1 BAB I PELAYAN TUHAN YANG MEMAHAMI

advertisement
BAB I
PELAYAN TUHAN YANG MEMAHAMI PENGAJARAN TABERNAKEL
Tujuan pembelajaran :
- Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang memadai tentang Konsep
Tabernakel
- Siswa SOM dapat memahami posisi atau statusnya menurut Konsep Tabernakel
- Siswa SOM dapat mengajarkannya kepada keluarga, rekan kerja dan sahabatsahabat lainnya.
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Tabernakel disampaikan dengan Metode
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran telah dipahami oleh siswa SOM
Pada pembelajaran Bab I ini dijabarkan mengenai fondasi awal dalam melayani
dan memuridkan orang percaya yaitu bagaimana kita memahami posisi kita menurut
konsep Tabernakel.
Tabernakel dipanggil sedemikian umumnya, adalah tempat suci
yang dapat dipindahkan yang dalamnya Allah tinggal di antara orang orang Israel di
padang belantara sesudah mereka memasuki tanah perjanjian secara berhasil
berkedudukan di Silo [Yosua 18:1] di Nob [1Samuel 21] dan Gibeon [1 Tawarikh16;39].
Akhirnya Salomo membangunkan Kaabah [1Raja Raja 8:4], Dia hanya disebut MISKAN
(tempat tinggal), seperti dalam Keluaran 26:9 MISKAN YHWH (tempat tinggal Yahweh).
Dalam Imamat 17:4 MISKAN Haedut (tempat tinggal) dari kata kovernant [RSV katakan
dari kesaksian] seperti dalam pertemuan umpamanya tempat pertemuan yang di tunjuk
antara Allah dan Umat-Nya seperti dalam keluaran 28:34 atau MIKAN OHEL MOED
(tinggal di tenda pertemuan) seperti dalam keluaran 39:32 atau MIGDAS (tempat suci)
seperti dalam keluaran 25:8 atau QODES (tempat suci) seperti dalam keluaran 38:24.
A.
TABERNAKEL MUSA DAN TABERNAKEL DAUD
Ibrani 12 22,karena kamu tidak datang ke Bukit Sinai…….tetapi kamu sudah
datang ke Bukit Sion. Berikut ini dapat dilihat perbedaan antara Tabernakel Musa di
Gunung Sinai dengan Tabernakel Raja Daud di Gunung Sion yaitu sebagai berikut:
BUKIT SINAI
TABERNAKEL MUSA
1. Tidak ada penyani
2. Tidak ada musik
3. Tidak ada rekaman
4. Tidak ada syukuran
5. Tidak ada pujian
BUKIT SION
TABERNAKEL DAUD
1. Penyanyi dan yanyian (1 Taw15,6)
2. Alat alat (1Taw 23;5)
3. Rekaman (1Taw 16 : 4 Maz 60 : 1 )
4. Korban ucapan syukur (1 Taw 16:4-8)
5. Korban pujian (1 Taw 16 : 4 - 36)
1
6. Tidak ada tepuk tangan
7. Tidak ada sorak
8. Tidak ada tarian
9. Tidak ada angkat tangan
10. Sukacita diperintahkan
11. Penyembahan dari jauh
12. Hanya imam besar yang
melayani di depan
13. Beberapa mazmur [Mazmur 90]
14. Berkat amin kepada kutukan
6. Tepuk tangan (Maz 47 : 1)
7. Bersorak pujian (1 Taw 15 : 28)
8. Menari dihadapan Tuhan (1 Taw16:9)
9. Mengangkat Tangan (Maz 134)
10. Hati bermegah dan bersuka (1 Taw 16 :10 ,27)
11. Penyembah (Masuk menghadap,sujud)
12. Semua Lewi melayani dihadapan tabut
13. Banyak nyanyian mazmur (1 Taw 16;7)
14. Berkata amin terhadap berkat
(1 Taw16:36 ; Mazmur 106 : 48)
Foto Tabernakel Musa
B.
Foto Tabernakel Daud/Salomo
TABERNAKEL
Bagian-bagian TABERNAKEL
1. HALAMAN terdapat :
a. 4 Tiang (Menggambarkan 4 injil, Mat, Mrk, Luk, Yoh)
b. Mezbah Bakaran ( Menggambarkan Korban Kristus)
c. Bejana Pembasuhan (Menggambarkan Baptisan)
 Bait Allah atau Pribadi kita (Hamba Tuhan, Jemaat dan Gereja Tuhan), Jika
pertumbuhan rohaninya hanya sampai tahap di halaman, hal ini sangat berbahaya,
sebab bisa menjadi:
 Sarang Penyamun (Mat. 21 : 12 - 130
 Diinjak-injak orang kafir (Wahyu 11 : 1 - 2).
-
Pelayanan kita tidak boleh berhenti sampai baptisan saja, karena bila hanya sampai
baptidsan, tidak diukur, jemaat harus dibawah samapai Ruang suci dan Ruang
Maha Suci. (Wahyu 11 :2)
* Dalam Ibrani 9 tidak terdapat hal yang menyatakan tentang halaman.
2
-
(Disini kita melihat bahwa halaman tidak menjadi suatu ukuran)
Setiap hamba Tuhan harus berfungsi sebagai RUMAH DOA dan jemaat dibawah
masuk ke Ruang Suci dan Ruang maha Suci. Karena halaman tidak diukur, dan
bisa menjadi :
 Sarang Penyamun dan dihajar Tuhan sendiri (Matius 21 : 12 - 13)
 Diinjak-injak orang kafir (wahyu 11 : 1-2)
2. RUANG SUCI terdapat :
a. Mezba Dupa (Praise–Worship/Menyentuh Perasaan Allah)
b. Meja Roti Pertunjukan (Pikiran Allah)
c. Pelita Emas (Menyalurkan Kehendak dan Kuasa Allah).
(Dalam Pelita Emas dan Buah & Karunia yang mewujudkan Karakter Kuasa
Allah melalui Buah Roh & Karunia Roh).
 Di antara RUANG SUCI dan RUANG MAHA SUCI terdapat TIRAI.
-
Tirai di sini melambangkan “ DAGING”
kita yang harus dipecahkan
melalui DOA PUASA. Memang Tuhan telah memecahkan tirai itu, tetapi kita
perlu mempersenjatai diri dengan sengsara Kristus. (Waktu Tuhan Yesus
mati & bangkit, tirai Bait Allah ini pecah) jika tirai ini pecah, maka Tabut
Perjanjian (Ruang Maha Suci) akan kelihatan, tidak terhalangi tirai (Daging).
a. Mezbah Dupa (Praise - Worship / Menyentuh Persaan Allah).
Berbicara tentang
Perasaan / Conscience. Kasih tinggal pada perasaan.
Perasaan juga dapat menghalangi Kuasa Allah. Perasaan kitapun diukur oleh
Tuhan.
 Filipi 2 :5 Menaruh perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Taruhlah perasaan Kristus dalam perasaan saudara. Yesus memberikan
perasaanNya sepenuhnya kepada kita.
 I Kor 13 : 11 - 13 Kita harus bertumbuh dan dewasa dalam perasaan dan
kasih kepada Tuhan. Bila kita tidak meresponi Kasih Tuhan, maka kita tidak
dapat sampai menyentuh perasaan Allah.
Tuhan mengukur Kasih kita (Adalah Ukuran Kasih) ?
 Hubungan cinta antara pemilik rumah dengan rumahnya (ownership): I Kor
6:19 -20)
Tubuh kita adalah Bait Roh Kudus dan kita adalah milik Tuhan. Status kita
sebagai orang percaya adalah Rumah Tuhan. Kalau kekristenan kita mati
maka rumah / tubuh kita juga mati. Rumah / tubuh yang mati (benda mati)
tidak dapat meresponi cinta yang diterima dari Tuhan. Cinta sepihak hanya
dari Tuhan.
 Hubungan cinta antara gembala dengan dombanya (Lukas 15 : 1 - 7)
Perumpamaan Domba yang hilang, berbicara tentang orang Kristen yang
berstatus Domba (Mazmur 23). Cinta Tuhan karena berkat yang diterima :
3
minta rumput, minta perlindungan, minta kesembuhan dijawab oleh Tuhan.
Kristen Domba kadar cintanya 1% (satu hilang dari 100 domba).
 Hubungan cinta antara pemilik dirham dengan dirhamnya (Lukas 15 : 8 10).
Perumpaman tentang dirham yang hilang. Berbicara tentang orang Kristen
berstatus dirham. Ini berbicara tentang berkat dan kekayaan. Firman Allah
mengatakan :” dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” Matius 6 :
25. Pemuda yang kaya hatinya berada pada kekayaannya. Ia adalah contoh
orang Kristen Dirham. Cinta karena mendapat harta dan kekayaan. Pilihlah
Mamon atau Yesus ? Kristen Dirham kadar cintanya 10%.
 Hubungan cinta antara bapa dan anaknya (Lukas 15 : 11 - 23)
Perumpamaan tentang anak yang hilang. Berbicara tentang orang/Kristen
berstatus anak. Cinta Tuhan seperti seorang anak kepada bapa. Kristen anak
kadar cintanya 50%
 Hubungan cinta bagaikan tunangan dengan kekasihnya ( II Kor 11 : 1 - 2)
Dalam Alkitab ada kisah tentang 5 anak dara yang bijaksana dan 5 anak dara
yang tidak bodoh. Anak dara yang bijaksana memelihara pelitanya supaya
tidak padam. Memiliki minyak pelita. Kasihnya tetap menyala bagi Tuhan.
Kristen tunangan kadar cintanya : 100%.
 Hubungan antara suami - istri (Efesus 5 : 25).
Orang Kristen berstatus sebagai Mempelai wanita dari Kristus. Ia mengasihi
Tuhan sebagaimana dirinya sendiri, Ia mencintai dengan sungguh-sungguh.
Kadar cintanya : 100%.
Kasih harus bertumbuh, karena kasih itu di ukur. Efesus 3 : 16 - 20 Kasih itu
diukur lebarnya, panjangnya, dalamnya dan tingginya.
b. Meja Roti Pertunjukan (Pikiran Allah)
Berbicara tentang Akal Budi / pikiran. Iman tinggal dalam pikiran kita. I Kor 2 :
16. Milikilah pikiran-pikiran Kristus. Pikiranpun diukur oleh Tuhan. Apakah
pikiran Kristus itu ? Baca di Roma 10 : 7. Iman kitapun diukur, iman timbul
dari pendengaran.

No Faith (Markus 4 : 40-41) 12 murid Yesus membiarkan Yesus tertidur
pada saat badai menyerang kapal mereka.

Little Faith (Matius 6 : 25 - 34) Burung pipit dan bunga bakung
dipelihara Tuhan. Apalagi kita orang percaya.

Great Faith (Matius 8 : 10) Perwira di Kapernaum memohon pada Yesus
untuk menyembuhkan hambanya dengan berfirman saja.

Strong Faith (Roma 4 : 20, Ibr 11:8) Abraham sebagai Bapa orang beriman.
Ia dipanggil Tuhan pada umur 75 tahun untuk pergi ke Tanah Perjanjian
dan dijanjikan akan mendapatkan seorang anak. Pada umur 100 tahun
Abraham baru mendapatkan anak yang dijanjikan Tuhan, dst. Ia tetap
beriman dan berharap pada Tuhan.

Full of Faith
(Ibr 11:17-19), Kis 6:5) Stefanus setia sampai mati.
4
c. Pelita Emas (Menyalurkan kehendak dan Kuasa Allah)
Berbicara tentang kehendak. Kehendak kita juga diukur. Kehendak kita harus
menurut kehendak Kristus. Pelita Emas tidak terbuat dari bahan yang di cor
atau dicetak, tetapi ditempa dan ditumbuk ribuan kali; Sama seperti emas ada
ukuran kadar kemurniannya, 18, 23 atau 24 karat. Semakin ditempa dan
ditumbuk, akan semakin indah hasilnya.
3. RUANG MAHA SUCI terdapat TABUT ALLAH yang berisi:
a. Buli-buli berisi Manna (Firman Allah/Pikiran Alla)
b. Tongkat Harun yang pernah bertunas (Kuasa/Kehendak Allah)
c. 2 loh batu 10 Hukum Allah (Kasih/Perintah Allah)
* Matius 22:37
“Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu.”
** Jika Ruang Suci & Ruang Maha Suci menjadi satu. Maka Roh Kudus akan
memakai Pelayanan Firman, Worship dan Pelayanan Penumpangan Tangan.
Dan setiap pelayanan ada Kuasa-Nya, jika kita menjadi RUMAH DOA.
* Yehekzkiel 47:1-12 berbicara tentang “Sungai yang keluar dari Bait Suci”
Ukuran aliran sungai yang deras dan membual dari Bait Suci. Yehzkiel 47:1-5
1. Air sampai di pergelangan kaki (ayat 3)
2. Air sampai di lutut (ayat 4)
3. Air sampai di pinggang (ayat 4)
4. Air sudah menjadi sungai yang tidak dapat diseberangi (ayat 5) alirannya
sangat deras dan menghanyutkan sehingga orang harus berenang.
Yohanes 7 : 38 Dari dalam roh kita ada aliran - aliran air hidup yang mengalir
keluar. Aliran-aliran air hidup berbicara tentang Kuasa Allah yang mengalir di
dalam roh kita. Bila ibadah kita tidak benar, aliran ini hanya sampai dipergelangan
kaki saja. Tuhan menghendaki agar air ini deras mengalir (membual) sampai
menjadi sungai yang menghanyutkan. Tapi keluarnya aliran air hidup ini dapat
terhambat, karena ada 4 rintangan yang harus dilalui, yaitu :

Tirai tebal / Heavy Curtain. Tabir bait Suci terbelah dua dari atas sampai
ke bawah ….. Pada waktu Tuhan Yesus disalib. (tubuh-Doa Puasa)

Mezbah Dupa. Penyembahan dengan muatan kasih. (1 Kor 13 : 11 - 13; Flp
2 : 5)

Meja Roti Pertunjukan. Memiliki pikiran Kristus. (1 Kor 2 : 16)

Pelita Emas. Hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam
aku. (Gal 2 : 20)
5
C. ORANG PERCAYA SEBAGAI RUMAH ALLAH YANG SUKSES
Awan kemulian Tuhan yang memenuhi kemah suci memberikan bimbingan
perjalanan Israel di padang gurun bila awan itu naik dari atas kemah suci berangkatlah
orang Israel dari semua tempat mereka berkemah, tetapi jiwa awan tidak naik, maka
merekapun tidak berangkat sampai hari awan itu naik.
Kerjasama antara Allah dengan Manusia yang begitu indah ini dan bagaimana
Allah telah menyediakan sarana supaya gereja memancarkan kemuliaan Tuhan, di
gambarkan dengan sangat indah didalam bila tabernakel [Kemah suci] di dalam
Perjanjian Lama. Kemah suci diatur sedemikian mengagungkan dalam halaman besar
ditempatkan Mezbah Koban Bakaran untuk persembahan bakaran, dan bejana Ruang
Maha suci ditempatkan di tengah dari separuh halaman bagian belakang sebuah tiang
tergantung memisahkan ruang roti-roti kudus sebuah pelita emas denga tujuh cabang,
dan sebuah mezbah ukupan dari emas untuk membakar dupa wangi. Sebuah tabor yang
tebal tergantung membatasi Ruang Maha Suci. Tabut perjanjian diletakan diruang ini
bersama sama dengan kehadiran Allah sementara Imamat imam melayani Allah setiap
hari di ruang suci hanya seorang Imam dijadikan masuk ke Ruang maha suci setahun
sekali. Pada waktu Allah
mendengar penyembahan umatNya
dihalaman Dia
melepaskan berkat berkatNya dan kehadiranNya akan mengalir pertama-tama melalui
Ruang suci dan kemudian ke halaman yang penuh manusia.
Bersama dengan kematian dan kebangkitan Kristus suatu zaman baru telah
muncul. Kemuliaan, kehadiran, dan kuasa Allah tidak dibatasi lagi dalam kemah suci atau
bait kudus. Setiap orang kristen yang lahir baru, menjadi bait Roh kudus 1 Korintus 3;16
mengatakan ;tidak tahukah kamu?’’bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam
didalam kamu ? Dalam 11 Korintus 6;16 menyatakan bahwa karena kita adalah bait Allah
yang hidup ..? kemudian dalam 1 korintus 19:20 menyatakan ‘’atau tidak tahukah kamu
,bahwa tubuhmu adalah bait Allah, Roh Kudus yang diam didalam kamu, Roh kudus yang kamu
peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ?sebab kamu telah di beli dan
harganya telah lunas dibayar :karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu
Pola yang terdapat dalam Kemah Suci telah menjadi pola kehidupan orang
percaya. Marilah kita periksa gambar skema di bawah ini :
Skema Tabernakel :
6
Keterangan :
 Ruang Maha Suci = roh manusia
 Ruang Suci
= jiwa manusia

Halaman
= tubuh manusia
Tabut Perjanjian : Roh Allah
Mezbah Dupa
: Perasaan
Pelita
: Kehendak
Meja Roti Kudus : Akal Budi
Rumah Allah dan Panca Indra
Halaman dari Kemah Suci melambangkan tubuh jasmani seseorang termasuk
segala sesuatu yang di dalamnya. Ruang Suci adalah identik dengan jiwa seseorang,
termasuk akal pikiran, perasaan dan kehendak; sedangkan Ruang Maha Suci identik
dengan roh orang percaya.
Tabut perjanjian di dalam Ruang Maha Suci menggambarkan Roh Allah yang
tinggal di dalam orang percaya. Sedangkan perabot-perabot di dalam Ruang Suci, mezbah
dupa melambangkan perasaan kita. Pelita identik dengan kehendak kita dan Meja roti
kudus melambangkan akal budi kita.
Pada waktu seseorang mula-mula menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat
pribadi, tubuh jasmaninya dan jiwanya tidak dilahirkan kembali. Tetapi rohnya dilahirkan
kembali menjadi tempat tinggal Roh Kudus. Saudara dan saya memiliki kemuliaan dan
kuasa dari Roh Kudus di dalam roh kita. Saudara dan saya dibenarkan di dalam Kristus,
bujaksana di dalam Kristus dan ditebus di dalam Kristus.
Persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan yang terjadi di dalam hidup kita,
sebenarnya merupakan kesempatan bagi Allah untuk menyatakan kemuliaanNya. Tetapi
kuasa dan kemuliaan Allah tidak dimaksudkan hanya diberikan di Ruangan Maha Suci
dari roh kita. Pada saat Kristus mati disalibkan, tabir tebal yang memisahkan Ruang Maha
Suci dan Ruang Suci robek menjadi dua (Matius 27:51; Markus 15:38; Lukas 23:45). Dan
seperti juga di Kemah Suci kita harus mengijinkan Roh Kudus di dalam Ruang Maha Suci
mengalir ke luar untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang di sekeliling kita.
D. PELAYANAN KEPADA AKAL PIKIRAN, KUNCI UNTUK PEMBAHARUAN DAN
BIMBINGAN HIDUP KITA
Di dalam Kemah Suci (Tabernakel), imam-imam melayani setiap hari di Ruangan
Suci. Mereka menjaga Pelita dan Mezbah Dupa agar tetap menyala. Imam-imam itu
melakukan pelayanan pembaharuan yang terus-menerus di Ruang Suci.
Dengan kebangkitan Kristus, setiap orang percaya menjadi imam (wahyu 1:6, 5:10). Ada
tiga cara bagaimana orang Kristen bisa melayani pikirannya :
Langkah pertama, dengan MENGGUNAKAN ALKITAB. Roti Kudus di Ruang
Suci melambangkan Firman Allah. Pikiran kita memerlukan makanan. Sebagai orang
Kristen kita harus terus menerus member makanan pikiran kita dengan roti hidup yaitu
Firman Allah. Karena hanya Rohlah yang memiliki kesadaran Allah. Pada umumnya
pikiran memiliki kesadaran diri sendiri (memikirkan hal-hal bagi diri sendiri). Karena
kecenderungan itulah pikiran ini harus tunduk pada roh. Pembaharuan pikiran
memerlukan syarat yaitu jiwa harus dididik dengan logika ilahi dari ayat suci (Alkitab).
Banyak orang yang mempercayai bahwa pekerjaan-pekerjaan ajaib hanya terjadi pada
gereja mula-mula. Orang tersebut telah mengijinkan pikiran mereka diberi makan hanya
dengan logika manusia saja dan telah memblokir aliran Roh Kudus dengan ketidak
percayaan mereka.
7
Langkah kedua, untuk pembaharuan pikiran adalah melalui sikap
PENYEMBAHAN yang terus menerus. Imam-imam di Ruang Suci membakar dupa diatas
mezbah ukupan. Maka kita juga wajib mempersembahkan pujian bagi Allah. Sikap-sikap
manusia tersimpan di dalam pikirannyayaitu cenderung untuk mengeluh dan berpikir
negatif. Setiap orang Kristen perlu merubah pola berpikirnya kepada penyembahan.
Allah merindukan bau harum dari doa, pujian dan kata-kata positif dari anak-anakNya.
Langkah ketiga, ialah dalam pembaharuan ruang suci seseorang dengan
melibatkan KEHENDAK atau KEMAUAN. Pelita (terang) melambangkan kehendak
seseorang. Orang Kristen dapat memilih terang yang dikehendakinya. Kehendak
diterangi oleh dua macam dasar dari pengetahuan yaitu : Pengetahuan akal yang tersedia
untuk setiap orang ; dan pengetahuan wahyu yang tersedia melalui alkitab dan Roh
Kudus.
Prinsip penerangan juga berhubungan dengan bimbingan kehidupan. Bila kita
ijinkan hanya pengetahuan akal menerangi pikiran kita, maka keputusan-keputusan kita
hanya akan berdasarkan logika manusia saja. Hanya mereka yang diterangi oleh
pengetahuan wahyu dapat dipimpin oleh Roh Kudus.
Ada beberapa orang yang berpikir bahwa Roh Kudus membimbing orang Kristen
melalui mimpi-mimpi yang hebat, visi-visi atau oleh suara yang terdengar oleh telinga.
Memang hal itu bisa saja terjadi, tetapi itu tergantung dari Kasih karunia Allah. Akan
tetapi Allah pada hari ini lebih banyak membimbing kita melalui prinsip-prinsip
kebenaran di dalam FirmanNya. Dia juga membimbing melalui Roh Kudus di dalam
suatu kesaksian yang menyaksikan bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:16)
Pada waktu mencari bimbingan Allah di dalam aspek yang tidak dituliskan di
dalam alkitab, ada tiga petunjuk yang perlu diikuti. Pertama-tama, mitalah kepada Allah
suatu saksi di dalam roh kita, dan suatu saksi dari luar keadaan. Kemudian membaca
Alkitab untuk melihat apakah saksi-saksi tersebut diteguhkan atau tidak diteguhkan
kemudian, tinggalkan keputusan akhir kepada wasit terbaru yaitu kehadiran atau
ketidakhadiran damai sejahtera yang melampaui segala akal (Filipi 4:7).
Saudara memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kuasa yang lebih besar lagi di
dalam kehidupan Kristen saudara daripada yang dapat saudara mimpikan. Tetapi
janganlah mengasingkan Roh Kudus hanya untuk sebagian dari kemanusiaan di dalam
saudara. Masuklah ke dalam kerjasama sepenuhnya dengan Roh Kudus yang berkuasa.
Ijinkanlah dia mengalir ke dalam pikiran dan tubuh saudara untuk memenuhi kebutuhan
orang lain. Baharuilah Ruang Suci dari pikiran saudara, kemudian lihatlah sewaktu angin
Roh Kudus merubah pergumulan saudara menjadi sukses, dan persoalan saudara menjadi
kemenangan.
E. ORANG PERCAYA SEBAGAI RUMAH DOA
1 Kor. 3 : 16 - 17 :
Tidak tahukah kamu, bahwa adalah bait Allah dan bahwa Roh allah diam di dalam kamu? Jika
ada orang yang membinasakan bait Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah
kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
1 Kor. 6 : 19 - 20 :
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diamkamu, Roh Kudus
yang kamu peroleh dari Allah,- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ? Sebab kamu telah
diberi dan harganya telah lunas dibayar : Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !
8
BAB II
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG PRIBADI ROH KUDUS
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Pribadi Roh Kudus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang pribadi Roh Kudus disampaikan dengan metode
ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima Roh Kudus
A.
ROH KUDUS
Roh Kudus ialah Roh Kebenaran yang diberikan
oleh Allah dan Roh itu akan bersaksi tentang Yesus dan Dia akan
menolong, menyertai dan tinggal di dalam setiap percaya. Alkitab
memperkenalkan kepada kita Roh Allah (Kej. 1:1-2).
Mulai dari penciptaan dunia, penghantaran Tuhan atas umatNya keluar dari Negeri Mesir sampai pada penyertaan Tuhan atas
hamba-hamba-Nya, Roh Kuduslah yang memegang peranan dan berkarya diantara
mereka. Disini kita lihat bahwa Roh Kudus bukanlah sekedar suatu “Kuasa” atau
“Pengaruh” yang sewaktu-waktu digunakan.
Alkitab memberikan kesaksian tentang penyataan Allah dalam karya-Nya melalui
Roh Kudus sebagai pribadi yang senantiasa hadir dalam medan sejarah manusia.
Kehadiran Roh Kudus dinyatakan melalui simbol-simbol atau kekuatan yang luar biasa
dalam diri seseorang, karena Roh Kudus tidak dapat dilihat. Tidak dapat dilihat bukan
karena tidak ada. Alkitab menegaskan bahwa Roh Kudus ada dan tetap berkarya dalam
dunia. Melalui percakapan Yesus dengan Nikodemus, Yesus menunjuk kepada angin
dengan maksud memperlihatkan sifat pekerjaan Roh Kudus. Artinya angin dapat
dirasakan hembusannya dan dapat dilihat melalui gerakan benda yang diterpanya. Sama
halnya dengan Roh Kudus yang dapat dirasakan dan dilihat manisfestasi-Nya, meskipun
Ia sendiri tidak dapat dilihat secara fisik karena berupa Roh.
Roh Kudus memiliki kesetaraan dengan Allah Bapa sebagaimana Yesus Kristus
setara dengan Bapa didalam ketritunggalan. Secara dokmatis penyebutan dalam urutan
ketiga untuk Roh Kudus setelah Allah Bapa dan Allah Anak adalah sama dan satu. Yesus
menegaskan kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa melalui penyataan: ”Roh Kebenaran yang
keluar dari Bapa” (Yoh. 15:26), seperti Yesus menyatakan ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa” (Yohanes 14:9).
Roh Kudus adalah satu oknum illahi yang mempunyai “PRIBADI”, sama
derajatnya dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari
Ketritunggalan Allah atau Trinitas. Alkitab menempatkan Roh Kudus setingkat dengan
Allah Bapa dan Allah Anak ( 2Kor. 13:14; Mat. 28:19; 1 Kor. 13:4-6). Sebagai pribadi yang
melengkapi karya keselamatan dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah
9
pribadi, seperti Bapa dan Kristus sang Anak adalah pribadi-pribadi. Roh Kudus sebagai
Pribadi nampak dalam tindakan dan karyaNya , yang merupakan cara Allah untuk
menunjukkan keberadaan-Nya sebagai oknum ketiga dari Allah Yang Esa. Pribadi Roh
Kudus disebut sebagai oknum ketiga tunggal pada saat melaksanakan karya-Nya yang
diperhadapkan dengan Allah Bapa. Ia layak dihormati dan dihargai sama seperti
menghormati Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Kunci utama kepada perkembangan dan
pertumbuhan Gereja adalah pada penghormatan dan penghargaan yang tertinggi pada
pribadi Roh Kudus. Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman Roh Kudus.
Roh Kudus telah dicurahkan untuk membaptis dan memenuhi orang yang rindu
menerima-Nya. Yoel 2:28; Kis. 2:17. Dunia meragukan keberadaan Roh Kudus, dunia
tidak mengenal Dia karena Dia bukan dari dunia, tetapi kita sebagai anak-anak Allah
yang hidup dalam terang hendaklah mengenal Dia dengan benar, sebab Dia menyertai
dan hidup di dalam kita. Rom. 8:9,15; Yoh. 14:16-17.
B.
BUKTI-BUKTI ALKITABIAH YANG MENYATAKAN BAHWA ROH KUDUS ADALAH
OKNUM/PRIBADI:
1.
Roh Kudus memiliki unsur-unsur: yang dimiliki oleh satu Pribadi:
a. Roh Kudus mempunyai Intelek. 1 Kor. 2:10-11. Ayat ini menunjukkan bahwa Roh
Kudus mempunyai intelek atau pengetahuan yang sangat mendalam. Perhatikan
juga dalam Rom. 8:26,27 dan Kis. 16:6,7. Roh Kudus sebagi pribadi yang
berinisiatif dan mampu menginterfensi, memiliki kecerdasan untuk menyelidiki
dan memahami hal-hal yang tersembunyi, baik tentang Allah dan juga tentang
manusia. Roh Kudus sebagai pribadi yang memiliki intelektualitas dapat terlihat
dari kemampuan-Nya mengkoordinasikan pelaksanaan misi pekabaran Injil
melalui pengaturan yang tertib dan terarah.
Kemampuan mengkoordinasikan
tersebut terlihat dari sifat dan kemampuan Roh Kudus yang memiliki tujuan (Kis.
13:2), mengatur srategi (Kis. 16:6,7), member mandate (Kis. 13:4), menentukan arah
(Kis. 16:6), memiliki pengetahuan (Rom. 8:26,27), mampu menyelidiki (1 Kor.
2:10,11).
b. Roh Kudus mempunyai Kehendak. 1 Kor. 12:11 (As He Will)
Roh Kudus memiliki kehendak atau kemauan untuk meraih tujuan tertentu. Ia
berkarya dalam kepentingan skala yang lebih besar dalam pembangunan tubuh
Kristus. Walaupun Roh Kudus dapat menyatakan kehendak terhadap setiap
orang, dan kehendak-Nya agar diresponi dalam ketaatan dan rasa hormat. Roh
Kudus dapat memiliki kehendak dapat dilihat dalam hal sebagai berikut:
-
Karunia dibagikan sesuai yang dikehendaki Roh Kudus (2 Kor. 12:11)
-
Berkehendak dan menentukan orang yang akan menjadi alat untuk
melaksanakan misi Allah (Kis. 13:2)
-
Memiliki kehendak dalam mengarahkan perjalanan pekabaran Injil (Kis.
16:6,7).
10
Tantangan terberat dalam beriman kepada Allah adalah menyelaraskan hidup
dalam kehendak Roh Kudus. Karena kencenderungannya justru Roh Kudus
hanya diperalat untuk memenuhi kepentingannya sendiri.
c. Roh Kudus mempunyai Perasaan (Emosi)
-
Didukakan. Yes. 63:10; Kis. 7:51; Ef. 4:30
-
Diolok-olok atau dihina. Ibr. 10:29
-
Didustai. Kis. 5:3
-
Dihujat. Mat. 12:31-32
Orang yang mempercayai Roh Kudus sebagai pribadi yang memiliki perasaan
akan merasa bertanggung jawab untuk hidup dengan menghargai kehendak
Roh Kudus. Dengan cara demikian orang Kristen tidak saja menyakini
keberadaan Allah secara dogmatis, secara aplikatif ia juga dapat merefleksikan
apa yang dipercayai sehingga dapat menampilkan hidup sebagai persembahan
yang kudus dan sebagai kediaman Roh Kudus.(Rom. 12:1-2; 1Kor. 3:16).
2.
Roh Kudus mengerjakan Apa yang hanya dikerjakan oleh satu Pribadi.
a. Roh Kudus menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:1-3; Ayub 33:4; Yes. 40:12,13)
b. Roh Kudus dapat berkata-kata kepada Umat Allah. Kis. 13:2,3.
c.
Roh Kudus dapat bersaksi tentang Yesus Kristus. Yoh. 15:26
d. Roh Kudus mengajar segala Kebenaran Tuhan. Yoh. 14:26
e.
Roh Kudus memberikan kehidupan (Rom. 8:11)
f.
Roh Kudus mengadakan pembaharuan hidup (Titus 3:5)
g. Roh Kudus berdoa untuk orang-orang percaya. Rom. 8:26
h. Roh Kudus memanggil dan memberikan jabatan. Kis. 13:2-3
i.
Roh Kudus memerintah. Kis. 16:6,7.
j. Roh Kudus menginsafkan dunia. Yoh. 16:8; menyucikan (Rom. 15:16), memiliki kasih
(Rom. 15:30), mengilhami (II Tim. 3:16; II Pet. 1:21; II Sam. 23:2).
Melalui bukti-bukti di atas tidak diragukan lagi bahwa Roh Kudus sebagai Pribadi
bersama Allah Bapa turut menciptakan segala sesuatu. Ia senantiasa hadir berperan
aktif di tengah-tengah kehidupan manusia, karena hakekat-Nya yang maha kasih dan
maha hadir. Iman Kristen yang konsisten terhadap doktrin Trinitas akan menghormati,
menghargai, mencintai, menaati dan menyembah kepada Roh Kudus sebagaimana
terhadap Yesus Kristus dan Allah Bapa. Memperlakukan ketiga-Nya secara sama
dalam keyakinan ketiga-Nya adalah esa. Sahadat yang dicetuskan dalam Konseli di
Nikea tahun 325, perumusannya dengan tegas mengajarkan tentang Allah Tritunggal,
Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang bersama disembah dan dimuliakan. Artinya
secara dokmatis menyembah Roh Kudus sama halnya menyembah Allah Bapa, sebab
Roh Kudus berada di dalam Bapa (Yohanes 15:26). Berdoa kepada Roh Kudus berarti
berdoa kepada Yesus Kristus, dimana Roh Kudus juga disebut Roh Kristus (Kisah Para
11
Rasul 16:6,7). Dan memuliakan Yesus Kristus sama dengan memuliakan Allah Bapa,
sebab Yesus Kristus adalah firman Allah Bapa (Yohanes 1:1).
3.
Roh Kudus adalah Oknum”PENOLONG” (PARAKLETOS)
Parakletos berarti “satu oknum yang dipanggil untuk menggantikan tugas oknum
lain”. Jadi bukan sekedar kuasa atau pengaruh yang menggantikan tempat Yesus
sebagai penolong. Yoh. 14:16,17
4.
Roh Kudus adalah Oknum Ketiga tunggal (He-Masculine being, bukan “it”)
Dalam Alkitab bahasa Inggris Revised Version dipakai kata “He” atau “Him” dan
bukan “It”. Rom. 8:16,26. Dalam Yoh. 14:26 dan 16:13,14 Yesus memakai kata orang
demontratif “Dia” dalam bentuk maskulin untuk Roh Kudus. Kesetaraan antara Yesus
dan Roh Kudus hanya bermakna kalau Roh Kudus dianggap memiliki sifat dari suatu
kepribadian. Oleh karena itu Roh Kudus merupakan pribadi, yang miliki
pengetahuan, perasaan, dan kehendak yang sekaligus kreatif berkarya.
12
BAB III
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KEILAHIAN DAN LAMBANG-LAMBANG ROH
KUDUS
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Keilahian Roh Kudus dan
Lambang-lambang Roh Kudus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Keilahian Roh Kudus dan Lambang-lambang Roh
Kudus disampaikan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan mempercayai
keilahian dari Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut.
Keilahian Roh Kudus
Fakta bahwa Roh Kudus adalah satu oknum yang
berpribadi belumlah cukup untuk membuktikan bahwa Ia adalah
Allah yang Ilahi, namum penolakan keilahian dan kepribadian
Roh Kudus berjalan bersama-sama. Roh Kudus adalah Allah, yang mempunyai satu
pribadi nyata yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Ke- Allahan Roh Kudus
terlihat pada saat bersama dengan Allah Bapa berkarya didalam kemaha-kuasan-Nya dan
sifat-sifat serta keillahian-Nya mengindentifikasikan bahwa Roh Kudus memiliki sifat
Allah dan melakukan apa yang dilakukan Allah, Ia juga menerima kehormatan dan
kemuliaan yang diperuntukkan bagi Allah. Doktrin Kristen mempertahankan hakekat
keillahian Yesus Kristus maupun Roh Kudus tanpa mendalilkan adanya tiga Allah. Sifat
keillahian Roh Kudus membuktikan keillahian-Nya yang tidak terpisah dengan Allah
Bapa dan Allah Anak. Bersama Allah Bapa dan Allah Anak menyelesaikan pekerjaan
penyelamatan di dasarkan kepada sifat yang sama yaitu cinta kasih.
A. BUKTI-BUKTI KE ILAHIAN ROH KUDUS:
1.
2.
3.
Roh Kudus disebut ALLAH dan TUHAN. Kis. 5:3,4; 1 Kor. 3:16-17, mendustai
Roh Kudus = mendustai Allah.
Roh Kudus mempunyai Karakteristik yang dimiliki oleh Allah.
- Roh Kudus bersifat kekal (Eternity) dan “Self Existence”. Ibr. 9:14.
- Roh Kudus mempunyai sifat maha tahu (Omniscient). Yoh. 14:26. 1 Kor. 2:10.
- Roh Kudus adalah maha kuasa (Omnipotent). Luk. 1:35
- Roh Kudus adalah maha hadir (Omnipresent). Maz. 139:7-10.
- Roh Kudus adalah maha suci. Luk. 11:13.
Pekerjaan-Pekerjaan Ilahi dikerjakan oleh Roh Kudus.
Menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Kej. 1:2
Memberikan kehidupan baru. Yoh. 3:5-8
13
4.
5.
6.
Mengadakan pembaharuan hidup (Titus 3:5)
Membangkitkan orang mati. Rom. 8:11
Memberi nubutan (Lukas 4:18; 2 Petrus 1:21)
Mengajar tentang Allah
Nama Roh Kudus disebut bergandengan dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus.
Mat. 28:19; 1 Kor. 12:4-6; 2 Kor. 13:13
Roh Kudus disamakan dengan Allah Yehovah dalam PL. Kel. 16:7 dan Ibr. 3:7-9
Roh Kudus memberikan Karunia-karunia. 1 Kor. 12:4-11
Roh Kudus dengan ke-Allahan-Nya tidak pernah bertentangan dengan Firman
Tuhan, bahkan Roh Suci selalu menguatkan Firman Tuhan. Firman Tuhan tanpa
Roh Kudus adalah kering, Roh Kudus tanpa Firman Allah adalah kacau, Firman
Tuhan dan Roh Kudus bertumbuh indah.
Hubungan Roh Kudus dengan Allah Bapa dan Allah Anak
Hubungan ketiga untuk Roh Kudus bukan berarti Ialah yang paling kecil atau
paling rendah dalam ke Allahan. Susunan Pribadi Allah ini berkenaan dengan fungsinya
masing-masing.
Kita berdoa kepada Bapa, melalui Anak dan dalam kuasa Roh Kudus.
Lukas 3:21,22
Bapa berfirman, Anak ada di sungai Yordan dan Roh Kudus
turun seperti burung merpati.
Yohanes 14:16
Bapa mendengar doa anak, Anak berdoa kepada Bapa, Roh
Kudus Penolong yang lain (Allos – lain tapi sama jenis).
B.
PENGHARGAAN (RESPEK) TERHADAP ROH KUDUS
Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam kasih-Nya. Roh Kudus adalah satu
pribadi. Terbukti bahwa Ia mempunyai akal, kehendak, kasih dan perasaan. Ia bukan
sekedar kuasa (power) tetapi mempunyai unsur-unsur kepribadian. Kita harus
menghargai dan menghormati Roh Kudus sama seperti kita menghormati Allah Bapa dan
Tuhan Yesus.
Hargailah Roh Kudus sebagai pribadi Allah dan sambutlah Dia dalam hidupmu.
Jangan dukakan, dan jangan menentang kehendak-Nya. Sebagaimana seseorang dapat
didukacitakan, dihina, didustai dan dicobai oleh orang lain demikian juga dapat
melakukannya kepada Roh Kudus. Roh Kudus mempunyai hati dan perasaan yang halus.
Berhati-hatilah supaya tingkah laku kita semakin berkenan kepada-Nya. Senangkan hatiNya selalu, hormatilah dan ikutilah kehendak-Nya.
Ada tiga hal yang dapat menghalangi Roh Kudus:
1. “Janganlah…padamkan Roh.”1 Tes. 5:19
2. “Janganlah….mendukakan Roh Kudus” Ef. 4:30
3. “….selalu menentang Roh Kudus”, Kis. 7:51
14
Ada beberapa istilah dalam Alkitab yang menunjukkan bagaimana caranya seseorang
berdosa kepada Roh Kudus:
1. Memadamkan Roh
“Jangan padamkan Roh”. Maksud ayat ini terutama mengenai tindakan kita mengenai
pekerjaan-Nya di dalam hati orang lain, bukan didalam hati kita sendiri.
a. Kita mungkin menolak untuk menurut dorongan-Nya di dalam kita ketika Ia
menyuruh kita berbicara atau melakukan sesuatu bagi-Nya. Kita dapat merasakan
dengan jelas kesan daripada Roh Allah yang menyuruh kita bersaksi bagi Kristus.
Tapi oleh karena tidak taat atau karena malu untuk bersaksi, maka kita
memadamkan pekerjaan-Nya di dalam hati kita dan juga di dalam hati orang lain.
b. Roh itu dapat dipadamkan oleh cara kita mengadakan kebaktian umum di dalam
Jemaat.
Acara kebaktian mungkin agak kaku dan terikat pada peraturan-peraturan liturgi
sehingga tidak ada tempat bagi Roh Kudus untuk bekerja secara leluasa. Atau
mungkin juga kebaktian itu penuh dengan unsur-unsur duniawi yang tidak sesuai
dengan Alkitab. Misalnya paduan suara yang gayanya seperti panggung
sandiwara (show bis) atau kebaktian-kebaktian yang menurut tata cara lahiriah
belaka pasti akan memadamkan api di mezbah Allah.
c. Roh Kudus dapat dipadamkan oleh pengkhotbah itu sendiri oleh semangat dan
caranya berkhotbah.
Caranya berkhotbah mungkin menurut kepandaian otak belaka dan hanya
menunjukkan kesanggupan diri sendiri dan Roh Kudus tidak bekerja sama sekali
dalam pelayanannya. Khotbahnya mungkin tentang hal-hal diluar Alkitab dan
Pribadi Kristus. Roh Kudus menjauhkan diri dari pembahasan tentang filsafat dan
kepandaian berpidato mengecam persoalan-persoalan dalam masyarakat atau
Negara, atau tentang buah pikiran manusia yang sia-sia. Mungkin juga
khotbahnya telah ditulis dengan rapi sehingga Roh Kudus tidak mendapat suatu
kesempatan untuk memajukan suatu usul kecil sekalipun bila ia menghendakinya.
Khotbah yang disusun secara rapi, sehingga mengesampingkan bimbinganbimbingan Roh Kudus dan tidak ada lagi bagi Tuhan untuk berkata-kata.
2. Mendukacitakan Roh
“Jangan kamu mendukakan Roh Allah”. Ef. 4:30
Kata-kata tersebut di atas mengandung makna bahwa Roh itu lemah lembut dan
sabar. Ia berdukacita terhadap anak-anak-Nya yang tidak setia dan tidak mau
percaya.
a. Kita mungkin mendukacitakan Dia oleh kebimbangan-kebimbangan kita dan
dengan sikap tidak percaya terhadap dan janji-Nya. Musa telah mendukakan Roh
Tuhan ketika ia memukul gunung batu dengan tongkatnya, seharusnya ia hanya
berkata-kata dengan lembut pada batu itu. Banyak orang merasa takut kepada Roh
Kudus karena menyangka bahwa Ia kejam dan seperti seorang penguasa yang
menakutkan. Ia akan menghanguskan mereka dalam kekudusan-Nya. Padahal Ia
sebenarnya menghendaki untuk mengasihi-Nya dan datang kepada-Nya. Ia
menghendaki kita percaya akan janji-janji-Nya, mengenal kesetiaan-Nya .
b. Tidak ada perkara lain yang lebih mendukakan Roh Kudus daripada hati yang
bercabang dan hati yang menyimpan suatu berhala.
15
c. Kita mendukacitakan Roh Kudus apabila kita lalai membaca Alkitab maupun
mengartikan Alkitab secara keliru.
d. Kita dapat mendukakan Roh Kudus apabila kita merendahkan Yesus atau
membiarkan sesuatu memeisahkan kita dari Dia atau membiarkan hal-hal lain
mengelabui pikiran kita tentang Dia serta menghentikan penyembahan kita
kepada-Nya.
3. Menentang Roh Kudus (Kisah Para Rasul 7:51)
Sikap yang menentang ini terdapat pada orang-orang yang belum diselamatkan,
yaitu orang yang belum diselamatkan. Kepada mereka inilah Roh Kudus bergumul
dengan maksud menemplak mereka tentang dosa mereka dan memimpin mereka kepada
Kristus.
Orang yang menentang Roh Kudus ini adalah :
a. Orang yang berdosa menentang Roh Kudus apabila ia berusaha membuang
semua kesan agama yang telah mulai mengetuk hatinya. Perbuatan ini dapat
dilakukan dengan banyak cara. Misalnya:
- Jiwanya yang sedang dibawah bertentangan dengan Roh Kudus dengan
mencoba memadamkan kesan-kesan dan bisikan-bisikan/suara-suara Roh
Kudus dengan menyerahkan diri kepada kesukaan-kesukaan jasmani atau
kesibukan-kesibukan yang mengasikkan. Atau menggangap kesan-kesan itu
sebagai gangguan saraf, hati yang lemah, atau kurang sehat, lalu mencari
pelibur lara, mencari suasana lain atau perkara-perkara lain. Seperti:
membaca cerita-cerita yang tidak bermutu, atau karangan-karangan ringan
atau mencari kesenangan duniawi, bergaul dengan orang-orang
sembarangan, atau mungkin menceburkan diri ke dalam dosa yang hina.
- Menjadi mudah /sering tersinggung dan marah karena tindakan dari orangorang Kristen, barangkali juga ada hubungannya dengan kebaktiankebaktian, lalu memutuskan tidak mau lagi ke Gereja sambil mencari-cari
alas an untuk menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh rohani yang sedang
mengganggu hatinya.
b. Orang berdosa menentang usaha Roh Kudus untuk membawanya kepada
keputusan untuk menerima Kristus.
Setelah ia gagal dalam usahanya mencari perlindungan sendiri yang
palsu itu, dan telah disadarkan untuk melihat keadaannya sendiri dengan
terbuka serta insaf akan dosanya dan mengakui kebenaran Injil serta keadilan
hukuman yang sedang mengancam dirinya. Ia masih mencari jalan pelarian
dengan mengudurkan waktu untuk menerima Kristus. Dalam hal ini ada sikap
kepura-puraan untuk menerima Kristus dan Injil, tetapi sebetulnya semua sikap
itu hanya mau mengundurkan saat penyerahan, ia ingin hidup lebih lama lagi
dalam dosa dan membangkang terhadap Injil. Sikap yang demikian sama
bahayanya dengan secara terus terang menolak Kristus dan tidak menerima Dia.
Walaupun seolah-olah ia mau tunduk dan menerima segala bujukan atau suara
Roh Kudus, sesungguhnya ia melawan Roh Kudus.
16
C.
LAMBANG DAN TIPOLOGI ROH KUDUS
Dalam Alkitab, Roh Kudus telah banyak berperan baik dalam
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Karena Roh tidak kelihatan,
maka dalam Firman Tuhan dipakai berbagai lambang untuk
menunjukkanNYa, untuk memberi kepada kita sifat-sifatNya dan
pelayanan serta peranan-Nya.
Lambang-lambang Roh Kudus:
1.
2.
3.
Burung Merpati (Lukas 3:21-23; Matius 3:16)
Burung merpati dipilih, dari burung yang lain sebagai lambang dari Roh Kudus
karena burung Merpati itu mempunyai sifat-sifat tertentu yang tidak dimiliki burung
lain. Burung Merpati adalah burung yang mempunyai lambang “Cinta dan Kasih”
selalu berdampingan, tulus hati, suka damai dan lemah lembut. Inilah sifat-sifat Roh
Kudus. Kidung Agung 1:15. Burung merpati adalah lambang “Perdamaian dan
keamanan”.(Kejadian 8:11). Memang burung merpati tidak pernah berkelahi, kalau
duduk di atas tangkai pohon, bersama-sama jantan dan betina, maka keduanya tidak
pernah bertengkar. Tidak pernah mengeluarkan suara-suara seperti burung gagak
atau burung beo. Burung merpati bersifat tenang dan sejahtera. Burung merpati juga
indah bentuknya, tetapi jika perlu dapat terbang dengan cepat. (Maz. 55:7). Merpati
juga melambangkan Kesucian. (Im. 1:14-17).
Melambangkan Kejujuran dan
ketulusan. (Mat. 10:16). Dan sebagai kesimpulan bahwa Roh Kudus memenuhi kita
dan pengalaman yang dilambangkan burung merpati adalah kasih, damai, tidak
membuat onar, atau memakan manusia, suci , elok, dan mencari tempat yang tenang.
Air (Yesaya 44:3; Yohanes 4:14; 7:37-39)
Jika tidak ada air dalam dunia ini terjadilah kehausan, kekeringan, kelaparan,
kekotoran dan malapetaka. Jika tidak ada air – jika tidak ada Roh Kudus maka sudah
pasti akan terjadi kekeringan alami dan kehausan-kehausan rohani. Jemaat akan
gelisah, tidak bergairah lagi untuk berbakti. Kebaktian menjadi kering, statis, tradisi
dan hanya upacara liturgy saja. Tidak ada kehidupan. Kegunaan air adalah: memberi
hidup, menyegarkan, member kepuasan bagi yang dahaga, memungkinkan bumi
mengeluarkan buah, menyucikan dan membersihkan dan menghasilkan tenaga.
Demikian juga Roh Kudus, manusia tidak bisa hidup tanpa air, orang percaya tak bisa
hidup tanpa Roh Kudus. Kepuasan yang diberikan oleh dunia ini semu dan palsu
adanya. Barangsiapa minum air Roh Kudus yang diberikan Yesus, ia akan puas dan
tidak akan haus untuk selama-lamanya. Bahkan akan menjadi mata air di dalam
dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup kekal. (Yoh. 4:14).
Api ( I Raja 18:38; Kisah 2:3; Mat. 3:11-12)
Yesus akan membaptis orang dengan api Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah seperti
api yang menghanguskan Ibrani 12:29. Fungsi api secara alamiah adalah: memberi
penerangan, memberi panas, menghanguskan, memusnahkan, menyucikan,
membangkitkan tenaga, dan melebur dan membentuk logam yang keras. Roh Kudus
dapat memberikan penerangan batin (Iluminasi), kebenaran-kebenaran Firman Allah
akan menjadi terang dan jelas oleh pekerjaan Roh Kudus. Api Roh Kudus menghapus
17
4.
5.
6.
7.
setiap dosa dan menyucikan hati kita. Hanya dengan Roh Kudus kita dapat hidup
dalam kekudusan. Roh Kudus dapat membangkitkan tenaga dalam kehidupan orang
percaya sehingga dapat menjadi saksi-saksi yang hidup. Roh Kudus akan menolong
dengan mengirimkan Baptisan Api dalam bentuk situasi kondisi yang tidak
menyenangkan supaya orang percaya dapat menyangkal diri dan hasilnya orang
Kristen menjadi murni seperti emas yang teruji.
Angin (Kisah 2:2; Yoh. 3:8)
Kata “Pneuma” dalam bahasa Gerika secara literal berarti angin, nafas. Allah
menghembuskan nafasNya kepada Adam dan ia menjadi nyawa yang hidup. Yesus
menghembuskan nafas (breathed) kepada murid-murid dan berkata: “Terimalah Roh
Kudus” (Yoh. 20:22). Roh Kudus adalah nafas dan kehidupan Allah. Jika Roh Kudus
hadir, Ia membawa kehidupan dalam diri kita, tanpa Dia kita tidak dapat merasakan
arti kehidupan yang sesungguhnya. Kalau kita mengundang kehadiran Roh Kudus
terasa sekali udara segar yang mengakibatkan sukacita dan kebahagiaan. Sifat-sifat
angin: sebagai udara untuk bernafas, tidak kelihatan, tapi gerakannya dapat
dirasakan, ada dimana-mana, selalu bergerak, dapat bertiup lembut dan juga dapat
mengadakan tenaga yang besar.
Minyak ( I Samuel 10:1;16:13; Yakobus 5:14-15)
Minyak biasanya digunakan dalam PL untuk pengurapan. Semua Raja-raja di Israel
diurapi dengan minyak. Juga Imam-imam diurapi untuk pelayanan. Ini sebagai
pelambang supaya mereka melayani hanya oleh urapan Roh Kudus, bukan
kemampuan diri sendiri. Bukan oleh kuat dan gagah, bukan juga oleh kepintaran dan
kekayaan. Zakharia 4:6. Hanya oleh perkenan dan urapan Roh Kudus. Sifat minyak
yang merupakan sifat Roh Kudus: pelumas, memberikan terang, menjalarkan luas,
menyembuhkan merembes masuk ke dalam bagian-bagian tersembunyi. 1 Kor. 6:1920, Luk. 4:18; Maz. 133:2.
Anggur (Efesus 5:18; Kisah 2:13)
Anggur menunjuk kepada sukacita. Yoh. 2:1-11, rasa gembira, rasa senang. Angggur
juga menimbulkan keberanian. Kis. 2:1-13. Keberanian hati dan semangat untuk
memenangkan jiwa.
Meterai (II Kor. 1:22; Ef. 1:13; Ef. 4:30)
”Di dalam Dia…ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan itu”.
Dan Roh Kudus adalah jaminan bagian kita untuk memperoleh seluruhnya, yaitu
penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. Ef.
1:13,14. Materai Roh Kudus mencegah kita dari pengaruh jahat, supaya kita
terpelihara tubuh, jiwa dan roh. 1 Tes. 5:23. Roh Kudus adalah jaminan, meterai, atau
cap.
18
BAB IV
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG PERANAN ROH KUDUS
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Peranan atau pekerjaan
Roh Kudus dalam setiap segi kehidupan
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Peranan Kudus disampaikan dengan metode
ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan menerapkan
Peranan Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut.
Semua pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus juga merupakan
pekerjaan yang dilakukan Allah, dengan kedaulatan-Nya menyatakan
diri dalam kehidupan dunia materi. Roh Kudus adalah Allah yang hadir
di tengah-tengah umat-Nya. Ia melanjutkan menyelesaikan dan
menyempurnakan pekerjaan Allah Bapa dan Allah Anak.
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merekam keberadaan dan pekerjaan
Roh Kudus. Perkerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bergerak mengarah ke depan
ke zaman gereja Perjanjian Baru, dan puncaknya pada kesempurnaan gereja di akhir
zaman. Itulah sebabnya Roh Kudus hadir dan bekerja selaras dengan rencana Allah Bapa
untuk dunia ini, dan memanifestasikan diri dalam kehendak-Nya sesuai konteks
keberadaan manusia. Alkitab Perjanjian Lama maupun Alkitab Perjanjian Baru
memberikan bukti tentang pekerjaan Roh Kudus yang berinteraksi dengan manusia. Roh
Kudus selaku pribadi Allah yang kekal telah ada terus bekerja sebelum dan sesudah hari
Pentakosta. Keberadaan Roh Kudus tetap dilihat sebagai pribadi yang tidak mungkin
dipisahkan dengan Allah Bapa dalam Tritunggal.
A. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN LAMA
Jika dilihat intensitas karya Roh Kudus maka lebih banyak didapati dalam Perjanjian
Baru daripada Perjanjian Lama. Perbedaan inilah yang menjadi salah satu
pertimbangan para ahli memutuskan mengenai Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
berbeda dengan Roh Kudus di dalam Perjanjian Baru. Pendapat semacam itu
sesungguhnya sangat tidak adil, dimana kesamaan yang besar diabaikan hanya
karena perbedaan yang kecil. Prinsipnya, Roh Kudus sebagai Pribadi nampak dalam
karya-Nya, sebaliknya karya-Nya menunjukkan Roh Kudus adalah pribadi.
Keduanya tidak mungkin dipisahkan atau dipertentangkan. Pekerjaan Roh Kudus
dalam Perjanjian Lama diantaranya adalah:
1. Penciptaan Alam semesta
Alkitab mencatat langit dan bumi diciptakan oleh Allah, dan pada saat penciptaan
tersebut Roh Kudus ikut berperan serta (Kej. 1:1-2). Roh Kudus mengadakan
19
2.
3.
4.
5.
6.
penataan untuk menjadikan segala sesuatu harmonis (Ayub 26:13; Yes. 40:12,13),
dan juga ia memberikan kehidupan (Maz. 33:6;104:30). Robert Davidson
menerangkan bahwa: ”Roh Allah adalah Allah sendiri yang dengan kuasa-kuasa
sedang bertindak di dalam dunia. Roh yang sama pada mulanya ”melayanglayang di atas permukaan air” (Kej. 1:1), untuk menerbitkan ketertiban dari dalam
kekacauan dan sampai sekarang masih terus bekerja membaharui karunia, berupa
kehidupan pada segaka mahluk hidup.
Mengontrol Kehidupan
Roh Kudus mengadakan perubahan dari samudera yang gelap menjadi kawasan
yang lebih jelas perbedaanya-perbedaannya dalam Kej. 1:2. Penulis Perjanjian
Lama menggambarkan dinamika Roh Kudus mempergunakan ungkapan
”melayang-layang”, ”meninggalkan”, memenuhi”, ”menguasai”, menghinggapi” hendak
menunjukkan peran aktif Roh Kudus dalam kelangsungan kehidupan. Baik
kehidupan dalam kepentingan yang lebih luas maupun yang bersifat pribadi. Roh
Kudus senantiasa memberikan tuntunan sebagaimana diyakini oleh penulis kitab
Mazmur (Mazmur 143:10), bahwa seseorang mendapatkan kekuatan serta berhasil
dalam melaksanakan tanggung jawabnya karena Roh Kuduslah yang
menolongnya untuk mencapai tujuan (Bil. 11:16,17).
Memberikan karunia untuk tugas tertentu
Ketika Musa membangun Kemah Pertemuan, ia memilih orang-orang yang oleh
Roh Kudus telah dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan untuk
membuat segala sesuatu perlengkapannya (Bil. 31:3;28:3). Hal memilih orangorang ini sangat penting mengingat bangsa Israel yang keluar dari Mesir hanya
memiliki pengetahuan sebagai budak. Roh Kudus memberikan keterampilan dan
wibawa untuk melaksanakan tugas kepemimpinan (Bil. 11:16,17). Roh Kudus juga
memberikan kemampuan kepada seseorang untuk mengolah strategi guna
mengalahkan musuh dalam peperangan (Hakim-hakim 3:10).
Menciptakan moralitas yang benar
Roh Kudus tidak dapat mentolerir segala bentuk kenajisan atau dosa yang
dilakukan seseorang, karena hakekat Roh Kudus sendiri adalah kudus (Kejadian
6:1-8). Roh Kudus akan menghardik dan memberikan hukuman kepada segala
macam bentuk pelanggaran terhadap firman Allah. Roh Kudus juga mendidik
serta memberikan bimbingan kepada umat Allah bagaimana seharusnya hidup
didalam ketaatan kepada Tuhan (Yes. 11:5; Yeh. 36:27; Neh. 9:20).
Mengilhami para nabi
Pada saat menyampaikan berita untuk umat Allah para nabi menerima materi
berita melalui Roh Kudus, dan bukan hasil rekayasa dari dirinya sendiri. (Yes.
42:1). Raja Daud meyakini apa yang dikatakan melalui mulutnya datang melalui
pewahyuan Roh Kudus
(2 Sam. 23:2). Nabi Yoel juga meyakini serta
menubuatkan bahwa firman Allah akan datang di zaman yang kemudian,
diberikan dengan cara melalui mimpi, penglihatan dan nubuatan yang iilhami
Roh Kudus (Yoel 2:28,29).
Menubuatkan kedatangan Mesias
Roh Kudus menyampaikan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang,
tentang kedatangan Mesias melalui nubuatan yang disampaikan para nabi (Yes.
61:1,2). Misi kedatangan Mesias ke dunia memberikan keselamatan serta
20
kesejahteraan umat manusia yang terbelenggu dan diperbudak dosa (Yes. 11:1-10).
Tugas Kemesiasan yang disampaikan para nabi melalui nubuatan dalam Ilham
Roh Kudus sebenarnya adalah Yesus Kristus sendiri. Nabi Meleakhi menubuatkan
kedatangan Mesias terlebih dahulu akan diawali kedatangan Nabi Elia dalam
rangka merintis jalan mempersiapkan kehadiran Mesia (Melk. 4:5,6). Konsep
Mesianik datang dari Roh Kudus melalui nubuatan para nabi yang dipercayai dan
ditunggu-tunggu penggenapannya oleh bangsa Yahudi.
7. Memberi kemampuan yang luar biasa
Seseorang dapat memiliki kekuatan yang luar biasa di atas rata-rata manusia pada
umumnya karena Roh Kudus menyertainya. Kekuatan yang luar biasa dari Roh
Kudus hanya sebagai sarana untuk melaksanakan misi Allah. Sebut saja seperti
dalam Hakim-hakim 14:6, Simsom dengan mudah mencabik-cabik seekor singa
tanpa melukai tangannya sedikit pun dan juga beberapa tindakan spektakuler
lainnya sebagai nasir Allah. Daniel memiliki kemampuan yang luar biasa dalam
hal akal budi dan hikmat dan juga Yusuf (Dan. 4:8; 5:10-12).
B. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN BARU
Perjanjian Baru dibuka dengan karya Roh Kudus melalui peristiwa Maria yang
mengandung untuk melahirkan Yesus Kristus dalam rangka menggenapi nubuatan
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Lama. Selain di keempat Injil, eksistensi serta
pekerjaan Roh Kudus dicatat semakin meningkat intensitasnya dalam kitab Perjanjian
Baru yang lain. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan Pemulihan
Seseorang diselamatkan bukan hasil dari usaha pekerjaan baiknya dalam bentuk
amal kesalehan, melainkan imannya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus berperan
mengadakan pembaharuan status orang percaya dihadapan Allah dari yang
dulunya sebagai budak dosa telah diadopsi sebagai anak Allah (Yoh. 1:12; Titus 3:5;
Rom. 8:15). Kelahiran baru berhubungan dengan perubahan status yang
sebelumnya ditempatkan sebagai pemberontak menjadi ahli waris kerajaan Allah.
Dengan kata lain, perubahan status seseorang dapat terjadi karena ia telah
mengalami kemerdekaan, dan oleh karya Roh Kudus kehidupannya dipulihkan
menjadi serupa dengan gambar-Nya (Rom. 8:2; 2 Kor. 3:17,18; 2 Tes. 2:13).
2. Membimbing
Kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya dinyatakan dalam pekerjaan Roh
Kudus yang memberikan bimbingan kepada orang percaya. Roh Kudus
memberikan hikmat kepada seseorang agar dapat memahami sesuatu yang tidak
mungkin dipahami melalui akal pikiran biasa (1 Kor. 2:13). Seseorang dapat
memiliki kearifan dengan cara mengharapkan dan meminta pertolongan Roh
Kudus. Sebab Roh Kudus mampu memimpin dan mengajar untuk memberikan
pemahaman terhadap seluruh kebenaran, Ia juga mampu membimbing seseorang
bagaimana seharusnya menyampaikan argumentasi mengenai kebenaran. (Luk.
12:12; Yoh. 16:13,14; Mrk. 13:11).
3. Memberi Karunia dalam Pelayanan
Setiap orang yang dipanggil dan ditetapkan dalam pelayanan dilengkapi oleh Roh
Kudus dengan karunia sesuai dengan kebutuhan dalam rangka pembangunan
tubuh Kristus (Rom. 12:6-8; 1 Kor. 12:7-11). Orang yang dipanggil dalam pelayanan
21
4.
5.
6.
7.
tidak diukur menurut kesanggupan manusiawi terbatas, melainkan menurut
ukuran pembekalan Roh Kudus yang melimpah. Dengan demikian karunia yang
diterima oleh seseorang bukanlah untuk diperuntukkan bagi kepentingan diri
sendiri, melainkan untuk kepentingan perluasan Kerajaan Allah. Dan bertujuan
untuk membangun tubuh Kristus.
Membawa hidup dalam Kekudusan
Rasul Paulus menghubungkan hidup dalam Roh yang terjadi dalam diri seseorang
dengan kemampuan yang diterima dari Roh untuk mematikan perbuatan daging
(Rom. 8:9-13). Kekudusan dihubungkan dengan mematikan perbuatan daging (Gal.
5:11-21) dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas moral yang benar. Roh Kudus
menolong orang percaya melepaskan diri dari ikatan perbuatan daging dan
memimpinnya untuk hidup dalam kekudusan.
Mengilhamkan penulisan Kitab Suci
Bertitik tolak dari penjelasan Yesus Kristus tentang Roh Kudus (Yoh. 14:26;16:13),
bahwa Roh Kuduslah yang akan mengajar apa yang difrimankan Yesus, dan
memberitahukan hal-hal yang akan datang, maka peran Roh Kudus dalam
penulisan Kitab Suci menjadi sangat penting. Rasul Petrus dan Rasul Paulus
mempercayai otoritas Roh Kudus dalam memberikan pengilhaman untuk
terwujudnya penulisan Alkitab. (2 Pet. 1:21; 2 Tim. 3:16). Karena dorongan untuk
menulis berasal dari Roh Kudus, para membaca harus memperhatikan nubuatan
sebagai firman Allah.
Menindaklanjuti pelayanan Yesus Kristus
Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehadiran Roh Kudus bertujuan menindaklanjuti
karya penebusan terhadap orang berdosa yang telah dikerjakan-Nya dengan cara
menginsafkan dan menjelaskan kebenaran akan adanya penghakiman di akhir
zaman (Yoh. 16:7-8). Bahkan sebelum naik ke Sorga Yesus Kristus menyampaikan
wasiat tentang Roh Kudus yang akan memberikan dinamika pekabaran Injil (Kis.
1:8).
Memberi Kuasa
Saat menyampaikan argumentasi mengenai asal-usul kuasa yang dipakai-Nya
untuk mengusir setan, iblis, Tuhan Yesus mengakui Roh Kuduslah yang memberiNya kuasa (Mat. 12:28). Rasul Paulus juga mengakui dalam menyusun strategi
pekabaran Injil ia mempergunakan cara mendemontrasikan kuasa di dalam
kekuatan Roh Kudus (1 Kor. 2:4). Hal ini dibuktikan Rasul Paulus pada saat ia
mempergunakan otoritas Roh Kudus untuk menghardik tukang sihir, dan
menjadikannya buta dalam beberapa hari (Kis. 13:9-12; 1 Yoh. 4:4).
C. PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN YESUS
Pekerjaan Roh Kudus di dalam Yesus sudah terlihat sebelum Yesus dilahirkan.
Nubuatan Mesianik dari nabi Yesaya; Yesaya 7:14. Peranan Roh Kudus jelas disini,
bahwa malaikat memberitahu Maria bahwa bayi yang dikandung oleh Roh Kudus
(Luk. 1:35; Mat. 1:20).
Roh Kudus mengurapi Yesus dalam Baptisan-Nya di sungai Yordan. Mat. 3:16;
Kis. 10:38. Di padang belantara sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya, Ia
dibimbing oleh Roh Kudus untuk dicobai dan mengalahkan godaan si iblis. Mat. 4:1-
22
10. Oleh Roh Kudus Ia memakai pedang Roh dan Firman (ada tertulis) untuk
mengalahkan musuh. Ibr. 4:12.
Roh Kudus ada didalam Yesus untuk melakukan pekerjaan dan pelayanan-Nya:
Mengajar. Mat. 5,6,7; Yoh. 6:63. Mengabarkan Injil. Luk. 4:16-22, Menyembuhkan
orang-orang sakit dan mengusir setan. Kis. 10:38. Oleh bimbingan dan pertolongan
Roh Kudus Yesus mati di atas kayu salib. Ibr. 9:14; Ia dibangkitkan pula oleh Roh
Kudus, Rom. 8:11. Ia menghembuskan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Yoh.
20:22.
D. PERANAN ROH KUDUS DALAM GEREJA TUHAN
Gereja adalah kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan
dosa kepada terang Kristus (Ekklesia) atau juga disebut “Umat milik Tuhan”
(Kukarion). Gereja adalah tubuh Kristus yang hidup dan dinamis haruslah selalu
berkembang dan bertumbuh. Kis. 2:47;4:4;5:14.
Peranan Roh Kudus dalam Gereja Tuhan adalah sebagai berikut:
1. Bersaksi dari hal Kristus yang hidup (Yoh. 15:26; Kis. 1:8)
Roh penghibur bersaksi bagi Kristus, Roh Kudus memberi kuasa untuk bersaksi.
2. Pertumbuhan Gereja (Kis. 2:41-47)
3. Penginjilan (Kis. 13:2,4,9-12; 15:28)
Roh Kudus memilih pekabar Injil, Roh Kudus mengutus pekabar Injil, member
kuasa, memimpin dan mengatur pekabaran Injil.
4. Kesembuhan dan mujizat (Kis. 3:1-10)
5. Memberi pokok khotbah atau Pokok Pemberitaan (Yak. 1:5-8; I Kor. 14:26; Yoh.
14:26; Kis. 6:10; Kis. 17:23). Hikmat Roh Kudus memberi tema khotbah.
6. Memberikan karunia dan Jawatan kepada Gereja (1 Kor. 12:1,28; Ef. 4:11).
7. Mempersatukan gereja Tuhan ( I Kor. 12:13,14; Kol. 3:14; 1 Kor. 13:1-14; Yoh.
13:34-35; Yoh. 17:21; II Kor. 13:13). Baik orang Yahudi, Yunani…dan lain-lain
menjadi satu tubuh. Doktrin-doktrin Gereja yang dibuat manusia sering menjadi
penghalang bagi kemajuan gereja. Roh Kudus mendobrak semua tembok-tembok
itu., Roh Kudus dapat memakai Gerakan Oikumenis, Gerakan Persekutuan Doa
Injil Sepenuh (Full Gospel) untuk memulihkan semua aliran gereja. Kasihlah
sebagai pengikat persatuan. Kol. 3:14. Doa Yesus , supaya kita menjadi satu di
dalam Dia.
8. Mempersiapkan kita sebagai mempelai Kristus (Kej. 24; II Kor. 11:2; Ef. 5:2223,27). Dengan mempertunangkan kamu (jemaatNya) dengan Kristus. Dengan
mempersiapkan jemaat yang kudus dan tidak bercacat cela.
E.
PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA.
Kita mempunyai Kuasa atau musuh, kesakitan, kemiskinan, dosa dan kegagalan
jika Roh Kudus ada di dalam kita. Hargailah kebenaran Firman Tuhan daripada
menghargai liturgy dan beraturan-beraturan manusia yang berlaku di Gereja. Tanpa
Kuasa Roh Kudus kita tidak bisa hidup, akan kalah menghadapi musuh sehingga
kita menjadi sakit, miskin, dan terbelenggu dalam ikatan dosa.
Daud adalah seorang yang memiliki banyak jabatan dan juga memiliki banyak
harta kekayaan. Namum dibalik semuanya itu dia tahu yang paling penting dalam
kehidupannya. Ia pernah berkata dalam Mazmur 51:13: ….”jangan mengambil Roh
23
KudusMu dari padaku…´Daud sadar dan mengerti bahwa ia sangat membutuhkan
kuasa dan kuasa itu datang dari Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus Daud sadar ia tidak
akan dapat berbuat apa-apa, sebaliknya kegagalan yang akan menimpannya.
Kita akan melihat mengenai “Pekerjaan Roh Kudus” dalam kehidupan orangorang percaya yakni:
1. Roh Kudus membebaskan orang percaya dari ikatan dosa (Roma 8:2)
Tanpa Roh Kudus, kita tak sanggup membebaskan diri dari dosa. Yang terjadi
hanyalah menyesal dan minta ampun pada Tuhan tapi setelah itu kembali lagi
melakukan dosa yang sama. Roh Kudus dapat melepaskan segala ikatan belenggu,
bersama Roh Kudus kita memiliki kuasa untuk bebas dan hidup tidak lagi didalam
dosa dan kedagingan melainkan dalam Roh. Gal. 5:16. Jangan merasa kuat dan
berkata: aku tidak perlu, pendetaku dan ajaran gerejaku melarang hal itu, aku tak
perlu kuasaNya. “Barangsiapa yang menyangka diri teguh berdiri, hati-hatilah jangan ia
jatuh…” 1 Kor. 10:12
2. Roh Kudus mengubah kita sehingga kita memiliki karakter Yesus (Pengudusan)
Bersama Roh Kudus kita dapat memiliki buah Roh. Gal. 5:22-23. Dan buah-buah
ini akan timbul dan nampak dalam kehidupan kita. Tanpa Roh Kudus kita hidup
dalam kedagingan. Gal. 5:19-21. Dan perbuatan daging itu membawa kita kepada
kebinasaan yang kekal (Gal. 6:8). Tetapi setelah dipenuhi Roh Kudus kita berubah
menjadi baik, dan memiliki buah Roh. Dan inilah karakter dan kehidupan Kristus.
Kita tidak dapat mengubah kehidupan,karakter kita sendiri tanpa pertolongan Roh
Kudus dan Roh Kuduslah yang sanggup mengubah karakter ktia menjadi sama
seperti Kristus. (1 Yohanes 2:6)
3. Roh Kudus bersaksi bersama roh kita bahwa kita anak Allah (Roma 8:15-16)
Oleh Roh Kudus kita tidak menerima roh perbudakan yang membuat kita menjadi
takut tetapi kita menerima Roh yang menjadikan kita anak Allah dan oleh Roh kita
berseru: “Abba ya Bapa”, dan oleh karena kita anak Allah maka kita juga ahli
waris, maksudnya kita adalah orang yang berhak menerima janji-janji Allah.
4. Roh Kudus mengajar kita dalam segala kebenaran Allah (Yohanes 14:26)
Roh Kudus mengajar kita dan mengingatkan kita segala Firman Allah pada waktu
kita perlu. Misalkan dalam mengambil keputusan. Dan jika kita keinginan untuk
berbuat dosa, Roh Kudus mengingatkan Firman Tuhan dan memberi kuasa untuk
menolak dosa tersebut.
5. Roh Kudus memberi dorongan pada orang-orang percaya untuk bersaksi tentang
Yesus itu Tuhan dan Juruslamat dunia
Kisah 5:32 – Roh Kudus dan orang beriman bersaksi tentang Yesus Kristus. Ada
panggilan kudus untuk bersaksi dan dorongan tanpa takut menyaksikan Yesus itu
sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. Tanpa Roh Kudus mereka bukan orang
Kristen militant seperti yang diharapkan Tuhan Yesus dalam Amanat AgungNya.
Roh Kudus mendorong orang untuk bersaksi, menyaksikan Yesus kepada
sesamanya (1 Kor. 12:3).. Kalau bersaksi bukan dengan Roh Kudus, maka mereka
bersaksi hanya untuk kepentingan diri sendiri, mencari nama sendiri, mencari uang
dan lain sebagainya. Dan bukan untuk kemuliaan nama Tuhan.
6. Roh Kudus memberi kelahiran baru pada orang percaya
Tuhan Yesus berkata tanpa kelahiran baru tak mungkin seseorang dapat melihat
dan masuk dalam kerajaan Allah. (Yoh. 3:3-5). Hal ini diucapkan Yesus kepada
24
Nikodemus, seorang yang beragama dan taat akan perintah Tuhan, membayar
perpuluhan dengan setia, rajin beribadah dan melakukan perbuatan yang baik.
Tetapi Yesus berkata: “Kamu harus dilahirkan kembali”. Tanpa dilahirkan kembali
kita tidak masuk dalam kerajaan Sorga. Siapa yang dapat melahirkan kita kembali,
bukan ibu atau orang lain melainkan oleh Roh Kudus dan Firman Allah. Tanpa Roh
Kudus tidak akan ada kelahiran baru dan orang tak melihat Kerajaan Sorga.
7. Roh Kudus membuat tubuh kita menjadi baitNya
Jika kita dipenuhi Roh Kudus, maka Dia tinggal dalam kita. 1 Kor. 3:16; 1 Kor. 6:9.
“Tidakkah kamu tahu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus”, Dan jika tubuh
kita adalah Bait-Nya siapakah yang akan mengganggu baitNya? Siapakah yang
dapat merusakkan Bait Allah. Mungkinkah bait Allah dalam kemiskinan atau
kesakitan, pasti kita diubahnya menjadi sehat sebab Roh yang ada dalam kita lebih
besar dari segala Roh yang ada didunia ini. (I Yoh. 4:4), sehingga bersama Roh
Kudus kita akan menjadi lebih dari “Pemenang” Roma 8:37. Pemenang sekarang
dan sampai selama-lamanya.
25
BAB V
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG BAPTISAN ROH KUDUS
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Baptisan Kudus dalam
setiap segi kehidupan
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Baptisan Kudus disampaikan dengan metode
ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan mengalami
Baptisan Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut.
BAPTISAN ROH KUDUS
Didalam Perjanjian Baru ada beberapa istilah yang dipakai
untuk menerangkan Baptisan Roh Kudus: “Dibaptis dengan Roh
Kudus”, “Penuh dengan Roh Kudus”, “Roh Kudus Mengurapi” dan
lain-lain. Semua istilah di atas menunjuk kepada suatu pekerjaan
atau pengalaman yang berkenaan menyambut Roh Kudus. (Kis. 1:5;4:8;10:44-46;11:1517;19:2-6; Luk. 4:18;24:49).
Roh Kudus adalah satu pribadi adalah satu pengalaman yang jelas dan pasti. Jadi
orang yang mengalaminya dapat mengetahui pasti apakah ia sudah menerima atau
belum. (illustrasi: seorang utusan membawa hadiah, utusan tersebut telah berada di
rumah, namum belum diterima secara pribadi oleh tuan rumah). Istilah Baptisan Roh
Kudus terdapat dalam ayat-ayat: Mat. 3:7,11; Mrk. 1:7,8; Kis. 1:4,5;11:16. Baptisan Roh
Kudus dikaitkan dengan pengertian: “Diliputi”, “Dibanjiri”, atau “Ditutupi”pencurahan dari luar. Sedangkan “Kepenuhan Roh Kudus” (Kis. 2:4;4:31;6:3;9:17)
cenderung berarti: menempati yang kosong sampai meluap” – kepenuhan dari dalam.
Sebagai contoh: sebuah gelas berisi penuh dengan air (Kepenuhan) dan gelas tersebut
dicelupkan ke dalam sebuah ember yang berisi air (Baptisan) Roh Kudus mengelilingi,
menutup dan membungkus kita (bagian luar) dan juga memenuhi kita dari dalam. Yoh.
7:37-39. Baptisan Roh Kudus hanya satu kali dalam hidup orang percaya, tetapi
kepenuhan dan urapan Roh Kudus berulang-ulang kali untuk kehidupan dan
pelayanan kita. Rasul Paulus menganggap kepenuhan Roh Kudus atau dipenuhi Roh
Kudus merupakan hal yang teramat penting, sehingga ia memerintahkan jemaat supaya
dipenuhi Roh Kudus (Ef. 5:18). Dipenuhi Roh Kudus Paulus memakai istilah ”plerousthe”
dari kata ”pleroo”, gagasan dari kata tersebut adalah ”kontrol”. Manakalah dihubungkan
dengan Roh Kudus artinya Roh Kudus selalu ada di hati kita sebagai satu-satunya pribadi
yang secara terus-menerus mengontrol dan menguasai hidup orang percaya. Itu berarti
kepenuhan Roh Kudus dimana seseorang secara terus-menerus dikontrol serta dikuasai
Roh Kudus dalam seluruh aspek kehidupan. Baptisan Roh Kudus hanya terjadi sekali
26
dan tidak terulang kembali, sedangkan kepenuhan Roh Kudus diterima secara terus
menerus tergantung ketaatan dan kerelaan seseorang untuk dikuasai Roh Kudus.
Kepenuhan Roh Kudus ada upaya dari pihak manusianya, karena itulah Rasul Paulus
memberikan dalam bentuk perintah agar dipenuhi Roh Kudus. Dengan begitu ia tidak
mendukakan Roh Kudus, sehingga dihasilkan kehidupan Kristen yang berkualitas.
Contoh:
Paulus. Kis. 9:17 Dipenuhi lagi dalam Kis. 13:9
Petrus. Kis. 2:4 Dipenuhi lagi dalam Kis. 4:8,21
Efesus 5:18 (Kata kerja Present Inperative) berulang-ulang kali, terus
menerus dipenuhi Roh.
Orang yang telah dibaptiskan dengan Roh Kudus tidak otomatis dipenuhi Roh Kudus
secara kontinoe. Ia bisa saja mengalami kemunduran seperti Jemaat di Korintus. (I Kor.
1:4-9; I Kor. 3:1). Caranya orang percaya untuk berusaha terus menerus dipenuhi dengan Roh
Kudus adalah: memberi diri terus menerus dipimpin oleh Roh. (Gal. 5:25), terus berdoa. (1 Tes.
5:17, menghasilkan buah-buah Roh. (Gal. 5:16-22) dan tidak mendukakan Roh (Ef. 4:30).
Baptisan Roh Kudus dapat didefinisikan ”Dimana seseorang setelah lahir baru
mengalami suatu peristiwa Ilahi karena pekerjaan Roh Kudus yang ditandai dengan
munculnya mujizat bahasa berupa bahasa roh atau bahasa asing yang sebelumnya belum
pernah didengar atau dipelajari” (Kis. 2:4; 8:18; 10:44-46; 19:6; 9:17 band. 1 Kor. 14:18;10).
Baptisan Roh Kudus setiap orang percaya dibawa agar memiliki pengalaman pribadi
dengan Roh Kudus, sehingga olehnya akan meningkatkan kepekaan terhadap suara dan
kehendak Allah. Baptisan Roh Kudus bermanfaat menguatkan iman, membangun iman
untuk melaksanakan tanggung jawab pelayanan pembangunan tubuh Kristus (Yudas 20;
1 Kor. 14:4; Ef. 4:11-13). Meskipun demikian peristiwa baptisan Roh Kudus tidak otomatis
menjadikannya manusia sempurna.
A. PERSYARATAN UNTUK MENERIMA BAPTISAN ROH KUDUS
Secara umum persyaratan untuk menerima Baptisan Roh Kudus adalah:
1. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Dalam arti sudah bertobat dan diselamatkan. Kis. 5:32; Rom. 12:1-3, Kis. 2:37-38.
Penyerahan diri harus disertai dengan pertobatan dan pengakuan dosa. Jangan ada
dosa yang tidak diakui. Semua dosa harus dibenci dan dibuang, termasuk kuasa
gelap dan jimat.
2. Meminta dengan pasti kepada Tuhan supaya Roh Kudus diberikan.
Mat. 7:7; meminta akan diberikan kepadamu; Luk. 24:49; Luk. 11;3
3. Menyambut dengan yakin – Iman yang bertindak. (Ibr. 11:1; Luk. 11:13; Yoh. 14:13-16)
4. Menanti dalam puji-pujian. Pujian berarti memproklamirkan kesetian dan kebaikan
Allah. (Maz. 32:1-11; 106:12).
B. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENERIMA ROH KUDUS.
Roh Kudus mutlak perlu bagi setiap orang yang menyebut dirinya Kristen.
Yang menjadi pertanyaan adalah dapatkah semua orang Kristen menerima
Roh Kudus? Untuk menjawab ini kita akan melihat langkah-langkah Alkitab
dalam kita menerima Roh Kudus. (Yoh. 14:6) yaitu:
27
1.
2.
3.
4.
5.
Allah sudah mengaruniakan Roh Kudus dan mencurahkan-Nya pada hari
Pantekosta.
Dan sejak saat itu Roh Kudus sudah ada ditengah kita. Allah sudah memberikan-Nya,
tinggal kita harus menerima karunia itu. Tidak perlu mengemis, dan meratap, terima
dengan iman dan ucapan syukur.
Semua orang yang telah diselamatkan akibat percaya kepada Tuhan Yesus, sudah
boleh menerima karunia tersebut, tidak ada pengecualian. (Kis. 2:38)
Orang Kristen jangan sampai salah pengertian, untuk menerima Roh Kudus harus
melakukan ini dan itu, harus membersihkan dirinya, dengan ratapan tangis baru bisa
menerima Roh Kudus. Dengan iman kita siap untuk menerima Roh Kudus, kita
sudah diselamatkan dan disucikan. Tidak perlu melakukan ini dan itu.
Dengan cara penumpangan tangan seorang hamba Tuhan, seorang Kristen dapat
menerima Karunia Roh Kudus.
Beberapa hamba Tuhan memang ada yang mendapat karunia menumpangkan tangan
atas orang sehingga mereka penuh dengan Roh Kudus dan menerima kesembuhan.
Ini adalah karunia yang diberikan Allah, seperti yang kita lihat dalam Kisah 8:18-20.
Tetapi cara ini tidak mutlak. Tuhan dapat bekerja dengan caraNya dan tidak dapat
dibatasi dengan peraturan manusia.
Saat menerima Roh Kudus, dengan iman kita harus mulai berbicara bahasa Roh.
(Kis. 2:4; 19:6)
Jika Sidang Jemaat sedang berdoa untuk kepenuhan Roh Kudus, mereka akan
menerima dan akan berbicara bahasa lidah seperti yang diberikan Roh Kudus
kepadanya. Roh Kudus sendiri tidak berbicara bahasa lidah, Roh Kudus tidak
memutar-mutar lidah kita supaya bicara, tetapi kitalah yang berbicara dengan iman
dalam bahasa lidah. Jangan tunggu lidahmu digerak-gerakkan oleh Roh Kudus, tetapi
dengan iman terimalah dan berbicaralah. Keselamatan adalah karunia, karunia
tersebut harus diterima dengan iman. Demikian juga Roh Kudus. Roh Kudus adalah
karunia yang harus diterima bukan dengan akal atau usaha manusia harus dengan
iman.
Jangan takut dan ragu-ragu untuk menerima Roh Kudus dan berbahasa Roh.
Guru-guru palsu dan orang-orang bodoh mengajarkan tidak mudah untuk percaya
kepada Roh Kudus dan tidak mudah untuk berbahasa lidah. Mereka berkata kalau
menerima Roh Kudus harus berpuasa dulu, membersihkan diri, harus meratap dan
menangis, memohon, mengemis dan lain sebagainya. Tinggalkan sikap keraguraguan dan rasa takut, miliki iman dalam menerima Roh Kudus.
Ada 4 perkataan sederhana yang akan memampukan kita menerima Roh Kudus ini
yaitu dengan :
1. Meninggalkan (II Kor. 4:2).
Kata meninggalkan berasal dari bahasa Yunani “Aperpomen”, berarti memungkiri,
memisahkan dan menyimpang secara total dari”. Tetapi meninggalkan hal-hal
tersembunyi (rahasia yang terpendam, pribadi, dari dalam) …”tetapi
meninggalkan hal-hal tersembunyi yang tidak jujur (memalukan atau menjijikkan).
Artinya disini kita harus meninggalkan semua dosa yang kita lakukan-khususnya
dosa yang melibatkan sihir, penyembahan berhala nenek moyang, ilmu sihir, daundaun teh, ramalan nasib, (peramal), ilmu memikat, jimat dan sejenisnya. Allah
28
memerintahkan untuk meninggalkan dan terpisah benar-benar dari hal-hal yang
tersembunyi, rahasia, tidak jujur, memalukan ketika kita meminta RohNya yang
kudus.
2. Santai
Jangan sampai kita menjadi tegang ketika tiba saat menerima Roh. Tidak perlu
demikian. Hal ini akan menghalangi saudara untuk menerimanya, tetapi biarlah
kita tenang dan santai baik secara rohani dan emosional.
3. Menerima. (Luk. 11:13)
Mintalah dengan sederhana, dengan tenang dan beriman. Jangan mulai meminta
atau memohon, tidak perlu berteriak atau merintih, biarlah berjalan sesuai dengan
tuntunan Roh. Minta dengan tenang, dan dengan iman untuk memenuhi saudara
dengan RohNya. Ketika saudara dengan tenang telah meminta Dia memenuhi
saudara dengan Roh, dengan iman saudara harus percaya bahwa Ia telah
menjawab doa saudara dan menerima Roh dengan iman (Mrk. 11:24). Terjemahan
kata ”roh” dalam bahasa Yunaninya sama dengan ”napas”. Mengapa tidak sekedar
membuka mulut saudara, mengambil nafas dalam-dalam, dan bernafas di dalam
Roh Kudus? Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai ”minum” di dalam Roh.
Seperti saudara membuka mulut saudara untuk minum air, saudara pun dapat
membuka mulut saudara untuk minum dalam Roh.
4. Memberikan Respon
Sekarang saudara harus mulai mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan di dalam
iman atas berkat-Nya. Ketika saudara melakukan hal ini, jangan berbicara dalam
bahasa sendiri. Pujilah Tuhan, tetapi percaya bahwa Roh Kudus akan memampukan
saudara untuk melakukannya di dalam bahasa yang baru yang Roh itu berikan
menurut kehendak kepada saudara. (Kis. 2:4) Ini adalah bagian Roh. Ketika Roh
melakukan bagian-Nya, kita memberikan “respon” dengan melakukan bagian kita.
Hal ini berarti bahwa saudara harus bekerjasama dengan Tuhan, mengucapkan apa
yang diberikan Roh untuk diucapkan. (band. Mat. 14:29). Dengan kata lain, hal ini
bukanlah bagaimana saudara berbicara tetapi apa yang saudara ucapkan, itulah
mujizat. Mujizat terjadi ketika Roh Kudus memberikan kepada saudara kata-kata untuk
berbicara didalam bahasa yang saudara tidak pernah pelajari dan mungkin tidak pernah
saudara dengar sebelumnya. Saudaralah yang berbicara, tetapi Roh yang memberikan
kata-katanya. Jangan duduk seperti kayu ukiran, menunggu Allah untuk mengambil
nada vocal saudara dan berbicara melalui bibir saudara. Lakukan bagian saudara.
(Kis. 2:4). Ketika saudara mulai berbicara di dalam bahasa-bahasa lidah, saudara akan
mengucapkan kata-katanya, Roh Kudus akan memberikannya, akan melengkapi
saudara dengan suara, kata-kata, frasa-frasa di dalam pikiran saudara.
Hal ini kedengaran aneh bagi saudara. Ini adalah bahasa yang tidak pernah dengar
sebelumnya sangat mungkin bahasa malaikat atau bahasa sorga yang kedengaran
berbeda dari bahasa-bahasa duniawi yang pernah saudara dengar. Ucapkan dengan
berani, jangan takut, pada mulanya saudara hanya mempunyai satu atau dua kata,
saudara mungkin mendapati berulang kali mengucapkan kata-kata yang sama,
lakukan saja itu. Saudara seperti seorang bayi yang sedang belajar untuk berbicara
bahasa sorga yang diberikan oleh Bapa Saudara di sorga.
Ucapkan dengan keras apapun yang Roh taruh didalam pikiran saudara. Saudara
mulai mendapatkan suara-suara asing, teruskan, jangan berhenti, biarkan terus
29
mengalir, jangan kuatir apapun bunyinya, itu adalah urusan Roh Kudus. Ia akan
memberikan kepada saudara bahasa yang khusus yang Ia inginkan untuk saudara
punyai. Kemudian Ia akan memberikan kepada saudara bahasa-bahasa yang lain –
karena ini adalah Karunia-karunia Bahasa Lidah dalam dalam bentuk jamak-berarti
lebih dari satu. Dalam bahasa Yunani bahasa lidah, disebut “glossolalia”
C. PENGALAMAN KELAHIRAN BARU BERBEDA DENGAN BAPTISAN
ROH
Ada pendapat yang mengatakan bahwa “hanya ada satu baptisan oleh Roh dalam
hidup oleh ROh dalam hidup setiap orang percaya, dan waktunya ialah pada saat orang
itu bertobat”. Ini adalah hasil eksegesis mereka dari I Kor. 12:13, mengenai “Baptisan ke
dalam tubuh Kristus”. Dan ini bukanlah Baptisan Roh Kudus, melainkan “Pertobatan”.
Dalam Kisah 2:38 – jelas sekali perbedaan antara “Pertobatan”, Baptisan Air dan
Baptisan Roh Kudus. Memang Roh Kuduslah yang melahirkan kembali orang-orang
percaya (Yoh. 3:3-5). Orang tersebut dibaptiskan ke dalam Tubuh Kristus. Dengan
demikian Roh Kudus sudah ada pada tiap-tiap orang yang sungguh bertobat dan percaya
kepada Kristus, akan tetapi hal itu bukanlah berarti bahwa tiap-tiap orang Kristen sudah
dibaptiskan dengan Roh Kudus. Bisa saja terjadi seseorang dilahirkan kembali tetapi belum
dibaptiskan dengan Roh Kudus. Dalam kelahiran Baru kita menerima hidup baru yaitu
diselamatkan, tapi baptisan Roh Kudus kita menerima kuasa untuk hidup dalam kesucian dan
kuasa dalam pelayanan yang efektif.
Dasar-dasar Alkitabiah Mengenai Perbedaan antara Kelahiran Baru dan Baptisan
Roh
1. Murid-murid Kristus telah mengakui Yesus adalah Anak Allah yang hidup dan
dinyatakan nama mereka tertulis di sorga (Mat. 16:16; Luk. 10:20). Namum mereka
masih diperintahkan untuk tetap tinggal di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus.
2. Dalam Kisah 8:12, orang-orang Samaria telah diselamatkan Dibaptis dan dilahirkan
kembali, tapi ayat 15 dan 16 dijelaskan bahwa setelah Rasul-rasul tiba dan
mendoakan, mereka dibaptis dengan Roh Kudus.
3. Dalam Kisah Rasul 10, orang-orang dalam rumah Kornelius telah percaya kepada
Yesus, lalu dibaptis dengan Roh Kudus.
4. Kisah Rasul 19 dijelaskan ketika orang-orang Efesus baru percaya mereka tidak
dibaptiskan dengan Roh Kudus, mereka hanya dibaptiskan dengan baptisan Yohanes.
Tetapi Paulus meminta agar mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus lalu
mendoakan mereka untuk menerima Roh Kudus.
5. Kisah Rasul 9, Rasul Paulus bertobat dalam perjalanannya ke Damsyik dan tiga hari
kemudian ia menerima Roh Kudus, ketika Ananias menumpangkan tangan atasnya.
Paulus berkata-kata dalam bahasa Roh lebih dari orang percaya lainnya. (1 Kor.
14:18).
D. HARUSKAH ORANG PERCAYA BERBAHASA ROH ATAU LIDAH???
Dalam 1 Kor. 14:18, Paulus berkata: ”Aku mengucap syukur kepada Allah bahwa aku
berkata-kata dengan bahasa Roh lebih daripada kamu semua”. Paulus berani bersaksi bahwa
ia berkata-kata dengan bahasa lidah lebih dari orang-orang Korintus berarti begitu ia
bangun dari tempat tidur langsung berbahasa lidah, pergi tidur berbahasa lidah,
dalam perjalanan, dalam pekerjaan, dalam kehidupan sehari-hari bahkan setiap saat
30
ia berbahasa lidah. Paulus berbahasa lidah dalam frekuensi waktu yang cukup
banyak. Berbicara dalam bahasa Roh merupakan arus kehidupan yang tidak pernah
kering, dan akan memperkaya kehidupan rohani kita.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Paulus dan semua orang Kristen
harus berbahasa lidah? Ada beberapa alasan mengapa setiap orang Kristen harus
berbahasa lidah:
1. Bahasa Roh adalah tanda utama. (Kis. 2:4)
Firman Allah mengajarkan kepada kita, ketika kita dipenuhi Roh Kudus, kita
berbicara dalam bahasa lidah seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada kita
mengatakannya. Ini merupakan tanda pertama (pertanda awal) dari seseorang
yang sudah dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini membuktikan bahwa kekuatan Ilahi
yang menunjukkan Roh itu berdiam di dalam diri kita. Bahasa lidah haruslah
seperti aliran sungai yang tidak pernah kering, karena bahasa lidah akan
memperkaya kehidupan rohani dan kekristenan kita.
2. Berbahasa lidah berguna untuk membangun rohani seseorang (For Spiritual
edification 1 Kor. 14:4).
Paulus menulis suratnya kepada Jemaat di Korintus dan menganjurkan kepada
mereka supaya mereka senantiasa berbahasa lidah dalam penyembahan dan dalam
kehidupan doa mereka. Berbicara atau berdoa dalam bahasa Roh berarti akan
membangun kerohanian kita sendiri. Jika kita berbahasa lidah maka roh kita yang
berdoa, kita tidak berkata-kata kepada manusia, sebab tidak seorangpun yang
mengerti bahasanya, roh kita mempunyai hubungan langsung dengan Allah yang
adalah Roh adanya.
3. Bahasa lidah mengingatkan bahwa di dalam kita terdapat Roh Kudus, kehadiran
Roh (Yoh. 14:16-17)
Terus-menerus berdoa dan menyembah Allah dengan bahasa Roh membantu kita
untuk senantiasa sadar akan kehadiran Roh. Dan ini akan mempengaruhi seluruh
roda kehidupan kita sehari-hari ke arah kehidupan yang serba positif. Kalau kita
berbahasa lidah, kita akan sadar adanya Roh Kudus di dalam kita, maka Ia
merupakan “Rem Penahan” terhadap perbuatan dosa yang kita kerjakan. Tak
mungkin seorang yang sungguh-sungguh mengasihi TUhan akan mendukakan
Roh Kudus.
4. Berdoa dalam Bahasa lidah akan menjamin doa kita sejalan dengan kehendak
Allah (Rom. 8:26)
Doa dengan bahasa lidah adalah doa yang sesuai dengan kehendak Allah yang
sempurna oleh karena Rohlah yang membantu berdoa untuk kita. Roh Kudus pasti
selalu berdoa untuk kita sesuai dengan kehendak Allah. Seseorang harus berhatihati terhadap gurauan mengenai berbicara dalam bahasa lidah. Banyak orang
menertawai dan mengejek orang lain yang sedang berdoa dan berbicara dalam
bahasa lidah. Doa dalam bahasa Roh adalah doa yang dibantu oleh Roh Kudus,
kalau ada orang yang mengejek dan menghina bahasa lidah yang diucapkan
seseorang dengan iman, maka ia sesungguhnya mengejek dan menghina Roh
Kudus.
31
5. Dengan berdoa dengan bahasa lidah kita dapat berdoa untuk sesuatu
permohonan yang tidak kita ketahui
Kadang-kadang takkala menghadapi persoalan yang amat berat dan secara akal
sudah tidak bisa dipecahkan dan sudah tidak ada jalan keluar lagi dan kita tidak
tahu apa yang harus kita doakan dan mohonkan kepada Allah, saat itulah Roh
Kudus akan membantu kelemahan kita apabila kita mulai berbicara dengan bahasa
lidah. Roh akan membantu kita dalam doa dan Ia akan memohon kepada Allah
sesuatu yang terbaik bagi kepentingan kita.
6. Berbahasa lidah akan memberikan “Perhentian” (rest) atau “Spiritual
Refreshing” (Yes. 28:11-12)
Apakah perhentian itu? Apakah peristirahatan itu? Berbicara dalam bahasa
asing/lidah/Roh adalah perhentian kepada yang lelah. Seorang dokter sering
memberikan nasihat kepada pasien, kamu perlu istirahat, perlu perhentian. Satu
perhentian yang terbaik dalam dunia ini adalah berdoa dalam bahasa Roh. Di harihari yang penuh dengan persoalan dan tantangan kita perlu perhentian dan
peristirahatan, dan perhentian itu datang disaat kita berbicara bahasa lidah.
7. Berbahasa lidah akan membuat atau membawa lidah kita senantiasa ada dalam
control Roh (mengendalikan lidah) Yak. 3:8
Memang lidah dapat melakukan perkara yang besar, dapat menguasai atau
mengatur seluruh kehidupan seperti kemudi kapal atau kekang pada mulut kuda,
tetapi dibalik semuanya itu lidah tidak dapat dijinakkan oleh siapapun. Lidah
seseorang yang penuh dengan urapan Roh Kudus adalah lidah yang penuh dengan
kuasa Allah. (Kis. 3:6). Seperti contoh Petrus, sebelum dipenuhi Roh Kudus ia
tidak dapat menjinakkan dan menguasai lidahnya, ia berjanji mau mati untuk
Yesus, tetapi akhirnya ia mengkhianati Yesus tiga kali. Tetapi setelah dipenuhi Roh
Kudus lidah Petrus yang penuh dusta, kutuk diubahkan dengan kata-kata berkat,
firman TUhan. Terbukti dengan ucapan lidahnya sekali berkhotbah bertobat 3000
orang sekaligus. Kis. 2:41, dengan perkataan lidahnya orang lumpuh bisa berjalan.
E. KARUNIA BAHASA ROH TANDA UNTUK ORANG TIDAK BERIMAN?
Apakah “Karunia Bahasa Roh adalah tanda untuk orang tidak beriman? Seperti
tertulis dalam 1 Korintus 14:22. Untuk mengetahui lebih dalam kebenaran ini, mari
kita periksa lebih teliti dalam 1 Korintus 14:`1-40.
Apa yang dikatakan Alkitab tentang Bahasa Roh?
1. Siapa berkata-kata dalam bahasa Roh tidak berkata-kata kepada manusia tetapi
kepada Allah (ayat 2).
2. Dengan bahasa Roh kita mengucapkan hal-hal yang rahasia (ayat 2)
3. Siapa berkata-kata dengan bahasa Roh ia membangun dirinya sendiri (ayat 3).
Mengapa Rasul Paulus berkata bahwa “Bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang
tidak beriman? 1 Kor. 14:22. Yang jelas Paulus tidak bermaksud mengatakan bahwa
orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh itu orang yang tidak beriman, karena
ayat-ayat sebelumnya Paulus menunjukkan bahasa-bahasa Roh itu penting untuk
berkata rahasia kepada Allah dan penting untuk membangun diri sendiri, dan
32
Paulus suka kalau semua orang berbahasa Roh seperti dia yang berbahasa Roh
lebih dari semua orang Korintus.
Yang dimaksud Paulus disini adalah: jika ada seorang tidak percaya atau
mempersoalkan bahkan menolak dan menentang bahasa Roh, itu adalah “tanda”
bahwa mereka adalah orang yang tidak mempunyai iman. Jadi “bahasa Roh”
adalah patokan yang mendasar. Jika menolak ini menjadi tanda bahwa mereka
tidak mempunyai iman.
Rasul Paulus berkata bahwa bahasa Roh itu bukan berkata kepada manusia
tetapi kepada Allah, dengan berkata-kata rahasia yang dapat membangun diri
sendiri, sehingga ia suka kalau kita semua berbahasa Roh lebih dari semua orang
Korintus, tetapi disisi lain dia berkata bahwa bahasa Roh dalam I Kor. 14:6-27 tanpa
ada yang menafsirkannya adalah sia-sia, seperti kata sia-sia yang diucapkan di
udara, sebab itu lebih baik berdiam diri. Paulus berkata bahwa bahasa Roh harus
ada yang menafsirkannya atau menterjemahkannya. Seorang hamba Tuhan di
mimbar berkata-kata dalam bahasa Roh tanpa ada yang menafsirkannya adalah
sia-sia, lebih baik dengan bahasa yang dimengerti oleh jemaat. Kalau begitu mana
yang benar yang harus dilakukan yang pertama atau yang kedua?
Sesungguhnya, kedua-duanya benar. Yang pertama adalah pernyataan
Paulus tentang Bahasa yang dipakai untuk pribadi yang bersangkutan. Yang
kedua adalah pernyataan Paulus tentang bahasa Roh bagi pelayanan Tuhan jika
mereka berhadapan dengan jemaat (orang lain). 1 Kor. 14:6,9,16,27. Ayat-ayat
tersebut dimaksudkan Paulus jika mereka “Berhadapan dengan Jemaat”.
Seorang hamba Tuhan yang berkata-kata dengan bahasa Roh di hadapan
Jemaat memang tidak ada artinya jika tidak ada yang menafsirkannya, karena itu
kalau kita mau berkata-kata dengan bahasa Roh di depan Jemaat dengan maksud
membangunkan kerohanian mereka, maka harus ada yang menafsirkannya, kalau
tidak lebih baik diam atau pakai bahasa yang dimengerti oleh mereka. Namum
tidak berarti kita dapat menarik kesimpulan bahwa secara umum kalau tidak ada
yang menterjemahkan atau menafsirkan bahasa Roh, kita tidak boleh berkata-kata
dengan bahasa ini. Tergantung dari “Tujuan Pemakaian”, jika tujuan bahasa Roh
yang saudara ucapkan itu untuk berbicara secara pribadi dengan Tuhan, dan untuk
membangun diri sendiri, bahasa Roh itu tidak perlu penafsiran. Karena kita
berbicara secara rahasia dengan Allah, dan roh kita berdoa kepada Allah dengan
permohonan dan keluhan-keluhan yang kita tidak mengerti secara akal. Tetapi jika
tujuan pemakaian bahasa Roh itu untuk membangun Jemaat maka haruslah ada
yang menterjemahkan. Jika ada seorang hamba Tuhan berkata-kata dengan bahasa
Roh di atas mimbar, dan tanpa ada yang manafsirkannya, bukan berarti salah atau
tidak boleh. Sekali lagi, tergantung dari tujuan pemakaian. Karena banyak dari
mereka yang berbahasa Roh dengan tujuan memberikan teladan/contoh kepada
Jemaat untuk berdoa secara pribadi pada Allah, supaya Jemaat dapat membangun
diri sendiri. “Jangan melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh”. I Kor. 14:38.
33
PRODUK ATAU AKIBAT BAPTISAN ROH KUDUS
Setelah kita mengalami baptisan Roh Kudus, atau dipenuhi dengan Roh Kudus dengan
berkata-kata dengan bahasa lidah (speaking in Tongues), maka Produk atau akibat dari
“Baptisan Roh Kudus” akan mengalami:
1. Buah-buah Roh (Gal. 5:22-23)
2. Kehidupan yang Suci (Matius 3:11-12; Zakharia 2:5)
3. Memberikan Kuasa dan Keberanian untuk bersaksi dan mengabarkan Injil (Kis. 1:8; 4:
29-31; II Kor. 10:4,5).
4. Menggalakkan Kehidupan Doa dan Persekutuan dengan Allah (Kis. 1:14,22; 2:42;
4:24).
5. Menghidupkan Pujian dan Penyembahan kepada Allah (Praise and Worship), Ef.
5:18,19.
34
BAB VI
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Karunia-karunia Roh
Kudus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Karunia-Karunia Roh Kudus disampaikan
dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menerima dan mempercayai
karunia-karunia dari Roh Kudus di dalam kehidupan siswa tersebut.
KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
Karunia Roh Kudus diberikan dalam rangka kesempurnaan
pembangunan tubuh Kristus (1 Korintus 12:7,27). Demikian juga
dalam pembangunan Gereja ada banyak karunia diberikan oleh Roh
Kudus kepada para pelayan Tuhan. Paulus manyatakan banyak
anggota, tetapi satu tubuh, dan karunia diberikan untuk membangun
tubuh Kristus (1Kor. 12:12-31). Karunia diterima tidak bersifat permanen, dan karunia
difungsikan sesuai kebutuhan, sedangkan berapa lama karunia dapat difungsikan,
Allah sendiri yang akan menetapkan-Nya.
Ada sembilan karunia Roh Kudus dan ada karunia-karunia yang lain yang juga
bersumber dari Roh Kudus sehubungan luasnya bidang pelayanan. Penyebutan
sembilan karunia Roh Kudus lebih menekankan pada ”jumlah” daripada peringkat
yang menentukan satu karunia lebih penting dari karunia yang lain. Dalam sembilan
karunia itu tidak ada yang penting dan dari yang terpenting, semua sama-sama
penting sama dengan buah Roh semua sama-sama penting. Sembilan Karunia Roh
Kudus dalam 1 Korintus 12:8-10 dapat dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu:
pertama, Karunia Pengetahuan Rohani (Revelation) terdiri dari: Perkataan Hikmat,
Perkataan Marifat dan Membedakan segala Roh, kedua: Karunia Kuasa (Power) terdiri
dari: Kuasa Iman, Penyembuhan Ilahi, Perbuatan Mujizat, dan ketiga: Karunia
Ucapan/Ilham (Inspiration) terdiri dari: Nubuat, Karunia Lidah, dan Mengartikan
Makna Lidah. Orang-orang percaya dengan pimpinan Roh Kudus dapat menghasilkan
buah Roh dalam kehidupannya (Gal. 5:22).
A. KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
1. PERKATAAN HIKMAT
Arti perkataan hikmat adalah mengucapkan sesuatu oleh Ilham Roh Kudus
membawa manfaat dalam kehidupan atau pelayanan, bagaimana harus bertindak
dan menyatakan pengertian yang dalam tentang hakekat suatu perkara. Ada tiga
35
macam hikmat yaitu: hikmat Manusia (alamiah) (1 Kor. 1:21), hikmat setan/iblis (Yeh.
2:12-17) dan hikmat Allah (1 Kor. 1:30). Tujuan Perkataan Hikmat:
- Memimpin jemaat dan Gereja Tuhan ( 1Kor. 12,28)
- Memecahkan masalah hidup sehari-hari (1 Raja. 3:16-28)
- Memenangkan jiwa bagi Kristus (Ams. 11:30)
- Memimpin anak-anak Tuhan dalam kesucian dan kesempurnaan (Fil. 3:21).
Sifat perkataan Hikmat adalah Kokoh, (Ay. 6:25), Menyenangkan (Ams. 16:24),
Tepat pada waktunya (Ams. 25:11), Menarik (Pengkh. 10:12), memberi Ilham
(Pengkh. 12:11) dan Menghibur (Yes. 50:4). Contoh perkataan Hikmat: Yesus
(Mat. 7:28-29; Yoh. 7:40-41; Fil. 3:7-8), Petrus (Kis. 2:14-40; 4:19-20; 15:8-11),
Stefanus (Kis. 6:3-10), Paulus (2 Kor. 10:4-5; 1 Kor. 2:6-9)
2. PERKATAAN MARIFAT/PENGETAHUAN
Perkataan Marifat adalah suatu pengetahuan rohani yang diwahyukan oleh Roh
Kudus kepada kita tentang kehidupan seseorang atau tentang suatu keadaan yang
kita hadapi. Perkataan menyatakan kepada kita suatu rahasia yang tidak dapat
diungkapkan oleh hikmat duniawi. Tentunya perkataan hikmat ini semata-mata
diberikan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan kepentingan dan kehormatan diri
sendiri. Pengetahuan dunia diterima atau diperoleh dengan cara belajar.
Sedangkan pengetahuan yang diterima seseorang sebagai bagian dari karunia Roh
Kudus merupakan pengetahuan tentang Allah yang diterima secara langsung
ketika Allah menyatakan pengetahuan. Pengetahuan tersebut bertujuan untuk
menunjukkan pemahaman mendasar mengenai prinsip-prinsip kekristenan yang
penting atau fakta. Sebagian besar orang –orang Yahudi merasa terheran-heran
pada saat mengetahui Yesus memiliki pengetahuan yang dimiliki-Nya diterima
secara langsung dari Bapa (Yoh. 7:15-17). Mahkamah agama Yahudi dibuat
tercengang saat menyaksikan pengetahuan yang dimiliki Petrus dan Yohanes,
sementara keduanya dikenal sebagai orang biasa yang tidak terpelajar (Kis. 4:13).
Tujuan Karunia Perkataan Marifat:
- Untuk menyakinkan dosa manusia. Yoh. 4:17-18.
- Untuk menyatakan bahaya yang akan datang. Kej. 18:16-33
- Untuk dapat menginjil dan mengajar dengan berhasil. 1 Kor. 2:4-5
Sifat Perkataan Marifat:
- Menyebabkan rasa gembira. Yer. 9:24
- Mendapat persekutuan dengan Allah. Hos. 6:3
- Tepat, keadaan untuk menerima. Yoh. 7:16
- Bebas dari semua kesalahan. Yoh. 8:31
- Memimpin ke kehidupan yang kekal. Yoh. 17:3
Contoh Perkataan Marifat:
- Yusuf mengetahui mimpi Firaun. Kej. 41:1-36
- Elisa mengetahui tentara Aram akan lari. 2 Raj. 7:1-20
- Samuel mengetahui Saul akan datang. 1 Sam. 9:15-16
- Yesus mengetahui Natanael akan datang kepada-Nya. Yoh. 1:47,48
- Mengetahui hati manusia. Yoh. 2:24-25; Mat. 9:4
- Petrus mengetahui Ananias dan Safira mendustai Roh Kudus. Kis. 5:1-11
- Paulus mengetahui bahwa ia akan ditangkap di Yerusalem. Kis. 21:10-14.
36
3. MEMBEDAKAN SEGALA ROH
Artinya: Suatu kesanggupan Ilahi untuk membedakan atau mengenal suatu
kenyataan rohani apakah berasal dari Allah, setan atau manusia. Karunia
membedakan bermacam-macam roh ini juga penting dalam pelayanan gereja,
karena peperangan yang sementara dihadapi bukan berhadapan dengan manusia
melainkan kekuatan gelap dan roh-roh jahat (Ef. 6:10-12). Karunia membedakan
segala roh merupakan jawaban terhadap kekuatiran kemungkinan penyusupan
atau penipuan iblis dalam praktek manifestasi karunia Roh Kudus.
Tujuannya: Kita dapat menyadari adanya malaikat Tuhan menyertai kita. Ibr. 1:14.
Kita dapat mengenal roh setan yang datang seperti ”Malaikat terang” 2 Kor. 11:1314, dan juga untuk mengenal roh orang munafik. Kis. 5:1-11. Karunia membedakan
roh tidak sama membaca pikiran orang, menilai watak seseorang, tidak sama
dengan hipnotisme atau psikiatri.
Contoh:
Ibraham mengetahui tiga malaikat yang datang. (Kej. 18:16-33)
Paulus (Kis. 13:6-12)
Petrus. (Kis. 5:1-11)
Membedakan roh yang menguasai hati manusia (Mat. 16:22-23; Yoh. 2:24-25)
Mengidentifikasi iblis dan strategi mendapi iblis (Mat. 17:21; Mrk. 9:28-29)
Mengenali sikap hati atau roh kedagingan (Kis. 8:13-24).
4. KARUNIA IMAN
Karunia iman ini berbeda dengan iman yang menyelamatkan atau iman yang
menyembuhkan. Karunia Iman adalah iman yang dinamis yang memindahkan
gunung yang dapat mujizat dan perkara-perkara yang mengherankan. Mrk. 11:2224. Karunia iman dimana seseorang seseorang secara mutlak mempercayai Allah
melalui apa yang difirmankan, dan melakukan tanpa sedikitpun ada keraguan
sehingga dapat perkara yang ajaib (Mat. 17:20). Seperti: Ibraham mengorbankan
Ishak. (Kej. 22:1-19), Musa membela laut Kolsom (Kel. 14:15-22), Daniel dibuang ke
gua singa (Dan. 3:1-30), Tuhan Yesus memuat kebajikan dan melepaskan orang
dirasuk setan (Kis. 10:38). Karunia Iman penting untuk: Kuasa dalam perlindungan,
Sadrak, Mesakh, Abednego, Daniel, Petrus dan Yohanes; Paulus dan Silas. Petrus
mempercayai perkataan Yesus ”datanglah” Petrus berjalan di atas air (Mat. 17:20).
Paulus menghardik serta mengatakan kepada Elimas akan mengalami kebutaan,
maka apa yang dikatakan Paulus benar-benar terjadi (Kis. 13:4-11).
Kuasa Dalam Pengadaan Kebutuhan Hidup: Ibraham Kej. 22:1-19, Ishak. Kej.
26:12; Yakub. Kej. 32:10. Musa meminpin jemaat 3 juta lebih dipadang Belantara
tidak kekurangan. Kel. 16:4-18. Daud. 1 Taw. 29:1-19; Elia, 1 Raja 17:1; semua umat
Tuhan, Mal. 3:6-12; Mat. 6:33. Kuasa dalam penumpangan tangan: impartasi
berkat. Kej. 27:27-29; melayani Pekerjaan Tuhan. 1 Tim. 4:14-15; kesembuhan. Mrk.
16:18, menerima karunia Roh Kudus. Kis. 8:12-27. Kuasa mengatasi kekuatan alam:
Yesus berjalan di atas air, Henokh diangkat, Filipus gaib dan lain-lain.
Syarat untuk mendapatkan karunia Iman: harus lahir baru, selalu penuh Roh
Kudus, berdoa dan perpuasa.
37
5. KARUNIA KESEMBUHAN
Karunia kesembuhan adalah suatu karunia Roh yang menyanggupkan seseorang
untuk dapat menyembuhkan dan memulihkan tubuh manusia secara sempurna
dan membebaskannya dari roh-roh jahat dan penyakit, penyembuhan ini terjadi
tanpa bantuan dokter dan obatan.
Tujuan karunia ini adalah:
- Menghancurkan segala penyakit manusia dan membebaskannya dari pekerjaan
iblis. Mat. 8:16-17; Kis. 10:38. Ini terjadi melalui iman orang-orang percaya.
Allah sanggup menyembuhkan manusia dengan cara supranatural
- Mengkonfirmasikan Firman Allah. Mark. 16:15-20; Ibr. 2:3-4.
- Mewujudkan Klaim-klaim Yesus. Mat. 9:1-8; Yoh. 10:10
- Membuktikan ajaran kebangkitan. Kis. 3:15-16; Rom. 8:11
- Menarik perhatian orang terhadap Injil. Kis. 4:4; 20:11-20
- Membuat orang percaya kepada Injil. Kis. 4:4; 5:12-16.
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memberikan banyak bukti tentang Allah
memakai para hamba-Nya untuk mengadakan mujizat kesembuhan merupakan
bagian pelayanan penyelamatan umat Allah. Bahkan kepada orang percaya
diperintahkan mempergunakan otoritas Allah agar berdoa untuk orang sakit (Mrk.
16:17,18; Yak. 5:14-15). Pelayanan kesembuhan untuk orang sakit adalah bagian
integral dari berita Injil. Kesembuhan terdapat di dalam penebusan, dan itu
diperuntukkan bagi setiap orang percaya. Seseorang diketahui menerima karunia
penyembuhan dibuktikan melalui intensitas dari hasil penyembuhan yang
dilakukan. Adapun kesembuhan dialami seseorang dapat saja diterima secara:
a. Spontan
Kesembuhan terjadi secara total seketika pada saat didoakan, tanpa harus
melalui tenggang waktu tertentu (Mat. 20:29-34; Mrk. 5:21-43; Kis. 3:1-10).
b. Bertahap
Kesembuhan terjadi secara bertahap dan perlu didoakan lebih dari satu kali
(Mrk. 8:22-25)
c. Memakai Sarana
Kesembuhan yang diterima dengan cara tidak hanya didoakan, melainkan
membutuhkan sarana sebagai saluran kuasa Allah. Sarana yang dimaksud
diantarannya: Kue ara (Yes. 38:21), Air sungai (2 Raja. 5:14), Minyak (Mrk. 6:12;
Yak. 5:14), Kain (Mrk. 5:27-29; Kis. 19:12), Tanah (Yoh. 9:1-7), Ludah (Mrk. 7:33;
8:22-25), Air Anggur (1 Tim. 5:23); Bayangan (Kis. 5:15).
6. KARUNIA MUJIZAT
Karunia berupa kuasa Supranatural mengalahkan hukum-hukum alam. Hukumhukum Allah mengatasi hukum-hukum alam inilah mujizat. Allah melakukan halhal yang luar biasa. Alkitab penuh dengan peristiwa-peristiwa yang luar biasa.
Perbuatan Allah yang tidak dapat ditangkap atau dicerna akal akan dikategorikan
sebagai keajaiban atau disebut mujizat.
38
Tujuan mujizat Allah adalah:
- Mengkonfirmasikan Firman Allah. (Ibr. 2:3-4)
- Menunjukkan kuasa Allah dominan atas segala kuasa di alam semesta. (Maz.
107;Yeh. 7:10-14).
- Membuktikan keberadaan Allah yang Maha Kuasa, sehingga manusia
mengenal atau mendapat pengertian tentang Allah (Mat. 11:2-6; Ef. 1:17-23)
- Mujizat menyatakan bahwa Allah sebagai Pribadi yang berkarya serta
memimpin umat-Nya tidak harus terikat ketentuan yang disebut takdir. (Mrk.
1:40,41).
- Sebagai sarana untuk memperkenalkan nama Yesus yang berkuasa
menyelamatkan siapa saja yang percaya (Mrk. 16:20).
- Untuk menciptakan ketakutan atau kekaguman terhadap Allah sebagai
pencipta yang harus disembah (Kel. 14:31; Kis. 5:12-14).
- Memberikan keyakinan adanya otoritas Allah untuk melaksanakan misi
penyelamatan (Kel. 4:1-6; Mrk. 16:15-18; Kis. 1:8; 1 Kor. 2:4,5)
Bagi mereka yang sungguh percaya kepada Alkitab sepenuhnya masih melihat
mujizat sebagai jawaban doa dan iman yang sederhana. Setiap orang percaya
dijanjikan untuk melakukan mujizat dan menerima apa yang ia minta (Mrk.
9:23; Mat. 21:21-22; Yoh. 14:12-25). Yesus sendiri menolak dengan tegas saat
diminta mengadakan mujizat jika tujuannya hanya menampilkan sesuatu yang
spektakuler, tanpa ada hubungan dengan misi penyelamatan manusia (Mat.
16:1-4). Untuk mengetahui apakah suatu mujizat itu palsu atau tidak tergantung
”dengan otoritas siapa dan apa yang menjadi tujuan mujizat tersebut diadakan”.
7. KARUNIA NUBUAT
Bernubuat dalam bahasa Yunani ”propheteia” artinya menyampaikan pesan Allah,
yaitu suatu pernyataan yang disampaikan oleh Roh Kudus melalui seseorang.
Penyampaian nubuatan ini dilakukan oleh setiap orang yang diurapi Roh Kudus
meski tanpa memiliki jawatan nabi. Dikatakan dalam Kis. 19:6 murid-murid di
Efesus bernubuat, dan Kis. 21:9 mencatat 40 anak perempuan Filipus memperoleh
karunia nubuat. Nubuat adalah suatu urapan supra natural dalam bahasa yang
dimengerti. Arti dari nubuatan adalah ”Ucapan-ucapan kebenaran yang diilhami
Roh Kudus sebelumnya atau meramalkan sesuatu yang belum terjadi”Fore Tell”
dan juga berarti”Mengatakan langsung kebenaran yang diilhamkan Roh. Sering
kali khotbah berisi ”Nubuatan” (Profetis) jika tidak sebagai hasil pemikiran
manusia.
Contoh dari Nubuatan: 1 Tim. 4; Kis. 2:16-21; 2 Pet. 1:21. Maksud dari nubuatan
adalah untuk membangun iman (Edification): 1 Kor. 14:3. Juga untuk meramal
apa yang akan terjadi, Kis.11:5; 2:16-21. Nubuatan dapat dilakukan oleh para pria
atau wanita. Kis. 11:5; Kis. 2:16-21. Nubuatan tidak sama dengan Firman Allah
tertulis (the Written Word of God) sebab nubuatan bisa berhenti, tetapi Firman
Allah kekal. 1 Kor. 113:18; 1 Pet. 1:25. Nubuatan harus ditest/dikaji oleh Firman
Allah. 1 Kor. 14:29.
39
8. KARUNIA BAHASA LIDAH/ROH
Karunia ini merupakan ucapan supra natural dalam bahasa yang tak dapat
dimengerti oleh sipembicara. Bahasa ini bukanlah suatu bahasa yang ada di dunia.
Bahasa ini bisa bahasa manusia dan malaikat. (1 Kor. 13:1-3). Karunia bahasa lidah
ini banyak disalah mengerti oleh banyak orang. Kita harus kembali kepada apa
kata Alkitab. Karuniaberbahasa Roh ini bukanlah kemampuan berbahasa atau dari
intelek manusia. Tetapi semata-mata karya Roh melalui organ suatu manusia. Ini
merupakan mujizat berkata-kata dalam bahasa yang tidak dimengerti. (Rom.
8:26,27; 1 Kor. 14:2-5). Inilah caranya Allah berbicara melalui Roh-Nya kepada roh
manusia untuk menguatkan dan memberikan kuasa supra natural. Karunia bahasa
lidah adalah suara kekuatan dari Allah untuk membangunkan roh manusia dan
menguatkan manusia batiniahnya (innerman) 1 Kor. 14:2-4. Kita kadang-kadang
menolak berkat Roh Kudus ini karena tidak mengerti maksud dan kegunaannya.
Allah mau melengkapi dengan karunia bahasa lidah ini untuk menghadapi kuasakuasa iblis yang semakin merejalela di akhir zaman ini. Seperti halnya nubuatan,
bahasa lidah diinginkan Allah untuk dipraktekkan oleh semua orang percaya.
Namum banyak orang percaya tidak dapat mempraktekkannya karena kurang
mengerti, kurang iman dan penyerahan kepada Allah. I Kor. 14:5; Mrk. 16:15-20; Yoh.
15:26. Memang karunia ini perlu dikontrol dengan baik. 1 Kor. 14:32.
Tidak semua orang diberikan kemampuan berbahasa roh melebihi yang ada pada
umumnya orang lakukan jikalau tidak mendapat karunia berbahasa roh. Karunia
berbahasa roh diberikan karena Allah bermaksud menyampaikan sesuatu,
sehingga diperlukan penafsiran. Sedangkan bahasa roh yang berfungsi sebagai
tanda baptisan Roh Kudus tidak dimaknai melalui penafsiran, seperti yang terjadi
dalam Kisah Para Rasul 2,10, dan 19. Tanda tersebut berguna untuk memberikan
kepastian kepada orang yang telah dibaptis Roh, maupun kepada yang
menyaksikan peristiwa tersebut. Karunia bahasa roh jika tanpa disertai penafsiran
tidak memberikan manfaat apapun bagi yang mendengarkan kecuali untuk yang
bersangkutan.
9. KARUNIA MENGARTIKAN/MENAFSIRKAN BAHASA LIDAH/ROH
Karunia bahasa Roh untuk mendatangkan manfaat bagi para pendengar perlu
ditafsirkan, dan bukan memberikan terjemahan agar mendapat makna secara
harafiah. Sedangkan yang dimaksud dengan menafsirkan bahasa Roh adalah
mengartikan dengan cara memberikan gambaran, perumpamaan, dan uraian
sesuai dorongan Roh Kudus. Sebab kata ”ermenea” yang diterjemahkan
menafsirkan secara harafiah berarti ”menerangkan secara cermat” dan bukan
menterjemahkan. Menafsirkan bahasa roh sangat penting agar setiap orang yang
mendengar mendapatkan arti yang terkandung didalamnya. Karunia ini
berhubungan dengan karunia bahasa lidah. Sebab karunia bahasa lidah tidak akan
berguna kalau tidak diinterpretasikan. Prinsip dan operasinya sama dengan
karunia bahasa lidah. Interpreter menunggu peterjemahan dari Allah. Ia tidak
tergantung pada kata atau paragrap dari bahasa lidah karena ia tidak dimengerti
kata-kata tersebut. Roh Kudus memberi penjelasan apa yang ada dalam bahasa
lidah tersebut. Roh Kudus memberi penjelasan apa yang ada dalam bahasa lidah
tersebut. Maksud karunia ini adalah membuat bahasa lidah itu lebih jelas kepada
40
sidang jemaat. 1 Kor. 14:5,27-28. Disini bukan menterjemahkan tetapi interpretasi
bahasa lidah. Interpretasi berhubungan dengan ”pengertian”, sedangkan
terjemahan berkaitan dengan bahasa dan kata-kata yang sama artinya. Hanya satu
interpretasi yang diizinkan. 1 Kor. 14:27. Dalam kebaktian umum hanya 2 atau 3
berita yang diizinkan. 1 Kor. 14:26-30. Hasil dari penafsiran berguna untuk
membangun iman jemaat, dan juga bagi orang yang memiliki karunia bahasa roh
itu sendiri. Menurut Surat Rasul Paulus dalam Efesus 4:12-16 mempraktekkan
berbagai macam karunia Roh Kudus seharusnya memiliki tujuan:
Untuk memperlengkapi orang-orang kudus dengan tujuan membangun tubuh
Kristus.
Demi tercapainya kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah.
Agar memiliki pertumbuhan rohani yang sehat untuk mencapai kedewasaan
penuh, supaya tidak diombang-ambingkan oleh permainan palsu yang
menyesatkan.
Untuk mencapai standar kepenuhan Kristus
Untuk saling membangun dalam kasih
B.
KARUNIA-KARUNIA YANG LAIN
Alkitab masih mencatat ada beberapa lagi karunia yang Allah anugerahkan dalam
pelayanan selain kesembilan Karunia Roh Kudus. Kesembilan karunia Roh Kudus secara
khusus ditulis oleh Rasul Paulus tidak bermaksud meniadakan karunia-karunia yang lain,
atau bukan berarti tidak bersumber dari Roh Kudus. Sembilan karunia Roh Kudus yang
dikaruniakan oleh Allah selaku Kepala Gereja kepada tiap-tiap orang secara khusus sesuai
kepentingan pelayanan kepada Allah (1 Kor. 112:11). Sementara karunia yang lain
diperoleh selain diberikan Roh Kudus, dapat juga melalui proses belajar atau faktor
pengalaman. Tetapi tetap saja disebut karunia, sebab semua kemampuan tersebut sama
sekali tidak ada artinya jika tidak terlebih dahulu dikuduskan dalam Kristus.
Melalui Surat Roma 12:6-8 rasul Paulus mencantumkan ada tujuh karunia yaitu:
i.
Menubuatkan (propheteian = prophecy)
Dalam surat Roma disejajarkan dengan karunia yang dapat dipelajari, sehingga
nubuat yang dimaksud merupakan kegiatan penyampaian Firman Allah melalui
berkhotbah yang dipersiapkan melalui studi serta menggumuli persoalan umat dan
perkembangan gereja.
ii.
Melayani (diakonia = ministry)
Kemampuan khusus yang dimiliki seseorang untuk mengerjakan pelayanan ”meja”,
yaitu pelayanan yang berhubungan dengan kegiatan sosial. Gagasan ini muncul
didasari agar seorang gembala jemaat dapat fokus kepada kegiatan doa dan
mempersiapkan khotbah, seperti penunjukkan pertama kali untuk pelayanan ”meja”
dalam Kisah Para Rasul 6:1-4
iii.
Mengajar (Ho didaskalia = teaching)
Seorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mentransfer kebenaran
kepada orang lain sehingga ada perubahan cara pandang.
41
iv.
Menasehati (ho parakalon = encourage)
Seorang yang memiliki kemampuan menolong orang lain dengan cara membesarkan
hati dalam situasi yang sulit , dan menjadikan orang tersebut memiliki keberanian
untuk melakukan solusi yang telah didapatkan.
v.
Memberi (ho metadidous = contributing)
Seorang yang memiliki ketulusan hati dan kesetiaan mensuplai orang yang
kekurangan, dan membantu misi pekabaran Injil tanpa pamrih.
vi.
Memimpin (ho proistamenos = governing)
Seorang dengan kemampuan untuk mengelola potensi dan memobilisasi semua
komponen secara konsisten dalam merealisasikan visi dan misi Allah.
vii.
Murah hati (ho eleon = showing mercy)
Seorang yang berperan aktif dengan sukacita dalam berbelas kasihan terhadap
sesama yang mengalami kesulitan dan penderitaan.
Dari tujuh jenis karunia dalam Rom. 12:6-8 di atas, masih ada beberapa karunia yang
secara fungsional tidak dapat diabaikan begitu saja keberadaannya. Yang tidak kalah
penting jika dibandingkan dengan karunia yang di atas, berfungsi untuk membangun
tubuh Kristus, karunia yang dimaksud adalah:
1. Pendoa Syafaat
Seorang yang secara konsisten memberikan banyak waktu di atas rata-rata orang
percaya pada umumnya untuk menggumuli dalam doa setiap beban doa orang lain
sampai menerima kepastian jawaban.
2. Memberikan tumpangan
Seorang yang memiliki kemampuan untuk menyediakan rumah tinggalnya secara
terbuka, dalam rangka memberikan sambutan yang hangat kepada orang yang
melaksanakan tugas pelayanan tanpa harus terganggu kebiasaan tamunya.
3. Administrasi
Seorang yang memiliki pengertian terhadap visi dan misi, serta dapat
menterjemahkannya dan merencanakan langkah-langkah secara efektif untuk
mencapai tujuan.
4. Menolong
Seorang memiliki keberanian menginvestasikan kemampuan dalam pelayanan,
sehingga orang lain ditolong untuk mengembangkan karunianya.
5. Misionaris
Seorang yang memiliki kemampuan dan daya tahan dalam melaksanakan tugas
pelayanan misi lintas budaya.
KARUNIA JAWATAN
Karunia yang dimaksud disini adalah karunia pelayanan yang berhubungan
dengan institusi Gereja dimana untuk mengemban jawatan diperlukan pentahbisan oleh
otoritas kelembagaan gereja. Jawatan diperoleh hanya melalui otoritas Roh Kudus. Ada
lima jawatan sesuai dengan Efesus 4:11, yaitu rasul, nabi, penginjil, gembala dan
pengajar/guru.
1. Rasul
Seorang yang memiliki kemampuan mengangkat dan melatih kepemimpinan
umum diantara anggota jemaat dalam rangka tugas pelayanan yang lebih luas
dengan otoritas yang luar biasa secara rohani.
42
2. Nabi
Seorang
yang
memiliki
kepekaan
menangkap
pesan
Allah
dan
mengkomunikasikan dalam rangka kepentingan pertumbuhan gereja, dan
memiliki beban yang tinggi untuk tetap menjaga gereja memiliki moralitas yang
sesuai standart kekudusan Allah.
3. Penginjil
Seorang dengan kemampuan untuk memberitakan Injil secara efektif, sehingga
melaluinya orang akan dengan sukarela bersedia menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat pribadi.
4. Gembala
Seorang yang sanggup menerima tanggung jawab untuk mengasuh, membimbing
dan merawat sekelompok orang percaya ke dalam pertumbuhan iman yang sehat
secara berkesinambungan. Dan mampu memobilisasi seluruh komponen dalam
jemaat untuk terciptanya harmonisasi pelayanan.
5. Guru
Seorang yang memiliki pengetahuan Alkitab dan keterampilan dalam mengajar
firman Tuhan, sehingga membuat orang lain mengerti dan memiliki perubahan tata
nilai.
PENTINGNYA KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
- Karunia Rohani dalam orang percaya dibutuhkan untuk mencapai rencana dan
kehendak Allah dalam dunia. (1Kor. 12:12-26). Tanpa karunia Roh Kudus rencana
dan kehendak Allah di dunia tidak tercapai dengan sempurna. Bagaikan tubuh
manusia tanpa anggota-anggota tubuh.
- Menyanggupkan orang-orang percaya untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan (Rom.
4:11-16).
- Menyatakan kemuliaan Allah (“tanda-tanda akan mengikuti”. Mrk. 16:15-20).
- Konfirmasi Firman Allah (Ibr. 2:2-4).
CARA MENDAPATKAN KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
- Melalui doa permintaan kepada Tuhan, contoh Salomo. (1 Raja. 3:5-15).
- Melalui doa dan puasa, contoh Yesus. (Mat. 3:16-17)
- Diajarkan dan dilatih oleh hamba Tuhan senior. Contoh Elisa. II Raja. 2.
- Menanti. Contoh Rasul-rasul. Luk. 24:49
- Akibat mendengar Firman Allah. Kis. 10:44-48
- Melalui penumpangan tangan. Kis. 9:17.
MENGAPA TIDAK SEMUA ORANG PERCAYA TIDAK MEMPUNYAI KARUNIA?
- Karena tidak tahu dan menyia-nyiakan karunia tersebut.
- Karena tidak percaya.
- Karena mereka malu menggunakannya
- Karena mereka tidak mau mencarinya
- Karena mereka tidak menyadari kepentingannya
- Karena mereka tidak mau menyerah sungguh-sungguh kepada Allah.
- Karena mereka telah mendukakan Roh Kudus.
- Karena mereka berpikir mereka telah memilikinya.
43
BAB VII
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG PELAYANAN PENGINJILAN
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Pelayanan Penginjilan yang
kontekstual
Siswa SOM mampu melakukan penginjilan yang benar dan efektif baik secara
pribadi maupun universal untuk menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Pelayanan Penginjilan disampaikan dengan
metode ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk pergi dan melakukan
penginjilan di dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
A. MENGABARKAN INJIL
Mengabarkan Injil adalah upaya orang Kristen memberitakan kabar kesukaan
(Injil), baik Yesus Kristus kepada seseorang, atau semua orang supaya ia berpaling dari
dosa-dosanya dan percaya kepada Allah melalui anak-Nya Yesus Kristus dengan kuasa
Roh Kudus. Dengan demikian ia dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya, lalu taat melayani Dia sebagai Rajanya dalam persekutuan gereja. Dari
uraian ini dapat disimpulkan, bahwa mengabarkan Injil adalah usaha orang percaya
menyampaikan Injil Kasih karunia Allah kepada semua orang yang belum percaya
kepada Yesus Kristus sehingga mereka diselamatkan. Jadi tujuan dalam pemberitaan
tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah mengupayakan pendengarnya
supaya bertobat dan menyerahkan diri kepada Kristus, dan melayani-Nya setia dan taat
dalam persekutuan orang percaya. Jadi yang penting disini bukan caranya atau
metodenya melainkan inti beritanya yang jelas.
Unsur-unsur terpenting dalam pemberitaan penginjilan adalah:
1. Inti berita adalah Yesus Juruselamat
2. Berita tentang iman dan pertobatan
3. Berita penyerahan diri kepada Yesus sebagai Tuhan
4. Materi berita dan cara penyajiannya cocok dengan keadaan, kondisi, situasi, tingkat
pengertian/pendidikan, budaya/kultur dan latar belakang pendengar.
Mengabarkan Injil atau penginjilan dilakukan di mana saja, tidak dibatasi tempat,
waktu, misalnya dalam pertemuan, kebaktian khusus, kebaktian rumah tangga, keluarga,
pekerjaan, pergaulan, sekolah, di rumah sakit, kebaktian umum, KKR, multimedia,
televisi, radio, majalah rohani, traktat-traktat rohani, dan sebagainya. Mengabarkan Injil
secara pribadi (MIP) adalah pemberitaan Injil dalam hidup sehari-hari, dimana seorang
44
yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada orang lain, dan
mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima Kristus itu dibimbing
menjadi saksi Kristus pula. Artinya orang percaya harus menjadi penjala jiwa, pemenang
jiwa seperti Tuhan Yesus sampaikan kepada Petrus dan Andreas bahwa ia bukan lagi
penjala ikan melainkan penjala jiwa-jiwa bagi Tuhan (Mat. 4:19-20).
Siapakah yang bertanggung jawab mengabarkan Injil? Pendeta? Majelis?
Misionaris? Umumnya orang Kristen menganggap kewajiban mengabarkan Injil (MI)
adalah tanggung jawab pemimpin gereja. Alkitab tidak membenarkan tanggapan ini.
Alkitab dengan tegas menandaskan bahwa memberitakan Injil Keselamatan ini adalah
tugas semua orang percaya yang adalah “garam dan terang dunia” (Mat. 5:13-16), kamu
adalah saksi-Ku (Kis. 1:8), kami ini adalah utusan-utusan Kristus (2 Kor. 5:20), teladan
orang Kristen pada gereja mula-mula (Kis. 8:1,4) dan ini adalah perintah Tuhan Yesus
sendiri dalam amanat agung-Nya sebelum Dia terangkat ke Sorga (Mat. 28:19-20). Jadi
dengan jelas kewajiban memberitakan Injil adalah tanggung jawab setiap orang yang telah
menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Setiap orang percaya wajib
mengabarkan Injil sesuai dengan kemampuan dan karunia-karunia yang dianugerahkan
Roh Kudus kepadanya. Dan Rasul Paulus berkata bahwa celakalah aku kalau tidak
memberitakan Injil karena itu menjadi keharusan bagiku. (1 Kor. 9:16).
Harus diakui kita sering malas atau segan melaksanakan kewajiban ini.
Penyebabnya antara lain:
1. Sikap acuh tak acuh terhadap keadaan buruk sesama manusia (Mat. 25:31-46; Mrk.
9:43-48; Why. 20:11-15). Ingatlah kasih saying Kristus akan manusia yang
hilang (Luk. 19:41-44; Mat. 23:37-39) dan teladan Yeremia dan Paulus (Yer. 9:1;
Rom. 9:1-3).
2. Takut kepada sesama manusia. Takut kepada orang mendatangkan jerat (Ams.
29:25). Ketakutan kepada manusia bermacam-macam bentuknya, antara lain:
a. Takut ditertawakan, dibenci, dianiaya, dianggap aneh, dll. (Yoh. 15:18-21;
Mat. 4:9. Ingat: Rom. 1:16; Ibr. 13:5,6; Fil. 4:19)
b. Takut kehilangan kedudukan dalam masyarakat. (Yoh. 12:42,43). Ingat: Mrk.
8:38.
c. Malu karena belum mengerti atau menguasai asas-asas kepercayaan Kristen.
(1 Pet. 3:15, bnd. Ibr. 5:12). Ingat: 2 Tim. 2:15.
d. Malu karena kehidupan kita sebagai Kristen belum begitu baik. (Mat.
23:27,28). Ingat: 1 Pet. 1:15,16; 2:5; 2 Tim. 1:9
Banyak orang yang mulai mengabarkan Injil dengan penuh bergairah dan
semangat, tapi lambat laun kemudian semangat mereka mengendur, dan
akhirnya putus asa lalu meninggalkan tugas mengabarkan Injil.
Alasan-alasan kita harus memberitakan Injil dengan tekun atau memenangkan jiwa,
meskipun semangat kita melemah:
1. Karena kita mempercayai Tuhan Yesus, kita wajib mematuhi perintah-Nya (Kis. 1:8).
Sebagai Amanat AgungNya (Mat. 28:18-20).
2. Mengabarkan Injil adalah bagian dari tanggung jawab melayani Kristus ( 1Kor.
9:16;Yeh. 3:17-19, bnd. Kesaksian Paulus, Kis. 20:26-27)
45
3.
Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri berarti juga menyampaikan Injil
kepada mereka (Gal. 5:13; Luk. 10:25-37)
4. Mengabarkan Injil berarti memuliakan nama Tuhan (Rom. 1:5;3 Yoh 7).
5. Mengabarkan Injil mendapatkan harta kekal di Sorga (Mat. 6:33)
6. Dia memberi contoh dan teladan kita (Yoh. 4:32-34)
7. Dia telah memenuhi kita dengan Roh Kudus untuk misi ini (Kis. 1:8)
8. Rahasia memenangkan jiwa adalah pertumbuhan gereja mula-mula yang
mengherankan (Kis. 2:41-47).
9. Kita adalah orang yang berhutang (Rom. 1:14)
10. Kesempatan akan segera berakhir (Yoh. 4:35)
11. Kita akan dihitung untuk segala pelayanan kita dihadapan-Nya (Yoh. 4:35-36)
B.
KEPRIBADIAN PENGINJIL
Kebenaran Injil dan kepribadian penginjil merupakan dua unsur yang tak boleh
dipisahkan. Allah mencari manusia bukan hanya melalui Firman-Nya yang
diberitakan, tapi juga melalui utusan-utusan-Nya yang memberitakan Firman-Nya itu
(2 Kor. 5:19-20). Karena itu perlu sekali mempertimbangkan syarat-syarat kepribadian
yang harus dimiliki atau dipenuhi seorang penginjil, bila diikutsertakan sebagai
utusan Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya.
Apa yang menjadi syarat-syarat kepribadian seorang penginjil ?
1. Kita harus mengenal Yesus Kristus
Kita tidak mungkin dapat membawa orang lain kepada Kristus bila kita
sendiri belum datang kepada Kristus dan mengenal Dia. Dengan tepat syarat
pengenalan itu dilaporkan dalam Yohanes 1:40-45. Yesus bertemu dengan Filipus
(ay.43), dan Filipus pun mengenal Yesus. Kemudian Filipus bertemu dengan
Natanael (ay. 45), dan ia membawa serta memperkenalkan Natanael kepada Yesus.
Kalau kita sendiri belum mengenal Yesus, bagaimanan mungkin kita dapat
memperkenalkan Dia kepada orang lain? Kalau kita belum mengenal Kristus, kita
tak dapat bersaksi tentang Dia. Dan untuk dapat mengenal Kristus secara pribadi,
kita harus bertobat dan dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Bertobat artinya berbalik
dari dosa dan berhala dan datang kepada Allah dengan iman melalui Yesus
Kristus sebagai Tuhan Juruselamat. Kelahiran baru adalah perubahan batin yang
mendalam oleh karya Roh Kudus, dan dalam Alkitab disebut “ciptaan baru” (2
Kor. 5:17). Kelahiran baru (Yoh. 3:3,5) mendampakkan kodrat baru atau tabiat baru
(2 Pet. 1:4), dan hidup baru (Ef. 2:1,5).
2. Kita harus yakin akan kesahihan keselamatan pribadi kita sendiri
Seorang penginjil bukan hanya pertobatan dan kelahiran baru saja tetapi yang
penting juga bahwa penginjil itu sendiri yakin akan pertobatannya dan
keselamatannya. Dan Tuhan menghendaki agar kita yakin akan kesahihan
keselamatan kita jangan ragu-ragu dan bimbang (1 Yoh. 5:13). Keyakinan
keselamatan yang dimaksud adalah dia yakin bahwa keselamatan hanya ada
didalam Yesus tidak ada yang lain (Yoh. 14:6; Kis. 4:12; Rom. 10:9-10), dan
merupakan hak warisan yang dapat dinikmati oleh setiap orang Kristen.
Bagaimana supaya keyakinan kita kukuh dan mantap dalam keselamatan ini? Kita
harus mengingat bahwa:
46
Firman Allah tidak akan berubah (Yoh. 6:47; 10:27,28; 2 Tim. 4:18; 1 Yoh. 2:25;
5:10-13).
Pekerjaan Kristus di Golgota adalah sempurna, tuntas, dan utuh. Dia berkata,
“sudah selesai” (Yoh. 19:30; Ibr.9:28). Keyakinan kita bukan berdasarkan
usaha, latar belakang, ataupun perasaan kita, melainkan karena Yesus Kristus
dan salib-Nya.
Kesaksian Roh Kudus ada dalam hati kita. Roh Kudus bersaksi di hati kita
bahwa kita adalah anak Allah (Rom. 8:26; 1Pet. 2:7). Roh Kudus membuka
mata hati kita, sehingga kita dapat melihat Kristus sebagaimana Ia adanya dan
menggemari kemuliaan-Nya. (1 Pet. 2:4,6).
Kita mengalami pembaharuan dalam hati dan pikiran kita (Rom. 12:2; Ef. 4:23)
yaitu: hidup penuh dengan ketaatan dan kekudusan (Yoh. 2:3,29; 5:18), kasih
terhadap sesama saudara dalam Kristus (1 Yoh. 3:14-18) dan pekerjaan Roh
Kudus dalam hati kita (1 Yoh. 3:24; 4:13).
Apa yang menyebabkan ada orang Kristen menolak doktrin ini? Karena dia
sombong dan berkata tidak mungkin.
3. Kita harus bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa
Selain seorang penginjil harus mengenal Yesus Kristus, ia harus bertumbuh dalam
anugerah dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, “Yesus Kristus”
(2 Pet. 3:18). Itulah kehendak Tuhan dan tujuan keselamatan kita, yakni supaya kita
maju terus menuju kedewasaan rohani. Dan janganlah kita tinggal tetap menjadi
anak-anak rohani/iman kanak-kanak seumur hidup (bnd. Ibr. 5:11-14 dengan Ef.
4:11-16). Artinya kita harus menjadi orang Kristen yang dewasa, menjadi segambar
dan serupa dengan Allah (Rom. 8:29), menjadi garam dan terang dunia, teladan,
panutan, karena kita adalah suratan Kristus yang terbuka yang dibaca oleh setiap
orang. (1 Tim. 4:12; 2 Kor. 3:2-3), menjadikan Firman Allah pegangan hidup (Yoh.
15:7), hidup dalam hubungan yang intim dengan Tuhan.
-
C. METODE MENGABARKAN INJIL
Metode atau cara-cara kita mengabarkan Injil baik secara pribadi maupun umum,
harus melakukan berbagai-bagai pendekatan-pendekatan atau strategi-strategi dalam
mengabarkan Injil tersebut. Kita harus melihat secara kontekstual, baik dari latar
belakang, budaya, ras, golongan, pendidikan, dan lain sebagainya. Sehingga tepat
sasaran. Misalnya dalam kontek di umum, di sekolah, di rumah sakit, tempat kerja
(pekerjaan), di rumah tangga, dalam pergaulan, dan lain-lain harus disesuaikan cara
memberitakannya sesuai dengan situasinya. Artinya harus dibedakan cara
pemberitaannya.
Tuhan Yesus berkata dalam Kis. 1:8, kita memberitakan Injil itu pertama-tama bagi
kita sendiri, di keluarga, di pekerjaan, lingkungan, masyarakat, bangsa dan Negara
bahkan sampai ke ujung bumi. Ada beberapa pendekatan/strategi-strategi dalam
mengabarkan Injil yang harus kita lakukan:
1. Memiliki keinginan dan motivasi yang besar bagi jiwa-jiwa
2. Berdoa terus untuk jiwa-jiwa
3. Miliki iman yang positif bahwa Allah akan memberikan kita keberhasilan
4. Melihat kebutuhan orang-orang sesuai dengan kontekstualnya
5. Belajar peka terhadap suara Roh Kudus
47
6. Ambil setiap kesempatan yang diberikan Allah
7. Pergilah dimana orang-orang berada.
Penginjilan yang efektif bukan hanya di gereja, KKR, melalui multimedia, dll, tetapi
yang tidak kalah penting juga diingat penginjilan bagi diri sendiri, artinya
hidupnya menjadi teladan, terang, saksi Kristus, dan ini penginjilan yang otomatis
yang kita lakukan sekalipun kadang-kadang kita tidak menceritakan Injil bagi
mereka. Jadi kita dilihat dari karakter kita apakah kita mencerminkan karakter
Kristus atau tidak. Mereka bisa bertobat karena perbuatan kita yang baik itu. Jadi
bukan berarti kita tidak berbicara, mengabarkan Injil bagi mereka. Mengabarkan
Injil juga kita bisa membagikan pengalaman-pengalaman kita bersama Tuhan
kepada orang lain. Dan berbuat kasih atau peduli kepada sesama, maka mereka
akan melihat perbuatan baik yang kita perbuat bagi mereka, khususnya bagi
mereka yang belum mengenal Kristus.
Bagaimana menjadi penjala manusia yang efektif?
Cara menjala dalam Alkitab yaitu dengan menggunakan jala; banyak manfaat yang
dapat kita pelajari jika kita membandingkan antara memenangkan jiwa dengan
menggunakan jala atau menggunakan pancing umpan.
1. Pergi ke tempat ikan yang dapat ditangkap
2. Gunakan jenis umpan yang benar
3. Jangan menakut-nakuti ikan
4. Bersabar jangan tergesa-gesa
5. Berlatih untuk memiliki perhatian yang khusus dalam usaha untuk
mendaratkan ikan (dengan tantangan atau Altar Call)
6. Jangan biarkan ikan dapat lolos lagi
7. Peliharalah ikan yang ada.
D. PETUNJUK PRAKTIS MENGABARKAN INJIL
Hal-hal yang sebaiknya dihindari dalam mengabarkan Injil secara pribadi:
1. Hindari kesan dagang dan paksaan
Hindari kata-kata atau ucapan-ucapan yang menimbulkan kesan, bahwa kita
hendak memperdagangkan Injil atau hendak memaksakan Injil itu kepada teman
bicara kita. Sebagai pengabar Injil, kita harus bersikap wajar, sopan, rendah hati,
dan jangan bersikap sok mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu daripada
mereka.
2. Hindari kepura-puraan
Bila memberikan kesaksian pribadi, bersaksilah dengan sejujurnya dan terus
terang. Dan jika ada pertanyaan yang diajukan tidak bisa dijawab, jujurlah
mengakuinya, dan berkata maaf, saya belum tahu jawabannya. Saya akan berusaha
mencari jawabannya dari orang lain, bila dapat saya akan beritahukan kepada
Anda. Jangan lupa mencari jawab yang memuaskan, baik melalui buku atau dari
seorang ahli, lalu meneruskan jawaban itu kepadanya.
3. Hindari perdebatan
Kita adalah jurubicara, bukan jurudebat. Hindari saling saling ngotot, bahkan
mencari alasan-alasan, karena perdebatan akan menjurus kepada kegagalan.
4. Hindari bicara terlalu banyak
48
5.
6.
7.
8.
Meskipun tujuan kita adalah menerangkan Injil sejelas-jelasnya, kita tidak boleh
memborong semua kesempatan bicara, kita harus beri waktu kepada teman bicara
kita, supaya disamping dia merasa dihormati, dia juga mendapat kesempatan
mengeluarkan isi hatinya. Dengan demikian kita dapat tahu membimbing
selanjutnya.
Hindari menggunakan terlalu banyak ayat Alkitab
Lugaslah menggunakan Alkitab. Menjejali atau membanjiri seorang dengan ayatayat Alkitab, bisa mengakibatkan orang itu muak. Kita harus sadar bahwa ayatayat Alkitab masih asing bagi dia. Memahami atau menafsirkannya masih sangat
sukar baginya. Karena itu cukuplah mengemukakan hanya ayat-ayat terkait
dengan penjelasan sederhana.
Hindari banyak orang
Mengabarkan Injil secara pribadi sifatnya memang sangat pribadi. Penuh
kesungguhan namum santai, bebas, dan bersahabat. Suasana demikian dapat
terganggu apabila pertemuan lebih dua orang. Namum karena sifatnya pribadi,
baiklah kita bijaksana supaya MIP ini berlangsung antara orang sejenis, bila
mungkin sebaya. Tapi ini bukanlah syarat mutlak melainkan kebijaksanaan.
Hindari pemakaian ”istilah-istilah rohani”
Istilah-istilah teologis atau dogmatis, perlu diperhatikan, lihat pendidikan
seseorang, jangan sampai istilah-istilah tersebut membingungkan teman bicara kita.
Karena itu bijaksanalah menggunakan bahasa sehari-hari.
Hindari memberikan kepastian yang palsu
Dasar kepastian yang benar adalah Firman Allah, perubahan hidup, dan kesaksian
Roh dalam hati orang-orang yang bertobat. Yang dapat kita lakukan ialah
membantu mereka dengan menunjuk
ayat-ayat
dari Firman Allah dan
menanyakan, “Apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang hal keselamatan?”
bagaimana pengertian Anda mengenai hal ini?”. Kepastian akan keselamatan harus
timbul langsung dari Firman Allah yang diterapkan dalam hati seseorang oleh Roh
Kudus, bukan berdasarkan kata-kata kita.
9. Hindari keputusasaan
Jangan putus asa jika orang yang kita injili hari ini, belum menerima Injil
keselamatan yang kita sampaikan. Kita wajib tetap setia, dan hasilnya kita serahkan
kepada Allah. Urusan kita sudah kita sampaikan, beritakan, dan selanjutnya biar
Allah yang bekerja bagi orang tersebut. Karena Paulus menanam, Apolos
menyiram, Allah yang memberi pertumbuhan. (1 Kor. 3:6-7). Tetap semangat untuk
memberitakan Injil, sekalipun kita ditolak, tidak diterima, karena Firman-Nya tidak
akan kembali dengan sia-sia. (Yes. 55:11).
10. Sumber kuasa – jangan dilupakan
Senjata rohani, yaitu “pedang Roh” dan “segala doa” (Ef. 6:17,18), tidak boleh
dilupakan. Hanya Roh Kuduslah yang dapat menghidupkan kembali orang yang
mati secara rohani. (Kis. 1:8). Tanpa Roh segala sesuatu yang kita kerjakan tidak
akan berhasil.
Metode praktis kita untuk menginjil dan membritakan Injil sama seperti Model
Penginjilan yang dilakukan Andreas, Yoh. 1:40-51, ketika Andreas mendengar
49
perkataan Yohanes lalu Andreas ikut Yesus, dan membawa saudaranya Simon
Petrus percaya kepada Yesus, dan demikian juga Filipus membawa Natanael
mengenal Yesus artinya langsung memberitakan tentang Yesus bagi orang lain,
demikian juga yang dilakukan peremuan Samaria itu ketika bertemu dengan Yesus
di Sumur Yakub itu, (Yoh. 4:13-19), setelah ia mengetahui bahwa Yesus adalah
Mesias maka ia pergi dan menceritakan kepada orang Samaria bahwa ia telah
bertemu dengan Yesus dan mengatakan segala sesuatu yang kuperbuat (Yoh. 4:3942). Jadi untuk membawa jiwa baru kepada Tuhan Yesus perlu kita ketahui 5
motivasi yang mendorong kita:
1. Cerita bahwa semua orang telah terhilang dalam dosa (kehilangan kemuliaan
Allah (Rom. 3:23)
2. Upah dosa adalah maut, kematian (Rom. 5:23 a)
3. Tetapi Allah mengasihi semua manusia. (Rom. 5:8; Yoh. 3:16).
4. Barangsiapa yang percaya dan menerima Tuhan Yesus akan menjadi anak Allah
(selamat) (Yoh. 1:12; Rom. 10:9-10; Yoh. 14:6; Kis. 4:12)
5. Berdoa dan membuka hati, untuk menerima Tuhan Yesus masuk dan memberi
hidup yang kekal (Why. 3:20). Tuntun dia berdoa dan menerima Kristus,
didalam hati, dengan pengakuan.
50
BAB VIII
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG PRAISE AND WORSHIP
(PUJIAN DAN PENYEMBAHAN)
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang pujian dan penyembahan
Siswa SOM mampu melakukan Pujian dan Penyembahan yang benar dan efektif
baik secara pribadi maupun ibadah-ibadah umum untuk menjangkau jiwa bagi
Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Pujian dan Penyembahan disampaikan dengan
metode , praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menghidupi pujian dan
penyembahan di dalam kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Pujian adalah pernyataan pengaguman dan ucapan syukur. Atau
sesuatu yang kita tujukan langsung kepada Tuhan, atau sesuatu yang
kita ungkapkan/ekspresikan kepada orang lain mengenai Tuhan. Pujian
dalam kamus menerangkan konsep sederhana: membanggakan,
memberi tepuk tangan, menunjukkan rasa kagum atau senang terhadap, mengelukelukan dengan kata-kata atau nyanyian, membesarkan, memuliakan”. Dinyatakan kepada
orang yang kita kagumi, contoh: waktu kita mengatakan kepada seseorang betapa
hebatnya dia itu bagi kita, kita memuji anak-anak kita ketika mereka menyenangkan kita,
kita memuji karyawan untuk tugas yang dikerjakan dengan baik, kita memuji anjing kita
bila ia berlagak lucu. Demikian pula dengan pujian kepada Tuhan. Pujian ini dinyatakan
karena sifat, kuasa TUhan, dan tahta-Nya yang kudus dan mulia. (Maz. 63:3,4).
Dalam Efesus 5:18,19 berkata: ”Tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh dan
berkata-kata seorang kepada yang lain dalam Mazmur, Kidung Puji-pujian, dan Nyanyian
Rohani, Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati”. Nyanyian Rohani
adalah nyanyian orang percaya dalam urapan Roh Kudus. Kidung pujian adalah
nyanyian yang ditujukan kepada Allah untuk memuliakan, menyatakan kasih dan hormat
kita kepada Allah. Disebut juga nyanyian yang memberkati (EULOGEO-mengatakan
yang baik) Allah, nyanyian dari Tuhan (Song of the Lord) adalah kata-kata nubuatan,
dorongan, atau penghiburan dalam lagu yang ditujukan kepada anak-anak Tuhan,
nyanyian baru ini ditimbulkan oleh baptisan dan dan kepenuhan Roh Kudus.
Pujian bersifat gembira. Di dalam pujian kita bersorak-sorai dan bersukacita
memuliakan Tuhan, memuji kebaikanNya, bersyukur kepada-Nya. Di dalam pujian pula
ada suatu unsur pewartaan kebaikan Tuhan. Di dalam pujian kita tidak takut-takut untuk
mewartakan kehadiran dan kebaikan Tuhan (bdk. Mazmur-Mazmur pujian dalam Kitab
51
Suci). Orang lain yang hadir pada masa itu pasti akan mendengar dan menyaksikan
pujian kita. Di dalam pujian kita memuliakan Tuhan bukan hanya dalam hati, dengan
perasaan kita, tetapi juga dengan seluruh tubuh jasmani kita. Kita memuji Tuhan dengan
melibatkan seluruh perasaan, kehendak, pikiran, dan tubuh kita. Semuanya ini tampak
dari luar. Jadi, masa memuji Tuhan juga merupakan masa ketika kita mewartakan Tuhan.
Pujian yang benar umumnya memiliki unsur-unsur berikut: sukacita (senyum),
semangat, dan antusiasme (enthusiasm). Di dalam pujian kita mewartakan Tuhan yang
hadir dengan kehadiran kita sendiri yang penuh sukacita, cintakasih, dan kegembiraan
yang tampak dari luar. Kegembiraan yang tampak itu keluar dari hati yang sungguhsungguh dipenuhi oleh Roh Sukacita dari Allah sendiri. Roh Allah itu sifatnya tenang
sekaligus dinamis. Ia tidak dapat dibatasi oleh apa pun juga. Terkadang ada pandangan
bahwa orang yang hidup doanya mendalam tentu tidak akan memuji Tuhan dengan
luapan emosi, misalnya: bertepuk tangan dan menari. Pandangan ini salah sekali sebab
bukankah Tuhan bersabda: "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan
jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu." Bagaimana kita
dapat memuji Tuhan dan mengasihiNya dengan segenap kemampuan atau kekuatan kita
apabila kita tidak mau menari untuk Tuhan, jika memang itu saatnya menari? Kitab
Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada masanya. Jadi, apabila memang
saatnya untuk bersukacita memuji Tuhan, bersukacita dan bergembiralah bersama-sama
untuk memujiNya. Daud tidak segan-segan menari di hadapan Tabut Tuhan. Santa Teresa
Avila juga sangat menyukai tari-tarian. Penulis sendiri tidak pernah mendengar ada orang
kudus yang murung dan tidak menyukai seni. Sesungguhnya para kudus merupakan
orang-orang yang sangat mencintai keindahan pula, sebab bukankah Tuhan adalah
Keindahan itu sendiri?
Pujian yang keluar dari lubuk hati yang terdalam mengandung antusiasme dan
semangat untuk mencintai Tuhan yang tidak mungkin dapat ditutup-tutupi. Antusiasme
di sini tidak berarti bersikap sembrono dan liar. Memuji Tuhan tidak seperti menghadiri
suatu konser musik rock. Memuji Tuhan adalah terbuka sepenuhnya kepada Roh Kudus,
bersukacita dalam Roh, tidak mengikatkan diri kepada aturan-aturan yang kaku. Akan
tetapi, Roh Kudus adalah Roh yang tertib dan teratur. Dia adalah Roh yang dinamis,
tetapi tidak berlebih-lebihan.
Di dalam pujian orang benar ada kesaksian akan kebaikan Tuhan yang sekaligus
bersifat menyembuhkan. Pujian orang benar mengajak orang untuk ikut serta memuji
Tuhan dengan sukacita. Di dalam pujian kita hadir di hadapan Tuhan menyerahkan hati
yang letih lesu dan berbeban berat sehingga ratapan kita diubah menjadi tari-tarian dan
kidung duka kita diubah menjadi nyanyian kesukaan (bdk. Mzm 30:12).
A. MENGAPA KITA MEMUJI TUHAN
Kita memuji Tuhan karena:
1. Perintah Tuhan (Maz. 47:6,7; 150:1). Mengapa Tuhan memerintahkan kita harus
memuji Dia? Karena ada dua hal yang tidak bisa dilakukan-Nya. Yaitu yang
pertama, Dia tidak bisa memuji diri-Nya sendiri, dan tidak bisa menyembah-Nya
sendiri. Karena Dia layak menerima puji-pujian. (Maz. 48:2; Why. 4:11). Karena
Allah itu kekal, maka kita akan memuji Dia untuk selama-lamanya. Dan karena
kita diciptakan untuk memuji Dia selamanya.
52
2. Tuhan bertahta di atas puji-pujian kita (Maz. 22:4). Dia mencintai pujian kita, Dia
begitu senang puji-pujian, sehingga Dia melingkupi diri-Nya dengan puji-pujian
kita, dia hadir dalam puji-pujian yang kita naikkan kepada-nYa, karena lewat pujipujian Dia ditinggikan, diangungkan, dan dimuliakan.
3. Ada kuasa dalam pujian (Yos. 6; Kis. 16:25-26). Lewat puji-pujian kita bisa
melakukan peperangan rohani melawan tipu muslihat iblis, karena ini adalah
senjata rohani mendatangkan mujizat, menghadirkan kuasa Tuhan seperti yang
dialami Yosua, Paulus dan Silas ketika di penjara Filipi, kemenangan, kelepasan,
kuasa dan berkat.
4. Kebaikan dan Kasih-Nya yang tiada taranya buat kita
(Mzm.29:2; 103:1-5; 117:1-2)
Kebaikan-Nya sungguh hebat, Dia rela mati untuk kita, kasih-Nya tiada duanya,
pertolongan-Nya sungguh luar biasa buat kita, ketika kita sakit Dia sembuhkan,
ketika kita hidup dalam dosa kita diampuni, diselamatkan, dll. Maka kita patut
memuji Dia karena kebaikan-Nya yang sungguh mulia, karena apa yang telah Dia
lakukan kepada kita sungguh tidak tertandingi dengan apapun.
Siapakah yang akan memuji Tuhan?
Yaitu mereka yang mencari Tuhan
(Maz.22:26), semua yang bernafas memuji Tuhan (Maz. 150:6). Kapan kita memuji Tuhan?
Kita memuji Tuhan sepanjang waktu, setiap waktu, setiap saat, tidak dibatasi ruang,
tempat dan waktu (Mzm. 34:1) dalam segala keadaan baik susah senang tetap memuji
Tuhan. Dimana kita memuji Tuhan? Di antara umat Allah (Ibr. 2:12), di antara bangsabangsa (Mzm. 57:9), di atas tempat tidur kita (Mzm. 63:4-6). Bangun pagi untuk memuji
Tuhan (Mzm. 57:59). Dimana pun kita memuji Tuhan juga tidak dibatasi tempat dan
waktu, asalkan dinaikkan dengan motivasi yang benar dihadapan Tuhan. Bagaimana kita
memuji Tuhan? Kita memuji Tuhan tidak menurut cara kita, melainkan menurut cara
Tuhan sendiri. Dengan cara Tuhan dipaparkan secara terperinci di dalam Alkitab untuk
kita, yaitu dengan cara: Mengangkat tangan (Mzm. 28:2;63:5;134:2; 141:2; 1 Tim.2:8),
Bertepuk tangan (Mzm. 47:2; 98:8; Yes. 55:12), Memainkan alat musik (Mzm. 150:3-5), Berdiri
(2 Taw. 5:12; 7:6; 29:26; Mzm. 135:2; Why. 4:9-11), Berlutut, duduk, bersujud, bahkan tiarapi
(Mzm. 95:6; Why. 19:4), menari dan tari-tarian (Mzm.150:3) dan dengan Bersorak atau
berteriak (Mzm. 47:2; 66:1; 81:2; 95:1-2; 98:4-6; 100:1).
B. PENYEMBAHAN
Penyembahan berasal dari bahasa Gerika yaitu ”proskuneo” yang berarti: mencium
tangan, melakukan penghormatan atau penyembahan dengan mencium tangan,
membungkukkan badan dalam pemujaan. Kata Proskuneo, diperkirakan seperti anjing
yang sedang menjilat tangan tuannya. Mengapa dikatakan seperti anjing? Karena sifatsifatnya begitu mengenal tuannya, mencium tangan tuannya, menunggunya, ketika
tuanya duduk, mungkin sedang membaca, anjingya sedang berbaring dan menunggu
disana, memukul-mukul ekornya kepada tuannya, artinya anjing itu merindukan
keakrapan dari kontak fisik dengan tuannya. Artinya ingin terus menerus dekat tuannya.
Demikian juga kita janganlah puas hanya dekat Tuhan, marilah kita datang dekat dengan
hati-Nya di dalam penyembahan dan bersandar di dada-Nya.
Penyembahan lebih bersifat batiniah dibandingkan dengan pujian. Penyembahan
berarti memasuki suatu kemesraan dengan Tuhan. Meskipun pujian maupun
53
penyembahan memiliki sifat pewartaan, penyembahan lebih bersifat hubungan vertikal,
relasi antara saya dan Tuhan. Penyembahan melibatkan pula emosi dan perasaan yang
terdalam, tetapi itu tidak berarti kehilangan kontrol atas diri. Teknik bernyanyi tetap perlu
sebab hanya dengan bernyanyi dengan penuh perasaan dan dengan teknik bernyanyi
yang baik akan dihasilkan nyanyian yang indah. Memang tidak setiap orang mempunyai
bakat bernyanyi. Yang tidak berbakat bernyanyi dengan sendirinya harus dengan rendah
hati mengakuinya dan tidak memaksa diri untuk bernyanyi dengan lantang atau kuat
sehingga dapat 'merusak' suasana.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa pelayanan musik atau nyanyian
penyembahan yang baik, yang indah, sangat penting dewasa ini:
1. Penyembahan yang indah menciptakan suasana doa. Bene cantat bis orat: bernyanyi
dengan baik sama dengan berdoa dua kali.
2. Nyanyian yang indah membantu kita untuk mengarahkan hati kepada Tuhan.
3. Musik dan nyanyian yang indah meningkatkan kepekaan kita.
4. Nyanyian penyembahan yang indah menyegarkan jiwa dan bisa membawa orang
kepada pertobatan.
5. Sebaliknya, nyanyian yang sumbang dan tidak diatur hanya akan mengganggu
orang lain.
Perlu ditambahkan, meskipun pelayanan musik ini sangat penting, harus
diusahakan jangan sampai pelayanan ini menjadi semacam show, atau yang lebih parah
lagi, kalau sampai dikomersialkan.
Bila puji-pujian menyatakan kekaguman dan ucapan syukur, penyembahan adalah
pernyataan kasih dan pemujaan. Mungkin sekali kita mengagumi dan berterima kasih
kepada seseorang atas apa yang mereka lakukan tanpa mengasihi mereka. Demikian pula,
penyembahan berhubungan dengan kasih kita kepada Tuhan, yaitu dengan memberikan
seluruh hati dan hidup kita kepada Dia. Mengasihi Dia dengan segenap hatimu dan
dengan segenap akal budimu dengan segenap kekuatanmu, dan kasihilah sesama
manusia seperti diri sendiri (Mrk. 12:33). Upacara-upacara keagamaan dan perayaanperayaan di dalam Perjanjian Lama menjadi kekejian bagi Tuhan karena hati mereka
menjauh dari pada-Nya (Yes. 1:10-15;29:13). Dewasa inipun, Allah hanya tertarik pada
penyembahan yang tulus dan sungguh-sungguh yang keluar dari hati yang terdalam.
(Yoh. 4:23,24).
Banyak orang sering bertanya, apakah maksud dari "menyembah dalam Roh dan dalam
Kebenaran ?" melakukan penyembahan adalah sebuah jantung dari kepercayaan. Kepercayaan
terhadap subyek yang mereka sembah. Saat kita berbicara mengenai agama secara umum kita juga
akan berbicara mengenai penyembahan. Bagaimanakah konsep penyembahan yang benar
berdasarkan ALKITAB ?
Pada zaman perjanjian lama banyak orang melakukan penyembahan kepada Allah dengan
cara-cara yang dinilai secara fisik, yakni mereka yang melakukan penyembahan dengan
menitikberatkan pada sisi jasmaniah, ada tata cara dan aturan yang ketat dan mengikat sebagai
syarat untuk dapat datang kepada Allah. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat datang
kepada Allah, pada bangsa Israel biasanya diwakilkan dari kaum Lewi, yang biasa disebut para
imam. Tetapi setelah Yesus sang Mesias datang, dan menjadi penebus dosa dunia, Ia
mendamaikan hubungan ALLAH dengan manusia, yang secara simbolik dinyatakan saat tabir
54
bait suci terbelah dua. Maka semua orang bisa datang kepada BAPA, semua orang menjadi layak
datang kepada BAPA karena darah Yesus, pada zaman perjanjian lama dibutuhkan korban
dengan kualitas dan syarat yang paling baik agar manusia bisa layak dihadapan ALLAH.
“Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah
orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan
Bapa. Sebab Allah itu Roh, dan hanya dengan kuasa Roh Allah orang-orang dapat
menyembah Bapa sebagaimana Ia ada." (Yoh.4:23-24)
Menyembah dalam Roh dan Kebenaran, menyembah dalam Roh adalah suatu
penyembahan yang sangat spiritual, bukan fisikal. Bukan dengan lokasi, alat, arah atau
jam tertentu, tetapi DIMANA SAJA dan KAPAN SAJA. Itulah menyembah dalam Roh,
dan dalam Kebenaran adalah Kebenaran Kristus serta sikap hidup yang berkenan
kepada BAPA dan hal itu semua sudah kita peroleh via Penebusan Kristus
Menyembahlah dengan hati yang tulus, dan dengan sikap hidup yang benar dan
berkenan Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma12:1.)
Ada penyembahan-penyembahan yang digambarkan secara fisikal sekali ini adalah
bentuk Penyembahan dengan Menyiksa Diri. Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan
Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa
peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan
sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut
perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya
penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada
gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.(Kol.2:20-23) Adapun penyembahan secara tidak
layak adalah demikian: Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat
dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku,
dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan (Yesaya 29:13)
Praktek Penyembahan yang sejati, adalah dengan menjaga kekudusan bait
ALLAH, yakni tubuh setiap orang percaya yang biasa disebut juga dengan Gereja
(secara rohani) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu? (I Kor. 3:16) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, di dalam Roh.(EF. 2:22)
Jadi ada 3 poin kunci utama menjadi seorang Penyembah Allah dalam Roh dan
Kebenaran seperti pada ayat (Yoh 4:23-24) yaitu:
1. Menyembah "tanpa batas" dan non fisikal (Roh), karena tolok ukurnya
berdasarkan ketulusan hati. Tidak dibatasi waktu, tempat, ruang dan situasi. Kita
bisa menyembah Tuhan kapan dan dimana saja kita berada asalkan didasarkan
ketulusan hati dan motivasi yang benar.
2. Menyembah setelah dikuduskan yakni via penebusan Kristus (Tobat). Artinya
kita dikuduskan lewat darah Kristus, dan penebusanNya. Artinya kebenaran
Kristus ada didalam kita. Kita mengenal kebenaran karena Kristus. Kebenaran itu
kita kenal lewat Firman Tuhan. Firman Tuhan yang menjadikan kita menjadi hidup
benar. Penyembahan yang benar dalam roh kita disebut “manusia batiniah” kita
(Ef. 3:16). Penyembahan yang benar terjadi ketika manusia batiniah kita
55
menanggapi dorongan Roh Allah, menyatakan kasih dan pemujaan kita kepada
Tuhan. Penyembahan yang benar menuntut peranan Roh Kudus atas roh kita, yaitu
mereka yang telah “dilahirkan kembali dalam Roh” melalui iman di dalam Yesus
Kristus yang dapat sungguh-sungguh menyembah Allah (Yoh. 3:5-8). Artinya
hidup didalam pertobatan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan.
3. Menyembah dengan menjaga kekudusan tubuh, sebagai bait ALLAH. Kita
menjadi hidup kudus, tetap menjaga kekudusan, tidak terpengaruh kepada dosa,
tidak kompromi kepada dosa. Hidup kudus dalam hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan setiap hari.
C. FUNGSI PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Pujian dan Penyembahan yang diurapi berfungsi untuk :
1. Menghancurkan belenggu dan ikatan dosa. (1 Sam. 16:23; Yes.10:27). Urapan
dapat menghancurkan kuk.
2. Membawa kemenangan Rohani. (Yos. 6). Menghancurkan benteng Yerikho.
3. Mengundang hadirat dan Kemuliaan Allah. (2 Taw. 5:13-14). Bait Allah dipenuhi
dengan kemuliaan Allah.
4. Mengangkat Roh yang lesu. (Yes. 61:3). Nyanyian Pujian ganti semangat yang
pudar.
D. TIM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Secara umum, tim pujian dan penyembahan terdiri atas: pemimpin pujian, pengarah
acara, para penyanyi (singers), dan para pemain musik. Mereka inilah yang
menggerakkan orang-orang yang berkumpul dalam suatu Ibadah/Kebaktian Umum
untuk memuji dan menyembah Tuhan bersama-sama.
Sebelum kita masuk ke dalam peran setiap anggota tim, perlu tekankan soal motivasi
dan dasar pelayanan suatu tim pujian dan penyembahan yang baik.
1. Kerendahan hati.
"Hendaklah dengan rendah hati yang satu menganggap yang lain lebih utama daripada
dirinya sendiri." (Flp 2:3) Kerendahan hati merupakan syarat mutlak seorang pelayan
Tuhan, bahkan bagi setiap pengikut Kristus. Semakin rendah hati seseorang, semakin ia
berkenan di hadapan Tuhan. Nilai seseorang di hadapan Tuhan tidak tergantung dari
besarnya tugas atau fungsinya di dalam tim Ibadah, melainkan dari cinta dan
kerendahan hatinya.
2. Kerjasama tim.
Banyak ibadah yang akhirnya berantakan dan bubar akibat sulitnya kerjasama
antaranggotanya. Yang satu merasa diri lebih hebat daripada yang lain sehingga mau
mengatur segalanya. Sekali lagi: rendah hati. Para anggota tim Pujian Penyembahan:
sadarlah akan peran dan tempatmu masing-masing.
3. Tanpa pamrih.
Pelayanan seseorang akan semakin berbuah apabila ia semakin menundukkan nafsu
dan keinginannya sendiri di bawah kehendak Tuhan. Pelayan Tuhan yang paling baik
adalah ia yang menganggap setiap pelayanan yang ia lakukan sebagai upahnya juga.
"Upahku adalah boleh memberitakan Injil tanpa upah." (1 Kor 9:18)
56
4. Melayani dari buah kontemplasi (berkaitan dengan persiapan).
Banyak orang yang tidak mengerti bahwa sebenarnya doa merupakan latihan juga.
Semakin sering seseorang berdoa, semakin pekalah ia pada bimbingan dan kehendak
Tuhan, dan semakin berkembang pulalah pelayanannya. Kebaktian/Ibadah yang
dilayani oleh tim-tim yang hidup doanya matang pasti akan berbuah banyak.
Sebaliknya, kehidupan doa yang suam-suam kuku akan membuat pelayanan kita
menjadi tidak menarik pula, kehilangan kuasanya. Karena itu, penting bagi setiap
anggota tim untuk menjaga hidup doa pribadinya. Selain itu, baik sekali jika sebelum
acara ibadah anggota-anggota tim yang akan melayani berkumpul sejenak untuk
berdoa bersama.
E. WORSHIP LEADER, SINGER DAN PEMUSIK
a. Mengapa Seorang Song Leader Harus Seorang Worship Leader
Seorang Song Leader bukan hanya sekedar seorang Pemimpin nyanyinyanyian/puji-pujian dalam sebuah Kebaktian atau Ibadah, tetapi lebih dari itu
seorang Pemimpin Nyanyi-nyanyian harus seorang PENYEMBAH dan PEMUJI /
WORSHIP LEADER (WL). Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin
Pujian yang trampil dan memiliki suara yang bagus, tetapi harus menjadi
PENYEMBAH – PENYEMBAH yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk
melayani dalam rumah Tuhan / Gereja. Mereka yang terpanggil atau terlibat dalam
Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang bermain musik atau bernyanyi, tetapi
mereka yang telah MENYERAHKAN DIRI untuk pelayanan Musik – Nyanyian
untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4)
b. Tata Tertib Worship Leader & Singer
Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER bertanggung jawab kepada Tuhan dan
GerejaNya untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugrahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk
melayani Tuhan, diantaranya dengan cara :
1. Persiapan Diri
a) Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di
hadirat Tuhan yang kudus.
b) Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara
berkesinambungan.
2. Persiapan Teknis
a) Wajib mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan, sebelum
tugas
pelayanannya.
b) Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
ditentukan.
c) Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai.
Bagi Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER yang dengan sengaja
melanggar ketentuan-ketentuan diatas, berarti pelayan tersebut telah meremehkan
HAK yang sudah diberikan oleh Tuhan dan mempermainkan tugas yang sudah
menjadi tanggung jawabnya baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
Tuhan dan Gereja.
57
c. Kriteria Seorang Worship Leader
1. Kriteria Rohani : Lahir baru dan ada buah pertobatan, Memiliki karakter Kristus,
Penuh Roh Kudus, Seorang Penyembah Allah, Suka Berdoa, Dipenuhi Firman
Allah, Menguduskan perkataan, bersih dalam ucapan/nyanyian.
2. Kriteria Teknis : Memiliki talenta vokal yang cukup baik, Mengerti dasar-dasar
musik, Mampu memimpin, Mampu berkomunikasi dengan baik, Memiliki dan
mengembangkan perbendaharaan lagu pujian.
d. Persiapan Seorang Worship Leader
1. Persiapan Rohani : Setia dalam waktu doa, Membaca Firman Tuhan, Penyembahan
pribadi, Selalu menjaga kekudusan, Doa dan puasa secara khusus, Pemurnian
motivasi, merendahkan diri.
2. Persiapan Teknis : Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian
Pujian atau Penyembahan yang disusunnya, Pemilihan lagu, apakah kita menguasai
lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?, Menjaga kualitas vocal,
latihan pernafasan, Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer, Berapa
waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan persembahan,
pengumuman, Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu, Kondisi atau keadaan
Jemaat yang akan kita layani harus kita mengenal dengan baik, cari informasi
tentang usia mayoritas Jemaat, bagaimana karakter jemaat di tempat atau daerah
tersebut, dan berapa jumlah jemaat yang ada.
e. Hal–Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Menjadi Worship Leader
1. Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama : Penuh kasih
bukan dibuat-buat, Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan,
Pandangan mata dan senyuman.
2. Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat : Memotivasi dan
membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, seperti : “Saya percaya Allah hadir
di sini dan siap memberkati Saudara…”, “Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”, “Saudara
yang datang dengan masalah pasti akan pulang dengan kelepasan ……”, Jangan
menghakimi keterlambatan jemaat, Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan
paksakan jemaat untuk sama seperti kita, Gunakan kata-kata iman : “ Saya percaya
………”
3. Persiapkan Penampilan Yang Baik : Pakaian rapi dan sopan, Rambut rapi, Wajah segar,
cerah dan bersih.
4. Hindari pertentangan dengan pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan
suasana ibadah : Beri aba-aba atau komando yang jelas dan disertai dengan senyum,
Kalau terjadi kesalahan, jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh
team), Ingat! kita sedang menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun
komunikasi yang akrab dengan Allah.
5. Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang dapat menjenuhkan.
6. Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan perubahan sikap dan berbagai gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang
hidup, meriah, indah dan penuh kuasa Roh Kudus.
7. Hindari banyak bicara, komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan katakata, komentar-komentar yang tepat pada saat jeda lagu.
58
8. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik : Terlalu sering menutup mata, Kebiasan
gerakan tangan yang kurang baik, Membelakangi jemaat, Refleks mata berkedipkedip.
9. Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu.
10. Seringlah mengkoreksi penampilan saudara seperti : Gaya di panggung, cara berdiri,
gerakan tangan, Cara memegang microphone, Pengucapan istilah dan komentar.
11. Perhatikan nada dasar lagu yang PAS, tidak ketinggian, juga tidak kerendahan
(perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).
12. Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga
pada saat “Interlude” jika ada.
13. Pengulangan lagu yang wajar sesuaikan dengan situasi Jemaat.
14. Kuasai Aba-aba (Hand Signals) seperti: Nada dasar, Pengulangan, Overtone, Perlambat
/ Percepat tempo, Perkeras / perhalus suara, Pengulangan coda, Acapela, Drums
Only, Piano / keyboards only.
f. Persiapan Seorang Singer (1 Taw. 25 : 1 – 31)
Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah Allah (worshippers),
sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada saat menjelang ibadah saja
melainkan setiap saat membangun kehidupan penyembahannya. Singer harus penuh
Roh Kudus, agar ada URAPAN dalam pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh
Kudus dan mempersiapkan dirinya untuk semakin peka dalam tuntunan dan
pekerjaan Roh Kudus. Singer haruslah seorang yang suka berdoa : Mempersiapkan
diri dalam doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani.
Berlatih khusus, memiliki kemauan kuat untuk meningkatkan “Skill”-nya.
g. Fungsi Singer’s Dalam Team
1. Memberi tenaga vokal (vocal power) pada setiap pujian yang dinaikkan.
2. Memberi harmoni dan keindahan pada setiap pujian yang dinaikkan.
3. Memberi inspirasi bagi jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi dapat berupa :
Ekspresi atau mimic muka, mata, Mengangkat tangan atau bertepuk tangan, dan
Gerakan atau tarian tertentu.
4. Menopang pemimpin pujian dan pemusik melalui doa.
h. Pemusik
Dalam pelayanan musik, peran pemusik adalah mambawa suasana pemyembahan ke
atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat untuk mengangkat suara
mereka dalam menyanyikan lagu. Sebagai seorang pemusik, anda tidak dapat
menghindari suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan
kata lain, anda pasti menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat. Menjadi seorang
pemusik gereja merupakan panggilan yang luar biasa. Jangan memandang rendah
panggilan tersebut. Menjadi contoh berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain. Carilah
Tuhan tiap hari dalam saat teduhmu dan “BERDOA SEBELUM MEMAINKAN ALAT
MUSIK”. Sebagai seorang pemusik, anda mungkin belajar sendiri atau pernah dilatih
tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas saat ibadah karena anda berada
dalam satu tim musik. Jika ada suatu teknik atau permainan yang anda ingin tonjolkan
maka gunakan pada saat berlatih sehingga permainan tersebut sempurna saat dibawa
ke ibadah. Juga sebagai seorang pemusik, anda pasti tidak pernah puas untuk
mengetahui tentang musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru. Tetap berlatih
dan belajar.
59
i. Tata Tertib Worship Pemusik
Setiap PEMUSIK bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melakukan
tugas pelayanan yang Tuhan anugerahkan padanya. Setiap WORSHIP LEADER &
SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya
dengan cara :
1. Persiapan Diri
a) Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat
Tuhan yang kudus.
b) Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara
berkesinambungan.
2. Persiapan Teknis
a) Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
b) Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai.
60
BAB IX
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG HOMILETIK (KHOTBAH)
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang berkhotbah
Siswa SOM mampu berkhotbah yang benar dan efektif baik secara pribadi
maupun ibadah-ibadah umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang khotbah disampaikan dengan metode, praktek,
ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk menghidupi khotbah
kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat.
ILMU KHOTBAH ( HOMILETIKA )
A. DASAR PEMAHAMAN
Homiletika berasal dari kata “homilia” yang berarti
“perbincangan dari hati ke hati (heart to heart), seperti tertulis dalam
Alkitab tentang percakapan segala sesuatu yang dilakukan murid-murid
Tuhan Yesus (Luk.24:14). Di dalam tradisi gereja, percakapan atau
perbincangan demikian berkembang untuk memberi tujuan kepada penyelamatan
(Yak.1:21), hikmat (2 Tim.3:15), pendidikan Kristen (2 Tim 3:16), pembangunan hidup
Kristen (Kis.20:32), dan penghiburan umat (2 Kor.1:4). Dengan begitu khotbah memiliki
hubungan dan keterkaitan dengan pelayanan seorang gembala (pendeta, penatua, dll)
sebagai upaya penyiraman rohani (1 Kor.3:6-8). Tugas dari seorang pengkhotbah adalah
menyampaikan Firman Tuhan yang hidup dari Firman yang tertulis dan melalui Firman
secara lisan (yang diucapkan). Firman yang hidup adalah Tuhan Yesus sendiri. Oleh
karena itu khotbah yang baik itu senantiasa harus menyatakan dan memuliakan Tuhan
Yesus Kristus, langsung atau tidak langsung. Firman yang tertulis adalah Alkitab, Firman
lisan adalah khotbah yang disampaikan oleh si pengkhotbah itu. Jadi khotbah yang baik
itu harus berdasarkan Alkitab. Homiletika adalah ilmu pengetahuan dan seni dari
persiapan dan penyampaian khotbah. Ilmu pengetahuan karena ia menyinggung bidangbidang ilmu lainya, terutama ilmu jiwa manusia dan ilmu komunikasi. Seni karena ia
terbuka bagi berbagai gaya penyampaian dan cara-cara yang kreatif. Tiap pengkhotbah
bisa mengembangkan gaya dan cara penyampaiannya masing-masing. Khotbah berbeda
dengan pidato (orasi), namun memiliki kesamaan. Kesamaan khotbah dan pidato adalah
sama-sama disampaikan kepada beberapa orang atau sejumlah orang untuk
menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Tetapi pidato umumnya memuat aksi
propaganda, dan provokasi untuk mempengaruhi orang agar ikut dalam ide sang orator.
Pidato sekarang tidak perlu podium, dan pakaian sang orator tidak menentukan. Yang
61
prinsip sekali bisa saja pidato yang disampaikan tidak berdasar fakta, dan data serta tidak
sesuai dengan kelakuan sang orator.
Khotbah tidak demikian. Khotbah adalah menyampaikan firman TUHAN.
Pengkhotbah haruslah sudah mengikuti dan mematuhi Firman TUHAN yang akan
disampaikan, tidak boleh provokasi atau pun propaganda. Sebab Firman TUHAN
berbicara tentang seluruh aspek kehidupan, baik sosial budaya, politik, ekonomi,
keamanan, maupun perilaku dan kelakuan (etika). Dengan begitu tidak mungkin
pengkhotbah berpakaian sembarang, tidak rapi, dan asal-asalan. Dia harus tampil
mengesankan sehingga Firman TUHAN dapat didengar banyak orang. Sebab orang yang
berkhotbah harus mampu memberikan kekuatan semangat hidup, sebagai jalan
peneguhan, penghiburan, dan pendidikan. Di dalam khotbah terdapat unsur rekreatif
(menghibur orang, bukan hanya diri sendiri), dan unsur edukatif (mendidik dengan
mengarahkan serta memberi jalan keluar) berdasarkan pada Firman TUHAN. Jadi
khotbah harus bersandar dan bertumpu pada andalan utamanya, Firman TUHAN.
Karena itu pengkhotbah harus memahami Firman TUHAN dengan baik dan cermat, dan
memiliki keteguhan iman yang tangguh, tidak mudah goyah. Kedekatan pengkhotbah
dengan TUHAN sangat menentukan dan harus diyakini, serta perlu sering membaca
Alkitab agar menjadi pelaku-pelaku Firman TUHAN (Yak.1:22) untuk menghidari disebut
“pembohong” atau “penipu”. Penyampaian khotbah serring disebut pemberitaan Firman
TUHAN adalah sentral atau pusat dari tata ibadah, inti dari liturgi Kristen, karena tidak
perlu kuatir akan membuat orang tersinggung atau sakit hati, atau seolah-olah
menghakimi. Asal tetap memegang yang benar, adil, dan berpedoman pada Firman
Tuhan maka wajar jika harus membuat warga jemaat terkena. Artinya khotbah tersebut
sudah mendarat, menyirami rohani warga jemaat, sehingga diharapkan timbul kesadaran
untuk kembali kepada TUHAN, dan merindukan TUHAN.
Dalam berkhotbah perlu persiapan baik materi maupun rohani. Persiapan rohani
dilakukan melalui doa sejak melakukan persiapan, memohon bimbingan dan urapan dari
Tuhan, bahkan selama berkhotbah maupun sampai khotbah sudah selesai. Persiapan
materi yaitu mempersiapkan thema dan nast khotbah serta langkah-langkah atau
isi/kerangkah khotbah, pendahuluan, ilustrasi maupun kesimpulan. Dan adapun bukubuku yang terutama yang diperlukan dalam persiapan materi yaitu:
- Alkitab dari berbagai versi/terjemahan
- Konkordansi Alkitab yang lengkap
- Kamus Alkitab atau Ensiklopedi Alkitab
- Garis Besar materi Khotbah
- Buku Ilustrasi khotbah, buku Humor Rohani
- Buku Tafsiran
B. PRINSIP-PRINSIP DALAM KHOTBAH
Untuk dapat memahami prinsip-prinsip dalam khotbah maka pengkhotbah harus
memahami tentang pemahaman dasar khobah itu sendiri, memahami langkah-langkah
untuk menyiapkan suatu khotbah secara sistematis, lalu teraakhir mengetahui teknik
penyampaian khotbah.
62
Ada beberapa prinsip tentang khotbah yang akan disampaikan kepada jemaat,
yakni :
1. Khotbah harus berbicara Firman TUHAN apa adanya
2. Khotbah harus menyampaikan Firman TUHAN dengan kebenaran dan keadilan
3. Khotbah harus menyampaikan Firman TUHAN di dalam kedamaian hati
4. Khotbah harus memberi keteguhan iman, kemurnian hati, dan semangat hidup
5. Khotbah harus menghubungkan Firman TUHAN dengan kenyataan hidup
Selanjutnya pengkhotbah perlu mengambil langkah tahapan berikut sebelum
menyampaikan khotbah kepada jemaat, yakni :
a. Persiapan Bahan Khotbah (Teks, Tematis, Pergumulan)
Di sini Pengkhotbah harus mengetahui pergumulan dari warga jemaat yang
akan mendengar Firman TUHAN sehingga dapat mengambil tema yang pas dan cocok
dengan derap kehidupan warga jemaat. Pengkhotbah juga harus berdoa untuk mohon
penyertaan TUHAN sehingga ketika di atas mimbar benar-benar tegar, tidak grogi dan
demam panggung. Pengkhotbah harus memahami isi dari teks (nats) yang akan
disampaikan, tentu dengan Tafsiran yang relevan. Pengkhotbah sudah lebih dahulu
menggumuli teks/nats yang akan disampaikan ke dalam kehidupannya pribadi.
b. Persiapan Diri (Penampilan, Percaya Diri, Naskah)
Pengkhotbah harus membiasakan diri ramah, tidak tegang aatau merah muka
ketika berhadapan dengan warga jemaat, harus santai dan tenang membawa diri.
Alangkah baik jika masih belajar, bahan khotbah dituliskan. Bahan khotbah bisa
diituliskan secara keseluruhan, namun bisa juga hanya dituliskan butir-butir (point of
view) yang penting saja. Karena itu perlu notes aatau buku-buku catatan untuk
menuliskan ayat-ayat penting, yang biasa didengar, dan menjadi mutiara hidup.
c. Pemusatan Diri
Pengkhotbah harus mendekatkan diri pada Firman TUHAN, karena dia telah menjadi
perantaraan (mediasi) TUHAN dengan umatNya. Ketika sebelum membaca teks
Alkitab lebih baik diawali dengan kalimat,”Beginilah Firman TUHAN”
Hal yang penting dalam berkhotbah: Pribadi, Isi Khotbah, dan Penyampaian
Khotbah. Ketiganya tidak dapat dipisahkan dan saling mendukung. Khotbah yang
selaras dengan kelakuan si pengkhotbah sering masuk dan mendarat di dalam hati dan
tidak mudah dilupakan oleh pendengarnya. Selanjutnya pribadi yang baik dan materi
yang baik akan lebih sempurna bila disampaikan dengan baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan khotbah/berkhotbah:
1. SUARA
Suatu alat yang paling penting yang dapat diatur dan diubah-ubah yaitu: tinggi
suara, kecepatan suara, volume suara, dan artikulasi suara, harus diperhatikan
supaya jangan monoton.
2. MATA
Bagian wajah yang paling ekspresif dan paling diperhatikan hadirin. Jangan
melotot ke lantai, keluar jendela, ke suatu titik dinding, hanya memandang orang
tertentu, atau tutup mata terlalu lama. Hendaknya mengadakan kontak mata
63
3.
4.
singkat dengan seluruh hadirin. Banyak memandang pada orang yang duduk
paling jauh. Jangan terus-menerus melihat Alkitab dan catatan.
SIKAP TUBUH DAN GERAKAN
Kewaspadaan dipancarkan oleh penampilan yang energik, berat badan
dicondongkan ke depan. Gerakan jangan tanpa tujuan, tetapi berhubungan dengan
arti dan suasana hati. Mengambil posisi baru (berolah posisi), ada suatu cara yang
memberi permulaan yang segar bagi khotbah itu. Artinya tidak monoton kita
berdiri di mimbar, bisa bergerak tapi disuaikan dengan situasi.
TANGAN DAN GERAKANNYA
Memakai gerak tangan yang berhubungan dengan arti.
Perlengkapan berkhotbah:
1. Pakaian, Pakaian sesuatu yang sedikit lebih resmi atau formil dari biasanya
2. Jam, jika tidak ada jam dinding, bisa memakai arloji yang sudah Anda lepas
sebelumnya
3. Buku Catatan. Merupakan catatan dari garis besar khotbah. (usahakan gunakan
kertas yang tidak lebih besar dari Alkitab Anda).
C. MACAM-MACAM KHOTBAH
Ada tiga macam/jenis khotbah yang akan membantu sipengkhotbah untuk
berkhotbah di dalam setiap persekutuan/ibadah yang ada dalam Gereja. Dan ini akan
membantu kita untuk mempersiapkan khotbah apa yang sedang kita berikan/khotbahkan
bagi mereka. Berikut jenis-jenis Khotbah yang sering disampaikan dalam berkhotbah:
1. Khotbah Tekstual (khotbah nats)
Suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diperoleh dari satu teks yang
terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai sebagai suatu
garis saran dan teks memberikan tema khotbah. Atau khotbah ini biasanya
berdasarkan atas satu bagian ayat yang pendek. Sebenarnya seperti usulan nama,
biasanya diambil atas satu ayat “teks” yang berkaitan dengan pemilihan pernyataan
ayat yang sesuai. Lalu kita menelitinya, menganalisa dan menemukan semua
kebenaran. Kemudian kita sampaikan kebenaran itu dengan teratur dan bertahap
sehingga memudahkan pendengar untuk memahaminya. Jadi jelas dalam khotbah
tektual ini garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu sendiri. Dengan
cara ini kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut. Teks dapat saja
terdiri dari hanya satu baris dari suatu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua
atau tiga ayat. Dan teks bisa memberikan tema khotbah, berbeda dengan khotbah
topikal, dimana kita mulai dengan tema atau topik, sekarang kita mulai dengan teks
yang akan menunjukkan ide utama khotbah.
Sebagai contoh: Kita ambil dari Ezra 7:10 sebagai teks yang bunyinya: “Sebab
Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan
dan peraturan di antara orang Israel”. Sering kali sangat menolong untuk membaca
terjemahan yang mutakhir agar bisa mendapat pengertian yang lebih jelas. Kata
“bertekad” dapat juga diterjemahkan “menetapkan hati”. Bila kita meneliti dengan
seksama teks itu, maka tampaklah bahwa seluruh ayat itu berpangkal pada Ketetapan
Hati Ezra. Jadi, kita dapat membuat kerangka sebagai berikut:
64
I. Hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman Allah, “Ezra telah bertekad untuk meneliti
Taurat Tuhan”.
II. Hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman Tuhan, “dan melakukannya”.
III.Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Allah, “serta mengajar ketetapan dan
peraturan di antara orang Israel”.
2.
Jadi tema yang cocok, yang dapat diambil dari ide-ide yang disarankan teks itu
adalah Ketetapan hati Ezra.
Khotbah Topikal (khotbah pokok)
Khotbah topik adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diambil dari
topiknya atau pokoknya, lepas dari teks. Di sini seorang pengkhotbah bertujuan
untuk memberikan sebuah topik yang khusus bagi umatnya. Khotbah topik mulai
dengan satu topik atau tema dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri atas ide-ide
yang terbit dari pokok pembicaraan. Khotbah topik tidak memerlukan satu teks
sebagai dasar pemberitaannya, ini tidak berarti bahwa pemberitaaannya tidak
Alkitabiah, tetapi hanya menunjukkan bahwa ayat firman Tuhan bukanlah sumber
khotbah topik. Walaupun demikian, untuk menjamin agar pemberitaan akan benarbenar Alkitabiah isinya, kita harus mulai dengan suatu pokok pembicaraan atau topik
Alkitabiah. Bagian-bagian utama kerangka khotbah harus diambil dari pokok
Alkitabiah itu, dan setiap bagian utama harus ditunjang oleh sebuah ayat Alkitab.
Ayat-ayat penunjang bagian-bagian utama biasanya harus diambil dari bagian-bagian
Alkitab yang sedikit banyaknya jauh terpisah satu sama lain.
Contoh:
Kita memilih sebagai pokok: Alasan-alasan bagi doa yang tak terjawab. Perhatikan
kita tidak memakai teks, tetapi pokok Alkitabiah. Dari pokok ini kita harus membuat
bagian-bagian utamannya, karenanya kita perlu selidiki apa yang disebut oleh Alkitab
sebagai alasan-alasan bagi doa yang tidak terjawab. Sewaktu kita merenungkan dan
memikirkan berbagai bagian Alkitab yang berhubungan dengan pokok itu , kita dapat
temui teks-teks sebagai berikut, yang semuanya menyatakan mengapa banyak kali
doa kita tak terjawab: Yak. 4:3; Mzm. 66:18; Yak. 1:6-7; Mat. 6:7; Ams. 28:9 , dan 1 Pet.
3:7. Jika mungkin gunakanlah sebuah Alkitab bahasa Inggris dengan referensi,
bersama sebuah konkordansi lengkap, atau pedoman Pokok-Pokok Isi Alkitab.
Dengan pertolongan buku-buku referensi ini kita jumpai alasan-alasan mengapa doa
kita tidak terjawab:
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
3.
Salah meminta, (Yak. 4:3)
Dosa dalam hati (Mzm. 66:18)
Meragukan Firman Allah (Yak. 1:6-7)
Pengulangan yang sia-sia (Mat. 6:7)
Ketidaktaatan kepada Firman Tuhan (Ams. 28:9)
Kelakuan yang tak menenggang rasa dalam hubungan perkawinan (1 Pet. 3:7).
Sekarang kita telah membuat satu kerangka khotbah topik Alkitabiah dengan setiap
bagian utamanya diambil dari pokok, alasan-alasan bagi doa yang tak terjawab, dan
setiap bagiannya ditunjang oleh satu ayat Alkitab.
Khotbah Ekspository (khotbah tafsiran)
Suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang diartikan
dalam hubungan dengan satu tema atau pokok. Bagian terbesar materi khotbah
diambil langsung dari nas Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian
ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama. Bagian
terbesar khotbah langsung dari nas Alkitab tersebut. Bukan saja ide-ide utama dari
65
nas Alkitab yang dikemukakan dalam uraian ekspositori, tetapi bagian-bagian
kecilnya harus diterangkan dan disusun untuk melengkapi materi pokok khotbah. Ini
berarti, kita harus mengambil bagian tambahan, maupun bagian-bagian utama, dari
bagian Alkitab yang sama. Bila semua bagian ini diuraikan atau ditafsirkan dengan
sebenarnya, maka seluruh kerangka khotbah didasarkan langsung pada nas Alkitab.
Jadi khotbah ekspositori ialah suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang
pendek atau panjang diartikan. Dalam penguraian ini kita bertugas untuk
memapaparkan arti atau menjelaskan Firman Allah, yaitu membuat arti Alkitab
terang dan jelas. Tetapi untuk mencapai hal ini kita harus mempelajari seluk-beluknya
dengan teliti agar dapat menguasainya. Dengan metode ini kita berusaha untuk
menjelaskan dengan terperinci pengertian dan kebenaran yang terdapat dalam
beberapa ayat atau satu pasal. Dicari kebenaran yang tersembunyi atau ditafsirkan
dibalik kata-kata pada suatu pasal. Inilah metode yang baik sekali untuk mengajarkan
seluruh maksud Allah (Kis. 20:27).
D. KUALIFIKASI PENGKHOTBAH
1 Timotius 4:16 = “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam
semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua
orang yang mendengar engkau.” Pengkhotbah tidak bisa dipisahkan dari khotbahnya (The
speaker is his sermon). Seorang pengkhotbah harus menjadi contoh hidup atas apa
yang ia khotbahkan kepada orang lain dengan:
- Ajarannya, apa yang ia katakana (2 Tim. 3:10)
- Contohnya, apa adanya ia (2 Tim. 3:10)
- Tingkah lakunya, apa yang dia perbuat (Yoh. 13:12-15; Mat. 5:19; Yes. 2:1-4)
Ada beberapa kualifikasi pengkhotbah yakni:
1. Ia harus dilahirkan kembali (Yoh. 3:3-7). Jika pengkhotbah belum dilahirkan
kembali, khotbah semata-mata hanya profesi atau alat untuk mendapatkan nafkah
hidup. Orang yang demikian hanyalah seperti orang buta yang menuntun orang
buta (Mat. 15:14).
2. Ia harus mengasihi Tuhan Yesus. Khotbah merupakan ungkapan kasih kepada
Kristus dan ini harus menjadi motivasi kita melayani (2 Kor. 5:14-15). Kasih kepada
Kristus merupakan kekuatan yang memadai di tengah-tengah segala macam
kesulitan (Rom. 8:35-39). Harus ada hubungan pribadi dengan Tuhan.
3. Ia harus mengasihi orang-orang yang diberitakan. Kita harus menguji diri kita
sendiri dalam setiap pekerjaan kita (Gal. 6:4). Kasih itu lebih daripada apa yang
dapat kita katakana (1 Kor. 13:2) dan lebih daripada apa yang kita berikan (1 Kor.
13:3).
4. Ia harus mempunyai pengetahuan yang mendalam akan Alkitab. Seperti halnya
guru matematika harus menguasai matematika. Pengkhotbah harus mengetahui
Alkitab secara umum. Biasakan diri juga untuk menghafal ayat-ayat Alkitab.
Seorang pengkhotbah harus mencintai Alkitab.
5. Ia haru menjadi manusia yang berdoa. Pelayanan tanpa doa akan kehilangan
kepekaan terhadap suara atau pimpinan Tuhan dan kuasa.
6. Ia harus hidup suci dihadapan Allah dan manusia. Kita melayani Allah yang
Mahasuci, maka pengkhotbah juga harus demikian (Yes. 52:11; 1 Pet. 1:16).
7. Ia harus siap untuk pelayanan. Ia harus siap secara rohani, fisik, mental, pendidikan.
66
PERANAN ROH KUDUS DALAM KHOTBAH
Berkhotbah yang kena sasaran bukan hasil ilmu dan teknik saja, tetapi karena kuasa Roh
Kudus. Roh Kudus memiliki peranan penting dalam hal ini yakni:
1. Roh Kudus memberikan hikmat kepada pengkhotbah untuk menentukan nas-nas atau
ayat-ayat/perikop yang akan dikhotbahkan.
2. Roh Kudus memberikan pencerahan atau iluminasi kepada pengkhotbah dan juga
pendengar.
3. Roh Kudus menggerakkan ingatan pengkhotbah pada nas lain, ilustrasi dan
penerapan praktis yang masih berkaitan dengan nas khotbah yang disampaikan.
4. Roh Kudus memberikan keyakinan dan keberanian saat berkhotbah.
5. Roh Kudus memberikan konsentrasi kepada pendengar pada saat khotbah
disampaikan.
6. Roh Kudus menginsafkan akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh. 16:8).
7. Roh Kudus menanamkan Firman Tuhan dalam hati pengkhotbah dan pendengar, serta
memotivasi untuk melakukan dalam kehidupannya (Yes. 55:11).
HAL-HAL YANG PERLU DIHINDARI SEORANG PENGKHOTBAH PADA SAAT
MENYAMPAIKAN KHOTBAH DI MIMBAR KEPADA JEMAAT YAKNI:
1. Jangan sampaikan kelemahan, kekurangan kita ketika berkhotbah. Contoh kurang
persiapan, kurang fit/sehat.. .sebenarnya bukan saya yang khotbah…dll
2. Jangan berkhotbah dengan memamerkan diri yang akibatnya menunjukkan
kesombongan.
3. Jangan berkhotbah dengan menghakimi atau menuding jemaat dengan ayat-ayat
Firman Tuhan yang kita sampaikan.
4. Jangan mencontoh, atau meniru gaya orang lain ketika berkhotbah jadilah seperti diri
kita sendiri. Contoh gaya bicaranya…geraknya dll.
5. Berkhotbah jangan terlalu banyak mengutip kesaksian-kesaksian orang lain,
pengalaman-pengalaman orang lain, lebih baik kesaksian atau pengalaman sendiri
yang memberi hidup bagi khotbah yang disampaikan.
6. Jangan lebih menekankan yang homuris daripada penekanan Firman Tuhan harus
disesuaikan dengan Firman yang disampaikan.
7. Jangan memakai Firman Tuhan untuk kesenangan diri sendiri, keuntungan diri
sendiri.
8. Jangan ragu-ragu atau bimbang ketika menyampaikan Firman Tuhan, misalnya
mungkin, mudah-mudahan…dll.
Catatan:
Tetapi satu hal yang harus diingat bahwa bagaimanapun, kualitas lebih penting daripada
variasi sehingga variasi tidak boleh mengorbankan kualitas. Variasi dapat berupa
penyesuaian dalam gaya, penyampaian, perkataan, jenis khotbah dan lain-lain.
67
BAB X
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KONSELING DAN PELEPASAN
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Konseling dan Pelepasan
Siswa SOM mampu melakukan Konseling dan Pelepasan yang benar dan efektif
baik secara pribadi maupun umum untuk menjangkau jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Konseling dan Pelepasan disampaikan dengan
metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk berani melakukan Konseling
dan Pelepasan dalam kehidupan pribadi, keluarga, lingkungan dan masyarakat.
A. KESERIUSAN
Pelayanan pelepasan – sama seperti pelayanan-pelayanan
lainnya – tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Apalagi,
pelayanan ini membawa kita pada konfrontasi langsung dengan setan.
Kita harus menanganinya dengan serius, hati-hati, penuh
kewaspadaan, konsentrasi penuh, dan benar-benar mengandalkan Roh
Kudus Kristus. Seperti anak-anak Skewa yang melakukan pelepasan, justru mereka yang
perlu dilepaskan (Kis. 19:13-20;Mrk. 9:25)
Pelepasan sebetulnya tidak perlu dilakukan, jikalau orang-orang bertobat sungguhsungguh, yaitu setelah mereka bertobat, seharusnya mereka hidup setia dan taat serta
tekun untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan, yaitu setelah mereka percaya mereka
harus memberikan diri untuk dibaptis, setelah dibaptis mereka harus berubah cara hidup
mereka, yaitu haus akan firman Tuhan, bukan saja membaca tetapi melakukan Firman
Tuhan dalam kehidupan mereka, dan mereka harus lahir baru dan dipimpin terus oleh
Roh Kudus, tetapi kenyataannya tidak demikian.
Kebanyakan setelah percaya dan dibaptis, mereka tidak bertumbuh sampai hidup
dipimpin oleh Roh Kudus sehingga banyak yang hidupnya tidak berubah, yaitu
kehidupan yang lama masih tetap ada. Misalnya dulu terikat dengan rokok, minuman
keras, judi, perzinahan, cabul, pornografi, okultisme, jimat, melakukan hal-hal yang tidak
baik, setelah dibaptis hidup lama atau kebiasaan lama masih tetap ada, yang begini perlu
pelepasan. Firman Tuhan berkata dalam Markus 2:22 bahwa”Kantong kulit yang lama tidak
dapat diisi dengan anggur yang baru, sebab kantongnya akan koyak dan sebaliknya juga, kantong
yang baru tidak dapat diisi oleh anggur yang lama, yang seharusnya adalah kirbat yang baru harus
diisi dengan anggur yang baru juga”.
Ada 7 hal yang perlu dilepaskan di dalam kehidupan kita:
1. Pelepasan dari ekspresi emosi negative yaitu: marah-marah, geram, benci, takut, rasa
tertolak, mengasihi diri sendiri, cemburu, tertekan, merasa rendah diri, dll (Kol. 3:8).
68
2. Pelepasan mengenai mental: Tidak punya pendirian, ragu-ragu, bingung, pelupa, dll.
Yak. 1:6-8
3. Pelepasan mengenai mulut: Bohong, caci maki, menghujat, menyalahkan, mengejek,
cerewet, gossip, fitnah, menyelekkan orang lain. Yak. 3
4. Pelepasan mengenai sexualitas: Pikiran cabul, onani, marturbasi, hawa nafsu, sex
diluar nikah, homo sex, lesbian, pacaran bebas, hipersex, dll. 2 Tim. 3:4; 1 Kor. 6:13;
Rom. 1:25.
5. Melepaskan keterikatan: Merokok, ganja, minuman keras, obat bius, ektasi, nipam,
narkotik, kokain, kopi (hobby dan makanan), judi, dll.
6. Melepaskan kelemahan tubuh jasmani, yang disebabkan karena keterikatan dengan
roh-roh jahat. Okultisme, jimat, tahayul, tuyul, dukun, peramal, sihir, pelet, heroskop,
bintang-bintang (libra, skorpio,dll). Mrk. 5:22; Mrk. 9:17.
7. Melepaskan dari ajaran sesat; ajaran palsu: mormon, saksi yehova, Christian science,
perdukunan, ilmu sihir, gereja setan, ilmu gaib, dll. Mrk. 13:22; Mat. 24:4
B.
PERSIAPAN KONSELI DAN KONSELOR
PERSIAPAN KONSELI
Bagaimana seorang konseli yang akan dilayani harus mempersiapkan diri?
 Konseli harus jujur di hadapan Tuhan dan konselor, mengaku dosa, dst (Mzm 32:5;
139:23-24)
 Konseli perlu rendah hati (Yak 4:6b-7; 5:16)
 Konseli harus benar-benar bertobat dari dosa dan kehidupan lama yang telah
menyebabkan dirinya terikat iblis (Yeh 20:43; Mat 3:7-8)
 Konseli harus mau mengampuni orang lain lebih dahulu (Mat 6:1-15)
PERSIAPAN KONSELOR
Konselor, pendoa, atau hamba Tuhan yang akan melayani juga harus mempersiapkan
diri secara sungguh-sungguh.
 Ia harus dipenuhi Roh Kudus (Kis 1:8)
 Ia benar-benar bertumbuh menjadi utusan Kristus yang melayani Tuhan (2 Kor
5:20)
 Ia bertumbuh dalam karunia-karunia Roh Kudus (1 Kor 12:7-11)
 Penuh Kasih ( 2 Tim. 2:25-2). Kasih sebagai dasar pelayanan, sering kita jumpai
orang-orang yang beraneka ragam yang berpenampilan yang tidak selera dengan
perasaan kita, tidak menyenangkan tetapi mereka itu berharga di mata Tuhan.
 Penuh Kuasa (Kis. 4:7,10). Dengan otoritas Allah dan kuasa dalam nama Yesus
 Penuh Hikmat (1 Kor. 12:10), dengan karunia hikmat Allah sanggup membedakan
bermacam-macam roh, sehingga dapat melayani tepat sasaran dan berhasil.
 Hidup Kudus (Tit. 1:6). Mutlak harus hidup benar dihadapan Tuhan, sehingga
tidak memberi kesempatan roh jahat transfer pada kita.
 Melayani Bersama (Luk. 10:1). Sangat efektif bila dapat melayani dengan
berpasangan (berdua-duan), sehingga dapat saling menopang, menguatkan dan
saling mendukung. Dapat juga berpasangan dengan pasangannya, misalnya suami
dan istri.
69
Pelayanan pelepasan banyak menyangkut dimensi spiritual (peperangan dengan
setan-setan) sehingga konselor harus benar-benar berkapasitas secara spiritual.
Ketrampilan konseling dan pengetahuan teologia saja tidak cukup. Konselor harus benarbenar paham tentang alam roh, peka dengan Roh Kudus, dan penuh urapan. Pada
dasarnya, setiap orang percaya bisa mengusir setan-setan di dalam nama Yesus (Mrk
16:17). Seriap murid Kristus diberi perintah dan kuasa untuk mengusir setan (Mat 10:8).
Namun, untuk melancarkan peperangan tingkat strategis, tidak sesederhana melayani
pelepasan secara personal. Para pendoa harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Pertama, harus ada persiapan rohani. Kegagalan para murid dalam mengusir setan disinyalir
disebabkan oleh kurangnya persiapan karena Yesus menyarankan supaya mereka lebih
serius dalam iman, doa, dan puasa (Mat 17:20-21).
Kedua, harus mengenakan selengkap senjata Tuhan (Ef 6:14-18), meliputi: (1) ikat pinggang
kebenaran, yaitu hidup dalam kebenaran Firman, (2) baju zirah keadilan, yaitu hidup
benar, suci, murni, tulus, lurus, (3) kasut kerelaan memberitakan Injil, yaitu tujuan untuk
membawa jiwa-jiwa kepada Kristus, (4) perisai iman, (5) ketopong keselamatan, yaitu
pikiran yang berpusat pada Kristus Juruselamat, (6) pedang Roh, yaitu Firman Tuhan, (7)
doa yang terus menerus.
Ketiga, harus ada pengayoman (coverage) dari para pemimpin. Tuhan menetapkan para
pemimpin sebagai pengayom jemaat secara spiritual (Ibr 13:17). Doa mereka memerisai
kehidupan rohani segenap jemaat. Dalam melakukan peperangan, kita perlu perisai
rohani.
Keempat, harus menutup semua celah, tidak memberi peluang masuk sedikit pun kepada iblis (Ef
4:27). Kemarahan, kesedihan, dosa, dan sebagainya menjadikan celah terbuka sehingga
iblis mempunyai peluang untuk menyerang dan merangsek masuk. Banyak pendoa
peperangan jatuh karena hidupnya memiliki celah-celah menganga.
Kelima, harus mengucapakan kata-kata yang positif selalu sesuai firman Tuhan (Yak. 3:10),
dengan tetap tinggal didalam Firman TUhan (Yoh. 8:31), menyalibkan keinginan daging
(mematikan) (Gal. 5:16-21), hidup dalam Pujian Penyembahan, pelayanan, Persekutuan,
meyerahkan diri sepenuhnya dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Rom. 6:13).
C. MENGIDENTIFIKASI ROH-ROH JAHAT
Bagaimana cara mengidentifikasi adanya ikatan roh-roh jahat dalam diri konseli?
 Kita dapat menganalisis dari gejala-gejala yang tampak dalam jiwa, tubuh, dan
kehidupan konseli kita. Sebagai contoh adalah:
o Adanya penyakit yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai akibat pengaruh
setan
o Adanya kecelakaan bertubi-tubi yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai
akibat kutuk
o Adanya mimpi-mimpi yang aneh, ini dapat dicurigai sebagai serangan
kuasa gelap
o Adanya ikatan dosa yang kronis, ini dapat dicuragai sebagai bukan sekedar
masalah psikologis, tetapi masalah demonis
 Kita dapat melakukan wawancara mendalam (deep interview) melalui proses
konseling maupun pengisian kuesioner untuk mengetahui sejarah keterikatan
dengan iblis.
70


Berdasar pimpinan Roh Kudus, kita dapat memakai ”karunia membedakan roh”
untuk mengidentifikasi musuh (1 Kor 12:10)
Kita dapat memohon Roh Kudus memberitahu melalui pewahyuan. Dengan
Hikmat Allah, Yesus tahu kondisi perempuan Samaria (Yoh 4:16-20)
PROSES PELAYANAN PELEPASAN
Bagaimana proses pelayanan pelepasan itu? Bagaimana cara kita mengusir setansetan?
 Kita mendoakan konseli dan memohon supaya Roh Kudus turun dan bekerja atas
dirinya.
 Kita harus bertindak aktif mengusir setan dalam nama YESUS (Mrk 16:17)
 Seperti Yesus, kita melawan dan mengusir iblis dengan Firman Tuhan (Mat 4:1-11).
Sebagai contoh, kita bisa berkata: ”Hai iblis, karena ada tertulis (sebut ayat Alkitab),
aku mengusir engkau keluar dari orang ini!”
 Kita perlu melancarkan doa sambil berpuasa (Mat 17:21)
 Pelayanan dapat dilakukan secara pribadi maupun massal, menurut petunjuk Roh
Kudus (band. Mat 4:23-25)
 Kita harus memakai dan mengaktifkan selengkap senjata rohani (Ef 6:11-18)
 Metode pengusiran pada dasarnya variatif, tergantung pada jenis iblis, reaksi iblis,
dan hikmat Roh Kudus. Dalam hal menggunakan ”minyak urapan” misalnya,
perlu memohon hikmat Tuhan. Malahan, Paulus memakai saputangan untuk
mengalirkan urapan (Kis 19:11-12)
Cara menerima pelepasan: Kerendahan hati, pertobatan (Yer. 18:8), pengakuan
akan dosa-dosa (1 Yoh. 1:9), pengampunan (Mat. 6:14-15), penyangkalan diri dan
mematikan kedagingan dan kenajisan (Kis. 19:18-19), Doa pengucapan syukur atas
dosa-dosa yang diampuni (Ibr. 10:19-22; Maz. 103:1-3), doa peperangan untuk
mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Roh Kudus (Mrk. 16:17-18).
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN CONTOH KASUS
- Dapat menyimpan rahasia orang yang dilayani
- Menghindari untuk melayani lawan jenis tanpa partner.
- Tidak mencuri kemuliaan Allah (bukan aku tetapi Tuhan, karena kita hanya
salurannya atau alatnya saja)
- Tidak melayani dengan dasar pengalaman per-kasus
- Contoh kasus:
a. Apakah setiap orang yang bertobat, percaya dan menerima Yesus dengan
segenap hatinya masih perlu diharuskan melayani pelepasan? Jawab : Tidak,
bacalah Yohanes 8:36 = Telah dibebaskan.
b. Apakah orang yang dilayani pelepasan mutlak harus muntah-muntah, harus
manifestasi tingkah laku kuasa gelap, sebagai tanda berhasil dilepaskan?
Jawab: Tidak.
71
REAKSI-REAKSI IBLIS SAAT DIUSIR
Bagaimana reaksi iblis pada saat kita melancarkan peperangan (pelepasan) atas diri
konseli?




Iblis akan memberi perlawanan dan menyerang balik. Kalau konselornya tidak
berkapasitas rohani, ia bisa diserang balik seperti pada kasus anak-anak imam
Skewa (Kis 19:13-16)
Roh-roh jahat akan saling bekerjasama dalam memberi perlawanan, sebab mereka
merupakan satu ’pemerintahan’ (Ef 6:12)
Iblis keluar, tetapi ingin kembali dengan membawa kawan-kawannya (Mat 12:4345)
Kadang-kadang Iblis keluar dengan manifestasi fisik yang terjadi atas konseli
seperti berteriak, tubuh berguncang, muntah-muntah, dll (Mat 8:29; Mrk 1:23; 5:3-5;
Luk 4:41; Kis 8:7).
FOLLOW-UP
Iblis akan menyerang balik dan ingin kembali menguasai orang yang pernah
dirasukinya. Jadi, pelayanan pelepasan tidak boleh dilakukan tanpa follow-up.
Tindakan rohani apa yang harus dilakukan oleh konseli pasca dilayani pelepasan?








Terus berjaga-jaga, siaga dalam peperangan, dan mengenakan seluruh
perlengkapan senjata rohani (Ef 6:10-18)
Selalu menjaga perkataan dan mengucapkan perkataan-perkataan iman yang
positif (Mrk 11:23)
Merenungkan Firman Tuhan, mengisi pikiran dan hati dengan Firman Tuhan
secara intensif setiap harinya (Mzm 1:1-3)
Menyalibkan kedagingan, tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh hawa nafsu
(Luk 9:23; Gal 5:19-21, 24)
Mengembangkan keintiman dengan Tuhan melalui kehidupan doa dan
penyembahan rohani (1 Kor 14:14-15)
Bertumbuh dalam persekutuan anak-anak Tuhan yang berohani (1 Kor 12:7-14)
Bertumbuh dalam pembinaan dan pengayoman (coverage) para hamba Tuhan atau
pemimpin rohani yang benar-benar dewasa (Ibr 13:17)
Penuhi “rumah” dan jangan biarkan kosong (Mat 12:43-45). Tubuh kita harus
dipersembahkan sehingga menjadi “rumah Tuhan” atau Bait Roh Kudus (1 Kor
6:19). Jadi, kita harus selalu memohon kepenuhan Roh Kudus.
72
BAB XI
PELAYAN TUHAN YANG KUAT
DALAM PENGAJARAN TENTANG KEMATIAN DAN PEMAKAMAN
Tujuan pembelajaran :
Siswa SOM dapat memiliki wawasan yang luas tentang Kematian dan Pemakaman
Siswa SOM mampu melakukan ibadah Kematian dan Pemakaman yang benar dan
efektif baik dalam ibadah-ibadah penghiburan dan pemakaman untuk menjangkau
jiwa bagi Kristus
Metode Pengajaran :
Materi untuk pengajaran tentang Kematian dan Pemakaman disampaikan dengan
metode, praktek, ceramah, diskusi tanya jawab, ilustrasi, dll.
Catatan :
- Pada Akhir pembelajaran, diadakan evaluasi ringan untuk melihat sejauhmana
pelajaran dipahami oleh siswa SOM
- Pada akhir pembelajaran, siswa SOM ditantang untuk berani melayani di Kematian
dan Pemakaman di gereja, lingkungan dan masyarakat.
A. KRISTEN & KEMATIAN
Dalam sejarah dunia di abad 20 pernah hadir seorang tokoh yang
hidupnya sangat menarik perhatian dunia yaitu Putri Diana Spencer.
Beliau adalah mantan istri Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan
Inggris. Pesta pernikahannya (tahun 1981) dianggap pesta pernikahan yang
termahal dan terbesar di abad 20. Kehidupan rumah tangga maupun kehidupan
pribadinya selalu menjadi berita yang tidak pernah lepas dari perhatian dunia. Bahkan
kematiannya akibat suatu kecelakaan (tahun1997) tetap menjadi peristiwa yang
mengejutkan dunia. Baik peristiwa pernikahannya maupun upacara penguburannya
diliput dan disaksikan oleh ratusan juta orang. Sesuai dengan pembahasan artikel ini,
maka yang ingin penulis pikirkan adalah berapa jumlah orang yang mengantar
pemakaman beliau? Berapa jumlah orang yang menyaksikan (lewat TV ) acara
pemakamannya? Berapa banyak karangan bunga dan kartu ucapan duka yang dikirimkan
langsung ke Inggris ataupun ke Kedutaan Inggris di seluruh dunia? Dan berapa banyak
orang yang mendoakan semoga beliau "diterima di sisi Tuhan"?
Sebaliknya, dalam Alkitab, Tuhan Yesus pernah menceritakan tentang seorang
pengemis yang bernama Lazarus (Lukas 16:19-31), yang hidup sebatang kara, tidak punya
rumah yang layak untuk bermalam, badannya penuh dengan borok, Dapat dibayangkan
siapa yang mau menampung atau mempekerjakannya? Akibatnya ia hanya dapat
mengemis dan hidup hanya dari belas kasihan orang. Ketika ia akhirnya mati, siapa yang
peduli dengan kematiannya? Andai masih ada orang yang mau memakamkannya, berapa
orang yang hadir dalam pemakamannya? Berapa banyak "rempah-rempah"dan "minyak
mur" yang dikirimkan atau diberikan kepadanya? Dan berapa banyak orang yang
mendoakan agar ia "diterima di sisi Tuhan"? Bisa diperkirakan jumlah orang-orang yang
bersukacita karena kematiannya (karena tidak akan "terganggu" lagi dengan kedatangan
si pengemis borok ini) jauh lebih banyak daripada yang berduka cita (itupun kalau masih
ada yang berduka cita untuknya)?
73
Dari 2 peristiwa di atas, jika dilihat dari sudut pandang dunia, sudah tentu Putri
Diana jauh lebih beruntung daripada Lazarus, si pengemis borok ini. Sebab meskipun
kehidupannya tidak mulus, tetapi Putri Diana tetap masih mempunyai orang-orang yang
mengasihinya. Hal ini jauh berbeda dengan si Lazarus yang tidak mendapatkan
seorangpun yang peduli padanya. Lebih-lebih lagi, kalau kehidupan "di seberang sana"
ditentukan oleh banyaknya doa orang-orang baginya, Putri Diana mungkin akan
mendapatkan tempat yang paling mulia atau terbaik "di sana" yang pernah bisa dicapai
oleh seorang manusia. Sedangkan si Lazarus miskin ini entah di mana lagi tempatnya.
Sungguh kasihan sekali dia. Susah selama-lamanya.
Namun kalau kita mau berpikir dan melihat hal di atas secara sungguh-sungguh,
barulah kita akan menyadari bahwa masalah atau situasinya tidaklah segampang itu.
Karena kita sebaiknya perlu tahu dulu bahwa: Apakah betul "di seberang sana (setelah
kematian)" itu masih ada kehidupan atau suatu dunia yang lain"? Kalau ada, seperti apa
bentuknya? Apakah cuma 1 "macam" atau "banyak pilihan"? Andai ada banyak pilihan,
bagaimana kita memilihnya? Apakah pilihannya tergantung kehidupan kita di dunia ini?
Apakah juga tergantung doa-doa orang yang dinaikkan untuk kita setelah kita mati? Lalu
berapa lama kehidupan di sana ? Dan seterusnya.. Sehingga ketika saat kematian itu tiba
(yang kita tidak tahu kapan waktunya) , kita tidak akan menjadi orang yang bodoh dan
malang, yang salah perhitungan dan yang sama sekali tidak siap menghadapinya..
B.
PENGAJARAN ALKITAB TENTANG KEMATIAN
Apa yang terjadi di balik kematian masih menjadi misteri dan perdebatan banyak
orang. Namun pada umumnya hari ini manusia sudah menyadari bahwa betul di balik
kematian masih ada dunia lain. Hal ini sangat nyata terasa dan terlihat dalam banyak
kasus atau kejadian ketika seseorang akan meninggalkan dunia ini, di mana sebagian dari
mereka ada yang begitu tenang dan bahagia karena dijemput oleh orang-orang/pribadi
yang mereka kasihi. Sebaliknya sebagian lagi begitu ketakutan karena melihat sesuatu
yang begitu menakutkan yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Bersyukur
bagi orang Kristen, karena Tuhan memberikan kita Alkitab, Firman Tuhan, yang cukup
dan lengkap untuk menjadi pegangan dan pedoman bahkan penuntun bagi umatNya
sepanjang zaman. Jauh hari, bahkan berabad-abad sebelum manusia mengetahuinya
secara ilmiah dan dibuktikan secara ilmu pengetahuan, Tuhan, melalui FirmanNya, sudah
memberitahukan pada umatNya akan keberadaan manusia. Fakta mengenai kematiannya,
bahkan apa yang terjadi setelah kematian.
Alkitab telah menyatakan bahwa setiap orang pasti mati, dan kematian bagi orang
percaya adalah suatu keuntungan, bukan suatu hal yang menakutkan. Karena kematian
hanyalah perpisahan antara tubuh dan roh. Tubuh kembali menjadi tanah, dan roh
kembali kepada Allah (Pengkhotbah 12:5-7). Alkitab juga mencatat bahwa Firman Tuhan
tidak mengajarkan jenazah orang percaya dikremasikan (Pembakaran Mayat), tetapi
dimakamkan (dikubur). Kematian adalah suatu peristiwa penting di dalam kehidupan
manusia. Bila ada saudara kita yang dipanggil pulang ke rumah Bapa, maka harus
dimakamkan, dan hal ini memerlukan pelayanan secara rohani dan jasmani, khususnya
bagi keluarga yang ditinggalkan.
74
Ada 4 macam kematian dalam hidup ini seperti yang kita lihat dalam Kejadian 2:16
yaitu:
1. Kematian Tubuh Jasmani artinya kematian dari hidup di dunia dalam tubuh
yang fana, tubuh kembali ke debu tanah dan roh kembali kepada Allah.
2. Kematian Moral artinya kematian dari kebenaran Allah, sehingga manusia
cenderung hidup dalam dosa, dalam kejahatan, hidup dalam dosa maka
terjadilah penderitaan, penyakit, kelaparan, bencana dan lain sebagainya.
Seperti kasus Kain dan Habel.
3. Kematian Rohani yaitu dalam hubungannya terputus atau terpisah dari Allah.
Jauh dari Allah akibat dari dosa yang dilakukan.
4. Kematian Kekal yaitu kematian selama-lamanya ketika penghakiman terakhir
dari Yesus Kristus bagi orang yang tidak percaya kepada-Nya di dalam api
neraka selama-lamanya.
Dari Alkitab manusia akan tahu bahwa :
1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya = "roh")
oleh Allah..
Kejadian 2:7 : "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup."
Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya
akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak mati !!)
Kejadian 3:19 : "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu
dan engkau akan kembali menjadi debu."Pengkhotbah 12:7 "Dan debu kembali
menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya." ( Bdk Ayub 34:14 - 15)
2. Sesudah itu akan ada penghakiman yang adil dari Allah.
Ibrani 9:27 : "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja,
dan sesudah itu dihakimi,"Pengkotbah 11:9 : "Bersukarialah, hai pemuda, dalam
kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan
hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah
akan membawa engkau ke pengadilan! " Pengkhotbah 12:14 : " Karena Allah akan
membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat." Penghakiman itu terjadi pada akhir
zaman, bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup
yang kekal, dan bagi yang tidak percaya akan beroleh penghukuman yang kekal.
Daniel 12:2 : "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk
mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal."
Yohanes 6:40 : "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang
melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya
Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Yohanes 11:25 : "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,"
75
Wahyu 20:11- 16 : "Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang
duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan
lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan
apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang
mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang
mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut
perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api.
Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api
itu."
C. KEMATIAN BAGI SEORANG KRISTEN
Tuhan Yesus adalah satu-satunya tokoh yang telah berhasil mengalahkan maut
atau kematian. Ia mengalami kematian di atas kayu salib untuk menebus dosa
manusia, dikuburkan, dan pada hari ketiga bangkit dari kematian, dan hidup
selamanya (1 Korintus 15). Ia adalah Tuhan yang turun dari Surga ke dunia, dan
setelah karya penebusanNya selesai Ia kembali naik ke Surga, yang adalah rumahNya (Yohanes 3:13, 16:28). Dan Ia sudah berjanji akan menjemput setiap orang yang
percaya kelak, ketika kematian itu datang dalam hidup mereka, sehingga kematian
bukanlah lagi hal yang menakutkan bagi orang yang percaya, tetapi sukacita dan
kebahagiaan yang terbesar karena dapat bertemu muka dengan muka dengan Tuhan
dan Juruselamat yang mengasihi dan dikasihinya. Bahkan kematian bagi orang
percaya juga berarti pekerjaannya dalam dunia ini sudah selesai dan sekarang ia boleh
beristirahat dalam rumah Bapa yang kekal.
Yohanes 14:1 - 6 : "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana
Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak
tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Wahyu 14:13 : " Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan:
"Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini."
"Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka,
karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
76
D. UPACARA KEMATIAN KRISTEN
Berdasarkan pemahaman yang diuraikan di atas, maka ketika kematian itu
tiba, seorang Kristen tidaklah membutuhkan apa-apa lagi, karena saat itu juga (ketika
ia mati) rohnya sudah langsung kembali ke "Rumah Bapa Surgawi", ia tidak perlu
"ditambahkan atau diberikan sesuatu lagi "supaya "jalannya di sana menjadi lancar",
dalam petinya tidak perlu dibekali berbagai barang-barang, dan dalam jasadnya tidak
perlu diberikan mutiara, dsb. Bahkan ia tidak perlu didoakan supaya diterima "di sisi
Tuhan" (ia tidak perlu doa-doa kita lagi dan doa-doa kita pun untuknya tidak ada
pengaruhnya sama sekali. Jika ia adalah seorang percaya, maka ia sudah bersama
Tuhan di Surga, tetapi jika ia adalah orang yang tidak percaya maka ia sudah berada
di tempat penghukuman yang kekal. Lihat Lukas 16:19-31, bdk 2 Kor 5:10).
Cara pemakaman bagi seorang Kristen tidak ada pantangannya, ia boleh
dimakamkan kapan saja. Tujuan utama upacara atau kebaktian kedukaan Kristen
adalah untuk menghibur anggota keluarga yang telah ditinggalkan, di mana melalui
Puji-Pujian dan Firman Tuhan (yang mengingatkan mereka kembali akan
pengharapan di dalam Tuhan), serta perhatian dari saudara seiman dan sanak famili,
mereka dapat dikuatkan kembali. Acara menaburkan minyak wangi yang dilakukan
sebagai penghormatan terakhir bagi yang meninggal, seharusnya mengingatkan
hadirin yang masih hidup agar selalu mengingat keharuman, kebaikan, teladan baik
dari almarhum/ah semasa hidupnya. Jadi jelas dalam upacara kebaktian Kristen tidak
ada hal apa pun yang dilakukan untuk "roh orang yang meninggal".
Liturgy dalam Ibadah sebelum pemberangkatan Jenazah:
1. Ibadahnya bisa dirumah, rumah sakit/duka atau digereja dimana jenazah tersebut
dibuat orang yang ditinggalkan.
2. Pendeta dan para palayan Tuhan harus hadir tepat waktu sesuai dengan jam
ibadah ditentukan.
3. Menaikkan puji-pujian untuk memulai ibadah (lagu lambat disesuaikan dengan
lagu untuk penghiburan)
4. Berdoa
5. Menaikkan puji-pujian (lagu penghiburan)
6. Firman Tuhan disesuaikan dengan kematian dan penghiburan
7. Berdoa dan menutup ibadah
8. Kata penghiburan dari Gereja atau handai tolan yang hadir
9. Ucapan terima kasih dari keluarga yang ditinggalkan
Liturgi dalam Ibadah Pemakaman:
Setelah peti mati diletakkan di atas liang lahat,.. pendeta atau pemimpin pujian akan
memulai ibadah Pemakaman, bisa langsung diturunkan ke dalam kubur…
1. Pujian yang dipimpin oleh pemimpin pujian
2. Berdoa
3. Nyanyian pujian
4. Firman Tuhan
5. Pendeta menutup pemakaman jenazah dengan membayakan ayat Pengkhotbah
12:7 ”Debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya”. Lalu Pendeta mengambil sedikit tanah di dalam tangannya
dan menghamburkannya ke atas peti jenazah itu. Demikian juga bunga akan
77
6.
7.
8.
9.
dihamburkan ke atas peti jenazah setelah membacakan bahwa hidup manusia
sama seperti bunga atau rumput yang pagi mekar dan malam hari layu seperti
dalam Mazmur 103:15.
Doa Penutup
Pendeta memberi kesempatan kepada keluarga dan para hadirin untuk
mentaburkan bunga dan tanah ke atas peti jenasah. Pentaburan bunga dan tanah
dilakukan dengan tenang dan teratur sampai selesai. Diberi kesempatan untuk
mengambil foto keluarga
Pada akhir ibadah, dari gereja yang bersangkutan atau pendeta mengucapkan
terima kasih kepada keluarga, dan sebaliknya juga dari keluarga akan
mengucapkan terima kasih kepada gereja, hadirin, yayasan yang telah melawat
dan memberikan bantuan moril maupun materiil.
Ibadah selesai. Mempersilahkan petugas kuburan untuk menutup kuburan itu
dengan tanah sampai selesai, dan pendeta menunggu sampai kubur itu sudah
ditimbun rapi, baru kemudian berpamitan dengan keluarga yang berkabung itu.
PENUTUP
Janji Kristus mengenai "Rumah Bapa" yang "selalu ada tempat bagimu" merupakan
kekuatan dan penghiburan bagi setiap orang percaya yang pada saatnya harus
meninggalkan dunia ini. Janji ini sudah dialami berjuta-juta orang yang percaya padaNya
dan kitapun hari ini masih dapat menyaksikannya tatkala kita hadir di kamar seorang
Kristen yang mengasihi Tuhan, yang akan meninggalkan dunia ini. Namun jika tiba
saatnya bagi kita untuk meninggalkan dunia ini, sudah siapkah kita? ke mana kita pergi?
Dan apa yang akan kita dapatkan?
1 Korintus 4:5 : "Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum
Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia
akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan
menerima pujian dari Allah."
78
Download