BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham
dengan memaksimalkan laba (profit). Antara manajemen dan pemegang saham
diharap bisa saling berkomunikasi agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Media
komunikasi yang umum digunakan untuk menghubungkan pemegang saham adalah
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen sebagai pihak internal untuk
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pihak-pihak eksternal. Laporan
keuangan merupakan salah satu informasi keuangan perusahaan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuat beberapa keputusan, seperti: penilaian
kinerja manajemen, penentuan kompensasi manajemen, pemberian dividen kepada
pemegang saham dan lain sebagainya (Ariani dan Lautania, 2007).
Laporan arus kas merupakan salah satu tujuan dari pelaporan keuangan,
membantu pemakai menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai
penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode (Kieso et
al. 2008:212).
Dalam beberapaa penelitian manfaat laporan arus kas ini telah dibuktikan, salah
satunya Bowen et al. (dalam Meythi, 2006). Dalam penelitiannya dikatakan bahwa
data arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti: (1)
memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai risiko ukuran dan waktu keputusan
pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai perusahaan, dan (5)
memberi informasi tambahan pada pasar modal. Beberapa literatur menganggap
bahwa data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan
dengan akuntansi karena laporan arus kas relatif lebih mudah diinterpretasi dan relatif
lebih sulit untuk dimanipulasi.
Ariani dan Lautania (2007) mendefinisi perusahaan yang memiliki aliran kas
bebas mempunyai dua pilihan dalam memperlakukan kas. Pertama, membayar
dividen kepada pemegang saham. Kedua, mereinvestasi pada proyek-proyek yang
mempunyai nilai sekarang bersih misalnya membeli aset-aset tetap.
Ross et al. (dalam Tarjo dan Jogiyanto, 2003) mendefinisi free cash flow
sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang
saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free
cash flow biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan
manajer.
Manajer perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan utama perusahaan termasuk
dalam hal pencarian dana dan bagaimana memanfaatkan dana tersebut. Keputusankeputusan yang dibuat tersebut harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan untuk
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para
pemegang saham (Brigham dan Gapenski (dalam Wahidahwati, 2002)).
Keputusan yang diambil manajer cenderung untuk melindungi dan memenuhi
kepentingan mereka terlebih dahulu daripada memenuhi kepentingan pemilik, seperti
melakukan ekspansi untuk meningkatkan status gaji. Salah satu alternatif manajer
untuk memperoleh dana dalam rangka ekspansi adalah dengan menaikkan liabilitas.
Liabilitas merupakan suatu mekanisme lain yang bisa digunakan untuk
mengurangi atau mengontrol konflik keagenan. Liabilitas yang terlalu besar juga akan
menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dan debtholders sehingga
memunculkan biaya keagenan liabilitas atau yang disebut sebagai agency cost.
Agency cost adalah biaya yang meliputi semua biaya untuk monitoring tindakan
manajer, mencegah tingkah laku manajer yang tidak dikehendaki, dan opportunity
cost akibat pembatasan yang dilakukan pemegang saham terhadap tindakan manajer.
Penyebab konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham
diantaranya adalah pembuat keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian
dana (financial decision) terjadi disebabkan pemegang saham hanya peduli dengan
risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka berinvestasi pada portofolio
yang terdiversifikasi dengan baik. Sebaliknya manajer peduli pada risiko perusahaan
secara keseluruhan, karena menyangkut reputasinya. Suatu perusahaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana yang besar dan
melakukan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh
tersebut diinvestasikan.
Penelitian ini mengangkat isu tentang: (1) Perilaku perusahaan-perusahaan di
Indonesia dalam mengelola free cash flow dalam kaitannya dengan kebijakan
liabilitas, (2) Kepemilikan manajerial terhadap kebijakan liabilitas. Kedua hal
tersebut menarik karena ada kepentingan yang berbeda antara pemegang saham dan
manajer dalam mengelola free cash flow yang berhubungan dengan kebijakan
liabilitas. Ross et al. (dalam Tarjo dan Jogiyanto, 2003) menyatakan semakin besar
proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan maka manajemen cenderung
berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah dirinya
sendiri.
Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan
kepemilikan manajerial. Dengan memberikan kesempatan manajer untuk terlibat
dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan
pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan bertindak
secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang
diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan (Dewi,
2008).
Ada beberapa alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency
cost. Salah satunya peningkatan liabilitas akan menurunkan konflik keagenan dan
menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan
kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajer (Wahidahwati, 2002).
Dengan adanya liabilitas maka perusahaan harus melakukan pembayaran secara
periodik terhadap bunga dan pinjaman pokoknya sehingga dapat mengurangi
keinginan manajer untuk menggunakan free cash flow guna membiayai kegiatankegiatan yang tidak optimal (Jensen, 1986).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas, rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah free cash flow dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap kebijakan liabilitas?
2. Apakah free cash flow dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap kebijakan liabilitas?
1.3. Tujuan Penelitian
1.
Untuk menguji pengaruh secara simultan free cash flow dan kepemilikan
manajerial terhadap kebijakan liabilitas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.
Untuk menguji pengaruh secara parsial free cash flow dan kepemilikan
manajerial terhadap kebijakan liabilitas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharap dapat memberi kontribusi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu:
1. Kontribusi Praktis
Bagi para analis pasar modal, penelitian ini merupakan informasi agar
perusahaan mampu meningkatkan kinerja perusahaan serta dapat menetapkan
arah strategi dalam mencapai tujuan perusahaan untuk memperoleh hasil yang
diharapkan, sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.
2. Kontribusi Teoretis
Bagi para pembaca, penelitian ini dapat memberikan sarana untuk mengetahui
lebih dalam tentang pengaruh free cash flow dan kepemilikan manajerial
terhadap kebijakan liabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada pembahasan pengaruh variabel bebas yang terdiri
atas free cash flow dan kepemilikan manajerial sebagai variabel terikat terhadap
kebijakan liabilitas (debt) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2009-2011 yang melaporkan laporan keuangan yang
lengkap.
Download