Statements of Financial Accounting Concept (SFAC

advertisement
Statements of Financial Accounting Concept (SFAC)
SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual
framework. Statemen ini dapat disamakan dengan APB Statement 4,
dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of
Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP.
Kelemahan ini mungkin mengecewakan, meskipun demikian memiliki
beberapa manfaat penting
- Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti
standar
- Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi
dalam penyusunan struktur metateori
Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan
bermanfaat harus diakui sebagai proses yang pelan, sebuah proses
evolusi. Trial and error pasti terjadi dan statemen yang bersifat sementara
dapat lebih mudah mengubah komponen yang perlu dikembangkan.
Sayangnya kemungkinan juga kenyataannya, statemen hanya akan
memiliki dampak kosmetik murni.
Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion
Memorandum berjudul “ Conceptual Rerangka for Financial Accounting and Reporting : Elements of
Financial Statements and Their Measurement “ pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya
pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka konseptual dan diberi nama Statement of
Financial Accounting Concept (SFAC). Sejak berdiri, FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan.
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system yang koheren dari
hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan akan
mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan fundamental adalah konsep yang
mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat,
mengukur kejadian tersebut, meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang
berkepentingan.Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion
Memorandum berjudul “ Conceptual Rerangka for Financial Accounting and Reporting : Elements of
Financial Statements and Their Measurement “ pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya
pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka konseptual dan diberi nama Statement of
Financial Accounting Concept (SFAC) sebagai berikut :
a). SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan
pelaporan keuangan.
b). SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting Information tahun 1980. Isi : kualitas informasi
yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.
c). SFAC No. 3 : Elemennts of Financial Statements of Business Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang
akan dicapai dalam pelaporan keuangan organisasi nir laba.
d). SFAC No. 4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations tahun 1980. Isi :
kriteria pengakuan dan atribut pengukuran elemen laporan keuangan.
e). SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial Statement of Business Enterprises tahun
1984. Isi : Definisi dan karakteristik elemen laporan keuangan.
f). SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements: A Replacement of FASB Concepts Statement No. 3
tahun 1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi organisasi nir laba.
g). SFAC No. 7 : Penggunaan Informasi Cash Flow dan Present Value dalam Pengukuran Akuntansi
h). SFAC No. 8 :Tujuan Umum Pelaporan Keuangan dan Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan
yang Bermanfaat (menggantikan SFAC No.i dan SFAC No. 2)
SUMMARY SFAC NO. 1 – 8A. SFAC NO. 1
Dalam SFAC No. 1 tujuan pelaporan dinyatakan dalam paragraf 34, 37, 40, 42, 43, 49, 50 dan 52.
• Paragraph 34 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang dapat
digunakan oleh kreditur untuk mengambil keputusan mengenai kredit dan oleh investor untuk
pengambilan keputusan investasi
• Paragraph 37 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang dapat
digunakan untuk memprediksi aliran kas di masa yang akan datang
• Paragraph 40 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberi informasi mengenai sumber daya
ekonomi dalam perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut dan pengaruh transaksi-transaksi,
peristiwa dan perubahan lingkungan terhadap sumber-sumber tersebut
• Paragraph 42 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberi informasi mengenai kinerja
keuangan selama periode tertentu
• Paragraph 43 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai kinerja
perusahaan dengan cara mengukur laba dan komponen-komponennya
• Paragraph 49 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberi informasi mengenai bagaimana
perusahaan mendapatkan uang tunai dan mengembangkannya
• Paragraph 50 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi tentang bagaimana
manajemen mempertanggung jawabkan sumber daya yang dipercayakan kepadanya
• Paragraph 52 menekankan bahwa pelaporan keuangan harus mempunyai manfaat bagi manajemen
SFAC NO. 2
Dalam SFAC No. 2 merumuskan karakteristik kualitatif informasi akuntansi seperti berikut :
• Understandability/Mudah Dimengerti : Kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk
memahami isinya.
• Relevance : Kemampuan informasi untuk membuat perbedaan dalam keputusan dengan membantu
pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil kejadian masa lalu, sekarang, dan masa depan atau
mengkoreksi ekspektasi sebelumnya.
• Predictive Value: Kualitas informasi yang membantu pengguna untuk memprediksi secara tepat
terhadap akibat terjadinya peristiwa masa lalu atau sekarang
• Feedback Value : Kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengkoreksi ekspektasi
sebelumnya.
• Timelines : Memiliki informasi yang tersedia untuk pembuat keputusan sebelum informasi tersebut
kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan
• Reliability : Kualitas informasi yang menjamin informasi yang bebas dari kesalahan/bias dan
merepresentasikan apa yang diwakili sesuai dengan faktanya.
• Verifiability : Kemampuan untuk memastikan bahwa informasi menyajikan apa yg seharusnya disajikan
atau bahwa metode pengukuran yang dipilih dapat digunakan tanpa kesalahan/bias.
• Neutrality : Tidak ada informasi yang bias untuk mencapai hasil yang telah ditentukan atau untuk
menginduksi modus perilaku tertentu.
• Representational Faithfulness : Tolok ukur atau mendeskripsikan sesuai dengan faktanya
• Comparability/Dapat Dibandingkan : Kualitas informasi memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua fenomena ekonomi.
• Consistency : Kesesuaian dari periode ke periode dengan kebijakan dan prosedur yang tidak berubah.
• Materialitas : Besarnya kelalaian/salah saji pada informasi akuntansi, sehingga memungkinkan
pengambilan keputusan menggunakanan Informasi yang telah diubah atau salah saji.
SFAC NO. 4
SFAC 4: Objectives of Financial Reporting By Non Business Organization
Pelaporan keuangan organisasi non bisnis memiliki karakteristik sbb:
1. Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyandang dana yang tidak menginginkan
imbalan atas sumbangan yang diberikan.
2. Tujuan utama operasinya bukan untuk menyediakan barang/jasa demi mendapatkan profit.
3. Tidak ada kepemilikan yang dapat dijual, dipindahkan atau menerima distribusi sisa jika terjadi
likuidasi.
Pengguna inormasi organisasi non bisnis
• Penyandang dana
• Anggota organisasi
• Badan pengawas organisasi
• Manajemen organisasi
Tujuan pelaporan keuangan organisasi non bisnis
• Memberikan informasi yang berguna kepada pengguna informasi untuk pengambilan keputusan rasional
tentang alokasi sumber daya.
• Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kinerja manajemen.
• Memberi informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban maupun aktivitas organisasi.
Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB melalui discussion memorandum, mengakui
adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan utang, yaitu :
a. Cost historis (Historical cost), yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk memperoleh
aset sampai siap untuk digunakan.
b. Cost pengganti terkini (Current replacement), yaitu jumlah kas atau setaranya yang harus dibayar jika
aset yang sejenis/sama diperoleh pada saat sekarang.
c. Nilai pasar terkini (Current market value), yaitu jumlah kas atau setaranya yang diperoleh dengan
menjual aset kegiatan penjualan normal.
d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (Net realisable value), yaitu jumlah kas atau setaranya (tanpa
pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung
(biaya produksi dan penjualan).
e. Nilai sekarang aliran kas mendatang (Present value of future cast flow), yaitu nilai sekarang aliran
kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa yang akan datang.
Statements of Financial Accounting Concept No.6 Elemen-elemen Laporan Keuangan (Elements of
Financial Statements)
SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business Enterprises “, dijelaskan bahwa ada sepuluh
elemen laporan keuangan, yaitu :
a.
Aset (assets) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh
atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
b.
Utang (liabitilies) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang
yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada
entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
c.
Ekuitas (equity) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
d.
Investasi oleh pemilik (investment by owners) adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau
meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
e.
Distribusi pada pemilik (distribution to owners) adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.
f.
Laba komprehensif (comprehensive income) adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas
selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan
berasal dari pemilik.
g.
Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang suatu
entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi
barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
h.
Biaya (expenses) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan utang
suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi
barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
i.
Keuntungan (gains) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan
berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu
perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.
j.
Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan
berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu
perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.
Statements of Financial Accounting Concept No.7 Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows
dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi (Using Cash Flows Information and Present Value in
Accounting Measurements)
SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows sebagai basis
pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode interest dalam penentuan
amortisasi. Statemen ini juga menyediakan prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present
value terutama ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat ketidakpastiannya.
Statemen juga menyediakan pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present
value dalam akuntansi.
Tujuan SFAC No. 7:
1. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan untuk menangkap
dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas ekspektasian di masa yang akan datang.
2. Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present value
menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan liabilities secara logis.
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual yang lebih luas,
karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5. SFAC No. 7 digunakan pada
situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di
masa mendatang. Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang
digunakan untuk mensimulasi fair value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang
merefleksikan pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa kemungkinan
aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus menentukan probabilitas aliran
kas individu tertimbang. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate harus diikutkan
dalam perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No.
7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan,
tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
a.
Internasional Accounting Standard 37
Standar Akuntansi Internasional 37: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi, atau IAS 37,
adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Standar Akuntansi Internasional
(IASB). IAS 37 menetapkan persyaratan akuntansi dan pengungkapan untuk ketentuan, kewajiban
kontinjensi dan aset kontinjensi, dengan beberapa pengecualian, menetapkan prinsip penting bahwa
ketentuan yang harus diakui hanya jika entitas memiliki ketentuan kewajiban.
Transaksi seperti, provisions, contingent, liabilities and contingent assets, membutuhkan secara luas
penggunaan teknik-teknik present value. Pada tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset terkait
dengan pentingnya penggunaan present value dalam akuntansi keuangan. Bentuk statement yang
menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash flows sebagai dasar pengukuran akuntansi,
yaitu:
· Menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran dalam present value dalam akuntansi
· Menyediakan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengtur penggunaan present value,
khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan masanya atau waktu yang penuh dengan
ketidakpastian.
Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang menyangkut time
value of money.secara sederhana dapat dikatakan teknik-teknik present value dapat menangkap suatu nilai
yang akan diterima oleh entitas di masa yang akan datang. present value merupakan pondasi ekonomik
dan keuangan bagi entitas bisnis dan menjadi bagian penting dari model assets pricing modern mencakup
model-model option-pricing. Konsep present value dari estimated future cash flow secara implicit
mencerminkan all market prices, juga rekord biaya / kos historis ketika suatu entitas membeli asset.
Tujuan dari pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan pengukuran
yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan diantara tahapan-tahapan future cash flow.
Penggunaan present value dalam pengukuran akan menangkap secara penuh perbedaan-perbedaan
ekonomik dari masing-masing asset termasuk elemen-elemennya.
Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda terkait dengan
pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
· Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk menangkap ekspektasi
maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana asset
yang dibeli atau yang dijual dalam current transaction diantara berbagai pihak.
· Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-nilai asset dan keajiban
dalam hubungannya dengan entitas tertentu. Pengukuran entity-specific dapat dilakukan dengan
mengambil keseluruhan 5 elemen tersebut.
· Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount dari asset jika
diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan memberikan future cash inflows
yang sebanding dengan cash outflows untuk setiap kewajiban tertentu. Dalam current accounting
standards, Effective-settlement measurement tidak mengijinkan atau mengecualikan komponen harga
yang terbentuk dari permintaan para pelaku pasar untuk tujuan membendung ketidakpastian aliran kas di
masa depan dan atribut-atribut komponen harga untuk kridit yang dimiliki oleh suatu entitas.
· Cost-accumulation or cost-accrual measurement mencoba untuk menangkap kos (khususnya
incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang akan dikenakan dalam perolehan suatu
asset. Pengukuran-pengukuran juga mengecualikan asumsi-asumsi lainnya yang tercakup dalam
mengestimasi fair value.
b.
Present Value and Fair Value
Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam pengukuran- pengukuran akuntansi
khususnya pada pengakuran awal, dan pengukuran-pengukuransegera dalam mengestimasi fair value.
Pernyataan yang membedakan dimana Present Value dibentuk untuk menangkap elemen-elemen yang
diambil bersama-sama yang akan menggambarkan market price, dan jika salah satu tidak ada, maka akan
menggambarkan fair value.
Unsur-Unsur dari Pengukuran Present Value (The Components of A Present Value Measurement )
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik di antara jenis-jenis asset dankewajiban antara lain:
a.
Estimasi tentang future cash flow Kasus-kasus yang lebih komplek memunculkan serangkaian
future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.
b.
Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin dalam jumlah atau waktu
dari keseluruhan cash flow
c.
The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.
d.
Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau kewajiban.
e.
Lain-lain aset dan kewajiban yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor mencakup ilikuiditas dan
ketidaksempurnaan pasar.
c.
Prinsip-prinsip Umum (General Principles)
Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-teknik present value dalam
pengukuran asset dan kewajiban, yaitu:
·
Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan asumsi-asumsi yang
berhubungan dengan future event dan ketidakpastian yang akan datang dalam mengambil keputusan
untuk mendapatkan asset atau kelompok asset dalam transaksi kas jangka panjang.
· Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan asumsi-asumsi yang
konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh
asumsi-asumsi akan mungkin telah dihitung ganda atau keliru.
·
Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus bebas dari bias dan
faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset dan kewajiban bersangkutan.
·
Estimasi cash flow juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome yang masuk akal
disbanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka yang mungkin.
Pendekatan-pendekatan Tradisional dan Cash Flows Ekspektasian Dalam Menentukan Present Value
(Traditional and Expected Cash Flow Approaches to Present Value)
Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu set future cash flows, tetapidibutuhkan berbagai
penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan yang berbeda dalam menentukan set
future cash flow tersebut. Pencaharian rate yang tepat danyang sepadan dengan resiko setidaknya
membuhkan dua tahapan analisis yaitu
- Pertama, asset atau kewajiban tersedia di pasaran.
- Kedua , tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan kewajiban yang dimilikiterukur.
d.
Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi
Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent estimasi tersebut disusun
dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri merupakan potret jumlah aliran kas aau nilai
present value-nya. Estimasi cash flow untuk masa yang akan datang biasanya tidak sesuai dengan
realisasinya. Konsep pelaporan menyatakan bahwa kendati informasi tersebut berbeda, namun memiliki
tingkat relevansi yang tinggi walau tidak andal.
Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu dengan yang lainnya.
Penting untuk dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas tersebut akan memberikan beban yang
berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding dengan future cash flows
ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan
yang berbeda terkait dengan jumlah dan saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang simetris
dengan ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara prospek suatu pengukuran
undiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak dapat diperbandingkan.
e.
Pengukuran Hutang dengan Menggunakan Pendekatan Present Value
Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban. Bagaimanapun,
pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang berbeda dibanding pengukuran aset
sehingga memerlukan teknik berbeda pula pada fair value-nya. Ketika menggunakan teknik present value
untuk menaksir fair value suatu kewajiban,sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini
untuk tujuan yaitu:
- Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik atau
- Mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat diperbandingkan
Untuk mengestimasi fair value atas notes yang dimiliki oleh suatu entitas, para akuntanmencoba untuk
menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas laindimana entitas akan mengakui
kewajiban entitas tersebut sebagai aset
Jadi, proses melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada pengukuran aset. Di sisi yang lain,
berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak selalu disertai dengan menjual hak (right)
yang mereka miliki, seperti mereka menjual others assets.
Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah aset-aset yang secara
individu bisa diidentifikasi. Suatu kewajiban kadang bisa ditetapkan melalui asumsi pihak ketiga. Dalam
menaksir fair value para akuntan berkewajiban mencoba mengestimasi nilai atau harga bahwa entitas
memiliki kemampuan untuk membayar sepertiga dari kewajiban tersebut.
f.
Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit (Credit Standing)
Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang dimiliki entitas yang
diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban entitas tersebut sebagai aset pernyataan
atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang menentukan harga atau nilai yang akan
mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar,
yang berhubungan dengan janji untuk membayar dibanding dengan enitas yang memiliki posisi kredit
lemah.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value kewajiban tertentu tergantung pada
kemampuan entitas untuk membayar pada ketentuan kewajiban yang memberikan perlindungan kepada
pemilik. Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu transaksi secaraumum
penting namun sedikit yang bersifat langsung. Transaksi penyelesaian suatukewajiban yang melibatkan
entitas sebagai pihak yangdiwajibkan. Harga mencerminkan transaksi yang terjadi dari pihak-pihak yang
berminat
Statements of Financial Accounting Concept No.8 Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan (Conceptual
framework for financial reporting)
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang menggantikan SFAC No.1,
tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2, karakteristik kualitatif informasi
akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental
yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan.
SFAC bukan merupakan bagian dari FASB, tetapi merupakan sumber-sumber otoritatif dari GAAP yang
diakui oleh FASB untuk diterapkan pada entitas non pemerintah. Bagaimanapun SFAC tidak (a)
memerlukan perubahan dalam US GAAP yang ada, (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan
kodifikasi standar akuntansi, dan (c) membenarkan salah satu perubahan yang ada dalam praktek-praktek
akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum atau menafsirkan kodifikasi standar akuntansi berdasarkan
intepretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam SFAC. SFAC dapat diubah, diganti, dan ditarik
melalui prosedur yang sesuai dibawah the board’s rules of procedure. Secara umum isi dan tujuan SFAC
No.8 adalah :
a.
Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar akuntansi
keuangan.
b.
Menggantikan SFAC No.1 dan 2
c.
Terdiri atas tiga bab :
·
Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.
·
Bab 2, entitas pelaporan
·
Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat
Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :
a.
Sikap pelaporan keuangan
Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan laporan keuangan posisinya adalah
sebagai berikut :
a) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
b) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan.
c) Komponen lain pelaporan keuangan
Supplementary information, seperti : (1) disklosur pengaruh perubahan tingkat harga dan (2) informasi
cadangan minyak dan gas.
Other means of financial reporting, seperti : (1) management discussion and analysis dan (2) letters to
stockholders.
b. Tujuan pelaporan keuangan
SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :
·
Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi investor, pemberi
pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang potensial dalam membuat keputusan mengenai
penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau
menahan instrument ekuitas dan hutang serta menyediakan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.
·
Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang sudah ada
maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur lain yang membutuhkan informasi tentang sumber
daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen entitas
melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk
menggunakan sumber daya entitas.
· Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan
suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi
tersebut dalam pelaporan entitas.
c.
Primary users
Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang dirkomendasikan dalam SFAC No.8 maka
tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu : (1) para
investor dan calon investor serta (2) para kreditor dan calon kreditor. Investor dan kreditor merupakan
pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada
informasi yang dibutuhkan.
d.
Informasi yang dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor yaitu :
·
Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka menilai prospek aliran
kas bersih suatu entitas di masa mendatang.
·
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya entitas, klaim atas
entitas tersebut, dan apakah manajemen telah mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif
dan efisien.
e. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan klaim atas sumber
daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan suatu entitas
pelaporan. Laporan keuangan juga menyediakan informasi tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan
peristiwa-peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi suatu entitas dan klaim.
f. Perubahan dan klaim atas sumber daya
Agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik, entitas pelaporan harus
menyediakan informasi tentang sumber daya dan klaim atas sumber daya juga harus menyediakan
informasi tentang perubahan atas sumber daya serta klaim atas perubahan tersebut. Terdapat beberapa
pemikiran terhadap hal tersebut, antara lain :
·
Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada entitas yang
bersangkutan berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta kejadian lain seperti penerbitan instrument
hutang dan ekuitas.
·
Pengguna informasi keuangan suatu entitas perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber
perubahan tersebut yaitu apakah perubahan tersebut berasal dari kinerja entitas dan transaksi-transaksi
atau dari hutang dan ekuitas.
·
Implikasi atas gambaran tersebut maka terdapat beberapa laporan yaitu : laporan laba rugi, posisi
keuangan, serta perubahan ekuitas.
Karakteristik kualitatif informasi yang bermanfaat
Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna terdiri dari, mengidentifikasi jenis
informasi yang mungkin berguna bagi kreditur yang ada dan potensial investor dan kreditur lainnya untuk
membuat keputusan tentang entitas pelapor berdasarkan informasi yang dimiliki dalam bentuk laporan
keuangan. Informasi ini berhubungan dengan dalam kerangka konseptual sebagai informasi tentang
fenomena ekonomi.
Terdapat kendala yang berhubungan dengan kemampuan pelaporan keuangan untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat, yakni kendala tehadap kos yang dapat berbeda pada berbagai jenis informasi.
Suatu informasi akan berguna apabila bersifat relevan dan direpresentasikan dengan tepat.
a.
Karakteristik kualitatif fundamental
SFAC No.8 menetapkan uinsur karakteristik kualitatif fundamental adalah relevansi dan representasi yang
tepat.
a). Relevan
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam pembuatan keputusan oleh
pengguna. Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki criteria unsur kualitas, antara
lain :
·
Nilai prediksi, informasi dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai masukan
bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil masa depan.
·
Nilai konfirmatori, informasi keuangan dikatakan memiliki nilai konfirmasi jika dapat memberikan
umpan balik mengenai evaluasi sebelumnya atau keduanya.
Materialitas, merupakan aspek entitas tertentu dari relevansi berdasarkan sifat atau besarnya kedua item
informasi tersebut berhubungan dalam konteks entitas individu laporan keuangan.
Terdapat tiga karakteristik untuk informasi representasi sempurna, yaitu ;
·
Lengkap, yakni mencakup semua informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk memahami
fenomena yang sedang digambarkan termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya.
·
Netral, menggambarkan seleksi atau penyajian informasi keuangan tanpa bias dalam artian tidak
miring, tertimbang, menekankan, memakai perlombaan, atau dimanipulasi untuk meningkatkan
probabilitas bahwa informasi keuangan akan diterima baik atau tidak oleh pengguna informasi.
·
Bebas dari kesalahan, yakni tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam deskripsi fenomena dan
proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan
dengan tidak ada kesalahan dalam proses.
b. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Informasi yang bermanfaat harus relevan dan terepresentasi dengan tepat, baik ketepatan representasi
dari sebuah fenomena yang tidak relevan, maupun sebaliknya. Proses yang paling efisien dan efektif
untuk menerapkan karakteristik kualitatif fundamental biasanya harus memenuhi syarat sebagai berikut :
·
Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi berguna bagi
pengguna informasi keuangan entitas pelaporan itu.
·
Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan relevan jika tersedia dan dapat
setiia diwakili.
·
Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.
c. Meningkatkan karakteristik kualitatif
a). Dapat dibandingkan, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan dan
perbedaan antara item-item laporan keuangan.
b). Dapat diverifikasi berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan independen yang berbeda bias
mencapai consensus meskipun tidak selalu perjanjian yang lengkap, bahwa penggambaran tertentu
merupakan representasi setia.
c). Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan dalam waktu
yang akan mampu memperbaharui keputusan mereka. Semakin lama informasi maka informasi tersebut
menjadi kurang berguna.
d). Dapat dipahami, yaitu Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan informasi secara jelas
dan ringkas akan membuat informasi tersebut dapat dimengerti.
d. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses berulang yang tidak mengikuti
perintah yang detentukan. Meningkatkan karakteristik kualitatif harus sejauh mungkin dimaksimalkan
baik secar individu maupun kelompok.
e.Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan
Biaya merupakan kendala yang luas atas informasi yang dapat disediakan oleh laporan keuangan. Ada
beberapa jenis biaya dan manfaat yang perlu dipertimbangkan. Penyedia informasi keuangan
mengeluarkan sebagian besar usaha yang terlibat dalam pengumpulan, pengolahan, memverifikasi, dan
menyebarluaskan informasi keuangan, namun para pengguna akhirnya menanggung biaya-biaya dalam
bentuk berkurangnya return.
Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan memiliki nilai representasi yang tepat akan membantu
pengguna untuk membuat keputusan dengan lebih percaya diri. Dalam menerapkan kendala biaya, dewan
akan menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi tertentu cenderung untuk membenarkan biaya
yang dikeluarkan untuk menyediakan dan menggunakan informasi tersebut. Karena subjektivitas yang
melekat maka penilaian individu yang berbeda atas biaya dan manfaat dari pelaporan barang-barang
tertentu atas informasi keuagan akan bervariasi. Oleh karena itu dewan berupaya untuk
mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan pelaporankeuangan umum dan tidak
hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan individu.
Download