Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN EMPING MLINJO DI KELURAHAN NGADIREJO KECAMATAN KARTASURA Saiz Wantini* Trisno Martono Aniek Hindrayani Progam Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Sebelas Maret E-mail: [email protected] ABSTRACT Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura tahun 2013 secara parsial dan simultan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan menggunakan analisis regresi ganda. Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 100 sampel, penetapan responden dengan menggunakan Nonprobability sampling yaitu Sampling incidental. Dari hasil analiis yang dilakukan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y= 3,036 + 0,293 X1+ 0,248 X2 + 0,123 X3 + 0,120 X4. Variabel Produk (X1) memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,293, variabel harga (X2) sebesar 0,248, variabel tempat (X3) sebesar 0,123 dan variabel promosi (X4) sebesar 0,120. Pengujian hipotesis menggunakan uji t yang menunjukan bahwa ke empat variabel independen terbukti secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel produk, harga, tempat dan promosi memang layak untuk menguji variabel dependen keputusan pembelian. Adjusted R Square menunjukan bahwa 47% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ke empat variabel independen dalam persamaan regresi berganda. Sedangkan sisanya sebesar 53% dijelaskan oleh variabel lain diluar ke empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Kata kunci : produk. harga, tempat, promosi & keputusan pembelian The research objectives was to determine the effect of marketing mix to purchasing decisions of mlinjochips in Ngadirejo Kartasura partially and simultaneously.This research is quantitative research using descriptive method and multiple regression analysis. In the study used 100 samples, with respondent determination by using nonprobability sampling that is incidental sampling. From the analysis results can be carried out regression equation: Y = 3,036 + 0,293 X1 + 0,248 X2 + 0,123 X3 + 0,120 X4. Product variable (X1) has the most effect to the purchase decision (Y) of 0,293, price variable (X2) of 0,248, place variable (X3) of 0,123 and promotional variable (X4) of 0,120. Hypothesis testing using t-test showed that all of four independent variables proved to positively and significantly affect to the dependent variable is which purchase decision. hrough F test it can be seen that the variables of product, price, place and promotion were is feasibled to test the dependent variable of purchase decision. Adjusted R Square show that 47% of purchasing decisions variation can be explained by four independent variables in multiple regression equation. While the remaining of 53% was explained by other variables outside four variables used in this research. Keyword : Product, Price, Distribution, Promotion and Decisions Purchasing 67 Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura” PENDAHULUAN Proses pembelian dimulai ketika seseorang menyadari kebutuhannya. Orang tersebut mulai menyadari perbedaan keadaanya sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sebagai sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu, konsumen berasal dari berbagai segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Upaya konsumen untuk melakukan suatu pembelian juga disebabkan oleh perkembangan arus informasi sehingga konsumen dapat menyerap informasi serta pengetahuan tentang keberadaan suatu produk dengan cepat. Dengan keadaan seperti ini pelaku usaha dituntut untuk semakin tanggap terhadap keinginan konsumen serta dapat mengkomunikasikan dan menyajikan produknya secara tepat. Di dalam dunia bisnis terdapat aspek pemasaran tidak terkecuali dalam pemasaran Usaha Kecil Menengah (UKM). Dimana konsep tersebut adalah salah satu kegiatan pemasaran yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam mengejar keuntungan maksimum. Konsep kegiatan pemasaran meliputi beberapa srategi, yaitu: strategi penyusunan produk, penentuan harga, pendistribusian barang, dan promosi terkenal dengan istilah marketing mix. Emping melinjo adalah salah satu jenis makanan ringan yang terbuat dari buah melinjo yang sudah tua dan berbentuk pipih bulat. Emping mlinjo merupakan produk olahan yang sering dipakai sebagai pelengkap makanan lainnya. Proses pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi karena harga jual emping mlinjo relatif tinggi. Makanan ini banyak dihasilkan oleh pengusaha kecil, biasanya emping mlinjo di produksi oleh industri daerah misalnya di Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Batang, Yogyakarta, dan Jawa Timur (Anonim, 2010). Kartasura merupakan salah satu kecamatan Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kartasura dapat dikatakan sebagai kota satelit bagi Surakarta atau Solo, sebagaimana halnya dengan Solo Baru yang juga merupakan sebuah area yang dikembangkan di kabupaten Sukoharjo. Di kota ini terdapat persimpangan jalan negara Surabaya-Solo-Yogyakarta dan SoloSemarang. Terdapat 12 Kelurahan di Kartasura, salah satunya Kelurahan Ngadirejo. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diperoleh informasi bahwa pada tahun 1984 terdapat 69 usaha emping mlinjo di Kelurahan Ngadirejo. Memasuki tahun 2000 permintaan pasar akan emping mlinjo semakin meningkat. Namun, beberapa pengusaha emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo mengaku tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Hal tersebut dikarenakan bahan baku (biji mlinjo) didaerah Kartasura dan sekitarnya mulai langka sehingga harus mendatangkan bahan baku dari daerah Bantul Yogyakarta. Langkanya bahan baku mengakibatkan harga emping mlinjo terus meningkat. Strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh beberapa pengusaha yaitu dengan melakukan inovasi produk, saat ini produk yang dihasilkan lebih bervariatif yaitu emping tawar, manis, pedas dan asin serta emping gepok manis dan pedas. Pengemasan terhadap produk dilakukan secara rapi dan menarik konsumen, serta menyediakan produk yang fresh atau produk yang baru. Memperluas pasar dengan memperkenalkan produknya di pusat oleholeh daerah Solo dan sekitar Jogja. Strategi promosi juga telah dilakukan meskipun masih sederhana atau konvensional yaitu dengan memperbaharui papan nama yang sudah ada sebagai identitas usaha. Memasuki tahun 2010 beberapa pengusaha emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo membuka 68 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 toko yang menjual hasil usahanya yaitu emping mlinjo dalam berbagai ukuran dan kemasan. Menyadari permasalahan yang timbul di dalam usahanya pengusaha emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo harus memikirkan strategi untuk menarik konsumen agar tetap tertarik dengan produknya dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produknya. Strategi pemasaran yang tepat yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian terhadap emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo adalah penggunaan strategi bauran pemasaran atau yang disebut dengan marketing mix. Strategi tersebut meliputi: strategi produk, harga, tempat, dan promosi. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik ingin mengetahui lebih jauh dan tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura Tahun 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui fakta sejauh mana variabel bauran pemasaran yang terdiri dari: produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo secara parsial (2) Mengetahui fakta sejauh mana variabel bauran pemasaran yang terdiri dari: produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo secara simultan. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Bauran Pemasaran “Bauran pemasaran atau yang sering disebut dengan istilah Marketing Mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk dapat menghasilkan respons sesuai yang diinginkannya dipasar sasaran.” (Kotler & Armstrong, 2006: 62). Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa marketing mix atau yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis yang terdiri atas 4P produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang dengan sengaja dipadukan oleh perusahaan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Produk “Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran” (Kotler & Armstrong, 2006: 62). Suatu perusahaan ada karena menghasilkan produk untuk ditawarkan kepada konsumen yang akan dipertukarkan dengan alat pemuas kebutuhan atau uang. Produk yang ditawarkan mencakup berbagai bentuk mulai dari barang yang dapat dilihat secara fisik atau jasa dan bahkan orang (seperti kandidat politik). “Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi, tempat orang dan ide” (David W. Cravens, 1996: 3). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulakan bahwa produk pada dasarnya adalah segala hal yang dapat dipasarkan dan dapat memuaskan konsumennya ketika dipakai atau digunakan, suatu produk tidak saja merupakan suatu objek-objek yang dapat dilihat namun merupakan suatu gabungan dari berbagai manfaat yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang tidak saja bersifat fungsional namun juga kebutuhan sosial dan psikologis. Perencanaan produk melibatkan berbagai keputusan tidak saja mengenai produk itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terlibat seperti, ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan layanan. Konsumen tidak saja melihat suatu produk dari fisiknya semata namun juga halhal yang berada diluar itu sebagaimana dikemukakan Belch & Belch dalam Morissan (2010: 76) bahwa: “consumers look beyond the reality of the product and is ingredients”. Dengan demikian, konsumen juga akan mempertimbangkan aspek-aspek, seperti kualitas, merek, kemasan, dam bahkan perusahaan yang berada dibelakang 69 Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura” suatu produk yang kesemuanya membentuk persepsi konsumen terhadap produk bersangkutan. Harga “Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa” (Kotler & Armstrong, 2006: 345). Harga merupakan satu-satunya elemen dalam marketing mix yang menghasilkan pendapatan dan merupakan satu-satunya elemen yang fleksibel. “Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang dipergunakan untuk mendapatkan suatu produk” (Tjiptono, 2008: 465). Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa harga dalam marketing mix mengacu pada apa saja yang akan diberikan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang biasanya menggunakan nilai uang. Harga suatu produk ditentukan tidak hanya berdasarkan biaya produksi namun juga faktor-faktor lain seperti tingkat permintaan terhadap produk bersangkutan, tingkat persaingan, serta persepsi konsumen terhadap produk. Peter dan Olson dalam Morissan (2010) mengemukakan bahwa “The cost of a product to the consumer includes time, mental activity and behavioral efforlt” (hlm. 78). Hal ini berarti bahwa harga suatu produk ditentukan dengan cara memperhitungkan waktu yang digunakan untuk menghasilkan produk, aktifitas mental yang dilakukan, dan bahkan upaya berupa tingkah laku untuk mendukung produk itu. Tempat “Tempat (place) meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran” (Kotler & Armstrong, 2006: 63). Berdasarkan pendapat diatas elemen tempat dalam bauran pemasaran diartikan sebagai keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam membuat suatu produk dan menyampaikan produk tersebut ditangan konsumen. Kotler & Armstrong membagi elemen tempat (place) kedalam beberapa hal yaitu: saluran, cakupan, pemilahan, lokasi, persediaan, transportasi dan logistic (2006). “Saluran distribusi merupakan serangkaian partisipan organisasional yang melakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk menyampaikan produk atau jasa dari penjual ke pembeli akhir” (Tjiptono, 2008: 588). Swasta (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan lokasi yaitu meliputi saluran distribusi, jangkauan, lokasi penjualan, pengangkutan, persediaan dan pergudangan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tempat dalam bauran pemasaran mencakup usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna menyampaikan produk sampai kepada tangan konsumen. Promosi Michael Ray dalam Morissan (2010) mendefinisikan promosi sebagai “the coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuation to sell goods and services or promote an idea” (hlm. 16). “Promosi adalah perencanaan,implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan pasar sasaran lainnya” (David W. Cravens, 1996: 77). Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi merupakan koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan kepada konsumen atau pasar sasaran lainnya. Pengertian Keputusan Pembelian Tjiptono (2002) mendefinisan keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen akan mengenali apa 70 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merk tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Berdasarkan definisi diatas bahwa keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang yang diinginkannya, kegiatan tersebut meliputi mengenal masalahnya, pencarian informasi mengenai produk atau merk tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Model Perilaku Konsumen Model perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1 Model perilaku konsumen Pemasaran Dan Rangsangan Lain Pemasaran Rangsangan Lain Produk Ekonomi Harga Teknologi Tempat Politik Promosi Budaya Kotak Hitam Pembeli Karakteristik pembeli Proses keputusan pembeli Respons Pembeli Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian Sumber : Kotler & Armstrong (2008:158) Berdasarkan gambar diatas model perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Pemasaran dan rangsangan lain, (2) Kotak hitam pembeli dan (3) Respons pembeli. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Gambar 2 Proses Keputusan Pembelian Sumber : Morissan, 2010: 86 Gambar tersebut menunjukan bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk yang mencakup sejumlah tahapan yang biasanya dilalui konsumen ketika akan melakukan pembelian. Konsumen melewati lima tahap dalam proses pengambilan keputusan, tahapan tersebut meliputi: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. 71 Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura” Kerangka Berfikir Teoritis Gambar 3 Kerangka berfikir H1 Produk (product) (X1) H2 Harga (price) (X2) H3 Keputusan Pembelian (Y) Tempat (place) (X3) H4 Promosi (promotion) (X4) H5 Perumusan Hipotesis: H1 H2 H3 H4 H5 : Ada pengaruh variabel produk (product) terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura. : Ada pengaruh variabel harga (price) terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura. : Ada pengaruh variabel tempat (place) terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Kelurahan Ngadirejo Kartasura. : Ada pengaruh variabel promosi (promotion) terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura. : Ada pengaruh variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura secara simultan METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi ganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui fakta sejauh mana variabel bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Kerajinan Emping Mlinjo Ngadirejo Kartasura. Jumlah sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menggunakan rumus dari Roscoe dalam Sugiyono (2009) yaitu “Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti” (hlm. 90). Jumlah variabel dalam penelitian ini yaitu 4 variabel bebas bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) dan 1 72 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Sehingga jumlah variabel sebanyak 5 (variabel bebas dan variabel terikat) maka jumlah anggota sampel = 20 x 5 = 100 sampel. Peneliti memilih angka 20 karena didalam penentuan sampel menggunakan rumus Roscoe tidak ada batasan maksimum sehingga peneliti diberi hak untuk menggunakan angka diatas batas minimum (10). Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling incidental. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data menggunakan observasi dan angket. Jenis observasi yang digunakan yaitu observasi sistematis karena pengamat mempersiapkan dan membatasi kerangka yang diamati sebagai pedoman dalam melakukan observasi. Angket yang digunakan didalam penelitian ini yaitu berupa angket tertutup dan langsung, sedangkan untuk mengungkap variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja pengukuran menggunakan skala interval berdasarkan skala likert yaitu skor yang digunakan 1 – 5. Validitas Instrumen Uji Validitas Uji validitas Instrumen diperoleh dari hasil tryout yang dilakukan pada 30 responden. Perhitungan validitas instrumen penelitian ini adalah menggunakan SPSS For Windows melalui korelasi product moment dari Karl Pearson (pearson correlation). Menurut Sugiono (2010) Instumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif dan lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil pehitungan validitas instrumen 28 item pernyataan telah dinyatakan valid karena nilai korelasinya positif dan lebih besar dari r tabel (0,361). Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas Instrumen diperoleh dari hasil tryout yang dilakukan pada 30 responden. Perhitungan Reliabilitas instrumen penelitian ini adalah menggunakan SPSS For Windows melalui nilai Cronbach’s Alpha pada tabel reliability statistics. Menurut Priyatno (2008) menyatakan bahwa “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6” (hlm. 26). Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel adalah reliabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis Data yang digunakan di dalam penelitian ini telah memenuhi Uji Persyaratan Analisis yaitu (1) Multikolinearitas, (2) Heteroskedastisitas, (3) Normalitas, (4) Autokorelasi dan (5) Linearitas. Analisis Regresi Ganda Sugiyono (2010) ”Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)” (hlm. 275). Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 Keterangan Y = Keputusan pembelian X1 = Produk (Product) X2 = Harga (price) X3 = Tempat (place) X4 = Promosi (Promotion) β = koefisien regresi e = error 73 Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura” Model 1 (Constant) Tabel 3. Koefisien Regresi Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 3,036 1,956 PRODUK 0,293 0,075 HARGA 0,248 0,048 TEMPAT 0,123 0,055 PROMOSI 0,120 0,057 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: data primer yang diolah (2013) Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y= 3,036 + 0,293 X1+ 0,248 X2 + 0,123 X3 + 0,120 X4 Keterangan Y : Keputusan Pembelian X1 : Produk X2 : Harga X3 : Tempat X4 : Promosi Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Konstanta / intersep sebesar 3,036 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 sama dengan nol maka nilai Y adalah 3,036. 2) Koefisien regresi variabel produk (X1) sebesar 0,293 artinya produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,293 berarti bahwa peningkatan satu-satuan variabel produk dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,293. 3) Koefisien regresi variabel harga (X2) sebesar 0,248 artinya Harga mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,248 berarti bahwa 0,301 0,413 0,176 0,160 t 1,552 Sig. 0,124 3,889 5,150 2,228 2,096 0,000 0,000 0,028 0,039 peningkatan satu-satuan variabel harga dengan asumsi variabel lainnya konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,248. 4) Koefisien regresi variabel tempat (X3) sebesar 0,123 artinya tempat mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,123 berarti bahwa peningkatan satu-satuan variabel tempat dengan asumsi variabel lainnya konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,123. 5) Koefisien regresi variabel promosi (X4) sebesar 0,120 artinya Harga mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,120 berarti bahwa peningkatan satu-satuan variabel promosi dengan asumsi variabel lainnya konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,120. Uji signifikasi parameter individual (Uji Statistik t) Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Dengan menggunakan SPSS hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi <0,05, maka dapat dikatakan 74 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4. Coefficients Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,036 1,956 PRODUK 0,293 0,075 0,301 HARGA 0,248 0,048 0,413 TEMPAT 0,123 0,055 0,176 PROMOSI 0,120 0,057 0,160 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: data primer yang diolah (2013) t 1,552 3,889 5,150 2,228 2,096 Sig. 0,124 0,000 0,000 0,028 0,039 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t hitung > t tabel (3,889 > 1,985). Tabel distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1), dan nilai probabilitas produk (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel produk (X1) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan pendapat Belch & Belch dalam Morissan (2010) bahwa “Consumers look beyond the reality of the product and is ingredients” (hlm. 76). Berdasarkan pernyataan tersebut maka didalam memutuskan pembelian konsumen juga akan mempertimbangkan aspek-aspek, seperti kualitas, merek, kemasan, dan bahkan perusahaan yang berada dibelakang suatu produk. distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1) dan nilai probabilitas harga (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel Harga (X2) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan pendapat Tjiptono, (2008) di dalam peranan harga salah satunya yaitu “Harga memainkan peranan penting bagi konsumen dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap faktor harga (menjadikan harga menjadi satusatunya pertimbangan membeli produk)” (hlm. 471). Pendapat tersebut diperkuat dengan dimensi strategik harga menurut Tjiptono, (2008) yaitu “Harga merupakan determinan utama permintaan” (hlm. 167), Berdasarkan hukum permintaan (the law of demand), besar kecilnya harga memengaruhi kuantitas produk yang dibeli konsumen. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t hitung > t tabel (5,150 > 1,985). Tabel Pengaruh Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t hitung > t tabel (2,228 > 1,985). Tabel 75 Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura” distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1) dan nilai probabilitas tempat (X3) adalah 0,028. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel tempat (X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa tempat berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan pendapat Swastha (2002) lokasi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen dan juga sesuai dengan pendapat dari Tjiptono (2008) “Elemen bauran pemasaran tempat (place) sering diartikan sebagai saluran distribusi, merupakan serangkaian partisipan organisasional yang melakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk menyampaikan produk atau jasa dari penjual ke pembeli akhir” (hlm. 588). Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Hasil uji t menunjukan bahwa nilai t hitung > t tabel (2,096 > 1,985). Tabel distribusi t dicari pada α=0,05 dengan df 95 (n-k-1 atau 100-4-1) dan nilai probabilitas promosi (X4) adalah 0,039. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel promosi (X4) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Hasil penelitian ini telah berhail membuktikan bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan pendapat Shimp, (2003) salah satu fungsi dari iklan sebagai alat komunikasi pemasaran yaitu persuading (mempersuasi) yang dimaksud dengan mempersuasi yaitu mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan atau dikomunikasikan. Uji Signifikasi simultan (uji statistik F) Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05 (Priyatno, 2008:82). Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tabel 5. ANOVA ANOVAb Model 1 Regression Sum of Squares 97,675 df 4 Mean Square 24,419 F 21,027 Sig. 0,000a Residual 110,325 95 1,161 Total 208,000 99 a. Predictors: (Constant), PROMOSI, TEMPAT, PRODUK, HARGA b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: data primer yang diolah (2013) 76 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 Hasil uji F menunjukan bahwa nilai probabilitas dalam kolom Sig tabel ANOVA adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian emping mlinjo Kelurahan Ngadirejo Kartasura. Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan pendapat Kotler & Armstrong, (2008) yang menyebutkan bahwa rangsangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi dapat menjangkau dan memberi informasi serta masuk dan mampu mendorong konsumen melakukan keputusan pembelian. Koefisien determinasi (adjusted R Square) Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase total variasi dalam variable terikat yang diterangkan variable bebas secara bersama-sama. Menggunakan adjusted R Square karena dalam regresi ini menggunakan lebih dari dua variable bebas. Dengan menggunakan SPSS hasil 2 perhitungan adjusted R dapat dilihat pada output Model Summary. Pada kolom adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Tabel 6. Summary Model Summaryb Adjusted R Std. Error of DurbinModel R R Square Square the Estimate Watson a 1 0,685 0,470 0,447 1,078 1,748 a. Predictors: (Constant), PROMOSI, TEMPAT, PRODUK, HARGA b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: data primer yang diolah (2013) Berdasarkan hasil perhitungan pada model summary diperoleh angka R square adalah sebesar 0,470. Hal ini berarti 47% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh keempat variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Sedangkan sisanya (100% - 47% = 53%) dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Hasil Uji T dapat diketahui bahwa terdapat pengarauh produk, harga, tempat dan promosi secara parsial terhadap keputusan pembelian emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kartasura (2) Hasil uji F menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian kerajinan emping mlinjo Kelurahan Ngadirejo Kartasura. Implikasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi mampu mempengaruhi keputusan pembelian, sehingga strategi bauran pemasaran yang sudah diterapkan perlu dikembangkan agar dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Dengan mengembangkan bauran pemasaran diharapkan tujuan dari strategi pemasaran dapat dicapai oleh UKM emping mlinjo 77 Saiz Wantini*, Trisno Martono dan Aniek Hindrayani (Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura” Kelurahan Ngadirejo Kartasura, adapun tujuan dari strategi pemasaran yaitu memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan, dan mendapatkan laba maksimum bagi perusahaan. Laba maksimum yang di terima oleh perusahaan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan serta digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada UKM emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo. (1) Mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan dan memperbaiki kemasan produk agar semenarik mungkin, dengan menambahkan nama usaha, merek, label halal, nomor ijin kesehatan, nomor telepon dan desain kemasan dibuat secara unik sehingga kemasan produk tidak saja berfungsi sebagai wadah pembungkus produk namun juga dapat dijadikan alat promosi. (2) Memberikan potongan harga bagi pembeli yang membeli emping mlinjo dalam partai besar. (3) Persediaan emping mlinjo di lokasi usaha harus selalu tersedia sehingga memudahkan konsumen untuk memperoleh emping mlinjo Di Kelurahan Ngadirejo. (4) Menambah media promosi dengan membuat kartu nama, mencantumkan identitas usaha di kemasan produk dan menyebarkan informasi melalui media internet. Saran bagi peneliti lain yaitu penelitian ini hanya meneliti pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Dan hasil dari penelitian ini telah diketahui bahwa 47% keputusan pembelian kerajinan emping mlinjo Kelurahan Ngadirejo dipengaruhi oleh bauran pemasaran dan 53% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan model keputusan pembelian yang diterangkan oleh Kotler dan Armstrong (2008:158) terdapat 2 rangsangan yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu rangsangan dari segi pemasaran yang berupa bauran pemasaran dan rangsangan lain di luar pemasaran yaitu ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Rangsangan pemasaran telah diteliti dalam penelitian ini, diharapkan penelitian berikutnya dapat meneliti rangsangan lain diluar pemasaran yaitu ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Sehingga dapat diketau faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. DAFTAR REFERESI Anonim. (2010). Budidaya Tanaman Melinjo. Diperoleh 2 Februari 2013 dari http://cerianet.agriculture. blogspot.com. David W.Cravens. 1996. Pemasaran Strategis. Edisi keempat jilid 2. Alih bahasa: Lina Salim,M.B.A. Jakarta: Erlangga. Harini. 2008. Dasar-dasar Pemasaran. Surakarta: UNS Perss. Kotler & Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran Edisi keduabelas. jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kotler & Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran Edisi keduabelas. Jilid 2. PT Jakarta: Erlangga. Kotler & Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran.Edisi ketigabelas. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kotler & Armstrong. 2008. 2008. Prinsipprinsip Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran.Edisi ketigabelas. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Morissan. 2010. Periklanan “Komunikasi Pemasaran Terpadu”. Jakarta: Kencana. Swastha, B & T. Hani Handoko.2002. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE. Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistic Product and Service Solution). Yogyakarta:Mediacom. 78 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1 Tahun 2013 Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Tjiptono F, Gregorius Chandra, Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Srategik.. Jogjakarta: Andi Offset. Yolla Vilanti Utami, Dkk. 2010. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek Pixy Pada Konsumen Wanita Di Pekanbaru. Jurnal 2005. 79