PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD TREESLY Y.N ADOE, S.Sos, M.Pd Pengembangan Pembelajaran IPS SD Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif terhadap pendidikan IPS sehingga para mahasiswa dapat menjadi guru IPS yang profesional dan berkepribadian yang baik mahasiswa diharapkan dapat menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif tersebut dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar sesuai kondisi lingkungan sekolah dan karaktersitik siswa usia sekolah dasar. • Perspektif dan tujuan pendidikan IPS, pengembangan kurikulum, rencana pembelajaran, strategi pembelajaran , pemamfaatan sumber dan media, serta evaluasi pembelajaran IPS. • Standar Kompetensi Memahami konsep, keterampilan, nilai dan sikap dalam pembelajaran IPS dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. • dan mendidik anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat vital • Menurut A.K. Ellis (1991) Alasan diajarkannya IPS sebagai mata pelajaran di sekolah karena hal-hal sebagai berikut: 1. IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekan demokrasi. 2. IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan "dunianya". 3. IPS adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif. 4. IPS membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar 5. IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah-masalah sosial. Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan • mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari harinya • Persiapan anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society) • memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interdependen. Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data 2. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita 3. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru 4. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok A. Pengembangan Kurikulum IPS Menurut UU No.20/2003 tentang Sisdiknas kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu • Tiga model kurikulum yang sudah banyak dikenal cara teoritis dan praktis 1. model tujuan (objectives model) dari Tyler (1949) 2. model interaksi (interaction model) dikembangkan oleh Hilda Taba dan Cohen (1974) 3. model proses (process model) dikembangkan oleh Laurie Brady (1990). • istilah IPS merupakan terjemahan dari social studies, sedangkan nama IPS dlm dunia pendidikan dasar muncul bersamaan dng diberlakukannya kurikulum SD, SMP, SMU pd thn 1975, dilihat dari sisi keterbelakuannya IPS disebut sbg bidang studi baru karena cara pandangnya bersifat terpadu • Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi sebagai berikut: (1) Dimensi pengetahuan (Knowledge); (2) Dimensi keterampilan (Skills); (3) Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); dan (4) Dimensi tindakan (Action). • IPS sebagai mata pelajaran di tingkat SD pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. • IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disiplinary • 3 sumber yang dapat diidentifikasi dalam mengorganisasikan sumber IPS yakni: (1) informal content (2) the formal disciplines (3) the responses of pupils • 2 unsur yang menjadi fokus materi pembelajaran IPS yang penting untuk jenjang SD/MI, yakni fakta (peristiwa, kasus aktual) dan konsep baik yang konkrit maupun abstrak. B. LANDASAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN IPS • Langkah awal penetapan landasan filsafat yaitu: segi pengembangan keilmuan itu sendiri, pengembangan siswa sebagai pribadi dan berbagai tuntutan serta kebutuhan dalam masyarakat. • Pengembangan kurikulum pendidikan IPS di Indonesia tidak terlepas dari landasan filosofis yang mendasari pengembangan kurikulum tsb. Aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi pengembangan kurikulum pendidikan IPS di Indonesia 1) Aliran filsafat Esensialisme, pendidikan pada dasarnya adalah pendidikan keilmuan • Pengaruh pemikiran filsafat ini terhadap pengembangan kurikulum pendidikan IPS, Pendidikan IPS disajikan secara terpisah • Menurut penganut aliran esensialisme ; tujuan untuk mendidik menjadi warga negara yg baik akan tercapai dengan sendirinya apabila intelektualisme siswa dpt dikembangkan dgn baik. Pandangan Filsafat Esensialis tentang sasaran utama sekolah • Sasaran utama sekolah: memperkenalkan siswa pada karakter dasar alam semesta yang sudah mapan dengan cara mewariskan mereka budaya yg telah berkembang sepanjang zaman. • Filsafat Esensialisme menekankan pada penguasaan disiplin ilmu secara monodispliner, yang harus dikuasai oleh siswa melalui proses kegiatan belajar mengajar di kelas (Miller & Seller,1995). Lanjutan • Proses belajar mengajar di kelas ditekankan pada peran guru yg dominan dan menempatkan siswa sebagai peserta yg menerima warisan nilai yg ditransmisikan/diekspositorikan oleh guru. • Filsafat Esensialisme tidak relevan dgn pendekatan pendidikan IPS menurut pandangan baru yg menghendaki agar para peserta didik memiliki peran aktif dalam proses inquiri di dalam dan diluar kelas. 2. Aliran Filsafat Eklektik • Aliran Filsafat Eklektik merupakan perpaduan antara pandangan esensialis dengan campur tangan kepentingan pendidikan. • Pendidikan IPS dikembangkan dalam bentuk pendekatan korelasi dan terpadu. • Aliran filsafat ini memberikan kemungkinan yg lebih luas bagi siswa untuk memperhatikan apa yang terjadi di masyarakat sekitarnya tanpa kehilangan wawasan keilmuan (Hasan,1996). 3. Aliran Filsafat Perenialisme • Filsafat Perenialisme dikembangkan oleh Brameld. • Sasaran perenialisme • Filsafat Perenialisme berakar pada pemikiran Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquines • Pandangan filsafat Perenialis menekankan pada transfer of culture. Lanjutan • Dalam masyarakat demokratis komunikasi antara guru dengan siswa dilakukan melalui bayak arah secara egaliter serta menempatkan guru dan siswa sebagai patner yg memiliki peran yg sama dalam mengembangkan serta mengkonstruksikan materi pembelajaran. • Nilai equality, praternity, dan liberty, mempengaruhi masyarakat di negara-negara seperti: Inggris, Amerika, Kanada, Australia dan Selandi Baru. Lanjutan • Masyarakat Indonesia yg agraris atau masyarakat transisi; proses pembelajaran sebagai bagian dari implementasi kurikulum dilakukan melalui komunikasi searah dari guru kepada siswa. • Model komunikasi tsb merupakan pengaruh budaya patronase dan feodalisme; menempatkan orang tua (guru) lebih tinggi daripada anak (siswa); guru selalu dianggap paling pintar, tidak pernah salah oleh karena itu tidak bisa dibantah oleh anak (siswa). Lanjutan • Model komunikasi patron and client relationship diwariskan oleh tradisi Kerajaan Mataram dulu (Moertono,1968); diterima sebagai model yg dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam proses pembelajaran di kelas. • Pandangan Perenialis dalam pengembangan kurikulum mendapat tempat yg tepat dalam budaya patronase di Indonesia. Pandangan Klasik di Indonesia • Pandangan klasik menghendaki adanya pewarisan nilai dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya, menempatkan siswa dalam posisi yg pasif. • Kegiatan pembelajaran siswa aktif, mandiri, serta memiliki kebebasan untuk memilih merupakan hal yg sangat sulit dilaksanakan disebabkan budaya patronase yg diadopsi dalam implementasi kurikulum yg berlaku; berpengaruh pd proses pembelajaran, sikap dan perilaku siswa setelah mengikuti jenjang pendidikan tertentu. Lanjutan • Sikap selalu tergantung pada orang lain atau tidak mandiri merupakan sebuah konsekuensi dari sistem sosial budaya yang dianutnya. • Budaya Patronase beranggpan bahwa seorang anak harus dididik sesuai dengan nilai-nilai yg dimiliki oleh orang tuanya; anak harus diubah tingkah lakunya sehingga menjadi seorang anak yg sesuai dengan kehendak orang tuanya. 4. Aliran Filsafat Progressivisme • Menurut filsafat progressivisme, tujuan utama sekolah untuk meningkatkan kecerdasan praktis dan membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam konteks pengalaman siswa pada umumnya. 5. Aliran Filsafat Rekonstruksi sosial • Pandangan Filsafat Rekonstruksi sosial yaitu: pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan sosial. • Filsafat pendidikan Rekonstruksionisme dapat dipilih sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan kurikulum pendidikan IPS untuk masa depan (O’Neil,2001). Desain Pembelajaran IPS • Desain pembelajaran IPS yg baik tidak hanya menekankan pada aspek pengembangan intelektual saja tetapi juga mencakup segi pengembangan afektif dan psikomotor siswa. • Desain kurikulum pendidikan IPS yang baik adalah membantu siswa memiliki pandangan yang merupakan paduan dari personal, akademik, pluralis dan global. • Ada empat perspektif yang perlu dikembangkan, sbb: 1. Perspektif Personal • Perspektif personal membantu siswa untuk membangun kemampuannya dalam menyelidiki setiap peristiwa, isu serta kejadian yang akan berdampak pada diri sendiri, keluarga, bangsa serta masyarakat dunia; dapat memperhitungkan kerugian dan keuntungan serta mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambilnya. 2. Perspektif Akademik • Proses dan pengalaman pembelajaran yang telah dimiliki siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa. • Konsep yang telah dipelajari siswa dapat memberikan pemahaman dan pilihan pandangan tentang kehidupan sosial yang sesungguhnya (nyata). 3. Perspektif Pluralis • Siswa dapat menerima dan menghargai kenyataan adanya perbedaan masyarakat dalam hal ras, agama, gender, kelompok dan budaya secara keseluruhan. • Perbedaan ini diterima siswa sebagai kekayaan sosial dan unsur yang berkualitas di dalam lingkungan masyarakat demokratis; Perspektif ini mengarah pada pendidikan multikultural. 4. Perspektif Global • Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan dunia yang semakin berkurang kekayaan alamnya serta memiliki komitmen dalam menghadapi masyarakat dunia yang majemuk. C. DISIPLIN-DISIPLIN ILMU SOSIAL DALAM PENDIDIKAN IPS • Pendidikan IPS yang dikembangkan di tingkat persekolahan memiliki tujuan untuk membina peserta didik menjadi anggota masyarakat yang dikehendaki bangsa dan masyarakatnya, tujuan ini dinamakan tujuan kepribadian umum (Hasan,1996). • Pengembangan materi kurikulum pendidikan IPS hendaknya memperhatikan scope dan sequence; scope = bidang ilmu kajian yg menjadi garapan pendidikan IPS. Lanjutan • Sequence adalah taat aturan antara suatu materi dengan materi lainnya dalam konteks kurikulum berkenaan dgn tata urutan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. • Sequence dikelompokkan atas dua pendekatan yaitu pendekatan logis dan pendekatan pedagogis Pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) • Materi pendidikan IPS di tingkat SD dikemas secara terpadu dengan mengambil tema yang berkaitan dengan bidang sosial. • Guru mengorganisasi materi Pendidikan IPS di tingkat SD adalah cara mengemas pendidikan IPS yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa. Beberapa cara pengorganisasian materi disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS 1. Organisasi terpisah 2. Organisasi korelatif/hubungan 3. Organisasi fusi/terpadu Perbandingan Pendidikan IPS untuk Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Pendidikan Tinggi (FPIPS) Pendidikan IPS untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah Pendidikan IPS untuk FPIPS dan jurusan IPS-FKIP Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akdemis ilmuilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila. Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah (dan psikologis) untuk mewujudkan tujuan pendidikan FPIPS dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila. Lanjutan • Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat SD menggunakan pendekatan secara terpadu/fusi. • Materi pendidikan IPS yang disajikan di SD tidak menunjukkan label dari masing-masing displin ilmu sosial. • Materi disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa; tema sosial yang dikaji berasal dari fenomena-fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Lanjutan • Tema-tema tsb kemudian meluas pada lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran kehidupan siswa; pendekatan ini dikenal dengan model pendekatan kemasyarakatan yang meluas (expanding community approach) dikembangkan oleh Paul R.Hanna tahun 1963-an. • Materi IPS dikembangkan dari fenomena sosial yang terjadi dekat lingkungan siswa, kemudian meluas ke lingkungan sekolah, lingkungan kota siswa tinggal, provinsi, negara, wilayah regional, bahkan sampai lingkungan dunia. Guru dalam proses pembelajaran IPS • Guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman tentang karakteristik pendidikan IPS meliputi: Pengertian dan tujuan Pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.