DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN DI BPM DIYAH RINI, AMD. KEB GENUK SEMARANG ARTIKEL OLEH NIDA FAJAR NILAWATI NIM 0131675 AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 INTISARI Nida Fajar Nilawati, 2016 ; Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang Pembimbing I. Heni Setyowati, S.SiT, M.Kes II. Moneca Diah L, S.ST Latar belakang pijat oksitosin efektif dalam meningkatkan kelancaran laktasi,sehingga dapat dilakukan pada setiap ibu yang menyusui bayinya khususnya pada ibu yang mengalami masalah menyusui pada awal kelahiran. Kurangnya dukungan yang diberikan pada ibu dan kesulitan untuk menyusui dini dapat menyebabkan produksi ASI terhambat dan jumlah ASI yang keluar tidak cukup. Didapatkan data 25 ibu menyusui,8 ibu menerapkan pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami dimana suami mendukung secara rutin memijat dan 17 ibu tidak menerapkan pijat oksitosin. Tujuan penelitian mengetahui dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini semua ibu menyusui 0- 6 bulan di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang pada bulan Juni 2016 sebanyak 30 ibu. Teknik sampling menggunakan accidental sampling dan didapatkan sampel sebanyak 30 ibu menyusui. Instrumen menggunakan kuiseoner yang dianalisis uji univariat disajikan dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian sebagian besar pendidikan responden adalah menengah sebanyak 17 responden (60,7%), pendidikan tinggi sebanyak 8 responden (28,6%) dan pendidikan dasar sebanyak 3 responden (10,7%). Sebagian responden bekerja sebagai karyawan sebanyak 19 responden (67,9%), PNS sebanyak 4 responden (14,3%), buruh sebanyak 3 responden (10,7%) dan Swasta 2 responden (7,1%). Sebagian besar suami mendukung pijat oksitoksin sebanyak 21 responden (75%) dan tidak mendukung sebanyak 7 responden (25%). Kesimpulan:Sebagian besar suami mendukung pelaksanaan pijat oksitosin terutama pada dukungan emosional. Saran bidan diharapkan meningkatkan pemberian konseling tentang pijat oksitoksin kepada ibu dan suami sehingga suami mendukung dan mau melakukan pijat oksitoksin kepada ibu. Kata Kunci : Dukungan suami, pijat oksitosin Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 1 ABSTRACT Nida Fajar Nilawati, 2016; The Husband's Support towards the Implementation of Oxytocin Massage at Midwife Clinic Of Diyah Rini, Amd. Keb of Genuk Semarang First supervisor: Heni Setyowati, S.SiT,M.Kes, second supervisor: Moneca Diah L.,S.ST Background: Oxytocin massage is effective in improving the smoothness of lactation, so it can be done in any mothers who breastfeed their babies, especially in women who are having breastfeeding problems in the early birth. The lack of support given for the mother and difficulty in early breastfeeding can cause inhibited milk production and the lack of amount milk produced. The data obtained of 25 mothers, 8 mothers implement the oxytocin massage that conducted by the husband in which providing supports regularly and 17 mothers do not implement oxytocin massage. Objective: This study aimed to find out the husband's support towards the implementation of oxytocin massage at Midwife Clinic Of Diyah Rini, Amd. Keb of Genuk Semarang Method: This was a descriptive study with cross sectional approach. The population of this study was all mothers who are breastfeeding for 0- 6 months at Midwife Clinic Of Diyah Rini, Amd. Keb of Genuk Semarang in June 2016 as many as 30 mothers. The data sampling used accidental sampling technique and the samples obtained were 30 breastfeeding mothers. The data instrument used questionnaires and the data analysis was presented by the frequency distributions. Result: The results of this study indicate that most respondents have secondary education as many as 17 respondents (60.7%), higher education as many as 8 respondents (28.6%) and basic education as many as three respondents (10.7%). Most respondents worked as an employee as many as 19 respondents (67.9%), civil servants as many as 4 respondents (14.3%), labour as many as 3 respondents (10.7%) and private sector as many as 2 respondents (7.1%). Most husbands support on the oxytocin massage as many as 21 respondents (75%) and those who do not support as many as seven respondents (25%). Conclusion: Some husbands mostly support on oksitosin massage activity,especially for emotional support. Recommendation: The midwives are expected to improve counseling about oxytocin massage for the mothers and their husbands, so that they provide the support and want to conduct oxytocin massage for their wives. Keywords: Husband’s support, oxytocin massage Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan Indonesia, 2014 ). AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 10,08/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). AKB Kota Semarang sebesar 9,37 per 1.000 KH (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2015). Salah satu penyebab kematian bayi dan balita tersebut adalah faktor gizi, dengan penyebabnya antara lain karena buruknya pemberian ASI eksklusif. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2014 menunjukkan cakupan ASI eksklusif hanya 52,3% masih jauh dari target 80%. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 60,7%, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar (52,99%). Berdasarkan hasil laporan puskesmas sewilayah Kota Semarang tahun 2014, pemberian ASI Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan sejumlah 8.536 bayi atau 64,7 % dari 13.195 bayi. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kota Semarang telah mencapai target Renstra Kota Semarang (55%). Sedangkan bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 ada peningkatan dari 61,20% menjadi 64,68% pada tahun 2014 hal ini disebabkan karena adanya komitmen petugas kesehatan untuk membantu ibu yang mengalami kesulitan dalam menyusui, ada peningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat menyusui dan cara menyusui yang tepat dan dukungan dari keluarga, serta dengan adanya sosialisasi terkait Peraturan Walikota Semarang (Perwal) No. 7 Tanggal 16 Januari 2013 tentang Program Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif di Kota Semarang. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara, frekuensi penyusuan, paritas, stress, penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok atau alkohol, pil kontrasepsi, asupan nutrisi. Pemberian rangsangan pada otot-otot payudara akan membantu merangsang hormon prolaktin untuk membantu produksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lamanya bayi menghisap. Isapan bayi akan merangsang susunan saraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak, yakni hipofisis anterior sehingga prolaktin disekresi dan dilanjutkan hingga ke hipofisis posterior sehingga sekresi oksitosin meningkat yang menyebabkan otot-otot polos payudara berkontraksi dan pengeluaran ASI dipercepat (Bobak, 2005). Salah satu cara untuk dapat meningkatkan sekresi oksitosin selain dengan hisapan bayi adalah dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin juga sangat efektif dalam meningkatkan kelancaran laktasi, sehingga dapat dilakukan pada setiap ibu yang menyusui bayinya khususnya pada ibu yang mengalami masalah menyusui pada awal kelahiran (Patel & Gedam, 2013). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliani (2013) bahwa pijat oksitosin sangat efektif dalam meningkatkan kelancaran produksi ASI. Pijat oksitosin merupakan stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang pengeluaran ASI. Pijatan ini memberikan rasa nyaman pada ibu setelah mengalami proses persalinan dapat dilakukan selama 2-3 menit secara rutin 2 kali dalam sehari (Depkes, 2007). Pijat oksitosin dilakukan disepanjang tulang belakang sampai tulang costae kelima atau keenam. Pijatan ini sangat mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan alat tertentu. Pijat Oksitosin ini juga tidak dapat dilakukan oleh ibu karena pijat oksitosin ini dilakukan di sepanjang tulang belakang ibu. Oleh karena itu, ibu membutuhkan dukungan keluarga dalam pelaksanaan pijat oksitosin Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 3 khususnya keluarga yang paling dekat dengan ibu yaitu suami. Kurangnya dukungan yang diberikan pada ibu dan kesulitan untuk menyusui dini dapat menyebabkan produksi ASI terhambat dan jumlah ASI yang keluar tidak cukup (Patel & Gedam, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa keputusan seorang ibu untuk menyusui membutuhkan dukungan dari suami dan keluarga yang berguna bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada ibu nifas dapat membuat ibu memiliki keyakinan dan rasa percaya diri bahwa dia mampu untuk memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya sehingga produksi ASI menjadi lancar. Jadi, dukungan keluarga sangat berperan penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Perasaaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI (Roesli, 2008). Penelitian Hargi tahun 2013 dengan judul Hubungan Dukungan Suami dengan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen responden yang mempunyai dukungan suami baik, maka memiliki sikap positif dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini ditunjukkan sebanyak 28 responden (62,2%) dengan dukungan baik dan mempunyai sikap positif dalam pemberian ASI eksklusif dengan p value (0,000) < α (0,05). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 17 November 2015 di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang didapatkan data 25 ibu menyusui, dari 25 ibu, 8 ibu menerapkan pijat oksitoksin yang dilakukan oleh suami dimana suami mendukung secara rutin memijat dan memberikan support seperti mengingatkan ibu waktu untuk dipijat. Selain itu suami juga ikut mendukung dengan mencari informasi bagi ibu tentangb pijat oksitoksin. Pengetahuan suami tentang pijat oksitoksin baik disebabkan informasi dan arahan yang didapatkan dari bidan. 17 ibu tidak menerapkan karena 7 ibu belum tahu, 10 ibu tidak ada yang membantu melakukan. Wawancara terhadap 10 ibu menyusui didapatkan hasil 2 ibu mengeluh ASI nya tidak keluar, 4 ibu mengeluh ASInya tidak lancar, 4 ibu mengatakan ASInya lancar. 4 ibu ini 2 diantaranya dilakukan pijat oksitoksin oleh suami seperti yang diajarkan bidan. Di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang bidan memberikan penkes kepada keluarga atau suami tentang pijat oksitoksin untuk memperlancar pengeluaran ASI saat ibu selesai bersalin 6 jam dan diberikan penkes lagi saat mau pulang. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang; “Bagaimanakah dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang”. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik suami (pendidikan, pekerjaan) di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang. b. Mengetahui dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang. Manfaat Penelitian 1. Bagi responden Menambah pengetahuan ibu tentang pentingnya dukungan suami dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 4 meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas 2. Bagi Bidan Hasil penelitian dapat digunakan informasi tambahan bagi bidan dalam hal meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu nifas melalui penkes tentang pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI sehingga suami dapat membantu ibu dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI. 3. Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang dukungan suami dalam asuhan ibu masa nifas dan menyusui khususnya pijat oksitosin 4. Bagi peneliti lain Hasil penelitian dapat sebagai informasi dan masukan ataupun data tambahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam lingkup yang sama ataupun variabel yang berbeda. Rancangan Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitiannini menggunakan pendekatan cross sectional Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui 0- 6 bulan di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang pada bulan Juni 2016 sebanyak 30 ibu menyusui. Sampel Sampel Subyek yang diambil adalah ibu menyusui 0- 6 bulan di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang pada bulan Juni sebanyak 28 ibu menyusui disebabkan 2 ibu tidak hadir saat penelitian berlangsung. Pengambilan sampel dengan kriteria : Kriteria inklusi a. Ibu menyusui 0- 6 bulan di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang b. Bersedia menjadi responden Kriteria eksklusi a. Ibu yang sedang sakit saat penelitian berlangsung seperti mastitis dan abses payudara b. Responden yang tidak hadir saat penelitian berlangsung Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh menggunakan kuisioner,sedangkan data sekunder yaitu data jumlah ibu menyusui di BPM Diyah Rini Amd. Keb Genuk Semarang. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Pendidikan Tabel 4.1. Distribusi frekuensi pendidikan suami di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang. Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total Frekuensi 3 17 8 28 Persentase (%) 10,7 60,7 28,6 100,0 Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah menengah sebanyak 17 responden (60,7%), pendidikan tinggi sebanyak 8 responden (28,6%) dan pendidikan dasar sebanyak 3 responden (10,7%). Pekerjaan Tabel 4.2. Distribusi frekuensi pekerjaan suami di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang. Pekerjaan Buruh Karyawan PNS Swasta Total Frekuensi 3 19 4 2 28 Persentase (%) 10,7 67,9 14,3 7,1 100,0 Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 5 Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian responden bekerja sebagai karyawan sebanyak 19 responden (67,9%), PNS sebanyak 4 responden (14,3%), Buruh sebanyak 3 responden (10,7%) dan Swasta 2 responden (7,1%). Tabel 4.3. Distribusi frekuensi dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang Dukungan Frekuensi Tidak Mendukung Mendukung 7 21 Persentase (%) 25,0 75,0 Total 28 100,0 Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar suami mendukung pijat oksitoksin sebanyak 21 responden (75,0%) dan tidak mendukung sebanyak 7 responden (75,0%). Tabel No 1 2 3 4 4.4. Distribusi frekuensi pernyataan dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang Skor Jawaban Tidak % Ya % Apakah suami 1 3,6 27 96,4 ibu memberikan pujian saat memijat oksitosin. Apakah suami 6 21,4 22 78,6 ibu ikut merasakan perasaan ibu dengan dilakukan piat oksitosin Apakah suami 10 35,7 18 64,3 ibu menjaga perasaan ibu saat menyusui dengan memijat oksitosin. Apakah suami 6 21,4 22 78,6 ibu pernah menanyakan 5 6 7 8 9 Pernyataan 10 11 12 13 tentang perasaan ibu ketika dilakukan pijat oksitosin . Apakah suami ibu membuat rasa nyaman ibu dengan memijat oksitosin Apakah suami ibu memberikan kata-kata sanjungan dengan dilakukan pijatan oksitosin. Apakah suami ibu memberikan pujian pada saat dilakukan pijat seperti memuji perjuanganya menjadi ibu Apakah suami ibu memberikan masukan bahwa ibu telah sayang kepada anak dengan dilakukannya pijat oksitosin sehingga ASI nya lancar, Apakah suami ibu memberikan penghargaan dengan pelukan atau ciuman terhadap dilakukannya pijat oksitosin Apakah suami ibu merespon keluhan yang dirasakan ibu saat dilakukannya pijat oksitosin Apakah suami melakukan pijat oksitosin kepada ibu Apakah suami ibu meluangkan waktu untuk memijat oksitosin Apakah suami ibu selalu siap mendampingi 4 14,3 24 85,7 3 10,7 25 89,3 11 39,3 17 60,7 7 25,0 21 75,0 11 39,3 17 60,7 10 35,7 18 64,3 11 39,3 17 60,7 6 21,4 22 78,6 9 32,1 19 67,9 Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 6 14 15 16 17 18 19 20 saat ibu menyusui Apakah suami ibu selalu mau melakukan pijat oksitosin Apakah suami ibu membantu memposisikan ibu saat melakukan pijat oksitosin. Apakah suami ibu mencarikan informasi tentang pijat oksitosin dari majalah atau buku atau internet Apakah suami ibu ikut memberikan saran untuk melakukan pijat oksitosin Apakah suami ibu ikut memberikan perintah untuk melakukan pijat oksitosin Apakah suami ibu ikut memberikan nasehat untuk melakukan pijat oksitosin Apakah suami ibu ikut mengingatkan pijat oksitosin dengan memberikan informasi tentang pijat oksitosin 1. 5 17,9 23 82,1 10 35,7 18 64,3 2. 10 35,7 18 64,3 3. 5 17,9 23 82,1 9 32,1 19 67,9 10 35,7 18 64,3 2 7,1 26 92,9 Berdasarkan tabel 4.4. didapatkan hasil suami paling banyak mendukung pada dukungan emosional 96,4% paling banyak responden menjawab ya pertanyaan no 1 yaitu suami ibu memberikan pujian saat memijat oksitosin. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan Sebagian besar pendidikan responden adalah menengah sebanyak 17 responden (60,7%), pendidikan tinggi sebanyak 8 responden (28,6%) dan pendidikan dasar sebanyak 3 responden (10,7%). Sebagian responden bekerja sebagai karyawan sebanyak 19 responden (67,9%), PNS sebanyak 4 responden (14,3%), Buruh sebanyak 3 responden (10,7%) dan Swasta 2 responden (7,1%). Sebagian besar suami mendukung pijat oksitoksin sebanyak 21 responden (75,0%) dan tidak mendukung sebanyak 7 responden (75,0%). Saran 1. Bagi Responden Responden diharapkan memberi informasi kepada suami tentang pijat oksitosin dan manfaatnya sehingga suami akan lebih mendukung dalam pelaksanaan pijat oksitosin. 2. Bagi Bidan Bidan diharapkan meningkatkan pemberian konseling tentang pijat oksitosin kepada ibu dan suami sehingga suami mendukung dan mau melakukan pijak oksitosin kepada ibu. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan penelitian yang terkait tentang pijat oksitosin seperti pengetahuan, sikap dan minat suami melakukan pijat oksitosin. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati Eny Retna, Wulandari Diah. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Mita Cendekia ; 2009. Aristianti, V. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Kecemasan Istri Menghadapi Menopouse. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ; 2007. Arikunto. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta. Rhineka Cipta ; 2010. Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 7 Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC ; 2006. Postnatal Mothers. International Journal of Medical and Research Jan- Mar 2013/Vol 1/Issue 1 diakses tanggal 2 oktober 2013 pada :www.academia.edu/3486501/eff ect_of_back_massage_on_lactat ion_among_postnatal_mothers ; 2013. Depkes RI. Manajemen Laktasi : EGC ; 2007. Departemen Kesehatan RI. (2015). Profil kesehatan Indonesia 2015. From http://www.depkes.go.id Departemen Kesehatan Prov. Jateng. (2015). Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2015. From http://www.depkes.go.id Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2015). Profil kesehatan Kota Semarang 2015. From http://www.depkes.go.id Riwidikdo. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendika Press ; 2009. Sarafino, E. P. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth ; 2006. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC ; 2007. Friedman, Marilyn M. Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan. Praktek. Jakarta : EGC ; 2010. Suherni, Hesty & Anita. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya ; 2009. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC ; 2007. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai.Pustaka ; 2005. Hubertin S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku Untuk Bidan, Jakarta: EGC ; 2007. Hidayat. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika ; 2007. Manuaba, I, G,. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Cetakan Pertama. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta ; 2010. Narulita. 1001 tentang kehamilan : Bandung : Triexs Media ; 2006. Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 Patel, U., Gedam, D.S. Effect of Back Massage on Lactation Among Rama. Dukungan Sosial Mengenal Seluk Beluk Kanker. Cetakan 3. Katahati: 2005. Roesli. U., & Yohmi, E. Manajemen Laktasi. IDAI : Jakarta ; 2008. Siregar. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor–faktor yang Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatera ; 2006. Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta : Alfabeta ; 2009. Wiknjosastro. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2010 Yohmi, E. dan Roesli, U., Manajemen Laktasi. In: Ikatan Dokter Anak : 2008. Dukungan suami terhadap pelaksanaan pijat oksitosin di BPM Diyah Rini, Amd. Keb Genuk Semarang 8