BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pengertian tentang

advertisement
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Pengertian tentang komunikasi menurut Stanton menjelaskan bahwa :
Istilah komunikasi berasal dari kata communis yang berarti “bersama”. Sehingga
jika berkomunikasi berarti berusaha mengadakan “kebersamaan” dengan
seseorang. Menggunakan lambang-lambang kata (verbal) dan non verbal sebagai
sumber mengirimkan pesan melalui saluran kepada penerima sebagai usaha
membagi informasi. 1
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses penyampaian pengertian baik berupa lambang-lambang kata (verbal)
maupun non verbal melalui saluran. Agar komunikasi itu dapat berlangsung
antara sumber informasi dan penerima informasi harus mempunyai suatu
pengalaman yang sama.
Deddy Mulyana 2 mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat,
yaitu :
1.
Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar
dari tekanan dan ketegangan.
1
2
Stanton, WJ. Prinsip Pemasaran. Jakarta. Erlangga. Edisi Ketujuh. Jilid I. 1996.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. 2005.
13 2.
Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal.
3.
Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang
tahun dan sepanjang hidup, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang
tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Ritual lain seperti
berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara
bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan
lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka.
4.
Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur. Studi komunika membuat kita peka terhadap
berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk
bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama.
Setelah melalui empat fungsi komunikasi tersebut, komunikasi sebagai
komunikasi sosial, sebagai komunikasi ekspresif, sebagai komunikasi ritual dan
sebagai komunikasi instrumental barulah kita dapat memasuki tahapan
selanjutnya yaitu karakterisitk dari komunikasi.
14 Sasa Djuana Sendjaja mencatat enam karakteristik komunikasi 3 , antara
lain :
1. Komunikasi adalah suatu proses, artinya komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada
tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun
waktu tertentu;
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan,
artinya komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan pelakunya;
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para
pelaku yang terlibat, artinya kegiatan komunikasi akan berlangsung
baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih)
sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang
sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis, artinya komunikasi merupakan tindakan
yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.
5. Komunikasi bersifat transaksional, artinya komunikasi pada dasarnya
menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan itu
perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masingmasing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.
6. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang, maksudnya para
peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir
3
Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi. Jakarta. Universitas Terbuka. 1994.
15 pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya produk teknologi
komunikasi faktor waktu dan tempat bukan lagi menjadi persoalan dan
hambatan dalam berkomunikasi.
Karakteristik komunikasi sendiri terbagi menjadi enam bagian. Setiap
karakteristik memiliki andil yang berbeda namun saling berkaitan satu sama
lainnya. Selain itu komunikasi erat juga kaitannya dengan komunikasi pemasaran.
2.2. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya sebuah pemasaran. Dalam dekade terakhir ini,
komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran semakin menjadi
penting. Dalam bauran pemasaran, komunikasi pemasaran dikenal dengan istilah
promosi. Namun terminologi komunikasi pemasaran sekarang ini lebih banyak
digunakan oleh para praktisi dan akademisi pemasaran.
Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada
saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya pendapatan
perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu
produk sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan perusahaan. 4
Sehubungan dengan permasalahan di atas, terkait dengan pemasaran,
diperlukan suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan
dan mengambil tindakan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Itu adalah
hal yang sulit di capai oleh perusahaan. Oleh sebab itu, dalam hal ini dibutuhkan
4
Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus IMC. Jakarta.
PT Gramedia Pustaka. 2009 hal 18
16 kesadaran dan inisiatif yang tinggi dalam mempelajari serta menguasai hal-hal
yang berkaitan dengan pengertian dan pentingnya kegiatan pemasaran.
Mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan
menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa,
untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi. 5
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara mendefinisikan
komunikasi pemasaran adalah: “kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknikteknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang
banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan
atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan”. 6
Maka dari itu Marketing communication juga dapat dinyatakan sebagai
kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada
konsumen dengan menggunakan sebagai alat, dengan harapan agar komunikasi
dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan,
perubahan sikap dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Adapun jenis media
yang dapat digunakan adalah folder, poster, banner, flyer, televisi, majalah, surat
kabar dan media-media lainnya. 7 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang
diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran itu harus dibuat untuk
menentukan produk serta pasarnya, penentuan harga dan promosi.
5
Ibid. 18
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication.
Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. 2009. hal 5
7
Ibid. 6
6
17 2.3. Bauran Komunikasi Pemasaran
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan
kajian baru yang disebut komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran
merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi
pemasaran guna meraih segmen pasar yang lebih luas.
Strategi komunikasi pemasaran yang bersaing, berkaitan dengan elemen
bauran pemasaran (marketing mix) yaitu sekumpulan peralatan pemasaran yang
bekerja bersama untuk mempengaruhi pasar. Elememen-elemen di atas tersebut
dikenal dengan sebutan “Marketing Mix” atau “4 P” yang terdiri dari: 8
1.
Product
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini dapat
berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada produk, tidak ada
pemindahan hak milik maka tidak ada marketing. Semua kegiatan marketing
lainnya, dipakai untuk menunjang gerakan produk. Satu hal yang perlu diingat
ialah, bagaimana hebatnya usaha promosi, distribusi dan price, jika tidak diikuti
dengan produk yang bermutu, disenangi oleh konsumen maka usaha bauran
pemasaran ini tidak akan berhasil.
2.
Price
Harga ialah sejumlah uang seseorang harus membayar untuk mendapatkan
hak menggunakan produk 9 . Masalah kebijaksanaan harga adalah turut
menentukan keberhasilan pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat
8
9
Kotler dan Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Jiild I. Jakarta. PT Indeks. 2003 hal 79
Supranto, J. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Untuk Memenangkan Persaingan
Bisnis. Jakarta. Mitra Wacana Media. 2006.
18 dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh produsen, oleh grosir, dan
retailer (pedagang eceran).
3.
Place/Distribution
Tempat/distribusi adalah berkenaan dengan tersedianya produk, di mana
konsumen dari pasar sasaran bisa membelinya 10 . Sebelum produsen memasarkan
produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan
dilakukannya. Dalam hal ini penting sekali perantara dan pemilihan saluran
distribusinya. Perantara ini adalah sangat penting karena dalam segala hal mereka
berhubungan dengan konsumen. Kita dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran
produk jika tidak ada uang yang menjajakan, tidak ada toko, kios, supermarket.
4.
Promotion
Promosi pada jaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat
diabaikan. Promosi ini sangat berkembang pada masa “selling concept” dimana
produsen
sangat
mengandalkan,
sangat
memberi
harapan
tinggi
akan
meningkatnya penjualan dengan mempergunakan promosi.
Menurut Kotler 11 , 4P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat
pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli, masing-masing
alat pemasaran harus dirancang untuk memberikan satu manfaat bagi pelanggan.
Lauteborn mengemukakan 4P penjual berhubungan dengan 4C pelanggan.
10
11
Ibid.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran 1. Jakarta, PT. Prenhallindo, 2002.
19 Tabel 2.1. Posisi Komunikasi dalam Bauran Pemasaran
Four of P’s
Four of C’s
Products
Customer Solutions
Price
Customer Cost
Place
Convenience
Promotion
Communication
Sumber : John E. Kennedy (2006 : 4)
Dapat dilihat pada tabel bahwa hubungan antara pemasaran dengan
komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses
penyampaian simbol-simbol yang diartikan sama antara individu dengan individu,
kelompok dengan kelompok dengan massa. Komunikasi dalam kegiatan
pemasaran bersifat kompleks, yang tidak sesederhana seperti berbincang-bincang
dengan rekan kerja atau keluarga. Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan
mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui
strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang.
Dari bauran diatas 4P ini kemudian dijabarkan kembali menjadi beberapa
konsep dasar yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
publisitas serta pemasaran langsung. Menurut Kotler, Komunikasi pemasaran mengenai 4P ini kemudian
dijabarkan lagi menjadi beberapa konsep, adapun konsep dasar adalah:
1.
Periklanan, yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi
ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
20 2.
Promosi Penjualan, termasuk di dalamnya berbagai insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu
produk atau jasa.
3.
Hubungan masyarakat dan Publisitas, adalah berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
4.
Penjualan secara pribadi yaitu interaksi langsung dengan satu calon
pembeli
atau
lebih
untuk
melakukan
presentasi,
menjawab
pertanyaan, dan menerima pesanan.
5.
Pemasaran langsung, adalah penggunaan surat, telepon, faksimili,
email, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi
secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari
pelanggan tertentu dan calon pelanggan. 12
Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran yaitu sekumpulan peralatan
pemasaran yang bekerja bersama untuk mempengaruhi pasar, yang memiliki
beberapa elemen yang satu sama lainya saling berkaitan.
Sedangkan komunikasi pemasaran atau promosi, menurut kamus besar
bahasa Indonesia, secara harfiah kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi
untuk meningkatkan volume penjualan dengan melakukan pameran, periklanan,
demonstrasi serta usaha-usaha lain yang bersifat persuasif.
Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu
12
Ibid. 80
21 produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan
tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan
dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai
keberhasilan dalam penjualan.
Menurut Evans dan Berman (1992) yang dikutip oleh
“Promosi
adalah
segala
bentuk
komunikasi
yang
Simamora 13 ,
digunakan
untuk
menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan
orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah
tangga”. Promosi merupakan salah satu cara perusahaan melakukan komunikasi
melalui pesan-pesan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran
(awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian
(purchase) yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk atau jasa perusahaan.
Tujuan promosi secara sederhana menurut Kuncoro 14 terbagi menjadi tiga jenis
yaitu, memberikan informasi konsumen tentang produk atau fitur baru seperti
menciptakan kebutuhan, mempengaruhi konsumen untuk membeli merek orang
lain, dan mengingatkan konsumen tentang merek yang termasuk memperkuat
penetapan rancangan merek.
Promosi dapat diukur melalui daya tarik promosi, jangkauan promosi,
frekuensi promosi dan efektifitas promosi. Promosi menyebabkan konsumen lebih
sensitif terhadap harga dan sinyal promosi berpengaruh positif pada perilaku
konsumen dalam pemilihan suatu produk.
13
Simamora, Bilson. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003 hal 285
14
Kuncoro, Engkos Ahmad. Wiranegara, Adithya. Jurnal Manajemen Ikatatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI).Vol.2 No 1. 2010 hal 134
22 Mela dan Gupta 15 (1997: 252) mengembangkan bermacam-macam model
parameter yang mempengaruhi timbulnya pembelian dan kuantitas pembelian
untuk mengetahui dengan pasti apakah peningkatan promosi telah mempengaruhi
keputusan pembelian ulang produk dalam jangka panjang. Promosi yang
dilakukan secara menarik akan memudahkan konsumen dalam menilai suatu
produk karena konsumen dihadapkan pada beberapa spesifikasi produk dengan
keunggulan masing-masing.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan memiliki
berbagai macam tujuan yaitu: 16
1.
Modifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi diharapkan dapat menciptakan image produk kepada
masyarakat, dengan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat diharapkan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat terhadap produk yang sudah
dikenalnya.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi juga bertujuan untuk memberitahukan keberadaan
produk di masyarakat, hal ini bermanfaat terutama pada produk baru yang sedang
diluncurkan di pasaran, dengan promosi diharapkan masyarkat mendapatkan
informasi tentang keberadaan suatu produk.
15
Mela, Carl F., Sunil Gupta and Donald R. Lehmann. 1997. The Long Term Impact of Promotion
and Advertising on Sunsumer Brand Choice, Journal of Marketing Research.
Vol XXXIV. P. 248 – 261
16
Pengertian Promosi Adalah Menurut Para Ahli Tujuan Penjualan. [online]
Diakses pada 29 Desember 2013 dari http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertianpromosi-adalah-menurut-para.html
23 3. Membujuk
Kegiatan promosi yang efektif kepada konsumen mampu membawa
manfaat persuasif (membujuk) sehingga setelah konsumen mendapatkan
informasi yang lengkap tentang produk yang ditawarkan diharapkan dapat
berubah pola pikirnya dan memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan.
4. Mengingatkan
Kegiatan promosi bermanfaat pula sebagai pengingat terhadap produk
perusahaan yang sudah beredar dimasyarakat tetapi selama ini kurang
mendapatkan perhatian dari masyarakat luas, hal ini dikarenakan kegiatan
promosi yang tidak terencana dengan baik dalam sebuah strategi yang tepat.
2.4. Merek dalam Komunikasi Pemasaran
Menurut Simamora, merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau
kombinasinya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendeferensiasi barang
atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain. Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua unsur, yaitu
brand image yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat dibaca, serta
brand mark yang berbentuk simbol, desain, atau warna tertentu yang spesifik.
Kedua unsur dari sebuah merek, selain berguna untuk membedakan satu produk
dari produk pesaingnya juga berguna untuk mempermudah konsumen untuk
mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli. 17
Menurut Aaker dalam Rangkuty merek adalah nama atau simbol yang
bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud
17
Simamora, Bilson. Remarketing For Business Recovery, Gramedia Pustaka Utama. 2001 hal 66.
24 mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok
penjual tertentu. 18 Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang
dan jasa yang dihasilkan oleh pesaing. American Marketing Association (AMA)
dalam Kotler mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing. Jadi merek membedakan penjual,
produsen atau produk dari penjual, produsen atau produk lain. Merek
mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat,
dan jasa tertentu kepada pembeli. Menurut Kotler merek lebih dari sekedar
jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian berikut :
1.
Atribut produk. Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2.
Manfaat. Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional. Konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk yang
dibelinya.
3.
Nilai. Merek menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
4.
Budaya. Merek mencerminkan budaya tertentu.
5.
Kepribadian. Merek mencerminkan kepribadian tertentu.
6.
Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. 19
18
Rangkuti, Freddy. The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek. Gramedia Pustaka Utama. 2002 hal 36
19
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 10, Jilid II. Prenhallindo. 2002 hal 460
25 Ketatnya persaingan pasar dan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar
membuat para pemasar harus menerapkan sebuah strategi yang tepat untuk dapat
bertahan dan mengikuti perubahan pasar serta bahkan tampil sebagai pemimpin
pasar. Strategi responsisi merek merupakan satu alternatif strategi perubahan yang
dapat diterapkan oleh pemasar dalamsituasi dan kondisi pasar tertentu. Penerapan
strategi ini harus dilakukan dengan berlandaskan pada pemahaman akan konsep
dasar reposisi merek, fokus pada kebutuhan konsumen, kepekaan akan perubahan
pasar, serta didukung oleh seluruh komponen yang ada dalam perusahaan.
Tidak ada perusahaan yang bisa menang jika produk tawarannya sama
dengan produk tawaran lainnya. Perusahaan harus melakukan diferensiasi dan
melakukan reposisi yang relevan, sebagai bagian dari proses manajemen merek
strategis, setiap perusahaan atau tawaran harus menggambarkan gagasan besar
yang khas dalam pikiran pasar sasaran.
2.5. Ekuitas Merek (Brand Equity)
Merek merupakan aset yang tidak berwujud, namun banyak industri
menganggap bahwa nilai yang melekat pada merek dagang perusahaan adalah hal
yang paling penting. Nilai suatu merek dagang terbentuk dari kepercayaan para
pelanggan terhadap merek dagang perusahaan. Kepercayaan ini membentuk relasi
antara merek dan pelanggan yang mendorong preferensi, loyalitas merek dan
keinginan untuk mempertimbangkan produk dan jasa baru yang ditawarkan
perusahaan di masa depan dengan merek tertentu. 20 Menurut Kotler dan Keller
merek adalah nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasinya yang
20
Sumarwan, et. Al. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen Seri 1. Bogor. PT. Penerbit IPB Press.
26 dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual
atau kelompok penjual yang mendiferensiasikan mereka dari para pesaingnya.
Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada
produk dan jasa. Dalam sebuah bisnis, ekuiti pemilik adalah nilai yang nilai yang
dipegang pemilik di perusahaan. Nilai tersebut ditentukan oleh perbedaan antara
apa yang perusahaan miliki berupa aset dan apa yang dimiliki berupa kewajiban.
Semakin besar ratio aset terhadap kewajiban, semakin besar ekuiti pemilik, sama
halnya dengan menghitung nilai perusahaan, menghitung nilai merek adalah
mengurangi nilai kewajiban merek total dari nilai aset merek total (Brand Equity
= Brand Assets - Brand Liabilities). 21
Menurut Aaker dalam Sumarwan, pembagian ekuitas merek berdasarkan
5 unsur utama, yaitu: brand awareness, brand association, perceived quality,
brand
loyalty dan
aset
merek
lain
seperti
trademark dan
paten. Brand
awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi merek dibenak pelanggan. Brand
awareness ini mencakup brand recognition (merek yang pernah diketahui
pelanggan), brand recall (merek yang pernah diingat pelanggan untuk suatu
kategori produk tertentu), top of mind (merek pertama apa yang disebut oleh
pelanggan sebagai salah satu kategori produk tertentu), hingga dominant
brand (satu-satunya merek yang diingat pelanggan). 22
Brand association adalah asosiasi apapun yang terkait dengan merek
tertentu. Asosiasi ini bisa berupa atribut produk. Asosiasi ini biasanya dibentuk
oleh identitas yang dimiliki merek tersebut. Berbagai riset bisa menggunakan
21
22
Ibid.
Ibid.
27 asosiasi ini sebagai basis positioning produk. Brand association ini akan terbentuk
di benak pelanggan dan akan membantu proses mengingat dan informasi terhadap
proses tertentu. Selain itu juga dapat menjadi penentu pelanggan dalam
menentukan pembelian. Brand association juga menciptakan positif attitude atau
perasaan
terhadap
pelanggannya
dan
seperti
persepsi
kualitas, brand
association ini menjadi basis dalam eksistensi merek.
Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superior
produk relatif terhadap pesaing. Seringkali perceived quality ini sulit ditentukan
mengingat perceived quality merupakan hasil persepsi dan judgement dari
pelanggan, menjadi basis diferensiasi dan positioning produk, menghasilkan harga
premium, serta menjadi daya tarik bagi retailer dan distributor. Jika merek
memiliki persepsi yang baik maka akan menjadi dasar bagi eksistensi dan
perluasan merek. Dimensi performance dari produk dan service yang melingkupi
product: performance, feature, conformance with specification, reliability,
durability,
service
siviness, competence,
ability,
firand
reliability,
finish,
assurance,
service:
emphaty,
tangibles,
respon-
responsiveness perlu
diketahui untuk mengukur hal tersebut.
Brand loyalty adalah loyalitas yang diberikan pelanggan kepada merek.
Loyalitas ini menjadi ukuran seberapa besar kemungkinan pelanggan akan pindah
ke merek lain. Ia merupakan satu-satunya unsur ekuitas merek yang terkait
dengan perolehan laba di masa depan. Loyalitas yang menjamin pelanggan tidak
berpindah ke merek lain, walaupun pesaing menerapkan harga yang lebih murah
atau yang berkualitas lebih baik. Manfaat yang didapatkan apabila pelanggan
28 memiliki loyalitas yang kuat akan menghemat biaya karena meretensi pelanggan
lama jauh lebih murah dari pada pelanggan baru. Pelanggan yang memiliki
loyalitas juga mendapatkan ruangan atau tempat yang dominan di outlet karena
peritel melihat merek dengan loyalitas tinggi akan selalu dicari pelanggan.
Loyalitas merek yang tinggi akan memicu word of mouth karena pelanggan loyal
akan cenderung menjadi pengiklanan anda yang sangat fanatik.
Pembangunan ekuitas merek bergantung pada tiga faktor utama yaitu :
pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek, cara
merek diintegrasikan ke dalam dukungan program pemasaran dan asosiasi yang
dipindahkan secara tidak langsung ke merek dengan menghubungkan merek
dengan entitas lainnya (misalnya perusahaan, negara asal, saluran distribusi atau
merek lainnya). Selain itu konsep ekuitas merek harus dilengkapi dengan konsep
ekuitas pelanggan yang merefleksikan jumlah dari nilai-nilai seumur hidup dari
seluruh pelanggan untuk sebuah merek. 23
2.6. Strategi Pengelolaan Merek
Kata Strategi berasal dari dari Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang
berarti jendral, strategi berarti seni para jendral dimana jendral ini yang
memimpin dan memberi komando terahadap pasukannya agar bisa menang dalam
suatu pertempuran dimana aplikasinya dalam dunia bisnis jendral ini di jabat oleh
para CEO (Chief Executive Officers) yang menjalankan roda organisasi atau
perusahaan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik dan memberi
23
Ibid.
29 keuntungan kepada para stakeholders dan tetap bisa bersaing dengan para
kompetitornya dalam dunia bisnis.
Strategi menurut William F Glueck dan Lawrence Jauch adalah sebuah
rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh organisasi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
strategi perusahaan merupakan suatu kesatuan rencana yang menyeluruh,
komprehensif dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. 24
Pengertian manajemen strategi menurut Gregory G Dees dan Alex Miller
adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi,
perumusan strategi dan implentasi strategi. Sedangkan Thomas L Wheelen - J
David Hunger memberikan pengertian tentang manajemen strategi yang
menuturkan bahwa manajemen strategi merupakan serangkaian daripada
keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan
perusahaan
dalam
jangka
panjang
kegiatan
tersebut
terdiri
dari
perumusan/perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi. 25 Dari
dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis pada
intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi atau
perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha perusahaan dan
pelaksanan manajemen strategi ini harus dilakukan oleh perusahaan secara terus
menerus serta harus fleksibel dengan tuntutan kondisi di lapangan. Oleh karena itu
24
25
Saladin, Djaslim. Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan. Linda Karya. Bandung. 2003.
Ibid.
30 manajemen strategi sangat penting bagi suatu organisasi/perusahaan di dunia
bisnis karena:
1.
Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan
2.
Membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak
3.
Dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata
4.
Berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas
Pada awalnya merek hanyalah sebuah nama untuk membedakan, pada
perkembangan selanjutnya merek bisa menjadi nama yang dianggap mewakili
sebuah objek setelah itu merek dianggap sebagai simbol dan kemudian
berkembang menjadi citra. Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk
mengembangkan dan memelihara loyalitas pelanggan. Merek menurut AAker
adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo cap
atau kemasan ) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual
atau kelompok penjual tertentu serta membedakannya dari barang atau jasa yang
dihasilkan para pesaing. Perkembangan merek selanjutnya dipengaruhi oleh
perubahan internal maupun eksternal. Merek adalah indicator value yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Merek merupakan asset yang
menciptakan value dimana value sebagai total get atau semua manfaat yang
didapat oleh pelanggan dibagi total give atau semua pengorbanan yang diberikan
oleh pelanggan. 26
26
Susanto, A.B. dan Wijanarko, Himawan. Power Branding, Membangun Merek Unggul dan
Organisasi Pendukungnya. Linda Karya. Bandung.
31 Dalam membangun strategi yang kukuh hal yang pertama dilakukan
adalah perusahaan harus mampu melihat pasar secara kreatif dan membagi-bagi
pasar tersebut ke dalam berbagai segmen. Hal hal yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan segmen bahkan ceruk pasar yang hendak dimasuki:
1.
Seberapa besar ukuran pasarnya.
2.
Seberapa besar pertumbuhan segmen/ceruk tersebut.
3.
Bagaimana situasi persaingan di segmen/ceruk pasar yang bersangkutan.
4.
Bagaimana pula keunggulan bersaing anda.
Berdasarkan hasil segmentasi penetapan target dan posisi selanjutnya
dilakukan penetapan posisi merek. Ditengah kebingungan konsumen dalam
memilih produk yang berada di pasar industri menjadikan manajemen merek
sangat penting. Mereka harus segera melakukan penempatan posisi merek (brand
positioning), mengomunikasikan proposisi nilai yang menunjukkan keunggulan
sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya, sehingga menjadi alasan
mengapa konsumen memilih mereka. Setelah itu diposisikan dibenak konsumen,
merek ini diberi identitas (brand identity) yang didukung sebuah kepribadian
(stratyegic brand personality) agar mengena di hati konsumen sasaran.
Dalam
sebuah
identitas
tersimpan
sejumlah
karakteristik
yang
membedakan satu dengan yang lain Seperti sebuah kartu identitas terdapat
sejumlah atribut yang menjadi pembeda. Bagi para penilik merek yang sangat
berkepentingan dengan citra merek, identitas merek adalah apa yang disodorkan
pemasar dan citra merek adalah bagaimana kesan konsumen terhadapnya. Agar
mempunyai
citra
merek
yang
kuat
perlu
diperhatikan
konsistensi
32 mengomunikasikan kepribadian merek dalam menempatkan posisi merek. Setelah
konsumen akhirnya mengenal merek itu (brand awarenes) dan kemudian
mempunyai kesan tertentu terhadapnya (brand image), selanjutnya ia akan
mengasosiasikannya dengan serangkai atribut dan meletakan merek tersebut
dalam ingatannya. 27
Dengan merek perusahaan atau produk mampu lepas dari perangkap
komoditasasi merek memungkinkan produk dan layanan suatu perusahaan
terbebas dari aturan dasar kurva permintaan dan penawaran serta memiliki merek
yang kuat akan menghasilkan harga yang menarik dan menjadi penghalang bagi
masuknya pesaing.
Menurut Kotler 28 , ada lima pilihan strategi merek yang dapat digunakan
oleh perusahaan, yaitu:
1. Perluasan
lini.
Perluasan
lini
ini
dilakukan
jika
perusahaan
memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama
dengan merek yang sama. Contoh: Pantene mengeluarkan shampoo untuk
rambut rontok, rambut berketombe, rambut kering, rambut berminyak, dan
lain sebagainya.
2. Perluasan merek (brand extension), yaitu suatu strategi yang dilakukan
perusahaan untuk meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan
menggunakan merek yang sudah ada.Contoh: Pepsodent mengeluarkan
produk mouthwash, permen dan sikat gigi.
27
Kartajaya, Hermawan. On Brand. Seri 9 Elemen Marketing. Penerbit Mizan dan Mark Plus &
Co. Bandung. 2004.
28
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 10, Jilid II. Prenhallindo. 2002 hal 460
33 3. Multi-merek, adalah suatu strategi perusahaan untuk memperkenalkan
merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Sebagai contoh adalah
P&G memproduksi sebelas merek deterjen. Indofood meluncurkan
berbagai merek untuk produk mie instannya.
4. Merek baru, yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk dalam suatu
kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin menggunakan merek yang
sudah ada lalu menggunakan merek baru. Contoh: Coca Cola
memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki rasa buah-buahan diberi
merek Fanta.
5. Merek bersama, yaitu dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan
dalam satu tawaran, sebagai contoh Aqua - Danone.
Perluasan merek (brand extension) didefinisikan oleh Kotler sebagai
penggunaan merek yang sudah ada pada produk baru dimana produk tersebut
memiliki kategori yang berbeda dengan merek yang digunakannya. Sedangkan
Anand Halve mengatakan bahwa perluasan merek adalah peluncuran suatu produk
baru yang memiliki kategori yang berbeda dengan produk yang sudah ada dan
produk yang baru tersebut menggunakan nama produk yang sudah ada. 29
Aaker (dalam Rangkuti) mengemukakan dalam melakukan perluasan
merek diperlukan strategi yang terdiri dari tiga tahap yaitu:
1.
Mengidentifikasikan asosiasi-asosiasi yang terdapat dalam merek
tersebut.
29
What's in the Name? - Strategic Marketing [online]. Diakses pada 9 Februari 2014 dari
http://www.etstrategicmarketing.com/smJune-July2/sbrand_2.htm
34 2.
Mengidentifikasikan produk-produk yang berkaitan dengan asosiasi
merek tersebut.
3.
Memiliki calon terbaik dari daftar produk tersebut untuk melakukan
uji konsep dan pengembangan produk baru. 30
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Perluasan Merek
Aaker menyatakan bahwa keberhasilan strategi perluasan merek
dipengaruhi oleh; Sikap pada merek asal; Kesesuaian antara merek asal dengan
produk perluasan; Penerimaan terhadap perluasan merek yang dilakukan oleh
perusahaan. 31
Sedangkan menurut Leif E. Ham etal, faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan strategi perluasan merek adalah:
1. Similarity (kesamaan) adalah tingkatan dimana konsumen menganggap
bahwa produk hasil perluasan memiliki persamaan dengan merek
asalnya. Semakin besar persamaan antara produk perluasan merek
dengan mereka salnya maka akan semakin besar pula pengaruh yang
diterima oleh konsumen baik positif maupun negatif dari produk hasil
perluasan. Konsumen akan membangun sikap yang positif terhadap
produk hasil perluasan bila konsumen tersebut menganggap bahwa
produk tersebut memiliki kesamaaan dengan merek asalnya.
2. Reputation
(reputasi).
Asumsi
yang
dapat
dikemukakan
dari
penggunaan reputasi adalah, bahwa merek yang memiliki posisi yang
kuat akan memberikan pengaruh yang besar pada produk hasil
30
Ibid.
31
Factors Influencing Successful Brand Extensions [online]. Diakses pada 9 Februari 2014 dari
http://www.empgens.com/Pubs/jems/JEMS4_1.pdf
35 perluasannya. Merek yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi
dapat melakukan perluasan produk dari pada merek yang memiliki
kualitas yang rendah. Reputasi di sini adalah sejumlah hasil yang
diperoleh dari kualitas suatu produk.
3. Perceived
Risk
adalah
konstruk
multi
dimensional
yang
mengimplikasikan pengetahuan konsumen secara tidak pasti tentang
suatu produk sebelum dilakukan pembelian didasarkan pada tipe dan
tingkatan kerugian dari produk itu setelah dilakukan pembelian.
Perceived risk biasanya di konseptualisasi dengan konstruk dua
dimensi
yaitu
ketidakpastian
tentang
konsekuensi
melakukan
kesalahan dan ketidak pastian tentang hasil yang diperoleh.
4. Innovativeness adalah aspek kepribadian yang berhubungan dengan
penerimaan konsumen untuk mencoba produk baru atau merek baru.
Dan konsumen yang memiliki sifat innovativeness ini suka melakukan
lebih banyak evaluasi pada perluasan merek terutama dalam hal jasa.
Oleh karena itu untuk mengembangkan strategi perluasan merek ini
agar lebih efisien maka pihak perusahaan harus menarik lebih banyak
konsumen yang memiliki sifat innovativeness. 32
Daniel Edelman, menyatakan bahwa kunci kesuksesan dari perluasan
merek ditentukan oleh konsistensi produk perluasan merek dengan merek asal
atau merek induk. Dalam melakukan strategi perluasan merek, persepsi terhadap
kualitas dari merek tersebut tentunya sangat diperhatikan. Sehingga bila pihak
32
Ibid.
36 produsen merek tersebut akan membuat produk yang berbeda kategorinya dengan
kategori merek asal maka pihak produsen harus melihat kualitas yang
dipersepsikan konsumen terhadap merek tersebut. Bahkan dalam suatu penelitian
menunjukkan bahwa merek yang memiliki perceived quality yang tinggi dapat
ditingkatkan secara lebih jauh (dapat diperluas) dan mendapat penilaian yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan merek yang memiliki perceived quality
yang rendah. 33
Strategi perluasan merek memberikankeuntungan bagi perusahaan karena
dengan menggunakan merek yang sudah terkenal akan memberikan pengakuan
dan penerimaan yang lebih cepat pada kategori produk baru. Hal ini diharapkan
dapat memberikan jaminan kualitas dan keyakinan kepada para konsumen atas
merek tersebut. Tetapi strategi perluasan merek ini tentunya tidak lepas dari
resiko, karena dapat memberikan pengaruh negatif pada merek induk sehingga
merek induk akan mengalami penipisan merek (brand diluation). Dengan adanya
penipisan merek ini maka konsumen tidak akan menghubungkan merek tersebut
dengan produk yang spesifik. 34
Keberhasilan perluasan merek sangat dipengaruhi oleh kualitas dari merek
asalnya. Untuk itu dalam melakukan perluasan merek, pihak produsen tidak hanya
memperhatikan keuntungan bisnis semata tetapi juga memperhatikan persepsi
konsumen terhadap merek asal. 35
33
Ibid.
Ibid.
35
Anand Halve. Strategic Marketing [online]. Diakses pada 9 Februari 2014 dari
www.etstrategicmarketing.com/smJune-July2/sbrand_2htm
34
37 Keberhasilan produk hasil perluasan akan semakin meningkatkan merek
asal dimata konsumen dan sukses dari produk hasil perluasan merek ini tidak
lepas dari reputasi yang dibangun dari kualitas yang diberikan merek tersebut dan
dapat dirasakan oleh konsumen.
Strategi perluasan merek yang tidak dikelola dengan tepat akan berdampak
negatif terhadap merek. Bahkan A. Quelch, mengatakan kegagalan dari perluasan
merek ini dapat menimbulkan dampak yaitu:
1. Melemahkan lini produk yang sudah ada, sehingga produk-produk
dalam satu lini itu akan saling menjatuhkan.
2. Dapat membuat konsumen mencari variabilitas pada produk lain,
karena produk perluasan merek tersebut bersifat memakan produk
yang sudah ada dan memiliki konsep pemasaran yang buruk. Sehingga
hal tersebut secara tidak langsung dapat melemahkan loyalitas merek.
3. Dapat menciptakan pesaing yang lebih banyak, karena pihak pemasar
lebih berkonsentrasi pada produk baru, sehingga produk yang telah
lebih duluada kurang mendapat perhatian, sehingga para pesaing dapat
memanfaatkan hal tersebut untuk menciptakan produk yang serupa. 36
Strategi mempertahankan merek
Citra sebuah merek bisa menurun hal ini haruslah diwaspadai oleh
perusahaan, kegagalan layanan (service failure) harus segera diimbangi dengan
program perbaikan layanan (service recovery program) karena apabila pelanggan
mengalami ketidak puasan dalam penggunaan produk mereka akan sangat mudah
36
Ibid.
38 untuk berpaling ke pesaing. Merek seperti halnya intangible asset yang lain
memang sangat rapuh, merek harus dibangun dan dijaga dari waktu ke waktu tapi
karena suatu peristiwa tertentu merek bisa amblas seketika. Perusahaan yang
mempunyai ekuitas merek yang kuat bisa habis dalam satu malam. Ada semacam
ledakan disruptive yang mampu memusnahkan bangunan merek tuntas hingga ke
akar-akarnya. Sebuah merek bisa mati dikarenakan merek tersebut sudah tidak
memiliki integritas dan kredibilitas. Inilah sisi gelap ekuitas merek. Dalam
penurunan sebuah merek Mannie Jackson 37 mempunyai tiga prinsip untuk
menyelamatkan merek yang sudah terlanjur merosot yaitu :
1. Produk harus direinvented supaya kembali relevan.
2. Konsumen harus menjadi pusat perhatian.
• Organisasi harus dirombak agar benar-benar berorientasi bisnis, selain
tiga prinsip tersebut Mennie Jackson menerapkan prinsip Ed Spencer
dalam menaikan merek yang sedang merosot yaitu: ciptakan kultur
tanggung jawab, pikirkan bagaimana memanfaatkan waktu, jangan puas
dengan hasil tahun kemarin, lihatlah potensi orang lain. Pikirkan selalu
bahwa bos senantiasa bersama kita. Merek yang sudah merosot bisa
dihidupkan kembali asal berpegang pada visi yang jelas.
Pemasar akan memposisikan produk atau jasanya dalam benak konsumen
sasarannya. Ingin dipersepsikan seperti apa oleh konsumen sasaran, merupakan
inti dari penempatan posisi ini, yang diwakili oleh merek. Jadi ketika sudah
37
Ibid.
39 berhadapan langsung dengan konsumen, strategi merek adalah strategi pemasaran
itu sendiri, dan intinya adalah positioning.
Merek adalah personifikasi organisasi, produk, dan layanan dalam persepsi
konsumen. Merek sebagai personifikasi organisasi lahir dari strategi korporat dan
merek sebagai personifikasi produk dan layanan adalah hasil dari strategi
pemasaran. Pasar merupakan pengadilan terhadap segala upaya organisasi dan
hakimnya adalah persepsi konsumen. Pendek kata memposisikan merek adalah
bagaimana cara memberikan penawaran kepada pelanggan dan bagaimana
pelanggan menerimanya, ketimbang produk atau jasa itu sendiri. Sehingga strategi
merek pada hakekatnya adalah proses bagaimana tawaran diposisikan dalam
benak pelanggan agar menghasilkan persepsi yang menguntungkan pemasar. 38
Salah besar jika kita mengatakan komunikasi pemasaran hanya dilakukan
melalui iklan. Medium penyampaian pesan adalah semua kegiatan organisasi,
karena mereka semua bisa saja menjadi atribut yang menonjol dan merupakan
dasar berpijak bagi pelanggan untuk membangun persepsi.
Terdapat sejumlah kriteria positioning yang diperhitungkan. Pertama,
posisi merek itu haruslah menonjol di mata pelanggan, dan digunakan pelanggan
sebagai indikator kualitas. Kedua, posisi merek harus didasarkan pada kekuatan
merek yang sebenarnya. Artinya janji yang diberikan kepada konsumen harus
dipatuh. Ketiga, posisi merek harus mencerminkan keunggulan kompetitif. Tidak
ada gunanya kalau kita memposisikan merek serupa dengan posisi pesaing. Harus
ada diferensiasi yang dirasakan konsumen, produk kita akan tidak dianggap sama.
38
Ibid.
40 Keempat, posisi merek harus dapat dikomunikasikan dengan cara yang jelas dan
memotivasi pasar, tidak boleh terlalu rumit. 39
Merek harus mempunyai posisioning yang tepat, sebagai cerminan strategi
merek. Strategi merek adalah inti dari strategi pemasaran, strategi pemasaran
adalah jabaran dari strategi korporat. Strategi korporat adalah penjabaran visi dan
misi perusahaan. 40
Membangun suatu ekuitas merek yang kuat membawa seribu manfaat dan
keuntungan yang paling jelas terlihat adalah harga premium alias diatas rata-rata
pesaing. Dengan memiliki ekuitas merek yang kuat perusahaan bisa lepas dari
hukum dasar ekonomi yang menyebutkan bahwa harga di pasar akan turun seiring
dengan naiknya penawaran sebaliknya harga akan naik seiring dengan naiknya
permintaan jadi harga terbentuk dari adanya keseimbangan antara penawaran dan
permintaan. Perusahaan bisa mematok harga mengikuti kemampuan value yang
perusahaan tawarkan kepada pelanggannya harga yang dipatok tidak lagi
bergantung pada titik keseimbangan harga dalam kurva permintaan penawaran
akibatnya perusahaan mampu menjadi price maker bukan price taker.
Apabila perusahaan sudah memiliki ekuitas merek yang kuat bisa
melakukan perluasan merek, perusahaan bisa masuk ke pasar-pasar dan peluang
baru untuk meningkatkan penghasilan perusahaan juga bisa menjadi perekat
perusahaan dengan pelanggan, serta memiliki hubungan emosional bahkan
spiritual dengan para pelanggannya.
39
40
Ibid.
Visi, Strategi dan Merek [online]. Diakses pada 29 Desember 2013 dari
http://www.jakartaconsulting.com/art-01-22.htm
41 Merek tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung upaya-upaya pemasaran
yang efektif dan organisasi yang solid bahkan merek yang kuat bisa punya efek
negatif yang akan menghancurkan merek itu sendiri kalau dukungan yang
dibutuhkan untuk kesuksesannya tidak memadai. 41
Pentingnya Pengelolaan Merek
Ada beberapa alasan mengapa sebuah merek untuk produk sangat penting
bagi kesuksesan bisnis usaha kecil dan juga usaha bisnis skala besar. 42
•
Merek membedakan produk dengan produk pesaing. Merek akan memberikan
identifikasi bahwa sebuah berbeda dengan produk lainnya. Identifikasi
produk juga bermanfaat dalam hal iklan dan promosi.
•
Menambah nilai produk, konsumen melihat merek sebagai sebuah tolok ukur
dan menambah nilai sebuah produk.
•
Merek bisa menambah image sebuah produk. Konsumen juga cenderung
memilih produk yang bermerek karena lebih bisa dipercaya, asal-usul produk
bisa diusut.
•
Kebutuhan untuk mengelola merek akan lebih dirasakan oleh pengusaha
usaha kecil yang akan membuka cabang.
Menimbang beberapa manfaat tersebut, salah satu kiat sukses membangun
bisnis adalah dengan mengelola merek untuk produk-produk yang kita miliki.
Produk yang baik akan lebih mudah dikenal jika memiliki merek tertentu.
41
42
Ibid.
Branding : Mengapa Merek Sangat Penting [online]. Diakses pada 29 Desember 2014 dari
http://www.becakmabur.com/branding-mengapa-merek-sangat-penting/
42 Tujuan Strategi Pengelolaan Merek
Beberapa hal penting dalam pengelolaan merek, antara lain :
•
Perusahaan harus bisa membangun merek korporasi (corprate brand) yang
kuat, merek tersebut dapat membangkitkan kesan yang baik tentang kualitas
merek dan nilai semua produk dan jasa yang dihasilkan.
•
Perusahaan harus bisa menyusun rencana pengembangan merek yang terpadu
dan menyeluruh agar dapat menciptakan customer experience yang positif
kepada konsumen.
Merek-merek yang “tidak dikelola” dengan baik akan “mati terbunuh”
oleh para pesaingnya. Karena itu penting agar mengelola merek tidak saja sebagai
“aset”, tetapi bagaimana mereka “mempertahankan” merek tersebut dalam jangka
waktu lama. Karena jika anda hanya memikirkan merek sebagai “aset” akan
membuat anda melakukan cara-cara permainan dan transaksi yang berlebihan
utnuk “mengangkat” pamor merek tersebut diantara para pesaingnya. 43
Apabila perusahaan sudah memiliki ekuitas merek yang kuat bisa
melakukan perluasan merek, perusahaan bisa masuk ke pasar-pasar dan cerukceruk baru untuk meningkatkan penghasilan perusahaan juga bisa menjadi perekat
perusahaan dengan pelanggan, serta memiliki hubungan emosional bahkan
spiritual dengan para pelanggannya. Ekspansi pasar (market expansion) adalah
strategi pertumbuhan di mana perusahaan menargetkan produk yang ada ke pasar
baru, pengembangan pasar dengan menargetkan pasar geografis baru, segmen
demografis atau psikografis baru, atau benar-benar pengguna baru.
43
Pentingnya Nilai Merek [online]. Diakses pada 8 Februari 2015 dari
http://pentingnyahkimerek.blogspot.com/
43 Merek tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung upaya-upaya pemasaran
yang efektif dan organisasi yang solid bahkan merek yang kuat bisa punya efek
negatif yang akan menghancurkan merek itu sendiri kalau dukungan yang
dibutuhkan untuk kesuksesannya tidak memadai. 44
44
Ibid.
Download