l3trD - RP2U Unsyiah - Universitas Syiah Kuala

advertisement
,, ::.
nt!{iii;tr:lllt il: ,rii\;!.:.:
,"qw;r;,}:. ''< N! 4 ..
':' ,a,:::.:a:\
I,:EDITOR'''',,..,.,
.
:.- .1:
l
"ii
i.:al'
- i {;i*;-}-!l
',.
,a;..,i.
"
.,:ttrt:t
..ri:;{..*:,j.rr'.,.i:
Dr.-Ing.;'Drs; Oo Abdul Rosyid, M.Sc
Dr. Rita Khatir, S.TP, M.Sc
Ryan Moulana, S.TP, M.Sc
l3trD=
#
KERJA SAMA
PERIIIMPUNAN ALUMNI JERMAN (PAO ACEH
THE GERMAN ACADEMIC EXCHANGE
SERVTCE (DAAD)
2013
DAAD
Deutscher Akademischer Austausch Diensl
German Academic Exchange Service
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
ENERGI TERBARUKAN SEBAGAT SUMBER ENERGI YANG
BERI(ELANJUT,AN DIMASA DEPAN : POTENSI, PROSPEK
DAN TANTANGAN DI INDONESIA
Diterbitkan Oleh
:
SYIAH KUALA UNTVERSITY PRESS
Darussalam, Banda Aceh 23111
TeIp. (0651)7s52440
ISBN : 97 8-979-827 8-94-5
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
dilarang mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk dan tujuan apapun tanpaiziatertulis dari penerbit.
Dilarang memperjual belikan buku ini dalam keadaan rusak
dan mengedarkannya dalam bentukjilid atau sampul lain
,i,
Editor
Dr.Ir.
:
Samadi, M.Sc
Dr.-Ing., Drs. Oo Abdul Rosyid, M.Sc
Dr. Rita Khatir, S.TP., M.Sc
Ryan Moulana, S.TP., M.Sc
tr
E
;
r3
a
r
*
i
i,
r
7_
Peluang Penggunaan Energi Terbarukan Untuk Pengeringan Hasil Pertanian
RitaKhathir
s
I
I
i
;
:.
i
:i
9.
i!
F
i
!
r
r
70
Litbang Material Penyimpan Hidrogen Berbasis Mgh, Untuk Aplikasi Pada
Kendaraan Fuel Cell
Zulkarnain Jalil..
76
Ganyong (canna edulis kerr.) Sebagai Bahan Baku Bioetanol dan Potensi
Pengembangannya di Provinsi Aceh
Ismail Sulaiman dan Murna Muzaifa.
82
Konversi Selulosa Gulma Tifa(Cauail, typha latifolia L.) Menjadi Glukosa
Sebagai Sumber Bahan Baku Bioetanol
Normalina Aryi, Eti Indarti dan Muhajir Hidayat.......
89
-.....
i
r
Pengaruh Waktu Proses dan Jenis Alkohol pada Transesterifftasi In Situ
Biji Jarak Pagar Menggunakan Kavitasi Hidrodinamik
Muhammad Dani Supardan, Satriana, Ryan Moulana dan Fahrizal-
10.
I
r
i.
t
f
F
l
I
iI
11.
F
F
I
i
t
I
r
i
I
!
BAGIAN 3. ASPEK SOSIAL EKONOlVtr DAN LINGI(UNGAI\ ENERGI
TERBARTJKAI\
L
t
r
f
t
1.
L
t
Oo Abdul Rosyid..
I
I
t
IL
I
Peluang Entrepreneurship dalam Pengembangan Energi Surya Pv di
Indonesia
2.
Potensi dan Kendala Orc Power Plant di Indonesia
Nur Khakim
I
105
t
I
3.
Peranan Energi Baru dan Terbarukan Dalam Penyediaan Energr Nasional
I
Jangka Panjang (Outlook Energr Indonesia 2012)
I
I
Ira
l
I
Fitriana.
I
I
l.
I
I
4.
Energi Hidrogen : Situasi dan Tantangan Regional
lbnu Kahfi
Bpchtiar.
5.
COz Emissions, Energy Productivity and Renewable EnergyPolicy in
I
B
!
i
E
I
I
Indonesia
FahrulRizal..-......
!(
I
t
i
t
I
I
t
I
t
t
i
I
I
r
t
r
P
r
)
F
,
E
I
I
r
r
i=.
6-
A Pilot Project of Food Crops and Bioenergy Developmgnt in Replanted
Rubber Plantation Area
Ferisman Tindaon, Shanti Desima Simbolon, Bangun Tampubolon,
Fidian Ernawati dan Herdina Pangaribuan
L39
Peluang Penggunaan Energi Terbarukan untuk Pengeringan
Had
Pertanian
Rita Khathirt
Syiah Kuala
'Dosen Fakultas Pertanian, Universitas
ABSTRAK
yang san
Pengeringan adalah proses penting pasca panen hasil pertanian
pengeringan y:
menentukan proses olahan lanjutan d* p.or". penyimpanan. Teknik
di bawah
masih banyak diaplikasikan ollh masyarakat adalah dengan penjemuran
masih be:
matahari. Teknik ini mempunyai banyak kelemahan, namun petani
bia
membutuhkan
lainnya
menggUnakan metode tertualni karena tetnotogi pengeringan
yuo{irut ul. Energi terbarukan semestinya aapat algUnakan untuk mengatasi masalah i
perlu met
ir"olhtiur-penelitian terkait aplikasi energi terbarukan pada alat pengering
pengering
alat
perhatian. Telah banyak Ujian dilakukan terhadap perancangan
misal
berbasis energi matahari d* energi biomassa. Beberapa kajian tersebut
4 lapi
pengeringan d-endeng sapi dengan 3 lapisan, pengeringan tepung beras dengan
5 lapi
dengan
1-0 lapisan, dan pengeringan bunga rosella
p.rrE"ari*
^sumber
"engk"i'dengan
yang bervariasi- Hasil pengeril
*"ogf]*ut an
Alat-alat tersebut
"n"tg,
yang
turut mempengaruhi mgtu pro-A
terkendala pada belum t"*gu*tyu kadar air akhir
alat pengering. Energi yang dikumpulkan dari radi
serta masih rendahnya
"feii"r.i
pembakaran biomi
matahari masih lebiir rendah dari urergi yang dihasilkan dari
kipas
menggerakkan
untuk
sebuah atat pengering sangat membutuhkan energi listrik
enc'
penggunaan
penggunaan^sel-surya dapat mengatasi masalah tersebut. Peluang
pada sistem hibrid' Peneliti
terbarukan untuk .e6 rufr *ut p"rge.ing harus didasarkan
yang praktis, dinamr+
lanjutan perlu dilakukan seningga amlitannya alat pengering
oleh petmi
mempunyai kinerja yang lebih-iuit, dan memiunyai harga yang terjaogkau
tradisional'
sehingga p"rggoou*oyi dapat menggantikan sistem penjemuran
Kata Kunci: Peluang, Energi, Terbarukan, dan Pengeringan
ABSTRACT
produc$
Drying is an important operation in post harvest handling of agricultural
The common drying
which will determfne ihe next step of procissing as well as storingbut the
dkadvantages'
many
has
technique applied by farmers is sin-drytng. Thii method
Renewable
it since the otier lnethods need high operational costoriititt
farmeis
""nn
"tns
g, @E) should be used as new approach in drying technologt for farmers' some
some studies for
researches in using RE for drying tooli'should be supported- There are
drying cl-oves at I0
instance drying beef fiilet at j layers, drying rice Jliir at 4 loyers,
based on several
loyers, and drying rietlaJtow", it 5 l"yin. n " tiols investigated were
of products to be
types of energl resources. Results showed that the final moisture content
irr"a highty varted led to low quality of the products and low efficiency of the dryers'
burning
Total eierg collected fro* ,uriight *oi lr*", than total energl produced from
use of
the
. biomass. A dryer depends also-on electricity power to rotate a fan and
RE
sLlar pinel can be ltsed to futfl inX need- The opportunity of using
photovoltaic
-energtfor
a dryer should be based on hybrid systems'
Further studies are recommended to design a practical dryer, dynamic, better
efficiency, and with reasonable cost for the farmers,-therefore, ilr" uti of dryer can
eliminate the sun-drying method.
Keywords: Opportunity, energl, renewable, and drying
PENDAHT]LUAI\
Pasca panen hasil-hasil pertanian, proses pengeringan merupakan proses penting
yang secara umum harus diaplikasikan oleh petani. Proses ini sangat menentukan mutu
produk untuk proses olahan lanjutan maupun untuk proses penyimpanan dan
peng!5udangannya. Produk-produk tersebut adalah produk yang tiaaf langsung
dikonsumsikan dalam bentuk segar misalnya gabah, biji-bijian, cokiat, kopi, lada, pata, aan
sebagainya. Selama ini masyarakat menggunakan teknik pengeringan tertua seclra
penjemuran langsung di bawah sinar matahari. Namun teknik ini mimpunyai banyak
kelemahan misalnya tidak praktis di musim hujan, mudahnya bahan ierkontaminasi,
membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan lahan yang luas serta membutuhkan
operator yang banyak- Teknik ini juga sering dilakukan pada tempat yang tidak tepat
seperti badan jalan raya, atau dilakukan dengan menggunakan media y*g tia* Uuit
seperti bahan plastik. Kontaminasi debu, kotoran dan bahkan polusi sering menyebabtan
rendahnya kualitas hasil pengeringar.,.
Kebutuhan akan alat pengering merupakan kebutuhan mendesak sehingga kajian
tentang alat pengering perlu dilakukan secara lebih komprehensif. Banyak penelitian telah
dilakukan, namun sampai saat ini belum ada alat pengering yang praktir ,.rtok digunakan
oleh petani pada skala rumah tangga. Hal inilah yang menyebabkan petani masih
menggunakan teknik penjemuran langsung di bawah sinar matahari. Tujuan fulisan ini
adalah untuk melihat peluang penggunnan energi terbarukan pada sebuah alat pengering
dalam rangka mewujudkan impian hadirnya alat pengering yang praktis aan te4angkau
bagi petani. Tulisan ini ditulis berdasarkan kajian kepustakaan dan pengalaman dalarn
melakukan penelitian terkait pengeringan hasil-hasil pertanian-
ALAT PENGERING ENERGI SURYA (Khathir,
ZAO4)
Sebuah alat pengering yang dimodifikasi dari Sugeng et al. (1997) telah dirancang
ulang untuk pengeringan dendeng sapi. Alat pengering ini berkapasitas 10-15 kg dendeng
sapi dengSn dimensi 1,5x0,8x1,5 m3. Terdapat tigi lapisan iak pengering terukuran
1,5x0,8 m'. Sebuah panel kolektor dibuat terpiiah dengarabsorber beruf,rran'f grO,8 ;1
Absorber dibuat dari seng bergelombang yang dicat hitam. Alas pengering juga dibuat dari
bahan yang sarna dengan absorber dengan tujuan meningkatk* p""y"iupan radiasi
matahari. Pengering dibuat dengan kerangka kayo, sedangkan dindingnya dibuat dari
plastik transparan (PVC) berketebalan 0,3 mm untuk memungkinkar terjadinya efek
rumah kaca selama proses pengeringan. Isolator tennal dibuat dari serbuk gergaji dan
triplek pada bagian bawah panel kolektor dan absorber.
Alat pengering ini adalah alat pengering pasif yang memanfaatkan energi matahari
secara murni. Aliran udaranya juga mengunakan sistem konveksi alamiah. Namun
demikian energi matahari dikumpulkan dengan 2 metode yaitu dengan menggunakan
sebuah panel kolektor dan dengan system efek rumah kaca. Hasil penelitian
-"ouo3ukk*
bahwa pola distribusi temperatur pada ketiga lapisan rak pengering adalah sarna, namun
tenperatur rak atas lebih tinggi dari temperatur rak tengah, demikian pula temperatur rak
tengah lebih tinggi dari rak bawah. Namun demikian, terdapat gangguan dalam sirkulasi
65
udara yang diindikasikan dengan lebih tingginya kadar air dendeng di rak tengah
berbanding kadar air dendeng di rak bawah. Pengeringan dendeng pada rak bawah diduga
diseabkan oleh adanya aliran udara panas dari kolektor.
Secara umum temperatur dalam ruang pengering lebih tinggi dari temperatur di
Iingkungan, pada cuaca cerah temperatur rak atas dapat ditingkatkan sebesar 1l'C. Alat
pengering ini juga berperan dalam melindungi bahan yang dikeringkan dari kontaminasi
sehingga dendeng yang dikeringkan dengan alat mempunyai kadar abu yang lebih rendah
daripada dendeng yang dikeringkan secara penjemuran. Penggunaan konveksi paksa
sangat direkomendasikan untuk peningkatan kualitas pengeringan.
ALAT PENGERING TIPE RAK (Khathir et a1.,2011)
Sebuah alat pengering tipe rak dirancang dengan sumber energi dari sebuah
kompor minyak tanah. Alat pengering terdiri dari 4 lapis rak yang digunakan untuk
mengeringkan tepung beras. Pengeringan dilakukan pada ketebalan 1 dan 1,5 cm. Waktu
yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur ruang pengering dari 30 ke 55"C adalah
15 menit. Pengeringan dengan ketebalan 1,5 cm menghasilkan temperatur rata-rata dalam
ruang pengering yang lebih tinggi dari pengeringan dengan ketebalan I cm, hal ini diduga
sebagai akumulasi panas pada bahan- Namun demikian kadar air pengeringan 1 cm lebih
-----"==+esdahtdatrkadar air pengeringan 1,5 cm. Pengeringan selama 2 jamterhadap tepung
beras
dengan ketebatm- t+m dapat menurunkan-.ladar air dari 26olo menladr g,l8o/o (.ut t),
l3,8yo (rak 2), l5,O7yo (rak 3), dan 20,5o/o {rak ). ?engeringan belum terjadi secara
merata di maria semakin dekat posisi rak ke sumberpffitr, semakin kering keadaan tepung
beras. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perlu modifikasi pada alat pengering
supaya distribusi temperatur dan aliran udara dapat lebih merata. Penggunaan energi
terbarukan sebagai sumber energr dapat dipertimbangkan sebagai alternatif sumber bahan
bakar minyak tanah.
ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (Khathir, 2Ot2)
Sebuah alat pengering efek rumah kaca telah dibangun di Institut Pertanian Bogor.
Alat ini dibuat dengan kerangka besi berdimensi 3x1,6x1,3 m3 (Gambar 1). Seluruh
permukaannya ditutup dengan plastik polycarbonate 3,2 rnm. Kolektor energi matahari
berukuran 439 nJ dibuat dari seng 0,5-mm yang dicat hitam diletakkan pada-bagian atas
rak pengering. Dua buah kipas axitl digunakan untuk diskibusi udara pengeringan. Sebuah
tungku berukuran 150x52x26 cm' digunakan untuk membakar ararrg, dimana tungku ini
dilengkapi dengan 99 pipa berdiameter I inci yang berfungsi sebagai penukar panas.
Terdapat 10 lapis rak berjarak l0 cm yang digunakan untuk mengeringkan bahan.
Pengering ini" tergolong pengering rak yang digunakan untuk pengeringan lapisan tipis.
Adapun tujufin perancangan tungku arans ua*un untuk -""duk*g energi vang
dibutuhkan selama proses pengeringan. Terutama sekali ketika energl matahari sedang
tidak dapat diandalkan.
66
ltiIri:itnti::
I ti
Gambar 1. Alatpengering efekrumah kaca
Pengujian alat ini dilakukan dengan mengeringkanll4 kg cengkeh di siang harinya
saja selama 6 ha/, (42 jam). Dengan pengumpanan arang sebanyak 2 kg pada awal
pengeringan dilanjutkan dengan 1 kg per jam selama proses pengeringan, jumlah arang
yang dibutuhkan selama 8 jam pengeringan adalah 10 kg. Jumlah total arang yang
digunakan adalah 66,6 kg. Berdasarkan analisa perhitungan, efiisiensi penggunaafl panas
nntuk alat pengering ini masih sangat rendah yaitu sekitar l5%o. Sedangkan efisiensi
pengeringan adalah 23 %. Energi yang terkumpul dari radiasi matahai diperkirakan
sebesar 247 MI, sdangkan energi yang dihasilkan dari pembakaran arang adalah sebesar
1.246,75 MJ. Disamping itu alat ini juga membutuhkan energi listrik sebesar 166,32 MJ
untuk menggerakkan kipas. Rendahnya efisiensi pengeringan ini dapat diakibatkan oleh
tidak meratanya sirkulasi udara di dalam ruang pengering. Usaha-usaha untuk
menghasilkan sirkulasi udara pengeringan yang lebih baik sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi pengeringan alat pengering ini.
PENGERINGAI\ BUNGA ROSELLA DENGAN ALAT PENGERING TIPE RAK
(Safrizal et aI.,2A12)
Alat pengering tipe lemari dengn sumber bahan bakar arung kayu dibuat untuk
mengeringkan bunga rosella. Dimensi ruang pengering adalah 0,8x0,58x1 m3 dengan 5
lapisrak berukuran 0,75x0,5x1 m3. Asap hasil pembakaran arang dikeluarkan melalui 16
pipa berdiameter 1,27 cm, sementaraitu. udara dingin yang ditarik oleh sebuah blower
dialirkan melalui pipa-pipa tersebut sehingga terjadi pertukaran panas antara udara dingin
dan pipa. Selanjutnya udara panas itu diarahkan ke ruang pengering. Sebanyak 7,5 kg
bunga roselladikeringkan selama 17 jammenghabiskan arang kayu sebanyak 17 kg. Kadar
air bunga rosella diturunkan dari 90 menjadi 12%;o. Berdasarkan analisa, jumlah energi
yang dibutuhkan untuk pengeringan ini adalah 15,72IldJ. Sedangkan energl pembakaran
arang yang dikeluarkan adalah 309,4 MJ. Dengan demikian efisiensi pengeringan bunga
rosella baru mencapai 4,58Yo. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pada system pengaliran
udara panas ataupun pengeringan dengan kapsitas yang lebih besar dalam rangka
meningkatkan efisiensi pengeringan.
PELUANG PENGGTINAAN ENERGI TERBARUKAN
Pengeringan adalah suatu operasi penting dalam penanganan pasca panen hasilhasil pertanian yang membutuhkan energi yang cukup besar. Energi terbarukan dapat
dipertimbangkan dalam perancangan sebuah alat pengering, terutama sekali apabila alat
pengering dirancang untuk skala rumah tangga petani. Diantara energi terbamkan tersebut
yaitu energi matahari, energi angin, energi air, energi panas bumi, energi biomassa, dan
iebagainya. Energi yang dapat dimanfaatkan untuk alat pengering adalah energi matahari
dan energi biomassa. Penggunaan satu jenis energi terbarukan seperti energi matahari
terbatasi oleh waktu dan cuaca, sehingga penggunaan beberapa energi sekaligus dapat
dipertimbangkan unhrk sebuah alat pengering. Begitu banyak kajian telah dilakukan
terhadap alat pengering ynag berbasis energi matahari dan biomassa.
Penggunaan beberapa jenis energi sekaligus disebut hybrid system. Hibrid system
dapat dikembangkan dengan memadukan perangkat solar sel, kincir angin, turbin air dan
biomassa sehingga meningkatkan efesiensi penggunaannya (Mustaqimah, 2012). Alat
pengering efek rumah kaca dengan fungku pembakaran merupakan salah satu contoh alat
yang sudah mengaplikasikan 2 jenis energi terbarukan (Khathir, 2012), namun alat ini
masih tergantung kepada energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kipas.
Pengering hibrid energi matahari dan biomassa dapat beroperasi dengan baik, namun
distribusi temperatur dan kelembaban relatif di dalam ruang pengering belum optimal yang
berdampak pada tidak meratanya hasil pengeringan (Susilo dan Okaryanti, 2012)- Sebuah
pengering terowongan menggunakan energi matahari dan biomassa (a dual solar-biomass
tunnel dryer) telah dirancang untuk beroperasi selama 24 jam, di mana alat ini dilengkapi
dengan tiga buah panel solar sel yang menghasilkan energi listrik mandiri untuk
menggerakkan kipas (Sonia, et al., 2012).
Sebuah alat pengering terdiri dari beberapa bagian utama yaitu ruang pengering,
sumber energi pengeringan, dan sistem sirkulasi udara. Energi input dibutuhkan untuk
bagian sumber energi pengeringan dan bagian sistem sirkulasi udara. Sistem pengeringan
yang kontinu selama 24 janjuga akan lebih efektif berbanding sistem pengering 8 jam
(inirmittence). Sebuah alat pengering dapat bekerja secara kontinu apabila energi input
dapat disediakan secara kontinu pula. Energi terbarukan dari sinar matahari hanya efektif
dalam wakhr 7-8 jam menyebabkan alat pengering tidak dapat bekerja secara penuh.
Hanya dengan menggunakan sistem energi hibrid maka kinerja alat pengering dapat
dioptimalkan.
Sampai saat ini belum ada aplikasi alat pengering berskala kecil yang dapat
digunakan oleh petani sehingga sistem penjemuran tetap merupakan primadona. Kendala
p"*u-u adalah biaya investasi awal yang relatif besar. Namun biaya operasional sebuah
alat pengering hibrid akan rendah. Untuk mengatasi masalah investasi yang besar, banyak
metode bisa,gitempuh untuk melahirkan skema pembiayaan (Abdullah, 2007)- Kendala
kedua adalah 'pemahaman petani terhadap alat pengering berbasis energi terbarukan.
Proses edukasi yang baik perlu dilakukan dalam rangka diseminasi teknologi pengeringan
hasil pertanian. Keniscayaan penggunaan alat pengering perlu dipahami sebagai upaya
meningkatkan kualitas hasil pengeringan disertai peningkatan kuantitasnya.
68
KESIMPTJLAI\ DAI\ SARAN
Dengan demikian terbuka peluang yang besar untuk penggunaan energi hibrid pada
sebuah alat pengering sehingga terwujudnya sebuah alat pengering yang ideal dan praktis
bagi masyarakat khususnya petani. Penelitian lanjutan perlu dilakukan sehingga
dihasilkannya alat pengering yang praltis, dinamis, mempunyai kinerja yang lebih baik,
dan mempunyai harga yang terjangkau oleh petani sehingga penggunaannya dapat
menggantikan sistem penjemwan kadisional.
UCAPAN TERIMAKASIH
-" Terima kasih kepada Perhimpunan Alumni Jerman Cabang Aceh yang telah
menyelenggarakan seminar nasional Renewable Energi dan terima kasih kepada DAAD
yang telah menjadi penyandang dana acara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
K. 2007. Solar PV Technology Applications in Indonesia. Dalam: Teknologi
Berbasis Sumber Energi Terbarukan Untuk Pertanian. IPB Press. Bogor. Pp. 397-408
Khathir, R. 2004. Karakteristik Alat Pengering Energi Surya untuk Pengeringan Dendeng
Sapi. Jurnal Agrista. 8 (1): 29-36
Khathir, R., Ratna, dan Wardani. 2OIl- Karakteristik Pengeringan Tepung Beras
Menggunakan Alat Pengering Tipe Rak. Jurnal Itmiah Pendidikan Biologi : Biologi
Edukasi. 3
(\: la
Khathir, R. 2012. Distribusi Suhu, Kelembaban Relatif, dan Aliran Udara dalam Alat
Pengering Cengkeh. Jurnal Rona Teknik Pertanian. Fakultas Pertanian Unsyiah. a (1):
325-329
Mustaqimah- 2012. Optimization of Renewable Energy Hybrid System for Grid
Connection Application. Jurnal Rona Teknik Pertanian. Fakultas Pertanian Unsyiah. 5
(2):37e-382
Safrizal, R., H- Syah, dan R. Khathir. 2012- Analisis Efesiensi pada Sistem Pengeringan
Bunga Rosella menggunakan Alat Pengering Tipe Lemari. Jurnal Rona Teknik
Pertanian. Fakultas Pertanian Unsyiah. 5 Q):364-367
Sonia, R., Patrci4 C, dan Oliver, H.2011. Design and Construction of a Dual Solar
Biomass Tunnel Dryer For Aromatics Plants. Proceeding. International Workshop on
Maintainance of The Food Quality Within The Value Added Chain with Special
Focus on Postharvest Treafinent. Joglakarta. 16-22 september 2olz- Pp. 83-88
,a
Y. Didik, Abdurauf, dan H. Achmad. 1997. Perbaikan Teknologi Pengering
Ikan Tenaga Surya di Pulau Madura. Jumal Penelitian Ilmu-Ilmu Teknik
Sugeng, R.,
@ngineering).9
(l)
: 35
Susilo, B. dan R. W- Okaryanti. 2012. The Hybrid Dryer for Processing of Modified
Cassava Flour at Village Kerjo Dishict of Trenggalek Indonesia. Proceeding.
International Workshop on Maintainance of The Food Quality Within The Value
Added Chain with Special Focus on Postharvest Treatment. Jogfakarta. 16-22
September 2012. Pp. 89-96
DtCrrfifrlonoCd:
Percetakan & Penerbit
Syiah Kuala Univercity Press
Darussalam, BandaAceh
rsBlt l?c-l?t-ta?r-1q-s
,ffiltffiffiu[llH
Download