BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan yang dilaksanakan meliputi berbagai bidang atau sektor, salah satunya di bidang ekonomi. Hal ini terkait dengan dikeluarkannya target pertumbuhan sektor industri oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitu rata-rata sebesar 8 persen per tahun untuk periode 2005-2009. Selain itu, ditetapkan pula empat kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro (pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain), industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan, dan kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan industri manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi, kertas, dan ban) (Ulupui, 2007 : 88). Pertumbuhan industri suatu negara sangat erat kaitannya dengan keberadaan lembaga keuangan. Lembaga keuangan yang terorganisir secara baik akan memenuhi kebutuhan akan dana. Sumber dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi media pertemuan antara investor dan industri. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007, khusus untuk industri Manufacture terdapat 146 perusahaan yang terdaftar di BEI, sedangkan untuk industri Food and Beverages 1 2 terdapat 21 perusahaan yang terdaftar. Masih sedikitnya industri Food and Beverages yang mencari dana melalui pasar modal membuka kesempatan luas bagi perusahaan sejenis lainnya untuk mencari dana di BEI. Pasar modal merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam menunjang pembangunan perekonomian suatu negara dan juga merupakan salah satu jalan alternatif untuk memobilisasi dana masyarakat. Hal ini dikarenakan pasar modal memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana). Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrower, dan para lender menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Pasar modal memiliki beberapa daya tarik sebagai berikut (Husnan, 2002 : 4). 1) Pasar modal dapat menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. 2) Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham) 3) Pasar modal juga memungkinkan para pemodal memiliki berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. 4) Investasi pada sekuritas juga memiliki daya tarik pada likuiditasnya yang memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Menurut Suad Husnan (2002 : 31) keputusan para pemilik modal untuk melakukan investasi pada saham diartikan sebagai pengorbanan konsumsinya 3 pada masa kini dengan harapan akan mendapatkan konsumsi lebih banyak di masa yang akan datang. Dalam hal ini, bagi para investor yang berinvestasi pada pasar modal, maka return saham yang diharapkan adalah dividen dan capital gain. Investor perlu memiliki tolok ukur agar dapat mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain (keuntungan) apabila sahamnya dijual. Investor dapat menggunakan tingkat return sebagai tolok ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham. Karena tujuan dari para investor tersebut adalah untuk memperoleh return saham, baik itu berupa dividen atau capital gain maka bagi para investor yang berinvestasi pada pasar modal memerlukan informasi yang akurat untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan agar risiko kerugian di masa yang akan datang dapat diminimalkan. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan (Ulupui, 2007 : 89). Rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio (Agnes Sawir, 2005 : 6). Sejumlah rasio yang tak terbatas jumlahnya dapat dihitung, akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan 4 beberapa jenis rasio saja (Agnes Sawir, 2005 : 7). Rasio keuangan dikelompokkan menjadi 5 jenis (Nitiyasa, 2006 : 2) yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan untuk mencerminkan kinerja keuangan perusahaan antara lain current ratio yang mewakili rasio likuiditas, total assets turnover yang mewakili rasio aktivitas, debt to equity ratio mewakili rasio leverage, return on assets mewakili rasio profitabilitas, dan price earning ratio mewakili rasio pasar. Current ratio (CR) mewakili rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Total assets turnover (TAT) yang mewakili rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut, yang merupakan perbandingan antara total penjualan dengan jumlah total aktiva. Debt to equity ratio (DER) yang mewakili rasio leverage menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya ataupun kewajiban jangka panjang dan juga menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi. Debt to equity ratio merupakan pebandingan antara total hutang dengan total ekuitas. Return on assets (ROA) mewakili rasio profitabilitas yang menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba perusahaan, merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Price earning ratio (PER) yang mewakili rasio pasar yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar 5 saham dengan laba per lembar saham, yang menunjukkan sejumlah berapa yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah dari pendapatan perusahaan. Adanya beberapa penelitian yang melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap return saham memperoleh hasil yang berbeda-beda, maka dalam penelitian ini digunakan suatu variabel intervening yaitu variabel yang memediasi hubungan suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen, yang nantinya dapat menkasir hubungan kausalitas antar variabel (Suyana Utama, 2008 : 131.132). Variabel intervening yang digunakan yaitu economic value added (EVA). EVA merupakan keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibandingkan laba akuntansi (Nitiyasa, 2006 : 17). Bisa dikatakan EVA menunjukkan keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Asumsinya adalah jika manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham yang nantinya akan meningkatkan return saham. Penerapan konsep EVA dalam suatu perusahaan akan membuat para manajer betul-betul menghargai keinginan pemegang saham, yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tersebut. Pada Tabel 1.1 disajikan perkembangan harga saham perusahaan-perusahaan sektor industri Food and Beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. 6 Tabel 1.1 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Food and Beverages yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007 (dalam rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Nama Perusahaan PT. Ades Waters Indonesia Tbk. PT. Aqua Golden Mississipi Tbk PT. Cahaya Kalbar Tbk. PT. Davomas Abadi Tbk. PT. Delta Djakarta Tbk. PT. Fast Food Indonesia Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT. Mayora Indah Tbk. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT. Sari Husada Tbk. PT. Sekar Bumi Tbk. PT. Sekar Laut Tbk. PT. Siantar Top Tbk. PT. Sierad Produce Tbk. PT. SMART Tbk. PT. Suba Indah Tbk. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT. Tunas Baru Lampung Tbk. PT. Ultrajaya Milk Tbk. 2003 1.025 47.800 225 410 8.700 925 800 875 32.000 400 110 14.500 350 180 40 3.075 125 225 160 450 2004 2.257 48.000 300 620 14.500 1.050 800 1.200 42.500 400 105 1.900 450 180 105 3.100 100 210 230 425 Tahun 2005 1.660 63.000 600 80 36.000 1.200 910 820 50.000 400 80 3.550 400 150 90 950 140 215 200 310 2006 1.110 98.000 590 590 22.800 1.750 1.350 1.560 51.500 500 75 4.000 285 210 50 3.650 95 175 240 435 2007 730 129.500 800 930 16.000 2.450 2.575 1.750 55.000 400 51 4.000 450 75 370 67 6.000 95 750 630 650 Sumber: ICMD 2006, www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa harga saham perusahaan sektor industri Food and Beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 secara umum berfluktuasi. Pada tahun 2003 sampai dengan 2007 harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. Sedangkan harga saham terendah untuk tahun 2003 dan 2006 dimiliki oleh PT. Sierad Produce Tbk. Pada tahun 2004 harga saham terendah dimiliki oleh PT. Suba Indah Tbk. Untuk tahun 2005 harga saham terendah dimiliki oleh 2 perusahaan sekaligus, yaitu PT. Davomas Abadi Tbk dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk., dan tahun 2007 harga saham terendah kembali dimiliki oleh PT. Prasidha Aneka Niaga. 7 Rasio-rasio keuangan dan EVA akan digunakan untuk mengevaluasi sahamsaham yang dapat dijadikan sebagai alternatif dalam berinvestasi di pasar modal. Dari analisis laporan keuangan dengan analisis rasio tersebut, maka investor mempunyai pedoman dalam berinvestasi di pasar modal. Karena investor dalam berinvestasi memerlukan suatu informasi yang mendukung keputusannya dalam berinvestasi pada suatu saham yang terdaftar di pasar modal. Para investor akan memperhatikan kondisi perusahaan emiten yang secara langsung ataupun tidak nantinya akan berpengaruh terhadap harga saham dan pendapatan saham perusahaan emiten. Semakin baik kinerja perusahaan akan meningkatkan nilai dari perusahaan di mata publik sehingga permintaan terhadap saham akan meningkat pula, dan harga saham juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan harga saham akan menyebabkan peningkatan dividen dan capital gain, dengan kata lain return saham bagi investor akan meningkat pula. Sebaliknya memburuknya kinerja keuangan akan menurunkan nilai dari perusahan, sehingga akan menurunkan permintaan akan saham dan menyebabkan menurunnya harga saham perusahaan yang bersangkutan, sehingga pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya perubahan pada tingkat return yang diperoleh para investor. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap Economic Value Added? 2) Bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap return saham dengan Economic Value Added sebagai variabel intervening? 8 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh langsung rasio-rasio keuangan terhadap Economic Value Added. 2) Untuk mengetahui pengaruh langsung rasio-rasio keuangan dan Economic Value Added terhadap return saham. 3) Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung dan pengaruh total rasio-rasio keuangan terhadap return saham melalui Economic Value Added. 1.2.2 Kegunaan penelitian 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan gambaran dan meningkatkan pemahaman serta wawasan yang lebih luas tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap return saham melalui EVA. 2) Kegunaan Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan dalam pasar modal serta meberikan masukan bagi investor dan calon investor untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal. 9 1.3 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan hasil penelitian ini disusun ke dalam lima bab yang diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Merupakan bab kajian pustaka yang menguraikan landasan teori yang mendukung penelitian yaitu definisi pasar modal, peranan pasar modal, klasifikasi pasar modal, laporan keuangan, rasio keuangan, Economic Value added, return saham, dan menguraikan tentang hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang dilakukan sekarang serta merumuskan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Merupakan bab yang berisikan metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Merupakan bab yang berisikan tentang pembahasan yang menguraikan tentang sejarah singkat Bursa Efek Indonesia dan deskripsi hasil penelitian serta pembahasan permasalahan yang ada. 10 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab yang menguraikan tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian.