Lembaga keuangan

advertisement
Lembaga keuangan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan
jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi
keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk
perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham,
aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun dan bisnis serupa.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan non bank (asuransi, pegadaian, perusahaan sekuritas,
lembaga pembiayaan, dll).
Fungsi
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan
pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada
perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang
memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu
investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor ini
beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk
pinjaman utang kepada yang membutuhkan . Ini adalah merupakan tujuan utama dari
lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan. contoh dari lembaga
keuangan adalah bank
Bank
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bank (cara pengucapan: [Bang]) adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan
dipinjamkan.
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidur rakyat banyak.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan.
Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan
perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang
di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini
bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter
supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti
menerima tabungan dan memberikan pinjaman.
Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank menghasilkan
untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.
•
Sejarah Perbankan
Asal Mula Kegiatan Perbankan
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat
oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika]] dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia,
Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai
dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai
meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin
penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain.
Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money
Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.
Uangyang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
Sejarah Perbankan di Indonesia
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.
Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia
Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
De Javasce NV.
De Post Poar Bank.
Hulp en Spaar Bank.
De Algemenevolks Crediet Bank.
Nederland Handles Maatscappi (NHM).
Nationale Handles Bank (NHB).
De Escompto Bank NV.
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bank Nasional indonesia.
Bank Abuan Saudagar.
NV Bank Boemi.
The Chartered Bank of India.
The Yokohama Species Bank.
The Matsui Bank.
The Bank of China.
Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.
Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di
zaman awal kemerdekaan antara lain:
1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal
dengan BNI '46.
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal
dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi
Bank Amerta.
7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
8. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan
Bank Pasifik.
9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian
merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga
keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), Bank Umum Syari'ah, dan juga BPR Syari'ah (BPRS).
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.
Sejarah Bank Pemerintah
Seperti diketahu bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya,
yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara
yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Berikut ini
akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu:
•
Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13
•
Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini
sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan di tahun 1951.
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur setelah
menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang
bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
1.
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan
UU No 21 Tahun 1968.
2.
Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi
Bank Expor Impor Indonesia.
•
•
•
•
•
•
•
Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi
Bank Negara Indonesia '46.
Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13
Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan
UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satusatunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian
menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara
Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi
Daya.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13
Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos
tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir
menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor
Impor Indonesia (Ban Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada
tahun 1999.
Tujuan jasa perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai,
tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan
ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang
hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak
yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan
pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu
negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku
seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun
karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
Perusahaan Pemegang Sepuluh Besar Bank
Berdasarkan Keuntungan di Tahun 2003 (Dalam
Dolar AS)
1. Citigroup — 20 milyar
2. Bank of America — 15 milyar
3. HSBC — 10 milyar
4. Royal Bank of Scotland — 8 milyar
5. Wells Fargo — 7 milyar
6. JPMorgan Chase — 7 milyar
7. UBS AG — 6 milyar
8. Wachovia — 5 milyar
9. Morgan Stanley — 5 milyar
10. Merrill Lynch — 4 milyar
Pustaka
•
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002.
Bank investasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bank investasi membantu perusahaan dan pemerintah serta lembaga-lembaga
pemerintahan dalam menggalang perolehan dana dengan cara penerbitan dan penjualan
efek di pasar modal. Bank investasi ini berperan dalam memberikan nasehat-nasehat
strategis untuk melakukan penggabungan usaha (merger) dan akuisisi serta berbagai jenis
transaksi keuangan lainnya.
Bank investasi ini juga berperan sebagai pialang bisnis dalam mewakili nasabahnya
melakukan transaksi perdagangan. Namun dalam beberapa tahun garis pemisah antara
kedua jenis struktur ini telah kabur terutama karena bank komersial juga menawarkan
jasa bank investasi.
Di Amerika, Undang-undang Glass-Steagall Act diciptakan pada awal kebangkitan pasar
modal dari kejatuhannya pada tahun 1929 yang melarang bank untuk merangkap menjadi
penerima deposito serta menjadi penjamin emisi saham dan obligasi ; undang-undang ini
akhirnya dibatalkan pada tahun 1999 oleh undang-undang Gramm-Leach-Bliley Act.
Bank investasi ini juga harus dibedakan dengan pialang saham yang melakukan kegiatan
usaha dalam transaksi penjualan dan pembelian saham, obligasi, reksadana. Namun
beberapa perusahaan melakukan kegiatan usaha rangkap dengan menjadi pialang dan
bank investasi, ini dilakukan juga termasuk oleh perusahaan keuangan besar yang
terkenal diseluruh dunia.
Kebanyakan bank investasi terlibat sangat jauh dalam penyediaan jasa keuangan
tambahan bagi nasabahnya, seperti misalnya melakukan transaksi-transaksi perdagangan
derivatif, obligasi, valuta asing, komoditi, dan saham.
Karakteristik yang digunakan pada bank investasi hingga hari ini kebanyakan adalah
hanya dari "sisi penjual" nya saja yaitu perdagangan surat berharga atau saham ( misalnya
memfasilitasi transaksi, pencipta pasar), atau mempromosikan saham ( misalnya sebagai
penjamin emisi, analis, dll).
"sisi beli" nya diwakili oleh dana pensiun, reksadana, dana lindung nilai dan investor
publik yang menjadi pengguna jasa mereka guna memperoleh keuntungan maksimal dari
investasinya. Namun banyak perusahaan juga yang memiliki kedua komponen ini.
•
Struktur organisasi bank investasi
Kegiatan utama dan unit-unitnya
Fungsi utama dari bank investasi adalah melakukan pembelian dan penjualan produk atas
nama nasabahnya maupun atas nama bank sendiri. Bank investasi mengambil alih resiko
melalui perdagangan hak yang dilakukan oleh si pedagang yang tidak berhubungan
langsung dengan nasabahnya.
Suatu bank investasi terdiri dari beberapa unit yang terbagi atas lini depan (front office),
lini tengah (middle office) dan lini belakang (back office) yang masing-masing memiliki
kegiatan sebagai berikut :
•
Lini depan atau front office adalah merupakan aspek tradisional dari bank
investasi yang tugasnya memberikan bantuan kepada nasabah dalam menggalang
dana melalui pasar modal serta memberikan nasehat dalam proses penggabungan
usaha dan akuisisi. Bank investasi menyodorkan suatu gagasan yang dibawa ke
rapat-rapat dengan nasabahnya dengan harapan agar gagasannya ini mebuahkan
hasil berupa mandat dari nasabahnya untuk melaksanakan transaksi atas nama
nasabah tersebut. Apabila mandat sudah diperoleh maka bank investasi
bertanggung jawab untuk menyiapkan seluruh materi yang dibutuhkan dalam
transaksi tersebut dimana dapat melibatkan investor yang berminat membeli
penerbitan surat berharga, melakukan koordinasi dengan pihak penawar ataupun
melakukan negosiasi dengan perusahaan yang menjadi target penggabungan
usaha.
•
Manajemen investasi ( lihat artikel utama : Manajemen investasi adalah
manajemen profesional dari berbagai surat berharga (saham, obligasi dan lainlain), yang melakukan tugasnya guna memperoleh imbal hasil investasi sesuai
dengan yang menjadi tujuan dari investornya. Investor mereka dapat berupa
perusahaan (asuransi, dana pensiun, perusahaan) ataupun investor perorangan
(yang kesemuanya melakukan investasi dalam bentuk kontrak investasi atau
seringkali melalui kontrak investasi kolektif misalnya reksadana)
•
Pasar keuangan yang terdiri dari penjualan, perdagangan, analisa dan
strukturisasi.
Penjualan dan perdagangan biasanya merupakan suatu bagian
yang menghasilkan pemasukan utama bagi bank investasi. Dalam proses
menciptakan pasar, pedagang akan menjual dan membeli produk
keuangan dengan tujuan untuk menghasilkan peningkatan nilai
perdagangan. Penjual adalah istilah yang digunakan bagi team penjualan
bank investasi yang bertugas untuk menghubungi lembaga-lembaga
keuangan dan investor yang berpotensi guna menawarkan ide perdagangan
serta menerima pesanan transaksi perdagangan dari investor tersebut dan
melanjutkan pesanan tersebut ke meja perdagangan ( trading desk) utuk
dilaksanakan.
•
Analis adalah divisi yang melakukan analisa terhadap perusahaan
serta memberikan laporan tertulis mengenai prospeknya, biasanya diserta
•
dengan peringkat beli atau jual. Divisi ini tidak menghasilkan pemasukan
dimana hasil kerjanya digunakan sebagai bahan masukan bagi nasabah
dalam melaksanakan perdagangan.
Strukturisasi adalah divisi yang berhubungan dengan perdagangan derivatif
divisi ini bermain dengan tehnik yang tinggi dengan sejumlah karyawan dalam
menciptakan struktur yang kompleks yang dapat memberikan imbal hasil yang
lebih besar daripada deposito.
Lini tengah atau middle office
•
Manajemen resiko berperan dalam menganalisa pasar dan resiko kredit dari
perdagangan nasabahnya yang dituangkan dalam neraca perdagangan harian
nasabah dan menentukan batasan jumlah modal yang dibutuhkan sehingga
nasabah diperkenankan melakukan perdagangan guna mencegah gagal bayar
dalam perdagangan tersebut.
Lini belakang atau back office
•
Operasional berperan dlam melakukan pengecekan data perdagangan untuk
memastikan bahwa telah sesuai dengan ketentuan , memastikan tidak terjadi
kesalahan serta melaksanakan transaksi transfer yang diperlukan.
Teknologi
•
Setiap bank investasi yang utama memiliki sejumlah perangkat lunak yang
diciptakan oleh tim teknologi yang juga bertanggung jawab atas komputer dan
sarana telekomunikasi. Teknologi telah berkembang dengan pesat dimana
sekarang perdagangan telah dilakukan secara elektronik. Dengan menggunakan
suatu algoritma yang rumit maka program ini dapat digunakan untuk
melaksanakan lindung nilai secara otomatis.
Daftar bank investasi
Konglomerat keuangan
Konglomerat jasa keuangan yang besar, melakukan kombinasi dari bank komersial dan
bank investasi bahkan juga asuransi. Berdasarkan undang-undang Gramm-Leach-Bliley
Act tahun 1999 maka kombinasi tersebut di Amerika adalah melawan hukum. Dalam
daftar dibawah ini yang diberi tanda kurung adalah bank investasi yang merupakan
afiliasi.
•
•
•
Allianz (Dresdner Kleinwort)
Bank of America (Banc of America
Securities)
BNP Paribas
•
•
KBC Bank (KBC Financial
Products)
KeyCorp (KeyBanc Capital
Markets)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
BMO (BMO Capital Markets)
Barclays (Barclays Capital)
Calyon
CIBC (CIBC World Markets)
Citigroup
Credit Suisse
Deka Bank
Deutsche Bank
Fortis Bank
HSBC
ING Group
JPMorgan Chase (JPMorgan
Securities, Inc.)
Kaupthing Bank
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Mizuho Financial Group (Mizuho
Corporate Bank)
Monte dei Paschi di Siena (MPS
Finance)
Nomura Securities Co., Ltd.
(Nomura Securities Co.)
Bank of Nova Scotia (Scotia
Capital)
Rabobank
Royal Bank of Scotland
Royal Bank of Canada (RBC Capital
Markets)
Grupo Santander
Société Générale
Toronto-Dominion Bank (TD
Securities)
UBS AG
Unicredit (Unicredit Group)
Wachovia (Wachovia Securities)
Wells Fargo (Wells Fargo
Securities)
Bank investasi independen
Bank investasi ( Penjamin emisi ) yang tidak berafiliasi dengan bank adalah sebagai
berikut :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
A.G. Edwards
Bain Capital
Bear Stearns
Boenning &
Scattergood
Canaccord Adams
C.E. Unterberg,
Towbin
Close Brothers Group
Cowen Group, Inc.
Dresner Partners
Edward Jones
Investments
Ferris, Baker Watts
Inc.
Financo, Inc.
Friedman Billings
Ramsey
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Investec
Janney Montgomery
Scott
Jefferies & Co.
Jordan, Knauff &
Company
Keefe, Bruyette &
Woods
Ladenburg Thalmann
Lazard Capital
Markets (spun off
from Lazard 2005)
Legg Mason
Lehman Brothers
Macquarie Bank
The McLean Group
Merrill Lynch
Miller Buckfire
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Oppenheimer
Piper Jaffray
Raymond James
Revolution Partners
Robert W. Baird &
Company
Roth Capital Partners,
LLC
N M Rothschild &
Sons
Sagent Advisors
Salman Partners Inc.
Sandler O'Neill +
Partners
Stephens Inc.
ThinkEquity Partners,
LLC
Thomas Weisel
•
•
•
•
•
•
•
Gabelli
Genuity Capital
Markets
Goldman Sachs
Greenhill & Company
Harris Williams &
Company
Hilco Corporate
Finance, LLC
•
•
Morgan Stanley
Needham &
Company
Newbury Piret
Newsouth Capital
Management inc.
NIBC
Noble Bank (UK)
•
Nomura
•
•
•
•
•
•
•
Partners
T. Rowe Price
Transparent Value
William Blair &
Company
•
WR Hambrecht + Co
Houlihan Lokey
Howard & Zukin
Manajemen investasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas
atau surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan tujuan
untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor. Investor tersebut
dapat berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat
juga merupakan investor perorangan, dimana sarana yang digunakan biasanya berupa
kontrak investasi atau yang umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif
(KIK) seperti reksadana.
Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan analisa
keuangan, pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan serta melakukan
pemantauan terhadap investasi.
Diluar industri keuangan, terminologi "manajemen investasi merujuk pada investasi
lainnya selain daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek, merek,
paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi.
Manajemen investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar serta memegang
peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen.
•
Industri manajemen investasi
Kegiatan usaha dari manajemen investasi ini terdiri dari berbagai bidang termasuk
mempekerjakan manajer investasi profesional, penelitian, menjalankan fungsi pesanan
dan perdagangan (dealing)[1], penyelesaian transaksi, pemasaran, audit internal, serta
mempersiapkan laporan bagi nasabahnya.
Pengelolaan industri manajemen investasi melibatkan amat banyak pihak yang
menunjukkan betapa rumitnya kebutuhan industri ini. Disamping karyawan pemasaran
yang membawa nasabah datang kepada industri ini, masih ada pula staf kepatuhan
( untuk memastikan dipenuhinya semua peraturan yang berlaku oleh perusahaan), auditor
internal ( untuk mengaudit sistem internal serta melaksanakan fungsi pengawasan
internal), bagian keuangan (untuk membukukan transaksi keuangan), ahli komputer serta
karyawan pendukung lainnya ( untuk mencatat setiap transaksi serta valuasi keuangan
dari ribuan nasabah perusahaan)
Peran sebagai agen
Perusahaan manajemen investasi seringkali bertindak sebagai agen atau perantara dari
para pemilik saham dan perusahaan daripada memiliki secara langsung saham
perusahaan. Secara teoritis, para pemilik saham memiliki kekuasaan yang amat besar
untuk mengubah arah kebijakan perusahaan yang dimilikinya melalui hak suara dalam
rapat umum pemegang saham (RUPS) serta kemampuannya untuk mengontrol dan
menekan manajemen perusahaan. Namun dalam prakteknya para pemilik saham tersebut
tidak menggunakan hak suara yang dimiliki secara kolektif tersebut ( sebab
kepemilikannya masing-masing hanya terdiri dari jumlah yang kecil), dan institusi
keuangan ( selaku agen) terkadang menggunakan hak suara tersebut. Telah menjadi suatu
kepercayaan umum bahwa manajemen investasi selaku agen harus memiliki kemampuan
untuk secara aktif memantau kinerja perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh
nasabahnya.
Kendala operasional
Beberapa kendala dalam mengoperasikan usaha manajemen investasi ini antara lain:
•
•
•
•
•
laba kotor yang diperoleh terkait langsung dengan valuasi nilai pasar sehingga
kejatuhan nilai pasar dari aset akan mengakibatkan penurunan drastis pada laba
kotor relatif terhadap biaya.
sulitnya mempertahankan kinerja pengelolaan investasi sehingga mencapai nilai
diatas rata-rata dan nasabah biasanya menunjukkan ketidak sabarannya saat
kinerja investasi buruk.
gaji manajer investasi yang sukses sangat mahal dan memiliki kemungkinan
dibajak oleh pesaing.
pencapaian kinerja investasi diatas rata-rata adalah amat bergantung pada
keunikan dari keahlian manajer investasi, namun nasabah tidak pernah
mempedulikan hal tersebut dan semata hanya melihat pada kesuksesan
perusahaan yang dianggap bersumber pada filosofi dan disiplin internal
analis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata
seringkali memiliki kondisi keuangan yang mapan sehinga mereka akan menolak
tawaran pekerjaan yang ditawarkan perusahaan demi untuk mengelola
portofolionya sendiri.
Perusahaan investasi di dunia yang tersukses mungkin adalah mereka yang terpisah dari
perbankan dan asuransi baik secara fisik maupun secara psikologis, dimana kinerja
terbaik dan strategi bisnis yang dinamis umumnya dihasilkan oleh perusahaan
manajemen investasi yang independen.
Dana kelolaan manajemen investasi secara global
Aset industri manajemen investasi global meningkat dengan pesat dan pada tahun 2006
mencapai rekor 55 triliun dollar, ini merupakan peningkatan 10 % dari tahun sebelumnya
dan meningkat 55% apabila dihitung sejak 2002.
Total aset dana pensiun mencapai 20,6 triliun dollar pada tahun 2005 dimana 16,6 triliun
diinvestasikan di asuransi dan 17,8 triliun di reksadana. Merrill Lynch menaksir nilai
investasi perorangan mencapai 33,3 triliun dimana sepertiganya ditempatkan dalam
bentuk lain dari manajemen investasi konvensional.
Pada tahun 2005, 48% dari total dana investasi global berasal dari Amerika dan posisi
berikutnya adalah Jepang dengan jumlah 11% dan Inggris dengan 7 %. Kawasan Asia
Pasifik menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun ini. Negara-negara
seperti Tiongkok dan India menawarkan potensi yang amat besar dan banyak perusahaan
meningkatkan perhatiannya pada kawasan ini.
10 besar perusahaan manajemen investasi
10 manajer aset peringkat teratas pada tahun 2005 menurut Majalah Global Investor
berdasarkan aset yang dikelola. (Sumber: BGI)
Peringkat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dana kelolaan
Negara
(US$juta)
Barclays Global Investors
1,400,491
UK
State Street Global Advisors 1,367,269
US
Fidelity Investments
1,299,400
US
Capital Group Companies
1,050,435
US
Legg Mason
891,400
US
The Vanguard Group
852,000
US
Allianz Global Investors
790,513
Germany
JPMorgan Asset Management 782,646
US
Mellon Financial Corporation 738,294
US
Deutsche Asset Management 723,366
Germany
Perusahaan
Majalah Pensions & Investments menempatkan UBS dalam peringkat pertama, dengan
lebih dari 2 trilyun dollar dana kelolaan (Sumber: P&I)
Reksadana
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan
cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer
Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang
ataupun efek/sekuriti lainnya.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):
“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi;
dan
3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada
surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen
atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana
tersebut.
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan
pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank
kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.
•
Sejarah Reksadana
Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust yang diterbitkan
tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun telah memiliki sebanyak 200
investor reksadana dengan total aset senilai US$ 392.000.
Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini
menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan
Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa
Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and
Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang
menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit
reksadana wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna
keterbukaan informasi reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek
kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana.
SEC juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi tahun 1940
yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi untuk setiap
pendaftaran reksadana hingga hari ini.
Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksadana mulai tumbuh dan
berkembang. Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksadana
dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US Dollar.
Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle dengan
nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama Vanguard 500 Index Fund
yang merupakan reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100 triliun US
Dollar
Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksadana di Amerika yaitu dengan
adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement account
- IRA) [1], yang menambahkan ketentuan kedalam Internal Revenue Code( peraturan
perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah
memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000 US $ setahun.
Bentuk Hukum Reksadana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1),
bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan
Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)
suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda
dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha
pengelolaan portofolio investasi.
Kontrak Investasi Kolektif
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga
mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi
investasi.
Karakteristik Reksadana
Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut:
Reksadana Terbuka
adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen
Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa
efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian
besar reksadana yang ada saat ini adalah merupakan reksadana terbuka.
Reksadana Tertutup
adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen
investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat
dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa
Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.
Jenis-jenis Reksadana
1. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang.
2. Reksadana Saham.
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas.
3. Reksadana Campuran.
Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham
dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana
lainnya.
4. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh
tempo yang kurang dari satu tahun.
Nilai Aktiva Bersih
NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari
suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio
suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
Manfaat Reksadana
Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif
investasi yang menarik antara lain:
1. Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi
yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran
Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya
mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara
langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar
modal.
2. Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan
mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan
Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga
tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli
satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.
3. Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan
biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau
keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa Dana wajib
mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta
menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus
secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya
secara rutin.
4. Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus
mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal
dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang
dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola
kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehinga
sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk
melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu
melakukan transaksi sendiri di bursa.
Risiko Investasi Reksa Dana
Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko yang
berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan
dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar
portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya
akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang
memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak
penyebab fundamental lainnya.
2. Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan
reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan
penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama.
Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara
besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada
faktor negatif yang luar biasa sehingga mempengaruhi investor reksadana untuk
melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar
biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk,
terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau
obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya
perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami
penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar
obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi
bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami
penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak
langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit
Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila
ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren
pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4. Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi
milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja
keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten
tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari
dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian
portofolio investasi secara ketat.
Exchange Traded Fund
Exchange traded fund (ETF) [2] adalah sebuah reksadana yang merupakan suatu inovasi
dalam dunia industri reksadana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka
dimana unit penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa.
ETF ini adalah merupakan kombinasi dari reksadana tertutup dan reksadana terbuka, dan
ETF ini biasanya adalah merupakan reksadana yang mengacu kepada indeks saham.
ETF ini lebih efisien daripada reksadana konvensional seperti yang kita kenal saat ini,
dimana reksadana senantiasa menerbitkan unit penyertaan baru setiap harinya dan
membeli kembali yang dijual oleh pemegang unit (manajer investasi harus menjual surat
berharga yang merupakan aset reksadana tersebut untuk memenuhi kewajibannya
membeli unit penyertaan yang dijual, sedangkan unit penyertaan ETF diperdagangkan
langsung di bursa setiap hari (menyerupai reksadana tertutup, dimana tidak ada dapat
dijual kembali kepada manajer investasi)
Di Indonesia, ETF ini disebut "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang
unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek", dan pada hari senin tanggal 4
Desember 2006, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah menerbitkan suatu
aturan baru yaitu peraturan nomor IV.B.3 tentang "Reksadana berbentuk kontrak
investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek". [3]
Bursa efek
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gedung Bursa Saham New York
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian
dan penjualan efek atau saham perusahaan serta obligasi pemerintah. Bursa efek tersebut,
bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi
perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk
catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu,
karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan
keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya
dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran
dalam pasar-pasar saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar
bebas, mempengaruhi harga saham (lihat penilaian saham).
Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar saham.
Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan
saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan
"off exchange".
Penawaran pertama dari saham kepada investor dinamakan pasar perdana atau pasar
primer dan perdagangan selanjutnya disebut pasar kedua (sekunder).
Syarat listing (pencatatan saham)
Perusahaan harus memenuhi syarat sebuah bursa saham agar saham mereka dapat dilist
dan diperdagangkan di sana. Contohnya, agar dapat dicatat dalam NYSE (Bursa Saham
New York), sebuah perusahaan mesti telah menerbitkan setidaknya 1 juta saham seharga
US$100 juta dan mesti telah mendapatkan lebih dari US$10 juta dalam tiga tahun
terakhir. [1]
Pasar modal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti
obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan
institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.
Pasar Modal di Indonesia
Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:
•
•
•
•
•
Badan Pengawas Pasar Modal
Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun
sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga
menjadi Bursa Efek Indonesia
Perusahaan efek
Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (PT. KPEI)
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)
Download