Secang - WordPress.com

advertisement
Secang
(Caesalpia sappan L.)
Sinonim :
-Familia :
Caesalpiniaceae
Uraian :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 m dpl., seperti di daerah
pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan kadang ditanam
sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan
percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat,
warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun
10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal
rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya
hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 1040 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar
3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang,
panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan. Panenan kayu
dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila digodok memberi warna merah gading muda,
dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau
sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Nama Lokal :
Secang (Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, batu darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor,; Muntah darah, berak darah, luka
berdarah, memar berdarah; Malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI :
Kayu. Kulitnya dibuang, dipotong-potong lalu dikeringkan.
KEGUNAAN :
- Diare, disentri.
- Batuk darah pada TBC.
- Muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah.
- Luka dalam.
- Sifilis, darah kotor, Radang selaput lendir mata.
- Malaria.
- Pengobatan setelah bersalin.
- Tetanus.
- Pembengkakan (tumor),
- Nyeri karena gangguan sirkulasi darah dan Ci.
PEMAKAIAN :
Untuk minum : 3-9 g, direbus.
Arsip Aie Angek City - 2016
Pemakaian luar : Kayu direbus, airnya untuk mencuci luka, luka berdarah atau dipakai untuk
merambang mata yang meradang.
CARA PEMAKAIAN :
1. Pembersih darah :
Kerokan kayu ditambah ketumbar dan daun trawas, rebus.
2.
Diare/ mencret :
5 g kayu dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 menit. Setelah
dingin disaring, dibagi menjadi 2 bagian. Minum pagi dan sore hari.
3.
Batuk darah pada TBC :
1 1/2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas, Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
4.
Radang salaput lendir mata :
2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk merambang mata
yang sakit.
5.
Berak darah :
1 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x
3/4 gelas.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Sepat tidak berbau. Menghentikan perdarahan,
pembersih darah, pengelat, penawar racun dan antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Kayu: Asam galat,
tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun:
0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna.
Arsip Aie Angek City - 2016
Download