pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan

advertisement
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP KEPUTUSAN
PENDANAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
TAHUN 2013-2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Maya Kartika Laksmiwati
NIM : 1113081000042
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 / 1438 H
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
2. Tempat & Tgl. Lahir
3. Agama
4. Alamat
5. Email
: Maya Kartika Laksmiwati
: Jakarta, 21 Mei 1995
: Islam
: Jl. Masjid Baiturrahim No. 113 RT/RW.
003/03 Pondok Aren, Tangerang Selatan
: [email protected]
II.
PENDIDIKAN FORMAL
2001- 2007 : SDI Darunnajah Jakarta
2007- 2010 : SMPN 11 Jakarta
2010- 2013 : SMKN 18 Jakarta
2013- 2017 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
III.
PENDIDIKAN INFORMAL
Januari 2013 : Kursus Brevet Pajak A & B
Maret 2013 : Pengujian Kompetensi Akuntansi dari PT TSI
Juni 2013
: Pengujian dan Pelatihan Kompetensi Akuntansi dari
Puslatdikjur Jakarta Selatan
Oktober 2014 : Sekolah Pasar Modal Level 1 di Bursa Efek Indonesia
IV.
PENGALAMAN ORGANISASI
2010- 2012 : Anggota Bidang Dakwah ROHIS SMKN 18 Jakarta
2013- 2014 : Anggota Divisi Analisis Data dan Trading Laboratorium
Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
V.
PENGALAMAN BEKERJA
Januari 2012
: PT BPR Darbeni Rizki Tangerang
November 2016
: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Baru
II Jakarta Selatan
v
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of investment decision on
financing decision, profitability and value of the firm along with analyze
investment decision on profitability with financing decision as an intervening
variable. This study used a sample of company registered on Jakarta Islamic
Index (JII) with the yearly data for 3 years from 2013 to 2015. The statistical
methods used in this research is the Partial Least Square (PLS). The results
showed that investment decision have not a significant effect on financing
decision; investment decision positive significantly influence to profitability;
investment decision positive significantly influence to value of the firm; and
financing decision use to become an intervening variable reinforce relation
investment decision as an negative significantly effect to profitability.
Keywords: investment decision, financing decision, profitability, value of the
firm
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi
terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan serta
menganalisis keputusan investasi terhadap profitabilitas dengan keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan data tahunan
selama 3 tahun yaitu dari 2013 sampai dengan 2015. Metode statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap keputusan pendanaan; keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas; keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan; dan keputusan pendanaan mampu menjadi
variabel intervening yang menguatkan hubungan keputusan investasi menjadi
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, nilai
perusahaan
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanallahu
wata’ala atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan nikmat serta
segalanya yang tidak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan,
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2013-2015”. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wassalam beserta keluarga dan sahabatnya sehingga kita selaku umatnya
mendapat syafa’atnya di yaumil akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1.
Kedua orangtua tersayang atas dukungan, doa, semangat, nasihat, dan
limpahan kasih sayang yang telah diberikan tiada henti.
2.
Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Titi Dewi Warninda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu
kelancaran studi penulis dan memberikan izin penelitian.
4.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku dosen pembimbing skripsi,
yang telah memberikan segala nasihat, ilmu, waktu, dan saran yang
membangun kepada saya selama ini baik saat masa perkuliahan maupun saat
masa bimbingan skripsi.
5.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.
6.
Teman-teman pemberi semangat yang selalu mengingatkan untuk terus
berjuang, bersabar dan belajar, Rifka, Acong, Sri, Rio, Evi, Resti, Tiya,
Gifari, dan lainnya dari Manajemen Keuangan ataupun Manajemen 2013.
viii
Terima kasih telah membantu selama masa perkuliahan, memberikan
semangat ketika kompre waktu itu dan terus menyemangati dalam
menyelesaikan skripsi.
7.
Teman-teman dari masa-masa SD sampai SMK yang selalu menyemangati
dan mendengarkan saat saya membutuhkan saran dan semangat, Azhar,
Dimas, Edwin, Rizky, Nia, Wida, dan Erna. Terima kasih sering
mendengarkan.
8.
KKN Lentera, terima kasih banyak pengalamannya.
9.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu
proses penulisan skripsi ini hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih
banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak.
Jakarta, 16 Mei 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian...............................................................................1
B. Permasalahan ................................................................................................11
1.
Identifikasi Masalah ..............................................................................11
2.
Pembatasan Masalah..............................................................................12
3.
Rumusan Masalah .................................................................................12
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................13
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................15
A. Kajian Teori ..................................................................................................15
x
1.
Keputusan Investasi ...............................................................................15
2.
Keputusan Pendanaan ............................................................................18
3.
Profitabilitas ..........................................................................................27
4.
Nilai Perusahaan ....................................................................................29
5.
Hubungan Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan ..........32
6.
Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ..................33
7.
Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas .........................34
8.
Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas ......................35
B. Penelitian Terdahulu .....................................................................................36
C. Kerangka Pemikiran .....................................................................................42
D. Hipotesis .......................................................................................................44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................45
A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................45
B. Metode Penentuan Sampel .........................................................................46
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................48
D. Metode Analisis Data. ...............................................................................49
1. Uji Statistik Deskriptif ...........................................................................49
2. Partial Least Square (PLS) ...................................................................50
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................60
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................................60
1.
Perkembangan Pasar Modal Indonesia ...............................................60
2.
Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) .........................................63
xi
a. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) ..................................64
b.Prinsip Pasar Modal Syariah ........................................................66
B. Pengujian dan Pembahasan ........................................................................68
1.
Deskriptif Data Sampel .......................................................................69
2.
Analisis Outer Model .........................................................................82
a. Convergent Validity .....................................................................83
b.Discriminant Validity ...................................................................85
c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) ..86
3.
Analisis Model Struktural (Inner Model ) ...........................................88
4.
Analisis Hipotesis................................................................................91
5.
Interpretasi ...........................................................................................97
BAB V PENUTUP ...............................................................................................103
A. Simpulan ..................................................................................................103
B. Saran .........................................................................................................104
C. Implikasi ...................................................................................................105
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................107
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................111
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................36
Tabel 3.1 Seleksi Pemilihan Sampel ......................................................................47
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ...................................................................................47
Tabel 3.3 Operasional Variabel..............................................................................59
Tabel 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ........71
Tabel 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015..................73
Tabel 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .................75
Tabel 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015..................77
Tabel 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .................79
Tabel 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..................81
Tabel 4.7 Convergent Validity (Sebelum Modifikasi) ...........................................83
Tabel 4.8 Convergent Validity (Sesudah Modifikasi) ............................................84
Tabel 4.9 Cross Loading (Sebelum Modifikasi) ....................................................85
Tabel 4.10 Cross Loading (Sesudah Modifikasi) ..................................................86
Tabel 4.11 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sebelum Modifikasi).............................................................................................87
Tabel 4.12 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sesudah Modifikasi) .............................................................................................88
Tabel 4.13 R Square...............................................................................................90
Tabel 4.14 Result for Inner Weight ........................................................................92
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20132015 ..........................................................................................................................7
Gambar 1.2 Perbandingan Kinerja JII, IHSG, dan LQ45 Tahun 2010-2015 ...........8
Gambar 2.1 Tahap Financial Distress ...................................................................25
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................43
Gambar 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ....70
Gambar 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............73
Gambar 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .............75
Gambar 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............77
Gambar 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .............79
Gambar 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............81
Gambar 4.7 Model Struktural ................................................................................89
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi) ................................111
Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi) .................................114
Lampiran 3 Seleksi Sampel Penelitian .................................................................117
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yakni
meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan kekayaan bagi para pemilik perusahaan. Perusahaan yang
mampu meningkatkan nilai perusahaannya maka akan meningkatkan
kesejahteraan bagi pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Bagi perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan dapat
disamakan dengan harga saham yang beredar di bursa. Harga saham
merupakan gambaran dari kinerja perusahaan tersebut. Dengan demikian,
semakin tinggi harga saham yang beredar maka makin tinggi kekayaan yang
akan diperoleh bagi para pemegang saham (Fitriana, 2014). Selain itu, bagi
perusahaan yang telah go public juga nilai perusahaan dapat dilihat dari
berbagai variabel yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Misalnya pada
aset yang dimiliki dan lain sebagainya yang dapat membentuk penilaian
investor terhadap perusahaan.
Fenomena yang terjadi, harga saham yang terbentuk adalah sentimen
para investor di bursa. Perilaku investor dalam mengambil keputusan
investasi itu sendiri masih sulit diukur karena perilaku berkaitan dengan
faktor psikologis di mana setiap orang memiliki psikologis yang berbedabeda. Namun faktor psikologis investor dalam pengambilan keputusan
investasi dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterima serta pengetahuan
1
dan kemampuan yang dimiliki (Puspitaningtyas, 2014). Informasi yang dapat
menjadi faktor pertimbangan investor adalah informasi akuntansi perusahaan.
Informasi akuntansi merupakan ringkasan keuangan perusahaan yang
menunjukkan kondisi atau performa keuangan perusahaan selama periode
tertentu. Informasi akuntansi yang akan memengaruhi perilaku investor
adalah informasi yang menampilkan kinerja positif dan mengalami
pertumbuhan. Dengan demikian, investor memiliki pandangan positif
terhadap perusahaan. Dalam menyajikan informasi akuntansi yang baik,
diperlukan kondisi rill perusahaan yang baik juga, salah satu upaya dalam
meningkatkan performa perusahaan adalah membuat keputusan keuangan
perusahaan.
Pengambilan keputusan keuangan oleh manajer keuangan menjadi
sangat penting dan perlu berhati-hati karena satu keputusan keuangan yang
diambil akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya. Permasalahannya
adalah keputusan keuangan seperti apa yang perlu dibentuk agar dapat
meningkatkan performa perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan nilai
perusahaan. Rodoni dan Ali (2014:3) menyatakan bahwa dalam menciptakan
nilai perusahaan, manajer keuangan harus mencoba membuat keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen yang tepat.
Menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010), dalam fungsi keuangan
perusahaan keputusan investasi merupakan faktor penting, di mana nilai
perusahaan semata-mata ditentukan keputusan investasi. Melalui keputusan
investasi, perusahaan melepaskan dana pada saat ini dengan harapan untuk
2
menghasilkan arus dana yang lebih besar di masa mendatang. Keuntungan
yang diperoleh dengan tingkat risiko tertentu itulah yang dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
Dalam teori signalling juga menyatakan bahwa keputusan investasi
adalah sinyal kepada investor bahwa semakin tinggi kesempatan investasi
yang diimplementasikan perusahaan maka akan meningkatkan pertumbuhan
perusahaan.
Peningkatan
investasi
perusahaan
akan
meningkatkan
kepercayaan investor dalam memutuskan investasi terhadap perusahaan.
Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya
bertujuan untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi
terhadap
cash
inflow,
kemudian
diakumulasikan
pada
peningkatan
profitabilitas perusahaan dan kemudian berdampak terhadap nilai perusahaan.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian Warusawitharana (2015), keputusan
investasi yang dilakukan dapat berpengaruh positif terhadap profitabilitas
suatu perusahaan dan kemudian meningkatkan performa perusahaan dan pada
akhirnya berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Namun
perbedaan ditemukan pada penelitian Pratiska (2013), dana yang digunakan
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan investasi akan berdampak terhadap
kinerja perusahaan di masa depan bukan saat ini. Sehingga keputusan
investasi tidak memengaruhi profitabilitas perusahaan saat ini.
Keputusan investasi sebagai fungsi keuangan yang penting perlu
dilaksanakan terlebih dahulu baru dapat berdampak terhadap profitabilitas
maupun nilai perusahaan. Implementasi dari keputusan investasi tentu
3
membutuhkan biaya. Oleh karena itu, keputusan investasi sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan dana dalam perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan
oleh Husnan (1996:14) yang menyatakan keputusan pendanaan berhubungan
dengan perolehan dana bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada
keputusan investasi. Perusahaan memerlukan sumber dana di mana
pendanaan tersebut dapat berasal dari internal (internal financing) maupun
eksternal (external financing) perusahaan. Dengan memerhatikan sumbersumber dana, perusahaan memiliki berbagai alternatif untuk menentukan
struktur modal yang tepat bagi perusahaan.
Hubungan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan
juga masih mengalami perdebatan. Menurut Modigliani dan Miller (1958)
dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa kondisi pasar yang sempurna tidak
ada hubungan antara keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Bahkan
ketika struktur modal telah relevan, faktor pajak atau faktor lain masih
membuat tidak terjadi hubungan langsung antara investasi dan pendanaan
karena investasi diputuskan terlebih dahulu baru memutuskan pendanaan.
Sehingga investasi bersifat independen terhadap keputusan pendanaan ketika
benar-benar menginginkan nilai yang maksimal untuk nilai perusahaan.
Perbedaan tersebut akan muncul ketika membicarakan sikap perusahaan
dalam praktik keputusan pendanaan sesuai dengan kondisi keuangan
perusahaan tersebut saat itu.
Dalam praktiknya jika keputusan investasi dikaitkan dengan tingkat
kesempatan dalam berinvestasi. Menurut Myers (1977), perusahaan dengan
4
tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung akan mengurangi persentase
penggunaan hutang karena semakin tinggi penggunaan hutang akan
mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam berinvestasi akibat akan
meningkatkan risiko kebangkrutan. Hal tersebut sesuai dengan teori pecking
order yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat hutang
yang semakin tinggi akan mengakibatkan dana yang dimiliki akan digunakan
terlebih dahulu untuk membayar hutang-hutangnya daripada digunakan untuk
mengimplementasikan keputusan investasi. Sehingga ada hubungan negatif
antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.
Dalam kaitannya dengan profitabilitas, keputusan pendanaan yang
optimum dapat diperoleh dengan mengombinasikan hutang dengan modal
sendiri yang memiliki biaya modal paling minimal. Struktur modal yang
optimum dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan atau laba yang tinggi (Pratiska, 2013). Hal tersebut akibat
efektivitas dana dalam mengimplementasikan keputusan investasi. Semakin
besar profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi kesempatan
perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik
bagi investor karena menandakan meningkatnya kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan.
Salah satu indikator perkembangan ekonomi sebuah negara dapat
dilihat melalui pasar modal. Pasar modal memberikan tempat bagi semua
pihak baik yang kelebihan dana untuk berinvestasi maupun pihak yang
kekurangan dana dan sedang membutuhkan sumber pembiayaan jangka
5
panjang bagi usahanya. Seiring berjalannya waktu, penduduk Indonesia yang
mayoritas Islam membutuhkan tempat berinvestasi dengan fungsi yang tidak
melunturkan keunggulan dari pasar modal tetapi menjamin tidak melanggar
ketentuan dari syariat Islam. Tingginya permintaan akan hal tersebut
membuat pemerintah Indonesia membuka investasi saham syariah, salah
satunya dapat dilihat menggunakan indeks yang terdiri dari 30 perusahaan
pilihan yang masuk kriteria syariah dan persyaratan lain yakni Jakarta
Islamic Index (JII).
Jakarta Islamic Index (JII) sebagai solusi mengatasi permasalahan
tersebut, namun perlu dicermati kriteria apa yang sebenarnya dapat dijadikan
tolak ukur menempatkan produk tersebut sesuai syariat Islam atau tidak.
Adam dan Bakar (2014) menyatakan dalam menentukan kriteria syariah perlu
melakukan screening syariah terlebih dahulu, syariah yang benar adalah
mengikuti hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Syariah
Islam melarang segala bentuk investasi yang mengandung riba, maysir, dan
gharar. Berkaca pada aturan tersebut, Jakarta Islamic Index (JII) telah
menggunakan prinsip hukum Islam dan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN). Setiap perusahaan yang akan masuk akan diseleksi
berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, perusahaan tersebut tidak
memproduksi barang dan jasa yang diharamkan, tidak mengandung riba,
transaksi yang akan dilakukan tidak meragukan, tidak mengandung spekulasi
ataupun judi, dan masih terdapat kriteria lainnya.
6
Tak hanya akibat membutuhkan tempat yang memberikan rasa aman
berinvestasi sesuai dengan syariat islam. Kuatnya ekonomi Islam beberapa
tahun silam dalam mengahadapi krisis ekonomi membuat instrumen ekonomi
Islam menarik untuk dikembangkan. Melihat kinerja dari Jakarta Islamic
Index (JII) beberapa tahun terakhir memang masih mengalami fluktuasi. Jika
dilihat melalui pergerakan harga dari Jakarta Islamic Index (JII) selama tiga
tahun terakhir. Pada tahun 2014, indeks mengalami pertumbuhan sebesar 18,1
persen dari tahun 2013 dan pada tahun 2015, indeks mengalami penurunan
sebesar 12,69 persen dari tahun 2014. Namun, pada akhir tahun 2015 harga
indeks ditutup dengan pergerakan grafik yang mulai merangkak naik. Berikut
ini merupakan grafik pergerakan indeks selama tiga tahun terakhir:
Gambar 1.1
Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII)
Tahun 2013-2015
Sumber: Yahoo! Finance
7
Jika melakukan perbandingan kinerja dari beberapa indeks, data dari
Bapepam Desember 2011, Jakarta Islamic Index (JII) memberikan return
sebesar 12 persen, sedangkan LQ45 sebesar 13 persen. Hal tersebut
menandakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham
syariah dengan konvensional di Indonesia. Sedangkan, perbandingan kinerja
beberapa indeks dalam lima tahun terakhir yakni 2010-2015 dapat dilihat
sebagai berikut:
Gambar 1.2
Perbandingan Kinerja JII, IHSG, dan LQ45
Tahun 2010-2015
Sumber: www.bareksa.com
Berdasarkan gambar 1.2, saham-saham berkapitalisasi besar yang
diwakili oleh indeks LQ45 hanya memberikan return sebesar 21,12 persen,
indeks syariah yang diwakili Jakarta Islamic Index (JII) memberikan return
sebesar 14,05 persen, dan IHSG memberikan return sebesar 25,63 persen.
8
Melalui tiga data di atas, menunjukkan bahwa Jakarta Islamic Index (JII)
masih berfluktuasi dan dalam perbandingan kinerja dengan indeks lainnya
juga masih belum unggul. Hal tersebut wajar terjadi karena investasi syariah
masih dikatakan lebih baru dibandingkan investasi konvensional di negeri ini.
Kenyataan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk meragukan
performa dari investasi syariah. Sudah terbuktinya kekuatan investasi syariah
melewati krisis ekonomi merupakan hal yang patut diunggulkan. Menurut
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri melihat pertumbuhan pasar
saham syariah lebih bagus dibandingkan dengan pasar saham konvensional
karena saham-saham perbankan besar tidak masuk ke pasar saham syariah.
Hal tersebut dikarenakan adanya tekanan terhadap perbankan. Kebijakan
pemerintah menekan Net Interest Margin (NIM). Selain itu, tingkat kredit
macet atau Non Performing Loan (NPL) meningkat. Tekanan lainnya juga
berasal dari kebijakan pemerintah yang menghimbau perusahaan keuangan
negara seperti Dana Pensium untuk menempakan sebagian investasinya ke
Surat Utang Negara (SUN) (http://investasi.kontan.co.id). Dengan demikian,
prospek pertumbuhan saham syariah di tahun mendatang akan lebih baik.
Seperti yang dikutip dari syariahsaham.com, kinerja saham syariah
pada Januari 2016 mengalami kenaikan yang signifikan, 16 saham syariah
mampu mengungguli kinerja IHSG. Sedangkan, menurut republika.co.id pada
November 2016 perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sangat
menjanjikan. Return yang dihasilkan sebesar 18 persen sedangkan IHSG
hanya 13 persen. Saham syariah memiliki kapaitalisasi pasar sekitar 56
9
persen, volume perdagangan sebesar 51 persen, dan nilai transaksi mencapai
57 persen. Kenyataan tersebut sangat diapresiasi karena investasi syariah
telah menunjukkan pertumbuhan yang gemilang dan dapat menjadi solusi
dalam berinvestasi dari kerentanan perekonomian konvensional saat ini.
Penelitian menurut Warusawitharana (2015), keputusan investasi
dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan
nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiska (2013)
menemukan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan
Setiani (2013) menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Perbedaan dari hasil penelitian tersebut yang juga
menjadi keinginan peneliti menguji konsistensi penelitian dalam variabel
tersebut. Selain itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah
keinginan peneliti melakukan penelitian menggunakan objek Jakarta Islamic
Index (JII) karena penelitian tentang investasi syariah dalam hal keputusan
keuangan perusahaan masih jarang ditemukan dan penelitian ini juga
mengukur hubungan antara keputusan investasi dengan profitabilitas dengan
keputusan pendanaan sebagai variabel intervening.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik dengan
melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap
Keputusan Pendanaan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20132015”.
10
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
a. Dalam meningkatkan nilai perusahaan diperlukan membentuk
keputusan keuangan yang tepat di mana terdiri dari membuat
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen.
Setiap sebuah keputusan yang dibuat akan memengaruhi keputusan
lainnya.
b. Kebutuhan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam
terhadap tempat berinvestasi dengan fungsi yang tidak melunturkan
keunggulan dari pasar modal tetapi menjamin tidak melanggar
ketentuan dari syariat Islam.
c. Fenomena fluktuasi yang cenderung menurun pada harga indeks
Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2015 dari yang sebelumnya
mengalami peningkatan di tahun 2014.
d. Kebijakan pemerintah menekan Net Interest Margin (NIM) dan
menghimbau perusahaan keuangan negara seperti Dana Pensium
untuk menempatkan sebagian investasinya ke Surat Utang Negara
(SUN) serta tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL)
yang meningkat, membuat tekanan bagi saham sektor perbankan dan
akan berdampak terhadap pertumbuhan dari Jakarta Islamic Index
(JII) ke depannya.
11
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka agar penelitian ini lebih
terarah dan efektif, penelitian ini berfokus pada peningkatan nilai
perusahaan yang diukur dengan PBV melalui keputusan investasi yang
diukur dengan MVABVA, meneliti hubungan keputusan investasi
terhadap keputusan pendanaan yang diukur dengan DAR dan DER, serta
meneliti hubungan langsung keputusan investasi terhadap profitabilitas
yang diukur dengan ROA dan ROE maupun melalui keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013-2015.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan
penelitian-penelitian
terdahulu
yang
dikemukakan
sebelumnya,
permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana
pengaruh
keputusan
investasi
terhadap
keputusan
pendanaan?
b. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan?
c. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas?
d. Apakah terdapat pengaruh keputusan investasi langsung dan tidak
langsung
terhadap
profitabilitas
melalui
variabel
keputusan
pendanaan?
12
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan
pendanaan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan.
3.
Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas.
4.
Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi langsung dan tidak
langsung dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan manajemen keuangan
khususnya
mengenai
keputusan
investasi,
keputusan
pendanaan,
profitabilitas dan nilai perusahaan baik pengaruh secara langsung dan
tidak langsung sehingga dapat menerapkan ilmu ini dalam manajemen
keuangan dan pasar modal yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2.
Bagi Pihak Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dalam hal
melakukan kebijakan perusahaan khususnya pengambilan keputusan.
Dengan mengetahui hubungan antara keputusan investasi, keputusan
pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan akan lebih bijak untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi dan pemilihan struktur modal
13
yang tepat dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan
kinerja perusahaan.
3.
Bagi Akademisi
Memberikan bukti empiris dalam bidang keuangan khususnya
mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan,
profitabilitas, dan nilai perusahaan maupun pengaruh langsung keputusan
investasi terhadap profitabilitas atau melalui mediasi variabel keputusan
pendanaan. Penelitian ini diharapkan pula menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya agar lebih baik dalam menjawab hipotesis yang berkaitan
dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan
nilai perusahaan.
4.
Bagi Investor
Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai informasi dalam
mengambil keputusan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan kinerja perusahaan dan mengambil keputusan guna
meningkatkan nilai dari perusahaan yang dapat memaksimumkan
kekayaan dari para pemegang saham.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keputusan Investasi
Sebuah
investasi
perlu
dilakukan
oleh
perusahaan
agar
perusahaannya dapat tumbuh dan berkembang. Kegiatan investasi juga
merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh seorang manajer
keuangan perusahaan. Kegiatan ini melibatkan sejumlah dana yang
dikeluarkan untuk suatu hal yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih
di masa depan. Menurut Bodie, et al (2014:1), investasi merupakan
komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain dengan harapan untuk
mendapatkan keuntungan di masa depan.
Menurut Pujiati dan Widanar (2009), keputusan investasi merupakan
keputusan
yang dikeluarkan
perusahaan
terkait
dengan
kegiatan
perusahaan untuk melepaskan dana pada saat sekarang dengan harapan
untuk menghasilkan arus dana masa mendatang dengan jumlah yang lebih
besar dari yang dilepaskan pada saat investasi awal, sehingga harapan
perusahaan untuk selalu tumbuh dan berkembang akan semakin jelas dan
terencana.
Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa keputusan investasi
merupakan kegiatan perencanaan pengalokasian dana atau aset yang
dimiliki perusahaan ke suatu aset lainnya untuk memperoleh keuntungan
di masa depan. Keputusan investasi bukanlah sebuah keputusan yang
15
mudah dalam melakukannya karena melibatkan aset perusahaan dan
harapan perusahaan di masa depan.
Menurut Moeljadi (2006:10), keputusan investasi merupakan
langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan
perusahaan
secara
keseluruhan
sehingga
keputusan
investasi
ini
merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan.
Menurut Senjani (2015), keputusan investasi bukan keputusan yang
mudah karena berhubungan erat dengan sumber pendanaan baik internal
maupun eksternal yang masing-masing sumber akan digunakan tersebut
memiliki tingkat bunga yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebuah
keputusan investasi perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak
merugikan perusahaan di masa depan.
Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam pembentukan
nilai perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010) menyatakan
bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi.
Oleh karena itu, keputusan investasi merupakan faktor penting dalam
mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari keputusan investasi ialah
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu.
Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola
diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan yang berarti menaikkan
kemakmuran pemegang saham.
Keputusan investasi juga merupakan sinyal bagi investor. Teori
Signalling menjelaskan bahwa keputusan investasi merupakan sebuah
16
tanda perusahaan akan melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan perusahaan
merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan keuntungan
lebih baik di masa yang akan datang.
Investasi dapat berjalan jika alternatif dalam melakukan investasi
telah diputuskan. Oleh karena itu, dapat dikatakan investasi dilakukan jika
keputusan investasi telah dilaksanakan. Dalam menentukan keputusan
investasi, seorang manajer keuangan disajikan beberapa macam alternatif
bentuk investasi. Keputusan investasi berkaitan dengan investasi jangka
panjang yang harus dilakukan, baik dalam bentuk aset berwujud maupun
tidak berwujud (Rodoni dan Ali, 2014:2).
Hidayat (2010) menjelaskan hal serupa, keputusan investasi meliputi
investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka
panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan
sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang
dari satu siklus bisnis, dalam hal ini dana yang diinvestasikan pada aktiva
jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau
kurang dari satu tahun dan diterima sekaligus. Tujuan perusahaan
berinvestasi pada aktiva jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai
modal kerja atau operasional perusahaan. Sedangkan aktiva jangka
panjang didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu lebih dari satu
tahun, dalam hal ini dana yang ditanamkan pada aktiva jangka panjang
akan diterima kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya
17
secara bertahap. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka
panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan
Salah satu fungsi manajemen keuangan adalah menentukan
keputusan pendanaan dalam membiayai investasi yang akan dilakukan
perusahaan. Keputusan pendanaan dari manajemen keuangan berhubungan
dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan
pembiayaan perusahaan (Husnan, 1996:10).
Menurut Rodoni dan Ali (2014:2), keputusan pendanaan merupakan
langkah selanjutnya setelah memutuskan investasi, sehingga dalam
keputusan pendanaan mempertimbangkan mengenai sumber dana yang
akan digunakan untuk investasi tersebut.
Keputusan pendanaan dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai sumber dana, baik berasal dari internal perusahaan maupun
eksternal perusahaan. Keputusan pendanaan yang berasal dari dana
internal, misalnya dapat berupa laba ditahan dan cadangan-cadangan yang
disisihkan sedangkan dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang,
saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa keputusan pendanaan terkait dengan menentukan struktur modal
yakni perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri,
maka keputusan pendanaan sering juga disebut dengan keputusan struktur
modal (Husnan:1996, 14).
18
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan
jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang
jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana
perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba
ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari
modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu
dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari
hutang. Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus
mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang
efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang
optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur
modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan
sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito,
2002 : 240).
Beberapa tokoh telah membahas tentang struktur modal, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Teori Struktur Modal Tradisional
Menurut Sjahrial (2008:179), pendekatan tradisional berpendapat
bahwa kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan bisa diubah dengan dengan cara mengubah struktur
modalnya. Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-an.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pada tingkat leverage tertentu,
risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Namun demikian setelah
19
rasio leverage tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat.
Pendekatan tradisional mengemukakan bahwa terjadi perubahan
struktur modal optimal dan peningkatan nilai total perusahaan dengan
menggunakan jumlah utang tertentu. Dengan menggunakan utang yang
semakin besar, pada mulanya perusahaan dapat menurunkan biaya
modal dan meningkatkan nilai perusahaan.
b. Modiligliani Miller
Teori ini bermula pada tahun 1958, saat Franco Modigliani dan
Merton Miller mempublikasikan artikel keuangan yang berjudul “The
Cost of Capital, Corporation Finance and The Theory of Investment”.
MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh
struktur modalnya. MM berpendapat bahwa dalam keadaan pasar
sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai
perusahaan tetapi dengan adanya pajak maka hutang menjadi relevan.
MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak
berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan.
Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal
antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai
investasi. Karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari
keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah
walaupun struktur modalnya berubah.
Menurut Sjahrial (2008:183), beberapa asumsi dalam teori ini
adalah sebagai berikut:
20
1) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan δ EBIT (Standard Deviation
Earning Before Interest and Taxes = Deviasi Standar Laba Sebelum
Bunga dan Pajak).
2) Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan
di masa mendatang.
3) Saham dan obligasi diperjualbelikan di suatu pasar modal yang
sempurna. Adapun kriteria pasar modal yang efisien adalah:
 Informasi selalu tersedia bagi semua investor (Symmetric
information) dan dapat diperoleh tanpa biaya
 Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional
 Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna
 Tidak ada baik pajak penghasilan perorangan maupun pajak
penghasilan perusahaan
 Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan
tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar
tingkat bunga bebas risiko. Hutang adalah tanpa risiko sehingga
suku bunga pada hutang adalah suku bunga bebas risiko.
4) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas dengan kata lain, pertumbuhan
perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama.
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang
berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital : A
Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan.
Peraturan perpajakan memperboleh pengurangan pembayaran bunga
21
sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham
tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong
perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM
membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam
perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat sejalan dengan
makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai maksimum
bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001).
c. Financial Distress
Financial Distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami
kesulitan
keuangan
dan
terancam
bangkrut.
Jika
perusahaan
kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan yang disebabkan
oleh, keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi
perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual dan
sebagainya. Biaya kebangkrutan ini termasuk dalam direct cost of
financial distress (Sjahrial, 2008:202).
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976. Menurut Rodoni dan Ali (2014:189),
financial distress ditinjau dari aspek keuangan, maka terdapat tiga
keadaan yang dapat menyebabkan financial distress yaitu:
1) Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal
Ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang bersumber
pada penjualan atau penagihan piutang dengan pengeluaran uang
untuk membiayai operasi perusahaan tidak mampu menarik untuk
22
kekurangan dana tersebut, maka perusahaan akan berada pada
kondisi tidak likuid.
2) Besarnya beban utang dan bunga
Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar untuk
menutup kekurangan dana, maka likuiditas perusahaan dapat teratasi
untuk sementara waktu. Tetapi kemudian timbul persoalan baru yaitu
adanya kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman dan
bunga kredit.
3) Menderita kerugian
Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu menutup
seuruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih.
Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan untuk
reinvestasi. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu berupaya
meningkatkan pendapatan dan mengendalikan tingkat biaya.
Ketidakmampuan
perusahaan
mempertahankan
keseimbangan
pendapatan dengan biaya, maka perusahaan akan mengalami
financial distress.
Menurut Rodoni dan Ali (2014:194), kondisi perekonomian suatu
negara merupakan salah satu penyebab terjadinya financial distress.
Kepekaan perusahaan terhadap tekanan kondisi ekonomi makro
merupakan inti dari risiko sistematis. Beberapa faktor ekonomi makro
yang memengaruhi financial distress yaitu, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), Inflasi dan Nilai Tukar.
23
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Begitu pula dengan faktor
ekonomi makro. Dengan demikian, keseimbangan tersebut harus dijaga
agar perusahaan terhindar dari kondisi financial distress.
Menurut Rodoni dan Ali (2014:187), financial distress dapat di
atasi dengan beberapa cara yaitu:
1) Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual aset-aset
utama, melakukan merger dengan perusahaan lain, menurunkan
pengeluaran dan biaya penelitian dan pengembangan.
2) Berhubungan
dengan
restrukturisasi
keuangan
yaitu
dengan
menerbitkan sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan bank dan
kreditor. Financial distress dapat melibatkan restrukturisasi aset atau
pun restrukturisasi keuangan.
24
Gambar 2.1
Tahap Financial Distress
Financial Distress
51%
49%
Tidak melakukan
restrukturisasi
keuangan
Melakukan
restrukturisasi
keuangan
53%
Melakukan atas
putusan pengadilan
3%
7%
Melakukan
reorganisasi dan
berhasil bangkit
kembali
Merger dengan
perusahaan lain
47%
Melakukan atas
prakarsa sendiri
10%
Likuidasi
Tahap-tahap financial distress pada gambar di atas menjelaskan
bahwa sebanyak 49 persen perusahaan mendapatkan manfaat dari
financial distress dengan merestrukturisasi aset. Sedangkan perusahaan
yang tidak melakukan resturukturisasi keuangan melakukan penyehatan
terhadap hutang sehingga mengubah perilaku perusahaan dan mendesak
perusahaan untuk membuang bisnis mereka yang tidak berhubungan.
25
d. Model Trade Off
Trade off model dalam struktur modal menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menggunakan hutang yang banyak. Satu hal
yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang, akan semakin
tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan.
Perusahaan yang menggunakan hutang maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan berupa penghematan pajak. Namun di sisi lain
perlu diperhitungkan biaya yang akan ditimbulkan dari penggunaan
hutang tersebut (Rodoni dan Ali, 2014:131).
Menurut Sjahrial (2008:203), semakin besar penggunaan utang
akan meningkatkan keuntungan dari penggunaan hutang tetapi biaya
financial distress dan agency cost juga akan meningkat. Oleh karena
itu, penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi
hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik itu, penggunaan hutang
akan menurunkan nilai perusahaan karena keuntungan dari penggunaan
hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan
agency cost.
Trade of Theory menjelaskan hubungan antara pajak yang harus
dibayarkan,
risiko
kebangkrutan
dan
struktur
modal
dengan
penggunaan hutang yang disebabkan oleh keputusan pendanaan
perusahaan (Brealey dan Myers, 1991) dalam (Pratiska, 2013). Dengan
demikian, penggunaan struktur modal yang optimal diperlukan untuk
26
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Kombinasi yang tepat
diperlukan sesuai dengan kondisi perusahaan.
e. Pecking Order Theory
Pecking order menyukai penggunaan sumber dana internal
terlebih dahulu karena hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan
nilai perusahaan akibat risiko yang semakin tinggi. Perusahaan dapat
menggunakan dana dari eksternal perusahaan ketika dana internal tidak
mencukupi.
Pecking order menjelaskan bahwa hutang biasanya akan
bertambah ketika investasi melebihi laba ditahan dan hutang akan
berkurang jika investasi kurang dari laba ditahan. Semakin tingginya
tingkat leverage perusahaan maka akan semakin kecil kesempatan
investasinya, karena perusahaan masih mempunyai kewajiban dalam
pembayaran periodik atas pokok dan bunga pinjaman yang tinggi
sehingga dapat menyebabkan aliran kas perusahaan berkurang. Hal ini
berarti semakin tinggi leverage perusahaan memungkinan perusahaan
dalam reinvestasinya akan semakin kecil karena perusahaan masih
mempunyai beban risiko finansial (financial risk) atas leverage tersebut
(Saputro dan Hindasah, 2007).
3. Profitabilitas
Profitabilitas termasuk salah satu dasar pertimbangan investor untuk
berinvestasi di suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai profitabilitas maka
investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut
27
dikarenakan
profitabilitas
menandakan
kemampuan
perusahaan
memperoleh keuntungan. Semakin besar kemampuan tersebut akan
meningkatkan keuntungan bagi investor.
Profitabilitas merupakan pendapatan untuk membiayai investasi
yang ditujukan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi
profitabilitas maka semakin besar peluang investasi yang bisa dijalankan
(Baskin, 1983) dalam (Saputro dan Hindasah, 2007). Oleh karena itu,
profitabilitas layaknya sebuah sinyal kondisi perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya. Sehingga profitabilitas perusahaan
harus dilihat sebagai faktor pendorong dan dalam jangka panjang,
perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya
sehingga mampu membayar kewajibannya (Rodoni dan Ali, 2014:192).
Rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, untuk menghasilkan laba
dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian
prestasi perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang.
28
4. Nilai Perusahaan
Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimumkan
kekayaan para pemegang saham. Memaksimumkan kekayaan pemegang
saham dapat dilihat dari tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan
merupakan ukuran nilai yang objektif oleh publik dan orientasi pada
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Harmono (2009), nilai perusahaan adalah kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh
permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian
masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Kondisi baik atau buruknya suatu
perusahaan dapat dilihat melalui harga atau nilai sahamnya. Perusahaan
yang memiliki kinerja baik, cenderung mempunyai harga saham yang
lebih stabil atau bahkan mengalami peningkatan.
Nilai
perusahaan
merupakan
persepsi
masyarakat
terhadap
perusahaan yang dapat dicerminkan melalui harga saham. Menurut Rodoni
dan Ali (2014:4), semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham yang juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan
perusahaan direpsentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset.
Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa nilai perusahaan dapat
dilihat dari harga pasar saham perusahaan yang merupakan suatu cerminan
29
penilaian investor secara keseluruhan. Selain itu, harga pasar saham
menunjukkan penilaian sentral diseluruh pelaku pasar dan bertindak
sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan.
Nilai perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan di masa
depan
bagi
investor
sehingga
diperlukan
suatu
ukuran
dalam
mengetahuinya. Menurut Suharli (2006), nilai perusahaan pada dasarnya
dapat diukur melalui beberapa aspek yaitu:
a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau metode PER
b. Pendekatan arus kas atau metode diskonto arus kas
c. Pendekatan dividen atau metode pertumbuhan dividen
d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva
e. Pendekatan harga saham
f. Pendekatan economic value added (EVA)
Meningkatkan
nilai
perusahaan
dapat
diupayakan
dengan
meningkatkan performa perusahaan yang diimplementasikan dalam
pembuatan keputusan keuangan. Optimalisasi nilai perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, di mana satu
keputusan keuangan yang diambil akan memengaruhi keputusan keuangan
lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.
Nilai perusahaan juga merupakan suatu satuan harga yang harus
dibayar oleh calon pembeli di dalam bursa mengingat keterkaitan nilai
perusahaan itu sendiri dalam harga saham. Beberapa indikator yang
digunakan untuk nilai perusahaan di antaranya adalah:
30
a. Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan
yang diperoleh oleh pemegang saham. PER dapat dihitung dengan
rumus (Fitriana, 2014):
Harga pasar saham
PER =
Laba per lembar Saham
b. Price Book Value (PBV)
Metode ini akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan
menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. PBV
dapat dihitung dengan rumus:
Nilai buku ekuitas saham
PBV =
Jumlah lembar Saham beredar
c. Tobin’s Q Ratio
Q Tobin adalah nilai pasar dari aset perusahaan dibagi dengan
biaya penggantinya. Q Tobin dapat dihitung dengan rumus:
Nilai pasar aset perusahaan
Q Tobin =
Biaya Penggantian Aset Perusahaan
31
5. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang diperuntukkan
dalam membiayai investasi yang akan dilakukan perusahaan. Pendanaan
menjadi penting karena tanpa keputusan pendanaan yang baik akan
menghambat aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan. Menurut
Husnan (1996:14), keputusan pendanaan berhubungan dengan perolehan
dana bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada keputusan
investasi.
Kegiatan investasi yang merupakan peluang perusahaan untuk
tumbuh dan memperoleh keuntungan di masa mendatang memiliki
hubungan negatif dengan keputusan pendanaan. Hal tersebut diakibatkan
semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan mengurangi
penggunaan hutang oleh perusahaan dalam membiayai investasinya.
Menurut Myers (1977), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi akan cenderung untuk mengurangi penggunaan hutang karena
tingginya tingkat hutang yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko
kebangkrutan.
Menurut teori Trade Off, selain tingginya tingkat hutang akan
meningkatkan risiko kebangkrutan juga penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan namun pada saat mencapai titik tertentu
akan menurunkan nilai perusahaan akibat nilai kebangkrutan tidak
sebanding dengan keuntungan dari penggunaan hutang tersebut.
Sedangkan menurut teori pecking order, perusahaan yang memiliki tingkat
32
hutang yang semakin tinggi akan mengakibatkan dana yang dimiliki akan
digunakan terlebih dahulu untuk membayar hutang-hutangnya daripada
digunakan untuk mengimplementasikan keputusan investasi.
Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan
keputusan pendanaan di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis
alternatif pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1: terdapat pengaruh negatif keputusan investasi terhadap
keputusan pendanaan
6. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Keputusan investasi dilakukan untuk menghasilkan arus kas di masa
mendatang yang lebih besar dari kas yang dikeluarkan. Keuntungan
tersebut senantiasa diharapkan perusahaan untuk membuat perusahaan
selalu tumbuh dan berkembang. Namun, keputusan investasi bukanlah
keputusan yang mudah karena berhubungan erat dengan masa depan
perusahaan. Keputusan investasi akan memengaruhi keputusan keuangan
lainnya seperti, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Sehingga
keputusan investasi adalah faktor penting dalam pembentukan nilai
perusahaan.
Menurut Hidayat (2010), nilai perusahaan semata-mata ditentukan
oleh keputusan investasi. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh
keuntungan dengan tingkat risiko tertentu, risiko yang dapat dikelola
diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan.
33
Menurut teori signalling, keputusan investasi juga merupakan
sebuah sinyal bagi investor. Sinyal yang dimaksud adalah sebuah
keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah tanda bagi
investor bahwa perusahaan akan melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan
perusahaan merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan
keuntungan lebih baik di masa yang akan datang. Nilai positif dari investor
tersebut yang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan nilai
perusahaan di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif
kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha2: terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan
7. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas
Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya
bertujuan untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi
terhadap cash inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan
profitabilitas perusahaan dan kemudian berdampak terhadap nilai
perusahaan.
Investasi yang dilakukan perusahaan dapat memberikan peluang bagi
perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan tersebut adalah salah satu faktor
penting bagi investor untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu,
tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai
perusahaan.
34
Menurut Baskin (1983) dalam Saputro dan Hindasah (2007),
semakin besar profitabilitas perusahaan akan semakin besar peluang
investasi yang bisa dijalankan. Profitabilitas adalah tanda kemampuan
perusahaan
memperoleh
keuntungan.
Semakin
perusahaan
memperoleh
keuntungan
akan
besar
kemampuan
memperbesar
potensi
perusahaan untuk investasi dan terus tumbuh di masa mendatang.
Sehingga adanya hubungan positif antara keputusan investasi dengan
profitabilitas dalam membentuk nilai perusahaan.
Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan
profitabilitas di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif
ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha3: terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap
profitabilitas
8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas
Keputusan pendanaan merupakan aktivitas dalam menentukan
keputusan pembiayaan dari berbagai sumber dana, baik berasal dari
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pemilihan sumber dana
yang akan digunakan dalam melakukan pembiayaan investasi perusahaan
diperlukan struktur modal yang optimal.
Perimbangan antara dana internal dan eksternal yang optimal sangat
diperlukan bagi perusahaan karena struktur modal yang optimal akan
membuat perusahaan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan di masa mendatang.
35
Menurut Martono dan Harjito (2002:204), Peningkatan kemampuan
tersebut
berasal
dari
pendanaan
yang
efisien
sehingga
dapat
meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan sehingga akan
memaksimalkan nilai perusahaan.
Dari berbagai keterkaitan antara keputusan pendanaan dengan
profitabilitas di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif
keempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha4: terdapat pengaruh antara keputusan investasi terhadap
profitabilitas
melalui
keputusan
pendanaan
sebagai
variabel
intervening
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan
pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan ini menggunakan beberapa
acuan penelitian terdahulu. Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu
dalam tabel 2.1 di bawah ini yang menunjukkan beberapa hasil penelitian
sebelumnya dengan variabel terkait dalam penelitian ini.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1.
Nama
Peneliti
Marizah
Minhat
dan
Nazam
Dzolkarna
Judul
Penelitian
Which firms
use Islamic
financing?
Metode
Penelitian
Data Panel
Hasil Penelitian
Perbedaan
Penelitian
ini
menemukan bahwa
islamic
financing
signifikan terbentuk
dari ekuitas pengguna
Penelirtian
meneliti
keputusan
pendanaan
digunakan
36
ini
yang
pada
Nama
Peneliti
ini (2017)
Judul
Penelitian
2.
Giriati
(2016)
Free cash
flow,
dividend
policy,
investment
opportunity
set,
opportunisti
c behavior
and firm’s
value
Ordinary Least
Square
3.
Norma
Safitri dan
Aniek
Wahyuati
(2015)
Pengaruh
Struktur
Modal dan
Keputusan
Investasi
Terhadap
Profitabilita
s dan Nilai
Perusahaan
Analisis Jalur
4.
Ozde
Oztekin
(2015)
Capital
Structure
Decisions
Data Panel
No.
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan
dalam
menentukan
struktur
modal.
Namun
pada
perusahaan
yang
kurang
menguntungkan
ditemukan
lebih
cenderung
menggunakan hutang
dari ekuitas. Hal ini
konsisten
dengan
teori agency.
Free cash flow tidak
berpengaruh terhadap
kebijakan
deviden,
free cash flow dan
investnent decision
tidak memengaruhi
kebijakan
deviden.
Tetapi saat diuji
simultan pada seluruh
variabel
memengaruhi
nilai
perusahaan
Struktur
modal
ditemukan
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas
tetapi
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
nilai
perusahaan.
Keputusan investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas dan nilai
perusahaan. Terakhir,
profitabilitas
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Semakin
besar
perusahaan
akan
meningkatkan aktiva
pendanaan
syariah
dan
menggunakan
tambahan
variabel
bebas,
yaitu collateral.
Penelitian
ini
menggunakan
tambahan
variabel
bebas
yaitu, free cash
flow
dan
managerial
behavior.
Penelitian
ini
menggunakan
perusahaan semen
yang terdaftar di
bursa
efek
Indonesia sebagai
objek penelitian
dan juga proksi
MBEBVE dalam
menilai variabel
keputusan
investasi.
Penelitian
ini
menggunakan
tambahan
37
No.
Nama
Peneliti
Judul
Metode
Penelitian
Penelitian
around the
World:Whic
h Factors
Are Reliably
Important?
5.
Mursalim
et. al
(2015)
Financial
Decision,
Innovation,
Profitability
and
Company
Value :
Case Study
on
Manufacturi
ng in
Indonesian
Stock
Exchange
PLS
6.
Mohamma
d Irfan
dan Vipin
Kumar
(2015)
The Impact
of Book
Value on
Market
Value of
Shariah
Compliant
Regresi dan
Korelasi
Hasil Penelitian
Perbedaan
tetap
perusahaan.
Peningkatan tersebut
akan meningkatkan
leverage. Selain itu,
profitabilitas
akan
lebih
tinggi
jika
leverage perusahan
rendah dan operasi
perusahaan di dalam
lingkungan
inflasi
akan
menurunkan
leverage.
Keputusan investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas dan nilai
perusahaan,
keputusan pendanaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai
perusahaan
maupun profitabilitas,
keputusan
deviden
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas namun
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai
perusahaan,
inovasi berpengaruh
positif
signifikan
terhadap profitabilitas
dan nilai perusahaan
dan
profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Penelitian
ini
membuktikan
pentingnya nilai buku
perusahaan
karena
akan memengaruhi
nilai
pasar
perusahaan tersebut
variabel
bebas
yaitu,
inflasi
untuk
menilai
pengaruh struktur
modal.
Penelitian
ini
menggunakan
tambahan
variabel
bebas
yaitu, inovasi.
Penelitian
ini
menggunakan dua
model
analisis
regresi
dan
korelasi.
Penelitian ini juga
menilai nilai buku
38
No.
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Companies
in India: An
Empirical
Analysis
Metode
Penelitian
7.
Luh Putu
Novita
Sartini
dan Ida
Bagus
Anom
Purbawan
gsa (2014)
Pengaruh
keputusan
investasi,
Kebijakan
Dividen,
Serta
Keputusan
Pendanaan
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Manufaktur
di Bursa
Efek
Indonesia
Analisis Jalur
8.
Rahman
Rusdi
Hamidy
(2014)
Pengaruh
Struktur
Modal
Terhadap
Nilai
Perusahaan
dengan
Profitabilita
s Sebagai
Variabel
Intervening
Pada
Perusahaan
Properti dan
Real Estate
di Bursa
Efek
Analisis Jalur
Hasil Penelitian
Perbedaan
yang
dicerminkan
melalui harga saham.
Kemudian keputusan
investasi
dan
kebijakan
dividen
juga
akan
berpengaruh atas nilai
pasar tersebut dalam
menyusun kebijakankebijakannya.
Keputusan investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai
perusahaan,
kebijakan
dividen
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai
perusahaan,
keputusan pendanaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai
perusahaan,
serta
kebijakan
dividen berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
keputusan pendanaan.
Penelitian
menemukan bahwa
struktur
modal
berpengaruh terhadap
profitabilitas. Hasil
penelitian
sesuai
dengan teori trade off
di mana penggunaan
hutang
akan
menurunkan
biaya
agensi sehingga laba
akan meningkat yang
akan meningkatkan
profitabilitas
dan
perusahaan
terhadap
pasar.
nilai
Penelitian
ini
menggunakan
proksi PER dalam
menilai keputusan
investasi, proksi
DAR
dalam
menilai keputusan
pendanaan, proksi
DPR
dalam
menilai kebijakan
dividen
dan
proksi
PBV
dalam
menilai
nilai perusahaan.
Penelitian
ini
menggunakan
profitabilitas
sebagai variabel
intervening dalam
melihat pengaruh
tidak
langsung
struktur
modal
terhadap
nilai
perusahaan dan
menggunakan
objek penelitian
perusahaan
di
sektor
properti
39
No.
Nama
Peneliti
9.
Fitriana
(2014)
10.
Rury
Setiani
(2013)
11.
Ni Gst. A.
Pt. Silka
Judul
Penelitian
Indonesia
Metode
Penelitian
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan
dan
Profitabilita
s Terhadap
Nilai
Perusahaan:
Kebijakan
Dividen
Sebagai
Variabel
Intervening
Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di
BEI
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan
dan Tingkat
Suku Bunga
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Pada
Perusahaan
Otomotif
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Pengaruh
IOS,
Analisis SEM
Hasil Penelitian
Perbedaan
pada
akhirnya
meningkatkan nilai
perusahaan.
ROA
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
DPR,
sedangkan TAG dan
DER
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap DPR.TAG,
DER, ROA dan DPR
berpengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
PBV.
Berdasarkan hasil uji
sobel, DPR dapat
memediasi pengaruh
ROA terhadap PBV,
sedangkan pengaruh
TAG
dan
DER
terhadap PBV tidak
dapat di mediasi
melalui DPR.
dan real estate.
Data Panel
Keputusan investasi
berpengaruh
tidak
signifikan dan negatif
terhadap
nilai
perusahaan,
Keputusan pendanaan
berpengaruh
signifikan dan positif
terhadap
nilai
perusahaan
dan
tingkat suku bunga
berpengaruh
signifikan dan negatif
terhadap
nilai
perusahaan.
Penelitian
ini
menggunakan
variabel tingkat
suku bunga SBI
sebagai variabel
bebas
dan
menggunakan
objek penelitian
sektor otomotif.
Analisis Jalur
Investment
Penelitian
opportunity set tidak melakukan
Penlitian
ini
menggunakan
kebijakan dividen
(DPR)
sebagai
variabel
intervening untuk
melihat pengaruh
langsung
dan
tidak
langsung
keputusan
Investasi (TAG),
keputusan
pendanaan
(DER),
profitabilitas
(ROA) terhadap
nilai perusahaan
(PBV).
40
ini
No.
12.
Nama
Peneliti
Pratiska
(2013)
Judul
Penelitian
Leverage
dan
Dividend
Yield
Terhadap
Profitabilita
s dan Nilai
Perusahaan
Sektor
Manufaktur
di BEI
Metode
Penelitian
Rami
Zeitun dan
Gary Tian
(2007)
Capital
Structure
and
Corporate
Performanc
e: Evidence
from Jordan
Data Panel
Hasil Penelitian
Perbedaan
berpengaruh terhadap
profitabilitas, hanya
variabel Investment
opportunity set dan
profitabilitas
yang
memengaruhi
nilai
perusahaan, leverage
berpengaruh terhadap
profitabilitas
dan
Investment
opportunity set tidak
berpengaruh terhadap
leverage dan dividend
yield.
Keputusan pendanaan
berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas
akibat biaya agency
yang
meningkat
seiring
dengan
peningkatan
penggunaan hutang
tetapi hutang jangka
pendek berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan
sesuai
dengan teori Myers
yang
menyatakan
bahwa semakin tinggi
hutang menandakan
adanya pertumbuhan
dan
kinerja
perusahaan.
pengamatan
pengaruh
langsung
dan
tidak
langsung
Investment
opportunity set,
leverage,
dan
dividend
yield
terhadap
nilai
perusahaan
melalui
profitabilitas.
Penelitian
ini
melihat pengaruh
struktur
modal
menggunakan
variabel dependen
Market
performance atau
nilai perusahaan
(Tobin Q, MBVR,
PER dan MBVE)
dan
Firm
performance atau
Profitabilitas
(ROE dan ROA).
Sumber: berbagai jurnal- data diolah
41
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini membahas pengaruh keputusan investasi terhadap
keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan pada perusahaan
yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013–2015. Pengamatan
mengenai keputusan investasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting
mengingat keputusan investasi yang perusahaan lakukan sangat berkaitan
dengan masa depan perusahaan dan akan memengaruhi keputusan pendanaan
perusahaan dalam memilih sumber dana yang optimal sehingga dapat
menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan
dan
meningkatkan nilai
perusahaan pada akhirnya.
Terdapat beberapa variabel laten yang digunakan pada penelitian ini,
di antaranya keputusan investasi menggunakan indikator yang terdiri dari,
market to book value of asset ratio (MVABVA) dalam hal ini bertindak
sebagai variabel independen penelitian, nilai perusahaan (PBV) dan
profitabilitas dengan indikator Return on asset (ROA) dan Return on equity
(ROE) sebagai variabel dependen penelitian, keputusan pendanaan dengan
indikator Debt to asset ratio (DAR) dan Debt to equity ratio (DER) dalam hal
ini bertindak sebagai variabel intervening dan juga variabel dependen
penelitian.
Berdasarkan tinjauan pustaka, tujuan penelitian dan hasil penelitian
sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran yang
dituangkan dalam model penelitian pada gambar 2.2:
42
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Keputusan Pendanaan,
Profitabiltas dan Nilai Perusahaan
Perusahaan yang Tercatat di JII tahun 2013-2015
Keputusan Pendanaan
Nilai perusahaan
Keputusan Investasi
Profitabilitas
Partial Least Square (PLS)
Uji Statistik Deskriptif
Uji Outer Model :
- Convergent validity
- Discriminant validity
- Composite Reliability
- Average Variance Extracted (AVE)
Uji Inner Model :
- Koefisien determinasi (R2)
- Predictive Relevance (Q2 )
- Goodness of Fit (GoF).
Uji Hipotesis :
- t-stastistic
- Uji Sobel
Hasil Penelitian dan Pembahasan
43
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka dan merupakan uraian
sementara dari permasalahan yang perlu diujikan kembali. Suatu hipotesis
akan diterima jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa hipotesis
tersebut benar, begitu pula sebaliknya.
Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil penelitian-penelitian
terdahulu maka hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh keputusan investasi dengan keputusan pendanaan
Ha1: βy1x1 < 0, terdapat pengaruh negatif antara keputusan investasi
terhadap keputusan pendanaan
2. Pengaruh keputusan investasi dengan nilai perusahaan
Ha2: βy2x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan
3. Pengaruh keputusan investasi dengan profitabilitas
Ha3: βy3x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi
terhadap profitabilitas
4. Pengaruh keputusan investasi dengan profitabilitas melalui keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening
Ha4: βy3x1 ≠ 0, terdapat pengaruh antara keputusan investasi terhadap
profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai
variabel intervening
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data panel. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang
dilakukan untuk melihat pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan
pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan dengan studi kasus terhadap
seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Alasan
penulis memilih Jakarta Islamic Index (JII) menjadikan sampel penelitian
adalah harga saham yang ditampilkan cenderung berfluktuasi selama periode
2013-2015 namun pada akhir tahun 2015 diprediksi bahwa kinerja Jakarta
Islamic Index (JII) pada masa mendatang akan mengalami pertumbuhan yang
gemilang. Selain itu, penelitian terhadap keputusan keuangan dengan objek
penelitian investasi syariah masih jarang ditemukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dari laporan
tahunan dan laporan keuangan. Penulis memilih Indonesian Stock Exchange
(IDX) sebagai tempat melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena
dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data
yang diperlukan peneliti. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan
yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2013–2015.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan
SmartPLS 3.00. Setelah diketahui hasil penelitian, selanjutnya dilakukan
analisis hasil.
45
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013–
2015. Pengambilan sampel dengan seluruh perusahaan bertujuan untuk
mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan menyeluruh.
Pemilihan sampel diseleksi secara purposive sampling dari seluruh
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan tujuan untuk
memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan. Teknik purposive sampling merupakan salah satu teknik
pengambilan sampel non probabilitas di mana teknik pemilihan secara tidak
acak yang informasinya diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu dan
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.
Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria perusahaan yang
terdaftar Jakarta Islamic Index (JII) selama tiga tahun berturut-turut periode
2013–2015. Berdasarkan metode penentuan sampel tersebut, kriteria-kriteria
yang digunakan dalam pengambilan data dan sampel adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) hingga Desember
2015.
2) Perusahaan terdaftar yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan
selama tiga tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu
2013, 2014, dan 2015.
3) Perusahaan yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan
informasi yang diperlukan atau informasi yang diperlukan untuk mencari
46
data yang dibutuhkan yaitu, neraca, harga penutupan saham dan jumlah
saham beredar selama periode penelitian yang diperoleh dari Indonesian
Stock Exchange dan yahoo! finance.
Pertimbangan-pertimbangan diatas dibuat untuk mengahasilkan
sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Dari kriteria
pemilihan sampel di atas, maka terdapat 18 perusahaan yang dapat dijadikan
sebagai sampel penelitian. Berikut keterangan seleksi pemilihan sampel.
Tabel 3.1
Seleksi Pemilihan Sampel
Karakteristik
Jumlah perusahaan yang terdaftar pada Januari 2013
Jumlah perusahaan yang tidak konsisten terdaftar pada Jakarta
Islamic Index hingga Desember 2015
Tidak lengkap laporan keuangan dan tahunan
Sampel yang diteliti
Sumber: IDX, data diolah.
Total
30
(12)
(0)
18
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
Emiten
Astra Agro Lestari
Adaro Energy
AKR Corporindo
Astra International
Alam Sutera Realty
Bumi Serpong Damai
Indofood CBP Sukses Makmur
Indofood Sukses Makmur
Indocement Tunggal Prakarsa
Indo Tambangraya Megah
Kalbe Farma
Lippo Karawaci
PP London Sumatra Indonesia
47
14.
PGAS
Perusahaan Gas Negara
15.
SMGR
Semen Gresik
16.
TLKM
Telekomunikasi Indonesia
17.
UNTR
United Tractors
18.
UNVR
Unilever Indonesia
Sumber: IDX, data diolah.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu laporan keuangan dan tahunan yang telah diaudit pada periode 20132015. Selain itu diperlukan juga data harga saham dari perusahaan yang
bersangkutan. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Jenis data
Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data
sekunder yang diambil dari:
a. Laporan keuangan dan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013, 2014 dan 2015
yang didapat dari Indonesian Stock Exchange (IDX).
b. Harga saham akhir tahun dari perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) periode 2013, 2014 dan 2015 yang didapat dari
yahoo! finance.
2. Sumber data
Sumber data yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (IDX)
selama periode penelitian 2013–2015. Penelitian ini juga diperoleh melalui
studi kepustakaan. Sumber-sumber yang digunakan sebagai tinjauan
48
pustaka untuk menganalisis data membahas permasalahan penelitian ini
seperti buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, tesis, literatur, dan penelusuran
internet yang erat hubungannya dengan objek penelitian.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metodologi Partial Least Square (PLS)
dan Uji Sobel. Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka
peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0. penelitian ini melakukan dua
kali proses analisis data di mana digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai
3 menggunakan Partial Least Square (PLS) dan menguji hipotesis 4
menggunakan uji sobel karena dapat menguji variabel intervening.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk memberikan
gambaran tentang variabel-variabel penelitian yang diteliti. Dalam
penelitian ini variabel yang berlaku sebagai variabel independen adalah
keputusan investasi dengan indikator variabel laten yaitu Market to Book
of Asset Ratio (MVABVA) terhadap keputusan pendanaan dengan
indikator variabel laten yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to
Equity Ratio (DER), profitabilitas dengan indikator variabel laten yaitu
Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan nilai perusahaan
(PBV).
Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen
pada penelitian ini, maka digunakan alat teknik Partial Least Square
49
(PLS). Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen
melalui variabel intervening pada penelitian ini, maka digunakan uji sobel.
2. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) adalah model persamaan Structural
Equation Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS
mulai pertama kali diperkenalkan di bidang chemometrics (computational
chemistry) pada tahun 1960-an oleh Herman Wold seorang ahli
ekonometrika (Ghozali, 2013:419).
Menurut Ghozali (2006), prediksi dalam PLS yakni mendefinisikan
variabel laten adalah linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight
estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat
berdasarkan
bagaimana
inner
model
(model
struktural
yang
menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran
yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi.
Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan
menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk
menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur
(path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel
laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan
lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel
laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses
iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap
50
pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan
estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga
menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006).
Analisis pada Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan beberapa
tahap, yakni:
a. Analisa Outer Model
b. Analisa Inner Model
c. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Outer Model atau Model Pengukuran
Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang
digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Analisa outer
model ini menjelaskan hubungan antar variabel laten dengan indikatorindikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya.
Analisis outer model dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni:
 Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component
score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran
reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan
konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap
51
awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai
0,60 dianggap cukup (Ghozali, 2006).
 Discriminant Validity
Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif
indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan
konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar
daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa
konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada
ukuran blok lainnya (Ghozali, 2006).
 Composite Reliability
Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi
dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s
Alpha (Ghozali, 2006). Pada uji Cronbach’s Alpha nilai yang
diharapkan adalah lebih dari 0,6 untuk semua konstruk.
 Average Variance Extracted (AVE)
Metode
lain
untuk
menilai
discriminant
validity
adalah
membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted
(AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam
model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai
korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka
dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran
ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score
variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan
52
composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar
0,50 (Ghozali, 2006).
Menurut Hussein (2015), Uji yang dilakukan di atas merupakan uji
pada outer model untuk indikator reflektif. Untuk indikator formatif
dilakukan pengujian yang berbeda. Uji untuk indikator formatif yaitu :
 Significance of weights
Nilai weight indikator formatif dengan konstruknya harus
signifikan.
 Multicolliniearity
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
didalam model dengan melihat dengan cara sebagai berikut:
1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Jika dalam model memiliki nilai Variance Inflation Factor
(VIF) < 10 berarti data tidak ada masalah multikolinearitas.
2) Dilihat dari nilai Tolerance
Jika dalam model memiliki nilai tolerance < 0,10 maka
dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan jika sebaliknya
nilai tolerance > 0,10 maka dapat dikatakan model tidak terdapat
masalah multikolinearitas.
53
b. Pengujian Inner Model atau Model Struktural
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada
teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan Rsquare untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk
predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter
jalur struktural.
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square
untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan
interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk
menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel
laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali,
2006). Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi
dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Qsquare mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan
juga estimasi parameternya. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ...... (1 – Rn2)
Nilai Goodness of Fit (GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF
small = 0,1, GoF medium = 0,25 dan GoF besar = 0,38. Adapun nilai
Goodness of Fit (GoF) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
54
GoF = √AVE x R2
c. Pengujian Hipotesis dengan Uji Sobel
Menurut Hussein (2015), Secara umum metode explanatory
research adalah pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini
disebabkan pada metode ini terdapat pengujian Hipotesa. Menguji
hipotesis dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk
menolak atau menerima Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha
diterima jika nilai p < 0,05.
Di dalam penelitian yang terdapat variabel intervening, menurut
Ghozali (2009), suatu variabel disebut disebut variabel intervening jika
variabel tersebut ikut memengaruhi hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen.
Pengujian hipotesis mediasi Pengujian hipotesis mediasi dapat
dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan
dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara
menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke
variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak
langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur (a) dan
(b) seperti dijelaskan sebagai berikut:
X
M = (a)
M
Y = (b)
ab
55
Koefisien ab = (c – c’)
Di mana :
c = Pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M
c’ = Koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M.
Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya
standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect). Sab dihitung
dengan rumus dibawah ini:
Sab = √b2 Sa2 + a2 Sb2 + Sa2 Sb2
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita
perlu menghitung nilai t dari koefisiensi ab dengan rumus sebagai berikut:
t=
ab
Sab
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi
pengaruh mediasi (Ghozali, 2009).
E. Operasional Variabel Penelitian
Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk
mendapatkan
data
yang
akan
dianalisis
dengan
tujuan
untuk
mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian
56
serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen Keputusan Investasi
Market to Book Value of Asset Ratio (MVABVA) merupakan rasio
yang menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan dicerminkan
dalam harga saham, pasar menilai pertumbuhan perusahaan dari nilai pasar
saham yang lebih besar dari nilai bukunya.
(Total Aktiva – Total Ekuitas) + (Jumlah
Saham Beredar x Harga Saham)
MVABVA =
Total Aktiva
2. Variabel Dependen
a. Nilai Perusahaan
Price to book value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai price dengan book value. Metode ini akan mengetahui nilai
intrinsik dari saham tersebut dan menggambarkan tingkat kepercayaan
pasar terhadap perusahaan.
Price to book value (PBV) =
Price
Book value
57
b. Profitabilitas
 Return on Asset (ROA)
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas dapat diukur dengan Return on
Assets (ROA), ROA adalah kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktiva yang dipergunakan.
Return
ROA =
Asset
 Return on Equity (ROE)
Pengembalian atas ekuitas atau sering disebut rentabilitas modal
sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan
yang menjadi hak pemilik modal sendiri (Hamidy, 2014).
Return
ROE =
Equity
3. Variabel Intervening Keputusan Pendanaan
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai hutang dalam
pembiayaan jumlah aktiva atau asetnya (Dewi, et al, 2014).
Debt
DAR =
Asset
58
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Struktur Modal dapat diukur dengan debt to equity ratio (DER)
(Gayatri dan Mustanda, 2014). DER merupakan perbandingan total
hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan
Satuan pengukuran debt to equity ratio adalah dalam persentase.
Debt
DER =
Equity
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel
Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Proksi
Skala
MVABVA = (Total Aktiva – Total Ekuitas)
+ (Jumlah Saham Beredar X
Harga Saham)
Aktiva
Rasio
a. DAR = Hutang
Aktiva
Rasio
b. DER = Hutang
Ekuitas
Profitabilitas
a. ROA = Return
Aktiva
Rasio
b. ROE = Return
Ekuitas
Nilai Perusahaan
PBV =
Price
Rasio
Nilai buku
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini membahas tentang pengaruh keputusan investasi terhadap
keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013–2015. Tuntutan pasar
akan investasi menyebabkan dibutuhkannya pasar modal sebagai tempat
dalam melakukan investasi. Seiring berjalannya waktu investasi terus
mengalami
perkembangan,
salah
satunya
adalah
permintaan
untuk
menyediakan kegiatan investasi berbasis syariah. Dengan permintaan tersebut
pasar modal Indonesia menyediakan Jakarta Islamic Index sebagai tempat
bagi investor melakukan investasi saham secara syariah.
1.
Perkembangan Pasar Modal Indonesia
Pasar modal merupakan tempat dalam melakukan penawaran dan
perdagangan efek untuk perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para
investor dalam melakukan investasi. Pasar Modal juga bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti
obligasi, saham dan lainnya.
Di Indonesia, perkembangan pasar modal mengalami beberapa kali jatuh
bangun. Berikut adalah penjelasan mengenai perjalanan pasar modal di
Indonesia:
60
 Pada tahun 1880, transaksi efek telah berlangsung namun dilakukan tanpa
organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap.
 Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komuitas dan
sekuritas, yakni Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas.
 Pada tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara
di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga
500 gulden per saham. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode
permulaan sejarah pasar modal Indonesia.
 Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sumber dana diperoleh dari
para penabung. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu
mendirikan pasar modal.
 Pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang
Dunia I, namun dibuka kembali pada tahun 1918.
 Pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di
Semarang resmi didirikan bursa.
 Pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan yang semakin
memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup terlebih
dahulu. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta.
 Pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.
 Pada tahun 1965, Kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena
adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan
61
Belanda dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang
mencapai 650% menyebabkan Bursa Efek Jakarta tutup kembali.
 Pada tahun 1976, PT Danareksa BUMN pertama yang melakukan go
public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp
50 miliar.
 Selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami kelesuan dan PT.
Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam
saham BEJ.
 Pada periode awal 1987, pemerintah membuat deregulasi yang pada
intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat
perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahankemudahan bagi investor.
 Pada tahun 1991, perubahan tugas Bapepam yang semula juga bertindak
sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain
itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI),
reksadana, serta manajer Investasi.
 Berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992
berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai
pelaksana bursa.
 Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading
System). Suatu sistem perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis
me-match-kan antara harga jual dan beli saham.
62
 Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock
Exchange (IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa
efek: BES dan BEJ.
 Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya
Market information and Automated Remote Trading (S-MART) yang
menjadi Sebuah sistem perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan
luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang
dilakukan melalui BES.
 Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada
akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia.
2.
Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah salah satu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis sahamsaham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan Jakarta Islamic Index
(JII) tidak lepas dari kerja sama antara pasar modal Indonesia atau PT Bursa
Efek Indonesia dengan PT Danareksa Investment Management. Jakarta
Islamic Index (JII) dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan
instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah
yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003.
Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang
digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic
63
Index (JII) berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah.
Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995
dengan nilai dasar 100.
Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk
meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham
berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan
syariah islam untuk melakukan investasi di bursa efek. Jakarta Islamic Index
(JII) juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas
saham berbasis syariah di Indonesia. Jakarta Islamic Index (JII) menjadi
jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah.
Dengan kata lain, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi pemandu bagi investor
yang ingin menanamkan dananya secara syariah takut tercampur dengan dana
ribawi.
a. Karakteristik Jakarta Islamic Index (JII)
Penentuan kriteria dari komponen Jakarta Islamic Index (JII) tersebut
disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Islam dan PT
DIM. Seleksi yang dilakukan terhadap saham-saham yang dimasukkan
dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) meliputi seleksi yang bersifat
normatif dan finansial. Seleksi normatif meliputi kegiatan usaha emiten
yang bertentangan dengan prinsip syariah, yang meliputi:
 Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
64
 Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barangbarang atau jasa-jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Sedangkan seleksi finansial meliputi:
 Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip hukum Islam dan sudah tercatat lebih dari
tiga bulan (kecuali bila termasuk dalam saham-saham 10 berkapitalisasi
besar).
 Memilih saham berdasarkan laporan tahunan atau tengah tahunan
berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar
90%.
 Memilih 60 saham dari sususan di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun
terakhir.
 Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
Dengan mengacu pada proses seleksi yang dilakukan terhadap sahamsaham yang tercatat pada Jakarta Islamic Index (JII), terlihat bahwa
saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) tidak hanya sesuai dengan
65
kriteria syariah tetapi juga merupakan saham-saham pilihan dalam hal
kapitalisasi pasar tertinggi serta volume perdagangan juga tertinggi.
Adapun kriteria investasi Islam berdasarkan fatwa DSN adalah
sebagai berikut:
 Perusahaan yang mendapat dana pembiayaan atau sumber dana dari
utang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya.
 Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15%.
 Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang
dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 50%.
Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks pada awal bulan juli setiap tahunnya. Adapun perubahan
pada jenis usaha emiten akan di monitoring secara terus-menerus
berdasarkan data publik yang tersedia.
b. Prinsip Pasar Modal Syariah
Investasi dalam Islam sangat didorong karena diyakini membawa
pada peningkatan produktivitas sektor riil dan memberikan manfaat bagi
umat. Dalam Islam, investasi hanya bisa dilakukan pada aktivitas ekonomi
yang jelas-jelas memberikan pengaruh pada sektor riil.
Salah satu media dalam berinvestasi adalah melalui pasar modal. Pada
prinsipnya, investasi syariah di pasar modal tidak terlalu berbeda dengan
investasi keuangan konvensional. Namun, ada beberapa prinsip mendasar
yang membedakan antara investasi syariah dan konvensional di pasar
modal tersebut. Pertama, investasi di pasar modal tidak boleh
66
mengandung unsur riba (bunga). Kedua, gharar (ketidakpastian atau
spekulasi) dan Ketiga, maysir (judi).
Menurut fatwa Dewan Syari’ah Nasional, prinsip-prinsip syariah di
bidang pasar modal, setidaknya harus memenuhi 2 kriteria, yaitu:
 Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme
perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah
memenuhi prinsip-prinsip syariah.
 Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila
telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah.
Adapun prinsip dalam transaksi yang mengandung unsur dharar,
gharar, riba, maysir, risywah, maksiat, dan ke-dzalim-an sebagaimana
dimaksud di atas meliputi:
 Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu
 Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah)
yang belum dimiliki (short selling)
 Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk
memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang
 Menimbulkan informasi yang menyesatkan
 Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan
fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian
pembelian efek syariah tersebut.
67
 Ihtikar
(penimbunan),
yaitu
melakukan
pembelian
atau/dan
pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga
efek syariah dengan tujuan memengaruhi pihak lain.
Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
SmartPLS 3.00. langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sampel
yang akan diteliti dengan menggunakan purposive sampling. Sampel
penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
pada tahun 2013-2015. Jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 18
perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data-data yang
diperlukan terkait dengan proksi yang digunakan dari laporan keuangan dan
tahunan yang telah diaudit.
B. Pengujian dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) sebagai sampel penelitian. Penelitian ini memiliki empat variabel
laten dan enam variabel manifes. Semua data yang digunakan dalam analisis
ini merupakan data sekunder yang berbentuk tahunan dari tahun 2013-2015.
Data-data yang dibutuhkan dalam memperhitungkan nilai rasio diperoleh dari
laporan keuangan yang disajikan di Indonesian Stock Exchange (IDX) dan
Yahoo! Finance.
Dalam penelitian ini akan dilakukan dua analisis. Pertama, untuk melihat
pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas
dan nilai perusahaan, dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square
68
(PLS). Kedua, untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi terhadap
profitabilitas dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening,
dilakukan dengan menggunakan uji sobel. Sesuai dengan metode yang
ditentukan pada BAB III, pembahasan dimulai dari statistik deskriptif dan
dilanjut dengan analisis Partial Least Square (PLS) dan uji sobel.
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini
maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi variabel independen, variabel dependen, dan variabel intervening.
Variabel independen terdiri dari keputusan investasi di mana indikator yang
menerangkan adalah market to book value of asset ratio (MVABVA).
Variabel dependen terdiri dari keputusan pendanaan dengan indikator debt to
equity (DER) dan debt to asset (DAR), profitabilitas dengan indikator return
on equity (ROE) dan return on asset (ROA), dan nilai perusahaan dengan
indikator price to book value (PBV). Sedangkan, variabel interveningnya
adalah keputusan pendanaan dengan indikator debt to equity (DER) dan debt
to asset (DAR). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 perusahaan yang
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). Periode pengamatan yang
dilakukan selama 3 tahun, yaitu 2013-2015.
Pengelohan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan program
software Microsoft Excel 2010 dan SmartPLS 3.00. Adapun deskripsi dari
variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
69
a. Keputusan Investasi
Variable independen dalam penelitian ini adalah keputusan
investasi. Indikator dalam menjelaskan variabel laten adalah Market to
Book Value of Asset (MVABVA). MVABVA merupakan rasio yang
menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan dicerminkan dalam
harga saham, pasar menilai pertumbuhan perusahaan dari nilai pasar
saham yang lebih besar dari nilai bukunya. Oleh karena itu, semakin tinggi
nilai MVABVA suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut memiliki peluang untuk tumbuh.
Gambar 4.1
Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
70
Tabel 4.1
Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
No.
Kode
2013
1.
AALI
2,9555
2. ADRO
0,9535
3. AKRA
1,7933
4.
ASII
1,7902
5.
ASRI
1,2161
6.
BSDE
1,7623
7.
ICBP
3,1806
8.
INDF
1,2709
9.
INTP
2,9115
10.
ITMG
2,3212
11.
KLBF
5,4273
12.
LPKR
1,2182
13.
LSIP
1,8421
14.
PGAS
2,4456
15. SMGR
3,0166
16. TLKM
2,0272
17. UNTR
1,7506
18. UNVR
16,2813
3,0091
Rata-rata
Sumber: Data Diolah
2014
2,4200
0,9102
1,6868
1,7643
1,2737
1,5225
3,4692
1,2207
3,1154
1,3944
7,1111
1,1563
1,6757
2,5569
3,0706
2,3770
1,4342
17,9252
3,1158
2015
1,6164
0,6406
2,3845
1,4741
1,0073
1,3483
3,3413
1,0252
3,1100
0,6954
4,7190
1,1202
1,1881
1,2879
2,0531
2,2722
1,3884
18,6404
2,7396
Rata-rata
2,3306
0,8348
1,9549
1,6762
1,1657
1,5444
3,3303
1,1722
3,0457
1,4703
5,7525
1,1649
1,5686
2,0968
2,7134
2,2254
1,5244
17,6156
2,9548
Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa rata-rata MVABVA tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 17,6156 yang
menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan
yang tinggi di masa depan. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh
perusahaan Adaro Energy sebesar 0,8348.
Keputusan investasi dianggap faktor keuangan yang penting dalam
memengaruhi nilai perusahaan. Melalui keputusan investasi, perusahaan
dapat memperoleh keuntungan dan dapat menumbuhkan perusahaan.
71
Semakin tinggi nilai MVABVA maka semakin baik prospek masa depan
perusahaan tersebut,
berdasarkan nilai rata-rata MVABVA pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 20132015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan Kalbe Farma
memiliki prospek pertumbuhan terbaik.
b. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel
dependen dan variabel intervening. Indikator yang digunakan dalam
mengukur variabel laten adalah DER dan DAR.
Debt to Equity (DER) merupakan perbandingan total hutang yang
dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Nilai DER yang baik
adalah kurang dari 1 atau 100 persen. Semakin tinggi angka DER maka
perusahaan akan memiliki risiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas
perusahaannya. Namun, perlu dicermati apa yang menyebabkan angka
DER tersebut besar, apa berasal dari hutang lancar atau hutang jangka
panjang.
72
Gambar 4.2
Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Tabel 4.2
Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
2013
0,46
0,50
1,70
1,00
1,71
0,31
0,67
1,11
0,70
0,49
0,07
0,50
0,26
0,38
2014
0,57
0,35
1,50
1,00
1,66
0,23
0,72
1,14
0,50
0,48
0,03
0,40
0,24
0,64
2015
0,84
0,26
1,10
0,90
1,83
0,35
0,62
1,13
0,50
0,41
0,04
0,60
0,21
0,90
Rata-rata
0,62
0,37
1,43
0,97
1,73
0,29
0,67
1,13
0,57
0,46
0,05
0,50
0,24
0,64
73
15. SMGR
16. TLKM
17. UNTR
18. UNVR
Rata-rata
Sumber: Data Diolah
0,20
0,87
0,12
2,11
0,73
0,16
0,82
0,07
2,01
0,69
0,15
0,97
0,06
2,26
0,73
0,17
0,89
0,08
2,12
0,72
Pada gambar 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata DER tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 2,12 yang
menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki perbandingan hutang
dengan ekuitas sebesar 212 persen. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh
perusahaan Kalbe Farma sebesar 0,05 atau 5 persen. Semakin kecil nilai
DER yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik likuiditas
perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DER pada perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat
diketahui bahwa Kalbe Farma dan United Tractors memiliki nilai hutang
atas ekuitas terbaik.
Debt to Asset atau DAR merupakan rasio yang dapat digunakan
untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan hutang
dalam pembiayaan aktiva atau asetnya.
74
Gambar 4.3
Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
Tabel 4.3
Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
2013
0,31
0,53
0,60
0,50
0,63
0,18
0,40
0,53
0,60
0,33
0,05
0,20
0,20
0,24
2014
0,36
0,49
0,60
0,50
0,62
0,15
0,42
0,53
0,40
0,32
0,02
0,30
0,20
0,33
2015
0,46
0,44
0,50
0,50
0,65
0,22
0,38
0,53
0,40
0,29
0,03
0,30
0,17
0,42
Rata-rata
0,38
0,48
0,57
0,50
0,63
0,18
0,40
0,53
0,47
0,31
0,03
0,27
0,19
0,33
75
15. SMGR
16. TLKM
17. UNTR
18. UNVR
Rata-rata
Sumber: Data Diolah
0,13
0,40
0,07
0,68
0,37
0,11
0,39
0,04
0,67
0,36
0,11
0,44
0,04
0,69
0,37
0,12
0,41
0,05
0,68
0,36
Pada gambar 4.3, dapat dilihat bahwa rata-rata DAR tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,68 yang
menandakan bahwa perusahaan tersebut menggunakan hutang dalam
pembiayaan aktiva atau asetnya sebesar 68 persen. Sedangkan, nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma sebesar 0,03 atau 3 persen.
Semakin kecil nilai DAR yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
semakin baik kinerja perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DAR
pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun
2013-2015 dapat diketahui bahwa Kalbe Farma dan United Tractors
memiliki nilai hutang atas aset terbaik.
c. Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel
dependen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten
adalah ROE dan ROA.
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk
melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola ekuitasnya dalam
mengahasilkan laba perusahaan. Idealnya semakin tinggi nilai ROE maka
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.
76
Gambar 4.4
Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Tabel 4.4
Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
2013
0,19
0,07
0,14
0,21
0,17
0,22
0,18
0,10
0,26
0,23
0,23
0,10
0,12
0,43
2014
0,22
0,06
0,15
0,18
0,18
0,22
0,19
0,14
0,22
0,22
0,21
0,16
0,14
0,33
2015
0,06
0,05
0,17
0,12
0,10
0,11
0,19
0,09
0,18
0,08
0,18
0,03
0,09
0,15
Rata-rata
0,16
0,06
0,15
0,17
0,15
0,18
0,19
0,11
0,22
0,18
0,21
0,10
0,12
0,30
77
15. SMGR
16. TLKM
17. UNTR
18. UNVR
Rata-rata
Sumber: Data Diolah
0,26
0,24
0,14
1,33
0,26
0,23
0,21
0,15
1,35
0,25
0,17
0,21
0,10
1,22
0,18
0,22
0,22
0,13
1,30
0,23
Pada gambar 4.4, dapat dilihat bahwa rata-rata ROE tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 1,30. Sedangkan,
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,06.
Semakin besar nilai ROE yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
semakin baik performa perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata
ROE pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama
tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan
Perusahaan Gas Negara memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan
terbaik.
Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA
yang positif menandakan bahwa aktiva yang dipergunakan untuk operasi
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
78
Gambar 4.5
Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
Tabel 4.5
Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
2013
0,13
0,04
0,04
0,10
0,06
0,13
0,14
0,09
0,22
0,15
0,17
0,04
0,13
0,26
2014
0,14
0,03
0,06
0,09
0,07
0,14
0,14
0,09
0,19
0,15
0,17
0,07
0,15
0,20
2015
0,03
0,03
0,07
0,06
0,04
0,07
0,16
0,08
0,15
0,05
0,15
0,01
0,10
0,14
Rata-rata
0,10
0,03
0,06
0,08
0,06
0,11
0,14
0,09
0,19
0,12
0,16
0,04
0,13
0,20
79
15. SMGR
16. TLKM
17. UNTR
18. UNVR
Rata-rata
Sumber: Data Diolah
0,17
0,11
0,01
0,45
0,14
0,16
0,10
0,09
0,44
0,14
0,12
0,09
0,06
0,39
0,10
0,15
0,10
0,05
0,42
0,12
Pada gambar 4.5, dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 0,42. Sedangkan,
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,03.
Semakin besar nilai ROE yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
semakin baik performa perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata
ROE pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama
tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan
Perusahaan Gas Negara memiliki kemampuan mendapatkan keuntungan
atas aset terbaik.
d. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel
dependen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten
adalah PBV.
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui nilai intrinsik dari saham dan menggambarkan tingkat
kepercayaan pasar terhadap perusahaan.
80
Gambar 4.6
Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
60
50
40
30
20
10
0
Tabel 4.6
Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
2013
3,85
0,90
3,16
2,59
1,58
2,28
4,65
1,57
3,24
2,97
6,91
1,48
2,06
3,62
2014
3,23
0,82
2,70
2,50
1,73
1,80
5,24
1,47
3,49
1,58
8,79
1,34
1,84
4,12
2015
2,13
0,36
3,89
1,92
1,02
1,57
4,79
1,05
3,44
0,57
5,66
1,26
1,23
1,62
Rata-rata
3,07
0,70
3,25
2,34
1,44
1,88
4,89
1,37
3,39
1,71
7,12
1,36
1,71
3,12
81
15. SMGR
16. TLKM
17. UNTR
18. UNVR
Rata-rata
Sumber: Data Diolah
3,86
2,72
2,21
46,63
5,35
3,84
3,27
1,68
51,92
5,63
2,46
3,26
1,61
58,48
5,35
3,39
3,08
1,83
52,34
5,44
Pada gambar 4.6, dapat dilihat bahwa rata-rata PBV tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 52,34. Sedangkan,
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,7.
Semakin besar nilai PBV yang dimiliki oleh perusahaan maka
menandakan semakin besar kepercayaan pasar terhadap perusahaan
tersebut, berdasarkan nilai rata-rata PBV pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa
Unilever Indonesia dan Kalbe Farma memiliki nilai perusahaan terbaik.
2. Analisis Outer Model
Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis
Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap untuk menilai Fit Model dari
sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Salah satunya adalah analisis Outer
Model. Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang
digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Ada beberapa
indikator dalam analisis outer model, diantaranya, Convergent Validity,
Discriminant Validity dan Composite Reliability.
82
a. Convergent validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component
score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang
ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap
cukup (Ghozali, 2006).
Tabel 4.7
Convergent Validity (Sebelum Modifikasi)
Keputusan Keputusan
Nilai
Profitabilitas
Investasi
Pendanaan Perusahaan
0.564
Keputusan Investasi
0.018
0.939
Keputusan Pendanaan
0.721
-0.158
0.717
Nilai Perusahaan
0.389
0.530
0.154
0.817
Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS 3.00 dapat dilihat
pada Tabel 4.7 nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan
variabel belum memenuhi convergent validity karena masih ditemukan
indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70. Manifes dari
keputusan investasi masih memiliki nilai korelasi terhadap konstruk
sebesar 0,564 yang menandakan belum terpenuhinya nilai convergent
validity. Oleh karena itu, modifikasi model dapat dilakukan agar
membentuk model yang reliabel. Salah satu caranya yaitu dengan
83
mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor di
bawah 0,70.
Tabel 4.8
Convergent Validity (Sesudah Modifikasi)
Keputusan Keputusan
Nilai
Profitabilitas
Investasi
Pendanaan Perusahaan
1.000
Keputusan Investasi
-0.096
0.939
Keputusan Pendanaan
0.695
-0.156
1.000
Nilai Perusahaan
0.385
0.525
0.157
0.981
Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Setelah mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai korelasi
di bawah 0,70 diperoleh hasil pengolahan yang lebih baik dapat dilihat
pada Tabel 4.8 nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan
variabel pada awalnya belum memenuhi convergent validity karena masih
ditemukan indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70.
Pada model modifikasi sebagaimana pada tabel 4.8 tersebut menunjukkan
Nilai korelasi indikator keputusan investasi terhadap konstruk sebesar
1,000, nilai korelasi indikator keputusan pendanaan terhadap konstruk
sebesar 0,939, nilai korelasi indikator profitabilitas terhadap konstruk
sebesar 0,981 dan nilai korelasi indikator nilai perusahaan terhadap
konstruk sebesar 1,000. Hal tersebut menandakan bahwa semua loading
factor memiliki nilai di atas 0,70 sehingga konstruk untuk semua variabel
sudah tidak ada yang dieliminasi dari model.
84
b. Discriminant Validity
Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflektif
indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.
Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok
lainnya (Ghozali, 2006).
Tabel 4.9
Cross Loading (Sebelum Modifikasi)
Keputusan
Keputusan
Nilai
Investasi
Pendanaan
Perusahaan
0.608
0.077
0.383
CAPBVA
-0.032
0.935
-0.223
DAR
0.063
0.942
-0.079
DER
0.127
-0.050
0.242
LN SIZE
0.794
-0.094
0.661
MVABVA
0.325
0.197
0.128
NPM
0.718
-0.154
0.985
PBV
-0.227
0.027
-0.089
PER
0.468
0.230
0.192
PPEBVA
0.334
0.554
0.121
ROA
0.315
0.470
0.138
ROE
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Profitabilitas
0.185
0.484
0.510
-0.084
0.353
0.458
0.173
-0.022
0.160
0.941
0.953
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor
untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten yang memiliki
nilai lebih rendah dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel
laten lain. Sebelum modifikasi dilakukan untuk membentuk model yang
reliabel dan valid, penelitian ini menggunakan beberapa indikator lain
seperti,
keputusan
investasi
menggunakan
indikator
CAPBVA,
85
MVABVA, PER dan PPEBVA. Profitabilitas menggunakan indikator
NPM, ROA dan ROE. Nilai perusahaan menggunakan indikator Ln SIZE
dan PBV. Namun, berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui indikator PER
memiliki nilai korelasi terhadap konstruknya yakni keputusan investasi
yang lebih kecil dibandingkan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya.
Oleh karena itu, modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang
lebih baik.
Tabel 4.10
Cross Loading (Sesudah Modifikasi)
Keputusan
Keputusan
Nilai
Investasi
Pendanaan
Perusahaan
-0.140
0.939
-0.218
DAR
-0.040
0.939
0.075
DER
1.000
-0.096
0.695
MVABVA
0.695
-0.156
1.000
PBV
0.402
0.554
0.150
ROA
0.348
0.470
0.159
ROE
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Profitabilitas
0.484
0.502
0.385
0.157
0.984
0.978
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor
untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel laten
lain. Maka dapat dikatakan konstruk memiliki discriminant validitas yang
tinggi.
c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
Metode
lain
untuk
menilai
discriminant
validity
adalah
membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE)
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model.
86
Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas
suatu konstruk dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masingmasing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika
nilainya 0,70 dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 4.11 akan disajikan
nilai Composite Reliability dan AVE untuk seluruh variabel.
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai composite reliability
masih memiliki nilai di bawah 0,70 seperti keputusan investasi yang
memiliki nilai sebesar 0,498 dan nilai perusahaan sebesar 0,608. Oleh
karena itu, masih ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang
dibentuk. Begitu pula dengan nilai Average Variance Extracted (AVE)
dari masing-masing konstruk masih memiliki nilai di bawah 0,50 seperti
keputusan investasi yang memiliki nilai sebesar 0,318. Oleh karena itu,
modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang baik.
Tabel 4.11
Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sebelum Modifikasi)
Composite
Reliability
0.498
Keputusan Investasi
0.937
Keputusan Pendanaan
0.608
Nilai Perusahaan
0.847
Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Average Variance
Extracted (AVE)
0.318
0.881
0.514
0.663
87
Tabel 4.12
Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sesudah Modifikasi)
Composite
Reliability
1.000
Keputusan Investasi
0.937
Keputusan Pendanaan
1.000
Nilai Perusahaan
0.981
Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Average Variance
Extracted (AVE)
1.000
0.881
1.000
0.962
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai composite reliability
memiliki nilai diatas 0,70 untuk seluruh konstruk. Oleh karena itu, tidak
ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang dibentuk. Begitu
pula dengan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing
konstruk memiliki nilai diatas 0,50. Dengan demikian semua konstruk
memenuhi
kriteria
yang
reliabel
sesuai
dengan
kriteria
yang
direkomendasikan.
3. Analisis Model Struktural (Inner Model)
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat
hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model
penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk
konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur
struktural. Setelah melakukan modifikasi model untuk memperoleh model
terbaik, diperoleh model struktural sebagai berikut:
88
Gambar 4.7
Model Struktural
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square
untuk setiap variabel laten dependen. Tabel 4.13 merupakan hasil estimasi Rsquare dengan menggunakan SmartPLS 3.00.
89
Tabel 4.13
R Square
R Square
R Square Adjusted
0.009
-0,010
Keputusan Pendanaan
0.483
0.473
Nilai Perusahaan
0.467
0.446
Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan 3
(tiga) buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel
keputusan pendanaan yang dipengaruhi oleh variabel keputusan investasi,
variabel nilai perusahaan yang dipengaruhi profitabilitas dan variabel
profitabilitas yang dipengaruhi oleh variabel keputusan pendanaan.
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai R Square untuk variabel keputusan
pendanaan adalah sebesar 0,009 yang berarti model mampu menjelaskan
sebesar 0,9% untuk variabel keputusan investasi memengaruhi keputusan
pendanaan. Untuk variabel profitabilitas diperoleh sebesar 0,467 yang berarti
model mampu menjelaskan sebesar 46,7% untuk variabel keputusan
pendanaan memengaruhi profitabilitas. Untuk variabel nilai perusahaan
adalah sebesar 0,483 yang berarti model mampu menjelaskan sebesar 48,3%
untuk variabel profitabilitas memengaruhi nilai perusahaan.
Melalui R-Square itu pula dapat dihitung nilai Predictive Relevance (Q2).
Nilai Predictive Relevance (Q2) prediktif relevansi untuk model konstruktif.
Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan
90
juga estimasi parameternya. Q-Square yang baik memiliki nilai lebih besar
dari 0. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ...... (1 – Rn2)
Q2 = 1 – (1 – 0,0092) (1 – 0,4672) (1 – 0,4832)
Q2 = 0,40
Berdasarkan perhitungan nilai Q-Square di atas dapat dilihat bahwa
model dapat diobservasi. Selanjutnya dapat mencari nilai Goodness of Fit
(GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF kecil = 0,1, GoF sedang = 0,25
dan GoF besar = 0,38.
GoF = √AVE x R2
GoF = √ 0,961 x 0,320
GoF = 0,55
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Goodness of Fit (GoF), dapat
diketahui bahwa model memiliki nilai pengamatan yang baik karena nilai
GoF yang besar. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian inner model
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini model struktural yang dibangun
robust dan akurat.
4. Analisis Hipotesis
Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang
sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar
yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada
output result for inner weight. Tabel 4.14 memberikan output estimate untuk
pengujian model struktural.
91
Tabel 4.14
Result for Inner Weight
Original
Sample
(O)
-0.096
Sample
Mean
(M)
-0.096
Keputusan Investasi ->
Keputusan Pendanaan
0.695
0.670
Keputusan Investasi ->
Nilai Perusahaan
0.439
0.434
Keputusan Investasi ->
Profitabilitas
0.567
0.589
Keputusan Pendanaan > Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)
Dalam
PLS
pengujian
secara
Standard
TDeviation
Statistics
(STDEV)
0.093
1.031
statistik
P-Value
0.303
0.135
5.161
0.000
0.133
3.291
0.001
0.126
4.484
0.000
setiap
hubungan
yang
dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini
dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap
juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data
penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah
sebagai berikut:
1) Pengujian hipotesis 1 (Keputusan Investasi berpengaruh negatif
terhadap Keputusan Pendanaan)
Hasil pengujian keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar -0,096 dengan nilai t-statistik
sebesar 1,031. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel
(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dengan demikian Hipotesis 1
ditolak.
92
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh keputusan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) bersifat independen. Sehingga keputusan investasi yang
dilakukan tidak dipengaruhi oleh sumber dana perusahaan, tetapi mutlak
hanya untuk pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Modigliani dan Miller (1958) dalam Hidayat (2010) yang
menemukan bahwa sebuah perusahaan dalam kondisi pasar yang
sempurna tidak ada hubungan antara keputusan investasi dan keputusan
pendanaan. Hal tersebut karena investasi diputuskan terlebih dahulu baru
memutuskan pendanaan. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian Oztekin (2015) dan penelitian Sartini dan Purbawangsa (2014)
yang menyatakan bahwa semakin besar kesempatan investasi perusahaan
akan meningkatkan leverage perusahaan.
2) Pengujian hipotesis 2 (Keputusan Investasi berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan)
Hasil pengujian keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,695 dengan nilai t-statistik
sebesar 5,161. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis 2
diterima.
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh semakin besar keputusan
investasi atau dalam hal ini kesempatan investasi perusahaan yang tinggi
93
menandakan perusahaan akan tumbuh dan menguntungkan di masa
mendatang. Menurut teori signalling, nilai investasi yang tinggi adalah
sinyal bagi investor bahwa perusahaan akan mengalami peningkatan nilai
yang dicerminkan melalui harga saham.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gayatri dan Mustanda
(2014), Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar (2015),
Mursalim, et al (2015) dan Pratiska (2013) yang menyatakan bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Setiani
(2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan.
3) Pengujian hipotesis 3 (Keputusan Investasi berpengaruh positif
terhadap Profitabilitas)
Hasil
pengujian
keputusan
investasi
terhadap
profitabilitas
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,439 dengan nilai t-statistik
sebesar 3,291. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Dengan demikian Hipotesis 3
diterima.
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan investasi yang
merupakan salah satu langkah strategis perusahaan untuk tumbuh dan
meningkatkan
pendapatannya.
Sehingga
dana
yang
dikeluarkan
94
perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya
meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mursalim (2015), Safitri
dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang menyatakan
bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
profitabilitas. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Pratiska (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas.
4) Pengujian hipotesis 4 (Keputusan Investasi berpengaruh terhadap
Profitabilitas melalui Keputusan Pendanaan)
Pengujian hipotesis keempat untuk melakukan pengujian pengaruh
tidak langsung variabel keputusan investasi terhadap profitabilitas
melalui keputusan pendanaan, dilakukan terlebih dahulu dengan menguji
keputusan
pendanaan
terhadap
profitabilitas.
Pengujian
untuk
mengetahui pengaruh tidak langsung dilakukan dengan menggunakan
rumus Sobel.
Hasil
pengujian
pengaruh
keputusan
pendanaan
terhadap
profitabilitas menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,567. Nilai tstatistik diperoleh sebesar 4,484. Nilai t-statistik tersebut lebih besar
daripada nilai t-tabel (1,989). Hasil ini berarti keputusan pendanaan
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
95
Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening
dengan variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel.
Hasil dari kedua pengujian diringkas sebagai berikut:
P1 = -0,096
P2 = 0,567
Se1 = 0,093
Se2 = 0,126
Besarnya koefisien tidak langsung variabel keputusan investasi
terhadap profitabilitas merupakan perkalian dari pengaruh variabel
keputusan investasi terhadap variabel keputusan pendanaan dengan
keputusan pendanaan terhadap profitabilitas. Dengan demikian dapat
diperoleh sebagai berikut:
ab = a . b
= -0,096 . 0,567
= -0,054
Besarnya standard error tidak langsung keputusan investasi
terhadap profitabilitas merupakan perkalian dari keputusan investasi
terhadap keputusan pendanaan dengan keputusan pendanaan terhadap
profitabilitas. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai berikut:
Sab = √b2 Sa2 + a2 Sb2 + Sa2 Sb2
= √(0,567)2 (0,093)2 + (-0,096)2 (0,126)2 + (0,093)2 (0,126)2
= 0,00519
96
Dengan nilai uji t diperoleh sebagai berikut:
t =
=
ab
Sab
-0,054
0,00519
= -10,404
Nilai t sebesar -10,404 tersebut lebih besar dari 1,989 yang berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian
model pengaruh tidak langsung dari variabel keputusan investasi
terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan dapat diterima.
Dengan demikian Hipotesis 4 diterima.
5) Interpretasi
Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas,
penelitian ini menemukan beberapa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan Investasi tidak dapat memengaruhi Keputusan Pendanaan.
Dalam hal ini keputusan investasi menunjukkan koefisien bertanda
negatif yang berarti berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
keputusan pendanaan perusahaan, artinya tidak ada pengaruh antara
keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Modigliani dan Miller (1958) tetapi
penelitian ini juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pratiska (2013) yang menemukan hubungan
negatif signifikan antara investasi dengan keputusan pendanaan.
Sedangkan, Sartini dan Purbawangsa (2014) dan Oztekin (2015) yang
97
menemukan hubungan positif signifikan antara keputusan investasi
dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kemungkinan perbedaan
pada penelitian ini adalah kondisi perusahaan saat itu. Ketika
perusahaan hanya ingin meningkatkan nilai perusahaan, investasi akan
bersifat independen terhadap keputusan pendanaan. Namun, ketika
investasi dikaitkan dengan tingkat kesempatan dalam berinvestasi,
perusahaan
akan
mengurangi
tingkat
hutang
karena
ingin
meningkatkan efektivitas penggunaan dana untuk berinvestasi.
b. Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dalam
penelitian ini koefisien keputusan investasi bertanda positif yang
berarti semakin tinggi keputusan Investasi maka akan semakin tinggi
nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gayatri dan
Mustanda (2014), Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar
(2015), Mursalim, et al (2015) dan Pratiska (2013) yang juga
menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Tetapi penelitian ini juga menunjukkan hasil yang
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2013) yang
menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Menurut teori sinyal (signaling theory), di mana
pengeluaran modal perusahan tampak sangat penting dalam upaya
mengoptimalkan nilai perusahaan karena jenis investasi tersebut
memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang
diharapkan di masa mendatang mampu meningkatkan harga saham
98
yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Begitu pula
menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa nilai
perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Oleh
karena itu, penelitian ini sejalan dengan teori signalling yang dapat
memberikan sinyal kepada investor bahwa semakin tinggi kesempatan
investasi
yang
diimplementasikan
dalam
keputusan
investasi
perusahaan akan meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Pertumbuhan tersebut akan menjadi tanda peningkatan pendapatan
perusahaan dan menjadi berita baik atas kinerja perusahaan. Dengan
demikian, permintaan saham perusahaan akan meningkat. Peningkatan
tersebut akibat kepercayaan investor terhadap perusahaan yang
akhirnya akan berdampak terhadap tingginya nilai perusahaan.
c. Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Koefisien keputusan investasi menunjukkan positif dan signifikan
terhadap profitabilitas yang berarti keputusan investasi memberikan
pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mursalim (2015),
Safitri dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang
menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Tetapi penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) yang
menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Perbedaan penelitian ini kemungkinan
99
disebabkan oleh waktu investasi dalam memberikan pengaruh
terhadap profitabilitas itu sendiri. Menurut Fama dalam Hidayat
(2010)
telah
menyatakan
bahwa
keputusan
keuangan
yang
memengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan investasi. Keputusan
investasi menjadi langkah strategis untuk perusahaan tumbuh dan
meningkatkan pendapatannya. Dana yang digunakan untuk investasi
akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan akan memperbesar peluang investasi yang
dimiliki perusahaan. Selain itu, sebuah perusahaan akan berupaya
untuk meningkatkan performa keuangannya melalui investasiinvestasi yang dilakukannya karena niali profitabilitas adalah
cerminan kinerja dari perusahaan. Oleh karena itu, keputusan investasi
dengan profitabilitas memiliki sebuah hubungan yang positif dan
saling berkaitan.
d. Uji sobel yang dilakukan menemukan bahwa keputusan investasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas
melalui
keputusan pendanaan sebagai intervening. Hal ini menunjukkan
bahwa keputusan investasi dapat berpengaruh negatif secara langsung
terhadap profitabilitas dan juga berpengaruh negatif secara tidak
langsung yaitu dari keputusan investasi ke keputusan pendanaan lalu
ke profitabilitas. Dengan demikian, peran keputusan pendanaan
mampu menjadi variabel intervening yang membuat pengaruh
keputusan investasi menjadi negatif terhadap profitabilitas.
100
Pengaruh negatif secara langsung artinya keputusan investasi yang
dilakukan perusahaan dapat menurunkan profitabilitasnya. Sedangkan
keputusan investasi dapat berpengaruh negatif secara tidak langsung
terhadap profitabilitas artinya perusahaan yang akan melakukan
keputusan investasi akan menurunkan hutang dalam struktur
modalnya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
medapatkan keuntungan. Dengan melihat hasil signifikansi masingmasing variabel maka hasil uji sobel ini dapat menunjukkan bahwa
pelaksanaan keputusan investasi perusahaan dapat berpengaruh secara
langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pelaksanaan keputusan investasi dengan
profitabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi
perusahaan dapat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan melalui keputusan pendanaan yang semula
memberikan pengaruh positif secara langsung. Dengan melalui
keputusan
pendanaan
sebagai
hubungan
keputusan
investasi
variabel
dengan
intervening
profitabilitas
mengubah
menjadi
berpengaruh secara negatif.
Penelitian ini sesuai dengan teori pecking yang menyatakan bahwa
perusahaan yang semakin tinggi tingkat hutang dalam struktur
modalnya akan menurunkan kesempatan investasi perusahaan.
101
Menurut Gaver dan Gaver (1995) dalam Saputro dan Hindasah
(2007), hal tersebut terjadi hutang yang tinggi akan menyebabkan
perusahaan harus membayar kewajiban secara periodik dan akan
menurunkan kesempatan investasi perusahaan akibat dana yang
digunakan untuk reinvestasi harus digunakan membayar kewajiban
tersebut. Dengan menurunkan hutang dalam struktur modalnya akan
memaksimalkan keputusan investasi perusahaan, keputusan investasi
tersebut akan menumbuhkan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
merupakan kabar baik untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan.
102
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis PLS menggunakan SmartPLS 3.00 dan
pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menunujukkan
bahwa sebagian besar dari hipotesis adalah diterima, atau dengan kata lain
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel
dependen. Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis adalah:
1. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dari hasil pengolahan
diketahui bahwa investasi yang dilakukan bersifat independen terhadap
pendanaan karena investasi ditentukan terlebih dahulu baru kemudian
pendanaan ditentukan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif keputusan
investasi terhadap keputusan pendanaan.
2. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan diketahui
bahwa semakin tinggi keputusan investasi akan semakin meningkatkan
nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap
nilai perusahaan secara signifikan.
3. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa
103
semakin tinggi
keputusan investasi akan
semakin meningkatkan
profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap
profitabilitas secara signifikan.
4. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh
tidak langsung terhadap profitabilitas yang dikuatkan melalui keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening. Hal ini ditunjukkan oleh pengaruh
keputusan investasi terhadap profitabilitas memiliki pengaruh sama
dengan pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui
keputusan pendanaan. Hasil uji sobel yang dilakukan menunjukkan
perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan memilih
hutang yang rendah dalam menentukan keputusan pendanaan untuk
meningkatkan pertumbuhan perusahaan atau profitabilitas.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
penulis dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar
memperoleh penelitian yang lebih baik lagi kedepannya, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat banyak variabel lain yang dapat dijadikan sebagai manifes dalam
menjelaskan variabel laten, seperti Tobin-Q, PER, MVEBVE dan lain-lain
untuk menjelaskan keputusan investasi. NPM, ROI dan lain-lain untuk
menjelaskan profitabilitas. LDR, short debt rasio dan lain-lain untuk
104
menjelaskan keputusan pendanaan sehingga dapat memengaruhi hasil
analisis pada penelitian.
2. Periode pengamatan yang relatif pendek, yakni tiga tahun sehingga dapat
menambah periode yang lebih panjang lagi.
3. Meneliti kembali tentang fungsi keputusan keuangan syariah dengan lebih
fokus dan mendalam karena masih jarang penelitian dalam topik tersebut.
C. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
menguraikan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:
1. Bagi Perusahaan
Adanya pengaruh yang signifikan antara keputusan investasi dengan
nilai perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini membantu pihak
perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan. Keputusan keuangan
yang mempertimbangkan bahwa penentuan keputusan investasi akan
memberikan pengaruh terhadap perusahaan karena keputusan investasi
akan menumbuhkan perusahaan dan kemudian meningkatkan nilai
perusahaan.
Adanya keputusan pendanaan yang dapat memengaruhi perusahaan
secara tidak langsung juga menjadi pertimbangan bagi perusahaan harus
memaksimalkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan
melalui kegiatan investasinya dan pemilihan keputusan pendanaan karena
hal tersebut adalah informasi penting bagi investor dalam memutuskan
105
investasinya
ke
perusahaan
dan
akan
berdampak
terhadap
keberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang.
2. Bagi Investor
Investor
dalam
mengambil
keputusan
investasi
dapat
mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh menggunakan nilai
perusahaan, profitabilitas, dan keputusan investasi perusahaan.
106
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Noor Latifah dan Noordin Abu Bakar, “Shariah Screening Process in
Malaysia”, page 113-123, ELSEVIER, 2014.
Bodie, Zvie, et al, “Manajemen Portofolio dan Investasi”, Salemba Empat,
Jakarta, 2014.
Brigham, EF dan Houston F Joel, “Manajemen Keuangan Edisi 8”, Erlangga,
Jakarta, 2001.
Dewi, Inggi Rovita, et al, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 17, No. 1, Universitas
Brawijaya, Desember 2014.
Fitriana, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”,
Semarang, 2014.
Gayatri, Ni Luh Putu Rassri dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan”,
Universitas Udayana Bali, 2014.
Ghozali, Imam, “Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial
Least Square”, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,
2006.
Ghozali, Imam, “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 16.0”, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang, 2009.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”,
Edisi 8, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Giriati, “Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity Set,
OpportunisticBehavior and Firm’s Value”, ELSEVIER, 2016.
Hamidy, Rahman Rusdi, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Udayana,
2014.
Harmono, “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan
Teori, Kasus dan Riset Bisnis)”, Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
Hidayat, Riskin, “Keputusan Investasi Dan Financial Constraints : Studi Empiris
Pada Bursa Efek Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
April 2010.
107
Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan : Teori dan Terapan (Keputusan Jangka
Panjang)”, BPFE – Yogyakarta, 1996.
Hussein, Ananda Sabil, “Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Square dengan SmartPLS 3.0”, Universitas Brawijaya, Malang, 2015.
Irfan, Mohammad dan Vipin Kumar, “The Impact of Book Value on Market Value
of Shariah Compliant Companies in India: An Empirical Analysis”,
International Journal of Media and Management, Vol. 4, Issue 1, India, Juni
2015.
Martono dan A. Harjito, “Manajemen Keuangan Edisi Pertama”, Ekonisia,
Yogyakarta, 2002.
Moeljadi, “Manajemen Keuangan : Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”,
Bayumedia Publishing, Malang, 2006.
Minhat, Marizah dan Nazam Dzolkarnaini, “Which Firm Use Islamic
Financing?”, Economic Letter ELSEVIER, page 15-17, 2017.
Mursalim, et al, “Financial Decision, Innovation, Profitability and Company
Value: Case Study on Manufacturing in Indonesian Stock Exchange”,
Information Management and Bussiness Review, Vol. 7, No.2, page 72-78,
April 2015.
Myers, S. C, “Determinant of Corporate Borrowing”, Journal of Financial
Economics, Vol. 9, No. 3, page 237-264, 1977.
Oztekin, Ozde, “Capital Structure Decisions Around The World: Which Factors
Are Reliably Important?”, Journal Of Financial And Quantitative Analysis,
Vol. 50, No. 3, page 301–323, Juni2015.
Pratiska, Ni Gst. A. Pt. Silka, “Pengaruh IOS, Leverage, dan Dividend Yield
Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI”,
Universitas Udayana Bali, 2013.
Pujiati, Diyah dan Widanar Erman, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening”,
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12, No.1, hal. 71-86,
2009.
Puspitaningtyas, Zarah, “Perilaku Investor Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi di Pasar Modal”, Universitas Jember, 2014.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2014.
Safitri, Norma dan Aniek Wahyuati, “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan
Investasi Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, Vol. 4, No. 2, Februari 2015.
108
Saputro, Akhmad Adi dan Lela Hindasah, “Pengaruh Kebijakan Pendanaan,
Deviden dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan
Investasi”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol.8, No.1, Hal. 58-71, Januari
2007.
Sartini, Luh Putu Novita dan Ida Bagus Anom Purbawangsa, “Pengaruh
Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Serta Keputusan Pendanaan
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
Manejemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No.2, Agustus 2014.
Senjani, Yayu Putri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Investasi Pada Perusahaan BUMN”, Simposium Nasional Akuntansi 18
Universitas Sumatera Utara, September 2015.
Setiani, Rury, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Alumni FE UNP,
Padang, 2013.
Sjahrial, Dermawan MM, “Manajemen Keuangan Edisi 2”, Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2008.
Suharli, Michell, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportuniy Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Hal. 9- 17, Mei
2006.
Warusawitharana, Missaka, “Research and development, profits, and firmvalue: A
structural estimation”, Quantitative Economics 6, page 531-565, The
Federal Reserve System, 2015.
Zeitun, Rami dan Gary Tian, “Capital Structure and Corporate Performance :
Evidence From Jordan”, Forthcoming in Australian Accounting Business &
Finance Journal, Australia, 2007.
http://bareksa.com, “Perbandingan Indeks IHSG, JII dan LQ45 Desember 2010Desember 2015”, diakses pada 14 Mei 2017
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index, diakses pada 15 Februari
2017
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar_Modal, diakses pada 15 Februari 2017
http://investasi.kontan.co.id, “Pasar Saham Syariah Lebih Moncer Dari
Konvensional”, diakses pada 8 Mei 2017
http://republika.co.id, “Saham Syariah Mendominasi”, diakses pada 14 Mei 2017
109
http://syariahsaham.com, “Review Performa Januari 2016:16 Saham Syariah
Ungguli Kinerja IHSG, INDF dan JSMR Memimpin”, diakses pada 14 Mei
2017
www.finance.yahoo.com
www.idx.co.id
110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi)
Gambar Model Penelitian
Construct Reliability and Validity
111
Discriminant Validity – Cross Loadings
Discriminant Validity – Convergent Validity
R Square
112
Result for Inner Weight
113
Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi)
Gambar Model Penelitian
Construct Reliability and Validity
114
Discriminant Validity – Cross Loadings
Discriminant Validity – Convergent Validity
R Square
115
Result for Inner Weight
116
Lampiran 3
Sampel Penelitian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kode
AALI
ADRO
AKRA
ASII
ASRI
BSDE
ICBP
INDF
INTP
ITMG
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
SMGR
TLKM
UNTR
UNVR
Emiten
Astra Agro Lestari
Adaro Energy
AKR Corporindo
Astra International
Alam Sutera Realty
Bumi Serpong Damai
Indofood CBP Sukses Makmur
Indofood Sukses Makmur
Indocement Tunggal Prakarsa
Indo Tambangraya Megah
Kalbe Farma
Lippo Karawaci
PP London Sumatra Indonesia
Perusahaan Gas Negara
Semen Gresik
Telekomunikasi Indonesia
United Tractors
Unilever Indonesia
117
Download