PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2013-2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Maya Kartika Laksmiwati NIM : 1113081000042 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 / 1438 H i ii iii iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. Agama 4. Alamat 5. Email : Maya Kartika Laksmiwati : Jakarta, 21 Mei 1995 : Islam : Jl. Masjid Baiturrahim No. 113 RT/RW. 003/03 Pondok Aren, Tangerang Selatan : [email protected] II. PENDIDIKAN FORMAL 2001- 2007 : SDI Darunnajah Jakarta 2007- 2010 : SMPN 11 Jakarta 2010- 2013 : SMKN 18 Jakarta 2013- 2017 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta III. PENDIDIKAN INFORMAL Januari 2013 : Kursus Brevet Pajak A & B Maret 2013 : Pengujian Kompetensi Akuntansi dari PT TSI Juni 2013 : Pengujian dan Pelatihan Kompetensi Akuntansi dari Puslatdikjur Jakarta Selatan Oktober 2014 : Sekolah Pasar Modal Level 1 di Bursa Efek Indonesia IV. PENGALAMAN ORGANISASI 2010- 2012 : Anggota Bidang Dakwah ROHIS SMKN 18 Jakarta 2013- 2014 : Anggota Divisi Analisis Data dan Trading Laboratorium Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta V. PENGALAMAN BEKERJA Januari 2012 : PT BPR Darbeni Rizki Tangerang November 2016 : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Baru II Jakarta Selatan v ABSTRACT This study aimed to analyze the influence of investment decision on financing decision, profitability and value of the firm along with analyze investment decision on profitability with financing decision as an intervening variable. This study used a sample of company registered on Jakarta Islamic Index (JII) with the yearly data for 3 years from 2013 to 2015. The statistical methods used in this research is the Partial Least Square (PLS). The results showed that investment decision have not a significant effect on financing decision; investment decision positive significantly influence to profitability; investment decision positive significantly influence to value of the firm; and financing decision use to become an intervening variable reinforce relation investment decision as an negative significantly effect to profitability. Keywords: investment decision, financing decision, profitability, value of the firm vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan serta menganalisis keputusan investasi terhadap profitabilitas dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan data tahunan selama 3 tahun yaitu dari 2013 sampai dengan 2015. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan; keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan; dan keputusan pendanaan mampu menjadi variabel intervening yang menguatkan hubungan keputusan investasi menjadi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, nilai perusahaan vii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanallahu wata’ala atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan nikmat serta segalanya yang tidak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2013-2015”. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam beserta keluarga dan sahabatnya sehingga kita selaku umatnya mendapat syafa’atnya di yaumil akhir nanti. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orangtua tersayang atas dukungan, doa, semangat, nasihat, dan limpahan kasih sayang yang telah diberikan tiada henti. 2. Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Titi Dewi Warninda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu kelancaran studi penulis dan memberikan izin penelitian. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan segala nasihat, ilmu, waktu, dan saran yang membangun kepada saya selama ini baik saat masa perkuliahan maupun saat masa bimbingan skripsi. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan. 6. Teman-teman pemberi semangat yang selalu mengingatkan untuk terus berjuang, bersabar dan belajar, Rifka, Acong, Sri, Rio, Evi, Resti, Tiya, Gifari, dan lainnya dari Manajemen Keuangan ataupun Manajemen 2013. viii Terima kasih telah membantu selama masa perkuliahan, memberikan semangat ketika kompre waktu itu dan terus menyemangati dalam menyelesaikan skripsi. 7. Teman-teman dari masa-masa SD sampai SMK yang selalu menyemangati dan mendengarkan saat saya membutuhkan saran dan semangat, Azhar, Dimas, Edwin, Rizky, Nia, Wida, dan Erna. Terima kasih sering mendengarkan. 8. KKN Lentera, terima kasih banyak pengalamannya. 9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu proses penulisan skripsi ini hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih banyak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak. Jakarta, 16 Mei 2016 Penulis ix DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................v ABSTRACT ............................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian...............................................................................1 B. Permasalahan ................................................................................................11 1. Identifikasi Masalah ..............................................................................11 2. Pembatasan Masalah..............................................................................12 3. Rumusan Masalah .................................................................................12 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................13 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................15 A. Kajian Teori ..................................................................................................15 x 1. Keputusan Investasi ...............................................................................15 2. Keputusan Pendanaan ............................................................................18 3. Profitabilitas ..........................................................................................27 4. Nilai Perusahaan ....................................................................................29 5. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan ..........32 6. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ..................33 7. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas .........................34 8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas ......................35 B. Penelitian Terdahulu .....................................................................................36 C. Kerangka Pemikiran .....................................................................................42 D. Hipotesis .......................................................................................................44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................45 A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................45 B. Metode Penentuan Sampel .........................................................................46 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................48 D. Metode Analisis Data. ...............................................................................49 1. Uji Statistik Deskriptif ...........................................................................49 2. Partial Least Square (PLS) ...................................................................50 E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................60 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................................60 1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia ...............................................60 2. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) .........................................63 xi a. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) ..................................64 b.Prinsip Pasar Modal Syariah ........................................................66 B. Pengujian dan Pembahasan ........................................................................68 1. Deskriptif Data Sampel .......................................................................69 2. Analisis Outer Model .........................................................................82 a. Convergent Validity .....................................................................83 b.Discriminant Validity ...................................................................85 c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) ..86 3. Analisis Model Struktural (Inner Model ) ...........................................88 4. Analisis Hipotesis................................................................................91 5. Interpretasi ...........................................................................................97 BAB V PENUTUP ...............................................................................................103 A. Simpulan ..................................................................................................103 B. Saran .........................................................................................................104 C. Implikasi ...................................................................................................105 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................107 LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................111 xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................36 Tabel 3.1 Seleksi Pemilihan Sampel ......................................................................47 Tabel 3.2 Sampel Penelitian ...................................................................................47 Tabel 3.3 Operasional Variabel..............................................................................59 Tabel 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ........71 Tabel 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015..................73 Tabel 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .................75 Tabel 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015..................77 Tabel 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .................79 Tabel 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..................81 Tabel 4.7 Convergent Validity (Sebelum Modifikasi) ...........................................83 Tabel 4.8 Convergent Validity (Sesudah Modifikasi) ............................................84 Tabel 4.9 Cross Loading (Sebelum Modifikasi) ....................................................85 Tabel 4.10 Cross Loading (Sesudah Modifikasi) ..................................................86 Tabel 4.11 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) (Sebelum Modifikasi).............................................................................................87 Tabel 4.12 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) (Sesudah Modifikasi) .............................................................................................88 Tabel 4.13 R Square...............................................................................................90 Tabel 4.14 Result for Inner Weight ........................................................................92 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20132015 ..........................................................................................................................7 Gambar 1.2 Perbandingan Kinerja JII, IHSG, dan LQ45 Tahun 2010-2015 ...........8 Gambar 2.1 Tahap Financial Distress ...................................................................25 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................43 Gambar 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ....70 Gambar 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............73 Gambar 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .............75 Gambar 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............77 Gambar 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .............79 Gambar 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............81 Gambar 4.7 Model Struktural ................................................................................89 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi) ................................111 Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi) .................................114 Lampiran 3 Seleksi Sampel Penelitian .................................................................117 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yakni meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kekayaan bagi para pemilik perusahaan. Perusahaan yang mampu meningkatkan nilai perusahaannya maka akan meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan dapat disamakan dengan harga saham yang beredar di bursa. Harga saham merupakan gambaran dari kinerja perusahaan tersebut. Dengan demikian, semakin tinggi harga saham yang beredar maka makin tinggi kekayaan yang akan diperoleh bagi para pemegang saham (Fitriana, 2014). Selain itu, bagi perusahaan yang telah go public juga nilai perusahaan dapat dilihat dari berbagai variabel yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Misalnya pada aset yang dimiliki dan lain sebagainya yang dapat membentuk penilaian investor terhadap perusahaan. Fenomena yang terjadi, harga saham yang terbentuk adalah sentimen para investor di bursa. Perilaku investor dalam mengambil keputusan investasi itu sendiri masih sulit diukur karena perilaku berkaitan dengan faktor psikologis di mana setiap orang memiliki psikologis yang berbedabeda. Namun faktor psikologis investor dalam pengambilan keputusan investasi dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterima serta pengetahuan 1 dan kemampuan yang dimiliki (Puspitaningtyas, 2014). Informasi yang dapat menjadi faktor pertimbangan investor adalah informasi akuntansi perusahaan. Informasi akuntansi merupakan ringkasan keuangan perusahaan yang menunjukkan kondisi atau performa keuangan perusahaan selama periode tertentu. Informasi akuntansi yang akan memengaruhi perilaku investor adalah informasi yang menampilkan kinerja positif dan mengalami pertumbuhan. Dengan demikian, investor memiliki pandangan positif terhadap perusahaan. Dalam menyajikan informasi akuntansi yang baik, diperlukan kondisi rill perusahaan yang baik juga, salah satu upaya dalam meningkatkan performa perusahaan adalah membuat keputusan keuangan perusahaan. Pengambilan keputusan keuangan oleh manajer keuangan menjadi sangat penting dan perlu berhati-hati karena satu keputusan keuangan yang diambil akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya. Permasalahannya adalah keputusan keuangan seperti apa yang perlu dibentuk agar dapat meningkatkan performa perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Rodoni dan Ali (2014:3) menyatakan bahwa dalam menciptakan nilai perusahaan, manajer keuangan harus mencoba membuat keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen yang tepat. Menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010), dalam fungsi keuangan perusahaan keputusan investasi merupakan faktor penting, di mana nilai perusahaan semata-mata ditentukan keputusan investasi. Melalui keputusan investasi, perusahaan melepaskan dana pada saat ini dengan harapan untuk 2 menghasilkan arus dana yang lebih besar di masa mendatang. Keuntungan yang diperoleh dengan tingkat risiko tertentu itulah yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam teori signalling juga menyatakan bahwa keputusan investasi adalah sinyal kepada investor bahwa semakin tinggi kesempatan investasi yang diimplementasikan perusahaan maka akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Peningkatan investasi perusahaan akan meningkatkan kepercayaan investor dalam memutuskan investasi terhadap perusahaan. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi terhadap cash inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan profitabilitas perusahaan dan kemudian berdampak terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Warusawitharana (2015), keputusan investasi yang dilakukan dapat berpengaruh positif terhadap profitabilitas suatu perusahaan dan kemudian meningkatkan performa perusahaan dan pada akhirnya berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Namun perbedaan ditemukan pada penelitian Pratiska (2013), dana yang digunakan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan investasi akan berdampak terhadap kinerja perusahaan di masa depan bukan saat ini. Sehingga keputusan investasi tidak memengaruhi profitabilitas perusahaan saat ini. Keputusan investasi sebagai fungsi keuangan yang penting perlu dilaksanakan terlebih dahulu baru dapat berdampak terhadap profitabilitas maupun nilai perusahaan. Implementasi dari keputusan investasi tentu 3 membutuhkan biaya. Oleh karena itu, keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Husnan (1996:14) yang menyatakan keputusan pendanaan berhubungan dengan perolehan dana bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada keputusan investasi. Perusahaan memerlukan sumber dana di mana pendanaan tersebut dapat berasal dari internal (internal financing) maupun eksternal (external financing) perusahaan. Dengan memerhatikan sumbersumber dana, perusahaan memiliki berbagai alternatif untuk menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Hubungan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan juga masih mengalami perdebatan. Menurut Modigliani dan Miller (1958) dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa kondisi pasar yang sempurna tidak ada hubungan antara keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Bahkan ketika struktur modal telah relevan, faktor pajak atau faktor lain masih membuat tidak terjadi hubungan langsung antara investasi dan pendanaan karena investasi diputuskan terlebih dahulu baru memutuskan pendanaan. Sehingga investasi bersifat independen terhadap keputusan pendanaan ketika benar-benar menginginkan nilai yang maksimal untuk nilai perusahaan. Perbedaan tersebut akan muncul ketika membicarakan sikap perusahaan dalam praktik keputusan pendanaan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan tersebut saat itu. Dalam praktiknya jika keputusan investasi dikaitkan dengan tingkat kesempatan dalam berinvestasi. Menurut Myers (1977), perusahaan dengan 4 tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung akan mengurangi persentase penggunaan hutang karena semakin tinggi penggunaan hutang akan mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam berinvestasi akibat akan meningkatkan risiko kebangkrutan. Hal tersebut sesuai dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang semakin tinggi akan mengakibatkan dana yang dimiliki akan digunakan terlebih dahulu untuk membayar hutang-hutangnya daripada digunakan untuk mengimplementasikan keputusan investasi. Sehingga ada hubungan negatif antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. Dalam kaitannya dengan profitabilitas, keputusan pendanaan yang optimum dapat diperoleh dengan mengombinasikan hutang dengan modal sendiri yang memiliki biaya modal paling minimal. Struktur modal yang optimum dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang tinggi (Pratiska, 2013). Hal tersebut akibat efektivitas dana dalam mengimplementasikan keputusan investasi. Semakin besar profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi kesempatan perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik bagi investor karena menandakan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Salah satu indikator perkembangan ekonomi sebuah negara dapat dilihat melalui pasar modal. Pasar modal memberikan tempat bagi semua pihak baik yang kelebihan dana untuk berinvestasi maupun pihak yang kekurangan dana dan sedang membutuhkan sumber pembiayaan jangka 5 panjang bagi usahanya. Seiring berjalannya waktu, penduduk Indonesia yang mayoritas Islam membutuhkan tempat berinvestasi dengan fungsi yang tidak melunturkan keunggulan dari pasar modal tetapi menjamin tidak melanggar ketentuan dari syariat Islam. Tingginya permintaan akan hal tersebut membuat pemerintah Indonesia membuka investasi saham syariah, salah satunya dapat dilihat menggunakan indeks yang terdiri dari 30 perusahaan pilihan yang masuk kriteria syariah dan persyaratan lain yakni Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index (JII) sebagai solusi mengatasi permasalahan tersebut, namun perlu dicermati kriteria apa yang sebenarnya dapat dijadikan tolak ukur menempatkan produk tersebut sesuai syariat Islam atau tidak. Adam dan Bakar (2014) menyatakan dalam menentukan kriteria syariah perlu melakukan screening syariah terlebih dahulu, syariah yang benar adalah mengikuti hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Syariah Islam melarang segala bentuk investasi yang mengandung riba, maysir, dan gharar. Berkaca pada aturan tersebut, Jakarta Islamic Index (JII) telah menggunakan prinsip hukum Islam dan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Setiap perusahaan yang akan masuk akan diseleksi berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, perusahaan tersebut tidak memproduksi barang dan jasa yang diharamkan, tidak mengandung riba, transaksi yang akan dilakukan tidak meragukan, tidak mengandung spekulasi ataupun judi, dan masih terdapat kriteria lainnya. 6 Tak hanya akibat membutuhkan tempat yang memberikan rasa aman berinvestasi sesuai dengan syariat islam. Kuatnya ekonomi Islam beberapa tahun silam dalam mengahadapi krisis ekonomi membuat instrumen ekonomi Islam menarik untuk dikembangkan. Melihat kinerja dari Jakarta Islamic Index (JII) beberapa tahun terakhir memang masih mengalami fluktuasi. Jika dilihat melalui pergerakan harga dari Jakarta Islamic Index (JII) selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2014, indeks mengalami pertumbuhan sebesar 18,1 persen dari tahun 2013 dan pada tahun 2015, indeks mengalami penurunan sebesar 12,69 persen dari tahun 2014. Namun, pada akhir tahun 2015 harga indeks ditutup dengan pergerakan grafik yang mulai merangkak naik. Berikut ini merupakan grafik pergerakan indeks selama tiga tahun terakhir: Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2013-2015 Sumber: Yahoo! Finance 7 Jika melakukan perbandingan kinerja dari beberapa indeks, data dari Bapepam Desember 2011, Jakarta Islamic Index (JII) memberikan return sebesar 12 persen, sedangkan LQ45 sebesar 13 persen. Hal tersebut menandakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham syariah dengan konvensional di Indonesia. Sedangkan, perbandingan kinerja beberapa indeks dalam lima tahun terakhir yakni 2010-2015 dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 1.2 Perbandingan Kinerja JII, IHSG, dan LQ45 Tahun 2010-2015 Sumber: www.bareksa.com Berdasarkan gambar 1.2, saham-saham berkapitalisasi besar yang diwakili oleh indeks LQ45 hanya memberikan return sebesar 21,12 persen, indeks syariah yang diwakili Jakarta Islamic Index (JII) memberikan return sebesar 14,05 persen, dan IHSG memberikan return sebesar 25,63 persen. 8 Melalui tiga data di atas, menunjukkan bahwa Jakarta Islamic Index (JII) masih berfluktuasi dan dalam perbandingan kinerja dengan indeks lainnya juga masih belum unggul. Hal tersebut wajar terjadi karena investasi syariah masih dikatakan lebih baru dibandingkan investasi konvensional di negeri ini. Kenyataan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk meragukan performa dari investasi syariah. Sudah terbuktinya kekuatan investasi syariah melewati krisis ekonomi merupakan hal yang patut diunggulkan. Menurut Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri melihat pertumbuhan pasar saham syariah lebih bagus dibandingkan dengan pasar saham konvensional karena saham-saham perbankan besar tidak masuk ke pasar saham syariah. Hal tersebut dikarenakan adanya tekanan terhadap perbankan. Kebijakan pemerintah menekan Net Interest Margin (NIM). Selain itu, tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) meningkat. Tekanan lainnya juga berasal dari kebijakan pemerintah yang menghimbau perusahaan keuangan negara seperti Dana Pensium untuk menempakan sebagian investasinya ke Surat Utang Negara (SUN) (http://investasi.kontan.co.id). Dengan demikian, prospek pertumbuhan saham syariah di tahun mendatang akan lebih baik. Seperti yang dikutip dari syariahsaham.com, kinerja saham syariah pada Januari 2016 mengalami kenaikan yang signifikan, 16 saham syariah mampu mengungguli kinerja IHSG. Sedangkan, menurut republika.co.id pada November 2016 perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sangat menjanjikan. Return yang dihasilkan sebesar 18 persen sedangkan IHSG hanya 13 persen. Saham syariah memiliki kapaitalisasi pasar sekitar 56 9 persen, volume perdagangan sebesar 51 persen, dan nilai transaksi mencapai 57 persen. Kenyataan tersebut sangat diapresiasi karena investasi syariah telah menunjukkan pertumbuhan yang gemilang dan dapat menjadi solusi dalam berinvestasi dari kerentanan perekonomian konvensional saat ini. Penelitian menurut Warusawitharana (2015), keputusan investasi dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiska (2013) menemukan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan Setiani (2013) menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perbedaan dari hasil penelitian tersebut yang juga menjadi keinginan peneliti menguji konsistensi penelitian dalam variabel tersebut. Selain itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah keinginan peneliti melakukan penelitian menggunakan objek Jakarta Islamic Index (JII) karena penelitian tentang investasi syariah dalam hal keputusan keuangan perusahaan masih jarang ditemukan dan penelitian ini juga mengukur hubungan antara keputusan investasi dengan profitabilitas dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik dengan melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Keputusan Pendanaan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20132015”. 10 B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah a. Dalam meningkatkan nilai perusahaan diperlukan membentuk keputusan keuangan yang tepat di mana terdiri dari membuat keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Setiap sebuah keputusan yang dibuat akan memengaruhi keputusan lainnya. b. Kebutuhan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam terhadap tempat berinvestasi dengan fungsi yang tidak melunturkan keunggulan dari pasar modal tetapi menjamin tidak melanggar ketentuan dari syariat Islam. c. Fenomena fluktuasi yang cenderung menurun pada harga indeks Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2015 dari yang sebelumnya mengalami peningkatan di tahun 2014. d. Kebijakan pemerintah menekan Net Interest Margin (NIM) dan menghimbau perusahaan keuangan negara seperti Dana Pensium untuk menempatkan sebagian investasinya ke Surat Utang Negara (SUN) serta tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang meningkat, membuat tekanan bagi saham sektor perbankan dan akan berdampak terhadap pertumbuhan dari Jakarta Islamic Index (JII) ke depannya. 11 2. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, maka agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, penelitian ini berfokus pada peningkatan nilai perusahaan yang diukur dengan PBV melalui keputusan investasi yang diukur dengan MVABVA, meneliti hubungan keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan yang diukur dengan DAR dan DER, serta meneliti hubungan langsung keputusan investasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE maupun melalui keputusan pendanaan sebagai variabel intervening pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013-2015. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan penelitian-penelitian terdahulu yang dikemukakan sebelumnya, permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan? b. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan? c. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas? d. Apakah terdapat pengaruh keputusan investasi langsung dan tidak langsung terhadap profitabilitas melalui variabel keputusan pendanaan? 12 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas. 4. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi langsung dan tidak langsung dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan manajemen keuangan khususnya mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan baik pengaruh secara langsung dan tidak langsung sehingga dapat menerapkan ilmu ini dalam manajemen keuangan dan pasar modal yang telah diperoleh selama perkuliahan. 2. Bagi Pihak Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dalam hal melakukan kebijakan perusahaan khususnya pengambilan keputusan. Dengan mengetahui hubungan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan akan lebih bijak untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan pemilihan struktur modal 13 yang tepat dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Bagi Akademisi Memberikan bukti empiris dalam bidang keuangan khususnya mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan maupun pengaruh langsung keputusan investasi terhadap profitabilitas atau melalui mediasi variabel keputusan pendanaan. Penelitian ini diharapkan pula menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik dalam menjawab hipotesis yang berkaitan dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan. 4. Bagi Investor Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai informasi dalam mengambil keputusan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kinerja perusahaan dan mengambil keputusan guna meningkatkan nilai dari perusahaan yang dapat memaksimumkan kekayaan dari para pemegang saham. 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keputusan Investasi Sebuah investasi perlu dilakukan oleh perusahaan agar perusahaannya dapat tumbuh dan berkembang. Kegiatan investasi juga merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan perusahaan. Kegiatan ini melibatkan sejumlah dana yang dikeluarkan untuk suatu hal yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih di masa depan. Menurut Bodie, et al (2014:1), investasi merupakan komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Menurut Pujiati dan Widanar (2009), keputusan investasi merupakan keputusan yang dikeluarkan perusahaan terkait dengan kegiatan perusahaan untuk melepaskan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk menghasilkan arus dana masa mendatang dengan jumlah yang lebih besar dari yang dilepaskan pada saat investasi awal, sehingga harapan perusahaan untuk selalu tumbuh dan berkembang akan semakin jelas dan terencana. Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa keputusan investasi merupakan kegiatan perencanaan pengalokasian dana atau aset yang dimiliki perusahaan ke suatu aset lainnya untuk memperoleh keuntungan di masa depan. Keputusan investasi bukanlah sebuah keputusan yang 15 mudah dalam melakukannya karena melibatkan aset perusahaan dan harapan perusahaan di masa depan. Menurut Moeljadi (2006:10), keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan. Menurut Senjani (2015), keputusan investasi bukan keputusan yang mudah karena berhubungan erat dengan sumber pendanaan baik internal maupun eksternal yang masing-masing sumber akan digunakan tersebut memiliki tingkat bunga yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebuah keputusan investasi perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak merugikan perusahaan di masa depan. Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam pembentukan nilai perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Oleh karena itu, keputusan investasi merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari keputusan investasi ialah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham. Keputusan investasi juga merupakan sinyal bagi investor. Teori Signalling menjelaskan bahwa keputusan investasi merupakan sebuah 16 tanda perusahaan akan melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan keuntungan lebih baik di masa yang akan datang. Investasi dapat berjalan jika alternatif dalam melakukan investasi telah diputuskan. Oleh karena itu, dapat dikatakan investasi dilakukan jika keputusan investasi telah dilaksanakan. Dalam menentukan keputusan investasi, seorang manajer keuangan disajikan beberapa macam alternatif bentuk investasi. Keputusan investasi berkaitan dengan investasi jangka panjang yang harus dilakukan, baik dalam bentuk aset berwujud maupun tidak berwujud (Rodoni dan Ali, 2014:2). Hidayat (2010) menjelaskan hal serupa, keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, dalam hal ini dana yang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau kurang dari satu tahun dan diterima sekaligus. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau operasional perusahaan. Sedangkan aktiva jangka panjang didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, dalam hal ini dana yang ditanamkan pada aktiva jangka panjang akan diterima kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya 17 secara bertahap. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. 2. Keputusan Pendanaan Salah satu fungsi manajemen keuangan adalah menentukan keputusan pendanaan dalam membiayai investasi yang akan dilakukan perusahaan. Keputusan pendanaan dari manajemen keuangan berhubungan dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan pembiayaan perusahaan (Husnan, 1996:10). Menurut Rodoni dan Ali (2014:2), keputusan pendanaan merupakan langkah selanjutnya setelah memutuskan investasi, sehingga dalam keputusan pendanaan mempertimbangkan mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk investasi tersebut. Keputusan pendanaan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber dana, baik berasal dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Keputusan pendanaan yang berasal dari dana internal, misalnya dapat berupa laba ditahan dan cadangan-cadangan yang disisihkan sedangkan dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang, saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pendanaan terkait dengan menentukan struktur modal yakni perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, maka keputusan pendanaan sering juga disebut dengan keputusan struktur modal (Husnan:1996, 14). 18 Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang. Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2002 : 240). Beberapa tokoh telah membahas tentang struktur modal, di antaranya adalah sebagai berikut: a. Teori Struktur Modal Tradisional Menurut Sjahrial (2008:179), pendekatan tradisional berpendapat bahwa kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan bisa diubah dengan dengan cara mengubah struktur modalnya. Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-an. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pada tingkat leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Namun demikian setelah 19 rasio leverage tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat. Pendekatan tradisional mengemukakan bahwa terjadi perubahan struktur modal optimal dan peningkatan nilai total perusahaan dengan menggunakan jumlah utang tertentu. Dengan menggunakan utang yang semakin besar, pada mulanya perusahaan dapat menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan. b. Modiligliani Miller Teori ini bermula pada tahun 1958, saat Franco Modigliani dan Merton Miller mempublikasikan artikel keuangan yang berjudul “The Cost of Capital, Corporation Finance and The Theory of Investment”. MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. MM berpendapat bahwa dalam keadaan pasar sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai perusahaan tetapi dengan adanya pajak maka hutang menjadi relevan. MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Menurut Sjahrial (2008:183), beberapa asumsi dalam teori ini adalah sebagai berikut: 20 1) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan δ EBIT (Standard Deviation Earning Before Interest and Taxes = Deviasi Standar Laba Sebelum Bunga dan Pajak). 2) Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di masa mendatang. 3) Saham dan obligasi diperjualbelikan di suatu pasar modal yang sempurna. Adapun kriteria pasar modal yang efisien adalah: Informasi selalu tersedia bagi semua investor (Symmetric information) dan dapat diperoleh tanpa biaya Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna Tidak ada baik pajak penghasilan perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat bunga bebas risiko. Hutang adalah tanpa risiko sehingga suku bunga pada hutang adalah suku bunga bebas risiko. 4) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital : A Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperboleh pengurangan pembayaran bunga 21 sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001). c. Financial Distress Financial Distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan yang disebabkan oleh, keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual dan sebagainya. Biaya kebangkrutan ini termasuk dalam direct cost of financial distress (Sjahrial, 2008:202). Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Menurut Rodoni dan Ali (2014:189), financial distress ditinjau dari aspek keuangan, maka terdapat tiga keadaan yang dapat menyebabkan financial distress yaitu: 1) Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal Ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang bersumber pada penjualan atau penagihan piutang dengan pengeluaran uang untuk membiayai operasi perusahaan tidak mampu menarik untuk 22 kekurangan dana tersebut, maka perusahaan akan berada pada kondisi tidak likuid. 2) Besarnya beban utang dan bunga Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar untuk menutup kekurangan dana, maka likuiditas perusahaan dapat teratasi untuk sementara waktu. Tetapi kemudian timbul persoalan baru yaitu adanya kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit. 3) Menderita kerugian Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu menutup seuruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih. Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan untuk reinvestasi. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu berupaya meningkatkan pendapatan dan mengendalikan tingkat biaya. Ketidakmampuan perusahaan mempertahankan keseimbangan pendapatan dengan biaya, maka perusahaan akan mengalami financial distress. Menurut Rodoni dan Ali (2014:194), kondisi perekonomian suatu negara merupakan salah satu penyebab terjadinya financial distress. Kepekaan perusahaan terhadap tekanan kondisi ekonomi makro merupakan inti dari risiko sistematis. Beberapa faktor ekonomi makro yang memengaruhi financial distress yaitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Inflasi dan Nilai Tukar. 23 Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Begitu pula dengan faktor ekonomi makro. Dengan demikian, keseimbangan tersebut harus dijaga agar perusahaan terhindar dari kondisi financial distress. Menurut Rodoni dan Ali (2014:187), financial distress dapat di atasi dengan beberapa cara yaitu: 1) Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual aset-aset utama, melakukan merger dengan perusahaan lain, menurunkan pengeluaran dan biaya penelitian dan pengembangan. 2) Berhubungan dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan menerbitkan sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan bank dan kreditor. Financial distress dapat melibatkan restrukturisasi aset atau pun restrukturisasi keuangan. 24 Gambar 2.1 Tahap Financial Distress Financial Distress 51% 49% Tidak melakukan restrukturisasi keuangan Melakukan restrukturisasi keuangan 53% Melakukan atas putusan pengadilan 3% 7% Melakukan reorganisasi dan berhasil bangkit kembali Merger dengan perusahaan lain 47% Melakukan atas prakarsa sendiri 10% Likuidasi Tahap-tahap financial distress pada gambar di atas menjelaskan bahwa sebanyak 49 persen perusahaan mendapatkan manfaat dari financial distress dengan merestrukturisasi aset. Sedangkan perusahaan yang tidak melakukan resturukturisasi keuangan melakukan penyehatan terhadap hutang sehingga mengubah perilaku perusahaan dan mendesak perusahaan untuk membuang bisnis mereka yang tidak berhubungan. 25 d. Model Trade Off Trade off model dalam struktur modal menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menggunakan hutang yang banyak. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang, akan semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan. Perusahaan yang menggunakan hutang maka perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa penghematan pajak. Namun di sisi lain perlu diperhitungkan biaya yang akan ditimbulkan dari penggunaan hutang tersebut (Rodoni dan Ali, 2014:131). Menurut Sjahrial (2008:203), semakin besar penggunaan utang akan meningkatkan keuntungan dari penggunaan hutang tetapi biaya financial distress dan agency cost juga akan meningkat. Oleh karena itu, penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik itu, penggunaan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan agency cost. Trade of Theory menjelaskan hubungan antara pajak yang harus dibayarkan, risiko kebangkrutan dan struktur modal dengan penggunaan hutang yang disebabkan oleh keputusan pendanaan perusahaan (Brealey dan Myers, 1991) dalam (Pratiska, 2013). Dengan demikian, penggunaan struktur modal yang optimal diperlukan untuk 26 menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Kombinasi yang tepat diperlukan sesuai dengan kondisi perusahaan. e. Pecking Order Theory Pecking order menyukai penggunaan sumber dana internal terlebih dahulu karena hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan nilai perusahaan akibat risiko yang semakin tinggi. Perusahaan dapat menggunakan dana dari eksternal perusahaan ketika dana internal tidak mencukupi. Pecking order menjelaskan bahwa hutang biasanya akan bertambah ketika investasi melebihi laba ditahan dan hutang akan berkurang jika investasi kurang dari laba ditahan. Semakin tingginya tingkat leverage perusahaan maka akan semakin kecil kesempatan investasinya, karena perusahaan masih mempunyai kewajiban dalam pembayaran periodik atas pokok dan bunga pinjaman yang tinggi sehingga dapat menyebabkan aliran kas perusahaan berkurang. Hal ini berarti semakin tinggi leverage perusahaan memungkinan perusahaan dalam reinvestasinya akan semakin kecil karena perusahaan masih mempunyai beban risiko finansial (financial risk) atas leverage tersebut (Saputro dan Hindasah, 2007). 3. Profitabilitas Profitabilitas termasuk salah satu dasar pertimbangan investor untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai profitabilitas maka investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut 27 dikarenakan profitabilitas menandakan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan. Semakin besar kemampuan tersebut akan meningkatkan keuntungan bagi investor. Profitabilitas merupakan pendapatan untuk membiayai investasi yang ditujukan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar peluang investasi yang bisa dijalankan (Baskin, 1983) dalam (Saputro dan Hindasah, 2007). Oleh karena itu, profitabilitas layaknya sebuah sinyal kondisi perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Sehingga profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai faktor pendorong dan dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya (Rodoni dan Ali, 2014:192). Rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. 28 4. Nilai Perusahaan Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan para pemegang saham. Memaksimumkan kekayaan pemegang saham dapat dilihat dari tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan ukuran nilai yang objektif oleh publik dan orientasi pada kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Harmono (2009), nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Kondisi baik atau buruknya suatu perusahaan dapat dilihat melalui harga atau nilai sahamnya. Perusahaan yang memiliki kinerja baik, cenderung mempunyai harga saham yang lebih stabil atau bahkan mengalami peningkatan. Nilai perusahaan merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan yang dapat dicerminkan melalui harga saham. Menurut Rodoni dan Ali (2014:4), semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan direpsentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa nilai perusahaan dapat dilihat dari harga pasar saham perusahaan yang merupakan suatu cerminan 29 penilaian investor secara keseluruhan. Selain itu, harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral diseluruh pelaku pasar dan bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Nilai perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan di masa depan bagi investor sehingga diperlukan suatu ukuran dalam mengetahuinya. Menurut Suharli (2006), nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek yaitu: a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau metode PER b. Pendekatan arus kas atau metode diskonto arus kas c. Pendekatan dividen atau metode pertumbuhan dividen d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva e. Pendekatan harga saham f. Pendekatan economic value added (EVA) Meningkatkan nilai perusahaan dapat diupayakan dengan meningkatkan performa perusahaan yang diimplementasikan dalam pembuatan keputusan keuangan. Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, di mana satu keputusan keuangan yang diambil akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan juga merupakan suatu satuan harga yang harus dibayar oleh calon pembeli di dalam bursa mengingat keterkaitan nilai perusahaan itu sendiri dalam harga saham. Beberapa indikator yang digunakan untuk nilai perusahaan di antaranya adalah: 30 a. Price Earning Ratio (PER) PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham. PER dapat dihitung dengan rumus (Fitriana, 2014): Harga pasar saham PER = Laba per lembar Saham b. Price Book Value (PBV) Metode ini akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. PBV dapat dihitung dengan rumus: Nilai buku ekuitas saham PBV = Jumlah lembar Saham beredar c. Tobin’s Q Ratio Q Tobin adalah nilai pasar dari aset perusahaan dibagi dengan biaya penggantinya. Q Tobin dapat dihitung dengan rumus: Nilai pasar aset perusahaan Q Tobin = Biaya Penggantian Aset Perusahaan 31 5. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang diperuntukkan dalam membiayai investasi yang akan dilakukan perusahaan. Pendanaan menjadi penting karena tanpa keputusan pendanaan yang baik akan menghambat aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan. Menurut Husnan (1996:14), keputusan pendanaan berhubungan dengan perolehan dana bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada keputusan investasi. Kegiatan investasi yang merupakan peluang perusahaan untuk tumbuh dan memperoleh keuntungan di masa mendatang memiliki hubungan negatif dengan keputusan pendanaan. Hal tersebut diakibatkan semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan mengurangi penggunaan hutang oleh perusahaan dalam membiayai investasinya. Menurut Myers (1977), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan cenderung untuk mengurangi penggunaan hutang karena tingginya tingkat hutang yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko kebangkrutan. Menurut teori Trade Off, selain tingginya tingkat hutang akan meningkatkan risiko kebangkrutan juga penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan namun pada saat mencapai titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan akibat nilai kebangkrutan tidak sebanding dengan keuntungan dari penggunaan hutang tersebut. Sedangkan menurut teori pecking order, perusahaan yang memiliki tingkat 32 hutang yang semakin tinggi akan mengakibatkan dana yang dimiliki akan digunakan terlebih dahulu untuk membayar hutang-hutangnya daripada digunakan untuk mengimplementasikan keputusan investasi. Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1: terdapat pengaruh negatif keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan 6. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi dilakukan untuk menghasilkan arus kas di masa mendatang yang lebih besar dari kas yang dikeluarkan. Keuntungan tersebut senantiasa diharapkan perusahaan untuk membuat perusahaan selalu tumbuh dan berkembang. Namun, keputusan investasi bukanlah keputusan yang mudah karena berhubungan erat dengan masa depan perusahaan. Keputusan investasi akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya seperti, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Sehingga keputusan investasi adalah faktor penting dalam pembentukan nilai perusahaan. Menurut Hidayat (2010), nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh keuntungan dengan tingkat risiko tertentu, risiko yang dapat dikelola diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan. 33 Menurut teori signalling, keputusan investasi juga merupakan sebuah sinyal bagi investor. Sinyal yang dimaksud adalah sebuah keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah tanda bagi investor bahwa perusahaan akan melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan keuntungan lebih baik di masa yang akan datang. Nilai positif dari investor tersebut yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan nilai perusahaan di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha2: terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai perusahaan 7. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi terhadap cash inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan profitabilitas perusahaan dan kemudian berdampak terhadap nilai perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan tersebut adalah salah satu faktor penting bagi investor untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. 34 Menurut Baskin (1983) dalam Saputro dan Hindasah (2007), semakin besar profitabilitas perusahaan akan semakin besar peluang investasi yang bisa dijalankan. Profitabilitas adalah tanda kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan. Semakin perusahaan memperoleh keuntungan akan besar kemampuan memperbesar potensi perusahaan untuk investasi dan terus tumbuh di masa mendatang. Sehingga adanya hubungan positif antara keputusan investasi dengan profitabilitas dalam membentuk nilai perusahaan. Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan profitabilitas di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha3: terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap profitabilitas 8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas Keputusan pendanaan merupakan aktivitas dalam menentukan keputusan pembiayaan dari berbagai sumber dana, baik berasal dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pemilihan sumber dana yang akan digunakan dalam melakukan pembiayaan investasi perusahaan diperlukan struktur modal yang optimal. Perimbangan antara dana internal dan eksternal yang optimal sangat diperlukan bagi perusahaan karena struktur modal yang optimal akan membuat perusahaan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. 35 Menurut Martono dan Harjito (2002:204), Peningkatan kemampuan tersebut berasal dari pendanaan yang efisien sehingga dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan. Dari berbagai keterkaitan antara keputusan pendanaan dengan profitabilitas di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif keempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha4: terdapat pengaruh antara keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai variabel intervening B. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan ini menggunakan beberapa acuan penelitian terdahulu. Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu dalam tabel 2.1 di bawah ini yang menunjukkan beberapa hasil penelitian sebelumnya dengan variabel terkait dalam penelitian ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1. Nama Peneliti Marizah Minhat dan Nazam Dzolkarna Judul Penelitian Which firms use Islamic financing? Metode Penelitian Data Panel Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian ini menemukan bahwa islamic financing signifikan terbentuk dari ekuitas pengguna Penelirtian meneliti keputusan pendanaan digunakan 36 ini yang pada Nama Peneliti ini (2017) Judul Penelitian 2. Giriati (2016) Free cash flow, dividend policy, investment opportunity set, opportunisti c behavior and firm’s value Ordinary Least Square 3. Norma Safitri dan Aniek Wahyuati (2015) Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Profitabilita s dan Nilai Perusahaan Analisis Jalur 4. Ozde Oztekin (2015) Capital Structure Decisions Data Panel No. Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dalam menentukan struktur modal. Namun pada perusahaan yang kurang menguntungkan ditemukan lebih cenderung menggunakan hutang dari ekuitas. Hal ini konsisten dengan teori agency. Free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan deviden, free cash flow dan investnent decision tidak memengaruhi kebijakan deviden. Tetapi saat diuji simultan pada seluruh variabel memengaruhi nilai perusahaan Struktur modal ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas tetapi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Terakhir, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin besar perusahaan akan meningkatkan aktiva pendanaan syariah dan menggunakan tambahan variabel bebas, yaitu collateral. Penelitian ini menggunakan tambahan variabel bebas yaitu, free cash flow dan managerial behavior. Penelitian ini menggunakan perusahaan semen yang terdaftar di bursa efek Indonesia sebagai objek penelitian dan juga proksi MBEBVE dalam menilai variabel keputusan investasi. Penelitian ini menggunakan tambahan 37 No. Nama Peneliti Judul Metode Penelitian Penelitian around the World:Whic h Factors Are Reliably Important? 5. Mursalim et. al (2015) Financial Decision, Innovation, Profitability and Company Value : Case Study on Manufacturi ng in Indonesian Stock Exchange PLS 6. Mohamma d Irfan dan Vipin Kumar (2015) The Impact of Book Value on Market Value of Shariah Compliant Regresi dan Korelasi Hasil Penelitian Perbedaan tetap perusahaan. Peningkatan tersebut akan meningkatkan leverage. Selain itu, profitabilitas akan lebih tinggi jika leverage perusahan rendah dan operasi perusahaan di dalam lingkungan inflasi akan menurunkan leverage. Keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan maupun profitabilitas, keputusan deviden berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas namun tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, inovasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini membuktikan pentingnya nilai buku perusahaan karena akan memengaruhi nilai pasar perusahaan tersebut variabel bebas yaitu, inflasi untuk menilai pengaruh struktur modal. Penelitian ini menggunakan tambahan variabel bebas yaitu, inovasi. Penelitian ini menggunakan dua model analisis regresi dan korelasi. Penelitian ini juga menilai nilai buku 38 No. Nama Peneliti Judul Penelitian Companies in India: An Empirical Analysis Metode Penelitian 7. Luh Putu Novita Sartini dan Ida Bagus Anom Purbawan gsa (2014) Pengaruh keputusan investasi, Kebijakan Dividen, Serta Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Analisis Jalur 8. Rahman Rusdi Hamidy (2014) Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilita s Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Analisis Jalur Hasil Penelitian Perbedaan yang dicerminkan melalui harga saham. Kemudian keputusan investasi dan kebijakan dividen juga akan berpengaruh atas nilai pasar tersebut dalam menyusun kebijakankebijakannya. Keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, serta kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pendanaan. Penelitian menemukan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian sesuai dengan teori trade off di mana penggunaan hutang akan menurunkan biaya agensi sehingga laba akan meningkat yang akan meningkatkan profitabilitas dan perusahaan terhadap pasar. nilai Penelitian ini menggunakan proksi PER dalam menilai keputusan investasi, proksi DAR dalam menilai keputusan pendanaan, proksi DPR dalam menilai kebijakan dividen dan proksi PBV dalam menilai nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel intervening dalam melihat pengaruh tidak langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan dan menggunakan objek penelitian perusahaan di sektor properti 39 No. Nama Peneliti 9. Fitriana (2014) 10. Rury Setiani (2013) 11. Ni Gst. A. Pt. Silka Judul Penelitian Indonesia Metode Penelitian Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilita s Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh IOS, Analisis SEM Hasil Penelitian Perbedaan pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. ROA berpengaruh positif signifikan terhadap DPR, sedangkan TAG dan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR.TAG, DER, ROA dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Berdasarkan hasil uji sobel, DPR dapat memediasi pengaruh ROA terhadap PBV, sedangkan pengaruh TAG dan DER terhadap PBV tidak dapat di mediasi melalui DPR. dan real estate. Data Panel Keputusan investasi berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan, Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel tingkat suku bunga SBI sebagai variabel bebas dan menggunakan objek penelitian sektor otomotif. Analisis Jalur Investment Penelitian opportunity set tidak melakukan Penlitian ini menggunakan kebijakan dividen (DPR) sebagai variabel intervening untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung keputusan Investasi (TAG), keputusan pendanaan (DER), profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV). 40 ini No. 12. Nama Peneliti Pratiska (2013) Judul Penelitian Leverage dan Dividend Yield Terhadap Profitabilita s dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI Metode Penelitian Rami Zeitun dan Gary Tian (2007) Capital Structure and Corporate Performanc e: Evidence from Jordan Data Panel Hasil Penelitian Perbedaan berpengaruh terhadap profitabilitas, hanya variabel Investment opportunity set dan profitabilitas yang memengaruhi nilai perusahaan, leverage berpengaruh terhadap profitabilitas dan Investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap leverage dan dividend yield. Keputusan pendanaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas akibat biaya agency yang meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan hutang tetapi hutang jangka pendek berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sesuai dengan teori Myers yang menyatakan bahwa semakin tinggi hutang menandakan adanya pertumbuhan dan kinerja perusahaan. pengamatan pengaruh langsung dan tidak langsung Investment opportunity set, leverage, dan dividend yield terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas. Penelitian ini melihat pengaruh struktur modal menggunakan variabel dependen Market performance atau nilai perusahaan (Tobin Q, MBVR, PER dan MBVE) dan Firm performance atau Profitabilitas (ROE dan ROA). Sumber: berbagai jurnal- data diolah 41 C. Kerangka Pemikiran Penelitian ini membahas pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013–2015. Pengamatan mengenai keputusan investasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting mengingat keputusan investasi yang perusahaan lakukan sangat berkaitan dengan masa depan perusahaan dan akan memengaruhi keputusan pendanaan perusahaan dalam memilih sumber dana yang optimal sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan pada akhirnya. Terdapat beberapa variabel laten yang digunakan pada penelitian ini, di antaranya keputusan investasi menggunakan indikator yang terdiri dari, market to book value of asset ratio (MVABVA) dalam hal ini bertindak sebagai variabel independen penelitian, nilai perusahaan (PBV) dan profitabilitas dengan indikator Return on asset (ROA) dan Return on equity (ROE) sebagai variabel dependen penelitian, keputusan pendanaan dengan indikator Debt to asset ratio (DAR) dan Debt to equity ratio (DER) dalam hal ini bertindak sebagai variabel intervening dan juga variabel dependen penelitian. Berdasarkan tinjauan pustaka, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar 2.2: 42 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Keputusan Pendanaan, Profitabiltas dan Nilai Perusahaan Perusahaan yang Tercatat di JII tahun 2013-2015 Keputusan Pendanaan Nilai perusahaan Keputusan Investasi Profitabilitas Partial Least Square (PLS) Uji Statistik Deskriptif Uji Outer Model : - Convergent validity - Discriminant validity - Composite Reliability - Average Variance Extracted (AVE) Uji Inner Model : - Koefisien determinasi (R2) - Predictive Relevance (Q2 ) - Goodness of Fit (GoF). Uji Hipotesis : - t-stastistic - Uji Sobel Hasil Penelitian dan Pembahasan 43 D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka dan merupakan uraian sementara dari permasalahan yang perlu diujikan kembali. Suatu hipotesis akan diterima jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya. Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil penelitian-penelitian terdahulu maka hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengaruh keputusan investasi dengan keputusan pendanaan Ha1: βy1x1 < 0, terdapat pengaruh negatif antara keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan 2. Pengaruh keputusan investasi dengan nilai perusahaan Ha2: βy2x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi terhadap nilai perusahaan 3. Pengaruh keputusan investasi dengan profitabilitas Ha3: βy3x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi terhadap profitabilitas 4. Pengaruh keputusan investasi dengan profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai variabel intervening Ha4: βy3x1 ≠ 0, terdapat pengaruh antara keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai variabel intervening 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data panel. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan dengan studi kasus terhadap seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Alasan penulis memilih Jakarta Islamic Index (JII) menjadikan sampel penelitian adalah harga saham yang ditampilkan cenderung berfluktuasi selama periode 2013-2015 namun pada akhir tahun 2015 diprediksi bahwa kinerja Jakarta Islamic Index (JII) pada masa mendatang akan mengalami pertumbuhan yang gemilang. Selain itu, penelitian terhadap keputusan keuangan dengan objek penelitian investasi syariah masih jarang ditemukan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dari laporan tahunan dan laporan keuangan. Penulis memilih Indonesian Stock Exchange (IDX) sebagai tempat melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2013–2015. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SmartPLS 3.00. Setelah diketahui hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis hasil. 45 B. Metode Penentuan Sampel Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013– 2015. Pengambilan sampel dengan seluruh perusahaan bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan menyeluruh. Pemilihan sampel diseleksi secara purposive sampling dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teknik purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel non probabilitas di mana teknik pemilihan secara tidak acak yang informasinya diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu dan umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index (JII) selama tiga tahun berturut-turut periode 2013–2015. Berdasarkan metode penentuan sampel tersebut, kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan data dan sampel adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) hingga Desember 2015. 2) Perusahaan terdaftar yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan selama tiga tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu 2013, 2014, dan 2015. 3) Perusahaan yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan atau informasi yang diperlukan untuk mencari 46 data yang dibutuhkan yaitu, neraca, harga penutupan saham dan jumlah saham beredar selama periode penelitian yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange dan yahoo! finance. Pertimbangan-pertimbangan diatas dibuat untuk mengahasilkan sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Dari kriteria pemilihan sampel di atas, maka terdapat 18 perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Berikut keterangan seleksi pemilihan sampel. Tabel 3.1 Seleksi Pemilihan Sampel Karakteristik Jumlah perusahaan yang terdaftar pada Januari 2013 Jumlah perusahaan yang tidak konsisten terdaftar pada Jakarta Islamic Index hingga Desember 2015 Tidak lengkap laporan keuangan dan tahunan Sampel yang diteliti Sumber: IDX, data diolah. Total 30 (12) (0) 18 Tabel 3.2 Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP Emiten Astra Agro Lestari Adaro Energy AKR Corporindo Astra International Alam Sutera Realty Bumi Serpong Damai Indofood CBP Sukses Makmur Indofood Sukses Makmur Indocement Tunggal Prakarsa Indo Tambangraya Megah Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatra Indonesia 47 14. PGAS Perusahaan Gas Negara 15. SMGR Semen Gresik 16. TLKM Telekomunikasi Indonesia 17. UNTR United Tractors 18. UNVR Unilever Indonesia Sumber: IDX, data diolah. C. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan dan tahunan yang telah diaudit pada periode 20132015. Selain itu diperlukan juga data harga saham dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Jenis data Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari: a. Laporan keuangan dan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013, 2014 dan 2015 yang didapat dari Indonesian Stock Exchange (IDX). b. Harga saham akhir tahun dari perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013, 2014 dan 2015 yang didapat dari yahoo! finance. 2. Sumber data Sumber data yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (IDX) selama periode penelitian 2013–2015. Penelitian ini juga diperoleh melalui studi kepustakaan. Sumber-sumber yang digunakan sebagai tinjauan 48 pustaka untuk menganalisis data membahas permasalahan penelitian ini seperti buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, tesis, literatur, dan penelusuran internet yang erat hubungannya dengan objek penelitian. D. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metodologi Partial Least Square (PLS) dan Uji Sobel. Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0. penelitian ini melakukan dua kali proses analisis data di mana digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai 3 menggunakan Partial Least Square (PLS) dan menguji hipotesis 4 menggunakan uji sobel karena dapat menguji variabel intervening. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran tentang variabel-variabel penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang berlaku sebagai variabel independen adalah keputusan investasi dengan indikator variabel laten yaitu Market to Book of Asset Ratio (MVABVA) terhadap keputusan pendanaan dengan indikator variabel laten yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas dengan indikator variabel laten yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan nilai perusahaan (PBV). Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian ini, maka digunakan alat teknik Partial Least Square 49 (PLS). Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel intervening pada penelitian ini, maka digunakan uji sobel. 2. Partial Least Square (PLS) Partial Least Square (PLS) adalah model persamaan Structural Equation Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS mulai pertama kali diperkenalkan di bidang chemometrics (computational chemistry) pada tahun 1960-an oleh Herman Wold seorang ahli ekonometrika (Ghozali, 2013:419). Menurut Ghozali (2006), prediksi dalam PLS yakni mendefinisikan variabel laten adalah linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen. Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap 50 pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006). Analisis pada Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan beberapa tahap, yakni: a. Analisa Outer Model b. Analisa Inner Model c. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Outer Model atau Model Pengukuran Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Analisa outer model ini menjelaskan hubungan antar variabel laten dengan indikatorindikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Analisis outer model dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni: Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap 51 awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Ghozali, 2006). Discriminant Validity Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya (Ghozali, 2006). Composite Reliability Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha (Ghozali, 2006). Pada uji Cronbach’s Alpha nilai yang diharapkan adalah lebih dari 0,6 untuk semua konstruk. Average Variance Extracted (AVE) Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan 52 composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Ghozali, 2006). Menurut Hussein (2015), Uji yang dilakukan di atas merupakan uji pada outer model untuk indikator reflektif. Untuk indikator formatif dilakukan pengujian yang berbeda. Uji untuk indikator formatif yaitu : Significance of weights Nilai weight indikator formatif dengan konstruknya harus signifikan. Multicolliniearity Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model dengan melihat dengan cara sebagai berikut: 1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) Jika dalam model memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 berarti data tidak ada masalah multikolinearitas. 2) Dilihat dari nilai Tolerance Jika dalam model memiliki nilai tolerance < 0,10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan jika sebaliknya nilai tolerance > 0,10 maka dapat dikatakan model tidak terdapat masalah multikolinearitas. 53 b. Pengujian Inner Model atau Model Struktural Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan Rsquare untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2006). Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Qsquare mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus berikut: Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ...... (1 – Rn2) Nilai Goodness of Fit (GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF small = 0,1, GoF medium = 0,25 dan GoF besar = 0,38. Adapun nilai Goodness of Fit (GoF) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: 54 GoF = √AVE x R2 c. Pengujian Hipotesis dengan Uji Sobel Menurut Hussein (2015), Secara umum metode explanatory research adalah pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini disebabkan pada metode ini terdapat pengujian Hipotesa. Menguji hipotesis dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk menolak atau menerima Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha diterima jika nilai p < 0,05. Di dalam penelitian yang terdapat variabel intervening, menurut Ghozali (2009), suatu variabel disebut disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut memengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pengujian hipotesis mediasi Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur (a) dan (b) seperti dijelaskan sebagai berikut: X M = (a) M Y = (b) ab 55 Koefisien ab = (c – c’) Di mana : c = Pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M c’ = Koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect). Sab dihitung dengan rumus dibawah ini: Sab = √b2 Sa2 + a2 Sb2 + Sa2 Sb2 Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisiensi ab dengan rumus sebagai berikut: t= ab Sab Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali, 2009). E. Operasional Variabel Penelitian Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian 56 serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen Keputusan Investasi Market to Book Value of Asset Ratio (MVABVA) merupakan rasio yang menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan dicerminkan dalam harga saham, pasar menilai pertumbuhan perusahaan dari nilai pasar saham yang lebih besar dari nilai bukunya. (Total Aktiva – Total Ekuitas) + (Jumlah Saham Beredar x Harga Saham) MVABVA = Total Aktiva 2. Variabel Dependen a. Nilai Perusahaan Price to book value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai price dengan book value. Metode ini akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. Price to book value (PBV) = Price Book value 57 b. Profitabilitas Return on Asset (ROA) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas dapat diukur dengan Return on Assets (ROA), ROA adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Return ROA = Asset Return on Equity (ROE) Pengembalian atas ekuitas atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (Hamidy, 2014). Return ROE = Equity 3. Variabel Intervening Keputusan Pendanaan a. Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai hutang dalam pembiayaan jumlah aktiva atau asetnya (Dewi, et al, 2014). Debt DAR = Asset 58 b. Debt to Equity Ratio (DER) Struktur Modal dapat diukur dengan debt to equity ratio (DER) (Gayatri dan Mustanda, 2014). DER merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan Satuan pengukuran debt to equity ratio adalah dalam persentase. Debt DER = Equity Tabel 3.3 Operasional Variabel Variabel Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan Proksi Skala MVABVA = (Total Aktiva – Total Ekuitas) + (Jumlah Saham Beredar X Harga Saham) Aktiva Rasio a. DAR = Hutang Aktiva Rasio b. DER = Hutang Ekuitas Profitabilitas a. ROA = Return Aktiva Rasio b. ROE = Return Ekuitas Nilai Perusahaan PBV = Price Rasio Nilai buku 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini membahas tentang pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013–2015. Tuntutan pasar akan investasi menyebabkan dibutuhkannya pasar modal sebagai tempat dalam melakukan investasi. Seiring berjalannya waktu investasi terus mengalami perkembangan, salah satunya adalah permintaan untuk menyediakan kegiatan investasi berbasis syariah. Dengan permintaan tersebut pasar modal Indonesia menyediakan Jakarta Islamic Index sebagai tempat bagi investor melakukan investasi saham secara syariah. 1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan tempat dalam melakukan penawaran dan perdagangan efek untuk perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor dalam melakukan investasi. Pasar Modal juga bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya. Di Indonesia, perkembangan pasar modal mengalami beberapa kali jatuh bangun. Berikut adalah penjelasan mengenai perjalanan pasar modal di Indonesia: 60 Pada tahun 1880, transaksi efek telah berlangsung namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komuitas dan sekuritas, yakni Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas. Pada tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sumber dana diperoleh dari para penabung. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia I, namun dibuka kembali pada tahun 1918. Pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan yang semakin memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup terlebih dahulu. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta. Pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali. Pada tahun 1965, Kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan 61 Belanda dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650% menyebabkan Bursa Efek Jakarta tutup kembali. Pada tahun 1976, PT Danareksa BUMN pertama yang melakukan go public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp 50 miliar. Selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami kelesuan dan PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ. Pada periode awal 1987, pemerintah membuat deregulasi yang pada intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahankemudahan bagi investor. Pada tahun 1991, perubahan tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi. Berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa. Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading System). Suatu sistem perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-match-kan antara harga jual dan beli saham. 62 Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ. Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya Market information and Automated Remote Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah sistem perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang dilakukan melalui BES. Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. 2. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis sahamsaham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) tidak lepas dari kerja sama antara pasar modal Indonesia atau PT Bursa Efek Indonesia dengan PT Danareksa Investment Management. Jakarta Islamic Index (JII) dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic 63 Index (JII) berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah islam untuk melakukan investasi di bursa efek. Jakarta Islamic Index (JII) juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. Jakarta Islamic Index (JII) menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah takut tercampur dengan dana ribawi. a. Karakteristik Jakarta Islamic Index (JII) Penentuan kriteria dari komponen Jakarta Islamic Index (JII) tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Islam dan PT DIM. Seleksi yang dilakukan terhadap saham-saham yang dimasukkan dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) meliputi seleksi yang bersifat normatif dan finansial. Seleksi normatif meliputi kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip syariah, yang meliputi: Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 64 Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barangbarang atau jasa-jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Sedangkan seleksi finansial meliputi: Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum Islam dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali bila termasuk dalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar). Memilih saham berdasarkan laporan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. Memilih 60 saham dari sususan di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. Dengan mengacu pada proses seleksi yang dilakukan terhadap sahamsaham yang tercatat pada Jakarta Islamic Index (JII), terlihat bahwa saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) tidak hanya sesuai dengan 65 kriteria syariah tetapi juga merupakan saham-saham pilihan dalam hal kapitalisasi pasar tertinggi serta volume perdagangan juga tertinggi. Adapun kriteria investasi Islam berdasarkan fatwa DSN adalah sebagai berikut: Perusahaan yang mendapat dana pembiayaan atau sumber dana dari utang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya. Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15%. Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 50%. Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan juli setiap tahunnya. Adapun perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitoring secara terus-menerus berdasarkan data publik yang tersedia. b. Prinsip Pasar Modal Syariah Investasi dalam Islam sangat didorong karena diyakini membawa pada peningkatan produktivitas sektor riil dan memberikan manfaat bagi umat. Dalam Islam, investasi hanya bisa dilakukan pada aktivitas ekonomi yang jelas-jelas memberikan pengaruh pada sektor riil. Salah satu media dalam berinvestasi adalah melalui pasar modal. Pada prinsipnya, investasi syariah di pasar modal tidak terlalu berbeda dengan investasi keuangan konvensional. Namun, ada beberapa prinsip mendasar yang membedakan antara investasi syariah dan konvensional di pasar modal tersebut. Pertama, investasi di pasar modal tidak boleh 66 mengandung unsur riba (bunga). Kedua, gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan Ketiga, maysir (judi). Menurut fatwa Dewan Syari’ah Nasional, prinsip-prinsip syariah di bidang pasar modal, setidaknya harus memenuhi 2 kriteria, yaitu: Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah. Adapun prinsip dalam transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maysir, risywah, maksiat, dan ke-dzalim-an sebagaimana dimaksud di atas meliputi: Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki (short selling) Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang Menimbulkan informasi yang menyesatkan Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek syariah tersebut. 67 Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau/dan pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah dengan tujuan memengaruhi pihak lain. Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SmartPLS 3.00. langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sampel yang akan diteliti dengan menggunakan purposive sampling. Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2013-2015. Jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 18 perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan terkait dengan proksi yang digunakan dari laporan keuangan dan tahunan yang telah diaudit. B. Pengujian dan Pembahasan Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai sampel penelitian. Penelitian ini memiliki empat variabel laten dan enam variabel manifes. Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder yang berbentuk tahunan dari tahun 2013-2015. Data-data yang dibutuhkan dalam memperhitungkan nilai rasio diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan di Indonesian Stock Exchange (IDX) dan Yahoo! Finance. Dalam penelitian ini akan dilakukan dua analisis. Pertama, untuk melihat pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan, dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square 68 (PLS). Kedua, untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening, dilakukan dengan menggunakan uji sobel. Sesuai dengan metode yang ditentukan pada BAB III, pembahasan dimulai dari statistik deskriptif dan dilanjut dengan analisis Partial Least Square (PLS) dan uji sobel. 1. Deskriptif Variabel Penelitian Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen, variabel dependen, dan variabel intervening. Variabel independen terdiri dari keputusan investasi di mana indikator yang menerangkan adalah market to book value of asset ratio (MVABVA). Variabel dependen terdiri dari keputusan pendanaan dengan indikator debt to equity (DER) dan debt to asset (DAR), profitabilitas dengan indikator return on equity (ROE) dan return on asset (ROA), dan nilai perusahaan dengan indikator price to book value (PBV). Sedangkan, variabel interveningnya adalah keputusan pendanaan dengan indikator debt to equity (DER) dan debt to asset (DAR). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). Periode pengamatan yang dilakukan selama 3 tahun, yaitu 2013-2015. Pengelohan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan program software Microsoft Excel 2010 dan SmartPLS 3.00. Adapun deskripsi dari variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 69 a. Keputusan Investasi Variable independen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi. Indikator dalam menjelaskan variabel laten adalah Market to Book Value of Asset (MVABVA). MVABVA merupakan rasio yang menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan dicerminkan dalam harga saham, pasar menilai pertumbuhan perusahaan dari nilai pasar saham yang lebih besar dari nilai bukunya. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai MVABVA suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang untuk tumbuh. Gambar 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 70 Tabel 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 No. Kode 2013 1. AALI 2,9555 2. ADRO 0,9535 3. AKRA 1,7933 4. ASII 1,7902 5. ASRI 1,2161 6. BSDE 1,7623 7. ICBP 3,1806 8. INDF 1,2709 9. INTP 2,9115 10. ITMG 2,3212 11. KLBF 5,4273 12. LPKR 1,2182 13. LSIP 1,8421 14. PGAS 2,4456 15. SMGR 3,0166 16. TLKM 2,0272 17. UNTR 1,7506 18. UNVR 16,2813 3,0091 Rata-rata Sumber: Data Diolah 2014 2,4200 0,9102 1,6868 1,7643 1,2737 1,5225 3,4692 1,2207 3,1154 1,3944 7,1111 1,1563 1,6757 2,5569 3,0706 2,3770 1,4342 17,9252 3,1158 2015 1,6164 0,6406 2,3845 1,4741 1,0073 1,3483 3,3413 1,0252 3,1100 0,6954 4,7190 1,1202 1,1881 1,2879 2,0531 2,2722 1,3884 18,6404 2,7396 Rata-rata 2,3306 0,8348 1,9549 1,6762 1,1657 1,5444 3,3303 1,1722 3,0457 1,4703 5,7525 1,1649 1,5686 2,0968 2,7134 2,2254 1,5244 17,6156 2,9548 Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa rata-rata MVABVA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 17,6156 yang menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi di masa depan. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,8348. Keputusan investasi dianggap faktor keuangan yang penting dalam memengaruhi nilai perusahaan. Melalui keputusan investasi, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dan dapat menumbuhkan perusahaan. 71 Semakin tinggi nilai MVABVA maka semakin baik prospek masa depan perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata MVABVA pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 20132015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan Kalbe Farma memiliki prospek pertumbuhan terbaik. b. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel dependen dan variabel intervening. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten adalah DER dan DAR. Debt to Equity (DER) merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Nilai DER yang baik adalah kurang dari 1 atau 100 persen. Semakin tinggi angka DER maka perusahaan akan memiliki risiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya. Namun, perlu dicermati apa yang menyebabkan angka DER tersebut besar, apa berasal dari hutang lancar atau hutang jangka panjang. 72 Gambar 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Tabel 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS 2013 0,46 0,50 1,70 1,00 1,71 0,31 0,67 1,11 0,70 0,49 0,07 0,50 0,26 0,38 2014 0,57 0,35 1,50 1,00 1,66 0,23 0,72 1,14 0,50 0,48 0,03 0,40 0,24 0,64 2015 0,84 0,26 1,10 0,90 1,83 0,35 0,62 1,13 0,50 0,41 0,04 0,60 0,21 0,90 Rata-rata 0,62 0,37 1,43 0,97 1,73 0,29 0,67 1,13 0,57 0,46 0,05 0,50 0,24 0,64 73 15. SMGR 16. TLKM 17. UNTR 18. UNVR Rata-rata Sumber: Data Diolah 0,20 0,87 0,12 2,11 0,73 0,16 0,82 0,07 2,01 0,69 0,15 0,97 0,06 2,26 0,73 0,17 0,89 0,08 2,12 0,72 Pada gambar 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata DER tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 2,12 yang menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki perbandingan hutang dengan ekuitas sebesar 212 persen. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma sebesar 0,05 atau 5 persen. Semakin kecil nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik likuiditas perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DER pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Kalbe Farma dan United Tractors memiliki nilai hutang atas ekuitas terbaik. Debt to Asset atau DAR merupakan rasio yang dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan hutang dalam pembiayaan aktiva atau asetnya. 74 Gambar 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 Tabel 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS 2013 0,31 0,53 0,60 0,50 0,63 0,18 0,40 0,53 0,60 0,33 0,05 0,20 0,20 0,24 2014 0,36 0,49 0,60 0,50 0,62 0,15 0,42 0,53 0,40 0,32 0,02 0,30 0,20 0,33 2015 0,46 0,44 0,50 0,50 0,65 0,22 0,38 0,53 0,40 0,29 0,03 0,30 0,17 0,42 Rata-rata 0,38 0,48 0,57 0,50 0,63 0,18 0,40 0,53 0,47 0,31 0,03 0,27 0,19 0,33 75 15. SMGR 16. TLKM 17. UNTR 18. UNVR Rata-rata Sumber: Data Diolah 0,13 0,40 0,07 0,68 0,37 0,11 0,39 0,04 0,67 0,36 0,11 0,44 0,04 0,69 0,37 0,12 0,41 0,05 0,68 0,36 Pada gambar 4.3, dapat dilihat bahwa rata-rata DAR tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,68 yang menandakan bahwa perusahaan tersebut menggunakan hutang dalam pembiayaan aktiva atau asetnya sebesar 68 persen. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma sebesar 0,03 atau 3 persen. Semakin kecil nilai DAR yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DAR pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Kalbe Farma dan United Tractors memiliki nilai hutang atas aset terbaik. c. Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel dependen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten adalah ROE dan ROA. Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola ekuitasnya dalam mengahasilkan laba perusahaan. Idealnya semakin tinggi nilai ROE maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik. 76 Gambar 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Tabel 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS 2013 0,19 0,07 0,14 0,21 0,17 0,22 0,18 0,10 0,26 0,23 0,23 0,10 0,12 0,43 2014 0,22 0,06 0,15 0,18 0,18 0,22 0,19 0,14 0,22 0,22 0,21 0,16 0,14 0,33 2015 0,06 0,05 0,17 0,12 0,10 0,11 0,19 0,09 0,18 0,08 0,18 0,03 0,09 0,15 Rata-rata 0,16 0,06 0,15 0,17 0,15 0,18 0,19 0,11 0,22 0,18 0,21 0,10 0,12 0,30 77 15. SMGR 16. TLKM 17. UNTR 18. UNVR Rata-rata Sumber: Data Diolah 0,26 0,24 0,14 1,33 0,26 0,23 0,21 0,15 1,35 0,25 0,17 0,21 0,10 1,22 0,18 0,22 0,22 0,13 1,30 0,23 Pada gambar 4.4, dapat dilihat bahwa rata-rata ROE tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 1,30. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,06. Semakin besar nilai ROE yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik performa perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata ROE pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan Perusahaan Gas Negara memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan terbaik. Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA yang positif menandakan bahwa aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. 78 Gambar 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Tabel 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS 2013 0,13 0,04 0,04 0,10 0,06 0,13 0,14 0,09 0,22 0,15 0,17 0,04 0,13 0,26 2014 0,14 0,03 0,06 0,09 0,07 0,14 0,14 0,09 0,19 0,15 0,17 0,07 0,15 0,20 2015 0,03 0,03 0,07 0,06 0,04 0,07 0,16 0,08 0,15 0,05 0,15 0,01 0,10 0,14 Rata-rata 0,10 0,03 0,06 0,08 0,06 0,11 0,14 0,09 0,19 0,12 0,16 0,04 0,13 0,20 79 15. SMGR 16. TLKM 17. UNTR 18. UNVR Rata-rata Sumber: Data Diolah 0,17 0,11 0,01 0,45 0,14 0,16 0,10 0,09 0,44 0,14 0,12 0,09 0,06 0,39 0,10 0,15 0,10 0,05 0,42 0,12 Pada gambar 4.5, dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 0,42. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,03. Semakin besar nilai ROE yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik performa perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata ROE pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan Perusahaan Gas Negara memiliki kemampuan mendapatkan keuntungan atas aset terbaik. d. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel dependen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten adalah PBV. Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik dari saham dan menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. 80 Gambar 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 60 50 40 30 20 10 0 Tabel 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS 2013 3,85 0,90 3,16 2,59 1,58 2,28 4,65 1,57 3,24 2,97 6,91 1,48 2,06 3,62 2014 3,23 0,82 2,70 2,50 1,73 1,80 5,24 1,47 3,49 1,58 8,79 1,34 1,84 4,12 2015 2,13 0,36 3,89 1,92 1,02 1,57 4,79 1,05 3,44 0,57 5,66 1,26 1,23 1,62 Rata-rata 3,07 0,70 3,25 2,34 1,44 1,88 4,89 1,37 3,39 1,71 7,12 1,36 1,71 3,12 81 15. SMGR 16. TLKM 17. UNTR 18. UNVR Rata-rata Sumber: Data Diolah 3,86 2,72 2,21 46,63 5,35 3,84 3,27 1,68 51,92 5,63 2,46 3,26 1,61 58,48 5,35 3,39 3,08 1,83 52,34 5,44 Pada gambar 4.6, dapat dilihat bahwa rata-rata PBV tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 52,34. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,7. Semakin besar nilai PBV yang dimiliki oleh perusahaan maka menandakan semakin besar kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata PBV pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan Kalbe Farma memiliki nilai perusahaan terbaik. 2. Analisis Outer Model Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap untuk menilai Fit Model dari sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Salah satunya adalah analisis Outer Model. Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Ada beberapa indikator dalam analisis outer model, diantaranya, Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Reliability. 82 a. Convergent validity Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Ghozali, 2006). Tabel 4.7 Convergent Validity (Sebelum Modifikasi) Keputusan Keputusan Nilai Profitabilitas Investasi Pendanaan Perusahaan 0.564 Keputusan Investasi 0.018 0.939 Keputusan Pendanaan 0.721 -0.158 0.717 Nilai Perusahaan 0.389 0.530 0.154 0.817 Profitabilitas Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS 3.00 dapat dilihat pada Tabel 4.7 nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan variabel belum memenuhi convergent validity karena masih ditemukan indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70. Manifes dari keputusan investasi masih memiliki nilai korelasi terhadap konstruk sebesar 0,564 yang menandakan belum terpenuhinya nilai convergent validity. Oleh karena itu, modifikasi model dapat dilakukan agar membentuk model yang reliabel. Salah satu caranya yaitu dengan 83 mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70. Tabel 4.8 Convergent Validity (Sesudah Modifikasi) Keputusan Keputusan Nilai Profitabilitas Investasi Pendanaan Perusahaan 1.000 Keputusan Investasi -0.096 0.939 Keputusan Pendanaan 0.695 -0.156 1.000 Nilai Perusahaan 0.385 0.525 0.157 0.981 Profitabilitas Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Setelah mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai korelasi di bawah 0,70 diperoleh hasil pengolahan yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 4.8 nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi convergent validity karena masih ditemukan indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70. Pada model modifikasi sebagaimana pada tabel 4.8 tersebut menunjukkan Nilai korelasi indikator keputusan investasi terhadap konstruk sebesar 1,000, nilai korelasi indikator keputusan pendanaan terhadap konstruk sebesar 0,939, nilai korelasi indikator profitabilitas terhadap konstruk sebesar 0,981 dan nilai korelasi indikator nilai perusahaan terhadap konstruk sebesar 1,000. Hal tersebut menandakan bahwa semua loading factor memiliki nilai di atas 0,70 sehingga konstruk untuk semua variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari model. 84 b. Discriminant Validity Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya (Ghozali, 2006). Tabel 4.9 Cross Loading (Sebelum Modifikasi) Keputusan Keputusan Nilai Investasi Pendanaan Perusahaan 0.608 0.077 0.383 CAPBVA -0.032 0.935 -0.223 DAR 0.063 0.942 -0.079 DER 0.127 -0.050 0.242 LN SIZE 0.794 -0.094 0.661 MVABVA 0.325 0.197 0.128 NPM 0.718 -0.154 0.985 PBV -0.227 0.027 -0.089 PER 0.468 0.230 0.192 PPEBVA 0.334 0.554 0.121 ROA 0.315 0.470 0.138 ROE Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Profitabilitas 0.185 0.484 0.510 -0.084 0.353 0.458 0.173 -0.022 0.160 0.941 0.953 Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten yang memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel laten lain. Sebelum modifikasi dilakukan untuk membentuk model yang reliabel dan valid, penelitian ini menggunakan beberapa indikator lain seperti, keputusan investasi menggunakan indikator CAPBVA, 85 MVABVA, PER dan PPEBVA. Profitabilitas menggunakan indikator NPM, ROA dan ROE. Nilai perusahaan menggunakan indikator Ln SIZE dan PBV. Namun, berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui indikator PER memiliki nilai korelasi terhadap konstruknya yakni keputusan investasi yang lebih kecil dibandingkan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya. Oleh karena itu, modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang lebih baik. Tabel 4.10 Cross Loading (Sesudah Modifikasi) Keputusan Keputusan Nilai Investasi Pendanaan Perusahaan -0.140 0.939 -0.218 DAR -0.040 0.939 0.075 DER 1.000 -0.096 0.695 MVABVA 0.695 -0.156 1.000 PBV 0.402 0.554 0.150 ROA 0.348 0.470 0.159 ROE Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Profitabilitas 0.484 0.502 0.385 0.157 0.984 0.978 Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel laten lain. Maka dapat dikatakan konstruk memiliki discriminant validitas yang tinggi. c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. 86 Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas suatu konstruk dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masingmasing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilainya 0,70 dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 4.11 akan disajikan nilai Composite Reliability dan AVE untuk seluruh variabel. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai composite reliability masih memiliki nilai di bawah 0,70 seperti keputusan investasi yang memiliki nilai sebesar 0,498 dan nilai perusahaan sebesar 0,608. Oleh karena itu, masih ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang dibentuk. Begitu pula dengan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk masih memiliki nilai di bawah 0,50 seperti keputusan investasi yang memiliki nilai sebesar 0,318. Oleh karena itu, modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang baik. Tabel 4.11 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) (Sebelum Modifikasi) Composite Reliability 0.498 Keputusan Investasi 0.937 Keputusan Pendanaan 0.608 Nilai Perusahaan 0.847 Profitabilitas Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Average Variance Extracted (AVE) 0.318 0.881 0.514 0.663 87 Tabel 4.12 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) (Sesudah Modifikasi) Composite Reliability 1.000 Keputusan Investasi 0.937 Keputusan Pendanaan 1.000 Nilai Perusahaan 0.981 Profitabilitas Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Average Variance Extracted (AVE) 1.000 0.881 1.000 0.962 Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai composite reliability memiliki nilai diatas 0,70 untuk seluruh konstruk. Oleh karena itu, tidak ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang dibentuk. Begitu pula dengan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk memiliki nilai diatas 0,50. Dengan demikian semua konstruk memenuhi kriteria yang reliabel sesuai dengan kriteria yang direkomendasikan. 3. Analisis Model Struktural (Inner Model) Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Setelah melakukan modifikasi model untuk memperoleh model terbaik, diperoleh model struktural sebagai berikut: 88 Gambar 4.7 Model Struktural Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Tabel 4.13 merupakan hasil estimasi Rsquare dengan menggunakan SmartPLS 3.00. 89 Tabel 4.13 R Square R Square R Square Adjusted 0.009 -0,010 Keputusan Pendanaan 0.483 0.473 Nilai Perusahaan 0.467 0.446 Profitabilitas Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan 3 (tiga) buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel keputusan pendanaan yang dipengaruhi oleh variabel keputusan investasi, variabel nilai perusahaan yang dipengaruhi profitabilitas dan variabel profitabilitas yang dipengaruhi oleh variabel keputusan pendanaan. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai R Square untuk variabel keputusan pendanaan adalah sebesar 0,009 yang berarti model mampu menjelaskan sebesar 0,9% untuk variabel keputusan investasi memengaruhi keputusan pendanaan. Untuk variabel profitabilitas diperoleh sebesar 0,467 yang berarti model mampu menjelaskan sebesar 46,7% untuk variabel keputusan pendanaan memengaruhi profitabilitas. Untuk variabel nilai perusahaan adalah sebesar 0,483 yang berarti model mampu menjelaskan sebesar 48,3% untuk variabel profitabilitas memengaruhi nilai perusahaan. Melalui R-Square itu pula dapat dihitung nilai Predictive Relevance (Q2). Nilai Predictive Relevance (Q2) prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan 90 juga estimasi parameternya. Q-Square yang baik memiliki nilai lebih besar dari 0. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus berikut: Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ...... (1 – Rn2) Q2 = 1 – (1 – 0,0092) (1 – 0,4672) (1 – 0,4832) Q2 = 0,40 Berdasarkan perhitungan nilai Q-Square di atas dapat dilihat bahwa model dapat diobservasi. Selanjutnya dapat mencari nilai Goodness of Fit (GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF kecil = 0,1, GoF sedang = 0,25 dan GoF besar = 0,38. GoF = √AVE x R2 GoF = √ 0,961 x 0,320 GoF = 0,55 Berdasarkan hasil perhitungan nilai Goodness of Fit (GoF), dapat diketahui bahwa model memiliki nilai pengamatan yang baik karena nilai GoF yang besar. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian inner model dapat disimpulkan bahwa penelitian ini model struktural yang dibangun robust dan akurat. 4. Analisis Hipotesis Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output result for inner weight. Tabel 4.14 memberikan output estimate untuk pengujian model struktural. 91 Tabel 4.14 Result for Inner Weight Original Sample (O) -0.096 Sample Mean (M) -0.096 Keputusan Investasi -> Keputusan Pendanaan 0.695 0.670 Keputusan Investasi -> Nilai Perusahaan 0.439 0.434 Keputusan Investasi -> Profitabilitas 0.567 0.589 Keputusan Pendanaan > Profitabilitas Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017) Dalam PLS pengujian secara Standard TDeviation Statistics (STDEV) 0.093 1.031 statistik P-Value 0.303 0.135 5.161 0.000 0.133 3.291 0.001 0.126 4.484 0.000 setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah sebagai berikut: 1) Pengujian hipotesis 1 (Keputusan Investasi berpengaruh negatif terhadap Keputusan Pendanaan) Hasil pengujian keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar -0,096 dengan nilai t-statistik sebesar 1,031. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel (1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dengan demikian Hipotesis 1 ditolak. 92 Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) bersifat independen. Sehingga keputusan investasi yang dilakukan tidak dipengaruhi oleh sumber dana perusahaan, tetapi mutlak hanya untuk pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Modigliani dan Miller (1958) dalam Hidayat (2010) yang menemukan bahwa sebuah perusahaan dalam kondisi pasar yang sempurna tidak ada hubungan antara keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Hal tersebut karena investasi diputuskan terlebih dahulu baru memutuskan pendanaan. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Oztekin (2015) dan penelitian Sartini dan Purbawangsa (2014) yang menyatakan bahwa semakin besar kesempatan investasi perusahaan akan meningkatkan leverage perusahaan. 2) Pengujian hipotesis 2 (Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan) Hasil pengujian keputusan investasi terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,695 dengan nilai t-statistik sebesar 5,161. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel (1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis 2 diterima. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh semakin besar keputusan investasi atau dalam hal ini kesempatan investasi perusahaan yang tinggi 93 menandakan perusahaan akan tumbuh dan menguntungkan di masa mendatang. Menurut teori signalling, nilai investasi yang tinggi adalah sinyal bagi investor bahwa perusahaan akan mengalami peningkatan nilai yang dicerminkan melalui harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gayatri dan Mustanda (2014), Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar (2015), Mursalim, et al (2015) dan Pratiska (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Setiani (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan. 3) Pengujian hipotesis 3 (Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Profitabilitas) Hasil pengujian keputusan investasi terhadap profitabilitas menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,439 dengan nilai t-statistik sebesar 3,291. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel (1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dengan demikian Hipotesis 3 diterima. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan investasi yang merupakan salah satu langkah strategis perusahaan untuk tumbuh dan meningkatkan pendapatannya. Sehingga dana yang dikeluarkan 94 perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mursalim (2015), Safitri dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Pratiska (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas. 4) Pengujian hipotesis 4 (Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Profitabilitas melalui Keputusan Pendanaan) Pengujian hipotesis keempat untuk melakukan pengujian pengaruh tidak langsung variabel keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan, dilakukan terlebih dahulu dengan menguji keputusan pendanaan terhadap profitabilitas. Pengujian untuk mengetahui pengaruh tidak langsung dilakukan dengan menggunakan rumus Sobel. Hasil pengujian pengaruh keputusan pendanaan terhadap profitabilitas menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,567. Nilai tstatistik diperoleh sebesar 4,484. Nilai t-statistik tersebut lebih besar daripada nilai t-tabel (1,989). Hasil ini berarti keputusan pendanaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. 95 Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening dengan variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel. Hasil dari kedua pengujian diringkas sebagai berikut: P1 = -0,096 P2 = 0,567 Se1 = 0,093 Se2 = 0,126 Besarnya koefisien tidak langsung variabel keputusan investasi terhadap profitabilitas merupakan perkalian dari pengaruh variabel keputusan investasi terhadap variabel keputusan pendanaan dengan keputusan pendanaan terhadap profitabilitas. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai berikut: ab = a . b = -0,096 . 0,567 = -0,054 Besarnya standard error tidak langsung keputusan investasi terhadap profitabilitas merupakan perkalian dari keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan dengan keputusan pendanaan terhadap profitabilitas. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai berikut: Sab = √b2 Sa2 + a2 Sb2 + Sa2 Sb2 = √(0,567)2 (0,093)2 + (-0,096)2 (0,126)2 + (0,093)2 (0,126)2 = 0,00519 96 Dengan nilai uji t diperoleh sebagai berikut: t = = ab Sab -0,054 0,00519 = -10,404 Nilai t sebesar -10,404 tersebut lebih besar dari 1,989 yang berarti bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh tidak langsung dari variabel keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan dapat diterima. Dengan demikian Hipotesis 4 diterima. 5) Interpretasi Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas, penelitian ini menemukan beberapa hal-hal sebagai berikut: a. Keputusan Investasi tidak dapat memengaruhi Keputusan Pendanaan. Dalam hal ini keputusan investasi menunjukkan koefisien bertanda negatif yang berarti berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap keputusan pendanaan perusahaan, artinya tidak ada pengaruh antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Modigliani dan Miller (1958) tetapi penelitian ini juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) yang menemukan hubungan negatif signifikan antara investasi dengan keputusan pendanaan. Sedangkan, Sartini dan Purbawangsa (2014) dan Oztekin (2015) yang 97 menemukan hubungan positif signifikan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kemungkinan perbedaan pada penelitian ini adalah kondisi perusahaan saat itu. Ketika perusahaan hanya ingin meningkatkan nilai perusahaan, investasi akan bersifat independen terhadap keputusan pendanaan. Namun, ketika investasi dikaitkan dengan tingkat kesempatan dalam berinvestasi, perusahaan akan mengurangi tingkat hutang karena ingin meningkatkan efektivitas penggunaan dana untuk berinvestasi. b. Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dalam penelitian ini koefisien keputusan investasi bertanda positif yang berarti semakin tinggi keputusan Investasi maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gayatri dan Mustanda (2014), Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar (2015), Mursalim, et al (2015) dan Pratiska (2013) yang juga menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian ini juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2013) yang menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut teori sinyal (signaling theory), di mana pengeluaran modal perusahan tampak sangat penting dalam upaya mengoptimalkan nilai perusahaan karena jenis investasi tersebut memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang mampu meningkatkan harga saham 98 yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Begitu pula menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Oleh karena itu, penelitian ini sejalan dengan teori signalling yang dapat memberikan sinyal kepada investor bahwa semakin tinggi kesempatan investasi yang diimplementasikan dalam keputusan investasi perusahaan akan meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan tersebut akan menjadi tanda peningkatan pendapatan perusahaan dan menjadi berita baik atas kinerja perusahaan. Dengan demikian, permintaan saham perusahaan akan meningkat. Peningkatan tersebut akibat kepercayaan investor terhadap perusahaan yang akhirnya akan berdampak terhadap tingginya nilai perusahaan. c. Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Koefisien keputusan investasi menunjukkan positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang berarti keputusan investasi memberikan pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mursalim (2015), Safitri dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) yang menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Perbedaan penelitian ini kemungkinan 99 disebabkan oleh waktu investasi dalam memberikan pengaruh terhadap profitabilitas itu sendiri. Menurut Fama dalam Hidayat (2010) telah menyatakan bahwa keputusan keuangan yang memengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan investasi. Keputusan investasi menjadi langkah strategis untuk perusahaan tumbuh dan meningkatkan pendapatannya. Dana yang digunakan untuk investasi akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan memperbesar peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Selain itu, sebuah perusahaan akan berupaya untuk meningkatkan performa keuangannya melalui investasiinvestasi yang dilakukannya karena niali profitabilitas adalah cerminan kinerja dari perusahaan. Oleh karena itu, keputusan investasi dengan profitabilitas memiliki sebuah hubungan yang positif dan saling berkaitan. d. Uji sobel yang dilakukan menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai intervening. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investasi dapat berpengaruh negatif secara langsung terhadap profitabilitas dan juga berpengaruh negatif secara tidak langsung yaitu dari keputusan investasi ke keputusan pendanaan lalu ke profitabilitas. Dengan demikian, peran keputusan pendanaan mampu menjadi variabel intervening yang membuat pengaruh keputusan investasi menjadi negatif terhadap profitabilitas. 100 Pengaruh negatif secara langsung artinya keputusan investasi yang dilakukan perusahaan dapat menurunkan profitabilitasnya. Sedangkan keputusan investasi dapat berpengaruh negatif secara tidak langsung terhadap profitabilitas artinya perusahaan yang akan melakukan keputusan investasi akan menurunkan hutang dalam struktur modalnya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam medapatkan keuntungan. Dengan melihat hasil signifikansi masingmasing variabel maka hasil uji sobel ini dapat menunjukkan bahwa pelaksanaan keputusan investasi perusahaan dapat berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan keputusan investasi dengan profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi perusahaan dapat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan melalui keputusan pendanaan yang semula memberikan pengaruh positif secara langsung. Dengan melalui keputusan pendanaan sebagai hubungan keputusan investasi variabel dengan intervening profitabilitas mengubah menjadi berpengaruh secara negatif. Penelitian ini sesuai dengan teori pecking yang menyatakan bahwa perusahaan yang semakin tinggi tingkat hutang dalam struktur modalnya akan menurunkan kesempatan investasi perusahaan. 101 Menurut Gaver dan Gaver (1995) dalam Saputro dan Hindasah (2007), hal tersebut terjadi hutang yang tinggi akan menyebabkan perusahaan harus membayar kewajiban secara periodik dan akan menurunkan kesempatan investasi perusahaan akibat dana yang digunakan untuk reinvestasi harus digunakan membayar kewajiban tersebut. Dengan menurunkan hutang dalam struktur modalnya akan memaksimalkan keputusan investasi perusahaan, keputusan investasi tersebut akan menumbuhkan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. 102 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis PLS menggunakan SmartPLS 3.00 dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menunujukkan bahwa sebagian besar dari hipotesis adalah diterima, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis adalah: 1. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa investasi yang dilakukan bersifat independen terhadap pendanaan karena investasi ditentukan terlebih dahulu baru kemudian pendanaan ditentukan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan. 2. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa semakin tinggi keputusan investasi akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai perusahaan secara signifikan. 3. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa 103 semakin tinggi keputusan investasi akan semakin meningkatkan profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap profitabilitas secara signifikan. 4. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap profitabilitas yang dikuatkan melalui keputusan pendanaan sebagai variabel intervening. Hal ini ditunjukkan oleh pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas memiliki pengaruh sama dengan pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan. Hasil uji sobel yang dilakukan menunjukkan perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan memilih hutang yang rendah dalam menentukan keputusan pendanaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan atau profitabilitas. B. Saran Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar memperoleh penelitian yang lebih baik lagi kedepannya, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat banyak variabel lain yang dapat dijadikan sebagai manifes dalam menjelaskan variabel laten, seperti Tobin-Q, PER, MVEBVE dan lain-lain untuk menjelaskan keputusan investasi. NPM, ROI dan lain-lain untuk menjelaskan profitabilitas. LDR, short debt rasio dan lain-lain untuk 104 menjelaskan keputusan pendanaan sehingga dapat memengaruhi hasil analisis pada penelitian. 2. Periode pengamatan yang relatif pendek, yakni tiga tahun sehingga dapat menambah periode yang lebih panjang lagi. 3. Meneliti kembali tentang fungsi keputusan keuangan syariah dengan lebih fokus dan mendalam karena masih jarang penelitian dalam topik tersebut. C. Implikasi Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba menguraikan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya: 1. Bagi Perusahaan Adanya pengaruh yang signifikan antara keputusan investasi dengan nilai perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini membantu pihak perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan. Keputusan keuangan yang mempertimbangkan bahwa penentuan keputusan investasi akan memberikan pengaruh terhadap perusahaan karena keputusan investasi akan menumbuhkan perusahaan dan kemudian meningkatkan nilai perusahaan. Adanya keputusan pendanaan yang dapat memengaruhi perusahaan secara tidak langsung juga menjadi pertimbangan bagi perusahaan harus memaksimalkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan melalui kegiatan investasinya dan pemilihan keputusan pendanaan karena hal tersebut adalah informasi penting bagi investor dalam memutuskan 105 investasinya ke perusahaan dan akan berdampak terhadap keberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang. 2. Bagi Investor Investor dalam mengambil keputusan investasi dapat mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh menggunakan nilai perusahaan, profitabilitas, dan keputusan investasi perusahaan. 106 DAFTAR PUSTAKA Adam, Noor Latifah dan Noordin Abu Bakar, “Shariah Screening Process in Malaysia”, page 113-123, ELSEVIER, 2014. Bodie, Zvie, et al, “Manajemen Portofolio dan Investasi”, Salemba Empat, Jakarta, 2014. Brigham, EF dan Houston F Joel, “Manajemen Keuangan Edisi 8”, Erlangga, Jakarta, 2001. Dewi, Inggi Rovita, et al, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 17, No. 1, Universitas Brawijaya, Desember 2014. Fitriana, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”, Semarang, 2014. Gayatri, Ni Luh Putu Rassri dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Udayana Bali, 2014. Ghozali, Imam, “Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square”, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Ghozali, Imam, “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 16.0”, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”, Edisi 8, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Giriati, “Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity Set, OpportunisticBehavior and Firm’s Value”, ELSEVIER, 2016. Hamidy, Rahman Rusdi, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Udayana, 2014. Harmono, “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis)”, Bumi Aksara, Jakarta, 2009. Hidayat, Riskin, “Keputusan Investasi Dan Financial Constraints : Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2010. 107 Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan : Teori dan Terapan (Keputusan Jangka Panjang)”, BPFE – Yogyakarta, 1996. Hussein, Ananda Sabil, “Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial Least Square dengan SmartPLS 3.0”, Universitas Brawijaya, Malang, 2015. Irfan, Mohammad dan Vipin Kumar, “The Impact of Book Value on Market Value of Shariah Compliant Companies in India: An Empirical Analysis”, International Journal of Media and Management, Vol. 4, Issue 1, India, Juni 2015. Martono dan A. Harjito, “Manajemen Keuangan Edisi Pertama”, Ekonisia, Yogyakarta, 2002. Moeljadi, “Manajemen Keuangan : Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”, Bayumedia Publishing, Malang, 2006. Minhat, Marizah dan Nazam Dzolkarnaini, “Which Firm Use Islamic Financing?”, Economic Letter ELSEVIER, page 15-17, 2017. Mursalim, et al, “Financial Decision, Innovation, Profitability and Company Value: Case Study on Manufacturing in Indonesian Stock Exchange”, Information Management and Bussiness Review, Vol. 7, No.2, page 72-78, April 2015. Myers, S. C, “Determinant of Corporate Borrowing”, Journal of Financial Economics, Vol. 9, No. 3, page 237-264, 1977. Oztekin, Ozde, “Capital Structure Decisions Around The World: Which Factors Are Reliably Important?”, Journal Of Financial And Quantitative Analysis, Vol. 50, No. 3, page 301–323, Juni2015. Pratiska, Ni Gst. A. Pt. Silka, “Pengaruh IOS, Leverage, dan Dividend Yield Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI”, Universitas Udayana Bali, 2013. Pujiati, Diyah dan Widanar Erman, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12, No.1, hal. 71-86, 2009. Puspitaningtyas, Zarah, “Perilaku Investor Dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar Modal”, Universitas Jember, 2014. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2014. Safitri, Norma dan Aniek Wahyuati, “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 4, No. 2, Februari 2015. 108 Saputro, Akhmad Adi dan Lela Hindasah, “Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Deviden dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol.8, No.1, Hal. 58-71, Januari 2007. Sartini, Luh Putu Novita dan Ida Bagus Anom Purbawangsa, “Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Serta Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manejemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No.2, Agustus 2014. Senjani, Yayu Putri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Pada Perusahaan BUMN”, Simposium Nasional Akuntansi 18 Universitas Sumatera Utara, September 2015. Setiani, Rury, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Alumni FE UNP, Padang, 2013. Sjahrial, Dermawan MM, “Manajemen Keuangan Edisi 2”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008. Suharli, Michell, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportuniy Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Hal. 9- 17, Mei 2006. Warusawitharana, Missaka, “Research and development, profits, and firmvalue: A structural estimation”, Quantitative Economics 6, page 531-565, The Federal Reserve System, 2015. Zeitun, Rami dan Gary Tian, “Capital Structure and Corporate Performance : Evidence From Jordan”, Forthcoming in Australian Accounting Business & Finance Journal, Australia, 2007. http://bareksa.com, “Perbandingan Indeks IHSG, JII dan LQ45 Desember 2010Desember 2015”, diakses pada 14 Mei 2017 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index, diakses pada 15 Februari 2017 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar_Modal, diakses pada 15 Februari 2017 http://investasi.kontan.co.id, “Pasar Saham Syariah Lebih Moncer Dari Konvensional”, diakses pada 8 Mei 2017 http://republika.co.id, “Saham Syariah Mendominasi”, diakses pada 14 Mei 2017 109 http://syariahsaham.com, “Review Performa Januari 2016:16 Saham Syariah Ungguli Kinerja IHSG, INDF dan JSMR Memimpin”, diakses pada 14 Mei 2017 www.finance.yahoo.com www.idx.co.id 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi) Gambar Model Penelitian Construct Reliability and Validity 111 Discriminant Validity – Cross Loadings Discriminant Validity – Convergent Validity R Square 112 Result for Inner Weight 113 Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi) Gambar Model Penelitian Construct Reliability and Validity 114 Discriminant Validity – Cross Loadings Discriminant Validity – Convergent Validity R Square 115 Result for Inner Weight 116 Lampiran 3 Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Kode AALI ADRO AKRA ASII ASRI BSDE ICBP INDF INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PGAS SMGR TLKM UNTR UNVR Emiten Astra Agro Lestari Adaro Energy AKR Corporindo Astra International Alam Sutera Realty Bumi Serpong Damai Indofood CBP Sukses Makmur Indofood Sukses Makmur Indocement Tunggal Prakarsa Indo Tambangraya Megah Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatra Indonesia Perusahaan Gas Negara Semen Gresik Telekomunikasi Indonesia United Tractors Unilever Indonesia 117