BAB I PELAYAN TUHAN YANG MEMAHAMI PENGAJARAN TABERNAKEL Tujuan pembelajaran : - Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang memadai tentang Konsep Tabernakel - Siswa SOM dapat memahami posisi atau statusnya menurut Konsep Tabernakel - Siswa SOM dapat mengajarkannya kepada keluarga, rekan kerja dan sahabatsahabat lainnya. Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Tabernakel disampaikan dengan Metode Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran telah dipahami oleh siswa SOM Pada pembelajaran Bab I ini dijabarkan mengenai fondasi awal dalam melayani dan memuridkan orang percaya yaitu bagaimana kita memahami posisi kita menurut konsep Tabernakel. Tabernakel dipanggil sedemikian umumnya, adalah tempat suci yang dapat dipindahkan yang dalamnya Allah tinggal di antara orang orang Israel di padang belantara sesudah mereka memasuki tanah perjanjian secara berhasil berkedudukan di Silo [Yosua 18:1] di Nob [1Samuel 21] dan Gibeon [1 Tawarikh16;39]. Akhirnya Salomo membangunkan Kaabah [1Raja Raja 8:4], Dia hanya disebut MISKAN (tempat tinggal), seperti dalam Keluaran 26:9 MISKAN YHWH (tempat tinggal Yahweh). Dalam Imamat 17:4 MISKAN Haedut (tempat tinggal) dari kata kovernant [RSV katakan dari kesaksian] seperti dalam pertemuan umpamanya tempat pertemuan yang di tunjuk antara Allah dan Umat-Nya seperti dalam keluaran 28:34 atau MIKAN OHEL MOED (tinggal di tenda pertemuan) seperti dalam keluaran 39:32 atau MIGDAS (tempat suci) seperti dalam keluaran 25:8 atau QODES (tempat suci) seperti dalam keluaran 38:24. A. TABERNAKEL MUSA DAN TABERNAKEL DAUD Ibrani 12 22,karena kamu tidak datang ke Bukit Sinai…….tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion. Berikut ini dapat dilihat perbedaan antara Tabernakel Musa di Gunung Sinai dengan Tabernakel Raja Daud di Gunung Sion yaitu sebagai berikut: BUKIT SINAI TABERNAKEL MUSA 1. Tidak ada penyani 2. Tidak ada musik 3. Tidak ada rekaman 4. Tidak ada syukuran 5. Tidak ada pujian BUKIT SION TABERNAKEL DAUD 1. Penyanyi dan yanyian (1 Taw15,6) 2. Alat alat (1Taw 23;5) 3. Rekaman (1Taw 16 : 4 Maz 60 : 1 ) 4. Korban ucapan syukur (1 Taw 16:4-8) 5. Korban pujian (1 Taw 16 : 4 - 36) 1 6. Tidak ada tepuk tangan 7. Tidak ada sorak 8. Tidak ada tarian 9. Tidak ada angkat tangan 10. Sukacita diperintahkan 11. Penyembahan dari jauh 12. Hanya imam besar yang melayani di depan 13. Beberapa mazmur [Mazmur 90] 14. Berkat amin kepada kutukan 6. Tepuk tangan (Maz 47 : 1) 7. Bersorak pujian (1 Taw 15 : 28) 8. Menari dihadapan Tuhan (1 Taw16:9) 9. Mengangkat Tangan (Maz 134) 10. Hati bermegah dan bersuka (1 Taw 16 :10 ,27) 11. Penyembah (Masuk menghadap,sujud) 12. Semua Lewi melayani dihadapan tabut 13. Banyak nyanyian mazmur (1 Taw 16;7) 14. Berkata amin terhadap berkat (1 Taw16:36 ; Mazmur 106 : 48) Foto Tabernakel Musa B. Foto Tabernakel Daud/Salomo TABERNAKEL Bagian-bagian TABERNAKEL 1. HALAMAN terdapat : a. 4 Tiang (Menggambarkan 4 injil, Mat, Mrk, Luk, Yoh) b. Mezbah Bakaran ( Menggambarkan Korban Kristus) c. Bejana Pembasuhan (Menggambarkan Baptisan) Bait Allah atau Pribadi kita (Hamba Tuhan, Jemaat dan Gereja Tuhan), Jika pertumbuhan rohaninya hanya sampai tahap di halaman, hal ini sangat berbahaya, sebab bisa menjadi: Sarang Penyamun (Mat. 21 : 12 - 130 Diinjak-injak orang kafir (Wahyu 11 : 1 - 2). - Pelayanan kita tidak boleh berhenti sampai baptisan saja, karena bila hanya sampai baptidsan, tidak diukur, jemaat harus dibawah samapai Ruang suci dan Ruang Maha Suci. (Wahyu 11 :2) * Dalam Ibrani 9 tidak terdapat hal yang menyatakan tentang halaman. 2 - (Disini kita melihat bahwa halaman tidak menjadi suatu ukuran) Setiap hamba Tuhan harus berfungsi sebagai RUMAH DOA dan jemaat dibawah masuk ke Ruang Suci dan Ruang maha Suci. Karena halaman tidak diukur, dan bisa menjadi : Sarang Penyamun dan dihajar Tuhan sendiri (Matius 21 : 12 - 13) Diinjak-injak orang kafir (wahyu 11 : 1-2) 2. RUANG SUCI terdapat : a. Mezba Dupa (Praise–Worship/Menyentuh Perasaan Allah) b. Meja Roti Pertunjukan (Pikiran Allah) c. Pelita Emas (Menyalurkan Kehendak dan Kuasa Allah). (Dalam Pelita Emas dan Buah & Karunia yang mewujudkan Karakter Kuasa Allah melalui Buah Roh & Karunia Roh). Di antara RUANG SUCI dan RUANG MAHA SUCI terdapat TIRAI. - Tirai di sini melambangkan “ DAGING” kita yang harus dipecahkan melalui DOA PUASA. Memang Tuhan telah memecahkan tirai itu, tetapi kita perlu mempersenjatai diri dengan sengsara Kristus. (Waktu Tuhan Yesus mati & bangkit, tirai Bait Allah ini pecah) jika tirai ini pecah, maka Tabut Perjanjian (Ruang Maha Suci) akan kelihatan, tidak terhalangi tirai (Daging). a. Mezbah Dupa (Praise - Worship / Menyentuh Persaan Allah). Berbicara tentang Perasaan / Conscience. Kasih tinggal pada perasaan. Perasaan juga dapat menghalangi Kuasa Allah. Perasaan kitapun diukur oleh Tuhan. Filipi 2 :5 Menaruh perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Taruhlah perasaan Kristus dalam perasaan saudara. Yesus memberikan perasaanNya sepenuhnya kepada kita. I Kor 13 : 11 - 13 Kita harus bertumbuh dan dewasa dalam perasaan dan kasih kepada Tuhan. Bila kita tidak meresponi Kasih Tuhan, maka kita tidak dapat sampai menyentuh perasaan Allah. Tuhan mengukur Kasih kita (Adalah Ukuran Kasih) ? Hubungan cinta antara pemilik rumah dengan rumahnya (ownership): I Kor 6:19 -20) Tubuh kita adalah Bait Roh Kudus dan kita adalah milik Tuhan. Status kita sebagai orang percaya adalah Rumah Tuhan. Kalau kekristenan kita mati maka rumah / tubuh kita juga mati. Rumah / tubuh yang mati (benda mati) tidak dapat meresponi cinta yang diterima dari Tuhan. Cinta sepihak hanya dari Tuhan. Hubungan cinta antara gembala dengan dombanya (Lukas 15 : 1 - 7) Perumpamaan Domba yang hilang, berbicara tentang orang Kristen yang berstatus Domba (Mazmur 23). Cinta Tuhan karena berkat yang diterima : 3 minta rumput, minta perlindungan, minta kesembuhan dijawab oleh Tuhan. Kristen Domba kadar cintanya 1% (satu hilang dari 100 domba). Hubungan cinta antara pemilik dirham dengan dirhamnya (Lukas 15 : 8 10). Perumpaman tentang dirham yang hilang. Berbicara tentang orang Kristen berstatus dirham. Ini berbicara tentang berkat dan kekayaan. Firman Allah mengatakan :” dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” Matius 6 : 25. Pemuda yang kaya hatinya berada pada kekayaannya. Ia adalah contoh orang Kristen Dirham. Cinta karena mendapat harta dan kekayaan. Pilihlah Mamon atau Yesus ? Kristen Dirham kadar cintanya 10%. Hubungan cinta antara bapa dan anaknya (Lukas 15 : 11 - 23) Perumpamaan tentang anak yang hilang. Berbicara tentang orang/Kristen berstatus anak. Cinta Tuhan seperti seorang anak kepada bapa. Kristen anak kadar cintanya 50% Hubungan cinta bagaikan tunangan dengan kekasihnya ( II Kor 11 : 1 - 2) Dalam Alkitab ada kisah tentang 5 anak dara yang bijaksana dan 5 anak dara yang tidak bodoh. Anak dara yang bijaksana memelihara pelitanya supaya tidak padam. Memiliki minyak pelita. Kasihnya tetap menyala bagi Tuhan. Kristen tunangan kadar cintanya : 100%. Hubungan antara suami - istri (Efesus 5 : 25). Orang Kristen berstatus sebagai Mempelai wanita dari Kristus. Ia mengasihi Tuhan sebagaimana dirinya sendiri, Ia mencintai dengan sungguh-sungguh. Kadar cintanya : 100%. Kasih harus bertumbuh, karena kasih itu di ukur. Efesus 3 : 16 - 20 Kasih itu diukur lebarnya, panjangnya, dalamnya dan tingginya. b. Meja Roti Pertunjukan (Pikiran Allah) Berbicara tentang Akal Budi / pikiran. Iman tinggal dalam pikiran kita. I Kor 2 : 16. Milikilah pikiran-pikiran Kristus. Pikiranpun diukur oleh Tuhan. Apakah pikiran Kristus itu ? Baca di Roma 10 : 7. Iman kitapun diukur, iman timbul dari pendengaran. No Faith (Markus 4 : 40-41) 12 murid Yesus membiarkan Yesus tertidur pada saat badai menyerang kapal mereka. Little Faith (Matius 6 : 25 - 34) Burung pipit dan bunga bakung dipelihara Tuhan. Apalagi kita orang percaya. Great Faith (Matius 8 : 10) Perwira di Kapernaum memohon pada Yesus untuk menyembuhkan hambanya dengan berfirman saja. Strong Faith (Roma 4 : 20, Ibr 11:8) Abraham sebagai Bapa orang beriman. Ia dipanggil Tuhan pada umur 75 tahun untuk pergi ke Tanah Perjanjian dan dijanjikan akan mendapatkan seorang anak. Pada umur 100 tahun Abraham baru mendapatkan anak yang dijanjikan Tuhan, dst. Ia tetap beriman dan berharap pada Tuhan. Full of Faith (Ibr 11:17-19), Kis 6:5) Stefanus setia sampai mati. 4 c. Pelita Emas (Menyalurkan kehendak dan Kuasa Allah) Berbicara tentang kehendak. Kehendak kita juga diukur. Kehendak kita harus menurut kehendak Kristus. Pelita Emas tidak terbuat dari bahan yang di cor atau dicetak, tetapi ditempa dan ditumbuk ribuan kali; Sama seperti emas ada ukuran kadar kemurniannya, 18, 23 atau 24 karat. Semakin ditempa dan ditumbuk, akan semakin indah hasilnya. 3. RUANG MAHA SUCI terdapat TABUT ALLAH yang berisi: a. Buli-buli berisi Manna (Firman Allah/Pikiran Alla) b. Tongkat Harun yang pernah bertunas (Kuasa/Kehendak Allah) c. 2 loh batu 10 Hukum Allah (Kasih/Perintah Allah) * Matius 22:37 “Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” ** Jika Ruang Suci & Ruang Maha Suci menjadi satu. Maka Roh Kudus akan memakai Pelayanan Firman, Worship dan Pelayanan Penumpangan Tangan. Dan setiap pelayanan ada Kuasa-Nya, jika kita menjadi RUMAH DOA. * Yehekzkiel 47:1-12 berbicara tentang “Sungai yang keluar dari Bait Suci” Ukuran aliran sungai yang deras dan membual dari Bait Suci. Yehzkiel 47:1-5 1. Air sampai di pergelangan kaki (ayat 3) 2. Air sampai di lutut (ayat 4) 3. Air sampai di pinggang (ayat 4) 4. Air sudah menjadi sungai yang tidak dapat diseberangi (ayat 5) alirannya sangat deras dan menghanyutkan sehingga orang harus berenang. Yohanes 7 : 38 Dari dalam roh kita ada aliran - aliran air hidup yang mengalir keluar. Aliran-aliran air hidup berbicara tentang Kuasa Allah yang mengalir di dalam roh kita. Bila ibadah kita tidak benar, aliran ini hanya sampai dipergelangan kaki saja. Tuhan menghendaki agar air ini deras mengalir (membual) sampai menjadi sungai yang menghanyutkan. Tapi keluarnya aliran air hidup ini dapat terhambat, karena ada 4 rintangan yang harus dilalui, yaitu : Tirai tebal / Heavy Curtain. Tabir bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah ….. Pada waktu Tuhan Yesus disalib. (tubuh-Doa Puasa) Mezbah Dupa. Penyembahan dengan muatan kasih. (1 Kor 13 : 11 - 13; Flp 2 : 5) Meja Roti Pertunjukan. Memiliki pikiran Kristus. (1 Kor 2 : 16) Pelita Emas. Hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku. (Gal 2 : 20) 5 C. ORANG PERCAYA SEBAGAI RUMAH ALLAH YANG SUKSES Awan kemulian Tuhan yang memenuhi kemah suci memberikan bimbingan perjalanan Israel di padang gurun bila awan itu naik dari atas kemah suci berangkatlah orang Israel dari semua tempat mereka berkemah, tetapi jiwa awan tidak naik, maka merekapun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. Kerjasama antara Allah dengan Manusia yang begitu indah ini dan bagaimana Allah telah menyediakan sarana supaya gereja memancarkan kemuliaan Tuhan, di gambarkan dengan sangat indah didalam bila tabernakel [Kemah suci] di dalam Perjanjian Lama. Kemah suci diatur sedemikian mengagungkan dalam halaman besar ditempatkan Mezbah Koban Bakaran untuk persembahan bakaran, dan bejana Ruang Maha suci ditempatkan di tengah dari separuh halaman bagian belakang sebuah tiang tergantung memisahkan ruang roti-roti kudus sebuah pelita emas denga tujuh cabang, dan sebuah mezbah ukupan dari emas untuk membakar dupa wangi. Sebuah tabor yang tebal tergantung membatasi Ruang Maha Suci. Tabut perjanjian diletakan diruang ini bersama sama dengan kehadiran Allah sementara Imamat imam melayani Allah setiap hari di ruang suci hanya seorang Imam dijadikan masuk ke Ruang maha suci setahun sekali. Pada waktu Allah mendengar penyembahan umatNya dihalaman Dia melepaskan berkat berkatNya dan kehadiranNya akan mengalir pertama-tama melalui Ruang suci dan kemudian ke halaman yang penuh manusia. Bersama dengan kematian dan kebangkitan Kristus suatu zaman baru telah muncul. Kemuliaan, kehadiran, dan kuasa Allah tidak dibatasi lagi dalam kemah suci atau bait kudus. Setiap orang kristen yang lahir baru, menjadi bait Roh kudus 1 Korintus 3;16 mengatakan ;tidak tahukah kamu?’’bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam didalam kamu ? Dalam 11 Korintus 6;16 menyatakan bahwa karena kita adalah bait Allah yang hidup ..? kemudian dalam 1 korintus 19:20 menyatakan ‘’atau tidak tahukah kamu ,bahwa tubuhmu adalah bait Allah, Roh Kudus yang diam didalam kamu, Roh kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ?sebab kamu telah di beli dan harganya telah lunas dibayar :karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu Pola yang terdapat dalam Kemah Suci telah menjadi pola kehidupan orang percaya. Marilah kita periksa gambar skema di bawah ini : Skema Tabernakel : 6 Keterangan : Ruang Maha Suci = roh manusia Ruang Suci = jiwa manusia Halaman = tubuh manusia Tabut Perjanjian : Roh Allah Mezbah Dupa : Perasaan Pelita : Kehendak Meja Roti Kudus : Akal Budi Rumah Allah dan Panca Indra Halaman dari Kemah Suci melambangkan tubuh jasmani seseorang termasuk segala sesuatu yang di dalamnya. Ruang Suci adalah identik dengan jiwa seseorang, termasuk akal pikiran, perasaan dan kehendak; sedangkan Ruang Maha Suci identik dengan roh orang percaya. Tabut perjanjian di dalam Ruang Maha Suci menggambarkan Roh Allah yang tinggal di dalam orang percaya. Sedangkan perabot-perabot di dalam Ruang Suci, mezbah dupa melambangkan perasaan kita. Pelita identik dengan kehendak kita dan Meja roti kudus melambangkan akal budi kita. Pada waktu seseorang mula-mula menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, tubuh jasmaninya dan jiwanya tidak dilahirkan kembali. Tetapi rohnya dilahirkan kembali menjadi tempat tinggal Roh Kudus. Saudara dan saya memiliki kemuliaan dan kuasa dari Roh Kudus di dalam roh kita. Saudara dan saya dibenarkan di dalam Kristus, bujaksana di dalam Kristus dan ditebus di dalam Kristus. Persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan yang terjadi di dalam hidup kita, sebenarnya merupakan kesempatan bagi Allah untuk menyatakan kemuliaanNya. Tetapi kuasa dan kemuliaan Allah tidak dimaksudkan hanya diberikan di Ruangan Maha Suci dari roh kita. Pada saat Kristus mati disalibkan, tabir tebal yang memisahkan Ruang Maha Suci dan Ruang Suci robek menjadi dua (Matius 27:51; Markus 15:38; Lukas 23:45). Dan seperti juga di Kemah Suci kita harus mengijinkan Roh Kudus di dalam Ruang Maha Suci mengalir ke luar untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang di sekeliling kita. D. PELAYANAN KEPADA AKAL PIKIRAN, KUNCI UNTUK PEMBAHARUAN DAN BIMBINGAN HIDUP KITA Di dalam Kemah Suci (Tabernakel), imam-imam melayani setiap hari di Ruangan Suci. Mereka menjaga Pelita dan Mezbah Dupa agar tetap menyala. Imam-imam itu melakukan pelayanan pembaharuan yang terus-menerus di Ruang Suci. Dengan kebangkitan Kristus, setiap orang percaya menjadi imam (wahyu 1:6, 5:10). Ada tiga cara bagaimana orang Kristen bisa melayani pikirannya : Langkah pertama, dengan MENGGUNAKAN ALKITAB. Roti Kudus di Ruang Suci melambangkan Firman Allah. Pikiran kita memerlukan makanan. Sebagai orang Kristen kita harus terus menerus member makanan pikiran kita dengan roti hidup yaitu Firman Allah. Karena hanya Rohlah yang memiliki kesadaran Allah. Pada umumnya pikiran memiliki kesadaran diri sendiri (memikirkan hal-hal bagi diri sendiri). Karena kecenderungan itulah pikiran ini harus tunduk pada roh. Pembaharuan pikiran memerlukan syarat yaitu jiwa harus dididik dengan logika ilahi dari ayat suci (Alkitab). Banyak orang yang mempercayai bahwa pekerjaan-pekerjaan ajaib hanya terjadi pada gereja mula-mula. Orang tersebut telah mengijinkan pikiran mereka diberi makan hanya dengan logika manusia saja dan telah memblokir aliran Roh Kudus dengan ketidak percayaan mereka. 7 Langkah kedua, untuk pembaharuan pikiran adalah melalui sikap PENYEMBAHAN yang terus menerus. Imam-imam di Ruang Suci membakar dupa diatas mezbah ukupan. Maka kita juga wajib mempersembahkan pujian bagi Allah. Sikap-sikap manusia tersimpan di dalam pikirannyayaitu cenderung untuk mengeluh dan berpikir negatif. Setiap orang Kristen perlu merubah pola berpikirnya kepada penyembahan. Allah merindukan bau harum dari doa, pujian dan kata-kata positif dari anak-anakNya. Langkah ketiga, ialah dalam pembaharuan ruang suci seseorang dengan melibatkan KEHENDAK atau KEMAUAN. Pelita (terang) melambangkan kehendak seseorang. Orang Kristen dapat memilih terang yang dikehendakinya. Kehendak diterangi oleh dua macam dasar dari pengetahuan yaitu : Pengetahuan akal yang tersedia untuk setiap orang ; dan pengetahuan wahyu yang tersedia melalui alkitab dan Roh Kudus. Prinsip penerangan juga berhubungan dengan bimbingan kehidupan. Bila kita ijinkan hanya pengetahuan akal menerangi pikiran kita, maka keputusan-keputusan kita hanya akan berdasarkan logika manusia saja. Hanya mereka yang diterangi oleh pengetahuan wahyu dapat dipimpin oleh Roh Kudus. Ada beberapa orang yang berpikir bahwa Roh Kudus membimbing orang Kristen melalui mimpi-mimpi yang hebat, visi-visi atau oleh suara yang terdengar oleh telinga. Memang hal itu bisa saja terjadi, tetapi itu tergantung dari Kasih karunia Allah. Akan tetapi Allah pada hari ini lebih banyak membimbing kita melalui prinsip-prinsip kebenaran di dalam FirmanNya. Dia juga membimbing melalui Roh Kudus di dalam suatu kesaksian yang menyaksikan bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:16) Pada waktu mencari bimbingan Allah di dalam aspek yang tidak dituliskan di dalam alkitab, ada tiga petunjuk yang perlu diikuti. Pertama-tama, mitalah kepada Allah suatu saksi di dalam roh kita, dan suatu saksi dari luar keadaan. Kemudian membaca Alkitab untuk melihat apakah saksi-saksi tersebut diteguhkan atau tidak diteguhkan kemudian, tinggalkan keputusan akhir kepada wasit terbaru yaitu kehadiran atau ketidakhadiran damai sejahtera yang melampaui segala akal (Filipi 4:7). Saudara memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kuasa yang lebih besar lagi di dalam kehidupan Kristen saudara daripada yang dapat saudara mimpikan. Tetapi janganlah mengasingkan Roh Kudus hanya untuk sebagian dari kemanusiaan di dalam saudara. Masuklah ke dalam kerjasama sepenuhnya dengan Roh Kudus yang berkuasa. Ijinkanlah dia mengalir ke dalam pikiran dan tubuh saudara untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Baharuilah Ruang Suci dari pikiran saudara, kemudian lihatlah sewaktu angin Roh Kudus merubah pergumulan saudara menjadi sukses, dan persoalan saudara menjadi kemenangan. E. ORANG PERCAYA SEBAGAI RUMAH DOA 1 Kor. 3 : 16 - 17 : Tidak tahukah kamu, bahwa adalah bait Allah dan bahwa Roh allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. 1 Kor. 6 : 19 - 20 : Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diamkamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ? Sebab kamu telah diberi dan harganya telah lunas dibayar : Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu ! 8 BAB II PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG PRIBADI ROH KUDUS Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Pribadi Roh Kudus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang pribadi Roh Kudus disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima Roh Kudus A. ROH KUDUS Roh Kudus ialah Roh Kebenaran yang diberikan oleh Allah dan Roh itu akan bersaksi tentang Yesus dan Dia akan menolong, menyertai dan tinggal di dalam setiap percaya. Alkitab memperkenalkan kepada kita Roh Allah (Kej. 1:1-2). Mulai dari penciptaan dunia, penghantaran Tuhan atas umatNya keluar dari Negeri Mesir sampai pada penyertaan Tuhan atas hamba-hamba-Nya, Roh Kuduslah yang memegang peranan dan berkarya diantara mereka. Disini kita lihat bahwa Roh Kudus bukanlah sekedar suatu “Kuasa” atau “Pengaruh” yang sewaktu-waktu digunakan. Alkitab memberikan kesaksian tentang penyataan Allah dalam karya-Nya melalui Roh Kudus sebagai pribadi yang senantiasa hadir dalam medan sejarah manusia. Kehadiran Roh Kudus dinyatakan melalui simbol-simbol atau kekuatan yang luar biasa dalam diri seseorang, karena Roh Kudus tidak dapat dilihat. Tidak dapat dilihat bukan karena tidak ada. Alkitab menegaskan bahwa Roh Kudus ada dan tetap berkarya dalam dunia. Melalui percakapan Yesus dengan Nikodemus, Yesus menunjuk kepada angin dengan maksud memperlihatkan sifat pekerjaan Roh Kudus. Artinya angin dapat dirasakan hembusannya dan dapat dilihat melalui gerakan benda yang diterpanya. Sama halnya dengan Roh Kudus yang dapat dirasakan dan dilihat manisfestasi-Nya, meskipun Ia sendiri tidak dapat dilihat secara fisik karena berupa Roh. Roh Kudus memiliki kesetaraan dengan Allah Bapa sebagaimana Yesus Kristus setara dengan Bapa didalam ketritunggalan. Secara dokmatis penyebutan dalam urutan ketiga untuk Roh Kudus setelah Allah Bapa dan Allah Anak adalah sama dan satu. Yesus menegaskan kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa melalui penyataan: ”Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” (Yoh. 15:26), seperti Yesus menyatakan ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9). Roh Kudus adalah satu oknum illahi yang mempunyai “PRIBADI”, sama derajatnya dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Ketritunggalan Allah atau Trinitas. Alkitab menempatkan Roh Kudus setingkat dengan Allah Bapa dan Allah Anak ( 2Kor. 13:14; Mat. 28:19; 1 Kor. 13:4-6). Sebagai pribadi yang melengkapi karya keselamatan dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah 9 pribadi, seperti Bapa dan Kristus sang Anak adalah pribadi-pribadi. Roh Kudus sebagai Pribadi nampak dalam tindakan dan karyaNya , yang merupakan cara Allah untuk menunjukkan keberadaan-Nya sebagai oknum ketiga dari Allah Yang Esa. Pribadi Roh Kudus disebut sebagai oknum ketiga tunggal pada saat melaksanakan karya-Nya yang diperhadapkan dengan Allah Bapa. Ia layak dihormati dan dihargai sama seperti menghormati Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Kunci utama kepada perkembangan dan pertumbuhan Gereja adalah pada penghormatan dan penghargaan yang tertinggi pada pribadi Roh Kudus. Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman Roh Kudus. Roh Kudus telah dicurahkan untuk membaptis dan memenuhi orang yang rindu menerima-Nya. Yoel 2:28; Kis. 2:17. Dunia meragukan keberadaan Roh Kudus, dunia tidak mengenal Dia karena Dia bukan dari dunia, tetapi kita sebagai anak-anak Allah yang hidup dalam terang hendaklah mengenal Dia dengan benar, sebab Dia menyertai dan hidup di dalam kita. Rom. 8:9,15; Yoh. 14:16-17. B. BUKTI-BUKTI ALKITABIAH YANG MENYATAKAN BAHWA ROH KUDUS ADALAH OKNUM/PRIBADI: 1. Roh Kudus memiliki unsur-unsur: yang dimiliki oleh satu Pribadi: a. Roh Kudus mempunyai Intelek. 1 Kor. 2:10-11. Ayat ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai intelek atau pengetahuan yang sangat mendalam. Perhatikan juga dalam Rom. 8:26,27 dan Kis. 16:6,7. Roh Kudus sebagi pribadi yang berinisiatif dan mampu menginterfensi, memiliki kecerdasan untuk menyelidiki dan memahami hal-hal yang tersembunyi, baik tentang Allah dan juga tentang manusia. Roh Kudus sebagai pribadi yang memiliki intelektualitas dapat terlihat dari kemampuan-Nya mengkoordinasikan pelaksanaan misi pekabaran Injil melalui pengaturan yang tertib dan terarah. Kemampuan mengkoordinasikan tersebut terlihat dari sifat dan kemampuan Roh Kudus yang memiliki tujuan (Kis. 13:2), mengatur srategi (Kis. 16:6,7), member mandate (Kis. 13:4), menentukan arah (Kis. 16:6), memiliki pengetahuan (Rom. 8:26,27), mampu menyelidiki (1 Kor. 2:10,11). b. Roh Kudus mempunyai Kehendak. 1 Kor. 12:11 (As He Will) Roh Kudus memiliki kehendak atau kemauan untuk meraih tujuan tertentu. Ia berkarya dalam kepentingan skala yang lebih besar dalam pembangunan tubuh Kristus. Walaupun Roh Kudus dapat menyatakan kehendak terhadap setiap orang, dan kehendak-Nya agar diresponi dalam ketaatan dan rasa hormat. Roh Kudus dapat memiliki kehendak dapat dilihat dalam hal sebagai berikut: - Karunia dibagikan sesuai yang dikehendaki Roh Kudus (2 Kor. 12:11) - Berkehendak dan menentukan orang yang akan menjadi alat untuk melaksanakan misi Allah (Kis. 13:2) - Memiliki kehendak dalam mengarahkan perjalanan pekabaran Injil (Kis. 16:6,7). 10 Tantangan terberat dalam beriman kepada Allah adalah menyelaraskan hidup dalam kehendak Roh Kudus. Karena kencenderungannya justru Roh Kudus hanya diperalat untuk memenuhi kepentingannya sendiri. c. Roh Kudus mempunyai Perasaan (Emosi) - Didukakan. Yes. 63:10; Kis. 7:51; Ef. 4:30 - Diolok-olok atau dihina. Ibr. 10:29 - Didustai. Kis. 5:3 - Dihujat. Mat. 12:31-32 Orang yang mempercayai Roh Kudus sebagai pribadi yang memiliki perasaan akan merasa bertanggung jawab untuk hidup dengan menghargai kehendak Roh Kudus. Dengan cara demikian orang Kristen tidak saja menyakini keberadaan Allah secara dogmatis, secara aplikatif ia juga dapat merefleksikan apa yang dipercayai sehingga dapat menampilkan hidup sebagai persembahan yang kudus dan sebagai kediaman Roh Kudus.(Rom. 12:1-2; 1Kor. 3:16). 2. Roh Kudus mengerjakan Apa yang hanya dikerjakan oleh satu Pribadi. a. Roh Kudus menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:1-3; Ayub 33:4; Yes. 40:12,13) b. Roh Kudus dapat berkata-kata kepada Umat Allah. Kis. 13:2,3. c. Roh Kudus dapat bersaksi tentang Yesus Kristus. Yoh. 15:26 d. Roh Kudus mengajar segala Kebenaran Tuhan. Yoh. 14:26 e. Roh Kudus memberikan kehidupan (Rom. 8:11) f. Roh Kudus mengadakan pembaharuan hidup (Titus 3:5) g. Roh Kudus berdoa untuk orang-orang percaya. Rom. 8:26 h. Roh Kudus memanggil dan memberikan jabatan. Kis. 13:2-3 i. Roh Kudus memerintah. Kis. 16:6,7. j. Roh Kudus menginsafkan dunia. Yoh. 16:8; menyucikan (Rom. 15:16), memiliki kasih (Rom. 15:30), mengilhami (II Tim. 3:16; II Pet. 1:21; II Sam. 23:2). Melalui bukti-bukti di atas tidak diragukan lagi bahwa Roh Kudus sebagai Pribadi bersama Allah Bapa turut menciptakan segala sesuatu. Ia senantiasa hadir berperan aktif di tengah-tengah kehidupan manusia, karena hakekat-Nya yang maha kasih dan maha hadir. Iman Kristen yang konsisten terhadap doktrin Trinitas akan menghormati, menghargai, mencintai, menaati dan menyembah kepada Roh Kudus sebagaimana terhadap Yesus Kristus dan Allah Bapa. Memperlakukan ketiga-Nya secara sama dalam keyakinan ketiga-Nya adalah esa. Sahadat yang dicetuskan dalam Konseli di Nikea tahun 325, perumusannya dengan tegas mengajarkan tentang Allah Tritunggal, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang bersama disembah dan dimuliakan. Artinya secara dokmatis menyembah Roh Kudus sama halnya menyembah Allah Bapa, sebab Roh Kudus berada di dalam Bapa (Yohanes 15:26). Berdoa kepada Roh Kudus berarti berdoa kepada Yesus Kristus, dimana Roh Kudus juga disebut Roh Kristus (Kisah Para 11 Rasul 16:6,7). Dan memuliakan Yesus Kristus sama dengan memuliakan Allah Bapa, sebab Yesus Kristus adalah firman Allah Bapa (Yohanes 1:1). 3. Roh Kudus adalah Oknum”PENOLONG” (PARAKLETOS) Parakletos berarti “satu oknum yang dipanggil untuk menggantikan tugas oknum lain”. Jadi bukan sekedar kuasa atau pengaruh yang menggantikan tempat Yesus sebagai penolong. Yoh. 14:16,17 4. Roh Kudus adalah Oknum Ketiga tunggal (He-Masculine being, bukan “it”) Dalam Alkitab bahasa Inggris Revised Version dipakai kata “He” atau “Him” dan bukan “It”. Rom. 8:16,26. Dalam Yoh. 14:26 dan 16:13,14 Yesus memakai kata orang demontratif “Dia” dalam bentuk maskulin untuk Roh Kudus. Kesetaraan antara Yesus dan Roh Kudus hanya bermakna kalau Roh Kudus dianggap memiliki sifat dari suatu kepribadian. Oleh karena itu Roh Kudus merupakan pribadi, yang miliki pengetahuan, perasaan, dan kehendak yang sekaligus kreatif berkarya. 12 BAB III PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG KEILAHIAN DAN LAMBANG-LAMBANG ROH KUDUS Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Keilahian Roh Kudus dan Lambang-lambang Roh Kudus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Keilahian Roh Kudus dan Lambang-lambang Roh Kudus disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan mempercayai keilahian dari Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut. Keilahian Roh Kudus Fakta bahwa Roh Kudus adalah satu oknum yang berpribadi belumlah cukup untuk membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang Ilahi, namum penolakan keilahian dan kepribadian Roh Kudus berjalan bersama-sama. Roh Kudus adalah Allah, yang mempunyai satu pribadi nyata yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Ke- Allahan Roh Kudus terlihat pada saat bersama dengan Allah Bapa berkarya didalam kemaha-kuasan-Nya dan sifat-sifat serta keillahian-Nya mengindentifikasikan bahwa Roh Kudus memiliki sifat Allah dan melakukan apa yang dilakukan Allah, Ia juga menerima kehormatan dan kemuliaan yang diperuntukkan bagi Allah. Doktrin Kristen mempertahankan hakekat keillahian Yesus Kristus maupun Roh Kudus tanpa mendalilkan adanya tiga Allah. Sifat keillahian Roh Kudus membuktikan keillahian-Nya yang tidak terpisah dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Bersama Allah Bapa dan Allah Anak menyelesaikan pekerjaan penyelamatan di dasarkan kepada sifat yang sama yaitu cinta kasih. A. BUKTI-BUKTI KE ILAHIAN ROH KUDUS: 1. 2. 3. Roh Kudus disebut ALLAH dan TUHAN. Kis. 5:3,4; 1 Kor. 3:16-17, mendustai Roh Kudus = mendustai Allah. Roh Kudus mempunyai Karakteristik yang dimiliki oleh Allah. - Roh Kudus bersifat kekal (Eternity) dan “Self Existence”. Ibr. 9:14. - Roh Kudus mempunyai sifat maha tahu (Omniscient). Yoh. 14:26. 1 Kor. 2:10. - Roh Kudus adalah maha kuasa (Omnipotent). Luk. 1:35 - Roh Kudus adalah maha hadir (Omnipresent). Maz. 139:7-10. - Roh Kudus adalah maha suci. Luk. 11:13. Pekerjaan-Pekerjaan Ilahi dikerjakan oleh Roh Kudus. Menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Kej. 1:2 Memberikan kehidupan baru. Yoh. 3:5-8 13 4. 5. 6. Mengadakan pembaharuan hidup (Titus 3:5) Membangkitkan orang mati. Rom. 8:11 Memberi nubutan (Lukas 4:18; 2 Petrus 1:21) Mengajar tentang Allah Nama Roh Kudus disebut bergandengan dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Mat. 28:19; 1 Kor. 12:4-6; 2 Kor. 13:13 Roh Kudus disamakan dengan Allah Yehovah dalam PL. Kel. 16:7 dan Ibr. 3:7-9 Roh Kudus memberikan Karunia-karunia. 1 Kor. 12:4-11 Roh Kudus dengan ke-Allahan-Nya tidak pernah bertentangan dengan Firman Tuhan, bahkan Roh Suci selalu menguatkan Firman Tuhan. Firman Tuhan tanpa Roh Kudus adalah kering, Roh Kudus tanpa Firman Allah adalah kacau, Firman Tuhan dan Roh Kudus bertumbuh indah. Hubungan Roh Kudus dengan Allah Bapa dan Allah Anak Hubungan ketiga untuk Roh Kudus bukan berarti Ialah yang paling kecil atau paling rendah dalam ke Allahan. Susunan Pribadi Allah ini berkenaan dengan fungsinya masing-masing. Kita berdoa kepada Bapa, melalui Anak dan dalam kuasa Roh Kudus. Lukas 3:21,22 Bapa berfirman, Anak ada di sungai Yordan dan Roh Kudus turun seperti burung merpati. Yohanes 14:16 Bapa mendengar doa anak, Anak berdoa kepada Bapa, Roh Kudus Penolong yang lain (Allos – lain tapi sama jenis). B. PENGHARGAAN (RESPEK) TERHADAP ROH KUDUS Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam kasih-Nya. Roh Kudus adalah satu pribadi. Terbukti bahwa Ia mempunyai akal, kehendak, kasih dan perasaan. Ia bukan sekedar kuasa (power) tetapi mempunyai unsur-unsur kepribadian. Kita harus menghargai dan menghormati Roh Kudus sama seperti kita menghormati Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Hargailah Roh Kudus sebagai pribadi Allah dan sambutlah Dia dalam hidupmu. Jangan dukakan, dan jangan menentang kehendak-Nya. Sebagaimana seseorang dapat didukacitakan, dihina, didustai dan dicobai oleh orang lain demikian juga dapat melakukannya kepada Roh Kudus. Roh Kudus mempunyai hati dan perasaan yang halus. Berhati-hatilah supaya tingkah laku kita semakin berkenan kepada-Nya. Senangkan hatiNya selalu, hormatilah dan ikutilah kehendak-Nya. Ada tiga hal yang dapat menghalangi Roh Kudus: 1. “Janganlah…padamkan Roh.”1 Tes. 5:19 2. “Janganlah….mendukakan Roh Kudus” Ef. 4:30 3. “….selalu menentang Roh Kudus”, Kis. 7:51 14 Ada beberapa istilah dalam Alkitab yang menunjukkan bagaimana caranya seseorang berdosa kepada Roh Kudus: 1. Memadamkan Roh “Jangan padamkan Roh”. Maksud ayat ini terutama mengenai tindakan kita mengenai pekerjaan-Nya di dalam hati orang lain, bukan didalam hati kita sendiri. a. Kita mungkin menolak untuk menurut dorongan-Nya di dalam kita ketika Ia menyuruh kita berbicara atau melakukan sesuatu bagi-Nya. Kita dapat merasakan dengan jelas kesan daripada Roh Allah yang menyuruh kita bersaksi bagi Kristus. Tapi oleh karena tidak taat atau karena malu untuk bersaksi, maka kita memadamkan pekerjaan-Nya di dalam hati kita dan juga di dalam hati orang lain. b. Roh itu dapat dipadamkan oleh cara kita mengadakan kebaktian umum di dalam Jemaat. Acara kebaktian mungkin agak kaku dan terikat pada peraturan-peraturan liturgi sehingga tidak ada tempat bagi Roh Kudus untuk bekerja secara leluasa. Atau mungkin juga kebaktian itu penuh dengan unsur-unsur duniawi yang tidak sesuai dengan Alkitab. Misalnya paduan suara yang gayanya seperti panggung sandiwara (show bis) atau kebaktian-kebaktian yang menurut tata cara lahiriah belaka pasti akan memadamkan api di mezbah Allah. c. Roh Kudus dapat dipadamkan oleh pengkhotbah itu sendiri oleh semangat dan caranya berkhotbah. Caranya berkhotbah mungkin menurut kepandaian otak belaka dan hanya menunjukkan kesanggupan diri sendiri dan Roh Kudus tidak bekerja sama sekali dalam pelayanannya. Khotbahnya mungkin tentang hal-hal diluar Alkitab dan Pribadi Kristus. Roh Kudus menjauhkan diri dari pembahasan tentang filsafat dan kepandaian berpidato mengecam persoalan-persoalan dalam masyarakat atau Negara, atau tentang buah pikiran manusia yang sia-sia. Mungkin juga khotbahnya telah ditulis dengan rapi sehingga Roh Kudus tidak mendapat suatu kesempatan untuk memajukan suatu usul kecil sekalipun bila ia menghendakinya. Khotbah yang disusun secara rapi, sehingga mengesampingkan bimbinganbimbingan Roh Kudus dan tidak ada lagi bagi Tuhan untuk berkata-kata. 2. Mendukacitakan Roh “Jangan kamu mendukakan Roh Allah”. Ef. 4:30 Kata-kata tersebut di atas mengandung makna bahwa Roh itu lemah lembut dan sabar. Ia berdukacita terhadap anak-anak-Nya yang tidak setia dan tidak mau percaya. a. Kita mungkin mendukacitakan Dia oleh kebimbangan-kebimbangan kita dan dengan sikap tidak percaya terhadap dan janji-Nya. Musa telah mendukakan Roh Tuhan ketika ia memukul gunung batu dengan tongkatnya, seharusnya ia hanya berkata-kata dengan lembut pada batu itu. Banyak orang merasa takut kepada Roh Kudus karena menyangka bahwa Ia kejam dan seperti seorang penguasa yang menakutkan. Ia akan menghanguskan mereka dalam kekudusan-Nya. Padahal Ia sebenarnya menghendaki untuk mengasihi-Nya dan datang kepada-Nya. Ia menghendaki kita percaya akan janji-janji-Nya, mengenal kesetiaan-Nya . b. Tidak ada perkara lain yang lebih mendukakan Roh Kudus daripada hati yang bercabang dan hati yang menyimpan suatu berhala. 15 c. Kita mendukacitakan Roh Kudus apabila kita lalai membaca Alkitab maupun mengartikan Alkitab secara keliru. d. Kita dapat mendukakan Roh Kudus apabila kita merendahkan Yesus atau membiarkan sesuatu memeisahkan kita dari Dia atau membiarkan hal-hal lain mengelabui pikiran kita tentang Dia serta menghentikan penyembahan kita kepada-Nya. 3. Menentang Roh Kudus (Kisah Para Rasul 7:51) Sikap yang menentang ini terdapat pada orang-orang yang belum diselamatkan, yaitu orang yang belum diselamatkan. Kepada mereka inilah Roh Kudus bergumul dengan maksud menemplak mereka tentang dosa mereka dan memimpin mereka kepada Kristus. Orang yang menentang Roh Kudus ini adalah : a. Orang yang berdosa menentang Roh Kudus apabila ia berusaha membuang semua kesan agama yang telah mulai mengetuk hatinya. Perbuatan ini dapat dilakukan dengan banyak cara. Misalnya: - Jiwanya yang sedang dibawah bertentangan dengan Roh Kudus dengan mencoba memadamkan kesan-kesan dan bisikan-bisikan/suara-suara Roh Kudus dengan menyerahkan diri kepada kesukaan-kesukaan jasmani atau kesibukan-kesibukan yang mengasikkan. Atau menggangap kesan-kesan itu sebagai gangguan saraf, hati yang lemah, atau kurang sehat, lalu mencari pelibur lara, mencari suasana lain atau perkara-perkara lain. Seperti: membaca cerita-cerita yang tidak bermutu, atau karangan-karangan ringan atau mencari kesenangan duniawi, bergaul dengan orang-orang sembarangan, atau mungkin menceburkan diri ke dalam dosa yang hina. - Menjadi mudah /sering tersinggung dan marah karena tindakan dari orangorang Kristen, barangkali juga ada hubungannya dengan kebaktiankebaktian, lalu memutuskan tidak mau lagi ke Gereja sambil mencari-cari alas an untuk menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh rohani yang sedang mengganggu hatinya. b. Orang berdosa menentang usaha Roh Kudus untuk membawanya kepada keputusan untuk menerima Kristus. Setelah ia gagal dalam usahanya mencari perlindungan sendiri yang palsu itu, dan telah disadarkan untuk melihat keadaannya sendiri dengan terbuka serta insaf akan dosanya dan mengakui kebenaran Injil serta keadilan hukuman yang sedang mengancam dirinya. Ia masih mencari jalan pelarian dengan mengudurkan waktu untuk menerima Kristus. Dalam hal ini ada sikap kepura-puraan untuk menerima Kristus dan Injil, tetapi sebetulnya semua sikap itu hanya mau mengundurkan saat penyerahan, ia ingin hidup lebih lama lagi dalam dosa dan membangkang terhadap Injil. Sikap yang demikian sama bahayanya dengan secara terus terang menolak Kristus dan tidak menerima Dia. Walaupun seolah-olah ia mau tunduk dan menerima segala bujukan atau suara Roh Kudus, sesungguhnya ia melawan Roh Kudus. 16 C. LAMBANG DAN TIPOLOGI ROH KUDUS Dalam Alkitab, Roh Kudus telah banyak berperan baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Karena Roh tidak kelihatan, maka dalam Firman Tuhan dipakai berbagai lambang untuk menunjukkanNYa, untuk memberi kepada kita sifat-sifatNya dan pelayanan serta peranan-Nya. Lambang-lambang Roh Kudus: 1. 2. 3. Burung Merpati (Lukas 3:21-23; Matius 3:16) Burung merpati dipilih, dari burung yang lain sebagai lambang dari Roh Kudus karena burung Merpati itu mempunyai sifat-sifat tertentu yang tidak dimiliki burung lain. Burung Merpati adalah burung yang mempunyai lambang “Cinta dan Kasih” selalu berdampingan, tulus hati, suka damai dan lemah lembut. Inilah sifat-sifat Roh Kudus. Kidung Agung 1:15. Burung merpati adalah lambang “Perdamaian dan keamanan”.(Kejadian 8:11). Memang burung merpati tidak pernah berkelahi, kalau duduk di atas tangkai pohon, bersama-sama jantan dan betina, maka keduanya tidak pernah bertengkar. Tidak pernah mengeluarkan suara-suara seperti burung gagak atau burung beo. Burung merpati bersifat tenang dan sejahtera. Burung merpati juga indah bentuknya, tetapi jika perlu dapat terbang dengan cepat. (Maz. 55:7). Merpati juga melambangkan Kesucian. (Im. 1:14-17). Melambangkan Kejujuran dan ketulusan. (Mat. 10:16). Dan sebagai kesimpulan bahwa Roh Kudus memenuhi kita dan pengalaman yang dilambangkan burung merpati adalah kasih, damai, tidak membuat onar, atau memakan manusia, suci , elok, dan mencari tempat yang tenang. Air (Yesaya 44:3; Yohanes 4:14; 7:37-39) Jika tidak ada air dalam dunia ini terjadilah kehausan, kekeringan, kelaparan, kekotoran dan malapetaka. Jika tidak ada air – jika tidak ada Roh Kudus maka sudah pasti akan terjadi kekeringan alami dan kehausan-kehausan rohani. Jemaat akan gelisah, tidak bergairah lagi untuk berbakti. Kebaktian menjadi kering, statis, tradisi dan hanya upacara liturgy saja. Tidak ada kehidupan. Kegunaan air adalah: memberi hidup, menyegarkan, member kepuasan bagi yang dahaga, memungkinkan bumi mengeluarkan buah, menyucikan dan membersihkan dan menghasilkan tenaga. Demikian juga Roh Kudus, manusia tidak bisa hidup tanpa air, orang percaya tak bisa hidup tanpa Roh Kudus. Kepuasan yang diberikan oleh dunia ini semu dan palsu adanya. Barangsiapa minum air Roh Kudus yang diberikan Yesus, ia akan puas dan tidak akan haus untuk selama-lamanya. Bahkan akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup kekal. (Yoh. 4:14). Api ( I Raja 18:38; Kisah 2:3; Mat. 3:11-12) Yesus akan membaptis orang dengan api Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah seperti api yang menghanguskan Ibrani 12:29. Fungsi api secara alamiah adalah: memberi penerangan, memberi panas, menghanguskan, memusnahkan, menyucikan, membangkitkan tenaga, dan melebur dan membentuk logam yang keras. Roh Kudus dapat memberikan penerangan batin (Iluminasi), kebenaran-kebenaran Firman Allah akan menjadi terang dan jelas oleh pekerjaan Roh Kudus. Api Roh Kudus menghapus 17 4. 5. 6. 7. setiap dosa dan menyucikan hati kita. Hanya dengan Roh Kudus kita dapat hidup dalam kekudusan. Roh Kudus dapat membangkitkan tenaga dalam kehidupan orang percaya sehingga dapat menjadi saksi-saksi yang hidup. Roh Kudus akan menolong dengan mengirimkan Baptisan Api dalam bentuk situasi kondisi yang tidak menyenangkan supaya orang percaya dapat menyangkal diri dan hasilnya orang Kristen menjadi murni seperti emas yang teruji. Angin (Kisah 2:2; Yoh. 3:8) Kata “Pneuma” dalam bahasa Gerika secara literal berarti angin, nafas. Allah menghembuskan nafasNya kepada Adam dan ia menjadi nyawa yang hidup. Yesus menghembuskan nafas (breathed) kepada murid-murid dan berkata: “Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:22). Roh Kudus adalah nafas dan kehidupan Allah. Jika Roh Kudus hadir, Ia membawa kehidupan dalam diri kita, tanpa Dia kita tidak dapat merasakan arti kehidupan yang sesungguhnya. Kalau kita mengundang kehadiran Roh Kudus terasa sekali udara segar yang mengakibatkan sukacita dan kebahagiaan. Sifat-sifat angin: sebagai udara untuk bernafas, tidak kelihatan, tapi gerakannya dapat dirasakan, ada dimana-mana, selalu bergerak, dapat bertiup lembut dan juga dapat mengadakan tenaga yang besar. Minyak ( I Samuel 10:1;16:13; Yakobus 5:14-15) Minyak biasanya digunakan dalam PL untuk pengurapan. Semua Raja-raja di Israel diurapi dengan minyak. Juga Imam-imam diurapi untuk pelayanan. Ini sebagai pelambang supaya mereka melayani hanya oleh urapan Roh Kudus, bukan kemampuan diri sendiri. Bukan oleh kuat dan gagah, bukan juga oleh kepintaran dan kekayaan. Zakharia 4:6. Hanya oleh perkenan dan urapan Roh Kudus. Sifat minyak yang merupakan sifat Roh Kudus: pelumas, memberikan terang, menjalarkan luas, menyembuhkan merembes masuk ke dalam bagian-bagian tersembunyi. 1 Kor. 6:1920, Luk. 4:18; Maz. 133:2. Anggur (Efesus 5:18; Kisah 2:13) Anggur menunjuk kepada sukacita. Yoh. 2:1-11, rasa gembira, rasa senang. Angggur juga menimbulkan keberanian. Kis. 2:1-13. Keberanian hati dan semangat untuk memenangkan jiwa. Meterai (II Kor. 1:22; Ef. 1:13; Ef. 4:30) ”Di dalam Dia…ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan itu”. Dan Roh Kudus adalah jaminan bagian kita untuk memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. Ef. 1:13,14. Materai Roh Kudus mencegah kita dari pengaruh jahat, supaya kita terpelihara tubuh, jiwa dan roh. 1 Tes. 5:23. Roh Kudus adalah jaminan, meterai, atau cap. 18 BAB IV PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG PERANAN ROH KUDUS Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Peranan atau pekerjaan Roh Kudus dalam setiap segi kehidupan Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Peranan Kudus disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan menerapkan Peranan Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut. Semua pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus juga merupakan pekerjaan yang dilakukan Allah, dengan kedaulatan-Nya menyatakan diri dalam kehidupan dunia materi. Roh Kudus adalah Allah yang hadir di tengah-tengah umat-Nya. Ia melanjutkan menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan Allah Bapa dan Allah Anak. Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merekam keberadaan dan pekerjaan Roh Kudus. Perkerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bergerak mengarah ke depan ke zaman gereja Perjanjian Baru, dan puncaknya pada kesempurnaan gereja di akhir zaman. Itulah sebabnya Roh Kudus hadir dan bekerja selaras dengan rencana Allah Bapa untuk dunia ini, dan memanifestasikan diri dalam kehendak-Nya sesuai konteks keberadaan manusia. Alkitab Perjanjian Lama maupun Alkitab Perjanjian Baru memberikan bukti tentang pekerjaan Roh Kudus yang berinteraksi dengan manusia. Roh Kudus selaku pribadi Allah yang kekal telah ada terus bekerja sebelum dan sesudah hari Pentakosta. Keberadaan Roh Kudus tetap dilihat sebagai pribadi yang tidak mungkin dipisahkan dengan Allah Bapa dalam Tritunggal. A. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN LAMA Jika dilihat intensitas karya Roh Kudus maka lebih banyak didapati dalam Perjanjian Baru daripada Perjanjian Lama. Perbedaan inilah yang menjadi salah satu pertimbangan para ahli memutuskan mengenai Roh Kudus dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Roh Kudus di dalam Perjanjian Baru. Pendapat semacam itu sesungguhnya sangat tidak adil, dimana kesamaan yang besar diabaikan hanya karena perbedaan yang kecil. Prinsipnya, Roh Kudus sebagai Pribadi nampak dalam karya-Nya, sebaliknya karya-Nya menunjukkan Roh Kudus adalah pribadi. Keduanya tidak mungkin dipisahkan atau dipertentangkan. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama diantaranya adalah: 1. Penciptaan Alam semesta Alkitab mencatat langit dan bumi diciptakan oleh Allah, dan pada saat penciptaan tersebut Roh Kudus ikut berperan serta (Kej. 1:1-2). Roh Kudus mengadakan 19 2. 3. 4. 5. 6. penataan untuk menjadikan segala sesuatu harmonis (Ayub 26:13; Yes. 40:12,13), dan juga ia memberikan kehidupan (Maz. 33:6;104:30). Robert Davidson menerangkan bahwa: ”Roh Allah adalah Allah sendiri yang dengan kuasa-kuasa sedang bertindak di dalam dunia. Roh yang sama pada mulanya ”melayanglayang di atas permukaan air” (Kej. 1:1), untuk menerbitkan ketertiban dari dalam kekacauan dan sampai sekarang masih terus bekerja membaharui karunia, berupa kehidupan pada segaka mahluk hidup. Mengontrol Kehidupan Roh Kudus mengadakan perubahan dari samudera yang gelap menjadi kawasan yang lebih jelas perbedaanya-perbedaannya dalam Kej. 1:2. Penulis Perjanjian Lama menggambarkan dinamika Roh Kudus mempergunakan ungkapan ”melayang-layang”, ”meninggalkan”, memenuhi”, ”menguasai”, menghinggapi” hendak menunjukkan peran aktif Roh Kudus dalam kelangsungan kehidupan. Baik kehidupan dalam kepentingan yang lebih luas maupun yang bersifat pribadi. Roh Kudus senantiasa memberikan tuntunan sebagaimana diyakini oleh penulis kitab Mazmur (Mazmur 143:10), bahwa seseorang mendapatkan kekuatan serta berhasil dalam melaksanakan tanggung jawabnya karena Roh Kuduslah yang menolongnya untuk mencapai tujuan (Bil. 11:16,17). Memberikan karunia untuk tugas tertentu Ketika Musa membangun Kemah Pertemuan, ia memilih orang-orang yang oleh Roh Kudus telah dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan untuk membuat segala sesuatu perlengkapannya (Bil. 31:3;28:3). Hal memilih orangorang ini sangat penting mengingat bangsa Israel yang keluar dari Mesir hanya memiliki pengetahuan sebagai budak. Roh Kudus memberikan keterampilan dan wibawa untuk melaksanakan tugas kepemimpinan (Bil. 11:16,17). Roh Kudus juga memberikan kemampuan kepada seseorang untuk mengolah strategi guna mengalahkan musuh dalam peperangan (Hakim-hakim 3:10). Menciptakan moralitas yang benar Roh Kudus tidak dapat mentolerir segala bentuk kenajisan atau dosa yang dilakukan seseorang, karena hakekat Roh Kudus sendiri adalah kudus (Kejadian 6:1-8). Roh Kudus akan menghardik dan memberikan hukuman kepada segala macam bentuk pelanggaran terhadap firman Allah. Roh Kudus juga mendidik serta memberikan bimbingan kepada umat Allah bagaimana seharusnya hidup didalam ketaatan kepada Tuhan (Yes. 11:5; Yeh. 36:27; Neh. 9:20). Mengilhami para nabi Pada saat menyampaikan berita untuk umat Allah para nabi menerima materi berita melalui Roh Kudus, dan bukan hasil rekayasa dari dirinya sendiri. (Yes. 42:1). Raja Daud meyakini apa yang dikatakan melalui mulutnya datang melalui pewahyuan Roh Kudus (2 Sam. 23:2). Nabi Yoel juga meyakini serta menubuatkan bahwa firman Allah akan datang di zaman yang kemudian, diberikan dengan cara melalui mimpi, penglihatan dan nubuatan yang iilhami Roh Kudus (Yoel 2:28,29). Menubuatkan kedatangan Mesias Roh Kudus menyampaikan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, tentang kedatangan Mesias melalui nubuatan yang disampaikan para nabi (Yes. 61:1,2). Misi kedatangan Mesias ke dunia memberikan keselamatan serta 20 kesejahteraan umat manusia yang terbelenggu dan diperbudak dosa (Yes. 11:1-10). Tugas Kemesiasan yang disampaikan para nabi melalui nubuatan dalam Ilham Roh Kudus sebenarnya adalah Yesus Kristus sendiri. Nabi Meleakhi menubuatkan kedatangan Mesias terlebih dahulu akan diawali kedatangan Nabi Elia dalam rangka merintis jalan mempersiapkan kehadiran Mesia (Melk. 4:5,6). Konsep Mesianik datang dari Roh Kudus melalui nubuatan para nabi yang dipercayai dan ditunggu-tunggu penggenapannya oleh bangsa Yahudi. 7. Memberi kemampuan yang luar biasa Seseorang dapat memiliki kekuatan yang luar biasa di atas rata-rata manusia pada umumnya karena Roh Kudus menyertainya. Kekuatan yang luar biasa dari Roh Kudus hanya sebagai sarana untuk melaksanakan misi Allah. Sebut saja seperti dalam Hakim-hakim 14:6, Simsom dengan mudah mencabik-cabik seekor singa tanpa melukai tangannya sedikit pun dan juga beberapa tindakan spektakuler lainnya sebagai nasir Allah. Daniel memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal akal budi dan hikmat dan juga Yusuf (Dan. 4:8; 5:10-12). B. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN BARU Perjanjian Baru dibuka dengan karya Roh Kudus melalui peristiwa Maria yang mengandung untuk melahirkan Yesus Kristus dalam rangka menggenapi nubuatan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Lama. Selain di keempat Injil, eksistensi serta pekerjaan Roh Kudus dicatat semakin meningkat intensitasnya dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan Pemulihan Seseorang diselamatkan bukan hasil dari usaha pekerjaan baiknya dalam bentuk amal kesalehan, melainkan imannya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus berperan mengadakan pembaharuan status orang percaya dihadapan Allah dari yang dulunya sebagai budak dosa telah diadopsi sebagai anak Allah (Yoh. 1:12; Titus 3:5; Rom. 8:15). Kelahiran baru berhubungan dengan perubahan status yang sebelumnya ditempatkan sebagai pemberontak menjadi ahli waris kerajaan Allah. Dengan kata lain, perubahan status seseorang dapat terjadi karena ia telah mengalami kemerdekaan, dan oleh karya Roh Kudus kehidupannya dipulihkan menjadi serupa dengan gambar-Nya (Rom. 8:2; 2 Kor. 3:17,18; 2 Tes. 2:13). 2. Membimbing Kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya dinyatakan dalam pekerjaan Roh Kudus yang memberikan bimbingan kepada orang percaya. Roh Kudus memberikan hikmat kepada seseorang agar dapat memahami sesuatu yang tidak mungkin dipahami melalui akal pikiran biasa (1 Kor. 2:13). Seseorang dapat memiliki kearifan dengan cara mengharapkan dan meminta pertolongan Roh Kudus. Sebab Roh Kudus mampu memimpin dan mengajar untuk memberikan pemahaman terhadap seluruh kebenaran, Ia juga mampu membimbing seseorang bagaimana seharusnya menyampaikan argumentasi mengenai kebenaran. (Luk. 12:12; Yoh. 16:13,14; Mrk. 13:11). 3. Memberi Karunia dalam Pelayanan Setiap orang yang dipanggil dan ditetapkan dalam pelayanan dilengkapi oleh Roh Kudus dengan karunia sesuai dengan kebutuhan dalam rangka pembangunan tubuh Kristus (Rom. 12:6-8; 1 Kor. 12:7-11). Orang yang dipanggil dalam pelayanan 21 4. 5. 6. 7. tidak diukur menurut kesanggupan manusiawi terbatas, melainkan menurut ukuran pembekalan Roh Kudus yang melimpah. Dengan demikian karunia yang diterima oleh seseorang bukanlah untuk diperuntukkan bagi kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan perluasan Kerajaan Allah. Dan bertujuan untuk membangun tubuh Kristus. Membawa hidup dalam Kekudusan Rasul Paulus menghubungkan hidup dalam Roh yang terjadi dalam diri seseorang dengan kemampuan yang diterima dari Roh untuk mematikan perbuatan daging (Rom. 8:9-13). Kekudusan dihubungkan dengan mematikan perbuatan daging (Gal. 5:11-21) dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas moral yang benar. Roh Kudus menolong orang percaya melepaskan diri dari ikatan perbuatan daging dan memimpinnya untuk hidup dalam kekudusan. Mengilhamkan penulisan Kitab Suci Bertitik tolak dari penjelasan Yesus Kristus tentang Roh Kudus (Yoh. 14:26;16:13), bahwa Roh Kuduslah yang akan mengajar apa yang difrimankan Yesus, dan memberitahukan hal-hal yang akan datang, maka peran Roh Kudus dalam penulisan Kitab Suci menjadi sangat penting. Rasul Petrus dan Rasul Paulus mempercayai otoritas Roh Kudus dalam memberikan pengilhaman untuk terwujudnya penulisan Alkitab. (2 Pet. 1:21; 2 Tim. 3:16). Karena dorongan untuk menulis berasal dari Roh Kudus, para membaca harus memperhatikan nubuatan sebagai firman Allah. Menindaklanjuti pelayanan Yesus Kristus Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehadiran Roh Kudus bertujuan menindaklanjuti karya penebusan terhadap orang berdosa yang telah dikerjakan-Nya dengan cara menginsafkan dan menjelaskan kebenaran akan adanya penghakiman di akhir zaman (Yoh. 16:7-8). Bahkan sebelum naik ke Sorga Yesus Kristus menyampaikan wasiat tentang Roh Kudus yang akan memberikan dinamika pekabaran Injil (Kis. 1:8). Memberi Kuasa Saat menyampaikan argumentasi mengenai asal-usul kuasa yang dipakai-Nya untuk mengusir setan, iblis, Tuhan Yesus mengakui Roh Kuduslah yang memberiNya kuasa (Mat. 12:28). Rasul Paulus juga mengakui dalam menyusun strategi pekabaran Injil ia mempergunakan cara mendemontrasikan kuasa di dalam kekuatan Roh Kudus (1 Kor. 2:4). Hal ini dibuktikan Rasul Paulus pada saat ia mempergunakan otoritas Roh Kudus untuk menghardik tukang sihir, dan menjadikannya buta dalam beberapa hari (Kis. 13:9-12; 1 Yoh. 4:4). C. PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN YESUS Pekerjaan Roh Kudus di dalam Yesus sudah terlihat sebelum Yesus dilahirkan. Nubuatan Mesianik dari nabi Yesaya; Yesaya 7:14. Peranan Roh Kudus jelas disini, bahwa malaikat memberitahu Maria bahwa bayi yang dikandung oleh Roh Kudus (Luk. 1:35; Mat. 1:20). Roh Kudus mengurapi Yesus dalam Baptisan-Nya di sungai Yordan. Mat. 3:16; Kis. 10:38. Di padang belantara sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya, Ia dibimbing oleh Roh Kudus untuk dicobai dan mengalahkan godaan si iblis. Mat. 4:1- 22 10. Oleh Roh Kudus Ia memakai pedang Roh dan Firman (ada tertulis) untuk mengalahkan musuh. Ibr. 4:12. Roh Kudus ada didalam Yesus untuk melakukan pekerjaan dan pelayanan-Nya: Mengajar. Mat. 5,6,7; Yoh. 6:63. Mengabarkan Injil. Luk. 4:16-22, Menyembuhkan orang-orang sakit dan mengusir setan. Kis. 10:38. Oleh bimbingan dan pertolongan Roh Kudus Yesus mati di atas kayu salib. Ibr. 9:14; Ia dibangkitkan pula oleh Roh Kudus, Rom. 8:11. Ia menghembuskan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Yoh. 20:22. D. PERANAN ROH KUDUS DALAM GEREJA TUHAN Gereja adalah kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan dosa kepada terang Kristus (Ekklesia) atau juga disebut “Umat milik Tuhan” (Kukarion). Gereja adalah tubuh Kristus yang hidup dan dinamis haruslah selalu berkembang dan bertumbuh. Kis. 2:47;4:4;5:14. Peranan Roh Kudus dalam Gereja Tuhan adalah sebagai berikut: 1. Bersaksi dari hal Kristus yang hidup (Yoh. 15:26; Kis. 1:8) Roh penghibur bersaksi bagi Kristus, Roh Kudus memberi kuasa untuk bersaksi. 2. Pertumbuhan Gereja (Kis. 2:41-47) 3. Penginjilan (Kis. 13:2,4,9-12; 15:28) Roh Kudus memilih pekabar Injil, Roh Kudus mengutus pekabar Injil, member kuasa, memimpin dan mengatur pekabaran Injil. 4. Kesembuhan dan mujizat (Kis. 3:1-10) 5. Memberi pokok khotbah atau Pokok Pemberitaan (Yak. 1:5-8; I Kor. 14:26; Yoh. 14:26; Kis. 6:10; Kis. 17:23). Hikmat Roh Kudus memberi tema khotbah. 6. Memberikan karunia dan Jawatan kepada Gereja (1 Kor. 12:1,28; Ef. 4:11). 7. Mempersatukan gereja Tuhan ( I Kor. 12:13,14; Kol. 3:14; 1 Kor. 13:1-14; Yoh. 13:34-35; Yoh. 17:21; II Kor. 13:13). Baik orang Yahudi, Yunani…dan lain-lain menjadi satu tubuh. Doktrin-doktrin Gereja yang dibuat manusia sering menjadi penghalang bagi kemajuan gereja. Roh Kudus mendobrak semua tembok-tembok itu., Roh Kudus dapat memakai Gerakan Oikumenis, Gerakan Persekutuan Doa Injil Sepenuh (Full Gospel) untuk memulihkan semua aliran gereja. Kasihlah sebagai pengikat persatuan. Kol. 3:14. Doa Yesus , supaya kita menjadi satu di dalam Dia. 8. Mempersiapkan kita sebagai mempelai Kristus (Kej. 24; II Kor. 11:2; Ef. 5:2223,27). Dengan mempertunangkan kamu (jemaatNya) dengan Kristus. Dengan mempersiapkan jemaat yang kudus dan tidak bercacat cela. E. PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA. Kita mempunyai Kuasa atau musuh, kesakitan, kemiskinan, dosa dan kegagalan jika Roh Kudus ada di dalam kita. Hargailah kebenaran Firman Tuhan daripada menghargai liturgy dan beraturan-beraturan manusia yang berlaku di Gereja. Tanpa Kuasa Roh Kudus kita tidak bisa hidup, akan kalah menghadapi musuh sehingga kita menjadi sakit, miskin, dan terbelenggu dalam ikatan dosa. Daud adalah seorang yang memiliki banyak jabatan dan juga memiliki banyak harta kekayaan. Namum dibalik semuanya itu dia tahu yang paling penting dalam kehidupannya. Ia pernah berkata dalam Mazmur 51:13: ….”jangan mengambil Roh 23 KudusMu dari padaku…´Daud sadar dan mengerti bahwa ia sangat membutuhkan kuasa dan kuasa itu datang dari Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus Daud sadar ia tidak akan dapat berbuat apa-apa, sebaliknya kegagalan yang akan menimpannya. Kita akan melihat mengenai “Pekerjaan Roh Kudus” dalam kehidupan orangorang percaya yakni: 1. Roh Kudus membebaskan orang percaya dari ikatan dosa (Roma 8:2) Tanpa Roh Kudus, kita tak sanggup membebaskan diri dari dosa. Yang terjadi hanyalah menyesal dan minta ampun pada Tuhan tapi setelah itu kembali lagi melakukan dosa yang sama. Roh Kudus dapat melepaskan segala ikatan belenggu, bersama Roh Kudus kita memiliki kuasa untuk bebas dan hidup tidak lagi didalam dosa dan kedagingan melainkan dalam Roh. Gal. 5:16. Jangan merasa kuat dan berkata: aku tidak perlu, pendetaku dan ajaran gerejaku melarang hal itu, aku tak perlu kuasaNya. “Barangsiapa yang menyangka diri teguh berdiri, hati-hatilah jangan ia jatuh…” 1 Kor. 10:12 2. Roh Kudus mengubah kita sehingga kita memiliki karakter Yesus (Pengudusan) Bersama Roh Kudus kita dapat memiliki buah Roh. Gal. 5:22-23. Dan buah-buah ini akan timbul dan nampak dalam kehidupan kita. Tanpa Roh Kudus kita hidup dalam kedagingan. Gal. 5:19-21. Dan perbuatan daging itu membawa kita kepada kebinasaan yang kekal (Gal. 6:8). Tetapi setelah dipenuhi Roh Kudus kita berubah menjadi baik, dan memiliki buah Roh. Dan inilah karakter dan kehidupan Kristus. Kita tidak dapat mengubah kehidupan,karakter kita sendiri tanpa pertolongan Roh Kudus dan Roh Kuduslah yang sanggup mengubah karakter ktia menjadi sama seperti Kristus. (1 Yohanes 2:6) 3. Roh Kudus bersaksi bersama roh kita bahwa kita anak Allah (Roma 8:15-16) Oleh Roh Kudus kita tidak menerima roh perbudakan yang membuat kita menjadi takut tetapi kita menerima Roh yang menjadikan kita anak Allah dan oleh Roh kita berseru: “Abba ya Bapa”, dan oleh karena kita anak Allah maka kita juga ahli waris, maksudnya kita adalah orang yang berhak menerima janji-janji Allah. 4. Roh Kudus mengajar kita dalam segala kebenaran Allah (Yohanes 14:26) Roh Kudus mengajar kita dan mengingatkan kita segala Firman Allah pada waktu kita perlu. Misalkan dalam mengambil keputusan. Dan jika kita keinginan untuk berbuat dosa, Roh Kudus mengingatkan Firman Tuhan dan memberi kuasa untuk menolak dosa tersebut. 5. Roh Kudus memberi dorongan pada orang-orang percaya untuk bersaksi tentang Yesus itu Tuhan dan Juruslamat dunia Kisah 5:32 – Roh Kudus dan orang beriman bersaksi tentang Yesus Kristus. Ada panggilan kudus untuk bersaksi dan dorongan tanpa takut menyaksikan Yesus itu sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. Tanpa Roh Kudus mereka bukan orang Kristen militant seperti yang diharapkan Tuhan Yesus dalam Amanat AgungNya. Roh Kudus mendorong orang untuk bersaksi, menyaksikan Yesus kepada sesamanya (1 Kor. 12:3).. Kalau bersaksi bukan dengan Roh Kudus, maka mereka bersaksi hanya untuk kepentingan diri sendiri, mencari nama sendiri, mencari uang dan lain sebagainya. Dan bukan untuk kemuliaan nama Tuhan. 6. Roh Kudus memberi kelahiran baru pada orang percaya Tuhan Yesus berkata tanpa kelahiran baru tak mungkin seseorang dapat melihat dan masuk dalam kerajaan Allah. (Yoh. 3:3-5). Hal ini diucapkan Yesus kepada 24 Nikodemus, seorang yang beragama dan taat akan perintah Tuhan, membayar perpuluhan dengan setia, rajin beribadah dan melakukan perbuatan yang baik. Tetapi Yesus berkata: “Kamu harus dilahirkan kembali”. Tanpa dilahirkan kembali kita tidak masuk dalam kerajaan Sorga. Siapa yang dapat melahirkan kita kembali, bukan ibu atau orang lain melainkan oleh Roh Kudus dan Firman Allah. Tanpa Roh Kudus tidak akan ada kelahiran baru dan orang tak melihat Kerajaan Sorga. 7. Roh Kudus membuat tubuh kita menjadi baitNya Jika kita dipenuhi Roh Kudus, maka Dia tinggal dalam kita. 1 Kor. 3:16; 1 Kor. 6:9. “Tidakkah kamu tahu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus”, Dan jika tubuh kita adalah Bait-Nya siapakah yang akan mengganggu baitNya? Siapakah yang dapat merusakkan Bait Allah. Mungkinkah bait Allah dalam kemiskinan atau kesakitan, pasti kita diubahnya menjadi sehat sebab Roh yang ada dalam kita lebih besar dari segala Roh yang ada didunia ini. (I Yoh. 4:4), sehingga bersama Roh Kudus kita akan menjadi lebih dari “Pemenang” Roma 8:37. Pemenang sekarang dan sampai selama-lamanya. 25 BAB V PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG BAPTISAN ROH KUDUS Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Baptisan Kudus dalam setiap segi kehidupan Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Baptisan Kudus disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan mengalami Baptisan Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut. BAPTISAN ROH KUDUS Didalam Perjanjian Baru ada beberapa istilah yang dipakai untuk menerangkan Baptisan Roh Kudus: “Dibaptis dengan Roh Kudus”, “Penuh dengan Roh Kudus”, “Roh Kudus Mengurapi” dan lain-lain. Semua istilah di atas menunjuk kepada suatu pekerjaan atau pengalaman yang berkenaan menyambut Roh Kudus. (Kis. 1:5;4:8;10:44-46;11:1517;19:2-6; Luk. 4:18;24:49). Roh Kudus adalah satu pribadi adalah satu pengalaman yang jelas dan pasti. Jadi orang yang mengalaminya dapat mengetahui pasti apakah ia sudah menerima atau belum. (illustrasi: seorang utusan membawa hadiah, utusan tersebut telah berada di rumah, namum belum diterima secara pribadi oleh tuan rumah). Istilah Baptisan Roh Kudus terdapat dalam ayat-ayat: Mat. 3:7,11; Mrk. 1:7,8; Kis. 1:4,5;11:16. Baptisan Roh Kudus dikaitkan dengan pengertian: “Diliputi”, “Dibanjiri”, atau “Ditutupi”pencurahan dari luar. Sedangkan “Kepenuhan Roh Kudus” (Kis. 2:4;4:31;6:3;9:17) cenderung berarti: menempati yang kosong sampai meluap” – kepenuhan dari dalam. Sebagai contoh: sebuah gelas berisi penuh dengan air (Kepenuhan) dan gelas tersebut dicelupkan ke dalam sebuah ember yang berisi air (Baptisan) Roh Kudus mengelilingi, menutup dan membungkus kita (bagian luar) dan juga memenuhi kita dari dalam. Yoh. 7:37-39. Baptisan Roh Kudus hanya satu kali dalam hidup orang percaya, tetapi kepenuhan dan urapan Roh Kudus berulang-ulang kali untuk kehidupan dan pelayanan kita. Rasul Paulus menganggap kepenuhan Roh Kudus atau dipenuhi Roh Kudus merupakan hal yang teramat penting, sehingga ia memerintahkan jemaat supaya dipenuhi Roh Kudus (Ef. 5:18). Dipenuhi Roh Kudus Paulus memakai istilah ”plerousthe” dari kata ”pleroo”, gagasan dari kata tersebut adalah ”kontrol”. Manakalah dihubungkan dengan Roh Kudus artinya Roh Kudus selalu ada di hati kita sebagai satu-satunya pribadi yang secara terus-menerus mengontrol dan menguasai hidup orang percaya. Itu berarti kepenuhan Roh Kudus dimana seseorang secara terus-menerus dikontrol serta dikuasai Roh Kudus dalam seluruh aspek kehidupan. Baptisan Roh Kudus hanya terjadi sekali 26 dan tidak terulang kembali, sedangkan kepenuhan Roh Kudus diterima secara terus menerus tergantung ketaatan dan kerelaan seseorang untuk dikuasai Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus ada upaya dari pihak manusianya, karena itulah Rasul Paulus memberikan dalam bentuk perintah agar dipenuhi Roh Kudus. Dengan begitu ia tidak mendukakan Roh Kudus, sehingga dihasilkan kehidupan Kristen yang berkualitas. Contoh: Paulus. Kis. 9:17 Dipenuhi lagi dalam Kis. 13:9 Petrus. Kis. 2:4 Dipenuhi lagi dalam Kis. 4:8,21 Efesus 5:18 (Kata kerja Present Inperative) berulang-ulang kali, terus menerus dipenuhi Roh. Orang yang telah dibaptiskan dengan Roh Kudus tidak otomatis dipenuhi Roh Kudus secara kontinoe. Ia bisa saja mengalami kemunduran seperti Jemaat di Korintus. (I Kor. 1:4-9; I Kor. 3:1). Caranya orang percaya untuk berusaha terus menerus dipenuhi dengan Roh Kudus adalah: memberi diri terus menerus dipimpin oleh Roh. (Gal. 5:25), terus berdoa. (1 Tes. 5:17, menghasilkan buah-buah Roh. (Gal. 5:16-22) dan tidak mendukakan Roh (Ef. 4:30). Baptisan Roh Kudus dapat didefinisikan ”Dimana seseorang setelah lahir baru mengalami suatu peristiwa Ilahi karena pekerjaan Roh Kudus yang ditandai dengan munculnya mujizat bahasa berupa bahasa roh atau bahasa asing yang sebelumnya belum pernah didengar atau dipelajari” (Kis. 2:4; 8:18; 10:44-46; 19:6; 9:17 band. 1 Kor. 14:18;10). Baptisan Roh Kudus setiap orang percaya dibawa agar memiliki pengalaman pribadi dengan Roh Kudus, sehingga olehnya akan meningkatkan kepekaan terhadap suara dan kehendak Allah. Baptisan Roh Kudus bermanfaat menguatkan iman, membangun iman untuk melaksanakan tanggung jawab pelayanan pembangunan tubuh Kristus (Yudas 20; 1 Kor. 14:4; Ef. 4:11-13). Meskipun demikian peristiwa baptisan Roh Kudus tidak otomatis menjadikannya manusia sempurna. A. PERSYARATAN UNTUK MENERIMA BAPTISAN ROH KUDUS Secara umum persyaratan untuk menerima Baptisan Roh Kudus adalah: 1. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dalam arti sudah bertobat dan diselamatkan. Kis. 5:32; Rom. 12:1-3, Kis. 2:37-38. Penyerahan diri harus disertai dengan pertobatan dan pengakuan dosa. Jangan ada dosa yang tidak diakui. Semua dosa harus dibenci dan dibuang, termasuk kuasa gelap dan jimat. 2. Meminta dengan pasti kepada Tuhan supaya Roh Kudus diberikan. Mat. 7:7; meminta akan diberikan kepadamu; Luk. 24:49; Luk. 11;3 3. Menyambut dengan yakin – Iman yang bertindak. (Ibr. 11:1; Luk. 11:13; Yoh. 14:13-16) 4. Menanti dalam puji-pujian. Pujian berarti memproklamirkan kesetian dan kebaikan Allah. (Maz. 32:1-11; 106:12). B. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENERIMA ROH KUDUS. Roh Kudus mutlak perlu bagi setiap orang yang menyebut dirinya Kristen. Yang menjadi pertanyaan adalah dapatkah semua orang Kristen menerima Roh Kudus? Untuk menjawab ini kita akan melihat langkah-langkah Alkitab dalam kita menerima Roh Kudus. (Yoh. 14:6) yaitu: 27 1. 2. 3. 4. 5. Allah sudah mengaruniakan Roh Kudus dan mencurahkan-Nya pada hari Pantekosta. Dan sejak saat itu Roh Kudus sudah ada ditengah kita. Allah sudah memberikan-Nya, tinggal kita harus menerima karunia itu. Tidak perlu mengemis, dan meratap, terima dengan iman dan ucapan syukur. Semua orang yang telah diselamatkan akibat percaya kepada Tuhan Yesus, sudah boleh menerima karunia tersebut, tidak ada pengecualian. (Kis. 2:38) Orang Kristen jangan sampai salah pengertian, untuk menerima Roh Kudus harus melakukan ini dan itu, harus membersihkan dirinya, dengan ratapan tangis baru bisa menerima Roh Kudus. Dengan iman kita siap untuk menerima Roh Kudus, kita sudah diselamatkan dan disucikan. Tidak perlu melakukan ini dan itu. Dengan cara penumpangan tangan seorang hamba Tuhan, seorang Kristen dapat menerima Karunia Roh Kudus. Beberapa hamba Tuhan memang ada yang mendapat karunia menumpangkan tangan atas orang sehingga mereka penuh dengan Roh Kudus dan menerima kesembuhan. Ini adalah karunia yang diberikan Allah, seperti yang kita lihat dalam Kisah 8:18-20. Tetapi cara ini tidak mutlak. Tuhan dapat bekerja dengan caraNya dan tidak dapat dibatasi dengan peraturan manusia. Saat menerima Roh Kudus, dengan iman kita harus mulai berbicara bahasa Roh. (Kis. 2:4; 19:6) Jika Sidang Jemaat sedang berdoa untuk kepenuhan Roh Kudus, mereka akan menerima dan akan berbicara bahasa lidah seperti yang diberikan Roh Kudus kepadanya. Roh Kudus sendiri tidak berbicara bahasa lidah, Roh Kudus tidak memutar-mutar lidah kita supaya bicara, tetapi kitalah yang berbicara dengan iman dalam bahasa lidah. Jangan tunggu lidahmu digerak-gerakkan oleh Roh Kudus, tetapi dengan iman terimalah dan berbicaralah. Keselamatan adalah karunia, karunia tersebut harus diterima dengan iman. Demikian juga Roh Kudus. Roh Kudus adalah karunia yang harus diterima bukan dengan akal atau usaha manusia harus dengan iman. Jangan takut dan ragu-ragu untuk menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh. Guru-guru palsu dan orang-orang bodoh mengajarkan tidak mudah untuk percaya kepada Roh Kudus dan tidak mudah untuk berbahasa lidah. Mereka berkata kalau menerima Roh Kudus harus berpuasa dulu, membersihkan diri, harus meratap dan menangis, memohon, mengemis dan lain sebagainya. Tinggalkan sikap keraguraguan dan rasa takut, miliki iman dalam menerima Roh Kudus. Ada 4 perkataan sederhana yang akan memampukan kita menerima Roh Kudus ini yaitu dengan : 1. Meninggalkan (II Kor. 4:2). Kata meninggalkan berasal dari bahasa Yunani “Aperpomen”, berarti memungkiri, memisahkan dan menyimpang secara total dari”. Tetapi meninggalkan hal-hal tersembunyi (rahasia yang terpendam, pribadi, dari dalam) …”tetapi meninggalkan hal-hal tersembunyi yang tidak jujur (memalukan atau menjijikkan). Artinya disini kita harus meninggalkan semua dosa yang kita lakukan-khususnya dosa yang melibatkan sihir, penyembahan berhala nenek moyang, ilmu sihir, daundaun teh, ramalan nasib, (peramal), ilmu memikat, jimat dan sejenisnya. Allah 28 memerintahkan untuk meninggalkan dan terpisah benar-benar dari hal-hal yang tersembunyi, rahasia, tidak jujur, memalukan ketika kita meminta RohNya yang kudus. 2. Santai Jangan sampai kita menjadi tegang ketika tiba saat menerima Roh. Tidak perlu demikian. Hal ini akan menghalangi saudara untuk menerimanya, tetapi biarlah kita tenang dan santai baik secara rohani dan emosional. 3. Menerima. (Luk. 11:13) Mintalah dengan sederhana, dengan tenang dan beriman. Jangan mulai meminta atau memohon, tidak perlu berteriak atau merintih, biarlah berjalan sesuai dengan tuntunan Roh. Minta dengan tenang, dan dengan iman untuk memenuhi saudara dengan RohNya. Ketika saudara dengan tenang telah meminta Dia memenuhi saudara dengan Roh, dengan iman saudara harus percaya bahwa Ia telah menjawab doa saudara dan menerima Roh dengan iman (Mrk. 11:24). Terjemahan kata ”roh” dalam bahasa Yunaninya sama dengan ”napas”. Mengapa tidak sekedar membuka mulut saudara, mengambil nafas dalam-dalam, dan bernafas di dalam Roh Kudus? Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai ”minum” di dalam Roh. Seperti saudara membuka mulut saudara untuk minum air, saudara pun dapat membuka mulut saudara untuk minum dalam Roh. 4. Memberikan Respon Sekarang saudara harus mulai mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan di dalam iman atas berkat-Nya. Ketika saudara melakukan hal ini, jangan berbicara dalam bahasa sendiri. Pujilah Tuhan, tetapi percaya bahwa Roh Kudus akan memampukan saudara untuk melakukannya di dalam bahasa yang baru yang Roh itu berikan menurut kehendak kepada saudara. (Kis. 2:4) Ini adalah bagian Roh. Ketika Roh melakukan bagian-Nya, kita memberikan “respon” dengan melakukan bagian kita. Hal ini berarti bahwa saudara harus bekerjasama dengan Tuhan, mengucapkan apa yang diberikan Roh untuk diucapkan. (band. Mat. 14:29). Dengan kata lain, hal ini bukanlah bagaimana saudara berbicara tetapi apa yang saudara ucapkan, itulah mujizat. Mujizat terjadi ketika Roh Kudus memberikan kepada saudara kata-kata untuk berbicara didalam bahasa yang saudara tidak pernah pelajari dan mungkin tidak pernah saudara dengar sebelumnya. Saudaralah yang berbicara, tetapi Roh yang memberikan kata-katanya. Jangan duduk seperti kayu ukiran, menunggu Allah untuk mengambil nada vocal saudara dan berbicara melalui bibir saudara. Lakukan bagian saudara. (Kis. 2:4). Ketika saudara mulai berbicara di dalam bahasa-bahasa lidah, saudara akan mengucapkan kata-katanya, Roh Kudus akan memberikannya, akan melengkapi saudara dengan suara, kata-kata, frasa-frasa di dalam pikiran saudara. Hal ini kedengaran aneh bagi saudara. Ini adalah bahasa yang tidak pernah dengar sebelumnya sangat mungkin bahasa malaikat atau bahasa sorga yang kedengaran berbeda dari bahasa-bahasa duniawi yang pernah saudara dengar. Ucapkan dengan berani, jangan takut, pada mulanya saudara hanya mempunyai satu atau dua kata, saudara mungkin mendapati berulang kali mengucapkan kata-kata yang sama, lakukan saja itu. Saudara seperti seorang bayi yang sedang belajar untuk berbicara bahasa sorga yang diberikan oleh Bapa Saudara di sorga. Ucapkan dengan keras apapun yang Roh taruh didalam pikiran saudara. Saudara mulai mendapatkan suara-suara asing, teruskan, jangan berhenti, biarkan terus 29 mengalir, jangan kuatir apapun bunyinya, itu adalah urusan Roh Kudus. Ia akan memberikan kepada saudara bahasa yang khusus yang Ia inginkan untuk saudara punyai. Kemudian Ia akan memberikan kepada saudara bahasa-bahasa yang lain – karena ini adalah Karunia-karunia Bahasa Lidah dalam dalam bentuk jamak-berarti lebih dari satu. Dalam bahasa Yunani bahasa lidah, disebut “glossolalia” C. PENGALAMAN KELAHIRAN BARU BERBEDA DENGAN BAPTISAN ROH Ada pendapat yang mengatakan bahwa “hanya ada satu baptisan oleh Roh dalam hidup oleh ROh dalam hidup setiap orang percaya, dan waktunya ialah pada saat orang itu bertobat”. Ini adalah hasil eksegesis mereka dari I Kor. 12:13, mengenai “Baptisan ke dalam tubuh Kristus”. Dan ini bukanlah Baptisan Roh Kudus, melainkan “Pertobatan”. Dalam Kisah 2:38 – jelas sekali perbedaan antara “Pertobatan”, Baptisan Air dan Baptisan Roh Kudus. Memang Roh Kuduslah yang melahirkan kembali orang-orang percaya (Yoh. 3:3-5). Orang tersebut dibaptiskan ke dalam Tubuh Kristus. Dengan demikian Roh Kudus sudah ada pada tiap-tiap orang yang sungguh bertobat dan percaya kepada Kristus, akan tetapi hal itu bukanlah berarti bahwa tiap-tiap orang Kristen sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Bisa saja terjadi seseorang dilahirkan kembali tetapi belum dibaptiskan dengan Roh Kudus. Dalam kelahiran Baru kita menerima hidup baru yaitu diselamatkan, tapi baptisan Roh Kudus kita menerima kuasa untuk hidup dalam kesucian dan kuasa dalam pelayanan yang efektif. Dasar-dasar Alkitabiah Mengenai Perbedaan antara Kelahiran Baru dan Baptisan Roh 1. Murid-murid Kristus telah mengakui Yesus adalah Anak Allah yang hidup dan dinyatakan nama mereka tertulis di sorga (Mat. 16:16; Luk. 10:20). Namum mereka masih diperintahkan untuk tetap tinggal di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus. 2. Dalam Kisah 8:12, orang-orang Samaria telah diselamatkan Dibaptis dan dilahirkan kembali, tapi ayat 15 dan 16 dijelaskan bahwa setelah Rasul-rasul tiba dan mendoakan, mereka dibaptis dengan Roh Kudus. 3. Dalam Kisah Rasul 10, orang-orang dalam rumah Kornelius telah percaya kepada Yesus, lalu dibaptis dengan Roh Kudus. 4. Kisah Rasul 19 dijelaskan ketika orang-orang Efesus baru percaya mereka tidak dibaptiskan dengan Roh Kudus, mereka hanya dibaptiskan dengan baptisan Yohanes. Tetapi Paulus meminta agar mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus lalu mendoakan mereka untuk menerima Roh Kudus. 5. Kisah Rasul 9, Rasul Paulus bertobat dalam perjalanannya ke Damsyik dan tiga hari kemudian ia menerima Roh Kudus, ketika Ananias menumpangkan tangan atasnya. Paulus berkata-kata dalam bahasa Roh lebih dari orang percaya lainnya. (1 Kor. 14:18). D. HARUSKAH ORANG PERCAYA BERBAHASA ROH ATAU LIDAH??? Dalam 1 Kor. 14:18, Paulus berkata: ”Aku mengucap syukur kepada Allah bahwa aku berkata-kata dengan bahasa Roh lebih daripada kamu semua”. Paulus berani bersaksi bahwa ia berkata-kata dengan bahasa lidah lebih dari orang-orang Korintus berarti begitu ia bangun dari tempat tidur langsung berbahasa lidah, pergi tidur berbahasa lidah, dalam perjalanan, dalam pekerjaan, dalam kehidupan sehari-hari bahkan setiap saat 30 ia berbahasa lidah. Paulus berbahasa lidah dalam frekuensi waktu yang cukup banyak. Berbicara dalam bahasa Roh merupakan arus kehidupan yang tidak pernah kering, dan akan memperkaya kehidupan rohani kita. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Paulus dan semua orang Kristen harus berbahasa lidah? Ada beberapa alasan mengapa setiap orang Kristen harus berbahasa lidah: 1. Bahasa Roh adalah tanda utama. (Kis. 2:4) Firman Allah mengajarkan kepada kita, ketika kita dipenuhi Roh Kudus, kita berbicara dalam bahasa lidah seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada kita mengatakannya. Ini merupakan tanda pertama (pertanda awal) dari seseorang yang sudah dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini membuktikan bahwa kekuatan Ilahi yang menunjukkan Roh itu berdiam di dalam diri kita. Bahasa lidah haruslah seperti aliran sungai yang tidak pernah kering, karena bahasa lidah akan memperkaya kehidupan rohani dan kekristenan kita. 2. Berbahasa lidah berguna untuk membangun rohani seseorang (For Spiritual edification 1 Kor. 14:4). Paulus menulis suratnya kepada Jemaat di Korintus dan menganjurkan kepada mereka supaya mereka senantiasa berbahasa lidah dalam penyembahan dan dalam kehidupan doa mereka. Berbicara atau berdoa dalam bahasa Roh berarti akan membangun kerohanian kita sendiri. Jika kita berbahasa lidah maka roh kita yang berdoa, kita tidak berkata-kata kepada manusia, sebab tidak seorangpun yang mengerti bahasanya, roh kita mempunyai hubungan langsung dengan Allah yang adalah Roh adanya. 3. Bahasa lidah mengingatkan bahwa di dalam kita terdapat Roh Kudus, kehadiran Roh (Yoh. 14:16-17) Terus-menerus berdoa dan menyembah Allah dengan bahasa Roh membantu kita untuk senantiasa sadar akan kehadiran Roh. Dan ini akan mempengaruhi seluruh roda kehidupan kita sehari-hari ke arah kehidupan yang serba positif. Kalau kita berbahasa lidah, kita akan sadar adanya Roh Kudus di dalam kita, maka Ia merupakan “Rem Penahan” terhadap perbuatan dosa yang kita kerjakan. Tak mungkin seorang yang sungguh-sungguh mengasihi TUhan akan mendukakan Roh Kudus. 4. Berdoa dalam Bahasa lidah akan menjamin doa kita sejalan dengan kehendak Allah (Rom. 8:26) Doa dengan bahasa lidah adalah doa yang sesuai dengan kehendak Allah yang sempurna oleh karena Rohlah yang membantu berdoa untuk kita. Roh Kudus pasti selalu berdoa untuk kita sesuai dengan kehendak Allah. Seseorang harus berhatihati terhadap gurauan mengenai berbicara dalam bahasa lidah. Banyak orang menertawai dan mengejek orang lain yang sedang berdoa dan berbicara dalam bahasa lidah. Doa dalam bahasa Roh adalah doa yang dibantu oleh Roh Kudus, kalau ada orang yang mengejek dan menghina bahasa lidah yang diucapkan seseorang dengan iman, maka ia sesungguhnya mengejek dan menghina Roh Kudus. 31 5. Dengan berdoa dengan bahasa lidah kita dapat berdoa untuk sesuatu permohonan yang tidak kita ketahui Kadang-kadang takkala menghadapi persoalan yang amat berat dan secara akal sudah tidak bisa dipecahkan dan sudah tidak ada jalan keluar lagi dan kita tidak tahu apa yang harus kita doakan dan mohonkan kepada Allah, saat itulah Roh Kudus akan membantu kelemahan kita apabila kita mulai berbicara dengan bahasa lidah. Roh akan membantu kita dalam doa dan Ia akan memohon kepada Allah sesuatu yang terbaik bagi kepentingan kita. 6. Berbahasa lidah akan memberikan “Perhentian” (rest) atau “Spiritual Refreshing” (Yes. 28:11-12) Apakah perhentian itu? Apakah peristirahatan itu? Berbicara dalam bahasa asing/lidah/Roh adalah perhentian kepada yang lelah. Seorang dokter sering memberikan nasihat kepada pasien, kamu perlu istirahat, perlu perhentian. Satu perhentian yang terbaik dalam dunia ini adalah berdoa dalam bahasa Roh. Di harihari yang penuh dengan persoalan dan tantangan kita perlu perhentian dan peristirahatan, dan perhentian itu datang disaat kita berbicara bahasa lidah. 7. Berbahasa lidah akan membuat atau membawa lidah kita senantiasa ada dalam control Roh (mengendalikan lidah) Yak. 3:8 Memang lidah dapat melakukan perkara yang besar, dapat menguasai atau mengatur seluruh kehidupan seperti kemudi kapal atau kekang pada mulut kuda, tetapi dibalik semuanya itu lidah tidak dapat dijinakkan oleh siapapun. Lidah seseorang yang penuh dengan urapan Roh Kudus adalah lidah yang penuh dengan kuasa Allah. (Kis. 3:6). Seperti contoh Petrus, sebelum dipenuhi Roh Kudus ia tidak dapat menjinakkan dan menguasai lidahnya, ia berjanji mau mati untuk Yesus, tetapi akhirnya ia mengkhianati Yesus tiga kali. Tetapi setelah dipenuhi Roh Kudus lidah Petrus yang penuh dusta, kutuk diubahkan dengan kata-kata berkat, firman TUhan. Terbukti dengan ucapan lidahnya sekali berkhotbah bertobat 3000 orang sekaligus. Kis. 2:41, dengan perkataan lidahnya orang lumpuh bisa berjalan. E. KARUNIA BAHASA ROH TANDA UNTUK ORANG TIDAK BERIMAN? Apakah “Karunia Bahasa Roh adalah tanda untuk orang tidak beriman? Seperti tertulis dalam 1 Korintus 14:22. Untuk mengetahui lebih dalam kebenaran ini, mari kita periksa lebih teliti dalam 1 Korintus 14:`1-40. Apa yang dikatakan Alkitab tentang Bahasa Roh? 1. Siapa berkata-kata dalam bahasa Roh tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah (ayat 2). 2. Dengan bahasa Roh kita mengucapkan hal-hal yang rahasia (ayat 2) 3. Siapa berkata-kata dengan bahasa Roh ia membangun dirinya sendiri (ayat 3). Mengapa Rasul Paulus berkata bahwa “Bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman? 1 Kor. 14:22. Yang jelas Paulus tidak bermaksud mengatakan bahwa orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh itu orang yang tidak beriman, karena ayat-ayat sebelumnya Paulus menunjukkan bahasa-bahasa Roh itu penting untuk berkata rahasia kepada Allah dan penting untuk membangun diri sendiri, dan 32 Paulus suka kalau semua orang berbahasa Roh seperti dia yang berbahasa Roh lebih dari semua orang Korintus. Yang dimaksud Paulus disini adalah: jika ada seorang tidak percaya atau mempersoalkan bahkan menolak dan menentang bahasa Roh, itu adalah “tanda” bahwa mereka adalah orang yang tidak mempunyai iman. Jadi “bahasa Roh” adalah patokan yang mendasar. Jika menolak ini menjadi tanda bahwa mereka tidak mempunyai iman. Rasul Paulus berkata bahwa bahasa Roh itu bukan berkata kepada manusia tetapi kepada Allah, dengan berkata-kata rahasia yang dapat membangun diri sendiri, sehingga ia suka kalau kita semua berbahasa Roh lebih dari semua orang Korintus, tetapi disisi lain dia berkata bahwa bahasa Roh dalam I Kor. 14:6-27 tanpa ada yang menafsirkannya adalah sia-sia, seperti kata sia-sia yang diucapkan di udara, sebab itu lebih baik berdiam diri. Paulus berkata bahwa bahasa Roh harus ada yang menafsirkannya atau menterjemahkannya. Seorang hamba Tuhan di mimbar berkata-kata dalam bahasa Roh tanpa ada yang menafsirkannya adalah sia-sia, lebih baik dengan bahasa yang dimengerti oleh jemaat. Kalau begitu mana yang benar yang harus dilakukan yang pertama atau yang kedua? Sesungguhnya, kedua-duanya benar. Yang pertama adalah pernyataan Paulus tentang Bahasa yang dipakai untuk pribadi yang bersangkutan. Yang kedua adalah pernyataan Paulus tentang bahasa Roh bagi pelayanan Tuhan jika mereka berhadapan dengan jemaat (orang lain). 1 Kor. 14:6,9,16,27. Ayat-ayat tersebut dimaksudkan Paulus jika mereka “Berhadapan dengan Jemaat”. Seorang hamba Tuhan yang berkata-kata dengan bahasa Roh di hadapan Jemaat memang tidak ada artinya jika tidak ada yang menafsirkannya, karena itu kalau kita mau berkata-kata dengan bahasa Roh di depan Jemaat dengan maksud membangunkan kerohanian mereka, maka harus ada yang menafsirkannya, kalau tidak lebih baik diam atau pakai bahasa yang dimengerti oleh mereka. Namum tidak berarti kita dapat menarik kesimpulan bahwa secara umum kalau tidak ada yang menterjemahkan atau menafsirkan bahasa Roh, kita tidak boleh berkata-kata dengan bahasa ini. Tergantung dari “Tujuan Pemakaian”, jika tujuan bahasa Roh yang saudara ucapkan itu untuk berbicara secara pribadi dengan Tuhan, dan untuk membangun diri sendiri, bahasa Roh itu tidak perlu penafsiran. Karena kita berbicara secara rahasia dengan Allah, dan roh kita berdoa kepada Allah dengan permohonan dan keluhan-keluhan yang kita tidak mengerti secara akal. Tetapi jika tujuan pemakaian bahasa Roh itu untuk membangun Jemaat maka haruslah ada yang menterjemahkan. Jika ada seorang hamba Tuhan berkata-kata dengan bahasa Roh di atas mimbar, dan tanpa ada yang manafsirkannya, bukan berarti salah atau tidak boleh. Sekali lagi, tergantung dari tujuan pemakaian. Karena banyak dari mereka yang berbahasa Roh dengan tujuan memberikan teladan/contoh kepada Jemaat untuk berdoa secara pribadi pada Allah, supaya Jemaat dapat membangun diri sendiri. “Jangan melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh”. I Kor. 14:38. 33 PRODUK ATAU AKIBAT BAPTISAN ROH KUDUS Setelah kita mengalami baptisan Roh Kudus, atau dipenuhi dengan Roh Kudus dengan berkata-kata dengan bahasa lidah (speaking in Tongues), maka Produk atau akibat dari “Baptisan Roh Kudus” akan mengalami: 1. Buah-buah Roh (Gal. 5:22-23) 2. Kehidupan yang Suci (Matius 3:11-12; Zakharia 2:5) 3. Memberikan Kuasa dan Keberanian untuk bersaksi dan mengabarkan Injil (Kis. 1:8; 4: 29-31; II Kor. 10:4,5). 4. Menggalakkan Kehidupan Doa dan Persekutuan dengan Allah (Kis. 1:14,22; 2:42; 4:24). 5. Menghidupkan Pujian dan Penyembahan kepada Allah (Praise and Worship), Ef. 5:18,19. 34 BAB VI PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Karunia-karunia Roh Kudus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Karunia-Karunia Roh Kudus disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan mempercayai karunia-karunia dari Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut. KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS Karunia Roh Kudus diberikan dalam rangka kesempurnaan pembangunan tubuh Kristus (1 Korintus 12:7,27). Demikian juga dalam pembangunan Gereja ada banyak karunia diberikan oleh Roh Kudus kepada para pelayan Tuhan. Paulus manyatakan banyak anggota, tetapi satu tubuh, dan karunia diberikan untuk membangun tubuh Kristus (1Kor. 12:12-31). Karunia diterima tidak bersifat permanen, dan karunia difungsikan sesuai kebutuhan, sedangkan berapa lama karunia dapat difungsikan, Allah sendiri yang akan menetapkan-Nya. Ada sembilan karunia Roh Kudus dan ada karunia-karunia yang lain yang juga bersumber dari Roh Kudus sehubungan luasnya bidang pelayanan. Penyebutan sembilan karunia Roh Kudus lebih menekankan pada ”jumlah” daripada peringkat yang menentukan satu karunia lebih penting dari karunia yang lain. Dalam sembilan karunia itu tidak ada yang penting dan dari yang terpenting, semua sama-sama penting sama dengan buah Roh semua sama-sama penting. Sembilan Karunia Roh Kudus dalam 1 Korintus 12:8-10 dapat dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu: pertama, Karunia Pengetahuan Rohani (Revelation) terdiri dari: Perkataan Hikmat, Perkataan Marifat dan Membedakan segala Roh, kedua: Karunia Kuasa (Power) terdiri dari: Kuasa Iman, Penyembuhan Ilahi, Perbuatan Mujizat, dan ketiga: Karunia Ucapan/Ilham (Inspiration) terdiri dari: Nubuat, Karunia Lidah, dan Mengartikan Makna Lidah. Orang-orang percaya dengan pimpinan Roh Kudus dapat menghasilkan buah Roh dalam kehidupannya (Gal. 5:22). A. KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS 1. PERKATAAN HIKMAT Arti perkataan hikmat adalah mengucapkan sesuatu oleh Ilham Roh Kudus membawa manfaat dalam kehidupan atau pelayanan, bagaimana harus bertindak dan menyatakan pengertian yang dalam tentang hakekat suatu perkara. Ada tiga 35 macam hikmat yaitu: hikmat Manusia (alamiah) (1 Kor. 1:21), hikmat setan/iblis (Yeh. 2:12-17) dan hikmat Allah (1 Kor. 1:30). Tujuan Perkataan Hikmat: - Memimpin jemaat dan Gereja Tuhan ( 1Kor. 12,28) - Memecahkan masalah hidup sehari-hari (1 Raja. 3:16-28) - Memenangkan jiwa bagi Kristus (Ams. 11:30) - Memimpin anak-anak Tuhan dalam kesucian dan kesempurnaan (Fil. 3:21). Sifat perkataan Hikmat adalah Kokoh, (Ay. 6:25), Menyenangkan (Ams. 16:24), Tepat pada waktunya (Ams. 25:11), Menarik (Pengkh. 10:12), memberi Ilham (Pengkh. 12:11) dan Menghibur (Yes. 50:4). Contoh perkataan Hikmat: Yesus (Mat. 7:28-29; Yoh. 7:40-41; Fil. 3:7-8), Petrus (Kis. 2:14-40; 4:19-20; 15:8-11), Stefanus (Kis. 6:3-10), Paulus (2 Kor. 10:4-5; 1 Kor. 2:6-9) 2. PERKATAAN MARIFAT/PENGETAHUAN Perkataan Marifat adalah suatu pengetahuan rohani yang diwahyukan oleh Roh Kudus kepada kita tentang kehidupan seseorang atau tentang suatu keadaan yang kita hadapi. Perkataan menyatakan kepada kita suatu rahasia yang tidak dapat diungkapkan oleh hikmat duniawi. Tentunya perkataan hikmat ini semata-mata diberikan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan kepentingan dan kehormatan diri sendiri. Pengetahuan dunia diterima atau diperoleh dengan cara belajar. Sedangkan pengetahuan yang diterima seseorang sebagai bagian dari karunia Roh Kudus merupakan pengetahuan tentang Allah yang diterima secara langsung ketika Allah menyatakan pengetahuan. Pengetahuan tersebut bertujuan untuk menunjukkan pemahaman mendasar mengenai prinsip-prinsip kekristenan yang penting atau fakta. Sebagian besar orang –orang Yahudi merasa terheran-heran pada saat mengetahui Yesus memiliki pengetahuan yang dimiliki-Nya diterima secara langsung dari Bapa (Yoh. 7:15-17). Mahkamah agama Yahudi dibuat tercengang saat menyaksikan pengetahuan yang dimiliki Petrus dan Yohanes, sementara keduanya dikenal sebagai orang biasa yang tidak terpelajar (Kis. 4:13). Tujuan Karunia Perkataan Marifat: - Untuk menyakinkan dosa manusia. Yoh. 4:17-18. - Untuk menyatakan bahaya yang akan datang. Kej. 18:16-33 - Untuk dapat menginjil dan mengajar dengan berhasil. 1 Kor. 2:4-5 Sifat Perkataan Marifat: - Menyebabkan rasa gembira. Yer. 9:24 - Mendapat persekutuan dengan Allah. Hos. 6:3 - Tepat, keadaan untuk menerima. Yoh. 7:16 - Bebas dari semua kesalahan. Yoh. 8:31 - Memimpin ke kehidupan yang kekal. Yoh. 17:3 Contoh Perkataan Marifat: - Yusuf mengetahui mimpi Firaun. Kej. 41:1-36 - Elisa mengetahui tentara Aram akan lari. 2 Raj. 7:1-20 - Samuel mengetahui Saul akan datang. 1 Sam. 9:15-16 - Yesus mengetahui Natanael akan datang kepada-Nya. Yoh. 1:47,48 - Mengetahui hati manusia. Yoh. 2:24-25; Mat. 9:4 - Petrus mengetahui Ananias dan Safira mendustai Roh Kudus. Kis. 5:1-11 - Paulus mengetahui bahwa ia akan ditangkap di Yerusalem. Kis. 21:10-14. 36 3. MEMBEDAKAN SEGALA ROH Artinya: Suatu kesanggupan Ilahi untuk membedakan atau mengenal suatu kenyataan rohani apakah berasal dari Allah, setan atau manusia. Karunia membedakan bermacam-macam roh ini juga penting dalam pelayanan gereja, karena peperangan yang sementara dihadapi bukan berhadapan dengan manusia melainkan kekuatan gelap dan roh-roh jahat (Ef. 6:10-12). Karunia membedakan segala roh merupakan jawaban terhadap kekuatiran kemungkinan penyusupan atau penipuan iblis dalam praktek manifestasi karunia Roh Kudus. Tujuannya: Kita dapat menyadari adanya malaikat Tuhan menyertai kita. Ibr. 1:14. Kita dapat mengenal roh setan yang datang seperti ”Malaikat terang” 2 Kor. 11:1314, dan juga untuk mengenal roh orang munafik. Kis. 5:1-11. Karunia membedakan roh tidak sama membaca pikiran orang, menilai watak seseorang, tidak sama dengan hipnotisme atau psikiatri. Contoh: Ibraham mengetahui tiga malaikat yang datang. (Kej. 18:16-33) Paulus (Kis. 13:6-12) Petrus. (Kis. 5:1-11) Membedakan roh yang menguasai hati manusia (Mat. 16:22-23; Yoh. 2:24-25) Mengidentifikasi iblis dan strategi mendapi iblis (Mat. 17:21; Mrk. 9:28-29) Mengenali sikap hati atau roh kedagingan (Kis. 8:13-24). 4. KARUNIA IMAN Karunia iman ini berbeda dengan iman yang menyelamatkan atau iman yang menyembuhkan. Karunia Iman adalah iman yang dinamis yang memindahkan gunung yang dapat mujizat dan perkara-perkara yang mengherankan. Mrk. 11:2224. Karunia iman dimana seseorang seseorang secara mutlak mempercayai Allah melalui apa yang difirmankan, dan melakukan tanpa sedikitpun ada keraguan sehingga dapat perkara yang ajaib (Mat. 17:20). Seperti: Ibraham mengorbankan Ishak. (Kej. 22:1-19), Musa membela laut Kolsom (Kel. 14:15-22), Daniel dibuang ke gua singa (Dan. 3:1-30), Tuhan Yesus memuat kebajikan dan melepaskan orang dirasuk setan (Kis. 10:38). Karunia Iman penting untuk: Kuasa dalam perlindungan, Sadrak, Mesakh, Abednego, Daniel, Petrus dan Yohanes; Paulus dan Silas. Petrus mempercayai perkataan Yesus ”datanglah” Petrus berjalan di atas air (Mat. 17:20). Paulus menghardik serta mengatakan kepada Elimas akan mengalami kebutaan, maka apa yang dikatakan Paulus benar-benar terjadi (Kis. 13:4-11). Kuasa Dalam Pengadaan Kebutuhan Hidup: Ibraham Kej. 22:1-19, Ishak. Kej. 26:12; Yakub. Kej. 32:10. Musa meminpin jemaat 3 juta lebih dipadang Belantara tidak kekurangan. Kel. 16:4-18. Daud. 1 Taw. 29:1-19; Elia, 1 Raja 17:1; semua umat Tuhan, Mal. 3:6-12; Mat. 6:33. Kuasa dalam penumpangan tangan: impartasi berkat. Kej. 27:27-29; melayani Pekerjaan Tuhan. 1 Tim. 4:14-15; kesembuhan. Mrk. 16:18, menerima karunia Roh Kudus. Kis. 8:12-27. Kuasa mengatasi kekuatan alam: Yesus berjalan di atas air, Henokh diangkat, Filipus gaib dan lain-lain. Syarat untuk mendapatkan karunia Iman: harus lahir baru, selalu penuh Roh Kudus, berdoa dan perpuasa. 37 5. KARUNIA KESEMBUHAN Karunia kesembuhan adalah suatu karunia Roh yang menyanggupkan seseorang untuk dapat menyembuhkan dan memulihkan tubuh manusia secara sempurna dan membebaskannya dari roh-roh jahat dan penyakit, penyembuhan ini terjadi tanpa bantuan dokter dan obatan. Tujuan karunia ini adalah: - Menghancurkan segala penyakit manusia dan membebaskannya dari pekerjaan iblis. Mat. 8:16-17; Kis. 10:38. Ini terjadi melalui iman orang-orang percaya. Allah sanggup menyembuhkan manusia dengan cara supranatural - Mengkonfirmasikan Firman Allah. Mark. 16:15-20; Ibr. 2:3-4. - Mewujudkan Klaim-klaim Yesus. Mat. 9:1-8; Yoh. 10:10 - Membuktikan ajaran kebangkitan. Kis. 3:15-16; Rom. 8:11 - Menarik perhatian orang terhadap Injil. Kis. 4:4; 20:11-20 - Membuat orang percaya kepada Injil. Kis. 4:4; 5:12-16. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memberikan banyak bukti tentang Allah memakai para hamba-Nya untuk mengadakan mujizat kesembuhan merupakan bagian pelayanan penyelamatan umat Allah. Bahkan kepada orang percaya diperintahkan mempergunakan otoritas Allah agar berdoa untuk orang sakit (Mrk. 16:17,18; Yak. 5:14-15). Pelayanan kesembuhan untuk orang sakit adalah bagian integral dari berita Injil. Kesembuhan terdapat di dalam penebusan, dan itu diperuntukkan bagi setiap orang percaya. Seseorang diketahui menerima karunia penyembuhan dibuktikan melalui intensitas dari hasil penyembuhan yang dilakukan. Adapun kesembuhan dialami seseorang dapat saja diterima secara: a. Spontan Kesembuhan terjadi secara total seketika pada saat didoakan, tanpa harus melalui tenggang waktu tertentu (Mat. 20:29-34; Mrk. 5:21-43; Kis. 3:1-10). b. Bertahap Kesembuhan terjadi secara bertahap dan perlu didoakan lebih dari satu kali (Mrk. 8:22-25) c. Memakai Sarana Kesembuhan yang diterima dengan cara tidak hanya didoakan, melainkan membutuhkan sarana sebagai saluran kuasa Allah. Sarana yang dimaksud diantarannya: Kue ara (Yes. 38:21), Air sungai (2 Raja. 5:14), Minyak (Mrk. 6:12; Yak. 5:14), Kain (Mrk. 5:27-29; Kis. 19:12), Tanah (Yoh. 9:1-7), Ludah (Mrk. 7:33; 8:22-25), Air Anggur (1 Tim. 5:23); Bayangan (Kis. 5:15). 6. KARUNIA MUJIZAT Karunia berupa kuasa Supranatural mengalahkan hukum-hukum alam. Hukumhukum Allah mengatasi hukum-hukum alam inilah mujizat. Allah melakukan halhal yang luar biasa. Alkitab penuh dengan peristiwa-peristiwa yang luar biasa. Perbuatan Allah yang tidak dapat ditangkap atau dicerna akal akan dikategorikan sebagai keajaiban atau disebut mujizat. 38 Tujuan mujizat Allah adalah: - Mengkonfirmasikan Firman Allah. (Ibr. 2:3-4) - Menunjukkan kuasa Allah dominan atas segala kuasa di alam semesta. (Maz. 107;Yeh. 7:10-14). - Membuktikan keberadaan Allah yang Maha Kuasa, sehingga manusia mengenal atau mendapat pengertian tentang Allah (Mat. 11:2-6; Ef. 1:17-23) - Mujizat menyatakan bahwa Allah sebagai Pribadi yang berkarya serta memimpin umat-Nya tidak harus terikat ketentuan yang disebut takdir. (Mrk. 1:40,41). - Sebagai sarana untuk memperkenalkan nama Yesus yang berkuasa menyelamatkan siapa saja yang percaya (Mrk. 16:20). - Untuk menciptakan ketakutan atau kekaguman terhadap Allah sebagai pencipta yang harus disembah (Kel. 14:31; Kis. 5:12-14). - Memberikan keyakinan adanya otoritas Allah untuk melaksanakan misi penyelamatan (Kel. 4:1-6; Mrk. 16:15-18; Kis. 1:8; 1 Kor. 2:4,5) Bagi mereka yang sungguh percaya kepada Alkitab sepenuhnya masih melihat mujizat sebagai jawaban doa dan iman yang sederhana. Setiap orang percaya dijanjikan untuk melakukan mujizat dan menerima apa yang ia minta (Mrk. 9:23; Mat. 21:21-22; Yoh. 14:12-25). Yesus sendiri menolak dengan tegas saat diminta mengadakan mujizat jika tujuannya hanya menampilkan sesuatu yang spektakuler, tanpa ada hubungan dengan misi penyelamatan manusia (Mat. 16:1-4). Untuk mengetahui apakah suatu mujizat itu palsu atau tidak tergantung ”dengan otoritas siapa dan apa yang menjadi tujuan mujizat tersebut diadakan”. 7. KARUNIA NUBUAT Bernubuat dalam bahasa Yunani ”propheteia” artinya menyampaikan pesan Allah, yaitu suatu pernyataan yang disampaikan oleh Roh Kudus melalui seseorang. Penyampaian nubuatan ini dilakukan oleh setiap orang yang diurapi Roh Kudus meski tanpa memiliki jawatan nabi. Dikatakan dalam Kis. 19:6 murid-murid di Efesus bernubuat, dan Kis. 21:9 mencatat 40 anak perempuan Filipus memperoleh karunia nubuat. Nubuat adalah suatu urapan supra natural dalam bahasa yang dimengerti. Arti dari nubuatan adalah ”Ucapan-ucapan kebenaran yang diilhami Roh Kudus sebelumnya atau meramalkan sesuatu yang belum terjadi”Fore Tell” dan juga berarti”Mengatakan langsung kebenaran yang diilhamkan Roh. Sering kali khotbah berisi ”Nubuatan” (Profetis) jika tidak sebagai hasil pemikiran manusia. Contoh dari Nubuatan: 1 Tim. 4; Kis. 2:16-21; 2 Pet. 1:21. Maksud dari nubuatan adalah untuk membangun iman (Edification): 1 Kor. 14:3. Juga untuk meramal apa yang akan terjadi, Kis.11:5; 2:16-21. Nubuatan dapat dilakukan oleh para pria atau wanita. Kis. 11:5; Kis. 2:16-21. Nubuatan tidak sama dengan Firman Allah tertulis (the Written Word of God) sebab nubuatan bisa berhenti, tetapi Firman Allah kekal. 1 Kor. 113:18; 1 Pet. 1:25. Nubuatan harus ditest/dikaji oleh Firman Allah. 1 Kor. 14:29. 39 8. KARUNIA BAHASA LIDAH/ROH Karunia ini merupakan ucapan supra natural dalam bahasa yang tak dapat dimengerti oleh sipembicara. Bahasa ini bukanlah suatu bahasa yang ada di dunia. Bahasa ini bisa bahasa manusia dan malaikat. (1 Kor. 13:1-3). Karunia bahasa lidah ini banyak disalah mengerti oleh banyak orang. Kita harus kembali kepada apa kata Alkitab. Karuniaberbahasa Roh ini bukanlah kemampuan berbahasa atau dari intelek manusia. Tetapi semata-mata karya Roh melalui organ suatu manusia. Ini merupakan mujizat berkata-kata dalam bahasa yang tidak dimengerti. (Rom. 8:26,27; 1 Kor. 14:2-5). Inilah caranya Allah berbicara melalui Roh-Nya kepada roh manusia untuk menguatkan dan memberikan kuasa supra natural. Karunia bahasa lidah adalah suara kekuatan dari Allah untuk membangunkan roh manusia dan menguatkan manusia batiniahnya (innerman) 1 Kor. 14:2-4. Kita kadang-kadang menolak berkat Roh Kudus ini karena tidak mengerti maksud dan kegunaannya. Allah mau melengkapi dengan karunia bahasa lidah ini untuk menghadapi kuasakuasa iblis yang semakin merejalela di akhir zaman ini. Seperti halnya nubuatan, bahasa lidah diinginkan Allah untuk dipraktekkan oleh semua orang percaya. Namum banyak orang percaya tidak dapat mempraktekkannya karena kurang mengerti, kurang iman dan penyerahan kepada Allah. I Kor. 14:5; Mrk. 16:15-20; Yoh. 15:26. Memang karunia ini perlu dikontrol dengan baik. 1 Kor. 14:32. Tidak semua orang diberikan kemampuan berbahasa roh melebihi yang ada pada umumnya orang lakukan jikalau tidak mendapat karunia berbahasa roh. Karunia berbahasa roh diberikan karena Allah bermaksud menyampaikan sesuatu, sehingga diperlukan penafsiran. Sedangkan bahasa roh yang berfungsi sebagai tanda baptisan Roh Kudus tidak dimaknai melalui penafsiran, seperti yang terjadi dalam Kisah Para Rasul 2,10, dan 19. Tanda tersebut berguna untuk memberikan kepastian kepada orang yang telah dibaptis Roh, maupun kepada yang menyaksikan peristiwa tersebut. Karunia bahasa roh jika tanpa disertai penafsiran tidak memberikan manfaat apapun bagi yang mendengarkan kecuali untuk yang bersangkutan. 9. KARUNIA MENGARTIKAN/MENAFSIRKAN BAHASA LIDAH/ROH Karunia bahasa Roh untuk mendatangkan manfaat bagi para pendengar perlu ditafsirkan, dan bukan memberikan terjemahan agar mendapat makna secara harafiah. Sedangkan yang dimaksud dengan menafsirkan bahasa Roh adalah mengartikan dengan cara memberikan gambaran, perumpamaan, dan uraian sesuai dorongan Roh Kudus. Sebab kata ”ermenea” yang diterjemahkan menafsirkan secara harafiah berarti ”menerangkan secara cermat” dan bukan menterjemahkan. Menafsirkan bahasa roh sangat penting agar setiap orang yang mendengar mendapatkan arti yang terkandung didalamnya. Karunia ini berhubungan dengan karunia bahasa lidah. Sebab karunia bahasa lidah tidak akan berguna kalau tidak diinterpretasikan. Prinsip dan operasinya sama dengan karunia bahasa lidah. Interpreter menunggu peterjemahan dari Allah. Ia tidak tergantung pada kata atau paragrap dari bahasa lidah karena ia tidak dimengerti kata-kata tersebut. Roh Kudus memberi penjelasan apa yang ada dalam bahasa lidah tersebut. Roh Kudus memberi penjelasan apa yang ada dalam bahasa lidah tersebut. Maksud karunia ini adalah membuat bahasa lidah itu lebih jelas kepada 40 sidang jemaat. 1 Kor. 14:5,27-28. Disini bukan menterjemahkan tetapi interpretasi bahasa lidah. Interpretasi berhubungan dengan ”pengertian”, sedangkan terjemahan berkaitan dengan bahasa dan kata-kata yang sama artinya. Hanya satu interpretasi yang diizinkan. 1 Kor. 14:27. Dalam kebaktian umum hanya 2 atau 3 berita yang diizinkan. 1 Kor. 14:26-30. Hasil dari penafsiran berguna untuk membangun iman jemaat, dan juga bagi orang yang memiliki karunia bahasa roh itu sendiri. Menurut Surat Rasul Paulus dalam Efesus 4:12-16 mempraktekkan berbagai macam karunia Roh Kudus seharusnya memiliki tujuan: Untuk memperlengkapi orang-orang kudus dengan tujuan membangun tubuh Kristus. Demi tercapainya kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Agar memiliki pertumbuhan rohani yang sehat untuk mencapai kedewasaan penuh, supaya tidak diombang-ambingkan oleh permainan palsu yang menyesatkan. Untuk mencapai standar kepenuhan Kristus Untuk saling membangun dalam kasih B. KARUNIA-KARUNIA YANG LAIN Alkitab masih mencatat ada beberapa lagi karunia yang Allah anugerahkan dalam pelayanan selain kesembilan Karunia Roh Kudus. Kesembilan karunia Roh Kudus secara khusus ditulis oleh Rasul Paulus tidak bermaksud meniadakan karunia-karunia yang lain, atau bukan berarti tidak bersumber dari Roh Kudus. Sembilan karunia Roh Kudus yang dikaruniakan oleh Allah selaku Kepala Gereja kepada tiap-tiap orang secara khusus sesuai kepentingan pelayanan kepada Allah (1 Kor. 112:11). Sementara karunia yang lain diperoleh selain diberikan Roh Kudus, dapat juga melalui proses belajar atau faktor pengalaman. Tetapi tetap saja disebut karunia, sebab semua kemampuan tersebut sama sekali tidak ada artinya jika tidak terlebih dahulu dikuduskan dalam Kristus. Melalui Surat Roma 12:6-8 rasul Paulus mencantumkan ada tujuh karunia yaitu: i. Menubuatkan (propheteian = prophecy) Dalam surat Roma disejajarkan dengan karunia yang dapat dipelajari, sehingga nubuat yang dimaksud merupakan kegiatan penyampaian Firman Allah melalui berkhotbah yang dipersiapkan melalui studi serta menggumuli persoalan umat dan perkembangan gereja. ii. Melayani (diakonia = ministry) Kemampuan khusus yang dimiliki seseorang untuk mengerjakan pelayanan ”meja”, yaitu pelayanan yang berhubungan dengan kegiatan sosial. Gagasan ini muncul didasari agar seorang gembala jemaat dapat fokus kepada kegiatan doa dan mempersiapkan khotbah, seperti penunjukkan pertama kali untuk pelayanan ”meja” dalam Kisah Para Rasul 6:1-4 iii. Mengajar (Ho didaskalia = teaching) Seorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mentransfer kebenaran kepada orang lain sehingga ada perubahan cara pandang. 41 iv. Menasehati (ho parakalon = encourage) Seorang yang memiliki kemampuan menolong orang lain dengan cara membesarkan hati dalam situasi yang sulit , dan menjadikan orang tersebut memiliki keberanian untuk melakukan solusi yang telah didapatkan. v. Memberi (ho metadidous = contributing) Seorang yang memiliki ketulusan hati dan kesetiaan mensuplai orang yang kekurangan, dan membantu misi pekabaran Injil tanpa pamrih. vi. Memimpin (ho proistamenos = governing) Seorang dengan kemampuan untuk mengelola potensi dan memobilisasi semua komponen secara konsisten dalam merealisasikan visi dan misi Allah. vii. Murah hati (ho eleon = showing mercy) Seorang yang berperan aktif dengan sukacita dalam berbelas kasihan terhadap sesama yang mengalami kesulitan dan penderitaan. Dari tujuh jenis karunia dalam Rom. 12:6-8 di atas, masih ada beberapa karunia yang secara fungsional tidak dapat diabaikan begitu saja keberadaannya. Yang tidak kalah penting jika dibandingkan dengan karunia yang di atas, berfungsi untuk membangun tubuh Kristus, karunia yang dimaksud adalah: 1. Pendoa Syafaat Seorang yang secara konsisten memberikan banyak waktu di atas rata-rata orang percaya pada umumnya untuk menggumuli dalam doa setiap beban doa orang lain sampai menerima kepastian jawaban. 2. Memberikan tumpangan Seorang yang memiliki kemampuan untuk menyediakan rumah tinggalnya secara terbuka, dalam rangka memberikan sambutan yang hangat kepada orang yang melaksanakan tugas pelayanan tanpa harus terganggu kebiasaan tamunya. 3. Administrasi Seorang yang memiliki pengertian terhadap visi dan misi, serta dapat menterjemahkannya dan merencanakan langkah-langkah secara efektif untuk mencapai tujuan. 4. Menolong Seorang memiliki keberanian menginvestasikan kemampuan dalam pelayanan, sehingga orang lain ditolong untuk mengembangkan karunianya. 5. Misionaris Seorang yang memiliki kemampuan dan daya tahan dalam melaksanakan tugas pelayanan misi lintas budaya. KARUNIA JAWATAN Karunia yang dimaksud disini adalah karunia pelayanan yang berhubungan dengan institusi Gereja dimana untuk mengemban jawatan diperlukan pentahbisan oleh otoritas kelembagaan gereja. Jawatan diperoleh hanya melalui otoritas Roh Kudus. Ada lima jawatan sesuai dengan Efesus 4:11, yaitu rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar/guru. 1. Rasul Seorang yang memiliki kemampuan mengangkat dan melatih kepemimpinan umum diantara anggota jemaat dalam rangka tugas pelayanan yang lebih luas dengan otoritas yang luar biasa secara rohani. 42 2. Nabi Seorang yang memiliki kepekaan menangkap pesan Allah dan mengkomunikasikan dalam rangka kepentingan pertumbuhan gereja, dan memiliki beban yang tinggi untuk tetap menjaga gereja memiliki moralitas yang sesuai standart kekudusan Allah. 3. Penginjil Seorang dengan kemampuan untuk memberitakan Injil secara efektif, sehingga melaluinya orang akan dengan sukarela bersedia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. 4. Gembala Seorang yang sanggup menerima tanggung jawab untuk mengasuh, membimbing dan merawat sekelompok orang percaya ke dalam pertumbuhan iman yang sehat secara berkesinambungan. Dan mampu memobilisasi seluruh komponen dalam jemaat untuk terciptanya harmonisasi pelayanan. 5. Guru Seorang yang memiliki pengetahuan Alkitab dan keterampilan dalam mengajar firman Tuhan, sehingga membuat orang lain mengerti dan memiliki perubahan tata nilai. PENTINGNYA KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS - Karunia Rohani dalam orang percaya dibutuhkan untuk mencapai rencana dan kehendak Allah dalam dunia. (1Kor. 12:12-26). Tanpa karunia Roh Kudus rencana dan kehendak Allah di dunia tidak tercapai dengan sempurna. Bagaikan tubuh manusia tanpa anggota-anggota tubuh. - Menyanggupkan orang-orang percaya untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan (Rom. 4:11-16). - Menyatakan kemuliaan Allah (“tanda-tanda akan mengikuti”. Mrk. 16:15-20). - Konfirmasi Firman Allah (Ibr. 2:2-4). CARA MENDAPATKAN KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS - Melalui doa permintaan kepada Tuhan, contoh Salomo. (1 Raja. 3:5-15). - Melalui doa dan puasa, contoh Yesus. (Mat. 3:16-17) - Diajarkan dan dilatih oleh hamba Tuhan senior. Contoh Elisa. II Raja. 2. - Menanti. Contoh Rasul-rasul. Luk. 24:49 - Akibat mendengar Firman Allah. Kis. 10:44-48 - Melalui penumpangan tangan. Kis. 9:17. MENGAPA TIDAK SEMUA ORANG PERCAYA TIDAK MEMPUNYAI KARUNIA? - Karena tidak tahu dan menyia-nyiakan karunia tersebut. - Karena tidak percaya. - Karena mereka malu menggunakannya - Karena mereka tidak mau mencarinya - Karena mereka tidak menyadari kepentingannya - Karena mereka tidak mau menyerah sungguh-sungguh kepada Allah. - Karena mereka telah mendukakan Roh Kudus. - Karena mereka berpikir mereka telah memilikinya. 43 BAB VII PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG PELAYANAN PENGINJILAN Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Pelayanan Penginjilan yang kontekstual Siswa SOM mampu melakukan penginjilan yang benar dan efektif baik secara pribadi maupun universal untuk menjangkau jiwa bagi Kristus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Pelayanan Penginjilan disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk pergi dan melakukan penginjilan di dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat. A. MENGABARKAN INJIL Mengabarkan Injil adalah upaya orang Kristen memberitakan kabar kesukaan (Injil), baik Yesus Kristus kepada seseorang, atau semua orang supaya ia berpaling dari dosa-dosanya dan percaya kepada Allah melalui anak-Nya Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus. Dengan demikian ia dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, lalu taat melayani Dia sebagai Rajanya dalam persekutuan gereja. Dari uraian ini dapat disimpulkan, bahwa mengabarkan Injil adalah usaha orang percaya menyampaikan Injil Kasih karunia Allah kepada semua orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus sehingga mereka diselamatkan. Jadi tujuan dalam pemberitaan tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah mengupayakan pendengarnya supaya bertobat dan menyerahkan diri kepada Kristus, dan melayani-Nya setia dan taat dalam persekutuan orang percaya. Jadi yang penting disini bukan caranya atau metodenya melainkan inti beritanya yang jelas. Unsur-unsur terpenting dalam pemberitaan penginjilan adalah: 1. Inti berita adalah Yesus Juruselamat 2. Berita tentang iman dan pertobatan 3. Berita penyerahan diri kepada Yesus sebagai Tuhan 4. Materi berita dan cara penyajiannya cocok dengan keadaan, kondisi, situasi, tingkat pengertian/pendidikan, budaya/kultur dan latar belakang pendengar. Mengabarkan Injil atau penginjilan dilakukan di mana saja, tidak dibatasi tempat, waktu, misalnya dalam pertemuan, kebaktian khusus, kebaktian rumah tangga, keluarga, pekerjaan, pergaulan, sekolah, di rumah sakit, kebaktian umum, KKR, multimedia, televisi, radio, majalah rohani, traktat-traktat rohani, dan sebagainya. Mengabarkan Injil secara pribadi (MIP) adalah pemberitaan Injil dalam hidup sehari-hari, dimana seorang 44 yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada orang lain, dan mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima Kristus itu dibimbing menjadi saksi Kristus pula. Artinya orang percaya harus menjadi penjala jiwa, pemenang jiwa seperti Tuhan Yesus sampaikan kepada Petrus dan Andreas bahwa ia bukan lagi penjala ikan melainkan penjala jiwa-jiwa bagi Tuhan (Mat. 4:19-20). Siapakah yang bertanggung jawab mengabarkan Injil? Pendeta? Majelis? Misionaris? Umumnya orang Kristen menganggap kewajiban mengabarkan Injil (MI) adalah tanggung jawab pemimpin gereja. Alkitab tidak membenarkan tanggapan ini. Alkitab dengan tegas menandaskan bahwa memberitakan Injil Keselamatan ini adalah tugas semua orang percaya yang adalah “garam dan terang dunia” (Mat. 5:13-16), kamu adalah saksi-Ku (Kis. 1:8), kami ini adalah utusan-utusan Kristus (2 Kor. 5:20), teladan orang Kristen pada gereja mula-mula (Kis. 8:1,4) dan ini adalah perintah Tuhan Yesus sendiri dalam amanat agung-Nya sebelum Dia terangkat ke Sorga (Mat. 28:19-20). Jadi dengan jelas kewajiban memberitakan Injil adalah tanggung jawab setiap orang yang telah menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Setiap orang percaya wajib mengabarkan Injil sesuai dengan kemampuan dan karunia-karunia yang dianugerahkan Roh Kudus kepadanya. Dan Rasul Paulus berkata bahwa celakalah aku kalau tidak memberitakan Injil karena itu menjadi keharusan bagiku. (1 Kor. 9:16). Harus diakui kita sering malas atau segan melaksanakan kewajiban ini. Penyebabnya antara lain: 1. Sikap acuh tak acuh terhadap keadaan buruk sesama manusia (Mat. 25:31-46; Mrk. 9:43-48; Why. 20:11-15). Ingatlah kasih saying Kristus akan manusia yang hilang (Luk. 19:41-44; Mat. 23:37-39) dan teladan Yeremia dan Paulus (Yer. 9:1; Rom. 9:1-3). 2. Takut kepada sesama manusia. Takut kepada orang mendatangkan jerat (Ams. 29:25). Ketakutan kepada manusia bermacam-macam bentuknya, antara lain: a. Takut ditertawakan, dibenci, dianiaya, dianggap aneh, dll. (Yoh. 15:18-21; Mat. 4:9. Ingat: Rom. 1:16; Ibr. 13:5,6; Fil. 4:19) b. Takut kehilangan kedudukan dalam masyarakat. (Yoh. 12:42,43). Ingat: Mrk. 8:38. c. Malu karena belum mengerti atau menguasai asas-asas kepercayaan Kristen. (1 Pet. 3:15, bnd. Ibr. 5:12). Ingat: 2 Tim. 2:15. d. Malu karena kehidupan kita sebagai Kristen belum begitu baik. (Mat. 23:27,28). Ingat: 1 Pet. 1:15,16; 2:5; 2 Tim. 1:9 Banyak orang yang mulai mengabarkan Injil dengan penuh bergairah dan semangat, tapi lambat laun kemudian semangat mereka mengendur, dan akhirnya putus asa lalu meninggalkan tugas mengabarkan Injil. Alasan-alasan kita harus memberitakan Injil dengan tekun atau memenangkan jiwa, meskipun semangat kita melemah: 1. Karena kita mempercayai Tuhan Yesus, kita wajib mematuhi perintah-Nya (Kis. 1:8). Sebagai Amanat AgungNya (Mat. 28:18-20). 2. Mengabarkan Injil adalah bagian dari tanggung jawab melayani Kristus ( 1Kor. 9:16;Yeh. 3:17-19, bnd. Kesaksian Paulus, Kis. 20:26-27) 45 3. Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri berarti juga menyampaikan Injil kepada mereka (Gal. 5:13; Luk. 10:25-37) 4. Mengabarkan Injil berarti memuliakan nama Tuhan (Rom. 1:5;3 Yoh 7). 5. Mengabarkan Injil mendapatkan harta kekal di Sorga (Mat. 6:33) 6. Dia memberi contoh dan teladan kita (Yoh. 4:32-34) 7. Dia telah memenuhi kita dengan Roh Kudus untuk misi ini (Kis. 1:8) 8. Rahasia memenangkan jiwa adalah pertumbuhan gereja mula-mula yang mengherankan (Kis. 2:41-47). 9. Kita adalah orang yang berhutang (Rom. 1:14) 10. Kesempatan akan segera berakhir (Yoh. 4:35) 11. Kita akan dihitung untuk segala pelayanan kita dihadapan-Nya (Yoh. 4:35-36) B. KEPRIBADIAN PENGINJIL Kebenaran Injil dan kepribadian penginjil merupakan dua unsur yang tak boleh dipisahkan. Allah mencari manusia bukan hanya melalui Firman-Nya yang diberitakan, tapi juga melalui utusan-utusan-Nya yang memberitakan Firman-Nya itu (2 Kor. 5:19-20). Karena itu perlu sekali mempertimbangkan syarat-syarat kepribadian yang harus dimiliki atau dipenuhi seorang penginjil, bila diikutsertakan sebagai utusan Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya. Apa yang menjadi syarat-syarat kepribadian seorang penginjil ? 1. Kita harus mengenal Yesus Kristus Kita tidak mungkin dapat membawa orang lain kepada Kristus bila kita sendiri belum datang kepada Kristus dan mengenal Dia. Dengan tepat syarat pengenalan itu dilaporkan dalam Yohanes 1:40-45. Yesus bertemu dengan Filipus (ay.43), dan Filipus pun mengenal Yesus. Kemudian Filipus bertemu dengan Natanael (ay. 45), dan ia membawa serta memperkenalkan Natanael kepada Yesus. Kalau kita sendiri belum mengenal Yesus, bagaimanan mungkin kita dapat memperkenalkan Dia kepada orang lain? Kalau kita belum mengenal Kristus, kita tak dapat bersaksi tentang Dia. Dan untuk dapat mengenal Kristus secara pribadi, kita harus bertobat dan dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Bertobat artinya berbalik dari dosa dan berhala dan datang kepada Allah dengan iman melalui Yesus Kristus sebagai Tuhan Juruselamat. Kelahiran baru adalah perubahan batin yang mendalam oleh karya Roh Kudus, dan dalam Alkitab disebut “ciptaan baru” (2 Kor. 5:17). Kelahiran baru (Yoh. 3:3,5) mendampakkan kodrat baru atau tabiat baru (2 Pet. 1:4), dan hidup baru (Ef. 2:1,5). 2. Kita harus yakin akan kesahihan keselamatan pribadi kita sendiri Seorang penginjil bukan hanya pertobatan dan kelahiran baru saja tetapi yang penting juga bahwa penginjil itu sendiri yakin akan pertobatannya dan keselamatannya. Dan Tuhan menghendaki agar kita yakin akan kesahihan keselamatan kita jangan ragu-ragu dan bimbang (1 Yoh. 5:13). Keyakinan keselamatan yang dimaksud adalah dia yakin bahwa keselamatan hanya ada didalam Yesus tidak ada yang lain (Yoh. 14:6; Kis. 4:12; Rom. 10:9-10), dan merupakan hak warisan yang dapat dinikmati oleh setiap orang Kristen. Bagaimana supaya keyakinan kita kukuh dan mantap dalam keselamatan ini? Kita harus mengingat bahwa: 46 Firman Allah tidak akan berubah (Yoh. 6:47; 10:27,28; 2 Tim. 4:18; 1 Yoh. 2:25; 5:10-13). Pekerjaan Kristus di Golgota adalah sempurna, tuntas, dan utuh. Dia berkata, “sudah selesai” (Yoh. 19:30; Ibr.9:28). Keyakinan kita bukan berdasarkan usaha, latar belakang, ataupun perasaan kita, melainkan karena Yesus Kristus dan salib-Nya. Kesaksian Roh Kudus ada dalam hati kita. Roh Kudus bersaksi di hati kita bahwa kita adalah anak Allah (Rom. 8:26; 1Pet. 2:7). Roh Kudus membuka mata hati kita, sehingga kita dapat melihat Kristus sebagaimana Ia adanya dan menggemari kemuliaan-Nya. (1 Pet. 2:4,6). Kita mengalami pembaharuan dalam hati dan pikiran kita (Rom. 12:2; Ef. 4:23) yaitu: hidup penuh dengan ketaatan dan kekudusan (Yoh. 2:3,29; 5:18), kasih terhadap sesama saudara dalam Kristus (1 Yoh. 3:14-18) dan pekerjaan Roh Kudus dalam hati kita (1 Yoh. 3:24; 4:13). Apa yang menyebabkan ada orang Kristen menolak doktrin ini? Karena dia sombong dan berkata tidak mungkin. 3. Kita harus bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa Selain seorang penginjil harus mengenal Yesus Kristus, ia harus bertumbuh dalam anugerah dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, “Yesus Kristus” (2 Pet. 3:18). Itulah kehendak Tuhan dan tujuan keselamatan kita, yakni supaya kita maju terus menuju kedewasaan rohani. Dan janganlah kita tinggal tetap menjadi anak-anak rohani/iman kanak-kanak seumur hidup (bnd. Ibr. 5:11-14 dengan Ef. 4:11-16). Artinya kita harus menjadi orang Kristen yang dewasa, menjadi segambar dan serupa dengan Allah (Rom. 8:29), menjadi garam dan terang dunia, teladan, panutan, karena kita adalah suratan Kristus yang terbuka yang dibaca oleh setiap orang. (1 Tim. 4:12; 2 Kor. 3:2-3), menjadikan Firman Allah pegangan hidup (Yoh. 15:7), hidup dalam hubungan yang intim dengan Tuhan. - C. METODE MENGABARKAN INJIL Metode atau cara-cara kita mengabarkan Injil baik secara pribadi maupun umum, harus melakukan berbagai-bagai pendekatan-pendekatan atau strategi-strategi dalam mengabarkan Injil tersebut. Kita harus melihat secara kontekstual, baik dari latar belakang, budaya, ras, golongan, pendidikan, dan lain sebagainya. Sehingga tepat sasaran. Misalnya dalam kontek di umum, di sekolah, di rumah sakit, tempat kerja (pekerjaan), di rumah tangga, dalam pergaulan, dan lain-lain harus disesuaikan cara memberitakannya sesuai dengan situasinya. Artinya harus dibedakan cara pemberitaannya. Tuhan Yesus berkata dalam Kis. 1:8, kita memberitakan Injil itu pertama-tama bagi kita sendiri, di keluarga, di pekerjaan, lingkungan, masyarakat, bangsa dan Negara bahkan sampai ke ujung bumi. Ada beberapa pendekatan/strategi-strategi dalam mengabarkan Injil yang harus kita lakukan: 1. Memiliki keinginan dan motivasi yang besar bagi jiwa-jiwa 2. Berdoa terus untuk jiwa-jiwa 3. Miliki iman yang positif bahwa Allah akan memberikan kita keberhasilan 4. Melihat kebutuhan orang-orang sesuai dengan kontekstualnya 5. Belajar peka terhadap suara Roh Kudus 47 6. Ambil setiap kesempatan yang diberikan Allah 7. Pergilah dimana orang-orang berada. Penginjilan yang efektif bukan hanya di gereja, KKR, melalui multimedia, dll, tetapi yang tidak kalah penting juga diingat penginjilan bagi diri sendiri, artinya hidupnya menjadi teladan, terang, saksi Kristus, dan ini penginjilan yang otomatis yang kita lakukan sekalipun kadang-kadang kita tidak menceritakan Injil bagi mereka. Jadi kita dilihat dari karakter kita apakah kita mencerminkan karakter Kristus atau tidak. Mereka bisa bertobat karena perbuatan kita yang baik itu. Jadi bukan berarti kita tidak berbicara, mengabarkan Injil bagi mereka. Mengabarkan Injil juga kita bisa membagikan pengalaman-pengalaman kita bersama Tuhan kepada orang lain. Dan berbuat kasih atau peduli kepada sesama, maka mereka akan melihat perbuatan baik yang kita perbuat bagi mereka, khususnya bagi mereka yang belum mengenal Kristus. Bagaimana menjadi penjala manusia yang efektif? Cara menjala dalam Alkitab yaitu dengan menggunakan jala; banyak manfaat yang dapat kita pelajari jika kita membandingkan antara memenangkan jiwa dengan menggunakan jala atau menggunakan pancing umpan. 1. Pergi ke tempat ikan yang dapat ditangkap 2. Gunakan jenis umpan yang benar 3. Jangan menakut-nakuti ikan 4. Bersabar jangan tergesa-gesa 5. Berlatih untuk memiliki perhatian yang khusus dalam usaha untuk mendaratkan ikan (dengan tantangan atau Altar Call) 6. Jangan biarkan ikan dapat lolos lagi 7. Peliharalah ikan yang ada. D. PETUNJUK PRAKTIS MENGABARKAN INJIL Hal-hal yang sebaiknya dihindari dalam mengabarkan Injil secara pribadi: 1. Hindari kesan dagang dan paksaan Hindari kata-kata atau ucapan-ucapan yang menimbulkan kesan, bahwa kita hendak memperdagangkan Injil atau hendak memaksakan Injil itu kepada teman bicara kita. Sebagai pengabar Injil, kita harus bersikap wajar, sopan, rendah hati, dan jangan bersikap sok mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu daripada mereka. 2. Hindari kepura-puraan Bila memberikan kesaksian pribadi, bersaksilah dengan sejujurnya dan terus terang. Dan jika ada pertanyaan yang diajukan tidak bisa dijawab, jujurlah mengakuinya, dan berkata maaf, saya belum tahu jawabannya. Saya akan berusaha mencari jawabannya dari orang lain, bila dapat saya akan beritahukan kepada Anda. Jangan lupa mencari jawab yang memuaskan, baik melalui buku atau dari seorang ahli, lalu meneruskan jawaban itu kepadanya. 3. Hindari perdebatan Kita adalah jurubicara, bukan jurudebat. Hindari saling saling ngotot, bahkan mencari alasan-alasan, karena perdebatan akan menjurus kepada kegagalan. 4. Hindari bicara terlalu banyak 48 5. 6. 7. 8. Meskipun tujuan kita adalah menerangkan Injil sejelas-jelasnya, kita tidak boleh memborong semua kesempatan bicara, kita harus beri waktu kepada teman bicara kita, supaya disamping dia merasa dihormati, dia juga mendapat kesempatan mengeluarkan isi hatinya. Dengan demikian kita dapat tahu membimbing selanjutnya. Hindari menggunakan terlalu banyak ayat Alkitab Lugaslah menggunakan Alkitab. Menjejali atau membanjiri seorang dengan ayatayat Alkitab, bisa mengakibatkan orang itu muak. Kita harus sadar bahwa ayatayat Alkitab masih asing bagi dia. Memahami atau menafsirkannya masih sangat sukar baginya. Karena itu cukuplah mengemukakan hanya ayat-ayat terkait dengan penjelasan sederhana. Hindari banyak orang Mengabarkan Injil secara pribadi sifatnya memang sangat pribadi. Penuh kesungguhan namum santai, bebas, dan bersahabat. Suasana demikian dapat terganggu apabila pertemuan lebih dua orang. Namum karena sifatnya pribadi, baiklah kita bijaksana supaya MIP ini berlangsung antara orang sejenis, bila mungkin sebaya. Tapi ini bukanlah syarat mutlak melainkan kebijaksanaan. Hindari pemakaian ”istilah-istilah rohani” Istilah-istilah teologis atau dogmatis, perlu diperhatikan, lihat pendidikan seseorang, jangan sampai istilah-istilah tersebut membingungkan teman bicara kita. Karena itu bijaksanalah menggunakan bahasa sehari-hari. Hindari memberikan kepastian yang palsu Dasar kepastian yang benar adalah Firman Allah, perubahan hidup, dan kesaksian Roh dalam hati orang-orang yang bertobat. Yang dapat kita lakukan ialah membantu mereka dengan menunjuk ayat-ayat dari Firman Allah dan menanyakan, “Apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang hal keselamatan?” bagaimana pengertian Anda mengenai hal ini?”. Kepastian akan keselamatan harus timbul langsung dari Firman Allah yang diterapkan dalam hati seseorang oleh Roh Kudus, bukan berdasarkan kata-kata kita. 9. Hindari keputusasaan Jangan putus asa jika orang yang kita injili hari ini, belum menerima Injil keselamatan yang kita sampaikan. Kita wajib tetap setia, dan hasilnya kita serahkan kepada Allah. Urusan kita sudah kita sampaikan, beritakan, dan selanjutnya biar Allah yang bekerja bagi orang tersebut. Karena Paulus menanam, Apolos menyiram, Allah yang memberi pertumbuhan. (1 Kor. 3:6-7). Tetap semangat untuk memberitakan Injil, sekalipun kita ditolak, tidak diterima, karena Firman-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia. (Yes. 55:11). 10. Sumber kuasa – jangan dilupakan Senjata rohani, yaitu “pedang Roh” dan “segala doa” (Ef. 6:17,18), tidak boleh dilupakan. Hanya Roh Kuduslah yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati secara rohani. (Kis. 1:8). Tanpa Roh segala sesuatu yang kita kerjakan tidak akan berhasil. Metode praktis kita untuk menginjil dan membritakan Injil sama seperti Model Penginjilan yang dilakukan Andreas, Yoh. 1:40-51, ketika Andreas mendengar 49 perkataan Yohanes lalu Andreas ikut Yesus, dan membawa saudaranya Simon Petrus percaya kepada Yesus, dan demikian juga Filipus membawa Natanael mengenal Yesus artinya langsung memberitakan tentang Yesus bagi orang lain, demikian juga yang dilakukan peremuan Samaria itu ketika bertemu dengan Yesus di Sumur Yakub itu, (Yoh. 4:13-19), setelah ia mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias maka ia pergi dan menceritakan kepada orang Samaria bahwa ia telah bertemu dengan Yesus dan mengatakan segala sesuatu yang kuperbuat (Yoh. 4:3942). Jadi untuk membawa jiwa baru kepada Tuhan Yesus perlu kita ketahui 5 motivasi yang mendorong kita: 1. Cerita bahwa semua orang telah terhilang dalam dosa (kehilangan kemuliaan Allah (Rom. 3:23) 2. Upah dosa adalah maut, kematian (Rom. 5:23 a) 3. Tetapi Allah mengasihi semua manusia. (Rom. 5:8; Yoh. 3:16). 4. Barangsiapa yang percaya dan menerima Tuhan Yesus akan menjadi anak Allah (selamat) (Yoh. 1:12; Rom. 10:9-10; Yoh. 14:6; Kis. 4:12) 5. Berdoa dan membuka hati, untuk menerima Tuhan Yesus masuk dan memberi hidup yang kekal (Why. 3:20). Tuntun dia berdoa dan menerima Kristus, didalam hati, dengan pengakuan. 50 BAB VIII PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG PRAISE AND WORSHIP (PUJIAN DAN PENYEMBAHAN) Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang pujian dan penyembahan Siswa SOM mampu melakukan Pujian dan Penyembahan yang benar dan efektif baik secara pribadi maupun ibadah-ibadah umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Pujian dan Penyembahan disampaikan dengan metode , praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menghidupi pujian dan penyembahan di dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat. PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Pujian adalah pernyataan pengaguman dan ucapan syukur. Atau sesuatu yang kita tujukan langsung kepada Tuhan, atau sesuatu yang kita ungkapkan/ekspresikan kepada orang lain mengenai Tuhan. Pujian dalam kamus menerangkan konsep sederhana: membanggakan, memberi tepuk tangan, menunjukkan rasa kagum atau senang terhadap, mengelukelukan dengan kata-kata atau nyanyian, membesarkan, memuliakan”. Dinyatakan kepada orang yang kita kagumi, contoh: waktu kita mengatakan kepada seseorang betapa hebatnya dia itu bagi kita, kita memuji anak-anak kita ketika mereka menyenangkan kita, kita memuji karyawan untuk tugas yang dikerjakan dengan baik, kita memuji anjing kita bila ia berlagak lucu. Demikian pula dengan pujian kepada Tuhan. Pujian ini dinyatakan karena sifat, kuasa TUhan, dan tahta-Nya yang kudus dan mulia. (Maz. 63:3,4). Dalam Efesus 5:18,19 berkata: ”Tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-kata seorang kepada yang lain dalam Mazmur, Kidung Puji-pujian, dan Nyanyian Rohani, Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati”. Nyanyian Rohani adalah nyanyian orang percaya dalam urapan Roh Kudus. Kidung pujian adalah nyanyian yang ditujukan kepada Allah untuk memuliakan, menyatakan kasih dan hormat kita kepada Allah. Disebut juga nyanyian yang memberkati (EULOGEO-mengatakan yang baik) Allah, nyanyian dari Tuhan (Song of the Lord) adalah kata-kata nubuatan, dorongan, atau penghiburan dalam lagu yang ditujukan kepada anak-anak Tuhan, nyanyian baru ini ditimbulkan oleh baptisan dan dan kepenuhan Roh Kudus. Pujian bersifat gembira. Di dalam pujian kita bersorak-sorai dan bersukacita memuliakan Tuhan, memuji kebaikanNya, bersyukur kepada-Nya. Di dalam pujian pula ada suatu unsur pewartaan kebaikan Tuhan. Di dalam pujian kita tidak takut-takut untuk mewartakan kehadiran dan kebaikan Tuhan (bdk. Mazmur-Mazmur pujian dalam Kitab 51 Suci). Orang lain yang hadir pada masa itu pasti akan mendengar dan menyaksikan pujian kita. Di dalam pujian kita memuliakan Tuhan bukan hanya dalam hati, dengan perasaan kita, tetapi juga dengan seluruh tubuh jasmani kita. Kita memuji Tuhan dengan melibatkan seluruh perasaan, kehendak, pikiran, dan tubuh kita. Semuanya ini tampak dari luar. Jadi, masa memuji Tuhan juga merupakan masa ketika kita mewartakan Tuhan. Pujian yang benar umumnya memiliki unsur-unsur berikut: sukacita (senyum), semangat, dan antusiasme (enthusiasm). Di dalam pujian kita mewartakan Tuhan yang hadir dengan kehadiran kita sendiri yang penuh sukacita, cintakasih, dan kegembiraan yang tampak dari luar. Kegembiraan yang tampak itu keluar dari hati yang sungguhsungguh dipenuhi oleh Roh Sukacita dari Allah sendiri. Roh Allah itu sifatnya tenang sekaligus dinamis. Ia tidak dapat dibatasi oleh apa pun juga. Terkadang ada pandangan bahwa orang yang hidup doanya mendalam tentu tidak akan memuji Tuhan dengan luapan emosi, misalnya: bertepuk tangan dan menari. Pandangan ini salah sekali sebab bukankah Tuhan bersabda: "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu." Bagaimana kita dapat memuji Tuhan dan mengasihiNya dengan segenap kemampuan atau kekuatan kita apabila kita tidak mau menari untuk Tuhan, jika memang itu saatnya menari? Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada masanya. Jadi, apabila memang saatnya untuk bersukacita memuji Tuhan, bersukacita dan bergembiralah bersama-sama untuk memujiNya. Daud tidak segan-segan menari di hadapan Tabut Tuhan. Santa Teresa Avila juga sangat menyukai tari-tarian. Penulis sendiri tidak pernah mendengar ada orang kudus yang murung dan tidak menyukai seni. Sesungguhnya para kudus merupakan orang-orang yang sangat mencintai keindahan pula, sebab bukankah Tuhan adalah Keindahan itu sendiri? Pujian yang keluar dari lubuk hati yang terdalam mengandung antusiasme dan semangat untuk mencintai Tuhan yang tidak mungkin dapat ditutup-tutupi. Antusiasme di sini tidak berarti bersikap sembrono dan liar. Memuji Tuhan tidak seperti menghadiri suatu konser musik rock. Memuji Tuhan adalah terbuka sepenuhnya kepada Roh Kudus, bersukacita dalam Roh, tidak mengikatkan diri kepada aturan-aturan yang kaku. Akan tetapi, Roh Kudus adalah Roh yang tertib dan teratur. Dia adalah Roh yang dinamis, tetapi tidak berlebih-lebihan. Di dalam pujian orang benar ada kesaksian akan kebaikan Tuhan yang sekaligus bersifat menyembuhkan. Pujian orang benar mengajak orang untuk ikut serta memuji Tuhan dengan sukacita. Di dalam pujian kita hadir di hadapan Tuhan menyerahkan hati yang letih lesu dan berbeban berat sehingga ratapan kita diubah menjadi tari-tarian dan kidung duka kita diubah menjadi nyanyian kesukaan (bdk. Mzm 30:12). A. MENGAPA KITA MEMUJI TUHAN Kita memuji Tuhan karena: 1. Perintah Tuhan (Maz. 47:6,7; 150:1). Mengapa Tuhan memerintahkan kita harus memuji Dia? Karena ada dua hal yang tidak bisa dilakukan-Nya. Yaitu yang pertama, Dia tidak bisa memuji diri-Nya sendiri, dan tidak bisa menyembah-Nya sendiri. Karena Dia layak menerima puji-pujian. (Maz. 48:2; Why. 4:11). Karena Allah itu kekal, maka kita akan memuji Dia untuk selama-lamanya. Dan karena kita diciptakan untuk memuji Dia selamanya. 52 2. Tuhan bertahta di atas puji-pujian kita (Maz. 22:4). Dia mencintai pujian kita, Dia begitu senang puji-pujian, sehingga Dia melingkupi diri-Nya dengan puji-pujian kita, dia hadir dalam puji-pujian yang kita naikkan kepada-nYa, karena lewat pujipujian Dia ditinggikan, diangungkan, dan dimuliakan. 3. Ada kuasa dalam pujian (Yos. 6; Kis. 16:25-26). Lewat puji-pujian kita bisa melakukan peperangan rohani melawan tipu muslihat iblis, karena ini adalah senjata rohani mendatangkan mujizat, menghadirkan kuasa Tuhan seperti yang dialami Yosua, Paulus dan Silas ketika di penjara Filipi, kemenangan, kelepasan, kuasa dan berkat. 4. Kebaikan dan Kasih-Nya yang tiada taranya buat kita (Mzm.29:2; 103:1-5; 117:1-2) Kebaikan-Nya sungguh hebat, Dia rela mati untuk kita, kasih-Nya tiada duanya, pertolongan-Nya sungguh luar biasa buat kita, ketika kita sakit Dia sembuhkan, ketika kita hidup dalam dosa kita diampuni, diselamatkan, dll. Maka kita patut memuji Dia karena kebaikan-Nya yang sungguh mulia, karena apa yang telah Dia lakukan kepada kita sungguh tidak tertandingi dengan apapun. Siapakah yang akan memuji Tuhan? Yaitu mereka yang mencari Tuhan (Maz.22:26), semua yang bernafas memuji Tuhan (Maz. 150:6). Kapan kita memuji Tuhan? Kita memuji Tuhan sepanjang waktu, setiap waktu, setiap saat, tidak dibatasi ruang, tempat dan waktu (Mzm. 34:1) dalam segala keadaan baik susah senang tetap memuji Tuhan. Dimana kita memuji Tuhan? Di antara umat Allah (Ibr. 2:12), di antara bangsabangsa (Mzm. 57:9), di atas tempat tidur kita (Mzm. 63:4-6). Bangun pagi untuk memuji Tuhan (Mzm. 57:59). Dimana pun kita memuji Tuhan juga tidak dibatasi tempat dan waktu, asalkan dinaikkan dengan motivasi yang benar dihadapan Tuhan. Bagaimana kita memuji Tuhan? Kita memuji Tuhan tidak menurut cara kita, melainkan menurut cara Tuhan sendiri. Dengan cara Tuhan dipaparkan secara terperinci di dalam Alkitab untuk kita, yaitu dengan cara: Mengangkat tangan (Mzm. 28:2;63:5;134:2; 141:2; 1 Tim.2:8), Bertepuk tangan (Mzm. 47:2; 98:8; Yes. 55:12), Memainkan alat musik (Mzm. 150:3-5), Berdiri (2 Taw. 5:12; 7:6; 29:26; Mzm. 135:2; Why. 4:9-11), Berlutut, duduk, bersujud, bahkan tiarapi (Mzm. 95:6; Why. 19:4), menari dan tari-tarian (Mzm.150:3) dan dengan Bersorak atau berteriak (Mzm. 47:2; 66:1; 81:2; 95:1-2; 98:4-6; 100:1). B. PENYEMBAHAN Penyembahan berasal dari bahasa Gerika yaitu ”proskuneo” yang berarti: mencium tangan, melakukan penghormatan atau penyembahan dengan mencium tangan, membungkukkan badan dalam pemujaan. Kata Proskuneo, diperkirakan seperti anjing yang sedang menjilat tangan tuannya. Mengapa dikatakan seperti anjing? Karena sifatsifatnya begitu mengenal tuannya, mencium tangan tuannya, menunggunya, ketika tuanya duduk, mungkin sedang membaca, anjingya sedang berbaring dan menunggu disana, memukul-mukul ekornya kepada tuannya, artinya anjing itu merindukan keakrapan dari kontak fisik dengan tuannya. Artinya ingin terus menerus dekat tuannya. Demikian juga kita janganlah puas hanya dekat Tuhan, marilah kita datang dekat dengan hati-Nya di dalam penyembahan dan bersandar di dada-Nya. Penyembahan lebih bersifat batiniah dibandingkan dengan pujian. Penyembahan berarti memasuki suatu kemesraan dengan Tuhan. Meskipun pujian maupun 53 penyembahan memiliki sifat pewartaan, penyembahan lebih bersifat hubungan vertikal, relasi antara saya dan Tuhan. Penyembahan melibatkan pula emosi dan perasaan yang terdalam, tetapi itu tidak berarti kehilangan kontrol atas diri. Teknik bernyanyi tetap perlu sebab hanya dengan bernyanyi dengan penuh perasaan dan dengan teknik bernyanyi yang baik akan dihasilkan nyanyian yang indah. Memang tidak setiap orang mempunyai bakat bernyanyi. Yang tidak berbakat bernyanyi dengan sendirinya harus dengan rendah hati mengakuinya dan tidak memaksa diri untuk bernyanyi dengan lantang atau kuat sehingga dapat 'merusak' suasana. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa pelayanan musik atau nyanyian penyembahan yang baik, yang indah, sangat penting dewasa ini: 1. Penyembahan yang indah menciptakan suasana doa. Bene cantat bis orat: bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali. 2. Nyanyian yang indah membantu kita untuk mengarahkan hati kepada Tuhan. 3. Musik dan nyanyian yang indah meningkatkan kepekaan kita. 4. Nyanyian penyembahan yang indah menyegarkan jiwa dan bisa membawa orang kepada pertobatan. 5. Sebaliknya, nyanyian yang sumbang dan tidak diatur hanya akan mengganggu orang lain. Perlu ditambahkan, meskipun pelayanan musik ini sangat penting, harus diusahakan jangan sampai pelayanan ini menjadi semacam show, atau yang lebih parah lagi, kalau sampai dikomersialkan. Bila puji-pujian menyatakan kekaguman dan ucapan syukur, penyembahan adalah pernyataan kasih dan pemujaan. Mungkin sekali kita mengagumi dan berterima kasih kepada seseorang atas apa yang mereka lakukan tanpa mengasihi mereka. Demikian pula, penyembahan berhubungan dengan kasih kita kepada Tuhan, yaitu dengan memberikan seluruh hati dan hidup kita kepada Dia. Mengasihi Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu dengan segenap kekuatanmu, dan kasihilah sesama manusia seperti diri sendiri (Mrk. 12:33). Upacara-upacara keagamaan dan perayaanperayaan di dalam Perjanjian Lama menjadi kekejian bagi Tuhan karena hati mereka menjauh dari pada-Nya (Yes. 1:10-15;29:13). Dewasa inipun, Allah hanya tertarik pada penyembahan yang tulus dan sungguh-sungguh yang keluar dari hati yang terdalam. (Yoh. 4:23,24). Banyak orang sering bertanya, apakah maksud dari "menyembah dalam Roh dan dalam Kebenaran ?" melakukan penyembahan adalah sebuah jantung dari kepercayaan. Kepercayaan terhadap subyek yang mereka sembah. Saat kita berbicara mengenai agama secara umum kita juga akan berbicara mengenai penyembahan. Bagaimanakah konsep penyembahan yang benar berdasarkan ALKITAB ? Pada zaman perjanjian lama banyak orang melakukan penyembahan kepada Allah dengan cara-cara yang dinilai secara fisik, yakni mereka yang melakukan penyembahan dengan menitikberatkan pada sisi jasmaniah, ada tata cara dan aturan yang ketat dan mengikat sebagai syarat untuk dapat datang kepada Allah. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat datang kepada Allah, pada bangsa Israel biasanya diwakilkan dari kaum Lewi, yang biasa disebut para imam. Tetapi setelah Yesus sang Mesias datang, dan menjadi penebus dosa dunia, Ia mendamaikan hubungan ALLAH dengan manusia, yang secara simbolik dinyatakan saat tabir 54 bait suci terbelah dua. Maka semua orang bisa datang kepada BAPA, semua orang menjadi layak datang kepada BAPA karena darah Yesus, pada zaman perjanjian lama dibutuhkan korban dengan kualitas dan syarat yang paling baik agar manusia bisa layak dihadapan ALLAH. “Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan Bapa. Sebab Allah itu Roh, dan hanya dengan kuasa Roh Allah orang-orang dapat menyembah Bapa sebagaimana Ia ada." (Yoh.4:23-24) Menyembah dalam Roh dan Kebenaran, menyembah dalam Roh adalah suatu penyembahan yang sangat spiritual, bukan fisikal. Bukan dengan lokasi, alat, arah atau jam tertentu, tetapi DIMANA SAJA dan KAPAN SAJA. Itulah menyembah dalam Roh, dan dalam Kebenaran adalah Kebenaran Kristus serta sikap hidup yang berkenan kepada BAPA dan hal itu semua sudah kita peroleh via Penebusan Kristus Menyembahlah dengan hati yang tulus, dan dengan sikap hidup yang benar dan berkenan Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma12:1.) Ada penyembahan-penyembahan yang digambarkan secara fisikal sekali ini adalah bentuk Penyembahan dengan Menyiksa Diri. Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.(Kol.2:20-23) Adapun penyembahan secara tidak layak adalah demikian: Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan (Yesaya 29:13) Praktek Penyembahan yang sejati, adalah dengan menjaga kekudusan bait ALLAH, yakni tubuh setiap orang percaya yang biasa disebut juga dengan Gereja (secara rohani) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (I Kor. 3:16) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.(EF. 2:22) Jadi ada 3 poin kunci utama menjadi seorang Penyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran seperti pada ayat (Yoh 4:23-24) yaitu: 1. Menyembah "tanpa batas" dan non fisikal (Roh), karena tolok ukurnya berdasarkan ketulusan hati. Tidak dibatasi waktu, tempat, ruang dan situasi. Kita bisa menyembah Tuhan kapan dan dimana saja kita berada asalkan didasarkan ketulusan hati dan motivasi yang benar. 2. Menyembah setelah dikuduskan yakni via penebusan Kristus (Tobat). Artinya kita dikuduskan lewat darah Kristus, dan penebusanNya. Artinya kebenaran Kristus ada didalam kita. Kita mengenal kebenaran karena Kristus. Kebenaran itu kita kenal lewat Firman Tuhan. Firman Tuhan yang menjadikan kita menjadi hidup benar. Penyembahan yang benar dalam roh kita disebut “manusia batiniah” kita (Ef. 3:16). Penyembahan yang benar terjadi ketika manusia batiniah kita 55 menanggapi dorongan Roh Allah, menyatakan kasih dan pemujaan kita kepada Tuhan. Penyembahan yang benar menuntut peranan Roh Kudus atas roh kita, yaitu mereka yang telah “dilahirkan kembali dalam Roh” melalui iman di dalam Yesus Kristus yang dapat sungguh-sungguh menyembah Allah (Yoh. 3:5-8). Artinya hidup didalam pertobatan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. 3. Menyembah dengan menjaga kekudusan tubuh, sebagai bait ALLAH. Kita menjadi hidup kudus, tetap menjaga kekudusan, tidak terpengaruh kepada dosa, tidak kompromi kepada dosa. Hidup kudus dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan setiap hari. C. FUNGSI PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Pujian dan Penyembahan yang diurapi berfungsi untuk : 1. Menghancurkan belenggu dan ikatan dosa. (1 Sam. 16:23; Yes.10:27). Urapan dapat menghancurkan kuk. 2. Membawa kemenangan Rohani. (Yos. 6). Menghancurkan benteng Yerikho. 3. Mengundang hadirat dan Kemuliaan Allah. (2 Taw. 5:13-14). Bait Allah dipenuhi dengan kemuliaan Allah. 4. Mengangkat Roh yang lesu. (Yes. 61:3). Nyanyian Pujian ganti semangat yang pudar. D. TIM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Secara umum, tim pujian dan penyembahan terdiri atas: pemimpin pujian, pengarah acara, para penyanyi (singers), dan para pemain musik. Mereka inilah yang menggerakkan orang-orang yang berkumpul dalam suatu Ibadah/Kebaktian Umum untuk memuji dan menyembah Tuhan bersama-sama. Sebelum kita masuk ke dalam peran setiap anggota tim, perlu tekankan soal motivasi dan dasar pelayanan suatu tim pujian dan penyembahan yang baik. 1. Kerendahan hati. "Hendaklah dengan rendah hati yang satu menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri." (Flp 2:3) Kerendahan hati merupakan syarat mutlak seorang pelayan Tuhan, bahkan bagi setiap pengikut Kristus. Semakin rendah hati seseorang, semakin ia berkenan di hadapan Tuhan. Nilai seseorang di hadapan Tuhan tidak tergantung dari besarnya tugas atau fungsinya di dalam tim Ibadah, melainkan dari cinta dan kerendahan hatinya. 2. Kerjasama tim. Banyak ibadah yang akhirnya berantakan dan bubar akibat sulitnya kerjasama antaranggotanya. Yang satu merasa diri lebih hebat daripada yang lain sehingga mau mengatur segalanya. Sekali lagi: rendah hati. Para anggota tim Pujian Penyembahan: sadarlah akan peran dan tempatmu masing-masing. 3. Tanpa pamrih. Pelayanan seseorang akan semakin berbuah apabila ia semakin menundukkan nafsu dan keinginannya sendiri di bawah kehendak Tuhan. Pelayan Tuhan yang paling baik adalah ia yang menganggap setiap pelayanan yang ia lakukan sebagai upahnya juga. "Upahku adalah boleh memberitakan Injil tanpa upah." (1 Kor 9:18) 56 4. Melayani dari buah kontemplasi (berkaitan dengan persiapan). Banyak orang yang tidak mengerti bahwa sebenarnya doa merupakan latihan juga. Semakin sering seseorang berdoa, semakin pekalah ia pada bimbingan dan kehendak Tuhan, dan semakin berkembang pulalah pelayanannya. Kebaktian/Ibadah yang dilayani oleh tim-tim yang hidup doanya matang pasti akan berbuah banyak. Sebaliknya, kehidupan doa yang suam-suam kuku akan membuat pelayanan kita menjadi tidak menarik pula, kehilangan kuasanya. Karena itu, penting bagi setiap anggota tim untuk menjaga hidup doa pribadinya. Selain itu, baik sekali jika sebelum acara ibadah anggota-anggota tim yang akan melayani berkumpul sejenak untuk berdoa bersama. E. WORSHIP LEADER, SINGER DAN PEMUSIK a. Mengapa Seorang Song Leader Harus Seorang Worship Leader Seorang Song Leader bukan hanya sekedar seorang Pemimpin nyanyinyanyian/puji-pujian dalam sebuah Kebaktian atau Ibadah, tetapi lebih dari itu seorang Pemimpin Nyanyi-nyanyian harus seorang PENYEMBAH dan PEMUJI / WORSHIP LEADER (WL). Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin Pujian yang trampil dan memiliki suara yang bagus, tetapi harus menjadi PENYEMBAH – PENYEMBAH yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam rumah Tuhan / Gereja. Mereka yang terpanggil atau terlibat dalam Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang bermain musik atau bernyanyi, tetapi mereka yang telah MENYERAHKAN DIRI untuk pelayanan Musik – Nyanyian untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4) b. Tata Tertib Worship Leader & Singer Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugrahkan padanya. Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara : 1. Persiapan Diri a) Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus. b) Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan. 2. Persiapan Teknis a) Wajib mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan, sebelum tugas pelayanannya. b) Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan. c) Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai. Bagi Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER yang dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan diatas, berarti pelayan tersebut telah meremehkan HAK yang sudah diberikan oleh Tuhan dan mempermainkan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap Tuhan dan Gereja. 57 c. Kriteria Seorang Worship Leader 1. Kriteria Rohani : Lahir baru dan ada buah pertobatan, Memiliki karakter Kristus, Penuh Roh Kudus, Seorang Penyembah Allah, Suka Berdoa, Dipenuhi Firman Allah, Menguduskan perkataan, bersih dalam ucapan/nyanyian. 2. Kriteria Teknis : Memiliki talenta vokal yang cukup baik, Mengerti dasar-dasar musik, Mampu memimpin, Mampu berkomunikasi dengan baik, Memiliki dan mengembangkan perbendaharaan lagu pujian. d. Persiapan Seorang Worship Leader 1. Persiapan Rohani : Setia dalam waktu doa, Membaca Firman Tuhan, Penyembahan pribadi, Selalu menjaga kekudusan, Doa dan puasa secara khusus, Pemurnian motivasi, merendahkan diri. 2. Persiapan Teknis : Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau Penyembahan yang disusunnya, Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?, Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan, Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer, Berapa waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan persembahan, pengumuman, Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu, Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani harus kita mengenal dengan baik, cari informasi tentang usia mayoritas Jemaat, bagaimana karakter jemaat di tempat atau daerah tersebut, dan berapa jumlah jemaat yang ada. e. Hal–Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Menjadi Worship Leader 1. Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama : Penuh kasih bukan dibuat-buat, Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan, Pandangan mata dan senyuman. 2. Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat : Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, seperti : “Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara…”, “Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”, “Saudara yang datang dengan masalah pasti akan pulang dengan kelepasan ……”, Jangan menghakimi keterlambatan jemaat, Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama seperti kita, Gunakan kata-kata iman : “ Saya percaya ………” 3. Persiapkan Penampilan Yang Baik : Pakaian rapi dan sopan, Rambut rapi, Wajah segar, cerah dan bersih. 4. Hindari pertentangan dengan pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah : Beri aba-aba atau komando yang jelas dan disertai dengan senyum, Kalau terjadi kesalahan, jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh team), Ingat! kita sedang menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang akrab dengan Allah. 5. Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang dapat menjenuhkan. 6. Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan perubahan sikap dan berbagai gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang hidup, meriah, indah dan penuh kuasa Roh Kudus. 7. Hindari banyak bicara, komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan katakata, komentar-komentar yang tepat pada saat jeda lagu. 58 8. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik : Terlalu sering menutup mata, Kebiasan gerakan tangan yang kurang baik, Membelakangi jemaat, Refleks mata berkedipkedip. 9. Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu. 10. Seringlah mengkoreksi penampilan saudara seperti : Gaya di panggung, cara berdiri, gerakan tangan, Cara memegang microphone, Pengucapan istilah dan komentar. 11. Perhatikan nada dasar lagu yang PAS, tidak ketinggian, juga tidak kerendahan (perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya). 12. Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga pada saat “Interlude” jika ada. 13. Pengulangan lagu yang wajar sesuaikan dengan situasi Jemaat. 14. Kuasai Aba-aba (Hand Signals) seperti: Nada dasar, Pengulangan, Overtone, Perlambat / Percepat tempo, Perkeras / perhalus suara, Pengulangan coda, Acapela, Drums Only, Piano / keyboards only. f. Persiapan Seorang Singer (1 Taw. 25 : 1 – 31) Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah Allah (worshippers), sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada saat menjelang ibadah saja melainkan setiap saat membangun kehidupan penyembahannya. Singer harus penuh Roh Kudus, agar ada URAPAN dalam pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh Kudus dan mempersiapkan dirinya untuk semakin peka dalam tuntunan dan pekerjaan Roh Kudus. Singer haruslah seorang yang suka berdoa : Mempersiapkan diri dalam doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani. Berlatih khusus, memiliki kemauan kuat untuk meningkatkan “Skill”-nya. g. Fungsi Singer’s Dalam Team 1. Memberi tenaga vokal (vocal power) pada setiap pujian yang dinaikkan. 2. Memberi harmoni dan keindahan pada setiap pujian yang dinaikkan. 3. Memberi inspirasi bagi jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi dapat berupa : Ekspresi atau mimic muka, mata, Mengangkat tangan atau bertepuk tangan, dan Gerakan atau tarian tertentu. 4. Menopang pemimpin pujian dan pemusik melalui doa. h. Pemusik Dalam pelayanan musik, peran pemusik adalah mambawa suasana pemyembahan ke atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat untuk mengangkat suara mereka dalam menyanyikan lagu. Sebagai seorang pemusik, anda tidak dapat menghindari suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan kata lain, anda pasti menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat. Menjadi seorang pemusik gereja merupakan panggilan yang luar biasa. Jangan memandang rendah panggilan tersebut. Menjadi contoh berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain. Carilah Tuhan tiap hari dalam saat teduhmu dan “BERDOA SEBELUM MEMAINKAN ALAT MUSIK”. Sebagai seorang pemusik, anda mungkin belajar sendiri atau pernah dilatih tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas saat ibadah karena anda berada dalam satu tim musik. Jika ada suatu teknik atau permainan yang anda ingin tonjolkan maka gunakan pada saat berlatih sehingga permainan tersebut sempurna saat dibawa ke ibadah. Juga sebagai seorang pemusik, anda pasti tidak pernah puas untuk mengetahui tentang musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru. Tetap berlatih dan belajar. 59 i. Tata Tertib Worship Pemusik Setiap PEMUSIK bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugerahkan padanya. Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara : 1. Persiapan Diri a) Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus. b) Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan. 2. Persiapan Teknis a) Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan. b) Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai. 60 BAB IX PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG HOMILETIK (KHOTBAH) Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang berkhotbah Siswa SOM mampu berkhotbah yang benar dan efektif baik secara pribadi maupun ibadah-ibadah umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang khotbah disampaikan dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menghidupi khotbah kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat. ILMU KHOTBAH ( HOMILETIKA ) A. DASAR PEMAHAMAN Homiletika berasal dari kata “homilia” yang berarti “perbincangan dari hati ke hati (heart to heart), seperti tertulis dalam Alkitab tentang percakapan segala sesuatu yang dilakukan murid-murid Tuhan Yesus (Luk.24:14). Di dalam tradisi gereja, percakapan atau perbincangan demikian berkembang untuk memberi tujuan kepada penyelamatan (Yak.1:21), hikmat (2 Tim.3:15), pendidikan Kristen (2 Tim 3:16), pembangunan hidup Kristen (Kis.20:32), dan penghiburan umat (2 Kor.1:4). Dengan begitu khotbah memiliki hubungan dan keterkaitan dengan pelayanan seorang gembala (pendeta, penatua, dll) sebagai upaya penyiraman rohani (1 Kor.3:6-8). Tugas dari seorang pengkhotbah adalah menyampaikan Firman Tuhan yang hidup dari Firman yang tertulis dan melalui Firman secara lisan (yang diucapkan). Firman yang hidup adalah Tuhan Yesus sendiri. Oleh karena itu khotbah yang baik itu senantiasa harus menyatakan dan memuliakan Tuhan Yesus Kristus, langsung atau tidak langsung. Firman yang tertulis adalah Alkitab, Firman lisan adalah khotbah yang disampaikan oleh si pengkhotbah itu. Jadi khotbah yang baik itu harus berdasarkan Alkitab. Homiletika adalah ilmu pengetahuan dan seni dari persiapan dan penyampaian khotbah. Ilmu pengetahuan karena ia menyinggung bidangbidang ilmu lainya, terutama ilmu jiwa manusia dan ilmu komunikasi. Seni karena ia terbuka bagi berbagai gaya penyampaian dan cara-cara yang kreatif. Tiap pengkhotbah bisa mengembangkan gaya dan cara penyampaiannya masing-masing. Khotbah berbeda dengan pidato (orasi), namun memiliki kesamaan. Kesamaan khotbah dan pidato adalah sama-sama disampaikan kepada beberapa orang atau sejumlah orang untuk menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Tetapi pidato umumnya memuat aksi propaganda, dan provokasi untuk mempengaruhi orang agar ikut dalam ide sang orator. Pidato sekarang tidak perlu podium, dan pakaian sang orator tidak menentukan. Yang 61 prinsip sekali bisa saja pidato yang disampaikan tidak berdasar fakta, dan data serta tidak sesuai dengan kelakuan sang orator. Khotbah tidak demikian. Khotbah adalah menyampaikan firman TUHAN. Pengkhotbah haruslah sudah mengikuti dan mematuhi Firman TUHAN yang akan disampaikan, tidak boleh provokasi atau pun propaganda. Sebab Firman TUHAN berbicara tentang seluruh aspek kehidupan, baik sosial budaya, politik, ekonomi, keamanan, maupun perilaku dan kelakuan (etika). Dengan begitu tidak mungkin pengkhotbah berpakaian sembarang, tidak rapi, dan asal-asalan. Dia harus tampil mengesankan sehingga Firman TUHAN dapat didengar banyak orang. Sebab orang yang berkhotbah harus mampu memberikan kekuatan semangat hidup, sebagai jalan peneguhan, penghiburan, dan pendidikan. Di dalam khotbah terdapat unsur rekreatif (menghibur orang, bukan hanya diri sendiri), dan unsur edukatif (mendidik dengan mengarahkan serta memberi jalan keluar) berdasarkan pada Firman TUHAN. Jadi khotbah harus bersandar dan bertumpu pada andalan utamanya, Firman TUHAN. Karena itu pengkhotbah harus memahami Firman TUHAN dengan baik dan cermat, dan memiliki keteguhan iman yang tangguh, tidak mudah goyah. Kedekatan pengkhotbah dengan TUHAN sangat menentukan dan harus diyakini, serta perlu sering membaca Alkitab agar menjadi pelaku-pelaku Firman TUHAN (Yak.1:22) untuk menghidari disebut “pembohong” atau “penipu”. Penyampaian khotbah serring disebut pemberitaan Firman TUHAN adalah sentral atau pusat dari tata ibadah, inti dari liturgi Kristen, karena tidak perlu kuatir akan membuat orang tersinggung atau sakit hati, atau seolah-olah menghakimi. Asal tetap memegang yang benar, adil, dan berpedoman pada Firman Tuhan maka wajar jika harus membuat warga jemaat terkena. Artinya khotbah tersebut sudah mendarat, menyirami rohani warga jemaat, sehingga diharapkan timbul kesadaran untuk kembali kepada TUHAN, dan merindukan TUHAN. Dalam berkhotbah perlu persiapan baik materi maupun rohani. Persiapan rohani dilakukan melalui doa sejak melakukan persiapan, memohon bimbingan dan urapan dari Tuhan, bahkan selama berkhotbah maupun sampai khotbah sudah selesai. Persiapan materi yaitu mempersiapkan thema dan nast khotbah serta langkah-langkah atau isi/kerangkah khotbah, pendahuluan, ilustrasi maupun kesimpulan. Dan adapun bukubuku yang terutama yang diperlukan dalam persiapan materi yaitu: - Alkitab dari berbagai versi/terjemahan - Konkordansi Alkitab yang lengkap - Kamus Alkitab atau Ensiklopedi Alkitab - Garis Besar materi Khotbah - Buku Ilustrasi khotbah, buku Humor Rohani - Buku Tafsiran B. PRINSIP-PRINSIP DALAM KHOTBAH Untuk dapat memahami prinsip-prinsip dalam khotbah maka pengkhotbah harus memahami tentang pemahaman dasar khobah itu sendiri, memahami langkah-langkah untuk menyiapkan suatu khotbah secara sistematis, lalu teraakhir mengetahui teknik penyampaian khotbah. 62 Ada beberapa prinsip tentang khotbah yang akan disampaikan kepada jemaat, yakni : 1. Khotbah harus berbicara Firman TUHAN apa adanya 2. Khotbah harus menyampaikan Firman TUHAN dengan kebenaran dan keadilan 3. Khotbah harus menyampaikan Firman TUHAN di dalam kedamaian hati 4. Khotbah harus memberi keteguhan iman, kemurnian hati, dan semangat hidup 5. Khotbah harus menghubungkan Firman TUHAN dengan kenyataan hidup Selanjutnya pengkhotbah perlu mengambil langkah tahapan berikut sebelum menyampaikan khotbah kepada jemaat, yakni : a. Persiapan Bahan Khotbah (Teks, Tematis, Pergumulan) Di sini Pengkhotbah harus mengetahui pergumulan dari warga jemaat yang akan mendengar Firman TUHAN sehingga dapat mengambil tema yang pas dan cocok dengan derap kehidupan warga jemaat. Pengkhotbah juga harus berdoa untuk mohon penyertaan TUHAN sehingga ketika di atas mimbar benar-benar tegar, tidak grogi dan demam panggung. Pengkhotbah harus memahami isi dari teks (nats) yang akan disampaikan, tentu dengan Tafsiran yang relevan. Pengkhotbah sudah lebih dahulu menggumuli teks/nats yang akan disampaikan ke dalam kehidupannya pribadi. b. Persiapan Diri (Penampilan, Percaya Diri, Naskah) Pengkhotbah harus membiasakan diri ramah, tidak tegang aatau merah muka ketika berhadapan dengan warga jemaat, harus santai dan tenang membawa diri. Alangkah baik jika masih belajar, bahan khotbah dituliskan. Bahan khotbah bisa diituliskan secara keseluruhan, namun bisa juga hanya dituliskan butir-butir (point of view) yang penting saja. Karena itu perlu notes aatau buku-buku catatan untuk menuliskan ayat-ayat penting, yang biasa didengar, dan menjadi mutiara hidup. c. Pemusatan Diri Pengkhotbah harus mendekatkan diri pada Firman TUHAN, karena dia telah menjadi perantaraan (mediasi) TUHAN dengan umatNya. Ketika sebelum membaca teks Alkitab lebih baik diawali dengan kalimat,”Beginilah Firman TUHAN” Hal yang penting dalam berkhotbah: Pribadi, Isi Khotbah, dan Penyampaian Khotbah. Ketiganya tidak dapat dipisahkan dan saling mendukung. Khotbah yang selaras dengan kelakuan si pengkhotbah sering masuk dan mendarat di dalam hati dan tidak mudah dilupakan oleh pendengarnya. Selanjutnya pribadi yang baik dan materi yang baik akan lebih sempurna bila disampaikan dengan baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan khotbah/berkhotbah: 1. SUARA Suatu alat yang paling penting yang dapat diatur dan diubah-ubah yaitu: tinggi suara, kecepatan suara, volume suara, dan artikulasi suara, harus diperhatikan supaya jangan monoton. 2. MATA Bagian wajah yang paling ekspresif dan paling diperhatikan hadirin. Jangan melotot ke lantai, keluar jendela, ke suatu titik dinding, hanya memandang orang tertentu, atau tutup mata terlalu lama. Hendaknya mengadakan kontak mata 63 3. 4. singkat dengan seluruh hadirin. Banyak memandang pada orang yang duduk paling jauh. Jangan terus-menerus melihat Alkitab dan catatan. SIKAP TUBUH DAN GERAKAN Kewaspadaan dipancarkan oleh penampilan yang energik, berat badan dicondongkan ke depan. Gerakan jangan tanpa tujuan, tetapi berhubungan dengan arti dan suasana hati. Mengambil posisi baru (berolah posisi), ada suatu cara yang memberi permulaan yang segar bagi khotbah itu. Artinya tidak monoton kita berdiri di mimbar, bisa bergerak tapi disuaikan dengan situasi. TANGAN DAN GERAKANNYA Memakai gerak tangan yang berhubungan dengan arti. Perlengkapan berkhotbah: 1. Pakaian, Pakaian sesuatu yang sedikit lebih resmi atau formil dari biasanya 2. Jam, jika tidak ada jam dinding, bisa memakai arloji yang sudah Anda lepas sebelumnya 3. Buku Catatan. Merupakan catatan dari garis besar khotbah. (usahakan gunakan kertas yang tidak lebih besar dari Alkitab Anda). C. MACAM-MACAM KHOTBAH Ada tiga macam/jenis khotbah yang akan membantu sipengkhotbah untuk berkhotbah di dalam setiap persekutuan/ibadah yang ada dalam Gereja. Dan ini akan membantu kita untuk mempersiapkan khotbah apa yang sedang kita berikan/khotbahkan bagi mereka. Berikut jenis-jenis Khotbah yang sering disampaikan dalam berkhotbah: 1. Khotbah Tekstual (khotbah nats) Suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diperoleh dari satu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema khotbah. Atau khotbah ini biasanya berdasarkan atas satu bagian ayat yang pendek. Sebenarnya seperti usulan nama, biasanya diambil atas satu ayat “teks” yang berkaitan dengan pemilihan pernyataan ayat yang sesuai. Lalu kita menelitinya, menganalisa dan menemukan semua kebenaran. Kemudian kita sampaikan kebenaran itu dengan teratur dan bertahap sehingga memudahkan pendengar untuk memahaminya. Jadi jelas dalam khotbah tektual ini garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu sendiri. Dengan cara ini kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut. Teks dapat saja terdiri dari hanya satu baris dari suatu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua atau tiga ayat. Dan teks bisa memberikan tema khotbah, berbeda dengan khotbah topikal, dimana kita mulai dengan tema atau topik, sekarang kita mulai dengan teks yang akan menunjukkan ide utama khotbah. Sebagai contoh: Kita ambil dari Ezra 7:10 sebagai teks yang bunyinya: “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel”. Sering kali sangat menolong untuk membaca terjemahan yang mutakhir agar bisa mendapat pengertian yang lebih jelas. Kata “bertekad” dapat juga diterjemahkan “menetapkan hati”. Bila kita meneliti dengan seksama teks itu, maka tampaklah bahwa seluruh ayat itu berpangkal pada Ketetapan Hati Ezra. Jadi, kita dapat membuat kerangka sebagai berikut: 64 I. Hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman Allah, “Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan”. II. Hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman Tuhan, “dan melakukannya”. III.Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Allah, “serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel”. 2. Jadi tema yang cocok, yang dapat diambil dari ide-ide yang disarankan teks itu adalah Ketetapan hati Ezra. Khotbah Topikal (khotbah pokok) Khotbah topik adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diambil dari topiknya atau pokoknya, lepas dari teks. Di sini seorang pengkhotbah bertujuan untuk memberikan sebuah topik yang khusus bagi umatnya. Khotbah topik mulai dengan satu topik atau tema dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri atas ide-ide yang terbit dari pokok pembicaraan. Khotbah topik tidak memerlukan satu teks sebagai dasar pemberitaannya, ini tidak berarti bahwa pemberitaaannya tidak Alkitabiah, tetapi hanya menunjukkan bahwa ayat firman Tuhan bukanlah sumber khotbah topik. Walaupun demikian, untuk menjamin agar pemberitaan akan benarbenar Alkitabiah isinya, kita harus mulai dengan suatu pokok pembicaraan atau topik Alkitabiah. Bagian-bagian utama kerangka khotbah harus diambil dari pokok Alkitabiah itu, dan setiap bagian utama harus ditunjang oleh sebuah ayat Alkitab. Ayat-ayat penunjang bagian-bagian utama biasanya harus diambil dari bagian-bagian Alkitab yang sedikit banyaknya jauh terpisah satu sama lain. Contoh: Kita memilih sebagai pokok: Alasan-alasan bagi doa yang tak terjawab. Perhatikan kita tidak memakai teks, tetapi pokok Alkitabiah. Dari pokok ini kita harus membuat bagian-bagian utamannya, karenanya kita perlu selidiki apa yang disebut oleh Alkitab sebagai alasan-alasan bagi doa yang tidak terjawab. Sewaktu kita merenungkan dan memikirkan berbagai bagian Alkitab yang berhubungan dengan pokok itu , kita dapat temui teks-teks sebagai berikut, yang semuanya menyatakan mengapa banyak kali doa kita tak terjawab: Yak. 4:3; Mzm. 66:18; Yak. 1:6-7; Mat. 6:7; Ams. 28:9 , dan 1 Pet. 3:7. Jika mungkin gunakanlah sebuah Alkitab bahasa Inggris dengan referensi, bersama sebuah konkordansi lengkap, atau pedoman Pokok-Pokok Isi Alkitab. Dengan pertolongan buku-buku referensi ini kita jumpai alasan-alasan mengapa doa kita tidak terjawab: I. II. III. IV. V. VI. 3. Salah meminta, (Yak. 4:3) Dosa dalam hati (Mzm. 66:18) Meragukan Firman Allah (Yak. 1:6-7) Pengulangan yang sia-sia (Mat. 6:7) Ketidaktaatan kepada Firman Tuhan (Ams. 28:9) Kelakuan yang tak menenggang rasa dalam hubungan perkawinan (1 Pet. 3:7). Sekarang kita telah membuat satu kerangka khotbah topik Alkitabiah dengan setiap bagian utamanya diambil dari pokok, alasan-alasan bagi doa yang tak terjawab, dan setiap bagiannya ditunjang oleh satu ayat Alkitab. Khotbah Ekspository (khotbah tafsiran) Suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang diartikan dalam hubungan dengan satu tema atau pokok. Bagian terbesar materi khotbah diambil langsung dari nas Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama. Bagian terbesar khotbah langsung dari nas Alkitab tersebut. Bukan saja ide-ide utama dari 65 nas Alkitab yang dikemukakan dalam uraian ekspositori, tetapi bagian-bagian kecilnya harus diterangkan dan disusun untuk melengkapi materi pokok khotbah. Ini berarti, kita harus mengambil bagian tambahan, maupun bagian-bagian utama, dari bagian Alkitab yang sama. Bila semua bagian ini diuraikan atau ditafsirkan dengan sebenarnya, maka seluruh kerangka khotbah didasarkan langsung pada nas Alkitab. Jadi khotbah ekspositori ialah suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang diartikan. Dalam penguraian ini kita bertugas untuk memapaparkan arti atau menjelaskan Firman Allah, yaitu membuat arti Alkitab terang dan jelas. Tetapi untuk mencapai hal ini kita harus mempelajari seluk-beluknya dengan teliti agar dapat menguasainya. Dengan metode ini kita berusaha untuk menjelaskan dengan terperinci pengertian dan kebenaran yang terdapat dalam beberapa ayat atau satu pasal. Dicari kebenaran yang tersembunyi atau ditafsirkan dibalik kata-kata pada suatu pasal. Inilah metode yang baik sekali untuk mengajarkan seluruh maksud Allah (Kis. 20:27). D. KUALIFIKASI PENGKHOTBAH 1 Timotius 4:16 = “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” Pengkhotbah tidak bisa dipisahkan dari khotbahnya (The speaker is his sermon). Seorang pengkhotbah harus menjadi contoh hidup atas apa yang ia khotbahkan kepada orang lain dengan: - Ajarannya, apa yang ia katakana (2 Tim. 3:10) - Contohnya, apa adanya ia (2 Tim. 3:10) - Tingkah lakunya, apa yang dia perbuat (Yoh. 13:12-15; Mat. 5:19; Yes. 2:1-4) Ada beberapa kualifikasi pengkhotbah yakni: 1. Ia harus dilahirkan kembali (Yoh. 3:3-7). Jika pengkhotbah belum dilahirkan kembali, khotbah semata-mata hanya profesi atau alat untuk mendapatkan nafkah hidup. Orang yang demikian hanyalah seperti orang buta yang menuntun orang buta (Mat. 15:14). 2. Ia harus mengasihi Tuhan Yesus. Khotbah merupakan ungkapan kasih kepada Kristus dan ini harus menjadi motivasi kita melayani (2 Kor. 5:14-15). Kasih kepada Kristus merupakan kekuatan yang memadai di tengah-tengah segala macam kesulitan (Rom. 8:35-39). Harus ada hubungan pribadi dengan Tuhan. 3. Ia harus mengasihi orang-orang yang diberitakan. Kita harus menguji diri kita sendiri dalam setiap pekerjaan kita (Gal. 6:4). Kasih itu lebih daripada apa yang dapat kita katakana (1 Kor. 13:2) dan lebih daripada apa yang kita berikan (1 Kor. 13:3). 4. Ia harus mempunyai pengetahuan yang mendalam akan Alkitab. Seperti halnya guru matematika harus menguasai matematika. Pengkhotbah harus mengetahui Alkitab secara umum. Biasakan diri juga untuk menghafal ayat-ayat Alkitab. Seorang pengkhotbah harus mencintai Alkitab. 5. Ia haru menjadi manusia yang berdoa. Pelayanan tanpa doa akan kehilangan kepekaan terhadap suara atau pimpinan Tuhan dan kuasa. 6. Ia harus hidup suci dihadapan Allah dan manusia. Kita melayani Allah yang Mahasuci, maka pengkhotbah juga harus demikian (Yes. 52:11; 1 Pet. 1:16). 7. Ia harus siap untuk pelayanan. Ia harus siap secara rohani, fisik, mental, pendidikan. 66 PERANAN ROH KUDUS DALAM KHOTBAH Berkhotbah yang kena sasaran bukan hasil ilmu dan teknik saja, tetapi karena kuasa Roh Kudus. Roh Kudus memiliki peranan penting dalam hal ini yakni: 1. Roh Kudus memberikan hikmat kepada pengkhotbah untuk menentukan nas-nas atau ayat-ayat/perikop yang akan dikhotbahkan. 2. Roh Kudus memberikan pencerahan atau iluminasi kepada pengkhotbah dan juga pendengar. 3. Roh Kudus menggerakkan ingatan pengkhotbah pada nas lain, ilustrasi dan penerapan praktis yang masih berkaitan dengan nas khotbah yang disampaikan. 4. Roh Kudus memberikan keyakinan dan keberanian saat berkhotbah. 5. Roh Kudus memberikan konsentrasi kepada pendengar pada saat khotbah disampaikan. 6. Roh Kudus menginsafkan akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh. 16:8). 7. Roh Kudus menanamkan Firman Tuhan dalam hati pengkhotbah dan pendengar, serta memotivasi untuk melakukan dalam kehidupannya (Yes. 55:11). HAL-HAL YANG PERLU DIHINDARI SEORANG PENGKHOTBAH PADA SAAT MENYAMPAIKAN KHOTBAH DI MIMBAR KEPADA JEMAAT YAKNI: 1. Jangan sampaikan kelemahan, kekurangan kita ketika berkhotbah. Contoh kurang persiapan, kurang fit/sehat.. .sebenarnya bukan saya yang khotbah…dll 2. Jangan berkhotbah dengan memamerkan diri yang akibatnya menunjukkan kesombongan. 3. Jangan berkhotbah dengan menghakimi atau menuding jemaat dengan ayat-ayat Firman Tuhan yang kita sampaikan. 4. Jangan mencontoh, atau meniru gaya orang lain ketika berkhotbah jadilah seperti diri kita sendiri. Contoh gaya bicaranya…geraknya dll. 5. Berkhotbah jangan terlalu banyak mengutip kesaksian-kesaksian orang lain, pengalaman-pengalaman orang lain, lebih baik kesaksian atau pengalaman sendiri yang memberi hidup bagi khotbah yang disampaikan. 6. Jangan lebih menekankan yang homuris daripada penekanan Firman Tuhan harus disesuaikan dengan Firman yang disampaikan. 7. Jangan memakai Firman Tuhan untuk kesenangan diri sendiri, keuntungan diri sendiri. 8. Jangan ragu-ragu atau bimbang ketika menyampaikan Firman Tuhan, misalnya mungkin, mudah-mudahan…dll. Catatan: Tetapi satu hal yang harus diingat bahwa bagaimanapun, kualitas lebih penting daripada variasi sehingga variasi tidak boleh mengorbankan kualitas. Variasi dapat berupa penyesuaian dalam gaya, penyampaian, perkataan, jenis khotbah dan lain-lain. 67 BAB X PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG KONSELING DAN PELEPASAN Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Konseling dan Pelepasan Siswa SOM mampu melakukan Konseling dan Pelepasan yang benar dan efektif baik secara pribadi maupun umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Konseling dan Pelepasan disampaikan dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk berani melakukan Konseling dan Pelepasan dalam kehidupan pribadi, keluarga, lingkungan dan masyarakat. A. KESERIUSAN Pelayanan pelepasan – sama seperti pelayanan-pelayanan lainnya – tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Apalagi, pelayanan ini membawa kita pada konfrontasi langsung dengan setan. Kita harus menanganinya dengan serius, hati-hati, penuh kewaspadaan, konsentrasi penuh, dan benar-benar mengandalkan Roh Kudus Kristus. Seperti anak-anak Skewa yang melakukan pelepasan, justru mereka yang perlu dilepaskan (Kis. 19:13-20;Mrk. 9:25) Pelepasan sebetulnya tidak perlu dilakukan, jikalau orang-orang bertobat sungguhsungguh, yaitu setelah mereka bertobat, seharusnya mereka hidup setia dan taat serta tekun untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan, yaitu setelah mereka percaya mereka harus memberikan diri untuk dibaptis, setelah dibaptis mereka harus berubah cara hidup mereka, yaitu haus akan firman Tuhan, bukan saja membaca tetapi melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan mereka, dan mereka harus lahir baru dan dipimpin terus oleh Roh Kudus, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kebanyakan setelah percaya dan dibaptis, mereka tidak bertumbuh sampai hidup dipimpin oleh Roh Kudus sehingga banyak yang hidupnya tidak berubah, yaitu kehidupan yang lama masih tetap ada. Misalnya dulu terikat dengan rokok, minuman keras, judi, perzinahan, cabul, pornografi, okultisme, jimat, melakukan hal-hal yang tidak baik, setelah dibaptis hidup lama atau kebiasaan lama masih tetap ada, yang begini perlu pelepasan. Firman Tuhan berkata dalam Markus 2:22 bahwa”Kantong kulit yang lama tidak dapat diisi dengan anggur yang baru, sebab kantongnya akan koyak dan sebaliknya juga, kantong yang baru tidak dapat diisi oleh anggur yang lama, yang seharusnya adalah kirbat yang baru harus diisi dengan anggur yang baru juga”. Ada 7 hal yang perlu dilepaskan di dalam kehidupan kita: 1. Pelepasan dari ekspresi emosi negative yaitu: marah-marah, geram, benci, takut, rasa tertolak, mengasihi diri sendiri, cemburu, tertekan, merasa rendah diri, dll (Kol. 3:8). 68 2. Pelepasan mengenai mental: Tidak punya pendirian, ragu-ragu, bingung, pelupa, dll. Yak. 1:6-8 3. Pelepasan mengenai mulut: Bohong, caci maki, menghujat, menyalahkan, mengejek, cerewet, gossip, fitnah, menyelekkan orang lain. Yak. 3 4. Pelepasan mengenai sexualitas: Pikiran cabul, onani, marturbasi, hawa nafsu, sex diluar nikah, homo sex, lesbian, pacaran bebas, hipersex, dll. 2 Tim. 3:4; 1 Kor. 6:13; Rom. 1:25. 5. Melepaskan keterikatan: Merokok, ganja, minuman keras, obat bius, ektasi, nipam, narkotik, kokain, kopi (hobby dan makanan), judi, dll. 6. Melepaskan kelemahan tubuh jasmani, yang disebabkan karena keterikatan dengan roh-roh jahat. Okultisme, jimat, tahayul, tuyul, dukun, peramal, sihir, pelet, heroskop, bintang-bintang (libra, skorpio,dll). Mrk. 5:22; Mrk. 9:17. 7. Melepaskan dari ajaran sesat; ajaran palsu: mormon, saksi yehova, Christian science, perdukunan, ilmu sihir, gereja setan, ilmu gaib, dll. Mrk. 13:22; Mat. 24:4 B. PERSIAPAN KONSELI DAN KONSELOR PERSIAPAN KONSELI Bagaimana seorang konseli yang akan dilayani harus mempersiapkan diri? Konseli harus jujur di hadapan Tuhan dan konselor, mengaku dosa, dst (Mzm 32:5; 139:23-24) Konseli perlu rendah hati (Yak 4:6b-7; 5:16) Konseli harus benar-benar bertobat dari dosa dan kehidupan lama yang telah menyebabkan dirinya terikat iblis (Yeh 20:43; Mat 3:7-8) Konseli harus mau mengampuni orang lain lebih dahulu (Mat 6:1-15) PERSIAPAN KONSELOR Konselor, pendoa, atau hamba Tuhan yang akan melayani juga harus mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh. Ia harus dipenuhi Roh Kudus (Kis 1:8) Ia benar-benar bertumbuh menjadi utusan Kristus yang melayani Tuhan (2 Kor 5:20) Ia bertumbuh dalam karunia-karunia Roh Kudus (1 Kor 12:7-11) Penuh Kasih ( 2 Tim. 2:25-2). Kasih sebagai dasar pelayanan, sering kita jumpai orang-orang yang beraneka ragam yang berpenampilan yang tidak selera dengan perasaan kita, tidak menyenangkan tetapi mereka itu berharga di mata Tuhan. Penuh Kuasa (Kis. 4:7,10). Dengan otoritas Allah dan kuasa dalam nama Yesus Penuh Hikmat (1 Kor. 12:10), dengan karunia hikmat Allah sanggup membedakan bermacam-macam roh, sehingga dapat melayani tepat sasaran dan berhasil. Hidup Kudus (Tit. 1:6). Mutlak harus hidup benar dihadapan Tuhan, sehingga tidak memberi kesempatan roh jahat transfer pada kita. Melayani Bersama (Luk. 10:1). Sangat efektif bila dapat melayani dengan berpasangan (berdua-duan), sehingga dapat saling menopang, menguatkan dan saling mendukung. Dapat juga berpasangan dengan pasangannya, misalnya suami dan istri. 69 Pelayanan pelepasan banyak menyangkut dimensi spiritual (peperangan dengan setan-setan) sehingga konselor harus benar-benar berkapasitas secara spiritual. Ketrampilan konseling dan pengetahuan teologia saja tidak cukup. Konselor harus benarbenar paham tentang alam roh, peka dengan Roh Kudus, dan penuh urapan. Pada dasarnya, setiap orang percaya bisa mengusir setan-setan di dalam nama Yesus (Mrk 16:17). Seriap murid Kristus diberi perintah dan kuasa untuk mengusir setan (Mat 10:8). Namun, untuk melancarkan peperangan tingkat strategis, tidak sesederhana melayani pelepasan secara personal. Para pendoa harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Pertama, harus ada persiapan rohani. Kegagalan para murid dalam mengusir setan disinyalir disebabkan oleh kurangnya persiapan karena Yesus menyarankan supaya mereka lebih serius dalam iman, doa, dan puasa (Mat 17:20-21). Kedua, harus mengenakan selengkap senjata Tuhan (Ef 6:14-18), meliputi: (1) ikat pinggang kebenaran, yaitu hidup dalam kebenaran Firman, (2) baju zirah keadilan, yaitu hidup benar, suci, murni, tulus, lurus, (3) kasut kerelaan memberitakan Injil, yaitu tujuan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus, (4) perisai iman, (5) ketopong keselamatan, yaitu pikiran yang berpusat pada Kristus Juruselamat, (6) pedang Roh, yaitu Firman Tuhan, (7) doa yang terus menerus. Ketiga, harus ada pengayoman (coverage) dari para pemimpin. Tuhan menetapkan para pemimpin sebagai pengayom jemaat secara spiritual (Ibr 13:17). Doa mereka memerisai kehidupan rohani segenap jemaat. Dalam melakukan peperangan, kita perlu perisai rohani. Keempat, harus menutup semua celah, tidak memberi peluang masuk sedikit pun kepada iblis (Ef 4:27). Kemarahan, kesedihan, dosa, dan sebagainya menjadikan celah terbuka sehingga iblis mempunyai peluang untuk menyerang dan merangsek masuk. Banyak pendoa peperangan jatuh karena hidupnya memiliki celah-celah menganga. Kelima, harus mengucapakan kata-kata yang positif selalu sesuai firman Tuhan (Yak. 3:10), dengan tetap tinggal didalam Firman TUhan (Yoh. 8:31), menyalibkan keinginan daging (mematikan) (Gal. 5:16-21), hidup dalam Pujian Penyembahan, pelayanan, Persekutuan, meyerahkan diri sepenuhnya dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Rom. 6:13). C. MENGIDENTIFIKASI ROH-ROH JAHAT Bagaimana cara mengidentifikasi adanya ikatan roh-roh jahat dalam diri konseli? Kita dapat menganalisis dari gejala-gejala yang tampak dalam jiwa, tubuh, dan kehidupan konseli kita. Sebagai contoh adalah: o Adanya penyakit yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai akibat pengaruh setan o Adanya kecelakaan bertubi-tubi yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai akibat kutuk o Adanya mimpi-mimpi yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai serangan kuasa gelap o Adanya ikatan dosa yang kronis, ini dapat dicuragai sebagai bukan sekedar masalah psikologis, tetapi masalah demonis Kita dapat melakukan wawancara mendalam (deep interview) melalui proses konseling maupun pengisian kuesioner untuk mengetahui sejarah keterikatan dengan iblis. 70 Berdasar pimpinan Roh Kudus, kita dapat memakai ”karunia membedakan roh” untuk mengidentifikasi musuh (1 Kor 12:10) Kita dapat memohon Roh Kudus memberitahu melalui pewahyuan. Dengan Hikmat Allah, Yesus tahu kondisi perempuan Samaria (Yoh 4:16-20) PROSES PELAYANAN PELEPASAN Bagaimana proses pelayanan pelepasan itu? Bagaimana cara kita mengusir setansetan? Kita mendoakan konseli dan memohon supaya Roh Kudus turun dan bekerja atas dirinya. Kita harus bertindak aktif mengusir setan dalam nama YESUS (Mrk 16:17) Seperti Yesus, kita melawan dan mengusir iblis dengan Firman Tuhan (Mat 4:1-11). Sebagai contoh, kita bisa berkata: ”Hai iblis, karena ada tertulis (sebut ayat Alkitab), aku mengusir engkau keluar dari orang ini!” Kita perlu melancarkan doa sambil berpuasa (Mat 17:21) Pelayanan dapat dilakukan secara pribadi maupun massal, menurut petunjuk Roh Kudus (band. Mat 4:23-25) Kita harus memakai dan mengaktifkan selengkap senjata rohani (Ef 6:11-18) Metode pengusiran pada dasarnya variatif, tergantung pada jenis iblis, reaksi iblis, dan hikmat Roh Kudus. Dalam hal menggunakan ”minyak urapan” misalnya, perlu memohon hikmat Tuhan. Malahan, Paulus memakai saputangan untuk mengalirkan urapan (Kis 19:11-12) Cara menerima pelepasan: Kerendahan hati, pertobatan (Yer. 18:8), pengakuan akan dosa-dosa (1 Yoh. 1:9), pengampunan (Mat. 6:14-15), penyangkalan diri dan mematikan kedagingan dan kenajisan (Kis. 19:18-19), Doa pengucapan syukur atas dosa-dosa yang diampuni (Ibr. 10:19-22; Maz. 103:1-3), doa peperangan untuk mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Roh Kudus (Mrk. 16:17-18). HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN CONTOH KASUS - Dapat menyimpan rahasia orang yang dilayani - Menghindari untuk melayani lawan jenis tanpa partner. - Tidak mencuri kemuliaan Allah (bukan aku tetapi Tuhan, karena kita hanya salurannya atau alatnya saja) - Tidak melayani dengan dasar pengalaman per-kasus - Contoh kasus: a. Apakah setiap orang yang bertobat, percaya dan menerima Yesus dengan segenap hatinya masih perlu diharuskan melayani pelepasan? Jawab : Tidak, bacalah Yohanes 8:36 = Telah dibebaskan. b. Apakah orang yang dilayani pelepasan mutlak harus muntah-muntah, harus manifestasi tingkah laku kuasa gelap, sebagai tanda berhasil dilepaskan? Jawab: Tidak. 71 REAKSI-REAKSI IBLIS SAAT DIUSIR Bagaimana reaksi iblis pada saat kita melancarkan peperangan (pelepasan) atas diri konseli? Iblis akan memberi perlawanan dan menyerang balik. Kalau konselornya tidak berkapasitas rohani, ia bisa diserang balik seperti pada kasus anak-anak imam Skewa (Kis 19:13-16) Roh-roh jahat akan saling bekerjasama dalam memberi perlawanan, sebab mereka merupakan satu ’pemerintahan’ (Ef 6:12) Iblis keluar, tetapi ingin kembali dengan membawa kawan-kawannya (Mat 12:4345) Kadang-kadang Iblis keluar dengan manifestasi fisik yang terjadi atas konseli seperti berteriak, tubuh berguncang, muntah-muntah, dll (Mat 8:29; Mrk 1:23; 5:3-5; Luk 4:41; Kis 8:7). FOLLOW-UP Iblis akan menyerang balik dan ingin kembali menguasai orang yang pernah dirasukinya. Jadi, pelayanan pelepasan tidak boleh dilakukan tanpa follow-up. Tindakan rohani apa yang harus dilakukan oleh konseli pasca dilayani pelepasan? Terus berjaga-jaga, siaga dalam peperangan, dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata rohani (Ef 6:10-18) Selalu menjaga perkataan dan mengucapkan perkataan-perkataan iman yang positif (Mrk 11:23) Merenungkan Firman Tuhan, mengisi pikiran dan hati dengan Firman Tuhan secara intensif setiap harinya (Mzm 1:1-3) Menyalibkan kedagingan, tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh hawa nafsu (Luk 9:23; Gal 5:19-21, 24) Mengembangkan keintiman dengan Tuhan melalui kehidupan doa dan penyembahan rohani (1 Kor 14:14-15) Bertumbuh dalam persekutuan anak-anak Tuhan yang berohani (1 Kor 12:7-14) Bertumbuh dalam pembinaan dan pengayoman (coverage) para hamba Tuhan atau pemimpin rohani yang benar-benar dewasa (Ibr 13:17) Penuhi “rumah” dan jangan biarkan kosong (Mat 12:43-45). Tubuh kita harus dipersembahkan sehingga menjadi “rumah Tuhan” atau Bait Roh Kudus (1 Kor 6:19). Jadi, kita harus selalu memohon kepenuhan Roh Kudus. 72 BAB XI PELAYAN TUHAN YANG KUAT DALAM PENGAJARAN TENTANG KEMATIAN DAN PEMAKAMAN Tujuan pembelajaran : Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kematian dan Pemakaman Siswa SOM mampu melakukan ibadah Kematian dan Pemakaman yang benar dan efektif baik dalam ibadah-ibadah penghiburan dan pemakaman untuk menjangkau jiwa bagi Kristus Metode Pengajaran : Materi untuk pengajaran tentang Kematian dan Pemakaman disampaikan dengan metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll. Catatan : - Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana pelajaran dipahami oleh siswa SOM - Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk berani melayani di Kematian dan Pemakaman di gereja, lingkungan dan masyarakat. A. KRISTEN & KEMATIAN Dalam sejarah dunia di abad 20 pernah hadir seorang tokoh yang hidupnya sangat menarik perhatian dunia yaitu Putri Diana Spencer. Beliau adalah mantan istri Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Inggris. Pesta pernikahannya (tahun 1981) dianggap pesta pernikahan yang termahal dan terbesar di abad 20. Kehidupan rumah tangga maupun kehidupan pribadinya selalu menjadi berita yang tidak pernah lepas dari perhatian dunia. Bahkan kematiannya akibat suatu kecelakaan (tahun1997) tetap menjadi peristiwa yang mengejutkan dunia. Baik peristiwa pernikahannya maupun upacara penguburannya diliput dan disaksikan oleh ratusan juta orang. Sesuai dengan pembahasan artikel ini, maka yang ingin penulis pikirkan adalah berapa jumlah orang yang mengantar pemakaman beliau? Berapa jumlah orang yang menyaksikan (lewat TV ) acara pemakamannya? Berapa banyak karangan bunga dan kartu ucapan duka yang dikirimkan langsung ke Inggris ataupun ke Kedutaan Inggris di seluruh dunia? Dan berapa banyak orang yang mendoakan semoga beliau "diterima di sisi Tuhan"? Sebaliknya, dalam Alkitab, Tuhan Yesus pernah menceritakan tentang seorang pengemis yang bernama Lazarus (Lukas 16:19-31), yang hidup sebatang kara, tidak punya rumah yang layak untuk bermalam, badannya penuh dengan borok, Dapat dibayangkan siapa yang mau menampung atau mempekerjakannya? Akibatnya ia hanya dapat mengemis dan hidup hanya dari belas kasihan orang. Ketika ia akhirnya mati, siapa yang peduli dengan kematiannya? Andai masih ada orang yang mau memakamkannya, berapa orang yang hadir dalam pemakamannya? Berapa banyak "rempah-rempah"dan "minyak mur" yang dikirimkan atau diberikan kepadanya? Dan berapa banyak orang yang mendoakan agar ia "diterima di sisi Tuhan"? Bisa diperkirakan jumlah orang-orang yang bersukacita karena kematiannya (karena tidak akan "terganggu" lagi dengan kedatangan si pengemis borok ini) jauh lebih banyak daripada yang berduka cita (itupun kalau masih ada yang berduka cita untuknya)? 73 Dari 2 peristiwa di atas, jika dilihat dari sudut pandang dunia, sudah tentu Putri Diana jauh lebih beruntung daripada Lazarus, si pengemis borok ini. Sebab meskipun kehidupannya tidak mulus, tetapi Putri Diana tetap masih mempunyai orang-orang yang mengasihinya. Hal ini jauh berbeda dengan si Lazarus yang tidak mendapatkan seorangpun yang peduli padanya. Lebih-lebih lagi, kalau kehidupan "di seberang sana" ditentukan oleh banyaknya doa orang-orang baginya, Putri Diana mungkin akan mendapatkan tempat yang paling mulia atau terbaik "di sana" yang pernah bisa dicapai oleh seorang manusia. Sedangkan si Lazarus miskin ini entah di mana lagi tempatnya. Sungguh kasihan sekali dia. Susah selama-lamanya. Namun kalau kita mau berpikir dan melihat hal di atas secara sungguh-sungguh, barulah kita akan menyadari bahwa masalah atau situasinya tidaklah segampang itu. Karena kita sebaiknya perlu tahu dulu bahwa: Apakah betul "di seberang sana (setelah kematian)" itu masih ada kehidupan atau suatu dunia yang lain"? Kalau ada, seperti apa bentuknya? Apakah cuma 1 "macam" atau "banyak pilihan"? Andai ada banyak pilihan, bagaimana kita memilihnya? Apakah pilihannya tergantung kehidupan kita di dunia ini? Apakah juga tergantung doa-doa orang yang dinaikkan untuk kita setelah kita mati? Lalu berapa lama kehidupan di sana ? Dan seterusnya.. Sehingga ketika saat kematian itu tiba (yang kita tidak tahu kapan waktunya) , kita tidak akan menjadi orang yang bodoh dan malang, yang salah perhitungan dan yang sama sekali tidak siap menghadapinya.. B. PENGAJARAN ALKITAB TENTANG KEMATIAN Apa yang terjadi di balik kematian masih menjadi misteri dan perdebatan banyak orang. Namun pada umumnya hari ini manusia sudah menyadari bahwa betul di balik kematian masih ada dunia lain. Hal ini sangat nyata terasa dan terlihat dalam banyak kasus atau kejadian ketika seseorang akan meninggalkan dunia ini, di mana sebagian dari mereka ada yang begitu tenang dan bahagia karena dijemput oleh orang-orang/pribadi yang mereka kasihi. Sebaliknya sebagian lagi begitu ketakutan karena melihat sesuatu yang begitu menakutkan yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Bersyukur bagi orang Kristen, karena Tuhan memberikan kita Alkitab, Firman Tuhan, yang cukup dan lengkap untuk menjadi pegangan dan pedoman bahkan penuntun bagi umatNya sepanjang zaman. Jauh hari, bahkan berabad-abad sebelum manusia mengetahuinya secara ilmiah dan dibuktikan secara ilmu pengetahuan, Tuhan, melalui FirmanNya, sudah memberitahukan pada umatNya akan keberadaan manusia. Fakta mengenai kematiannya, bahkan apa yang terjadi setelah kematian. Alkitab telah menyatakan bahwa setiap orang pasti mati, dan kematian bagi orang percaya adalah suatu keuntungan, bukan suatu hal yang menakutkan. Karena kematian hanyalah perpisahan antara tubuh dan roh. Tubuh kembali menjadi tanah, dan roh kembali kepada Allah (Pengkhotbah 12:5-7). Alkitab juga mencatat bahwa Firman Tuhan tidak mengajarkan jenazah orang percaya dikremasikan (Pembakaran Mayat), tetapi dimakamkan (dikubur). Kematian adalah suatu peristiwa penting di dalam kehidupan manusia. Bila ada saudara kita yang dipanggil pulang ke rumah Bapa, maka harus dimakamkan, dan hal ini memerlukan pelayanan secara rohani dan jasmani, khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan. 74 Ada 4 macam kematian dalam hidup ini seperti yang kita lihat dalam Kejadian 2:16 yaitu: 1. Kematian Tubuh Jasmani artinya kematian dari hidup di dunia dalam tubuh yang fana, tubuh kembali ke debu tanah dan roh kembali kepada Allah. 2. Kematian Moral artinya kematian dari kebenaran Allah, sehingga manusia cenderung hidup dalam dosa, dalam kejahatan, hidup dalam dosa maka terjadilah penderitaan, penyakit, kelaparan, bencana dan lain sebagainya. Seperti kasus Kain dan Habel. 3. Kematian Rohani yaitu dalam hubungannya terputus atau terpisah dari Allah. Jauh dari Allah akibat dari dosa yang dilakukan. 4. Kematian Kekal yaitu kematian selama-lamanya ketika penghakiman terakhir dari Yesus Kristus bagi orang yang tidak percaya kepada-Nya di dalam api neraka selama-lamanya. Dari Alkitab manusia akan tahu bahwa : 1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya = "roh") oleh Allah.. Kejadian 2:7 : "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak mati !!) Kejadian 3:19 : "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."Pengkhotbah 12:7 "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya." ( Bdk Ayub 34:14 - 15) 2. Sesudah itu akan ada penghakiman yang adil dari Allah. Ibrani 9:27 : "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,"Pengkotbah 11:9 : "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! " Pengkhotbah 12:14 : " Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat." Penghakiman itu terjadi pada akhir zaman, bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, dan bagi yang tidak percaya akan beroleh penghukuman yang kekal. Daniel 12:2 : "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal." Yohanes 6:40 : "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." Yohanes 11:25 : "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati," 75 Wahyu 20:11- 16 : "Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." C. KEMATIAN BAGI SEORANG KRISTEN Tuhan Yesus adalah satu-satunya tokoh yang telah berhasil mengalahkan maut atau kematian. Ia mengalami kematian di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia, dikuburkan, dan pada hari ketiga bangkit dari kematian, dan hidup selamanya (1 Korintus 15). Ia adalah Tuhan yang turun dari Surga ke dunia, dan setelah karya penebusanNya selesai Ia kembali naik ke Surga, yang adalah rumahNya (Yohanes 3:13, 16:28). Dan Ia sudah berjanji akan menjemput setiap orang yang percaya kelak, ketika kematian itu datang dalam hidup mereka, sehingga kematian bukanlah lagi hal yang menakutkan bagi orang yang percaya, tetapi sukacita dan kebahagiaan yang terbesar karena dapat bertemu muka dengan muka dengan Tuhan dan Juruselamat yang mengasihi dan dikasihinya. Bahkan kematian bagi orang percaya juga berarti pekerjaannya dalam dunia ini sudah selesai dan sekarang ia boleh beristirahat dalam rumah Bapa yang kekal. Yohanes 14:1 - 6 : "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Wahyu 14:13 : " Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." 76 D. UPACARA KEMATIAN KRISTEN Berdasarkan pemahaman yang diuraikan di atas, maka ketika kematian itu tiba, seorang Kristen tidaklah membutuhkan apa-apa lagi, karena saat itu juga (ketika ia mati) rohnya sudah langsung kembali ke "Rumah Bapa Surgawi", ia tidak perlu "ditambahkan atau diberikan sesuatu lagi "supaya "jalannya di sana menjadi lancar", dalam petinya tidak perlu dibekali berbagai barang-barang, dan dalam jasadnya tidak perlu diberikan mutiara, dsb. Bahkan ia tidak perlu didoakan supaya diterima "di sisi Tuhan" (ia tidak perlu doa-doa kita lagi dan doa-doa kita pun untuknya tidak ada pengaruhnya sama sekali. Jika ia adalah seorang percaya, maka ia sudah bersama Tuhan di Surga, tetapi jika ia adalah orang yang tidak percaya maka ia sudah berada di tempat penghukuman yang kekal. Lihat Lukas 16:19-31, bdk 2 Kor 5:10). Cara pemakaman bagi seorang Kristen tidak ada pantangannya, ia boleh dimakamkan kapan saja. Tujuan utama upacara atau kebaktian kedukaan Kristen adalah untuk menghibur anggota keluarga yang telah ditinggalkan, di mana melalui Puji-Pujian dan Firman Tuhan (yang mengingatkan mereka kembali akan pengharapan di dalam Tuhan), serta perhatian dari saudara seiman dan sanak famili, mereka dapat dikuatkan kembali. Acara menaburkan minyak wangi yang dilakukan sebagai penghormatan terakhir bagi yang meninggal, seharusnya mengingatkan hadirin yang masih hidup agar selalu mengingat keharuman, kebaikan, teladan baik dari almarhum/ah semasa hidupnya. Jadi jelas dalam upacara kebaktian Kristen tidak ada hal apa pun yang dilakukan untuk "roh orang yang meninggal". Liturgy dalam Ibadah sebelum pemberangkatan Jenazah: 1. Ibadahnya bisa dirumah, rumah sakit/duka atau digereja dimana jenazah tersebut dibuat orang yang ditinggalkan. 2. Pendeta dan para palayan Tuhan harus hadir tepat waktu sesuai dengan jam ibadah ditentukan. 3. Menaikkan puji-pujian untuk memulai ibadah (lagu lambat disesuaikan dengan lagu untuk penghiburan) 4. Berdoa 5. Menaikkan puji-pujian (lagu penghiburan) 6. Firman Tuhan disesuaikan dengan kematian dan penghiburan 7. Berdoa dan menutup ibadah 8. Kata penghiburan dari Gereja atau handai tolan yang hadir 9. Ucapan terima kasih dari keluarga yang ditinggalkan Liturgi dalam Ibadah Pemakaman: Setelah peti mati diletakkan di atas liang lahat,.. pendeta atau pemimpin pujian akan memulai ibadah Pemakaman, bisa langsung diturunkan ke dalam kubur… 1. Pujian yang dipimpin oleh pemimpin pujian 2. Berdoa 3. Nyanyian pujian 4. Firman Tuhan 5. Pendeta menutup pemakaman jenazah dengan membayakan ayat Pengkhotbah 12:7 ”Debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”. Lalu Pendeta mengambil sedikit tanah di dalam tangannya dan menghamburkannya ke atas peti jenazah itu. Demikian juga bunga akan 77 6. 7. 8. 9. dihamburkan ke atas peti jenazah setelah membacakan bahwa hidup manusia sama seperti bunga atau rumput yang pagi mekar dan malam hari layu seperti dalam Mazmur 103:15. Doa Penutup Pendeta memberi kesempatan kepada keluarga dan para hadirin untuk mentaburkan bunga dan tanah ke atas peti jenasah. Pentaburan bunga dan tanah dilakukan dengan tenang dan teratur sampai selesai. Diberi kesempatan untuk mengambil foto keluarga Pada akhir ibadah, dari gereja yang bersangkutan atau pendeta mengucapkan terima kasih kepada keluarga, dan sebaliknya juga dari keluarga akan mengucapkan terima kasih kepada gereja, hadirin, yayasan yang telah melawat dan memberikan bantuan moril maupun materiil. Ibadah selesai. Mempersilahkan petugas kuburan untuk menutup kuburan itu dengan tanah sampai selesai, dan pendeta menunggu sampai kubur itu sudah ditimbun rapi, baru kemudian berpamitan dengan keluarga yang berkabung itu. PENUTUP Janji Kristus mengenai "Rumah Bapa" yang "selalu ada tempat bagimu" merupakan kekuatan dan penghiburan bagi setiap orang percaya yang pada saatnya harus meninggalkan dunia ini. Janji ini sudah dialami berjuta-juta orang yang percaya padaNya dan kitapun hari ini masih dapat menyaksikannya tatkala kita hadir di kamar seorang Kristen yang mengasihi Tuhan, yang akan meninggalkan dunia ini. Namun jika tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan dunia ini, sudah siapkah kita? ke mana kita pergi? Dan apa yang akan kita dapatkan? 1 Korintus 4:5 : "Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah." 78