1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan Industri yang kegiatan utamanya yaitu penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan (Karunia, 2013). Disisi lain bank juga sebagai lembaga yang memperlancar aliran lalu lintas dalam hal pembayaran, penyimpanan uang serta berfungsi sebagai pembiayaan bagi masyarakat atau perusahaan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan keuangan pada umumnya. Bank dikatakan sebagai suatu industri yaitu bank yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga seharusnya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara (Prayudi, 2011). Para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan juga ingin mengetahui tingkat kesehatan suatu bank dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan (Pujiyanti, 2008). Laporan keuangan suatu bank hendaknya disajikan dalam keadaan yang sebenarnya atau jujur sehingga dapat memberikan kepercayaan terhadap masyarakat. Demikian juga bank syariah yang merupakan bentuk dari bank 1 Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 2 yang ada di Indonesia yang dalam menjalankan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah dan sesuai dengan ajaran agama. Pendirian perbankan syariah pada awalnya meragukan, bahkan banyak pihak beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga (Interest Free) merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak lazim, maka sering muncul pertanyaan tentang bagaimana perbankan syariah akan membiayai operasinya. Hal ini dijelaskna bahwa pada tahun 1998, Undang-Undang No. 7 tahun 1992 telah disempurnakan menjadi Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan syariah yang tertuliskan bahwa bank umum melaksanakan usahanya secara konvensional ataupun secara prinsip syariah. Perbedaan yang mendasar antara bank konvensional dan bank syariah yaitu adanya larangan bunga atau riba dalam bank syariah sebagaimana sistem bunga yang dianut oleh bank konvensional. Sistem bagi hasil pada perbankan syariah yang digunakan relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak terlepas dari tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasi lebih rendah dari konvensional. (Sabir, 2012). Meskipun secara sistem, perbankan syariah telah menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik, sistem perbankan syariah sementara ini masih memberikan tingkat return yang lebih rendah kepada nasabah (Mitra dalam perbankan syariah) dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh perbankan konvensional (Widyanto,2012). Peningkatan efisiensi operasional yang berdampak pada perbaikan tingkat return kepada nasabah (Mitra dalam perbankan syariah) tentunya akan memacu para investor untuk bermitra Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 3 dengan bank syariah yang mana selain mengharapkan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah, dan tentunya mengharapkan tingkat return yang lebih baik. Keterbatasan banker syariah yang handal, yang menguasai operasional perbankan syariah serta teguh menjalankan prinsip syariah juga merupakan masalah yang mendasar dalam perbaikan kinerja bank syariah. (Widyanto, 2012). Tingkat kesehatan suatu bank syariah juga mencerminkan baik atau tidaknya kinerja keuangan bank tersebut. Penilaian kinerja keuangan perbankan dapat diketahui dengan beberapa cara, salah satunya adalah menggunakan rasio keuangan perbankan. Rasio-rasio keuangan perbankan adalah sebagai suatu ukuran tertentu dalam mengadakan interpretasi dari analisis laporan suatu bank. Rasio keuangan perbankan akan memperlihatkan segala aspek dalam keuangan antara lain likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. (Widyanto, 2012). Sedangkan rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational efficiency Ratio (OER), Financing to Deposit Ratio (FDR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) , dan Return On Asset (ROA). Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, seperti resiko pembiayaan, resiko operasional dan resiko pasar. Apabila nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8 %) berarti bahwa bank tersebut mampu Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 4 mebiayai operasi bank, maka keadaan yang menguntungkan tersebut mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank (ROA) yang bersangkutan (Bachri et. all, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sabir (2012) menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pratiwi dan Mahfud (2012), mengungkapkan bahwa rasio CAR berpengaruh negatif, tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Menurut Bachri et. all (2013) rasio CAR yang tinggi atau besar belum tentu mencerminkan peningkatan ROA, karena beban operasional bank yang semakin tinggi serta banyaknya pembiayaan yang bermasalah menyebabkan turunnya laba, sehingga tidak mampu menunjang ketersediaan modal yang mencukupi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Srihastuti (2012) tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan bank syariah menemukan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA yang berarti bank syariah dalam hal ini mampu menghadapi resiko dari aktifitas operasional bank dan memiliki kecukupan modal yang kuat. Rasio NPF (Non Performing Financing) merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan resiko pembiayaan. NPF (Non Performing Financing) merupakan perbandingan antara total pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada pemilik dana. Berdasarkan penelitian Srihastuti (2011) dan Sabir (2012) menyatakan bahwa (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Menurut Pratiwi dan Mahfud (2012) menemukan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Pratiwi dan Mahfud (2012) berpendapat bahwa Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 5 semakin tinggi rasio NPF maka semakin buruk kualitas pembiayaan yang pada akhirnya akan mengakibatkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin tinggi. Rasio OER (Operational Efficiency Ratio) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan antara satu dengan yang lainnya. Menurut Bachri (2013) bahwa semakin rendah OER maka semakin efisien dan efektif bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisien biaya maka keuntungan bank akan semakin besar, seperti penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011), Pratiwi dan Mahfud (2012) menyatakan bahwa OER berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan. Menurut (Usman 2003 dalam Wibowo 2013) BOPO atau OER menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap variabel ROA. Adapun penelitian (Ghozali 2007 dalam Wibowo 2013), variabel BOPO atau OER berhubungan signifikan positif terhadap profitabilitas bank syariah. FDR (Financing to Deposit Ratio) menurut syariah yang analog dengan LDR (Loan to Deposit Ratio) pada bank konvensional adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank tersebut. Semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika rasio FDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 80% hingga 110%, maka Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 6 pendapatan atau laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya dengan efektif) (Suryani, 2011). Sebaliknya, semakin tinggi angka FDR suatu bank, berarti dapat digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibanding dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil. Pada penelitian Pratiwi dan Mahfud (2012), Nugroho (2011) mendapatkan hasil bahwa FDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Berbeda dengan penelitian Srihastuti (2012) menemukan hasil bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA (Kinerja Keuangan). Ukuran kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank menggunakan rasio PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) merupakan rasio untuk menilai dan mengukur kemampuan manajemen bank untuk mengelola aktiva produktif yang dimiliki bank. Penilaian kualitas aktiva produktif merupakan penilaian terhadap kemampuan bank dalam menggunakan aktiva produktifnya untuk mendapatkan pendapatan atau laba yang maksimal, selain itu kualitas aktiva produktif juga digunakan dalam menilai aset bank, termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul (Kusumo, 2008 dalam Lestari 2013). Rasio PPAP yang semakin besar menunjukan semakin menurun akan kualitas aktiva produktif dan kualitas aktiva produktif yang menurun akan berpotensi terjadinya kerugian sehingga pendapatan atau laba yang dihasilkan bank akan menurun dan mengakibatkan kinerja bank yang kurang baik (Hesti, 2010) dan Sartika (2011). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hesti (2010) dapat Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 7 diketahui bahwa kualitas aktiva produktif (KAP) berpengaruh negatif terhadap ROA. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (kurniawan 2009 dalam Hesti 2010). Kinerja keuangan perbankan tahun 2000 boleh jadi merupakan kinerja terbaik setelah krisis perbankan, dilihat dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan perbankan. Banyak perusahaan perbankan yang semula terpuruk dalam tahun 2000 telah menunjukkan perbaikan, yang ditandai dengan perbaikan pada non performing financing (NPF), capital adequeacy ratio (CAR), dan net interest margin (NIM). Laporan keuangan perbankan tahun 2000 yang menjadi latar belakang penelitian antara lain: pertama, tahun 2000 seluruh bank selesai direkapitulasi; kedua, sektor dunia usaha belum dapat dikatakan pulih sehingga perusahaan perbankan masih dihadapkan pada disintermediasi; ketiga, sumber pendapatan perusahaan perbankan masih tergantung pada surat berharga dan sebagian bersumber dari obligasi, keempat, bank-bank makin dipercaya masyarakat dalam bentuk peningkatan dana pihak ketiga sehingga terdapat idle money; kelima, restrukturisasi perusahaan dan kredit yang ditangani BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) masih belum berjalan sesuai harapan perusahaan perbankan dan dunia usaha; keenam, faktor ketidakstabilan situasi dalam negeri memberikan aroma yang kurang baik terhadap iklim perbankan, menurut info bank (2001) dalam Srihastuti (2012). Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 8 Menurut perbedaan dari hasil penelitian terdahulu dan perkembangan bank syariah yang semakin meningkat, maka peneliti ingin menguji kembali tentang pengaruh rasio kesehatan bank terhadap kinerja keuangan bank syariah, karena melihat dari perkembangan perbankan syariah yang mampu bersaing dengan perbankan konvensional meskipun dalam pertumbuhannya masih berbeda jauh dan dibawah pangsa perbankan konvensional. Hal ini terbukti dengan perkembangan aset perbankan syariah yang meningkat sangat signifikan dari tahun 2008 sampai akhir tahun 2009 sebesar lebih dari 33,37 persen. Penghimpunan dana dan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar 41,84 dan 22,74 persen (Lestari, 2013). Penelitian ini mengacu pada penelitian Sabir (2012), Karunia (2011), Rosada (2013). Berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan menambahkan variabel kualitas aktiva produktif (KAP) yang diukur menggunakan rasio PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) karena Rasio perhitungan PPAP menunjukan kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikelompokan dengan baik. Penelitian ini menambahkan variabel kualitas aktiva produktif (KAP) karena kualitas aktiva produktif (KAP) dapat mengukur kemampuan bank dalam menggunakan aktiva produktifnya untuk mendapatkan laba yang maksimal, oleh karena itu dengan meningkatnya atau menurunnya Kualitas Aktiva Produktif (KAP), maka akan mempengaruhi kinerja bank syariah yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA). Dengan demikian penelitian ini Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 9 menguji variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational efficiency Ratio (OER), Financing to Deposit Ratio (FDR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Return On Asset (ROA) dengan rentan waktu 4 tahun yaitu 2010-2013. Penelitian ini penting karena masih banyak perbedaan dari hasil penelitian pada tahun sebelumnya tentang kinerja keuangan pada bank syariah, selain itu juga menambah referensi tentang perkembangan kinerja bank syariah yang saat ini sudah mulai berkembang pesat dengan pertumbuhan aset, jaringan operasional dan pangsa pasar perbankan syariah yang terus meningkat dengan program-program baru yang menarik minat masyarakat menggunakan jasa perbankan syariah dan juga dapat bersaing dengan perbankan konvensional yang ada pada saat ini. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational efficiency Ratio (OER), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia ? 2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia ? Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 10 3. Apakah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia ? 4. Apakah Operational efficiency Ratio (OER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia ? 5. Apakah Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia ? 6. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia ? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini berguna untuk menghindari meluasnya masalah ataupun topik yang diteliti penelitian ini akan lebih terarah dan jelas. Adapun batasan masalahnya yaitu penelitian ini menggunakan aktiva pada salah satu bank syariah dan variabel yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational efficiency Ratio (OER), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 11 1.4 Tujuan Penelitian Dari latar belakang masalah dan perumusan masalah, sehingga tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh signifikan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational efficiency Ratio (OER), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia. 2. Menganalisis pengaruh positif dan signifikan Capital Adequacy Ratio (CAR), terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia. 3. Menganalisis pengaruh negatif dan signifikan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia. 4. Menganalisis pengaruh negatif dan signifikan Operational efficiency Ratio (OER), terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia. 5. Menganalisis pengaruh positif dan signifikan Financing to Deposit Ratio (FDR), terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia. 6. Menganalisis pengaruh negatif dan signifikan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank syariah di Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan membuktikan secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015 12 2. Bagi Akademik Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah dan membuktikan kebenaran dari teori-teori yang sudah ada. 3. Bagi Bank Syariah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan. Pengaruh Rasio Kesehatan..., Tri Purwanti, Fakultas Ekonomi, UMP, 2015