EMOSCA, Game Edukasi Pertolongan Pertama Saat Serangan

advertisement
EMOSCA, Game Edukasi Pertolongan Pertama Saat
Serangan Jantung
Dikirim oleh humas3 pada 22 Juli 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 8405
Game EMOSCA mengajari
pertolongan pertama pada
serangan jantung
Kolaborasi antara mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) dengan Fakultas
Kedokteran (FK) pada Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) melahirkan inovasi yang diberi
nama EMOSCA. EMOSCA, kepanjangan dari E-Learning Management of Sudden Cardiac Arrest merupakan
kolaborasi antara dunia kedokteran dengan teknologi informasi dari lima orang mahasiswa. Kelima mahasiswa
tersebut adalah Afiqie Fadhihansah (PTIIK/2010), Billy Novanta Yudistira (PTIIK/2010), Andriawan Hendra
Susila (FK/2008), Durrotul Ikrimah (FK/2009) dan Nofi Nurina Ramadhani (FK/2009). Pengerjaan PKM-KC ini
dibawah bimbingan Ns. Tony Suharsono, S.Kep, M.Kep.
Dengan EMOSCA mereka mengenalkan pada masyarakat awam tentang cara pertolongan pertama ketika di
lingkungan sekitar ada yang mendadak tidak sadar karena serangan jantung atau tidak ada nadi. Selain untuk
masyarakat awam, aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan.
Disampaikan Billy, jantung merupakan inti kehidupan. "Ketika terjadi serangan dan tidak segera ditangani dalam
lima menit maka akan terjadi kematian otak," kata dia. Dari data yang berhasil dihimpunnya, pasien terkena
serangan jantung umumnya langsung meninggal diantaranya karena ambulance yang terlambat datang. Selain itu,
alat emergency sangat susah diakses. Di rumah sakit pun, menurutnya hanya ada di ruangan tertentu seperti Unit
Gawat Darurat (UGD) dan Intensive Care Unit (ICU). Di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, beberapa
peralatan yang tersedia untuk serangan jantung seperti BLS (Basic Life Support) dan ACLF (Advanced Cardiac
Life Support).
EMOSCA diaplikasikan menggunakan game android. Dari studi literature yang mereka lakukan, diketahui bahwa
platform android paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Open source ini, kata mereka juga mudah
dikembangkan untuk umum. Pembuatan aplikasi game EMOSCA ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan
meliputi pembuatan desain animasi dan pemrograman. Tim ini menggunakan software flash yang menurutnya
compatible pada banyak device seperti iOS dan desktop. Meskipun begitu, pihaknya masih berkonsentrasi pada
mobile android diantaranya karena handphone android yang murah. "Game memang lebih enak di mobile," tandas
Billy.
Dengan menggunakan sistem poin, level game didasarkan pada kerumitan si penolong. Untuk menjadi penolong
manusia bumi terlebih dulu mengikuti kursus di planet jantung. Pertolongan yang dilakukan EMOSCA, menurut
Andriawan didasarkan pada guideline dari American Heart Association (AHA). Ketika ada korban serangan
jantung yang terjatuh, penolong akan memeriksa kesadaran dengan menepuk bahu kemudian mengecek denyut
nadi. Ketika masih ada respon maka segera menghubungi Emergency Medical Services (EMS). Sementara
menunggu EMS, penolong bisa mengkoreksi tempat sekitar. Pada tempat yang datar, kemudian penolong bisa
memberikan kompresi dada sebanyak 5 siklus. Tiap siklusnya terdiri atas 30 kompresi dan 2 ventilasi.
Poin tertinggi akan diberikan saat tidak ada kesalahan pada pertolongan dengan waktu tercepat sekitar 4 menit. Hal
ini, menurut Andriawan akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pertolongan pertama pada serangan
jantung. Di Singapura, ia menambahkan Pembantu Rumah Tangga telah diajarkan melakukan kompresi pada
pemberian pertolongan jenis ini. [denok]
Artikel terkait
UB Gelar Monev Internal Bagi 126 Tim PKM
Transportasi Pariwisata Ramah Lingkungan
Mahasiswa UB Selamatkan Tradisi Lisan Jawa Timur
Bio Fischa, Pakan Ikan Ekonomis
FPIK UB Berangkatkan 152 Peserta KKN 2015
Download