PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PERENCANAAN LABA

advertisement
PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN
JASA KONSTRUKSI: STUDI PADA CV. SINTO
Mochammad Mahrizal
(Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro)
ABSTRACT
The importance of cost efficiency in the profit plan that allows the company to get the maximum
profit that the level of losses that will be faced by company to be smaller so what has into the
company's goals will be realized. This research was conducted in CV. Sinto which is a
construction service companies as the contractor is located in Kaliurang KM.6 number 44
Sleman, Yogyakarta. The purpose of this research was to determine how the company conducts
budgetary cost efficiency to profit planning project in 2013.
In this research authors performed a descriptive case study without the assistance of data
processing equipment. Source of data used are primary and secondary data. Quantitative data
obtained from CV financial statements. period of 2013, the Budget Plan either cost of the public
work department or CV. Sinto by using the direct costing method, the analysis of the break-even
point, contribution margin and contribution margin ratio
Based on the analysis of research, CV. Sinto able to lower material costs which is the main focus
in the cost efficiency of the profit plan without reducing the quality of the raw material itself.
From the calculation of profitability, the company net profit sufficient to exceed the maximum
percentage of the target set by initially. CV.Sinto can be said has done well enough cost
efficiencies in planning corporate profits.
Keywords: Profit Planning, Cost Efficiency, Budget Plan cost, direct costing, margin
Contributions
Pendahuluan
Perkembangan pembangunan di
Indonesia,
terutama
pada
bidang
infrastruktur, kegiatan konstruksi menjadi
hal yang sangat berperan dalam mendukung
visi dan misi pembangunan nasional menuju
peradaban yang lebih maju. Tidak bisa
dipungkiri bahwa sektor konstruksi selama
ini menjadi salah satu pilar utama
pembangunan perekonomian nasional.
Perkembangan sektor konstruksi tidak saja
berdampak pada kehidupan ekonomi,
namun juga berimbas positif pada
kehidupan sosial masyarakat. Kohesi sosial
di masyarakat dan kemajuan ekonomi dapat
terbangun dengan berbagai hasil kerja para
pelaku di industri konstruksi sekaligus
menciptakan gerak perekonomian dan
penopang kehidupan sosial-budaya sebuah
bangsa (kabarbisnis.com).
Di
tengah
ketatnya
kondisi
persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para
pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia,
dalam hal ini adalah kontraktor jasa
konstruksi, berupaya keras untuk menjaga
kelangsungan
hidup
perusahaannya.
Terjaganya eksistensi suatu perusahaan
diantaranya tergantung pada kemampuan
perusahaan tersebut untuk melihat peluangpeluang pasar yang ada (Soemardi, 2007).
Menurut UU No.18 tahun 1999
tentang jasa Konstruksi, Jasa konstruksi
adalah layanan jasa konsultasi perncanaan
pekerjaan
konstruksi,
layanan
jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan
layanan jasa pengawasan pekerjaan
konstruksi. Dalam UU No.18 tahun 1999
juga
menjelaskan
bahwa
pekerjaan
konstruksi merupakan keseluruhan atau
serangkaian kegiatan perencanaan atu
pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
masing-masing beserta kelengkapannya,
utuk mewujudkan suatu bangunan atau
bentuk fisik lain (Undang-undang jasa
konstruksi, 1998).
Pada umumnya penyedia jasa konstruksi
untuk
skala
kecil
dan
menengah
mengerjakan paket proyek konstruksi pada
bidang sipil, seperti drainase, proyek jalan
dan jembatan, irigasi. Sementara untuk
bidang mekanikal dan elektrikal persentase
keterlibatan sangat kecil. Hal ini,
memberikan gambaran bahwa rendahnya
kapasitas sumber daya yang dimiliki oleh
penyedia
jasa,
seperti,
penguasaan
teknologi,
kemampuan
teknis
dan
manajemen, serta kemampuan finansial.
Sebab untuk bidang pekerjaan lain
cenderung membutuhkan penggunaan alat
berat dan implementasi teknologi, serta
umumnya merupakan klasifikasi pekerjaan
yang
berisiko
tinggi.
Selain
itu,
permasalahan yang dihadapi oleh kontraktor
yang kategori skala kecil pada proyek
konstruksi, antara lain, (1) distribusi proyek
yang tidak merata, (2) desain dan metode
konstruksi yang tidak berbasis padat karya
(labour based), sementara kontraktor
mempunyai keterbatasan peralatan, (3)
kemampuan finansial yang terbatas,
sementara akses ke institusi keuangan yang
sulit, (4) penegakan hukum yang lemah dan
unsur KKN sering terjadi (Asnudin, 2008).
Salah satu permasalahan yang sering
dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi
adalah minimnya perencanaan laba yang
dilakukan oleh perusahaan serta penekanan
biaya yang terlalu rendah sehingga dapat
menimbulkan
kesalahan
pengambilan
keputusan yang dapat mengakibatkan
kerugian pada perusahaan. Hal ini dapat
menyebabkan realisasi dari anggaran biaya
yang telah dibuat oleh perusahaan menjadi
lebih/tidak
sesuai
dengan
anggaran
pelaksanaan proyek (overbudget) sehingga
menyebabkan
perusahaan
mengalami
kerugian.
Eskalasi harga atau revisi kenaikan
nilai proyek, merupakan kebijakan yang
sering diambil, bila terjadi estimasi nilai
proyek dari pemilik proyek tidak sesuai
dengan kenaikan harga di lapangan.
Berbagai kerugian yang dihadapi penyedia
jasa bila estimasi nilai proyek tidak tepat,
seperti penyelesaian proyek tidak bisa
diselesaikan tepat waktu. Pasalnya, para
kontraktor menunggu proses persetujuan
eskalasi harga dari pemilik proyek/pengguna
jasa,
sehingga
kontraktor
tidak
mengharapkan terjadinya eskalasi harga,
contoh kasus pada tahun 2006 pemerintah
menyetujui eskalasi harga, namun sebagian
kontraktor memilih tidak mengambil
eskalasi
tersebut.
Pasalnya,
proses
persetujuannya eskalasi terlalu lama. Di sisi
lain, kontraktor dituntut menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu (Asnudin, 2005).
CV. Sinto merupakan salah satu dari
sekian banyak perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa konstruksi. CV. Sinto
merupakan perusahaan jasa konstruksi
berskala menengah yang sudah terjun
didunia jasa konstruksi lebih dari 20 tahun
dan sudah dikenal di daerah Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
Dalam upaya untuk mendapatkan pekerjaan,
melalui proses tender yang diadakan
pemerintah
CV.
Sinto
melakukan
perencanaan anggaran yang merupakan
proses utama dalam pekerjaan proyek yang
telah dilakukan dengan sedemikian rupa
sehingga terbentuklah rencana anggaran
biaya yang telah ditekan pembiayaannya
untuk keperluan mendapatkan pekerjaan
tersebut dengan menawarkan penawaran
yang kompetitif.
Pentingnya perencanaan laba yang sangat
matang memungkinkan
perusahaan
mendapatkan laba yang lebih maksimal
sehingga tingkat kerugian yang akan
dihadapi oleh perusahaan menjadi lebih
kecil sehingga apa yang telah menjadi
tujuan
perusahaan
akan
terwujud.
Perencanaan
laba
yang
juga
mempertimbangkan penjualan dan biaya
yang diharapkan untuk tahun depan dan
periode yang lebih lama. Manajer harus
memonitor secara teratur kemajuan dalam
memenuhi rencana laba, sehingga bila ada
penyesuaian yang harus dilakukan dalam
usaha penjualan dan biaya dapat segera
dilakukan (Menurut shim dan Siegel, 2000).
Dari beberapa penjelasan di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul PENGARUH EFISIENSI BIAYA
TERHADAP PERENCANAAN LABA
PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI:
STUDI PADA “CV. SINTO”
Pengertian Anggaran
Anggaran diperlukan karena memiliki tujuan
dan manfaatnya. Nafarin (2013) Anggaran
merupakan alat manajemen yang sangat
bermanfaat
bagi
manajemen
dalam
melaksanakan
dan
mengendalikan
organisasi agar tujuan tercapai secara efektif
dan efisien. Anggaran juga diartikan sebagai
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalmam satuan uang, tetapi juga
dinyatakan dalam satuan barang atau jasa.
Pengertian Biaya
Menurut Horngren, et.al (2006) biaya
sebagai
sumber
yang
dikorbankan
(sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya
biasanya diukur dengan jumlah uang yang
harus
dibayarkan
dalam
rangka
mendapatkan barang atau jasa.
Penggolongan Biaya
Ada 3 karakteristik biaya menurut Matz,
dkk(1995) yaitu : Biaya tetap, Biaya
Variabel dan Biaya Semi Variabel
Klasifikasi Biaya
sadeli
dan
siswanto
(2006)
mengklasifikasikan biaya ke dalam tiga
unsur-unsur sebagai berikut: (1) Biaya
bahan langsung (2) Biaya tenaga kerja
langsung (3) Biaya overhead
Perbedaan Biaya dan Beban
Kata biaya sering menjadi alih bahasa dari
cost atau expense. Menurut Witjaksono
(2006), perbedaan antara biaya dan beban
adalah sebagai berikut:
1) Cost adalah pengorbanan sumber daya
ekonomis tertentu untuk memperoleh
sumber daya ekonomi lainnya. Sebagian
akuntan mendefinisikan biaya sebagai
satuan moneter atas pengorbanan
barang dan jasa untuk memperoleh
manfaat dimasa kini atau masa yang
akan dating.
2) Expense adalah pengorbanan sumber
daya ekonomis untuk memperloeh
penghasilan (revenue). Jika barang pada
contoh diatas dijual maka cost yang
melekat pada barang dagangan tersebut
kini berubah menjadi expense. Expense
dilaporkan dilaporan rugi-laba sebagai
pengurang penghasilan.
Pengurangan atau Penekanan Biaya
Secara Umum
Pengurangan biaya atau penekanan biaya,
atau lebih dikenal dengan cost reduction
programm merupakan sebuah tindakan
sistematis yang dilakukan oleh suatu
perusahaan
dengan
maksud
untuk
mendapatkan laba yang maksimal dan
meningkatkan kinerja dengan mengurangi
biaya. Tergantung pada jenis usaha
jasaataupun dagang, strategi penekanan
biaya pun dapat bervariasi. Biaya menjadi
lebih penting ketika kompetisi meningkat
dan harga menjadi sebuah pembeda di pasar.
Pengertian Laba
Menurut Baridwan, (2004) menyatakan
bahwa laba adalah penambahan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari proses
transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari sebuah perusahaan, dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempunyai badan usaha selama satu
periode, kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi oleh
pemilik. Sedangkan laba menurut akuntansi
adalah perbedaan antara revenue yang
direalisasi yang timbul dari transaksi pada
periode tertentu dihadapkan dengan biayabiaya yang dikeluarkan pada periode
tersebut.
Pengertian Perencanaan Laba
Banyak para ahli memberikan pandangannya
terhadap pengertian perencanaan laba.
Menurut Supriyono (2001) pengertian
perencanaan laba adalah perencanaan
merupakan sebuah proses untuk menentukan
‘aim’ organisasi yang akan dilaksanakan
oleh perusahaan dan menyusun strategi yang
akan
dilaksanakan
oleh
perusahaan.
Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka
pendek maupun jangka panjang dan dapat
digunakan
sebagai
dasar
untuk
membandingkan kegiatan perusahaan.
Perencanaan Laba Jangka Panjang
Matz,
dkk.
(1995)
mendefinisikan
perencanaan laba jangka panjang sebagai
proses yang berkesinambungan untuk
mengambil keputusan saat ini secara
sistematik dan disertai dengan perkiraan
terbaik mengenai keadaan di masa
mendatang mengorganisasika kegiatan yang
diperlukan
secara
sistematis
guna
melaksanakan keputusan ini, dan menilai
serta membandingkan hasil keputusan
terhadap hasil yang diharapkan. Rencana
jangka panjang tidak dinyatakan dalam
satuan tolak ukur yang pasti, dan tidak juga
terlalu dianggap sebagai rencana masa depan
yang
akan
dikoordinasikan
secara
menyeluruh.
Perencanaan Laba Jangka Pendek atau
Anggaran
Menurut Matz dkk. (1995), rencana jangka
panjang perusahaan hanya akan tercapai jika
sasaran laba jangka panjang perusahaan bisa
dipenuhi secara memuaskan, dan ini
memerlukan pertumbuhan dan tingkat laba
yang cukup tinggi dan stabil. Untuk
kelangsungan rencana jangka panjang,
perusahaan
biasanya
memecah-mecah
rencana jangka panjang ke dalam anggaran
jangka pendek, agar dapat direncanakan dan
dikendalikan secara terarah. Demi efisiensi
perencanaan, anggaran tahunan sebaiknya
diperpanjang menjadi delapan belas bulan
dengan memperhitungkan tiga bulan terakhir
dari tahun yang lalu, dua belas bulan jangka
waktu anggaran, dan tiga bulan awal dari
tahun berikutnya.
Manfaat Perencanaan Laba
Menurut Carter dan Usry (2004) manfaat
dari perencanaan laba antara lain:
1) Perencanaan laba menyediakan suatu
pendekatan
yang
disiplin
atas
identifikasi dan penyelesaian masalah.
2) Perencanaan
laba
menyediakan
pengarahan
ke
semua
tingkat
manajemen.
3) Perencanaan
laba
meningkatkan
koordinasi antar manajemen.
4) Menjadi sebuah tolak ukur untuk
mengevaluasi kinerja aktual dan
meningkatkan
kemampuan
dari
individu-individu.
Metode Perencanaan Laba dengan
Menggunakan
Metode
Kalkulasi
Biaya Langsung (Direct Costing)
Menurut Bustami dan Nurlela (2006),
Kalkulasi biaya langsung adalah suatu
metode yang digunakan dalam perhitungan
harga pokok dimana pada saat pembebanan
biaya kepada produk jadi atau harga pokok
penjualan dengan memperhitungkan biayabiaya yang bersifat variabel atau yang
berfluktuasi langsung dengan volume atau
aktivitas, seperti biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead
variabel. Direct costing juga sering disebut
dengan Variable costing atau marginal
costing.
Direct costing memfokuskan perhatian pada
produk dan biaya-biaya yang secara
langsung
dapat
ditelusuri
terhadap
perubahan dalam aktivitas produksi. Titik
perhatian tersebut diarahkan pada:
1) Manfaat internal, seperti: perencanaan
laba, penetapan harga, pengendalian
biaya, dan pengambilan keputusan.
2) Manfaat eksternal, seperti: pelaporan
keuangan dan income determination.
Margin Kontribusi
Margin kontribusi atau laba marjinal
merupakan selisih antara penjualan dengan
biaya variabel. Marjin kontribusi dapat
diperoleh dengan cara mengurangkan total
penjualan dengan total biaya variabel.
Perhitungan marjin kontribusi dapat
dilakukan
secara
keseluruhan
atau
berdasarkan produk, operasi, wilayah
penjualan, dan lain-lain.
Manfaat Kalkulasi Biaya Langsung
Laporan laba/rugi kalkulasi biaya langsung
menyajikan
informasi
biaya
yang
diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya
yang didasarkan atas perubahan kegiatan
perusahaan, sehingga laporan berdasarkan
kalkulasi biaya langsung ini bermanfaat
untuk:
1)
2)
3)
4)
5)
Alat perencanaan laba.
Pedoman bagi penetapan harga pokok.
Pengambilan keputusan manajemen.
Pengendalian biaya.
Evaluasi profitability dari multi produk.
Keunggulan Kalkulasi Biaya Langsung
Menurut Bustami dan Nurlela (2006),
keunggulan dari kalkulasi biaya langsung
adalah sebagai berikut:
1) Kalkulasi biaya langsung konsisten
dengan pemisahan biaya menjadi biaya
variabel dan biaya tetap. Pengambilan
keputusan manajerial lebih banyak
memerlukan rincian biaya menjadi
biaya tetap, biaya variabel dan marjin
kontribusi.
2) Kalkulasi
biaya
langsung
menghilangkan dampak perubahan
persediaan dari pengukuran laba.
Dengan arti kata bahwa kalkulasi biaya
langsung cenderung memenuhi model
keputusan manajemen secara lebih baik
dari kalkulasi biaya penuh.
Pengertian Jasa
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006),
jasa merupakan semua aktivitas ekonomi
yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik
yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi
secara bersamaan serta memberikan nilai
tambah. Sedangkan Kotler (1994) dalam
Lupiyoadi
dan
Hamdani
(2006),
mendefinisikan jasa sebagai sebuah tindakan
atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa
berkaitan dengan produk fisik atau
sebaliknya. Dari berbagai definisi jasa di
atas , dapat disimpulkan bahwa, tampak di
dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara
pihak konsumen dan pihak produsen (jasa),
meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak
selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang,
melainkan suatu proses atau aktivitas yang
tidak berwujud.
Karakteristik Organisasi Jasa
Organisasi jasa adalah organisasi yang
dalam kegiatannya menyediakan pelayanan
tak berwujud (intangible service). Dalam
melaksanakan
kegiatan
usaha
nya,
organisasi jasa memiliki perbedaan yang
sangat signifikan dengan organisasi yang
menjual atau menghasilkan barang (tangible
goods). Hansen dan Mowen (2004)
mengemukakan bahwa perusahaan jasa
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Intangibility
Jasa yang bersifat intangible, artinya
tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
dicium, atau didengar sebelum jasa itu
dibeli. Seseorang tidak dapat menilai
hasil dari jasa sebelum ia menikmatinya
sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, ia
hanya dapat menyewa, menggunakan,
dan memanfaatkan jasa tersebut.
Pelanggan tidak bisa memiliki jasa yang
dia beli tersebut.
2) Inseparability
Barang pada umumnnya diproduksi,
kemudian dijual, dan pada akhirnya
dikonsumsi. Sedangkan jasa, biasanya
dijual terlebih dahulu barulah akan
diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Interaksi antara penyedia
jasa dan konsumen merupakan ciri kas
dalam pemasaran dari organisasi jasa.
Keduanya mempengaruhi hasil dari jasa
tersebut.
3) Heterogenity
Jasa biasanya bersifat variabel karena
merupakan nonstandardized output,
yang artinya banyak variasi bentuk,
jenis, dan kualitas. Ada tiga faktor yang
menyebabkan variabilitas kualitas jasa,
yaitu pekerjaan yang dilakukan, bauran
individu lainnya yang bekerja dengan
mereka, pendidikan dan pengalaman.
4) Perishability
Jasa merupakan komoditas yang tidak
tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Pengertian Jasa Konstruksi Secara
Umum
Menurut UU No. 18 Tahun 1999 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 54), jasa konstruksi adalah layanan
jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa
konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan
atau
sebagian
rangkaian
kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan
tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu
bangunan atau bentuk fisik lain.
Jenis Usaha Jasa Konstruksi
Jenis-jenis usaha jasa konstruksi dibedakan
menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1) Usaha Perencanaan Konstruksi
Memberikan layanan jasa perencanaan
dalam pekerjaan konstruksi yang
meliputi rangkaian kegiatan atau bagian
– bagian dari kegiatan mulai dari studi
pengembangan
sampai
dengan
penyusunan dokumen kontrak kerja
konstruksi.
2) Usaha Pelaksanaan Konstruksi
Memberikan layanan jasa pelaksanaan
dalam pekerjaan konstruksi yang
meliputi rangkaian kegiatan atau
bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan
penyerahan akhir hasil pekerjaan
konstruksi.
3) Usaha Pengawasan Konstruksi
Memberikan layanan jasa pengawasan
baik keseluruhan maupun sebagian
pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai
dari penyiapan lapangan sampai dengan
penyerahan akhir hasil konstruksi.
Bentuk Usaha Jasa Konstruksi
Menurut UU No. 18 tahun 1999 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 54), bentuk-bentuk usaha yang
diperbolehkan untuk melakukan usaha jasa
konstruksi adalah :
1) Orang perseorangan
Bentuk usaha yang dilakukan oleh
orang perseorangan selaku pelaksana
konstruksi hanya dapat melaksanakan
pekerjaan konstruksi yang beresiko
kecil, yang berteknologi sederhana, dan
yang berbiaya kecil. Bentuk usaha yang
dilakukan oleh orang perseorangan
selaku perencana konstruksi atau
pengawas konstruksi hanya dapat
melaksanakan pekerjaan yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
Yang termasuk badan usaha orang
perseorangan adalah :
a. Perusahaan Perorangan (U.D)
b. Firma (Fa)
c. Persekutuan Komanditer (CV)
2) Perseroan Terbatas atau Badan Usaha
Asing yang Dipersamakan Bentuk
usaha yang dilakukan oleh badan usaha
perseroan terbatas atau badan usaha
asing yang dipersamakan adalah
pekerjaan konstruksi yang beresiko
besar dan/atau yang berteknologi tinggi
dan/atau yang berbiaya besar.
Pengertian Pengguna Jasa Secara
Umum
Menurut UU No. 18 Tahun 1999 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 54), Pengguna jasa adalah orang
perseorangan atau badan sebagai pemberi
tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang
memerlukan jasa konstruksi dan harus
memiliki kemampuan untuk membayar
biaya pekerjaan konstruksi yang didukung
dengan dokumen pembuktian dari lembaga
perbankan dan/atau lembaga keuangan
bukan bank. Pengguna jasa harus memiliki
kemampuan membayar biaya pekerjaan
konstruksi yang didukung dengan dokumen
pembuktian dari lembaga perbankan dan
atau lembaga bukan bank. Jika pengguna
jasa adalah pemerintah, pembuktian
kemampuan untuk membayar diwujudkan
dalam dokumen tentang ketersediaan
anggaran. Pengguna jasa harus memenuhi
kelengkapan yang dipersyaratkan untuk
melakukan pekerjaan konstruksi.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Dalam
penelitian
ini
objek
penelitiannya adalah sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang jasa konstruksi
atau pembangunan yaitu CV. Sinto
yang beralamat di jl. Kaliurang Km.6
No.44 Sleman, Yogyakarta
Jenis dan Sumber Data
Menurut Sekaran (2003) mengungkapkan
pembagian jenis data berdasarkan cara yang
dilakukan peneliti:
1) Data Primer
Data diperoleh secara langsung oleh
peneliti, dapat melalui wawancara, atau
pengisisan kuesioner.
2) Data Sekunder
Data diperoleh secara tidak langsung
melalui sumber lain. Seperti catatan,
arsip perusahaan publikasi pemerintah
atau yang disediakan media masssa.
Dalam hal ini data yang digunakan
adalah laporan keuangan CV. Sinto
tahun 2013.
Metode Pengumpulan Data
Metode
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini
antara lain :
1) Wawancara
Metode pengumpulan data yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara
langsung
dengan
mengungkapkan pertanyaan kepada
responden. Dalam hal ini wawancara
yang dilakukan tidak terstruktur.
Wawancara ini dilakukan terhadap
pihak manajemen CV. Sinto khusus nya
bagian akuntansi dari perusahaan
tersebut. Metode ini dilakukan untuk
mendapatkan data primer mengenai
kegiatan operasional perusahaan yang
dilakukan selama tahun 2013.
2) Dokumenter
Suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan data sekunder dengan cara
mengcopy dan mencatat dokumendokumen yang berhubungan dengan
penelitian ini. Dalam hal ini dokumen
yang di salin maupun dicatat adalah
laporan laba rugi CV. Sinto, dan suratsurat kontrak perusahaan terhadap
pengguna jasa selama tahun 2013.
3) Studi Pustaka
Metode
ini
digunakan
untuk
mengeksplor lebih jauh yang digunakan
untuk pengambilan data dan merupakan
sebuah metode pengumpulan data
dengan cara mencari informasi yang
dibutuhkan melalui dokumen-dokumen,
buku-buku, majalah, maupun sumber
tertulis lainnya baik berupa teori,
maupun laporan hasil penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan
perencanaan laba dan penekanan biaya.
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini merupakan penulisan ini adalah
bersifat deskriptif tanpa menggunakan
bantuan perangkat lunak pengolah data.
Menurut Zulganef (2008) statistik deskriptif
adalah statistik yang menjelaskan bagaimana
data atau sekumpulan data diklasifikasikan
atau dikategorikan menjadi kelompokkelompok data yang lebih mudah dianalisis
atau dibaca oleh pengguna infornasi
berdasarkan data tersebut. Data-data yang
berupa angka dalam penelitian ini hanya
bertujuan
untuk
mengorganisasikan,
mengikhtisarkan, dan menyajikan data
melalui cara yang lebih informatif. Metode
analisis ini bertujuan untuk menganalisis
laporan laba rugi dan kontrak-kontrak yang
dilakukan CV. Sinto selama tahun 2013.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
penurunan biaya yang dilakukan oleh CV.
Sinto sehingga perhitungan perencanaan
laba perusahaan tersebut dapat di analisa
ulang oleh peneliti sehingga dapat diketahui
biaya apa saja yang diturunkan nilainya atau
bahkan dihilangkan dari anggarannya.
Tahapan-tahapan yang digunakan dalam
melakukan analisis ini adalah sebagai
berikut :
1) Melakukan pengidentifikasian terhadap
kebijakan akuntansi yang diterapkan
oleh perusahaan.
2) Melakukan
identifikasi
terhadap
rencana anggaran biaya CV. Sinto pada
paket 17 proyek jalan desa kec.
Gamping dan kec. Sayegan Tahun
2013.
3) Melakukan perincian terhadap akun
pendapatan pada laporan laba rugi
perusahaan.
Analisis Kualitatif
Dalam analisis ini dilakukan perbandingan
antara teori dan praktik perencanaan laba
yang baik dan benar apakah sudah sesuai
dengan metode-metode yang ada sehingga
bisa diketahui apakah ada perbedaan antara
praktek perencanaan laba yang dilakukan
dengan teori yang telah dikemukakan oleh
para ahli
HASIL PENELITIAN
Analisis Penekanan Biaya
Dalam upaya memenangkan lelang, CV.
Sinto melakukan penawaran dengan
beberapa efisiensi biaya untuk lebih menarik
minat pengguna jasanya agar lebih memilih
jasa yang dia tawarkan. Dari rencana
anggaran biaya yang disajikan oleh
pemerintah, hampir semua anggaran bahan
lokasi yang oleh CV. Sinto dapat ditekan
sehingga biaya menjadi lebih efisien.
Dalam hal ini, pemerintah kab.Sleman
beserta Konsultan yang ditunjuk menyusun
rencana anggaran biaya berdasarkan pada
harga perkiraan sendiri, yaitu harga bahan
baku dihitung berdasarkan rata-rata dari
harga tertinggi dan terendah dari harga
pasar. Setelah itu menghitung biaya
pekerjaan berdasarkan keterkaitan antara
bahan baku dan para pekerja serta tingkat
kesulitan tahapan pekerjaan sehingga
didapatlah total rencana anggaran biaya
sebesar Rp 761.417.000,00
Sebagai pelaksana konstruksi, yaitu CV.
Sinto menyusun rencana anggaran biaya
berdasarkan hasil survey bahan baku untuk
mendapatkan harga terendah dari bahan
baku yang telah ditetapkan oleh penyedia
dengan kualitas yang sama sehingga tidak
menurunkan kualitas bahan baku tersebut.
Upah pekerja atau tukang ditetapkan
berdasarkan upah minimum regional (UMR)
harian pekerja/tukang.
Analisis Laporan Laba Rugi
Berdasarkan perbandingan, dapat dilihat
bahwa laba kotor yang diperoleh sebesar Rp.
43.083.089,00. Setelah dikurangi dengan
biaya umum dan administrasi, maka total
laba bersih yang didapat oleh CV. Sinto
adalah sebesar Rp. 24.083.089,00. Pada
tahun 2013, CV. Sinto hanya mendapatkan
satu paket pekerjaan sebagai pelaksana
konstruksi saja dengan harga yang telah
disepakati sebesar Rp 724.777.000,00.
Perusahaan telah menetapkan target
perolehan laba dari pekerjaan pelaksana
konstruksi tersebut sebesar 5 persen dari
harga pekerjaan tersebut yaitu sebesar Rp
36.238.850,00. Dalam proyek ini, laba yang
didapatkan oleh CV. Sinto telah melampaui
target yang telah ditetapkan sehingga
perencanaan laba yang dilakukan telah
tercapai sesuai target yang telah ditetapkan.
Analisis Biaya
Pada analisis biaya ini, seluruh biaya yang
ada didalam laporan keuangan CV. Sinto
hendaknya dipisahkan berdasarkan perilaku
biayanya masing-masing. Biaya-biaya yang
terjadi dalam perusahaan hendaknya
digolongkan sesuai perilaku biaya yang
berhubungan dengan perubahan kegiatan
atau aktivitas perusahaan.
Untuk tahun 2013, dapat dilihat biaya-biaya
operasional CV. Sinto setelah dilakukan
pemisahan
biaya
terhadap
perilaku
biayanya. Dari hasil pemisahan biaya
tersebut maka didapatlah total biaya tetap
sebesar Rp 14.387.673,00 sedangkan untuk
total biaya variabelnya didapatkan angka
sebesar Rp 686.305.911,00.
Margin Kontribusi
Margin kontribusi pada CV. Sinto pada
tahun 2013 dapat diketahui dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Margin Kontribusi
= Penjualan – Biaya Variabel
= Rp 724.777.000,00 – Rp 686.305.911,00
= Rp 38.471.089,00
Rasio Margin Kontribusi
Rasio margin kontribusi untuk CV. Sinto
pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Rasio Margin Kontribusi
=
argin ontri usi
n ua an
=
=
5,31%
Pembahasan
Dari hasil analisis dan olah data yang
dilakukan, maka pembahasan yang dapat di
simpulkan dari penelitian ini adalah efisiensi
biaya yang dilakukan oleh CV. Sinto pada
Rencana Anggaran Biaya Pembangunan
Jalan Desa Gamping-Seyegan Kabupaten
Sleman dengan realisasi anggaran cukup
signifikan mempengaruhi perencanaan laba
perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat
dari target laba yang 5 persen yaitu sebesar
Rp 36.238.850,00. Dilihat dari kebijakan
perencanaan laba pada perusahaan tersebut,
CV. Sinto menentukan besar laba
berdasarkan
kebijakan
perusahaannya
sendiri yaitu memperoleh laba minimal 5
persen dari harga rencana anggaran biaya
yang dibuat dan maksimal 10 persen dari
harga rencana anggaran yang dibuat oleh
perusahaan.
Jika dihitung dengan rumus rasio
margin kontribusi, CV. Sinto seharusnya
dapat memperoleh laba sebesar 5,31 persen
dari rencana anggaran biaya, yaitu sebesar
Rp 38.471.089,00. Tetapi hal ini tidak
menjadi masalah dikarenakan kebijakan
perencanaan laba CV. Sinto telah
menetapkan target laba 5 persen dari
rencana anggaran biaya yang artinya, target
laba yang ditetapkan sebelumnya pun telah
tercapai. Namun guna untuk mendapatkan
laba yang maksimal, perusahaan perlu
menerapkan beberapa perhitungan seperti
perhitungan margin kontribusi agar laba
yang telah ditargetkan tercapai secara
maksimal.
Hal ini membuktikan bahwa realisasi
dari efisiensi anggaran biaya yang dibuat
oleh perusahaan dalam hal ini CV. Sinto
sebagai pelaksana jasa konstruksi sangat
berpengaruh terhadap perencanaan laba
perusahaan jasa konstruksi.
Terlepas dari penekanan biaya yang
dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa,
faktor-faktor lain seperti ketersediaan tenaga
ahli yang sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan, pengalaman kerja perusahaan,
dan daftar alat-alat penunjang serta
dokumen-dokumen lain yang mendukung
perusahaan pun merupakan faktor yang
berpengaruh pula terhadap minat pengguna
jasa dalam menentukan perusahaan mana
yang lebih dapat diandalkan dalam
mengerjakan proyek yang diadakannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan seluruh data dan informasi
yang diperoleh serta penulis olah dan
analisa, juga berdasarkan metode-metode
yang digunakan sebagai
acuan, maka
penulis dapat menyampaikan kesimpulan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Efisiensi biaya tenaga kerja secara
manual pada sub bidang pekerjaan
menghampar latasir sesuai dengan
yang diperkirakan.
Kondisi lapangan, tinggi rendahnya
ditiap lokasi yang berbeda-beda
menyebabkan komposisi pondasi atau
lapisan-lapisan bertambah atau bahkan
dapat dikurangi.
Pada saat proses pemadatan atau
pengerjaan material sempat terkendala
cuaca di beberapa lokasi sehingga
mengakibatkan adanya penambahan
ulang pada konstruksi material.
Mengingat tujuan dari penelitian ini
yaitu perusahaan telah berusaha
menjaga
eksistensinya
dengan
melakukan penekanan-penekanan pada
rencana anggaran biaya. CV. Sinto
mampu menurunkan biaya bahan
5.
6.
7.
8.
material yang merupakan fokus utama
dalam melakukan efisiensi biaya tanpa
mengurangi kualitas dari bahan baku
itu sendiri dalam proyek pembangunan
jalan desa Gamping dan Seyegan.
Dengan penurunan tersebut, CV. Sinto
bisa mendapatkan laba yang cukup
dari perencanaan laba semula hanya
5% yang notabene relatif kecil.
Tidak hanya pada biaya bahan material
saja, CV.Sinto juga menghemat biaya
tenaga kerja serta transportasi dengan
alasan mereka tidak perlu menyewa
alat dan memiliki tenaga kerja atau tim
sendiri untuk dipekerjakan yang sudah
menjadi langganan. Tentunya dengan
upah yang sesuai dalam pengerjaan
proyek tersebut.
Dengan menggunakan perhitungan
rasio margin kontribusi seharusnya
CV.Sinto bisa mendapatkan laba yang
lebih maksimal yaitu 5.31 %
Target yang dilakukan perusahaan
dalam merencanakan laba sudah cukup
bagus, terbukti pencapaian laba yang
melebihi target minimal meskipun
tidak begitu besar.
Dengan demikian beberapa penjelasan
diatas sekaligus menjawab pertanyaan
point kedua dari rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu apakah
efisiensi
yang
dilakukan
mempengaruhi perencanaan laba. Jelas
dapat dikatakan bahwa penurunan
penurunan yang dilakukan CV. Sinto
dalam melakukan efisiensi sangat
mempengaruhi perencanaan laba yang
didapat.
Saran
1.
CV. Sinto telah mencapai laba yang di
targetkan dengan cukup baik. Namun
demikian seharusnya perusahan masih
mampu untuk mencapai target yang
lebih tinggi jika perusahaan berkenan
atau dapat menerapkan perhitungan
berdasarkan teori-teori perencanaan
laba yang ada seperti contoh
perhitungan margin kontribusi. Agar
laba yang didapat lebih maksimal.
2.
Dalam penelitian yang akan dilakukan
selanjutnya,
sebaiknya
peneliti
melakukan penelitian pada saat dimana
perusahaan tidak sedang mengikuti
proses lelang tender ataupun sedang
melakukan pekerjaan tender.
3.
Perlu adanya pendekatan dengan
perusahaan terkait serta pelajari dan
perhatikan kelengkapan berkas yang
dibutuhkan. Karena jarang sekali
perusahaan jasa konstruksi mau
memperlihatkan laporan keuangan
mereka untuk dijadikan bahan
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan. 2010. Anggaran
Perusahaan 2, Edisi pertama.
BPFE: Yogyakarta.
Asnudin, A. 2008. Potensi Bisnis Usaha
Jasa Konstruksi di Indonesia.
Jurnal
SMARTek, Vol. 6, No. 4,
Nopember 2008: 228 – 240.
Bariwan, Zaki. 2004. Intermediate
Accounting. Edisi Kedelapan.
BPFE : Yogyakarta.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006.
Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut:
Kajian Teori dan Aplikasi, Edisi
Pertama.
Graha
Ilmu
:
Yogyakarta.
Cahrles T.H., Srikant M.D., George
Foster. 2006. Akuntansi Biaya,
Penekanan Manajerial. jilid 1.
Erlangga : Jakarta.
Carter, William K dan Milton F. Ursy.
2004. Akuntansi Perencanaan
dan
Pengendalian,
Edisi
Ketigabelas. Erlangga : Jakarta.
Erhans, A. 2000. Akuntansi Berdasarkan
Prinsip Akuntansi Indonesia.
PT.Ercontara
Rajawali
:
Cirebon.
Ervianto, Wulfram I. 2007. Cara Cepat
Menghitung Biaya Bangunan,
Edisi Pertama. CV. Andi Offset :
Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori
Akunansi. Rajawali Pers :
Jakarta.
ET. 28 November 2009. Potensi pasar
makin meningkat, Usaha jasa
konstruksi
kian
memikat.
Http://kabarbisnis.com/read/287
582
Kontrak Konstruksi. PSAK 34. 2012.
Standar Akuntansi Keuangan.
Ikatan Akuntansi Indonesia.
Jakata.
Lupiyoadi
dan
hamdani.
2006.
Manajemen Pemasaran Jasa.
Salemba Empat : Jakarta.
Maria, Evi. 2007. Akuntansi untuk
Perusahaan Jasa, Edisi Pertama.
Grava Media : Yogyakarta.
Matz, Adolf, Milton F, Ursy, dan
Lawrence H. Hammer. 1995.
Akuntansi Biaya Perencanaan
dan Pengendalian. Erlangga :
Jakarta.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi
Kelima. UPP-STIM YKPN :
Yogyakarta.
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan
Keuangan. Liberty : Yogyakarta.
Nafarin, M. 2013. Penganggaran
Perusahaan. Salemba Empat :
Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods
for Business, Edisi Empat.
Salemba Empat : Jakarta.
Shim K. Jae, Siegel G. Joel. 2000.
Budgeting : Pedoman lengkap
langkah-langkah penganggaran.
Erlangga: Jakarta.
Soemardi, Biemo. 2007. Suatu tinjauan
terhadap perusahaan kontrastor
di Indonesia. Makalah Strategi
Pemasaran.
Sujoko, Efferin, Stefanus Hadi Darmaji
dan Yuliawati Tan. 2008.
Metode Penelitian Akuntansi:
Mengungkap fenomena dengan
pendekatan
kuantitatif
dan
kualitatif.
Graha
Ilmu
:
Yogyakarta.
Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi
Manajemen 2 : Struktur
Pengendalian
Manajemen.
BPFE : Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi dalam
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor
54
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi
Biaya. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Zulganef.2008. Metode Penelitian Sosial
dan Bisnis. Graha Ilmu.:
Yogyakarta.
Download