perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Teori Relevansi
Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki potensi untuk
mempengaruhi keputusan yang diambil, salah satu indikator bahwa suatu
informasi akuntansi relevan adalah
adanya reaksi pemodal pada
saat
diumumkannya suatu informasi yang dapat diamati dari adanya pergerakan harga
saham (Mulya, 2012).
Konsep relevansi nilai informasi akuntansi dan konsep decision usefulness
of accounting information saling terkait. Relevansi nilai informasi akuntansi
menekankan pada “how accounting information has a value relevant for market
participants (investors)?”. Konsekuensi dari konsep ini adalah bahwa informasi
akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan harus memberikan nilai
manfaat (useful) kepada para penggunanya (users) dalam hal pengambilan
keputusan. Konsep relevansi nilai informasi akuntansi menjelaskan tentang
bagaimana investor bereaksi terhadap pengumuman informasi akuntansi. Reaksi
ini akan membuktikan bahwa kandungan informasi akuntansi merupakan isu yang
sangat penting dan menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan
keputusan investasi, sehingga dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi
bermanfaat (useful) bagi investor (Scott, 2009 dalam Puspitaningtyas, 2012).
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Menurut Feltham dan Ohlson (1995) dalam Subekti (2011) istilah relevansi
nilai informasi akuntansi diturunkan dari teori surplus bersih (clean surplus
theory) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan tercermin pada data-data
akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Teori ini mengasumsikan bahwa
investor memiliki keyakinan dan preferensi yang homogen. Asumsi berikutnya
adalah terdapat hubungan surplus bersih antara ekuitas dan laba. Hubungan
surplus bersih ini berarti bahwa seluruh perubahan ekuitas selain yang berasal dari
transaksi modal, berupa pembagian dividen atau penambahan modal, juga berasal
dari laba perusahaan. Penjelasan selanjutnya adalah bahwa kemampuan informasi
akuntansi (khususnya laba dan nilai buku) untuk menjelaskan besarnya nilai
perusahaan dikenal dengan relevansi nilai informasi akuntansi (Scott, 2003 dalam
Puspitaningtyas, 2012).
2.
Saham
Pasar modal dapat digunakan oleh para investor sebagai tempat untuk
menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki oleh para investor untuk
memperoleh return yang lebih besar. Dengan adanya pendanaan yang terdapat
dalam pasar modal dapat menghubungkan antara para pemberi modal (investor)
dengan perusahaan. Investor disini sebagai orang yang memiliki kelebihan dana
sedangkan perusahaan sebagai yang memerlukan dana untuk mengembangkan
usaha yang dilakukan. Untuk menarik seorang penjual dan pembeli bergabung
dalam pasar modal, pasar modal harus efisien. Pasar modal yang efisien apabila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
harga surat-surat berharga dapat mencerminkan nilai suatu perusahaan (Jogiyanto,
2000: 12 dalam Fidhayatin, 2012).
Investasi merupakan sejumlah dana atau sumber lainnya yang dikumpulkan
saat ini untuk memperoleh keuntungan pada masa depan. Biasanya investor
berinvestasi untuk memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Selain
itu investasi juga bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa
yang akan datang, mengurangi tekanan inflasi, dan untuk menghemat pajak
dengan risiko sekecil mungkin. Salah satu faktor yang membuat para investor
menanamkan modalnya saat berinvestasi adalah return yang tinggi, dengan return
yang tinggi maka investor berharap akan mendapatkan imbalan yang tinggi atas
investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh para investor tergantung oleh
instrumen yang digunakan (Eduardus, 2010: 2 dalam Fidhayatin, 2012).
Untuk mencapai tujuan perusahaan manajer membuat keputusan investasi
yang menghasilkan net present value positif, Fama (1978) mengatakan bahwa
keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dapat menentukan nilai
perusahaan tersebut. Jenis pengeluaran modal mempunyai pengaruh yang besar
terhadap nilai perusahaan, karena jenis informasi tersebut akan membawa
informasi tentang pertumbuhan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan
datang. Mc Connel dan Muscarella (dalam Hasnawati, 2005) menguji gagasan
dalam kaitannya dengan tingkat pengeluaran research dan development
perusahaan. Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relatif terhadap
harapan-harapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham sekitar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
waktu pengumuman, dan sebaliknya return negatif atas perusahaan melakukan
penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah membawa kepada suatu
hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan mengandung
informasi yang berisi sinyal-sinyal akan prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Nilai perusahaan itu sendiri diamati melalui kemakmuran pemegang
saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Harga
saham dapat dijadikan proksi sebagai nilai perusahaan apabila pasar telah
memenuhi syarat efisisen secara informasional. Namun harga saham di pasar
modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran
investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai
proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).
3. Aset Operasional Bersih Sebelum Pajak Tangguhan
Aset merupakan elemen neraca pembentuk informasi semantik berupa
posisi keuangan dan merepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis yang
memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa (Suwardjono,
2008: 252).
FSAB (SFAC No. 6) mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya
sebagai berikut.
Assets are probable future economic benefits obtained or conlrolled by a
particular entity as a result of past transactions or events.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable)
yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau
kejadian masa lalu) (Suwardjono, 2008: 252).
Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat beberapa karakteristik utama
yaitu:
a. Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung
manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti (probable). Ini
mengisyaratkan bahwa manfaat tersebut terukur dan dapat dikaitkan dengan
kemampuannya untuk mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa
datang. Atau manfaat ekonomik aset ditunjukkan oleh potensi jasa atau utilitas
yang melekat padanya yaitu sumber daya atau kapasitas langka yang dapat
dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan
melalui kegiatan ekonomik yaitu konsumsi, produksi, dan pertukaran.
b. Dikuasai oleh Entitas
Atas dasar konsep substansi daripada bentuk, suatu objek cukup
dikuasai dan tidak perlu dimiliki oleh kesatuan usaha untuk dapat disebut
sebagai aset kesatuan usaha. Penguasaan dapat diperoleh melalui pembelian,
pemberian,
penemuan,
perjanjian,
produksi,
penjualan,
pertukaran,
peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan (leasing), dan berbagai transaksi
komersial lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
c. Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik.
Bahwa aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria
untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Manfaat
ekonomik dan penguasaan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk
memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha untuk dilaporkan via
statemen keuangan (neraca). Kriteria pengakuan yang lain harus dipenuhi
(keterandalan, keberpautan, dan keterukuran). Jadi, definisi aset harus
dibedakan dengan pengakuan aset. Definisi hanya merupakan salah satu kriteria
pengakuan (Suwardjono, 2008: 255-257).
Beberapa karakteristik merupakan pendukung yang meyakinkan adanya
aset. Karakteristik tersebut adalah (1) melibatkan kos, (2) berwujud, (3)
tertukarkan, (4) terpisahkan, dan (5) penegasan atau kekuatan secara legal.
Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau meyakinkan adanya aset
tetapi tidak harus dipenuhi untuk memasukkan suatu objek sebagai aset
(Suwardjono, 2008: 258).
Dengan konsep kontinuitas usaha, pos atau sumber ekonomik akan
mengalami tiga tahap perlakuan sejalan dengan aliran fisis kegiatan usaha yaitu:
a. Tahap pemerolehan (acquisition).
b. Tahap pengolahan (processing).
c. Tahap penjualan/ penyerahan (sales/ delivery) (Suwardjono, 2008: 260).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Secara aliran informasi, aliran fisis suatu sumber ekonomik atau objek
harus direpresentasi dalam kos sehingga hubungan antar objek bermakna sebagai
informasi. Kos merupakan representasi kuantitatif suatu objek. Oleh karena itu,
kos juga mengalami tiga tahap akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu:
a. Pengukuran (measurement).
b. Penelusuran (tracing).
c. Pembebanan (charging). (Suwardjono, 2008: 206)
Kriteria manfaat masa datang yang cukup pasti dalam definisi aset
menjadikan terjadinya pengeluaran yang menjadi kos mengalami masalah teknis
yaitu dicatat sebagai aset atau biaya.
a. Dicatat sebagai aset – pengeluaran untuk capital.
b. Dicatat sebagai biaya – pengeluran untuk pendapatan. (Suwardjono, 2008: 261)
Walaupun secara teknis kos dapat dicatat sebagai biaya, secara konseptual
dianggap badan usaha telah dicatat sebagai aset meskipun sekejap. Artinya,
dianggap kos dicatat sebagai aset dan pada saat yang sama langsung dipindah ke
biaya. Karena hal inilah makna kos, biaya, dan aset sering dirancukan
(Suwardjono, 2008: 262).
Penentuan kos suatu objek pada saat pemerolehan merupakan hal yang
sangat kritis karena penentuan ini akan mempengaruhi pengukuran aset dan biaya
selanjutnya khususnya pada tahap pembebanan. Pengukur aset pada saat
pemerolehan yang paling objektif adalah penghargaan sepakatan. Penghargaan
sepakatan merupakan estimator terbaik nilai sebenarnya (true value). Penghargaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
sepakataan menghindari adanya transaksi sepihak dan menjamin bahwa kos
merupakan nilai wajar pada saat transaksi. Keobjektifan dapat dicapai khususnya
untuk barang-barang yang standar yang mudah dijumpai di pasar bebas
(Suwardjono, 2008: 263).
Jenis Penghargaan Kos:
a. Bila transaksi terjadi dalam pemerolehan mekanisma pasar bebas antara pihak
independen, kos tunai adalah adalah pengukuran aset yang paling valid dan
objektif.
b. Bila kos barang atau jasa yang diperoleh melalui pertukaran dengan barang atau
jasa lain (nonkas), kos merupakan jumlah tunai yang secara implisit melekat
pada nilai jual barang atau jasa yang diserahkan dalam pertukaran tersebut.
Jumlah rupiah melekat ini disebut jumlah setara tunai atau kos tuai terkandung
atau implisit dari wujud penghargaann yang diserahkan oleh pemeroleh aset.
c. Bila aset tanpa peghargaan (misalnya hadiah), kos aset ditentukan atas dasar
setara tunai atau kos tunai terkandung aset yang diterima pada saat transaksi
atau kejadian. Cara penentuan kos adalah unik untuk berbagai jenis transaksi:
barter, saham sebagai penghargaan, reorganisasi, hadiah/hibah, temuan dan
pembelian kredit (Suwardjono, 2008: 267).
Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu
pos aset pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada
tanggal tertentu. Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset
yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
sesuai. Penilaian dapat didasarkan pada nilai masukan atau keluaran bergantung
pada tujuan menrepresentasi aset. Secara umum nilai masukan terdiri kos historis,
kos pengganti, dan kos harapan sedangkan nilai keluaran terdiri atas harga jual
masa lalu, harga jual sekarang dan nilai terealisasi harapan (Suwardjono, 2008:
274-275).
Pengakuan dan penyajian aset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi
yang mengatur tiap pos aset. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan
biasanya berkaitan dengan masalah apakah suatu kos atau jumlah rupiah yang
terlibat dalam transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan
(Suwardjono, 2008: 275).
Aset operasional adalah aset yang dipergunakan dalam operasional
perusahaan / pemerintah yang dipakai secara berkelanjutan atau dan dipakai pada
masa datang. Dimiliki dan dikuasai/ diduduki untuk digunakan/ dipakai
operasional perusahaan/ pemerintah (Hariyono, 2008).
Aset operasional dirumuskan sebagai berikut.
NOA =
(Chludek, 2011)
Keterangan:
NOA
= Aset operasional bersih sebelum pajak tangguhan per saham
NFA
= Aset finansial bersih per saham
DTA
= Aset pajak tangguhan per saham
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
DTL
= Liabilitas pajak tangguhan per saham
NFA (aset finansial bersih per saham) sendiri dirumuskan sebagai berikut.
NFA
= (Kas + setara kas + investasi jangka pendek) - (total liabilitas + saham
preferen)
a. Kas dan setara kas
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai
setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah
yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak
signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai
setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan
atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak
termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara
kas, misalnya, saham preferen yang diperoleh dalam suatu periode singkat dari
jatuh temponya dan tanggal penebusan telah ditentukan (PSAK 2, par. 6).
Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan
rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan. Oleh karena keanekaragaman praktik
pengelolaan kas dan pengaturan perbankan dan agar sesuai dengan PSAK 1
(revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, entitas mengungkapkan kebijakan
dalam menentukan komponen kas dan setara kas (PSAK 2, par. 44-45).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan
komponen kas dan setara kas, misalnya, perubahan dalam klasifikasi instrumen
keuangan yang sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio
investasi entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akumulasi, dan Kesalahan (PSAK 2, par. 46).
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifi
kan yang tidak dapat digunakan oleh kelompok usaha, beserta pendapat
manajemen. Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh
entitas tidak dapat digunakan oleh kelompok usaha. Misalnya, saldo kas dan
setara kas milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang
memberlakukan kontrol lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lain sehingga
saldo kas tersebut tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak
lainnya (PSAK 2, par. 47-48).
b. Investasi Jangka Pendek
Investasi merupakan sejumlah dana atau sumber lainnya yang
dikumpulkan saat ini untuk memperoleh keuntungan pada masa depan
(Eduardus, 2010: 2 dalam Fidhayatin 2012). Sedangkan investasi jangka
pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang (PSAP no. 6).
c. Liabilitas
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:
1) Kewajiban kontraktual:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
a) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
b) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas
tersebut;
2) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
a) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
b) Derivatif
yang akan atau
mungkin
diselesaikan
selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan
ini, hak, opsi atau waran untuk memperoleh suatu jumlah yang tetap
instrument ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang tetap dari
berbagai mata uang adalah instrument ekuitas jika entitas menawarkan
rights, opsi atau waran prorata terhadap semua pemilik yang adasaat ini
pada kategori yang sama pada instrument ekuitas nonderivatif yang
dimiliki (PSAK 50 par. 7).
d. Saham Preferen
Saham (stocks) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal
pada suatu perseroan terbatas (Siamat, 2001). Dalam transaksi jual beli di Bursa
Efek, saham merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk.
Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stocks). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain
adalah sebagai berikut.
1) Saham biasa (common stocks):
a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b) Memiliki hak suara.
c) Adanya hak memperoleh pembagian kekayaan apabila perusahaan
bangkrut yang dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
d) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
2) Saham preferen (prefereed stocks):
a) Tidak memiliki hak suara.
b) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan
pengurus.
c) Memperoleh hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.
d) Memperoleh hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
4. Aset Pajak Tangguhan
Menurut PSAK 46 revisi 2010, aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat
adanya:
a. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan.
b. Akumulasi rugi pajak belum dikompensasi.
c. Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan
mengizinkan.
Penyusutan yang digunakan dalam penghitungan laba kena pajak (rugi
pajak) mungkin berbeda dengan penyusutan yang digunakan dalam penghitungan
laba akuntansi. Perbedaan temporernya adalah selisih antara jumlah tercatat aset
dengan dasar pengenaan pajaknya. Dasar pengenaan pajak aset adalah sebesar
biaya perolehan dikurangi seluruh pengurangan yang diperkenankan oleh otoritas
perpajakan dalam menentukan laba kena pajak periode kini dan periode
sebelumnya. Perbedaan temporer kena pajak tersebut menyebabkan timbulnya
liabilitas pajak tangguhan, apabila penyusutan menurut pajak menggunakan
metode dipercepat (accelerated). Sebaliknya, apabila penyusutan menurut pajak
lebih lambat dibanding penyusutan menurut akuntansi, maka timbul perbedaan
temporer dapat dikurangkan dalam penghitungan laba kena pajak, sehingga timbul
aset pajak tangguhan (PSAK 46, par 16).
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat
dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat
dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul
dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang:
a. Bukan dari transaksi kombinasi bisnis.
b. Pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba kena
pajak (rugi pajak).
Namun, untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan dengan
investasi entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian partisipasi dalam
ventura bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan PSAK 46
revisi 2010 paragraf 45 (PSAK 46 par. 25).
Berikut ini adalah contoh perbedaan temporer dapat dikurangkan dan yang
menghasilkan aset pajak tangguhan adalah:
a. Biaya manfaat pensiun dapat dikurangkan dalam menentukan laba akuntansi
sebagai jasa yang diberikan oleh pegawai, tetapi biaya tersebut baru dapat
dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak pada saat iuran atau manfaat
pensiun tersebut dibayar oleh entitas. Perbedaan temporer adalah sebesar
jumlah tercatat liabilitas dan dasar pengenaan pajaknya, dasar pengenaan pajak
liabilitas biasanya nihil. Perbedaan temporer dapat dikurangkan akan
menimbulkan aset pajak tangguhan karena manfaat akan diperoleh entitas
dalam bentuk pengurangan terhadap laba kena pajak pada saat iuran atau
manfaat pensiun dibayar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
b. Biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada periode
saat terjadinya tapi tidak diperkenankan sebagai pengurangan dalam
menentukan laba kena pajak (rugi pajak) hingga periode selanjutnya. Perbedaan
antara dasar pengenaan pajak dari biaya riset merupakan jumlah yang
diperkenankan oleh peraturan pajak sebagai pengurangan pada periode masa
depan, dan jumlah tercatat nihil adalah perbedaan temporer dapat dikurangkan
yang menimbulkan aset pajak tangguhan.
c. Dengan beberapa pengecualian, maka entitas mengakui aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis pada nilai
wajar saat tanggal perolehan. Ketika liabilitas yang diambil-alih diakui pada
tanggal perolehan tapi biaya terkait tidak dikurangkan dalam menentukan laba
kena pajak hingga peiode selanjutnya, maka timbulnya perbedaan temporer
dapat dikurangkan akan menimbulkan aset pajak tangguhan. Aset pajak
tangguhan juga timbul apabila nilai wajar aset teridentifikasi yang diperoleh
lebih rendah daripada dasar pengenaan pajaknya. Pada kedua kasus tersebut,
maka hasil aset pajak tangguhan mempengaruhi goodwill.
d. Aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau dapat dinilai kembali tanpa
penyesuaian ekuivalen yang dibuat untuk tujuan pajak. Perbedaan temporer
dapat dikurangkan timbul apabila dasar pengenaan pajak aset melebihi jumlah
tercatatnya (PSAK 46, par. 27).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
5. Liabilitas Pajak Tangguhan
Sedangkan menurut PSAK 46 revisi 2010, liabilitas pajak tangguhan
adalah jumlah pajak penghasilan terliabilitas pada periode masa depan sebagai
akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Pengakuan suatu liabilitas
mengandung makna bahwa jumlah tercatat liabilitas akan diselesaikan pada masa
depan dengan menggunakan sumber daya. Pada saat sumber daya tersebut
digunakan untuk menyelesaikan liabilitas, sebagian atau seluruh jumlah sumber
daya tersebut mungkin dapat dikurangkan dari laba kena pajak pada periode
setelah pengakuan liabilitas. Dalam hal ini, perbedaan temporer adalah selisih
antara nilai tercatat liabilitas dan dasar pengenaan pajaknya. Oleh karena itu,
timbul aset pajak tangguhan berupa pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada
masa depan, yaitu saat bagian dari liabilitas tersebut dapat dikurangkan dalam
penghitungan laba kena pajak. Demikian pula halnya, apabila jumlah tercatat aset
lebih rendah dari dasar pengenaan pajaknya, maka selisihnya merupakan aset
pajak tangguhan berupa pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada masa
depan.
Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak
tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari:
a. Pengakuan awal goodwill.
b. Pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang:
1) Bukan transaksi kombinasi bisnis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
2) Pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak
(rugi pajak).
Namun, untuk perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi
pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan bagian partisipasi dalam
ventura bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui.
Aset pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan adalah efek atau
konsekuensi pajak periode mendatang dari perbedaan temporer, yang secara garis
besar dibedakan ke dalam dua kategori yaitu perbedaan temporer kena pajak
(taxable temporary differences) dan perbedaan temporer boleh dikurangkan
(deductible temporary differences). Perbedaaan temporer kena pajak timbul
sebagai akibat dari (1) pemulihan suatu aset yang terkait dengan penghasilan atau
keuntungan yang akan dikenakan atau terliabilitas pajak dalam periode setelah
pengakuannya sebagai elemen laba-rugi akuntansi, dan (2) pemulihan suatu aset
yang terkait dengan biaya atau kerugian, yang dapat dikurangkan atau diakui
sebagai biaya fiskal dalam periode sebelum pengakuannya sebagai elemen labarugi akuntansi. Semua perbedaan temporer kena pajak harus diakui sebagai
kewajiban pajak tangguhan, kecuali untuk perbedaan yang timbul dari: (1)
amortisasi goodwill yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan atau
diperlakukan sebagai biaya untuk tujuan fiskal. Atau (2) pengakuan awal aset atau
kewajiban dari suatu transaksi yang bukan merupakan transaksi penggabungan
usaha dan tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fiskal (Harnanto,
2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Sedangkan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan timbul sebagai
akibat dari
(1) pelunasan suatu kewajiban yang terkait dengan biaya atau
kerugian, yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau diakui sebagai biaya
fiskal dalam periode setelah pengakuannya sebagai elemen laba-rugi akuntansi,
dan (2) pelunasan suatu kewajiban yang terkait dengan penghasilan atau
keuntungan yang akan dikenakan atau terliabilitas pajak dalam periode sebelum
pengakuannya sebagai elemen laba akuntansi. Semua perbedaan temporer yang
dapat dikurangkan harus diakui sebagai aset pajak tangguhan, sepanjang besar
kemungkinan efek perbedaan temporer tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba fiskal periode yang akan datang, kecuali untuk perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan yang timbul dari goodwill negatif yang diakui
sebagai pendapatan tangguhan sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.22
(Akuntansi Penggabungan Usaha) atau pengakuan awal aset atau kewajiban dari
suatu transaksi yang bukan merupakan transaksi penggabungan usaha dan tidak
mempengaruhi laba akuntansi maupun laba fiskal (Harnanto, 2003).
Menurut PSAK 46 revisi 2010, pengakuan aset atau liabilitas pada laporan
keuangan, mengandung makna bahwa entitas pelapor mempunyai harapan untuk
memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset atau liabilitas tersebut. Jika
besar kemungkinan pemulihan dan penyelesaian jumlah tercatat tersebut akan
menimbulkan pembayaran pajak masa depan lebih besar (lebih kecil) dari yang
seharusnya dibanding seandainya pemulihan atau pelunasan tersebut tidak
mempunyai konsekuensi pajak, pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
mengakui liabilitas pajak tangguhan (aset pajak tangguhan) dengan batas
pengecualian terbatas tertentu.
Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk memperlakukan konsekuensi
pajak atas transaksi dan kejadian lain sama dengan cara entitas memperlakukan
transaksi dan kejadian lainnya sendiri. Oleh karena itu, untuk transaksi-transaksi
dan kejadian-kejadian lainnya yang diakui pada laporan laba rugi, konsekuensi
atau pengaruh pajak dari transaksi dan kejadian tersebut juga diakui pada laporan
laba rugi. Untuk transaksi dan kejadian lainnya yang diakui diluar laporan laba
rugi (dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas), konsekuensi
atau pengaruh pajak dari transaksi dan kejadian tersebut juga diakui di luar laporan
laba rugi (masing-masing ke dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung
ke ekuitas). Demikian pula pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan pada
suatu kombinasi bisnis yang mempengaruhi timbulnya jumlah goodwill dari
kombinasi bisnis tersebut atau jumlah keuntungan pembelian dengan diskon yang
diakui.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yakni Chang et al. (2009) menyimpulkan bahwa
informasi pajak tangguhan memiliki relevansi negatif dengan variabel dependen P
dan variabel independen DTA dan DTL. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Chen dan Schoderbek (2000) yang dilakukan saat terjadi perubahan undangundang perpajakan menyatakan bahwa terdapat hubungan relevansi informasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
pajak tangguhan dengan variabel dependen CAR dan variabel independen ADJ.
Selain itu, penelitian lain yaitu Lev dan Nissim (2004) yang juga dilakukan di
sekitar periode perubahan perundang-undangan menyatakan sebaliknya, dengan
variabel dependen Earning dan variabel independennya netDT.
Penelitian yang dilakukan oleh Amir et al. (1997) menyatakan bahwa
informasi nilai pajak tangguhan memiliki relevansi positif dengan variabel
dependen P dan variabel independen netDT depre, netDT loss, dll. Penelitian
lainnya yakni Ayers (1998) menyatakan bahwa informasi pajak tangguhan
mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan dengan
variabel dependen P dan variabel independen netDT, DTA & DTL, ADJ.
Penelitian yang dilakukan oleh Astrid K. Chludek (2011) memiliki hasil berbeda,
dengan variabel dependen P dan variabel independen NOA, DTA, DTL, dll.
Di Indonesia sendiri, penelitian yang dilakukan oleh Prakoso, dan Martani
(2012) menyimpulkan bahwa pada umumnya investor tidak menjadikan informasi
pajak tangguhan sebagai bahan pengambilan keputusan meskipun terjadi
perubahan undang-undang perpajakan yang signifikan. Investor hanya akan
menggunakan informasi pajak tangguhan jika berpotensi merugikan investasinya.
Selain itu, Prakoso, dan Martani (2012) menyatakan bahwa aset operasional bersih
sebelum pajak tangguhan lebih besar daripada variabel aset keuangan bersih pada
perusahaan, yang menggambarkan bahwa nilai buku perusahaan banyak dibentuk
dari kegiatan operasional. Di Indonesia, penelitian Prakoso, dan Martani (2012)
merupakan penelitian yang baru mengenai relevansi nilai pajak tangguhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
C. Kerangka Pemikiran
Dibawah ini merupakan skema konseptual yang memperlihatkan model
penelitian:
Gambar II.1
Skema Konseptual Pemikiran
Variabel Independen:
Aset
Operasional
Bersih
(NOA)
Variabel Dependen:
Harga Saham (P)
Aset Pajak Tangguhan (DTA)
Liabilitas Pajak Tangguhan
(DTL)
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Positif Net operating assets (NOA) terhadap Price/ Harga Saham (P)
Harga saham dapat dijadikan proksi sebagai nilai perusahaan apabila
pasar telah memenuhi syarat efisisen secara informasional. Namun harga saham
di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan
penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat
dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Dalam penelitiannya, Prakoso, dan Martani (2012) menyimpulkan
bahwa aset operasional bersih sebelum pajak tangguhan lebih besar daripada
variabel aset keuangan bersih pada perusahaan, yang menggambarkan bahwa
nilai buku perusahaan banyak dibentuk dari kegiatan operasional. Perusahaan
telah berhasil menggunakan modalnya untuk menghasilkan pendapatan dari
operasional perusahaan tersebut.
Dari kerangka pikiran yang telah dijelaskan, peneliti ingin meneliti
kembali penelitian sebelumnya. Berdasarkan variabel tersebut, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut.
H1 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan pada NOA terhadap
Harga Saham
2. Pengaruh Positif Deferred Tax Assets (DTA) terhadap Price/ Harga Saham (P)
Informasi
keuangan
seharusnya
dapat
mengungkapkan
kondisi
keuangan perusahaan tersebut.Seperti yang disebutkan dalam FASB Concepts
Statement No. 2, informasi keuangan dikatakan lebih berguna jika memenuhi
kualifikasi relevance dan reliability. Dikatakan relevan jika informasi tersebut
dapat membuat sesuatuyang berbeda dalam pengambilan keputusan, dan
dikatakan reliable jika dapat diverifikasi serta mengungkapkan kebenaran serta
bebas dari error dan bias (Deviana, 2010).
Relevansi nilai pajak tangguhan telah menjadi perdebatan yang cukup
panjang dimana penelitian sebelumnya yang dilakukan saat terjadi perubahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
undang-undang perpajakan berkesimpulan bahwa informasi pajak tangguhan
memiliki relevansi nilai (Ayers, 1998; Amir et al., 1997).
Dari kerangka pikiran yang telah dijelaskan, peneliti ingin meneliti
kembali penelitian sebelumnya. Berdasarkan variabel tersebut, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut.
H2 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan pada DTA terhadap Harga
Saham
3. Pengaruh Positif Deferred Tax Liabilities (DTL) terhadap Price/ Harga Saham
(P)
Informasi dapat dikatakan memiliki relevansi nilai jika dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan. Di Indonesia,
aset pajak tangguhan lebih banyak dibentuk oleh perbedaan perhitungan
depresiasi, sedangkan liabilitas pajak tangguhan terbentuk dari pembentukan
dana pensiun. Penilaian depresiasi yang dilakukan perusahaan sering kali
terlalu rendah sehingga memiliki waktu yang lebih panjang. Pencairan dana
cadangan juga tidak memiliki waktu yang pasti dimasa depan. Hal tersebut
dapat menyebabkan relevansi nilai aset dan liabilitas pajak tangguhan di
Indonesia menjadi rendah (Prakoso, dan Martani, 2012).
Dari kerangka pikiran yang telah dijelaskan, peneliti ingin meneliti
kembali penelitian sebelumnya. Berdasarkan variabel tersebut, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
H3 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan pada DTL terhadap Harga
Saham
commit to user
Download