pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan

advertisement
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN EMPING MLINJO DI KELURAHAN NGADIREJO
KECAMATAN KARTASURA
Saiz Wantini*
Trisno Martono
Aniek Hindrayani
Progam Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Sebelas Maret
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura tahun 2013 secara
parsial dan simultan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode deskriptif dan menggunakan analisis regresi ganda. Jumlah sampel yang ditetapkan
sebanyak 100 sampel, penetapan responden dengan menggunakan Nonprobability sampling
yaitu Sampling incidental. Dari hasil analiis yang dilakukan diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut: Y= 3,036 + 0,293 X1+ 0,248 X2 + 0,123 X3 + 0,120 X4. Variabel Produk
(X1) memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,293,
variabel harga (X2) sebesar 0,248, variabel tempat (X3) sebesar 0,123 dan variabel promosi
(X4) sebesar 0,120. Pengujian hipotesis menggunakan uji t yang menunjukan bahwa ke
empat variabel independen terbukti secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen yaitu keputusan pembelian. Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel produk,
harga, tempat dan promosi memang layak untuk menguji variabel dependen keputusan
pembelian. Adjusted R Square menunjukan bahwa 47% variasi keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh ke empat variabel independen dalam persamaan regresi berganda. Sedangkan
sisanya sebesar 53% dijelaskan oleh variabel lain diluar ke empat variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
Kata kunci
: produk. harga, tempat, promosi & keputusan pembelian
The research objectives was to determine the effect of marketing mix to purchasing decisions
of mlinjochips in Ngadirejo Kartasura partially and simultaneously.This research is
quantitative research using descriptive method and multiple regression analysis. In the study
used 100 samples, with respondent determination by using nonprobability sampling that is
incidental sampling. From the analysis results can be carried out regression equation: Y =
3,036 + 0,293 X1 + 0,248 X2 + 0,123 X3 + 0,120 X4. Product variable (X1) has the most
effect to the purchase decision (Y) of 0,293, price variable (X2) of 0,248, place variable (X3)
of 0,123 and promotional variable (X4) of 0,120. Hypothesis testing using t-test showed that
all of four independent variables proved to positively and significantly affect to the dependent
variable is which purchase decision. hrough F test it can be seen that the variables of product,
price, place and promotion were is feasibled to test the dependent variable of purchase
decision. Adjusted R Square show that 47% of purchasing decisions variation can be
explained by four independent variables in multiple regression equation. While the
remaining of 53% was explained by other variables outside four variables used in this
research.
Keyword : Product, Price, Distribution, Promotion and Decisions Purchasing
67
Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan
Kartasura”
PENDAHULUAN
Proses pembelian dimulai ketika
seseorang menyadari kebutuhannya. Orang
tersebut mulai menyadari perbedaan
keadaanya sekarang dengan keadaan yang
diinginkan. Perilaku pembelian seseorang
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang unik,
karena preferensi dan sikap terhadap obyek
setiap orang berbeda. Selain itu, konsumen
berasal dari berbagai segmen, sehingga apa
yang diinginkan dan dibutuhkan juga
berbeda. Upaya konsumen untuk melakukan
suatu pembelian juga disebabkan oleh
perkembangan arus informasi sehingga
konsumen dapat menyerap informasi serta
pengetahuan tentang keberadaan suatu
produk dengan cepat.
Dengan keadaan
seperti ini pelaku usaha dituntut untuk
semakin tanggap terhadap keinginan
konsumen serta dapat mengkomunikasikan
dan menyajikan produknya secara tepat. Di
dalam dunia bisnis terdapat aspek pemasaran
tidak terkecuali dalam pemasaran Usaha
Kecil Menengah (UKM). Dimana konsep
tersebut adalah salah satu kegiatan
pemasaran
yang
sangat
menentukan
keberhasilan perusahaan dalam mengejar
keuntungan maksimum. Konsep kegiatan
pemasaran meliputi beberapa srategi, yaitu:
strategi penyusunan produk, penentuan
harga, pendistribusian barang, dan promosi
terkenal dengan istilah marketing mix.
Emping melinjo adalah salah satu
jenis makanan ringan yang terbuat dari buah
melinjo yang sudah tua dan berbentuk pipih
bulat. Emping mlinjo merupakan produk
olahan yang sering dipakai sebagai
pelengkap
makanan
lainnya.
Proses
pembuatan emping tidak sulit dan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat-alat
sederhana. Emping melinjo merupakan salah
satu komoditi pengolahan hasil pertanian
yang memiliki nilai tinggi karena harga jual
emping mlinjo relatif tinggi. Makanan ini
banyak dihasilkan oleh pengusaha kecil,
biasanya emping mlinjo di produksi oleh
industri daerah misalnya di Kabupaten
Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Batang, Yogyakarta, dan Jawa Timur
(Anonim, 2010).
Kartasura merupakan salah satu
kecamatan Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa
Tengah. Kartasura dapat dikatakan sebagai
kota satelit bagi Surakarta atau Solo,
sebagaimana halnya dengan Solo Baru yang
juga merupakan sebuah area yang
dikembangkan di kabupaten Sukoharjo. Di
kota ini terdapat persimpangan jalan negara
Surabaya-Solo-Yogyakarta
dan
SoloSemarang. Terdapat 12 Kelurahan di
Kartasura,
salah
satunya
Kelurahan
Ngadirejo.
Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan oleh peneliti diperoleh informasi
bahwa pada tahun 1984 terdapat 69 usaha
emping mlinjo di Kelurahan Ngadirejo.
Memasuki tahun 2000 permintaan pasar akan
emping mlinjo semakin meningkat. Namun,
beberapa pengusaha emping mlinjo Di
Kelurahan Ngadirejo mengaku tidak bisa
memenuhi permintaan pasar. Hal tersebut
dikarenakan bahan baku (biji mlinjo)
didaerah Kartasura dan sekitarnya mulai
langka sehingga harus mendatangkan bahan
baku dari daerah Bantul Yogyakarta.
Langkanya bahan baku mengakibatkan harga
emping mlinjo terus meningkat.
Strategi pemasaran yang telah
dilakukan oleh beberapa pengusaha yaitu
dengan melakukan inovasi produk, saat ini
produk yang dihasilkan lebih bervariatif
yaitu emping tawar, manis, pedas dan asin
serta emping gepok manis dan pedas.
Pengemasan terhadap produk dilakukan
secara rapi dan menarik konsumen, serta
menyediakan produk yang fresh atau produk
yang baru. Memperluas pasar dengan
memperkenalkan produknya di pusat oleholeh daerah Solo dan sekitar Jogja. Strategi
promosi juga telah dilakukan meskipun
masih sederhana atau konvensional yaitu
dengan memperbaharui papan nama yang
sudah ada sebagai identitas usaha. Memasuki
tahun 2010 beberapa pengusaha emping
mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo membuka
68
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
toko yang menjual hasil usahanya yaitu
emping mlinjo dalam berbagai ukuran dan
kemasan.
Menyadari permasalahan yang timbul
di dalam usahanya pengusaha emping mlinjo
Di Kelurahan Ngadirejo harus memikirkan
strategi untuk menarik konsumen agar tetap
tertarik
dengan
produknya
dan
mempengaruhi konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian terhadap produknya.
Strategi pemasaran yang tepat yang mampu
mempengaruhi pengambilan keputusan
pembelian terhadap emping mlinjo Di
Kelurahan Ngadirejo adalah penggunaan
strategi bauran pemasaran atau yang disebut
dengan marketing mix. Strategi tersebut
meliputi: strategi produk, harga, tempat, dan
promosi.
Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan, penulis tertarik ingin mengetahui
lebih jauh dan tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian
Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo
Kecamatan Kartasura Tahun 2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Mengetahui fakta sejauh mana variabel
bauran pemasaran yang terdiri dari: produk,
harga, tempat dan promosi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian emping
mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo secara parsial
(2) Mengetahui fakta sejauh mana variabel
bauran pemasaran yang terdiri dari: produk,
harga, tempat dan promosi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian emping
mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo secara
simultan.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Bauran Pemasaran
“Bauran pemasaran atau yang sering
disebut dengan istilah Marketing Mix adalah
kumpulan alat pemasaran taktis terkendali
yang dipadukan perusahaan untuk dapat
menghasilkan
respons
sesuai
yang
diinginkannya dipasar sasaran.” (Kotler &
Armstrong, 2006: 62). Dari pengertian di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa
marketing mix atau yang dikenal dengan
istilah bauran pemasaran merupakan
kumpulan alat pemasaran taktis yang terdiri
atas 4P produk (product), harga (price),
tempat (place), dan promosi (promotion)
yang dengan sengaja dipadukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Produk
“Produk berarti kombinasi barang
dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pasar sasaran” (Kotler & Armstrong,
2006: 62). Suatu perusahaan ada karena
menghasilkan produk untuk ditawarkan
kepada konsumen yang akan dipertukarkan
dengan alat pemuas kebutuhan atau uang.
Produk yang ditawarkan mencakup berbagai
bentuk mulai dari barang yang dapat dilihat
secara fisik atau jasa dan bahkan orang
(seperti kandidat politik). “Produk adalah
segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu
pasar sasaran dimana kemampuannya
memberikan manfaat dan kepuasan termasuk
benda, jasa, organisasi, tempat orang dan
ide” (David W. Cravens, 1996: 3).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulakan bahwa produk pada dasarnya
adalah segala hal yang dapat dipasarkan dan
dapat memuaskan konsumennya ketika
dipakai atau digunakan, suatu produk tidak
saja merupakan suatu objek-objek yang
dapat dilihat namun merupakan suatu
gabungan dari berbagai manfaat yang dapat
memuaskan kebutuhan konsumen yang tidak
saja bersifat fungsional namun juga
kebutuhan sosial dan psikologis.
Perencanaan produk melibatkan
berbagai keputusan tidak saja mengenai
produk itu sendiri namun juga berbagai
aspek yang terlibat seperti, ragam, kualitas,
desain, fitur, nama merek, kemasan, dan
layanan. Konsumen tidak saja melihat suatu
produk dari fisiknya semata namun juga halhal yang berada diluar itu sebagaimana
dikemukakan Belch & Belch dalam
Morissan (2010: 76) bahwa: “consumers
look beyond the reality of the product and is
ingredients”. Dengan demikian, konsumen
juga akan mempertimbangkan aspek-aspek,
seperti kualitas, merek, kemasan, dam
bahkan perusahaan yang berada dibelakang
69
Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan
Kartasura”
suatu produk yang kesemuanya membentuk
persepsi
konsumen
terhadap
produk
bersangkutan.
Harga
“Harga adalah sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau
jumlah dari nilai yang ditukarkan para
pelanggan untuk memperoleh manfaat dari
memiliki atau menggunakan suatu produk
atau jasa” (Kotler & Armstrong, 2006: 345).
Harga merupakan satu-satunya elemen
dalam marketing mix yang menghasilkan
pendapatan dan merupakan satu-satunya
elemen yang fleksibel. “Harga dapat
diartikan sebagai jumlah uang (satuan
moneter) dan atau aspek lain (non moneter)
yang mengandung utilitas atau kegunaan
tertentu
yang
dipergunakan
untuk
mendapatkan suatu produk” (Tjiptono, 2008:
465). Berdasarkan pendapat para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa harga dalam
marketing mix mengacu pada apa saja yang
akan diberikan konsumen untuk membeli
suatu barang atau jasa yang biasanya
menggunakan nilai uang.
Harga suatu produk ditentukan tidak
hanya berdasarkan biaya produksi namun
juga faktor-faktor lain seperti tingkat
permintaan terhadap produk bersangkutan,
tingkat persaingan, serta persepsi konsumen
terhadap produk. Peter dan Olson dalam
Morissan (2010) mengemukakan bahwa
“The cost of a product to the consumer
includes time, mental activity and behavioral
efforlt” (hlm. 78). Hal ini berarti bahwa
harga suatu produk ditentukan dengan cara
memperhitungkan waktu yang digunakan
untuk menghasilkan produk, aktifitas mental
yang dilakukan, dan bahkan upaya berupa
tingkah laku untuk mendukung produk itu.
Tempat
“Tempat (place) meliputi kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia
bagi pelanggan sasaran” (Kotler &
Armstrong, 2006: 63). Berdasarkan pendapat
diatas elemen tempat dalam bauran
pemasaran diartikan sebagai keseluruhan
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam membuat suatu produk dan
menyampaikan produk tersebut ditangan
konsumen. Kotler & Armstrong membagi
elemen tempat (place) kedalam beberapa hal
yaitu: saluran, cakupan, pemilahan, lokasi,
persediaan, transportasi dan logistic (2006).
“Saluran distribusi merupakan serangkaian
partisipan organisasional yang melakukan
semua fungsi yang dibutuhkan untuk
menyampaikan produk atau jasa dari penjual
ke pembeli akhir” (Tjiptono, 2008: 588).
Swasta (2002) menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan lokasi yaitu meliputi
saluran
distribusi,
jangkauan,
lokasi
penjualan, pengangkutan, persediaan dan
pergudangan. Berdasarkan pendapat para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tempat
dalam bauran pemasaran mencakup usaha
yang dilakukan oleh perusahaan guna
menyampaikan produk sampai kepada
tangan konsumen.
Promosi
Michael Ray dalam Morissan (2010)
mendefinisikan promosi sebagai “the
coordination of all seller-iniated efforts to
setup channels of information and persuation
to sell goods and services or promote an
idea” (hlm. 16). “Promosi adalah
perencanaan,implementasi, dan pengendalian
komunikasi dari suatu organisasi kepada para
konsumen dan pasar sasaran lainnya” (David
W. Cravens, 1996: 77). Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa promosi merupakan
koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai
dari pihak penjual untuk membangun
berbagai saluran informasi dan persuasi
untuk menjual barang dan jasa atau
memperkenalkan suatu gagasan kepada
konsumen atau pasar sasaran lainnya.
Pengertian Keputusan Pembelian
Tjiptono
(2002)
mendefinisan
keputusan pembelian adalah sebuah proses
dimana konsumen akan mengenali apa
70
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
masalahnya, mencari informasi mengenai
produk atau merk tertentu dan mengevaluasi
seberapa baik masing-masing alternative
tersebut dapat memecahkan masalahnya,
yang kemudian mengarah kepada keputusan
pembelian.
Berdasarkan definisi diatas bahwa
keputusan pembelian merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan barang yang
diinginkannya, kegiatan tersebut meliputi
mengenal masalahnya, pencarian informasi
mengenai produk atau merk tertentu dan
mengevaluasi seberapa baik masing-masing
alternative tersebut dapat memecahkan
masalahnya, yang kemudian mengarah
kepada keputusan pembelian.
Model Perilaku Konsumen
Model perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian menurut Kotler &
Armstrong dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Model perilaku konsumen
Pemasaran Dan Rangsangan
Lain
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Produk
Ekonomi
Harga
Teknologi
Tempat
Politik
Promosi
Budaya
Kotak Hitam
Pembeli
Karakteristik pembeli
Proses keputusan
pembeli
Respons
Pembeli
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan penyalur
Waktu pembelian
Jumlah pembelian
Sumber : Kotler & Armstrong (2008:158)
Berdasarkan gambar diatas model perilaku konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Pemasaran dan rangsangan lain, (2) Kotak hitam
pembeli dan (3) Respons pembeli.
Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Gambar 2
Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Morissan, 2010: 86
Gambar tersebut menunjukan bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian
suatu produk yang mencakup sejumlah tahapan yang biasanya dilalui konsumen ketika akan
melakukan pembelian. Konsumen melewati lima tahap dalam proses pengambilan keputusan,
tahapan tersebut meliputi: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
71
Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan
Kartasura”
Kerangka Berfikir Teoritis
Gambar 3
Kerangka berfikir
H1
Produk (product) (X1)
H2
Harga (price) (X2)
H3
Keputusan
Pembelian (Y)
Tempat (place) (X3)
H4
Promosi (promotion) (X4)
H5
Perumusan Hipotesis:
H1
H2
H3
H4
H5
: Ada pengaruh variabel produk
(product)
terhadap
keputusan
pembelian emping mlinjo Di
Kelurahan Ngadirejo Kartasura.
: Ada pengaruh variabel harga (price)
terhadap
keputusan
pembelian
emping mlinjo Di Kelurahan
Ngadirejo Kartasura.
: Ada pengaruh variabel tempat
(place)
terhadap
keputusan
pembelian emping mlinjo Kelurahan
Ngadirejo Kartasura.
: Ada pengaruh variabel promosi
(promotion) terhadap keputusan
pembelian emping mlinjo Di
Kelurahan Ngadirejo Kartasura.
: Ada pengaruh variabel bauran
pemasaran (produk, harga, tempat
dan promosi) terhadap keputusan
pembelian emping mlinjo Di
Kelurahan
Ngadirejo
Kartasura
secara simultan
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, jenis
penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi ganda.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
fakta sejauh mana variabel bauran pemasaran
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen Kerajinan Emping Mlinjo
Ngadirejo Kartasura.
Jumlah sampel dalam penelitian ini di
tentukan dengan menggunakan rumus dari
Roscoe dalam Sugiyono (2009) yaitu “Bila
dalam penelitian akan melakukan analisis
dengan multivariate (korelasi atau regresi
ganda), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti” (hlm. 90). Jumlah variabel dalam
penelitian ini yaitu 4 variabel bebas bauran
pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari
produk (product), harga (price), tempat
(place), dan promosi (promotion) dan 1
72
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
variabel terikat yaitu keputusan pembelian.
Sehingga jumlah variabel sebanyak 5
(variabel bebas dan variabel terikat) maka
jumlah anggota sampel = 20 x 5 = 100
sampel. Peneliti memilih angka 20 karena
didalam penentuan sampel menggunakan
rumus Roscoe tidak ada batasan maksimum
sehingga peneliti diberi hak untuk
menggunakan angka diatas batas minimum
(10).
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan sampling incidental.
Teknik Pengambilan Data
Teknik
pengambilan
data
menggunakan observasi dan angket. Jenis
observasi yang digunakan yaitu observasi
sistematis karena pengamat mempersiapkan
dan membatasi kerangka yang diamati
sebagai
pedoman
dalam
melakukan
observasi. Angket yang digunakan didalam
penelitian ini yaitu berupa angket tertutup
dan langsung, sedangkan untuk mengungkap
variabel-variabel
yang
mempengaruhi
kinerja pengukuran menggunakan skala
interval berdasarkan skala likert yaitu skor
yang digunakan 1 – 5.
Validitas Instrumen
Uji Validitas
Uji validitas Instrumen diperoleh dari
hasil tryout yang dilakukan pada 30
responden. Perhitungan validitas instrumen
penelitian ini adalah menggunakan SPSS For
Windows melalui korelasi product moment
dari Karl Pearson (pearson correlation).
Menurut Sugiono (2010) Instumen dikatakan
valid apabila nilai korelasi (pearson
correlation) adalah positif dan lebih besar
dari 0,3. Berdasarkan hasil pehitungan
validitas instrumen 28 item pernyataan telah
dinyatakan valid karena nilai korelasinya
positif dan lebih besar dari r tabel (0,361).
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas Instrumen diperoleh
dari hasil tryout yang dilakukan pada 30
responden.
Perhitungan
Reliabilitas
instrumen
penelitian
ini
adalah
menggunakan SPSS For Windows melalui
nilai Cronbach’s Alpha pada tabel reliability
statistics.
Menurut
Priyatno
(2008)
menyatakan bahwa “Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel apabila memiliki nilai
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6” (hlm.
26).
Berdasarkan
hasil
perhitungan
reliabilitas diketahui bahwa semua variabel
memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari
0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua
variabel adalah reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Hipotesis
Data yang digunakan di dalam penelitian ini
telah memenuhi Uji Persyaratan Analisis
yaitu
(1)
Multikolinearitas,
(2)
Heteroskedastisitas, (3) Normalitas, (4)
Autokorelasi dan (5) Linearitas.
Analisis Regresi Ganda
Sugiyono (2010) ”Analisis regresi
ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan
(naik
turunnya)
variabel
dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel
independen
sebagai
faktor
prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”
(hlm. 275). Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3
+ β4X4
Keterangan
Y
=
Keputusan pembelian
X1
=
Produk (Product)
X2
=
Harga (price)
X3
=
Tempat (place)
X4
=
Promosi (Promotion)
β
=
koefisien regresi
e
=
error
73
Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan
Kartasura”
Model
1 (Constant)
Tabel 3. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
3,036
1,956
PRODUK
0,293
0,075
HARGA
0,248
0,048
TEMPAT
0,123
0,055
PROMOSI
0,120
0,057
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: data primer yang diolah (2013)
Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka
persamaan regresi yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Y= 3,036 + 0,293 X1+
0,248 X2 + 0,123 X3 + 0,120 X4
Keterangan
Y
: Keputusan Pembelian
X1
: Produk
X2
: Harga
X3
: Tempat
X4
: Promosi
Berdasarkan persamaan regresi tersebut
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Konstanta / intersep sebesar 3,036 secara
matematis menyatakan bahwa jika nilai
variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 sama
dengan nol maka nilai Y adalah 3,036.
2) Koefisien regresi variabel produk (X1)
sebesar
0,293
artinya
produk
mempunyai pengaruh yang positif
terhadap variabel keputusan pembelian.
Sedangkan koefisien 0,293 berarti
bahwa peningkatan satu-satuan variabel
produk dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan akan menyebabkan
kenaikan keputusan pembelian sebesar
0,293.
3) Koefisien regresi variabel harga (X2)
sebesar 0,248 artinya Harga mempunyai
pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan
pembelian.
Sedangkan
koefisien
0,248
berarti
bahwa
0,301
0,413
0,176
0,160
t
1,552
Sig.
0,124
3,889
5,150
2,228
2,096
0,000
0,000
0,028
0,039
peningkatan satu-satuan variabel harga
dengan asumsi variabel lainnya konstan
akan menyebabkan kenaikan keputusan
pembelian sebesar 0,248.
4) Koefisien regresi variabel tempat (X3)
sebesar 0,123 artinya tempat mempunyai
pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan
pembelian.
Sedangkan
koefisien
0,123
berarti
bahwa
peningkatan satu-satuan variabel tempat
dengan asumsi variabel lainnya konstan
akan menyebabkan kenaikan keputusan
pembelian sebesar 0,123.
5) Koefisien regresi variabel promosi (X4)
sebesar 0,120 artinya Harga mempunyai
pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan
pembelian.
Sedangkan
koefisien
0,120
berarti
bahwa
peningkatan
satu-satuan
variabel
promosi dengan asumsi variabel lainnya
konstan akan menyebabkan kenaikan
keputusan pembelian sebesar 0,120.
Uji signifikasi parameter individual (Uji
Statistik t)
Uji t digunakan untuk menguji secara
parsial masing-masing variabel. Dengan
menggunakan SPSS hasil uji t dapat dilihat
pada tabel coefficients pada kolom sig
(significance). Jika probabilitas nilai t atau
signifikansi <0,05, maka dapat dikatakan
74
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
bahwa terdapat pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Atau jika
probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4. Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
3,036
1,956
PRODUK
0,293
0,075
0,301
HARGA
0,248
0,048
0,413
TEMPAT
0,123
0,055
0,176
PROMOSI
0,120
0,057
0,160
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: data primer yang diolah (2013)
t
1,552
3,889
5,150
2,228
2,096
Sig.
0,124
0,000
0,000
0,028
0,039
Pengaruh Produk Terhadap Keputusan
Pembelian
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t
hitung > t tabel (3,889 > 1,985). Tabel
distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95
(n-k-1 atau 100-4-1), dan nilai probabilitas
produk (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan secara parsial
antara variabel produk (X1) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
Penelitian
ini
telah
berhasil
membuktikan bahwa produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini
sesuai dengan pendapat Belch & Belch
dalam Morissan (2010) bahwa “Consumers
look beyond the reality of the product and is
ingredients” (hlm. 76). Berdasarkan
pernyataan
tersebut
maka
didalam
memutuskan pembelian konsumen juga akan
mempertimbangkan aspek-aspek, seperti
kualitas, merek, kemasan, dan bahkan
perusahaan yang berada dibelakang suatu
produk.
distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95
(n-k-1 atau 100-4-1) dan nilai probabilitas
harga (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan secara parsial
antara variabel Harga (X2) terhadap variabel
keputusan pembelian (Y).
Penelitian
ini
telah
berhasil
membuktikan bahwa harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini
sesuai dengan pendapat Tjiptono, (2008) di
dalam peranan harga salah satunya yaitu
“Harga memainkan peranan penting bagi
konsumen dalam penjualan ritel, ada segmen
pembeli yang sangat sensitif terhadap faktor
harga (menjadikan harga menjadi satusatunya pertimbangan membeli produk)”
(hlm. 471). Pendapat tersebut diperkuat
dengan dimensi strategik harga menurut
Tjiptono, (2008) yaitu “Harga merupakan
determinan utama permintaan” (hlm. 167),
Berdasarkan hukum permintaan (the law of
demand), besar kecilnya harga memengaruhi
kuantitas produk yang dibeli konsumen.
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan
Pembelian
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t
hitung > t tabel (5,150 > 1,985). Tabel
Pengaruh Tempat Terhadap Keputusan
Pembelian
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t
hitung > t tabel (2,228 > 1,985). Tabel
75
Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan
Kartasura”
distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95
(n-k-1 atau 100-4-1) dan nilai probabilitas
tempat (X3) adalah 0,028. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan
Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan secara parsial
antara variabel tempat (X3) terhadap variabel
keputusan pembelian (Y).
Penelitian
ini
telah
berhasil
membuktikan bahwa tempat berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini
sesuai dengan pendapat Swastha (2002)
lokasi merupakan berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan
produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi
konsumen dan juga sesuai dengan pendapat
dari Tjiptono (2008) “Elemen bauran
pemasaran tempat (place) sering diartikan
sebagai saluran distribusi, merupakan
serangkaian partisipan organisasional yang
melakukan semua fungsi yang dibutuhkan
untuk menyampaikan produk atau jasa dari
penjual ke pembeli akhir” (hlm. 588).
Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian
Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t
hitung > t tabel (2,096 > 1,985). Tabel
distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95
(n-k-1 atau 100-4-1) dan nilai probabilitas
promosi (X4) adalah 0,039. Nilai
probabilitas ini lebih kecil dari 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
secara parsial antara variabel promosi (X4)
terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
Hasil penelitian ini telah berhail
membuktikan bahwa promosi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini
sesuai dengan pendapat Shimp, (2003) salah
satu fungsi dari iklan sebagai alat
komunikasi pemasaran yaitu persuading
(mempersuasi) yang dimaksud dengan
mempersuasi yaitu mampu membujuk
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa
yang diiklankan atau dikomunikasikan.
Uji Signifikasi simultan (uji statistik F)
Uji F digunakan untuk mengetahui
variabel
bebas
secara bersama-sama
mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat. Atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel
terikat atau tidak. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi. Tingkat signifikansi menggunakan
a = 5% atau 0,05 (Priyatno, 2008:82).
Uji F digunakan untuk mengetahui
variabel
bebas
secara bersama-sama
mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat.
Tabel 5. ANOVA
ANOVAb
Model
1
Regression
Sum of
Squares
97,675
df
4
Mean
Square
24,419
F
21,027
Sig.
0,000a
Residual
110,325
95
1,161
Total
208,000
99
a. Predictors: (Constant), PROMOSI, TEMPAT, PRODUK, HARGA
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: data primer yang diolah (2013)
76
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
Hasil uji F menunjukan bahwa nilai
probabilitas dalam kolom Sig tabel ANOVA
adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari
0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel
bauran pemasaran (produk, harga, tempat
dan promosi) secara bersama-sama terhadap
variabel keputusan pembelian
emping
mlinjo Kelurahan Ngadirejo Kartasura.
Penelitian
ini
telah
berhasil
membuktikan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel bauran pemasaran yang
terdiri dari produk, harga, tempat dan
promosi secara bersama-sama terhadap
keputusan pembelian. Hasil ini sesuai
dengan pendapat Kotler & Armstrong,
(2008) yang menyebutkan bahwa rangsangan
pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
tempat dan promosi dapat menjangkau dan
memberi informasi serta masuk dan mampu
mendorong konsumen melakukan keputusan
pembelian.
Koefisien determinasi (adjusted R Square)
Uji ini bertujuan untuk menentukan
proporsi atau presentase total variasi dalam
variable terikat yang diterangkan variable
bebas secara bersama-sama. Menggunakan
adjusted R Square karena dalam regresi ini
menggunakan lebih dari dua variable bebas.
Dengan
menggunakan
SPSS
hasil
2
perhitungan adjusted R dapat dilihat pada
output Model Summary. Pada kolom
adjusted R2 dapat diketahui berapa
prosentase yang dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat. Dan sisanya dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak dimasukan dalam model penelitian ini.
Tabel 6. Summary
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
DurbinModel
R
R Square
Square
the Estimate
Watson
a
1
0,685
0,470
0,447
1,078
1,748
a. Predictors: (Constant), PROMOSI, TEMPAT, PRODUK, HARGA
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: data primer yang diolah (2013)
Berdasarkan hasil perhitungan pada
model summary diperoleh angka R square
adalah sebesar 0,470. Hal ini berarti 47%
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh
keempat variabel bauran pemasaran yaitu
produk, harga, tempat dan promosi.
Sedangkan sisanya (100% - 47% = 53%)
dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik
untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan
dengan analisis regresi linier berganda dan
pembahasan analisis data, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa (1) Hasil Uji T
dapat diketahui bahwa terdapat pengarauh
produk, harga, tempat dan promosi secara
parsial terhadap keputusan pembelian
emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo
Kartasura (2) Hasil uji F menunjukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bauran pemasaran (produk, harga,
tempat dan promosi) secara bersama-sama
terhadap variabel keputusan pembelian
kerajinan
emping
mlinjo
Kelurahan
Ngadirejo Kartasura.
Implikasi yang dapat dikemukakan
dalam penelitian ini adalah Hasil dari
penelitian ini membuktikan bahwa bauran
pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
tempat dan promosi mampu mempengaruhi
keputusan pembelian, sehingga strategi
bauran pemasaran yang sudah diterapkan
perlu dikembangkan agar dapat menarik
konsumen untuk melakukan pembelian.
Dengan mengembangkan bauran pemasaran
diharapkan tujuan dari strategi pemasaran
dapat dicapai oleh UKM emping mlinjo
77
Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan
Kartasura”
Kelurahan Ngadirejo Kartasura, adapun
tujuan dari strategi pemasaran yaitu
memberikan kepuasan maksimum kepada
pelanggan,
dan
mendapatkan
laba
maksimum
bagi
perusahaan.
Laba
maksimum yang di terima oleh perusahaan
dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban
finansial perusahaan serta digunakan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disarankan kepada UKM emping mlinjo Di
Kelurahan Ngadirejo. (1) Mempertahankan
kualitas produk yang dihasilkan dan
memperbaiki
kemasan
produk
agar
semenarik mungkin, dengan menambahkan
nama usaha, merek, label halal, nomor ijin
kesehatan, nomor telepon dan desain
kemasan dibuat secara unik sehingga
kemasan produk tidak saja berfungsi sebagai
wadah pembungkus produk namun juga
dapat
dijadikan
alat
promosi.
(2)
Memberikan potongan harga bagi pembeli
yang membeli emping mlinjo dalam partai
besar. (3) Persediaan emping mlinjo di lokasi
usaha harus selalu tersedia sehingga
memudahkan konsumen untuk memperoleh
emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo. (4)
Menambah media promosi dengan membuat
kartu nama, mencantumkan identitas usaha
di kemasan produk dan menyebarkan
informasi melalui media internet.
Saran bagi peneliti lain yaitu
penelitian ini hanya meneliti pengaruh
bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, tempat, dan promosi terhadap
keputusan pembelian. Dan hasil dari
penelitian ini telah diketahui bahwa 47%
keputusan pembelian kerajinan emping
mlinjo Kelurahan Ngadirejo dipengaruhi
oleh bauran pemasaran dan 53% di
pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikut
sertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan
model
keputusan
pembelian
yang
diterangkan oleh Kotler dan Armstrong
(2008:158) terdapat 2 rangsangan yang
mempengaruhi keputusan pembelian yaitu
rangsangan dari segi pemasaran yang berupa
bauran pemasaran dan rangsangan lain di
luar pemasaran yaitu ekonomi, teknologi,
politik dan budaya. Rangsangan pemasaran
telah diteliti dalam penelitian ini, diharapkan
penelitian
berikutnya
dapat
meneliti
rangsangan lain diluar pemasaran yaitu
ekonomi, teknologi, politik dan budaya.
Sehingga dapat diketau faktor mana yang
paling dominan mempengaruhi keputusan
pembelian.
DAFTAR REFERESI
Anonim. (2010). Budidaya Tanaman
Melinjo. Diperoleh 2 Februari 2013
dari
http://cerianet.agriculture.
blogspot.com.
David W.Cravens. 1996. Pemasaran
Strategis. Edisi keempat jilid 2. Alih
bahasa: Lina Salim,M.B.A. Jakarta:
Erlangga.
Harini. 2008. Dasar-dasar Pemasaran.
Surakarta: UNS Perss.
Kotler & Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran
Edisi keduabelas. jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Kotler & Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran
Edisi keduabelas. Jilid 2. PT
Jakarta: Erlangga.
Kotler & Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Alih Bahasa: Bob
Sabran.Edisi ketigabelas. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kotler & Armstrong. 2008. 2008. Prinsipprinsip Pemasaran. Alih Bahasa:
Bob Sabran.Edisi ketigabelas. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Morissan. 2010. Periklanan “Komunikasi
Pemasaran
Terpadu”.
Jakarta:
Kencana.
Swastha, B & T. Hani Handoko.2002.
Manajemen Pemasaran: Analisa
Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
BPFE.
Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS
(Statistic Product and Service
Solution). Yogyakarta:Mediacom.
78
Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE)
Vol.1 No. 1 Tahun 2013
Shimp,
Terence A. 2003. Periklanan
Promosi. Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Tjiptono F, Gregorius Chandra, Dadi
Adriana. 2008. Pemasaran Srategik..
Jogjakarta: Andi Offset.
Yolla Vilanti Utami, Dkk. 2010. Analisis
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Bedak Padat
Merek Pixy Pada Konsumen Wanita Di
Pekanbaru. Jurnal 2005.
79
Download