BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riau merupakan Provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Pulau Sumatra merupakan Pulau di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Pulau Sumatra berada pada zona wilayah tumbukan antara lempeng IndoAustralia dan lempeng Eurasia. Pulau Sumatra di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudra Hindia. Disepanjang Pulau Sumatra terdapat Pegunungan Bukit Barisan. Bukit Barisan adalah jajaran pengunungan yang membentang sepanjang 1.650 km dari ujung Utara (Nanggroe Aceh Darusalam) sampai ujung Selatan (Lampung) Pulau Sumatra. Proses pembentukan pegunungan ini berlangsung antara 40 juta tahun yang lalu akibat aktivitas tektonik dari lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia (Barber, dkk, 2005 dalam Anonim, 2011). Pegunungan Bukit Barisan ini melewati hampir semua Provinsi di Pulau Sumatra, mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu hingga Lampung dan sebagian kecil Provinsi Riau. Sebagian kecil dari Provinsi Riau yang tersentuh oleh zona Bukit Barisan yaitu bagian perbatasan Riau-Jambi dan Riau-Sumatra Barat, yaitu pada Kabupaten Kuantan Singingi. Berdasarkan peta kerentanan gerak tanah Pulau Sumatra (Gambar 1.1) yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tahun 2012, daerah yang termasuk kedalam zona rawan gerakan tanah tinggi pada Pulau Sumatra ditandai dengan citra berwarna merah, menengah dengan citra berwarna kuning dan citra berwarna hijau untuk daerah dengan gerakan tanah rendah. Daerah dengan kerentanan gerakan tanah tinggi merupakan daerah yang dilintasi deretan Bukit Barisan. Selebihnya yang ditandai dengan citra berwarna biru muda merupakan daerah dengan potensi kerentanan gerakan tanah sangat rendah. Wilayah Provinsi Riau termasuk kedalam zona kerentanan gerakan tanah rendah dan sangat rendah. 1 2 Gambar 1.1 Peta Kerentanan Gerakan Tanah Pulau Sumatra (Anonim, 2012) Pada tahun 2009 Badan Geologi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peta prakiraan terjadinya bencana gerakan tanah di Provinsi Riau (Gambar 1.2). Sebagian besar wilayah Provinsi Riau merupakan wilayah dengan potensi gerakan tanah rendah, beberapa wilayah dengan potensi gerakan tanah sedang dan satu wilayah dengan potensi terjadi gerakan tanah tinggi yaitu Provinsi Riau bagian selatan, tepatnya di Kabupaten Kuantan Singingi. Peta zona kerentanan gerakan tanah Provinsi Riau dan Kepualaun Riau yang dikeluarkan oleh Badan Geologi tahun 2012 juga memberikan peringatan yang sama, dimana wilayah Kuantan Singingi memiliki potensi terjadinya gerakan tanah. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian gerakan tanah untuk mengetahui wilayah mana saja yang paling berpotensi terjadi 3 bencana gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi serta menentukan bidang gelincir dari zona rawan gerakan tanah tersebut. Gambar 1.2 Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Riau (Kusuma, 2009) Pada tahun 2014, Dinas Pertambangan Provinsi Riau melakukan survei lapangan untuk memetakan daerah rawan gerakan tanah Kabupaten Kuantan Singingi. Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa Kuantan Singingi bagian barat hingga selatan termasuk kedalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi (Gambar 1.3). Wilayah dengan level tinggi terjadi bencana gerakan tanah ini ditandai dengan citra berwarna merah, yang meliputi beberapa Kecamatan, yaitu Kecamatan Singingi Hilir, Kecamatan Singingi, Kecamatan Hulu Kuatan, Kecamatan Kuantan Mudik dan Kecamatan Pucuk Rantau. Sebaran paling intensif di Kecamatan Singingi Hilir yaitu pada jalan raya Lipat Kain-Muara Lembu yang merupakan perbukitan dengan tebing-tebing curam di salah satu sisi jalan. Kecamatan Singingi di sekitar Bukit Cokiek Muara Lembu dan Logas, serta beberapa Desa kecil di sekitar Muara Lembu. Kecamatan Kuantan Mudik yang 4 meliputi Desa-Desa Lubuk Jambi dan sebaran paling intensif pada Bukit Bertabuh dan sebagian kecil desa di Kecamatan Pucuk Rantau. Gambar 1.3 Peta Kerentanan Kerakan Tanah Kabupaten Kuantan Singingi dan Sebaran Titik Pengukuran (Hendratno, 2014) Berdasarkan peta kerentanan gerakan tanah Kabupaten Kuantan Singingi, dilakukan penelitian untuk menentukan letak bidang gelincir dari daerah yang memiliki potensi gerakan tanah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 hingga Februari 2015. Data yang didapat dari hasil pengukuran dilapangan yaitu berupa data resistivitas bawah permukaan dan nilai perlawan konus dari uji sondir. Sebaran titik pengukuran metode geolistrik dan uji sondir ditandai dengan kode GL untuk geolistrik dan PK untuk uji sondir, seperti pada gambar 1.3. 5 Berdasarkan prinsip pengukuran sifat fisika batuan dan kekuatan tanah tiap kedalaman, maka dilakukan penelitian mengenai identifikasi bidang gelincir pada zona rawan gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan metode geolistrik dan uji Sondir. Metode ini akan menghasilkan litologi bawah permukaan sehingga dengan kajian geologi dapat diidentifikasi letak bidang gelincir dan jenis gerakan tanah yang mungkin terjadi pada daerah yang termasuk kedalam zona dengan potensi terjadi gerakan tanah tinggi. Selain itu, letak Kabupaten Kuantan Singingi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Jambi memungkinkan adanya perngaruh getaran gempa bumi dari Provinsi Sumatera Barat dan Jambi terhadap zona rawan gerakan tanah di Kabupaten Kuansing, sehingga perlu diketahui seberapa besar pengaruh getaran gempa bumi terhadap daerah rentan gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mendapatkan informasi litologi Kabupaten Kuantan Singingi berdasarkan hasil interpretasi Geolistrik dan Uji Sondir? 2. Bagaimana menentukan bidang gelincir dari daerah rawan gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi berdasarkan hasil interpretasi Geolistrik dan Uji sondir? 3. Adakah pengaruh getaran gempa bumi terhadap daerah rawan gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi? 1.3 Batasan Masalah 1. Penelitian ini merupakan studi kerentanan gerakan tanah dan penentuan bidang gelincir di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole dan uji sondir. 2. Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran geolistrik multichannel menggunakan Resistivity Meter G- 6 Sound tipe GL-4100 dengan konfigurasi dipole-dipole dan data sekunder hasil uji sondir kapasitas 2,5 ton. 3. Perhitungan Peak Ground Acceleration (PGA) batuan dasar menggunakan metode Fukushima dan Tanaka untuk data kejadian gempa bumi selama 50 tahun terakhir yang diperoleh dari katalog International Seismological Center (ISC). 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan batasan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan bidang gelincir dari daerah rawan gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan metode Geolistrik dan uji sondir. 2. Mengidentifikasi jenis gerakan tanah di kabupaten Kuantan Singingi. 3. Mengetahui pengaruh getaran gempa bumi terhadap gerakan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil yang didapat dari penelitian ini berupa data kedalaman bawah permukaan dengan target kedalaman pada setiap titik pengukuran maksimal 25 m. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi litologi pada kedalaman yang dangkal yaitu ±15 m berdasarkan data geolistrik dan sondir yang nantinya akan memberikan informasi letak bidang gelincir dari masing-masing daerah yang termasuk kedalam zona rentan gerakan tanah tinggi di Kabupaten Kuantan Singingi, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyususunan dan tata ruang pengembangan wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.