efek strategi pembelajaran ditinjau dari kemampuan awal

advertisement
ISSN: 1907-4034
EFEK STRATEGI PEMBELAJARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN
AWAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KELAS XI IPS
Dewi Purwaningrum, dan Sumardi
Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana UMS
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh strategi pembelajaran
STAD dan strategi pembelajaran TPS terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh
kemampuan awal matematika terhadap hasil belajar matematika, (3) interaksi strategi
pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap hasil belajar matematika.
Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain quasi eksperiment. Populasi penelitian
siswa kelas XI IPS SMAN 2 Sukoharjo tahun 2015/2016. Sampel penelitian ialah XI
IPS 1 sebagai kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran STAD dan XI
IPS 3 sebagai kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran TPS. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan tes dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis variansi dua
jalan sel tak sama, sebelumnya dilakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas.
Hasil penelitian pada α=5%, (1) ada pengaruh strategi pembelajaran STAD dan TPS
terhadap hasil belajar matematika; (2) ada pengaruh kemampuan awal matematika
terhadap hasil belajar matematika; (3) ada interaksi strategi pembelajaran dan
kemampuan awal matematika terhadap hasil belajar matematika.
Kata kunci: hasil belajar matematika, kemampuan awal matematika, STAD, TPS
ABSTRACT
This research aims to test : (1) The effect of STAD learning strategy and TPS learning
strategy on learning outcomes in mathematics, (2) The effect of early math abilities
on learning outcomes in mathematics, (3) interaction between learning strategy and
early math abilities on learning outcomes in mathematics. The type of research is
quantitative approach with quasi experimental design. The population of this research
were students of XI grade with IPS department at SMAN 2 Sukoharjo in 2015/2016
academic year. The research samples are XI IPS 1 as a experiments class using
STAD learning strategy and XI IPS 3 as a control class using TPS learning strategy.
Samples taken by cluster random sampling. Data collection method used is the test
and documentation. The analysis technique used is two-way analysis of variance test
different cells, previously performed using methods normality test and homogeneity
test. Based on the research result with α=5% : (1) there are effect of STAD learning
strategy and TPS learning strategy on learning outcomes in mathematics; (2) there
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
155
ISSN: 1907-4034
are effect of early math abilities on learning outcomes in mathematics; (3) there are
interaction between learning strategy and early math abilities on learning outcomes
in mathematics.
Keywords: early math abilities, learning outcomes in mathematics, STAD, TPS
PENDAHULUAN
Pendidikan matematika memegang peranan penting dalam perkembangan pendidikan.
Namun, hasil belajar matematika di Indonesia masih rendah. Hal ini dikarenakan matematika
menjadi momok yang menakutkan bagi mayoritas siswa. Hal ini dibuktikan dengan data survei
TIMSS yang dilakukan oleh The International Association for the Evaluation and Educational
Achievement (IAE) yang berkedudukan di Amsterdam, menempatkan Indonesia pada posisi ke 36
dari 40 negara pada tahun 2011 (Budi Murtiyasa, 2015: 1).
Rendahnya pencapaian hasil belajar juga terjadi pada materi Turunan Fungsi. Hal ini
ditandai dengan adanya 60%-75% siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang memperoleh nilai
ulangan harian di bawah Kriteria Ketuntasan minimum (KKM) 75. Kesenjangan yang terdapat
di lapangan ialah guru dalam mengajar cenderung kurang memperhatikan kemampuan awal
siswa. Selain itu, guru matematika tidak melakukan pengajaran bermakna secara maksimal
yang berakibat pola belajar siswa cenderung menghafal.
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai siswa sebelum ia
mengikuti pembelajaran. Kemampuan awal dalam mata pelajaran matematika penting untuk
diketahui guru sebelum memulai pembelajaran. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah
siswa mempunyai pengetahuan prasyarat (prerequisite) untuk mengikuti pembelajaran
dan sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang akan disajikan, sehingga guru dapat
merancang pembelajaran lebih baik.
Pembelajaran yang baik dan bermakna harus bisa dilakukan oleh seorang guru khususnya
guru matematika. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemilihan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Strategi pembelajaran yang dimaksud ialah
strategi pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) dan Think Pair Share
(TPS).
John A. Nunnary dkk (2013: 13) menyatakan bahwa STAD-Math is a structured
cooperative learning program in which students work in 4-5 member heterogeneous teams to
help each other solve problems and build mathematical understanding. Hal ini berarti strategi
pembelajaran STAD merupakan strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok,
berdiskusi menyelesaikan permasalahan, membangun pemahaman dan penghargaan yang
diterima kelompok atas kerja keras mereka. Salah satu keunggulan STAD ialah interaksi yang
terjadi di antara siswa dan guru yang berdampak pada kemampuan dalam berpendapat (Aris
Shoimin, 2014: 189). Selain itu, penghargaan yang diberikan kepada kelompok terbaik juga
menjadi tindakan yang menyenangkan untuk siswa.
Adekunle Oladipupo Bamiro (2015: 2) berpendapat bahwa Think Pair Share is a
cooperative learning strategy that includes three components, namely, times for thinking,
time for sharing with a partner, and time to share among pairs to a larger group. Ketiga tahap
156
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 11, No. 2, Juli 2016 : 155-167
ISSN: 1907-4034
tersebut merupakan faktor penting dalam strategi pembelajaran TPS. Salah satu keunggulan
strategi pembelajaran TPS ialah siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih dalam
pada suatu topik (Anitha H. M. dan Anusha N. Rao, 2014: 464).
Merujuk pada hasil penelitian Adeneye Olarewaju Adeleye Awofala et al. (2012) yang
berkaitan dengan penghargaan di dalam pembelajaran kooperatif menyimpulkan di antaranya
bahwa STAD/TGT cooperative learning variants are used in mathematics instruction, there
is that high possibility that the students would perform better at both the comprehension and
application levels of cognition than at knowledge level of cognition. Hasil penelitian Mahmud
Alpusari dan Riki Apriyandi Putra (2015) yang berkaitan dengan aplikasi Think Pair Share
(TPS) menyimpulkan bahwa application of cooperative learning model TPS can improve
students’ science process skill overall. Hasil penelitian para ahli tesebut belum memberikan
alternatif solusi pada penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan tiga hipotesis. (1) Ada pengaruh strategi
pembelajaran STAD dan TPS terhadap hasil belajar matematika siswa SMA. (2) Ada
pengaruh kemampuan awal matematika terhadap hasil belajar matematika siswa SMA pada
materi Turunan Fungsi. (3) Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap hasil belajar matematika siswa SMA pada materi Turunan Fungsi.
Penelitian ini ada tiga tujuan. (1) Menguji pengaruh strategi pembelajaran STAD dan
TPS terhadap hasil belajar matematika siswa SMA. (2) Menguji pengaruh kemampuan awal
matematika terhadap hasil belajar matematika siswa SMA pada materi Turunan Fungsi. (3)
Menguji interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap
hasil belajar matematika siswa SMA pada materi Turunan Fungsi.
METODE
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sutama
(2015: 53) penelitian eksperimen adalah penelitian yang berupaya untuk meneliti dan
menemukan pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang sengaja
dikontrol, dibuat konstan. Desain penelitian ini ialah kuasi-eksperimental. Tempat penelitian
yaitu SMAN 2 Sukoharjo selama 7 bulan yaitu pada bulan Januari hingga bulan Juli 2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS tahun 2015/2016 dengan
sampel XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran STAD dan
XI IPS 3 sebagai kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran TPS. Teknik sampling
dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode tes dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika
dan kemampuan awal matematika, sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang nilai ujian nasional tahun pelajaran 2014/2015, sebagai dasar
dalam mengadakan penelitian.
Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama.
Sebelum uji analisis variansi dua jalan, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai
prasyarat analisis variansi (anava). Apabila hipotesis nol pada uji anava ditolak maka
dilanjutkan dengan uji komparasi ganda.
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
157
ISSN: 1907-4034
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran kelas eksperimen menggunakan strategi STAD dimulai dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan
dicapai serta memotivasi tentang materi yang akan diajarkan pada siswa. Motivasi sangat
diperlukan selama pembelajaran. Idha Novianti (2013: 273) menyatakan motivasi membuat
siswa ingin belajar sehingga mereka dapat fokus dalam pembelajaran dan akhirnya hasil
belajar dapat optimal.
Setelah itu guru menyajikan sedikit materi yang akan dipelajari. Materi tersebut sebagai
berikut.
Gambar 1. Materi Awal Pembelajaran
Selanjutnya guru membentuk kelompok heterogen beranggotakan 4 siswa berdasarkan
kemampuan awal matematika. Rina Dyah Rahmawati dan Ali Mahmudi (2014: 105)
mengatakan bahwa fungsi utama dari berkelompok ialah memastikan semua anggota
kelompok benar-benar belajar. Hal ini berdampak semua siswa dapat menguasai materi yang
sedang dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas pada semua kelompok. Berikut tugas
yang diberikan guru.
Gambar 2. Tugas Kelompok STAD
Pemberian tugas berfungsi sebagai permasalahan yang harus diselesaikan oleh semua
anggota kelompok. Semua anggota kelompok bekerja sama dan bertukar pikiran menemukan
jawaban dari permasalahan yang diberikan sehingga timbul interaksi di dalam kelompok. Hal
ini sesuai dengan pendapat Diana Muslichatun dkk (2016: 106) bahwa STAD menekankan
pada aktivitas dan interaksi di dalam kelompok untuk saling memotivasi dan saling membantu
dalam penguasaan materi sehingga pencapaian prestasi dapat maksimal. Berikut merupakan
jawaban dari tugas yang diberikan.
158
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 11, No. 2, Juli 2016 : 155-167
ISSN: 1907-4034
Gambar 3. Penyelesaian Kelompok STAD
Siswa yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut menjelaskan kepada temannya
sehingga semua anggota dalam kelompok paham dan mengerti tentang materi yang
dipelajarinya. Guru tetap memotivasi siswa agar berani menunjukkan kemampuannya dalam
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.
Pada saat presentasi, anggota kelompok mempunyai peran masing-masing. Hal ini sesuai
dengan manfaat STAD bahwa siswa diajarkan berkomitmen untuk pengembangan kelompok
serta menghargai dan saling percaya terhadap teman satu kelompok (Imas Kurniasih dan
Berlin Sani, 2014: 22). Walaupun demikian, anggota kelompok tetap bertanggung jawab
dalam keberhasilan anggota kelompoknya. Hal ini diperkuat pendapat Rahmatun Nisa dkk
(2014: 24) bahwa kegagalan dan keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab setiap
anggota kelompok. Selanjutnya guru memberikan kuis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa setelah proses pembelajaran. Berikut soal kuis yang harus diselesaikan
siswa.
Gambar 4. Soal Kuis pada STAD
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
159
ISSN: 1907-4034
Kuis dikerjakan secara individu. Berikut penyelesaian soal kuis oleh siswa.
Gambar 5. Penyelesaian Soal Kuis STAD
Siswa dilarang saling membantu meskipun dengan teman satu kelompoknya pada
saat mengerjakan kuis. Rina Dyah Rahmawati dan Ali Mahmudi (2014: 105) mengatakan
bahwa pada saat pengerjaan kuis, setiap siswa mempunyai tanggung jawab masing–masing
untuk menguasai materi. Selanjutnya guru memberikan skor terhadap kuis tersebut dan
menjumlahkan dengan skor siswa satu kelompoknya. Kelompok yang memiliki skor tertinggi
mendapatkan penghargaan seperti aplause, ucapan selamat, dan hadiah. Pada pertemuan
terakhir, guru memberikan penghargaan berupa hadiah untuk tiga kelompok terbaik. Ibrahim
dan Nur Hidayati (2014: 123) menyatakan bahwa penghargaan yang diberikan dapat
menyenangkan siswa atas prestasi yang telah mereka buat.
Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran TPS dimulai
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Berikut pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Gambar 6. Permasalahan pada TPS
Siswa dituntut untuk berpikir (think) menemukan jawaban secara individu dari pertanyaan
tersebut. Pada tahap ini siswa diberikan waktu untuk merumuskan jawaban pertanyaan yang
diberikan. Dalam hal ini siswa harus memiliki keterampilan berpikir yaitu mengenal masalah,
menemukan cara menyelesaikan permasalahan, mengumpulkan dan menyusun informasi
yang diperlukan, memahami dan menggunakan bahasa yang tepat dan jelas, menganalisis
data, menarik kesimpulan (L. Surayya dkk, 2014: 4). Berikut ini merupakan jawaban dari
siswa.
160
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 11, No. 2, Juli 2016 : 155-167
ISSN: 1907-4034
Gambar 7. Hasil berpikir Siswa
Penyelesaian pertanyaan secara individu bertujuan agar siswa menemukan konsep
matematika dengan langkah yang mereka temukan sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anitha H. M dan Anusha N Rao (2014: 464) mengenai keunggulan TPS yaitu helps to develop
in-depth knowledge of the topic.
Selanjutnya guru meminta siswa membentuk kelompok secara berpasangan (pair) dan
meminta kelompok tersebut menyelesaikan masalah yang telah diselesaikan secara individu.
Berikut hasil dari diskusi kelompok.
Gambar 8. Hasil diskusi Siswa
Dalam berdiskusi, siswa saling menyampaikan ide dan pendapat tentang jawaban dari
permasalahan yang diberikan. Siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran sehingga
terjadi interaksi dan kerja sama dalam kelompok tersebut. Anitha H. M dan Anusha N Rao
(2014: 464) menyatakan salah satu keunggulan TPS ialah students are actively involved in
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
161
ISSN: 1907-4034
the class. Selanjutnya tiap kelompok berbagi hasil diskusi dengan berkeliling ke pasangan
lain. Hal ini bertujuan agar siswa berani mengemukakan pendapatnya dan terjadi komunikasi
serta interaksi antar siswa dengan kelas maupun gurunya. Langkah terakhir ialah guru
mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan, menambah dan memperjelas materi
yang belum diungkap siswa.
Tabel 1. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber
JK
Dk
RK
Fobs
Fα
Strategi Pembelajaran (A)
798,967283
1
798,9673
8,627538
4,003983
Kemampuan Awal
Matematika (B)
2650,24274
2
1325,121
14,30914
3,153123
Interaksi (AB)
620,889634
2
310,4448
3,352296
3,153123
Galat
5463,79149
59
92,60664
-
-
Total
9533,89114
64
-
-
-
Sumber: data diolah 2016
Hasil uji hipotesis pertama dengan α=5% memutuskan bahwa ada pengaruh strategi
pembelajaran STAD dan strategi pembelajaran TPS terhadap hasil belajar matematika
sehingga perlu dilakukan uji lanjut. Oleh karena strategi pembelajaran hanya memiliki
dua faktor maka tidak diperlukan uji komparasi antar baris melainkan hanya melihat rerata
marginalnya.
Gambar 9. Rerata Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari
Kemampuan AwalMatematika
Gambar 9 menunjukkan rerata margina STAD lebih tinggi dibanding rerata marginal TPS.
Hal ini berarti strategi pembelajaran STAD lebih baik dari pada strategi pembelajaran TPS.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Wong Nguok Ling et. al. (2016) yang menyimpulkan STAD
mendorong siswa dan guru untuk berinovasi dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar
matematika di dalam kelas. Hal ini bermakna bahwa penerapan strategi pembelajaran
162
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 11, No. 2, Juli 2016 : 155-167
ISSN: 1907-4034
STAD menyebabkan proses pembelajaran lebih inovatif dan kreatif sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuannya berdampak pada hasil belajar matematika yang lebih baik.
Penerapan strategi pembelajaran STAD berdampak pada hasil belajar rmatematika lebih
baik. Hal ini disebabkan jumlah siswa dalam kelompok pembelajaran STAD lebih banyak
dibandingkan anggota kelompok strategi TPS yang hanya berpasangan. Dengan semakin
banyaknya anggota dalam kelompok maka pendapat yang dikemukakan lebih bervariasi
sehingga terjadi perpaduan pendapat yang lebih baik dibandingkan jika hanya berpasangan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan strategi pembelajaran STAD berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika.
Hasil uji hipotesis kedua menyatakan ada pengaruh kemampuan awal matematika
terhadap hasil belajar matematika dengan α=5%. Oleh karena itu, sehingga perlu dilakukan
uji lanjut.
Tabel 2. Komparasi Rerata Antar Kolom
Hasil
DK
Keputusan
F.1-.2
3,244308
6,306247
H0 tidak ditolak
F.1-.3
23,49319
6,306247
H0 ditolak
F.2-.3
10,94264
6,306247
H0 ditolak
Sumber: data diolah 2016
Tabel 2 menyatakan bahwa rerata yang diperoleh KAMt tidak jauh berbeda dengan rerata
yang diperoleh KAMs. Oleh karena itu, karakteristik antara KAMt dan KAMs sama dengan
karaktersitik rerata marginal KAM. Gambar 9 menunjukkan rerata marginal hasil belajar
matematika pada KAMt lebih tinggi dibanding rerata marginal hasil belajar matematika
KAMs. Hal ini berarti hasil belajar matematika ditinjau dari KAMt lebih baik dari pada
hasil belajar matematika ditinjau dari KAMs. Dengan pemikiran yang sama hasil belajar
matematika ditinjau dari KAMt lebih baik dari pada hasil belajar matematika ditinjau dari
KAMr dan hasil belajar matematika ditinjau dari KAMs lebih baik dari pada hasil belajar
matematika ditinjau dari KAMr.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian Ibrahim dan Hidayati (2014) yang
menyimpulkan bahwa perbedaan kemampuan awal matematika siswa tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini bermakna bahwa
kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa menyebabkan hasil belajar matematika
yang tidak terprediksi. Siswa yang memiliki kemampuan awal matematika kategori tinggi
mendapatkan hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan
awal kategori sedang. Oleh karena itu dapat disimpulkan kemampuan awal matematika
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika.
Hasil uji hipotesis ketiga dengan α=5% memutuskan ada pengaruh strategi pembelajaran
STAD dan strategi pembelajaran TPS terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari
kemampuan awal matematika sehingga perlu dilakukan uji lanjut.
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
163
ISSN: 1907-4034
Tabel 3. Komparasi Rerata Antar Sel pada Kolom yang Sama
Hasil
DK
Keputusan
F11-21
1,943705
11,85488
H0 tidak ditolak
F12-22
0,0000701
11,85488
H0 tidak ditolak
F13-23
12,35281
11,85488
H0 ditolak
Sumber: data diolah 2016
Hasil uji komparasi rerata antar strategi pembelajaran (SP) ditinjau dari KAMt menyatakan
tidak ada SP yang mempunyai perbedaan rerata yang signifikan sehingga dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar matematika. Hal ini berarti karakteristik antara STAD dan TPS untuk
KAMt sama dengan karaktersitik rerata marginal SP. Gambar 9 menyatakan rerata marginal
STAD lebih tinggi dibanding rerata marginal TPS. Hal ini berarti strategi pembelajaran STAD
lebih baik dari pada TPS. Dengan pemikiran yang sama, pada KAMs strategi pembelajaran
STAD lebih baik dari pada TPS. Hal ini juga berlaku pada KAMr.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Tuna Gencosman dan Mustafa Dogru (2012)
menyimpulkan educational based on STAD techniques has a higher effect on the selfefficacy perceptions, academic achievement and reducing test anxiety of students. Hal ini
bermakna bahwa penggunaan strategi pembelajaran STAD kepada siswa dapat meningkatkan
hasil belajar matematika. Oleh kerena itu, pada kemampuan awal matematika, hasil belajar
matematika dengan menerapakan strategi pembelajaran STAD lebih baik dari pada hasil
belajar matematika dengan menerapakan strategi pembelajaran TPS.
Tabel 4. Komparasi Rerata Antar Sel pada Baris yang Sama
Hasil
DK
Keputusan
F11-12
3,786439
11,85488
H0 tidak ditolak
F11-13
6,731447
11,85488
H0 tidak ditolak
F12-13
0,441751
11,85488
H0 tidak ditolak
F21-22
0,308846
11,85488
H0 tidak ditolak
F21-23
20,68802
11,85488
H0 ditolak
F22-23
18,94753
11,85488
H0 ditolak
Sumber: data diolah 2016
Hasil uji komparasi rerata antara KAMt dan KAMs dengan menggunakan STAD
memutuskan bahwa rerata yang diperoleh dari KAMt tidak berbeda jauh dengan rerata
yang diperoleh KAMs. Hal ini berarti karakteristik antara KAMt dan KAMs sama dengan
karakteristik rerata marginal KAM. Gambar 9 menyatakan rerata marginal KAMt lebih tinggi
dibanding rerata marginal KAMs. Hal ini berarti KAMt lebih baik dari pada KAMs dengan
menerapkan STAD. Dengan pemikiran yang sama KAMt lebih baik dari pada KAMr dan
KAMs lebih baik dari pada KAMr.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Irawati (2014) yang menyimpulkan
bahwa siswa berkemampuan awal tinggi memperoleh hasil belajar pemahaman dan hasil
164
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 11, No. 2, Juli 2016 : 155-167
ISSN: 1907-4034
belajar tingkat tinggi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa berkemampuan awal
rendah. Hal ini bermakna bahwa siswa yang memiliki KAMt mendapatkan hasil belajar
matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan KAMs dan KAMr. Penerapan
strategi pembelajaran STAD pada siswa dengan KAMt memiliki hasil belajar yang lebih baik
dari siswa dengan KAMs dan KAMr pada kelas yang sama.
Hasil uji komparasi rerata antara KAMt dan KAMs dengan menggunakan TPS
memutuskan bahwa rerata yang diperoleh dari KAMt tidak berbeda jauh dengan rerata
yang diperoleh KAMs. Hal ini berarti karakteristik antara KAMt dan KAMs sama dengan
karakteristik rerata marginal KAM. Gambar 9 menyatakan rerata marginal KAMt lebih tinggi
dibanding rerata marginal KAMs. Hal ini berarti KAMt lebih baik dari pada KAMs dengan
menggunakan TPS. Dengan pemikiran yang sama KAMt lebih baik dari pada KAMr dan
KAMs lebih baik dari pada KAMr.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anggraini dkk (2013) yang
menyimpulkan bahwa ada hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang
berkemampuan awal tinggi dan rendah. Hal ini bermakna bahwa kemampuan awal matematika
yang dimiliki siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Oleh karena
itu, pada strategi pembelajaran TPS, KAMt lebih baik dibanding KAMs dan KAMr terhadap
hasil belajar matematika.
Penggunaan strategi pembelajaran STAD dan TPS pada siswa dengan KAMt berdampak
pada hasil belajar matematika yang lebih baik dibanding siswa dengan KAMs dan KAMr.
Oleh karena itu disimpulkan bahwa interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan awal
matematika berpengaruh terhadap hasil belajar matematika.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar ialah kemampuan awal matematika
yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan Tabel 1 selisih hasil perhitungan antara Fobs dan Fα
pada kemampuan awal matematika lebih besar dari pada selisih perhitungan variabel lainnya.
Hal ini memperkuat bahwa dukungan kemampuan awal matematika yaitu kemampuan yang
telah dimiliki siswa sebelum ia mengikuti pelajaran yang diberikan yang berfungsi sebagai
pengungkapan kembali pengetahuan baru siswa serta keistimewaan STAD dan TPS sebagai
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada interaksi siswa dalam kelompok berdampak
pada hasil belajar matematika yang lebih baik. Oleh karena itu, hasil belajar matematika yang
diperoleh siswa selain dipengaruhi oleh strategi pembelajaran STAD dan strategi pembelajaran
TPS serta kemampuan awal matematika juga dipengaruhi oleh interaksi di antara keduanya.
SIMPULAN
Strategi pembelajaran STAD dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran,
mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi tentang materi
yang akan diajarkan siswa. Selanjutnya guru menyajikan sedikit materi yang akan dipelajari
dan membentuk kelompok heterogen beranggotakan 4 siswa berdasarkan kemampuan awal
matematika. Siswa saling bekerja sama dan berinteraksi memberikan tanggapan terhadap
materi maupun tugas yang diberikan guru. Kemudian kelompok mengemukakan hasil diskusi
di depan kelas agar terjadi pertukaran pendapat yang lebih luas dan interaksi antar kelas.
Selanjutnya guru memberikan kuis untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi
yang sedang dipelajari yaitu tentang Turunan Fungsi dan dikerjakan secara individu. Skor
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
165
ISSN: 1907-4034
siswa saat mengerjakan kuis dijumlahkan dengan skor teman dalam kelompoknya. Kelompok
yang memiliki skor tertinggi mendapatkan penghargaan dari guru.
Strategi pembelajaran TPS dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
Siswa berpikir (think) menemukan jawaban pertanyaan tersebut secara individu. Selanjutnya
siswa membentuk kelompok secara berpasangan (pair) yang bertujuan agar siswa saling
bertukar pendapat, bekerja sama dan terjadi interaksi di dalam kelompoknya. Kemudian tiap
kelompok berbagi hasil diskusi dengan berkeliling ke kelompok lain, menyampaikan hasil
diskusi kepada teman yang berbeda kelompok dengannya. Terakhir ialah guru mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan memperjelas materi tentang Turunan Fungsi.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: (1) Pada α=5%,
ada pengaruh strategi pembelajaran STAD dan TPS terhadap hasil belajar matematika; (2)
Pada α=5%, ada pengaruh kemampuan awal matematika terhadap hasil belajar matematika;
(3) Pada α=5%, ada interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan awal matematika
terhadap hasil belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Alpusari, M., & Putra, R. A. (2015) The application of cooperative learning think pair share
(TPS) model to increase the process science skills in class IV elementry school number
81 Pekanbaru city. International Journal of Science and Research (IJSR), 4(4), 28052808. Diakses pada 8 April 2016, dari http://www.ijsr.net/archive/v4i4/SUB153806.pdf
Anggraini, V. D., Mukhadis, A., & Muladi. (2013). Problem based learning, motivasi belajar,
kemampuan awal, dan hasil belajar siswa SMK. Jurnal Ilmu Pendidikan, 19(2), 187195. Diakses pada 23 April 2016, dari http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/
download/4211/ 1198
Awofala, A. O. A., Fatade, A. O., & Ola-Oluwa, S. A. (2012). Achievement in cooperative
versus individualistic goal-structured junior secondary school mathematics classrooms
in Nigeria. International Journal of Mathematics trends and Technology, 3(1), 7-12.
Diakses pada 19 Mei 2016, dari http://www.ijmttjournal.org/Volume-3/issue-1/IJMTTV3I1P502.pdf
Bamiro, A. O. (2015). Effects of guided discovery and think-pair-share strategies on secondary
school students’ achievement in chemistry. SAGE Open, 1-7. Diakses pada 19 Mei
2016, dari http://sgo.sagepub.com/content/spsgo/5/1/ 2158244014564754.full.pdf
Gencosman, T., & Dogru, M., (2012). Effect of student teams-achievement divisions technique
used in science and technology education on self-efficacy, test anxiety and academic
achievement. Journal of Baltic Science Education, 11(1), 43-54. Diakses pada 19 Mei
2016, dari http://oaji.net/ articles/2014/987-1419166833.pdf
Ibrahim., & Hidayati, N. (2014). Pengaruh model pembelajaran teams games tournament
(TGT) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari
kemampuan awal siswa SMAN 1 Seyegan. Jurnal AgriSains, 5(2), 115-136. Diakses
pada 25 Maret 2016, dari http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/Agrisains/
article/view/12 7/115
Irawati, R. K. (2014). Pengaruh model problem solving dan problem possing serta kemampuan
awal terhadap hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Sains, 2(4), 184-192. Diakses pada
23 April 2016, dari http://journal.um.ac.id/ index.php/jps/article/download/4534/998
166
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 11, No. 2, Juli 2016 : 155-167
ISSN: 1907-4034
Kurniasih, I. & Sani, B. (2014). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk
Peningkatan Profesionalisme Guru. Surabaya: Kata Pena
Ling, W. N., Bin Ghazali, M. I., & Raman, A. (2016). The effectiveness of student teamsachievement division (STAD) cooperative learning on mathematics achievement
amonng school students in Sarikei District, Sarawak. International Journal of Advanced
Research and Development, 1(3), 17-21. Diakses pada 19 Mei 2016, dari http://www.
researchgate.net/ publication/298972734
M. Anitha, H., & Rao, A. N. (2014). Active learning techniques in engineering education.
International Journal of Research in Engineering and Technology, 3(11), 462-465.
Diakses pada 7 April 2016, dari http://www. journals.indexcopernicus.com/issue.
php?id=12017&id_issue=881054
Murtiyasa, B. (2015). Tantangan pembelajaran matematika era global.Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS (pp 28) ISBN:978.602.361.002.0
Muslihatun, D., Saputro, S., & Agustina, W. (2016). Efektivitas metode kooperatif tipe student
teams achievement division (STAD) dan teams games tournament (TGT) berbantuan
media peta konsep terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi berprestasi pada
materi stoikimetri.Jurnal Pendidikan Kimia, 5(1), 105-114. Diakses pada 8 Mei 2016,
dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/issue/view/557
Nisa, R., Musdi, E., Jazwinarti. (2014). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair
share pada pembelajaran matematika di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Padang Panjang.
Jurnal Pendidikan Matematika,3(1), 23-28. Diakses pada 15 April 2016, dari http://
ejournal.unp.ac.id/ students/index. php/pmat/article/view/1215/907
Novianti, I. (2013). Experimentation cooperative learning student team achievement division
(STAD) type viewed from learning motivation. Asian Journal of Education and
e-Learning, 1(5), 272-276. Diakses pada 8 Mei 2016, dari http://www.ajouronline.com/
index.php?journal=AJEEL& page=article&op=view&path[]=656
Nunnery, J. A., Chappell, S., & Arnold, P. (2013). A meta-analysis of a cooperative lerning
model’s effects on student achievement in mathematics. Cypriot Journal of Educational
Sciences, 8(1), 34-48. Diakses pada 8 April 2016, dari http://www.world-educationcenter.org/ index.php/cjes/article/viewArticle/8.1.3
Rahmawati, R. D., Mahmudi,A. (2014). Keefektifan pembelajaran kooperatif stad dan tai
ditinjau dari aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa. Jurnal Prima Edukasia,
2(1), 102 – 115. Diakses pada 25 Maret 2016, dari http://journal.uny.ac.id/index.php/
jpe/article/view/2648/2202
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar Ruzz Media
Surayya, L., Subagia, I. W., & Tika, I. N. (2014). Pengaruh model pembelajaran think
pair share terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari keterampilan berpikir kritis siswa.
E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4, 1-11. Diakses
pada 3 Februari 2016, dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/
article/download 1105/853
Sutama. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta:
Fairuz Media
Efek Strategi Pembelajaran...(Dewi Purwaningrum dan Sumardi)
167
Download