1 BAB 1 PENDAHULUAN

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),
jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus yang dilakukan pada periode 1
Mei–15 Juni 2010 adalah sebanyak 237.556.363 orang yang terdiri dari
119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Jumlah ini menduduki
peringkat keempat dunia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran di Indonesia
masih memiliki peluang pasar yang sangat luas dilihat dari jumlah penduduknya
dan strategi pemasaran di Indonesia dapat diarahkan pada dua segmen yaitu
pria dan wanita dimana penduduk Indonesia dari sisi gender memiliki
perbandingan yang seimbang.
Masyarakat Indonesia adalah kelompok yang memiliki tingkat socializing
yang kuat. Bahkan ada sebuah ungkapan orang Jawa yang menyatakan bahwa
”berkumpul lebih penting daripada makan”. hal ini sudah merupakan cerminan
akan kekuatan pembentukan grup dan komunitas. Dampak dari tingkat
komunitas yang kuat ini sangatlah besar untuk strategi pemasaran terutama
dalam konteks penetrasi pasar. Salah satu strategi yang penting adalah strategi
komunikasi. Berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, seperti:
proses pembentukan persepsi, kapasitas memori, motivasi, attitude, gaya hidup
dan akhirnya proses perilaku pembelian. Konsumen Indonesia juga cenderung
tidak memiliki rencana. Ini yang membuat pola belanja konsumen Indonesia
relatif tidak teratur. Ini yang membuat proses pembelian melalui impulse buying
relative
tinggi
2
(http://www.handiirawan.com/articles/archives/2007/05/29/karakter_dan_perilak
u_khas_konsumen_indonesia/).
Dalam
artikel
online
(http://www.handiirawan.com/articles/archives/2007/05/29/karakter_dan_perilak
u_khas_konsumen_indonesia/).
dikatakan
bahwa
iklan
di
televisi
adalah
pemilihan media yang masih sangat powerful untuk menjangkau pasar
Indonesia. Oleh sebab itu tidak mengherankan, apabila konsumen Indonesia
sebenarnya mencerna informasi yang lebih sedikit dalam membuat keputusan.
Dan tidak mengherankan pula bahwa konsumen Indonesia terkadang lebih
emosional dalam membuat proses keputusan untuk memilih dan membeli suatu
produk. Terkadang sungguh sulit untuk menjadi produk nasional tanpa
mengandalkan iklan televisi. Padahal, beberapa negara seperti Singapura, justru
iklan di media cetak adalah yang terbesar.
Dalam era globalisasi sekarang ini, televisi bukan hanya menjadi media
informasi saja. Tapi sekarang ini televisi sudah menjadi bagian terpenting dalam
memberikan hiburan bagi penontonnya dengan membuat program–program
yang menarik. Apalagi melalui program–program yang menjadi program favorit
bagi masyarakat. Hal ini akan membuat program tersebut akan menjadi sorotan
sehingga akan membuat perusahaan produk atau jasa untuk mengiklankan
produk atau jasanya ketika program tersebut berlangsung walaupun harus
mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk memuat iklan pada program
tersebut. Dalam jurnal (McGrath and Mahood, 2004) mengatakan bahwa konsep
program di televisi telah diteliti oleh sejumlah peneliti selama bertahun tahun
untuk meneliti efek dari jenis program yang berbeda-beda terhadap keefektifan
iklan. Penelitian ini mengakui bahwa iklan di televisi tidak terlihat atau tidak
diperhatikan oleh konsumen. Konsumen lebih memperhatikan dan tertarik
terhadap pemograman televisi. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa
program televisi dapat membangkitkan ketidakefektivan iklan. Hal ini menjadi
3
keterkaitan bagi pelaku media massa untuk meneliti lebih lanjut mengenai
keefektivitas program televisi.
Pada dasarnya iklan merupakan media promosi yang digunakan untuk
mempengaruhi perilaku konsumen pemirsa televisi. Pemilihan tayangan televisi
sebagai media informasi, edukasi, maupun sebagai media hiburan dipengaruhi
oleh perilaku, lifestyle, cara berpikir berdasarkan perbedaan age subculture dan
gender.
Generasi age subculture berorientasi rentang usia. Umur memainkan
peranan penting bagi konsumen pemasar dan peneliti. Umur sangat berguna
dalam menentukan perilaku konsumen. Menurut Mitchell (1995) seperti dikutip
dalam Robert dan Manolis (2000). Masing-masing generasi ini memiliki
karakteristik yang unik dan perbedaan dalam perilaku pilihan mereka. Ini
memiliki implikasi penting bagi praktisi pemasaran. Pemasar perlu untuk
menetapkan segmen tersebut dalam perilaku pilihan mereka sehingga mereka
dapat menargetkan pasar mereka secara akurat. Gender juga memainkan
peranan penting dalam membentuk karakter dan lifestyle seorang individu.
Generasi X adalah mereka yang lahir antara tahun 1965 hingga tahun
1976 dan pada tahun 2010 mereka berusia antara 34 tahun hingga 45 tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah
penduduk generasi X sebesar 37.556.789 orang. Usia ini di Indonesia adalah usia
bekerja yang produktif serta memiliki daya beli dan dapat dijadikan target pasar.
Generasi Y adalah generasi yang paling banyak diperhatikan oleh pemasar
karena mereka merupakan populasi yang besar dibandingkan dengan generasi X.
kelompok ini adalah mereka yang lahir antara tahun 1977 hingga 1994, dan usia
mereka antara 16 hingga 33 tahun pada tahun 2010. Berdasarkan data di Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah generasi Y adalah sebesar 67.933.932 orang.
4
Berdasarkan latar belakang latar belakang tersebut, penting untuk
dilakukan penelitian “ Analisis Lifestyle Berdasarkan Age Subculture dan
Gender Terhadap Pemilihan Program Televisi “.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini saya menemukan beberapa masalah yang
berkaitan dengan skripsi ini. Berikut adalah identifikasi masalah yang ada:
1. Bagaimanakah variasi lifestyle berdasarkan age subculture dan gender?
2. Bagaimanakah variasi pemilihan program televisi berdasarkan age subculture dan
gender?
3. Bagaimanakah
hubungan
lifestyle
dengan
program
televisi
berdasarkan
perbedaan usia dan generasi?
4. Bagaimanakah hubungan lifestyle dengan pemilihan program televisi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui variasi lifestyle berdasarkan age subculture dan gender.
2. Untuk mengetahui variasi pemilihan program televisi berdasarkan age subculture
dan gender.
3. Untuk mengetahui hubungan lifestyle dengan program televisi berdasarkan
perbedaan usia dan generasi.
4. Untuk mengetahui hubungan lifestyle terhadap pemilihan program televisi.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mampu membantu marketing dalam melakukan pendekatan perilaku konsumen
berdasarkan perbedaan lifestyle.
2. Untuk membantu perusahaan televisi dalam menyajikan variasi program televisi
yang sesuai dengan pemirsanya dan memilih tayangan iklan yang sesuai.
3. Dalam ilmu pemasaran, penelitian ini dapat menemukan perbedaan Age
Subculture di Indonesia.
4. Hasil penemuan penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Trans TV untuk
mengadakan penelitian lanjutan mengenai kesesuaian program televisi dengan
tayangan iklan dan dampaknya bagi perubahan perilaku konsumen.
5. Hasil penemuan penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Trans TV untuk
mengadakan penelitian lanjutan untuk dapat membantu dalam merumuskan
pesan iklan yang sesuai dengan segmentasi pemirsanya.
Download