9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Sebagaimana telah diterangkan di muka istilah komunikasi yang semula merupakan fenomena social, kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, dewasa ini dianggap sangat penting sehubungan dengan dampak social yang menjadi kendala bagi permasalahan umat manusia akibat perkembangan teknologi Ilmu komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar bangsa dan antar ras sehingga dapat membina kesatuan dan persatuan umat manusia. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalur. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (commun icatee). Untuk tegasnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambing (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pemikiran atau perasaan seseorang yang ingin dituangkan dalam kata-kata, lambang adalah bahasa. 3 Pendapat kedua dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan praktek, menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan, pikiran atau perasaan oleh 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 27 9 10 seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) secara tatap muka (face to face) atau melalui media-media lain sehingga menimbulkan efekefek tertentu yang akan timbul dengan hasil pemikirannya.4 Selayaknya seorang Public relations dituntut harus siap untuk dapat berkomunikasi, dalam situasi yang baik ataupun tidak dengan menggunakan media massa atau secara langsung untuk tetap terjaganya komunikasi yang baik antara internal perusahaan dengan eksternal perusahaan. Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 5 Peneliti menggunakan model jarum Hipodermik yang diteliti oleh Hovland untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam mengubah sikap. Model ini mempunyai komponen komunikasi (komunikator, pesan, media). Disebut dengan model jarum Hipodermik karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikan langsung ke dalam jiwa komunikan. Model ini yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1994), hal 28. 5 Ibid hal 45 11 sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi, adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behafavior of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal itu bisa terjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar di mengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif. Dalam model ini proses umpan balik (feedback), mempunyai peran yang penting dalam komunikasi. Karena hal itu memberitahukan kita bagaimana pesan dapat ditafsirkan, baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, symbol komunikasi ataupun ekspresi wajah. Begitu juga kita memaknai sebuah pesan yang disampaikan oleh atasan kepada bawahannya, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik pula oleh si penerima pesan atau dalam hal ini karyawan. Sehingga kesinambungan antara pekerjaan dengan komunikasi dapat berjalan dengan lancar, atasan mengkomunikasikan beberapa hal kepada karyawan dan karyawan menjalankan apa yang atasan perintah berupa tanggung jawab atas tugasnya. Begitu juga sebaliknya bawahan mengkomunikasikan hal-hal yang perlu 12 dibahas kepada atasan sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan bersamaan. 2.2 Komunikasi Internal Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan publik internal, yang banyaknya akan tergantung pada imajinasi professional Public relations. Kemajuan teknologi telah mengubah cara komunikasi dihasilkan, didistribusikan, ditampilkan, dan disimpan. Abad digital membuat komunikasi menjadi lebih cepat dibanding sebelumnya, dan bahkan pesan internal sekalipun bisa menyebar keseluruh dunia dalam hitungan detik. Spesialis hubungan internal harus menghadapi perkembangan teknologi yang mengubah cara komunikasi dilakukan. Komunikasi internal bisa dilakukan dengan lisan, melalui media elektronik, visual dan tulisan. 6 Organisasi akan kehilangan sebagian besar potensi sumber daya manusianya karena tidak memprioritaskan komunikasi dua arah yang efektif, yang merupakan landasan untuk hungan manajemen-karyawan dan kinerja pekerjaan secara keseluruhan. Untuk memahami komunikasi internal dari organisasi kita harus mempertimbangkan kultur organisasi itu. Kultur adalah sebagai nilai dan norma bersama didalam organisasi. Kultur organisasi adalah faktor paling penting karena akan memberikan dampak signifikan pada model Publik relations sebagai praktik organisasi dan pada komunikasi internal. 7 6 7 Scoot M Cultip, Effecctive Public relations (Jakarta, Kencana 2007) hal 268 Ibid hal 257 13 Salah satu tugas paling signifikan dari hubungan internal adalah berinteraksi dengan karyawan, yang sebagian dari mereka tergabung dalam serikat pekerja. Hubungan dengantenaga kerja adalah hubungan penting yang sangat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan organisasi. Pemeliharaan hubungan dengan tenaga kerja merupakan bagian besar dari pekerja spesialis hubungan internal, terutama di organisasi dengan tenaga kerja yang banyak. 2.3 Komunikasi Organisasi Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan manusia untuk mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan. Secara teoritis, manusia mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan pada konteks dimana komunikasi tersebut dilakukan yaitu konteks komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Sekarang ini komunikasi organisasi sangat menarik perhatian orang banyak terutama didalam sebuah perusahaan atau organisasi karena banyak dari mereka ingin mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi, baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan industry ataupun organisasi-organisasi social seperti rumah sakit maupun institusi pendidikan. Disamping itu juga sangat penting juga mempelajari arus komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi, yaitu arus komunikasi vertical yang terdiri dari arus 14 komunikasi dari atas kebawah (downward communication) dan arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) serta komunikasi horisontal atau komunikasi yang berlangsung antara tingkatan atau jenjang yang sama. Dari semua yang ada komunikasi organisasi itu sendiri adalah, pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil, yang beranggotakan hanya tiga orang, proses komunikasi yang berlangsung relative sederhana sebaliknya jika sebuah perusahaan mempunyai seribu karyawan maka komunikasinya sangat kompleks. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. 2.3 Public relations Batasan pengertian mengenai hubungan masyarakat atau lebih dikenal sebagai Public relations, menurut para ahli sampai saat ini belum ada satu kesepakatan secara tegas. Karena masih banyak para ahli atau para pakar, maupun professional hubungan masyarakat yang satu sama lainnya mempunyai perbedaan pendapat tentang hubungan masyarakat. Adapula 15 pendapat-pendapat dari para ahli tentang hubungan masyarakat (Public relations) adalah sebagai berikut: 1. Onong Uchjana Effendy, mengungkapkan bahwa hubungan masyarakat (Public relations) adalah kegiatan berencana untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi organisasi di satu pihak dan public dilain pihak, untuk mencapainya ialah dengan komunikasi yang baik. 8 2. Menurut F. Rachmadi Public relations atau hubungan masyarakat adalah : Public relations consist of all forms of planned communications, outwards and inwards, between organization and its publics for the perposes of achieving specific objectives concerning mutual understanding. (Artinya adalah Hubungan masyarakat merupakan segala bentuk komunikasi berenca keluar dan kedalam antara sebuah organisasi dengan masyarakatnya untuk tujuan memperoleh sasaran-sasaran tertentu dengan saling pengertian). 9 3. Sementara John. E. Marston dalam Modern Public relations memberikan definisi yang bersifat umum, yakni : “ Public relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public” Artinya : Public relations adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan persuasive untuk mendesain publik-publik yang nyata. PR bukanlah ilmu 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1994) 9 F. Rachmadi, Public relations dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,1992), hal. 19 16 tradisional yang digunakan untuk menghadapi tujuan-tujuan sesaat. PR perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada targettarget public tertentu. 10 Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka Public relations yaitu melakukan kegiatan berencana untuk menciptakan, membina dam memelihara sikap yang menyenangkan bagi organisasi maupun diluar organisasi, didalam maupun diluar perusahaan agar terciptanya hubungan yang baik antara karyawan dengan atasan, karyawan dengan karyawan lainnya. Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat penulis simpulkan benang merahnya menjadi dua klasifikasi. Pertama, tentang karakteristik Humas atau ciri-ciri humas. Kedua, tugas dan kewajiban humas. Mencermati definisi dari pembahasan sebelumnya, kita dapat menguraikan bahwa ada (4) empat ciri utama humas yang disebut karakteristik humas. Melalui karakteristik inilah kita dapat menilai apakah suatu aktivitas komunikasi dapat dikatakan Humas atau bukan. 1. Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah Hakikat humas adalah komunikasi. Namun, tidak semua komunikasi dapat dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik. Komunikasi timbal balik dalam praktik 10 John. E. Marston, Modern Public relations, dikutip dari Frida Kusumaastuti, dasar-dasar Public relations, (Jakarta: Penerbit Galia Indonesia,2002), hal. 14. 17 kehumasan bukan berarti komunikasi yang harus bersifat langsung, melainkan bersifat tertunda (delayed). Oleh karena itu, setiap upaya yang memungkinkan terjadinya arus timbal balik dapat disebut sebagai komunikasi kehumasan. Upaya-upaya tersebut misalkan dengan menyediakan sarana atau media komunikasi seperti kotak surat, bulletin atau media internal, suatu forum atau pertemuan yang diformat untuk terjadinya dialog seperti program orientasi bagi karyawan baru, rapat, pertemuan dan forum bebas, dan sebagainya. 2. Sifatnya yang terencana Humas adalah suatu kerja atau kerja manajemen atau fungsi manajemen. Oleh karena itu, kerja humas haruslah menerapkan prinsipprinsip manajemen, supaya hasil kerjanya dapat diukur. Banyak kalangan menganggap bahwa hasil kerja humas bersifat intangible (abstrak) sehingga orang sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, sebab tidak diketahui apa hasil kontribusinya. Anggapan ini dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri. Penerapan humas cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, bahkan sering pula tidak terencana dengan baik berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang sebenarnya (sesuai fakta). 3. Berorientasi pada organisasi atau lembaga Bila humas merupakan aktivitas komunikasi dua arah yang terencana (memiliki metode), maka pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dikomunikasikannya. Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat 18 mutlak dalam kerja humas adalah pemahan yang tinggi terhadap visi, misi dan budaya organisasi atau lembaga. 4. Sasaran adalah public Sasaran humas adalah public, yakni suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan. Hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai Personal Relations. 11 2.3.1 Tugas Public relations Seorang Public relations mempunyai tugas-tugas penting yang dilakukan dalam organisasi atau perusahaannya yaitu sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tulisan atau melalui gambar (visual) kepada Public, sehingga public mempunyai pengertian yang benar tentang hal perusahaan atau lembaga segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi public terhadap kebijakan perusahaan. 11 Frida Kusumaastuti (Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat,PT.ghalia Indonesia)hal 15-17 19 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion dan perubahan sikap 12 . Sementara Astrid S. Susanto mengutip pendapat Cultip dan Center menyatakan tugas Public relations perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu public untuk menggunakn barang atau jasa instasinya. 2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instasi dengan publiknya. 3. meningkatkan penjualan barang dan jasa. 4. meningkatan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-sehari. 5. mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan 13 . Dari setiap tugas seorang humas sebaiknya dimanage terlebih dahulu dan di susun sebaik mungkin, agar segala sesuatu yang dikerjakan oleh humas sesuai dengan tujuan yang diharapkan perusahaan yang sedang dijalankannya. 2.3.2 Fungsi Public relations Menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public relations. Principles and Problems menemukakan tiga fungsi Public relations, yaitu : 12 F. Rachmadi,Public Relations dalam Teori dan Praktek (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka 1996) hal 101 13 Frida Kusumaastuti (Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat,PT.ghalia Indonesia)hal26 20 1) Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s interest) 2) Memelihara komunikasi yang baik (maintain good communication) 3) Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (and stress good morals dan manners). 14 Fungsi dalam bahasa inggris adalah function, berasal dari bahasa latin funtio yang berarti penampilan, perubahan pelaksanaan atau kegiatan. Fungsi Public relations dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang jelas, berciri tertentu yang dapat dibedakan dari kegiatan yang tidak bercirikan pelaksanaan hubungan masyarakat. Fungsi-fungsi Public relations itu sendiri adalah : a. Menjaga image dan reputasi perusahaan atau organisasi. b. Menunjang kegiatan manajemen demi kepentinganorganisasi dalam mencapai tujuan. c. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public. d. Menciptakan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya. e. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum 15 . Fungsi Humas ini berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi. Jika seorang humas sudah bisa menjalankan 14 Bertrand R. Canfield Public relations. Principles and Problems dikutip Onong. U. Effendy, Human Relations dan Public relations, (Bandung: cv. Mandar Maju 2002), hal. 137-138 15 Dr. Aly Bachtiar (Teknik Hubungan Masyarakat)Universitas Terbuka 1995 hal17 21 fungsi-fungsi diatas dalam perusahaannya, maka dia sudah bisa disebut sebagai seorang Public relations yang baik. Adapun hubungan antara humas internal dan humas eksternal, dimana mereka mempunya tugas masing-masing yaitu sebagai berikut: 1. Public relations internal, “mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja adalah tujuan internal Public relations”, kata Griswold 16 . Khalayaknya sendiri seperti karyawan (employee), keluarga karyawan dan para pemegang saham (Stockhlder). Tugasnya seperti, membuat acara atau kegiatan-kegiatan diluar jam kantor, Hut perusahaan, employee gathering dan juga stockholder gathering. 2. Public relations eksternal, tujuannya adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar badan atau instansi tersebut 17 . Khalayaknya seperti pelanggan (customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintahan (Government), pers (press) dan lainnya diluar perusahaan. Dan mempunya kegiatan seperti Lounching product, CSR (Corporate Social Responsibility), pameran dan lainlain. Dan hal-hal ini bisa dilaksanakan berkat kerjasama antara karyawan dan top management, maka dari itu untuk menumbuhkan dan mempertahankan kinerja yang baik karyawan pun perlu diperhatikan sehingga adanya timbal balik antara pekerjaan (kinerja) dengan motivasi yang ditanam perusahaan kepada karyawannya. 16 17 Oemi Abdurrachan M.A, (Dasar-dasar Public relations) Bandung: PT. Sitra Aditya Bakti, 1995 hal 34 Ibid hal 38 22 2.4 Employee relations Employee relations, yaitu publik yang terdiri dari para pekerja (karyawan) menjadi bagian utama dari unit usaha, perusahaan atau instansi itu sendiri. Dapat juga diartikan bahwa hubungan kepegawaian (Employee relations) tersebut bukanlah dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses “produksi dan upah” yang terkait dengan lingkungan kerja, tetapi pengertiannya lebih dari itu yang dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antara karyawan dan manajemen perusahaan yang efektif. Artinya efektifitas hubungan masyarakat internal tersebut akan memerlukan suatu kombinasi antara lain : a. System manajemen yang sifatnya terbuka (open management) b. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi timbale balik dengan karyawan. c. Kemampuan menejer humas, yang memiliki keterampilan manajerial (managerial skill) serta berpengalaman atau mendapat kualitas sumber manusianya, pengetahuan (knowledge) media dan teknis komunikasinya yang dipergunakan. 18 Program Employee relations (hubungan masyarakat internal) dalam suatu organisasi yang secara tepat tersebut merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang mampu mengelola sumber daya manusia dan alin sebagainya demi tercapaina tujuan organisasi atau 18 Rosadi, Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal. 271-172 23 perusahaan. Kemudian pada akhirnya dapat meningkatkan hasil produktifitas perusahaan baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas ke dalam bentuk produkproduk barang atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada publik sebagai sasarannya (consumen and custumer). Setelah keberhasilan melaksanakan program kerja Public relations dalam upaya membina kegiatan Employee relations tersebut, maka komunikasi pun keluar secara efektif akan menghasilkan kualitas teknis produk barang yang lebih baik atau dapat memberikan kepuasan terhadap pemakai barang atau bagi pihak pelanggannya dan meningkatkan citra. Kemudian komunikasi kedalam dengan melalui program Employee relations tersebut diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan perusahaan, sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Disamping itu akan mengurangi dampak negative terhadap menejemen suatu perusahaan, seperti akan timbulnya rasa kejenuhan, kebosanan bagi para pekerjanya, maka dengan cara begitu pihak menejer humas (Public relations manager) akan dapat membantu manajemen perusahaan untuk menghindarkan terjadinya suatu pemborosan tenaga, waktu dan uang secara sia-sia (non produktif). Manajemen humas dalam mengelola Employee relations, merupakan salah satu sarana menejemen yang bersifat teknis dan praktis, yaitu berupaya melakukan hubungan komunikasi yang efektif melalui suri keteladanan yang 24 dimulai dari pihak atasan dan termasuk adanya komitmen bersama untuk melaksanakan budaya perusahaan (corporate culture) sebagaimana yang telah digariskan bersama antara pihak pemilik dan menejemen perusahaan, baik di tingkat menejemen korporat maupun tingkat pelaksanaan. Hubungan masyarakat internal atau (internal Public relations) dalam suatu perusahaan, terdiri dari beberapa tingkat, yaitu : a. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (Employee relations) pada umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya. b. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan (management relations) baik di level korporat yaitu manager atau level pelaksana yaitu karyawan. c. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (stakeholder relations). 19 Menurut Cultip dan Center dalam buku Rosadi Ruslan manajemen Public relations dan media komunikasi, pengertian “public internal atau dikenal Employee relations, yaitu sekelompok orang bekerja (karyawan atau pegawai) didalam suatu organisasi atau lembaga perusahaan”. 20 Karyawan atau pekerja adalah asset yang cukup penting dalam suatu perusahaan dan karyawan itu sendiri secara praktik banyak terkait erat dengan status atau kedudukan antara satu orang dengan yang lainnya mempunyai perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok, misalnya dapat 19 Oemi Abdurrachan M.A, Dasar-dasar Public relations (Bandung: PT. Sitra Aditya Bakti, 1995) hal 33 20 Rosadi Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal 273 25 dilihat pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia, dan lain sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin perusahaan untuk mensejahterakan karyawannya dan menciptakan kinerja dan motivasi yang baik untuk karyawan adalah sebagai berikut : a. Upah yang diberikan cukup dan layak b. Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal kesempatan untuk berfikir dari perusahaan dan meraih prestasi kerja yang maksimal c. Iklim tempat bekerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta mendapatkan penghargaan yang baik dari pimpinan d. Keinginan-keinginan atau perasaan yang mendapat saluran positif dan diakui untuk dihargai oleh perusahaan atau pimpinan. 21 Jadi public internal dapat juga disebut hubungan masyarakat internal atau hubungan dengan kepegawaian (Employee relations), berarti sekelompok orang-orang yang sedang bekerja disuatu organisasi atau perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya. 22 Kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang dilaksanakan oleh Public relations melalui program kerja Employee relations, yaitu maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut : 21 Onong. U. Effendy, Human Relations dan Public relations, (Bandung: cv. Mandar Maju 2002), hal. 69-70 22 Rosadi Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal 275 26 a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan. b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara menejemen perusahaan dengan para karyawan. c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijajsanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. d. Sebagai sarana atau alat komunikasi internal pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak menejemen perusahaan (pimpinan). 23 2.4.1 Kegiatan Employee relations Selanjutnya kegiatan Employee relations dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam kegiatan, aktivitas atau program, sebagai berikut : a) Program pendidikan dan pelatihan Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan, yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan, kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dari perusahaan. 23 Rosadi Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal. 275 27 b) Program pencapaian motivasi kerja berprestasi Program pencapaian motivasi kerja berprestasi dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi kerja karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. c) Program penghargaan Program penghargaan disini adalah dalam upaya pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama pengabdiannya secara terusmenerus dan sebagainya. Dalam hal ini penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan. d) Program acara khusus Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang diluar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya menghadapi event ulang tahun, lomba dan hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua para karyawannya. Dengan maksud untuk menumbuhkan rasa keakraban antara pimpinan dengan karyawan. e) Program media komunikasi internal Membentuk media komunikasi internal melalui bulletin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan atau PR yang berisikan pesan, 28 informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dan pimpinan. 24 Seorang ahli humas yaitu, Archibald Williams, dalam karyanya yang berjudul “Employee relations”, sebagaimana dikutip dalam buku Onong Uchjana Effendy, hubungan masyarakat suatu studi komunikologis, menyatakan Employee relations sebagai berikut: “Employee relations are a living and dynamic force and are built up torn down in the day-bay-day personal relationship estabilished at the bench, machine, or office desk.” (hubungan dengan karyawan merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis, yang dibangun dan diruntuhkan dalam hubungan dengan perseorangan sehari-hari, terbina di belakang bangku kerja, mesin dan meja tulis). 25 Ungkapan William itu mengandung makna bahwa seorang humas bukan merupakan seorang priyayi, yang selalu duduk dibelakang meja tulisnya dan yang kerjanya hanya memerintah. Tetapi seorang humas harus sering beranjak dari kamar kerjanya untuk memantau para karyawannya agar karyawan juga bisa menyatakan atau mengungkapkan keresahaannya selama dia dalam melakukan pekerjaannya. 24 Ibid, Hal 278-279 Onong. U. Effendy, Hubungan Masyarakat : suatu study komunikologis, (Bandung: Cetakan keenam PT. remaja Rosdakarya 2002), hal. 107 25