PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP RETURN SAHAM (CAPITAL GAIN) DAN DIVIDEN TUNAI (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Disusun oleh : Nama : Mahdi Taufik NIM : 104082002655 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M i Pengaruh Kandungan Informasi Laporan Arus Kas, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham (Capital Gain) dan Dividen Tunai (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Mahdi Taufik NIM : 104082002655 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Abdul Hamid MS NIP. 131 474 891 Afif Sulfa, SE, Ak, Msi NIP. JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M ii Hari ini Selasa Tanggal Sepuluh Februari Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif, atas nama Mahdi Taufik NIM: 104082002655 dengan judul skripsi “PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP RETURN SAHAM (CAPITAL GAIN) DAN DIVIDEN TUNAI (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 Februari 2009 Tim Penguji Ujian Komprehensif Afif Sulfa SE, Ak, MSi Ketua Rini SE, Ak, MSi Sekretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli iii Hari ini Selasa Tanggal Tiga Puluh Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi, atas nama Mahdi Taufik NIM: 104082002655 dengan judul skripsi “PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP RETURN SAHAM (CAPITAL GAIN) DAN DIVIDEN TUNAI (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 30 Juni 2009 Tim Penguji Ujian Skripsi Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ketua Afif Sulfa SE, Ak, MSi Sekretaris Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA Penguji Ahli iv Daftar riwayat hidup Personal Data Nama : Mahdi Taufik Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Maret 1985 Agama : Islam Kebangsaan : Indonesia E-mail : [email protected] Telepon : 085692758392 Alamat : Jl. Sumatera, Gg Damai Rt 002 Rw 06 No.08. Jombang Rawa Lele, Ciputat, Tangerang. 15414 Formal Education SDN Inpres Pisau Hilang (Kelas 1 s/d 3) Solok, Sumatera Barat 1995 SDN Jombang Tengah I (Kelas 4 s/d 6) Ciputat, Banten 1998 SMP Negeri 03 Ciputat Ciputat, Banten 2001 SMA Negeri 01 Ciputat Ciputat, Banten 2004 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta 2009 (Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jurusan Akuntansi) v ABSTRAK Penelitian ini menganalisis return saham yang dipengaruhi oleh Informasi Laporan Arus Kas (Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan), Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah/USD di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh 75 perusahaan (analisis return saham) dan 25 perusahaan (analisis dividen tunai) yang dapat dijadikan sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan dan secara parsial terhadap Return Saham dan Dividen Tunai. Berdasarkan pengujian tersebut, diperoleh bahwa Perubahan Arus Kas Operasi, perubahan Arus Kas Investasi, perubahan Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah/USD secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan secara parsial hanya perubahan Arus Kas Investasi, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah/USD yang berpengaruh secara signifikan. Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan secara parsial hanya Arus Kas Operasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD yang berpengaruh signifikan terhadap Dividen Tunai. Kata kunci: Arus Kas Operasi, Arus Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah/USD, Return Saham, dan Dividen Tunai. vi ABSTRACT This research concerned with analysis of stock return and cash dividend conducted in Cash Flow Statement Information (Operating Cash Flow, Investing Cash Flow, and Financing Cash Flow), Inflation, and Exchange Rate by using mutiple regression analysis method. The data in this research was took from manufacturing company listed in Indonesia Stock exchange. By using purposive sampling method, had choosen 75 companies (stock return analysis) and 25 companies(cash dividend analysis) wich can be used as sample. The goal of this research is to find out the influences of independent variable simultanly and partialy to stock return and cash dividend. The test showed that changes of Operating Cash Flow, Investingt Cash Flow, Financing Cash Flow, inflation,and exchage rate have significant influence simultanly to stock return, but partially only changes of Investing Cash Flow, Inflation, and exchage rate have significant influenc. Operating Cash Flow, Investing Cash Flow, Financing Cash Flow, Inflation, and Exchange Rate have significant influence simultantly to Cash Dividend, but only Operating Cash Flow and Exchange Rate have significant influence partially to Cash Dividend Key word : Operating Cash Flow, Investing Cash Flow, Financing Cash Flow, Inflation, Exchange Rate, Stock Return, and Cash Dividend. vii DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 2.1 Model penelitian pengaruh Arus Kas Operasi , Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Capital Gain………………………………………………………….31 2.2 Model penelitian pengaruh Arus Kas Operasi , Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dividen Tunai………………………………………………………..31 4.1 Hasil Uji Normalitas sebelum outlier…………………………………… 53 4.2 Hasil Uji Normalitas setelah outlier………………………………….54 4.3 Hasil Uji Normalitas sebelum Ln, Lag Y, dan outlier………………. 68 4.4 Hasil Uji Normalitas setelah Ln, Lag Y, dan outlier………………... 70 viii DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 2.1 Pola Komponen Arus Kas pada perusahaan berdasarkan aktivitas atau siklus perusahaan.................................................................................13 2.2 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yuliani (2004) dan Lisyanti (2005)................................................................. 30 4.1 Statistik Deskriptif............................................................................... 51 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas sebelum outlier........................................ 55 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas setelah outlier........................................... 55 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) sebelum oultier.................... 57 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) setelah outlier...................... 57 4.6 Hasil Uji Autokorelasi (Langrange Multiplier Test) sebelum outlier.....................................................................................59 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Langrange Multiplier Test) setelah outlier....................................................................................... 59 4.8 K oefisien Determinasi (Adjusted R Square)........................................ 60 4.9 U ji Signifikansi Simultan (Uji F)......................................................... 61 4.10 U ji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)......................... 62 ix 4.11 S tatistik Deskriptif............................................................................... 66 4.12 M ultikolinearitas sebelum Ln, Lag Y, dan outlier............................... 70 4.13 M ultikolinearitas setelah Ln, Lag Y, dan outlier................................. 71 4.14 H eteroskedastisitas (Uji Park) sebelum Ln, Lag Y, dan outlier......... 72 4.15 H eteroskedastisitas (Uji Park) setelah Ln, Lag Y, dan outlier............ 72 4.16 A utokorelasi (Runs Test) sebelum Ln, Lag Y, dan outlier................. 73 4.17 A utokorelasi (Runs Test) setelah Ln, Lag Y, dan outlier................... 73 4.18 K oefisien Determinasi (Adjusted R Square)....................................... 74 4.19 U ji Signifikansi Simultan (Uji F)......................................................... 75 4.20 U ji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)........................ 75 x DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman 1 Sampel Emiten Penelitian Uji Return Manufaktur………………….. 86 2 Sampel Emiten Penelitian Uji Dividen Tunai Manufaktur…………. 88 3 Perubahan Arus Kas Operasi………………………………………... 89 4 Perubahan Arus Kas Investasi………………………………………. 91 5 Perubahan Arus Kas Pembiyaan……………………………………. 93 6 Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, dan Dividen Tunai……………………………………………………….. 95 7 Inflasi…………………………………………………………………97 8 Nilai Tukar Rupiah/USD……………………………………………. 97 9 Uji Return Saham (Capital Gain) Manufaktur sebelum outlier…….. 98 10 Uji Return Saham (Capital Gain) Manufaktur setelah outlier……...100 11 Uji Dividen Tunai Manufaktur sebelum Ln, Lag Y, dan outlier…... 103 12 Uji Dividen Tunai Manufaktur setelah Ln, Lag Y, dan outlier……. 105 xi DAFTAR ISI Daftar Riwayat Hidup.......................................................................................... v Abstrak…………………………………………………………………………. vi Abstract………………………………………………………………………….vii Daftar Gambar…………………………………………………………………viii Daftar Tabel……………………………………………………………………...ix Daftar Lampiran………………………………………………………………...xi Daftar Isi……………………………………………………………………….. xii Kata Pengantar………………………………………………………………...xiv Bab. I. Pendahuluan…………………………………………………………...1 A. Latar Belakang Penelitian…………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah Penelitian………………………………………. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………. 7 Bab. II. Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 10 A. Laporan Arus Kas………………………………………………… 10 B. Inflasi………………………………………………………………13 C. Nilai Tukar Rupiah (kurs)………………………………………... 18 D. Return Saham 1. Capital Gain/loss……………………………………………... 20 2. Dividen Tunai………………………………………………… 22 E. Penelitian sebelumnya…………………………………………… 28 F. Kerangka Pemikiran……………………………………………... 31 G. Perumusan Hipotesis…………………………………………….. 32 Bab. III. Metodologi Penelitian………………………………………………. 34 A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………34 B. Metode Penentuan Sampel...............................................................34 xii C. Metode Pengumpulan Data………………………………………..35 D. Metode Analisis Data...................................................................... 36 E. Definisi Operasional Variabel......................................................... 44 Bab. IV Penemuan dan Pembahasan............................................................... 48 A. Sekilas Gambaran Umum................................................................ 48 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia...................................................... 48 B. Penemuan dan Pembahasan............................................................. 51 1. Return Saham...............................................................................51 a) S tatistik Deskriptif................................................................. 51 b) U ji Normalitas........................................................................ 52 c) U ji Asumsi Klasik.................................................................. 54 d) U ji Hipotesis........................................................................... 60 e) A nalisis Regresi Berganda..................................................... 64 2. Dividen Tunai..............................................................................66 a) Statistik Deskriptif.................................................................66 b) Uji Normalitas........................................................................68 c) Uji Asumsi Klasik..................................................................70 d) Uji Hipotesis..........................................................................74 e) Analisis Regresi Berganda.....................................................77 Bab. V Kesimpulan dan Implikasi..................................................................80 A. K esimpulan...................................................................................... 80 B. I mplikasi...........................................................................................82 xiii Daftar Pustaka.....................................................................................................83 Lampiran..............................................................................................................86 xiv KATA PENGANTAR ا ا ا Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat kepada kita semua, Amiin. Sholawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan pengikutnya. Alhamdulillahi Robbil’alamin dengan pertolongan dan ridho Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kandungan Informasi Laporan Arus Kas, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Capital Gain) dan Dividen Tunai. (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna namun inilah hasil kerja maksimal yang dapat penulis berikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, juga pada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama menjalankan kuliah hingga selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada: 1. Kedua Orang Tua Penulis tercinta atas doa yang tak pernah henti dan motivasi untuk selalu menjadi lebih baik. . 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku dosen Pembimbing I dan juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, Msi selaku dosen Pembimbing II dan juga Ketua Jurusan Akuntansi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta dorongan di dalam penyusunan skripsi ini. xv 4. Seluruh Karyawan dan Civitas Akademika FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam proses administrasi kelancaran penyusunan skripsi penulis. 5. KekasihQ Maia Safitri di Padang, walaupun qta terpisah jarak namun kamu selalu mendukung dan berdoa dengan sepenuh hati untuk keberhasilan penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak yaaa. I Love U so much ☺... 6. Teman-teman seperjuangan penulis, Nursawal Indrayana, Juniadhi Fajar, Arif Fahruri, Ahmad Sanusi, Ahmad Annajihi, serta teman kelas B angkatan 2004 baik yang telah lulus maupun yang belum lulus yang telah memberikan semangat dan dukungannya. Thanks… Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran maupun kritik yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan rahmatNya kepada kita semua. Amin ya Robbal ’Alamiin… Jakarta, Juni 2009 Mahdi Taufik xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pasar modal serta banyaknya perusahaan go-public mendorong para investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan investasinya di beberapa perusahaan yang telah go-public tersebut. Dalam melakukan investasi para investor menginginkan investasinya dapat memberikan return yang tinggi serta rasa aman atas investasi tersebut. Pada dasarnya return yang akan diharapkan oleh investor atas investasinya berupa return saham dari selisih harga saham yang disebut dengan capital gain dan return yang berupa penerimaan dividen tunai dari perusahaan atas laba yang telah dihasilkan perusahaan. Terminologi dividen mengacu pada distribusi kas dari laba, laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan dividen dan penahan laba ditahan perusahaan. Bagi pemegang saham, pemberian dividen oleh perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Di lain pihak bagi manajemen perusahaan, pemberian dividen dimaksudkan untuk menunjukkan bukti bahwa perusahaan bersungguh-sungguh untuk mensejahterakan para pemegang saham mereka. Perusahaan cenderung meningkatkan dividen jika ada peningkatan cash flow yang tinggi di masa depan dan menurunkan dividen apabila manajemen yakin tidak ada cash flow yang mendukung pembayaran dividen tersebut. xvii Dalam setiap return yang tinggi atas suatu investasi mengandung resiko yang tinggi pula (high risk-high retrun). Untuk meminimalisasi resiko yang terkandung atas setiap investasi maka para investor biasanya akan menganalisa informasi-informasi baik informasi yang berasal dari dalam perusahaan (kinerja keuangan) maupun dari luar perusahaan (kondisi ekonomi makro). Menurut Hirt and Block (2003:123) pada saat menilai suaru sekuritas modal, selain menganalisa kinerja perusahaan secara individual, seorang investor juga harus menganalisa faktor ekonomi yang terjadi pada suatu negara, struktur industri yang akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan dan tingkat return yang akan diterima oleh investor atas saham yang dimilikinya di perusahaan. Kondisi ekonomi yang harus dicermati oleh investor antara lain, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, Gross Domestic Bruto (GDP), dan lain-lain. Setelah menganalisa kondisi ekonomi makro investor selanjutnya bisa menganalisa kinerja keuangan perusahaan secara individual yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Laporan keuangan merupakan saran pengkomunikasian informasi keuangan utama untuk pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Para investor biasanya lebih sering menggunakan arus kas dibandingkan accounting earnings dalam menilai suatu investasi. Walaupun laba bersih (accounting earnings) menyajikan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan dengan mengaji pendapatan dan xviii beban, memberikan dasar untuk prediksi kinerja masa depan, serta membantu menilai resiko atas ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan, namun kas merupakan darah kehidupan perusahaan tanpa kas, perusahaan tidak akan bertahan. Bagi investor kas merupakan pertimbangan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup dalam pembayaran deviden. Sebagai tambahan, kita pun menyadari bisa saja perusahaan bangkrut meskipun perusahaan dalam keadaan untung (laba). Menurut Kieso (2007:1211) Perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi bisa jadi sangat substansial, misalnya perusahaan W.T. Grant Company melaporkan laba bersih yang tinggi selama empat tahun berturut-turut tetapi kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasinya negatif. Akhirnya delapan belas bulan kemudian W.T. Grant menyatakan petisi kebangkrutan. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan return rill yang diterima oleh pemegang saham akan menurun, tentunnya hal ini tidak disukai oleh pemegang saham atas investasinya. Perusahaan yang tidak mampu mengantisipasi pengaruh inflasi akan menderita penurunan profitabilitas, karena biaya produksi perusaahaan akan melambung yang menyebabkan harga dari produk atau jasa akan naik. Kenaikan harga tentunya akan menyebabkan penurunan dalam penjualan karena banyak konsumen atau masyarakat yang tidak mampu membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Penurunan profitabilitas perusahaan akan berimbas pada penurunan dividen tunai yang akan dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham mereka. Keadaan ini lambat laun akan membuat pemegang saham jera untuk xix mempertahankan kepemilikannya di perusahaan, sebagai dampak selanjutnya harga saham perusahaan akan mengalami penurunan. Indikator ekonomi yang tidak kalah pentingnya untuk dicermati oleh investor adalah nilai tukar rupiah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika akan menyebabkan hutang perusahaan dari pihak eksternal dalam mata uang dollar Amerika akan mengalami pembengkakan. Perusahaan membutuhkan lebih banyak kas dalam bentuk rupiah untuk ditukarkan dalam mata uang dollar pada saat ingin membayar kewajibannya. Kerugian yang dakibatkan oleh selisih kurs akan menurunkan laba bersih perusahaan, keadaan ini tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan penurunan laba akan menyebabkan penurunan citra perusahaan di pasar modal, sedangkan bagi investor penurunan laba akan menyebabkan dividen tunai yang akan mereka terima akan mengalami penurunan juga. Investor mungkin akan enggan untuk lama-lama mempertahankan kepemilikannya di perusahaan dan menjual saham yang ia miliki. Investor akan mengalihkan dananya ke dalam bentuk deposito dalam mata uang dollar Amerika karena lebih menguntungkan bagi investor. Aksi jual saham oleh investor dalam skala besar akan menyebabkan penurunan nilai saham perusahaan. Penelitian yang menguji hubungan antara total arus kas dan komponen arus kas (aktivitas, investasi, dan pembiayaan) dengan return saham telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan berbagai hasil. Pradhono (2004) dalam penelitiannya berusaha untuk menguji pengaruh Economic xx Value Added (EVA), Residual Income, Accounting Earnings, dan arus kas aktivitas operasi terhadap return saham. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang paling signifikan dalam menentukan return saham. Berbeda dengan tolok ukur accounting earning, arus kas operasi merupakan representasi hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani oleh beban yang bersifat tunai yang benar-benar telah dikeluarkan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006) yang menguji pengaruh komponen arus kas (aktivitas, investasi, dan pendanaan), laba kotor, dan size perusahaan (total aktiva) terhadap expected return. Pada penelitian Ninna Daniati dan Suhairi (2006) membuktikan bahwa secara parsial arus kas investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return. Secara bersama-sama arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor, dan size perusahaan memiliki pengaruh signifikan. Namun pada saat dilakukan pengujian hipotesis secara parsial arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap expected return saham.dengan nilai signifikansi lebih dari 0.05. Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian, di antaranya, (1) Yuliani (2004) menguji hubungan antara Laporan Arus Kas terhadap Deviden Tunai dan Unexpected Return Saham. Pada penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara arus kas operasi dan total kas terhadap deviden tunai. (2) Lisyanti (2005) menguji hubungan antara kurs, inflasi, volume perdagangan terhadap return saham (capital gain). xxi Berdasarkan peneltian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara kurs, inflasi, volume perdagangan dengan nilai adjusted R2 = 0,524 dan dengan nilai signifikansi 0.000 terhadap return saham (capital gain). Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang ber judul Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Capital Gain) dan Dividen Tunai. Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Rumusan masalah penelitian Masalah yang ingin diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Investasi terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Pendanaan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat Inflasi terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). xxii 6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai tukar rupiah secara simultan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi terhadap Return Saham (Dividen tunai). 8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Investasi terhadap Return Saham (Dividen tunai). 9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Pendanaan terhadap Return Saham (Dividen tunai). 10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat Inflasi terhadap Return Saham (Dividen tunai). 11. apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap Return Saham (Dividen tunai). 12. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Tingkat Inflasi secara simultan terhadap Return Saham (Dividen tunai). C. Tujuan dan manfaat penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka pada penelitian ini yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh antara Arus Kas Operasi terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 2. Menguji pengaruh antara Arus Kas Investasi terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). xxiii 3. Menguji pengaruh antara Arus Kas Pendanaan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 4. Menguji pengaruh antara Tingkat Inflasi terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 5. Menguji pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 6. Menguji pengaruh antara Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss). 7. Menguji pengaruh antara Arus Kas Operasi terhadap Return Saham (Dividen Tunai). 8. Menguji pengaruh antara Arus Kas Investasi terhadap Return Saham (Dividen Tunai). 9. Menguji pengaruh antara Arus Kas Pendanaan terhadap Return Saham (Dividen Tunai). 10. Menguji pengaruh antara Tingkat Inflasi terhadap Return Saham (Dividen Tunai). 11. Menguji pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Dividen Tunai). 12. Menguji pengaruh antara Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Dividen Tunai). xxiv Penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yang antara lain sebagai berikut : 1. Penulis Akan menjadi pemahaman yang lebih kongkret tentang bagaimana kandungan/komponen arus kas yang terdapat dalam laporan arus kas dapat digunakan sebagai pertimbangan investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Serta bagaimana indikator makroekonomi (inflasi dan nilai tukar rupiah) mempengaruhi kinerja perusahaan. 2. Perusahaan Akan menjadi pertimbangan praktis perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar mampu bersaing dan mempertahankan para shareholder mereka untuk tetap mau mempertahankan kepemilikan mereka di perusahaan. 3. Investor Diharapkan penelitian ini juga bisa menjadi informasi dan bahan pertimbangan yang bisa membantu investor untuk memperoleh petunjuk yang tepat pada saat akan melakukan suatu investasi di perusahaan. xxv BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Arus Kas 1. Tujuan Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:257) dengan membaca laporan arus kas maka pembaca akan memperoleh informasi mengenai hal sebagai berikut: a. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengendalikan inflow dan outflow kas pada masa lalu. b. Kemungkinan inflow, outflow, dan kas bersih, termasuk kemampuan perusahaan membayar dividen pada masa datang. c. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas pada masa yang akan datang. d. Alasan perbedaan antara laba bersih dan nilai kas operasi perusahaan pada periode tertentu. e. Pengaruh investasi kas dan non kas terhadap posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. 2. Isi dan format laporan arus kas Penerimaan kas dan pembayaran kas selama satu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan. xxvi Klasifikasi ini didefinisikan sebagai berikut : a. Aktivitas operasi, meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih. b. Aktivitas investasi, meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan properti, pabrik, dan peralatan. c. Aktivitas pembiayaan, melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi (a) perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas investasinya, dan (b) peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya. 3. Kegunaan laporan arus kas “Kebahagian adalah suatu arus kas yang positif” jelas tepat. Walaupun laba bersih menyediakan ukuran jangka panjang menyangkut keberhasilan perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan (Kieso, 2002:241). Menurut John J. Wild (2003:548) kreditor menggunakan Laporan Arus Kas untuk mengevaluasi kemapuan perusahaan memperoleh kas sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman ke pada perusahaan. Selain kreditor, investor juga menggunakan Laporan Arus Kas untuk menilai seberapa besar kas masuk dan kas keluar perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham. Sebuah survey atas 2.359 stockholder di Amerika Serikat membuktikan bahwa investor menggunakan Laporan Arus Kas sebagai xxvii sumber informasi keuangan yang sangat membantu dalam keputusan investasi mereka di perusahaan. Survey tersebut juga membuktikan bahwa investor lebih cenderung menggunakan Laporan Arus Kas sebagai bahan pertimbangan dibandingkan dengan Laporan Laba-Rugi (Jeannie M. Folk,2002). Amilin dan Darwanto (2006) Perusahaan yang mengumumkan laporan arus kas secara relevan dan dapat dipercaya akan direspon oleh investor dan analisis sebagai signal baik (good news) karena mereka yakin bahwa laporan arus kas mencerminkan fleksibiltas dan likuiditas perusahaan, dengan demikian akan memicu fluktuasi volume perdagangan saham. Menurut Kieso (2007:1212) dengan membaca Laporan Arus Kas investor akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: a. Mengapa nilai kas perusahaan mengalami penurunan sedangkan perusahaan melaporkan laba bersih pada periode berjalan? b. Berapa banyak kas yang dikeluarkan oleh perusahan atas perolehan properti, peralatan, dan aktiva tetap lainnya tahun lalu? c. Apakah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan mengalami penigkatan? d. Berapa banyak kas yang dipinjam perusahaan dari kreditor tahun lalu? e. Berapa banyak kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli kembali saham perusahaan yang dipegang oleh shareholder? xxviii Menurut Frank Fabozzi (2003:802) berdasarkan aktivitas perusahaan, ternyata terdapat pola dari komponen arus kas yang terbentuk , pola-pola tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. 2.1 Pola Komponen Arus Kas pada perusahaan berdasarkan aktivitas atau siklus perusahaan. cash flow fast growth external And internal fast growth internal mature CFO + + + - - + CFI - - - + - + CFF + - + or - + - - temporary financial downturn financial downsizing distress Sumber: Fabozzi, Frank J. “Financial Management and Analysis”, New Jersey, John Wiley&Sons, inc.,Hoboken. 2003. Dengan mengetahui pola komponen arus kas pada berbagai perusahaan berdasarkan kondisi atau aktivitas perusahaan diharapkan akan membantu investor (pemegang saham) untuk memilih investasi yang menguntungkan bagi mereka. B. Inflasi 1. Pengertian Inflasi Menurut Roger LeRoy Miller (2008:168) Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku umum dalam sesuatu perekonomian dan berlangsung secara terus-menerus. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode xxix ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain (Sadono, 2000). Menurut Bradley R. Schiller (2003:130) Inflasi adalah kenaikan ratarata tingkat harga, bukan kenaikan harga pada barang atau jasa spesifik tertentu. Jika yang mengalami kenaikan harga hanya pada satu atau dua barang atau jasa tertentu, maka itu tidak bisa dikatakan Inflasi. 2. Tingkat inflasi Berdasarkan tingkat inflasi yang terjadi di suatu negara dan periode tertentu, maka inflasi dapat digolongkan sebagai berikut: a. Inflasi ringan Inflasi yang terjadi kurang dari 10% / tahun. b. Inflasi sedang Inflasi yang terjadi antara 10-30% / tahun. c. Inflasi berat Inflasi yang terjadi antara 30-100% / tahun. d. Hiper inflasi Inflasi yang terjadi pada level di atas 100%, bahkan hingga beberapa ribu persen / tahun. 3. Penyebab inflasi Pada umumnya faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya inflasi ada dua, yaitu: a. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation), inflasi tarikan permintaan terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan xxx cepat melayani permintaan masyarakat di pasar. Masalah kekurangan barang akan terjadi dan ini akan mendorong kepada kenaikan hargaharga. b. Inflasi desakan biaya (cost-push inflation), Inflasi desakan biaya terjadi diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi. Pertambahan biaya produksi akan nmendorong perusahaan untuk menaikkan harga, walaupun mereka harus menerima resiko akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang-barang yang diproduksinya. 4. Cara mengukur tingkat Inflasi Indeks Harga Konsumen merupakan alat ukur inflasi yang paling populer (Bramantyo Djohanputro, 2008:146). Pengukuran tingkat inflasi dengan Indeks Harga Konsumen dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus di bawah ini: IHKt – IHKt-1 Inflasi = IHKt-1 Menurut Bramantyo Djohanputro (2008:148) dalam menentukan nilai Indeks Harga Konsumen Biro Pusat Statistik (BPS) mensurvey harga 744 komoditas di 45 kota se-Indonesia yang dirangkum menjadi tujuh (7) kategori sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. Bahan makanan. Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Sandang. Kesehatan. Pendidikan, rekreasi, dan olah raga. Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. xxxi 5. Dampak buruk inflasi Inflasi dapat menimbulkan beberapa dampak buruk bagi perekonomian suatu negara, di antara lain dalah sebagai berikut: a. Inflasi menggalakan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif. b. Tingkat bunga akan meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga terhadap pinjamanpinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat suku bunga yang akan mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi gairah investor untuk mengembangkan sectorsektor yang produktif. c. Inflasi menimbulkan ketidakpastian akan keadaan ekonomi pada masa depan. Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi akan sulit untuk diramalkan dengan baik. Keadaan ini juga akan membuat pengusaha enggan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi. d. Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah daripada barang yang dihasilkan di dalam xxxii negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat sedangkan ekspor bertambah lambat. Keadaan ini menyebabkan aliran modal keluar akan lebih banyak daripada yang masuk ke dalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran, dan defisit terhadap neraca pembayaran yang serius kungkin akan terjadi. e. Memperburuk distribusi pendapatan. Dalam masa inflasi nilai hartaharta tetap seperti rumah, tanah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang adakalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya penduduk yang tidak mempunyai harta dan memilioki pendapatan yang rendah maka pendapatan riilnya akan merosot sebagai akibat dari inflasi. f. Pendapatan riil merosot. Sebagian tenaga kerja di setiap negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian kenaikan inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran rakyat menurun. g. Nilai riil tabungan merosot. Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposito dan tabungan pada institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan mengalami kemorosotan akibat terjadinya inflasi. Hal ini juga akan terjadi pada pemegang-pemegang uang tunai. xxxiii Apabila inflasi tidak dikendalikan maka prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk. Inflasi cenderung akan cepat meningkat apabila tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut akan cenderung menurunkan investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. Inflasi yang berkepenjangan dan tak terkendali bisa mengakibatkan kinerja perusahaan menurun. Biaya produksi akan meningkat sedangkan daya beli masyarakat akan produk yang dijual perusahaan rendah, hal tersebut tentunya akan mengurangi tingkat penjualan akan produk atau jasa yang ditawarkan. Profitabilitas perusahaan yang menurun akan menyebabkan menurunnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan kepada shareholder mereka, keadaan ini jika berlangsung lama akan membuat pemegang saham enggan untuk mempertahankan sahamnya di perusahaan dan pada akhirnya harga saham akan ikut menurun. C. Nilai tukar rupiah (kurs) 1. Pengertian nilai tukar Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. (Schiller, 2003:437). 2. Jenis-jenis sistem nilai tukar yang utama Terdapat tiga jenis sistem nilai tukar utama yang ada, antara lain sebagai berikut: a. Sistem nilai tukar standar emas. xxxiv b. Sistem nilai tukar mengambang “murni” (pure floating exchange rate). Nilai tukar mata uang mengikuti sepenuhnya permintaan dan penawaran mata uang asing di pasar valuta asing hingga terjadi keseimbangan pasar. c. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate). Pada sistem ini beberapa mata uang dibiarkan berfluktuasi secara bebas mengikuti permintaan dan penawaran di pasar valuta asing hingga tercapai keseimbangan pasar, beberapa mata uang lainnya ditentukan oleh kombinasi campur tangan pemerintah dan pasar, dan beberapa mata uang lainnya dipatok pada level tertentu. Suryana (2008:8) dampak perubahan nilai tukar rupiah akan mempengaruhi ekspor peruasahaan dan juga biaya barang impor dan input produksi. Kondisi emiten dan perusahaan publik Indonesia relatih dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah baik dari sisi pendapatan maupun biaya, dan banyak emiten yang tergantung dengan ekspor dan impor. Karena nilai tukar rupiah mempengaruhi pendapatan dan biaya perusahaan, maka hal ini akan terkait dengan laba perusahaan yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap besarnya dividen yang akan dialokasikan dan harga saham perusahaan. D. Return Saham Pada dasarnya, return saham yang akan didapat oleh investor pada invesatsi yang ditanamkannya pada perusahaan melalui instrument saham terdiri dari dua, yaitu Capital Gain dan Deviden Tunai. Menurut (Ross 2002) dalam Pradhono (2004) saham suatu perusahaan bisa dinilai dari xxxv pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (capital gain/loss). 1. Capital Gain/Loss Capital Gain/Loss didapat dari perhitungan selisih harga saham pada periode t dengan harga saham pada periode t-1. Apabila harga saham sekarang lebih tinggi daripada harga saham pada saat pembelian maka pemilik saham akan memperoleh capital gain, namun sebaliknya jika harga saham sekarang lebih kecil daripada harga saham pada saat pembelian maka pemilik saham akan mengalami kerugian (capital loss). Perhitungan return saham (capital gain/loss) dapat dirumuskan dalam persamaan di bawah ini : R t = Pt − Pt −1 Pt −1 Keterangan Rt = Return saham pada periode t Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Terdapat beberapa faktor pemicu terjadinya fluktuasi harga saham, di antaranya dijelaskan sebagai berikut: a. Kondisi fundamental perusahaan. Berkaitan dengan kinerja perusahaan, kinerja perusahaan akan menjadi tolok ukur seberapa xxxvi besar resiko yang akan diterima investor atas investasinya di perusahaan. b. Hukum permintaan dan penawaran. Seperti halnya dengan produk barang dan jasa, permintaan dan penawaran akan suatu saham akan mempengaruhi harga saham itu sendiri. Jika permintaan akan suatu saham tinggi maka akan memicu kenaikan pada harga saham, kenaikan harga saham akan semakin tinggi jika penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan sedikit. Namun perlu diingat, keadaan keadaan ini tidak akan berlangsung terus karena pada suatu titik harga saham akan terlalu mahal dan tentunya lambat laun permintaan akan saham mengalami penurunan. c. Tingkat suku bunga Bank Central. Pemerintah akan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga guna mengontrol peredaran uang di masyarakat atau dalam arti luas mengontrol perekonomian nasional. Bunga yang tinggi tentunya akan berdampak pada alokasi dana investor. Invesatsi dalam bentuk deposito atau tabungan jelis mengandung resiko yang lebih kecil dibandingka dengan investasi dalam bentuk saham. Akibatnya investor akan menjual sahamnya dan menempatkan dan tersebut ke bank dalam bentuk tabunga atau deposito. Penjualan secara serentak akan menyebabkan harga saham melemah. d. Valuta asing. Pada saat nilai mata uang dolar Amerika meningkat, investor akan cenderung berbondong-bondong menjual sahamnya dan xxxvii mengalihkan dana tersebut ke Bank dalam nilai mata uang dollar Amerika. e. Dana asing di bursa. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing, maka sedikit banyak harga saham akan dipenagaruhi oelh sikap investor asing tersebut. Aksi jual atau beli saham dalam skala besar akan mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham. f. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham. Saat ini terdapat lima macam indeks harga saham, yaitu : 1) Saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 2) Indeks sektoral, indeks harga saham berdasakan karakteristik industri perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3) Indeks LQ45, merupakan 45 saham terpilih setalah melewati seleksi. 4) Indeks Jakarta Islamic Index, 30 saham yang masuk ke dalam kriteria syariah dan termasuk saham yang liquid. 5) Indeks individual, yaitu indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. 2. Dividen a. Pengertian Menurut Frank Fabozzi (2003:546) Dividen adalah distributi sebagian harta kekayaan perusahaan kepada pemiliknya, sebanding dengan jumlah lembar saham yang dipegangnya. Biasanya dividen xxxviii dibayarkan dalam bentuk kas/tunai. Selain dalam kas, dividen juga bias dibayarkan dalam bentuk property perusahaan, dan saham. b. Jenis-jenis dividen Terdapat berbagai jenis dividen yang dibayarkan kepada para pemilik saham, di antara lain: 1) Cash Dividend, dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham berupa kas. Kas dividen merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling umum dilakukan oleh perusahaan. 2) Property Dividends, dividen yang dibayarkan dalam bentuk kekayaan selain kas, misal : barang dagangan, real estate, dan investasi. Biasanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. 3) Script Dividends, dividen yang dibayarkan dalam bentuk skrip (wesel), dalam arti dividen tidak dibagikan dalam waktu sekarang tetapi masa yang akan datang. Dividen ini dilakukan jika perusahaan memliki laba ditahan yang cukup namun kekurangan kas. Penerima scipt dividend dapat menahan dividen ini hingga jatuh tempo dan menerima pembayaran dividennya dalam bentuk tunai atau juga bisa menjualnya untuk memperoleh kas dengan segera. 4) Stock Dividends, dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham. xxxix 5) Liquidating Dividends, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dengan tujuan mengembalikan sebagian penyertaan modalnya. c. Mekanisme pembayaran dividen Dewan direksi memutuskan apakah membayar dividen atau tidak. Jika dewan direksi memutuskan untuk membagikan dividen, maka langkah selanjutnya adalah menentukan beberapa hal berikut: 1) Jumlah dividen yang akan dibagikan. 2) Siapa saja yang akan memperoleh dividen. 3) Kapan waktu pembagian dividen. d. Tanggal penting berkaitan dengan dividen. Ada beberapa tanggal penting yang harus diketahui oleh pemegang saham berkaitan dengan dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan emiten, yaitu antara lain: 1) Tanggal pengumuman (declaration date), tanggal dimana dewan direksi memutuskan untuk membayarkan dividen untuk para shareholder perusahaan. Biasanya dilakukan beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran. Pada saat pengumuman dividen akan langsung mengkredit utang dividen dan mendebit saldo laba ditahan. 2) Tanggal pencatatan (record date), dewan direksi mencatat para shareholder yang berhak menerima dividen. Pada tanggal ini xl perusahaan tidak ada pencatatan jurnal. Biasanya 2-3 minggu setelah tanggal pengumuman. 3) Tanggal pembayaran (payment date), tanggal dimana perusahaan membayar dividen ke para shareholder yang telah tercatat berhak untuk menerima dividen. e. Kebijakan dividen Keputusan mengenai kebijakan dividen semata-mata terletak pada pimpinan perusahaan (dewan direksi) dan bukannya pada pemegang saham. Meskipun persetujuan pembayaran dividen pada akhirnya terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), namun kekuatannya telah banyak dikurangi sehingga pimpinanlah yang akhirnya menentukan kebijaksanaan dividen dan pemegang saham hanya bisa mempengaruhinya dengan cara mengganti pimpinan perusahaan Selain dipengaruhi oleh pimpinan perusahaan, kebijaksanaan dividen juga dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, yaitu antara lain: 1) Undang-undang, dibeberapa negara ada peraturan yang mengatur berapa besar laba ditahan yang harus dimiliki oleh perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembayaran dividen. 2) Perjanjian perusahaan dengan pihak eksternal, terkadang perusahaan melakukan pinjaman terhadap pihak eksternal yang xli mengharuskan perusahaan untuk membuat perjanjian terlebih dahulu yang mana dalam perjanjian tersebut diatur mengenai berapa besar jumlah dividen yang bisa dibayarkan ke pemegang saham. Ini dilakukan kreditor semata-mata untuk kepetingan mereka untuk memastikan kemampuan perusahaan nantinya dalam melakukan pembayaran utang perusahaan atas dana yang mereka pinjamkan ke perusahaan. 3) Perpajakan, apabila dalam suatu negara ditentukan struktur pajak yang berbeda untuk laba ditahan dan laba yang dibagikan ke pemegang saham, maka hal ini tentu sangat mempengaruhi keputusan yang akan dibuat oleh pimpinan perusahaan mengenai dividen yang akan dibayarkan. Menurut Hirt and Block (2003:148) kebijakan dividen juga bisa dipengaruhi oleh siklup hidup perusahaan, yaitu antara lain: 1) Tahap development. Perusahaan biasanya lebih memilih untuk tidak membayar dividen karena semua laba yang diperoleh perusahaan akan sepenuhnya digunakan untuk investasi dan ekspansi perusahaan. 2) Tahap growth. Perusahaan telah menjadi lebih profitable. Perusahaan biasanya akan memberikan dividen kepada para pemegang saham walau dalam jumlah yang tidak terlalu tinggi. Dividen yang akan diberikan dalam bentuk stock dividen dan dividen kas. xlii 3) Tahap expansion. Perusahaan sudah mencapai suatu titik dimana perkembangan akan investasi, ekspansi, dan tingkat pertumbuhan mulai menurun. Perusahaan sudah memiliki dana yang cukup untuk membayarkan dividen kas dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan pada perusahaan pada tahap growth. Dividend payout ratio sudah menigkat dari 5%-10% menjadi 25%-30%. 4) Tahap maturity. Pada posisi ini, perusahaan memiliki aset yang besar, alternatif keuangan untuk pendanaan perusahaan tersedia baik secara domestik maupun internasional, dan arus kas dari operasi biasanya sudah mencapai lebih dari cukup. Pada level ini dividend payout ratio berkisar antara 45%-50%. 5) Tahap decline. Perusahaan mengalami penurunan dalam kinerja, penjualan menurun, inovasi sudah mencapai titik stagnasi. Perusahaan yang tidak mampu bertahan dan mencoba melakukan inovasi akan terus terpuruk. Dividend payout ratio perusahaan pada tahap ini seringkali mencapai angka 100%. Perusahaan tidak ingin para shareholdernya tahu dan resah akan keadaan perusahaan yang bermasalah. Namun lambat laun langkah tersebut justru memperparah keadaan perusahaan dan bukan hal yang tidak mungkin perusahaan akan mengalami kebangkrutan. f. Dividen tunai Pada penelitian ini dividen yang menjadi variabel dependen adalah dividen tunai/kas. Dividen tunai dibayarkan langsung ke pemegang xliii saham sesuai dengan porsi saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dividen tunai dibayarkan ke semua saham perusahaan yang beredar di masyarakat. Menurut Desmond Wira (2009:25) di antara capital gain dan dividen tunai, seorang investor biasanya lebih menyukai return yang dihasilkan dari aktivitas jual-beli saham (capital gain) dibandingkan penerimaan dividen, namun jika seorang investor juga menginginkan penerimaan dividen yang memuaskan atas kepemilikan sahamnya, sebaiknya investor memilih perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai sasaran investasinya karena perusahaan ini terkenal paling rajin membagikan dividen kepada para shareholder mereka. E. Penelitian sebelumnya Ninna Daniati dan Suhairi (2006) yang menguji pengaruh komponen arus kas (operasi, investasi, dan pendanaan), laba kotor, dan size perusahaan) terhadap expected return. Pada penelitian tersebut membuktikan bahwa secara simultan arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor, dan size perusahaan memiliki pengaruh signifikan. Pada saat pengujian secara parsial arus kas investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return. Muhammad Arief Yusuf (2008) menguji pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Produk Nasional Bruto, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah mempunyai pengaruh yang xliv signifikan terhadap Return Saham dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,000 dan 0,005. Atikah, Ahmad Rodoni dan Rahmawati (2004), menguji pengaruh informasi komponen Arus Kas terhadap Harga dan Return Saham. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa secara simultan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sacara parsial Arus Kas Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Evi Irmawati (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh Laba bersih, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan terhadap pembagian dividen tunai. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa secara simultan Laba bersih, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tunai kepada pemegang saham. Secara parsial hanya Arus Kas Investasi yang berpengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tunai. Yuliani (2004) menguji hubungan antara Laporan Arus Kas terhadap Deviden Tunai dan Unexpected Return Saham. Pada penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara arus kas operasi dan total kas terhadap deviden tunai. Lisyanti (2005) menguji hubungan antara kurs, inflasi, volume perdagangan terhadap return saham (capital gain). Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat xlv antara kurs, inflasi, volume perdagangan dengan nilai R = 0,724 dan dengan nilai signifikansi 0.000 terhadap return saham (capital gain). Novi Isniawati (2007), meneliti hubungan antara Inflasi, Kurs, SBI, terhadap IHSG. Berdasarkan hasil uji F, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Inflasi, Kurs, SBI, terhadap IHSG, namun secara parsial, hanya kurs dan SBI yang memiliki hubungan signifikan terhadap IHSG. Kenaikan atau penurunan harga saham akan menimbulkan kenaikan atau penurunan return saham (capital gain), karena capital gain didapat dari perhitungan harga saham peride sekarang dibandingan dengan harga saham pada periode sebelumnya. Tabel.2.2 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yuliani (2004) dan Lisyanti (2005) Yuliani Variabel dependen yang diuji Variabel independen Periode pengujian 1. Deviden tunai 2. Unexpected return 1. Arus kas operasi 2. Arus kas investasi 3. Arus kas pembiayaan Tahun 2000-2002 Lisyanti Return saham (capital gain) Penulis 1. capital gain 2. deviden tunai 1. Nilai tukar rupiah 1. Arus Kas Operasi 2. Inflasi 2. Arus Kas Investasi 3. Arus Kas Pendanaan 4. Inflasi 5. Nilai tukar rupiah Tahun 2005-2008 3. Volume perdagangan Tahun 2001-2003 xlvi F. Kerangka Penelitian Pada gambar di bawah ini adalah kerangka penelitian yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Capital Gain dan Dividen Tunai. Gambar. 2.1 Model penelitian pengaruh Arus Kas Operasi , Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Capital Gain. Arus Kas Operasi Arus Kas Investasi Arus Kas Pembiayaan Return Saham (Capital Gain) Inflasi Nilai Tukar Rupiah Sumber: Diolah dari berbagai sumber Gambar. 2.2 Model penelitian pengaruh Arus Kas Operasi , Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dividen Tunai. Arus Kas Operasi Arus Kas Investasi Arus Kas Pembiayaan Return Saham (Dividen Tunai) Inflasi Nilai Tukar Rupiah Sumber: Diolah dari berbagai sumber xlvii G. Perumusan Hipotesis Berdasarkan pemikiran di atas, maka hipotesis yang akan dajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha1: Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss) Ha2: Arus Kas Investasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss) Ha3: Arus Kas Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss) Ha4: Tingkat Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss) Ha5: Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss) Ha6: Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Capital Gain/Loss) Ha7: Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Dividen Tunai) Ha8: Arus Kas Investasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Dividen Tunai) Ha9: Arus Kas Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Dividen Tunai) Ha10: Tingkat Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Dividen Tunai) xlviii Ha11: Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Dividen Tunai) Ha12: Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Dividen Tunai) xlix BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam daftar perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2008. Penulis memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap setiap kejadian baik intern maupun ekstern perusahaan. Setelah data diperoleh maka akan diteliti pengaruh lima variabel independen yang terdiri dari arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pembiayaan, tingkat inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap dua variabel dependen yaitu return saham berupa capital gain dan dividen tunai. B. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang tergolong ke dalam perusahaan manufaktur. Dari populasi tersebut selanjutnya diambil beberapa sampel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode purposive sampling dalam mengambil sampel yang akan diteliti. Kriteria yang ditetapkan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang tercatat dalam daftar perusahaan manufaktur di BEI berturut-turut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. l 2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember. 3. Data laporan keuangan khususnya laporan arus kas tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. 4. Perusahaan membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 (untuk pengujian Dividen Tunai manufaktur). 5. Perusahaan memiliki data harga saham yang lengkap. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder yang didapat dari berbagai sumber terpercaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Laporan keuangan yang telah diaudit perusahaan perusahaan manufaktur berupa Laporan Arus Kas yang didapat dari database BEI atau website BEI. 2. Daftar tingkat inflasi perbulan yang diperoleh dari website BI. 3. Daftar nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika perbulan yang diperoleh dari website BI. li Selain data yang telah disebut di atas, penulis juga menggunakan data kepustakaan yang berkaitan dengan judul skripsi untuk mendukung penelitian antara lain jurnal-jurnal, buku-buku, dan artikel-artikel baik yang berasal dari media cetak maupun website. D. Metode Analisis Data 1. Statistik deskriptif (Ghozali,2005) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. 2. Uji Normalitas Ghozali (2005:110) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Menurut (Ghozali,2005:110) Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan cara: a. Melihat grafik histogram, yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Cara ini mempunyai kelemahan khususnya untuk data yang jumlah sampelnya kecil. b. Melihat normal probability plot yang menggambarkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas. 3. Uji Asumsi Klasik lii Ghozali (2005:82) mengatakan: “Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary least square) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier yang bias yang terbaik (Best linear Unbias Estimator/BLUE)". Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi yang dengan asumsi klasik. a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang kuat antar variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang tidak memiliki korelasi linier/hubungan yang kuat antara variabel bebasnya. Jika dalam model regresi terdapat gejala multikolinearitas, maka model regresi tersebut tidak dapat menaksir secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti. Pengujian gejala multikolinearitas dengan cara mengkorelasikan variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dengan menggunakan program SPSS for Windows. Untuk medeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. liii 2) Melihat nilai (1) tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF<0,10 atau VIF>10 maka model regresi terjadi multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala Heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilakukan dengan cara melihat gambar scatterplot atau dengan melakukan pengujian secara statistik (uji park, uji glejser). Pada penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan pengujian statistik agar didapatkan hasil yang lebih akurat dan mendetail yaitu dengan Uji Park. Menurut Ghozali (2005:107) penggunaan uji statistik akan dapat lebih menjamin keakuratan hasil. Selain itu, dengan menggunakan uji statistik kita akan dapat melihat variabel mana yang terkena gejala heteroskedastisitas yang mana hal ini tidak dapat dilakukan jika menggunakan analisis grafik plots. liv Uji Park dilakukan dengan meregresikan nilai residual yang telah dikuadratkan dan ditranformasi kedalam bentuk logaritma natural sebagai variabel dependen terhadap variabel independen. Persamaan Uji Park adalah sebagai berikut: LnU2i = a + β1 x1 + β 2 x2 + β3 x3 + β4 x4 + β5 x5 + e Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat gejala heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika korelasi muncul terjadi korelasi, maka aka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang terbebas dari masalah autokorelasi. Pada penelitian ini, pengujian untuk mendeteksi apakah di dalam model regresi terdapat gejala autokorelasi dilakukan dengan uji Runs Test dan Langrange Multiplier Test (untuk data observasi lebih dari 100). lv Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan (dilihat angka F dan signifikannya), menjadi tidak layak untuk dipakai Uji F (uji secara simultan). 4. Uji hipotesis Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan oleh bilangan F (F-test), sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi masing-masing variabel terikat ditunjukkan oleh besarnya bilangan t (ttest). a. Uji koefisien determinasi (adjusted R2) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai R2 atau adjusted R2. penulis memilih untuk melihat nilai adjusted R2 sebagai acuan untk melihat seberapa jauh variasi variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Menurut (Ghozali,2005:83) banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik.. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel ditambahkan kedalam model. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) lvi Uji signifikansi simultan F pada dasranya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ha diterima pada tingkat derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih pada derajat kepercayaan 5% dan nilai t lebih besar dari 2 secara absolut, maka Ha bisa diterima yang menyatakan bahwa lvii variabel independen secara parsial berpengarug secara signifikan terhadap variabel dependen. 2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka Ha diterima. 5. Analisis Regresi Berganda Karena variabel bebas yang diteliti lebih dari satu maka penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda untuk membentuk hubungan antar variabel terikat dan variabel bebas. Regresi linier berganda ini menggunakan tingkat keyakinan (Signifikansi) sebesar α = 5%. Dalam penelitian ini akan dibuat dua persamaan Regresi Linier berganda untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen dengan dua variabel dependen yaitu 1) Return saham (capital gain), dan 2) Return saham (dividen tunai). Y1 = a + β1 x1 + β 2 x2 + β3 x3 + β4 x4 + β5 x5 + e Y2 = a + β1 x1 + β 2 x 2 + β3 x3 + β4 x4 + β5 x5 + e Di mana : a = konstanta β 1…β 5 = koefisien regresi untuk x1… x5 x1 = Arus Kas Operasi x2 = Arus Kas Investasi x3 = Arus Kas Pembiayaan x4 = Tingkat Inflasi lviii x5 = Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Y1 = Return saham (capital gain) Y2 = Return saham (dividen tunai) E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Pada penilitian terdapat lima variabel independen yang akan diuji terhadap dua variabel dependen. Variabel indepeden yang digunakan antara lain, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah. Variabel dpenden yang digunakan adalah Return Saham berupa Capital Gain dan Dividen Tunai. 1. Variabel independen a. Arus Kas Operasi Arus Kas Operasi merupakan jumlah kas yang tersedia atas aktivitas operasi perusahaan. Meliputi meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih. Variabel ini diukur dengan nilai arus kas yang disediakan oleh aktivitas operasi perusahaan yang diambil dari data Laporan Arus Kas perusahaan. b. Arus Kas Investasi Arus Kas Investasi merupakan jumlah kas yang tersedia atas aktivitas investasi perusahaan. Meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik hutang mapun ekuitas) serta properti, pabrik, dan peralatan. Variabel ini diukur lix dengan melihat nilai arus kas yang disediakan oleh aktivitas investasi perusahaan yang diambil dari data Laporan Arus Kas perusahaan. c. Arus Kas Pembiayaan Arus Kas Pembiayaan merupakan jumlah kas yang tersedia atas aktivitas pembiayaan perusahaan. Meliputi (a) perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas investasinya, dan (b) peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya. Variabel ini diukur dengan melihat nilai arus kas yang tersedia atas aktivitas pembiayaan yang diambil dari data Laporan Arus Kas perusahaan. d. Tingkat Inflasi Menurut (Sadono Sukirno,2000) Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku umum dalam sesuatu perekonomian dan berlangsung secara terus-menerus. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen yang dirumuskan sebagai berikut : IHKt – IHKt-1 Inflasi = IHKt-1 lx e. Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Stiap negara memiliki sebuah mata uang yang menunjukkan harga barang-barang dan jasa (Krugman, 1992). Variabel ini diukur dengan melihat kurs tengah rupiah terhadap US$ yang diambil dari database website Bank Indonesia kemudian membandingkannya dengan kurs tengah rupiah pada periodet-1 (sebelumnya). Rumus untuk melihat fluktuasi nilai tukar rupiah adalah sebagai berikut: Kurs Tengaht-1 – Kurs Tengaht Nilai Tukar Rupiaht = Kurs Tengaht-1 2. Variabel dependen a. Capital Gain Merupakan tingkat keuntungan yang diterima oleh pemegang saham atas selisih harga sekarang dengan harga pada saat pembelian saham. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : R t = Pt − Pt −1 Pt −1 lxi Keterangan : Rt = Returns saham pada peride t Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 (sebelumnya) b. Dividen tunai (cash dividend) Menurut Frank Fabozzi (2003:546) Dividen adalah distribusi sebagian harta kekayaan perusahaan kepada pemiliknya, sebanding dengan jumlah lembar saham yang dipegangnya. Biasanya dividen dibayarkan dalam bentuk kas/tunai. Selain dalam kas, dividen juga bias dibayarkan dalam bentuk properti perusahaan, dan saham. Variabel ini diukur dengan cara melihat nilai dividen kas yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham mereka yang diambil dari data Laporan Keuangan Perusahaan yang telah diaudit. lxii BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Sejarah pasar modal di Indonesia sebenarnya telah mulai sejak Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor Effectenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman Belanda, pendirian bursa efek (Stock Exchange) di Batavia adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang diperjualbelikan merupakan saham dan obligasi yang ditebitkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, serta efekefek Belanda lainnya. Dengan perkembangan Bursa Efek di Batavia, pada tanggal 11 Januari 1925 di buka Bursa Efek Surabaya, kemudian disusul dengan pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Aktivitas di pasar modal sempat terhenti pada saat terjadi perang dunia kedua, namun sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba mengaktifkan kembali pasar modal sebagaimana sarana pembiayaan kegiatan ekonomi. Pada awalnya, pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui pemberian fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yang terkait lxiii termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian dihapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya ditunda pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi, seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, dan paket Desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang terpenting adalah dinaikkannya pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud berdampak sangat positif terhadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari alternatif lain dalam menginvestasikan uangnya. Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangannya pada tahun 1990. Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta (PT BEJ), swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM). Pada 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta memasuki lxiv babak baru dengan meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham tanpa harus melalui lantai bursa, dimana transaksi dapat dilakukan oleh WPPE dikantornya masing-masing. Sistem baru tersebut sangat efektif dan lebih menjamin kegiatan pasar yang transparan. Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efesiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Bursa Efek Jakarta merupakan Perusahaan Terbatas (PT) yang dimiliki oleh berbagai securities company. Setelah sekuritas terjual di Pasar Perdana, sekuritas tersebut didaftarkan di bursa efek, agar nantinya dapat diperjualbelikan di Bursa. Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa biasanya memerlukan waktu sekitar 4-6 minggu dari saat IPO (Initial Public Offering). Pada waktu sekuritas tersebut diperdagangkan di Bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di Pasar Sekunder. Pada 1 Desember 2007, penggabungan Bursa Efek Surabaya ke dalam Bursa Efek Jakarta menjadi entitas bursa baru, yakni Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi beroperasi lxv B. Penemuan dan Pembahasan 1. Return Saham a. Statistik Deskriptif Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, maka didapatkan sampel sebanyak 75 emiten. Penelitian ini menggunakan pooling-data dalam pengumpulan data pada saat pengujian, sehingga didapatkan total sebanyak 300 pengamatan. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH RETURN Valid N (listwise) 300 300 300 300 300 300 300 Minimum -51,8621 -445,7852 -320,2121 ,0640 -,1625 -,9426 Maximum 192,2572 455,1296 608,1531 ,1333 ,0824 9,0909 Mean 1,338615 -2,247707 1,407760 ,099025 -,023500 ,237123 Std. Deviation 15,0468870 41,5655956 46,4397171 ,0247604 ,0954433 ,9961762 Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan table dapat dilihat nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviation sebagai berikut: 1) Minimum, untuk Perubahan AKO sebesar –51,8621 yang diperoleh dari PT Nippres Tbk pada tahun 2007, Perubahan AKI sebesar – 445,7852 dari PT Barito Pacific Tbk pada tahun 2007, Perubahan AKP sebesar -320,2121 dari PT Siantar Top Tbk pada tahun 2006, Inflasi terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 6.40%, Nilai Tukar Rupiah sebesar -16,25% pada tahun 2008, dan lxvi Return Saham sebesar -94,25% dari PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk pada tahun 2008. 2) Maksimum, untuk Perubahan AKO sebesar 192,2572 yang diperoleh dari PT Cahaya Kalbar Tbk pada tahun 2006, Perubahan AKI sebesar 455,1296 dari PT Multi Prima Sejahtera Tbk pada tahun 2007, Perubahan AKP sebesar 608,1531 dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2007, Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 13,33%, Nilai Tukar Rupiah sebesar 8,24% pada tahun 2006, dan Return Saham sebesar 900,09% dari PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk pada tahun 2007. 3) Mean, untuk Perubahan AKO sebesar 1,3386, perubahan AKI sebesar –2,2477, Perubahan AKP sebesar 1,4078, Inflasi sebesar 9.90%, Nilai Tukar Rupiah sebesar -2,35%, dan Return Saham sebesar 23,71%. 4) Standard Deviation, untuk Perubahan AKO sebesar 15,05, Perubahan AKI sebesar 41,57, Perubahan AKP sebesar 46,44, Inflasi sebesar 0,024 Nilai Tukar Rupiah sebesar 0,095%, dan Return Saham sebesar 0,9962. b. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005:110) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. lxvii Ada beberapa cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Berdasarkan analis grafik kita bisa melihat apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan melihat penyebaran titik-titik pada garis diagonal maka dikatakan data tersebut memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data tersebut tidak mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik kurang menyebar disekitar garis diagonal dan kurang mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa data ini tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengatasi permasalahan Normalitas maka dilakukan outlier terhadap pengamatan yang memiliki nilai residual yang tidak terdistrsibusi normal sehingga total pengamatan kini menjadi 232. lxviii Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) Dari gambar 4.2 dapat dilihat kini titik-titik telah mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal. c. Uji Asumsi Klasik 1) Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005:91). Untuk mendeteksi apakah terdapat gejala multikolinearitas pada model regresi dapat dilakukan dengan cara melihat nilai (1) tolerance (2) variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi dikatakan terkena gejala multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10. lxix Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas sebelum Outlier a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.138 .230 PERUBAHAN AKO -.003 .004 -.041 PERUBAHAN AKI -.003 .001 -.125 PERUBAHAN AKP .000 .001 .009 INFLASI -8.306 2.236 -.206 NILAI TUKAR RUPIAH3.461 .571 .332 t 4.939 -.758 -2.293 .160 -3.715 6.061 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .449 .973 1.028 .023 .978 1.022 .873 .962 1.040 .000 .934 1.071 .000 .964 1.037 a. Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah (Output SPSS. 13) Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai tolerance berada di atas 0.05 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak terdapat gejala Multikolinearitas. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas setelah Outlier a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t 1 (Constant) .427 .076 5.589 PERUBAHAN AKO -4.4E-005 .001 -.002 -.043 PERUBAHAN AKI -.007 .001 -.486 -11.553 PERUBAHAN AKP .001 .000 .062 1.460 INFLASI -4.125 .735 -.244 -5.611 NILAI TUKAR RUPIAH 2.320 .181 .547 12.834 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .966 .977 1.023 .000 .977 1.024 .146 .968 1.033 .000 .915 1.093 .000 .952 1.050 a. Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki angka tolerance diatas angka 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel regresi ini. lxx 2) Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi apakah terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilakukan dengan uji statistik yaitu Uji Park. Menurut Ghozali (2005:107) penggunaan uji statistik akan dapat lebih menjamin keakuratan hasil. Selain itu, dengan menggunakan uji statistik kita akan dapat melihat variabel mana yang terkena gejala heteroskedastisitas yang mana hal ini tidak dapat dilakukan jika menggunakan analisis grafik plots. Uji Park dilakukan dengan meregresikan nilai residual yang telah dikuadratkan dan ditranformasi kedalam bentuk logaritma natural sebagai variabel dependen terhadap variabel independen. Persamaan Uji Park adalah sebagai berikut: LnU2i = a + β1 x1 + β 2 x2 + β3 x3 + β4 x4 + β5 x5 + e Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat gejala heteroskedastisitas. lxxi Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) Sebelum Outlier a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -.776 .482 PERUBAHAN AKO -.015 .008 -.113 PERUBAHAN AKI -.001 .003 -.023 PERUBAHAN AKP -.006 .002 -.132 INFLASI -14.614 4.679 -.179 NILAI TUKAR RUPIAH 5.216 1.195 .246 t -1.611 -2.007 -.407 -2.347 -3.123 4.366 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .108 .046 .973 1.028 .684 .978 1.022 .020 .962 1.040 .002 .934 1.071 .000 .964 1.037 a. Dependent Variable: LnU2i Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) Hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independent Perubahan AKO, Perubahan AKP, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah signifikan secara statistik, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi terdapat heteroskedastisitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) setelah Outlier a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.865 .671 PERUBAHAN AKO -.010 .009 -.075 PERUBAHAN AKI .000 .005 .002 PERUBAHAN AKP -.001 .003 -.017 INFLASI .268 6.460 .003 NILAI TUKAR RUPIAH-1.415 1.589 -.060 t -5.762 -1.117 .030 -.256 .041 -.890 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .265 .977 1.023 .976 .977 1.024 .798 .968 1.033 .967 .915 1.093 .374 .952 1.050 a. Dependent Variable: LnU2i Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) Berdasarkan tabel 4.5, output SPSS menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk semua variabel independen tidak ada yang signifikan secara statistik. Oleh karena itu, model regresi tidak terdapat masalah Heteroskedastisitas. lxxii 3) Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual t-1 (sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka dikatakan dalam model regresi terdapat problem autokorelasi. Dalam penelitian ini pengujian Autokorelasi dilakukan dengan Uji Langrange Multiplier Test. Menurut Ghozali (2005:98) Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier dilakukan untuk sample di atas 100 observasi. Total observasi yang terdapat dalam penelitian ini untuk pengujian terhadap variable independent tehadap variable dependen Return (y1) berjumlah 300 (>100). Untuk melakukan pengujian Langrange Multiplier sebelumnya kita membuat persamaan sebagai berikut: Res_1 = a + b1PerubahanAKO + b2PerubahanAKI + b3PerubahanAKP + b4Inflasi + b5Nilai Tukar Rupiah + b6Res_2 Model Regresi dikatakan terdapat problem autokorelasi jika terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel Res_2 terhadap Res_1. lxxiii Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi (Langrange Multiplier Test) Sebelum Outlier Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) -.003 .231 PERUBAHAN AKO .000 .004 PERUBAHAN AKI 8.94E-007 .001 PERUBAHAN AKP 1.65E-005 .001 INFLASI .044 2.242 NILAI TUKAR RUPIAH -.003 .572 Res_2 .039 .059 Standardized Coefficients Beta -.004 .000 .001 .001 .000 .039 t -.012 -.073 .001 .014 .020 -.006 .660 Sig. .991 .942 .999 .989 .984 .995 .510 Collinearity Statistics Tolerance VIF .965 .978 .962 .934 .964 .992 1.036 1.022 1.040 1.071 1.037 1.008 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Res_2 terhadap variabel Res_1, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Langrange Multiplier Test) Setelah Outlier Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -.050 .088 PERUBAHAN AKO .000 .003 PERUBAHAN AKI .000 .001 PERUBAHAN AKP 3.30E-005 .000 INFLASI .430 .837 NILAI TUKAR RUPIAH -.290 .208 Res_2 .048 .076 Standardized Coefficients Beta -.012 -.019 .007 .041 -.109 .048 t -.566 -.162 -.254 .092 .513 -1.392 .634 Sig. .572 .872 .800 .926 .609 .166 .527 Collinearity Statistics Tolerance VIF .985 .968 .963 .896 .926 .982 1.016 1.033 1.038 1.116 1.080 1.018 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan table 4.7, terlihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Res_2 terhadap variabel Res_1, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi. lxxiv d. Uji Hipotesis 1) Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk menggambarkan seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi kita bisa menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel independen. Koefisien determinasi atau adjusted R2 dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.8 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summaryb Model 1 R R Square .781a .610 Adjusted R Square .601 Std. Error of the Estimate .2567379 DurbinWatson 1.950 a. Predictors: (Constant), NILAI TUKAR RUPIAH, PERUBAHAN AKP, PERUBAHAN AKO, PERUBAHAN AKI, INFLASI b. Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Pada tabel 4.8 terlihat angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.601 atau 60.1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD dapat menjelaskan variabel dependen (return saham) sebesar 60.1% dan lxxv sisanya sebesar 39.9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. 2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengaruh secara simultan variabel independen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return saham dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 23.282 14.897 38.179 df 5 226 231 Mean Square 4.656 .066 F 70.645 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), NILAI TUKAR RUPIAH, PERUBAHAN AKP, PERUBAHAN AKO, PERUBAHAN AKI, INFLASI b. Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan table 4.9 dapat disimpulkan bahwa secara simultan variable Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap variabel Return Saham dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. 3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengaruh secara individual variable independent Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan lxxvi Nilai Tukar Rupiah terhadap Return saham dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) .427 .076 PERUBAHAN AKO -4.4E-005 .001 PERUBAHAN AKI -.007 .001 PERUBAHAN AKP .001 .000 INFLASI -4.125 .735 NILAI TUKAR RUPIAH 2.320 .181 Standardized Coefficients Beta -.002 -.486 .062 -.244 .547 t 5.589 -.043 -11.553 1.460 -5.611 12.834 Sig. .000 .966 .000 .146 .000 .000 Collinearity Statistics Tolerance VIF .977 .977 .968 .915 .952 1.023 1.024 1.033 1.093 1.050 a. Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa: a) Arus Kas Operasi (AKO) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa secara parsial AKO memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,966 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -0,043 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.97 sampai +1.97), sehingga dapat disimpulkan AKO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. b) Arus Kas Investasi (AKI) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa secara parsial AKI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar -11,553 berada di luar daerah lxxvii kritis (di luar nilai ttabel -1.97 sampai +1.97), sehingga dapat disimpulkan AKI berpengaruh secara signifikan negatif terhadap return saham. c) Arus Kas Pembiayaan (AKP) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa secara parsial AKP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,146 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar 1,460 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.97 sampai +1.97), sehingga dapat disimpulkan AKP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. d) Inflasi Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa secara parsial Inflasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar -5,611, berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.97 sampai +1.97), sehingga dapat disimpulkan Inflasi berpengaruh secara signifikan negatif terhadap return saham. e) Nilai Tukar Rupiah Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa secara parsial Nilai Tukar Rupiah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar 12,834 berada di luar daerah kritis (di luar nilai ttabel -1.97 sampai +1.97), lxxviii sehingga dapat disimpulkan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan positif terhadap return saham. e. Analisis Regresi Berganda Return = 0,427 – 0,000044PerubahanAKO – 0,007PerubahanAKI + 0,001PerubahanAKP - 4,125Inflasi + 2,320Nilai Tukar Rupiah + e Dari persamaan regresi diatas, nilai konstanta menyatakan bahwa jika variabel independen bernilai nol maka nilai Return adalah bernilai sebesar 0,427. Koefisien perubahan AKO bertanda negatif sebesar -0,000044, hal ini menunjukkan jika perubahan AKO naik 1% maka akan menimbulkan penurunan return sebesar 0,000044 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Perubahan AKO memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,966 > 0.05, ini menunjukkan bahwa secara parsial perubahan AKO tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Koefisien perubahan AKI bertanda negatif sebesar -0,007, artinya jika perubahan AKI naik sebesar 1% maka akan menimbulkan penurunan return sebesar 0,007 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Perubahan AKI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0.05, ini menunjukkan bahwa perubahan AKI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penurunan perubahan Arus Kas lxxix Investasi (peningkatan pengeluaran Investasi perusahaan) maka semakin tinggi return saham yang akan diterima investor, investor merespons positif akan peningkatan investasi perusahaan karena peningkatan investasi perusahaan berhubungan peningkatan pendapatan dan arus kas di masa yang akan datang (Miller dan Rock, 1985 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006:6) Koefisien perubahan AKP bertanda positif sebesar 0,001, artinya jika perubahan AKP naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan return sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Perubahan AKP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,146 > 0.05, ini menunjukkan bahwa secara parsial perubahan AKP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham (capital gain). Koefisien Inflasi bertanda positif sebesar -4,125, artinya jika Inflasi naik sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan return sebesar 4,125 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Inflasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0.05, ini menunjukkan bahwa Inflasi sebagai salah satu indikator ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham (capital gain), hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Inflasi akan berpengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini berhasil mendukung penelitian Yusuf (2008) yang menyatakan bahwa Inflasi mempunyai hubungan yang negatif terhadap return saham yang diterima investor. lxxx Koefisien Nilai Tukar Rupiah bertanda positif sebesar 2,320, artinya jika Nilai Tukar Rupiah naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan return saham sebesar 2,320 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Nilai Tukar Rupiah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0.05, ini menunjukkan bahwa secara parsial Nilai Tukar Rupiah/USD memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham (capital gain), hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah akan berpengaruh postif terhadap kinerja emiten yang nantinya juga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan investasinya di pasar modal (emiten). 2. Dividen Tunai a. Statistik Deskriptif Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari emiten yang terdaftar di BEI yang tergabung dalam perusahaan manufaktur yang yang selalu membayar dividen tunai selama periode 2005-2008. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapatkan sample sebanyak 25 emiten. Penelitian ini menggunakan pooling-data dalam pengumpulan data pada saat pengujian, sehingga didapatkan total sebanyak 100 pengamatan. Tabel 4.11 Descriptive Statistics lxxxi Descriptive Statistics N DIVIDEN TUNAI AKO AKI AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH Valid N (listwise) 100 100 100 100 100 100 100 Minimum 1124 -552085 -6454753 -6817284 ,0606 -,0975 Maximum 3973000 11244269 94058 6103714 ,1333 ,0824 Mean 356894,89 695419,46 -335156 -176849 ,090475 -,029350 Std. Deviation 768938,658 1595223,648 857767,917 1268136,503 ,0301944 ,0677554 Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviation sebagai berikut: 5) Minimum, untuk AKO sebesar -Rp 552.085.000.000 yang diperoleh dari PT Bentoel Internasional Investasma Tbk pada tahun 2007, AKI sebesar - Rp 6.454.753.000.000 dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2007, AKP sebesar -Rp 6.817.284.000.000 dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2007, Inflasi terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 6.06%, Nilai Tukar Rupiah sebesar -9,75% pada tahun 2004, dan Dividen Tunai sebesar Rp 1.124.000.000 dari Delta Djakarta Tbk pada tahun 2006. 6) Maksimum, untuk AKO sebesar Rp 11.244.269.000.000 yang diperoleh dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2008, AKI sebesar Rp 94.058.000.000 dari PT HM Sampoerna Tbk pada tahun 2007, AKP sebesar Rp 6.103.714.000.000 dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2008, Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 13,33%, Nilai Tukar Rupiah sebesar 8,24% lxxxii pada tahun 2006, dan Dividen Tunai sebesar Rp 3.973.000.000.000 dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2008. 7) Mean, untuk AKO sebesar Rp 6.954.419.460.000, AKI sebesar Rp 335.156.000.000, AKP sebesar -Rp 176.849.000.000, Inflasi sebesar 9.05%, Nilai Tukar Rupiah sebesar -2,94%, dan Dividen Tunai sebesar Rp 356.894.890.000. 8) Standard Deviation, untuk AKO sebesar Rp 1.595.223.648.000, AKI sebesar Rp 857.767.000.000, AKP sebesar Rp 1.268.136.000.000, Inflasi sebesar 3.02%, Nilai Tukar Rupiah sebesar 6,78%, dan Dividen Tunai sebesar Rp 768.938.658.000. b. Uji Normalitas Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Logaritma Natural (Ln), Lag Y, dan Outlier Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: DIVIDEN TUNAI 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) lxxxiii Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi tidak menyebar disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa data ini tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengatasi permasalahan Normalitas yang terjadi pada model regresi maka dilakukan tranformasi pada salah satu variabelnya yaitu Dividen Tunai ke dalam bentuk Logaritma Natural. Setelah dilakukan tranformasi data dividen tunai menjadi LnDiv asumsi normalitas dan semua asumsi klasik terpenuhi kecuali Autokorelasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan dengan memasukkan lag dari variabel terikatnya (LnDiv) sebagai variable bebasnya. Persamaan regresi kini mengalami perubahan lagi menjadi sebagai berikut: LnDiv = a + b1AKO + b2AKI + b3AKP + b4Inflasi + b5Nilai Tukar Rupiah + b6 Lag_LnDiv + e Agar didapatkan model regresi yang lebih baik, setelah tranformasi data dilakukan, maka dilakukan juga screening data untuk mendeteksi ada atau tidaknya data outlier. Menurut Ghozali (2005:36) outlier adalah kasus atau data yang memiliki nilai ekstrem atau karakteristik unik yang terlihat Sangat berbeda dengan observasi-observasi lainnya sehingga total observasi kini menjadi 96. lxxxiv Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Logaritma Natural (Ln), Lag Y, dan Outlier Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LnDiv 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber: Data diolah (Output SPSS.13) Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi asumsi normalitas. c. Uji Asumsi Klasik 1) Multikolinearitas Tabel 4.12 Multikolinearitas lxxxv Sebelum Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 58080.075 305281.5 AKO .379 .053 .787 AKI .004 .082 .005 AKP -.022 .051 -.037 INFLASI 25011.841 2936542 .001 NILAI TUKAR RUPIAH -1027527 1305302 -.091 t .190 7.186 .052 -.435 .009 -.787 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .850 .000 .315 3.172 .959 .458 2.185 .664 .536 1.867 .993 .285 3.515 .433 .286 3.497 a. Dependent Variable: DIVIDEN TUNAI Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Dari tabel 4.12 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki angka tolerance diatas angka 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel regresi in. Tabel 4.13 Multikolinearitas Setelah Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 7.086 1.004 AKO 1.15E-006 .000 AKI -5.6E-007 .000 AKP -2.1E-007 .000 INFLASI -8.935 6.577 NILAI TUKAR RUPIAH 6.424 2.912 Lag_LnDiv .373 .067 Standardized Coefficients Beta .490 -.131 -.082 -.141 .229 .369 t 7.060 6.115 -1.711 -1.312 -1.359 2.206 5.545 Sig. .000 .000 .090 .193 .178 .030 .000 Collinearity Statistics Tolerance VIF .479 .528 .785 .285 .287 .695 2.086 1.895 1.274 3.503 3.485 1.438 a. Dependent Variable: LnDiv Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Dari tabel 4.13 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki angka tolerance diatas angka 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel regresi ini. lxxxvi 2) Heteroskedastisitas Tabel 4.14 Heteroskedastisitas (Uji Park) Sebelum Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 19.786 1.189 AKO 4.93E-007 .000 AKI -6.1E-007 .000 AKP -3.7E-008 .000 INFLASI 25.621 11.437 NILAI TUKAR RUPIAH -25.659 5.084 Standardized Coefficients Beta .327 -.217 -.020 .322 -.723 t 16.641 2.395 -1.918 -.188 2.240 -5.047 Sig. .000 .019 .058 .851 .027 .000 Collinearity Statistics Tolerance VIF .315 .458 .536 .285 .286 3.172 2.185 1.867 3.515 3.497 a. Dependent Variable: LnU2i Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Hasil tampilan output SPSS dapat menunjukkan bahwa dalam model regresi terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik antara variabel AKO, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap variable LnU2i, maka dapat disimpulkan dalam model regresi terdapat problem Heteroskedastisitas. Tabel 4.15 Heteroskedastisitas (Uji Park) Setelah Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier lxxxvii a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -5.807 2.729 AKO -3.5E-007 .000 -.101 AKI -3.3E-007 .000 -.052 AKP 2.69E-007 .000 .071 INFLASI 17.755 17.880 .191 NILAI TUKAR RUPIAH-12.482 7.917 -.303 Lag_LnDiv .224 .183 .151 t -2.128 -.681 -.368 .612 .993 -1.577 1.227 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .036 .498 .479 2.086 .714 .528 1.895 .542 .785 1.274 .323 .285 3.503 .118 .287 3.485 .223 .695 1.438 a. Dependent Variable: LnU2i Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independent tidak ada yang signifikan secara statistic, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. 3) Autokorelasi Tabel 4.16 Autokorelasi (Runs Test) Sebelum Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier Runs Test a Test Value Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual -109340.9231 50 50 100 44 -1.407 .159 a. Median Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan data Tabel 4.16 terlihat bahwa residual acak atau random dengan nilai signifikansi (0.159) > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem Autokorelasi. lxxxviii Tabel 4.17 Autokorelasi (Runs Test) Setelah Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier Runs Test Unstandardiz ed Residual .10074 48 48 96 42 -1.436 .151 a Test Value Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan data Tabel 4.17 terlihat bahwa residual acak atau random dengan nilai signifikansi (0.151) > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem Autokorelasi. d. Uji Hipotesis 1) Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summary b Model 1 R .852a R Square .726 Adjusted R Square .707 Std. Error of the Estimate 1.03115 DurbinWatson 1.783 a. Predictors: (Constant), Lag_LnDiv, AKP, NILAI TUKAR RUPIAH, AKI, AKO, INFLASI b. Dependent Variable: LnDiv Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Pada tabel 4.18 terlihat angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.707 atau 70.7%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD dapat menjelaskan variabel dependen (Dividen Tunai) sebesar 70.7% dan lxxxix sisanya sebesar 29.3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. 2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.19 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 250.271 94.630 344.902 df 6 89 95 Mean Square 41.712 1.063 F 39.230 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), Lag_LnDiv, AKP, NILAI TUKAR RUPIAH, AKI, AKO, INFLASI b. Dependent Variable: LnDiv Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan table 4.19 dapat disimpulkan bahwa secara simultan variable Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap variable Dividen Tunai dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. 3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Tabel 4.20 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) xc a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.086 1.004 AKO 1.15E-006 .000 .490 AKI -5.6E-007 .000 -.131 AKP -2.1E-007 .000 -.082 INFLASI -8.935 6.577 -.141 NILAI TUKAR RUPIAH6.424 2.912 .229 Lag_LnDiv .373 .067 .369 t 7.060 6.115 -1.711 -1.312 -1.359 2.206 5.545 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .000 .479 2.086 .090 .528 1.895 .193 .785 1.274 .178 .285 3.503 .030 .287 3.485 .000 .695 1.438 a. Dependent Variable: LnDiv Sumber: Data diolah (output SPSS.13) Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa: a) Arus Kas Operasi (AKO) Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial AKO memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar 6,115 berada di luar daerah kritis (di luar nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat disimpulkan AKO berpengaruh secara signifikan positif terhadap dividen tunai. b) Arus Kas Investasi (AKI) Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial AKI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,090 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -1,711 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat xci disimpulkan AKI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai. c) Arus Kas Pembiayaan (AKP) Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial AKP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,193 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -1,312 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat disimpulkan AKP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai. d) Inflasi Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial Inflasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,178 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -1,359 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat disimpulkan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai. e) Nilai Tukar Rupiah Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial Nilai Tukar Rupiah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,030 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar 2,206 berada di luar daerah kritis (di luar nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat disimpulkan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan positif terhadap dividen tunai. xcii e. Analisis Regresi Berganda Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan persamaan regresi berganda sebagai berikut: LnDiv = 7,086 + 0,00000015AKO - 0,00000056AKI – 0,00000021AKP - 8,935Inflasi + 6,424Nilai Tukar Rupiah + e Dari persamaan regresi diatas, nilai konstanta menyatakan bahwa jika variabel independen bernilai nol maka nilai Dividen adalah bernilai sebesar antiLn 7,086 atau sama dengan Rp 1.195.118.000. Koefisien AKO bertanda positif sebesar 0,00000015, hal ini menunjukkan jika AKO naik Rp1 maka akan menimbulkan penurunan dividen sebesar 0,00000015 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Nilai signifikansi Arus Kas Operasi secara parsial sebesar 0.000 < 0.05, ini menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Dividen Tunai, yang artinya jika Arus Kas Operasi perusahaan meningkat maka akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen tunai mereka terhadap investor. Penelitian ini berhasil mendukung penilitian yang dilakukan oleh Yuliani (2004) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Arus Kas Operasi emiten terhadap dividen tunai. Koefisien AKI bertanda negatif sebesar -0,00000056, artinya jika AKI naik sebesar Rp1 maka akan menimbulkan penurunan dividen xciii tunai sebesar 0,000000056 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. AKI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,090 > 0.05, ini menunjukkan bahwa AKI tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Dividen Tunai. Koefisien AKP bertanda negative sebesar -0,00000021, artinya jika AKP naik sebesar 1 rupiah maka akan menyebabkan penurunan dividen tunai sebesar 0,00000021 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. AKP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,193 > 0.05, ini menunjukkan bahwa AKP juga tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pembagian Dividen Tunai. Koefisien Inflasi bertanda negative sebesar -8,935, artinya jika Inflasi naik sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan dividen tunai sebesar 8,935 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Inflasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,178 > 0.05, ini menunjukkan bahwa Inflasi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Dividen Tunai. Koefisien Nilai Tukar Rupiah bertanda positif sebesar 6,424, artinya jika Nilai Tukar Rupiah naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan dividen tunai sebesar 6,424 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Nilai Tukar Rupiah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,030 < 0.05, ini menunjukkan bahwa Nilai Tukar Rupiah/USD memiliki hubungan yang signifikan terhadap Dividen Tunai. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa xciv fluktuasi Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap kinerja emiten baik dari segi pendapatan maupun biaya yang nantinya akan menyebabkan kenaikan atau penurunan laba perusahaan (Ridwan, 2008:8). Kenaikan atau penurunan laba emiten tentunya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang akan didistribusikan kepada investor melalui pembayaran dividen tunai. xcv BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat beberapa variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap return saham (capital gain) dan dividen tunai pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2005 sampai dengan 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda, dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil Uji F (simultan) menunjukkan bahwa semua variabel independen (perubahan Arus Kas Operasi, perubahan Arus Kas Investasi, perubahan Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah/USD) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham (capital gain). 2. Perubahan Arus Kas Investasi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, artinya semakin tinggi Perubahan Arus Kas Investasi (penurunan investasi perusahaan) akan menurunkan Return saham yang akan diterima investor. Peningkatan investasi perusahaan akan direspon positif oleh investor karena berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan arus kas di masa yang akan datang (Miller dan Rock, 1985 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006:6). xcvi 3. Inflasi mempunyai pengaruh yang negatif dan signifkan, artinya semakin tinggi inflasi akan menyebabkan penurunan return saham yang akan diterima oleh investor. 4. Nilai Tukar Rupiah/USD mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, artinya semakin menguatnya Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (apresiasi rupiah) akan meningkatkan return saham yang akan diterima oleh investor. 5. Hasil Uji F (simultan) menunjukkan bahwa semua variabel independen (Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Dividen Tunai. 6. Arus Kas Operasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Tunai, artinya semakin tinggi Arus Kas Operasi maka semakin tinggi Dividen Tunai yang akan diterima oleh investor. 7. Nilai Tukar Rupiah/USD memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Tunai, artinya semakin menguat Nilai Tukar Rupiah/USD (apresiasi rupiah) maka akan semakin tinggi Dividen Tunai yang akan diterima oleh investor. xcvii B. Implikasi Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi terhadap berbagai pihak. Bagi investor, dengan mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara perubahan Arus Kas Investasi, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD terhadap return saham (capital gain) dan pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dividen Tunai maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya juga menganalisis faktor fundamental lainnya seperti rasio keuangan, karakterisitik industri, life-cycle perusahaan, size perusahaan, Produk Domestik Bruto, Tingkat Suku Bunga, Uang yang Beredar dan lainnya terhadap return saham (capital gain) dan dividen tunai, kemudian memperpanjang periode penelitian agar didapatkan hasil yang lebih baik. xcviii Lampiran Lampiran 1 Sampel Emiten Penelitian Uji Return Manufaktur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Kode Perusahaan ADES ADMG AISA AMFG AQUA ARNA ASII AUTO BATA BATI BRNA BRPT BUDI CEKA CLPI CTBN DLTA DOID DVLA DYNA FASW GDYR GGRM GJTL HMSP IGAR IKAI IKBI INAF INAI INCI INDF INDR INTP JKSW KAEF KBLM KDSI KICI Nama Perusahaan Ades Water Indonesia Tbk Polychem Indonesia Tbk Tiga Pikar Sejahtera Food Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Arwana Citra Mulia Tbk Astra Internasional Tbk Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Bat Indonesia Tbk Berlina Tbk Barito Pacific Tbk Budi Acid Jaya Tbk Cahaya Kalbar Tbk Colorpark Indonesia Citra Tubindo Tbk Delta Djakarta Tbk Delta Dunia Petroindo Tbk Darya-Varia Laboratoria Tbk Dynaplast Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk Gajah Tunggal Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Kageo Igar Jaya Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indofarma (persero) Tbk Indal Aluminium Industri Tbk Intanwijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (persero) Tbk Kabelindo Murni Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedaung Indah Can Tbk xcix 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 KKGI KLBF LION LMPI LMSH LPIN MERK MLBI MRAT MYOR MYRX NIPS PBRX PICO PRAS PSDN PYFA RMBA SIPD SKLT SMAR SMCB SMGR SMSM SQBI STTP SULI TBLA TBMS TCID TIRT TRST TSPC ULTJ UNVR VOKS Resource Alam Indonesia Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Indonesia Tbk Lionmesh Prima Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Merck Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mayora Indah Tbk Hanson International Tbk Nippres Tbk Pan Brothers Tbk Pelangi Indah Canindo Prima Alloy Steel Universal Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Pyridam Farma Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Sinar Mas Argo Resources and Technology Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik (persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Siantar Top Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk Unilever Indonesia Tbk Voksel Electric Tbk Sumber: Data diolah (Bursa Efek Indonesia) c Lampiran 2 Sampel Emiten Penelitian Uji Dividen Tunai Manufaktur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kode Perusahaan AQUA ASII AUTO BATA CLPI CTBN DLTA GDYR GGRM HMSP IKBI INDF INDR KAEF MERK MLBI MYOR RMBA SMGR SMSM SQBI TBLA TCID TSPC UNVR Nama Perusahaan Aqua Golden Mississippi Tbk Astra Internasional Tbk Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpark Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Djakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Kimia Farma (persero) Tbk Merck Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Semen Gresik (persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Mandom Indonesia Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Unilever Indonesia Tbk Sumber: Data diolah (Bursa Efek Indonesia) ci Lampiran 3 Perubahan Arus Kas Operasi Kode Perusahaan ADES ADMG AISA AMFG AQUA ARNA ASII AUTO BATA BATI BRNA BRPT BUDI CEKA CLPI CTBN DLTA DOID DVLA DYNA FASW GDYR GGRM GJTL HMSP IGAR IKAI IKBI INAF INAI INCI INDF INDR INTP JKSW KAEF KBLM KDSI KICI KKGI KLBF LION 2005 -7,3125 -0,7915 -2,2295 -0,2736 0,4086 0,8722 -0,2299 0,5444 -0,0073 0,2599 -0,6897 -4,5114 0,6736 -0,9905 -0,0144 1,0736 -0,6036 -0,0889 0,3214 -0,2846 -0,1667 0,3153 0,8964 0,5821 -0,2831 5,6712 32,3333 0,1266 -1,3396 -2,1981 -1,5906 -0,5646 0,5737 0,0462 4,9429 1,4077 0,6152 31,1021 1,0951 3,6164 1,1023 1,5323 2006 2007 2008 0,0262 -1,3243 0,8927 -0,7646 -0,4225 -0,3342 2,6327 0,4130 0,6574 -2,0808 1,0246 0,2098 1,6002 192,2572 -1,8280 2,1827 -0,5426 1,1136 -0,2037 -0,1115 -0,1156 0,4450 0,2039 0,2057 0,7189 -0,1722 -0,4950 2,3142 2,3332 -1,4617 2,9757 0,8572 0,4089 -0,1216 -0,2905 3,5837 -0,6684 0,5753 -3,9147 -0,1974 0,1990 0,6929 0,4100 2,6596 -45,6127 5,0548 1,0471 0,9713 0,2466 -0,0988 -0,1294 1,9139 -0,4218 0,7755 -0,9654 -2,7561 -1,1320 -0,4830 3,8196 -7,7563 0,5821 0,1694 0,0944 0,4874 -0,2395 0,5076 -0,4952 -0,4343 -0,3216 0,7345 0,1403 0,9843 -0,9959 0,7577 -0,9767 0,1741 3,6651 -0,6042 3,0244 -0,4300 -0,8030 3,5479 -0,4335 -0,4971 0,3635 0,7929 1,3840 0,3066 0,0670 0,1849 -0,0586 1,0266 -1,4862 -0,3878 0,2499 -14,5051 12,8803 0,5558 -31,6589 -0,2236 0,8556 0,8681 0,5081 0,6604 10,4052 -1,4898 0,5601 0,2704 1,6563 1,5717 -0,8678 -0,2140 -3,2454 11,8018 3,7073 0,0272 46,3784 0,1537 -0,6234 -1,5819 -3,3965 -2,1156 0,8705 1,2127 1,2257 1,1425 cii LMPI LMSH LPIN MERK MLBI MRAT MYOR MYRX NIPS PBRX PICO PRAS PSDN PYFA RMBA SIPD SKLT SMAR SMCB SMGR SMSM SQBI STTP SULI TBLA TBMS TCID TIRT TRST TSPC ULTJ UNVR VOKS 1,0263 128,9149 1,4093 -1,0765 2,7898 -1,3187 -3,7016 0,6435 4,7110 -0,2962 1,3445 -0,2446 -0,0372 0,1537 0,3630 -0,4660 -0,8009 6,0939 0,5136 -0,8447 6,3270 2,0294 0,0146 -0,6914 0,1250 -1,0311 -51,8621 -29,4340 -2,5295 -0,2292 1,5132 -3,1972 0,5120 -0,3333 0,6808 0,3252 -0,5257 -0,4026 0,7034 0,6444 -2,7179 1,7970 3,1779 -1,9450 3,7989 -6,2286 0,8473 26,1008 1,1272 0,3529 0,0275 -0,4752 1,5335 -0,5112 0,8609 1,1203 0,9091 0,4377 0,3033 0,6488 2,1335 -0,5170 0,4272 -1,0294 35,4868 -0,2341 -0,2955 1,7329 -0,6212 -0,5061 -2,7167 0,0392 0,5344 0,6564 -1,1516 -0,0731 -7,2447 0,7901 0,1098 -0,0244 0,9814 -5,4333 1,5410 -2,3914 -2,5359 6,3712 0,4655 -0,2994 -0,2110 0,2547 0,0020 1,9971 -1,5945 0,1765 0,3056 0,0346 4,7500 -1,5579 0,8805 Sumber: Data diolah (Bursa Efek Indonesia) -1,6518 1,9679 -3,7351 0,5023 0,8270 0,8387 -0,2252 -1,0663 1,4482 0,3922 -1,6400 -0,6625 8,4760 -0,6580 -0,9002 -1,7280 2,6359 10,8887 0,3576 -0,2107 0,2335 2,2073 -2,8537 0,9942 -9,3308 2,0434 -0,4323 0,6074 -0,4089 -0,0082 -3,0590 0,2381 -4,1478 ciii Lampiran 4 Perubahan Arus Kas Investasi Kode Perusahaan 2005 ADES ADMG AISA AMFG AQUA ARNA ASII AUTO BATA BATI BRNA BRPT BUDI CEKA CLPI CTBN DLTA DOID DVLA DYNA FASW GDYR GGRM GJTL HMSP IGAR IKAI IKBI INAF INAI INCI INDF INDR INTP JKSW KAEF KBLM KDSI KICI KKGI KLBF LION -13,8000 -0,9437 0,9854 0,3830 -0,5687 -0,6169 -0,4936 0,1013 0,0278 0,8274 0,9481 0,6348 -0,2264 0,2049 -0,3599 -0,7245 0,3371 0,9082 1,8835 0,3710 -3,2462 0,1875 0,4417 -44,1667 1,0501 0,2868 -6,1935 -0,4269 -1,9627 -2,5974 6,1885 0,9457 -5,0713 -0,8841 1,0617 0,2994 0,1227 -0,1806 -1,0543 -7,7059 -17,7143 0,4671 2006 0,3823 1,1373 -0,1511 -1,2455 0,1534 -0,3961 -0,1316 0,7228 0,2888 -14,3523 -2,1613 5,4517 -0,5669 0,9002 1,3971 -0,3226 -0,3436 0,2433 -1,5282 0,1572 -0,8778 -0,7023 0,8482 0,7819 4,0928 -0,7632 0,9767 0,7402 0,9777 0,7174 -3,1258 -9,5082 0,7219 -1,1738 -1,3478 0,2105 -31,5385 -2,6262 6,2568 0,8136 3,2158 0,5105 2007 1,2389 -5,0080 -314,4836 2,1568 -0,6447 0,2147 0,0244 0,4423 -0,1606 2,1963 2,4906 -445,7852 -1,5077 -25,4208 -7,0617 0,8391 0,1504 -0,0750 -2,5060 0,3289 0,8132 -1,6007 -1,6240 -4,4024 -16,4793 -0,3625 2,0713 -0,1660 41,1957 5,2414 0,3485 -7,3697 0,1670 1,2253 -0,8750 -0,2253 -1,0197 1,1127 -0,2657 0,2176 -1,1625 -1,0702 2008 0,8769 -1,4068 -1,8954 -1,7771 0,0120 0,3114 -1,3746 0,0177 2,2400 -1,4360 -1,4510 0,9252 0,2327 0,4279 0,0498 -0,5382 0,3307 13,2423 0,5191 -0,9338 0,6280 -1,5127 -1,4922 0,4843 0,3189 0,7600 -2,4101 -0,2112 -2,3718 -1,6321 1,9876 -0,1736 -1,8876 -4,6450 5,8667 0,0578 0,1039 -12,1905 -1,3039 -1,3102 -3,4055 -0,1512 civ LMPI LMSH LPIN MERK MLBI MRAT MYOR MYRX NIPS PBRX PICO PRAS PSDN PYFA RMBA SIPD SKLT SMAR SMCB SMGR SMSM SQBI STTP SULI TBLA TBMS TCID TIRT TRST TSPC ULTJ UNVR VOKS -0,4384 1,8773 -0,3109 0,5047 -0,7517 0,0859 -2,4208 -7,8571 0,6531 -3,6000 -0,3590 -0,4189 -1,7541 -0,5807 0,9298 3,2951 0,7529 0,4766 0,3612 -0,7760 -0,3693 0,4748 0,4165 0,0613 0,0686 -0,6692 0,0041 0,8585 0,5904 -0,3499 0,2871 0,1241 1,6984 0,5413 -1,3239 1,1230 -0,0701 0,0568 -0,0276 0,7723 0,5545 -4,1344 -2,3642 0,4578 0,3990 1,0580 0,7239 -24,4463 -0,1261 -8,8868 -4,0439 -0,4299 -0,1473 -0,2608 -0,9502 0,6323 -7,1107 -1,2715 1,0151 -0,7057 5,6432 0,0004 0,7106 -0,2570 -0,5884 -2,9068 -7,7566 -1,0763 455,1296 -0,5810 0,1799 -0,2449 -3,5341 2,7772 0,6751 0,2697 -60,1526 0,1274 4,2475 -2,4064 0,4722 -2,6535 -0,9318 -0,7210 -0,1522 -0,7253 -0,4573 -1,6575 -13,6662 0,0272 0,8122 -31,6448 0,4075 -1,6778 0,2107 -0,2827 0,3222 -2,5239 -3,3384 0,6647 1,9820 -1,2856 -0,6261 -0,3719 -1,4924 -1,6671 -0,9932 -0,9756 -0,7033 0,7099 -0,3952 -5,8370 0,5978 -3,6301 -0,4948 -1,7930 -0,9463 -2,6175 0,4600 0,0671 0,3238 -0,9263 0,1143 -2,2422 0,7793 -1,1551 0,2695 -0,5929 0,5327 -2,9854 0,5727 -1,2732 Sumber: Data diolah (Bursa Efek Indonesia) cv Lampiran 5 Perubahan Arus Kas Pembiayaan Kode Perusahaan ADES ADMG AISA AMFG AQUA ARNA ASII AUTO BATA BATI BRNA BRPT BUDI CEKA CLPI CTBN DLTA DOID DVLA DYNA FASW GDYR GGRM GJTL HMSP IGAR IKAI IKBI INAF INAI INCI INDF INDR INTP JKSW KAEF KBLM KDSI KICI KKGI KLBF LION 2005 9,7207 0,6799 -0,2415 -0,0681 -0,4802 0,0308 -0,1922 1,5815 -0,0413 1,0781 -1,1827 16,1818 0,8578 3,3531 1,5615 2,0993 -0,0020 -0,8313 -0,2308 -0,7656 3,9355 -0,3944 -1,5395 2,1879 -0,6070 -2,1918 -6,6136 -0,0015 1,1977 2,1204 -0,0779 -0,8272 2,1791 -9,7255 5,5625 0,3363 -0,4300 -6,8904 -0,9957 14,1934 0,1638 -0,0917 2006 -0,1582 0,6330 -0,8632 1,3986 -0,0032 8,2081 -3,2660 -2,8657 -15,1096 3,4286 0,5956 -2,5555 -19,1567 -2,1718 -1,7364 -21,2865 -1,0025 -0,6976 -1,9508 0,3649 1,2954 -1,1947 -1,6862 -1,2159 -0,2006 1,0584 0,0214 -5,2735 -1,2162 0,2347 -0,3247 1,0085 -2,9695 -15,8218 0,3055 -0,4528 0,9750 -3,3717 -21,2000 -1,4651 -1,2134 -0,0021 2007 -0,6046 0,6202 114,2423 -2,5116 0,4674 -0,9207 -0,3527 0,5896 1,3058 -2,2258 -5,5463 58,4522 7,0854 4,9853 1,9792 -1,4161 -0,8020 4,5268 -0,2980 -2,4942 -0,6651 -0,2000 0,4290 6,2174 0,7531 3,6733 0,3209 -0,9580 28,6686 -1,3684 0,9833 608,1531 1,3300 -0,6380 -3,7012 0,6681 29,9880 0,5936 1,0099 -4,0964 0,1080 -0,0012 2008 -0,2265 -0,6894 0,9720 -0,1613 -0,5877 -9,1613 0,8184 -2,6777 -5,2930 1,0000 1,1916 -0,7795 -0,7310 -0,5220 4,0892 0,9992 -0,1296 -3,6605 -0,0295 0,3121 -8,6703 14,5418 0,4138 -1,6115 -3,9669 -6,1767 0,9055 -2,1814 -0,4557 1,9683 1,0612 -0,2463 -1,9392 0,2716 0,6032 5,2733 11,2425 4,0670 223,5455 -1,1504 0,0720 -0,2470 cvi LMPI LMSH LPIN MERK MLBI MRAT MYOR MYRX NIPS PBRX PICO PRAS PSDN PYFA RMBA SIPD SKLT SMAR SMCB SMGR SMSM SQBI STTP SULI TBLA TBMS TCID TIRT TRST TSPC ULTJ UNVR VOKS 1,1714 -0,1050 0,0003 0,5000 -0,1997 -17,4021 1,4724 -0,5185 -0,9000 8,9090 -1,4633 1,5000 1,9127 3,1111 -0,0692 -0,2652 -4,2642 0,7084 -58,7200 -0,1872 0,1268 -0,2925 -0,9947 -0,0299 -1,3854 -3,2338 -0,2118 0,8354 1,0065 -0,0699 -1,5676 -0,0097 -252,3205 -70,6907 0,4551 0,0000 0,0000 -1,7123 0,9966 -1,4842 -0,9829 2,0207 2,5399 2,9320 -5,7495 -1,7024 -0,0153 3,0719 -0,2183 0,9811 0,3575 -1,0693 -0,7319 -0,5984 0,6006 -320,2121 10,7588 9,4497 5,5374 2,5435 -1,9058 -1,5865 0,1728 0,8515 -0,0150 1,9146 3,7450 4,3543 0,0000 -0,4372 -0,4190 -67,3333 2,9971 -0,0197 1,3124 0,1067 2,4634 -0,4641 0,8404 0,1486 5,5641 149,2599 18,0588 3,7915 -0,0610 -0,3167 1,4268 -0,8519 3,1349 -0,2950 0,0113 -0,6756 -1,9390 2,0841 -0,3126 0,2432 5,8465 -0,0547 2,7143 0,0791 -1,7306 0,0000 -0,1532 0,3119 -1,2746 6,3106 1,0175 -1,2288 0,3847 -0,3126 1,8342 -30,1425 -0,7630 -1,1099 0,3750 3,9471 -0,9453 -0,4896 0,3955 2,8159 -0,5200 0,5267 -0,4480 -1,3711 -1,0275 1,6121 -0,4638 1,1206 -1,1977 1,2953 -0,2178 1,1223 Sumber: Data diolah (Bursa Efek Indonesia) cvii Lampiran 6 Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, dan Dividen Tunai PERUSAHAAN AQUA AQUA AQUA AQUA ASII ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO AUTO BATA BATA BATA BATA CLPI CLPI CLPI CLPI CTBN CTBN CTBN CTBN DLTA DLTA DLTA DLTA GDYR GDYR GDYR GDYR GGRM GGRM GGRM GGRM HMSP HMSP HMSP HMSP IKBI TAHUN 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 DIVIDEN TUNAI 15.461 15.511 8.261 13.116 1.497.891 2.422.083 2.266.000 3.973.000 46.269 88.683 69.404 246.770 17.060 4.536 13.619 63.712 1.946 1.180 1.534 2.928 19.215 51.691 145.954 155.550 5.605 1.124 20.226 22.847 9.040 20.060 24.072 3.608 962.044 962.045 481.022 481.022 2.697.045 2.410.650 1.292.985 3.462.570 1.881 AKO 69.658 98.118 56.660 115.989 3.224.415 2.482.997 9.020.067 11.244.269 122.593 189.883 268.303 241.784 52.662 52.278 86.644 75.428 -18.085 18.345 -15.190 2.005 33.998 70.499 224.377 115.998 99.870 39.588 18.108 87.273 32.184 42.332 61.169 90.985 834.682 1.582.883 1.905.618 1.449.178 2.871.554 2.058.731 3.538.693 1.786.380 13.401 AKI -46.535 -72.998 -61.798 -101.641 -1.837.590 -2.744.693 -3.105.835 -3.030.042 -237.451 -213.387 -59.151 -32.986 -55.638 -54.091 -38.472 -44.649 5.229 3.347 -1.329 -10.714 -37.250 -64.239 -84.960 13.667 -27.046 -17.928 -24.088 -20.465 -21.984 -17.863 -30.409 -79.084 -1.903.487 -1.062.803 -161.294 -423.241 -368.519 18.469 94.058 -1.455.950 -12.596 AKP -10.445 -15.461 -15.511 -8.261 -1.462.486 -1.181.334 -5.039.623 -6.817.284 38.053 98.234 -183.271 -75.216 3.588 3.440 -48.537 14.841 7.077 18.128 -13.349 13.071 -22.257 24.466 -49.641 -119.938 -5.594 -5.605 -11.224 -20.226 -6.555 -9.140 -20.060 -24.072 -1.188.478 -641.197 -1.722.371 -983.513 -1.961.825 3.152.844 3.785.179 -934.615 1.877 cviii IKBI IKBI IKBI INDF INDF INDF INDF INDR INDR INDR INDR KAEF KAEF KAEF KAEF MERK MERK MERK MERK MLBI MLBI MLBI MLBI MYOR MYOR MYOR MYOR RMBA RMBA RMBA RMBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMSM SMSM SMSM SMSM SQBI SQBI SQBI SQBI TBLA TBLA TBLA TBLA 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 5.735 12.283 27.310 149.250 42.642 264.386 366.730 11.777 9.597 9.190 11.600 23.190 15.612 15.613 17.808 31.360 31.360 44.800 51.520 108.674 102.405 84.837 75.582 19.161 19.141 26.830 30.663 15.634 31.113 95.798 50.457 154.674 262.837 647.760 887.711 32.467 29.842 53.313 28.793 34.611 13.824 25.600 38.912 4.846 3.528 31.580 85.948 15.097 50.034 86.785 1.838.794 800.679 1.487.025 2.613.759 234.606 369.191 520.163 12.133 -75.045 30.596 140.243 55.513 55.404 38.992 91.417 69.052 150.110 144.525 166.742 227.271 103.732 157.011 24.389 178.699 29.140 121.744 -115.043 -552.085 850.728 1.223.051 1.594.060 2.074.598 49.059 153.724 74.242 105.956 42.569 1.253 45.718 35.015 143.292 219.864 364.181 -55.219 -17.973 -4.669 -5.444 -1.351.289 -73.391 -771.204 -6.454.753 -91.585 -556.043 -154.659 -128.832 -41.609 -29.152 -23.016 -28.202 -9.446 -4.679 -5.006 -7.916 -57.556 -100.822 -95.092 -77.986 -54.544 -186.584 -42.483 -192.623 -139.824 9.816 -230.149 -121.478 -150.137 -266.647 -305.926 -285.008 -45.617 -62.465 -78.758 -114.776 -7.614 -3.999 -7.799 -20.726 -206.182 -192.033 -436.203 -81.925 -914 -9.357 -11.227 -648.354 1.183.554 10.020 6.103.714 -159.036 187.519 -369.310 121.879 -41.183 -27.334 -39.710 -13.178 -62.720 -31.360 -31.360 -45.072 -90.585 108.674 -77.405 -109.837 -171.138 80.839 -39.141 78.170 -34.910 37.327 151.991 997.689 -434.425 -515.737 -893.187 -710.899 -69.615 -60.787 -24.412 10.418 -26.778 -34.611 -13.824 -25.600 62.374 -24.038 203.115 205.405 cix TCID TCID TCID TCID TSPC TSPC TSPC TSPC UNVR UNVR UNVR UNVR 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 31.190 39.804 45.207 50.669 189.800 135.000 112.500 270.000 1.524.423 1.522.296 1.636.560 1.994.516 83.217 92.357 90.108 178.543 424.898 297.704 234.893 294.713 1.415.869 1.665.735 2.174.808 2.250.013 -62.303 -62.050 -105.841 -62.716 -152.930 -206.436 -59.739 -76.625 -243.019 -212.869 -338.127 -1.191.516 -25.378 -31.190 48.143 -45.207 -180.711 -193.343 -159.938 -121.037 -1.515.150 -1.529.850 -1.552.856 -1.637.785 Lampiran 7 Inflasi 2005 2006 2007 2008 0,1040 0,1333 0,0640 0,0948 Sumber: Data diolah (Bank Indonesia) Lampiran 8 Nilai Tukar Rupiah/USD 2005 2006 2007 2008 -0,0581 0,0824 0,0442 -0,1625 Sumber: Data diolah (Bank Indonesia) cx Output SPSS Lampiran 9 Uji Return Saham (Capital Gain) Manufaktur Sebelum Outlier Descriptive Statistics N Minimum -51,8621 -445,7852 -320,2121 ,0640 -,1625 -,9426 300 300 300 300 300 300 300 Maximum 192,2572 455,1296 608,1531 ,1333 ,0824 9,0909 Mean 1,338615 -2,247707 1,407760 ,099025 -,023500 ,237123 Std. Deviation 15,0468870 41,5655956 46,4397171 ,0247604 ,0954433 ,9961762 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN 1.0 Expected Cum Prob PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH RETURN Valid N (listwise) 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Uji Normalitas cxi a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. Error B Beta t 1 (Constant) 1.138 .230 4.939 PERUBAHAN AKO -.003 .004 -.041 -.758 PERUBAHAN AKI -.003 .001 -.125 -2.293 PERUBAHAN AKP .000 .001 .009 .160 INFLASI -8.306 2.236 -.206 -3.715 NILAI TUKAR RUPIAH 3.461 .571 .332 6.061 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .449 .973 1.028 .023 .978 1.022 .873 .962 1.040 .000 .934 1.071 .000 .964 1.037 a. Dependent Variable: RETURN Uji Multikolinearitas a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -.776 .482 PERUBAHAN AKO -.015 .008 -.113 PERUBAHAN AKI -.001 .003 -.023 PERUBAHAN AKP -.006 .002 -.132 INFLASI -14.614 4.679 -.179 NILAI TUKAR RUPIAH 5.216 1.195 .246 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .108 .046 .973 1.028 .684 .978 1.022 .020 .962 1.040 .002 .934 1.071 .000 .964 1.037 t -1.611 -2.007 -.407 -2.347 -3.123 4.366 a. Dependent Variable: LnU2i Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -.003 .231 PERUBAHAN AKO .000 .004 -.004 PERUBAHAN AKI 8.94E-007 .001 .000 PERUBAHAN AKP 1.65E-005 .001 .001 INFLASI .044 2.242 .001 NILAI TUKAR RUPIAH -.003 .572 .000 Res_2 .039 .059 .039 t -.012 -.073 .001 .014 .020 -.006 .660 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .991 .942 .965 1.036 .999 .978 1.022 .989 .962 1.040 .984 .934 1.071 .995 .964 1.037 .510 .992 1.008 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Uji Autokorelasi (Langrange Multiplier Test) cxii Lampiran 10 Uji Return Saham (Capital Gain) Manufaktur Setelah Outlier Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Uji Normalitas a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. Error B Beta t 1 (Constant) .427 .076 5.589 PERUBAHAN AKO -4.4E-005 .001 -.002 -.043 PERUBAHAN AKI -.007 .001 -.486 -11.553 PERUBAHAN AKP .001 .000 .062 1.460 INFLASI -4.125 .735 -.244 -5.611 NILAI TUKAR RUPIAH 2.320 .181 .547 12.834 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .966 .977 1.023 .000 .977 1.024 .146 .968 1.033 .000 .915 1.093 .000 .952 1.050 a.Dependent Variable: RETURN Uji Multikolinearitas cxiii a Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI Standardized Coefficients B Std. Error -3.865 .671 -.010 .009 .000 .005 PERUBAHAN AKP -.001 INFLASI .268 NILAI TUKAR RUPIAH-1.415 .003 6.460 1.589 Beta Collinearity Statistics -.075 .002 t -5.762 -1.117 .030 -.017 .003 -.060 -.256 .041 -.890 Sig. Tolerance .000 .265 .977 .976 .977 .798 .967 .374 .968 .915 .952 VIF 1.023 1.024 1.033 1.093 1.050 a. Dependent Variable: LnU2i Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -.050 .088 PERUBAHAN AKO .000 .003 PERUBAHAN AKI .000 .001 PERUBAHAN AKP 3.30E-005 .000 INFLASI .430 .837 NILAI TUKAR RUPIAH -.290 .208 Res_2 .048 .076 Standardized Coefficients Beta -.012 -.019 .007 .041 -.109 .048 t -.566 -.162 -.254 .092 .513 -1.392 .634 Sig. .572 .872 .800 .926 .609 .166 .527 Collinearity Statistics Tolerance VIF .985 .968 .963 .896 .926 .982 1.016 1.033 1.038 1.116 1.080 1.018 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Uji Autokorelasi (Langrange Multiplier Test) Model Summaryb Model 1 R R Square .781a .610 Adjusted R Square .601 Std. Error of the Estimate .2567379 DurbinW atson 1.950 a. Predictors: (Constant), NILAI TUKAR RUPIAH, PERUBAHAN AKP, PERUBAHAN AKO, PERUBAHAN AKI, INFLASI b. Dependent Variable: RETURN Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) cxiv ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 23.282 14.897 38.179 df 5 226 231 Mean Square 4.656 .066 F 70.645 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), NILAI TUKAR RUPIAH, PERUBAHAN AKP, PERUBAHAN AKO, PERUBAHAN AKI, INFLASI b. Dependent Variable: RETURN Uji Signifkansi Simultan (Uji F) Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) .427 .076 PERUBAHAN AKO -4.4E-005 .001 PERUBAHAN AKI -.007 .001 PERUBAHAN AKP .001 .000 INFLASI -4.125 .735 NILAI TUKAR RUPIAH 2.320 .181 Standardized Coefficients Beta -.002 -.486 .062 -.244 .547 t 5.589 -.043 -11.553 1.460 -5.611 12.834 Sig. .000 .966 .000 .146 .000 .000 Collinearity Statistics Tolerance VIF .977 .977 .968 .915 .952 1.023 1.024 1.033 1.093 1.050 a. Dependent Variable: RETURN Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) cxv Lampiran 11 Uji Dividen Tunai Manufaktur sebelum Ln, Lag Y, dan Outlier Descriptive Statistics N AKI AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH Valid N (listwise) 100 100 100 Minimum 1124 -552085 -6454753 Maximum 3973000 11244269 94058 Mean 356894,89 695419,46 -335156 Std. Deviation 768938,658 1595223,648 857767,917 100 100 -6817284 ,0606 6103714 ,1333 -176849 ,090475 1268136,503 ,0301944 100 100 -,0975 ,0824 -,029350 ,0677554 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: DIVIDEN TUNAI 1.0 0.8 Expected Cum Prob DIVIDEN TUNAI AKO 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Uji Normalitas cxvi a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 58080.075 305281.5 AKO .379 .053 .787 AKI .004 .082 .005 AKP -.022 .051 -.037 INFLASI 25011.841 2936542 .001 NILAI TUKAR RUPIAH -1027527 1305302 -.091 t .190 7.186 .052 -.435 .009 -.787 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .850 .000 .315 3.172 .959 .458 2.185 .664 .536 1.867 .993 .285 3.515 .433 .286 3.497 a. Dependent Variable: DIVIDEN TUNAI Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 19.786 1.189 AKO 4.93E-007 .000 AKI -6.1E-007 .000 AKP -3.7E-008 .000 INFLASI 25.621 11.437 NILAI TUKAR RUPIAH -25.659 5.084 Standardized Coefficients Beta .327 -.217 -.020 .322 -.723 t 16.641 2.395 -1.918 -.188 2.240 -5.047 Sig. .000 .019 .058 .851 .027 .000 Collinearity Statistics Tolerance VIF .315 .458 .536 .285 .286 3.172 2.185 1.867 3.515 3.497 a. Dependent Variable: LnU2i Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) Runs Test Test Value a Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual -109340.9231 50 50 100 44 -1.407 .159 a. Median Uji Autokorelasi (Runs Test) cxvii Lampiran 12 Uji Dividen Tunai Manufaktur setelah Ln, Lag Y, dan Outlier Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LnDiv 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Uji Normalitas a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.086 1.004 AKO 1.15E-006 .000 .490 AKI -5.6E-007 .000 -.131 AKP -2.1E-007 .000 -.082 INFLASI -8.935 6.577 -.141 NILAI TUKAR RUPIAH 6.424 2.912 .229 Lag_LnDiv .373 .067 .369 t 7.060 6.115 -1.711 -1.312 -1.359 2.206 5.545 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .000 .479 2.086 .090 .528 1.895 .193 .785 1.274 .178 .285 3.503 .030 .287 3.485 .000 .695 1.438 a. Dependent Variable: LnDiv Uji Multikolinearitas cxviii a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -5.807 2.729 AKO -3.5E-007 .000 -.101 AKI -3.3E-007 .000 -.052 AKP 2.69E-007 .000 .071 INFLASI 17.755 17.880 .191 NILAI TUKAR RUPIAH-12.482 7.917 -.303 Lag_LnDiv .224 .183 .151 t -2.128 -.681 -.368 .612 .993 -1.577 1.227 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .036 .498 .479 2.086 .714 .528 1.895 .542 .785 1.274 .323 .285 3.503 .118 .287 3.485 .223 .695 1.438 a. Dependent Variable: LnU2i Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) Runs Test Unstandardiz ed Residual .10074 48 48 96 42 -1.436 .151 a Test Value Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median Uji Autokorelasi (Runs Test) Model Summary b Model 1 R .852a R Square .726 Adjusted R Square .707 Std. Error of the Estimate 1.03115 DurbinWatson 1.783 a. Predictors: (Constant), Lag_LnDiv, AKP, NILAI TUKAR RUPIAH, AKI, AKO, INFLASI b. Dependent Variable: LnDiv Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) cxix ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 250.271 94.630 344.902 df 6 89 95 Mean Square 41.712 1.063 F 39.230 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), Lag_LnDiv, AKP, NILAI TUKAR RUPIAH, AKI, AKO, INFLASI b. Dependent Variable: LnDiv Uji Signifikansi Simultan (Uji F) a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.086 1.004 AKO 1.15E-006 .000 .490 AKI -5,6E-007 .000 -.131 AKP -2,1E-007 .000 -.082 INFLASI -8.935 6.577 -.141 NILAI TUKAR RUPIAH6.424 2.912 .229 Lag_LnDiv .373 .067 .369 t 7.060 6.115 -1.711 -1.312 -1.359 2.206 5.545 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .000 .479 2.086 .090 .528 1.895 .193 .785 1.274 .178 .285 3.503 .030 .287 3.485 .000 .695 1.438 a. Dependent Variable: LnDiv Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) cxx cxxi