BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Sebagaimana telah

advertisement
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Sebagaimana telah diterangkan di muka istilah komunikasi yang
semula merupakan fenomena social, kemudian menjadi ilmu yang secara
akademik berdisiplin mandiri, dewasa ini dianggap sangat penting
sehubungan dengan dampak social yang menjadi kendala bagi permasalahan
umat manusia akibat perkembangan teknologi
Ilmu komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu
mencegah dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar
suku, antar bangsa dan antar ras sehingga dapat membina kesatuan dan
persatuan umat manusia.
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalur. Dalam “bahasa”
komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan
orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (commun
icatee). Untuk tegasnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan terdiri dari
dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua
lambing (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pemikiran atau
perasaan seseorang yang ingin dituangkan dalam kata-kata, lambang
adalah bahasa. 3
Pendapat kedua dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy dalam
bukunya Ilmu Komunikasi teori dan praktek, menjelaskan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan, pikiran atau perasaan oleh
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2003), hal. 27
9 10 seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) secara tatap muka
(face to face) atau melalui media-media lain sehingga menimbulkan efekefek tertentu yang akan timbul dengan hasil pemikirannya.4
Selayaknya seorang Public relations dituntut harus siap untuk dapat
berkomunikasi, dalam situasi yang baik ataupun tidak dengan menggunakan
media massa atau secara langsung untuk tetap terjaganya komunikasi yang
baik antara internal perusahaan dengan eksternal perusahaan.
Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar
komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip
oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu
komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar
asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 5
Peneliti menggunakan model jarum Hipodermik yang diteliti oleh
Hovland untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam mengubah
sikap. Model ini mempunyai komponen komunikasi (komunikator, pesan,
media). Disebut dengan model jarum Hipodermik karena dalam model ini
dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikan langsung ke dalam jiwa
komunikan.
Model ini yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya
penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum
(public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 1994), hal 28.
5
Ibid hal 45 11 sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi
dalam pengertian khusus komunikasi, adalah proses mengubah prilaku orang
lain (communication is the process to modify the behafavior of other
individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi
juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang
melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan
tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang
lain, hal itu bisa terjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat
komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus
benar-benar di mengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai
tujuan komunikasi yang komunikatif.
Dalam model ini proses umpan balik (feedback), mempunyai peran
yang penting dalam komunikasi. Karena hal itu memberitahukan kita
bagaimana pesan dapat ditafsirkan, baik dalam bentuk kata-kata sebagai
jawaban, symbol komunikasi ataupun ekspresi wajah. Begitu juga kita
memaknai sebuah pesan yang disampaikan oleh atasan kepada bawahannya,
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik pula oleh si
penerima pesan atau dalam hal ini karyawan. Sehingga kesinambungan
antara pekerjaan dengan komunikasi dapat berjalan dengan lancar, atasan
mengkomunikasikan beberapa hal kepada karyawan dan karyawan
menjalankan apa yang atasan perintah berupa tanggung jawab atas tugasnya.
Begitu juga sebaliknya bawahan mengkomunikasikan hal-hal yang perlu
12 dibahas kepada atasan sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan
bersamaan.
2.2
Komunikasi Internal
Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan publik internal, yang
banyaknya akan tergantung pada imajinasi professional Public relations.
Kemajuan
teknologi
telah
mengubah
cara
komunikasi
dihasilkan,
didistribusikan, ditampilkan, dan disimpan. Abad digital membuat
komunikasi menjadi lebih cepat dibanding sebelumnya, dan bahkan pesan
internal sekalipun bisa menyebar keseluruh dunia dalam hitungan detik.
Spesialis hubungan internal harus menghadapi perkembangan teknologi
yang mengubah cara komunikasi dilakukan. Komunikasi internal bisa
dilakukan dengan lisan, melalui media elektronik, visual dan tulisan. 6
Organisasi akan kehilangan sebagian besar potensi sumber daya
manusianya karena tidak memprioritaskan komunikasi dua arah yang
efektif, yang merupakan landasan untuk hungan manajemen-karyawan dan
kinerja pekerjaan secara keseluruhan.
Untuk memahami komunikasi internal dari organisasi kita harus
mempertimbangkan kultur organisasi itu. Kultur adalah sebagai nilai dan
norma bersama didalam organisasi. Kultur organisasi adalah faktor paling
penting karena akan memberikan dampak signifikan pada model Publik
relations sebagai praktik organisasi dan pada komunikasi internal. 7
6
7
Scoot M Cultip, Effecctive Public relations (Jakarta, Kencana 2007) hal 268 Ibid hal 257 13 Salah satu tugas paling signifikan dari hubungan internal adalah
berinteraksi dengan karyawan, yang sebagian dari mereka tergabung dalam
serikat pekerja. Hubungan dengantenaga kerja adalah hubungan penting
yang
sangat
mempengaruhi
kesuksesan
dan
kegagalan
organisasi.
Pemeliharaan hubungan dengan tenaga kerja merupakan bagian besar dari
pekerja spesialis hubungan internal, terutama di organisasi dengan tenaga
kerja yang banyak.
2.3
Komunikasi Organisasi
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan
yang memungkinkan manusia untuk mampu menerima dan memberikan
informasi atau pesan sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan. Secara
teoritis, manusia mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan pada
konteks dimana komunikasi tersebut dilakukan yaitu konteks komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi
massa.
Sekarang ini komunikasi organisasi sangat menarik perhatian orang
banyak terutama didalam sebuah perusahaan atau organisasi karena banyak
dari mereka ingin mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat
dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi, baik organisasi
komersial seperti lembaga bisnis dan industry ataupun organisasi-organisasi
social seperti rumah sakit maupun institusi pendidikan. Disamping itu juga
sangat penting juga mempelajari arus komunikasi yang berlangsung dalam
suatu organisasi, yaitu arus komunikasi vertical yang terdiri dari arus
14 komunikasi dari atas kebawah (downward communication) dan arus
komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) serta komunikasi
horisontal atau komunikasi yang berlangsung antara tingkatan atau jenjang
yang sama.
Dari semua yang ada komunikasi organisasi itu sendiri adalah,
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar
dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses
komunikasinya. Organisasi kecil, yang beranggotakan hanya tiga orang,
proses komunikasi yang berlangsung relative sederhana sebaliknya jika
sebuah perusahaan mempunyai seribu karyawan maka komunikasinya
sangat kompleks.
Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi.
2.3
Public relations
Batasan pengertian mengenai hubungan masyarakat atau lebih dikenal
sebagai Public relations, menurut para ahli sampai saat ini belum ada satu
kesepakatan secara tegas. Karena masih banyak para ahli atau para pakar,
maupun professional hubungan masyarakat yang satu sama lainnya
mempunyai perbedaan pendapat tentang hubungan masyarakat. Adapula
15 pendapat-pendapat dari para ahli tentang hubungan masyarakat (Public
relations) adalah sebagai berikut:
1. Onong Uchjana Effendy, mengungkapkan bahwa hubungan masyarakat
(Public relations) adalah kegiatan berencana untuk menciptakan, membina
dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi organisasi di satu
pihak dan public dilain pihak, untuk mencapainya ialah dengan
komunikasi yang baik. 8
2. Menurut F. Rachmadi Public relations atau hubungan masyarakat adalah :
Public relations consist of all forms of planned communications, outwards
and inwards, between organization and its publics for the perposes of
achieving specific objectives concerning mutual understanding.
(Artinya adalah Hubungan masyarakat merupakan segala bentuk
komunikasi berenca keluar dan kedalam antara sebuah organisasi dengan
masyarakatnya untuk tujuan memperoleh sasaran-sasaran tertentu dengan
saling pengertian). 9
3. Sementara John. E. Marston dalam Modern Public relations memberikan
definisi yang bersifat umum, yakni :
“ Public relations is planned, persuasive communication designed to
influence significant public”
Artinya : Public relations adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan
persuasive untuk mendesain publik-publik yang nyata. PR bukanlah ilmu
8
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 1994)
9
F. Rachmadi, Public relations dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,1992),
hal. 19
16 tradisional yang digunakan untuk menghadapi tujuan-tujuan sesaat. PR
perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada targettarget public tertentu. 10
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka Public relations yaitu
melakukan kegiatan berencana untuk menciptakan, membina dam
memelihara sikap yang menyenangkan bagi organisasi maupun diluar
organisasi, didalam maupun diluar perusahaan agar terciptanya hubungan
yang baik antara karyawan dengan atasan, karyawan dengan karyawan
lainnya.
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat penulis simpulkan
benang merahnya menjadi dua klasifikasi. Pertama, tentang karakteristik
Humas atau ciri-ciri humas. Kedua, tugas dan kewajiban humas.
Mencermati definisi dari pembahasan sebelumnya, kita dapat menguraikan
bahwa ada (4) empat ciri utama humas yang disebut karakteristik humas.
Melalui karakteristik inilah kita dapat menilai apakah suatu aktivitas
komunikasi dapat dikatakan Humas atau bukan.
1. Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah
Hakikat
humas
adalah
komunikasi.
Namun,
tidak
semua
komunikasi dapat dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri
kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya
arus informasi timbal balik. Komunikasi timbal balik dalam praktik
10
John. E. Marston, Modern Public relations, dikutip dari Frida Kusumaastuti, dasar-dasar Public
relations, (Jakarta: Penerbit Galia Indonesia,2002), hal. 14.
17 kehumasan bukan berarti komunikasi yang harus bersifat langsung,
melainkan bersifat tertunda (delayed). Oleh karena itu, setiap upaya yang
memungkinkan terjadinya arus timbal balik dapat disebut sebagai
komunikasi
kehumasan.
Upaya-upaya
tersebut
misalkan
dengan
menyediakan sarana atau media komunikasi seperti kotak surat, bulletin
atau media internal, suatu forum atau pertemuan yang diformat untuk
terjadinya dialog seperti program orientasi bagi karyawan baru, rapat,
pertemuan dan forum bebas, dan sebagainya.
2. Sifatnya yang terencana
Humas adalah suatu kerja atau kerja manajemen atau fungsi
manajemen. Oleh karena itu, kerja humas haruslah menerapkan prinsipprinsip manajemen, supaya hasil kerjanya dapat diukur.
Banyak kalangan menganggap bahwa hasil kerja humas bersifat
intangible (abstrak) sehingga orang sulit mempercayai bahwa humas
bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, sebab tidak diketahui apa
hasil kontribusinya. Anggapan ini dikarenakan kesalahan penerapan
humas itu sendiri. Penerapan humas cenderung tidak terintegrasi dengan
bagian yang lain, bahkan sering pula tidak terencana dengan baik
berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang sebenarnya (sesuai fakta).
3. Berorientasi pada organisasi atau lembaga
Bila humas merupakan aktivitas komunikasi dua arah yang terencana
(memiliki metode), maka pertanyaan selanjutnya adalah apa yang
dikomunikasikannya. Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat
18 mutlak dalam kerja humas adalah pemahan yang tinggi terhadap visi, misi
dan budaya organisasi atau lembaga.
4. Sasaran adalah public
Sasaran humas adalah public, yakni suatu kelompok dalam masyarakat
yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas
bukanlah perorangan. Hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang
yang mengistilahkan PR sebagai Personal Relations. 11
2.3.1 Tugas Public relations
Seorang Public relations mempunyai tugas-tugas penting yang
dilakukan dalam organisasi atau perusahaannya yaitu sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi
atau pesan secara lisan, tulisan atau melalui gambar (visual) kepada
Public, sehingga public mempunyai pengertian yang benar tentang hal
perusahaan atau lembaga segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat.
3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi public terhadap kebijakan
perusahaan.
11
Frida Kusumaastuti (Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat,PT.ghalia Indonesia)hal 15-17 19 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media
massa untuk memperoleh public favour, public opinion dan perubahan
sikap 12 .
Sementara Astrid S. Susanto mengutip pendapat Cultip dan Center
menyatakan tugas Public relations perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu public untuk menggunakn
barang atau jasa instasinya.
2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instasi dengan
publiknya.
3. meningkatkan penjualan barang dan jasa.
4. meningkatan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat sehari-sehari.
5. mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan 13 .
Dari setiap tugas seorang humas sebaiknya dimanage terlebih dahulu dan di
susun sebaik mungkin, agar segala sesuatu yang dikerjakan oleh humas
sesuai dengan tujuan
yang diharapkan perusahaan yang sedang
dijalankannya.
2.3.2 Fungsi Public relations
Menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public relations.
Principles and Problems menemukakan tiga fungsi Public relations, yaitu :
12
F. Rachmadi,Public Relations dalam Teori dan Praktek (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka 1996)
hal 101
13
Frida Kusumaastuti (Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat,PT.ghalia Indonesia)hal26
20 1) Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s
interest)
2) Memelihara komunikasi yang baik (maintain good communication)
3) Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (and stress good
morals dan manners). 14
Fungsi dalam bahasa inggris adalah function, berasal dari bahasa latin
funtio yang berarti penampilan, perubahan pelaksanaan atau kegiatan.
Fungsi Public relations dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang jelas,
berciri tertentu yang dapat dibedakan dari kegiatan yang tidak bercirikan
pelaksanaan hubungan masyarakat. Fungsi-fungsi Public relations itu
sendiri adalah :
a. Menjaga image dan reputasi perusahaan atau organisasi.
b. Menunjang kegiatan manajemen demi kepentinganorganisasi dalam
mencapai tujuan.
c. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public.
d. Menciptakan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan
publiknya.
e. Melayani
public
dan
menasehati
pimpinan
organisasi
demi
kepentingan umum 15 .
Fungsi Humas ini berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam
mencapai tujuan organisasi. Jika seorang humas sudah bisa menjalankan
14
Bertrand R. Canfield Public relations. Principles and Problems dikutip Onong. U.
Effendy, Human Relations dan Public relations, (Bandung: cv. Mandar Maju 2002), hal. 137-138 15
Dr. Aly Bachtiar (Teknik Hubungan Masyarakat)Universitas Terbuka 1995 hal17
21 fungsi-fungsi diatas dalam perusahaannya, maka dia sudah bisa disebut
sebagai seorang Public relations yang baik.
Adapun hubungan antara humas internal dan humas eksternal, dimana
mereka mempunya tugas masing-masing yaitu sebagai berikut:
1. Public relations internal, “mencapai karyawan yang mempunyai
kegairahan kerja adalah tujuan internal Public relations”, kata
Griswold 16 . Khalayaknya sendiri seperti karyawan (employee),
keluarga karyawan dan para pemegang saham (Stockhlder). Tugasnya
seperti, membuat acara atau kegiatan-kegiatan diluar jam kantor, Hut
perusahaan, employee gathering dan juga stockholder gathering.
2. Public relations eksternal, tujuannya adalah untuk mengeratkan
hubungan dengan orang-orang diluar badan atau instansi tersebut 17 .
Khalayaknya
seperti
pelanggan
(customer),
khalayak
sekitar
(community), instansi pemerintahan (Government), pers (press) dan
lainnya diluar perusahaan. Dan mempunya kegiatan seperti Lounching
product, CSR (Corporate Social Responsibility), pameran dan lainlain.
Dan hal-hal ini bisa dilaksanakan berkat kerjasama antara karyawan dan top
management, maka dari itu untuk menumbuhkan dan mempertahankan
kinerja yang baik karyawan pun perlu diperhatikan sehingga adanya timbal
balik antara pekerjaan (kinerja) dengan motivasi yang ditanam perusahaan
kepada karyawannya.
16
17
Oemi Abdurrachan M.A, (Dasar-dasar Public relations) Bandung: PT. Sitra Aditya Bakti, 1995 hal 34
Ibid hal 38 22 2.4
Employee relations
Employee relations, yaitu publik yang terdiri dari para pekerja
(karyawan) menjadi bagian utama dari unit usaha, perusahaan atau instansi
itu sendiri. Dapat juga diartikan bahwa hubungan kepegawaian (Employee
relations) tersebut bukanlah dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu
sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur
proses “produksi dan upah” yang terkait dengan lingkungan kerja, tetapi
pengertiannya lebih dari itu yang dipengaruhi oleh hubungan komunikasi
internal antara karyawan dan manajemen perusahaan yang efektif. Artinya
efektifitas hubungan masyarakat internal tersebut akan memerlukan suatu
kombinasi antara lain :
a. System manajemen yang sifatnya terbuka (open management)
b. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya
memelihara komunikasi timbale balik dengan karyawan.
c. Kemampuan
menejer
humas,
yang
memiliki
keterampilan
manajerial (managerial skill) serta berpengalaman atau mendapat
kualitas sumber manusianya, pengetahuan (knowledge) media dan
teknis komunikasinya yang dipergunakan. 18
Program Employee relations (hubungan masyarakat internal) dalam
suatu organisasi yang secara tepat tersebut merupakan sarana teknis atau
suatu kegiatan metode komunikasi yang mampu mengelola sumber daya
manusia dan alin sebagainya demi tercapaina tujuan organisasi atau
18
Rosadi, Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal. 271-172
23 perusahaan.
Kemudian
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
hasil
produktifitas perusahaan baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas ke
dalam bentuk produkproduk barang atau pemberian jasa yang ditawarkan
kepada publik sebagai sasarannya (consumen and custumer).
Setelah keberhasilan melaksanakan program kerja Public relations
dalam upaya membina kegiatan Employee relations tersebut, maka
komunikasi pun keluar secara efektif akan menghasilkan kualitas teknis
produk barang yang lebih baik atau dapat memberikan kepuasan terhadap
pemakai barang atau bagi pihak pelanggannya dan meningkatkan citra.
Kemudian komunikasi kedalam dengan melalui program Employee
relations tersebut diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu
karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan
perusahaan, sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of belonging),
motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.
Disamping itu akan mengurangi dampak negative terhadap menejemen suatu
perusahaan, seperti akan timbulnya rasa kejenuhan, kebosanan bagi para
pekerjanya, maka dengan cara begitu pihak menejer humas (Public relations
manager)
akan
dapat
membantu
manajemen
perusahaan
untuk
menghindarkan terjadinya suatu pemborosan tenaga, waktu dan uang secara
sia-sia (non produktif).
Manajemen humas dalam mengelola Employee relations, merupakan
salah satu sarana menejemen yang bersifat teknis dan praktis, yaitu berupaya
melakukan hubungan komunikasi yang efektif melalui suri keteladanan yang
24 dimulai dari pihak atasan dan termasuk adanya komitmen bersama untuk
melaksanakan budaya perusahaan (corporate culture) sebagaimana yang
telah digariskan bersama antara pihak pemilik dan menejemen perusahaan,
baik di tingkat menejemen korporat maupun tingkat pelaksanaan.
Hubungan masyarakat internal atau (internal Public relations) dalam
suatu perusahaan, terdiri dari beberapa tingkat, yaitu :
a. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (Employee relations) pada
umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya.
b. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan
(management relations) baik di level korporat yaitu manager atau level
pelaksana yaitu karyawan.
c. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (stakeholder
relations). 19
Menurut Cultip dan Center dalam buku Rosadi Ruslan manajemen
Public relations dan media komunikasi, pengertian “public internal atau
dikenal Employee relations, yaitu sekelompok orang bekerja (karyawan atau
pegawai) didalam suatu organisasi atau lembaga perusahaan”. 20
Karyawan atau pekerja adalah asset yang cukup penting dalam suatu
perusahaan dan karyawan itu sendiri secara praktik banyak terkait erat
dengan status atau kedudukan antara satu orang dengan yang lainnya
mempunyai perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok, misalnya dapat
19
Oemi Abdurrachan M.A, Dasar-dasar Public relations (Bandung: PT. Sitra Aditya Bakti, 1995)
hal 33
20
Rosadi Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal 273
25 dilihat pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji,
usia, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin perusahaan untuk
mensejahterakan karyawannya dan menciptakan kinerja dan motivasi yang
baik untuk karyawan adalah sebagai berikut :
a.
Upah yang diberikan cukup dan layak
b.
Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama
dalam hal
kesempatan untuk berfikir dari perusahaan dan meraih prestasi kerja
yang maksimal
c.
Iklim tempat bekerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta
mendapatkan penghargaan yang baik dari pimpinan
d.
Keinginan-keinginan atau perasaan yang mendapat saluran positif
dan diakui untuk dihargai oleh perusahaan atau pimpinan. 21
Jadi public internal dapat juga disebut hubungan masyarakat
internal atau hubungan dengan kepegawaian (Employee relations), berarti
sekelompok orang-orang yang sedang bekerja disuatu organisasi atau
perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang
teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya. 22
Kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang dilaksanakan
oleh Public relations melalui program kerja Employee relations, yaitu
maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut :
21
Onong. U. Effendy, Human Relations dan Public relations, (Bandung: cv. Mandar Maju 2002),
hal. 69-70 22
Rosadi Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal 275
26 a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang
dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi
antara menejemen perusahaan dengan para karyawan.
c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya
menjelaskan tentang kebijajsanaan, peraturan dan ketatakerjaan
dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
d. Sebagai sarana atau alat komunikasi internal pihak karyawan untuk
menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan
informasi serta laporan kepada pihak menejemen perusahaan
(pimpinan). 23
2.4.1 Kegiatan Employee relations
Selanjutnya kegiatan Employee relations dalam suatu organisasi atau
perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam kegiatan,
aktivitas atau program, sebagai berikut :
a) Program pendidikan dan pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan,
yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill)
karyawan, kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dari
perusahaan.
23
Rosadi Ruslan, Manajemen Public relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo,2006)hal. 275
27 b) Program pencapaian motivasi kerja berprestasi
Program pencapaian motivasi kerja berprestasi dapat mempertemukan
antara motivasi dan prestasi kerja karyawan dengan harapan-harapan atau
keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas kerja yang
tinggi.
c) Program penghargaan
Program penghargaan disini adalah dalam upaya pihak perusahaan
(pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik
yang berprestasi kerja maupun cukup lama pengabdiannya secara terusmenerus dan sebagainya. Dalam hal ini penghargaan yang diberikan itu
akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang
tinggi terhadap perusahaan.
d) Program acara khusus
Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang diluar bidang
pekerjaan sehari-hari, misalnya menghadapi event ulang tahun, lomba dan
hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua para
karyawannya. Dengan maksud untuk menumbuhkan rasa keakraban antara
pimpinan dengan karyawan.
e) Program media komunikasi internal
Membentuk media komunikasi internal melalui bulletin, news release
(majalah dinding) dan majalah perusahaan atau PR yang berisikan pesan,
28 informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau
perusahaan dan pimpinan. 24
Seorang ahli humas yaitu, Archibald Williams, dalam karyanya yang
berjudul “Employee relations”, sebagaimana dikutip dalam buku Onong
Uchjana Effendy, hubungan masyarakat suatu studi komunikologis,
menyatakan Employee relations sebagai berikut: “Employee relations are a
living and dynamic force and are built up torn down in the day-bay-day
personal relationship estabilished at the bench, machine, or office desk.”
(hubungan dengan karyawan merupakan suatu kekuatan yang hidup dan
dinamis, yang dibangun dan diruntuhkan dalam hubungan dengan
perseorangan sehari-hari, terbina di belakang bangku kerja, mesin dan meja
tulis). 25
Ungkapan William itu mengandung makna bahwa seorang humas
bukan merupakan seorang priyayi, yang selalu duduk dibelakang meja
tulisnya dan yang kerjanya hanya memerintah. Tetapi seorang humas harus
sering beranjak dari kamar kerjanya untuk memantau para karyawannya
agar karyawan juga bisa menyatakan atau mengungkapkan keresahaannya
selama dia dalam melakukan pekerjaannya.
24
Ibid, Hal 278-279 Onong. U. Effendy, Hubungan Masyarakat : suatu study komunikologis, (Bandung: Cetakan
keenam PT. remaja Rosdakarya 2002), hal. 107
25
Download