 0,1 N HCl. Selanjutnya plate dibungkus alumunium foil dan diinkubasi di tempat yang gelap pada suhu kamar selama satu malam. Hasil kemudian di baca dengan Elisa Reader dengan panjang gelombang 595 nm untuk mendapatkan data absorbansinya. Selanjutnya data absorbansi yang telah didapatkan diolah dengan Ms. Excell untuk mendapatkan regresi linear yang kemudian digunakan untuk menghitung persentase sel hidup dan analisis harga IC50 dan Combination Index (CI). Uji Apoptosis terhadap sel WiDr. Pengamatan apoptosis dilakukan dengan menggunakan metode Double staining. Sel diambil Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 4 dari inkubator CO2 kemudian dilakukan panen sel dan perhitungan sel. Selanjutnya membuat seri pengenceran suspensi sel sehingga didapatkan konsentrasi sel akhir 5x104 sel/1000 μl MK kemudian disiapkan 24 well plate dan cover slip. Selanjutnya 1000 μl suspensi sel dipindahkan ke atas cover slip yang telah dimasukkan ke dalam sumuran untuk kemudian diinkubasi dalam inkubator selama semalam. Kemudian dibuat satu konsentrasi sampel yaitu pada nilai CI terbaik untuk perlakuan dan satu kontrol sel, masing-masing sebanyak 1000 μl. Kemudian sel yang telah diinkubasi diambil dan buang semua MK secara hati-hati dan dicuci dengan PBS masing-masing 500 µl dan kemudian PBS dibuang perlahan. Selanjutnya sampel dengan konsentrasi tertentu dimasukkan sebanyak 1000 µl ke dalam sumuran, kemudian plate diinkubasi dalam inkubator selama 10 jam. Setelah inkubasi selesai plate dikeluarkan dari inkubator dan semua media dikeluarkan dari sumuran secara perlahan. Selanjutnya sel dicuci dalam sumuran dengan PBS masing-masing 500 µl kemudian PBS dibuang dengan hati-hati. Setelah PBS dibuang cover slip diambil menggunakan pinset dengan bantuan ujung jarum dengan hati-hati. Selanjutnya di atas object glass diletakkan cover slip dan diberi label. Selanjutnya sel ditetesi dengan reagen campuran etidium bromidaakridin oranye di atas cover slip dan digoyang perlahan untuk meratakan. Selanjutnya hasil diamati di bawah mikroskop flouresen. HASIL DAN DISKUSI Uji pendahuluan dilakukan secara in silico atau secara komputasi menggunakan uji docking molekuler Autodock 4.2. Dari uji docking molekuler didapat nilai binding energy antara senyawa kumarin dan protein target COX-2 sebesar -5,25 kkal/mol. COX-2 dipilih sebegai protein target karena karakteristik dari sel kanker WiDr adalah tingginya ekspresi COX-25. Hasil uji docking molekuler dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Docking Dan Potensi Ikatan Senyawa Uji Terhadap Enzim COX-2 No Senyawa Uji Nilai ∆G - 8,51 kkal/mol 1. Potensi Ikatan Asam Amino GLN 461, PRO 153, GLU 46, ASN 39, CYS 36, MET 48, CYS 47 Damnachantal Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 5 - 5,25 kkal/mol 2. MET 522 dan ALA 527 Kumarin - 5,07 kkal/mol 3. TYR 130, ALA 151, LEU 123, ILE 124, ASP 125, ARG 469, THR 149, THR 129 5-FU Dalam uji potensi ko-kemoterapi ini digunakan ekstrak etil asetat buah mengkudu dimana yang diduga memiliki aktivitas antikanker adalah senyawa kumarin. Ekstraksi buah mengkudu dilakukan menggunakan penyari etil asetat yang bersifat non polar untuk menarik senyawa kumarin yang juga bersifat non polar. Dari hasil uji pendahuluan analisis kandungan senyawa kimia pada ekstrak menggunakan metode KLT diketahui bahwa ekstrak mengandung senyawa kumarin yang ditunjukkan dari bercak yang menunjukkan adanya senyawa tersebut dengan niali Rf 0,44. Hasil pengamatan uji KLT dapat diamati pada gambar 1. 3 3 3 2 1 1 (a) 1 (b) (c) Gambar 1. Hasil Kromatogram Identifikasi Senyawa Kumarin seraca KLT. (a) UV 254 nm, (b) UV 366 nm dan (c) UV 366 nm sesudah disemprot KOH-etanolik Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 6 Selanjutnya untuk menguji potensi ekstrak etil asetat mengkudu dan senyawa 5-FU sebagai kokemoterapi kanker kolon dua uji in vitro yaitu uji sitotoksik menggunakan metode MTT assay dan uji induksi apoptosis menggunakan metode pengecatan etidium bromide-akridin oranye. Dari hasil perhitungan uji sitotoksik didapat 2 hasil yaitu nilai IC50 tunggal masing-masing senyawa dan nilai IC50 kombinasi yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai CI. Dari hasil perhitungan uji sitotoksik tunggal, diketahui bahwa ekstrak etil asetat buah mengkudu memiliki potensi cukup rendah dalam menghambat pertumbuhan sel kanker kolon WiDr ditunjukkan dari harga IC50 sebesar 868,69 µg/ml (Tabel 2). Suatu senyawa dinyatakan aktif dan memiliki potensi besar untuk dijadikan agen antikanker apabila nilai IC50-nya kurang dari 100 µg/ml. Senyawa 5-FU yang merupakan obat sitostatik golongan antimetabolit memiliki nilai IC50 sebesar 795,54 µg/ml (Tabel 3). Tabel 2. Persen Hidup Sel WiDr (IC50) Perlakuan Tunggal Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Kadar (µg/ml) 46,87 93,75 187,5 375 750 1500 Rata-rata Absorbansi 0,297 0,268 0,237 0,198 0,162 0,090 Viabilitas sel ± SD 119,263 ± 0,004 104,523 ± 0,012 89,112 ± 0,004 69,347 ± 0,003 51,424 ± 0,004 14,908 ± 0,003 Persamaan y = -0,0658 + 107,16 r = 0,962 IC50 = 868,69 µg/ml Tabel 3. Persen Hidup Sel WiDr (IC50) Perlakuan Tunggal Senyawa 5-FU Kadar (µg/ml) 15,62 31,25 62,5 125 250 500 Absorbansi Viabilitas sel ± SD 0,410 0,406 0,341 0,321 0,278 0,267 175,712 ± 0.028 173,869 ± 0.029 141,206 ± 0.019 130,988 ± 0.036 109,548 ± 0.019 104,020 ±0.018 Uji sitotoksik kombinasi ekstrak etil asetat buah mengkudu dan senyawa 5-FU mempunyai efek antagonis karena mempunyai nilai CI Persamaan y = -0,1413x + 162,41 r = 0.852 IC50 = 795,54 µg/ml > 1,1 (Tabel 4). Dimana nilai CI terbaik adalah kombinasi ekstrak etil asetat buah Mengkudu dengan konsentrasi 260 µg/ml dan Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 7 konsentrasi senyawa 5-FU sebesar 50 µg/ml. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan konsentrasi kombinasi memberikan efek antagonis sebagai kokemoterapi pada sel kanker kolon WiDr. Tabel 4. Tabel Nilai CI Perlakuan Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Mengkudu dan Senyawa 5-FU Konsentrasi ekstrak (µg/ml) 130 260 390 520 Konsentrasi Senyawa 5-FU (µg/ml) 50 100 150 200 1.54 1.77 1.57 1.58 1.17 1.50 2.44 1.80 1.18 1.61 1.90 2.06 1.32 2.33 3.94 4.86 Pengamatan kematian sel dapat dilihat dari hasil uji induksi apoptosis. Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram yang tidak menyebabkan terjadinya inflamasi dan luka pada jaringan. Uji induksi apoptosis kombinasi ekstrak etil asetat buah mengkudu dan senyawa 5-FU terhadap sel WiDr dilakukan dengan penambahan etidium bromida-akridin oranye (double staining). Konsentrasi yang digunakan pada uji apoptosis dilihat dari nilai CI terbaik dari uji (a) sitotoksik kombinasi ekstrak etil asetat mengkudu dan senyawa 5-FU. Nilai CI terbaik dipilih untuk perlakuan induksi apoptosis ini, konsentrasi ekstrak etil asetat mengkudu yang digunakan 260 µg/ml dan konsentrasi senyawa 5-FU sebesar 50 µg/ml. Hasil perlakuan induksi apoptosis ini menunjukkan bahwa kombinasi kedua senyawa terbukti dapat meningkatkan induksi apoptosis sel kanker kolon WiDr. Gambar 2 merupakan foto dari uji induksi apoptosis terhadap sel WiDr. (b) Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 8 (c) (d) Gambar 2. Efek Apoptosis Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu dan Senyawa 5-FU Terhadap Sel WiDr. (a) Kontrol Sel, (b) Konsentrasi Ekstrak 260 µg/ml, (c) Konsentrasi 5-FU 50 µg/ml, dan (d) Kombinasi Kedua Sampel; Sel Hidup ( ); Sel Mati ( ) Multidrug resistance (MDR) dan efek samping yang ditimbulkan agen kemoterapi dapat dicegah dengan metode kombinasi kemoterapi atau ko-kemoterapi yang merupakan pengembangan strategi dalam pengobatan kanker. Kokemoterapi dapat dilakukan dengan kombinasi senyawa sitostatika dan senyawa baru dari tanaman. Kombinasi ini dapat meningkatkan respon sel kanker terhadap senyawa antikanker namun tidak menimbulkan resistensi. Resistensi sel kanker WiDr terhadap agen kemoterapi 5-FU diketahui berhubungan dengan enzim timidilat sintetase dan protein p53 pada DNA. Mekanisme agen sitotoksik 5-FU terhadap kanker kolon adalah sebagai anti metabolit yang menghambat timidilat sintetase. Peningkatan ekspresi enzim timidilat sintetase menjadi salah satu penyebab resistensi sel WiDr terhadap 5-FU6. Enzim timidilat sintetase bertanggung jawab untuk mengubah deoksiuridilat menjadi asam timidilat. 5-FU mengganggu sintesis DNA dengan menurunkan availabilitas asam timidilat. Mekanisme lain resistensi sel WiDr terhadap 5-FU adalah terjadi mutasi p53 G pada posisi 273 sehingga terjadi perubahan residu arginin menjadi histidin7. Tumor sel yang memiliki mutasi pada p53 akan mengalami penurunan respon terhadap proses apoptosis sel. Resistensi sel kanker ini akan menghambat kerusakan DNA dan mekanisme apoptosis yang merupakan target agen kemoterapi8. Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) menjadi salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam ko-kemoterapi. Salah satu senyawa yang terkandungan dalam buah mengkudu adalah senyawa kumarin, senyawa ini diketahui Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 9 mempunyai efek kemopreventif. Kumarin merupakan senyawa polifenol yang memiliki mekanisme spesifik untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan senyawa kumarin terdahap COX-2 secara molecular docking. COX-2 dipilih sebagai enzim target dalam uji docking molekuler karena menurut Palozza, et al9, kanker kolon memiliki karakteristik ekspresi COX-2 yang tinggi, sehingga jika suatu senyawa dapat menghambat ekspresi dari enzim COX-2 maka senyawa tersebut berpotensi sebagai agen kemopreventif. Kumarin dapat menjadi agen kemopreventif dengan penghambatan invasi sel kanker melalui mekanisme inhibisi COX-2 secara tidak langsung dan sebagai anti angiogenesis. Adanya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan DNA yang memacu produksi dari COX-2. Hasil docking menggunakan Autodock 4.0 dapat melihat potensi ikatan kumarin pada enzim COX-2, yaitu metionin dan mlanin. Metionin merupakan suatu asam amino yang berperan penting dalam sintesis protein, dalam proses transkripsi dan penerjemah basa nitrogen di DNA sebelum membentuk RNA. Alanin merupakan asam amino non-esensial yang berperan dalam proses pengenalan substrat, khususnya dalam interaksi dengan atom nonreaktif (karbon). 5-FU memiliki beberapa kemungkinan ikatan dengan COX-2 antara lain, tirosin, alanin, leusin, isoleusin, asam aspartat, arginin, treonina. Ikatan senyawa antikanker dan asam amino merupakan suatu mekanisme penghambatan metabolisme sel 10 kanker . Dilihat dari hasil docking yang telah dilakukan, kumarin dan 5FU masih mempunyai efek yang lebih rendah dibandingkan dengan damnachantal. Hal ini dapat dilihat dari residu asam amino yang berikatan dengan damnachantal lebih banyak jika dibandingkan dengan residu asam amino yang berikatan dengan kumarin. Efek toksik masing-masing senyawa diketahui melalui uji sitotoksik. Ekstrak etil asetat buah mengkudu mempunyai nilai IC50 sebesar 868,69 µg/ml. Rendahnya nilai IC50 ekstrak etil asetat mengkudu dikarenakan banyaknya senyawa yang tersari dalam ekstrak, dengan penyari yang bersifat non polar maka senyawa-senyawa non polar yang terkandung dalam buah mengkudu akan ikut tersari. Senyawa non polar lain yang terkandung dalam buah mengkudu seperti Scopoletin dan Seronin yang merupakan golongan alkaloid11. Menurut Wang, et al12, mengkudu memberikan efek selektif dalam menghambat COX-2, aktivitas COX-2 yang berlebih diketahui berperan dalam promosi tumor dan proses karsinogenesis pada kanker payudara, kanker kolon dan kanker Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 10 paru-paru. Ekspresi berlebih COX-2 pada sel kanker diketahui berkaitan dengan aktivasi NF-κB yang sangat berkontribusi dalam proses inflamasi sel13. Aktivasi NF-κB berkaitan erat dengan terjadinya kemoresistensi pada sel kanker14. Pada inflamasi yang terjadi, NF-κB mempengaruhi ekspresi dari produk gen proinflamasi seperti TNF-α, IL-1, IL-6, IL-8, IL-18, IL-17, kemokin, MMP9, VEGF, COX-2 dan 5-LOX15. NF-κB menjadi faktor transkripsi yang mengatur ekspresi gen yang dapat menekan kematian sel ganas, merangsang proliferasi sel ganas, metastasis sel ganas dan angiogenesis. Penghambatan NF-κB terbukti dapat menekan tumorigenesis dan metastasis serta menurunkan ekspresi vascular endothelial growth factor (VEGF) pada beberapa sel kanker16. COX-2 dapat menyebabkan kanker kolon dengan beberapa mekanisme yaitu dengan menghambat apoptosis, menekan sistem imun, mencetuskan terjadinya angiogenesis, dan meningkatkan invasif sel malignan17. Penghambatan COX-2 oleh kumarin didasarkan pada mekanisme peredaman radikal bebas. Radikal bebas akan menyebabkan terjadinya inflamasi pada DNA dan akan meningkatkan produksi COX-218,19. Dengan adanya penghambatan radikal bebas oleh kumarin, maka COX-2 tidak akan teraktivasi. Untuk mengetahui mekanisme suatu senyawa sebagai agen kokemoterapi dapat dilakukan uji induksi apoptosis. Apoptosis merupakan suatu mekanisme kematian sel terprogram (programmed cell death) yang melalui serangkaian perubahan sebagai hasil dari adanya rangsangan fisiologis atau patologis. Apoptosis sel mempunyai ciri-ciri pengerutan sel, penonjolan membran (membrane blebbing), kondensasi kromatin dan fragmentasi inti sel. Proses apoptosis sel WiDr diketahui melalui jalur independent p5320. p53 mempunyai fungsi utama dalam menghentikan siklus sel sebagai respon terhadap kerusakan DNA sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki kerusakan sebelum proses replikasi selanjutnya. Pada sel WiDr yang resisten terhadap 5-FU, terjadi mutasi pada protein p53, sehingga tidak terjadi proses apoptosis. Hasil yang didapat dari uji induksi apoptosis kombinasi ekstrak etil asetat buah mengkudu dan senyawa 5-FU menunjukkan adanya peningkatan induksi apoptosis, hal ini dapat dilihat pada gambar 2. Terjadinya peningkatan induksi apoptosis terlihat dari banyaknya sel yang berwarna oranye, yang menunjukkan bahwa sel mengalami apoptosis. Menurut Ren, et al21, kumarin memiliki mekanisme induksi apoptosis melalui jalur ikatan dengan mengaktifkan TNF-αR dan juga melalui penghambatan aktivitas Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 11 DNA topoisomerase I/II, modulasi signaling pathways, pelepasan sitokrom C dengan aktivasi caspase 3 dan -9, dimana terjadi penurunan ekspresi gen Rb dan Bcl-2, serta peningkatan ekspresi gen p53. Hal ini berhubungan dengan adanya resistensi sel WiDr terhadap 5-FU yang disebabkan oleh adanya mutasi pada p53, sehingga dapat diketahui bahwa kumarin dapat meningkatkan sensitivitas sel WiDr terhadap 5-FU. Konsentrasi yang memberikan efek adalah dosis ekstrak etil asetat mengkudu 260 µg/ml dan dosis 5-FU 50 µg/ml. Hal ini sesuai dengan uji sitotoksik kombinasi dimana dosis rendah dari kedua senyawa memberikan efek yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan senyawa tunggal maupun dengan dosis yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian ini, senyawa kumarin pada ekstrak etil asetat buah mengkudu memiliki potensi sebagai kombinasi kemoterapi bersama 5-FU pada pasien kanker kolon. Uji in silico menggunakan docking molekuler, menunjukkan potensi ikatan yang cukup baik antara kumarin dengan COX-2. Uji KLT menunjukkan hasil bahwa senyawa kumarin terdapat pada ekstrak etil asetat buah mengkudu. Uji sitotoksik senyawa tunggal, baik untuk ekstrak etil asetat mengkudu maupun 5-FU menunjukkan hasil nilai IC50 yang tinggi. Uji sitotoksik kombinasi kedua senyawa terhadap sel WiDr menunjukkan efek antagonis. Apoptosis sel WiDr terinduksi oleh kombinasi senyawa kumarin dan 5FU perlakuan dosis rendah. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya. Penelitian mengenai efektivitas mengkudu sebagai ko-kemoterapi kanker kolon dapat dikembangkan dengan melakukan fraksinasi ekstrak untuk mendapatkan senyawa yang lebih spesifik. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai mekanisme secara molekuler buah mengkudu sebagai agen kombinasi kemoterapi. KESIMPULAN Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ekstrak etil asetat buah mengkudu mengadung senyawa Kumarin. 2. Senyawa Kumarin dan enzim COX-2 mempunyai potensi ikatan dengan nilai ∆G -5,25 kkal/mol. 3. Ekstrak etil asetat buah mengkudu memiliki aktivitas sitotoksik lemah sebesar 868,69 µg/ml. Senyawa 5-fluorourasil memiliki aktivitas sitotoksik sebesar 795,54 µg/ml. 4. Kombinasi kemoterapi ekstrak etil asetat buah mengkudu dan senyawa 5-fluorourasil memiliki efek antagonis terhadap sel WiDr dengan rentang nilai CI 1,17 – 4,86. Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 12 5. Perlakuan induksi apoptosis secara tunggal dan kombinasi menujukkan peningkatan apoptosis pada perlakuan dosis rendah. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. National Cancer Institute, 2014. Common cancer types. Available from: http://www.cancer.gov/cancerto pics/commoncancers. Diakses pada 17 Mei 2014. Zuhud, Evrizal. A.M. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka. Hal. 114. Tyagi, A. K., Agarwal, C., Chan, D. C. F., and Agarwal R. 2004. Synergistic anticancer effects of silibinin with conventional cytotoxic agents doxorubicin, cisplatin dan carboplatin against human breast carcinoma MCF-7 dan MDA-MB468 cells. Oncol Rep. 11(2):493-9. Rosmarilin H. Anti-cancer activity of local alpinia galangal L (SW) rhizome extracts on cancer cell line of human and mice transplanted with primary tumor cell. USU reporitary 2006. Available from: http://library.usu.ac.id/download/ fp/D0300608.pdf Diakses pada 25 Mei 2014. Palozza, P., Serini, S., Maggiano, N., Giuseppe, T., Navarra, P. and Ranelletti, F.O. 2005. -Carotene Downregulates the Steady-State and Heregulin-a-Induced COX-2 Pathways in Colon Cancer Cells. J.Nutr. 135:129-136. 6. Sigmond, J., Backus, H.H., Wouters, D., Temmink, O.H., Jansen, G. and Peters, G.J., 2003, Induction of Resistance to the Multitargeted Antifolate Pemetrexed (ALIMTA) in WiDr Human Colon Cancer Cells is Associated with Thymidilate Synthase Overexpression, Biochem. Pharmacol. 7. Noguchi, P., Wallace, R., Johnson, J., Early, E.M., O’Brien, S. and Ferrone, S., 1979, Characterization of the WiDr: a Human Colon Carcinoma Cell Line, In Vitro, 15(6):401-408. 8. Nurulita, N. A, Edy. M, Sugiyanto, Eishou. M, Masashi. K. 2011. The Ethyl Acetate Fraction of Gynura Procumbens Sensitizes WiDr Colon Cancer Cell Against 5-fluorouracil but Shows Antagonism With Cisplatin. International Journal of Phytomedicine., 3(2011) 392405. 9. Palozza, P., Serini, S., Maggiano, N., Giuseppe, T., Navarra, P. and Ranelletti, F.O. 2005. -Carotene Downregulates the Steady-State and Heregulin-a-Induced COX-2 Pathways in Colon Cancer Cells. J.Nutr. 135:129-136. 10. Siswandono dan Soekardjo, B., (2000). Kimia Medisinal. Edisi 2. Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 13 Surabaya: Airlangga University Press. hal. 291.303 11. Bangun, A.P., B. Sarwono. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro Media. Jakarta. 12. Wang, M.Y., B.J. Brest, C.J. Jensen, D. Nowicki,C. Su, A.K. Palu, and G. Andersen. 2002. Morinda citrifolia (noni): A literature review and recent advances in noni research. Acta Pharmacol. Sin. 23(12): 1.127−1.141. 13. Wang SS, Purdue MP, Cerhan JR, Zheng T, Menashe I, Armstrong BK. 2009. Common Gene Variants in the Tumor Necrosis Factor (TNF) and TNF Receptor Superfamilies and NFkB Transcription Factors and Non-Hodgin Lymphoma. PLoS ONE 4(4): e5360. doi: 10.1371/journal.pone.0005360 14. Singh S, Khar A. 2006. Biological effects of curcumin and its role in Soudamini NK, Kuttan R (1989). Inhibition of chemical carcinogenesis by curcumin. J. Ethnopharmacol. 27:227-233. 15. Lin, WW., Karin, M. 2007. A Cytokine-Mediated Lik Between Innate Immunity, Inflamasi, and Cancer. Departement of Pharmacology, Collage of Medicine, National Taiwan University, Taipe, Republic of China: 1175-1183 16. Huang K, Andersson C, Roomans GM, Ito N, Claesson- Welsh L 2001. Signaling Properties of VEGF Receptor-1 and -2 homo- and Heterodimers. Int J Biochem Cell Biol 33: 315– 324 17. Agarwal, M. K., M. L. Agarwal. 2004. Tocotrienol-rich fraction of palm oil activates p53, modulates Bax/Bcl2 ratio and induces apoptosis independent of cell cycle association. Cell Cycle 3(2): 205-211. 18. Wiseman, H., Halliwell, B. 1996. Demage to DNA by Reactivity Oxygen and Nitrogen Species : Role in the Inflamatory Disease and Progression to Cancer. Biochem Journal : 125. 19. Rao, C, V., Indranie, C., Simi, B., T, Manning, P, T., Connor, J., R Reddy, B. S. 2002. Chemopreventive Properties of Selective Inducible Nitric Oxyde Synthase Inhibitor in Colon Carcinogenesis, Administered Alone or in Combination with Celecoxib, a Selective Cyclooxigense-2 Inhibitor. American Association for Cancer Research Journal : 165-170. 20. Liu, H.C., Chen, G.G., Vlantis, A.C., Leung, B.C.S., Tong, M.C.E. and van Hasselt, C.A., 2006, 5-Fluorouracil Mediates Apoptosis and G1/S Arrest in Laryngeal Squamous Cell Carcinoma via a p53Independent Pathway, The Cancer Journal, 12(6):482-493. Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 14 21. Ren, W., Qiao, Z., Wang, H., Zhu, L. and Zhang, L. 2003. Flavonoids: Promising Anticancer Agents. Medical Research Reviews. 23(4):519534. Nur Oktafiyani – 2011 035 0063 || FARMASI FKIK UMY 15