PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN Dimas Prakoso Putro 6407030016 Muhammad Chandra Anta Maulana 6407030018 ABSTRAK Dalam penggunaannya motor bensin bisa menghasilkan jenis polutan gas yang berbahaya, itulah dampak dari penggunaan motor bensin. Hasil dari pembakaran kendaraan bermotor mengakibatkan pencemaran udara juga semakin meningkat. Gas CO,CO2,HC dan O2 adalah jenis gas yang sering dimonitoring oleh pendeteksi emisi gas buang, namun bentuk alat yang sudah digunakan tidak efisien karena tidak bias digunakan secara portable. Pada project work ini akan dirancang sebuah alat yang mampu memonitor langsung emisi gas buang pada motor bensin menggunakan sensor FIGARO TGS 2201 dan TGS 4161. Sensor tersebut menghasilkan output berupa tegangan analog yang akan dirubah ke bentuk digital. Oleh sebab itu sensor FIGARO dibuat sebagai dasar pembuatan alat monitoring. Output sensor yang berupa tegangan analog akan di teruskan ke rangkaian ADC untuk dirubah kedalam bentuk digital. Data kemudian akan di lanjutkan ke rangkaian mekrokontroller AT89S51 yang kemudian akan ditampilkan pada layar LCD dan juga data akan direkam oleh EMS (Embed Module System) dan dimasukkan ke dalam MMC. Dari MMC kita bisa mendapatkan data emisi gas buang pada kendaraan kita dan ditampilkan pada PC. Kata kunci : Mikrokontroller AT89s51, Sensor emisi gas, MMC ABSTRAK In their use of gasoline motors can produce kinds of pollutants harmful gases, that the impact of the use of motor gasoline. Results from the burning vehicles also cause air pollution is increasing. Gas CO, CO2, HC and O2 is the type of gas that is often monitored by detecting emissions, but forms a tool that is used is not efficient because it is not used in portable bias. In this work project will be designed an instrument capable of monitoring exhaust emissions directly at the motor gasoline use sensor Figaro TGS 2201 and TGS 4161. Sensor produces an analog output voltage to be converted into digital form. Therefore Figaro sensors are made as a basis for making monitoring tool. Sensors output analog voltage will be forwarded to the ADC circuit for conversion into digital form. The data will then proceed to the mekrokontroller AT89S51 circuit which will then be displayed on the LCD display and also the data will be recorded by EMS (Embed Module System) and included in the MMC. From the MMC we can obtain data on the emissions of our vehicle and displayed on a PC Keywords: Microcontroller AT89s51, gas emission sensor, MMC PENDAHULUAN Seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor mengakibatkan pencemaran udara juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan kondisi udara tidak sepenuhnya bersih, karena gas buang hasil dari pembakaran kendaraan mengandung racun yang berbahaya bagi lingkungan, terutama karbon monoksida (CO) dan juga hidrokarbon (HC) yang sangat berbahaya bagi lingkungan . Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2 dan O2. Dalam mendukung usaha pelestarian lingkungan hidup, negara-negara di dunia mulai menyadari bahwa gas buang kendaraan merupakan salah satu polutan atau sumber pencemaran udara terbesar, oleh karena itu gas buang kendaraan harus dibuat “sebersih” mungkin agar tidak mencemari udara. Untuk bisa mengetahui kondisi gas buang pada kendaraan bisa di tes dengan alat uji emisi untuk mengetahui tingkat emisi pada gas buang kendaraan. Namun kebanyakan alat yang ada sangatlah tidak efisien dalam penggunaan karena bentuknya yang besar dan juga dalam penggunaannya, alat uji emisi tidak bisa digunakan dalam kondisi kendaraan sedang beroperasi. Oleh sebab itu diciptakanlah sistem monitoring emisi gas buang pada motor bensin, agar dapat mengetahui tingkat penataan terhadap nilai ambang batas emisi gas buang, sedangkan melalui perawatan kendaraan bermotor dapat diupayakan untuk menurunkan emisi gas buang kendaraaan bermotor, memperpanjang usia kendaraaan dan menghemat penggunaan bahan bakar, yang pada akirnya dapat mengendalikan pencemaraan udara. 2.2 ADC (Analog To Digital Converter) ADC adalah rangkaian yang mengubah data analog menjadi data digital. Biasanya ADC diperlukan dalam aplikasi mikrokontroler karena inputan dari mikrokontroler berupa data digital dan bukan data analog oleh karena itu diper luka rangkaian ADC. Umumnya kita menggunakan chip ADC 8 bit untuk mengubah rentang sinyal analog 0-5 V menjadi level digital 0-255 V untuk ADC 8 bit, meskipun saat ini sudah banyak ADC yang mampu memproses data 12 bit. Contoh dari chip ADC 8 bit adalah ADC 0804 TEORI PENUNJANG 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller AT89S51 adalah suatu alat atau komponen pengontrol yang berukuran kecil. Untuk dapat bekerja mikrokontroler membutuhkan perangkat pendukung yang dapat berupa RAM, ROM, dan I/O.[3] Bila suatu mikroprosesor dikombinasikan dengan I/O dan memori (RAM/ROM), akan dihasilkan sebuah mikrokomputer. Kombinasi tersebut apabila dilakukan pada level chip, akan dihasilkan mikrokontroller. Untuk tempat penyimpanan program, mikrokontroller menggunakan EPROM Mikrokontroller AT89S51 memiliki EEPROM (Eraseable Electronic Programmable Read Only Memory) yaitu ROM yang dapat diprogram dan dihapus.[1] Mikrokontroller AT89S51 memiliki kelebihandan keistimewaan sebagai berikut: 1. RAM (Random Acces Memory) internal 128 byte (on chip) 2. Dua buah timer/ counter 16 bit 3. Empat buah programmable Port I/O, masingmasing terdiri dari 8 buah jalur I/O 4. Kecepatan pelaksanaan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi clock 12 MHz 5. Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi boelan (bit) 6. Lima jalur interupsi (2 jalur interupsi eksternal, 3 jalur interupsi internal) Gambar 2.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 Gambar 2.2 Bentuk fisik dan pin-pin ADC 0804 2.3 Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh orang yang baru belajar membuat program. Hal ini lebih mudah lagi setelah hadirnya Microsoft Visual Basic, yang dibangun dari ide untuk membuat bahasa yang sederhana dan mudah dalam pembuatan scriptnya (simple scripting language) untuk graphic user interface yang dikembangkan dalam sistem operasi Microsoft Windows. Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang sangat mudah dipelajari, dengan teknik pemrograman visual yang memungkinkan penggunanya untuk berkreasi lebih baik dalam menghasilkan suatu program aplikasi. Ini terlihat dari dasar pembuatan dalam visual basic adalah FORM, dimana pengguna dapat mengatur tampilan form kemudian dijalankan dalam script yang sangat mudah. Gambar 2.3 Interface antar muka Visual Basic 6.0 2.4 Personal Komputer (PC) Personal komputer atau (PC) adalah seperangkat alat yang dapat memproses data dan mengolah data. PC digunakan untuk mengolah, memproses dan mengunduh data kedalam mikrokontroler. Dalam perancangan alat kali ini kami menggunakan PC sebagai pengolah dan memproses data dari MMC kemudian di masukkan PC menggunakan Card Reader dan data akan diolah yang kemudian akan di tampilkan pada layar monitor. Namun dalam penggunaan PC, kita perlu membuat bahasa pemrograman untuk bisa menampilkan hasil monitoring sensor yang di pasang pada saluran gas buang. Yaitu menggunakan software Visual Basic 6.0. Sensor ini mempunyai nilai resistansi Rs yang akan berubah bila terkena gas dan juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang berguna untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar. Output tegangan pada hambatan RL (VOut) digunakan sebagai masukan pada mikroprosesor. Nilai resistansi RL dipilih agar konsumsi daya dari sensor (PS) dibawah batas 15 mW, nilai PS akan meningkat pada waktu nilai resistansi sensor RS sama dengan nilai resistansi. Karakteristik Rs/Ro terhadap temperature pada mesin diesel dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut ini : 2.5 Sensor Emisi Gas Penggunaan sensor pada proses monitoring pembakaran motor sangatlah jarang ditemukan, oleh karena itu dalam perancangan sistem monitoring ini kita akan menggunakan sensor H2,CO,HC (TGS 2104), sensor O2 (KE50)dan Sensor CO2 (TGS 4161) untuk mendeteksi kandungan emisi gas buang pada kendaraan. Adapun spesifikasi dari sensor emisi gas buang tersebut antara lain sebagai berikut: 2.5.1 Sensor Gas CO dan HC (TGS 2201) TGS 2201 adalah sensor untuk mendeteksi gas CO, HC. Figaro TGS 2201 adalah tranducer utama yang digunakan dalam rangkaian ini, sensor tersebut merupakan sensor kimia atau gas sensor. Secara umum sensor gas ini mempunyai kontruksi yang sama. Gambar 2.11 Karakteristik Rs/Ro terhadap temperatur pada gas Nox Karakteristik Rs/Ro terhadap temperatur pada mesin bensin dapat dilihat pada Gambar 2.11 dibawah ini : Gambar 2.8 Sensor Figaro 2201 Gambar 2.12 Karakteristik Rs/Ro terhadap temperatur pada gas CO dan H2 Gambar 2.9 Dimensi dan struktur sensor TGS 2201 2.5.2 Sensor O2 (KE50) Sensor KE50 merupakan salah satu jenis sensor untuk mendeteksi gas O2 (oksigen) yang ukuran kesensitifannya mencapai 100%. Sensor ini bekerja pada suhu 5 – 40 0C. Gambar 2.18 Sensor KE50 Ukuran sensor ini tergolong kecil,sehingga mudah dalam pengaturan tata letak sensor. Dibawah ini adalah gambar dimensi dan struktur sensor KE50 : TGS 4161 adalah elektrolit padat baru sensor CO2 yang menawarkan miniaturisasi dan konsumsi daya yang rendah. Berbagai 350 ~ 5.000 ppm karbon dioksida dapat terdeteksi oleh TGS4161, sehingga ideal untuk aplikasi pengendalian udara dalam ruangan.Elemen sensitif CO2 terdiri dari elektrolit padat yang terbentuk antara dua elektroda, bersama dengan pemanas cetak (RuO2) substrat. Dengan memantau perubahan dalam gaya gerak listrik (EMF) yang dihasilkan antara dua elektroda, itu adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi gas CO2.Atas topi sensor berisi adsorben (zeolit) untuk tujuan mengurangi pengaruh gangguan gas. TGS4161 menunjukkan hubungan linear antara ΔEMF dan konsentrasi gas CO2 pada skala logaritmik. Menampilkan sensor yang baik stabilitas jangka panjang dan menunjukkan baik daya tahan terhadap pengaruh kelembaban tinggi. Gambar di bawah ini mewakili karakteristik khas sensitivitas TGS4161. Sumbu Y ditunjukkan sebagai ΔEMF yang didefinisikan sebagai berikut : Gambar 2.19 Dimensi dan struktur Sensor KE50 Sensor CO2 (TGS 4161) Disamping ukurannya yang sangat simple, TGS 4161 juga memiliki kesensitifan terhadap CO2 yang sangat tajam, dan juga membutuhkan power/daya yang sedikit untuk mengoperasikannya. Namun harga sensor tersebut tergolong sedikit mahal. Gambar 2.13 TGS 4161 Gambar 2.14 karakteristik khas sensitivitas TGS4161 Gambar di bawah ini menunjukkan ketergantungan kelembaban khas TGS4161. Sekali lagi, sumbu Y ditunjukkan sebagai yang ΔEMF didefinisikan sebagai berikut: Gambar 2.15 karakteristik ketergantungan kelembaban khas TGS 4161 REV: 04/03 Sensor yang TGS4161 memerlukan pemanas tegangan (VH) input. Tegangan pemanas diterapkan pada pemanas terintegrasi dalam rangka mempertahankan elemen penginderaan di suhu tertentu yang optimal untuk mensensor. Gaya gerak listrik (EMF) dari sensor harus diukur dengan menggunakan impedansi tinggi (> 100 GΩ) operasional penguat dengan arus prategangan <1pA (e.g. Texas Instruments 'model # TLC271). Karena jenis elektrolit padat sensor berfungsi sebagai semacam baterai, EMF nilai itu sendiri akan melayang menggunakan dasar ini mengukur rangkaian. Namun, perubahan nilai EMF (ΔEMF) menunjukkan stabil hubungan dengan perubahan CO2 konsentrasi. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh pengukuran yang akurat CO2, mikroprosesor khusus untuk sinyal pengolahan harus digunakan dengan TGS4161. Fusi dapat memberikan khusus. Sensor evaluasi modul (AM-4) untuk TGS4161 Gambar 2.17 Bentuk dimensi TGS 4161 2.6 MMC (Multi Media Card) Adalah sarana penyimpanan data pada alat elektronik seperti kamera digital dan handphone dan format data pada MMC umumnya menggunakan FAT. Secure Digital (SD) atau MultiMedia Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan telepon seluler (ponsel). Beberapa perintah dasar untuk SD Card juga dapat digunakan untuk MMC sehingga kita dapat menggunakan SD atau MMC. Format data pada SD maupun MMC umumnya menggunakan format FAT. FAT12 digunakan untuk kapasitas 16 MB ke bawah. FAT16 digunakan untuk kapasitas 32 MB hingga 2 GB. FAT32 digunakan untuk kapasitas di atas 2 GB (SDHC). Gambar 2.16 Pengukuran dasar circuit Gambar 2..20 MMC (MultiMedia Card) Ada 2 bagian yang akan dijelaskan secara singkat pada AN ini, yaitu: 1. Protokol komunikasi SD card secara SPI 2. Format data FAT16 Perlu diketahui bahwa penjelasan berikut ini merupakan penjelasan dasar. Penjelasan ini tidak mencakup keseluruhan protokol atau format data namun dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat aplikasi berbasis SD Card dengan FAT16 secara sederhana. 2.7 EMS (Embed Module Sistem) Merupakan modul untuk mempermudah antarmuka antara SD (Secure Digital) card atau MMC (MultiMedia Card) dengan mikrokontroler yang bekerja pada tegangan +5 VDC. 2.8 Ambang Batas Uji Emisi Gas Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor adalah batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor. Tabel 2.1 Ambang batas uji emisi Jenis Batas Batas Gas Minimum Maksimum HC 0 ppm 2400 ppm CO 0,5% 4,5% CO2 12% 15% O2 0,5% 2% PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Gambar 2.21 EMS (Embed Module Sistem) 2.8 LCD (Liquid Crystal Display) Liquid Crystal Display (LCD) merupakan Sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal cair dan filter berwarna, yang mempunyai struktur molekul polar, diapit antara dua elektroda yang transparan. Bila medan listrik diberikan, molekul menyesuaikan posisinya pada medan, membentuk susunan kristalin yang mempolarisasi cahaya yang melaluinya. Gambar 2.22 Gambar Dimensi dan Struktur LCD Perencanaan sistem dilakukan dengan merencanakan diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat.pada perancangan dan pembuatan sistem dikelompokkan menjadi dua, yakni perancangan dan pembuatan perangkat keras meliputi pembuatan alat pendukung sistem seperti power suply,rangkaian mikrokontroler,rangkaian interface penampilan data pada LCD.sedangkan untuk perancangan dan pembuatan perangkat lunak(software)meliputi pembuatan software menggunakan visual basic 6.0 dan pembacaan hasil sensor menggunakan software visual basic. 3.1 BLOK DIAGRAM SISTEM KERJA ALAT Sistem akan bekerja mendeteksi adanya gas buang berupa O2,CO2,CO,HC pada mesin berbahan bakar bensin.kemudian adanya gas buang yang terdeteksi oleh sensor akan membuat perbedaan hambatan pada sensor sehingga akan mempengaruhi besaran tegangan keluaran dari sensor. Keluaran dari sensor tersebut akan diteruskan ke rangkaian op amp untuk dilakukan penguatan karena output dari sensor terlalu kecil sehingga diperlukan sebuah sistem penguatan untuk dapat membaca tegangan output sensor. Keluaran dari op amp akan diteruskan ke rangkaian mikrokontroler kemudian dikonversi menjadi data digital agar dapat terbaca di LCD kemudian baru data tersimpan ke MMC. Untuk melakukan perancangan dan pembuatan sistem detektor gas buang diperlukan beberapa bagian utama yaitu: Rangkaian mikrokontroler sebagai pemroses data LCD sebagai media penampilan Sensor gas betipe TGS2201, TGS4161 dan KE50 Power suply Rangkaian yang mendukung sistem secara keseluruhan 3.3.1 Perancangan Sensor Pada rangkaian ini sensor yang dipakai adalah TGS 2201, TGS 4161 dan KE50 yang berfungsi untuk menontrol kadar gas buang pada motor bensin. TGS 2201 adalah sensor untuk mendeteksi gas CO, HC. 3.3.2 Perancangan Mikrokontroller, EMS, MMC Secure Digital (SD) atau MultiMedia Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan telepon seluler (ponsel). Beberapa perintah dasar untuk SD Card juga dapat digunakan untuk MMC sehingga kita dapat menggunakan SD atau MMC. Format data pada SD maupun MMC umumnya menggunakan format FAT. FAT12 digunakan untuk kapasitas 16 MB ke bawah. FAT16 digunakan untuk kapasitas 32 MB hingga 2 GB. FAT32 digunakan untuk kapasitas di atas 2 GB (SDHC). 3.2 Cara Kerja Sistem Cara kerja sistem adalah apabila terdeteksi adanya gas buang berupa CO2,HC,CO dan O2 padamotor bensin maka sensor TGS 2201, TGS 4161 dan KE50 akan mendeteksi gas tersebut. Adanya gas buang yang terdeteksi tersebut membuat sensor mengalami perubahan hambatan yang berada dalam sensor ,sehingga akan mempengaruhi tegangan output dari sensor tersebut.akan tetapi tegangan keluar dari sensor masih berupa tegangan analog. Output dari sensor akan dimasukkan kedalam input rangkaian mikrokontroler untuk diubah menjadi data digital setelah itu akan diteruskan ke dalam rangkaian kontrol untuk diproses yang kemudian ditampilkan dalam LCD dan disimpan ke dalam MMC. 3.3 Perancangan Elektronika Perancangan Sensor Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller Untuk perintah RESET, INIT, READ, dan WRITE adalah sebagai berikut: Power supply Rangkaian Mikrokontroller EMS dan MMC Gambar 3.4 Timing Diagram Perintah RESET Port2.3 adalah port untuk en lcd Sebagai contoh, saat perbandingan nilai Rs/Ro = 0,2 pada elemen kedua, maka sensor tersebut dinyatakan mendeteksi EtOH 2 ppm, H2 6 ppm dan CO 30ppm. Rs/Ro adalah perbandingan antara resistansi elemen dan resistansi fix pada rangkaian pengkondisi signal yang terhubung pada masing‐masing sensor. Gambar 3.5 Timing Diagram Perintah INIT Gambar 3.6 Timing Diagram Perintah READ Gambar 4.1 Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51 Gambar 3.7 Timing Diagram Perintah WRITE PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa sangat penting bagi kehandalan sebuah alat, dari pengujian dan analisa dapat menjadikan alat menjadi lebih baik dan mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada. Serta dapat membuktikan keteapatan sebuah alat. Pengujian dan analisa alat pendeteksi dilakukan dalam beberapa bagian : 1. Analisa Mikrokontroller AT89s51 2. Pengujian sensor gas CO, HC dan O2 3. Pengujian sensor gas CO2 4. Pengujian ADC 4.1 Analisa Mikrokontroller AT89S51 Analisa mikrokontroller ini dilakukan untuk mengetahui fungsi dari port mikrokontroller AT89S51, diantara lain: Port3.0-port3.7 adalah port untuk input data adc Port2.0-port2.1 digunakan untuk transfer data ke multi plexer (4051) Port0-0-port0.7 digunakan untuk data lcd Port2.2 adalah untuk rs lcd Rangkaian pengkondisi tersebut mengubah nilai resistansi elemen menjadi tegangan analog. Agar nilai tegangan ini dapat diperoleh, maka digunakan Modul DQI MMC yang memiliki resolusi 16 bit. Modul ini mengubah tegangan analog menjadi data serial sehingga dapat dihubungkan langsung ke MMC. Untuk mendeteksi sensor‐sensor tersebut dibutuhkan 2 unit DQI di mana masing‐masing modul dapat dialamati sehingga kedua dapat terhubung pada satu jalur MMC. Data‐data tegangan diubah menjadi data serial dan dikirim ke PC. 4.2 Pengujian sensor gas CO, HC dan O2 Pengujian sensor CO dan HC dilakukan bertujuan untuk mengetahui tegangan keluaran sensor pada saat udara bersih dan pada saat udara kotor sehingga penguatan signal yang dikeluarkan oleh sensor bisa ditentukan. Untuk CO perubahan konsentrasi gas mempengaruhi nilai resistansi sensor dimana perubahan konsentasri gas akan menurunkan nilai resistansi gas yang disebut RS. Pada kondisi standar pada suhu ruang 25 derajat nilai resistansi RS = 25 KΩ. Pada output sensor pada elemen ke-2 dipasang resistor senilai 10 kΩ ke ground.Rs di pararel dengan R 10 kΩ yang disebut Ro. Pada pembacaan perubahan konsentrasi gas akan mengubah nilai RS/Ro.Contoh pada saat RS/RO=0.2 atau nilai RS = 2 kΩ maka besar nilai gas CO=30 ppm, nilai HC=2 ppm, perbandingan gas antara CO dan HC adalah 15/1, perbandingan tersebut dari rasio resistansi sensor H2 + CO = HC. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gambar 4.2 Karakteristik Rs/Ro terhadap temperatur pada gas 4.3 Pengujian sensor gas CO2 Simpangan maksimal dari sensor ini adalah 9650 ppm, range 350-10000 ppm dimana perubahan konsentrasi gas sebesar 350 ppm – 10000 ppm adalah 0-90 mv. Dimana 0v = 350ppm dan 90 mv adalah 10000 ppm. Skematik dari 10mv sampai 50mv bisa dilihat pada perhitungan dan Table 4.1 dibawah ini : 1. 10mv ,Co2 = (10000-350) x (10mv/90mv) + 350 = 1411 ppm 2. 20mv ,Co2 = (10000-350) x (20mv/90mv) + 350 = 2473 ppm 3. 30mv ,Co2 = (10000-350) x (30mv/90mv) + 350 = 3534 ppm 4. 40mv ,Co2 = (10000-350) x (40mv/90mv) + 350 = 4596 ppm 50mv ,Co2 = (10000-350) x (50mv/90mv) + 350 = 5657 ppm 4.4 Pengujian dan analisa ADC 0804 Konverter ADC 0804 adalah sebuah konverter analog ke digital 8-bit yang mudah diperantarakan (interfaced) dengan mikrokontroller AT89S51 atau jenis lain. Komponen ini menggunakan aprosikmasi berturut-turut untuk mengkonversi masukan analog dalam jangka tertentu menjadi data digital 8-bit yang ekivalen. ADC 0804 mempunyai pembangkit pulsa internal dengan sedikit tambahan komponen external membutuhkan catu tegangan sebesar +5V, dan mempunyai waktu konversi optimum sekitar 100 mikro detik. Berdasarkan hasil perencanaan, pembuatan dan hasil dari pengukuran dalam project work ini dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Alat uji emisi gas buang pada motor bensin dalam project work ini hanya dapat mendeteksi gas CO, CO2, HC dan O2 2. Dalam penggunaan alat tersebut dibutuhkan tegangan sebesar 12 volt untuk memasok daya LCD,sensor dan juga heater pada sensor. 5.2 Saran Dari hasil perencanaan dan pembuatan project work ini ada beberapa hal yang dapat disarankan untuk penyempurnaan antara lain Dalam segi peletakan sensor terhadap aliran 1. gas buang. Sehingga bisa mendeteksi gas dengan baik dan tidak merusak sensor. 2. Untuk pengembangan lebih lanjut alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi gas lain seperti NOx pada mesin diesel. DAFTAR PUSTAKA 1. Agfianto Eko Putra, “Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55” Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2005. 2. Suyono, ” Modul Kursus Mikrokontroler Dasar Di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan”, MasterNusa Surabaya, 2002. 3. Budiharto, Widodo, Elektronika Digital dan Mikroprosesor, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. 4. URL:http://id.wikipedia.org/wiki/Komputer 5. URL:http://www.digi-ware.com 6. Garden speed motorsport edisi 22 oktoer 2005 Kep.Men.Negara Lingkungan Hidup No:141 Th. 2003 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang sedang di produksi.