BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Pesaing Dalam merintis suatu bidang usaha, pastinya akan mendapat banyak persaingan dari perusahaan lain. Pesaing merupakan ancaman bagi kelangsungan perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Kesuksesan suatu bisnis akan mampu dicapai ketika perusahaan mampu untuk memenangi persaingan dalam mendapatkan konsumen. Perusahaan yang memiliki market share yang besar tentunya akan lebih nyaman dalam menjalankan bisnisnya dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki market share sebagian kecil. Dalam prakteknya persaingan dengan pesaing akan berlangsung secara langsung ketika produk perusahaan kita disandingkan dengan produk pesaing. Untuk persaingan di bidang industri beras organik, terdapat beberapa perusahaan yang telah menjalankan usahanya di bidang ini terlebih dahulu.Berikut perusahaan sego organikakan menganalisa produk yang ditawarkan oleh pesaing di wilayah Jabodetabek khususnya. Pesaing yang lebih dahulu mempunyai spesifikasi berbeda – beda. Data beberapa pesaing ini merupakan acuandari usaha perusahaan sego organik, untuk menjadikan usaha perusahaan menjadi semakin baik. Berikut beberapa pesaing dari bisnis perusahaan sego organik : 23 24 Tabel 2.1 Perbandingan Beras Organik di Jabodetabek Harga (Rp) O Rice Jumlah Varietas 95.000 – 1.100.00 Putih, Merah, Hitam dan Jepang 30.000 – 75.000 Putih RI1 Tip Top 39.000 95.000 MD Organik 26.000 – 130.000 Merah, Putih, Hitam, dan Coklat Merah, Putih, Hitam, dan Coklat Penyebaran Ukuran Jabodetabek, Jawa, bali dan Sumatera 5, 10, 25 dan 50 Kilo Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan dan Papua 2 dan 5 Kilo Jabodetabek Jabodetabek, Jawa Timur 2 dan 5 kilo Media Sosial Produksi Tidak ada Order Online / Website Tidak bisa Ada Tidak bisa Ada tetapi sedang construction Bisa TIdak bisa Bisa transaksi 1, 2 dan 5 Kilo Tabel 2.2 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Produk Pesaing Kelebihan O Rice 1. Produk dengan ukuran besar tersedia 2. Varian beras beragam hingga beras jepang pun dijual RI1 1. Penyebaran beras sudah Kelemahan 1. Tidak ada tempat representative penjualan 2. Masih kurang untuk media online hanya ada BBM 1. Hanya mempunyai satu menjangkau hampir di seluruh jenis beras yaitu beras putih pulau organik 2. Tidak ada tempat representative penjualan 3. Media sosial masih sangat minim 25 Tip Top 1. Menampilkan kandungan 1. Harga yang cukup mahal secara jelas menyakinkan pelanggan dengan sertifikasi yang dipunyai 2. Website yang interaktif MD Organik 1. Beragam produk tidak hanya 1. Tidak ada layanan menjual beras organik tetapi premium untuk konsumen bahan makanan organik lainnya eksisting 2. Mempunyai partner distributor yang banyak 3. Harga kompetitif Gambar 2.1 Perceptual Market Map 26 2.2 Strategi Bisnis Dalam merencanakan suatu bisnis diperlukan suatu analisa dan strategi dalam memenangi persaingan dengan sesama pemain dalam bidang industri sejenis, tetapi tidak hanya cukup untuk pemain sejenis saja, manajemen perusahaan harus dapat mengetahui kondisi eksternal dari perusahaan tersebut, seperti : tingkat inflasi, peraturan pemerintah, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen. Dengan kata lain manajemen perusahaan harus dapat mengetahui kondisi internal dan eksternal dari perusahaan itu dan cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan yang ada. Perusahaan yang baik adalah suatu perusahaan yang dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.Perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. 2.2.1 Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Perbedaan konsep tersebut, dapat dilihat dari beberapa pandangan para ahli berikut: Porter (1985) : 27 “Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.” Hamel dan Prahalad (1995) : “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa dengan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi (core competencies).Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (Robbins & Barnwell, 2002: 143-144) menyebutkan bahwa “Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”.Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut : a. Distinctive Competence :tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. b. Competitive Advantage :kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. 28 2.2.2 Tipe – Tipe Strategi Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu: a. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.Misalnya : strategi pengembangan produk, penetapan harga, akuisisi, pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dsb. b. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.Misalnya : apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dsb. c. Strategi Bisnis Strategi bisnis ini sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya : strategi pemasaran, produksi atau operasional, distribusi, organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. 2.3 Pertanian Organik Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan- bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis& pestisida yang berbahaya bagi kesehatan. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan 29 teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah,jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll) dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan.Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antar manusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik di masa kini maupun di masa depan (Linda Faillace, 2008) 2.4 Analisis TOWS Analisis TOWS adalah analisis yang mengutamakan mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing, setelah itu baru menganalisis faktor internal.Dengan mengidentifikasi beberapa rencana aksi yang dapat meningkatkan posisi perusahaan, analisis TOWS memungkinkan manajemen untuk memilih beberapa strategi yang paling efektif dan memanfaatkan peluang yang tersedia. (Rangkuti, 2014 ) 30 Ada beberapa karakteristik pada analisa TOWS, yaitu : a. Memiliki empat elemen, yaitu Threats (ancaman), Opportunities (kesempatan), Weaknesses (kelemahan) danStrengths (kekuatan). b. Memiliki empat strategi utama yaitu: 1. Strength –Opportunity(Aggressive Strategy) yaitu menggunakan kekuatan internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar. 2. Strength – Threat(Diversification Strategy) yaitu menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman yang ada di luar. 3. Weakness – Opportunity(Turn Around) yaitu menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk memaksimalkan kesempatan yang ada. 4. Weakness– Threat(Turn Around) yaitu meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada. Gambar 2.2 Diagram TOWS Model 31 2.4.1 Prinsip Analisis TOWS Analisis TOWS mengukur aspek yang sama dengan analisa SWOT, hanya saja bedanya analisis TOWS, ancaman dan peluang adalah aspek yang pertama kali dinilai, sedangkan kelemahan dan kekuatan dinilai terakhir. Setelah membuat daftar ancaman, peluang, kelemahan dan kekuatan, manajemen meneliti cara perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan. Yang pertama dilakukan dalam analisis TOWS adalah menempatkan posisi masa depan (visi) dengan melihat Threats ataupun Opportunities hanya sebagai ‘peluang semata’ lalu melihat Weakness dan Strength kondisi saat ini. 2.4.2 Tujuan dan Manfaat Analisis TOWS Berikut ini adalah tujuan dari analisis TOWS: a. Untuk memunculkan semua faktor yang mungkin dijalankan berdasarkan faktor kunci internal dan eksternal, bukan untuk menentukan strategi yang terbaik. b. Untuk memaksimalkan peluang yang tersedia c. Untuk mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa solusi d. Untuk memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan 32 Analisis TOWS adalah analisis yang mengutamakan mempelajari dan menginvestigasi peluang kedua aktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing, setelah itu baru menganalisis kedua aktor internal. Berikut ini merupakan manfaat analisis TOWS, antara lain: a. Dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. b. Dapat mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa solusi c. Mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkanmengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru. 2.5 Porter’s Five Forces Porter (1980) mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang biasa disebut Porter’s Five Forces. Teori ini berguna untuk mengetahui posisi perusahaan dibandingkan dengan industri sejenis, pada gambar berikut : 33 Gambar 2.3 Porter’sFive Forces Model Diagram a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Hambatan terhadap pendatang baru ke dalam industri dimana pendatang baru akan menambah kapasitas dalam industri& mengambil sebagian dari market share yang ada di pasaran. Hambatan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendatang baru yang dapat mempengaruhi kondisi persaingan dalam industri ini. Faktor – faktor yang dapat menjadi hambatan seperti diferensiasi produk dan jasanya, saluran distribusi, modal perusahaan dan lain - lain. Dalam hal ini perusahaan yang tidak ikut bersaing tetapi mempunyai kekuatan untuk masuk dan bersaing dalam industri tertentu dan yang sudah ada di dalam industri berusaha menghalangi kedatangan perusahaan baru yang dapat menurunkan laba mereka. 34 b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Persaingan diantara perusahaan – perusahaan yang beroperasi di dalam industri.Persaingan terjadi karena mereka saling bersaing memperebutkan posisi dengan menggunakan strategi seperti persaingan harga, pengenalan produk baru, media iklan dan strategi lainnya. Dimana faktor-faktor persaingan diantara perusahaan dalam industri sebagai berikut: 1. Jumlah pesaing dalam industri sangat banyak dengan ukuran dan kekuatan masing – masing perusahaan sama dan memiliki tujuan yang sama. 2. Pertumbuhan industri melambat. 3. Tidak ada diferensiasi atas produk maupun servis. 4. Harga produk yang tinggi dengan kualitas yang rendah. 5. Penambahan kapasitas dalam jumlah yang besar. Persaingan dalam industri tergantung pada demand condition, dimana jumlah industri sejenis yang bersaing dalam memperebutkan permintaan yang ada dan juga competition strucure yang terdiri dari fragmented industry yaitu dikuasai industri berskala kecil (jumlah banyak) dan consolidated industry, yaitu seperti oligopoli atau monopoli selain itu adanya tingkat kesulitan bila ingin merubah atau menjual alat yang ada, adanya alasan yang kuat untuk tidak keluar dari industri yang sudah dijalani dan kemungkinan tidak dapat melakukan difersifikasi. c. Ancaman dari Produk Pengganti Adanya ancaman produk pengganti yang dapat mempengaruhi pola pembelian konsumen sehingga konsumen memiliki banyak pilihan yang akan menyebabkan adanya pengembangan produk sehingga harga menjadi semakin kompetitif. Sebagai 35 contoh produk pengganti yaitu beras dapat diganti dengan gandum atau singkong, gula pasir dengan gula batu dan lainnya. d. Kekuatan Pembeli Faktor – faktor yang dapat mempengatuhi daya tawar menawar pembeli adalah pembelian dalam jumlah yang besar, jumlah pembeli yang relatif banyak, dengan demikian perusahaan pesaing akan memberikan suatu pelayanan atau garansi untuk menarik konsumen. Daya tawar menawar akan tinggi jika produk yang ditawarkan kepada konsumen tidak unik dalam arti standar dan kualitas dari produk tidak terlalu tinggi berdasarkan asumsi dari pembeli. Pembeli (buyers) dapat terdiri dari pemakai langsung (end user), retailer, dan wholesalers, dimana pembeli dapat meminta harga rendah atau service yang lebih baik. Ini akan terjadi karena pembeli sedikit tetapi penjualnya banyak atau sebaliknya perusahaan lebih kuat menentukan harga, bila kedudukan pembeli lebih lemah. e. Kekuatan Pemasok Adanya tawar menawar dengan pemasok akan mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri yaitu pada saat jumlah pemasok sangat banyak, jumlah produk pengganti sedikit dan biaya yang timbul akibat penggantian bahan baku sangat tinggi. Cara terbaik adalah antara pemasok dan perusahaan bekerja sama dalam hal negosiasi harga, meningkatkan kualitas produk, pengembangan produk baru, pengiriman barang yang tepat waktu, mengurangi biaya persediaan. Dengan demikian baik pihak pemasok maupun perusahaan akan mendapatkan untung secara bersama. 36 Pemasok dapat dikatakan memiliki posisi tawar menawar yang tinggi jika :Jumlah pemasok atau supplier sangat sedikit atau kecil. 1. Produk yang dihasilkan oleh pemasok sangat unik atau sulit diperoleh/disubstitusi serta sangat penting bagi perusahaan. 2. Industri atau pelanggan yang membutuhkan bahan baku dari pemasok bukan merupakan industri atau pelanggan yang penting. 3. Perusahaan industri dianggap kurang begitu penting bagi supplier. 4. Sangat bergantung pada produk supplier (produk khusus). 5. Ancaman akan melakukan integrasi vertikal. 2.6 Five GenericCompetitive Strategy Gambar 2.4 Five GenericCompetitive Strategy Menurut (Thompson, Strickland, dan Gamble, 2014) ada variasi yang tak terhitung dalam strategi kompetitif yang dilakukan berbagai perusahaan, kebanyakan pendekatan strategi setiap perusahaan mengikuti tindakan yang dikustomisasi (custom 37 designed actions) untuk menyesuaikan dengan keadaannya sendiri dan dengan lingkungan industri. Walau demikian, perbedaan terbesar dan terpenting diantara semua strategi kompetitif berujung pada: apakah target pasar perusahaan luas atau sempit dan apakah perusahaan mengejar keunggulan kompetitif yang terhubung pada low costatau diferensiasi produk. Lima strategi kompetitif yangberbeda pun muncul: 2.6.1 Strategi Low-Cost Provider Strategi ini berjuang untuk mencapai overall cost yang lebih rendah dari pesaing dan menarik bagi spektrum konsumen yang lebih luas, biasanya dilakukan dengan membuat harga yang lebih rendah dari pesaing. 2.6.2 Strategi Broad Differentiation Strategi ini mengutamakan untuk mendiferensiasikan penawaran produk perusahaan dari saingan dengan cara yang akan menarik spektrum konsumen yang lebih luas. 2.6.3 Strategi Best-Cost Provider Strategi ini memberikan nilai (value) yang lebih untuk uang pelanggan dengan cara menerapkan atribut produk mulai dari baik sampai sangat baik (good-to-excellent product attributes) dengan harga yang lebih rendah dari pesaing; targetnya adalah memiliki biaya dan harga terendah dibandingkan dengan pesaing dengan menawarkan produk yang memiliki atribut yang dapat dibandingkan. 38 2.6.4 Strategi Focused (Market Niche) berdasarkan Low-Cost Strategi ini berkonsentrasi pada segmen konsumen yang lebih sempit dan mengalahkan pesaing dengan cara memiliki biaya yang lebih rendah daripada pesaing dan pada akhirnya dapat melayani niche membersdengan harga yang lebih rendah. 2.6.5 Strategi Focused (Market Niche) Berdasarkan Diferensiasi Strategi ini berkonsentrasi pada segmenpembeli yang lebih sempit dan mengalahkan pesaing dengan cara menawarkan atribut – atribut yangdikustomisasi (customized attributes) kepada niche members dimana atribut– atribut tersebut memenuhi selera dan kebutuhan mereka secara lebih baik daripada produk milik pesaing. 2.7 Business Model Canvas Gambar 2.5 Business Model Canvas: Nine Building Block 39 a. Customer Segmentation Dalam bisnis semua usaha pasti memiliki pelanggan yang akan dilayani dan pelanggan merupakan tonggak utama dalam sebuah bisnis. Bertahannya sebuah usaha dilihat dari banyaknya pelanggan dalam waktu yang lama. Pelanggan dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu : 1. Geografis Pengelompokan berdasarkan geografik mambagi pasar menjadi beberapa wilayah seperti : negara, kota atau perusahaan. Dalam hal ini sebagai pengusaha harus mengetahui pelanggan yang akan dilayani dari wilayah mana saja. 2. Demografis Pengelompokan demografik membagi pasar berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, suku bangsa dan lainnya. Penglompokan secara demografik ini dapat dilakukan karena informasi yang didapat lebih terjangkau dan dapat melihat perubahan yang terjadi pada permintaan. 3. Psikografis Pada pengelompokan ini membagi konsumen berdasarkan karakteristik psikologisnya seperti: gaya hidup, kelas sosial, motivasi dan lainnya. Dalam pengelompokan psiografik ini merupakan segmen yang paling tersulit dari lainnya. 40 b. Value Propositions Nilai tambah apa yang akan diberikan kepada para pelanggan sehingga mereka mau memakai/mencoba/membeli penawaran dari bisnistersebut. Dalam value proposition kita harus mengetahui kebutuhan pelanggan hingga harapan yang mereka dapatkan jika menggunakan barang atau jasa suatu usaha. Ada banyak komponen value proposition menurut Alex Osterwalder dan berikut beberapanya : 1. Newness Dalam komponen ini sebagai mengedepankan inovasi produk atau jasa. 2. Performance Dalam komponen ini menedepankan prestasi sebuah produk atau jasa yang akan di tawarkan ke calon pelanggan. 3. Customization Customization merupakan bagaimana caranya kita dapat di sesuaikan dengan kemauan permintaan. 4. Accessibility Merupakan komponen yang dimana pelanggan dapat mencari produk yang di jual dengan mudah. Misalnya Value Proposition untuk suatu usaha beras organik dapat lebih menyehatkan karena tidak menggandung bahan – bahan berbahaya seperti (pestisida dan obat – obatan lainnya) dan dapat mengurangi asupan gula dari bahan makanan pokok yaitu beras. 41 c. Channels Bagaimana bisnistersebut menginformasikan nilai tambah ini kepada para calon pelanggannya.Channel seperti komunikasi, distribusi hingga pemasaran bagaimana semua komponen tersebut dapat menginformasikan produk kita hingga ke konsumen. Channel memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Memperkenalkan dan meningkatkan brand imageperusahaan kita kepada konsumen. 2. Dapat memberikan value perusahaan khususnya produk atau jasa tertentu kepada konsumen. 3. Dapat menggali informasi produk atau jasa yang dibutukan konsumen dengan spesifik d. Customer Relations Customer Relations menjelaskan bagaimana hubungan antara perusahaan dengan konsumennya. Konsumen yang merasa sangat puas dengan pelayanan dari perusahaan, akan memberikan value yang positif kepada perkembangan perusahaan tersebut dan dapat diyakini bahwa konsumen tersebut tidak akan mudah untuk pindah ke produk dari perusahaan lainnya. Misalnya Customer Relation untuk suatu usaha beras organik dapat mengtahui jumlah asupan kandungan vitamin dan lain – lain serta kerjasama dengan para dokter agar dapat memberi penyuluhan kepada para pasiennya sehingga dapat menghindari penyakit tersebut. e. Revenue Revenue merupakan sumber pendapatan dari bisnis yang kita jalani, hal ini merupakan faktor penting untuk kelangsungan suatu perusahaan, karena jika revenue 42 yang didapatkan belum mencapai hasil yang diharapkan, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan bertahan karena mengalami rugi. f. Key Resources Sumber -sumber daya utama apa saja yang perlu dimiliki oleh suatu bisnisagar bisa memberikan nilai tambah ini dengan baik. Misalnya key resources untuk suatu usaha beras organik adalah pabrik untuk penggilingan dan pengepakan dimana bahan setengah jadi bisa langsung diolah menjadi barang jadi.Selain itu membutuhkan karyawan untuk dapat menjalankan roda bisnis yang memenuhi kualifikasi. g. Key Activities Kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh bisnistersebut agar bisa memberikan nilai tambah dengan baik. Misalnya KA untuk suatu usaha beras organik adalah pelatihan untuk para front liner dan produksi agar zero accident dan selling dapat memenuhi target. Sehingga dapat memperlakukan konsumen secara baik. h. Key Partners Siapa-siapa saja mitra utama dari bisnisini sehingga bisa membantunya dalam memberikan nilai tambah yang baik.Misalnya Key Partner untuk suatu usaha beras organik adalah tempat-tempat perbelanjaandan rumah sakit sehingga mereka mau menginformasikan siapa-siapa saja pelanggan mereka yang membeli barang tersebut. i. Cost Structure Komponen-komponen biaya yang perlu dikeluarkan agar bisnis tersebut bisa berjalan untuk menghasilkan penawarannya.Ini pada dasarnya bisa diturunkan dari aspek Key Resources, Key Activities, dan Key Partners. 43 2.8 Supply Chain Management 2.8.1 Pengertian supply chain Menurut Schroeder (2007), supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan barang atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian hingga sampai kepelanggan. Menurut Hugos (2003), untuk meningkatkan dan mencapai supply chain yang efektif,perusahaan harus mengambil keputusan secara individu atau kolektif sehubungan dengan aksi perusahaan dalam 5 (lima) pendorong utama supply chain,yaitu: a. Produksi Barang apa yang diinginkan pasar? Berapa banyak barang tertentu harus diproduksi dan kapan? Aktivitas ini mencakup pembuatan MasterProduction Schedules (MPS) yang berhubungan dengan kapasitas produksi, keseimbangan batas kerja, pengendalian kualitas, dan pemeliharaan peralatan. b. Persediaan (Inventory) Persediaan apa yang harus distok disetiap level supply chain? Berapa banyak persediaan bahan baku,barang setengah jadi, atau barang jadi? Tujuan utama persediaan adalah berperan sebagai penyangga (buffer) dalam ketidakpastian dalam supply chain. Bagaimanapun juga, memiliki persediaan barang bisa mengakibatkan besarnya biaya, sehingga harus diketahui tingkat persediaan barang yang optimal dan titik pemesan kembali. 44 c. Lokasi Dimana seharusnya lokasi fasilitas untuk produksi dan penyimpanan barang? Dimana lokasi yang paling efisien untuk produksi dan penyimpanan barang? Apakah fasilitas yang sekarang masih bisa digunakan atau harus membangun yang baru? Setelah keputusan dibuat maka dapat ditentukan jalur yang memungkinkan bagi pergerakan barang melalui pengiriman ke pelanggan akhir d. Transportasi(Transportation) Bagaimana persediaan dipindahkan darisatulokasi supply chain kelokasi lain? e. Informasi(Information) Berapa banyak data yang harus dikumpulkan dan berapa banyak informasi yang harus dibagi? Informasi yang tepat waktu dan akurat berperan penting bagi koordinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Gambar 2.6 Lima faktor kendali Supply Chain 45 Kombinasi yang tepat dari kemampuan menanggapi dan efisiensi di setiap pendorong dapat meningkatkan kemampuan supply chain, sementara secara simultan menurunkan biaya persediaan dan operasional. 2.8.2 Pengertian S upply Chain Management Menurut Schroeder(2007), supply chain management adalah perancangan, desain dan pengendalian arus material dan informasi sepanjang supply chain dengan tujuan kepuasan konsumen di saat ini dan saat mendatang. Menurut Heizerdan Render(2000), supply chain management adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan barang dan jasa, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produkakhir, serta pengiriman ke pelanggan. Sedangkan menurut Pujawan (2005),supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan untuk pengelolaan supply chain itusendiri. 2.8.3 Tujuan Supply Chain Management Menurut Chopra (2001), tujuan dari supply chain adalah untuk memaksimalkan hubungan potensial disetiap bagian didalam rantai supply chain dengan maksud untuk memberikan hasil atau barang yang terbaik bagi pelanggan dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Supply chain yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan dari supply chain tersebut. Menurut Heizer dan Render(2000),tujuan dari supply chain management adalah untuk membangun sebuah rantai yang terdiri dari para pemasok yang 46 memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. 2.9 Pemasaran (Marketing) Gambar 2.7 Marketing mix 4 P Philip Kotler dan Gary Armstrong berpendapat bahwa Marketing/Pemasaran adalah “The process by which companies create value for customers and build strong customer relationships in order to capture value from capture value from customers in return” (Kotler, 2012:29). “Marketing is the activity,set of institutions and processes for creating, communicating, delivering and exchanging offering that have value for customers, clients, partners and society at large”(Elliot&Rundle&Waller, 2012:3) Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dar pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan 47 dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. 2.9.1 Unsur – UnsurPemasaran (Marketing) Unsur – unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu: a. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri. b. Target Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. c. Positioning Positioning adalah penetapan posisi pasar.Tujuan positioning adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. 2.9.2 Bauran Pemasaran (Marketing ) Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong bahwa Marketing Mix adalah “The set of tactical marketing tools that be firm blends to produce the response it wants in the target market” (Kotler,2012:75). Menurut Agus Hermawan pada buku komunikasi pemasaran berpendapat bahwa Marketing Mix/Bauran Pemasaran adalah “Suatu strategi yang dilakukan oleh 48 suatu perusahaan yang dapat meliputi penerapan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu dimana segmen pasar tersebut telah dijadikan pasar sasaran untuk produk yang telah diluncurkan guna menarik konsumen melakukan pembelian” (Hermawan,2012:35) Menurut Elliot,Rundle-Theile,Waller dalam buku Marketing bahwa Marketing Mix adalah “A set of variables that a marketer can exercise control over in creating an offering for exchange” (Elliot&Rundle&Waller,2012:5) Dari pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Marketing Mix/Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing Management (2012; p.47), mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkatalat pemasaranperusahaan untuk pemasaran yang dilakukan tepat sasaran. a. Product (Produk) “A good, service or idea offered to the market for exchange”. Barang, jasa, atau ide yang ditawarkan ke pasar untuk terjadi sebuah pertukaran.Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran.Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya.Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. b. Price (harga) “The amount of money a business demands in exchange for its offerings”. 49 Jumlah uang yang diminta dalam bisnis untuk terjadi pertukarang sesuai dengan yang ditawarkan.Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 2004). Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilator belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2004). c. Place (tempat) “The means of making the offering available to the customer at the right time and place”. Membuat peluang untuk para konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”.Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya.Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. 50 d. Promotion (Promosi) “The marketing activities that make potential customers, partners, and society aware of and attracted to the business’s offerings”. Kegiatan Pemasaran yang membentuk konsumen yang potensial, rekan kerja, dan kesadaran dan ketertarikan masyarakat pada bisnis yang ditawarkan. 2.10 Pricing Strategy Mengacu pada pendapat Donald F.Kuratko,Jeffrey S.Hornby(2009, P.144), 3 faktor utama yang dipertimbangkan ketika menentukan sebuah harga yaitu : a. Cost of Goods Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2002, P.72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual, sedangkan menurut Harnanto (1988, P.44) dalam bukunya keuangan intermediate, Harga pokok penjualan merupakan harga pokok total dari barang-barang baku yang laku dijual dalam satu periode akuntansi. Berdasarkan definisi dari harga pokok penjualan diatas, maka harga jual (selling price) didapat ketika harga beli bahan baku (purchase price) ditambah dengan biaya operasional (biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya distribusi) dan terakhir ditambah dengan keuntungan (profit). b. Competitive price Melihat harga dari kompetitor untuk menentukan sebuah harga sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sudah memiliki segmen pasar tersendiri. 51 c. Market demand Meskipun permintaan telah diperiksa dalam beberapa rincian,namun kita juga perlu mempertimbangkan keuntungan vs jumlah volume. Penelitian mengungkapkan banyak penjual berusaha untuk mempertahankan harganya untuk dapat mempertahankan pangsa pasar.Maksudnya adalah jika kita menjual dengan harga terlalu rendah sehingga membuat banyak pembeli namun keuntungan yang di dapat juga tidak maksimal.Selain itu jika membuat harga yang tinggi maka juga membuat keuntungan yang di dapat setara dengan menjual dengan harga yang rendah namun banyak yang membeli.Alangkah baiknya jika kita menetapkan harga yang wajar yang bisa bersaing di pasaran dengan kualitas produk yang kita tawarkan juga tidak kalah dengan pesaing. 2.11 Neraca (Balance Sheet) Neraca atau biasa disebut balance sheet adalah laporan keuangan dasar yang mempresentasikan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Definisi lain dari Neraca adalah merupakan ringkasan dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah kewajiban perusahaan, serta equity pemegang saham. Neraca diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok utama dari aktiva dan kewajiban untuk memudahkan analisa. Persamaan akuntansi untuk neraca adalah : Total Aktiva = Total kewajiban (hutang) + ekuitas (pemegang saham) 52 2.11.1 Aktiva Lancar Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancer, jika aktiva tersebut: a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisir dalam waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. 2.11.2 Siklus Operasi perusahaan Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrument yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dan jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk tujuan pengklasifikasian ini, siklus operasional diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang. 53 2.11.3 Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika: a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa dengan aktiva lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek seperti utang dagang dan biaya pegawai serta biaya operasi lainnya membentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal perusahaan, hal tersebut diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek walaupun diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari dua belas bulan dari tanggal neraca. Kewajiban jangka pendek lainnya lebih sulit untuk dikaitkan dengan siklus operasi berjalan meskipun akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca. Misalnya bagian dari kewajiban berbunga yang akan jatuh tempo dalam periode berjalan, cerukan, utang dividen, pajak penghasilan dan utang selain utang dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang (interest bearing liabilities) yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan merupakan kewajiban jangka panjang. 2.11.4 Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal neraca, apabila: 54 a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang c. Pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui. 2.11.5 Informasi Yang Disajikan Dalam Neraca Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Isi dari Neraca mencakup poin-poin sebagai berikut: a. Aktiva berwujud b. Aktiva tidak berwujud c. Aktiva keuangan d. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas e. Persediaan f. Piutang usaha dan piutang lainnya g. Kas dan setara kas h. Hutang usaha dan utang lainnya i. Kewajiban yang diestimasi j. Kewajiban berbunga jangka panjang k. Hak minoritas l. Modal saham dan ekuitas lainnya 55 2.12 Pendekatan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan arus kas yang masuk perusahaan selama perusahaan masih hidup.Arus kas pada masa mendatang tersebut dinilai dan disebut dengan nilai perusahaan.Arus kas yang masuk ke perusahaan tersebut terjadi karena adanya hutang dan ekuitas perusahaan. Dalam menghitung arus kas ke perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan dua metode. Pertama, penjumlahan seluruh arus kas ke perusahaan dikarenakan adanya beberapa hak kepemilikan dalam perusahaan.Arus kas terhadap investor ekuitas yaitu dividen dan pembelian saham, sedangkan arus kas terhadap investor pemegang hutang yaitu pembayaran bunga, keuntungan dari pajak dan pembayaran bunga bersih. Adapun penghitungan arus kas terhadap perusahaan dihitung sebagai berikut: FCF = EBIT * (1-tax rate) – (Capital Expenditure – Depreciation) – Changes in noncash Working Capital Dimana : EBIT = Laba sebelum pajak dan bunga Penyusutan merupakan pengurangan dari pengeluaran kapital karena penyusutan merupakan pengeluaran bukan cash hanya merupakan pencatatan dalam akuntansi dengan adanya penggunaan aset perusahaan.Perubahan terhadap non-cash working capital merupakan pengurang terhadap arus kas bebas perusahaan.Tetapi item ini menjadi penambah bila terjadi penurunan pada non-cash working capital ini. 56 Kedua, perhitungan arus kas sebelum pembayaran terhadap hutang tetapi setelah adanya investasi kembali yang dilaksanakan. 2.13 Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan Laba Rugi merupakan ringkasan penerimaan, biaya, dan pengeluaran suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi adalah : a. Pendapatan b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan yang diperlukan menggunakan metode ekuitas e. Bahan pajak f. Laba atau rugi dari aktifitas normal perusahaan g. Pos luar biasa h. Hak minoritas i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan Perusahaan menyajikan laporan laba rugi di catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban didalam perusahaan yang bertujuan untuk menonjolkan cakupan komponenkomponen kinerja keuangan yang mungkin berbeda dalam hal stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi dan prediksi. 57 Perusahaan yang mengklasifikasikan beban menurut fungsinya harus mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi serta biaya pegawai Pemilihan metode analisis antara metode harga pokok penjualan dan metode sifat beban tergantung pada factor sifat histories dan industry serta sifat organisasi.Kedua metode tersebut memberikan indikasi bahwa biaya-biaya dapat berubah, langsung atau tidak langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi.Karena masing-masing metode mempunyai manfaat yang berbeda bagi setiap jenis perusahaan maka pernyataan ini memberikan kebebasan memilih metode yang paling menghasilkan penyajian elemen laporan laba rugi secara wajar. Karena informasi yang disajikan dengan metode sifat beban berguna dalam memprediksi arus kas pada masa depan maka pengungkapan tambahan diperlukan apabila informasi disajikan dengan metode harga pokok penjualan. Perusahaan mengungkapkan dalam laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen per saham yang diumumkan. ( 2.14 Internal Rate of Return (IRR) IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi 58 dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proceed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Menurut Imam Soeharto (1999,p430), internal rate of return adalah arus pengembalian yang menghasilkan net present value aliran kas masuk sama dengan net present value aliran kas keluar. Untuk menghitung IRR maka ditentukan terlebih dulu nilai net present valuesama dengan nol, kemudian dicari berapa besar arus pengembalian (diskonto). Besarnya nilai sekarang dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut: a. Jika IRR > MARR (Minimum Attractive Rate of Return), maka proyek diterima. b. Jika IRR < MARR, maka proyek ditolak. 59 2.15 Net Present Value (NPV) Menurut Iman Soeharto (1997, p426), kriteria nilai sekarang netto atau NPV didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka neto, maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan, yaitu factor nilai waktu dari uang dan selisih besar aliran kas masuk dan keluar.Dengan demikian amat membantu pengambil keputusan untuk menentukan pilihan. Indikasi usulan proyek dengan NPV antara lain, jika NPV bernilai positif, usulan proyek dapat diterima, makin tinggi angka NPV makin baik. Jika NPV bernilai negative maka usulan proyek ditolak. Jika NPV sama dengan 0 (nol) maka netral. Menurut Iman Soeharto (1997, p428), kelebihan metode NPV adalah sebagai berikut: a. Memasukkan factor nilai waktu dari uang. b. Mempertimbangkan semua aliran kas proyek. c. Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti kontribusinya terhadap usaha meningkatkan kekayaan perusahaan atau pemegang saham. 60 Rumus nilai NPV adalah: