ANALISIS PENGARUH BIAYA PROMOSI, EKSPOR, INFLASI, KURS, SUKU BUNGA LPS DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP VOLUME PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh : MUH BARLIAN FARKHANI MASHUDI 21312104 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 i ii iii HALAMAN MOTTO SUATU USAHA KEBAIKAN PASTI AKAN MEGHASILKAN MANFAAT BAGIMU... SUATU HAMBATAN PASTI AKAN MEMBERIKAN ARTI PERJUANGAN BAGIMU... DAN INGATLAH KESULITAN DI SAAT SENANG SUPAYA MENGINGATKANMU , BETAPA INDAHNYA BERSYUKUR... “DIRIMULAH YANG PERTAMA MENJAMIN KEBERHASILANMU” iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini selesai atas rahmat dan ridho dari ALLAH SWT, dan saya persembahakan kepada: 1. Ibu saya Ambarwati dan Ayah saya Mashudi, terimakasih atas semua dukungan, kasih sayang, nasihat, motivasi, do’a dan semua yang telah diberikan dari awal kuliah sampai saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga saya bisa membalas kebaikan-kebaikanya. 2. Untuk kakak perempuan saya Unga Nastalifa Chrisnawati, Kakak ipar saya Purnama Dhedy Setyawan, Adik perempuan saya Naila Rahma, dan keponakan tersayang Isvara Zea Azkadina Setyawan terima kasih atas do’a dan dukungannya. 3. Bapak, Ibu dosen, dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang selalu membimbing, mengajarkan, serta memberikan kemudahan selama proses perkuliahan sehingga saya mendapat banyak ilmu sampai dengan skripsi ini terselesaikan. 4. Sahabat-sahabat saya Muh Muqorrobin Budiman, Ahmad Rizal Fauzi, Oktaviayani Puji Lestari, Novi Oktaviyani, Hamdan Yuafi, Suharno, Muh Nur Sangadi yusuf Rendi, Khanif Rahmanto serta teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2012, terima kasih atas segala yang kalian berikan. 5. Teman-teman KKN Posko 42 Herman Zuhdi, Slamet Ikhwan Luqmanto, Khusna Maulida, Ani Maftukhah, Masadah, Maghfirotul Mafakhir, dan Dwi Larasati yang telah memberi motivasi, semangat serta doa hingga skripsi ini dapat diselesaikan. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS Dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita selaku umatnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang secara langsung dan tidak langsung membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan segala Barokah-Nya. 2. Kedua orang tua yang saya cintai. 3. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 4. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Pembimbing Skripsi. 5. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syari’ah. 6. Bapak Mochlasin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penyusun dalam menjalankan kegiatan perkuliahan. 7. Seluruh dosen fakultas ekonomi dan bisnis islam, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahaan 8. Seluruh staf dan karyawan khususnya bagian tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. vi 9. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya pada Prodi Perbankan Syari’ah S1 angkatan tahun 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. 10. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang dengan senang hati telah memberikan dukungan, motivasi, inspirasi, yang mengingatkan penyusun disaat lupa dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini Akhir kata, Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amin. Penulis juga mempunyai harapan, semoga dengan skripsi ini dapat membuka jalan penulis untuk meraih cita-cita dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusunya kemajuan Ekonomi Islam. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salatiga, 15 September 2016 Penyusun Muh Barlian Farkhani Mashudi NIM 21312104 vii ABSTRAK Mashudi, Muh Barlian Farkhani.2016. Analisis Pengaruh Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan Non Performing Financing terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang telah tersedia yang sebelumnya di kumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain. Pemilihan data pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan periode data dimulai dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2015 dengan memanfaatkan data publikasi dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementrian Perdagangan RI, dan Lembaga Penjamin Simpanan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan Non Performing Financing (NPF). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2015. Teknik analisis penelitian ini menggunakan pendekatan Eror Corection Mechanism dengan tingkat signifikansi 5 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan Non Performing Financing dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial variabel biaya promosi dan ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Variabel suku bunga LPS secara parsial dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel inflasi, kurs dan Non Performing Financing tidak berpengruh signifikan baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Kata kunci : Biaya Promosi, Ekspor, Kurs, Inflasi, Suku Bunga LPS, Non Performing Financing, Pembiayaan, Perbankan, Eror Corection Mechanism viii DAFTAR ISI Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii Lembar Keaslian Tulisan ................................................................................. iii Halaman Moto .................................................................................................. iv Halaman Persembahan ..................................................................................... v Kata Pengantar ................................................................................................. vi Abstrak ............................................................................................................. viii Daftar Isi........................................................................................................... ix Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv Daftar Tabel ..................................................................................................... xv Daftar Gambar .................................................................................................. xvi Daftar Grafik .................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian................................................................................. 11 F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 12 ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Perbankan Syariah .......................................................................... 14 2. Pembiayaan ..................................................................................... 15 3. Biaya Promosi................................................................................. 19 4. Ekspor ............................................................................................. 22 5. Inflasi .............................................................................................. 25 6. Kurs ................................................................................................ 30 7. Suku Bunga LPS ............................................................................. 32 8. Non Performing Finance ................................................................ 34 B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 36 1. Biaya Promosi................................................................................. 36 2. Ekspor ............................................................................................. 38 3. Inflasi .............................................................................................. 40 4. Kurs ................................................................................................ 43 5. Suku Bunga LPS ............................................................................. 45 6. Non Performing Finance ................................................................ 46 C. Research Gap ........................................................................................ 49 1. Kerangka Penelitian ........................................................................ 49 2. Hipotesis ......................................................................................... 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 52 B. Sumber Data .......................................................................................... 52 x C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 53 D. Teknik Analisis Data ............................................................................. 55 1. Uji Stasioneritas .............................................................................. 55 a. Uji Akar Unit .............................................................................. 55 b. Uji Derajat Integrasi ................................................................... 56 2. Uji Kointegrasi ............................................................................... 57 3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM .................................................. 58 4. Uji Statistik ..................................................................................... 60 a. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 60 b. Uji F ........................................................................................... 60 c. Uji t ............................................................................................. 61 5. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 61 a. Uji Multikolinieritas ................................................................... 62 b. Uji Autokorelasi ......................................................................... 63 c. Uji Heterokedastisitas................................................................. 64 d. Uji Normalitas ............................................................................ 66 e. Uji Linieritas............................................................................... 66 6. Uji Regresi Jangka Pendek ECM ................................................... 67 F. Alat Analisis .......................................................................................... 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian .................................................................. 70 1. Pembiayaan Perbankan Syariah ...................................................... 70 2. Biaya Promosi................................................................................. 71 xi 3. Ekspor ............................................................................................. 72 4. Inflasi .............................................................................................. 73 5. Kurs ................................................................................................ 74 6. Suku Bunga LPS ............................................................................. 75 7. Non Performing Finance ................................................................ 77 B. Analisa Penelitian .................................................................................. 78 1. Uji Stasioneritas .............................................................................. 79 a. Uji Akar Unit .............................................................................. 79 b. Uji Derajat Integrasi ................................................................... 80 2. Uji Kointegrasi ............................................................................... 81 3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM .................................................. 83 4. Uji Statistik ..................................................................................... 84 a. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 84 b. Uji F ........................................................................................... 84 c. Uji t ............................................................................................. 85 5. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 87 a. Uji Multikolinieritas ................................................................... 88 b. Uji Autokorelasi ......................................................................... 89 c. Uji Heterokedastisitas................................................................. 91 d. Uji Normalitas ............................................................................ 93 e. Uji Linieritas............................................................................... 94 6. Uji Regresi Jangka Pendek ECM ................................................... 95 C. Pembahasan Analisis ............................................................................. 96 xii 1. Model Regresi Jangka Pendek ECM .............................................. 97 2. Model Regresi jangka panjang ECM.............................................. 98 3. Uji Hipotesis ................................................................................... 99 a. Uji Hipotesis Variabel Biaya Promosi ....................................... 99 b. Uji Hipotesis Variabel Ekspor ................................................... 101 c. Uji Hipotesis Variabel Inflasi ..................................................... 103 d. Uji Hipotesis Variabel Kurs ....................................................... 104 e. Uji Hipotesis Variabel Suku Bunga LPS ................................... 106 f. Uji Hipotesis Variabel Non Performing Financing .................... 107 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ....................................................................................... 109 B. Saran ................................................................................................. 110 C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian .............................................................................. 115 Lampiran 2 Uji Akar Unit ................................................................................ 118 Lampiran 3 Uji Derajat Integrasi ..................................................................... 118 Lampiran 4 Uji Kointegrasi ............................................................................. 119 Lampiran 5 Regresi Jangka Pendek ECM ...................................................... 119 Lampiran 6 Regresi Jangka Panjang ECM ...................................................... 120 Lampiran 7 Uji Multikolinieritas ..................................................................... 120 Lampiran 8 Uji Autokorelasi ........................................................................... 121 Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas ................................................................... 121 Lampiran 10 Uji Normalitas ............................................................................ 121 Lampiran 11 Uji Linieritas ............................................................................... 121 Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 122 Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing ................................................ 123 xiv DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Tahunan Pembiayaan Perbankan Syariah ............................... 5 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Biaya Promosi................................................ 37 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Ekspor ............................................................ 39 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Inflasi ............................................................. 40 Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu Kurs ............................................................... 43 Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu Suku Bunga LPS ............................................ 45 Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu Non performing Finance ............................... 46 Tabel 4.1 Uji Unit Root Test ............................................................................ 79 Tabel 4.2 Uji Derajat Integrasi ......................................................................... 80 Tabel 4.3 Uji Kointegrasi ................................................................................. 82 Tabel 4.4 Uji Regresi Jangka Panjang ECM .................................................... 83 Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Auxiliary ......................................................... 88 Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ............................................................................... 89 Tabel 4.7 Penyembuhan Gangguan Autokorelasi ............................................ 90 Tabel 4.8 Uji White Heterokedastisitas ........................................................... 92 Tabel 4.9 Penyembuhan Gangguan Heterokedastisitas ................................... 92 Tabel 4.10 Uji Remsey Reset Test .................................................................... 94 Tabel 4.11 Regresi Jangka Pendek ECM ......................................................... 95 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 50 xvi DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ................... 70 Grafik 4.2 Data Biaya Promosi Perbankan Syariah Indonesia ........................ 71 Grafik 4.3 Data Ekspor Indonesia .................................................................... 72 Grafik 4.4 Data Inflasi Indonesia ..................................................................... 73 Grafik 4.5 Data Kurs Rupiah Terhadap US Dollar .......................................... 75 Grafik 4.6 Data Suku Bunga LPS .................................................................... 76 Grafik 4.7 Data Non Performing Financing Perbankan Syariah ..................... 77 Grafik 4.8 Histogram Normalitas ..................................................................... 93 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan motor penggerak perekonomian negara yang berperan sebagai lembaga intermediasi. Perbankan selama ini telah menjadi sektor yang strategis sebagai jembatan dalam menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana yang terhimpun dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Dalam UU No.21 tahun 2008 dikatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.” Sementara Perbankan Syariah menurut UU No.21 tahun 2008 adalah “segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Dengan demikian, perbankan syariah merupakan bagian dari lembaga keuangan yang di dalamnya terdiri dari Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana yang dihimpun kepada masyarakat yang 1 2 kekurangan dan membutuhkan dana. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan syariah, sedangakan memberikan jasa bank lainnya merupakan kegiatan pendukung. Produk Perbankan Syariah dalam menghimpun dana terdiri dari tabungan, deposito, giro atau yang lainnya, sementara produk penyaluran dana berprinsip pada akad yang terbagi dalam beberapa jenis meliputi akad jual beli, akad sewa, akad bagi hasil, dan lain sebagainya. Tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia dimulai sejak awal tahun -90an, dimana bank syariah pertama yaitu Bank Muamalat Indonesia secara resmi beroprasi sejak awal tahun 1992. Perbankan syariah telah memberikan kesan bagus bagi perbankan lainnya karena di saat perbankan konvensional tersungkur akibat krisis tahun 1998, perbankan syariah mampu menunjukkan eksistensinya sebagai perbankan yang tahan terhadap krisis ekonomi pada tahun 1998. Terinspirasi dengan tegarnya perbankan syariah pada saat itu, maka berdirilah bank syariah kedua yaitu Bank Syariah Mandiri yang merupakan gabungan beberapa bank BUMN, hingga muncul perbankan lainnya pada beberapa tahun belakangan ini. Perbankan syariah di Indonesia memiliki potensi berkembang cukup besar, hal ini di dasarkan pada data jumlah penduduk di Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam. Namun atas dasar tersebut belum menjamin perbankan syariah dapat tumbuh dengan stabil setiap tahunnya, karena masyarakat Indonesia telah lama menggunakan perbankan konvensional sebagai lembaga yang menunjang kegiatan 3 ekonomi mereka sehari-harinya. Dominasi perbankan konvensional terhadap perbankan syariah yang ditunjukkan dari total aset, menunjukkan bahwa per september 2015 total aset perbankan konvensional mencapai 6.416 triliun sedangkan total aset perbankan syariah 272,3 triliun, sedangkan dilihat dari sisi total nasabah, perbankan syariah hanya memiliki total nasabah 18,75 persen dari total nasabah perbankan konvesional. Hal ini tentu masih menjadi tantangan bagi perbankan syariah di Indonesia dalam menghadapi eksistensi perbankan konvensional yang telah berdiri sejak lama dan memiliki jaringan luas dalam mengakses masyarakat dari tingkat kota hingga pedesaan. Perkembangan pembiayaan perbankan syariah terbukti berdampak positif pada pertumbuham perekonomian di Indonesia, hal ini sesuai dengan berbagai penelitian yang menjelaskan hubungan pembiayaan terhadap perekonomian, yaitu Rama (2010) menjelaskan bahwa dalam jangka panjang perbankan syariah yang diinterprestasikan melalui total pembiayaan dan deposit secara positif dan signifikan berhubungan dengan pertumbuhan dan riil output di Indonesia. Penelitian lain dari Rizky (2013) menjelaskan bahwa total pembiayaan perbankan syariah memiliki hubungan terhadap pertumbuhan sektor riil dan pertumbuhaan ekonomi. Namun berdasarkan prosentase pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia menunjukkan, bahwa prosentase pangsa pasar perbankan syariah selama ini tidak mencapai 5 persen. Pada september 2015 pangsa pasar perbankan syariah hanya sebesar 4,88% dari total pangsa pasar 4 perbankan nasional. Hal ini tentu mencerminkan bahwa kontribusi perbankan syariah belum terlalu besar terhadap perekonomian Indonesia. Pangsa pasar merupakan bagian dari seluruh permintaan terhadap suatu barang dan jasa. Perbankan syariah di Indonesia telah menunjukkan eksistensinya di sektor keuangan, dengan mampu bertahan pada kondisi perekonomian yang kurang baik. Bank Indonesia (2008) menggambarkan bahwa perbankan syariah tahan terhadap krisis global kerena penyaluran pembiayaan perbankan syariah masih lebih diarahkan ke perekonomian domestik sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global. Namun gejolak perekonomian di Indonesia yang terjadi belakangan ini bukan berarti tidak mempunyai dampak sama sekali terhadap sektor keuangan salah satunya perbankan syariah di Indonesia. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang melemah pada beberapa tahun belakangan ini, telah berdampak pada berbagai sektor perekonomian yang kemudian secara tidak langsung berdampak terhadap perbankan syariah. Hal ini tercermin dari data penyaluran pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah yang mengalami penurunan nilai pertumbuhan meskipun secara total pembiayaan meningkat setiap tahunnya. berikut tabel data volume pembiayaan perbankan syariah periode 2008 sampai dengan 2015 : 5 Tabel 1.1 Data Tahunan Pembiayaan Perbankan Syariah Periode Total Pembiayaan Pertumbuhan Pembiayaan(t-t-1) (t) (Miliar) (Miliar) 2008 38.195 10.245 2009 46.886 8.691 2010 68.181 21.295 2011 102.654 32.930 2012 147.505 44.851 2013 184.120 36.615 2014 199.320 15.200 2015 212.996 13.676 Sumber : Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Pada tabel 1.1 dapat dilihat bagaimana total pembiayaan perbankan syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2008 sebesar 38.195, tahun 2009 sebesar 46.886, tahun 2010 sebesar 68.181, tahun 2011 sebesar 102.654, tahun 2012 sebesar 147.505, tahun 2013 sebesar 184.120, tahun 2014 sebesar 199.320, dan tahun 2015 sebesar 212.996. Namun ketika nilai total pembiayaan tersebut diteliti lebih mendalam maka dapat ditemukan bagaimana nilai dari pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tiap tahunnya mengalami fluktuasi dari tahun 2008 sampai dengan 2015. Pada tahun 2009 pertumbuhan pembiayaan tercatat mengalami penurunan, tercatat pada tahun 2008 pertumbuhan pembiayaan sebesar 10.245 turun menjadi 8.691 pada tahun 2009. Pembiayaan kembali mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 tercatat nilai pertumbuuhan meningkat pada tahun 2010 sebesar 21.295, tahun 2011 sebesar 32.930, dan sebesar 44.851 pada tahun 2012. Penurunan penyaluran pembiayaan perbankan syariah kembali terjadi pada tahun 6 2013 sampai dengan 2015. Pada tahun 2013 tercatat penurunan pertumbuhan pembiayan dari 44.851 pada tahun 2012 menjadi 36.615 pada tahun 2013, dan berlanjut pada tahun 2014 sebesar 15.200, dan tahun 2015 sebesar 13.676. Nilai pertumbuhan pembiayaan tersebut diperoleh dari pengurangan total pembiayaan tahun (t) dengan tahun sebelumnya (t-1). Atas dasar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa meningkatnya total pembiayaan perbankan syariah tiap tahunnya tidak di iringi dengan nilai dari pertumbuhan pembiayaan yang stabil. Perbankan syariah selama ini telah melakukan kegiatan promosi dengan mengeluarkan biaya promosi yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah sedang gencar dalam memperkenalkan produk-produk perbankan syariah supaya dapat di terima oleh masyarakat. Namun di sisi lain, kondisi internal perbankan syariah yang tercermin dari tingkat Non Performing Financing menunjukkan bahwa tingkat Non Performing Financing perbankan syariah dalam kondisi kurang baik, dimana tingkat Non Performing Financing Net pada Desember 2015 mencapai 4,84 persen yeng berada dalam ambang batas 5 persen sesuai ketentuan dari Otoritas Jasa keuangan. Kondisi tersebut mencerminkan bagaimana kinerja perbankan syariah yang kurang optimal dalam menganalisis penyaluran pembiayaan. tentu hal ini bila dibiarkan akan berdampak pada berkurangnya minat investor untuk berinvestasi pada perbankan syariah akibat tingkat resiko yang tinggi sedangkan disisi 7 lain perbankan syariah sedang gencar dalam melakukan promosi yang tercermin dari biaya promosi yang dikeluarkan oleh perbankan syariah. Kondisi penurunan nilai pertumbuhan pembiayaan beberapa tahun belakangan ini juga tidak lepas dengan masalah krisis perekonomian yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 2013 nilai rupiah terus melemah terhadap US Dollar akibat wacana kebijakan The Fed dalam upaya mengurangi Quantitative Easing serta kondisi neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit. Sedangkan krisis tahun 2015 terjadi akibat penurunan mata uang Cina (Yuan) secara sengaja yang berdampak pada nilai tukar Rupiah yang semakin melemah terhadap US Dollar yang menyentuh angka Rp 14.657 per US Dollar pada september 2015. Akibat penurunan mata uang Yuan tersebut mengakibatkan produk-produk Cina menjadi murah di pasar internasional sehingga mengakibatkan produk ekspor negara lain sulit bersaing dengan produk cina, sementara nilai tukar yang melemah berdampak negatif pada neraca perdagangan Indonesia karena barang-barang impor menjadi lebih mahal. Kebijakan pemerintah dalam manaikkan harga BBM telah mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa. Berdasarkan data tingkat inflasi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi berada pada tingkat 5-8 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian masih dalam kondisi positif dan menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga, meskipun hargaharga mengalami kenaikan. 8 Pengaruh perekonomian yang melemah selama ini dan pengaruh internal perbankan syariah yang tercermin dari tingginya tingkat Non Performing Financing berakibat pada tingginya resiko pada dana yang disimpan oleh masyarakat. Sehingga demi menjaga stabilitas sistem perbankan maka Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pelaksana penjaminan dana masyarakat. Adanya Lembaga Penjamin Simpanan tentu memberi rasa aman bagi simpanan nasabah di perbankan, namun dampak negatif dari sistem penjaminan simpanan trsebut adalah moral hazard kredit atau pembiayaan perbankan. Maka demi mengatasi hal tersebut diterapkan sistem penjaminan yang terbatas, dan sistem bunga penjaminan yang mengatur pemberian suku bunga simpanan. Dengan latar belakang di atas maka peneliti mencoba mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Variabel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Financing. Sehingga dengan variabel yang digunakan tersebut, maka peneliti memilih judul “Analisis Pengaruh Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia”, dengan periode data bulanan dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2015. 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Biaya Promosi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Ekspor terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Inflasi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Kurs terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia? 5. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Suku Bunga LPS terhadap volume penyaluran pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia? 6. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Non Performing Financing terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia? 10 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk : 1. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Biaya Promosi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 2. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Ekspor terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 3. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Inflasi terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 4. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Kurs terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 5. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Suku Bunga LPS terhadap volume penyaluran pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 6. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel Non Performing Financing terhadap volume pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 11 D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat ganda yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis, sebagai berikut : 1. Dari perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat untuk : a. Bagi peneliti Penelitian ini berguna untuk pengembangan dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di program studi Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. b. Bagi civitas akademika Penelitian ini dapat menambah informasi bagi sumbangan pemikiran dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis dari penelitian ini, dapat bermanfaat untuk : a. Bagi perbankan syariah diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai acuan dalam menjalankan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi. b. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan sektor perbankan syariah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka mengantisipasi berbagai faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. volume penyaluran 12 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang kerangka atau landasan teori yang berisi konsep-konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan dalam menulis bab analisis dan mengambil kesimpulan. Kemudian telaah pustaka yaitu berisi ringkasan tentang penelitian 13 terdahulu, serta hipotesis dan model penelitian yang akan diuji disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan menguraikan secara keseluruhan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, teknik analisis data, dan alat analisis. BAB IV: ANALISIS DATA Bagian ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian, analisis data dan pembahasan hasil. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian. BAB V: PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Perbankan Syariah Menurut UU No.21 Tahun 2008 Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah Menurut UU No.21 Tahun 2008 adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sementara Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, Menurut UU No.21 Tahun 2008 adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional 14 15 yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Menurut Kasmir (2005:8) secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa bank lainnya. Semantara kegiatan lembaga keuangan pada pengertian tersebut adalah sebagai berikut : a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi masyarakat. b. Menyalurakan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkan. c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat yang berasal dari daam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, traveller cheque, dan jasa lainnya. 2. Pengertian Pembiayaan Menurut Rivai (2010:681) pembiayaan atau financing merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk 16 mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakukan sendiri atau lembaga. Sedangkan menurut Kasmir (2013:85) Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam konteks perbankan syariah pembiayaan merupakan suatu produk yang ditawarkan bank kepada nasabah atau masyarakat yang membutuhkan guna menunjang kegiatan perekonomian atau dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Anshori (2007:99) Secara garis besar produk penyaluran dana kepada masyarakat adalah pembiayaan yang didasarkan pada akad jual beli yang menghasilkan produk murabahah, salam, istishna; berdasarkan akad sewa menyewa yang menghasilkan produk berupa ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik; berdasarkan akad bagi hasil yang menghasilkan produk mudharabah, musyarakah, muzaroah, dan musaqoh; berdasarkan pada akad pinjaman yang berifat sosial (tabarru) berupa qardh, dan qardh al hasan. Akad jual beli merupakan salah satu cara yang ditempuh perbankan dalam rangka menyalurkan dana kepada masyarakat. 17 Tujuan Pembiayaan menurut Rivai (2010:681) dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu tujuan pembiayaan secara makro dan tujuan pembiayaan secara Mikro. Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk: a. Peningkatan Ekonomi Umat, artinya masyarakat yang tidak mendapat akses secara ekonomi, maka dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses pembiayaan. b. Terjadinya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. c. Meningkatkan produktivitas, artinya dengan adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk mampu meningkatkan daya produksinya. d. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Secara Mikro, pembiayaan bertujuan untuk : a. Upaya mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba. b. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul. 18 c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. d. Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Sehingga pembiayaan dapat dijadikan jembatan keseimbangan antara kedua pihak tersebut. Sesuai dengan tujuan diatas, maka menurut Rivai (2010:683) pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk : a. Meningkatkan Daya Guna Uang, Artinya uang yang terhimpun dalam bentuk giro, tabungan, deposito akan ditingkatan kegunaannya oleh bank guna usaha peningkatan produktivitas. b. Meningkatkan Daya Guna Barang, artinya pembiayaan yang diberikan kepada produsen akan membantu produsen dalam merubah bahan mentah menjadi barang jadi, serta membantu dalam pembiayaan distribusi barang dari satu tempat ketempat lainnya. c. Meningkatkan Peredaran Uang, artinya pembiayaan yang disalurkan kepada produsen akan menambah peredaran uang sehingga akan menciptakan suatu kegairahan berusaha dan menyebabkan penggunaan uang akan bertambah. 19 d. Menimbulkan Kegairahan Berusaha, artinya pembiayaan akan berdampak pada pertambahan modal yang diterima produsen, sehingga produsen akan meningkatkan produktivitasnya. e. Stabilitas Ekonomi, pada ekonomi yang kurang sehat peranan pembiayaan sangatlah penting. Salah satunya membantu dalam pemgendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan lain sebagainya. f. Sebagai Jembatan untuk Meningkatkan Pendapatan Nasional, artinya pembiayaan akan membantu produktivitas suatu usaha yang berdampak pada meningkatnya profit. 3. Biaya Promosi Fuad (2006:130) Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Semantara biaya menurut kuswandi (2008:60) merupakan semua pengeluaran berupa uang tunai atau kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan laba baik untuk masa kini maupun masa mendatang. Sehingga biaya promosi dapat disimpulkan sebagai pengeluaran atau pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh perusahaan guna menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan dalam upaya untuk memperkenalkan serta menjual produk kepada konsumen. Bagi perbankan promosi sangat penting guna memberikan 20 informasi baik manfaat maupun keunggulan suatu produk yang dipasarkan kepada masyarakat atau nasabah. Kasmir (2005:175) promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Produk yang sudah diciptakan, harga juga sudah ditetapkan, dan tempat (lokasi dan layout sudah disediakan), artinya produk sudah benar benar siap untuk di jual. Agar produk tersebut laku di jual ke masyarakat atau nasabah, maka masyarakat perlu tahu kehadiran produk baru tersebut berikut manfaat, harga, di mana dapat diperoleh dan kelebihan produk dibandingkan produk pesaing. Cara untuk memberitahukan kepada masyarakat adalah melalaui sarana promosi. Secara garis besar terdapat empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan, yaitu sebagai berikut: a) Periklanan (Advertising) Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh bank. Sarana promosi yang dilakukan adalah dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam sepanduk, brosur, bilboard, koran, majalah, televisi, radio-radio. Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga produk serta keuntungan-keuntungan pesaing. Tujuan penggunaan produk media dibandingkan prduk iklan untuk adalah 21 pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan produk perbankan. b) Promosi Penjualan (Salaes Promotion) Merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang tertentu pula. Tujuan dari promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan dan untuk meningkatkan nasabah. Promosi penjualan dilakukan unuk menarik nasabah untuk membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Manfaat dari promosi ini adalah komunikasi yaitu memberikan informasi yang dapat menarik nasabah untuk membeli, kemudian insentif yaitu memberikan dorongan dan semangat untuk membeli produk yang ditawarkan dan invitasi untuk segera merealisasikan pembelian. Promosi penjualan bagi bank dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemberian bunga khusus, pemberian insentif, pemberian cindera mata, dan lain sebagainya. c) Program Sosial Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu pameran, kegiatan amal atau sosial atau olahraga. Tujuannya adalah agar nasabah mengenal lebih dekat. 22 d) Penjualan Pribadi (Personal Selling) Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai cleaning service, satpam sampai pejabat bank. Personal selling juga dilakukan dengan merekrut tenaga tenaga salesman dan salesgirl untuk melakukan penjualan door to door. 4. Ekspor Menurut Undang-Undang Perdagangan Tahun 1996 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan dari Daerah Pabean. Keluar dari daerah pabean berarti keluar dari wilayah yuridiksi Indonesia. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif dan Landas Kontinen yang didalamnya berlaku UndangUndang Kepabeanan. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari daerah pabean. Eksportir adalah orang yang melakukan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Eskpor merupakan salah satu dari kegiatan perdagangan internasional. Menurut sutedi (2014:3) perdagangan internasional merupakan transaksi jual beli lintas negara, yang melibatkan dua 23 pihak dan melintasi batas negara. Ekspor merupakan penjualan barang ke negara lain dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ahman (2007:99) suatu negara akan berusaha meningkatkan ekspor dan mengurangi impor agar pendapatan yang diperoleh meningkat. Ketika kondisi suatu negara mempunyai nilai ekspor yang lebih besar dari pada nilai impor maka hal tersebut disebut dengan surplus neraca pembayanan. Sedangkan ketika nilai ekspor lebih kecil dari pada impor disebut dengan defisit neraca pembayaran. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional yaitu : a. Suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri b. Setiap negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional dibandingkan dengan barang itu diproduksi didalam negeri c. Setiap negara memiliki ongkos produksi untuk memproduksi barang tertentu. d. Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda. Ginting (2007:39) menjelaskan bahwa perdagangan internasional memerlukan pembiayaan (Trade Finance). Perdagangan internasional 24 tidak akan terwujud tanpa adanya pembiayaan perdagangan internasional. Pembiayaan internasional terdiri atas pembiayaan impor dan ekspor. Perbankan menyediakan fasilitas pembiayaan perdagangan internasional, baik untuk transaksi impor (importir) maupun ekspor (eksportir). Pembiayaan impor maupun ekspor dapat menggunakan L/C (Letter of Credit) atau non-L/C yang terdiri atas Collection atau open accaount. a. Letter of Credit Surat pemberitahuan kredit (Letter of Credit) adalah janji membayar dari bank penerbit kepada eksportir senilai L/C sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C. Latar belakang penggunaan L/C adalah terjaminnya pembayaran kepada eksportir melalui perbankan. b. Non Letter of Credit Metode pembayaran Non L/C terdiri dari advance payment (pembayaran di muka) yaitu kesepakatan pembayaran yang dilakukan oleh importir terhadap eksortir melalui bank sebelum barang dikapalkan; Collection (inkaso) yaitu pengiriman dan penagihan dokumen ekspor oleh eksportir terhadap importir dengan menggunakan jasa bank; Open Account (perhitungan kemudian) merupakan pengiriman dan penagihan dokumen keuangan oleh eksportir terhadap importir dengan menggunakan jasa bank; Consignment merupakan pengiriman barang yang 25 belum terjual ke luar negeri dimana barang dititipkan oleh eksportir terhadap importir untuk dijual ke pihak lainnya. 5. Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus. Sedangkan Manullang (1993:83) menerangkan inflasi sebagai suatu keadaan terjadinya peningkatan harga-harga pada umumnya, atau keadaan dimana terjadi turunnya nilai mata uang terhadap barang dan jasa. kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan index harga. Beberapa indeks yang sering digunakan yaitu indeks biaya hidup yaitu mengukur biaya pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Kemudian index harga perdagangan besar, merupakan indeks yang menitik beratkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks harga ini sejalan dengan indeks biaya hidup. Inflasi merupakan fenomena sosial yang kompleks dan tercermin dari interaksi antara permintaan dan penawaran. Karenanya, tidaklah cukup dikendalikan dengan hanya mengatur pertumbuhan uang. Adanya hubungan jangka panjang antara uang dan harga, tidak mempunyai implikasi yang sama dalam jangka pendek. Inflasi dalam 26 jangka pendek amat dipengaruhi oleh permasalahan struktural sisi penawaran. Itulah sebabnya, sepanjang inflasi masih dalam level rendah, stimulasi kebijakan jangka pendek melalui penetapan suku bunga yang rendah adalah suatu kebutuhan pada negara yang sedang membangun. Tidak saja hal ini untuk mendorong kegiatan investasi yang diyakini akan menambah kapasitas perekonomian, namun juga untuk memperluas jangkauan kepada masyarakat, inklusivitas yang menjaga agar proses berjalan sinambung hingga manfaatnya dirasakan oleh rakyat kebanyakan. Teori terjadinya inflasi, dapat dijelaskan dengan mengemukakan 3 teori berikut ini : a. Teori kuantitas (Irving Fisher) Kaum klasik berpendpaat bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Harga akan nailk apabila ada penambahan uang yang beredar. Jika jumlah barang yang di tawarkan tetap, sedangkan jumlah uang yang ditambah menjadi dua kali lipat, maka cepat atau lambat harga akan naik menjadi dua kali lipat. b. Teori keynes Keynes melihat bahwa inflasi tejadi karena nafsu berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia. Karena keingginan memenuhi kebutuhan secara berlebihan, permintaan bertambah, 27 sedangkan penawaran tetap, yang akan terjadi adalah harga akan naik. Pemerintah dapat membeli barang dan jasa dengan cara mencetak uang, misalnya : inflasi juga dapat terjasi karena keberhasilan pengusaha memperoleh kredit. Kredit yang diperoleh ini digunakan untuk membeli barang dan jasa sehingga permintaan agregat meningkat, sedangkan penawaran agregat tetap. Kondisi ini berakibat pada kenaikan harga-harga. c. Teori struktural Teori ini menyorot penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak dapat mengantisipasi dengan cepat kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk. Permintaan sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah penduduk, jika yang digunakan adalah teknologi sederhana. Boediono (2008:158) berdasarkan asalnya inflasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit angaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, panen yang gagal dan lain sebagainya. Sedangkan inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau negara-negara langganan berdagang negara. 28 Berdasarkan laju perkembangannya Inflasi dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu inflasi merayap (creeping infation), inflasi sederhana (moderate inflation), inflasi hiper ( hyper-inflation). Inflasi merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3 persen setahun, inflasi sederhana adalah inflasi yang berada disekitar 5-8 persen setahun, dan inflasi hiper adalah inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun. Bank Indonesia menjelaskan bahwa Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat, yaitu : a. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. b. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan 29 konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. c. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah Efek inflasi menurut Nopirin (2000:32) yang pertama yaitu equity effect merupakan efek terhadap pendapatan yang tidak merata, ada yang diuntungkan tetapi ada pula yang dirugikan. Yang kedua yaitu efficiency effect bahwa inflasi dapat mengubah alokasi faktor faktor produksi. permintaan akan berbagai macam barang akan mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan lebih besar dari pada barang lain yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut sehingga akan merubah pola alokasi produksi yang sudah ada. Yang ketiga output effect, inflasi dapat saja mengakibatkan kenaikan produksi alasanya adalah kenaikan harga biasanya akan mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha meningkat dan keuntungan tersebut akan mendorong kenaikan produksi. Namun kenaikan inflasi yang tinggi akan berefek sebaliknya. Karena mengaibatkan nilai uang menurun 30 dan masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter dan diikuti dengan turunnya produksi. 6. Kurs atau Nilai Tukar Kurs atau bisa disebut juga nilai tukar mata uang merupakan perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara meningkat atas mata uang asing disebut dengan depresiasi, dan sebaliknya keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara menurun atas mata uang asing disebut apresiasi. Mankiw (2000;192) membedakan kurs menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sementara kurs riil merupakan harga relatif dari barang-barang kedua negara, dimana kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dar suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Sistem penentuan kurs atau nilai tukar di Indonesia ditentukan melalui mekanisme pasar, sehingga fluktuasi yang terjadi pada nilai tukar rupiah terjadi akibat kekuatan permintaan dan penawaran dari mata uang rupiah terhadap mata uang asing. interaksi permintaan dan penawaran akan valuta asing di pengaruhi beberapa hal : 31 a. Pembayaran Impor Apabila impor akan barang dan jasa semakin tinggi, maka permintaan akan valas menjadi semakin besar, dan hal ini akan menyebabkan nilai tukar cenderung melemah. b. Aliran Modal Keluar (Capital Outflow) Apabila aliran modal keluar ini semakin besar, maka akan menyebabkan permintaan akan valas menjadi semakin meningkat, sehingga mendorong nilai tukar semakin melemah. Yang termasuk aliran modal keluar, yakni pembayaran hutang oleh pihak swasta maupun negeri pada pihak asing, dan penempatan dana ke luar negeri. c. Kegiatan Spekulasi Apabila para spekulan melakukan spekulasi terhadap mata uang asing, dimana para spekulan akan melakukan permintaan terhadap mata uang asing dalam jumlah yang besar, maka akan mempengaruhi nilai tukar menjadi semakin melemah terhadap mata uang asing. Dampak dari menguat atau melemahnya nilai tukar adalah berubahnya nilai mata uang terhadap barang dan jasa. Ketika dilihat dari sisi konsumen, apabila perubahan tersebut terjadi sementara pendapatan yang diperoleh masyarakat tetap maka secara otomastis akan menurunkan daya beli masyarakat dan berdampak tingkat 32 tabungan masyarakat yang menurun. Sementara dari sisi produsen, pelemahan nilai rupiah akan berdampak pada naiknya harga bahan baku dan berdampak pada menurunnya produktivitas. 7. Suku Bunga LPS Suku bunga penjaminan LPS merupakan salah satu transmisi moneter dalam mengatur suku bunga dana pihak ketiga baik itu tabungan maupun deposito. Suku bunga penjaminan LPS adalah tingkat suku bunga simpanan tertinggi yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. UU no 10 tahun 1998 tentang perbankan mengamanatkan pembentukan suatu lembaga penjamin simpanan sebagai pelaksna penjamin simpanan masyarakat. Dalam UU no 24 tentang lambaga penjamin simpanan di jelaskan bahwa LPS merupakan lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan masyarakat dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan UU LPS, fungsi penjaminan simpanan meliputi juga simpanan di bank syariah, baik bank umum syariah, unit usaha syariah, maupun bank perkreditan raktyat syariah (BPRS). Berdasarkan peraturan pemeritah nomor 39 tahun 2005, simpanan di bank syariah yang di jamin lembaga penjamin simpanan terdiri atas giro berdasarkan prinsip wadiah, tabungan berdasarkan prinsip 33 wadiah, tabungan berdasarkan prinsip mudhorobah muthalaqah atau prinisp mudhorobah muqqayadah yang resikonya ditanggung oleh bank, depositi muqqoyadah yang resikonya di tanggung bank, dan atau simpanan berdasarkan prinsip syariah lainnya yang di tetapkan oleh lembaga penjamin simpanan setelah mendapat pertimbangan dari lembaga pengawas perbankan. Lembaga penjaminan memiliki dua fungsi yaitu menjamin simpanan nasabah bank dan melakukan pemyelesaian atau penanganan bank gagal. LPS menjamin pokok dan bunga/bagi hasil yang menjadi hak nasabah dimana ditahun 2007 penjaminan LPS hanya sampai dengan Rp. 100 juta per nasabah per bank, lalu berdasarkan pertimbangan atas hasil data distribusi simpanan per 31 Desember 2006 yang menyebutkan bahwa rekening bersaldo sama atau kurang dari 100 juta mencakup 98% rekening simpanan maka pada tahun 2008 LPS merubah batas penjaminan menjadi Rp. 2 Milyar per nasabah. Sutedi (2010:68) nilai simpanan yang dijamin oleh lembaga penjamin simpanan paling tinggi sebesar Rp2 miliar per nasabah per bank. Apabila nasabah memiliki beberapa rekening dalam satu bank maka untuk menghitung simpanan yang dijamin adalah dengan menjumlahkan seluruh saldo rekening tersebut. Menurut Wijaya (2010:40) dalam rangka program penjaminan, UU LPS memuat ketentuan persyaratan pembayaran klaim. Klaim tidak dapat dibayar apabila : 34 a. simpanan tidak tercatat di bank b. kemudian nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan bank menjadi tidak sehat c. nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar. Yang dimaksud dengan tidak wajar adalah apabila nasabah mendapatkan tingkat suku bunga simpanan diatas suku bunga penjaminan. 8. Non Performing Financing Menurut Siswati (2013:82) Non Performing Financing merupakan rasio perbandingan pembiayaan yang bermasalah dengan total penyaluran dana yang disalurkan kepada masyarakat. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas asset bank dalam mengelola penyaluran pembiayaan. Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Bank Syariah, semakin tinggi nilai NPF (di atas 5 %), maka bank tersebut tidak sehat. Semakin tinggi rasio Non Performing Financing akan memberi dampak negatif bagi perbankan, salah satunya menurunnya target pendapatan pada periode yang ditetapkan. Dampak lain yang terjadi 35 adalah pembagian pendapatan atau bagi hasil yang diterima pemilik dana (shahibul mal) menjadi sedikit. Rasio Non Performing Financing yang tak segera ditanggani akan mengakibatkan turunnya profitabilitas serta kepercayaan nasabah kepada bank syariah berkurang. Namun sebaliknya apabila rasio Non Performing Finance berkurang maka pendapatan bank syariah akan stabil sesuai pendapatan yang ditetapkan serta kepercayaan nasabah terhadap bank syariah dapat dijaga. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. NPF merupakan jenis dari rasio perbaikan aset. Rasio perbaikan aset terdiri dari: a. Non performing financing (NPF) gross NPF gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh bank. Terdapat 5 kategori tingkat kolektibilitas pembiayaan yaitu: lancar (current), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (sub-standar), diragukan (doubtful), dan macet b. Non performing financing (NPF) net NPF net adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan mengurangi tingkat kolektibilitas 3 sampai 36 dengan 5 dengan penyisihan penghapusan yang telah dibentuk kemudian dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh bank. Menurut Rivai dalam Yuliany (2014), kredit bermasalah memiliki beberapa penyebab antara lain : a. Karena kesalahan bank, meliputi kurang jeli dalam pengecekan dan menganalisa calon nasabah, terlalu agresif, pemberian kelonggaran terlalu banyak, kurang mengadakan kontak dengan nasabah, pemberian kredit terlalu banyak, pengikatan jaminan kurang sempurna, dan adanya kepentingan pribadi pejabat bank b. Karena kesalahan nasabah, meliputi nasabah tidak kompeten, nasabah tidak jujur, nasabah serakah, dan nasabah sakit atau meninggal dunia. c. Karena faktor eksternal, meliputi kondisi perekonomian, perubahan peraturan pemerintah, dan bencana alam. B. Penelitian Terdahulu 1. Biaya Promosi Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel biaya promosi terhadap pembiayaan perbankan syariah. 37 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Biaya Promosi No. Peneliti 1. 2. 3 4 Rini Idayanti, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016 Judul Tesis, Analisis Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Pendidikan & Pelatihan Pada Pembiayaan Bank Umum Syariah Darma dan Jurnal, Dita Pengaruh Pramudya Bauran Wardani, Promosi Politeknik Terhadap Negeri Keputusan Jakarta Pengambilan 2013 Produk Pembiayaan Platinum iB Pada Bank Syariah Cabang Harmoni. Neil Al Skripsi, Muna, Faktor Yang 2013 Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Sarana Pertanian BPRS Indonesia Ahmad Skripsi, Rifqi, Analisis Damarjati Pengaruh UIN Sunan Yang Kalijaga Mempengaruhi Yogyakarta Keputusan Variabel Hasil Penelitian Pembiayaan, Biaya Promosi, Biaya Pendidikan dan Pelatihan Biaya Pomosi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Total Pembiayaan BUS. Mix Variabel Promotion, Promosi Purchase Berpengaruh Decision, Signifikan Platinum Ib Terhadap Mortgage Keputusan Product Pembelian Produk KPR Platinum iB. Biaya Promosi, CAR, FDR, ROA, Inflasi Biaya Promosi Berpangaruh Negatif Signifikan Terhadap Pembiayaan Nilai Taksiran, Biaya-Biaya, Promosi, Pelayanan, Keputusan Promosi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Keputusan 38 2014 5 Yusran, Universitas Hasanudin 2013 Nasabah Menggunakan Pembiayaan Gadai Emas Syariah Skripsi, Analisis Tingkat Daya Saing Bank Syariah Pasca Penghapusan Ppn Atas Transaksi Murabahah Menggunakan Menggunakan Pembiayaan Pembiayaan Gadai Emas Syariah Margin, Beban Promosi, Tingkat Daya Saing, Pembiayaan Murabahah Beban Promosi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Net Income Pada Transaksi Pembiayaan Murabahah. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh biaya promosi terhadap pembiayaan perbankan syariah secara spesifik hanya ditemukan pada Tesis Rini Idayanti maka dari itu untuk menguatkan perbandingan terkait penelitian terdahulu peneliti mengambil hasil dari penelitian lain terkait Promosi. dari hasil penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa kelima hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Biaya promosi dan Promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. 2. Ekspor Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Ekspor terhadap pembiayaan perbankan syariah. 39 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Ekspor No. Peneliti Judul 1. William Lie dan Mariana Ing Malelak, 2015 Jurnal, Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Kredit Perbankan di Indonesia 2. Levina Halim, 2013 3 4 Pengaruh Makro Ekonomi Dan Ekspor Tehadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit Investasi Perbankan Yoda Ditria, Jurnal, Jenni Pengaruh Vivian, dan Tingkat Suku Indra Bunga, Nilai Widjaja Tukar Rupiah 2008 Dan Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Perbankan Myke Yuni Antika Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor dan Jumlah Kredit Hasil Penelitian Inflation, BI Ekspor Tidak Rate, Money Berpengaruh Supply, Signifikan Exchange Terhadap Rate, Export, Kredit Gross Perbankan. Domestic Product, Bank Loans BI Rate, Ekspor Ekspor, berpengaruh Inflasi, signifikan Jumlah Uang terhadap kredit Beredar, modal kerja Kurs dan kredit investasi. Variabel Interest Rates Level, Exchange Rates Value, Export Quantity, Bank, Loan, Working Capital Loan, Investment Loan, Consumer Loan. Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor dan Jumlah Kredit Variabel Ekspor Mempengaruhi Jumlah Kredit Nilai Ekspor Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Jumlah Kredit 40 5 Joddy Deriana, 2007 Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Margin Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Tingkat Suku Tingkat Bunga, Ekspor Inflasi, Berpengaruh Tingkat Signifikan Ekspor Terhadap Margin Pembiayaan Murabahah. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh volume ekspor terhadap pembiayaan perbankan syariah tidak ditemukan peneliti secara spesifik, namun temuan pengaruh signifikan ekspor pada margin pembiayaan murabahah pada tahun 2008 mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara volume ekspor dengan pembiayaan perbankan syariah. Untuk menguatkan perbandingan terkait penelitian terdahulu maka peneliti mengambil hasil dari penelitian lain yaitu volume ekspor terhadap kredit perbankan konvensional. 3. Inflasi Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Inflasi terhadap pembiayaan perbankan syariah. Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Inflasi No. Peneliti 1. Judul Rahmat Dahlan, Jurnal, Universitas Pengaruh Variabel Sertifikat Bank Hasil Penelitian Inflasi Tidak Mempengaruhi 41 2. Muhammadiyah Tingkat Prof. Dr. Bonus Hamka 2014 Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia Ekarina Katmas Skripsi UIN Syarif Pengaruh Hidayatullah Faktor Jakarta 2014 Eksternal dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia 3 Ati Astuti, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 4 Yuhan Veratama Universitas Dian Nuswantoro, 2013 Skripsi,Peng aruh Inflasi, Bi Rate, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit Indonesia Syariah, Inflasi, Pembiayaa n, Regresi Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia. Pembiayaa n, Inflasi, BI Rate, Kurs, CAR,ROA , NPF, FDR, BOPO, ECM Inflasi Dalam Jangka Pendek Maupun Jangka Panjang Memiliki Pengaruh Positif dan Signifikan Pada Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Inflasi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Penyaluran Kredit. Inflasi, , BI Rate, Volume Of Deposit, Non Performin g Loan, Capital Adequacy Ratio, Lending, Dan Panel Data Regression Jurnal, Exchange Pengaruh Rate, Kurs, Inflasi, Inflation, DPK, SWBI, Third dan Party Pendapatan Funds, Bank Swbi, Bank Inflasi Berpengaruh Tidak Signifikan Terhadap Perguliran Dana Bank 42 5 Terhadap Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah Skripsi, Faktor Yang Mempengaru hi Pembiayaan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Sarana Pertanian BPRS Indonesia Neil Al Muna 2013 Earnings, FDR Syariah. Biaya Promosi, CAR, FDR, ROA, Inflasi Inflasi Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pembiayaan Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan perbankan syariah ditemukan banyak dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian terdahulu tersebut mengasilkan penelitian yang menyebutkan berbeda-beda. bahwa Inflasi Hasil mempunyai sebagian pengaruh penelitian terhadap penyaluran pembiayaan, sementara penelitian lain menyebutkan inflasi tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan . 4. Kurs Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Kurs terhadap pembiayaan perbankan syariah. 43 Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu Kurs No. Peneliti 1. Ekarina Katmas, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 2. Avisa Aditya Redaya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2013 3 Ajeng Sarjadyasari, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 Hasil Penelitian Skripsi, Pembiayaan, Kurs Tidak Pengaruh Inflasi, Bi Berpengaruh Faktor Rate, Kurs, Terhadap Eksternal CAR,ROA, Pembiayaan dan Internal NPF, FDR, Perbankan Terhadap Bopo, ECM Syariah Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia Skrpsi Tingkat Variabel Analisis Pembiayaan, Kurs FaktorKurs, Inflasi, Berpengaruh Faktor Yang Dana Pihak Positif Tidak Berpengaruh Ketiga, Signifikan Terhadap Sertifikat Terhadap Tingkat Wadiah Tingkat Pembiayaan Bank Pembiayaan Bank Syariah Indonesia, Bank Pendapatan Syariah Bank, Dan Capital Adequacy Ratio. Skripsi, Modal Inti, Kurs Analisis DPK, SBI, Berpengaruh Pengaruh Kurs, Inflasi, Signifikan Modal Inti, Pembiayaan Terhadap Dana Pihak Bank Pembiayaan Ketiga Muamalat Bank (DPK), Suku Indonesia Muamalat Bunga SBI, Indonesia. Nilai Tukar Rupiah (KURS) Dan Infalnsi Terhadap Pembiayaan Yang Judul Variabel 44 Disalurkan Analisis Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Dollar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Terhadap Dana Pihak Ketiga Serta Implikasinya Pada Pembiayaan Mudhorobah Cahya Skripsi, Masturina Citra Pengaruh UIN Sunan NPF, DPK, Kalijaga dan Inflasi Yogyakarta, Terhadap 2013 Pembiayaan UMKM BPRS Indonesia Achmad Tohari UIN Syarif Hidayatullah 2010 5 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar. Dana Pihak Ketiga Nilai Tukar Berpengaruh Negatif Signifikam Terhadap Pembiayaan Mudhorobah Pembiayaan UMKM, NPF, DPK, Inflasi, BPRS NPF Berpengaruh Negatif Signifikan Terhadap Pembiayaan UMKM Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Kurs (Rupiah dengan US Dollar) terhadap pembiayaan perbankan syariah menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah. Sedangkan pada penelitian dengan objek Bank Muamalat menjelaskan bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan dan pada pembiayaan UMK BPRS berpengaruh signifikan. 45 5. Suku Bunga LPS Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Suku Bunga LPS terhadap pembiayaan perbankan syariah. Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu Kurs Hasil Penelitian Khresna Dhuta Tesis, Moral Suku Bunga Wijaya Analisis Hazard Penjaminan Universitas Pengaruh Kredit, LPS Indonesia Nilai Coverage Berpengaruh 2012 Maksimum Limit, NPF, Signifikan Penjaminan Suku Bunga Terhadap LPS Terhadap Penjaminan Resiko Resiko Moral LPS Moral Hazard Kredit Hazard BPR Kredit BPR. Nur Zahroh Jurnal, Deposit Penjamin Hamidah, Pengaruh Insurance Simpanan Sudarto, dan Sistem Sistem, (Blanket Dian Purnomo Penjaminan, Bank Risk Guarantee) Jati Bank Size, Taking Berpengaruh Universitas Dan Leverage (Moral Signifikan Jendral Terhadap Hazard Terhadap Soedirman Prilaku Kredit) Moral 2014 Pengambilan Hazard Resiko Bank Kredit Pada Bank BUMN Indonesia. Rofikoh Jurnal, CAR, Implementasi Rokhim, Pengaruh Penjamian Penjamin Universitas Jaminan Simpanan, Simpanan Indonesia Simpanan, Resik Berpengaruh 2012 CAR, NPL, Moral Signifikan Pada Tingkat Hazard, Terhadap Deposit, NIM, NPL Rasio Total Resiko Moral Kredit Bank Hazard, Dan Umum Di NIM Indonesia No. Peneliti 1. 2. 3 Judul Variabel 46 4 Maulisa Yanti Nasution, Universitas Indonesia 2012 Tesis, Dampak Sistem Penjaminan Simpanan Terhadap Tingkat Deposit dan Risk Taking Bank Umum Di Indonesia Penjaminan Simpanan, Resiko, Bank Penjaminan Simpanan Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Posisi Kredit Bank Indonesia. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Suku Bunga LPS terhadap pembiayaan perbankan syariah tidak ditemukan secara spesifik. Maka untuk menguatkan perbandingan terkait penelitian terdahulu terkait suku bunga LPS maka peneliti mengambil hasil dari penelitian lain terkait suku bunga penjaminan terhadap moral hazard dan pengaruh penjaminan simpanan terhadap pembiayaan perbankan syariah. 6. Non Performing Finance (NPF) Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel NPF terhadap pembiayaan perbankan syariah. Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu Non Performing Financing No . 1. Peneliti Judul Ekarina Katmas Skripsi UIN Syarif Pengaruh Hidayatullah Faktor Hasil Penelitian Pembiayaan, NPF Inflasi, BI Berpengaru Rate, Kurs, h Negatif Variabel 47 Jakarta, 2014 2. 3 4 Eksternal dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia Agustina Kurniawati, Universitas Muhammadiya h Surakarta, 2014 CAR,ROA, NPF, FDR, BOPO, ECM Signifikan Terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah Dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang Depositors’ Variabel Funds, NPF Tidak Profit And Berpengaru Loss h Signifikan Sharing Negative Level, Non Terhadap Performing Volume Financing Pembiayaan And Berbasis Total Assets Bagi Hasil. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh i Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Aal Hendri, Jurnal Ethika, dan Faktor Faktor Yeasy Yang Darmayanti, Mempengaruh 2012 i Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Dana Pihak Ketiga, Financial Deposit Ratio, Non Performing Financing, Kegiatan Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Non Performing Financing Tidak Berpengaru h Signifikan Terhadap Kegiatan Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Syariah Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia. Wuri Arianti Novi Pratami Universiatas Diponegoro Semarang, Financing, Third Party Funds (DPK), Capital NPF Tidak Berpengaru h Terhadap Pembiayaan . Skripsi, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), 48 2011 5 Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Mufiq Firaldi Analisis UIN Syarif Pengaruh Hidayatullah DPK, NPF, Jakarta, dan Inflasi 2013 terhadap Total Pembiayaan BPRS Indonesia Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA) DPK, NPF, Inflasi, Total Pembiayaan , BPRS NPF Tidak Berpengaru h Dalam Jangka Pendek, Sedangkan Dalam Jangka Panjang NPF Berpengaru h Signifikan. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Non Performing Finance terhadap pembiayaan perbankan syariah ditemukan banyak dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian terdahulu tersebut menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Hasil sebagian kecil penelitian menyebutkan bahwa Non Performing Finance mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan, sementara penelitian lain menyebutkan Non Performing Finance tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan . 49 C. Research Gap Dari penelitian terdahulu di atas, peneliti menemukan adanya gap antara lain: 1. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel ekspor terhadap kredit atau pembiayaan pada tahun 2015 dengan 2008. 2. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel Inflasi terhadap pembiayaan pada tahun 2014. 3. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel Kurs terhadap pembiayaan pada tahun 2010 dan 2014. 4. Terdapat perbedaan hasil penelitian variabel NPF terhadap pembiayaan pada 2014 dengan penelitian sebelumnya. 5. Terdapat perbedaan hasil penelitian Penjaminan LPS terhadap kredit atau pembiayaan pada 2014 dan 2012. 6. Research gap selanjutnya adalah menggabungkan variabel dari beberapa penelitian ke dalam satu model penelitian. D. Kerangka Penelitian Berkut ini adalah kerangka berfikir penelitian yang dapat disusun dari kajian teoritis mengenai pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. 50 Biaya Promosi Volume Ekspor Inflasi Pembiayaan Perbankan Syariah Kurs Suku Bunga LPS NPF Gambar. 2.1 Kerangka Penelitian E. Hipotesis H1 : Variabel Biaya Promosi berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah H2 : Variabel Ekspor berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah H3 : Variabel Infasi berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah H4 : Variabel Kurs berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah H5 : Variabel Suku Bunga LPS berpengaruh signifikan dalam jangka 51 pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah H6 : Variabel Non Performing Finance berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Zulfikar dan Nyoman (2014:40) pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan riset yang bersandarkan pada pengumpulan dan analisis data numeric, menggunakan strategi survei dan eksperimen, mengadakan pengukuran dan observasi, melaksanakan pengujian teori dengan uji statistik. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Eddy (2008:118) data sekunder merupakan data yang sudah ada. Data tersebut dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Menurut Sugiarto (2006:17) Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. B. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini bersumber dari data publikasi Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah hasil publikasi Otoritas Jasa 52 53 Keuangan, publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, dan publikasi Lembaga penjamin simpanan periode 2008 sampai dengan 2015. Data yang bersumber dari publikasi Bank Indonesia adalah tingkat Inflasi yang dapat di akses di www.bi.go.id, Semantara data yang di peroleh dari Statistik Perbankan Syariah adalah Biaya Promosi, Non Performing financing dan Volume Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah yang dapat di akses pada www.OJK.go.id, kemudian data yang bersumber pada publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia adalah Kurs (Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar) dan volume Ekspor yang dapat di akses di www.kemendag.go.id, dan data yang bersumber pada publikasi Lembaga Penjamin Simpanan adalah Suku Bunga LPS yang dapat diakses di www.lps.go.id. C. Teknik pengumpulan data Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan studi dokumentasi. Menurut Hasan (2004:24) metode dokumentasi adalah cara pemgumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari penelitian sebelumnya. Dalam penulisan skripsi ini, data yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Data sekunder a) Data publikasi Bank Indonesia b) Statistik Perbankan Syariah (Otoritas Jasa Keuangan). c) Data publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia 54 d) Data Publikasi Lembaga Penjamin Simpanan e) Buku-buku literatur. f) Sumber lainnya yang dapat dipercaya 2. Data penelitian ini diperoleh dengan cara : a. Library research Berupa pengumpulan data dengan membaca buku-buku dari beberapa literatur, referensi, laporan-laporan keuangan dan bahanbahan yang berhubungan atau mendukung karya akhir ini. b. field research Melakukan peninjauan langsung guana memperoleh data (observasi) dengan pengamatan, yakni berupa sumber data sekunder dari Publikasi Bank Indonesia, Publikasi Otoritas Jasa Keuangan, Publikasi Kementrian Perdagangan, dan Publikasi Lembaga Penjamin Simpanan. c. Internet Research Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman. 55 D. Teknik Analisis Data 1. Uji Stasioneritas Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan dari variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series yang kita punyai merupakan suatu data dari hasil proses stokastik. Suatu data hasil proses random dikatakan stasioner jika memenuhi kriteria, yaitu: jika rata-rata dan varian konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data runtun waktuhanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tertentu (Agus Widarjono, 2005). Salah satu persyaratan penting untuk mengaplikasikan model runtun waktu yaitu dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil (stasioner) dari variabel-variabel pembentuk persamaan regresi. Karena penggunaan data dalam penelitian ini dimungkinkan adanya data yang tidak stasioner, maka dalam penelitian ini perlu digunakan beberapa uji stasioner. Dalam melakukan uji stasioneritas, penulis akan melakukan proses analisis yang terdiri dari : a. Uji Akar Unit Uji Phillips-Perron memasukkan adanya autokorelasi di dalam variabel gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan diferensi. Phillips-Perron (PP) membuat uji akar unit dengan menggunakan metode statistik nonperametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi antara 56 variabel gangguan tanpa memasukkan variabel penjelas kelambanan diferensi. (Agus Widarjono, 2007) Statistik distributif t tidak mengikuti statistik distributif normal tetapi mengikuti distributif statistik PP sedangkan nilai kritisnya digunakan nilai kritis. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya yaitu distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner. e. Uji Derajat Integrasi Data time series pada umumnya adalah data yang tidak stasioner. Untuk menghindari regresi lancung maka harus ditransformasikan data nonstasioner menjadi data stasioner. Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut, ternyata data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu auotokorelasi. auotokorelasi ini merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka otokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk 57 membuat data yang tidak stasioner sama dengan transformasi data untuk menghilangkan otokorelasi (Nachrowi,2006). Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak stasioner, maka diperlukan proses deferensi data. Uji stasioner data melalui proses diferensi ini disebut uji derajat integrasi. Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik PP yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner. 2. Uji Kointegrasi Kointegrasi merupakan suatu kondisi hubungan jangka panjang dari kombinasi linier variabel-variabel yang menjadi stasioner meskipun secara individual variabel tersebut tidak stasioner. Gujarati (2006;171) mengatakan bahwa jika kita berhadapan dengan data deret berkala (time series), kita harus memastikan bahwa data deret berkala individualnya bersifat stasioner atau terintegrasi bersama, jika tidak begitu, kita mungkin bisa langsung dituding mengerjakan analisis 58 regresi semu (atau tidak bermakna). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan dimana data secara individual tidak stasioner maka akan menyebabkan terjadinya regresi semu, maka penting untuk diingat untuk tidak melakukan regresi pada variabel runtun waktu Y dan X yang memiliki akar unit atau tidak stasioner, kecuali pada keadaan Y dan X berkointegrasi atau terintegrasi secara bersama. Ketika Y dan X berkointegrasi maka masalah regresi semu akan hilang karena Y dan X terdapat hubungan equilibrium yang dapat di interpretasikan sebagai pengaruh jangka panjang. Untuk menguji kointrgrasi dapat dilakukan dengan uji EngleGranger. Langkah pertama adalah menguji unit root dalam variabel Y dan X (dapat dilakukan dengan dengan uji Augmented Dickey-Fuller atau Phillip-Perron). Orde unit root ini harus sama dan pada difference. Selanjutnya estimasi regresi antara Y dan X dan simpan residual dari regresi ini. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji unit root pada residual. Jika residual stasioner pada level maka dapat disimpulkan bahwa Y dan X berkointegrasi. Hal yang perlu di perhatikan dalam pengujian root terhadap residual adalah jangan memasukkan komponen trend ke dalam statistik uji. 3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM Eror Correction Mechanism (ECM) sering disebut model koreksi kesalahan. Pendekatan Eror Correction Mechanism digunakan untuk 59 mengkoreksi persamaan regresi antar variabel –variabel yang secara individual tidak stasioner agar kembali ke nilai equilibriumnya dalam jangka panjang, dengan syarat utama berupa keberadaan hubungan kointegrasi diantara variabel-variabel penyusunnya. ECM digunakan karena mekanisme ECM memiliki keunggulan salah satunya yaitu menghindari regresi semu yang menghasilkan kesimpulan menyesatkan. Perumusan persamaan model jangka panjang ECM pada penelitian ini adalah sebagai berikut : PBS=β0+ β1BPt+ β2EXt+ β3INFt+ β4KRSt+ β5LPSt+ β6NPFt +et Dimana : PPS = Pembiayaan Perbankan Syariah β0 = Intercept β1...5 = slope BP = Biaya Promosi EX = Ekspor INF = Inflasi KRS = Kurs LPS = Suku bunga LPS NPF = Non Performing Finance Et = Eror term 60 4. Uji Statistik a. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel dalam menjelaskan variabel terikatnya. Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah variabel independen suatu model regresi dapat menerangkan variabel dependenya dengan baik. Pengujian deteriminasi dilakukan dengan melihat Adjusted R-squared. Nilai Adjusted R-squared berkisar antara 0-1. Suatu model time series apabila Adjusted R-squared mencapai angka satu maka variabel independenya dapat menerangkan variabel dependen dengan sempurna, dan sebaliknya apabila Adjusted R-squared mencapai angka nol berarti variabel independennya tidak dapat menerangkan variabel dependen. b. Uji F Uji F merupakan uji parameter pada variabel dalam model penelitian secara simultan atau bersama-sama. Pengujian ini bertujuan untuk melihat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Uji F memiliki konsep yang sama dengan uji t, jika nilai p-value kurang dari α=1%,5%, dan 10% maka Ho ditolak yang artinya secara simultan atau bersama-sama variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, namun sebaiknya apabila nilai p-value lebih dari α=1%,5%, dan 10% maka Ho diterima yang artinya secara 61 simultan atau bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. c. Uji t Uji t adalah uji parameter secara parsial pada masing-masing variabel pada model penelitian. Uji t dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas masing-masing variabel pada estimasi regresi. Jika nilai probabilitas kurang dari nilai α=1%,5%, dan 10% maka Ho ditolak yang artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai probabilitas lebih dari nilai α=1%,5%, dan 10% maka Ho diterima yang artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas, linieritas dan Normalitas. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah (Nachrowi, 2006). Untuk itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut diantaranya : 62 a. Uji Multikolilieritas Gujarati (2006;61) salah satu asumsi yang harus dipenuhi pada model regresi linier klasik adalah tidak adanya multikolinieritas, yaitu tidak adanya hubungan linier yang benarbenar pasti di antara variabel-variabel penjelas “X” yang tercakup dalam estimasi regresi. Kondisi terjadinya multikolinieritas di tunjukan dengan berbagai informasi, salah satunya dengan melihat Adjusted R2 yang tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan (Wing Wahyu, 2011:5.1). Suatu kasus hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel penjelas berdampak pada hasil regresi yang semu atau tidak dapat menunjukkan hasil yang sebenarnya, sehingga tidak bisa ditarik kesimpulan statistik apapun dari hasil estimasi yang dilakukan. Uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Auxiliary. Gujarati (2006;69) Untuk mengetahui variabel independen mana yang sangat koliniear dengan variabel independen lain dalam model adalah dengan meregresikan masing-masing variabel independen terhadap variabel independen yang lain dengan menghitung R2 terkait. Masing-masing regresi ini disebut regresi tambahan (auxiliary) atau subsider (subsiidiary regression), tambahan atas regresi utama Y terhadap semua X. Apabila nilai R2 dari hasil regresi variabel independen terhadap varaiabel independen lainnya lebih 63 kecil dari R2 utama yaitu regresi Y terhadap semua X, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas diantara variabel-variabel independen. langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis: Ho: tidak ada gangguan multikolinieritas Ha: ada gangguan multikolinieritas Bila nilai R2 auxiliary < R2 utama → Ho diterima Bila nilai R2 auxiliary > R2 utama → Ho ditolak. b. Uji Otokorelasi Menurut Sumodiningrat (1999:231) Otokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkain waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau cross-sectional data). Otokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainya. Otokolerasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan otokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar objek (cross section) (Wing Wahyu,2011:5.26). 64 Uji Otokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). otokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Pendekteksian gangguan autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test) dengan signifikansi 5%. Menurut gujarati (2006;119) uji Durbin-Watson secara sederhana adalah rasio jumlah selisih kuadrat dalam residu berurutan terhadap RSS (Residual Sum of Squares). Ghazali (2013:111) menjelaskan bahwa suatu model tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif ketika DU < DW < 4-DU. Nilai DU dan DL dapat diketahui dengan melihat pada DW tabel dengan menentukan jumlah variabel independen (k) dan jumlah data (t). c. Uji Heterokedastisitas Gujarati (2006:82) asumsi penting model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ui yang tercakup dalam fungsi regresi bersifat homokedastis, artinya semua memiliki varians yang sama. Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi ui tidak 65 konstan atau sering berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen. Ghozali (2013;139) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendektesi gangguan heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji White. Uji heterokedastisitas merupakan pengujian dengan melakukan pengkuadratan residual dan menjadikan residual tersebut sebagai dependent variabel. Salah satu cara untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dalam data adalah dengan menggunakan uji white. Yaitu dengan memperhatikan probabilitas dari obs*squarenya. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis: Ho: tidak ada gangguan heterokedastisitas Ha: ada gangguan heterokedastisitas Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Ho diterima Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Ho ditolak 66 d. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan pengujian untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Sebenarnya normalitas dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Akan lebih mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitas-nya. Kedua angka ini saling mendukung.(Wing Wahyu,2011:5.39) Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Model Tidak Normal Ha: Model Normal Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, Ho ditolak Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak signifikan, Ho diterima e. Uji Linieritas Menurut ghozali( 2013:166) uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar 67 atau tidak. Uji yang sangat populer untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang dikembangkan oleh J.B Ramsey tahun 1969 untuk lebih dikenal dengan nama Ramsey Reset Test. Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. uji yang dikembangkan oleh J.B Ramsey ini digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau tidak linier (Insukindro,2003). langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Model Tidak Linear Ha: Model Linear Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, Ho ditolak Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak signifikan, Ho diterima. 2. Uji Eror Correction Mechanism Jangka Pendek Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jangka pendek antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Sebelumnya telah dikemukakan mengenai konsep kointegrasi. Ketika suatu model penelitian mempunyai equilibrium jangka panjang, maka pergerakan dalam jangka pendek dari variabel-variabelnya harus menanggapi besaran dari ketidakseimbangan jangka panjangnya. Hal ini berarti pergerakan dalam jangka pendek harus dipengaruhi oleh deviasi dari hubungan jangka panjangnya. Pada dasarya ECM mengandung suatu 68 bentuk koreksi kesalahan (Eror Correction Term, ECT) yang menjamin hubungan jangka panjang terpenuhi (Endry, 2008). ECT ini diperoleh dari residual estimasi persamaan kointegrasi. Dari persamaan ECM, dapat diketahui konsisten atau tidaknya hasil estimasi ECM dengan model teoritis yang dibuat dengan cara melihat signifikansi dari ECT. Eror Correction Term signifikan apabila nilai mutlak koefisien ECT berkisar antara 0-1 dan p-value ECT kurang dari nilai α=1%,5%, dan 10%. Apabila ECT signifikan maka model penelitian menggunakan pendekatan ECM dikatakan valid. Namun apabila ECT tidak sugnifikan maka, hubungan keseimbangan tidak dapat ditaksir dan dapat diduga adanya kemungkinan kesalahan spesifikasi. Perumusan Persamaan jangka pendek ECM adalah sebagai berikut : ∆PBS=β0+β1∆BPt+β2∆EXt+β3∆INFt+β4∆KRSt +β5∆LPSt+ β6∆NPFt+ECT(-1) Dimana : ∆PBS = Perubahan Pembiayaan Perbankan Syariah β0 = Intercept β1...5 = slope ∆BP = Perubahan Biaya Promosi ∆EX = Perubahan Ekspor ∆INF = Perubahan Inflasi ∆KRS = Perubahan Kurs 69 ∆LPS = Perubahan Suku bunga LPS ∆NPF = Perubahan Non Performing Finance ECT = Eror Corection term (angka yang menunjukkan besarnya koreksi kesalahan) E. Alat analisis Alat analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 9. Eviews singkatan dari Economic Views merupakan perangkat lunak (software) yang banyak digunakan untuk kepentingan analisis data ekonomi dan keuangan. Eviews merupakan program yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative Micro Softwaref (QMS). Kegunaan Eviews antara lain adalah untuk analisis data dan evaluasinya, analisis financial, peramalan ekonomi makro, simulasi, peramalan penjualan dan analisis biaya. Meskipun sebagian besar Eviews dirumuskan oleh ekonom, program itu sendiri juga dapat digunakan dalam bidang-bidang studi, seperti sosiologi, statistik, keuangan, dll. BAB IV ANALISA PENELITIAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Pembiayaan Perbankan Syariah Pembiayaan merupakan kegiatan penyaluran dana mencakup pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi dan pembiayaan konsumsi yang di dalamnya terdiri dari akad-akad baik itu jual beli, sewa-menyewa, bagi hasil, dan sosial. Berikut data pembiayaan yang di peroleh pada statistik perbankan syariah dari publikasi Otoritas Jasa Keuangan periode januari 2008 sampai dengan desember 2015 : Grafik 4.1 Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Grafik 4.1 Data pembiayaan perbankan syariah menggambarkan peningkatan total penyaluran pembiayaan yang meningkat dari 2008 sampai dengan 2015. Penurunan total 70 71 pembiayaan berdasarkan data statistik bulanan perbankan syariah indonesia tercatat hanya terjadi pada bulan Januari 2012 dari bulan sebelumnya sebesar 102.654.000.000.000,- turun menjadi 101.689.000.000.000,-. 2. Biaya Promosi Biaya promosi merupakan pengeluaran atau pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Berikut data biaya promosi statistik perbankan syariah dari publikasi Otoritas Jasa keuangan periode 2008 sampai dengan 2015 : Grafik 4.2 Data Biaya Promosi Perbankan Syariah Indonesia Dari grafik 4.2 data biaya promosi menggambarkan bagaimana biaya promosi mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2010 72 hingga 2012 dan mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2014. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank syariah sedang gencar dalam memasarkan produk serta berusaha menarik perhatian masyarakat untuk menjadi nasabah. 3. Ekspor Ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Berikut data eskpor yang di ambil dari publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia periode 2008 sampai dengan 2015 : Grafik 4.3 Data Ekspor Indonesia Dari grafik 4.3 data ekspor Indonesia menggambarkan fluktuasi yang terjadi pada volume ekspor di Indonesia. Tercatat pada 73 pertengahan tahun 2011 volume ekspor berada pada volume tertinggi dan volume ekspor terendah terjadi pada akhir tahun 2008. Penurunan tersebut terjadi akibat krisis global akibat melemahnya perekonomian amerika. Amerika merupakan pangsa pasar besar bagi negara-negara lain, salah satunya Indonesia. Akibat krisis yang terjadi di amerika menyebabkan penurunan daya beli masyarakat amerika yang berimbas pada volume ekpor Indonesia. 4. Inflasi Manullang (1993;83) menerangkan inflasi sebagai suatu keadaan terjadinya peningkatan harga-harga pada umumnya. Berikut data inflasi yang yang bersumber dari publikasi Bank Indonesia periode 2008 sampai dengan 2015 : Grafik 4.4 Data Inflasi Indonesia Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat inflasi tertinggi terjadi pada akhir tahun 2008, yaitu pada bulan desember 74 2008 sebesar 11.06%. kondisi ini dipicu oleh kenaikan harga barang komoditas dunia terutama minyak dan pangan. Lonjakan harga tersebut berdampak pada kenaikan harga barang yang ditentukan pemerintah, seiring dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Sedangkan tingkat inflasi terendah terjadi pada akhir tahun 2009, yaitu 2,78%. Hal ini disebabkan oleh aktivitas konsumsi masyarakat setelah hari raya yang mengalami penurunan, kemudaian kondisi penyediaan barang pokok yang memadai, harga komoditas dunia sedang dalam trend penurunan, dan impor barang konsumsi yang menurun. 5. Kurs Rupiah terhadp US Dollar Kurs atau bisa disebut juga nilai tukar mata uang merupakan perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Sistem penentuan kurs atau nilai tukar di Indonesia ditentukan melalui mekanisme pasar, sehingga fluktuasi yang terjadi pada nilai tukar rupiah terjadi akibat kekuatan permintaan dan penawaran dari mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Berikut data kurs Rupiah terhadap US Dollar yang bersumber dari publikasi Kementrian Perdagangan Republik Indonesia periode 2008 sampai dengan 2015: 75 Grafik 4.5 Data Kurs Rupiah Terhadap US Dollar Berdasarkan grafik 4.5 data kurs Rupiah terhadap US Dollar menunjukkan bahwa nilai mengalami pelemahan tertinggi pada akhir tahun 2015. Hal ini terjadi akibat kondisi perekonomian global yaitu Devaluasi Yuan terhadap US Dolar dan rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS. 6. Suku Bunga LPS Suku bunga LPS adalah tingkat suku bunga simpanan tertinggi yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Suku bunga LPS merupakan salah satu transmisi moneter dalam mengatur suku bunga dana pihak ketiga baik itu tabungan maupun deposito. Apabila suku bunga simpanan melebihi dari suku bunga yang di tetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan maka simpanan tersebut tidak dijamin oleh LPS. Berikut data Suku Bunga LPS yang bersumber dari 76 publikasi Lembaga Penjamin Simpanan periode 2008 sampai dengan 2015 : Grafik 4.6 Data Suku Bunga Penjaminan Simpanan (LPS Rate) Berdasarkan grafik 4.6 data Suku Bunga LPS menunjukkan bahwa suku bunga penjaminan simpanan sempat mengalami pada titik tertinggi pada akhir tahun 2008. Hal ini terjadi akibat kondisi perekonomian indonesia yang mengalami guncangan. Dimana tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan LPS menaikkan suku bunga supaya menjamin simpanan yang ada diperbankan seiring suku bunga Bank Indonesia meningkat. Hal tersebut bertujuan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat atas simpanan yang mereka miliki di perbankan. Sehingga tidak akan ada penarikan dana besar-besaran oleh masyarakat dan jumlah peredaran uang yang beredar di masyarakat terkendali sehingga inflasi dapat ditekan. 77 7. Non Performing Finance NPF atau Non Performing Finance adalah rasio yang menghitung banyaknya nilai kewajiban atas pembiayaan yang belum dibayar oleh nasabah kepada lembaga keunangan syariah. Semakin tinggi rasio Non Performing Finance pada perbankan menggambarkan tingkat kesehatan perbankan. Berikut ini data Non Performing Finance perbankan syariah pada statistik perbankan syariah hasil publikasi Otoritas Jasa Keuangan periode 2008 sampai dengan 2015 : Grafik 4.7 Data Non Performing Financing Perbankan Syariah Berdasarkan grafik 4.7 data Non Performing Finance menunjukkan bahwa NPF mengalami fluktuasi dari tahun 2008 sampai dengan 2015. Terlihat Non Performing Financing berada pada titik tertinggi pada tahun 2015. Hal ini terjadi akibat dampak perekonomian global . Dimana nilai rupiah yang melamah cukup besar sehingga mengganggu stabilitas perekonomian, akibatnya adalah penurunan produktivitas 78 bagi sektor ekonomi. Akibatnya pendapatan menurun dan kemampuan sektor ekonomi untuk membayar kembali atas pinjaman yang mereka dapatkan dari lembaga keuangan menurun sehingga rasio NPF meningkat. B. Analisa Penelitian Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) dalam bentuk bulanan, dimulai dari periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2015. Dalam penelitian ini jumlah variabel dependen yang digunakan peneliti adalah satu variabel dependen (variabel terikat), Sedangakan jumlah variabel independen yang digunakan peneliti adalah sebanyak enam variabel independen (veriabel bebas). Data penelitian yang digunakan adalah Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia sebagai varabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel independen (variabel bebas) terdiri dari Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Financing. Untuk memperoleh hasil analisa yang dapat menjelaskan variabel yang akan diteliti secara ekonometrik, maka alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perangkat Lunak (Software) Eviews 9. Adapun hasil analisis dari uji yang sudah dilakukan, yaitu sebagai berikut : 79 1. Uji Stasioneritas Salah satu persyaratan penting untuk mengaplikasikan model runtun waktu yaitu dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil (stasioner) dari variabel-variabel pembentuk persamaan regresi. Berikut uji stasioneritas, yang akan dilakukan dalam proses analisis : a. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Proses awal yang dilakukan dalam pengujian penelitian ini adalah uji akar unit atau uji stasioneritas. Uji akar unit yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Phillips-Perron. Berikut hasil uji akar unit yang telah dihitung : Tabel 4.1 Uji Unit Root Test Level 1. Pembiayaan 0.377406 -2.892200 Ho = Tidak Stasioner Ha = Stasioner Terima Ho 2. Biaya Promosi -4.353069 -2.892200 Tolak Ho 3. Ekspor -1.949865 -2.892200 Terima Ho 4. Inflasi -2.057427 -2.892200 Terima Ho 5. Kurs -0.193123 -2.892200 Terima Ho 6. Suku Bunga LPS -1.679901 -2.892200 Terima Ho 7 NPF -2.622806 -2.892200 Terima Ho No. Variabel PP test CV 5% Dari data yang telah diuji dengan Uji Phillips-Perron dapat dilihat bahwa hanya variabel Biaya Promosi yang stasioner pada tingkat 80 level, sedangkan variabel lainnya menunjukkan ketidakstasioneran pada Level. Hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai Phillips-Perron test lebih kecil dari Critical Value 5% (PP test < CV 5%). Kesimpulan dari data yang telah diuji dengan Uji Phillips Perron adalah Ho diterima yaitu semua variabel kecuali variabel Biaya Promosi tidak stasioner pada tingkat level. Karena masih terdapat variabel yang tidak stasioner pada tingkat level maka harus dilanjutkan uji stasioneritas pada tingkat berikutnya sampai data menjadi stasioner yaitu dengan menggunakan Uji Derajat Integrasi. b. Uji Derajat Integrasi Dalam uji akar unit sebelumnya telah menghasilkan kesimpulan bahwa masih terdapat data yang tidak stasioner pada tingkat level, oleh karena itu diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data melalui proses diferensi disebut dengan Uji Derajat Integrasi. Pengujian derajat integrasi ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat ke berapa variabel penelitian dapat stasioner. Berikut hasil uji derajat integrasi yang telah dihitung : Tabel 4.2 Uji Derajat Integrasi Level 1. Pembiayaan -7.980791 -2.892536 Ho = Tidak Stasioner Ha = Stasioner Tolak Ho 2. Biaya Promosi -14.45333 -2.892536 Tolak Ho No. Variabel PP test CV 5% 81 3. Ekspor -14.61725 -2.892536 Tolak Ho 4. Inflasi -5.492959 -2.892536 Tolak Ho 5. Kurs -8.985472 -2.892536 Tolak Ho 6. Suku Bunga LPS -5.702705 -2.892536 Tolak Ho 7 NPF -18.29812 -2.892536 Tolak Ho Dari data yang diuji dapat dilihat bahwa semua variabel telah stasioner pada difference pertama. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai Nilai Phillips-Perron test lebih besar dari Critical Value 5% (PP test > CV 5%). Karena hasil dari uji derajat integrasi menunjukkan data telah stasioner pada difference pertama maka dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak, sehingga tidak diperlukan pengujian data pada atingkat berikutnya dan pengujian dapat dilanjutkan pada Uji Kointegrasi. 2. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hubungan jangka panjang tersebut dapat di deteksi dengan mengetahui stasioneritas pada kombinasi linier antara variabel bebas dan variabel terikat meskipun variabel-variabel yang diuji tersebut tidak stasioner. Pengujian kointegrasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian yang di uji memiliki hubungan keseimbangan jangka 82 panjang dengan menguji stasioneritas nilai residual dari hasil persamaan regresi pada tingkat level. Jika nilai nilai Phillips-Perron test lebih besar dari Critical Value 5% (PP test > CV 5%) pada tingkat level, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keseimbangan jangka panjang pada model penelitian yang digunakan. Berikut hasil uji kointegrasi : Tabel 4.3 Uji Kointrgrasi Null Hypothesis: ECTNEW has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level Adj. t-Stat Prob.* -5.701409 -3.500669 -2.892200 -2.583192 0.0000 Hasil dari pengujian stasioneritas nilai residual dari estimasi regresi jangka panjang ECM menunjukkan nilai residual stasioner pada tingkat level yang ditunjukkan dengan nilai Phillips-Perron test lebih besar dari nial Critical Value 5% (PP test > CV 5%), dengan demikian hasil uji stasioneritas terhadap residual tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kointegrasi atau hubungan jangka panjang antara variabel Biaya Promosi, Eskpor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan NPF terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah. 83 3. Uji Regresi Jangka Panjang ECM Hipotesis yang akan diestimasi ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh jangka panjang Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Finance terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Berikut model penelitian yang akan dilakukan uji regresi jangka panjang : PPS=β0+ β1BPt+ β2EXt+ β3INFt+ β4KRSt+ β5LPSt+ β6NPFt +et Analisis regresi jangka panjang ini dilakukan setelah diketahui bahwa model penelitian memiliki hubungan keseimbangan dalam jangka panjang pada uji kointegrasi. Berikut hasil uji regresi jangka panjang : Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Jangka Panjang Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 08/30/16 Time: 09:43 Sample: 1 96 Included observations: 96 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BIAYA_PROMOSI EKSPOR INFLASI KURS SUKU_BUNGA_LPS NPF C -36.61619 11461.35 1.41E+14 4.02E+10 -2.23E+15 -2.25E+14 -2.96E+14 24.72705 1011.057 1.22E+14 1.54E+09 3.37E+14 3.02E+14 2.92E+13 -1.480816 11.33601 1.153199 26.17145 -6.617281 -0.744665 -10.14763 0.1422 0.0000 0.2519 0.0000 0.0000 0.4584 0.0000 R-squared Adjusted R-squared 0.928253 0.923416 Mean dependent var S.D. dependent var 1.13E+14 6.51E+13 84 S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 1.80E+13 2.89E+28 -3062.748 191.9117 0.000000 Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 63.95308 64.14007 64.02866 1.051238 4. Uji Statistik a. Uji Koefisien Determinasi Uji determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini pengaruh nilai variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga LPS, Non Performing Finance terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil uji determinasi dari regresi jangka panjang menunjukkan nilai Adjusted R-squared sebesar 0.923416, sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 92,8%, sedangkan sisanya sebesar 7,22% menunjukkan variabel-variabel di luar model. b. Uji F Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Jika nilai probabilitas F statistiknya <0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dari hasil estimasi regresi jangka panjang dengan variabel Biaya Promosi, 85 Ekspor, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga Penjaminan Simpanan (LPS Rate), Non Performing Finance terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia, menunjukkan nilai probabilitas F stastistiknya sebesar 0.000000 dan signifikan pada α=5%, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dependen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen pada model penelitian. c. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas dari variabel independen <0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut hasil Uji t : 1) Variabel Biaya Promosi Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel biaya promosi menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,1422 lebih besar dari >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, sehingga menunjukan variabel biaya promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. 86 2) Variabel Ekspor Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Ekspor menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil dari <0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H2 diterima, sehingga menunjukan bahwa variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. 3) Variabel Inflasi Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Inflasi menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,2519 lebih besar dari >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H3 ditolak, sehingga menunjukan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. 4) Variabel Kurs Rupiah Terhadap US Dollar Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Kurs menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil dari <0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H4 diterima, sehingga berpengaruh menunjukan signifikan perbankan syariah. terhadap bahwa variabel volume kurs pembiayaan 87 5) Variabel Suku Bunga LPS Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel Suku Bunga LPS menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil dari <0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H5 diterima, sehingga menunjukan bahwa variabel Suku Bunga LPS berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. 6) Variabel NPF Hasil dari regresi jangka panjang pada variabel NPF menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,4584 lebih besar dari >0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H6 ditolak, sehingga menunjukan bahwa variabel NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. 5. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis berbasis Ordinary Least Square. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi variabel dan model penelitian dalam keadaan yang layak sehingga ketika dilakukan pengujian dapat menghasilkan hasil penelitian yang obyektif, tidak bias maupun semu. Berikut hasil uji asumsi klasik pada model penelitian : 88 a. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan pengujian untuk mengetahui adanya hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas yang menjelaskan moedel regresi. Uji multikolinieritas yang sering dipakai adalah dengan metode auxiliary, jika nilai R2 dari hasil estimasi antara masing-masing variabel bebas lebih kecil dari R2 utama maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan hubungan linier antara variabel yang digunakan atau gangguan multikolinieritas. Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Auxiliary No Persamaan R2 Keterangan 1. Bp= Ex+Inf+Krs+Lps+Npf 0.369346 Ho ditolak 2 Ex= Bp+Inf+Krs+Lps+Npf 0.495103 Ho ditolak 3 Krs= Bp+Ex+Inf+Lps+Npf 0.580711 Ho ditolak 4 Inf= Bp+Ex+Krs+Lps+Npf 0.435741 Ho ditolak 5 Lps= Bp+Ex+Inf+Krs+Npf 0.727011 Ho ditolak 6 Npf= Bp+Ex+Inf+Krs+Lps 0.641565 Ho ditolak R2 Utama 0.928253 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai R2 pada masing-masing persamaan Auxiliary menunjukkan nilai R2 yang lebih kecil dari nilai R2 utama, 89 sehingga dapat disimpukan bahwa tidak terjadi gangguan multikolinieritas pada variabel bebas yang digunakan dalam model penelitian. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah didalam model penelitian terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul akibat data penelitian yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu dengan lainnya. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan melihat nilai Durbin Waton pada estimasi regresi, kemudian membandingkannya dengan nilai DU dan DL pada tabel Durbin watson dengan α=0,05. Apabila DU < DW < (4-DU) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya tidak terdapat gangguan autokorelasi pada model penelitian yang digunakan. Berikut nilai Durbin Watson pada hasil estimasi regresi : Tabel 4.6 Uji Autokorelasi R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.928253 0.923416 1.80E+13 2.89E+28 -3062.748 191.9117 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 1.13E+14 6.51E+13 63.95308 64.14007 64.02866 1.051238 90 Dari tabel 4.7 Uji Autokorelasi dapat dilihat nilai Durbin Watson dari estimasi regresi sebesar 1.051238, sedangakan nilai DU dan DL pada Durbbin Watson tabel dengan t = 96 dan k = 6 adalah DU = 1,77853 dan DL = 1.56002 . maka dari hasil tersebut menunjukkan bahwa DU > DW < 4-DU sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau model regresi terdapat gangguan autokorelasi. Untuk menyembuhkan model yang terkena gangguan autokorelasi maka dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikat menjadi variabel bebas. Sehingga model peneitian berubah menjadi : PPS = β0+ β1BPt+ β2EXt+ β3INFt+ β4KRSt+ β5LPSt+ β6NPFt + β7PPS(-1)+et Berikut hasil pengujian kembali pada persamaan jangka panjang ECM : Tabel 4.7 Penyembuhan Gangguan Autokorelasi Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 09/02/16 Time: 12:50 Sample (adjusted): 2 96 Included observations: 95 after adjustments Variable BIAYA_PROMOSI EKSPOR INFLASI KURS SUKU_BUNGA_LPS NPF Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. 4.787256 225.2532 6.42E+12 2.37E+08 -8.26E+13 -2.12E+13 1.971118 122.6133 9.65E+12 3.54E+08 3.19E+13 2.37E+13 2.428701 1.837103 0.665349 0.669614 -2.590360 -0.893522 0.0172 0.0696 0.5076 0.5049 0.0112 0.3740 91 PEMBIAYAAN(-1) C 0.989280 3.38E+12 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.999562 0.999527 1.41E+12 1.73E+26 -2788.253 28370.57 0.000000 0.008233 3.38E+12 120.1546 0.998761 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.0000 0.3207 1.14E+14 6.49E+13 58.86848 59.08354 58.95538 1.931190 Dari tabel 4.8 Uji Penyembuhan gangguan autokorelasi dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson telah berubah menjadi 1.931190, sedangakan nilai DU dan DL pada Durbbin Watson tabel dengan t = 95 dan k = 7 adalah DU = 1,80210 dan DL = 1.53456 Sehingga Nilai DW tersebut menunjukkan bahwa DU < DW < (4-DU) maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak atau model penelitian tidak terdapat autokorelasi. c. Uji Heterokedastisitas Pengujian Heterokedastisitas ini menggunakan Uji White, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel mempunyai varian yang tidak konstan pada model penelitian. Untuk mengatahui apakah dalam model terdapat adanya heterokedastisitas, maka dapat dilihat dengan cara melihat nilai probabilitasnya. Ho ditolak dan H1 diterima apabila nilai p-value obs*R-Squared > α=0,05 atau tidak terdapat heterokedastisitas. Berikut hasil estimasi Uji White : gangguan 92 Tabel 4.8 Uji White Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 2.548333 16.16433 24.11481 Prob. F(7,87) Prob. Chi-Square(7) Prob. Chi-Square(7) 0.0196 0.0237 0.0011 Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai p-value obs*R-Squared < α=0,05 dengan probabilitas sebesar 0.0237 dan obs*R-Squared sebesar 16,16433. Maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau model penelitian terdapat gangguan heterokedastisitas. Untuk menyembuhkan gangguan heterokedastisitas maka dilakukan dengan cara transformasi log pada variabel yang diuji. Sehingga model penelitian menjadi : LOGPPS=β0+β1LOGBPt+β2LOGEXt+β3LOGINFt+β4LOGKRSt+ β5LOGLPSt+β6LOGNPFt+β7LOGPPS(-1)+et Setelah dilakukan pengujian kembali, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Penyembuhan Gangguan Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.756064 5.447708 6.461514 Prob. F(7,87) Prob. Chi-Square(7) Prob. Chi-Square(7) 0.6254 0.6055 0.4870 93 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai p-value obs*RSquared > α=0,05 dengan probabilitas sebesar 0.6055 dan obs*RSquared sebesar 5,447708. Maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha dittolak atau model penelitian tidak terdapat gangguan heterokedastisitas. d. Uji Normalitas Pengujian Normalitas ini menggunakan Histogram, untuk mengatahui data berdistribusi normal dalam suatu model maka dapat dilihat dari nilai stastistik p-value dari Jarque-Bera. Apabila p-value obs*R-Squared > (α =0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 14 Series: Residuals Sample 2 96 Observations 95 12 10 8 6 4 2 0 -0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 5.30e-15 -0.001019 0.033354 -0.038222 0.011385 -0.036184 3.828520 Jarque-Bera Probability 2.737906 0.254373 0.03 Grafik 4.8 Histogram Normalitas Dari Grafik 4.7 Uji Histogram Normalitas dapat dilihat bahwa nilai p-value Jarque-Bera sebesar 0.254373 atau lebih besar dari α=0,05 maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik kesimpulan 94 bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau residual data berdistribusi normal. e. Uji Linieritas Pengujian linieritas ini menggunakan Ramesy-Reset Test. Uji ini biasanya digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. Untuk mengatahui apakah variabel yang dipakai dalam suatu model memenuhi asumsi linieritas, maka dapat dilihat dengan cara melihat nilai probabilitasnya. Ho ditolak dan H1 diterima atau memenuhi asumsi linieritas apabila nilai p-value > α=0,05 . berikut hasil pengujian Ramesy-Reset Test : Tabel 4.10 Uji Ramsey Reset Test Ramsey RESET Test Equation: UNTITLED Specification: LOG(PEMBIAYAAN) LOG(BIAYA_PROMOSI) LOG(EKSPOR) LOG(INFLASI) LOG(KURS) LOG(SUKU_BUNGA_LPS) LOG(NPF) LOG(PEMBIAYAAN(-1)) C Omitted Variables: Squares of fitted values t-statistic F-statistic Likelihood ratio Value 1.595657 2.546122 2.771745 df 86 (1, 86) 1 Probability 0.1142 0.1142 0.0959 Dari Tabel 4.9 Uji Ramsey Reset Test dapat dilihat bahwa nilai pvalue > α, maka dengan tingkat kepercayaan 95% dapat ditarik 95 kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau model memenuhi asumsi linieritas. 6. Uji Regresi Jangka Pendek ECM ECM (Eror Correction Mechasnism) merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka pendek dengan persyaratan bahwa variabel penelitian mempunyai hubungan jangka panjang atau berkointegrasi. Uji kointegrasi telah dilakukan sebelumnya dengan temuan bahwa variabel penelitian memiliki hubungan keseimbangan dalam jangka panjang. Setelah asumsi kointegrasi telah dipenuhi maka model koreksi eror atau ECM dapat dilakukan. Berikut hasil persamaan regresi jangka pendek ECM : ∆LOGPBS=β0+β1∆LOGBPt+β2∆LOGEXt+β3∆LOGINFt+β4∆LOG KRSt+β5∆LOGLPSt+β6∆LOGLPSt+β7∆LOGPPS(-1)t+ ECT(-1) Berikut hasil estimasi dari Regresi Jangka Pendek ECM : Tabel 4.11 Uji Regresi Jangka Pendek ECM Dependent Variable: D(LOG_PEMBIAYAAN) Method: Least Squares Date: 08/30/16 Time: 10:08 Sample (adjusted): 3 96 Included observations: 94 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LOG_B_PROMOSI) D(LOG_EKSPOR) D(LOG_INFLASI) 0.006469 0.064657 0.000939 0.001639 0.014127 0.009188 3.945451 4.576811 0.102183 0.0002 0.0000 0.9189 96 D(LOG_KURS) D(LOG_SB_LPS) D(LOG_NPF) D(LOG_PEMB(-1)) ECT(-1) C 0.065983 -0.104222 -0.002195 0.908573 -0.900586 0.001108 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.616109 0.579978 0.011167 0.010599 293.8628 17.05210 0.000000 0.038529 0.043512 0.009336 0.098429 0.148868 0.002499 1.712578 -2.395257 -0.235064 9.230767 -6.049570 0.443474 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.0904 0.0188 0.8147 0.0000 0.0000 0.6586 0.021632 0.017230 -6.060911 -5.817404 -5.962552 1.878563 Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam estimasi error correction mechanism adalah melihat signifikansi koefisien ECT dari estimasi model. Koefisien ECT ini harus bernilai negatif dan berada diantara 0-1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai koefisien ECT sebesar -0.900586 dengan tingkat probabilitas 0.0000 yang signifikan pada α 0.05%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian ECM ini sudah dapat dikatakan valid. Nilai koefisien ECT menggambarkan kecepatan untuk menyesuaikan (speed of Adjustment) diantara variabel menuju keseimbangan jangka panjang ketika terjadi ketidakseimbangan dalam jangka pendek. Dengan hasil koefisien ECT tersebut maka dapat disimpulkan bahwa 90% keseimbangan dapat dikoreksi dalam jangka pendek. C. Pembahasan Analisis Berdasarkan hasil pengujian menggunakan pendekatan analisis Eror Corection Mechanism, maka dihasilkan persamaan model analisis jangka 97 pendek dan jangka panjang, berikut hasil persamaan penelitian menggunakan pendekatan analisis Eror Corection Mechanism : 1. Model Regresi Jangka Pendek ECM Model regresi jangka pendek merupakan salah satu hasil dari estimasi dari pendekatan Eror Correction Mechanism. Ketika suatu model penelitian mempunyai equilibrium jangka panjang, maka pergerakan dalam jangka pendek dari variabel-variabelnya harus menanggapi besaran dari ketidakseimbangan jangka panjangnya. Berikut persamaan model penelitian dalam jangka pendek ECM : D(LOGPBS) = 0.001108 + 0.006469D(LOGBP) + 0.064657D(LOGEX) + 0.000939D(LOGINF) + 0.065983D(LOGKRS) – 0.104222D(LOGLPS) – 0.002195D(LOGNPF) + ECT(-1) Berdasarkan persamaan tersebut menghasilkan koefisien determinasi Adjusted R2 sebesar 0.579978 , sementara hasil Uji F menunjukkan probabilitas F statistic sebesar 0.000000 yang menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam jangka panjang, Sedangkan hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel dengan signifikansi <0.05 adalah Biaya Promosi dengan probabilitas sebesar 0,0002 , Ekspor dengan probabilitas sebesar 0,0000 , dan LPS Rate dengan probabilitas sebesar 0,0188. Sedangkan variabel lainnya menghasilkan probabilitas >0,05 yaitu Inflasi dengan probabilitas 98 sebesar 0,9189 , Kurs dengan probabilitas sebesar 0,0904, dan NPF dengan probabilitas sebesar 0,8147. Sedangakan koefisien ECT sebesar -0.900586 dengan tingkat probabilitas 0.0000 yang menggambarkan penyesuaian jangka pendek menuju jangka panjang dengan cepat. 2. Model Regresi Jangka Panjang ECM Model regresi jangka panjang menunjukkan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen setelah dilakukan uji kointegrasi. Model jangka panjang sebelumnya telah mengalami beberapa perubahan akibat terdeteksi gangguan autokorelasi dan gangguan heterokedastisitas. Setelah dilakukan penyembuhan maka persamaan model penelitian menjadi sebagai berikut : LOGPBS = -0.737648 + 0.003960LOGBP + 0.051869LOGEX + 0.007597LOGINF + 0.023059LOGKRSt – 0.060444LOGLPS + 0.007784LOGNPF + 0.972745LOGPBS(-1) + et Perubahan model mengakibatkan perubahan pada uji statistik penelitian. Berdasarkan perubahan tersebut menghasilkan koefisien determinasi Adjusted R2 sebesar 0.999680 , sementara hasil Uji F menunjukkan probabilitas F statistic sebesar 0.000000 yang menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam jangka 99 panjang, Sedangkan hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel dengan signifikansi <0.05 adalah Biaya Promosi dengan probabilitas sebesar 0,0202 , Ekspor dengan probabilitas sebesar 0,0016 , dan LPS Rate dengan probabilitas sebesar 0,0019. Sedangkan variabel lainnya menghasilkan probabilitas >0,05 yaitu Inflasi dengan probabilitas sebesar 0,0982 , Kurs dengan probabilitas sebesar 0,4620, dan NPF dengan probabilitas sebesar 0,3341. 3. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan pendekatan analisis Eror Corection Mechanism, maka didapat hasil pengujian hipotesis sebagai berikut : a. Uji Hipotesis Variabel Biaya Promosi Ho : Variabel Biaya Promosi tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah. H1 : Variabel Biaya Promosi berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Biaya Promosi berpangaruh positif dan signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien 100 sebesar 0.006496 dan tingkat probabilitas 0.0002 yang lebih kecil dari tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien variabel biaya promosi sebesar 0.003960 dan tingkat probabilitas 0.0202 yang lebih kecil dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima. Pengaruh positif signifikan menunjukkan bahwa dalam jangka pendek kenaikan biaya promosi 1% akan menaikan volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,6%. Sedangkan dalam jangka panjang kenaikan Biaya Promosi 1% akan menaikan volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,3%. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Rini Idayanti (2016) terkait penelitian Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Pendidikan pada pembiayaan bank umum syariah dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan bank umum syariah. Hasil ini juga sesuai dengan teori dari tujuan promosi menurut kismono (2001:374) yang menyatakan tujuan promosi salah satunya adalah untuk meningkatkan penjualan atau dalam konteks perbankan dapat diartikan sebagai penyaluran dana atau pembiayaan. Hasil tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi biaya promosi yang dikeluarkan perbankan akan meningkatkan 101 penyaluran pembiayaan perbankan syariah di indonesia. Hasil penelitian ini juga menggambarkan prosentase pertumbuhaan pembiayaan yang mengecil dalam jangka panjang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh besar biaya promosi akan terasa dalam jangka pendek. b. Uji Hipotesis Variabel Ekspor Ho : Variabel Ekspor tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah. H2 : Variabel Ekspor berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Ekspor berpangaruh positif dan signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar 0.064657 dan tingkat probabilitas 0.0000 yang lebih kecil dari tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien variabel Ekspor sebesar 0.051869 dan tingkat probabilitas 0.0016 yang lebih kecil dari tingkat α=5%., sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. 102 Pengaruh positif signifikan menunjukkan bahwa dalam jangka pendek kenaikan Ekspor 1% akan menaikan volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 6,4%. Sedangkan dalam jangka panjang kenaikan Ekspor 1% akan menaikan volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 5,1%. Penelitian ini mendukung peneltian sebelumnya oleh William dan Mariana (2015) bahwa tingkat ekspor berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Kemudian penelitian lainnya oleh Leviana (2013) bahwa Ekspor berpengaruh signifikan terhadap kredit modal kerja perbankan. Pengaruh volume ekspor terhadap pembiayaan perbankan syariah menunjukan bahwa salah satu fokus penyaluran pembiayaan perbankan syariah adalah pada komoditas ekspor. Kenaikan ekspor menunjukkan naiknya permintaan dari luar negara akan produk di dalam negeri. Akibatnya adalah sektor riil membutuhkan akses perbankan untuk meningkatkan prioduktifitasnya baik untuk membeli bahan baku atau mengolah bahan baku sampai dengan biaya distribusi barang ke luar negeri. Maka dari itu, ketika volume ekspor naik maka akan mengakibatkan pertumbuhaan pembiayaan. 103 c. Uji Hipotesis Variabel Inflasi Ho : Variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah. H3 : Variabel Inflasi berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Inflasi tidak berpangaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar 0.000939 dan tingkat probabilitas 0.9189 yang lebih besar dari tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien variabel inflasi sebesar 0.07597 dan tingkat probabilitas 0.0982 yang lebih besar dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Rahmat Dahlan (2014) bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap volume pembiayaan perbankan syar iah di indonesia. Kemudian penelitian lain dan Ekarina Katmas (2014) yang menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah di indonesia. 104 Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap volume pembiayaan perbankan syariah menunjukkan bahwa volume pembiayaan perbankan syariah belum mempunyai kontribusi besar terhadap perekonomian di indonesia. Berdasarkan data inflasi yang di publikasikan Bank Indonesia menunjukkan bahwa kondisi inflasi di Indonesia merupakan kondisi inflasi pada tingkat normal, yaitu inflasi pada tingkat 2-8 persen. Rata-rata inflasi pada periode penelitian sebesar 6,22%, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga yang terjadi di Indonesia sebagai akibat dari permintaan terhadap barang dan jasa yang sedang meningkat, sehingga kondisi sektor riil dalam perekonomian sedang dalam keadaan bergairah. Kecilnya kontribusi pembiayaan perbankan syariah terhadap perekonomian mengakibatkan tingkat inflasi sebagai dampak meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. d. Uji Hipotesis Variabel Kurs Ho : Variabel Kurs tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka pembiayaan perbankan syariah. panjang terhadap 105 H4 : Variabel Kurs berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Kurs tidak berpangaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar 0.065983 dan tingkat probabilitas 0.0904 yang lebih besar dari tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien variabel Kurs sebesar 0.023059 dan tingkat probabilitas 0.4620 yang lebih besar dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Ekarina Katmas (2014) bahwa kurs tidak berpengaruh signifikan tehadap pembiayaan perbankan syariah. Kemudian Penelitian lain oleh Avisa (2013) bahwa kurs berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pembiayaan bank. Tidak adanya pengaruh signifikan kurs (Rupiah terhadap US Dollar) terhadap pembiayaan perbankan syariah menggambarkan bahwa penyaluran pembiayaan perbankan syariah yang bersentuhan dengan valuta asing atau perdagangan internasional tidak dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan kondisi pembiayaan perbankan syariah di indonesia yang belum 106 berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Sehingga ketika kondisi perekonomian memburuk akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar maka dampak dari meningkatnya nilai tukar tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. e. Uji Hipotesis Variabel Suku Bunga LPS Ho : Variabel Suku Bunga LPS tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah. H5 : Variabel Suku Bunga LPS berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga LPS berpangaruh negatif dan signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar -0.104222 dan tingkat probabilitas 0.0188 yang lebih kecil dari tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien variabel Suku Bunga LPS sebesar 0.060444 dan tingkat probabilitas 0.0019 yang lebih kecil dari tingkat α=5%., sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. 107 Pengaruh negatif signifikan menunjukkan bahwa dalam jangka pendek penurunan Suku Bunga LPS 1% akan menaikan volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 10%. Sedangkan dalam jangka panjang penurunan Suku Bunga LPS 1% akan menaikan volume pembiayaan perbankan syariah sebesar 6%. Penurunan Suku Bunga LPS akan berpengaruh pada penurunan tingkat bagi hasil pada simpanan yang di berikan perbankan kepada nasabah. Akibat penurunan tingkat bagi hasil simpanan maka akan mempengaruhi penurunan tingkat bagi hasil pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan, sehingga produk pembiayaan akan lebih menguntungkan bagi nasabah karena nasabah akan mengembalikan modal yang dipinjam dengan tingkat bagi hasil yang terjangkau atau lebih rendah dari sebelumnya, sehingga akan memacu minat nasabah untuk menggunakan produk pembiayaan perbankan syariah. f. Uji Hipotesis NPF Ho : Variabel NPF tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah. H6 : Variabel NPF berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pembiayaan perbankan syariah 108 Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel NPF tidak berpangaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap volume pembiayaan perbankan syariah yang dibuktikan dengan tingkat koefisien sebesar -0.002195 dan tingkat probabilitas 0.8147 yang lebih besar dari tingkat α=5% dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang Koefisien variabel NPF sebesar 0.007784 dan tingkat probabilitas 0.3341 yang lebih besar dari tingkat α=5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima Ha ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Ekarina katmas (2014) yang menjelaskan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Penelitian lain menghasilkan oleh Agustina kesimpulan bahwa Kurniawati NPF tidak (2014) juga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan maupun penurunan NPF tidak mempengaruhi kegiatan pembiayaan perbankan syariah. pembiayaan akan tetap berjalan walaupun terjadi fluktuasi pada tingkat NPF perbankan syariah. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Financing terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa : 1. Variabel Penelitian ini telah stasioner pada derajat pertama (first difference) Phillip-Perron. 2. Koefisien ECT yang diperoleh sebesar -0.900586 dengan tingkat probabilitas 0.0000 yang signifikan pada α=5%. Nilai koefisien yang negatif diantara 1-0 menunjukkan bahwa ada fenomena yang mengindikasikan keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang dengan tingkat penyesuaian keseimbangan janga pendek menuju jangka panjang dengan cepat. 3. Secara Simultan variabel Biaya Promosi, Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS, dan Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 4. Pengaruh secara parsial dalam jangka pendek maupun jangka panjang menunjukkan bahwa variabel biaya promosi dan ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan 109 110 syariah. Sedangkan variabel Suku Bunga LPS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 5. Variabel Inflasi, Kurs dan NPF secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Hal ini karena masih minimnya kontribusi perbankan syariah terhadap perekonomian di Indonesia, sehingga pengaruh yang terjadi tidak berdampak besar terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. B. Saran Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang diperoleh. Peneliti menyimpulkan beberapa saran yang kiranya dapat direkomendasikan untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah serta penelitian penelitian lanjutan yang diperlukan, yaitu sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Biaya Promosi akan meningkatkan pembiayaan perbankan syariah. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perbankan syariah dalam mengembangkan pembiayaan perbankan syariah dari kota hingga ke daearah pedesaan, dimana pada saat ini dapat kita ketahui bahwa akses perbankan syariah di pedesaan masih kurang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh terbesar hanya terjadi pada jangka pendek, sementara dalam jangka 111 panjang prosentase kenaikan pembiayaan tidak sebesar prosentase dalam jangka pendek, tentu ini harus menjadi evaluasi bagi perbankan untuk membuat strategi promosi yang tidak hanya berefek pada jangka pendek saja, namun juga harus membuat strategi pemasaran yang berkelanjutan untuk menjaga tingkat pembiayaan dalam jangka panjang. 2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan atau menambahkan variabel makro maupun variabel mikro lain supaya lebih mempengaruhi menggambarkan pembiayaan dengan perbankan jelas faktor yang syariah. Serta lebih menspesifikkan variabel pembiayaan pada produk maupun jenis pembiayaan. C. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan kesimpulan dan saran di atas, maka keterbatasan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penulis mengalami kesulitan dalam mencari hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan topik yang di angkat. Terdapat variabel lain sebenarnya ingin digunakan, namun akibat keterbatasan pencarian hasil penelitian yang relevan maka penulis menggunakan variabel yang lebih mudah di akses. 112 2. Teori yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas, sedangkan masih banyak teori yang mungkin dapat menggambarkan lebih jelas dari hasil penelitian mengenai volume pembiayaan. 113 DAFTAR PUSTAKA Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syariah Di Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Cetakan Pertama. Boediono. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. BPFE. Yogyakarta. Cetakan 22. Fuad, M. 2006. Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 21. UNDIP Semarang. Ginting, Ramlan. 2007. Transaksi Bisnis Dan Perbankan Internasional. Salemba Empat. Jakarta. Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta. Edisi ketiga. Jilid 2. Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Prenada Media. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers. Jakarta. Edisi 1. Cetakan 13. Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis. BPFE. Yogyakarta. Edisi 1. Cetakan 1. Kuswandi. 2008. Memahami Rasio Rasio Keuangan. Elex Media Komputindo. Jakarta. Cetakan Ke 1. Mankiw, N Gregory. 2000. Teori Ekonomi Makro. Erlangga. Jakarta. Edisi 4. Manullang, M. 1993. Ekonomi Moneter. Ghalia Indnonesia. Cetakan 13. Nasution, Darmin. 2013. Bank Sentrak Itu Harus Membumi. Galang Pustaka. Yogyakarta. Nopirin. Ekonomi Moneter 2. BPFE. Yogyakarta. Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. BPFE. Yogyakarta. 114 Rivai, Veithzal. 2010. Islamic Banking. Sinar Gravika Offset. Cetakan Pertama. Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika Dan Analisis Runtun Waktu Terapan Dengan Eviews. Andi. Yogyakarta. S, Alam. 2006. Ekonomi. ESIS. Jakarta. Sarwoko. 2005. Dasar-Dasar Ekonometrika. Andi. Yogyakarta. Silvanita, Ktut . 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Erlangga. Jakarta. Soegoto, Eddy Soeryanto. 2008. Marketing Research. Elex Media Komputindo. Bandung. Sugiarto, Dergibson Sagian. 2006. Metode Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Modern. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Edisi 1. Cet.3. Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Ekonometrika Pengantar. BPFE. Yogyakarata. Edisi Pertama. Jilid 5. Sutedi, Adrian. 2010. Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Sinar Grafika. Sutedi, Adrian. 2010. Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan. Sinar Grafika. Cetakan Pertama. Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor. Penebar Swadaya Grup. Jakarta. Wijaya, Krisna. 2010. Analisis Kebijakan Perbankan Nasional. Media Komputindo. Jakarta. Elex Zimmerer, Thomas W. 2009. Kwirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat. Jakarta. Buku 2. Edisi 5. 115 LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Periode Pembiayaan Biaya Promosi Ekspor Inflasi Kurs LPS Rate NPF Jan-08 27,106,630,000,000 12,704,000,000 $ 11,191,580,000 7.36% 9,291 8.00% 4.18% Feb-08 27,878,279,000,000 24,021,000,000 $ 10,545,500,000 7.40% 9,230 8.00% 4.07% Mar-08 29,629,000,000,000 36,328,000,000 $ 12,008,900,000 8.17% 9,217 8.00% 4.17% Apr-08 31,021,785,000,000 48,990,000,000 $ 10,921,700,000 8.96% 9,234 8.00% 4.39% May-08 32,293,151,000,000 59,313,000,000 $ 12,910,200,000 10.38% 9,318 8.25% 4.94% Jun-08 34,100,000,000,000 71,517,000,000 $ 12,818,400,000 11.03% 9,225 8.50% 4.23% Jul-08 35,189,987,000,000 84,598,000,000 $ 12,527,900,000 11.90% 9,118 8.75% 4.17% Aug-08 36,571,761,000,000 100,866,000,000 $ 12,466,900,000 11.85% 9,153 8.75% 4.05% Sep-08 37,681,000,000,000 121,000,000,000 $ 12,277,200,000 12.14% 9,378 9.25% 4.12% Oct-08 38,097,341,000,000 138,840,000,000 $ 10,789,900,000 11.77% 10,995 10.00% 4.49% Nov-08 38,528,984,000,000 155,758,000,000 $ 9,665,700,000 11.68% 12,151 10.00% 4.97% Dec-08 38,195,000,000,000 180,000,000,000 $ 8,896,500,000 11.06% 10,950 10.00% 3.97% Jan-09 38,201,000,000,000 14,000,000,000 $ 7,280,100,000 9.17% 11,355 9.50% 4.39% Feb-09 38,843,000,000,000 26,000,000,000 $ 7,134,300,000 8.60% 11,980 9.00% 4.61% Mar-09 39,308,000,000,000 32,000,000,000 $ 8,614,800,000 7.92% 11,575 8.25% 5.14% Apr-09 39,726,000,000,000 46,000,000,000 $ 8,453,900,000 7.31% 10,713 7.75% 5.17% May-09 40,715,000,000,000 55,000,000,000 $ 9,208,800,000 6.04% 10,340 7.75% 4.77% Jun-09 42,195,000,000,000 60,000,000,000 $ 9,381,500,000 3.65% 10,225 7.50% 4.39% Jul-09 42,828,000,000,000 69,000,000,000 $ 9,684,100,000 2.71% 9,920 7.25% 5.15% Aug-09 43,890,000,000,000 80,000,000,000 $ 10,543,800,000 2.75% 10,060 7.00% 5.61% Sep-09 44,523,000,000,000 92,000,000,000 $ 9,842,600,000 2.83% 9,681 7.00% 5.72% Oct-09 45,246,000,000,000 106,000,000,000 $ 12,242,600,000 2.57% 9,545 7.00% 5.51% Nov-09 45,726,000,000,000 121,000,000,000 $ 10,775,400,000 2.41% 9,480 7.00% 5.54% Dec-09 46,886,000,000,000 154,000,000,000 $ 13,348,100,000 2.78% 9,400 7.00% 4.01% Jan-10 47,140,000,000,000 9,000,000,000 $ 11,595,900,000 3.72% 9,365 7.00% 4.36% Feb-10 48,479,000,000,000 16,000,000,000 $ 11,166,400,000 3.81% 9,335 7.00% 4.75% Mar-10 50,206,000,000,000 25,000,000,000 $ 12,774,400,000 3.43% 9,115 7.00% 4.53% 116 Apr-10 51,651,000,000,000 39,000,000,000 $ 12,035,200,000 3.91% 9,012 7.00% 4.47% May-10 53,223,000,000,000 54,000,000,000 $ 12,619,000,000 4.16% 9,180 7.00% 4.77% Jun-10 55,801,000,000,000 65,000,000,000 $ 12,330,100,000 5.05% 9,083 7.00% 3.89% Jul-10 57,633,000,000,000 83,000,000,000 $ 12,486,900,000 6.22% 8,952 7.00% 4.14% Aug-10 60,275,000,000,000 106,000,000,000 $ 13,726,500,000 6.44% 9,041 7.00% 4.10% Sep-10 60,970,000,000,000 131,000,000,000 $ 12,181,600,000 5.80% 8,924 7.00% 3.95% Oct-10 62,995,000,000,000 159,000,000,000 $ 14,399,600,000 5.67% 8,928 7.00% 3.95% Nov-10 65,942,000,000,000 193,000,000,000 $ 15,633,300,000 6.33% 9,013 7.00% 3.99% Dec-10 68,181,000,000,000 236,000,000,000 $ 16,829,900,000 6.96% 8,991 7.00% 3.02% Jan-11 69,724,000,000,000 14,000,000,000 $ 14,606,200,000 7.02% 9,057 7.00% 6.79% Feb-11 71,449,000,000,000 28,000,000,000 $ 14,415,300,000 6.84% 8,823 7.25% 3.66% Mar-11 74,253,000,000,000 39,000,000,000 $ 16,366,000,000 6.65% 8,709 7.25% 3.60% Apr-11 75,725,000,000,000 60,000,000,000 $ 16,554,200,000 6.16% 8,574 7.25% 3.79% May-11 78,619,000,000,000 79,000,000,000 $ 18,287,400,000 5.98% 8,537 7.25% 3.76% Jun-11 82,616,000,000,000 102,000,000,000 $ 18,386,900,000 5.54% 8,597 7.25% 3.55% Jul-11 84,556,000,000,000 118,000,000,000 $ 17,418,500,000 4.61% 8,508 7.25% 3.75% Aug-11 90,539,000,000,000 142,000,000,000 $ 18,647,800,000 4.79% 8,578 7.25% 3.53% Sep-11 92,839,000,000,000 167,000,000,000 $ 17,543,400,000 4.61% 8,823 7.25% 3.50% Oct-11 96,806,000,000,000 231,000,000,000 $ 16,957,700,000 4.42% 8,835 7.00% 3.11% Nov-11 99,427,000,000,000 262,000,000,000 $ 17,235,500,000 4.15% 9,170 6.75% 2.74% Dec-11 102,654,000,000,000 339,000,000,000 $ 17,077,700,000 3.79% 9,068 6.50% 2.52% Jan-12 101,689,000,000,000 18,000,000,000 $ 15,570,100,000 3.65% 9,000 6.50% 2.68% Feb-12 103,713,000,000,000 44,000,000,000 $ 15,695,400,000 3.56% 9,085 6.00% 2.82% Mar-12 109,116,000,000,000 69,000,000,000 $ 17,251,500,000 3.97% 9,180 5.50% 2.76% Apr-12 108,767,000,000,000 90,000,000,000 $ 16,173,200,000 4.50% 9,190 5.50% 2.85% May-12 112,843,000,000,000 110,000,000,000 $ 16,829,500,000 4.45% 9,565 5.50% 2.93% Jun-12 117,593,000,000,000 134,000,000,000 $ 15,441,500,000 4.53% 9,480 5.50% 2.88% Jul-12 120,909,000,000,000 166,000,000,000 $ 16,090,600,000 4.56% 9,485 5.50% 2.92% Aug-12 124,945,000,000,000 197,000,000,000 $ 14,047,010,000 4.58% 9,560 5.50% 2.78% Sep-12 130,358,000,000,000 224,000,000,000 $ 15,898,120,000 4.31% 9,588 5.50% 2.74% Oct-12 135,582,000,000,000 261,000,000,000 $ 15,324,040,000 4.61% 9,615 5.50% 2.58% Nov-12 140,318,000,000,000 296,000,000,000 $ 16,316,910,000 4.32% 9,605 5.50% 2.50% Dec-12 147,505,000,000,000 372,000,000,000 $ 15,393,950,000 4.30% 9,670 5.50% 2.22% Jan-13 149,672,000,000,000 16,000,000,000 $ 15,375,490,000 4.57% 9,698 5.50% 2.49% 117 Feb-13 154,073,000,000,000 39,000,000,000 $ 15,015,630,000 5.31% 9,667 5.50% 2.72% Mar-13 161,081,000,000,000 62,000,000,000 $ 15,024,580,000 5.90% 9,719 5.50% 2.75% Apr-13 163,379,000,000,000 89,000,000,000 $ 14,760,890,000 5.57% 9,722 5.50% 2.85% May-13 167,260,000,000,000 108,000,000,000 $ 16,133,360,000 5.47% 9,802 5.50% 2.92% Jun-13 171,228,000,000,000 134,000,000,000 $ 14,758,820,000 5.90% 9,929 5.75% 2.64% Jul-13 174,486,000,000,000 169,000,000,000 $ 15,087,860,000 8.61% 10,278 6.25% 2.75% Aug-13 174,537,000,000,000 196,000,000,000 $ 13,083,710,000 8.79% 10,924 6.25% 3.01% Sep-13 177,319,000,000,000 234,000,000,000 $ 14,706,780,000 8.40% 11,613 7.00% 2.80% Oct-13 179,283,000,000,000 270,000,000,000 $ 15,698,330,000 8.32% 11,234 7.00% 2.96% Nov-13 180,831,000,000,000 305,000,000,000 $ 15,938,560,000 8.37% 11,977 7.25% 3.08% Dec-13 184,120,000,000,000 370,000,000,000 $ 16,967,800,000 8.38% 12,189 7.25% 2.62% Jan-14 181,398,000,000,000 27,000,000,000 $ 14,472,290,000 8.22% 12,226 7.50% 3.01% Feb-14 181,772,000,000,000 57,000,000,000 $ 14,634,090,000 7.75% 11,634 7.50% 3.53% Mar-14 184,964,000,000,000 84,000,000,000 $ 15,192,630,000 7.32% 11,404 7.50% 3.22% Apr-14 187,885,000,000,000 119,000,000,000 $ 14,292,470,000 7.25% 11,532 7.50% 3.48% May-14 187,885,000,000,000 167,000,000,000 $ 14,823,600,000 7.32% 11,611 7.75% 4.02% Jun-14 193,137,000,000,000 200,000,000,000 $ 15,409,450,000 6.70% 11,969 7.75% 3.90% Jul-14 194,079,000,000,000 145,000,000,000 $ 14,124,130,000 4.53% 11,591 7.75% 4.31% Aug-14 193,982,000,000,000 173,000,000,000 $ 14,481,640,000 3.99% 11,717 7.75% 5.58% Sep-14 196,563,000,000,000 196,000,000,000 $ 15,275,850,000 4.53% 12,212 7.75% 4.67% Oct-14 196,490,000,000,000 218,000,000,000 $ 15,292,760,000 4.83% 12,082 7.50% 4.58% Nov-14 198,375,000,000,000 246,000,000,000 $ 13,544,730,000 6.23% 12,196 7.50% 4.86% Dec-14 199,320,000,000,000 300,000,000,000 $ 14,436,340,000 8.36% 12,440 7.50% 4.95% Jan-15 197,280,000,000,000 17,000,000,000 $ 13,244,880,000 6.96% 12,625 7.75% 5.56% Feb-15 197,543,000,000,000 32,000,000,000 $ 12,172,800,000 6.29% 12,863 7.75% 5.83% Mar-15 200,713,000,000,000 56,000,000,000 $ 13,634,040,000 6.38% 13,084 7.75% 5.49% Apr-15 201,526,000,000,000 77,000,000,000 $ 13,104,600,000 6.79% 12,937 7.75% 5.20% May-15 203,894,000,000,000 118,000,000,000 $ 12,754,660,000 7.15% 13,211 7.75% 5.44% Jun-15 206,046,000,000,000 161,000,000,000 $ 13,514,100,000 7.26% 13,332 7.75% 5.09% Jul-15 204,843,000,000,000 186,000,000,000 $ 11,465,780,000 7.26% 13,481 7.75% 5.30% Aug-15 205,874,000,000,000 225,000,000,000 $ 12,726,040,000 7.18% 14,027 7.75% 5.30% Sep-15 208,143,000,000,000 251,000,000,000 $ 12,588,360,000 6.83% 14,657 7.75% 5.14% Oct-15 207,768,000,000,000 273,000,000,000 $ 12,121,740,000 6.25% 13,639 7.75% 5.16% Nov-15 209,124,000,000,000 302,000,000,000 $ 11,122,180,000 4.89% 13,840 7.75% 5.13% 118 Dec-15 212,996,000,000,000 358,000,000,000 $ 11,917,110,000 3.35% 13,795 Lampiran 2 Uji Akar Unit Level 1. Pembiayaan 0.377406 -2.892200 Ho = Tidak Stasioner Ha = Stasioner Terima Ho 2. Biaya Promosi -4.353069 -2.892200 Tolak Ho 3. Ekspor -1.949865 -2.892200 Terima Ho 4. Inflasi -2.057427 -2.892200 Terima Ho 5. Kurs -0.193123 -2.892200 Terima Ho 6. Suku Bunga LPS -1.679901 -2.892200 Terima Ho 7 NPF -2.622806 -2.892200 Terima Ho No. Variabel PP test CV 5% Lampiran 3 Uji Derajat Integrasi Level No. Variabel PP test CV 5% 1. Pembiayaan -7.980791 -2.892536 Ho = Tidak Stasioner Ha = Stasioner Tolak Ho 2. Biaya Promosi -14.45333 -2.892536 Tolak Ho 3. Ekspor -14.61725 -2.892536 Tolak Ho 4. Inflasi -5.492959 -2.892536 Tolak Ho 5. Kurs -8.985472 -2.892536 Tolak Ho 6. Suku Bunga LPS -5.702705 -2.892536 Tolak Ho 7 NPF -18.29812 -2.892536 Tolak Ho 7.75% 4.84% 119 Lampiran 4 Uji Kointegrasi Null Hypothesis: ECTNEW has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 2 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level Adj. t-Stat Prob.* -5.701409 -3.500669 -2.892200 -2.583192 0.0000 Lampiran 5 Regresi Jangka Pendek ECM Dependent Variable: D(LOG_PEMBIAYAAN) Method: Least Squares Date: 08/30/16 Time: 10:08 Sample (adjusted): 3 96 Included observations: 94 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LOG_B_PROMOSI) D(LOG_EKSPOR) D(LOG_INFLASI) D(LOG_KURS) D(LOG_SB_LPS) D(LOG_NPF) D(LOG_PEMB(-1)) ECT(-1) C 0.006469 0.064657 0.000939 0.065983 -0.104222 -0.002195 0.908573 -0.900586 0.001108 0.001639 0.014127 0.009188 0.038529 0.043512 0.009336 0.098429 0.148868 0.002499 3.945451 4.576811 0.102183 1.712578 -2.395257 -0.235064 9.230767 -6.049570 0.443474 0.0002 0.0000 0.9189 0.0904 0.0188 0.8147 0.0000 0.0000 0.6586 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.616109 0.579978 0.011167 0.010599 293.8628 17.05210 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.021632 0.017230 -6.060911 -5.817404 -5.962552 1.878563 120 Lampiran 6 Regresi Jangka Panjang ECM Dependent Variable: LOG_PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 09/14/16 Time: 09:03 Sample (adjusted): 2 96 Included observations: 95 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG_BIAYA_PROMOSI LOG_EKSPOR LOG_INFLASI LOG_SUKU_BUNGA_LPS LOG_KURS LOG_DPEMBIAYAAN C 0.003554 0.051753 0.005366 -0.051944 0.029366 0.972023 -0.768930 0.001619 0.015869 0.003920 0.016765 0.030519 0.007103 0.432833 2.194484 3.261207 1.368761 -3.098317 0.962221 136.8558 -1.776503 0.0308 0.0016 0.1746 0.0026 0.3386 0.0000 0.0791 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.999700 0.999680 0.011831 0.012317 290.3562 48926.73 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 32.17183 0.661247 -5.965393 -5.777212 -5.889354 1.859604 Lampiran 7 Uji Multikolinieritas No Persamaan R2 Keterangan 1. Bp= Ex+Inf+Krs+Lps+Npf 0.369346 Ho ditolak 2 Ex= Bp+Inf+Krs+Lps+Npf 0.495103 Ho ditolak 3 Krs= Bp+Ex+Inf+Lps+Npf 0.580711 Ho ditolak 4 Inf= Bp+Ex+Krs+Lps+Npf 0.435741 Ho ditolak 5 Lps= Bp+Ex+Inf+Krs+Npf 0.727011 Ho ditolak 6 Npf= Bp+Ex+Inf+Krs+Lps 0.641565 Ho ditolak R2 Utama 0.928253 121 Lampiran 8 Uji Autokorelasi DU < DW < 4-DU = 1.80210 < 1931190 < 2,19790 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.999562 0.999527 1.41E+12 1.73E+26 -2788.253 28370.57 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 1.14E+14 6.49E+13 58.86848 59.08354 58.95538 1.931190 Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.756064 5.447708 6.461514 Prob. F(7,87) Prob. Chi-Square(7) Prob. Chi-Square(7) 0.6254 0.6055 0.4870 Lampiran 10 Uji Normalitas 14 Series: Residuals Sample 2 96 Observations 95 12 10 8 6 4 2 0 -0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 5.30e-15 -0.001019 0.033354 -0.038222 0.011385 -0.036184 3.828520 Jarque-Bera Probability 2.737906 0.254373 0.03 Lampiran 11 Uji Linieritas Ramsey RESET Test Equation: UNTITLED Specification: LOG(PEMBIAYAAN) LOG(BIAYA_PROMOSI) LOG(EKSPOR) LOG(INFLASI) LOG(KURS) LOG(SUKU_BUNGA_LPS) LOG(NPF) LOG(PEMBIAYAAN(-1)) C Omitted Variables: Squares of fitted values t-statistic F-statistic Likelihood ratio Value 1.595657 2.546122 2.771745 df 86 (1, 86) 1 Probability 0.1142 0.1142 0.0959 122 Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap : Muh Barlian Farkhani Mashudi Nama Panggilan : Barli Tempat/Tgl Lahir : Kab. Semarang, 05 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia Alamat Tetap : Dsn. Turunan RT. 01 / RW. 03 Ds. Gentan Kec. Susukan Kab. Semarang 50777 No Handphone : 085743142365 Email : [email protected] Pendidikan Formal 2012 - 2016 : Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah S-1 2006 - 2009 : SMK Negeri 1 Tengaran 2003 - 2006 : SMP Muhammadiyah Susukan 1997 - 2003 : SD Negeri 02 Gentan Pengalaman Berorganisasi 2014 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi PS-S1 2015 : Pengurus DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 123 Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing 124