BAB VII Analisa Potensi Perekonomian Lokal

advertisement
102
VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI
WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN
Adanya otonomi daerah menuntut setiap daerah untuk dapat melaksanakan
pembangunan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki daerahnya. Dengan
demikian, setiap daerah harus benar-benar mengetahui potensi ekonomi yang
dimiliki agar pembangunan ekonomi daerah tersebut berjalan dengan optimal.
Dalam kajian ini akan dianalisis potensi ekonomi yang terdapat di Kabupaten
Cianjur. Potensi ekonomi suatu daerah secara relatif dapat diketahui dengan
analisis Location Quotient (LQ). Pada umumnya analisis ini digunakan untuk
melihat keunggulan sektoral dari sutau daerah dibandingkan dengan daerah
lainnya. Besaran nilai LQ tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk
melihat sektor-sektor ekonomi yang potensial pada suatu kecamatan di wilayah
Cianjur Selatan dibandingkan dengan keadaan secara rata-rata pada tingkat
Kabupaten Cianjur.
Besaran nilai LQ di Cianjur Selatan dapat diketahui dengan menggunakan
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Cianjur tahun 20072011. Produk Domestik Regional Bruto disajikan dalam sembilan sektor. Semua
sektor tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok sektor primer,
sektor sekunder, dan sektor tersier.
Sektor primer adalah sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan
hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti sektor pertanian dan
pertambangan. Sektor sekunder yaitu sektor yang mengolah bahan baku baik yang
berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri menjadi barang lain
yang lebih tinggi nilainya. Sektor yang termasuk ke dalam sektor sekunder adalah
sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air minum juga sektor bangunan.
Sementara sektor tersier atau yang lebih dikenal sektor jasa-jasa adalah sektorsektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa
misalnya sektor perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa.
103
7.1
Perkembangan dan Struktur Ekonomi Wilayah Pembangunan Cianjur
Selatan Kabupaten Cianjur
Secara umum, perkembangan pembangunan ekonomi di Kabupaten Cianjur
didominasi oleh wilayah Cianjur Utara. Wilayah Cianjur Utara memberikan
kontribusi terbesar dalam PDRB. Untuk wilayah Cianjur Selatan, kontribusi
terhadap PDRB anya berkisar antara 13 – 14 persen. Disamping itu, kontribusi
PDRB wilayah Cianjur Selatan terhadap PDRB Kabupaten Cianjur cenderung
tetap dari tahun ke tahun.
Tabel 7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Wilayah Pembangunan
Kabupaten Cianjur Tahun 2008-2011
Wilbang
2008
2009
2010
2011
PDRB
Kontri
PDRB
Kontri
PDRB
Kontri
PDRB
Kontri
(Juta)
busi
(Juta)
busi
(Juta)
busi
(Juta)
busi
(%)
(%)
(%)
(%)
Utara
4739548
62.03
4934905
62.15
5132619
61.83
5369476
61.76
Tengah
1826161
23.90
1902524
23.96
1979808
23.85
2072392
23.83
Selatan
1059151
13.86
1103557
13.89
1148499
13.83
1202338
13.83
Cianjur
7639661
7940199
8299884
8693509
Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur, diolah
Gambar 7.1. menunjukkan struktur ekonomi wilayah Cianjur Selatan pada
Tahun 2010. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan
masing-masing sektor terhadap perekonomian secara keseluruhan. Semakin besar
persentase suatu sektor terhadap pembentukan PDRB maka akan semakin besar
pula pengaruh sektor tersebut di alam perkembangan ekonomi daerah. Secara
umum struktur ekonomi Cianjur Selatan masih didominasi oleh sektor primer
yaitu sektor pertanian sebesar 79.86 persen dan sektor perdagangan 6 persen.
Sedangkan sektor-sektor sekunder dan tersier memberikan kontribusi yang relatif
kecil terhadap PDRB Cianjur Selatan.
104
Pertanian
2% 1%
5%
Pertambangan dan
Penggalian
6%
0%
0%
Indistri Pengolahan
3%
3%
Listrik, Gas&Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan
Angkutan&Komunikasi
80%
Lembaga
Keuangan&Persewaan
Jasa-jasa
Gambar 7.1. Struktur Ekonomi Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan Tahun
2010
Tabel 7.2. menunjukkan PDRB Kabupaten Cianjur per kapita per wilayah
pembangunan. Pendapatan per kapita di Kabupaten Cianjur menunjukkan rata-rata
pendapatan yang diterima oleh penduduk selama satu tahun. Pendapatan per
kapita tersebut adalah rasio antara nilai PDRB berlaku terhadap penduduk
pertengahan tahun. Pada tahun 2011, PDRB tertinggi adalah wilayah Cianjur
Utara sebesar 4.01 juta rupiah. Wilayah Cianjur Tengah menempati urutan PDRB
per kapita terendah yaitu 3.36 juta rupiah. Untuk Cianjur Selatan, nilai PDRB per
kapita pada tahun 2011 adalah 3.54 juta rupiah. Setiap tahun, wilayah
pembangunan Cianjur Tengah dan Selatan selalu memiliki PDRB per kapita
dibawah PDRB per kapita Kabupaten Cianjur.
105
Tabel 7.2. PDRB per Kapita Wilayah Pembangunan Kabupaten Cianjur Tahun
2008-2011
Wilayah
2008
2009
2010
2011
Utara
3.780087
3.915755
4.052486
4.012047
Tengah
3.166439
3.281965
3.398386
3.366459
Selatan
3.324632
3.446294
3.568895
3.535749
Kab.Cianjur
3.481032
3.576671
3.777188
3.912944
Pembangunan
Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur, 2012
7.2 Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Cianjur
Kemampuan suatu daerah dapat dilihat dari pendapatan yang mampu
dihasilkan oleh daerah tersebut. Kondisi ini juga penting diperhatikan untuk
mempertimbangkan kemampuan suatu daerah dalam melaksanakan pembangunan
daerahnya sendiri. Pendapatan daerah dapat diartikan semua penerimaan kas
daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah.
Komposisi pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Sedangkan belanja daerah
merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu
yang menjadi beban daerah. Komposisi belanja daerah terdiri dari belanja aparatur
daerah; belanja pelayanan publik; belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; serta
belanja tidak disangka. Pertumbuhan APDB Kabupaten Cianjur tahun 2009-2010
dapat dilihat pada Tabel 7.2.
106
Tabel 7.2. Pertumbuhan APBD Kabupaten Cianjur Tahun 2009-2010
No.
Uraian
Tahun
2006
2007
2008
Rata-rata
2009
2010
Pertumbuhan
(%)
867381
1036593
1199235
1323090
1477095
14.29
PAD
60171
69276
77803
93627
114303
17.47
Dana
781716
900121
1000783
1041234
1085428
8.65
25494
67196
120649
188229
277364
86.62
Belanja
1223256
1238530
1433276
8.49
Belanja
586400
681371
753576
13.40
Surplus/Defisit
636856
557159
679700
4.74
III
Pembiayaan
-24021
84560
43819
-2.50
3.1
Penerimaan
148
62030
25424
208.77
4821
119224
49804
11.57
I
Pendapatan
1.1
1.2
Perimbangan
1.3
Lain-lain
Pendapatan
yang Sah
II
Aparatur Daerah
Daerah
3.2
Pengeluaran
Daerah
Sumber : APBD Kabupaten Cianjur tahun 2006-2011, diolah
Berdasarkan Tabel 7.2, realisasi pendapatan Kabupaten Cianjur tahun 2010
mengalami peningkatan sebesar 11,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah dari tahun 2006-2010
sebesar 14,29 persen. Kenaikan terbesar dari peningkatan pendapatan ini
diperoleh dari kenaikan lain-lain pendapatan yang sah yaitu sebesar 47,35 persen
pada tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga jika dilihat dari
rata-rata pertumbuhan tahun 2009-2010, yaitu rata-rata pertumbuhan lain-lain
pendapatan yang sah sebesar 86,62 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
dominasi dana dari pemerintah pusat sangat besar dibandingkan PAD Kabupaten
Cianjur. Rendahnya PAD salah satunya disebabkan oleh potensi yang tidak
diperhitungkan dalam perencanaan APBD sebelumnya.
107
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat terkait dengan potensi yang ada di
daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur yang tinggi merupakan potensi
yang sangat menguntungkan bagi pemerintah daerah untuk kenaikan PAD. Usaha
meningkatkan PAD Kabupaten Cianjur dapat dilihat dari perbandingan nilai PAD
dengan PDRB seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 7.3. Berdasarkan tabel tersebut
terlihat bahwa persentase PAD terhadap PDRB cenderung mengalami
peningkatan. Tahun 2011 rasio PAD terhadap PDRB Kabupaten Cianjur sebesar
1,59 persen.
Tabel 7.3. Perbandingan PDRB dan PAD di Kabupaten Cianjur tahun 2006-2011
Tahun
Rasio PAD
PAD
PDRB
terhadap PDRB
(%)
2006
60171
7048228
0.85
2007
69276
7342965
0.94
2008
77803
7639661
1.02
2009
93627
7940199
1.18
2010
114303
8299883
1.38
2011
138338
8693509
1.59
Sumber : APBD Kabupaten Cianjur tahun 2006-2011, diolah
7.3
Potensi Sektor Ekonomi Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan
Kabupaten Cianjur
Sektor perekonomian di suatu wilayah dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis menghasilkan
barang dan jasa untuk pasar domestik daerah itu sendiri maupun pasar luar
daerahnya. Sedangkan sektor non basis adalah sektor dengan kegiatan ekonomi
yang hanya melayani pasar daerahnya sendiri. Kelebihan dan kekurangan yang
terjadi dalam proses pemenuhan tersebut akan menyebabkan mekanisme ekspor
dan impor antar wilayah.
108
Untuk mengetahui potensi ekonomi yang merupakan sektor basis dan non
basis digunakan metode LQ. Sektor yang memiliki nilai LQ>1 disebut sebagai
sektor basis yaitu suatu sektor yang keberadaannya pada suatu wilayah tertentu
berhubungan langsung dengan permintaan dari luar. Bila besaran LQ<1 disebut
sebagai sektor non basis yaitu sektor yang hanya melayani kebutuhan lokal.
Dengan berkembangnya sektor basis diharapkan dapat membantu percepatan
pembangunan ekonomi lokal di suatu wilayah.
Berdasarkan hasil perhitungan LQ di wilayah Pembangunan Cianjur Selatan,
maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 sampai dengan 2011 terdapat empat
sektor unggulan. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan;
perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor-sektor basis ini berpotensi untuk
mengekspor komoditi yang dihasilkan ke luar wilayah. Sedangkan sektor lain
yang memiliki LQ kurang dari satu merupakan sektor non basis sehingga hanya
mampu menghasilan komoditi untuk dipasarkan secara lokal untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya.
Tabel 7.3. Nilai Location Quotient (LQ) Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan
dan Peranan PDRB sektoral Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan
terhadap Kabupten Cianjur Tahun 2007-2010.
Lapangan
Kontribusi PDRB (%)
Usaha
LQ
2008
2009
2010
2011
2008
2009
2010
2011
Kehutanan, dan Perikanan
43.79
44.47
43.51
42.16
1.79
1.79
1.79
1.84
2
Pertambangan&Penggalian
0.13
0.12
0.12
0.12
1.09
1.11
1.21
1.18
3
Industri Pengolahan
2.83
2.78
2.82
2.93
1.12
1.13
1.15
1.11
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
0.79
0.79
0.82
0.85
0.08
0.07
0.07
0.07
5
Perdagangan,
3.22
3.14
3.24
3.35
1.16
1.17
1.19
1.18
26.42
26.30
26.96
27.72
0.24
0.24
0.24
0.24
Perusahaan
7.53
7.50
7.38
7.57
0.20
0.21
0.22
0.22
Jasa-jasa
5.32
5.06
5.21
5.15
0.26
0.27
0.28
0.29
13.86
13.90
13.84
13.83
1
Pertanian,
Peternakan,
Hotel,
dan
Restoran
6
Pengangkutan
dan
Komunikasi
7
8
Keuangan,
Persewaan&Jasa
Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur (diolah)
109
Besarnya koefisien LQ dari sektor-sektor perekonomian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 7.3. Sektor pertanian dan sektor perdagangan menjadi sektor
basis sesuai dengan peran sektor sektor ptersebut dalam dominasi pembentukan
PDRB wilayah Cianjur Selatan. Kontribusi sektor pertanian Cianjur Selatan
terhadap PDRB Cianjur selatan pada tahun 2011 adalah 42.16 persen sedangkan
kontribusinya terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Cianjur adalah 25.39
persen. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki kontibusi
3.35 persen terhadap PDRB Cianjur Selatan dan 3.36 persen terhadap PDRB
sektor perdagangan, hotel, dan restoran Kabupaten Cianjur.
Sektor-sektor yang tidak termasuk ke dalam sektor basis, yaitu sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor pengangkutan dan
komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Sektor pengangkutan dan komunikasi tidak
termasuk ke dalam sektor basis meskipun sektor pengangkutan dan komunikasi
merupakan sektor penyumbang kedua terbesar dalam PDRB Cianjur Selatan yaitu
sebesar 27.72 persen pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena besarnya persentase
sektor pengangkutan dan komunikasi di Wilayah Pembangunan Cianjur Tengah
dan Cianjur Utara dalam pembentukan PDRB Kabupaten Cianjur. Nilai PDRB
dari sektor pengangkutan dan komunikasi di Wilayah Pembangunan Cianjur
Selatan pada tahun 2011 hanya berjumlah 2.98 persen dari PDRB sektor
pengangkutan dan komunikasi di Kabupaten Cianjur dan 0.2 persen dari PDRB
Kabupaten Cianjur. Relatif kecilnya presentase industri angkutan dan komunikasi
di wilayah Cianjur Selatan ini di dalam pembentukan PDRB Kabupaten Cianjur
menyebbkan sektor ini enjadi sektor bukan basis di Cianjur Selatan.
Sektor pertanian merupakan sektor sektor yang memiliki nilai LQ terbesar
jika dibandingkan dengan nilai LQ sektor lainnya di Wilayah Pembangunan
Cianjur Selatan. Nilai LQ sektor pertanian adalah sebesar 1.84 menunjukkan
bahwa derajat spesialisai Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan dalam
kontribusinya terhadap pendapatan sektor pertanian di Kabupaten Cianjur adalah
sebesar 1.84 kali lebih besar. Nilai LQ tersebut juga menunjukkan bahwa Cianjur
Selatan sangat surplus dalam sektor pertanian sehingga memungkinkan untuk
mengekspor produk-produk pertanian ke daerah lain.
110
Berikutnya, sektor yang memiliki potensi pengembangan selain sektor
pertanian adalah sektor pertambangan dan penggalian. Nilai LQ sektor
pertambangan dan penggalian adalah sebesar 1.18. Artinya, derajat spesialisasi
wilayah Pembangunan Cianjur Selatan 1.18 kali lebih besar dalam kontribusinya
terhadap pendapatan sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Cianjur.
Sektor lain yang memiliki prospek pengembangan disamping sektor
pertambangan dan sektor pertanian adalah sektor perdagangan, hotel, dan
restoran. Nilai LQ pada tahun 2011 untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran
adalah sebesar 1.18. Dengan pengembangan sektor-sektor tersebut diharapkan
dapat mendorong perekonomian lokal wilayah Cianjur Selatan dan Kabupaten
Cianjur. Pembangunan ekonomi lokal dapat dilakukan melalui pengembangan
kegiatan basis ekonomi yang melibatkan pengembangan faktor endogen melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam lokal untuk membentuk
lapangan pekerjaan baru yang mampu menstimulasi aktivitas perekonomian lokal.
Download