BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin terbuka dan ketat pada saat ini, kesuksesan seb Kepuasan pelanggan dapat tercapai apabila konsumen merasa telah mendapatkan pelayanan yang memuaskan, maka dari itu banyak perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan mereka. Pelayanan yang baik biasanya dinilai dari pelanggan secara langsung mulai dari karyawan yang secara langsung memberikan pelayanan, produk yang dijual, kenyamanan atau fasilitas yang diberikan, promosi dan lain lain. Saat ini pemkembangan di dunia pelayanan dalam bisnis jasa perbankan sudah sangat pesat, didukung dengan teknologi yang sangat maju yang memanjakan kehidupan manusia. Perusahaan-perusahaan perbankan harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk menjadikan tempat menuangkan inovasi, kreatifitas yang dapat memberikan kepuasan pelayanan terhadap nasabahnya. Dari keseluruhan ragkaian proses yang diberikan perubahaan kepada para nasabahnya, pada akhirnya akan muncul sebuah nilai yang diberikan oleh para nasabah mengenai tingkat kepuasan yang di dapat oleh para nasabah. Menurut Kotler dan Keller ( 2008 ), Kepuasan dapat diartikan sebagai tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk / jasa yang diterima dan yang diharapkan. Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (1996) yang menyatakan bahwa kepuasan nasabah diperngaruhi oleh kualitas layanan, kualitas produk, harga, faktor situasi, dan faktor manusia. Berbicara tentang faktor manusia pastinya setiap manusia memiliki standar kepuasan yang berbeda-beda, keinginan akan mendapatkan pelayanan yang terbaik merupakan harapan setiap nasabah pengguna jasa perbankan. Keluhan bisa saja terjadi dikarenakan harapan yang diinginkan nasabah dengan apa yang didapatkannya berbeda atau bahkan berbeda jauh tidak sesuai dengan yang di harapkan. Dalam dunia bisnis perbankan, kepuasan para nasabah merupakan tolak ukur keberhasilan dari serangkaian pemberian pelayanan jasa kepada nasabah. Setiap bank berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan salah satunya dengan mempermudah para nasabah menggunakan fasilitas – fasilitas perbankan dan para nasabah mendapatkan untung atau manfaat dari bank yang mereka percaya. Pelayanan merupakan faktor yang menunjang yang paling diutamakan, karena memiliki peranan penting dalam kesuksesan bisnis jasa perbankan. Pada dasarnya nasbah lebih memperhatikan pelayanan bank dibanding kualitas produk yang dimiliki bank. Nasabah akan merasa puas kalau kebutuhan emosionalnya terpenuhi. Perkembangan teknologi yang sangat maju dan semakin ketatnya persaingan baik bank dalam negeri maupun bank luar negeri yang saat ini sudah melakukan kegiatan operasional perbankannya di Indonesia menyebabkan pihak bank berinovasi dari segala aspek dan menawarkan pelayanan dan produk terbaik, serta menggerakkan pemasaran aktif. Selain itu keberadaan bank milik swasta maupun milik pemerintah dan banyaknya Bank Perkreditan Rakyat, serta Koperasi Simpan Pinjam disetiap daerah tempat tinggal masyarakat, akan menambah tingginya tingkat persaingan dalam industry jasa ini. Oleh karena itu, dalam hal ini oara pejabat dan kepala bagian operasional bank harus benar-benar memperhatikan kualitas pelayanan yang mereka berikan dan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas, yaitu pelayanan yang berorientasi kepada nasabah. Menurut penelitian Butz dan Goodstein (1996). Kedua peneliti menyimpulkan bahwa nilai bagi nasabah merupakan komunikasi dua arah antara nasabah dengan bank dimana hubungan tercipta setelah nasabah tahu dan memberikan penilaian positif terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Kesimpulan tersebut mengarah kepada hubungan antara nilai bagi nasabah dengan kepuasan nasabah. Jika nasabah menilai produk atau layanan mampu memberikan nilai tambah kepada nasabah maka nasabah akan puas dengan layanan atau produk yang ditawarkan. Pengukuran kualitas layanan oleh Parasuraman et. al. (1985) dalam Senoaji (2008) pada riset eksplanatorinya, menjelaskan layanan dan faktor-faktor yang menentukannya. Dalam penelitianya didefinisikan bahwa kualitas layanan sebagai derajat ketidakcocokan antara harapan normatif pelanggan pada jasa dan persepsi pelanggan pada kinerja layanan yang diterima. Lupiyoadi (2006 : 150) fasilitas adalah sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan fungsi. Fasilitas merupakan komponen individual dari penawaran yang mudah ditumbuhkan atau dikurangi tanpa mengubah kualitas dan model jasa. Fasilitas juga alat untuk membedakan program lembaga yang satu dari pesaing yang lainnya. Tjipto (2009:62) menyatakan promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya Dharmmesta (2009:63). PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) adalah salah satu bank swasta yang telah beroprasi di Indonesia lebih dari lima puluh Sembilan tahun dengan slogannya yang terkenal yaitu senantiasa di sisi anda. Sesuai dengan slogan tersebut BCA akan menjaga kepercayaan dan harapan para nasabah serta stakeholder lainnya, demi tercapainya pertumbuhan yang berkesinambungan. BCA yang semakin berkembang saat ini merupakan hasil kerjasama dari segenap karyawan serta dukungan penuh para nasabah. Dengan bertambahnya usia, BCA selalu menawarkan beragam solusi financial dengan layanan transaksi perbankan untuk berbagai kalangan dan rentang usia. Siapa saja bisa menikmati kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi yang didukung kekuatan jaringan antar cabang, luasnya jaringan ATM, serta jaringan perbankan elektronik lainnya dari BCA. Melalui beragam produk dan layanan yang berkualitas dan tepat sasaran,solusi financial BCA mendukung perkembangan setiap jenis usaha yang dimiliki oleh nasabah, baik bisnis berskala kecil, menengah, maupun skala besar. Memenangkan kepercayaan untuk memberikan solusi terbaik bagi kebutuhan financial para nasabah merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi BCA. Peneliti tertarik untuk meneliti topik ini dikarenakan saat ini kepuasan nasabah menjadi faktor terpenting dalam menjalin loyalitas para nasabah, didalam dunia bisnis terutama di dunia perbankan, banyak bank swasta maupun bank negeri yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kepuasan nasabah. Peneliti tertarik meneliti di Bank BCA dikarenakan bank BCA merupakan bank swasta terbesar diindonesia dan peneliti merasa puas dengan service yang diberikan BCA akan tetapi tingkat kepuasan di BCA KCU Semarang mengalami penurunan selama tiga tahun di bawah standar passing grade. Akan tetapi fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa kepuasan nasabah BCA belum maksimal. Tingkat kepuasan nasabah BCA dapat di ukur melalui survey yang dilakukan oleh lembaga survey bernama Gallup yang telah bekerjasama dengan BCA dalam hal survey kepuasan nasabah terhadap layanan jasa BCA. Layanan yang di survey adalah keseluruhan pelayanan mulai dari penyambutan nasabah, pelayanan di Teller atau Customer Service sampai nasabah menyelesaikan transaksinya. Setiap nasabah akan diberikan beberapa pertanyaan oleh Lembaga Gallup seputar pelayanan di BCA dan pilihan nilai mulai dari angka satu sampai dengan lima dengan keterangan angka satu berarti sangat tidak puas, dua berarti tidak puas, tiga berarti cukup puas, empat berarti puas, lima berarti sangat puas. Hal ini yang membuat nasabah merasa tidak puas dengan layanan jasa di BCA antara lain, waktu antrian yang lama, ketidak telitian Frontliner dalam menyelesaikan transaksi nasabah, Frontliner kurang ramah dalam melayani nasabah dan lain-lain. Dengan berbagai usaha dan inovasi yang telah dilakukan, tidak semua nasabah merasa puas dengan layanan jasa BCA. Hal ini terlibat dari data tingkat kepuasan nasabah di BCA Kantor Cabang Utama Semarang yang diperoleh dari survey Lembaga Gallup sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Nilai Kepuasan Nasabah PT Bank Central Asia, Tbk Kantor Cabang Utama Semarang Periode 2013-2015 NAMA CABANG KCU SEMARANG NILAI CABANG 2013 4,54 2014 4,49 NILAI PASSING GRADE NILAI MAKSIMAL 4,65 5 2015 4,41 Copyright © Galllup, Inc. All right reserved. Data diperoleh dari Lembaga Survey Gallup via telepon dengan metode kuesioner. ↑↓ Perubahan skor yang signifikan (± 0.20) Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan nasabah di BCA Kantor Cabang Utama Semarang mengalami penurunan. Hal ini mengidikasikan bahwa nasabah belum seluruhnya terpuaskan. Bagi pihak BCA, adanya penurunan nilai kepuasan nasabah tersebut harus ditindak lanjuti agar nasabah merasa nyaman dan puas transaksi di BCA, khususnya di Kantor Cabang Utama Semarang. Keluhan-keluhan dari nasabah di BCA KCU Semarang 1. Antrian terlalu lama 2. Greeting yang tidak selaras 3. Susah dapat tempat parker 4. Tidak adanya petunjuk arah sehingga nasabah sering bingung, dll Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmad Hidayat, (2009) mengenai “ Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank” , hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Penelitian lain dilakukan oleh Milli Cindy Lumintang (2013) mengenai “Promosi dan Customer Relationship Management Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Manado”, hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi dan Customer relationship management berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Upaya-upaya yang telah dilakukan Bank BCA KCU Semarang untuk meningkatkan nilai layanan : 1. Mengharuskan mengucapkan salam dan senyum tulus ketika ber pas-pasan dengan nasabah. 2. Mempercepat waktu antrian, sehingga nasabah tidak terlalu lama mengantri. 3. Menyediakan minuman teh dan kopi untuk para nasabah yang sedang mengantri agar tetap nyaman selama mengantri. dll Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi pada PT Bank Central Asia, Tbk Kantor Cabang Utama Semarang)”. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dalam penelitian ini adalah menurunan nilai kepuasan nasabah PT Bank Central Asia, Tbk Kantor Cabang Utama Semarang. Untuk itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan nilai kepuasan nasabah tersebut. Dengan demikian pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah ? 2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan nasabah ? 3. Apakah promosi berpengaruh terhadap kepuasan nasabah ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan diadakannya penelitian ini adalah ? a. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah. b. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan nasabah. c. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap kepuasan nasabah. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Penulis memberikan kontribusi untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai industri jasa khususnya di dunia perbankan. 2. Bagi Bank Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan pemikiran untuk bahan tambahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan kualitas layanan, kuakitas produk dan promosi sehingga dapat diharapkan lebih meningkatkan nilai kepuasan nasabah di PT Bank Central Asia,Tbk Kantor Cabang Utama Semarang. 3. Bagi Peneliti Lainnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang khususnya yang berkaitan dengan kepuasan nasabah di bank. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Variabel Penelitian Menurut Rahmat, H (2013:58) variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian sehingga penelitian dapat memperoleh informasi tentang hal tersebut dan menarik kesimpulan. Aris Santjaka (2011:52) menyatakan variabel adalah cirri-ciri yang melekat pada subyek yang doteliti dan mempunyai variasi dari hasil pengukurannya. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen : a. Variabel Dependen (Terikat) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen (Rahmat, H, 2013:60). Variabel dependen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kepuasan nasabah (Y). b. Variabel Independen (Tidak Terikat) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Rahmat, H, 2013:60). Variabel independen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Kualias Layanan (X1), Kualitas Produk (X2), dan Promosi (X3). 1.1.2 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Definisi operasional menjelaskan variabel, sehingga menunjukkan bagi peneliti untuk melakukan pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik (Indriantoro & Supomo, 2002). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel terikat (Dependent), yaitu : Kepuasan Pelanggan (Y) Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler & Keller ,2008:177). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah : 1. Percaya menabungkan uang di Bank BCA KCU Semarang. 2. Perasaan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan karyawan BCA KCU Semarang. 3. Mempercayakan Bank BCA KCU Semarang sebagai tempat bertransaksi. 2. Variabel bebas (Independent), yang terdiri dari : a. Kualitas Pelayanan (X1) Sumarwan (2011:236) mendefinisikan Kualitas pelayanan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas layanan yaitu pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang dirasakan Indikator : 1. Bukti Fisik (Tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, kelengkapan komunikasi dalam penampilan karyawan. 2. Kehandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarkan. 3. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. 4. Jaminan (Assurance), pengetahuan terhadap keramahtamahan, meliputi produk perhatian dan kemampuan secara kesopanan karyawan tepat, atas kualitas karyawan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. 5. Empati (Empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. b. Kualitas Produk (X2) Payne (1993:24) memberikan definisi kualitas produk adalah suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks. Nasabah membeli jasa perbankan untuk menyelesaikan masalah dan nasabah memberikan nilai dalam proporsi terhadap kemampuan layanan untuk melakukan hal tersebut. Nilai yang diberikan nasabah berhubungan dengan benefit atau keuntungan yang akan diterimanya. Kualitas produk perbankan didapatkan dengan cara menemukan keseluruhan harapan nasabah, meningkatkan nilai produk, atau pelayanan dalam rangka memenuhi harapan nasabah tersebut. 1. Variasi Produk 2. Kesesuaian dengan Harapan Konsumen 3. Produk yang berkualitas c.. Promosi (X3) Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (Inform), membujuk (Persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga (Simamora 2003:285). Indikator : 1. Brosur 2. Iklan Media Cetak 3. Pameran 4. Penyampaian yang Baik Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian No 1 NAMA DEFINISI VARIABEL VARIABEL Kualitas Seberapa jauh Pelayanan perbedaan antara kenyataan dan harapan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh. INDIKATOR SUMBER 1.Bukti Fisik (Tangible), meliputi fasilitas fisik, peralatan, kelengkapan komunikasi dan penampilan karyawan. 2.Kehandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarkan. 3.Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. 4.Jaminan (Assurance), Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan karyawan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. 5.Empati (Empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Stefhanie Sahanggamu, Lisbeth Mananeke, Jantje Sepang (2015). 2 Kualitas Produk Suatu bentuk dengan 1.Variasi Produk Hari Mulyono nilai kepuasan yang 2.Kesesuaian dengan (2012) kompleks. Harapan Konsumen 3.Produk yang Berkualitas 3 Promosi 4 Kepuasan Nasabah Segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (Inform), membujuk (persuade), atau mengingatkan orangorang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga. Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. 1.Brosur 2.Iklan Media Cetak 3.Pameran 4.Penyampaian yang Baik Anastasya Komalig (2013). L. 1.Percaya menabungkan uang di Bank BCA KCU Semarang. 2.Perasaan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan karyawan BCA KCU Semarang. 3.Mempercayakan Bank BCA KCU Semarang sebagai tempat bertransaksi. Ade Jermawinsyah Zebua, Mulyadi Raf, Syahmardi Yacob (2010). 3.2 Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Penentuan Sampel 3.2.1 Obyek Penelitian dan Unit Sample 3.2.1.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah kualitas pelayanan, kualitas produk dan promosi terhadap kepuasan nasabah BCA KCU Semarang yang berada di jalan Pemuda no 90-92 semarang. 3.2.1.2 Unit Sampel Unit sampel adalah kumpulan individu yang mempunyai karateristik/ciriciri tertentu. Karateristik yang dimiliki oleh individu dalam penelitian ini adalah berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. 3.2.2.. Populasi dan Penentuan Sampel 3.2.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek dimana sebagian dari padanya akan diambil untuk dilakukan pengukuran yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk generalisasi (Aris Santjaka, 2011:51). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan nasabah BCA KCU Semarang yaitu sejumlah 28.178 nasabah. 3.2.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran dilakukan (Aris Santjaka, 2011:52). Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya disana, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada. Sehingga dapat dibentuk perwakilan populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yaitu metode sampling yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2004). Sedangkan jenis non probability sampling yang dipakai adalah purpose sampling, yaitu metode sampling dimana penelitian memiliki pertimbangan tertentu dalam penentuan sampel (Rahmat, H, 2013:128). Kriteria Responden : - Nasabah yang sudah memiliki tabungan di BCA lebih dari 1 tahun - Nasabah yang melakukan transaksi minimal 3 kali dalam setahun - Nasabah yang sedang melakukan transaksi di BCA KCU Semarang Jumlah sample akan ditentukan dari berbagai sumber seperti Roscoe 1975 (dalam Sekaran, 2003, Hair dkk, Tabachic & Fidell) diperoleh beberapa pedoman umum yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan besarnya sampel penelitiannya sebagai berikut : 1. Ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 sudah memadai bagi kebanyakan penelitian. 2. Bila sampel dibagi-bagi dalam beberapa sum sampel, maka minimum 30 untuk setiap kategori sub sampel sudah memadai. 3. Dalam penelitian multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi multivarial) besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Analisis regresi dengan 3 variabel independen membutuhkan kecukupan sampel sebanyak : 3 x 25 = 75 Responden. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 75 nasabah. 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Ada 2 jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti dari hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 1997:43). Data primer yang ada dalam penelitian ini adalah data-data dari kuesioner yang secara langsung diisi oleh responden yaitu nasabah BCA KCU Semarang. 3.3.2 Sumber Data Sumber data pada penelitian ini berasal dari jawaban reponden melalui kuesioner yang telah disebarkan pada nasabah BCA KCU Semarang. 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Kuesioner (Angket) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,2002 :128). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang telah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan (Arikunto,2002:129). Dalam pengambilan sampel penelitian ini, kuesioner dibagikan secara langsung kepada nasabah yang sedang bertransaksi di konter layanan teller maupun CSO. Kuesioner yang disebar langsung kepada responden sejumlah 75 kuesioner, dimana pada kuesioner tersebut setiap jawban diberi skor. 2. Studi Kepustakaan Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang sudah dilakukan dengan membaca berbagai jurnal, buku, dokumen, dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3. Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menguntip langsung data yang diperoleh dari perusahaan yang terdiri dari profil, sejarah perusahaan dan lain sebagainya. 3.5 Metode Analisis Menurut Sugiyono (1999), analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam anaisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dam diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode kualitatif, diharapkan akan didapatkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik. 3.5.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yaitu analisis yang ditunjukkan pada perkembangan dan pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang keadaan tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari obyek penelitian tersebut (Umar, 2001). Dalam hal ini penulisan dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif, yaitu dengan membaca tabel-tabel, angka-angka yang tersedia kemudian dilakukan uraian dan penafsiran. Analisis deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan informasi karateristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden (jika ada). Ukuran yang digunakan deskripsi antara lain berupa : frekuensi, rendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (deviasi standard an varian) dan koefisien korelasi antar variabel penelitian. 3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.2.1 Uji Validitas Pengujian validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dianggap valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,2006). Valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikso,2009:139). Dalam hal ini digunakan item pertanyaan yang diharapkan dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur. Untuk mengukur tingkat validitas item-item pertanyaan kuesioner terhadap tujuan pengukuran adalah melakukan korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor variabel (Ghozali,2001). Pengambilan keputusan berdasarkan nilai r hitung jika lebih besar dari pada r tabel maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil daripada r tabel maka dinilai tidak valid. 3.5.2.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur sehingga hasil pengukurannya dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rumus Koefisien Cronbach Alpha. Pengujian Reliabilitas terhadap seluruh item atau pernyataan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0.60 dengan asumsi Alpha>0.60 (Ghozali,2006). 3.5.3 Uji Asumsi Klasik 3.5.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data atau penyebaran data statistic pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,2001). Sedangkan menurut Danang Sunyoto (2011:141), persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Ghozali,2006) : a. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Data data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu juga dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorof Smirnov, jika nilai probabilitas diatas 0.05 maka dikatakan data normal dan sebaliknya jikai nilai probabilitas dibawah 0.05 maka dikatakan data tidak normal. 3.5.3.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan toleransinya. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas apabila mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 dan angka tolerance mendekati 1. 3.5.3.3.. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika varians tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto,2011:156). Pengujiannya menggunakan uji Glejsert jika nilai sig. > 0,05 maka dikatakan data bebas dari heteroskedastisitas. 3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu kualitas pelayanan, kualitas produk, dan promosi terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah. Karena jumlah variabel independennya dua atau lebih maka regresi yang digunakan adalah regresi berganda. Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y = Kepuasan nasabah A = Konstanta b1 = Koefisien untuk variabel kualitas pelayanan b2 = Koefisien untuk variabel kualitas produk b3 = Koefisien untuk variabel promosi X1 = Kualitas pelayanan X2 = Kualitas produk X3 = Promosi e = Error 3.5.5.. Pengujian Hipotesis 3.5.5.1 Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel kualitas pelayanan, kualitas produk, promosi terhadap variabel kepuasan nasabah secara parsial. Langkah-langakah pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali,2005) a. Menentukan Formulasi Hipotesis - H0 : β ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial variabel X1 (Kualitas Pelayanan), X2 (Kualitas Produk), dan X3 (Promosi) terhadap variabel Y (Kepuasan Nasabah). - HA : β > 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial variabel X1 (Kualitas Pelayanan), X2 (Kualitas Produk), dan X3 (Promosi) terhadap variabel Y (Kepuasan Nasabah). b. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05) c. Menentukan signifikansi - Nilai signifikasi ( t Value ) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. - Nilai signifikasi ( t Value ) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak d. Membuat kesimpulan - Bila ( t Value ) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. - Bila ( t value ) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen. 3.5.5.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( R² ) dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel bebas ( kualitas pelayanan, kualitas produk, dan promosi ) akan diikuti oleh variabel terikat ( kepuasan nasabah ) pada proporsi yang sama. Pengujian ini dengan melihat nilai R Square ( R² ). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Selanjutnya nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen (Ghozali,2005).