bab ii landasan teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Analisa Pesaing
Dalam merintis suatu bidang usaha, pastinya akan mendapat banyak persaingan dari
perusahaan lain. Pesaing merupakan ancaman bagi kelangsungan perusahaan baik langsung
maupun tidak langsung. Kesuksesan suatu bisnis akan mampu dicapai ketika perusahaan mampu
untuk memenangi persaingan dalam mendapatkan konsumen. Perusahaan yang memiliki market
share yang besar tentunya akan lebih nyaman dalam menjalankan bisnisnya dibandingkan dengan
perusahaan yang hanya memiliki market share sebagian kecil. Dalam prakteknya persaingan
dengan pesaing akan berlangsung secara langsung ketika produk perusahaan kita disandingkan
dengan produk pesaing.
Untuk persaingan di bidang industri beras organik, terdapat beberapa perusahaan yang
telah menjalankan usahanya di bidang ini terlebih dahulu.Berikut perusahaan sego organikakan
menganalisa produk yang ditawarkan oleh pesaing di wilayah Jabodetabek khususnya. Pesaing
yang lebih dahulu mempunyai spesifikasi berbeda – beda. Data beberapa pesaing ini merupakan
acuandari usaha perusahaan sego organik, untuk menjadikan usaha perusahaan menjadi semakin
baik. Berikut beberapa pesaing dari bisnis perusahaan sego organik :
23
24
Tabel 2.1 Perbandingan Beras Organik di Jabodetabek
Harga
(Rp)
O Rice
Jumlah
Varietas
95.000 –
1.100.00
Putih, Merah,
Hitam dan
Jepang
30.000 –
75.000
Putih
RI1
Tip Top
39.000 95.000
MD
Organik
26.000 –
130.000
Merah, Putih,
Hitam, dan
Coklat
Merah, Putih,
Hitam, dan
Coklat
Penyebaran
Ukuran
Jabodetabek,
Jawa, bali dan
Sumatera
5, 10, 25
dan 50
Kilo
Jabodetabek,
Sumatera,
Kalimantan dan
Papua
2 dan 5
Kilo
Jabodetabek
Jabodetabek,
Jawa Timur
2 dan 5
kilo
Media Sosial
Produksi
Tidak ada
Order
Online /
Website
Tidak bisa
Ada
Tidak bisa
Ada tetapi
sedang
construction
Bisa
TIdak bisa
Bisa
transaksi
1, 2 dan
5 Kilo
Tabel 2.2 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Produk Pesaing
Kelebihan
O Rice
1. Produk dengan ukuran besar
tersedia
2. Varian beras beragam hingga
beras jepang pun dijual
RI1
1. Penyebaran beras sudah
Kelemahan
1. Tidak ada tempat
representative penjualan
2. Masih kurang untuk media
online hanya ada BBM
1. Hanya
mempunyai
satu
menjangkau hampir di seluruh
jenis beras yaitu beras putih
pulau
organik
2. Tidak
ada
tempat
representative penjualan
3. Media sosial masih sangat
minim
25
Tip Top
1. Menampilkan kandungan
1. Harga yang cukup mahal
secara jelas menyakinkan
pelanggan dengan sertifikasi
yang dipunyai
2. Website yang interaktif
MD Organik
1. Beragam produk tidak hanya
1. Tidak ada layanan
menjual beras organik tetapi
premium untuk konsumen
bahan makanan organik lainnya
eksisting
2. Mempunyai partner distributor
yang banyak
3. Harga kompetitif
Gambar 2.1 Perceptual Market Map
26
2.2
Strategi Bisnis
Dalam merencanakan suatu bisnis diperlukan suatu analisa dan strategi dalam
memenangi persaingan dengan sesama pemain dalam bidang industri sejenis, tetapi
tidak hanya cukup untuk pemain sejenis saja, manajemen perusahaan harus dapat
mengetahui kondisi eksternal dari perusahaan tersebut, seperti : tingkat inflasi,
peraturan pemerintah, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen. Dengan kata
lain manajemen perusahaan harus dapat mengetahui kondisi internal dan eksternal dari
perusahaan itu dan cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Perusahaan yang baik adalah suatu perusahaan yang dapat mengembangkan
strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses
analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara
objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.Perencanaan strategis penting untuk
memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
2.2.1
Konsep Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.Dalam perkembangannya,
konsep mengenai strategi terus berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya
perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Perbedaan konsep
tersebut, dapat dilihat dari beberapa pandangan para ahli berikut:
Porter (1985) :
27
“Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.”
Hamel dan Prahalad (1995) :
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantasa meningkat) dan
terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa dengan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan
kompetensi (core competencies).Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan.
Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (Robbins &
Barnwell, 2002: 143-144) menyebutkan bahwa “Strategi adalah tujuan jangka panjang
dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut”.Pemahaman yang baik mengenai konsep
strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi
yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :
a. Distinctive Competence :tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar
dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competitive Advantage :kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
28
2.2.2
Tipe – Tipe Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi,
yaitu:
a.
Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.Misalnya : strategi
pengembangan produk, penetapan harga, akuisisi, pengembangan pasar, strategi
mengenai keuangan, dsb.
b.
Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.Misalnya :
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu
divisi baru atau strategi divestasi, dsb.
c.
Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya : strategi
pemasaran, produksi atau operasional, distribusi, organisasi, dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan.
2.3
Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-
bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis& pestisida yang berbahaya bagi
kesehatan. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan
29
teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis
merah,jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll) dan rempah-rempah.
Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan dan
perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik
adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan
tanah, tanaman, hewan, bumi dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua
komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.
Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi
kehidupan.Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antar manusia
maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.Untuk mencapai pertanian organik
yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab
melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik di masa kini maupun di masa
depan (Linda Faillace, 2008)
2.4
Analisis TOWS
Analisis TOWS adalah analisis yang mengutamakan mempelajari dan
menginvestigasi peluang faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan
bersaing, setelah itu baru menganalisis faktor internal.Dengan mengidentifikasi
beberapa rencana aksi yang dapat meningkatkan posisi perusahaan, analisis TOWS
memungkinkan manajemen untuk memilih beberapa strategi yang paling efektif dan
memanfaatkan peluang yang tersedia. (Rangkuti, 2014 )
30
Ada beberapa karakteristik pada analisa TOWS, yaitu :
a.
Memiliki empat elemen, yaitu Threats (ancaman), Opportunities (kesempatan),
Weaknesses (kelemahan) danStrengths (kekuatan).
b.
Memiliki empat strategi utama yaitu:
1. Strength –Opportunity(Aggressive Strategy) yaitu menggunakan kekuatan
internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar.
2. Strength – Threat(Diversification Strategy) yaitu menggunakan kekuatan
internal untuk menghindari ancaman yang ada di luar.
3. Weakness – Opportunity(Turn Around) yaitu menggunakan kesempatan
eksternal yang ada untuk memaksimalkan kesempatan yang ada.
4. Weakness– Threat(Turn Around) yaitu meminimalkan kelemahan dan
ancaman yang mungkin ada.
Gambar 2.2 Diagram TOWS Model
31
2.4.1
Prinsip Analisis TOWS
Analisis TOWS mengukur aspek yang sama dengan analisa SWOT, hanya saja
bedanya analisis TOWS, ancaman dan peluang adalah aspek yang pertama kali dinilai,
sedangkan kelemahan dan kekuatan dinilai terakhir. Setelah membuat daftar ancaman,
peluang, kelemahan dan kekuatan, manajemen meneliti cara perusahaan dapat
memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan
dan mengatasi kelemahan. Yang pertama dilakukan dalam analisis TOWS adalah
menempatkan posisi masa depan (visi) dengan melihat Threats ataupun Opportunities
hanya sebagai ‘peluang semata’ lalu melihat Weakness dan Strength kondisi saat ini.
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Analisis TOWS
Berikut ini adalah tujuan dari analisis TOWS:
a.
Untuk memunculkan semua faktor yang mungkin dijalankan berdasarkan
faktor kunci internal dan eksternal, bukan untuk menentukan strategi yang
terbaik.
b.
Untuk memaksimalkan peluang yang tersedia
c.
Untuk mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa
solusi
d.
Untuk memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan
32
Analisis TOWS adalah analisis yang mengutamakan mempelajari dan
menginvestigasi peluang kedua aktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis
dan bersaing, setelah itu baru menganalisis kedua aktor internal. Berikut ini merupakan
manfaat analisis TOWS, antara lain:
a.
Dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar
untuk peningkatan bisnis.
b.
Dapat mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa
solusi
c.
Mampu
mengantisipasi
tantangan
dari
setiap
perubahan
eksternal,
bahkanmengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.
2.5
Porter’s Five Forces
Porter (1980) mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang biasa disebut Porter’s Five
Forces. Teori ini berguna untuk mengetahui posisi perusahaan dibandingkan dengan
industri sejenis, pada gambar berikut :
33
Gambar 2.3 Porter’sFive Forces Model Diagram
a.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Hambatan terhadap pendatang baru ke dalam industri dimana pendatang baru
akan menambah kapasitas dalam industri& mengambil sebagian dari market share
yang ada di pasaran. Hambatan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendatang baru
yang dapat mempengaruhi kondisi persaingan dalam industri ini. Faktor – faktor yang
dapat menjadi hambatan seperti diferensiasi produk dan jasanya, saluran distribusi,
modal perusahaan dan lain - lain.
Dalam hal ini perusahaan yang tidak ikut bersaing tetapi mempunyai kekuatan
untuk masuk dan bersaing dalam industri tertentu dan yang sudah ada di dalam industri
berusaha menghalangi kedatangan perusahaan baru yang dapat menurunkan laba
mereka.
34
b.
Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan diantara perusahaan – perusahaan yang beroperasi di dalam
industri.Persaingan terjadi karena mereka saling bersaing memperebutkan posisi
dengan menggunakan strategi seperti persaingan harga, pengenalan produk baru, media
iklan dan strategi lainnya. Dimana faktor-faktor persaingan diantara perusahaan dalam
industri sebagai berikut:
1. Jumlah pesaing dalam industri sangat banyak dengan ukuran dan kekuatan
masing – masing perusahaan sama dan memiliki tujuan yang sama.
2. Pertumbuhan industri melambat.
3. Tidak ada diferensiasi atas produk maupun servis.
4. Harga produk yang tinggi dengan kualitas yang rendah.
5. Penambahan kapasitas dalam jumlah yang besar.
Persaingan dalam industri tergantung pada demand condition, dimana jumlah
industri sejenis yang bersaing dalam memperebutkan permintaan yang ada dan juga
competition strucure yang terdiri dari fragmented industry yaitu dikuasai industri
berskala kecil (jumlah banyak) dan consolidated industry, yaitu seperti oligopoli atau
monopoli selain itu adanya tingkat kesulitan bila ingin merubah atau menjual alat yang
ada, adanya alasan yang kuat untuk tidak keluar dari industri yang sudah dijalani dan
kemungkinan tidak dapat melakukan difersifikasi.
c.
Ancaman dari Produk Pengganti
Adanya ancaman produk pengganti yang dapat mempengaruhi pola pembelian
konsumen sehingga konsumen memiliki banyak pilihan yang akan menyebabkan
adanya pengembangan produk sehingga harga menjadi semakin kompetitif. Sebagai
35
contoh produk pengganti yaitu beras dapat diganti dengan gandum atau singkong, gula
pasir dengan gula batu dan lainnya.
d.
Kekuatan Pembeli
Faktor – faktor yang dapat mempengatuhi daya tawar menawar pembeli adalah
pembelian dalam jumlah yang besar, jumlah pembeli yang relatif banyak, dengan
demikian perusahaan pesaing akan memberikan suatu pelayanan atau garansi untuk
menarik konsumen. Daya tawar menawar akan tinggi jika produk yang ditawarkan
kepada konsumen tidak unik dalam arti standar dan kualitas dari produk tidak terlalu
tinggi berdasarkan asumsi dari pembeli.
Pembeli (buyers) dapat terdiri dari pemakai langsung (end user), retailer, dan
wholesalers, dimana pembeli dapat meminta harga rendah atau service yang lebih baik.
Ini akan terjadi karena pembeli sedikit tetapi penjualnya banyak atau sebaliknya
perusahaan lebih kuat menentukan harga, bila kedudukan pembeli lebih lemah.
e.
Kekuatan Pemasok
Adanya tawar menawar dengan pemasok akan mempengaruhi intensitas
persaingan dalam suatu industri yaitu pada saat jumlah pemasok sangat banyak, jumlah
produk pengganti sedikit dan biaya yang timbul akibat penggantian bahan baku sangat
tinggi. Cara terbaik adalah antara pemasok dan perusahaan bekerja sama dalam hal
negosiasi harga, meningkatkan kualitas produk, pengembangan produk baru,
pengiriman barang yang tepat waktu, mengurangi biaya persediaan. Dengan demikian
baik pihak pemasok maupun perusahaan akan mendapatkan untung secara bersama.
36
Pemasok dapat dikatakan memiliki posisi tawar menawar yang tinggi jika
:Jumlah pemasok atau supplier sangat sedikit atau kecil.
1. Produk
yang dihasilkan oleh pemasok sangat
unik
atau sulit
diperoleh/disubstitusi serta sangat penting bagi perusahaan.
2. Industri atau pelanggan yang membutuhkan bahan baku dari pemasok
bukan merupakan industri atau pelanggan yang penting.
3. Perusahaan industri dianggap kurang begitu penting bagi supplier.
4. Sangat bergantung pada produk supplier (produk khusus).
5. Ancaman akan melakukan integrasi vertikal.
2.6
Five GenericCompetitive Strategy
Gambar 2.4 Five GenericCompetitive Strategy
Menurut (Thompson, Strickland, dan Gamble, 2014) ada variasi yang tak
terhitung dalam strategi kompetitif yang dilakukan berbagai perusahaan, kebanyakan
pendekatan strategi setiap perusahaan mengikuti tindakan yang dikustomisasi (custom
37
designed actions) untuk menyesuaikan dengan keadaannya sendiri dan dengan
lingkungan industri. Walau demikian, perbedaan terbesar dan terpenting diantara
semua strategi kompetitif berujung pada: apakah target pasar perusahaan luas atau
sempit dan apakah perusahaan mengejar keunggulan kompetitif yang terhubung pada
low costatau diferensiasi produk. Lima strategi kompetitif yangberbeda pun muncul:
2.6.1
Strategi Low-Cost Provider
Strategi ini berjuang untuk mencapai overall cost yang lebih rendah dari
pesaing dan menarik bagi spektrum konsumen yang lebih luas, biasanya dilakukan
dengan membuat harga yang lebih rendah dari pesaing.
2.6.2
Strategi Broad Differentiation
Strategi ini mengutamakan untuk mendiferensiasikan penawaran produk
perusahaan dari saingan dengan cara yang akan menarik spektrum konsumen yang
lebih luas.
2.6.3
Strategi Best-Cost Provider
Strategi ini memberikan nilai (value) yang lebih untuk uang pelanggan dengan
cara menerapkan atribut produk mulai dari baik sampai sangat baik (good-to-excellent
product attributes) dengan harga yang lebih rendah dari pesaing; targetnya adalah
memiliki biaya dan harga terendah dibandingkan dengan pesaing dengan menawarkan
produk yang memiliki atribut yang dapat dibandingkan.
38
2.6.4
Strategi Focused (Market Niche) berdasarkan Low-Cost
Strategi ini berkonsentrasi pada segmen konsumen yang lebih sempit dan
mengalahkan pesaing dengan cara memiliki biaya yang lebih rendah daripada pesaing
dan pada akhirnya dapat melayani niche membersdengan harga yang lebih rendah.
2.6.5
Strategi Focused (Market Niche) Berdasarkan Diferensiasi
Strategi ini berkonsentrasi pada segmenpembeli yang lebih sempit dan
mengalahkan pesaing dengan cara menawarkan atribut – atribut yangdikustomisasi
(customized attributes) kepada niche members dimana atribut– atribut tersebut
memenuhi selera dan kebutuhan mereka secara lebih baik daripada produk milik
pesaing.
2.7
Business Model Canvas
Gambar 2.5 Business Model Canvas: Nine Building Block
39
a.
Customer Segmentation
Dalam bisnis semua usaha pasti memiliki pelanggan yang akan dilayani dan
pelanggan merupakan tonggak utama dalam sebuah bisnis. Bertahannya sebuah usaha
dilihat dari banyaknya pelanggan dalam waktu yang lama. Pelanggan dikategorikan
menjadi tiga bagian yaitu :
1. Geografis
Pengelompokan berdasarkan geografik mambagi pasar menjadi beberapa
wilayah seperti : negara, kota atau perusahaan. Dalam hal ini sebagai
pengusaha harus mengetahui pelanggan yang akan dilayani dari wilayah
mana saja.
2. Demografis
Pengelompokan demografik membagi pasar berdasarkan usia, jenis
kelamin, agama, tingkat pendidikan, suku bangsa dan lainnya.
Penglompokan secara demografik ini dapat dilakukan karena informasi
yang didapat lebih terjangkau dan dapat melihat perubahan yang terjadi
pada permintaan.
3. Psikografis
Pada pengelompokan ini membagi konsumen berdasarkan karakteristik
psikologisnya seperti: gaya hidup, kelas sosial, motivasi dan lainnya. Dalam
pengelompokan psiografik ini merupakan segmen yang paling tersulit dari
lainnya.
40
b.
Value Propositions
Nilai tambah apa yang akan diberikan kepada para pelanggan sehingga mereka
mau memakai/mencoba/membeli penawaran dari bisnistersebut. Dalam value
proposition kita harus mengetahui kebutuhan pelanggan hingga harapan yang mereka
dapatkan jika menggunakan barang atau jasa suatu usaha.
Ada banyak komponen value proposition menurut Alex Osterwalder dan
berikut beberapanya :
1. Newness
Dalam komponen ini sebagai mengedepankan inovasi produk atau jasa.
2. Performance
Dalam komponen ini menedepankan prestasi sebuah produk atau jasa yang
akan di tawarkan ke calon pelanggan.
3. Customization
Customization merupakan bagaimana caranya kita dapat di sesuaikan
dengan kemauan permintaan.
4. Accessibility
Merupakan komponen yang dimana pelanggan dapat mencari produk yang
di jual dengan mudah.
Misalnya Value Proposition untuk suatu usaha beras organik dapat lebih
menyehatkan karena tidak menggandung bahan – bahan berbahaya seperti (pestisida
dan obat – obatan lainnya) dan dapat mengurangi asupan gula dari bahan makanan
pokok yaitu beras.
41
c.
Channels
Bagaimana bisnistersebut menginformasikan nilai tambah ini kepada para
calon pelanggannya.Channel seperti komunikasi, distribusi hingga pemasaran
bagaimana semua komponen tersebut dapat menginformasikan produk kita hingga ke
konsumen. Channel memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Memperkenalkan dan meningkatkan brand imageperusahaan kita kepada
konsumen.
2. Dapat memberikan value perusahaan khususnya produk atau jasa tertentu
kepada konsumen.
3. Dapat menggali informasi produk atau jasa yang dibutukan konsumen
dengan spesifik
d.
Customer Relations
Customer Relations menjelaskan bagaimana hubungan antara perusahaan
dengan konsumennya. Konsumen yang merasa sangat puas dengan pelayanan dari
perusahaan, akan memberikan value yang positif kepada perkembangan perusahaan
tersebut dan dapat diyakini bahwa konsumen tersebut tidak akan mudah untuk pindah
ke produk dari perusahaan lainnya. Misalnya Customer Relation untuk suatu usaha
beras organik dapat mengtahui jumlah asupan kandungan vitamin dan lain – lain serta
kerjasama dengan para dokter agar dapat memberi penyuluhan kepada para pasiennya
sehingga dapat menghindari penyakit tersebut.
e.
Revenue
Revenue merupakan sumber pendapatan dari bisnis yang kita jalani, hal ini
merupakan faktor penting untuk kelangsungan suatu perusahaan, karena jika revenue
42
yang didapatkan belum mencapai hasil yang diharapkan, maka dapat dipastikan
perusahaan tersebut tidak akan bertahan karena mengalami rugi.
f.
Key Resources
Sumber -sumber daya utama apa saja yang perlu dimiliki oleh suatu bisnisagar
bisa memberikan nilai tambah ini dengan baik. Misalnya key resources untuk suatu
usaha beras organik adalah pabrik untuk penggilingan dan pengepakan dimana bahan
setengah jadi bisa langsung diolah menjadi barang jadi.Selain itu membutuhkan
karyawan untuk dapat menjalankan roda bisnis yang memenuhi kualifikasi.
g.
Key Activities
Kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh bisnistersebut agar
bisa memberikan nilai tambah dengan baik. Misalnya KA untuk suatu usaha beras
organik adalah pelatihan untuk para front liner dan produksi agar zero accident dan
selling dapat memenuhi target. Sehingga dapat memperlakukan konsumen secara baik.
h.
Key Partners
Siapa-siapa saja mitra utama dari bisnisini sehingga bisa membantunya dalam
memberikan nilai tambah yang baik.Misalnya Key Partner untuk suatu usaha beras
organik adalah tempat-tempat perbelanjaandan rumah sakit sehingga mereka mau
menginformasikan siapa-siapa saja pelanggan mereka yang membeli barang tersebut.
i.
Cost Structure
Komponen-komponen biaya yang perlu dikeluarkan agar bisnis tersebut bisa
berjalan untuk menghasilkan penawarannya.Ini pada dasarnya bisa diturunkan dari
aspek Key Resources, Key Activities, dan Key Partners.
43
2.8
Supply Chain Management
2.8.1
Pengertian supply chain
Menurut Schroeder (2007), supply chain adalah sebuah proses bisnis dan
informasi yang berulang yang menyediakan barang atau layanan dari pemasok
melalui proses pembuatan dan pendistribusian hingga sampai kepelanggan.
Menurut Hugos (2003), untuk meningkatkan dan mencapai supply chain
yang efektif,perusahaan harus mengambil keputusan secara individu atau kolektif
sehubungan dengan aksi perusahaan dalam 5 (lima) pendorong utama supply
chain,yaitu:
a.
Produksi
Barang apa yang diinginkan pasar? Berapa banyak barang tertentu harus
diproduksi dan kapan? Aktivitas ini mencakup pembuatan MasterProduction Schedules
(MPS) yang berhubungan dengan kapasitas produksi, keseimbangan batas kerja,
pengendalian kualitas, dan pemeliharaan peralatan.
b.
Persediaan (Inventory)
Persediaan apa yang harus distok disetiap level supply chain? Berapa banyak
persediaan bahan baku,barang setengah jadi, atau barang jadi? Tujuan utama persediaan
adalah berperan sebagai penyangga (buffer) dalam ketidakpastian dalam supply chain.
Bagaimanapun juga, memiliki persediaan barang bisa mengakibatkan besarnya biaya,
sehingga harus diketahui tingkat persediaan barang yang optimal dan titik pemesan
kembali.
44
c.
Lokasi
Dimana seharusnya lokasi fasilitas untuk produksi dan penyimpanan barang?
Dimana lokasi yang paling efisien untuk produksi dan penyimpanan barang? Apakah
fasilitas yang sekarang masih bisa digunakan atau harus membangun yang baru?
Setelah keputusan dibuat maka dapat ditentukan jalur yang memungkinkan bagi
pergerakan barang melalui pengiriman ke pelanggan akhir
d.
Transportasi(Transportation)
Bagaimana persediaan dipindahkan darisatulokasi supply chain kelokasi lain?
e.
Informasi(Information)
Berapa banyak data yang harus dikumpulkan dan berapa banyak informasi yang
harus dibagi? Informasi yang tepat waktu dan akurat berperan penting bagi koordinasi
dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Gambar 2.6 Lima faktor kendali Supply Chain
45
Kombinasi yang tepat dari kemampuan menanggapi dan efisiensi di setiap
pendorong dapat meningkatkan
kemampuan supply chain, sementara secara
simultan menurunkan biaya persediaan dan operasional.
2.8.2
Pengertian S upply Chain Management
Menurut Schroeder(2007), supply chain management adalah perancangan,
desain dan pengendalian arus material dan informasi sepanjang supply chain
dengan tujuan kepuasan konsumen di saat ini dan saat mendatang. Menurut
Heizerdan Render(2000), supply chain management adalah pengintegrasian
aktivitas pengadaan barang dan jasa, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produkakhir, serta pengiriman ke pelanggan. Sedangkan menurut Pujawan
(2005),supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan untuk
pengelolaan supply chain itusendiri.
2.8.3
Tujuan Supply Chain Management
Menurut Chopra (2001), tujuan dari
supply chain adalah untuk
memaksimalkan hubungan potensial disetiap bagian didalam rantai supply chain
dengan maksud untuk memberikan hasil atau barang yang terbaik bagi pelanggan
dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Supply chain yang terintegrasi
akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan dari supply chain tersebut.
Menurut Heizer dan Render(2000),tujuan dari supply chain management
adalah untuk membangun sebuah rantai yang terdiri dari para pemasok yang
46
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
2.9
Pemasaran (Marketing)
Gambar 2.7 Marketing mix 4 P
Philip Kotler dan Gary Armstrong berpendapat bahwa Marketing/Pemasaran
adalah “The process by which companies create value for customers and build strong
customer relationships in order to capture value from capture value from customers in
return” (Kotler, 2012:29).
“Marketing
is the activity,set of institutions and processes for creating,
communicating, delivering and exchanging offering that have value for customers,
clients, partners and society at large”(Elliot&Rundle&Waller, 2012:3)
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dar pengaruh berbagai faktor
tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan
47
dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang
memiliki nilai komoditas.
2.9.1 Unsur – UnsurPemasaran (Marketing)
Unsur – unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu:
a.
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.Masing-masing segmen konsumen
ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.
b.
Target
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki.
c.
Positioning
Positioning adalah penetapan posisi pasar.Tujuan positioning adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar
ke dalam benak konsumen.
2.9.2
Bauran Pemasaran (Marketing )
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong bahwa Marketing Mix adalah “The
set of tactical marketing tools that be firm blends to produce the response it wants in
the target market” (Kotler,2012:75).
Menurut Agus Hermawan pada buku komunikasi pemasaran berpendapat
bahwa Marketing Mix/Bauran Pemasaran adalah “Suatu strategi yang dilakukan oleh
48
suatu perusahaan yang dapat meliputi penerapan master plan dan mengetahui serta
menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen
pasar tertentu dimana segmen pasar tersebut telah dijadikan pasar sasaran untuk produk
yang
telah
diluncurkan
guna
menarik
konsumen
melakukan
pembelian”
(Hermawan,2012:35)
Menurut Elliot,Rundle-Theile,Waller dalam buku Marketing bahwa Marketing
Mix adalah “A set of variables that a marketer can exercise control over in creating an
offering for exchange” (Elliot&Rundle&Waller,2012:5)
Dari pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Marketing
Mix/Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing
Management (2012; p.47), mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkatalat
pemasaranperusahaan untuk pemasaran yang dilakukan tepat sasaran.
a.
Product (Produk)
“A good, service or idea offered to the market for exchange”.
Barang, jasa, atau ide yang ditawarkan ke pasar untuk terjadi sebuah
pertukaran.Produk
merupakan
elemen
penting
dalam
sebuah
program
pemasaran.Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya.Pembelian
sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b.
Price (harga)
“The amount of money a business demands in exchange for its offerings”.
49
Jumlah uang yang diminta dalam bisnis untuk terjadi pertukarang sesuai dengan
yang ditawarkan.Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau
jasa.Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan
untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 2004).
Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu
tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilator belakangi
oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2004).
c.
Place (tempat)
“The means of making the offering available to the customer at the right time and
place”.
Membuat peluang untuk para konsumen pada waktu dan tempat yang
tepat.Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “saluran distribusi terdiri dari seperangkat
lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan
produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”.Dari definisi diatas dapat
diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau
fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke
konsumen akhir atau pemakai industri.
Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan
tersedia saat konsumen mencarinya.Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi
konsumen sasaran.
50
d.
Promotion (Promosi)
“The marketing activities that make potential customers, partners, and society aware
of and attracted to the business’s offerings”.
Kegiatan Pemasaran yang membentuk konsumen yang potensial, rekan kerja,
dan kesadaran dan ketertarikan masyarakat pada bisnis yang ditawarkan.
2.10
Pricing Strategy
Mengacu pada pendapat Donald F.Kuratko,Jeffrey S.Hornby(2009, P.144), 3
faktor utama yang dipertimbangkan ketika menentukan sebuah harga yaitu :
a.
Cost of Goods
Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh
Krista (2002, P.72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual, sedangkan menurut Harnanto
(1988, P.44) dalam bukunya keuangan intermediate, Harga pokok penjualan
merupakan harga pokok total dari barang-barang baku yang laku dijual dalam satu
periode akuntansi.
Berdasarkan definisi dari harga pokok penjualan diatas, maka harga jual
(selling price) didapat ketika harga beli bahan baku (purchase price) ditambah dengan
biaya operasional (biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya distribusi) dan terakhir
ditambah dengan keuntungan (profit).
b.
Competitive price
Melihat harga dari kompetitor untuk menentukan sebuah harga sehingga dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang sudah memiliki segmen pasar tersendiri.
51
c.
Market demand
Meskipun permintaan telah diperiksa dalam beberapa rincian,namun kita juga
perlu mempertimbangkan keuntungan vs jumlah volume. Penelitian mengungkapkan
banyak
penjual
berusaha
untuk
mempertahankan
harganya
untuk
dapat
mempertahankan pangsa pasar.Maksudnya adalah jika kita menjual dengan harga
terlalu rendah sehingga membuat banyak pembeli namun keuntungan yang di dapat
juga tidak maksimal.Selain itu jika membuat harga yang tinggi maka juga membuat
keuntungan yang di dapat setara dengan menjual dengan harga yang rendah namun
banyak yang membeli.Alangkah baiknya jika kita menetapkan harga yang wajar yang
bisa bersaing di pasaran dengan kualitas produk yang kita tawarkan juga tidak kalah
dengan pesaing.
2.11
Neraca (Balance Sheet)
Neraca atau biasa disebut balance sheet adalah laporan keuangan dasar yang
mempresentasikan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Definisi lain dari
Neraca adalah merupakan ringkasan dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dan
jumlah kewajiban perusahaan, serta equity pemegang saham. Neraca diklasifikasikan
ke dalam kelompok-kelompok utama dari aktiva dan kewajiban untuk memudahkan
analisa. Persamaan akuntansi untuk neraca adalah :
Total Aktiva = Total kewajiban (hutang) + ekuitas (pemegang saham)
52
2.11.1 Aktiva Lancar
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancer, jika aktiva tersebut:
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisir dalam waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai
aktiva tidak lancar.
2.11.2 Siklus Operasi perusahaan
Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan
bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrument yang siap
dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual,
dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dan jika lebih dari dua
belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk tujuan pengklasifikasian
ini, siklus operasional diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri
tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang.
53
2.11.3 Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan; atau
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa
dengan aktiva lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek seperti utang dagang dan
biaya pegawai serta biaya operasi lainnya membentuk sebagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal perusahaan, hal tersebut diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka pendek walaupun diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari
dua belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban jangka pendek lainnya lebih sulit untuk dikaitkan dengan siklus
operasi berjalan meskipun akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak
tanggal neraca. Misalnya bagian dari kewajiban berbunga yang akan jatuh tempo dalam
periode berjalan, cerukan, utang dividen, pajak penghasilan dan utang selain utang
dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang (interest bearing liabilities) yang
digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam jangka waktu
dua belas bulan merupakan kewajiban jangka panjang.
2.11.4 Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam waktu dua belas
bulan setelah tanggal neraca, apabila:
54
a.
Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas
bulan
b.
Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan
jangka panjang
c.
Pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi
disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.
2.11.5 Informasi Yang Disajikan Dalam Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Isi dari Neraca
mencakup poin-poin sebagai berikut:
a.
Aktiva berwujud
b.
Aktiva tidak berwujud
c.
Aktiva keuangan
d.
Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
e.
Persediaan
f.
Piutang usaha dan piutang lainnya
g.
Kas dan setara kas
h.
Hutang usaha dan utang lainnya
i.
Kewajiban yang diestimasi
j.
Kewajiban berbunga jangka panjang
k.
Hak minoritas
l.
Modal saham dan ekuitas lainnya
55
2.12
Pendekatan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menyatakan bahwa nilai
perusahaan merupakan arus kas yang masuk perusahaan selama perusahaan masih
hidup.Arus kas pada masa mendatang tersebut dinilai dan disebut dengan nilai
perusahaan.Arus kas yang masuk ke perusahaan tersebut terjadi karena adanya hutang
dan ekuitas perusahaan.
Dalam menghitung arus kas ke perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan dua
metode.
Pertama, penjumlahan seluruh arus kas ke perusahaan dikarenakan adanya
beberapa hak kepemilikan dalam perusahaan.Arus kas terhadap investor ekuitas yaitu
dividen dan pembelian saham, sedangkan arus kas terhadap investor pemegang hutang
yaitu pembayaran bunga, keuntungan dari pajak dan pembayaran bunga bersih.
Adapun penghitungan arus kas terhadap perusahaan dihitung sebagai berikut:
FCF = EBIT * (1-tax rate) – (Capital Expenditure – Depreciation) – Changes in
noncash Working Capital
Dimana :
EBIT = Laba sebelum pajak dan bunga
Penyusutan merupakan pengurangan dari pengeluaran kapital karena
penyusutan merupakan pengeluaran bukan cash hanya merupakan pencatatan dalam
akuntansi dengan adanya penggunaan aset perusahaan.Perubahan terhadap non-cash
working capital merupakan pengurang terhadap arus kas bebas perusahaan.Tetapi item
ini menjadi penambah bila terjadi penurunan pada non-cash working capital ini.
56
Kedua, perhitungan arus kas sebelum pembayaran terhadap hutang tetapi
setelah adanya investasi kembali yang dilaksanakan.
2.13
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan Laba Rugi merupakan ringkasan penerimaan, biaya, dan pengeluaran
suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi. Informasi yang disajikan dalam
laporan laba rugi adalah :
a.
Pendapatan
b.
Laba rugi usaha
c.
Beban pinjaman
d.
Bagian dari laba atau rugi perusahaan yang diperlukan menggunakan metode
ekuitas
e.
Bahan pajak
f.
Laba atau rugi dari aktifitas normal perusahaan
g.
Pos luar biasa
h.
Hak minoritas
i.
Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Perusahaan menyajikan laporan laba rugi di catatan atas laporan keuangan,
rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi
beban didalam perusahaan yang bertujuan untuk menonjolkan cakupan komponenkomponen kinerja keuangan yang mungkin berbeda dalam hal stabilitas, potensi
menghasilkan laba atau rugi dan prediksi.
57
Perusahaan yang mengklasifikasikan beban menurut fungsinya harus
mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat beban, termasuk beban
penyusutan dan amortisasi serta biaya pegawai Pemilihan metode analisis antara
metode harga pokok penjualan dan metode sifat beban tergantung pada factor sifat
histories dan industry serta sifat organisasi.Kedua metode tersebut memberikan
indikasi bahwa biaya-biaya dapat berubah, langsung atau tidak langsung, dengan
tingkat penjualan atau produksi.Karena masing-masing metode mempunyai manfaat
yang berbeda bagi setiap jenis perusahaan maka pernyataan ini memberikan kebebasan
memilih metode yang paling menghasilkan penyajian elemen laporan laba rugi secara
wajar. Karena informasi yang disajikan dengan metode sifat beban berguna dalam
memprediksi arus kas pada masa depan maka pengungkapan tambahan diperlukan
apabila informasi disajikan dengan metode harga pokok penjualan. Perusahaan
mengungkapkan dalam laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan,
jumlah dividen per saham yang diumumkan. (
2.14
Internal Rate of Return (IRR)
IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang
merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.Suatu proyek/investasi dapat
dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju
pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank,
reksadana dan lain-lain).
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak,
untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi
58
dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return.
Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu
investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari
penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proceed) dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi.
Menurut Imam Soeharto (1999,p430), internal rate of return adalah arus
pengembalian yang menghasilkan net present value aliran kas masuk sama dengan net
present value aliran kas keluar. Untuk menghitung IRR maka ditentukan terlebih dulu
nilai net present valuesama dengan nol, kemudian dicari berapa besar arus
pengembalian (diskonto).
Besarnya nilai sekarang dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai
berikut:
a. Jika IRR > MARR (Minimum Attractive Rate of Return), maka proyek
diterima.
b. Jika IRR < MARR, maka proyek ditolak.
59
2.15
Net Present Value (NPV)
Menurut Iman Soeharto (1997, p426), kriteria nilai sekarang netto atau NPV
didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan
mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke
nilai sekarang, kemudian menghitung angka neto, maka akan diketahui selisihnya
dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua
hal telah diperhatikan, yaitu factor nilai waktu dari uang dan selisih besar aliran kas
masuk dan keluar.Dengan demikian amat membantu pengambil keputusan untuk
menentukan pilihan.
Indikasi usulan proyek dengan NPV antara lain, jika NPV bernilai positif,
usulan proyek dapat diterima, makin tinggi angka NPV makin baik. Jika NPV bernilai
negative maka usulan proyek ditolak. Jika NPV sama dengan 0 (nol) maka netral.
Menurut Iman Soeharto (1997, p428), kelebihan metode NPV adalah sebagai
berikut:
a. Memasukkan factor nilai waktu dari uang.
b. Mempertimbangkan semua aliran kas proyek.
c. Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti
kontribusinya terhadap usaha meningkatkan kekayaan perusahaan atau
pemegang saham.
60
Rumus nilai NPV adalah:
Download