PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI: STUDI PADA CV. SINTO Mochammad Mahrizal (Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro) ABSTRACT The importance of cost efficiency in the profit plan that allows the company to get the maximum profit that the level of losses that will be faced by company to be smaller so what has into the company's goals will be realized. This research was conducted in CV. Sinto which is a construction service companies as the contractor is located in Kaliurang KM.6 number 44 Sleman, Yogyakarta. The purpose of this research was to determine how the company conducts budgetary cost efficiency to profit planning project in 2013. In this research authors performed a descriptive case study without the assistance of data processing equipment. Source of data used are primary and secondary data. Quantitative data obtained from CV financial statements. period of 2013, the Budget Plan either cost of the public work department or CV. Sinto by using the direct costing method, the analysis of the break-even point, contribution margin and contribution margin ratio Based on the analysis of research, CV. Sinto able to lower material costs which is the main focus in the cost efficiency of the profit plan without reducing the quality of the raw material itself. From the calculation of profitability, the company net profit sufficient to exceed the maximum percentage of the target set by initially. CV.Sinto can be said has done well enough cost efficiencies in planning corporate profits. Keywords: Profit Planning, Cost Efficiency, Budget Plan cost, direct costing, margin Contributions Pendahuluan Perkembangan pembangunan di Indonesia, terutama pada bidang infrastruktur, kegiatan konstruksi menjadi hal yang sangat berperan dalam mendukung visi dan misi pembangunan nasional menuju peradaban yang lebih maju. Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor konstruksi selama ini menjadi salah satu pilar utama pembangunan perekonomian nasional. Perkembangan sektor konstruksi tidak saja berdampak pada kehidupan ekonomi, namun juga berimbas positif pada kehidupan sosial masyarakat. Kohesi sosial di masyarakat dan kemajuan ekonomi dapat terbangun dengan berbagai hasil kerja para pelaku di industri konstruksi sekaligus menciptakan gerak perekonomian dan penopang kehidupan sosial-budaya sebuah bangsa (kabarbisnis.com). Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi, berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Terjaganya eksistensi suatu perusahaan diantaranya tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk melihat peluangpeluang pasar yang ada (Soemardi, 2007). Menurut UU No.18 tahun 1999 tentang jasa Konstruksi, Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perncanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi. Dalam UU No.18 tahun 1999 juga menjelaskan bahwa pekerjaan konstruksi merupakan keseluruhan atau serangkaian kegiatan perencanaan atu pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, utuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain (Undang-undang jasa konstruksi, 1998). Pada umumnya penyedia jasa konstruksi untuk skala kecil dan menengah mengerjakan paket proyek konstruksi pada bidang sipil, seperti drainase, proyek jalan dan jembatan, irigasi. Sementara untuk bidang mekanikal dan elektrikal persentase keterlibatan sangat kecil. Hal ini, memberikan gambaran bahwa rendahnya kapasitas sumber daya yang dimiliki oleh penyedia jasa, seperti, penguasaan teknologi, kemampuan teknis dan manajemen, serta kemampuan finansial. Sebab untuk bidang pekerjaan lain cenderung membutuhkan penggunaan alat berat dan implementasi teknologi, serta umumnya merupakan klasifikasi pekerjaan yang berisiko tinggi. Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh kontraktor yang kategori skala kecil pada proyek konstruksi, antara lain, (1) distribusi proyek yang tidak merata, (2) desain dan metode konstruksi yang tidak berbasis padat karya (labour based), sementara kontraktor mempunyai keterbatasan peralatan, (3) kemampuan finansial yang terbatas, sementara akses ke institusi keuangan yang sulit, (4) penegakan hukum yang lemah dan unsur KKN sering terjadi (Asnudin, 2008). Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi adalah minimnya perencanaan laba yang dilakukan oleh perusahaan serta penekanan biaya yang terlalu rendah sehingga dapat menimbulkan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan realisasi dari anggaran biaya yang telah dibuat oleh perusahaan menjadi lebih/tidak sesuai dengan anggaran pelaksanaan proyek (overbudget) sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Eskalasi harga atau revisi kenaikan nilai proyek, merupakan kebijakan yang sering diambil, bila terjadi estimasi nilai proyek dari pemilik proyek tidak sesuai dengan kenaikan harga di lapangan. Berbagai kerugian yang dihadapi penyedia jasa bila estimasi nilai proyek tidak tepat, seperti penyelesaian proyek tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Pasalnya, para kontraktor menunggu proses persetujuan eskalasi harga dari pemilik proyek/pengguna jasa, sehingga kontraktor tidak mengharapkan terjadinya eskalasi harga, contoh kasus pada tahun 2006 pemerintah menyetujui eskalasi harga, namun sebagian kontraktor memilih tidak mengambil eskalasi tersebut. Pasalnya, proses persetujuannya eskalasi terlalu lama. Di sisi lain, kontraktor dituntut menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu (Asnudin, 2005). CV. Sinto merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. CV. Sinto merupakan perusahaan jasa konstruksi berskala menengah yang sudah terjun didunia jasa konstruksi lebih dari 20 tahun dan sudah dikenal di daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dalam upaya untuk mendapatkan pekerjaan, melalui proses tender yang diadakan pemerintah CV. Sinto melakukan perencanaan anggaran yang merupakan proses utama dalam pekerjaan proyek yang telah dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga terbentuklah rencana anggaran biaya yang telah ditekan pembiayaannya untuk keperluan mendapatkan pekerjaan tersebut dengan menawarkan penawaran yang kompetitif. Pentingnya perencanaan laba yang sangat matang memungkinkan perusahaan mendapatkan laba yang lebih maksimal sehingga tingkat kerugian yang akan dihadapi oleh perusahaan menjadi lebih kecil sehingga apa yang telah menjadi tujuan perusahaan akan terwujud. Perencanaan laba yang juga mempertimbangkan penjualan dan biaya yang diharapkan untuk tahun depan dan periode yang lebih lama. Manajer harus memonitor secara teratur kemajuan dalam memenuhi rencana laba, sehingga bila ada penyesuaian yang harus dilakukan dalam usaha penjualan dan biaya dapat segera dilakukan (Menurut shim dan Siegel, 2000). Dari beberapa penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI: STUDI PADA “CV. SINTO” Pengertian Anggaran Anggaran diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaatnya. Nafarin (2013) Anggaran merupakan alat manajemen yang sangat bermanfaat bagi manajemen dalam melaksanakan dan mengendalikan organisasi agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Anggaran juga diartikan sebagai rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalmam satuan uang, tetapi juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa. Pengertian Biaya Menurut Horngren, et.al (2006) biaya sebagai sumber yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dengan jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Penggolongan Biaya Ada 3 karakteristik biaya menurut Matz, dkk(1995) yaitu : Biaya tetap, Biaya Variabel dan Biaya Semi Variabel Klasifikasi Biaya sadeli dan siswanto (2006) mengklasifikasikan biaya ke dalam tiga unsur-unsur sebagai berikut: (1) Biaya bahan langsung (2) Biaya tenaga kerja langsung (3) Biaya overhead Perbedaan Biaya dan Beban Kata biaya sering menjadi alih bahasa dari cost atau expense. Menurut Witjaksono (2006), perbedaan antara biaya dan beban adalah sebagai berikut: 1) Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan dating. 2) Expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperloeh penghasilan (revenue). Jika barang pada contoh diatas dijual maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi expense. Expense dilaporkan dilaporan rugi-laba sebagai pengurang penghasilan. Pengurangan atau Penekanan Biaya Secara Umum Pengurangan biaya atau penekanan biaya, atau lebih dikenal dengan cost reduction programm merupakan sebuah tindakan sistematis yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan maksud untuk mendapatkan laba yang maksimal dan meningkatkan kinerja dengan mengurangi biaya. Tergantung pada jenis usaha jasaataupun dagang, strategi penekanan biaya pun dapat bervariasi. Biaya menjadi lebih penting ketika kompetisi meningkat dan harga menjadi sebuah pembeda di pasar. Pengertian Laba Menurut Baridwan, (2004) menyatakan bahwa laba adalah penambahan modal (aktiva bersih) yang berasal dari proses transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari sebuah perusahaan, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Sedangkan laba menurut akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biayabiaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Pengertian Perencanaan Laba Banyak para ahli memberikan pandangannya terhadap pengertian perencanaan laba. Menurut Supriyono (2001) pengertian perencanaan laba adalah perencanaan merupakan sebuah proses untuk menentukan ‘aim’ organisasi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan menyusun strategi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat digunakan sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan perusahaan. Perencanaan Laba Jangka Panjang Matz, dkk. (1995) mendefinisikan perencanaan laba jangka panjang sebagai proses yang berkesinambungan untuk mengambil keputusan saat ini secara sistematik dan disertai dengan perkiraan terbaik mengenai keadaan di masa mendatang mengorganisasika kegiatan yang diperlukan secara sistematis guna melaksanakan keputusan ini, dan menilai serta membandingkan hasil keputusan terhadap hasil yang diharapkan. Rencana jangka panjang tidak dinyatakan dalam satuan tolak ukur yang pasti, dan tidak juga terlalu dianggap sebagai rencana masa depan yang akan dikoordinasikan secara menyeluruh. Perencanaan Laba Jangka Pendek atau Anggaran Menurut Matz dkk. (1995), rencana jangka panjang perusahaan hanya akan tercapai jika sasaran laba jangka panjang perusahaan bisa dipenuhi secara memuaskan, dan ini memerlukan pertumbuhan dan tingkat laba yang cukup tinggi dan stabil. Untuk kelangsungan rencana jangka panjang, perusahaan biasanya memecah-mecah rencana jangka panjang ke dalam anggaran jangka pendek, agar dapat direncanakan dan dikendalikan secara terarah. Demi efisiensi perencanaan, anggaran tahunan sebaiknya diperpanjang menjadi delapan belas bulan dengan memperhitungkan tiga bulan terakhir dari tahun yang lalu, dua belas bulan jangka waktu anggaran, dan tiga bulan awal dari tahun berikutnya. Manfaat Perencanaan Laba Menurut Carter dan Usry (2004) manfaat dari perencanaan laba antara lain: 1) Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah. 2) Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkat manajemen. 3) Perencanaan laba meningkatkan koordinasi antar manajemen. 4) Menjadi sebuah tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu. Metode Perencanaan Laba dengan Menggunakan Metode Kalkulasi Biaya Langsung (Direct Costing) Menurut Bustami dan Nurlela (2006), Kalkulasi biaya langsung adalah suatu metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok dimana pada saat pembebanan biaya kepada produk jadi atau harga pokok penjualan dengan memperhitungkan biayabiaya yang bersifat variabel atau yang berfluktuasi langsung dengan volume atau aktivitas, seperti biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel. Direct costing juga sering disebut dengan Variable costing atau marginal costing. Direct costing memfokuskan perhatian pada produk dan biaya-biaya yang secara langsung dapat ditelusuri terhadap perubahan dalam aktivitas produksi. Titik perhatian tersebut diarahkan pada: 1) Manfaat internal, seperti: perencanaan laba, penetapan harga, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan. 2) Manfaat eksternal, seperti: pelaporan keuangan dan income determination. Margin Kontribusi Margin kontribusi atau laba marjinal merupakan selisih antara penjualan dengan biaya variabel. Marjin kontribusi dapat diperoleh dengan cara mengurangkan total penjualan dengan total biaya variabel. Perhitungan marjin kontribusi dapat dilakukan secara keseluruhan atau berdasarkan produk, operasi, wilayah penjualan, dan lain-lain. Manfaat Kalkulasi Biaya Langsung Laporan laba/rugi kalkulasi biaya langsung menyajikan informasi biaya yang diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya yang didasarkan atas perubahan kegiatan perusahaan, sehingga laporan berdasarkan kalkulasi biaya langsung ini bermanfaat untuk: 1) 2) 3) 4) 5) Alat perencanaan laba. Pedoman bagi penetapan harga pokok. Pengambilan keputusan manajemen. Pengendalian biaya. Evaluasi profitability dari multi produk. Keunggulan Kalkulasi Biaya Langsung Menurut Bustami dan Nurlela (2006), keunggulan dari kalkulasi biaya langsung adalah sebagai berikut: 1) Kalkulasi biaya langsung konsisten dengan pemisahan biaya menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Pengambilan keputusan manajerial lebih banyak memerlukan rincian biaya menjadi biaya tetap, biaya variabel dan marjin kontribusi. 2) Kalkulasi biaya langsung menghilangkan dampak perubahan persediaan dari pengukuran laba. Dengan arti kata bahwa kalkulasi biaya langsung cenderung memenuhi model keputusan manajemen secara lebih baik dari kalkulasi biaya penuh. Pengertian Jasa Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah. Sedangkan Kotler (1994) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006), mendefinisikan jasa sebagai sebuah tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. Dari berbagai definisi jasa di atas , dapat disimpulkan bahwa, tampak di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud. Karakteristik Organisasi Jasa Organisasi jasa adalah organisasi yang dalam kegiatannya menyediakan pelayanan tak berwujud (intangible service). Dalam melaksanakan kegiatan usaha nya, organisasi jasa memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan organisasi yang menjual atau menghasilkan barang (tangible goods). Hansen dan Mowen (2004) mengemukakan bahwa perusahaan jasa memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Intangibility Jasa yang bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum jasa itu dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, ia hanya dapat menyewa, menggunakan, dan memanfaatkan jasa tersebut. Pelanggan tidak bisa memiliki jasa yang dia beli tersebut. 2) Inseparability Barang pada umumnnya diproduksi, kemudian dijual, dan pada akhirnya dikonsumsi. Sedangkan jasa, biasanya dijual terlebih dahulu barulah akan diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan konsumen merupakan ciri kas dalam pemasaran dari organisasi jasa. Keduanya mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. 3) Heterogenity Jasa biasanya bersifat variabel karena merupakan nonstandardized output, yang artinya banyak variasi bentuk, jenis, dan kualitas. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa, yaitu pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang bekerja dengan mereka, pendidikan dan pengalaman. 4) Perishability Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Pengertian Jasa Konstruksi Secara Umum Menurut UU No. 18 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54), jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Jenis Usaha Jasa Konstruksi Jenis-jenis usaha jasa konstruksi dibedakan menjadi beberapa bagian sebagai berikut : 1) Usaha Perencanaan Konstruksi Memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. 2) Usaha Pelaksanaan Konstruksi Memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. 3) Usaha Pengawasan Konstruksi Memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi. Bentuk Usaha Jasa Konstruksi Menurut UU No. 18 tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54), bentuk-bentuk usaha yang diperbolehkan untuk melakukan usaha jasa konstruksi adalah : 1) Orang perseorangan Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan selaku pelaksana konstruksi hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang beresiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang berbiaya kecil. Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan selaku perencana konstruksi atau pengawas konstruksi hanya dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Yang termasuk badan usaha orang perseorangan adalah : a. Perusahaan Perorangan (U.D) b. Firma (Fa) c. Persekutuan Komanditer (CV) 2) Perseroan Terbatas atau Badan Usaha Asing yang Dipersamakan Bentuk usaha yang dilakukan oleh badan usaha perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan adalah pekerjaan konstruksi yang beresiko besar dan/atau yang berteknologi tinggi dan/atau yang berbiaya besar. Pengertian Pengguna Jasa Secara Umum Menurut UU No. 18 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54), Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan jasa konstruksi dan harus memiliki kemampuan untuk membayar biaya pekerjaan konstruksi yang didukung dengan dokumen pembuktian dari lembaga perbankan dan/atau lembaga keuangan bukan bank. Pengguna jasa harus memiliki kemampuan membayar biaya pekerjaan konstruksi yang didukung dengan dokumen pembuktian dari lembaga perbankan dan atau lembaga bukan bank. Jika pengguna jasa adalah pemerintah, pembuktian kemampuan untuk membayar diwujudkan dalam dokumen tentang ketersediaan anggaran. Pengguna jasa harus memenuhi kelengkapan yang dipersyaratkan untuk melakukan pekerjaan konstruksi. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi atau pembangunan yaitu CV. Sinto yang beralamat di jl. Kaliurang Km.6 No.44 Sleman, Yogyakarta Jenis dan Sumber Data Menurut Sekaran (2003) mengungkapkan pembagian jenis data berdasarkan cara yang dilakukan peneliti: 1) Data Primer Data diperoleh secara langsung oleh peneliti, dapat melalui wawancara, atau pengisisan kuesioner. 2) Data Sekunder Data diperoleh secara tidak langsung melalui sumber lain. Seperti catatan, arsip perusahaan publikasi pemerintah atau yang disediakan media masssa. Dalam hal ini data yang digunakan adalah laporan keuangan CV. Sinto tahun 2013. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain : 1) Wawancara Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini wawancara yang dilakukan tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan terhadap pihak manajemen CV. Sinto khusus nya bagian akuntansi dari perusahaan tersebut. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai kegiatan operasional perusahaan yang dilakukan selama tahun 2013. 2) Dokumenter Suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder dengan cara mengcopy dan mencatat dokumendokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam hal ini dokumen yang di salin maupun dicatat adalah laporan laba rugi CV. Sinto, dan suratsurat kontrak perusahaan terhadap pengguna jasa selama tahun 2013. 3) Studi Pustaka Metode ini digunakan untuk mengeksplor lebih jauh yang digunakan untuk pengambilan data dan merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan melalui dokumen-dokumen, buku-buku, majalah, maupun sumber tertulis lainnya baik berupa teori, maupun laporan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan perencanaan laba dan penekanan biaya. Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini merupakan penulisan ini adalah bersifat deskriptif tanpa menggunakan bantuan perangkat lunak pengolah data. Menurut Zulganef (2008) statistik deskriptif adalah statistik yang menjelaskan bagaimana data atau sekumpulan data diklasifikasikan atau dikategorikan menjadi kelompokkelompok data yang lebih mudah dianalisis atau dibaca oleh pengguna infornasi berdasarkan data tersebut. Data-data yang berupa angka dalam penelitian ini hanya bertujuan untuk mengorganisasikan, mengikhtisarkan, dan menyajikan data melalui cara yang lebih informatif. Metode analisis ini bertujuan untuk menganalisis laporan laba rugi dan kontrak-kontrak yang dilakukan CV. Sinto selama tahun 2013. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penurunan biaya yang dilakukan oleh CV. Sinto sehingga perhitungan perencanaan laba perusahaan tersebut dapat di analisa ulang oleh peneliti sehingga dapat diketahui biaya apa saja yang diturunkan nilainya atau bahkan dihilangkan dari anggarannya. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah sebagai berikut : 1) Melakukan pengidentifikasian terhadap kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. 2) Melakukan identifikasi terhadap rencana anggaran biaya CV. Sinto pada paket 17 proyek jalan desa kec. Gamping dan kec. Sayegan Tahun 2013. 3) Melakukan perincian terhadap akun pendapatan pada laporan laba rugi perusahaan. Analisis Kualitatif Dalam analisis ini dilakukan perbandingan antara teori dan praktik perencanaan laba yang baik dan benar apakah sudah sesuai dengan metode-metode yang ada sehingga bisa diketahui apakah ada perbedaan antara praktek perencanaan laba yang dilakukan dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli HASIL PENELITIAN Analisis Penekanan Biaya Dalam upaya memenangkan lelang, CV. Sinto melakukan penawaran dengan beberapa efisiensi biaya untuk lebih menarik minat pengguna jasanya agar lebih memilih jasa yang dia tawarkan. Dari rencana anggaran biaya yang disajikan oleh pemerintah, hampir semua anggaran bahan lokasi yang oleh CV. Sinto dapat ditekan sehingga biaya menjadi lebih efisien. Dalam hal ini, pemerintah kab.Sleman beserta Konsultan yang ditunjuk menyusun rencana anggaran biaya berdasarkan pada harga perkiraan sendiri, yaitu harga bahan baku dihitung berdasarkan rata-rata dari harga tertinggi dan terendah dari harga pasar. Setelah itu menghitung biaya pekerjaan berdasarkan keterkaitan antara bahan baku dan para pekerja serta tingkat kesulitan tahapan pekerjaan sehingga didapatlah total rencana anggaran biaya sebesar Rp 761.417.000,00 Sebagai pelaksana konstruksi, yaitu CV. Sinto menyusun rencana anggaran biaya berdasarkan hasil survey bahan baku untuk mendapatkan harga terendah dari bahan baku yang telah ditetapkan oleh penyedia dengan kualitas yang sama sehingga tidak menurunkan kualitas bahan baku tersebut. Upah pekerja atau tukang ditetapkan berdasarkan upah minimum regional (UMR) harian pekerja/tukang. Analisis Laporan Laba Rugi Berdasarkan perbandingan, dapat dilihat bahwa laba kotor yang diperoleh sebesar Rp. 43.083.089,00. Setelah dikurangi dengan biaya umum dan administrasi, maka total laba bersih yang didapat oleh CV. Sinto adalah sebesar Rp. 24.083.089,00. Pada tahun 2013, CV. Sinto hanya mendapatkan satu paket pekerjaan sebagai pelaksana konstruksi saja dengan harga yang telah disepakati sebesar Rp 724.777.000,00. Perusahaan telah menetapkan target perolehan laba dari pekerjaan pelaksana konstruksi tersebut sebesar 5 persen dari harga pekerjaan tersebut yaitu sebesar Rp 36.238.850,00. Dalam proyek ini, laba yang didapatkan oleh CV. Sinto telah melampaui target yang telah ditetapkan sehingga perencanaan laba yang dilakukan telah tercapai sesuai target yang telah ditetapkan. Analisis Biaya Pada analisis biaya ini, seluruh biaya yang ada didalam laporan keuangan CV. Sinto hendaknya dipisahkan berdasarkan perilaku biayanya masing-masing. Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan hendaknya digolongkan sesuai perilaku biaya yang berhubungan dengan perubahan kegiatan atau aktivitas perusahaan. Untuk tahun 2013, dapat dilihat biaya-biaya operasional CV. Sinto setelah dilakukan pemisahan biaya terhadap perilaku biayanya. Dari hasil pemisahan biaya tersebut maka didapatlah total biaya tetap sebesar Rp 14.387.673,00 sedangkan untuk total biaya variabelnya didapatkan angka sebesar Rp 686.305.911,00. Margin Kontribusi Margin kontribusi pada CV. Sinto pada tahun 2013 dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Margin Kontribusi = Penjualan – Biaya Variabel = Rp 724.777.000,00 – Rp 686.305.911,00 = Rp 38.471.089,00 Rasio Margin Kontribusi Rasio margin kontribusi untuk CV. Sinto pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Rasio Margin Kontribusi = argin ontri usi n ua an = = 5,31% Pembahasan Dari hasil analisis dan olah data yang dilakukan, maka pembahasan yang dapat di simpulkan dari penelitian ini adalah efisiensi biaya yang dilakukan oleh CV. Sinto pada Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Jalan Desa Gamping-Seyegan Kabupaten Sleman dengan realisasi anggaran cukup signifikan mempengaruhi perencanaan laba perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari target laba yang 5 persen yaitu sebesar Rp 36.238.850,00. Dilihat dari kebijakan perencanaan laba pada perusahaan tersebut, CV. Sinto menentukan besar laba berdasarkan kebijakan perusahaannya sendiri yaitu memperoleh laba minimal 5 persen dari harga rencana anggaran biaya yang dibuat dan maksimal 10 persen dari harga rencana anggaran yang dibuat oleh perusahaan. Jika dihitung dengan rumus rasio margin kontribusi, CV. Sinto seharusnya dapat memperoleh laba sebesar 5,31 persen dari rencana anggaran biaya, yaitu sebesar Rp 38.471.089,00. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan kebijakan perencanaan laba CV. Sinto telah menetapkan target laba 5 persen dari rencana anggaran biaya yang artinya, target laba yang ditetapkan sebelumnya pun telah tercapai. Namun guna untuk mendapatkan laba yang maksimal, perusahaan perlu menerapkan beberapa perhitungan seperti perhitungan margin kontribusi agar laba yang telah ditargetkan tercapai secara maksimal. Hal ini membuktikan bahwa realisasi dari efisiensi anggaran biaya yang dibuat oleh perusahaan dalam hal ini CV. Sinto sebagai pelaksana jasa konstruksi sangat berpengaruh terhadap perencanaan laba perusahaan jasa konstruksi. Terlepas dari penekanan biaya yang dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa, faktor-faktor lain seperti ketersediaan tenaga ahli yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, pengalaman kerja perusahaan, dan daftar alat-alat penunjang serta dokumen-dokumen lain yang mendukung perusahaan pun merupakan faktor yang berpengaruh pula terhadap minat pengguna jasa dalam menentukan perusahaan mana yang lebih dapat diandalkan dalam mengerjakan proyek yang diadakannya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan seluruh data dan informasi yang diperoleh serta penulis olah dan analisa, juga berdasarkan metode-metode yang digunakan sebagai acuan, maka penulis dapat menyampaikan kesimpulan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Efisiensi biaya tenaga kerja secara manual pada sub bidang pekerjaan menghampar latasir sesuai dengan yang diperkirakan. Kondisi lapangan, tinggi rendahnya ditiap lokasi yang berbeda-beda menyebabkan komposisi pondasi atau lapisan-lapisan bertambah atau bahkan dapat dikurangi. Pada saat proses pemadatan atau pengerjaan material sempat terkendala cuaca di beberapa lokasi sehingga mengakibatkan adanya penambahan ulang pada konstruksi material. Mengingat tujuan dari penelitian ini yaitu perusahaan telah berusaha menjaga eksistensinya dengan melakukan penekanan-penekanan pada rencana anggaran biaya. CV. Sinto mampu menurunkan biaya bahan 5. 6. 7. 8. material yang merupakan fokus utama dalam melakukan efisiensi biaya tanpa mengurangi kualitas dari bahan baku itu sendiri dalam proyek pembangunan jalan desa Gamping dan Seyegan. Dengan penurunan tersebut, CV. Sinto bisa mendapatkan laba yang cukup dari perencanaan laba semula hanya 5% yang notabene relatif kecil. Tidak hanya pada biaya bahan material saja, CV.Sinto juga menghemat biaya tenaga kerja serta transportasi dengan alasan mereka tidak perlu menyewa alat dan memiliki tenaga kerja atau tim sendiri untuk dipekerjakan yang sudah menjadi langganan. Tentunya dengan upah yang sesuai dalam pengerjaan proyek tersebut. Dengan menggunakan perhitungan rasio margin kontribusi seharusnya CV.Sinto bisa mendapatkan laba yang lebih maksimal yaitu 5.31 % Target yang dilakukan perusahaan dalam merencanakan laba sudah cukup bagus, terbukti pencapaian laba yang melebihi target minimal meskipun tidak begitu besar. Dengan demikian beberapa penjelasan diatas sekaligus menjawab pertanyaan point kedua dari rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah efisiensi yang dilakukan mempengaruhi perencanaan laba. Jelas dapat dikatakan bahwa penurunan penurunan yang dilakukan CV. Sinto dalam melakukan efisiensi sangat mempengaruhi perencanaan laba yang didapat. Saran 1. CV. Sinto telah mencapai laba yang di targetkan dengan cukup baik. Namun demikian seharusnya perusahan masih mampu untuk mencapai target yang lebih tinggi jika perusahaan berkenan atau dapat menerapkan perhitungan berdasarkan teori-teori perencanaan laba yang ada seperti contoh perhitungan margin kontribusi. Agar laba yang didapat lebih maksimal. 2. Dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, sebaiknya peneliti melakukan penelitian pada saat dimana perusahaan tidak sedang mengikuti proses lelang tender ataupun sedang melakukan pekerjaan tender. 3. Perlu adanya pendekatan dengan perusahaan terkait serta pelajari dan perhatikan kelengkapan berkas yang dibutuhkan. Karena jarang sekali perusahaan jasa konstruksi mau memperlihatkan laporan keuangan mereka untuk dijadikan bahan penelitian DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan. 2010. Anggaran Perusahaan 2, Edisi pertama. BPFE: Yogyakarta. Asnudin, A. 2008. Potensi Bisnis Usaha Jasa Konstruksi di Indonesia. Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 228 – 240. Bariwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. BPFE : Yogyakarta. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta. Cahrles T.H., Srikant M.D., George Foster. 2006. Akuntansi Biaya, Penekanan Manajerial. jilid 1. Erlangga : Jakarta. Carter, William K dan Milton F. Ursy. 2004. Akuntansi Perencanaan dan Pengendalian, Edisi Ketigabelas. Erlangga : Jakarta. Erhans, A. 2000. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia. PT.Ercontara Rajawali : Cirebon. Ervianto, Wulfram I. 2007. Cara Cepat Menghitung Biaya Bangunan, Edisi Pertama. CV. Andi Offset : Yogyakarta. Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori Akunansi. Rajawali Pers : Jakarta. ET. 28 November 2009. Potensi pasar makin meningkat, Usaha jasa konstruksi kian memikat. Http://kabarbisnis.com/read/287 582 Kontrak Konstruksi. PSAK 34. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakata. Lupiyoadi dan hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat : Jakarta. Maria, Evi. 2007. Akuntansi untuk Perusahaan Jasa, Edisi Pertama. Grava Media : Yogyakarta. Matz, Adolf, Milton F, Ursy, dan Lawrence H. Hammer. 1995. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Erlangga : Jakarta. Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP-STIM YKPN : Yogyakarta. Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Liberty : Yogyakarta. Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat : Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business, Edisi Empat. Salemba Empat : Jakarta. Shim K. Jae, Siegel G. Joel. 2000. Budgeting : Pedoman lengkap langkah-langkah penganggaran. Erlangga: Jakarta. Soemardi, Biemo. 2007. Suatu tinjauan terhadap perusahaan kontrastor di Indonesia. Makalah Strategi Pemasaran. Sujoko, Efferin, Stefanus Hadi Darmaji dan Yuliawati Tan. 2008. Metode Penelitian Akuntansi: Mengungkap fenomena dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu : Yogyakarta. Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi Manajemen 2 : Struktur Pengendalian Manajemen. BPFE : Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu : Yogyakarta. Zulganef.2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Graha Ilmu.: Yogyakarta.