11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan percobaan dilaksanakan di Kebun sagu PT. National Sagu Prima, Selat Panjang, Propinsi Riau. Percobaan dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Februari sampai Juni 2012. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah bibit sagu yang mempunyai bobot 1.2-4 kg, berbentuk “L” dan Tapal Kuda, fungisida dengan bahan aktif Mancozeb 80 % konsentrasi 2 g/l, Insektisida dengan bahan aktif Fipronil 2ml/l, rakit dengan ukuran 2,5 m x 1 m dan paranet. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya, Thermo-Hidrometer Corona untuk mengukur suhu dan kelembaban udara, meteran, parang, palu untuk pembuatan kerangka naungan. Metode Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor yaitu naungan. Naungan yang digunakan yaitu paranet. Naungan terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu kontrol, 25 %, 50 % dan 75 %. Setiap perlakuan diulang 6 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas satu rakit yang dapat memuat 74-100 bibit dan diambil 40 bibit sebagai bibit contoh. Total bibit yang digunakan sebanyak 2062 bibit, dengan jumlah bibit yang diamati 960 bibit. Model percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + βj + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan naungan ke-i, ulangan ke-j. µ = Nilai tengah umum 12 τi = Pengaruh naungan ke-i βj = Pengaruh kelompok ke-j εij = Pengaruh galat percobaan perlakuan naungan ke-i, ulangan ke-j. (Gomez dan Gomez., 1995). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata, maka akan dilakukan pengujian lanjutan menggunakan uji lanjut DMRT pada taraf 5 %. Pengujian dilakukan dengan asumsi pengaruh perlakuan dan pengaruh lingkungan bersifat aditif, galat percobaan memiliki ragam yang homogen, galat percobaan saling bebas, dan galat menyebar normal. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu : 1. Persiapan Bahan dan Alat. a b c Gambar 1. Bahan-bahan yang Digunakan, a : bibit, b : rakit, c : paranet. Berdasarkan Gambar 1 bibit sagu yang digunakan memiliki kriteria bebas dari hama dan penyakit, tempat penyimpanan cadangan makanan (banir) berwarna merah muda, berbentuk L dan Tapal kuda, dan memiliki bobot berkisar 1,2-4 kg. Rakit dibuat dari pelepah daun sagu yang sudah dibuang daunnya. Bahan lain yang disiapkan yaitu fungi-sida Mancozeb 80 % untuk mencegah bibit terserang penyakit, serta paranet yang digunakan sebagai naungan. Naungan yang diberikan kontrol (0 %), 25 %, 50 % dan 75 % yang di pasang pada tiang di sekitar rakit. 13 2. Persemaian b a c Gambar 2. Tahapan Persemaian Bibit, a : Pemangkasan Bibit, b : Perendaman Bibit dengan Larutan Fungisida, c: Penyusunan Bibit di Rakit. Berdasarkan Gambar 2 bibit ditata sedemikian rupa di dalam rakit. Bibit yang akan disemai ter-lebih dahulu dipangkas daunnya dengan ketinggian 20-30 cm dari banir. Tujuan-nya agar evaporasi dapat ditekan dan mempercepat pemunculan tunas. Perendam-an menggunakan fungisida dengan konsentrasi 2 g/l selama 5-20 menit sebelum dimasukkan ke dalam rakit. Naungan di pasang pada tiang sebelah kanan dan kiri rakit untuk setiap perlakuan. Rakit yang sudah berisi bibit di turunkan ke kanal dan diberi tali untuk diikat dengan tiang paranet agar rakit tidak terbawa arus. Penyemaian dilakukan tidak di kanal utama. 3. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi memperbaiki letak bibit yang jatuh atau berubah posisi, membenarkan posisi rakit jika berubah, serta membersihkan ranting yang tersangkut pada rakit. Pengamatan Percobaan dilakukan selama 3 bulan dengan pengamatan setiap dua minggu sekali. Pengamatan pertama dimulai 2 minggu setelah penyemaian (MSP). Peubah yang diamati yaitu : 1. Jumlah bibit hidup, dengan dihitung jumlah bibit yang hidup dari total bibit yang digunakan. 14 2. Tinggi bibit, diukur mulai dari banir sampai ujung daun teratas. 3. Jumlah daun, dihitung jumlah daun total yang sudah mekar. 4. Panjang anak daun, diukur dari pangkal daun hingga ujung daun pada daun teratas yang sudah mekar 5. Lebar anak daun, diukur pada daun yang juga digunakan untuk menghitung panjang daun. 6. Panjang akar, diukur berdasarkan panjang akar primer terpanjang yang tumbuh pada bibit. 7. Jumlah akar, diukur berdasarkan jumlah akar primer yang tumbuh. 8. Intersitas cahaya, pengukuran dilakukan di dalam dan luar naungan menggunakan Luxmeter. Data tersebut digunakan untuk menghitung presentasi naungan efektif dengan rumus: Presentase naungan = (1- ) keterangan : I = intensitas cahaya di dalam naungan % , D = intensitas cahaya di luar naungan 9. Suhu dan kelembaban udara, dilakukan dengan mengukur suhu dan kelembaban di dalam naungan dan di luar naungan. 10. Umur muncul akar nafas, dengan mengamati waktu munculnya akar nafas (Gambar 3). Gambar 3. Akar Nafas yang Muncul