Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang I.1 LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air limbah, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan. Kurangnya akses masyarakat terhadap sarana sanitasi menyebabkan lebih dari 25% masyarakat Indonesia masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, tempat terbuka dan sebagainya, yang sangat potensial mencemari lingkungan. Dalam 30 tahun terakhir, pemerintah hanya menyediakan dana sekitar 820 juta Dolar Amerika Serikat (AS) untuk sektor sanitasi, ini berarti bahwa setiap penduduk Indonesia hanya mendapatkan 200 rupiah pertahunnya. Jumlah ini sangat sedikit mengingat kebutuhan dana yang sebenarnya adalah 47 ribu rupiah per orang pertahun. (ISSDP & AMPL, 2006) Salah satu kontribusi terbesar pada terbentuknya daerah kumuh di perkotaan adalah urbanisasi yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan ke perkotaan. Masyarakat ini pada umumnya memiliki pendapatan yang rendah karena tidak memiliki ketrampilan yang memadai untuk bekerja di sektor informal. Sebagai implikasi dari penghasilan yang rendah maka masyarakat urban ini lebih banyak menempati lahan kota yang illegal seperti daerah pinggir sungai dan lahan kota terbuka lainnya yang sering disebut dengan lahan kumuh. 1 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Lahan kumuh pada umumnya adalah kawasan yang memiliki sanitasi buruk. Kawasan ini tidak memiliki sarana sanitasi yang memadai baik penyediaan air bersih, penyaluran air limbah, pengelolaan pesampahan maupun drainase lingkungan yang memadai. Dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan akses berbagai sarana sanitasi yang sangat minim sehingga masyarakat setempat cenderung untuk malakukan aktifitas sanitasi langsung ke sungai. Kalaupun memilki sarana jamban, keluaran dari jamban tidak dilakukan pengolahan namun langsung dibuang menuju ke Sungai. Laju perkembangan kawasan perkotaan dengan berbagai fungsi yang semakin kompleks tidak sejalan dengan pembangunan sarana sanitasi. Keterbatasan dana dan prioritas pelaksanaan berbagai sektor pembangunan yang tidak proporsional juga menyebabkan pembangunan sarana sanitasi belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana sanitasi. Kondisi ini merupakan suatu tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk dapat mencapai sasaran dari MDGs. Di Kabupaten Jombang telah dibentuk kelompok kerja sanitasi guna menyusun konsep dan strategi pengembangan sanitasi di wilayah perkotaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan. Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi bertugas untuk menyiapkan strategi pengembangan sanitasi di Kota Jombang yang didampingi oleh tenaga konsultan yang berfungsi sebagai fasilitator. Agar diperoleh strategi yang tepat, dibutuhkan suatu proses pemetaan kondisi sanitasi yang tepat pula. Hasil pemetaan kondisi fisik sanitasi dan perilaku masyarakat Jombang, dituangkan dalam Buku Putih (White Book). Buku Putih Sanitasi inilah yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan strategi sanitasi skala kota (City-wide Sanitation Strategy). 2 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang I.2 PENGERTIAN DASAR SANITASI Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari: tinja manusia atau binatang, sisa bahan-bahan padat, air bahan industri dan bahan buangan pertanian. I.3 MAKSUD DAN TUJUAN Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan sanitasi di Kabupaten Jombang pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jombang yang menangani secara langsung pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Jombang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten beserta masyarakat pemangku kepentingan untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Jombang. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi cikal bakal suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di tingkat Kabupaten. 3 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang I.4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up approach) yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Jombang selaku Ketua Pokja b. Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi c. Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihakpihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi d. Melaksanakan Lokakarya Penilaian dan Pemetaan Sanitasi Kabupaten e. Adapun metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah: Pengumpulan Data primer dengan survey langsung kepada masyarakat Pengumpulan Data sekunder dari SKPD terkait I.5 POSISI BUKU PUTIH Buku putih adalah sebuah dokumen produk dari anggota Pokja yang anggotanya terdiri dari beberapa instansi terkait dan LSM pemerhati lingkungan, yang akan dijadikan acuan sebagai dasar penyusunan strategi sanitasi kota (SSK) yang merupakan program jangka menengah (3 s.d 5 tahun). Visi, misi, tujuan dan strategi pembangunan sanitasi diuraikan dalam buku ini. Buku Putih dijadikan dasar bagi instansi dan pemangku kepentingan dalam menjalankan program sanitasi. I.6 SUMBER DATA Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung melalui survey ataupun observasi lapangan yang diwujudkan 4 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang dalam Laporan EHRA (Environmental Health Risk Assessment) dan survey peran media. Data sekunder didapatkan dari : a. Data dari instansi terkait b. Studi kelembagaan pengelolaan sanitasi c. Studi keuangan pengelolaan sanitasi d. Studi partisipasi sektor swasta I.7 PERATURAN PERUNDANGAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 5 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan. 6 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 7