- Test Repository

advertisement
ANALISIS PENGARUH BIAYA PROMOSI, EKSPOR, INFLASI, KURS,
SUKU BUNGA LPS DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP
VOLUME PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
MUH BARLIAN FARKHANI MASHUDI
21312104
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
ii
iii
HALAMAN MOTTO
SUATU USAHA KEBAIKAN PASTI AKAN MEGHASILKAN
MANFAAT BAGIMU...
SUATU HAMBATAN PASTI AKAN MEMBERIKAN ARTI
PERJUANGAN BAGIMU...
DAN INGATLAH KESULITAN DI SAAT SENANG SUPAYA
MENGINGATKANMU , BETAPA INDAHNYA BERSYUKUR...
“DIRIMULAH YANG PERTAMA MENJAMIN KEBERHASILANMU”
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini selesai atas rahmat dan ridho dari ALLAH SWT, dan saya
persembahakan kepada:
1. Ibu saya Ambarwati dan Ayah saya Mashudi, terimakasih atas semua
dukungan, kasih sayang, nasihat, motivasi, do’a dan semua yang telah
diberikan dari awal kuliah sampai saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
Semoga saya bisa membalas kebaikan-kebaikanya.
2. Untuk kakak perempuan saya Unga Nastalifa Chrisnawati, Kakak ipar
saya Purnama Dhedy Setyawan, Adik perempuan saya Naila Rahma, dan
keponakan tersayang Isvara Zea Azkadina Setyawan terima kasih atas do’a
dan dukungannya.
3. Bapak, Ibu dosen, dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga yang selalu membimbing, mengajarkan, serta memberikan
kemudahan selama proses perkuliahan sehingga saya mendapat banyak
ilmu sampai dengan skripsi ini terselesaikan.
4. Sahabat-sahabat saya Muh Muqorrobin Budiman, Ahmad Rizal Fauzi,
Oktaviayani Puji Lestari, Novi Oktaviyani, Hamdan Yuafi, Suharno, Muh
Nur Sangadi yusuf Rendi, Khanif Rahmanto serta teman-teman PS-S1
angkatan tahun 2012, terima kasih atas segala yang kalian berikan.
5. Teman-teman KKN Posko 42 Herman Zuhdi, Slamet Ikhwan Luqmanto,
Khusna Maulida, Ani Maftukhah, Masadah, Maghfirotul Mafakhir, dan
Dwi Larasati yang telah memberi motivasi, semangat serta doa hingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah
SWT,
karena
berkat
rahmat
dan
karunia-Nya
penyusun
dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Biaya Promosi, Ekspor,
Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS Dan Non Performing Financing
Terhadap
Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia”. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita selaku
umatnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang secara
langsung dan tidak langsung membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan segala Barokah-Nya.
2. Kedua orang tua yang saya cintai.
3. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam dan Pembimbing Skripsi.
5. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syari’ah.
6. Bapak Mochlasin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
membimbing dan mengarahkan penyusun dalam menjalankan kegiatan
perkuliahan.
7. Seluruh dosen fakultas ekonomi dan bisnis islam, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama masa perkuliahaan
8. Seluruh staf dan karyawan khususnya bagian tata usaha Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
vi
9. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya
pada Prodi Perbankan Syari’ah S1 angkatan tahun 2012 yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
10. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
dengan senang hati telah memberikan dukungan, motivasi, inspirasi, yang
mengingatkan penyusun disaat lupa dan membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini
Akhir kata, Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh
balasan rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amin. Penulis juga mempunyai
harapan, semoga dengan skripsi ini dapat membuka jalan penulis untuk meraih
cita-cita dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khusunya kemajuan Ekonomi Islam.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 15 September 2016
Penyusun
Muh Barlian Farkhani Mashudi
NIM 21312104
vii
ABSTRAK
Mashudi, Muh Barlian Farkhani.2016. Analisis Pengaruh Biaya Promosi, Ekspor,
Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan Non Performing Financing Terhadap
Volume Pembiayaan Perbankan Syariah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan
jangka panjang variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS
dan Non Performing Financing terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder yaitu data yang telah tersedia yang sebelumnya di
kumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain. Pemilihan data pada penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling dengan periode data dimulai dari
Januari 2008 sampai dengan Desember 2015 dengan memanfaatkan data publikasi
dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementrian Perdagangan RI, dan
Lembaga Penjamin Simpanan. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan
Non Performing Financing (NPF). Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia periode
Januari 2008 sampai dengan Desember 2015. Teknik analisis penelitian ini
menggunakan pendekatan Eror Corection Mechanism dengan tingkat signifikansi
5 persen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Biaya
Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan Non Performing Financing
dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap volume
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial variabel
biaya promosi dan ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Variabel suku bunga LPS secara parsial dalam jangka pendek maupun
jangka panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia. Sedangkan variabel inflasi, kurs dan Non Performing
Financing tidak berpengruh signifikan baik jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Kata kunci : Biaya Promosi, Ekspor, Kurs, Inflasi, Suku Bunga LPS, Non
Performing Financing, Pembiayaan, Perbankan, Eror Corection Mechanism
viii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing ....................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii
Lembar Keaslian Tulisan ................................................................................. iii
Halaman Moto .................................................................................................. iv
Halaman Persembahan ..................................................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
Daftar Tabel ..................................................................................................... xv
Daftar Gambar .................................................................................................. xvi
Daftar Grafik .................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 11
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 12
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Perbankan Syariah .......................................................................... 14
2. Pembiayaan ..................................................................................... 15
3. Biaya Promosi................................................................................. 19
4. Ekspor ............................................................................................. 22
5. Inflasi .............................................................................................. 25
6. Kurs ................................................................................................ 30
7. Suku Bunga LPS ............................................................................. 32
8. Non Performing Finance ................................................................ 34
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 36
1. Biaya Promosi................................................................................. 36
2. Ekspor ............................................................................................. 38
3. Inflasi .............................................................................................. 40
4. Kurs ................................................................................................ 43
5. Suku Bunga LPS ............................................................................. 45
6. Non Performing Finance ................................................................ 46
C. Research Gap ........................................................................................ 49
1. Kerangka Penelitian ........................................................................ 49
2. Hipotesis ......................................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 52
B. Sumber Data .......................................................................................... 52
x
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 53
D. Teknik Analisis Data ............................................................................. 55
1. Uji Stasioneritas .............................................................................. 55
a. Uji Akar Unit .............................................................................. 55
b. Uji Derajat Integrasi ................................................................... 56
2. Uji Kointegrasi ............................................................................... 57
3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM .................................................. 58
4. Uji Statistik ..................................................................................... 60
a. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 60
b. Uji F ........................................................................................... 60
c. Uji t ............................................................................................. 61
5. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 61
a. Uji Multikolinieritas ................................................................... 62
b. Uji Autokorelasi ......................................................................... 63
c. Uji Heterokedastisitas................................................................. 64
d. Uji Normalitas ............................................................................ 66
e. Uji Linieritas............................................................................... 66
6. Uji Regresi Jangka Pendek ECM ................................................... 67
F. Alat Analisis .......................................................................................... 69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian .................................................................. 70
1. Pembiayaan Perbankan Syariah ...................................................... 70
2. Biaya Promosi................................................................................. 71
xi
3. Ekspor ............................................................................................. 72
4. Inflasi .............................................................................................. 73
5. Kurs ................................................................................................ 74
6. Suku Bunga LPS ............................................................................. 75
7. Non Performing Finance ................................................................ 77
B. Analisa Penelitian .................................................................................. 78
1. Uji Stasioneritas .............................................................................. 79
a. Uji Akar Unit .............................................................................. 79
b. Uji Derajat Integrasi ................................................................... 80
2. Uji Kointegrasi ............................................................................... 81
3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM .................................................. 83
4. Uji Statistik ..................................................................................... 84
a. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 84
b. Uji F ........................................................................................... 84
c. Uji t ............................................................................................. 85
5. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 87
a. Uji Multikolinieritas ................................................................... 88
b. Uji Autokorelasi ......................................................................... 89
c. Uji Heterokedastisitas................................................................. 91
d. Uji Normalitas ............................................................................ 93
e. Uji Linieritas............................................................................... 94
6. Uji Regresi Jangka Pendek ECM ................................................... 95
C. Pembahasan Analisis ............................................................................. 96
xii
1. Model Regresi Jangka Pendek ECM .............................................. 97
2. Model Regresi jangka panjang ECM.............................................. 98
3. Uji Hipotesis ................................................................................... 99
a. Uji Hipotesis Variabel Biaya Promosi ....................................... 99
b. Uji Hipotesis Variabel Ekspor ................................................... 101
c. Uji Hipotesis Variabel Inflasi ..................................................... 103
d. Uji Hipotesis Variabel Kurs ....................................................... 104
e. Uji Hipotesis Variabel Suku Bunga LPS ................................... 106
f. Uji Hipotesis Variabel Non Performing Financing .................... 107
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 109
B. Saran ................................................................................................. 110
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian .............................................................................. 115
Lampiran 2 Uji Akar Unit ................................................................................ 118
Lampiran 3 Uji Derajat Integrasi ..................................................................... 118
Lampiran 4 Uji Kointegrasi ............................................................................. 119
Lampiran 5 Regresi Jangka Pendek ECM ...................................................... 119
Lampiran 6 Regresi Jangka Panjang ECM ...................................................... 120
Lampiran 7 Uji Multikolinieritas ..................................................................... 120
Lampiran 8 Uji Autokorelasi ........................................................................... 121
Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas ................................................................... 121
Lampiran 10 Uji Normalitas ............................................................................ 121
Lampiran 11 Uji Linieritas ............................................................................... 121
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 122
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing ................................................ 123
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Tahunan Pembiayaan Perbankan Syariah ............................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Biaya Promosi................................................ 37
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Ekspor ............................................................ 39
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Inflasi ............................................................. 40
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu Kurs ............................................................... 43
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu Suku Bunga LPS ............................................ 45
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu Non performing Finance ............................... 46
Tabel 4.1 Uji Unit Root Test ............................................................................ 79
Tabel 4.2 Uji Derajat Integrasi ......................................................................... 80
Tabel 4.3 Uji Kointegrasi ................................................................................. 82
Tabel 4.4 Uji Regresi Jangka Panjang ECM .................................................... 83
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Auxiliary ......................................................... 88
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ............................................................................... 89
Tabel 4.7 Penyembuhan Gangguan Autokorelasi ............................................ 90
Tabel 4.8 Uji White Heterokedastisitas ........................................................... 92
Tabel 4.9 Penyembuhan Gangguan Heterokedastisitas ................................... 92
Tabel 4.10 Uji Remsey Reset Test .................................................................... 94
Tabel 4.11 Regresi Jangka Pendek ECM ......................................................... 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 50
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ................... 70
Grafik 4.2 Data Biaya Promosi Perbankan Syariah Indonesia ........................ 71
Grafik 4.3 Data Ekspor Indonesia .................................................................... 72
Grafik 4.4 Data Inflasi Indonesia ..................................................................... 73
Grafik 4.5 Data Kurs Rupiah Terhadap US Dollar .......................................... 75
Grafik 4.6 Data Suku Bunga LPS .................................................................... 76
Grafik 4.7 Data Non Performing Financing Perbankan Syariah ..................... 77
Grafik 4.8 Histogram Normalitas ..................................................................... 93
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perbankan merupakan motor penggerak perekonomian negara yang
berperan sebagai lembaga intermediasi. Perbankan selama ini telah
menjadi sektor yang strategis sebagai jembatan dalam menghubungkan
antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian
menyalurkan dana yang terhimpun dalam bentuk kredit atau pembiayaan.
Dalam UU No.21 tahun 2008 dikatakan bahwa “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan /
atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”
Sementara Perbankan Syariah menurut UU No.21 tahun 2008 adalah
“segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Dengan demikian, perbankan
syariah merupakan bagian dari lembaga keuangan yang di dalamnya terdiri
dari Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mempunyai fungsi
sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana yang dihimpun kepada masyarakat yang
1
2
kekurangan dan membutuhkan dana. Kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan syariah,
sedangakan
memberikan
jasa
bank
lainnya
merupakan
kegiatan
pendukung. Produk Perbankan Syariah dalam menghimpun dana terdiri
dari tabungan, deposito, giro atau yang lainnya, sementara produk
penyaluran dana berprinsip pada akad yang terbagi dalam beberapa jenis
meliputi akad jual beli, akad sewa, akad bagi hasil, dan lain sebagainya.
Tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia dimulai sejak awal
tahun -90an, dimana bank syariah pertama yaitu Bank Muamalat Indonesia
secara resmi beroprasi sejak awal tahun 1992. Perbankan syariah telah
memberikan kesan bagus bagi perbankan lainnya karena di saat perbankan
konvensional tersungkur akibat krisis tahun 1998, perbankan syariah
mampu menunjukkan eksistensinya sebagai perbankan yang tahan
terhadap krisis ekonomi pada tahun 1998. Terinspirasi dengan tegarnya
perbankan syariah pada saat itu, maka berdirilah bank syariah kedua yaitu
Bank Syariah Mandiri yang merupakan gabungan beberapa bank BUMN,
hingga muncul perbankan lainnya pada beberapa tahun belakangan ini.
Perbankan syariah di Indonesia memiliki potensi berkembang
cukup besar, hal ini di dasarkan pada data jumlah penduduk di Indonesia
yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam. Namun atas dasar
tersebut belum menjamin perbankan syariah dapat tumbuh dengan stabil
setiap tahunnya, karena masyarakat Indonesia telah lama menggunakan
perbankan konvensional sebagai lembaga yang menunjang kegiatan
3
ekonomi mereka sehari-harinya. Dominasi perbankan konvensional
terhadap perbankan syariah yang ditunjukkan dari total aset, menunjukkan
bahwa per september 2015 total aset perbankan konvensional mencapai
6.416 triliun sedangkan total aset perbankan syariah 272,3 triliun,
sedangkan dilihat dari sisi total nasabah, perbankan syariah hanya
memiliki total nasabah 18,75 persen dari total nasabah perbankan
konvesional. Hal ini tentu masih menjadi tantangan bagi perbankan
syariah di Indonesia dalam menghadapi eksistensi perbankan konvensional
yang telah berdiri sejak lama dan memiliki jaringan luas dalam mengakses
masyarakat dari tingkat kota hingga pedesaan.
Perkembangan pembiayaan perbankan syariah terbukti berdampak
positif pada pertumbuham perekonomian di Indonesia, hal ini sesuai
dengan berbagai penelitian yang menjelaskan hubungan pembiayaan
terhadap perekonomian, yaitu Rama (2010) menjelaskan bahwa dalam
jangka panjang perbankan syariah yang diinterprestasikan melalui total
pembiayaan dan deposit secara positif dan signifikan berhubungan dengan
pertumbuhan dan riil output di Indonesia.
Penelitian lain dari Rizky
(2013) menjelaskan bahwa total pembiayaan perbankan syariah memiliki
hubungan terhadap pertumbuhan sektor riil dan pertumbuhaan ekonomi.
Namun berdasarkan prosentase pangsa pasar perbankan syariah di
Indonesia menunjukkan, bahwa prosentase pangsa pasar perbankan
syariah selama ini tidak mencapai 5 persen. Pada september 2015 pangsa
pasar perbankan syariah hanya sebesar 4,88% dari total pangsa pasar
4
perbankan nasional. Hal ini tentu mencerminkan bahwa kontribusi
perbankan syariah belum terlalu besar terhadap perekonomian Indonesia.
Pangsa pasar merupakan bagian dari seluruh permintaan terhadap suatu
barang dan jasa.
Perbankan syariah di Indonesia telah menunjukkan eksistensinya di
sektor keuangan, dengan mampu bertahan pada kondisi perekonomian
yang kurang baik. Bank Indonesia (2008) menggambarkan bahwa
perbankan syariah tahan terhadap krisis global kerena penyaluran
pembiayaan perbankan syariah masih lebih diarahkan ke perekonomian
domestik sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan
sistem keuangan global. Namun gejolak perekonomian di Indonesia yang
terjadi belakangan ini bukan berarti tidak mempunyai dampak sama sekali
terhadap sektor keuangan salah satunya perbankan syariah di Indonesia.
Kondisi makro ekonomi Indonesia yang melemah pada beberapa tahun
belakangan ini, telah berdampak pada berbagai sektor perekonomian yang
kemudian secara tidak langsung berdampak terhadap perbankan syariah.
Hal ini tercermin dari data penyaluran pembiayaan yang disalurkan
perbankan syariah yang mengalami penurunan nilai pertumbuhan
meskipun secara total pembiayaan meningkat setiap tahunnya. berikut
tabel data volume pembiayaan perbankan syariah periode 2008 sampai
dengan 2015 :
5
Tabel 1.1
Data Tahunan Pembiayaan Perbankan Syariah
Periode
Total Pembiayaan
Pertumbuhan Pembiayaan(t-t-1)
(t)
(Miliar)
(Miliar)
2008
38.195
10.245
2009
46.886
8.691
2010
68.181
21.295
2011
102.654
32.930
2012
147.505
44.851
2013
184.120
36.615
2014
199.320
15.200
2015
212.996
13.676
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bagaimana total pembiayaan perbankan
syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2008 sebesar
38.195, tahun 2009 sebesar 46.886, tahun 2010 sebesar 68.181, tahun 2011
sebesar 102.654, tahun 2012 sebesar 147.505, tahun 2013 sebesar 184.120,
tahun 2014 sebesar 199.320, dan tahun 2015 sebesar 212.996. Namun
ketika nilai total pembiayaan tersebut diteliti lebih mendalam maka dapat
ditemukan bagaimana nilai dari pertumbuhan pembiayaan perbankan
syariah tiap tahunnya mengalami fluktuasi dari tahun 2008 sampai dengan
2015. Pada tahun 2009 pertumbuhan pembiayaan tercatat mengalami
penurunan, tercatat pada tahun 2008 pertumbuhan pembiayaan sebesar
10.245 turun menjadi 8.691 pada tahun 2009. Pembiayaan kembali
mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 tercatat nilai
pertumbuuhan meningkat pada tahun 2010 sebesar 21.295, tahun 2011
sebesar 32.930, dan sebesar 44.851 pada tahun 2012. Penurunan
penyaluran pembiayaan perbankan syariah kembali terjadi pada tahun
6
2013 sampai dengan 2015. Pada tahun 2013 tercatat penurunan
pertumbuhan pembiayan dari 44.851 pada tahun 2012 menjadi 36.615
pada tahun 2013, dan berlanjut pada tahun 2014 sebesar 15.200, dan
tahun 2015 sebesar 13.676. Nilai pertumbuhan pembiayaan tersebut
diperoleh dari pengurangan total pembiayaan tahun (t) dengan tahun
sebelumnya (t-1). Atas dasar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
meningkatnya total pembiayaan perbankan syariah tiap tahunnya tidak di
iringi dengan nilai dari pertumbuhan pembiayaan yang stabil.
Perbankan syariah selama ini telah melakukan kegiatan promosi
dengan mengeluarkan biaya promosi yang meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah sedang gencar dalam
memperkenalkan produk-produk perbankan syariah supaya dapat di terima
oleh masyarakat. Namun di sisi lain, kondisi internal perbankan syariah
yang tercermin dari tingkat Non Performing Financing menunjukkan
bahwa tingkat Non Performing Financing perbankan syariah dalam
kondisi kurang baik, dimana tingkat Non Performing Financing Net pada
Desember 2015 mencapai 4,84 persen yeng berada dalam ambang batas 5
persen sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa keuangan. Kondisi tersebut
mencerminkan bagaimana kinerja perbankan syariah yang kurang optimal
dalam menganalisis penyaluran pembiayaan. tentu hal ini bila dibiarkan
akan berdampak pada berkurangnya minat investor untuk berinvestasi
pada perbankan syariah akibat tingkat resiko yang tinggi sedangkan disisi
7
lain perbankan syariah sedang gencar dalam melakukan promosi yang
tercermin dari biaya promosi yang dikeluarkan oleh perbankan syariah.
Kondisi penurunan nilai pertumbuhan pembiayaan beberapa tahun
belakangan ini juga tidak lepas dengan masalah krisis perekonomian yang
terjadi di Indonesia. Pada tahun 2013 nilai rupiah terus melemah terhadap
US Dollar akibat wacana kebijakan The Fed dalam upaya mengurangi
Quantitative Easing serta kondisi neraca perdagangan Indonesia yang
mengalami defisit. Sedangkan krisis tahun 2015 terjadi akibat penurunan
mata uang Cina (Yuan) secara sengaja yang berdampak pada nilai tukar
Rupiah yang semakin melemah terhadap US Dollar yang menyentuh
angka Rp 14.657 per US Dollar pada september 2015. Akibat penurunan
mata uang Yuan tersebut mengakibatkan produk-produk Cina menjadi
murah di pasar internasional sehingga mengakibatkan produk ekspor
negara lain sulit bersaing dengan produk cina, sementara nilai tukar yang
melemah berdampak negatif pada neraca perdagangan Indonesia karena
barang-barang impor menjadi lebih mahal.
Kebijakan pemerintah dalam manaikkan harga BBM telah
mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa. Berdasarkan data tingkat
inflasi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menunjukkan bahwa
tingkat inflasi berada pada tingkat 5-8 persen. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa perekonomian masih dalam kondisi positif dan
menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga, meskipun hargaharga mengalami kenaikan.
8
Pengaruh perekonomian yang melemah selama ini dan pengaruh
internal perbankan syariah yang tercermin dari tingginya tingkat Non
Performing Financing berakibat pada tingginya resiko pada dana yang
disimpan oleh masyarakat. Sehingga demi menjaga stabilitas sistem
perbankan maka Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) sebagai pelaksana penjaminan dana masyarakat. Adanya
Lembaga Penjamin Simpanan tentu memberi rasa aman bagi simpanan
nasabah di perbankan, namun dampak negatif dari sistem penjaminan
simpanan trsebut adalah moral hazard kredit atau pembiayaan perbankan.
Maka demi mengatasi hal tersebut diterapkan sistem penjaminan yang
terbatas, dan sistem bunga penjaminan yang mengatur pemberian suku
bunga simpanan.
Dengan latar belakang di atas maka peneliti mencoba mengetahui
variabel apa saja yang mempengaruhi volume pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia. Variabel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non
Performing Financing. Sehingga dengan variabel yang digunakan
tersebut, maka peneliti memilih judul “Analisis Pengaruh Biaya Promosi,
Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Financing
Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia”, dengan
periode data bulanan dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2015.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Biaya Promosi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di
Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Ekspor terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Inflasi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Kurs
terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Suku
Bunga LPS terhadap volume penyaluran pembiayaan Perbankan
Syariah di Indonesia?
6. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Non
Performing Financing terhadap volume pembiayaan Perbankan
Syariah di Indonesia?
10
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
memiliki tujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Biaya Promosi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di
Indonesia.
2. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Ekspor terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
3. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Inflasi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
4. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Kurs terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
5. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Suku Bunga LPS terhadap volume penyaluran pembiayaan Perbankan
Syariah di Indonesia.
6. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel
Non Performing Financing terhadap volume pembiayaan Perbankan
Syariah di Indonesia.
11
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
ganda yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis, sebagai berikut :
1. Dari perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat untuk :
a. Bagi peneliti
Penelitian ini berguna untuk pengembangan dan melatih diri dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di program studi
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
b. Bagi civitas akademika
Penelitian ini dapat menambah informasi bagi sumbangan
pemikiran dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini, dapat bermanfaat untuk :
a. Bagi
perbankan
syariah
diharapkan
penelitian
ini
dapat
memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran yang
bermanfaat sebagai acuan dalam menjalankan fungsi perbankan
sebagai lembaga intermediasi.
b. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan sektor perbankan
syariah,
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan dalam rangka mengantisipasi berbagai faktor
ekonomi
yang
dapat
mempengaruhi
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
volume
penyaluran
12
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang
terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi
ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan
landasan pemikiran secara garis besar, yang menjadi alasan dibuatnya
penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang
keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui
penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian yang merupakan hal yang
diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah,
perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari
bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang
akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang kerangka atau landasan teori yang
berisi konsep-konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai
landasan dalam menulis bab analisis dan mengambil kesimpulan.
Kemudian telaah pustaka yaitu berisi ringkasan tentang penelitian
13
terdahulu, serta hipotesis dan model penelitian yang akan diuji disajikan
dalam bentuk gambar dan atau persamaan.
BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan menguraikan secara keseluruhan metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel,
teknik analisis data, dan alat analisis.
BAB IV: ANALISIS DATA
Bagian ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian yang
berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian, analisis
data dan pembahasan hasil. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi
untuk memaknai implikasi penelitian.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Perbankan Syariah
Menurut UU No.21 Tahun 2008 Perbankan Syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Syariah Menurut UU No.21 Tahun 2008 adalah Bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Sementara Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, Menurut UU
No.21 Tahun 2008 adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau
unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah,
atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
14
15
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu
syariah dan/atau unit syariah.
Menurut Kasmir (2005:8) secara sederhana bank diartikan
sebagai
lembaga
keuangan
yang
kegiatan
usahanya
adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa bank lainnya.
Semantara kegiatan lembaga keuangan pada pengertian tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang
atau berinvestasi masyarakat.
b. Menyalurakan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank
memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata
lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkan.
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) seperti pengiriman
uang (transfer), penagihan surat-surat yang berasal dari daam kota
(clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar
kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit
box, bank garansi, bank notes, traveller cheque, dan jasa lainnya.
2. Pengertian Pembiayaan
Menurut Rivai (2010:681) pembiayaan atau financing merupakan
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
16
mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakukan sendiri atau
lembaga. Sedangkan menurut Kasmir (2013:85) Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. Dalam konteks perbankan syariah
pembiayaan merupakan suatu produk yang ditawarkan bank kepada
nasabah atau masyarakat yang membutuhkan guna menunjang
kegiatan perekonomian atau dalam rangka memenuhi kebutuhan
mereka.
Anshori (2007:99) Secara garis besar produk penyaluran dana
kepada masyarakat adalah pembiayaan yang didasarkan pada akad
jual beli yang menghasilkan produk murabahah, salam, istishna;
berdasarkan akad sewa menyewa yang menghasilkan produk berupa
ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik; berdasarkan akad bagi hasil
yang menghasilkan produk mudharabah, musyarakah, muzaroah, dan
musaqoh; berdasarkan pada akad pinjaman yang berifat sosial
(tabarru) berupa qardh, dan qardh al hasan. Akad jual beli
merupakan salah satu cara yang ditempuh perbankan dalam rangka
menyalurkan dana kepada masyarakat.
17
Tujuan Pembiayaan menurut Rivai (2010:681) dibedakan
menjadi dua kelompok besar, yaitu tujuan pembiayaan secara makro
dan tujuan pembiayaan secara Mikro.
Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk:
a. Peningkatan Ekonomi Umat, artinya masyarakat yang tidak
mendapat akses secara ekonomi, maka dengan adanya
pembiayaan mereka dapat melakukan akses pembiayaan.
b. Terjadinya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan.
c.
Meningkatkan
produktivitas,
artinya
dengan
adanya
pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk
mampu meningkatkan daya produksinya.
d. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha
produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan
memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
Secara Mikro, pembiayaan bertujuan untuk :
a. Upaya mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba.
b. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan agar
mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus
mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul.
18
c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi
dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber
daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya
modal.
d. Penyaluran
kelebihan
dana,
artinya
dalam
kehidupan
masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara
ada pihak yang kekurangan. Sehingga pembiayaan dapat
dijadikan jembatan keseimbangan antara kedua pihak tersebut.
Sesuai dengan tujuan diatas, maka menurut Rivai (2010:683)
pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk :
a. Meningkatkan Daya Guna Uang, Artinya uang yang terhimpun
dalam bentuk giro, tabungan, deposito akan ditingkatan
kegunaannya oleh bank guna usaha peningkatan produktivitas.
b. Meningkatkan Daya Guna Barang, artinya pembiayaan yang
diberikan kepada produsen akan membantu produsen dalam
merubah bahan mentah menjadi barang jadi, serta membantu
dalam pembiayaan distribusi barang dari satu tempat ketempat
lainnya.
c. Meningkatkan Peredaran Uang, artinya pembiayaan yang
disalurkan kepada produsen akan menambah peredaran uang
sehingga akan menciptakan suatu kegairahan berusaha dan
menyebabkan penggunaan uang akan bertambah.
19
d. Menimbulkan Kegairahan Berusaha, artinya pembiayaan akan
berdampak pada pertambahan modal yang diterima produsen,
sehingga produsen akan meningkatkan produktivitasnya.
e. Stabilitas Ekonomi, pada ekonomi yang kurang sehat peranan
pembiayaan sangatlah penting. Salah satunya membantu dalam
pemgendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan lain sebagainya.
f. Sebagai Jembatan untuk Meningkatkan Pendapatan Nasional,
artinya pembiayaan akan membantu produktivitas suatu usaha
yang berdampak pada meningkatnya profit.
3. Biaya Promosi
Fuad (2006:130) Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran
yang besar peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang
secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen
membeli produk yang ditawarkan. Semantara biaya menurut
kuswandi (2008:60) merupakan semua pengeluaran berupa uang tunai
atau kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharapkan dapat memberikan laba baik untuk masa kini
maupun masa mendatang. Sehingga biaya promosi dapat disimpulkan
sebagai pengeluaran atau pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh
perusahaan guna menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan dalam
upaya untuk memperkenalkan serta menjual produk kepada
konsumen. Bagi perbankan promosi sangat penting guna memberikan
20
informasi baik manfaat maupun keunggulan suatu produk yang
dipasarkan kepada masyarakat atau nasabah.
Kasmir (2005:175) promosi merupakan kegiatan marketing mix
yang terakhir. Produk yang sudah diciptakan, harga juga sudah
ditetapkan, dan tempat (lokasi dan layout sudah disediakan), artinya
produk sudah benar benar siap untuk di jual. Agar produk tersebut
laku di jual ke masyarakat atau nasabah, maka masyarakat perlu tahu
kehadiran produk baru tersebut berikut manfaat, harga, di mana dapat
diperoleh dan kelebihan produk dibandingkan produk pesaing. Cara
untuk memberitahukan kepada masyarakat adalah melalaui sarana
promosi.
Secara garis besar terdapat empat macam sarana promosi yang
dapat digunakan oleh perbankan, yaitu sebagai berikut:
a) Periklanan (Advertising)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan, segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh
bank. Sarana promosi yang dilakukan adalah
dalam bentuk
tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam
sepanduk, brosur, bilboard, koran, majalah, televisi, radio-radio.
Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga produk
serta
keuntungan-keuntungan
pesaing.
Tujuan
penggunaan
produk
media
dibandingkan
prduk
iklan
untuk
adalah
21
pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
produk perbankan.
b) Promosi Penjualan (Salaes Promotion)
Merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan
penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu
terhadap barang tertentu pula. Tujuan dari promosi penjualan
adalah untuk meningkatkan penjualan dan untuk meningkatkan
nasabah. Promosi penjualan dilakukan unuk menarik nasabah
untuk membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Manfaat
dari promosi ini adalah komunikasi yaitu memberikan informasi
yang dapat menarik nasabah untuk membeli, kemudian insentif
yaitu memberikan dorongan dan semangat untuk membeli produk
yang ditawarkan
dan invitasi untuk segera merealisasikan
pembelian. Promosi penjualan bagi bank dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu pemberian bunga khusus, pemberian insentif,
pemberian cindera mata, dan lain sebagainya.
c) Program Sosial
Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra
bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui
kegiatan sponsorship terhadap suatu pameran, kegiatan amal atau
sosial atau olahraga. Tujuannya adalah agar nasabah mengenal
lebih dekat.
22
d) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi
karyawan bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.
Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan
oleh seluruh pegawai bank, mulai cleaning service, satpam sampai
pejabat bank. Personal selling juga dilakukan dengan merekrut
tenaga tenaga salesman dan salesgirl untuk melakukan penjualan
door to door.
4. Ekspor
Menurut Undang-Undang Perdagangan Tahun 1996 tentang
Ketentuan Umum di Bidang Ekspor, ekspor adalah kegiatan
mengeluarkan dari Daerah Pabean. Keluar dari daerah pabean berarti
keluar dari wilayah yuridiksi Indonesia. Daerah Pabean adalah
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan
ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi
Ekslusif dan Landas Kontinen yang didalamnya berlaku UndangUndang Kepabeanan. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan
dari daerah pabean. Eksportir adalah orang yang melakukan kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Eskpor
merupakan
salah
satu
dari
kegiatan
perdagangan
internasional. Menurut sutedi (2014:3) perdagangan internasional
merupakan transaksi jual beli lintas negara, yang melibatkan dua
23
pihak dan melintasi batas negara. Ekspor merupakan penjualan barang
ke negara lain dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas,
kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak
eksportir dan importir. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan
untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk
memasukannya ke negara lain.
Ahman (2007:99) suatu negara akan berusaha meningkatkan
ekspor dan mengurangi impor agar pendapatan yang diperoleh
meningkat. Ketika kondisi suatu negara mempunyai nilai ekspor yang
lebih besar dari pada nilai impor maka hal tersebut disebut dengan
surplus neraca pembayanan. Sedangkan ketika nilai ekspor lebih kecil
dari pada impor disebut dengan defisit neraca pembayaran. Beberapa
faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional yaitu :
a. Suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
b. Setiap negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan
internasional dibandingkan dengan barang itu diproduksi didalam
negeri
c. Setiap negara memiliki ongkos produksi untuk memproduksi
barang tertentu.
d. Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda.
Ginting (2007:39) menjelaskan bahwa perdagangan internasional
memerlukan pembiayaan (Trade Finance). Perdagangan internasional
24
tidak akan terwujud tanpa adanya pembiayaan perdagangan
internasional. Pembiayaan internasional terdiri atas pembiayaan impor
dan
ekspor.
Perbankan
menyediakan
fasilitas
pembiayaan
perdagangan internasional, baik untuk transaksi impor (importir)
maupun ekspor (eksportir). Pembiayaan impor maupun ekspor dapat
menggunakan L/C (Letter of Credit) atau non-L/C yang terdiri atas
Collection atau open accaount.
a. Letter of Credit
Surat pemberitahuan kredit (Letter of Credit) adalah janji
membayar dari bank penerbit kepada eksportir senilai L/C
sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C. Latar belakang
penggunaan L/C adalah terjaminnya pembayaran kepada eksportir
melalui perbankan.
b. Non Letter of Credit
Metode pembayaran Non L/C terdiri dari advance payment
(pembayaran di muka) yaitu kesepakatan pembayaran yang
dilakukan oleh importir terhadap eksortir melalui bank sebelum
barang dikapalkan; Collection (inkaso) yaitu pengiriman dan
penagihan dokumen ekspor oleh eksportir terhadap importir
dengan menggunakan jasa bank; Open Account (perhitungan
kemudian) merupakan pengiriman dan penagihan dokumen
keuangan oleh eksportir terhadap importir dengan menggunakan
jasa bank; Consignment merupakan pengiriman barang yang
25
belum terjual ke luar negeri dimana barang dititipkan oleh
eksportir terhadap importir untuk dijual ke pihak lainnya.
5. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus. Sedangkan Manullang (1993:83) menerangkan
inflasi sebagai suatu keadaan
terjadinya peningkatan harga-harga
pada umumnya, atau keadaan dimana terjadi turunnya nilai mata uang
terhadap barang dan jasa. kenaikan harga ini diukur dengan
menggunakan index harga. Beberapa indeks yang sering digunakan
yaitu indeks biaya hidup yaitu mengukur biaya pengeluaran untuk
membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga
untuk keperluan hidup. Kemudian index harga perdagangan besar,
merupakan indeks yang menitik beratkan pada sejumlah barang pada
tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan
baku atau setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga.
Biasanya perubahan indeks harga ini sejalan dengan indeks biaya
hidup.
Inflasi merupakan fenomena sosial yang kompleks dan tercermin
dari interaksi antara permintaan dan penawaran. Karenanya, tidaklah
cukup dikendalikan dengan hanya mengatur pertumbuhan uang.
Adanya hubungan jangka panjang antara uang dan harga, tidak
mempunyai implikasi yang sama dalam jangka pendek. Inflasi dalam
26
jangka pendek amat dipengaruhi oleh permasalahan struktural sisi
penawaran. Itulah sebabnya, sepanjang inflasi masih dalam level
rendah, stimulasi kebijakan jangka pendek melalui penetapan suku
bunga yang rendah adalah suatu kebutuhan pada negara yang sedang
membangun. Tidak saja hal ini untuk mendorong kegiatan investasi
yang diyakini akan menambah kapasitas perekonomian, namun juga
untuk memperluas jangkauan kepada masyarakat, inklusivitas yang
menjaga agar proses berjalan sinambung hingga manfaatnya
dirasakan oleh rakyat kebanyakan.
Teori terjadinya inflasi, dapat dijelaskan dengan mengemukakan 3
teori berikut ini :
a. Teori kuantitas (Irving Fisher)
Kaum klasik berpendpaat bahwa tingkat harga ditentukan oleh
jumlah uang yang beredar. Harga akan nailk apabila ada
penambahan uang yang beredar. Jika jumlah barang yang di
tawarkan tetap, sedangkan jumlah uang yang ditambah menjadi
dua kali lipat, maka cepat atau lambat harga akan naik menjadi
dua kali lipat.
b. Teori keynes
Keynes melihat bahwa inflasi tejadi karena nafsu berlebihan dari
suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih
banyak barang dan jasa yang tersedia. Karena keingginan
memenuhi kebutuhan secara berlebihan, permintaan bertambah,
27
sedangkan penawaran tetap, yang akan terjadi adalah harga akan
naik. Pemerintah dapat membeli barang dan jasa dengan cara
mencetak uang, misalnya : inflasi juga dapat terjasi karena
keberhasilan pengusaha memperoleh kredit. Kredit
yang
diperoleh ini digunakan untuk membeli barang dan jasa sehingga
permintaan agregat meningkat, sedangkan penawaran agregat
tetap. Kondisi ini berakibat pada kenaikan harga-harga.
c. Teori struktural
Teori ini menyorot penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi
yang kaku. Produsen tidak dapat mengantisipasi dengan cepat
kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan
penduduk. Permintaan sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah
penduduk, jika yang digunakan adalah teknologi sederhana.
Boediono
(2008:158)
berdasarkan
asalnya
inflasi
dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu inflasi yang berasal dari dalam
negeri dan berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam
negeri timbul misalnya karena defisit angaran belanja yang dibiayai
dengan percetakan uang baru, panen yang gagal dan lain sebagainya.
Sedangkan inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang
timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau negara-negara
langganan berdagang negara.
28
Berdasarkan laju perkembangannya Inflasi dapat dibedakan
menjadi tiga , yaitu inflasi merayap (creeping infation), inflasi
sederhana (moderate inflation), inflasi hiper ( hyper-inflation). Inflasi
merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3 persen
setahun, inflasi sederhana adalah inflasi yang berada disekitar 5-8
persen setahun, dan inflasi hiper adalah inflasi yang tingkatnya sangat
tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau
lebih dalam tempo satu tahun.
Bank Indonesia menjelaskan bahwa Kestabilan inflasi merupakan
prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang
pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada
pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan
dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat, yaitu :
a. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat
akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan
akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin,
bertambah miskin.
b. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian
(uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil
akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan
29
konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
c. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan
tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga
domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan
tekanan pada nilai rupiah
Efek inflasi menurut Nopirin (2000:32) yang pertama yaitu
equity effect merupakan efek terhadap pendapatan yang tidak merata,
ada yang diuntungkan tetapi ada pula yang dirugikan. Yang kedua
yaitu efficiency effect bahwa inflasi dapat mengubah alokasi faktor
faktor produksi. permintaan akan berbagai macam barang akan
mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang
tertentu. Dengan inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami
kenaikan lebih besar dari pada barang lain yang kemudian mendorong
kenaikan produksi barang tersebut sehingga akan merubah pola
alokasi produksi yang sudah ada. Yang ketiga output effect, inflasi
dapat saja
mengakibatkan kenaikan produksi alasanya adalah
kenaikan harga biasanya akan mendahului kenaikan upah sehingga
keuntungan pengusaha meningkat
dan keuntungan tersebut akan
mendorong kenaikan produksi. Namun kenaikan inflasi yang tinggi
akan berefek sebaliknya. Karena mengaibatkan nilai uang menurun
30
dan masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi
mengarah ke barter dan diikuti dengan turunnya produksi.
6. Kurs atau Nilai Tukar
Kurs atau bisa disebut juga nilai tukar mata uang merupakan
perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain. Keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara
meningkat atas mata uang asing disebut dengan depresiasi, dan
sebaliknya keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara
menurun atas mata uang asing disebut apresiasi.
Mankiw (2000;192) membedakan kurs menjadi dua yaitu kurs
nominal dan kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata
uang dua negara. Sementara kurs riil merupakan harga relatif dari
barang-barang kedua negara, dimana kurs riil menyatakan tingkat
dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dar suatu negara
untuk barang-barang dari negara lain.
Sistem penentuan kurs atau nilai tukar di Indonesia ditentukan
melalui mekanisme pasar, sehingga fluktuasi yang terjadi pada nilai
tukar rupiah terjadi akibat kekuatan permintaan dan penawaran dari
mata uang rupiah terhadap mata uang asing. interaksi permintaan dan
penawaran akan valuta asing di pengaruhi beberapa hal :
31
a. Pembayaran Impor
Apabila impor akan barang dan jasa semakin tinggi, maka
permintaan akan valas menjadi semakin besar, dan hal ini akan
menyebabkan nilai tukar cenderung melemah.
b. Aliran Modal Keluar (Capital Outflow)
Apabila aliran modal keluar ini semakin besar, maka akan
menyebabkan permintaan akan valas menjadi semakin meningkat,
sehingga mendorong nilai tukar semakin melemah. Yang termasuk
aliran modal keluar, yakni pembayaran hutang oleh pihak swasta
maupun negeri pada pihak asing, dan penempatan dana ke luar
negeri.
c. Kegiatan Spekulasi
Apabila para spekulan melakukan spekulasi terhadap mata uang
asing, dimana para spekulan akan melakukan permintaan terhadap
mata uang asing dalam jumlah yang besar, maka akan
mempengaruhi nilai tukar menjadi semakin melemah terhadap
mata uang asing.
Dampak dari menguat atau melemahnya nilai tukar adalah
berubahnya nilai mata uang terhadap barang dan jasa. Ketika dilihat
dari sisi konsumen, apabila perubahan
tersebut terjadi sementara
pendapatan yang diperoleh masyarakat tetap maka secara otomastis
akan menurunkan daya beli masyarakat dan berdampak tingkat
32
tabungan masyarakat yang menurun. Sementara dari sisi produsen,
pelemahan nilai rupiah akan berdampak pada naiknya harga bahan
baku dan berdampak pada menurunnya produktivitas.
7. Suku Bunga LPS
Suku bunga penjaminan LPS merupakan salah satu transmisi
moneter dalam mengatur suku bunga dana pihak ketiga baik itu
tabungan maupun deposito. Suku bunga penjaminan LPS adalah
tingkat suku bunga simpanan tertinggi yang dijaminkan oleh
Lembaga Penjamin Simpanan.
UU no 10 tahun 1998 tentang perbankan mengamanatkan
pembentukan suatu lembaga penjamin simpanan sebagai pelaksna
penjamin simpanan masyarakat. Dalam UU no 24 tentang lambaga
penjamin simpanan di jelaskan bahwa LPS merupakan lembaga
independen yang berfungsi menjamin simpanan masyarakat dan turut
aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya.
Berdasarkan UU LPS, fungsi penjaminan simpanan meliputi juga
simpanan di bank syariah, baik bank umum syariah, unit usaha
syariah,
maupun
bank
perkreditan
raktyat
syariah
(BPRS).
Berdasarkan peraturan pemeritah nomor 39 tahun 2005, simpanan di
bank syariah yang di jamin lembaga penjamin simpanan terdiri atas
giro berdasarkan prinsip wadiah, tabungan berdasarkan prinsip
33
wadiah, tabungan berdasarkan prinsip mudhorobah muthalaqah atau
prinisp mudhorobah muqqayadah yang resikonya ditanggung oleh
bank, depositi muqqoyadah yang resikonya di tanggung bank, dan
atau simpanan berdasarkan prinsip syariah lainnya yang di tetapkan
oleh lembaga penjamin simpanan setelah mendapat pertimbangan dari
lembaga pengawas perbankan. Lembaga penjaminan memiliki dua
fungsi yaitu menjamin simpanan nasabah bank dan melakukan
pemyelesaian atau penanganan bank gagal.
LPS menjamin pokok dan bunga/bagi hasil yang menjadi hak
nasabah dimana ditahun 2007 penjaminan LPS hanya sampai dengan
Rp. 100 juta per nasabah per bank, lalu berdasarkan pertimbangan
atas hasil data distribusi simpanan per 31 Desember 2006 yang
menyebutkan bahwa rekening bersaldo sama atau kurang dari 100 juta
mencakup 98% rekening simpanan maka pada tahun 2008 LPS
merubah batas penjaminan menjadi Rp. 2 Milyar per nasabah.
Sutedi (2010:68) nilai simpanan yang dijamin oleh lembaga
penjamin simpanan paling tinggi sebesar Rp2 miliar per nasabah per
bank. Apabila nasabah memiliki beberapa rekening dalam satu bank
maka untuk menghitung simpanan yang dijamin adalah dengan
menjumlahkan seluruh saldo rekening tersebut.
Menurut Wijaya (2010:40) dalam rangka program penjaminan,
UU LPS memuat ketentuan persyaratan pembayaran klaim. Klaim
tidak dapat dibayar apabila :
34
a. simpanan tidak tercatat di bank
b. kemudian
nasabah
penyimpan
merupakan
pihak
yang
menyebabkan bank menjadi tidak sehat
c. nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara
tidak wajar. Yang dimaksud dengan tidak wajar adalah apabila
nasabah mendapatkan tingkat suku bunga simpanan diatas suku
bunga penjaminan.
8. Non Performing Financing
Menurut
Siswati
(2013:82)
Non
Performing
Financing
merupakan rasio perbandingan pembiayaan yang bermasalah dengan
total penyaluran dana yang disalurkan kepada masyarakat. Non
Performing Financing (NPF) merupakan salah satu indikator
kesehatan
kualitas
asset
bank
dalam
mengelola
penyaluran
pembiayaan. Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap
kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Menurut
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang sistem
penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Bank Syariah, semakin
tinggi nilai NPF (di atas 5 %), maka bank tersebut tidak sehat.
Semakin tinggi rasio Non Performing Financing akan memberi
dampak negatif bagi perbankan, salah satunya menurunnya target
pendapatan pada periode yang ditetapkan. Dampak lain yang terjadi
35
adalah pembagian pendapatan atau bagi hasil yang diterima pemilik
dana (shahibul mal) menjadi sedikit.
Rasio Non Performing Financing yang tak segera ditanggani
akan mengakibatkan turunnya profitabilitas serta kepercayaan
nasabah kepada bank syariah berkurang. Namun sebaliknya apabila
rasio Non Performing Finance berkurang maka pendapatan bank
syariah akan stabil sesuai pendapatan yang ditetapkan serta
kepercayaan nasabah terhadap bank syariah dapat dijaga. Berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang
termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan
dan macet.
NPF merupakan jenis dari rasio perbaikan aset. Rasio perbaikan aset
terdiri dari:
a. Non performing financing (NPF) gross
NPF gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang
diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai dengan 5
dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh
bank. Terdapat 5 kategori tingkat kolektibilitas pembiayaan
yaitu: lancar (current), dalam perhatian khusus (special mention),
kurang lancar (sub-standar), diragukan (doubtful), dan macet
b. Non performing financing (NPF) net
NPF net adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang
diberikan dengan mengurangi tingkat kolektibilitas 3 sampai
36
dengan 5 dengan penyisihan penghapusan yang telah dibentuk
kemudian dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan
oleh bank.
Menurut Rivai dalam Yuliany (2014), kredit bermasalah memiliki
beberapa penyebab antara lain :
a. Karena kesalahan bank, meliputi kurang jeli dalam pengecekan
dan menganalisa calon nasabah, terlalu agresif, pemberian
kelonggaran terlalu banyak, kurang mengadakan kontak dengan
nasabah, pemberian kredit terlalu banyak, pengikatan jaminan
kurang sempurna, dan adanya kepentingan pribadi pejabat bank
b. Karena kesalahan nasabah, meliputi nasabah tidak kompeten,
nasabah tidak jujur, nasabah serakah, dan nasabah sakit atau
meninggal dunia.
c. Karena faktor eksternal, meliputi kondisi perekonomian,
perubahan peraturan pemerintah, dan bencana alam.
B. Penelitian Terdahulu
1. Biaya Promosi
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel biaya promosi
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
37
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Biaya Promosi
No. Peneliti
1.
2.
3
4
Rini
Idayanti,
UIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta,
2016
Judul
Tesis, Analisis
Pengaruh
Biaya Promosi
dan
Biaya
Pendidikan &
Pelatihan Pada
Pembiayaan
Bank Umum
Syariah
Darma dan Jurnal,
Dita
Pengaruh
Pramudya
Bauran
Wardani,
Promosi
Politeknik
Terhadap
Negeri
Keputusan
Jakarta
Pengambilan
2013
Produk
Pembiayaan
Platinum
iB
Pada
Bank
Syariah
Cabang
Harmoni.
Neil
Al Skripsi,
Muna,
Faktor Yang
2013
Mempengaruhi
Pembiayaan
Sektor
Pertanian,
Kehutanan dan
Sarana
Pertanian
BPRS
Indonesia
Ahmad
Skripsi,
Rifqi,
Analisis
Damarjati
Pengaruh
UIN Sunan Yang
Kalijaga
Mempengaruhi
Yogyakarta Keputusan
Variabel
Hasil
Penelitian
Pembiayaan,
Biaya
Promosi,
Biaya
Pendidikan
dan Pelatihan
Biaya Pomosi
Berpengaruh
Positif dan
Signifikan
Terhadap
Total
Pembiayaan
BUS.
Mix
Variabel
Promotion,
Promosi
Purchase
Berpengaruh
Decision,
Signifikan
Platinum Ib Terhadap
Mortgage
Keputusan
Product
Pembelian
Produk KPR
Platinum iB.
Biaya
Promosi,
CAR, FDR,
ROA, Inflasi
Biaya
Promosi
Berpangaruh
Negatif
Signifikan
Terhadap
Pembiayaan
Nilai
Taksiran,
Biaya-Biaya,
Promosi,
Pelayanan,
Keputusan
Promosi
Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap
Keputusan
38
2014
5
Yusran,
Universitas
Hasanudin
2013
Nasabah
Menggunakan
Pembiayaan
Gadai
Emas
Syariah
Skripsi,
Analisis
Tingkat Daya
Saing
Bank
Syariah Pasca
Penghapusan
Ppn
Atas
Transaksi
Murabahah
Menggunakan Menggunakan
Pembiayaan
Pembiayaan
Gadai Emas
Syariah
Margin,
Beban
Promosi,
Tingkat Daya
Saing,
Pembiayaan
Murabahah
Beban
Promosi
Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap Net
Income Pada
Transaksi
Pembiayaan
Murabahah.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh biaya promosi terhadap
pembiayaan perbankan syariah secara spesifik hanya ditemukan pada
Tesis Rini Idayanti maka dari itu untuk menguatkan perbandingan
terkait penelitian terdahulu peneliti mengambil hasil dari penelitian
lain terkait Promosi. dari hasil penelitian terdahulu tersebut dapat
disimpulkan bahwa kelima hasil penelitian tersebut menyebutkan
bahwa Biaya promosi dan Promosi mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
2. Ekspor
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Ekspor terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
39
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu Ekspor
No. Peneliti
Judul
1.
William Lie
dan Mariana
Ing Malelak,
2015
Jurnal,
Pengaruh
Makro
Ekonomi
Terhadap
Kredit
Perbankan di
Indonesia
2.
Levina
Halim,
2013
3
4
Pengaruh
Makro
Ekonomi Dan
Ekspor
Tehadap
Kredit Modal
Kerja
Dan
Kredit
Investasi
Perbankan
Yoda Ditria, Jurnal,
Jenni
Pengaruh
Vivian, dan Tingkat Suku
Indra
Bunga, Nilai
Widjaja
Tukar Rupiah
2008
Dan Jumlah
Ekspor
Terhadap
Tingkat
Kredit
Perbankan
Myke Yuni
Antika
Tingkat Suku
Bunga, Nilai
Tukar
Rupiah, Nilai
Ekspor dan
Jumlah
Kredit
Hasil
Penelitian
Inflation, BI Ekspor Tidak
Rate, Money Berpengaruh
Supply,
Signifikan
Exchange
Terhadap
Rate, Export, Kredit
Gross
Perbankan.
Domestic
Product,
Bank Loans
BI
Rate, Ekspor
Ekspor,
berpengaruh
Inflasi,
signifikan
Jumlah Uang terhadap kredit
Beredar,
modal
kerja
Kurs
dan
kredit
investasi.
Variabel
Interest
Rates Level,
Exchange
Rates Value,
Export
Quantity,
Bank, Loan,
Working
Capital
Loan,
Investment
Loan,
Consumer
Loan.
Tingkat Suku
Bunga, Nilai
Tukar
Rupiah, Nilai
Ekspor dan
Jumlah
Kredit
Variabel
Ekspor
Mempengaruhi
Jumlah Kredit
Nilai Ekspor
Berpengaruh
Positif
dan
Signifikan
Terhadap
Jumlah Kredit
40
5
Joddy
Deriana,
2007
Analisis
Pengaruh
Variabel
Ekonomi
Makro
Terhadap
Margin
Pembiayaan
Murabahah
Perbankan
Syariah
Tingkat Suku Tingkat
Bunga,
Ekspor
Inflasi,
Berpengaruh
Tingkat
Signifikan
Ekspor
Terhadap
Margin
Pembiayaan
Murabahah.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh volume ekspor terhadap
pembiayaan perbankan syariah tidak ditemukan peneliti secara
spesifik, namun temuan pengaruh signifikan ekspor pada margin
pembiayaan murabahah pada tahun 2008 mengindikasikan bahwa
terdapat pengaruh antara volume ekspor dengan pembiayaan
perbankan syariah. Untuk menguatkan perbandingan terkait penelitian
terdahulu maka peneliti mengambil hasil dari penelitian lain yaitu
volume ekspor terhadap kredit perbankan konvensional.
3. Inflasi
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Inflasi terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu Inflasi
No. Peneliti
1.
Judul
Rahmat Dahlan, Jurnal,
Universitas
Pengaruh
Variabel
Sertifikat
Bank
Hasil
Penelitian
Inflasi Tidak
Mempengaruhi
41
2.
Muhammadiyah Tingkat
Prof.
Dr. Bonus
Hamka 2014
Sertifikat
Bank
Indonesia
Syariah dan
Tingkat
Inflasi
Terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah
di Indonesia
Ekarina Katmas Skripsi
UIN
Syarif Pengaruh
Hidayatullah
Faktor
Jakarta 2014
Eksternal dan
Internal
Terhadap
Volume
Pembiayaan
Perbankan
Syariah Di
Indonesia
3
Ati Astuti,
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta 2013
4
Yuhan
Veratama
Universitas
Dian
Nuswantoro,
2013
Skripsi,Peng
aruh Inflasi,
Bi
Rate,
Dana Pihak
Ketiga, Non
Performing
Loan,
Capital
Adequacy
Ratio
Terhadap
Penyaluran
Kredit
Indonesia
Syariah,
Inflasi,
Pembiayaa
n, Regresi
Terhadap
Penyaluran
Pembiayaan
Pada
Bank
Syariah
Di
Indonesia.
Pembiayaa
n, Inflasi,
BI Rate,
Kurs,
CAR,ROA
,
NPF,
FDR,
BOPO,
ECM
Inflasi Dalam
Jangka Pendek
Maupun
Jangka
Panjang
Memiliki
Pengaruh
Positif
dan
Signifikan
Pada Volume
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Inflasi
Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap
Penyaluran
Kredit.
Inflasi, ,
BI Rate,
Volume Of
Deposit,
Non
Performin
g
Loan,
Capital
Adequacy
Ratio,
Lending,
Dan Panel
Data
Regression
Jurnal,
Exchange
Pengaruh
Rate,
Kurs, Inflasi, Inflation,
DPK, SWBI, Third
dan
Party
Pendapatan
Funds,
Bank
Swbi, Bank
Inflasi
Berpengaruh
Tidak
Signifikan
Terhadap
Perguliran
Dana
Bank
42
5
Terhadap
Tingkat
Pengguliran
Dana Bank
Syariah
Skripsi,
Faktor Yang
Mempengaru
hi
Pembiayaan
Sektor
Pertanian,
Kehutanan
dan Sarana
Pertanian
BPRS
Indonesia
Neil Al Muna
2013
Earnings,
FDR
Syariah.
Biaya
Promosi,
CAR,
FDR,
ROA,
Inflasi
Inflasi Tidak
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Pembiayaan
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Inflasi terhadap
pembiayaan perbankan syariah ditemukan banyak dari berbagai
sumber. Dari hasil penelitian terdahulu tersebut mengasilkan
penelitian
yang
menyebutkan
berbeda-beda.
bahwa
Inflasi
Hasil
mempunyai
sebagian
pengaruh
penelitian
terhadap
penyaluran pembiayaan, sementara penelitian lain menyebutkan
inflasi tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan .
4. Kurs
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Kurs terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
43
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu Kurs
No. Peneliti
1.
Ekarina
Katmas,
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2014
2.
Avisa Aditya
Redaya,
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta
2013
3
Ajeng
Sarjadyasari,
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta 2010
Hasil
Penelitian
Skripsi,
Pembiayaan, Kurs Tidak
Pengaruh
Inflasi,
Bi Berpengaruh
Faktor
Rate, Kurs, Terhadap
Eksternal
CAR,ROA,
Pembiayaan
dan Internal NPF, FDR, Perbankan
Terhadap
Bopo, ECM Syariah
Volume
Pembiayaan
Perbankan
Syariah Di
Indonesia
Skrpsi
Tingkat
Variabel
Analisis
Pembiayaan, Kurs
FaktorKurs, Inflasi, Berpengaruh
Faktor Yang Dana Pihak Positif Tidak
Berpengaruh Ketiga,
Signifikan
Terhadap
Sertifikat
Terhadap
Tingkat
Wadiah
Tingkat
Pembiayaan Bank
Pembiayaan
Bank Syariah Indonesia,
Bank
Pendapatan
Syariah
Bank, Dan
Capital
Adequacy
Ratio.
Skripsi,
Modal Inti, Kurs
Analisis
DPK, SBI, Berpengaruh
Pengaruh
Kurs, Inflasi, Signifikan
Modal Inti, Pembiayaan Terhadap
Dana Pihak Bank
Pembiayaan
Ketiga
Muamalat
Bank
(DPK), Suku Indonesia
Muamalat
Bunga SBI,
Indonesia.
Nilai Tukar
Rupiah
(KURS) Dan
Infalnsi
Terhadap
Pembiayaan
Yang
Judul
Variabel
44
Disalurkan
Analisis
Pengaruh
Nilai Tukar
Terhadap
Dollar,
Inflasi,
Jumlah Uang
Beredar,
Terhadap
Dana Pihak
Ketiga Serta
Implikasinya
Pada
Pembiayaan
Mudhorobah
Cahya
Skripsi,
Masturina Citra Pengaruh
UIN
Sunan NPF, DPK,
Kalijaga
dan Inflasi
Yogyakarta,
Terhadap
2013
Pembiayaan
UMKM
BPRS
Indonesia
Achmad Tohari
UIN
Syarif
Hidayatullah
2010
5
Nilai Tukar
Rupiah
Terhadap
Dollar,
Inflasi,
Jumlah Uang
Beredar.
Dana Pihak
Ketiga
Nilai Tukar
Berpengaruh
Negatif
Signifikam
Terhadap
Pembiayaan
Mudhorobah
Pembiayaan
UMKM,
NPF, DPK,
Inflasi,
BPRS
NPF
Berpengaruh
Negatif
Signifikan
Terhadap
Pembiayaan
UMKM
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Kurs (Rupiah dengan
US Dollar) terhadap pembiayaan perbankan syariah menjelaskan
bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan perbankan syariah. Sedangkan pada penelitian dengan
objek Bank Muamalat menjelaskan bahwa nilai tukar berpengaruh
positif dan signifikan dan pada pembiayaan UMK BPRS berpengaruh
signifikan.
45
5. Suku Bunga LPS
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Suku Bunga LPS
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu Kurs
Hasil
Penelitian
Khresna Dhuta Tesis,
Moral
Suku Bunga
Wijaya
Analisis
Hazard
Penjaminan
Universitas
Pengaruh
Kredit,
LPS
Indonesia
Nilai
Coverage
Berpengaruh
2012
Maksimum
Limit, NPF, Signifikan
Penjaminan
Suku Bunga Terhadap
LPS Terhadap Penjaminan Resiko
Resiko Moral LPS
Moral
Hazard Kredit
Hazard
BPR
Kredit BPR.
Nur
Zahroh Jurnal,
Deposit
Penjamin
Hamidah,
Pengaruh
Insurance
Simpanan
Sudarto, dan Sistem
Sistem,
(Blanket
Dian Purnomo Penjaminan,
Bank Risk Guarantee)
Jati
Bank
Size, Taking
Berpengaruh
Universitas
Dan Leverage (Moral
Signifikan
Jendral
Terhadap
Hazard
Terhadap
Soedirman
Prilaku
Kredit)
Moral
2014
Pengambilan
Hazard
Resiko Bank
Kredit Pada
Bank BUMN
Indonesia.
Rofikoh
Jurnal,
CAR,
Implementasi
Rokhim,
Pengaruh
Penjamian
Penjamin
Universitas
Jaminan
Simpanan,
Simpanan
Indonesia
Simpanan,
Resik
Berpengaruh
2012
CAR,
NPL, Moral
Signifikan
Pada Tingkat Hazard,
Terhadap
Deposit,
NIM, NPL Rasio Total
Resiko Moral
Kredit Bank
Hazard, Dan
Umum
Di
NIM
Indonesia
No. Peneliti
1.
2.
3
Judul
Variabel
46
4
Maulisa Yanti
Nasution,
Universitas
Indonesia
2012
Tesis,
Dampak
Sistem
Penjaminan
Simpanan
Terhadap
Tingkat
Deposit dan
Risk Taking
Bank Umum
Di Indonesia
Penjaminan
Simpanan,
Resiko,
Bank
Penjaminan
Simpanan
Tidak
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Posisi Kredit
Bank
Indonesia.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Suku Bunga LPS
terhadap pembiayaan perbankan syariah tidak ditemukan secara
spesifik. Maka untuk menguatkan perbandingan terkait penelitian
terdahulu terkait suku bunga LPS maka peneliti mengambil hasil dari
penelitian lain terkait suku bunga penjaminan terhadap moral hazard
dan pengaruh penjaminan simpanan terhadap pembiayaan perbankan
syariah.
6. Non Performing Finance (NPF)
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel NPF terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu Non Performing Financing
No
.
1.
Peneliti
Judul
Ekarina Katmas Skripsi
UIN
Syarif Pengaruh
Hidayatullah
Faktor
Hasil
Penelitian
Pembiayaan, NPF
Inflasi, BI Berpengaru
Rate, Kurs, h
Negatif
Variabel
47
Jakarta, 2014
2.
3
4
Eksternal dan
Internal
Terhadap
Volume
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Di
Indonesia
Agustina
Kurniawati,
Universitas
Muhammadiya
h
Surakarta,
2014
CAR,ROA,
NPF, FDR,
BOPO,
ECM
Signifikan
Terhadap
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Dalam
Jangka
Pendek dan
Jangka
Panjang
Depositors’ Variabel
Funds,
NPF Tidak
Profit And Berpengaru
Loss
h Signifikan
Sharing
Negative
Level, Non Terhadap
Performing Volume
Financing
Pembiayaan
And
Berbasis
Total Assets Bagi Hasil.
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruh
i
Volume
Pembiayaan
Berbasis Bagi
Hasil
Pada
Bank
Umum
Syariah
Di
Indonesia
Aal
Hendri, Jurnal
Ethika,
dan Faktor Faktor
Yeasy
Yang
Darmayanti,
Mempengaruh
2012
i
Volume
Pembiayaan
Berbasis Bagi
Hasil
Pada
Perbankan
Syariah
Di
Indonesia
Dana Pihak
Ketiga,
Financial
Deposit
Ratio, Non
Performing
Financing,
Kegiatan
Pembiayaan
Berbasis
Bagi Hasil
Non
Performing
Financing
Tidak
Berpengaru
h Signifikan
Terhadap
Kegiatan
Pembiayaan
Berbasis
Bagi Hasil
Pada Bank
Syariah
Yang Listed
Di
Bursa
Efek
Indonesia.
Wuri
Arianti
Novi Pratami
Universiatas
Diponegoro
Semarang,
Financing,
Third Party
Funds
(DPK),
Capital
NPF Tidak
Berpengaru
h Terhadap
Pembiayaan
.
Skripsi,
Analisis
Pengaruh
Dana
Pihak
Ketiga (DPK),
48
2011
5
Capital
Adequacy
Ratio (CAR),
Non
Performing
Financing
(NPF)
Dan
Return
On
Asset
(ROA)
Terhadap
Pembiayaan
Pada
Perbankan
Syariah
Mufiq Firaldi
Analisis
UIN
Syarif Pengaruh
Hidayatullah
DPK,
NPF,
Jakarta,
dan
Inflasi
2013
terhadap Total
Pembiayaan
BPRS
Indonesia
Adequacy
Ratio
(CAR),
Non
Performing
Financing
(NPF),
Return On
Asset (ROA)
DPK, NPF,
Inflasi,
Total
Pembiayaan
, BPRS
NPF Tidak
Berpengaru
h
Dalam
Jangka
Pendek,
Sedangkan
Dalam
Jangka
Panjang
NPF
Berpengaru
h
Signifikan.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Non Performing
Finance terhadap pembiayaan perbankan syariah ditemukan banyak
dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian terdahulu tersebut
menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Hasil sebagian kecil
penelitian menyebutkan bahwa Non Performing Finance mempunyai
pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan, sementara penelitian lain
menyebutkan Non Performing Finance tidak berpengaruh terhadap
penyaluran pembiayaan .
49
C. Research Gap
Dari penelitian terdahulu di atas, peneliti menemukan adanya gap
antara lain:
1. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel ekspor terhadap kredit atau
pembiayaan pada tahun 2015 dengan 2008.
2. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel Inflasi terhadap pembiayaan
pada tahun 2014.
3. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel Kurs terhadap pembiayaan
pada tahun 2010 dan 2014.
4. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel NPF terhadap pembiayaan
pada 2014 dengan penelitian sebelumnya.
5. Terdapat perbedaan hasil penelitian Penjaminan LPS terhadap kredit atau
pembiayaan pada 2014 dan 2012.
6. Research gap selanjutnya adalah menggabungkan variabel dari beberapa
penelitian ke dalam satu model penelitian.
D. Kerangka Penelitian
Berkut ini adalah kerangka berfikir penelitian yang dapat disusun dari kajian
teoritis mengenai pengaruh antara masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen.
50
Biaya Promosi
Volume Ekspor
Inflasi
Pembiayaan
Perbankan Syariah
Kurs
Suku Bunga LPS
NPF
Gambar. 2.1 Kerangka Penelitian
E. Hipotesis
H1 :
Variabel Biaya Promosi berpengaruh signifikan dalam jangka
pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan
syariah
H2 :
Variabel Ekspor berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan
jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
H3 :
Variabel Infasi berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan
jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
H4 :
Variabel Kurs berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan
jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
H5 :
Variabel Suku Bunga LPS berpengaruh signifikan dalam jangka
51
pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan
syariah
H6 :
Variabel Non Performing Finance berpengaruh signifikan dalam
jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Zulfikar dan Nyoman (2014:40) pendekatan
kuantitatif merupakan pendekatan riset yang bersandarkan pada
pengumpulan dan analisis data numeric, menggunakan strategi survei dan
eksperimen, mengadakan pengukuran dan observasi, melaksanakan
pengujian teori dengan uji statistik.
Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut Eddy (2008:118) data sekunder merupakan data yang
sudah ada. Data tersebut dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan
yang tidak mendesak. Menurut Sugiarto (2006:17) Data sekunder
merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer
atau pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau
diagram.
B. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini bersumber dari data publikasi
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah hasil publikasi Otoritas Jasa
52
53
Keuangan, publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, dan
publikasi Lembaga penjamin simpanan periode 2008 sampai dengan 2015.
Data yang bersumber dari publikasi Bank Indonesia adalah tingkat Inflasi
yang dapat di akses di www.bi.go.id, Semantara data yang di peroleh dari
Statistik Perbankan Syariah adalah Biaya Promosi, Non Performing
financing dan Volume Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah yang
dapat di akses pada www.OJK.go.id, kemudian data yang bersumber pada
publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia adalah Kurs (Nilai
Tukar Rupiah terhadap US Dollar) dan volume Ekspor yang dapat di akses
di www.kemendag.go.id, dan data yang bersumber pada publikasi
Lembaga Penjamin Simpanan adalah Suku Bunga LPS yang dapat diakses
di www.lps.go.id.
C. Teknik pengumpulan data
Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan studi
dokumentasi. Menurut Hasan (2004:24) metode dokumentasi adalah cara
pemgumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang
telah ada atau laporan data dari penelitian sebelumnya. Dalam penulisan
skripsi ini, data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Data sekunder
a) Data publikasi Bank Indonesia
b) Statistik Perbankan Syariah (Otoritas Jasa Keuangan).
c) Data publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia
54
d) Data Publikasi Lembaga Penjamin Simpanan
e) Buku-buku literatur.
f) Sumber lainnya yang dapat dipercaya
2. Data penelitian ini diperoleh dengan cara :
a. Library research
Berupa pengumpulan data dengan membaca buku-buku dari
beberapa literatur, referensi, laporan-laporan keuangan dan bahanbahan yang berhubungan atau mendukung karya akhir ini.
b. field research
Melakukan
peninjauan
langsung
guana
memperoleh
data
(observasi) dengan pengamatan, yakni berupa sumber data
sekunder dari Publikasi Bank Indonesia, Publikasi Otoritas Jasa
Keuangan, Publikasi Kementrian Perdagangan, dan Publikasi
Lembaga Penjamin Simpanan.
c. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau
pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau
kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan
teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
55
D. Teknik Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan
dari variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series
yang kita punyai merupakan suatu data dari hasil proses stokastik.
Suatu data hasil proses random dikatakan stasioner jika memenuhi
kriteria, yaitu: jika rata-rata dan varian konstan sepanjang waktu dan
kovarian antara dua data runtun waktuhanya tergantung dari
kelambanan antara dua periode waktu tertentu (Agus Widarjono,
2005).
Salah satu persyaratan penting untuk mengaplikasikan model
runtun waktu yaitu dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil
(stasioner) dari variabel-variabel pembentuk persamaan regresi.
Karena penggunaan data dalam penelitian ini dimungkinkan adanya
data yang tidak stasioner, maka dalam penelitian ini perlu digunakan
beberapa uji stasioner. Dalam melakukan uji stasioneritas, penulis
akan melakukan proses analisis yang terdiri dari :
a. Uji Akar Unit
Uji Phillips-Perron memasukkan adanya autokorelasi di
dalam
variabel
gangguan
dengan
memasukkan
variabel
independen berupa kelambanan diferensi. Phillips-Perron (PP)
membuat uji akar unit dengan menggunakan metode statistik
nonperametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi antara
56
variabel
gangguan
tanpa
memasukkan
variabel
penjelas
kelambanan diferensi. (Agus Widarjono, 2007)
Statistik distributif t tidak mengikuti statistik distributif
normal tetapi mengikuti distributif statistik PP sedangkan nilai
kritisnya digunakan nilai kritis. Prosedur untuk menentukan
apakah data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan
antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya yaitu distribusi
statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar dari
nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner
dan jika sebaliknya nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai
kritisnya maka data tidak stasioner.
e. Uji Derajat Integrasi
Data time series pada umumnya adalah data yang tidak
stasioner. Untuk menghindari regresi lancung maka harus
ditransformasikan data nonstasioner menjadi data stasioner.
Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat
banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut,
ternyata data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah
satunya
yaitu
auotokorelasi.
auotokorelasi
ini
merupakan
penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner,
sehingga bila data dapat distasionerkan maka otokorelasi akan
hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk
57
membuat data yang tidak stasioner sama dengan transformasi data
untuk menghilangkan otokorelasi (Nachrowi,2006).
Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan
bahwa data tidak stasioner, maka diperlukan proses deferensi data.
Uji stasioner data melalui proses diferensi ini disebut uji derajat
integrasi. Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai pada derajat
keberapa suatu data akan stasioner dapat dilihat dengan
membandingkan antara nilai statistik PP yang diperoleh dari
koefisien y dengan nilai kritis distribusi statistik Mackinnon. Jika
nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya pada
diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada
derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat
integrasi perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi
sehingga diperoleh data yang stasioner.
2. Uji Kointegrasi
Kointegrasi merupakan suatu kondisi hubungan jangka panjang
dari kombinasi linier variabel-variabel yang menjadi stasioner
meskipun secara individual variabel tersebut tidak stasioner. Gujarati
(2006;171) mengatakan bahwa jika kita berhadapan dengan data deret
berkala (time series), kita harus memastikan bahwa data deret berkala
individualnya bersifat stasioner atau terintegrasi bersama, jika tidak
begitu, kita mungkin bisa langsung dituding mengerjakan analisis
58
regresi semu (atau tidak bermakna). Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa keadaan dimana data secara individual tidak
stasioner maka akan menyebabkan terjadinya regresi semu, maka
penting untuk diingat untuk tidak melakukan regresi pada variabel
runtun waktu Y dan X yang memiliki akar unit atau tidak stasioner,
kecuali pada keadaan Y dan X berkointegrasi atau terintegrasi secara
bersama. Ketika Y dan X berkointegrasi maka masalah regresi semu
akan hilang karena Y dan X terdapat hubungan equilibrium yang
dapat di interpretasikan sebagai pengaruh jangka panjang.
Untuk menguji kointrgrasi dapat dilakukan dengan uji EngleGranger. Langkah pertama adalah menguji unit root dalam variabel Y
dan X (dapat dilakukan dengan dengan uji Augmented Dickey-Fuller
atau Phillip-Perron). Orde unit root ini harus sama dan pada
difference. Selanjutnya estimasi regresi antara Y dan X dan simpan
residual dari regresi ini. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji
unit root pada residual. Jika residual stasioner pada level maka dapat
disimpulkan bahwa Y dan X berkointegrasi. Hal yang perlu di
perhatikan dalam pengujian root
terhadap residual adalah jangan
memasukkan komponen trend ke dalam statistik uji.
3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM
Eror Correction Mechanism (ECM) sering disebut model koreksi
kesalahan. Pendekatan Eror Correction Mechanism digunakan untuk
59
mengkoreksi persamaan regresi antar variabel –variabel yang secara
individual tidak stasioner agar kembali ke nilai equilibriumnya dalam
jangka panjang, dengan syarat utama berupa keberadaan hubungan
kointegrasi diantara variabel-variabel penyusunnya. ECM digunakan
karena mekanisme ECM memiliki keunggulan salah satunya yaitu
menghindari
regresi
semu
yang
menghasilkan
kesimpulan
menyesatkan.
Perumusan persamaan model jangka panjang ECM pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
PBS=β0+ β1BPt+ β2EXt+ β3INFt+ β4KRSt+ β5LPSt+ β6NPFt +et
Dimana :
PPS
= Pembiayaan Perbankan Syariah
β0
= Intercept
β1...5
= slope
BP
= Biaya Promosi
EX
= Ekspor
INF
= Inflasi
KRS
= Kurs
LPS
= Suku bunga LPS
NPF
= Non Performing Finance
Et
= Eror term
60
4. Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi diartikan sebagai seberapa besar
kemampuan semua variabel dalam menjelaskan variabel terikatnya.
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah variabel
independen suatu model regresi dapat menerangkan variabel
dependenya dengan baik. Pengujian deteriminasi dilakukan dengan
melihat Adjusted R-squared. Nilai Adjusted R-squared berkisar
antara 0-1. Suatu model time series apabila Adjusted R-squared
mencapai
angka
satu
maka
variabel
independenya
dapat
menerangkan variabel dependen dengan sempurna, dan sebaliknya
apabila Adjusted R-squared mencapai angka nol berarti variabel
independennya tidak dapat menerangkan variabel dependen.
b. Uji F
Uji F merupakan uji parameter pada variabel dalam model
penelitian secara simultan atau bersama-sama. Pengujian ini
bertujuan untuk melihat variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Uji F memiliki konsep
yang sama dengan uji t, jika nilai p-value kurang dari α=1%,5%,
dan 10% maka Ho ditolak yang artinya secara simultan atau
bersama-sama variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, namun sebaiknya apabila nilai p-value lebih
dari α=1%,5%, dan 10% maka Ho diterima yang artinya secara
61
simultan atau bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya.
c. Uji t
Uji t adalah uji parameter secara parsial pada masing-masing
variabel pada model penelitian. Uji t dilakukan dengan cara
melihat nilai probabilitas masing-masing variabel pada estimasi
regresi. Jika nilai probabilitas kurang dari nilai α=1%,5%, dan 10%
maka Ho ditolak yang artinya variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya. Begitu pula sebaliknya,
apabila nilai probabilitas lebih dari nilai α=1%,5%, dan 10% maka
Ho diterima yang artinya variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas, linieritas dan
Normalitas. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan
estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best
Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak
mengandung masalah (Nachrowi, 2006). Untuk itu diperlukannya
pendeteksian lebih lanjut diantaranya :
62
a. Uji Multikolilieritas
Gujarati (2006;61) salah satu asumsi yang harus dipenuhi
pada
model
regresi
linier
klasik
adalah
tidak
adanya
multikolinieritas, yaitu tidak adanya hubungan linier yang benarbenar pasti di antara variabel-variabel penjelas “X” yang tercakup
dalam estimasi regresi. Kondisi terjadinya multikolinieritas di
tunjukan dengan berbagai informasi, salah satunya dengan melihat
Adjusted R2 yang tinggi, tetapi variabel independen banyak yang
tidak signifikan (Wing Wahyu, 2011:5.1). Suatu kasus hubungan
linier yang sempurna
diantara variabel-variabel penjelas
berdampak pada hasil regresi yang semu atau tidak dapat
menunjukkan hasil yang sebenarnya, sehingga tidak bisa ditarik
kesimpulan statistik apapun dari hasil estimasi yang dilakukan.
Uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode Auxiliary. Gujarati (2006;69) Untuk
mengetahui variabel independen mana yang sangat koliniear
dengan variabel independen lain dalam model adalah
dengan
meregresikan masing-masing variabel independen terhadap
variabel independen yang lain dengan menghitung R2 terkait.
Masing-masing regresi ini disebut regresi tambahan (auxiliary)
atau subsider (subsiidiary regression), tambahan atas regresi
utama Y terhadap semua X. Apabila nilai R2 dari hasil regresi
variabel independen terhadap varaiabel independen lainnya lebih
63
kecil dari R2 utama yaitu regresi Y terhadap semua X, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas
diantara variabel-variabel independen.
langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: tidak ada gangguan multikolinieritas
Ha: ada gangguan multikolinieritas
Bila nilai R2 auxiliary < R2 utama → Ho diterima
Bila nilai R2 auxiliary > R2 utama → Ho ditolak.
b. Uji Otokorelasi
Menurut Sumodiningrat (1999:231) Otokorelasi adalah
korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari
serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkain waktu
(seperti pada data runtun waktu atau time series data) atau yang
tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu
atau cross-sectional data).
Otokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainya.
Otokolerasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun
waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa
sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.
Meskipun demikian, tetap dimungkinkan otokorelasi dijumpai
pada data yang bersifat antar objek (cross section) (Wing
Wahyu,2011:5.26).
64
Uji Otokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
(sebelumnya).
otokorelasi
muncul
karena
observasi
yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Pendekteksian gangguan autokorelasi pada penelitian ini
menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test) dengan signifikansi
5%. Menurut gujarati (2006;119) uji Durbin-Watson secara
sederhana
adalah rasio jumlah selisih kuadrat dalam residu
berurutan terhadap RSS (Residual Sum of Squares). Ghazali
(2013:111) menjelaskan bahwa suatu model tidak terdapat
autokorelasi positif maupun negatif ketika DU < DW < 4-DU.
Nilai DU dan DL dapat diketahui dengan melihat pada DW tabel
dengan menentukan jumlah variabel independen (k) dan jumlah
data (t).
c. Uji Heterokedastisitas
Gujarati (2006:82) asumsi penting model regresi linier
klasik adalah bahwa gangguan ui yang tercakup dalam fungsi
regresi bersifat homokedastis, artinya semua memiliki varians
yang sama. Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi ui tidak
65
konstan atau sering berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai
variabel independen.
Ghozali (2013;139) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak
konstan atau berubah-ubah disebut dengan Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Untuk mendektesi gangguan heteroskedastisitas dalam
penelitian ini digunakan uji White. Uji heterokedastisitas
merupakan pengujian dengan melakukan pengkuadratan residual
dan menjadikan residual tersebut sebagai dependent variabel.
Salah satu cara untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas
dalam data adalah dengan menggunakan uji white. Yaitu dengan
memperhatikan probabilitas dari obs*squarenya.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: tidak ada gangguan heterokedastisitas
Ha: ada gangguan heterokedastisitas
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Ho diterima
Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Ho ditolak
66
d. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian untuk melihat apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi
uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel
tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak
yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing
variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan
normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing
variabel penelitian.
Sebenarnya normalitas dapat dilihat dari gambar histogram,
namun seringkali polanya tidak mengikuti kurva normal, sehingga
sulit disimpulkan. Akan lebih mudah bila melihat koefisien
Jarque-Bera dan Probabilitas-nya. Kedua angka ini saling
mendukung.(Wing Wahyu,2011:5.39)
Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Model Tidak Normal
Ha: Model Normal
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, Ho ditolak
Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak signifikan, Ho diterima
e. Uji Linieritas
Menurut ghozali( 2013:166) uji linieritas digunakan untuk
melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar
67
atau tidak. Uji yang sangat populer untuk menguji masalah
linieritas adalah uji yang dikembangkan oleh J.B Ramsey tahun
1969 untuk lebih dikenal dengan nama Ramsey Reset Test. Uji ini
biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas
cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. uji
yang dikembangkan oleh J.B Ramsey ini digunakan untuk
menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau
tidak linier (Insukindro,2003).
langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Model Tidak Linear
Ha: Model Linear
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, Ho ditolak
Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak signifikan, Ho diterima.
2. Uji Eror Correction Mechanism Jangka Pendek
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jangka pendek
antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Sebelumnya telah
dikemukakan mengenai konsep kointegrasi. Ketika suatu model
penelitian mempunyai equilibrium jangka panjang, maka pergerakan
dalam jangka pendek dari variabel-variabelnya harus menanggapi
besaran dari ketidakseimbangan jangka panjangnya. Hal ini berarti
pergerakan dalam jangka pendek harus dipengaruhi oleh deviasi dari
hubungan jangka panjangnya. Pada dasarya ECM mengandung suatu
68
bentuk koreksi kesalahan (Eror Correction Term, ECT) yang
menjamin hubungan jangka panjang terpenuhi (Endry, 2008). ECT ini
diperoleh dari residual estimasi persamaan kointegrasi.
Dari persamaan ECM, dapat diketahui konsisten atau tidaknya hasil
estimasi ECM dengan model teoritis yang dibuat dengan cara melihat
signifikansi dari ECT. Eror Correction Term signifikan apabila nilai
mutlak koefisien ECT berkisar antara 0-1 dan p-value ECT kurang
dari nilai α=1%,5%, dan 10%. Apabila ECT signifikan maka model
penelitian menggunakan pendekatan ECM dikatakan valid. Namun
apabila ECT tidak sugnifikan maka, hubungan keseimbangan tidak
dapat ditaksir dan dapat diduga adanya kemungkinan kesalahan
spesifikasi.
Perumusan Persamaan jangka pendek ECM adalah sebagai berikut :
∆PBS=β0+β1∆BPt+β2∆EXt+β3∆INFt+β4∆KRSt +β5∆LPSt+
β6∆NPFt+ECT(-1)
Dimana :
∆PBS
= Perubahan Pembiayaan Perbankan Syariah
β0
= Intercept
β1...5
= slope
∆BP
= Perubahan Biaya Promosi
∆EX
= Perubahan Ekspor
∆INF
= Perubahan Inflasi
∆KRS
= Perubahan Kurs
69
∆LPS
= Perubahan Suku bunga LPS
∆NPF
= Perubahan Non Performing Finance
ECT
= Eror Corection term (angka yang menunjukkan besarnya
koreksi kesalahan)
E. Alat analisis
Alat analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
Eviews 9. Eviews singkatan dari Economic Views merupakan perangkat
lunak (software) yang banyak digunakan untuk kepentingan analisis data
ekonomi dan keuangan. Eviews merupakan program yang dikembangkan
dan didistribusikan oleh Quantitative Micro Softwaref (QMS). Kegunaan
Eviews antara lain adalah untuk analisis data dan evaluasinya, analisis
financial, peramalan ekonomi makro, simulasi, peramalan penjualan dan
analisis biaya. Meskipun sebagian besar Eviews dirumuskan oleh
ekonom, program itu sendiri juga dapat digunakan dalam bidang-bidang
studi, seperti sosiologi, statistik, keuangan, dll.
BAB IV
ANALISA PENELITIAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Pembiayaan Perbankan Syariah
Pembiayaan merupakan kegiatan penyaluran dana mencakup
pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi dan pembiayaan
konsumsi yang di dalamnya terdiri dari akad-akad baik itu jual beli,
sewa-menyewa, bagi hasil, dan sosial. Berikut data pembiayaan yang
di peroleh pada statistik perbankan syariah dari publikasi Otoritas Jasa
Keuangan periode januari 2008 sampai dengan desember 2015 :
Grafik 4.1 Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
Berdasarkan Grafik 4.1 Data pembiayaan perbankan syariah
menggambarkan peningkatan total penyaluran pembiayaan yang
meningkat dari 2008 sampai dengan 2015. Penurunan total
70
71
pembiayaan berdasarkan data statistik bulanan perbankan syariah
indonesia tercatat hanya terjadi pada bulan Januari 2012 dari bulan
sebelumnya
sebesar
102.654.000.000.000,-
turun
menjadi
101.689.000.000.000,-.
2. Biaya Promosi
Biaya promosi merupakan pengeluaran atau pengorbanan materi
yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan
pemasaran perusahaan dalam upaya untuk memperkenalkan produk
kepada konsumen. Berikut data biaya promosi statistik perbankan
syariah dari publikasi Otoritas Jasa keuangan periode 2008 sampai
dengan 2015 :
Grafik 4.2 Data Biaya Promosi Perbankan Syariah Indonesia
Dari grafik 4.2 data biaya promosi menggambarkan bagaimana biaya
promosi mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2010
72
hingga 2012 dan mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2014.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bank syariah sedang gencar dalam
memasarkan produk serta berusaha menarik perhatian masyarakat
untuk menjadi nasabah.
3. Ekspor
Ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan
barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke
negara lain. Berikut data eskpor yang di ambil dari publikasi
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia periode 2008 sampai
dengan 2015 :
Grafik 4.3 Data Ekspor Indonesia
Dari grafik 4.3 data ekspor Indonesia menggambarkan fluktuasi
yang terjadi pada volume ekspor di Indonesia. Tercatat pada
73
pertengahan tahun 2011 volume ekspor berada pada volume tertinggi
dan volume ekspor terendah terjadi pada akhir tahun 2008. Penurunan
tersebut terjadi akibat krisis global akibat melemahnya perekonomian
amerika. Amerika merupakan pangsa pasar besar bagi negara-negara
lain, salah satunya Indonesia. Akibat krisis yang terjadi di amerika
menyebabkan penurunan daya beli masyarakat amerika yang berimbas
pada volume ekpor Indonesia.
4. Inflasi
Manullang (1993;83) menerangkan inflasi sebagai suatu keadaan
terjadinya peningkatan harga-harga pada umumnya. Berikut data
inflasi yang yang bersumber dari publikasi Bank Indonesia periode
2008 sampai dengan 2015 :
Grafik 4.4 Data Inflasi Indonesia
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat inflasi
tertinggi terjadi pada akhir tahun 2008, yaitu pada bulan desember
74
2008 sebesar 11.06%. kondisi ini dipicu oleh kenaikan harga barang
komoditas dunia terutama minyak dan pangan. Lonjakan harga
tersebut berdampak pada kenaikan harga barang yang ditentukan
pemerintah, seiring dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga
BBM bersubsidi. Sedangkan tingkat inflasi terendah terjadi pada akhir
tahun 2009, yaitu 2,78%. Hal ini disebabkan oleh aktivitas konsumsi
masyarakat setelah hari raya yang mengalami penurunan, kemudaian
kondisi penyediaan barang pokok yang memadai, harga komoditas
dunia sedang dalam trend penurunan, dan impor barang konsumsi
yang menurun.
5. Kurs Rupiah terhadp US Dollar
Kurs atau bisa disebut juga nilai tukar mata uang merupakan
perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain. Sistem penentuan kurs atau nilai tukar di Indonesia
ditentukan melalui mekanisme pasar, sehingga fluktuasi yang terjadi
pada nilai tukar rupiah
terjadi akibat kekuatan permintaan dan
penawaran dari mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Berikut
data kurs Rupiah terhadap US Dollar yang bersumber dari publikasi
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia periode 2008 sampai
dengan 2015:
75
Grafik 4.5 Data Kurs Rupiah Terhadap US Dollar
Berdasarkan grafik 4.5 data kurs Rupiah terhadap US Dollar
menunjukkan bahwa nilai mengalami pelemahan tertinggi pada akhir
tahun 2015. Hal ini terjadi akibat kondisi perekonomian global yaitu
Devaluasi Yuan terhadap US Dolar dan rencana kenaikan suku bunga
oleh Bank Sentral AS.
6. Suku Bunga LPS
Suku bunga LPS adalah tingkat suku bunga simpanan tertinggi
yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Suku bunga LPS
merupakan salah satu transmisi moneter dalam mengatur suku bunga
dana pihak ketiga baik itu tabungan maupun deposito. Apabila suku
bunga simpanan melebihi dari suku bunga yang di tetapkan oleh
Lembaga Penjamin Simpanan maka simpanan tersebut tidak dijamin
oleh LPS. Berikut data Suku Bunga LPS yang bersumber dari
76
publikasi Lembaga Penjamin Simpanan periode 2008 sampai dengan
2015 :
Grafik 4.6 Data Suku Bunga Penjaminan Simpanan (LPS Rate)
Berdasarkan grafik 4.6 data Suku Bunga LPS menunjukkan bahwa
suku bunga penjaminan simpanan sempat mengalami pada titik
tertinggi pada akhir tahun 2008. Hal ini terjadi akibat kondisi
perekonomian indonesia yang mengalami guncangan. Dimana tingkat
inflasi yang tinggi mengakibatkan LPS menaikkan suku bunga supaya
menjamin simpanan yang ada diperbankan seiring suku bunga Bank
Indonesia meningkat. Hal tersebut bertujuan untuk memberi rasa aman
kepada masyarakat atas simpanan yang mereka miliki di perbankan.
Sehingga tidak akan ada penarikan dana besar-besaran oleh
masyarakat dan jumlah peredaran uang yang beredar di masyarakat
terkendali sehingga inflasi dapat ditekan.
77
7. Non Performing Finance
NPF atau Non Performing Finance adalah rasio yang menghitung
banyaknya nilai kewajiban atas pembiayaan yang belum dibayar oleh
nasabah kepada lembaga keunangan syariah. Semakin tinggi rasio Non
Performing
Finance
pada
perbankan
menggambarkan
tingkat
kesehatan perbankan. Berikut ini data Non Performing Finance
perbankan syariah pada statistik perbankan syariah hasil publikasi
Otoritas Jasa Keuangan periode 2008 sampai dengan 2015 :
Grafik 4.7 Data Non Performing Financing Perbankan Syariah
Berdasarkan grafik 4.7 data Non Performing Finance menunjukkan
bahwa NPF mengalami fluktuasi dari tahun 2008 sampai dengan 2015.
Terlihat Non Performing Financing berada pada titik tertinggi pada
tahun 2015. Hal ini terjadi akibat dampak perekonomian global .
Dimana nilai rupiah yang melamah cukup besar sehingga mengganggu
stabilitas perekonomian, akibatnya adalah penurunan produktivitas
78
bagi sektor ekonomi. Akibatnya pendapatan menurun dan kemampuan
sektor ekonomi untuk membayar kembali atas pinjaman yang mereka
dapatkan dari lembaga keuangan menurun sehingga rasio NPF
meningkat.
B. Analisa Penelitian
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data
sekunder deret waktu (time series) dalam bentuk bulanan, dimulai dari
periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2015. Dalam penelitian ini
jumlah variabel dependen yang digunakan peneliti adalah satu variabel
dependen (variabel terikat), Sedangakan jumlah variabel independen yang
digunakan peneliti adalah sebanyak enam variabel independen (veriabel
bebas). Data penelitian yang digunakan adalah Volume Pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia sebagai varabel dependen (variabel
terikat). Sedangkan variabel independen (variabel bebas) terdiri dari Biaya
Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing
Financing.
Untuk memperoleh hasil analisa yang dapat menjelaskan variabel
yang akan diteliti secara ekonometrik, maka alat pengolahan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Perangkat Lunak (Software) Eviews
9. Adapun hasil analisis dari uji yang sudah dilakukan, yaitu sebagai
berikut :
79
1. Uji Stasioneritas
Salah satu persyaratan penting untuk mengaplikasikan model runtun
waktu yaitu dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil
(stasioner) dari variabel-variabel pembentuk persamaan regresi.
Berikut uji stasioneritas, yang akan dilakukan dalam proses analisis :
a. Uji Akar Unit (Unit Root Test)
Proses awal yang dilakukan dalam pengujian penelitian ini adalah
uji akar unit atau uji stasioneritas. Uji akar unit yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Phillips-Perron. Berikut hasil uji
akar unit yang telah dihitung :
Tabel 4.1
Uji Unit Root Test
Level
1.
Pembiayaan
0.377406
-2.892200
Ho = Tidak
Stasioner
Ha = Stasioner
Terima Ho
2.
Biaya Promosi
-4.353069
-2.892200
Tolak Ho
3.
Ekspor
-1.949865
-2.892200
Terima Ho
4.
Inflasi
-2.057427
-2.892200
Terima Ho
5.
Kurs
-0.193123
-2.892200
Terima Ho
6.
Suku Bunga LPS
-1.679901
-2.892200
Terima Ho
7
NPF
-2.622806
-2.892200
Terima Ho
No.
Variabel
PP test
CV 5%
Dari data yang telah diuji dengan Uji Phillips-Perron dapat dilihat
bahwa hanya variabel Biaya Promosi yang stasioner pada tingkat
80
level, sedangkan variabel lainnya menunjukkan ketidakstasioneran
pada Level. Hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai Phillips-Perron
test lebih kecil dari Critical Value 5% (PP test < CV 5%).
Kesimpulan dari data yang telah diuji dengan Uji Phillips Perron
adalah Ho diterima yaitu semua variabel kecuali variabel Biaya
Promosi tidak stasioner pada tingkat level. Karena masih terdapat
variabel yang tidak stasioner pada tingkat level maka harus
dilanjutkan uji stasioneritas pada tingkat berikutnya sampai data
menjadi stasioner yaitu dengan menggunakan Uji Derajat Integrasi.
b. Uji Derajat Integrasi
Dalam uji akar unit sebelumnya telah menghasilkan kesimpulan
bahwa masih terdapat data yang tidak stasioner pada tingkat level,
oleh karena itu diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data
melalui proses diferensi disebut dengan Uji Derajat Integrasi.
Pengujian derajat integrasi ini dilakukan untuk mengetahui pada
derajat ke berapa variabel penelitian dapat stasioner. Berikut hasil
uji derajat integrasi yang telah dihitung :
Tabel 4.2
Uji Derajat Integrasi
Level
1.
Pembiayaan
-7.980791
-2.892536
Ho = Tidak
Stasioner
Ha = Stasioner
Tolak Ho
2.
Biaya Promosi
-14.45333
-2.892536
Tolak Ho
No. Variabel
PP test
CV 5%
81
3.
Ekspor
-14.61725
-2.892536
Tolak Ho
4.
Inflasi
-5.492959
-2.892536
Tolak Ho
5.
Kurs
-8.985472
-2.892536
Tolak Ho
6.
Suku Bunga LPS
-5.702705
-2.892536
Tolak Ho
7
NPF
-18.29812
-2.892536
Tolak Ho
Dari data yang diuji dapat dilihat bahwa semua variabel telah
stasioner pada difference pertama. Hal ini dapat dibuktikan dengan
nilai Nilai Phillips-Perron test lebih besar dari Critical Value 5%
(PP test > CV 5%). Karena hasil dari uji derajat integrasi
menunjukkan data telah stasioner pada difference pertama maka
dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak, sehingga tidak diperlukan
pengujian data pada atingkat berikutnya dan pengujian dapat
dilanjutkan pada Uji Kointegrasi.
2. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengetahui adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hubungan jangka panjang
tersebut dapat di deteksi dengan mengetahui stasioneritas pada
kombinasi linier antara variabel bebas dan variabel terikat meskipun
variabel-variabel yang diuji tersebut tidak stasioner.
Pengujian kointegrasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
model penelitian yang di uji memiliki hubungan keseimbangan jangka
82
panjang dengan menguji stasioneritas nilai residual dari hasil
persamaan regresi pada tingkat level. Jika nilai nilai Phillips-Perron
test lebih besar dari Critical Value 5% (PP test > CV 5%) pada
tingkat level, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keseimbangan
jangka panjang pada model penelitian yang digunakan. Berikut hasil
uji kointegrasi :
Tabel 4.3
Uji Kointrgrasi
Null Hypothesis: ECTNEW has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel
Phillips-Perron test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
Adj. t-Stat
Prob.*
-5.701409
-3.500669
-2.892200
-2.583192
0.0000
Hasil dari pengujian stasioneritas nilai residual dari estimasi regresi
jangka panjang ECM menunjukkan nilai residual stasioner pada
tingkat level yang ditunjukkan dengan nilai Phillips-Perron test lebih
besar dari nial Critical Value 5% (PP test > CV 5%), dengan
demikian hasil uji stasioneritas terhadap residual tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat kointegrasi atau hubungan jangka
panjang antara variabel Biaya Promosi, Eskpor, Inflasi, Kurs, Suku
Bunga LPS, dan NPF terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah.
83
3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM
Hipotesis yang akan diestimasi ini berkaitan dengan bagaimana
pengaruh jangka panjang Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku
Bunga LPS, dan Non Performing Finance terhadap Pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia. Berikut model penelitian yang akan
dilakukan uji regresi jangka panjang :
PPS=β0+ β1BPt+ β2EXt+ β3INFt+ β4KRSt+ β5LPSt+ β6NPFt +et
Analisis regresi jangka panjang ini dilakukan setelah diketahui
bahwa model penelitian memiliki hubungan keseimbangan dalam
jangka panjang pada uji kointegrasi. Berikut hasil uji regresi jangka
panjang :
Tabel 4.4
Hasil Analisis Regresi Jangka Panjang
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 08/30/16 Time: 09:43
Sample: 1 96
Included observations: 96
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
BIAYA_PROMOSI
EKSPOR
INFLASI
KURS
SUKU_BUNGA_LPS
NPF
C
-36.61619
11461.35
1.41E+14
4.02E+10
-2.23E+15
-2.25E+14
-2.96E+14
24.72705
1011.057
1.22E+14
1.54E+09
3.37E+14
3.02E+14
2.92E+13
-1.480816
11.33601
1.153199
26.17145
-6.617281
-0.744665
-10.14763
0.1422
0.0000
0.2519
0.0000
0.0000
0.4584
0.0000
R-squared
Adjusted R-squared
0.928253
0.923416
Mean dependent var
S.D. dependent var
1.13E+14
6.51E+13
84
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
1.80E+13
2.89E+28
-3062.748
191.9117
0.000000
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
63.95308
64.14007
64.02866
1.051238
4. Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini
pengaruh nilai variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Nilai
Tukar, Suku Bunga LPS, Non Performing Finance terhadap
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Hasil uji determinasi dari regresi jangka panjang menunjukkan
nilai Adjusted R-squared sebesar
0.923416, sehingga dapat
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sebesar 92,8%, sedangkan
sisanya sebesar 7,22% menunjukkan variabel-variabel di luar
model.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen
secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependennya. Jika nilai probabilitas F
statistiknya <0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dari hasil
estimasi regresi jangka panjang dengan variabel Biaya Promosi,
85
Ekspor, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga Penjaminan Simpanan
(LPS Rate), Non Performing Finance terhadap Pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia, menunjukkan nilai probabilitas
F stastistiknya sebesar 0.000000 dan signifikan pada α=5%,
maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel dependen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen pada model penelitian.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika
nilai probabilitas
dari variabel independen <0,05 maka Ho
ditolak dan H1 diterima yang menunjukkan bahwa
variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Berikut hasil Uji t :
1) Variabel Biaya Promosi
Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel biaya promosi
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,1422 lebih besar
dari >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan
H1 ditolak, sehingga menunjukan variabel biaya promosi
tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah.
86
2) Variabel Ekspor
Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Ekspor
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil
dari <0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H2
diterima, sehingga menunjukan bahwa variabel ekspor
berpengaruh
signifikan
terhadap
volume
pembiayaan
perbankan syariah.
3) Variabel Inflasi
Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Inflasi
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,2519 lebih besar
dari >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan
H3 ditolak, sehingga menunjukan bahwa variabel inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah.
4) Variabel Kurs Rupiah Terhadap US Dollar
Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Kurs
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil
dari <0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H4
diterima,
sehingga
berpengaruh
menunjukan
signifikan
perbankan syariah.
terhadap
bahwa
variabel
volume
kurs
pembiayaan
87
5) Variabel Suku Bunga LPS
Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Suku Bunga
LPS
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih
kecil dari <0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan H5 diterima, sehingga menunjukan bahwa variabel Suku
Bunga
LPS
berpengaruh
signifikan
terhadap
volume
pembiayaan perbankan syariah.
6) Variabel NPF
Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel NPF
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,4584 lebih besar
dari >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan
H6 ditolak, sehingga menunjukan bahwa variabel NPF tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
volume
pembiayaan
perbankan syariah.
5. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus
dipenuhi pada analisis berbasis Ordinary Least Square. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi variabel dan model penelitian
dalam keadaan yang layak sehingga ketika dilakukan pengujian dapat
menghasilkan hasil penelitian yang obyektif, tidak bias maupun semu.
Berikut hasil uji asumsi klasik pada model penelitian :
88
a. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan pengujian untuk mengetahui adanya
hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua
variabel
bebas
yang
menjelaskan
moedel
regresi.
Uji
multikolinieritas yang sering dipakai adalah dengan metode
auxiliary, jika nilai R2 dari hasil estimasi antara masing-masing
variabel bebas lebih kecil dari R2 utama maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat gangguan hubungan linier antara variabel
yang digunakan atau gangguan multikolinieritas.
Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas Auxiliary
No
Persamaan
R2
Keterangan
1.
Bp= Ex+Inf+Krs+Lps+Npf
0.369346
Ho ditolak
2
Ex= Bp+Inf+Krs+Lps+Npf
0.495103
Ho ditolak
3
Krs= Bp+Ex+Inf+Lps+Npf
0.580711
Ho ditolak
4
Inf= Bp+Ex+Krs+Lps+Npf
0.435741
Ho ditolak
5
Lps= Bp+Ex+Inf+Krs+Npf
0.727011
Ho ditolak
6
Npf= Bp+Ex+Inf+Krs+Lps
0.641565
Ho ditolak
R2 Utama 0.928253
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.5 dapat dilihat
bahwa nilai R2 pada masing-masing persamaan Auxiliary
menunjukkan nilai R2 yang lebih kecil dari nilai R2 utama,
89
sehingga dapat disimpukan bahwa tidak terjadi gangguan
multikolinieritas pada variabel bebas yang digunakan dalam
model penelitian.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah didalam
model penelitian terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul akibat data penelitian yang
berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu dengan lainnya.
Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan melihat nilai Durbin
Waton pada estimasi regresi, kemudian membandingkannya
dengan nilai DU dan DL pada tabel Durbin watson dengan
α=0,05. Apabila DU < DW < (4-DU) maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya tidak terdapat
gangguan autokorelasi pada model penelitian yang digunakan.
Berikut nilai Durbin Watson pada hasil estimasi regresi :
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.928253
0.923416
1.80E+13
2.89E+28
-3062.748
191.9117
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
1.13E+14
6.51E+13
63.95308
64.14007
64.02866
1.051238
90
Dari tabel 4.7 Uji Autokorelasi dapat dilihat nilai Durbin Watson
dari estimasi regresi sebesar 1.051238, sedangakan nilai DU dan
DL pada Durbbin Watson tabel dengan t = 96 dan k = 6 adalah
DU = 1,77853 dan DL = 1.56002 . maka dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa DU > DW < 4-DU sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau model regresi
terdapat gangguan autokorelasi. Untuk menyembuhkan model
yang terkena gangguan autokorelasi maka dilakukan dengan
memasukkan variabel lag dari variabel terikat menjadi variabel
bebas. Sehingga model peneitian berubah menjadi :
PPS = β0+ β1BPt+ β2EXt+ β3INFt+ β4KRSt+ β5LPSt+ β6NPFt +
β7PPS(-1)+et
Berikut hasil pengujian kembali pada persamaan jangka panjang
ECM :
Tabel 4.7
Penyembuhan Gangguan Autokorelasi
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 09/02/16 Time: 12:50
Sample (adjusted): 2 96
Included observations: 95 after adjustments
Variable
BIAYA_PROMOSI
EKSPOR
INFLASI
KURS
SUKU_BUNGA_LPS
NPF
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
4.787256
225.2532
6.42E+12
2.37E+08
-8.26E+13
-2.12E+13
1.971118
122.6133
9.65E+12
3.54E+08
3.19E+13
2.37E+13
2.428701
1.837103
0.665349
0.669614
-2.590360
-0.893522
0.0172
0.0696
0.5076
0.5049
0.0112
0.3740
91
PEMBIAYAAN(-1)
C
0.989280
3.38E+12
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.999562
0.999527
1.41E+12
1.73E+26
-2788.253
28370.57
0.000000
0.008233
3.38E+12
120.1546
0.998761
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.0000
0.3207
1.14E+14
6.49E+13
58.86848
59.08354
58.95538
1.931190
Dari tabel 4.8 Uji Penyembuhan gangguan autokorelasi dapat
dilihat bahwa nilai Durbin Watson telah berubah menjadi
1.931190, sedangakan nilai DU dan DL pada Durbbin Watson
tabel dengan t = 95 dan k = 7 adalah DU = 1,80210 dan DL =
1.53456 Sehingga Nilai DW tersebut menunjukkan bahwa DU <
DW < (4-DU) maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak atau model
penelitian tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Pengujian Heterokedastisitas ini menggunakan Uji White, uji ini
digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel mempunyai
varian yang tidak konstan pada model penelitian. Untuk
mengatahui
apakah
dalam
model
terdapat
adanya
heterokedastisitas, maka dapat dilihat dengan cara melihat nilai
probabilitasnya. Ho ditolak dan H1 diterima apabila nilai p-value
obs*R-Squared
>
α=0,05
atau
tidak
terdapat
heterokedastisitas. Berikut hasil estimasi Uji White :
gangguan
92
Tabel 4.8
Uji White Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
2.548333
16.16433
24.11481
Prob. F(7,87)
Prob. Chi-Square(7)
Prob. Chi-Square(7)
0.0196
0.0237
0.0011
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai p-value obs*R-Squared <
α=0,05 dengan probabilitas sebesar 0.0237 dan obs*R-Squared
sebesar 16,16433. Maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau model
penelitian
terdapat
gangguan
heterokedastisitas.
Untuk
menyembuhkan gangguan heterokedastisitas maka dilakukan
dengan cara transformasi log pada variabel yang diuji. Sehingga
model penelitian menjadi :
LOGPPS=β0+β1LOGBPt+β2LOGEXt+β3LOGINFt+β4LOGKRSt+
β5LOGLPSt+β6LOGNPFt+β7LOGPPS(-1)+et
Setelah dilakukan pengujian kembali, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.9
Penyembuhan Gangguan Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
0.756064
5.447708
6.461514
Prob. F(7,87)
Prob. Chi-Square(7)
Prob. Chi-Square(7)
0.6254
0.6055
0.4870
93
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai p-value obs*RSquared > α=0,05 dengan probabilitas sebesar 0.6055 dan obs*RSquared sebesar 5,447708. Maka dengan tingkat kepercayaan 95%
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha dittolak atau
model penelitian tidak terdapat gangguan heterokedastisitas.
d. Uji Normalitas
Pengujian
Normalitas
ini
menggunakan
Histogram,
untuk
mengatahui data berdistribusi normal dalam suatu model maka
dapat dilihat dari nilai stastistik p-value dari Jarque-Bera. Apabila
p-value obs*R-Squared > (α =0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima atau dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
14
Series: Residuals
Sample 2 96
Observations 95
12
10
8
6
4
2
0
-0.04
-0.03
-0.02
-0.01
0.00
0.01
0.02
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
5.30e-15
-0.001019
0.033354
-0.038222
0.011385
-0.036184
3.828520
Jarque-Bera
Probability
2.737906
0.254373
0.03
Grafik 4.8 Histogram Normalitas
Dari Grafik 4.7 Uji Histogram Normalitas dapat dilihat bahwa nilai
p-value Jarque-Bera sebesar 0.254373 atau lebih besar dari α=0,05
maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik kesimpulan
94
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau residual data berdistribusi
normal.
e. Uji Linieritas
Pengujian linieritas ini menggunakan Ramesy-Reset Test. Uji ini
biasanya digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel
penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model
estimasi. Untuk mengatahui apakah variabel yang dipakai dalam
suatu model memenuhi asumsi linieritas, maka dapat dilihat
dengan cara melihat nilai probabilitasnya. Ho ditolak dan H1
diterima atau memenuhi asumsi linieritas apabila nilai p-value >
α=0,05 . berikut hasil pengujian Ramesy-Reset Test :
Tabel 4.10
Uji Ramsey Reset Test
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: LOG(PEMBIAYAAN) LOG(BIAYA_PROMOSI) LOG(EKSPOR)
LOG(INFLASI) LOG(KURS) LOG(SUKU_BUNGA_LPS) LOG(NPF)
LOG(PEMBIAYAAN(-1)) C
Omitted Variables: Squares of fitted values
t-statistic
F-statistic
Likelihood ratio
Value
1.595657
2.546122
2.771745
df
86
(1, 86)
1
Probability
0.1142
0.1142
0.0959
Dari Tabel 4.9 Uji Ramsey Reset Test dapat dilihat bahwa nilai pvalue > α, maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik
95
kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau model
memenuhi asumsi linieritas.
6. Uji Regresi Jangka Pendek ECM
ECM (Eror Correction Mechasnism) merupakan pendekatan yang
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka pendek
dengan persyaratan bahwa variabel penelitian mempunyai hubungan
jangka panjang atau berkointegrasi. Uji kointegrasi telah dilakukan
sebelumnya dengan temuan bahwa variabel penelitian memiliki
hubungan keseimbangan dalam jangka panjang. Setelah asumsi
kointegrasi telah dipenuhi maka model koreksi eror atau ECM dapat
dilakukan. Berikut hasil persamaan regresi jangka pendek ECM :
∆LOGPBS=β0+β1∆LOGBPt+β2∆LOGEXt+β3∆LOGINFt+β4∆LOG
KRSt+β5∆LOGLPSt+β6∆LOGLPSt+β7∆LOGPPS(-1)t+
ECT(-1)
Berikut hasil estimasi dari Regresi Jangka Pendek ECM :
Tabel 4.11
Uji Regresi Jangka Pendek ECM
Dependent Variable: D(LOG_PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 08/30/16 Time: 10:08
Sample (adjusted): 3 96
Included observations: 94 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LOG_B_PROMOSI)
D(LOG_EKSPOR)
D(LOG_INFLASI)
0.006469
0.064657
0.000939
0.001639
0.014127
0.009188
3.945451
4.576811
0.102183
0.0002
0.0000
0.9189
96
D(LOG_KURS)
D(LOG_SB_LPS)
D(LOG_NPF)
D(LOG_PEMB(-1))
ECT(-1)
C
0.065983
-0.104222
-0.002195
0.908573
-0.900586
0.001108
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.616109
0.579978
0.011167
0.010599
293.8628
17.05210
0.000000
0.038529
0.043512
0.009336
0.098429
0.148868
0.002499
1.712578
-2.395257
-0.235064
9.230767
-6.049570
0.443474
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.0904
0.0188
0.8147
0.0000
0.0000
0.6586
0.021632
0.017230
-6.060911
-5.817404
-5.962552
1.878563
Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam estimasi error
correction mechanism adalah melihat signifikansi koefisien ECT dari
estimasi model. Koefisien ECT ini harus bernilai negatif dan berada
diantara 0-1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat
diketahui bahwa nilai koefisien ECT sebesar -0.900586 dengan
tingkat probabilitas 0.0000 yang signifikan pada α 0.05%, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengujian ECM ini sudah dapat dikatakan
valid.
Nilai koefisien ECT menggambarkan kecepatan untuk menyesuaikan
(speed of Adjustment) diantara variabel menuju keseimbangan jangka
panjang ketika terjadi ketidakseimbangan dalam jangka pendek.
Dengan hasil koefisien ECT tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
90% keseimbangan dapat dikoreksi dalam jangka pendek.
C. Pembahasan Analisis
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan pendekatan analisis Eror
Corection Mechanism, maka dihasilkan persamaan model analisis jangka
97
pendek dan jangka panjang, berikut hasil persamaan penelitian
menggunakan pendekatan analisis Eror Corection Mechanism :
1. Model Regresi Jangka Pendek ECM
Model regresi jangka pendek merupakan salah satu hasil dari
estimasi dari pendekatan Eror Correction Mechanism. Ketika suatu
model penelitian mempunyai equilibrium jangka panjang, maka
pergerakan dalam jangka pendek dari variabel-variabelnya harus
menanggapi besaran dari ketidakseimbangan jangka panjangnya.
Berikut persamaan model penelitian dalam jangka pendek ECM :
D(LOGPBS) = 0.001108 + 0.006469D(LOGBP) +
0.064657D(LOGEX) + 0.000939D(LOGINF) +
0.065983D(LOGKRS) – 0.104222D(LOGLPS) –
0.002195D(LOGNPF) + ECT(-1)
Berdasarkan
persamaan
tersebut
menghasilkan
koefisien
determinasi Adjusted R2 sebesar 0.579978 , sementara hasil Uji F
menunjukkan probabilitas F statistic sebesar 0.000000 yang
menunjukkan
bahwa
variabel
independen
secara
simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam jangka
panjang, Sedangkan hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel dengan
signifikansi <0.05 adalah Biaya Promosi dengan probabilitas sebesar
0,0002 , Ekspor dengan probabilitas sebesar 0,0000 , dan LPS Rate
dengan probabilitas sebesar 0,0188. Sedangkan variabel lainnya
menghasilkan probabilitas >0,05 yaitu Inflasi dengan probabilitas
98
sebesar 0,9189 , Kurs dengan probabilitas sebesar 0,0904, dan NPF
dengan probabilitas sebesar 0,8147. Sedangakan koefisien ECT
sebesar
-0.900586 dengan
tingkat
probabilitas
0.0000
yang
menggambarkan penyesuaian jangka pendek menuju jangka panjang
dengan cepat.
2. Model Regresi Jangka Panjang ECM
Model regresi jangka panjang menunjukkan hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen setelah dilakukan uji
kointegrasi. Model jangka panjang sebelumnya telah mengalami
beberapa perubahan akibat terdeteksi gangguan autokorelasi dan
gangguan heterokedastisitas. Setelah dilakukan penyembuhan maka
persamaan model penelitian menjadi sebagai berikut :
LOGPBS = -0.737648 + 0.003960LOGBP + 0.051869LOGEX +
0.007597LOGINF
+
0.023059LOGKRSt
–
0.060444LOGLPS
+
0.007784LOGNPF
+
0.972745LOGPBS(-1) + et
Perubahan model mengakibatkan perubahan pada uji statistik
penelitian. Berdasarkan perubahan tersebut menghasilkan koefisien
determinasi Adjusted R2 sebesar 0.999680 , sementara hasil Uji F
menunjukkan probabilitas F statistic sebesar 0.000000 yang
menunjukkan
bahwa
variabel
independen
secara
simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam jangka
99
panjang, Sedangkan hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel dengan
signifikansi <0.05 adalah Biaya Promosi dengan probabilitas sebesar
0,0202 , Ekspor dengan probabilitas sebesar 0,0016 , dan LPS Rate
dengan probabilitas sebesar 0,0019. Sedangkan variabel lainnya
menghasilkan probabilitas >0,05 yaitu Inflasi dengan probabilitas
sebesar 0,0982 , Kurs dengan probabilitas sebesar 0,4620, dan NPF
dengan probabilitas sebesar 0,3341.
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh jangka pendek dan jangka
panjang dengan menggunakan pendekatan analisis Eror Corection
Mechanism, maka didapat hasil pengujian hipotesis sebagai berikut :
a. Uji Hipotesis Variabel Biaya Promosi
Ho : Variabel Biaya Promosi tidak berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
H1 : Variabel Biaya Promosi berpengaruh secara signifikan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan
perbankan syariah
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Biaya Promosi
berpangaruh positif dan signifikan baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien
100
sebesar 0.006496 dan tingkat probabilitas 0.0002 yang lebih kecil
dari
tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam
jangka panjang Koefisien variabel biaya promosi sebesar
0.003960 dan tingkat probabilitas 0.0202 yang lebih kecil dari
tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha
diterima.
Pengaruh positif signifikan menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek kenaikan biaya promosi 1% akan menaikan volume
pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,6%. Sedangkan dalam
jangka panjang kenaikan Biaya Promosi 1% akan menaikan
volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,3%.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh
Rini Idayanti (2016) terkait penelitian Pengaruh Biaya Promosi
dan Biaya Pendidikan pada pembiayaan bank umum syariah
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan
bank umum syariah. Hasil ini juga sesuai dengan teori dari tujuan
promosi menurut kismono (2001:374) yang menyatakan tujuan
promosi salah satunya adalah untuk meningkatkan penjualan atau
dalam konteks perbankan dapat diartikan sebagai
penyaluran
dana atau pembiayaan.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi biaya
promosi
yang dikeluarkan
perbankan
akan
meningkatkan
101
penyaluran pembiayaan perbankan syariah di indonesia. Hasil
penelitian ini juga menggambarkan prosentase pertumbuhaan
pembiayaan yang mengecil dalam jangka panjang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengaruh besar biaya promosi akan terasa
dalam jangka pendek.
b. Uji Hipotesis Variabel Ekspor
Ho : Variabel Ekspor tidak berpengaruh secara signifikan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan
perbankan syariah.
H2 : Variabel Ekspor berpengaruh secara signifikan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan
perbankan syariah
Hasil
estimasi
menunjukkan
bahwa
variabel
Ekspor
berpangaruh positif dan signifikan baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien
sebesar 0.064657 dan tingkat probabilitas 0.0000 yang lebih kecil
dari
tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam
jangka panjang Koefisien variabel Ekspor sebesar 0.051869 dan
tingkat probabilitas 0.0016 yang lebih kecil dari tingkat α=5%.,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
102
Pengaruh positif signifikan menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek kenaikan Ekspor 1% akan menaikan volume pembiayaan
perbankan syariah sebesar 6,4%. Sedangkan dalam jangka
panjang kenaikan Ekspor 1% akan menaikan volume pembiayaan
perbankan syariah sebesar 5,1%.
Penelitian ini mendukung peneltian sebelumnya oleh William
dan Mariana (2015) bahwa tingkat ekspor berpengaruh signifikan
terhadap kredit perbankan. Kemudian penelitian lainnya oleh
Leviana (2013) bahwa Ekspor berpengaruh signifikan terhadap
kredit modal kerja perbankan.
Pengaruh volume ekspor terhadap pembiayaan perbankan
syariah menunjukan bahwa salah satu fokus penyaluran
pembiayaan perbankan syariah adalah pada komoditas ekspor.
Kenaikan ekspor menunjukkan naiknya permintaan dari luar
negara akan produk di dalam negeri. Akibatnya adalah sektor riil
membutuhkan
akses
perbankan
untuk
meningkatkan
prioduktifitasnya baik untuk membeli bahan baku atau mengolah
bahan baku sampai dengan biaya distribusi barang ke luar negeri.
Maka dari itu, ketika volume ekspor naik maka akan
mengakibatkan pertumbuhaan pembiayaan.
103
c. Uji Hipotesis Variabel Inflasi
Ho : Variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang
terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
H3 : Variabel Inflasi berpengaruh secara signifikan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan
perbankan syariah
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Inflasi tidak
berpangaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar 0.000939 dan
tingkat probabilitas 0.9189 yang lebih besar dari tingkat α=5%
dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien
variabel inflasi sebesar 0.07597 dan tingkat probabilitas 0.0982
yang lebih besar dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh
Rahmat Dahlan (2014) bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap
volume pembiayaan perbankan syar iah di indonesia. Kemudian
penelitian lain dan Ekarina Katmas (2014) yang menyimpulkan
bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan
syariah di indonesia.
104
Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah menunjukkan bahwa volume pembiayaan
perbankan syariah belum mempunyai kontribusi besar terhadap
perekonomian di indonesia. Berdasarkan data inflasi yang di
publikasikan Bank Indonesia menunjukkan bahwa kondisi inflasi
di Indonesia merupakan kondisi inflasi pada tingkat normal, yaitu
inflasi pada tingkat 2-8 persen. Rata-rata inflasi pada periode
penelitian sebesar 6,22%, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
harga yang terjadi di Indonesia sebagai akibat dari permintaan
terhadap barang dan jasa
yang sedang meningkat, sehingga
kondisi sektor riil dalam perekonomian sedang dalam keadaan
bergairah. Kecilnya kontribusi pembiayaan perbankan syariah
terhadap perekonomian mengakibatkan tingkat inflasi sebagai
dampak meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa tidak
mempunyai pengaruh yang besar terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah.
d. Uji Hipotesis Variabel Kurs
Ho : Variabel Kurs tidak berpengaruh secara signifikan dalam
jangka
pendek
maupun
jangka
pembiayaan perbankan syariah.
panjang
terhadap
105
H4 : Variabel Kurs berpengaruh secara signifikan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan
perbankan syariah
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Kurs tidak
berpangaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar 0.065983 dan
tingkat probabilitas 0.0904 yang lebih besar dari tingkat α=5%
dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien
variabel Kurs sebesar 0.023059 dan tingkat probabilitas 0.4620
yang lebih besar dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh
Ekarina Katmas (2014) bahwa kurs tidak berpengaruh signifikan
tehadap pembiayaan perbankan syariah. Kemudian Penelitian lain
oleh Avisa (2013) bahwa kurs berpengaruh tidak signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bank.
Tidak adanya pengaruh signifikan kurs (Rupiah terhadap US
Dollar) terhadap pembiayaan perbankan syariah menggambarkan
bahwa
penyaluran
pembiayaan
perbankan
syariah
yang
bersentuhan dengan valuta asing atau perdagangan internasional
tidak dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan kondisi
pembiayaan perbankan syariah di indonesia yang belum
106
berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Sehingga
ketika kondisi perekonomian memburuk akibat melemahnya nilai
tukar
Rupiah
terhadap
US
Dollar
maka
dampak
dari
meningkatnya nilai tukar tersebut tidak berpengaruh signifikan
terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
e. Uji Hipotesis Variabel Suku Bunga LPS
Ho : Variabel Suku Bunga LPS tidak berpengaruh secara
signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
H5 : Variabel Suku Bunga LPS berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap
pembiayaan perbankan syariah
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga LPS
berpangaruh negatif dan signifikan baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan
perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien
sebesar -0.104222 dan tingkat probabilitas 0.0188 yang lebih kecil
dari
tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam
jangka panjang Koefisien variabel Suku Bunga LPS sebesar 0.060444 dan tingkat probabilitas 0.0019 yang lebih kecil dari
tingkat α=5%., sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima.
107
Pengaruh negatif signifikan menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek penurunan Suku Bunga LPS 1% akan menaikan volume
pembiayaan perbankan syariah sebesar 10%. Sedangkan dalam
jangka panjang penurunan Suku Bunga LPS 1% akan menaikan
volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 6%.
Penurunan Suku Bunga
LPS
akan berpengaruh pada
penurunan tingkat bagi hasil pada simpanan yang di berikan
perbankan kepada nasabah. Akibat penurunan tingkat bagi hasil
simpanan maka akan mempengaruhi penurunan tingkat bagi hasil
pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan, sehingga produk
pembiayaan akan lebih menguntungkan bagi nasabah karena
nasabah akan mengembalikan modal yang dipinjam dengan
tingkat bagi
hasil yang terjangkau atau lebih rendah dari
sebelumnya, sehingga akan memacu minat nasabah untuk
menggunakan produk pembiayaan perbankan syariah.
f. Uji Hipotesis NPF
Ho : Variabel NPF tidak berpengaruh secara signifikan dalam
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang
terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
H6 : Variabel NPF berpengaruh secara signifikan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan
perbankan syariah
108
Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel NPF tidak
berpangaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah
yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar -0.002195 dan
tingkat probabilitas 0.8147 yang lebih besar dari tingkat α=5%
dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien
variabel NPF sebesar 0.007784 dan tingkat probabilitas 0.3341
yang lebih besar dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima Ha ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh
Ekarina katmas (2014) yang menjelaskan bahwa NPF tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah.
Penelitian
lain
menghasilkan
oleh
Agustina
kesimpulan
bahwa
Kurniawati
NPF
tidak
(2014)
juga
berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan maupun penurunan NPF tidak
mempengaruhi
kegiatan
pembiayaan
perbankan
syariah.
pembiayaan akan tetap berjalan walaupun terjadi fluktuasi pada
tingkat NPF perbankan syariah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non
Performing Financing terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah
di Indonesia. Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan
ditemukan bahwa :
1. Variabel Penelitian ini telah stasioner pada derajat pertama (first
difference) Phillip-Perron.
2. Koefisien ECT yang diperoleh sebesar -0.900586 dengan tingkat
probabilitas 0.0000 yang signifikan pada α=5%. Nilai koefisien yang
negatif diantara 1-0 menunjukkan bahwa ada fenomena yang
mengindikasikan keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang
dengan tingkat penyesuaian keseimbangan janga pendek menuju
jangka panjang dengan cepat.
3. Secara Simultan variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku
Bunga LPS, dan Non Performing Financing berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
4. Pengaruh secara parsial dalam jangka pendek maupun jangka panjang
menunjukkan bahwa variabel biaya promosi dan ekspor berpengaruh
positif dan signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan
109
110
syariah. Sedangkan variabel Suku Bunga LPS berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
5. Variabel Inflasi, Kurs dan NPF secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Hal ini karena masih minimnya kontribusi perbankan syariah terhadap
perekonomian di Indonesia, sehingga pengaruh yang terjadi tidak
berdampak besar terhadap volume pembiayaan perbankan syariah.
B. Saran
Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang
diperoleh. Peneliti menyimpulkan beberapa saran yang kiranya dapat
direkomendasikan untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan perbankan
syariah serta penelitian penelitian lanjutan yang diperlukan, yaitu sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Biaya Promosi akan
meningkatkan pembiayaan perbankan syariah. Hal ini dapat menjadi
peluang bagi perbankan syariah dalam mengembangkan pembiayaan
perbankan syariah dari kota hingga ke daearah pedesaan, dimana pada
saat ini dapat kita ketahui bahwa akses perbankan syariah di pedesaan
masih kurang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh
terbesar hanya terjadi pada jangka pendek, sementara dalam jangka
111
panjang prosentase kenaikan pembiayaan tidak sebesar prosentase
dalam jangka pendek, tentu ini harus menjadi evaluasi bagi perbankan
untuk membuat strategi promosi yang tidak hanya berefek pada
jangka pendek saja, namun juga harus membuat strategi pemasaran
yang berkelanjutan untuk menjaga tingkat pembiayaan dalam jangka
panjang.
2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan
atau menambahkan variabel makro maupun variabel mikro lain
supaya
lebih
mempengaruhi
menggambarkan
pembiayaan
dengan
perbankan
jelas
faktor
yang
syariah.
Serta
lebih
menspesifikkan variabel pembiayaan pada produk maupun jenis
pembiayaan.
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan kesimpulan dan saran di atas, maka keterbatasan yang
dialami peneliti selama melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis mengalami kesulitan dalam mencari hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan topik yang di angkat. Terdapat
variabel lain sebenarnya ingin digunakan, namun akibat keterbatasan
pencarian hasil penelitian yang relevan maka penulis menggunakan
variabel yang lebih mudah di akses.
112
2. Teori yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas,
sedangkan masih banyak teori yang mungkin dapat menggambarkan
lebih jelas dari hasil penelitian mengenai volume pembiayaan.
113
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syariah Di Indonesia. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta. Cetakan Pertama.
Boediono. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. BPFE. Yogyakarta.
Cetakan 22.
Fuad, M. 2006. Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program
IBM SPSS 21. UNDIP Semarang.
Ginting, Ramlan. 2007. Transaksi Bisnis Dan Perbankan Internasional.
Salemba Empat. Jakarta.
Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga.
Jakarta. Edisi ketiga. Jilid 2.
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Prenada Media. Edisi Pertama. Cetakan
Kedua.
Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers.
Jakarta. Edisi 1. Cetakan 13.
Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis. BPFE. Yogyakarta. Edisi 1.
Cetakan 1.
Kuswandi. 2008. Memahami Rasio Rasio Keuangan. Elex Media
Komputindo. Jakarta. Cetakan Ke 1.
Mankiw, N Gregory. 2000. Teori Ekonomi Makro. Erlangga. Jakarta.
Edisi 4.
Manullang, M. 1993. Ekonomi Moneter. Ghalia Indnonesia. Cetakan 13.
Nasution, Darmin. 2013. Bank Sentrak Itu Harus Membumi. Galang
Pustaka. Yogyakarta.
Nopirin. Ekonomi Moneter 2. BPFE. Yogyakarta.
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. BPFE. Yogyakarta.
114
Rivai, Veithzal. 2010. Islamic Banking. Sinar Gravika Offset. Cetakan
Pertama.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika Dan Analisis Runtun Waktu Terapan
Dengan Eviews. Andi. Yogyakarta.
S, Alam. 2006. Ekonomi. ESIS. Jakarta.
Sarwoko. 2005. Dasar-Dasar Ekonometrika. Andi. Yogyakarta.
Silvanita, Ktut . 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Erlangga.
Jakarta.
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2008. Marketing Research. Elex Media
Komputindo. Bandung.
Sugiarto, Dergibson Sagian. 2006. Metode Statistika. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Modern. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. Edisi 1. Cet.3.
Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Ekonometrika Pengantar. BPFE.
Yogyakarata. Edisi Pertama. Jilid 5.
Sutedi, Adrian. 2010. Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS), Sinar Grafika.
Sutedi, Adrian. 2010. Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan. Sinar
Grafika. Cetakan Pertama.
Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor. Penebar Swadaya Grup.
Jakarta.
Wijaya, Krisna. 2010. Analisis Kebijakan Perbankan Nasional.
Media Komputindo. Jakarta.
Elex
Zimmerer, Thomas W. 2009. Kwirausahaan Dan Manajemen Usaha
Kecil. Salemba Empat. Jakarta. Buku 2. Edisi 5.
115
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian
Periode
Pembiayaan
Biaya Promosi
Ekspor
Inflasi
Kurs
LPS
Rate
NPF
Jan-08
27,106,630,000,000
12,704,000,000
$ 11,191,580,000
7.36%
9,291
8.00%
4.18%
Feb-08
27,878,279,000,000
24,021,000,000
$ 10,545,500,000
7.40%
9,230
8.00%
4.07%
Mar-08
29,629,000,000,000
36,328,000,000
$ 12,008,900,000
8.17%
9,217
8.00%
4.17%
Apr-08
31,021,785,000,000
48,990,000,000
$ 10,921,700,000
8.96%
9,234
8.00%
4.39%
May-08
32,293,151,000,000
59,313,000,000
$ 12,910,200,000
10.38%
9,318
8.25%
4.94%
Jun-08
34,100,000,000,000
71,517,000,000
$ 12,818,400,000
11.03%
9,225
8.50%
4.23%
Jul-08
35,189,987,000,000
84,598,000,000
$ 12,527,900,000
11.90%
9,118
8.75%
4.17%
Aug-08
36,571,761,000,000
100,866,000,000
$ 12,466,900,000
11.85%
9,153
8.75%
4.05%
Sep-08
37,681,000,000,000
121,000,000,000
$ 12,277,200,000
12.14%
9,378
9.25%
4.12%
Oct-08
38,097,341,000,000
138,840,000,000
$ 10,789,900,000
11.77%
10,995
10.00%
4.49%
Nov-08
38,528,984,000,000
155,758,000,000
$
9,665,700,000
11.68%
12,151
10.00%
4.97%
Dec-08
38,195,000,000,000
180,000,000,000
$
8,896,500,000
11.06%
10,950
10.00%
3.97%
Jan-09
38,201,000,000,000
14,000,000,000
$
7,280,100,000
9.17%
11,355
9.50%
4.39%
Feb-09
38,843,000,000,000
26,000,000,000
$
7,134,300,000
8.60%
11,980
9.00%
4.61%
Mar-09
39,308,000,000,000
32,000,000,000
$
8,614,800,000
7.92%
11,575
8.25%
5.14%
Apr-09
39,726,000,000,000
46,000,000,000
$
8,453,900,000
7.31%
10,713
7.75%
5.17%
May-09
40,715,000,000,000
55,000,000,000
$
9,208,800,000
6.04%
10,340
7.75%
4.77%
Jun-09
42,195,000,000,000
60,000,000,000
$
9,381,500,000
3.65%
10,225
7.50%
4.39%
Jul-09
42,828,000,000,000
69,000,000,000
$
9,684,100,000
2.71%
9,920
7.25%
5.15%
Aug-09
43,890,000,000,000
80,000,000,000
$ 10,543,800,000
2.75%
10,060
7.00%
5.61%
Sep-09
44,523,000,000,000
92,000,000,000
$
9,842,600,000
2.83%
9,681
7.00%
5.72%
Oct-09
45,246,000,000,000
106,000,000,000
$ 12,242,600,000
2.57%
9,545
7.00%
5.51%
Nov-09
45,726,000,000,000
121,000,000,000
$ 10,775,400,000
2.41%
9,480
7.00%
5.54%
Dec-09
46,886,000,000,000
154,000,000,000
$ 13,348,100,000
2.78%
9,400
7.00%
4.01%
Jan-10
47,140,000,000,000
9,000,000,000
$ 11,595,900,000
3.72%
9,365
7.00%
4.36%
Feb-10
48,479,000,000,000
16,000,000,000
$ 11,166,400,000
3.81%
9,335
7.00%
4.75%
Mar-10
50,206,000,000,000
25,000,000,000
$ 12,774,400,000
3.43%
9,115
7.00%
4.53%
116
Apr-10
51,651,000,000,000
39,000,000,000
$ 12,035,200,000
3.91%
9,012
7.00%
4.47%
May-10
53,223,000,000,000
54,000,000,000
$ 12,619,000,000
4.16%
9,180
7.00%
4.77%
Jun-10
55,801,000,000,000
65,000,000,000
$ 12,330,100,000
5.05%
9,083
7.00%
3.89%
Jul-10
57,633,000,000,000
83,000,000,000
$ 12,486,900,000
6.22%
8,952
7.00%
4.14%
Aug-10
60,275,000,000,000
106,000,000,000
$ 13,726,500,000
6.44%
9,041
7.00%
4.10%
Sep-10
60,970,000,000,000
131,000,000,000
$ 12,181,600,000
5.80%
8,924
7.00%
3.95%
Oct-10
62,995,000,000,000
159,000,000,000
$ 14,399,600,000
5.67%
8,928
7.00%
3.95%
Nov-10
65,942,000,000,000
193,000,000,000
$ 15,633,300,000
6.33%
9,013
7.00%
3.99%
Dec-10
68,181,000,000,000
236,000,000,000
$ 16,829,900,000
6.96%
8,991
7.00%
3.02%
Jan-11
69,724,000,000,000
14,000,000,000
$ 14,606,200,000
7.02%
9,057
7.00%
6.79%
Feb-11
71,449,000,000,000
28,000,000,000
$ 14,415,300,000
6.84%
8,823
7.25%
3.66%
Mar-11
74,253,000,000,000
39,000,000,000
$ 16,366,000,000
6.65%
8,709
7.25%
3.60%
Apr-11
75,725,000,000,000
60,000,000,000
$ 16,554,200,000
6.16%
8,574
7.25%
3.79%
May-11
78,619,000,000,000
79,000,000,000
$ 18,287,400,000
5.98%
8,537
7.25%
3.76%
Jun-11
82,616,000,000,000
102,000,000,000
$ 18,386,900,000
5.54%
8,597
7.25%
3.55%
Jul-11
84,556,000,000,000
118,000,000,000
$ 17,418,500,000
4.61%
8,508
7.25%
3.75%
Aug-11
90,539,000,000,000
142,000,000,000
$ 18,647,800,000
4.79%
8,578
7.25%
3.53%
Sep-11
92,839,000,000,000
167,000,000,000
$ 17,543,400,000
4.61%
8,823
7.25%
3.50%
Oct-11
96,806,000,000,000
231,000,000,000
$ 16,957,700,000
4.42%
8,835
7.00%
3.11%
Nov-11
99,427,000,000,000
262,000,000,000
$ 17,235,500,000
4.15%
9,170
6.75%
2.74%
Dec-11
102,654,000,000,000
339,000,000,000
$ 17,077,700,000
3.79%
9,068
6.50%
2.52%
Jan-12
101,689,000,000,000
18,000,000,000
$ 15,570,100,000
3.65%
9,000
6.50%
2.68%
Feb-12
103,713,000,000,000
44,000,000,000
$ 15,695,400,000
3.56%
9,085
6.00%
2.82%
Mar-12
109,116,000,000,000
69,000,000,000
$ 17,251,500,000
3.97%
9,180
5.50%
2.76%
Apr-12
108,767,000,000,000
90,000,000,000
$ 16,173,200,000
4.50%
9,190
5.50%
2.85%
May-12
112,843,000,000,000
110,000,000,000
$ 16,829,500,000
4.45%
9,565
5.50%
2.93%
Jun-12
117,593,000,000,000
134,000,000,000
$ 15,441,500,000
4.53%
9,480
5.50%
2.88%
Jul-12
120,909,000,000,000
166,000,000,000
$ 16,090,600,000
4.56%
9,485
5.50%
2.92%
Aug-12
124,945,000,000,000
197,000,000,000
$ 14,047,010,000
4.58%
9,560
5.50%
2.78%
Sep-12
130,358,000,000,000
224,000,000,000
$ 15,898,120,000
4.31%
9,588
5.50%
2.74%
Oct-12
135,582,000,000,000
261,000,000,000
$ 15,324,040,000
4.61%
9,615
5.50%
2.58%
Nov-12
140,318,000,000,000
296,000,000,000
$ 16,316,910,000
4.32%
9,605
5.50%
2.50%
Dec-12
147,505,000,000,000
372,000,000,000
$ 15,393,950,000
4.30%
9,670
5.50%
2.22%
Jan-13
149,672,000,000,000
16,000,000,000
$ 15,375,490,000
4.57%
9,698
5.50%
2.49%
117
Feb-13
154,073,000,000,000
39,000,000,000
$ 15,015,630,000
5.31%
9,667
5.50%
2.72%
Mar-13
161,081,000,000,000
62,000,000,000
$ 15,024,580,000
5.90%
9,719
5.50%
2.75%
Apr-13
163,379,000,000,000
89,000,000,000
$ 14,760,890,000
5.57%
9,722
5.50%
2.85%
May-13
167,260,000,000,000
108,000,000,000
$ 16,133,360,000
5.47%
9,802
5.50%
2.92%
Jun-13
171,228,000,000,000
134,000,000,000
$ 14,758,820,000
5.90%
9,929
5.75%
2.64%
Jul-13
174,486,000,000,000
169,000,000,000
$ 15,087,860,000
8.61%
10,278
6.25%
2.75%
Aug-13
174,537,000,000,000
196,000,000,000
$ 13,083,710,000
8.79%
10,924
6.25%
3.01%
Sep-13
177,319,000,000,000
234,000,000,000
$ 14,706,780,000
8.40%
11,613
7.00%
2.80%
Oct-13
179,283,000,000,000
270,000,000,000
$ 15,698,330,000
8.32%
11,234
7.00%
2.96%
Nov-13
180,831,000,000,000
305,000,000,000
$ 15,938,560,000
8.37%
11,977
7.25%
3.08%
Dec-13
184,120,000,000,000
370,000,000,000
$ 16,967,800,000
8.38%
12,189
7.25%
2.62%
Jan-14
181,398,000,000,000
27,000,000,000
$ 14,472,290,000
8.22%
12,226
7.50%
3.01%
Feb-14
181,772,000,000,000
57,000,000,000
$ 14,634,090,000
7.75%
11,634
7.50%
3.53%
Mar-14
184,964,000,000,000
84,000,000,000
$ 15,192,630,000
7.32%
11,404
7.50%
3.22%
Apr-14
187,885,000,000,000
119,000,000,000
$ 14,292,470,000
7.25%
11,532
7.50%
3.48%
May-14
187,885,000,000,000
167,000,000,000
$ 14,823,600,000
7.32%
11,611
7.75%
4.02%
Jun-14
193,137,000,000,000
200,000,000,000
$ 15,409,450,000
6.70%
11,969
7.75%
3.90%
Jul-14
194,079,000,000,000
145,000,000,000
$ 14,124,130,000
4.53%
11,591
7.75%
4.31%
Aug-14
193,982,000,000,000
173,000,000,000
$ 14,481,640,000
3.99%
11,717
7.75%
5.58%
Sep-14
196,563,000,000,000
196,000,000,000
$ 15,275,850,000
4.53%
12,212
7.75%
4.67%
Oct-14
196,490,000,000,000
218,000,000,000
$ 15,292,760,000
4.83%
12,082
7.50%
4.58%
Nov-14
198,375,000,000,000
246,000,000,000
$ 13,544,730,000
6.23%
12,196
7.50%
4.86%
Dec-14
199,320,000,000,000
300,000,000,000
$ 14,436,340,000
8.36%
12,440
7.50%
4.95%
Jan-15
197,280,000,000,000
17,000,000,000
$ 13,244,880,000
6.96%
12,625
7.75%
5.56%
Feb-15
197,543,000,000,000
32,000,000,000
$ 12,172,800,000
6.29%
12,863
7.75%
5.83%
Mar-15
200,713,000,000,000
56,000,000,000
$ 13,634,040,000
6.38%
13,084
7.75%
5.49%
Apr-15
201,526,000,000,000
77,000,000,000
$ 13,104,600,000
6.79%
12,937
7.75%
5.20%
May-15
203,894,000,000,000
118,000,000,000
$ 12,754,660,000
7.15%
13,211
7.75%
5.44%
Jun-15
206,046,000,000,000
161,000,000,000
$ 13,514,100,000
7.26%
13,332
7.75%
5.09%
Jul-15
204,843,000,000,000
186,000,000,000
$ 11,465,780,000
7.26%
13,481
7.75%
5.30%
Aug-15
205,874,000,000,000
225,000,000,000
$ 12,726,040,000
7.18%
14,027
7.75%
5.30%
Sep-15
208,143,000,000,000
251,000,000,000
$ 12,588,360,000
6.83%
14,657
7.75%
5.14%
Oct-15
207,768,000,000,000
273,000,000,000
$ 12,121,740,000
6.25%
13,639
7.75%
5.16%
Nov-15
209,124,000,000,000
302,000,000,000
$ 11,122,180,000
4.89%
13,840
7.75%
5.13%
118
Dec-15
212,996,000,000,000
358,000,000,000
$ 11,917,110,000
3.35%
13,795
Lampiran 2 Uji Akar Unit
Level
1.
Pembiayaan
0.377406
-2.892200
Ho = Tidak
Stasioner
Ha = Stasioner
Terima Ho
2.
Biaya Promosi
-4.353069
-2.892200
Tolak Ho
3.
Ekspor
-1.949865
-2.892200
Terima Ho
4.
Inflasi
-2.057427
-2.892200
Terima Ho
5.
Kurs
-0.193123
-2.892200
Terima Ho
6.
Suku Bunga LPS
-1.679901
-2.892200
Terima Ho
7
NPF
-2.622806
-2.892200
Terima Ho
No.
Variabel
PP test
CV 5%
Lampiran 3 Uji Derajat Integrasi
Level
No. Variabel
PP test
CV 5%
1.
Pembiayaan
-7.980791
-2.892536
Ho = Tidak
Stasioner
Ha = Stasioner
Tolak Ho
2.
Biaya Promosi
-14.45333
-2.892536
Tolak Ho
3.
Ekspor
-14.61725
-2.892536
Tolak Ho
4.
Inflasi
-5.492959
-2.892536
Tolak Ho
5.
Kurs
-8.985472
-2.892536
Tolak Ho
6.
Suku Bunga LPS
-5.702705
-2.892536
Tolak Ho
7
NPF
-18.29812
-2.892536
Tolak Ho
7.75%
4.84%
119
Lampiran 4 Uji Kointegrasi
Null Hypothesis: ECTNEW has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel
Phillips-Perron test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
Adj. t-Stat
Prob.*
-5.701409
-3.500669
-2.892200
-2.583192
0.0000
Lampiran 5 Regresi Jangka Pendek ECM
Dependent Variable: D(LOG_PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 08/30/16 Time: 10:08
Sample (adjusted): 3 96
Included observations: 94 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LOG_B_PROMOSI)
D(LOG_EKSPOR)
D(LOG_INFLASI)
D(LOG_KURS)
D(LOG_SB_LPS)
D(LOG_NPF)
D(LOG_PEMB(-1))
ECT(-1)
C
0.006469
0.064657
0.000939
0.065983
-0.104222
-0.002195
0.908573
-0.900586
0.001108
0.001639
0.014127
0.009188
0.038529
0.043512
0.009336
0.098429
0.148868
0.002499
3.945451
4.576811
0.102183
1.712578
-2.395257
-0.235064
9.230767
-6.049570
0.443474
0.0002
0.0000
0.9189
0.0904
0.0188
0.8147
0.0000
0.0000
0.6586
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.616109
0.579978
0.011167
0.010599
293.8628
17.05210
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.021632
0.017230
-6.060911
-5.817404
-5.962552
1.878563
120
Lampiran 6 Regresi Jangka Panjang ECM
Dependent Variable: LOG_PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 09/14/16 Time: 09:03
Sample (adjusted): 2 96
Included observations: 95 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LOG_BIAYA_PROMOSI
LOG_EKSPOR
LOG_INFLASI
LOG_SUKU_BUNGA_LPS
LOG_KURS
LOG_DPEMBIAYAAN
C
0.003554
0.051753
0.005366
-0.051944
0.029366
0.972023
-0.768930
0.001619
0.015869
0.003920
0.016765
0.030519
0.007103
0.432833
2.194484
3.261207
1.368761
-3.098317
0.962221
136.8558
-1.776503
0.0308
0.0016
0.1746
0.0026
0.3386
0.0000
0.0791
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.999700
0.999680
0.011831
0.012317
290.3562
48926.73
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
32.17183
0.661247
-5.965393
-5.777212
-5.889354
1.859604
Lampiran 7 Uji Multikolinieritas
No
Persamaan
R2
Keterangan
1.
Bp= Ex+Inf+Krs+Lps+Npf
0.369346
Ho ditolak
2
Ex= Bp+Inf+Krs+Lps+Npf
0.495103
Ho ditolak
3
Krs= Bp+Ex+Inf+Lps+Npf
0.580711
Ho ditolak
4
Inf= Bp+Ex+Krs+Lps+Npf
0.435741
Ho ditolak
5
Lps= Bp+Ex+Inf+Krs+Npf
0.727011
Ho ditolak
6
Npf= Bp+Ex+Inf+Krs+Lps
0.641565
Ho ditolak
R2 Utama 0.928253
121
Lampiran 8 Uji Autokorelasi
DU < DW < 4-DU = 1.80210 < 1931190 < 2,19790
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.999562
0.999527
1.41E+12
1.73E+26
-2788.253
28370.57
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
1.14E+14
6.49E+13
58.86848
59.08354
58.95538
1.931190
Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
0.756064
5.447708
6.461514
Prob. F(7,87)
Prob. Chi-Square(7)
Prob. Chi-Square(7)
0.6254
0.6055
0.4870
Lampiran 10 Uji Normalitas
14
Series: Residuals
Sample 2 96
Observations 95
12
10
8
6
4
2
0
-0.04
-0.03
-0.02
-0.01
0.00
0.01
0.02
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
5.30e-15
-0.001019
0.033354
-0.038222
0.011385
-0.036184
3.828520
Jarque-Bera
Probability
2.737906
0.254373
0.03
Lampiran 11 Uji Linieritas
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: LOG(PEMBIAYAAN) LOG(BIAYA_PROMOSI) LOG(EKSPOR)
LOG(INFLASI) LOG(KURS) LOG(SUKU_BUNGA_LPS) LOG(NPF)
LOG(PEMBIAYAAN(-1)) C
Omitted Variables: Squares of fitted values
t-statistic
F-statistic
Likelihood ratio
Value
1.595657
2.546122
2.771745
df
86
(1, 86)
1
Probability
0.1142
0.1142
0.0959
122
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
Nama Lengkap
: Muh Barlian Farkhani Mashudi
Nama Panggilan
: Barli
Tempat/Tgl Lahir
: Kab. Semarang, 05 Agustus 1991
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat Tetap
: Dsn. Turunan RT. 01 / RW. 03 Ds. Gentan
Kec. Susukan Kab. Semarang 50777
No Handphone
: 085743142365
Email
: [email protected]
Pendidikan Formal
2012 - 2016
: Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah S-1
2006 - 2009
: SMK Negeri 1 Tengaran
2003 - 2006
: SMP Muhammadiyah Susukan
1997 - 2003
: SD Negeri 02 Gentan
Pengalaman Berorganisasi
2014
: Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi PS-S1
2015
: Pengurus DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
123
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing
124
Download