BAB I PENDAHULUAN - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Remaja adalah pribadi yang terus berkembang menuju kedewasaan, dan
sebagai proses perkembangan yang berjalan natural, remaja mencoba berbagai
perilaku yang terkadang merupakan perilaku yang beresiko. Remaja adalah masa
transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa atau usia belasan tahun, atau seseorang
menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang
perasaan. Batasan usianya adalah 10-19 tahun dan belum menikah (Sarwono,
2007).
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan usia remaja yang berusia 10-19 tahun dimana merupakan masa
peralihan yang sesungguhnya (Steve, 2007). Pada masa peralihan tersebut, terjadi
perubahan fisik yang cepat pada remaja termasuk perubahan dan perkembangan
organ-organ seks yang sering tidak seimbang dengan perkembangan mental
emosionalnya (Sarwono, 2007).
Data survei kesehatan ibu dan anak menunjukan usia rata-rata ibu yang
hamil untuk pertama kali adalah di usia 18 tahun 46%, perempuan di Indonesia
hamil dibawah usia 20 tahun, dimana daerah pedesaan memiliki angka lebih
tinggi 51%, dibandingkan perkotaan 37%. Perkawinan usia dini memberikan
kontribusi terhadap angka ini terutama didaerah pedesaan (Depkes RI, 2010).
1
Universitas Sumatera Utara
2
Di Indonesia terutama di daerah-daerah pedesaan masih banyak perkawinan
di bawah usia. Kebiasaan ini berasal dari adat yang berlaku sejak dahulu dan masih
terbawa sampai sekarang. Ukuran perkawinan di masyarakat seperti ini adalah
kematangan fisik belaka (haid, bentuk tubuh yang yang sudah menunjukkan tandatanda seksual sekunder) (Rifka, 2011).
Berdasarkan SDKI 2012, perempuan usia 15-19 tahun yang menikah di
perkotaan meningkat jadi 32%. Bila dibandingkan dengan lima tahun yang lalu,
persentase pernikahan dini di perkotaan 26%, dari total populasi kelompok usia
tersebut. Fenomena ini justru berbanding terbalik dengan yang terjadi di pedesaan,
dimana pada tahun 2012 yang lalu angka pernikahan dini menurun menjadi 58%, jika
dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya yang mencapai angka 61%, demikian
diungkap oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Dari usia pernikahan yang terlalu dini, dapat beresiko terhadap kesehatan,
menurut Gantt dan Rosenthal (2004) dalam Astuty (2011), kehamilan usia remaja
beresiko terhadap harga diri rendah, depresi, penyalahgunaan obat, gangguan
emosi, selain itu anaknya juga mengalami lahir prematur, BBLR, child abuse,
diterlantarkan dan kematian. Hasil penelitian Abedin di Bangladesh pada tahun
2010, didapatkan bahwa 75% wanita menikah dan melakukan persalinan pertama
sebelum usia 20 tahun yang pada akhirnya berdampak pada masalah kesehatan
seperti aborsi dan kematian bayi setelah lahir.
Undang-Undang perkawinan No.11 tahun 1974 memperbolehkan seorang
perempuan usia 16 tahun dapat menikah, sedangkan Undang-Undang Kesehatan
No.36 tahun 2009 memberikan batasan 20 tahun, karena hubungan seksual yang
dilakukan pada usia dibawah 20 tahun beresiko terjadinya kanker serviks serta
Universitas Sumatera Utara
3
penyakit menular seksual. Perkawinan usia dini menyebabkan terjadinya
komplikasi kehamilan dan persalinan antara lain pada kehamilan dapat terjadi preeklamspsia, resiko persalinan macet karena besar kepala anak tidak dapat
menyesuaikan bentuk panggul yang belum berkembang sempurna. Pada
persalinan dapat terjadi robekan yang meluas dari vagina menembus ke kandung
kemih dan meluas ke anus
Usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun.
Lebih atau kurang dari usia itu adalah berisiko. Kesiapan untuk hamil dan
melahirkan ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental/emosi/psikologis serta
kesiapan sosial ekonomi. BkkbN memberikan batasan menikah yang ideal adalah
pada usia 20 tahun karena hubungan seksual yang dilakukan pada usia di bawah
20 tahun berisiko terjadinya kanker leher rahim (BkkbN, 2011)
Menurut Rachmawaty dari laporan Save The Children tahun 2004, satu
dari sepuluh persalinan dialami oleh ibu yang masih anak-anak berusia 11-12
tahun yang menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga
membunuh 70.000 remaja putri tiap tahun (Rachmawaty, 2011).
Ibu usia remaja yang lebih tua dan calon anak mereka menghadapi risiko
biomedis yang minimal dibanding dengan ibu usia remaja yang lebih muda.,
angka kematian ibu dan bayi pada ibu usia remaja yang lebih muda ini secara
tidak proporsional tinggi. Bagi ibu muda yang usianya lebih muda dari 15 tahun,
terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa bayi mereka akan lahir mati atau
prematur, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, atau memiliki risiko
tinggi mengalami kesakitan atau kematian selama tahun pertama kehidupannya.
Universitas Sumatera Utara
4
Selain itu, ibu muda tersebut berisiko lebih besar mengalami penurunan berat
badan, menderita infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, hipertensi
akibat kehamilan (PIH), anemia kekurangan zat besi, disproporsi sepalopelvik
(CPD), dan persalinan memanjang (Reeder, 2011)
Kurangnya informasi mengenai efek jangka panjang dari kehamilan
remaja pada ibu dan bayi adalah faktor yang sangat beresiko pada kehamilan
remaja ini. Hal ini juga harus ditekankan bahwa hasil ini mungkin tidak konsisten
dengan mereka yang berasal dari masyarakat dengan berbagai tradisi, budaya,
tingkat sosial ekonomi, gaya hidup, dan keyakinan. Kehamilan remaja dapat
mengganggu tingkat pendidikan, karir, dan bahkan kondisi psikologis ibu (Salah
R., Allam A., Magdy A., 2011).
Penting untuk diketahui bahwa kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun
meningkatkan risiko komplikasi medis. Perkawinan pada usia terlalu muda
berisiko menyebabkan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) maupun Infeksi Menular
Seksual (IMS) yang berlanjut menjadi penyakit radang panggul, pengguguran
kandungan yang tidak aman, anemia dan kematian karena perdarahan atau
kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkorelasi dengan angka
kematian dan kesakitan ibu(Kumalasari & Andhyantoro 2012).
Kehamilan di usia remaja juga mengindikasi untuk dilakukan sectio
caesarea saat persalinan. Faktor yang mempengaruhi dilakukan tindakan sectio
caesareayaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor janin terdiri dari bayi terlalu
besar, kelainan letak, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta,
kelainan tali pusat dan bayi kembar. Faktor ibu terdiri dari usia, jumlah anak yang
Universitas Sumatera Utara
5
dilahirkan (paritas), keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi
rahim, Ketuban Pecah Dini (KPD), dan preeklamsia (Hutabalian 2011)
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 89%
dengan menetapkan Hb 11gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan
angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6% pada trimester II, dan
24,8% pada trimester III. Akrib Sukarman menemukan sebesar 40,1% di Bogor.
Bakta menemukan anemia kehamilan sebesar 50,7% di Puskesmas kota Denpasar
sedangkan Sindhu menemukan anemia kehamilan sebesar 33,4% di Puskesmas
Mengwi. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia
menderita anemia kekurangan gizi dimana diantaranya dialami oleh wanita yang
berumur kurang dari 20 tahun. Anemia pada ibu hamil usia 15 24 tahun sebesar
18,4% (Riskesdas, 2013). Dan angka kelahiran pada usia remaja juga masih
tinggi yaitu sebesar 48 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun (SDKI, 2012).
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miftahur Rohmah
tentang Reproduksi Wanita Menikah Usia Dini pada tahun 2014 diketahui bahwa
didapatkan hasil bahwa penyebab pernikahan pada usia dini terdiri dari faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi : 1) Kesadaran individu;
2) Perasaan; 3) Status dalam keluarga. Faktor eksternal meliputi : 1) ekonomi; 2)
paksaan orang tua; 3) adat istiadat. Dan dampak pernikahan usia dini didapatkan
tentang psikologis, proses kelahiran dan penyebab sectio caesarea. Tema dari
psikologis adalah : 1) perasaan negatif; 2) perasaan positif. Tema dari proses
Universitas Sumatera Utara
6
kelahiran adalah : 1) sectio caesarea. Sedangkan penyebab sectio caesarea adalah
1) anatomis panggul; 2) letak janin; 3) usia kehamilan; 4) kondisi air ketuban.
Kabupaten Labuhan Batu Selatan terdiri dari 5 kecamatan yang terdiri dari
52 desa, 2 kelurahan, 25 lingkungan dan 422 dusun. Berdasarkan hasil
pencacahan Sensus Penduduk 2012, jumlah penduduk Labuhanbatu Selatan
sementara adalah 277.673 orang, yang terdiri atas 141.765 laki-laki dan 135.908
perempuan. Kecamatan kampung rakyat terdiri dari 11 kelurahan. Desa sidodadi
berada di perkebunan teluk panji kecamatan kampung rakyat. Jumlah penduduk di
Desa Sidodadi sebanyak 1896 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 560
kepala keluarga.
Berdasarkan survei awal pada bulan Juli di Desa Sidodadi kecamatan
kampung rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan bahwa diketahui jumlah wanita
yang menikah usia kurang dari 19 tahun pada tahun 2013 sebanyak 90 orang, pada
tahun 2014 sebanyak 83 orang dan pada bulan januari sampai September tahun
2015 sebanyak 54 orang. Penyebab dari menikah usia dini dikarenakan beberapa
faktor seperti faktor pendidikan karena pada umumnya kebanyakan orang tua
berangapan bahwa seorang anak tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi
karena mereka akan berada di dapur dan tentunya sebagai ibu rumah tangga yang
hanya akan mengurus keluarga. Selain itu disebabkan oleh faktor ekonomi untuk
meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dinikahkan dengan orang
yang dianggap mampu.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa remaja puteri yang
sudah menikah diusia dini dimana diantaranya terdapat 5 ibu muda yang
Universitas Sumatera Utara
7
mengalami masalah kesehatan pada kehamilan dan berlanjut pada saat
persalinannya. Dimana 2 ibu muda mengalami anemia dan varises yang
mengakibatkan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan prematur serta
pada saat persalinannya mengalami perdarahan, 1 ibu muda dimana pada saat
persalinannya ia tidak memiliki kekuatan dalam mengejan sehingga terjadi
persalinan lama dimana pada akhirnya janinnya meninggal dan 2 ibu muda yang
menderita preeklampsia sehingga melahirkan bayi prematur.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang bagaimana masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh para ibu
muda dalam kehamilan dan persalinannya di Desa Sidodadi Perkebunan Teluk
Panji Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2015.
1.2
Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu dengan
adanya 5 remaja puteri yang menikah usia dini dan mengalami masalah kesehatan
reproduksi pada masa kehamilan dan persalinan, maka ingin diteliti bagaimana
gambaran masalah kesehatan reproduksi ibu menikah usia dini dalam kehamilan
dan persalinannya di Desa Sidodadi Perkebunan Teluk Panji Kecamatan
Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
8
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran masalah kesehatan reproduksi
dalam kehamilan dan persalinan pada ibu muda menikah usia dini di Desa
Sidodadi Perkebunan Teluk Panji Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten
Labuhan Batu Selatan tahun 2015.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui peran orangtua pada masa kehamilan dan persalinan ibu
menikah usia dini di Desa Sidodadi Perkebunan Teluk Panji Kecamatan
Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2015
2.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menikah usia dini dalam
kehamilan di Desa Sidodadi Perkebunan Teluk Panji Kecamatan Kampung
Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2015
3.
Untuk mengetahui gambaran sikap dan tindakan ibu menikah usia dini
dalam kehamilan di Desa Perkebunan Teluk Panji Kecamatan Kampung
Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2015
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
bagi ibu menikah usia dini untuk melakukan perawatan kehamilan di
Desa Sidodadi Perkebunan Teluk Panji Kecamatan Kampung Rakyat
Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orangtua
yang menikahkan putrinya diusia dini di Desa Sidodadi Perkebunan
Universitas Sumatera Utara
9
Teluk Panji Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu
Selatan secara mendalam tentang dampak kehamilan dan persalinan usia
dini.
3. Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan pernikahan dini dan masalah kesehatan pada masa kehamilan dan
persalinan.
4. Sebagai bahan masukan kepada puskesmas dan para bidan sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan dan pemberian informasi kepada para
ibu muda yang hamil.
Universitas Sumatera Utara
Download