Analisis keadilan dan kepastian hukum pajak

advertisement
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)
Analisis keadilan dan kepastian hukum pajak hiburan
Iwan Setiawandi
Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=72098&lokasi=06
-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak
Dalam teori Neo-Klasik dikatakan bahwa competitiveness, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kemampuan produsen dalam penentuan harga, ditentukan oleh struktur pasar dan jumlah pemain (number of
firms) dalam industri. Pendekatan teori contestable market merupakan sebuah alternatif terhadap teori neoklasikal. Baumol (1982) mendefinisikan contestable market sebagai sebuah pasar dimana tidak terdapat
barriers to entry dan untuk keluar dari sebuah pasar costless. Sejak Deregulasi Penerbangan tahun 1999,
terjadi perubahan struktur pasar jasa industri penerbangan. Bertambahnya jumlah maskapai penerbangan
tersebut telah membuat harga (airfare) menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Hal ini sepertinya sejalan
dengan teori ekonomi industri yang mendukung persaingan. Adam Smith menyatakan bahwa absennya
persaingan yang ketat akan meningkatkan harga dan ketidakefisienan perusahaan.Sebelum deregulasi tahun
1999, industri penerbangan jauh dari persaingan ketat, hal ini tercermin dari jumlah maskapai penerbangan
yang belum banyak. Akibatnya harga tiket pesawat terbang begitu tinggi, sehingga konsumen pengguna jasa
penerbangan adalah masyarakat dengan penghasilan tinggi. Selain itu, frekuensi penerbangan juga sedikit
dan terbatas hanya pada kota-kota besar. Sejak pertama kali deregulasi diberlakukan pada tahun 1999, entry
by new firm menjadi relatif lebih mudah. Entry by new firm menjadi lebih mudah karena beberapa hal.
Pertama, investasi yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan baru tersebut relatif lebih murah karena
menggunakan pesawat yang previously-owned atau juga mereka tidak membeli melainkan menyewa dengan
leasing pada secondary market. Kedua, karena regulasi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah tidak
memberikan perlakuan khusus kepada pemain lama (incumbent firm) walaupun masih dimiliki sebagian
oleh negara. Ketiga, respons positif dari pasar (konsumen) terhadap produk penerbangan baru yang bisa
menawarkan harga yang lebih murah, sehingga maskapai tersebut dapat terus bertahan bahkan jumlahnya
terus bertambah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah maskapai penerbangan (number of
firms) mempengaruhi harga tarif (airfare) pada rute-rute domestik dengan kota tujuan Medan pada periode
1999-2004 dan faktor-faktor apa sajakah yang menjadi determinan harga tarif (airfare) pada rute-rute dengan
kota tujuan Medan pada periode tahun 1999-2004. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah maskapai
penerbangan yang melayani rute-rute domestik dengan kota tujuan Medan pada periode 1999-2004 tersebut
berpengaruh secara signifikan. Hubungan mereka adalah negatif sehingga jika jumlah maskapai
penerbangan dalam rute bertambah, maka harga (airfare) akan turun. Faktor penentu harga pada industri
penerbangan adalah jumlah penumpang dan jumlah maskapai penerbangan yang melayani rute tersebut.
Dalam penentuan harga pada rute-rute yang diteliti, jumlah maskapai penerbangan memegang peranan
besar. Hal ini tidak sesuai dengan kerangka contestable market. Bisa disimpulkan bahwa persaingan
industri jasa penerbangan domestik berjadwal di beberapa rute domestik dengan tujuan kota Medan yang
menjadi studi kasus penelitian dari 1999 ke 2004 bukanlah merupakan perfectly contestable market. Oleh
sebab itu maka competitiveness pada rute-rute tersebut lebih banyak ditentukan oleh struktur pasar. Hal ini
sesuai dengan teori Neo-Klasik. Karena pada 14 rute domestik dengan kota tujuan Medan pada periode
1999-2004 dalam penelitian ini diketemukan bahwa harga (airfare) dan kompetisi didasarkan pada jumlah
penumpang sehingga pasar tidak dapat dianggap sebagai perfectly contestable market, maka berlawanan
dengan implikasi teori Contestable Market, Kebijakan Pemerintah masih dibutuhkan untuk menjaga
persaingan. Selain itu, dari hasil penelitian ini maka peran Pemerintah dan Institusi yang berkaitan dengan
industri dan persaingan (di Indonesia yaitu KPPU) masih diperlukan untuk menjaga struktur pasar yang
menuju pada persaingan yang kompetitif.
Download