BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur
membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron,
estrogen dan tetosteron. Kolesterol dan lemak didalam tubuh akan membentuk
kompleks dengan protein berupa lipoprotein agar dapat bersirkulasi dalam plasma.
Lipoprotein tersebut adalah kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL),
Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL).
Menurut Lehninger dkk., (2005) kolesterol tubuh berasal dari dua sumber
yaitu makanan yang disebut kolesterol eksogen dan kolesterol yang diproduksi
sendiri oleh tubuh yang disebut kolesterol endogen. Konsumsi makanan yang kaya
kolesterol dan asam lemak jenuh dapat menekan pembentukan reseptor LDL
sehingga meningkatkan jumlah kolesterol yang beredar di dalam darah
(Kasim dkk., 2006). Asam lemak jenuh juga merupakan prekursor dalam
pembentukan trigliserida. Trigliserida merupakan simpanan lipid utama dalam
jaringan adiposa (Lehninger dkk., 2005).
Konsentrasi kolesterol total darah merupakan konsentrasi yang dihasilkan
dari kompleks molekul-molekul yang terbentuk antara kolesterol maupun asam
lemak dengan lipoprotein. Konsentrasi kolesterol total darah dapat melebihi batas
normalnya karena disebabkan beberapa hal, antara lain akibat kelainan genetik,
obesitas, asupan makanan kaya kolesterol dan asam lemak jenuh, dan lanjut usia.
Keadaan ini disebut dislipidemia yang ditandai dengan kenaikan kolesterol total,
1
kolesterol LDL, trigliserida, dan penurunan kolesterol HDL. Kondisi dislipidemia
akan muncul apabila konsentrasi kolesterol total darah melebihi 200 mg/dL pada
manusia, hal ini dapat memicu risiko aterosklerosis.
Masalah kesehatan ini harus segera diatasi, secara medis telah ada obat
konvensional yang beredar, namun mempunyai efek samping yang tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu perlu dicari obat alternatif yang efektif dan murah.
Herbal dari tanaman obat dapat menjadi pilihan alternatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Tanaman obat temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
dan sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) digunakan sebagai
antidislipidemia dan antiaterosklerosis, beberapa penelitian menyatakan bahwa
kurkuminoid dari rimpang (C. xanthorrhiza) dan andrografolid dari herba
sambiloto diduga memiliki efek antidislipidemia dan antiaterosklerosis.
Menurut Chattopadhyay dkk., (2004), Curcuma spp dapat memberikan
efek pencernaan lipid oleh lipase yang lebih cepat dan meningkatkan sekresi
kelenjar empedu untuk mengemulsi lemak. Hal tersebut secara tidak langsung
dapat mempercepat pengosongan lambung karena secara fisiologis tubuh kita
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencerna lemak sehingga makanan
lebih lama berada di saluran cerna. Hasil penelitian Wientarsih dkk.,(2002)
menyatakan bahwa temulawak (C. xanthorrhiza) dapat menurunkan konsentrasi
kolesterol, LDL, dan menaikkan HDL dengan meningkatkan eksresi lemak melalui
saluran empedu dan sebagai inhibitor HMG-KoA reduktase pada kelinci.
Mekanisme aksi hipokolesterolemik kurkumin disebabkan oleh stimulasi konversi
kolesterol menjadi asam empedu melalui peningkatan aktivitas enzim kolesterol
7α-hidroksilase (CYP7A1). Kolesterol 7α- hidroksilase (CYP7A1) adalah enzim
2
spesifik pada hati yang mengkatalisis biosintesis asam empedu dari kolesterol
(Kim dan Kim, 2010).
Pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi dengan dosis 15 mg/hari,
45 mg/hari dan 135 mg/hari pada tikus putih jantan galur Wistar yang diberi diet
lemak tinggi selama 30 hari dapat menurunkan kolesterol darah tikus sebesar
11,2%, menurunkan LDL-kolesterol sebesar 21,0%, mampu mencegah plak pada
pembuluh darah jantung (aorta) dan mencegah perlemakan hati, tetapi tidak
menurunkan
trigliserida
darah
dan
tidak
menaikkan
kolesterol
HDL
(Pramono dkk., 2007a). Penelitian yang dilakukan oleh Purbowanti (2006)
menunjukkan bahwa dengan pemberian dosis 225 mg/kg BB tikus, ekstrak
temulawak terpurifikasi dapat menurunkan kadar kolesterol total sebesar 27,64%
pada tikus Wistar jantan yang diberi diet lemak tinggi dan kolesterol.
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
Patel
dkk.,
(2011)
dan
Zuraini dkk., (2006) menyatakan bahwa pemberian ekstrak air herba sambiloto
100 dan 200 mg/kg BB dapat mencegah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan
trigliserida pada tikus yang diberi diet kolesterol. Ekstrak air daun sambiloto dapat
menghambat enzim HMG-KoA reduktase yang diisolasi dari hati tikus Wistar
yang
sebagai
diberi
diet tinggi lemak. Konstituen yang mungkin memiliki aktivitas
penghambat
enzim
HMG-KoA
reduktase
adalah
andrografolid
(Patel dkk., 2011). A. paniculata dan komponen aktifnya andrografolid
menunjukkan efek hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus yang diberi pakan
lemak tinggi (Nugroho dkk., 2012). Isolat andrografolid dengan kemurnian 88,29%
dosis 4,5 mg/kgBB dapat menurunkan kadar LDL dan trigliserida darah
(Warditiani, 2012). Andrografolid yang merupakan salah satu kandungan senyawa
3
dari sambiloto menurut Li dan Li, (2012) memiliki efek sebagai antiaterosklerosis
dengan cara menghambat aktivasi Nf-kB. Nf-kB merupakan faktor transkripsi yang
menyebabkan terjadinya apoptosis sehingga menyebabkan kerusakan dinding
pembuluh darah dan memudahkan foam cell untuk menempel di pembuluh darah.
Dihambatnya aktivasi Nf-kB akan mengurangi kerusakan dinding pembuluh darah
dan menempelnya foam cell.
Kombinasi dari kurkuminoid dan ekstrak herba sambiloto untuk
penggunaan terapi dislipidemia telah dilakukan pada beberapa penelitian.
Hasil
penelitian
Puspita,
(2012)
menunjukkan
bahwa
kombinasi
fraksi
kurkumin terpurifikasi 225 mg/kg BB dengan ekstrak sambiloto terpurifikasi
297,79 mg/kg BB belum mampu menurunkan kadar trigliserida tikus yang diberi
diet lemak tinggi dan fruktosa secara bermakna. Hasil penelitian Susanti, (2012)
menyatakan
bahwa
kombinasi
fraksi
kurkuminoid
rimpang
temulawak
225 mg/kgBB dan fraksi tidak larut heksan ekstrak etanolik herba sambiloto
292,75 mg/kgBB memiliki potensi penurunan kadar kolesterol total darah terhadap
tikus diabetes tipe 2 resistensi insulin, tetapi secara statistik tidak menunjukkan
adanya perbedaan bermakna untuk yang lebih efektif dibandingkan fraksi
kurkuminoid dan ekstrak etanolik herba sambiloto yang diberikan secara tunggal.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan pengujian terhadap
isolat kurkumin yang merupakan salah satu senyawa dalam kurkuminoid
dikombinasi dengan isolat adrografolid yang merupakan salah satu kandungan
dalam ekstrak herba sambiloto yang diperkirakan bertanggungjawab terhadap efek
antidislipidemia dan antiaterosklerosis. Kombinasi kurkumin dan andrografolid
dimaksudkan dapat mempunyai efek komplementer sebagai antidislipidemia dan
4
antiaterosklerosis. Kurkumin yang diisolasi adalah dari rimpang C. xanthorrhiza
yang merupakan eksplorasi, karena belum pernah ada metode isolasi kurkumin dari
rimpang C. xanthorrhiza.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka timbul permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana metode isolasi kurkumin dari rimpang C. xanthorrhiza untuk
meningkatkan efisiensi perolehan isolat kurkumin ?
2. Apakah kombinasi kurkumin dan andrografolid memiliki efek antidislipidemia
lebih baik dibandingkan dengan isolat tunggal masing-masing sampel uji
terhadap tikus terbebani fruktosa dan diet tinggi lemak ?
3. Apakah
kombinasi
antiaterosklerosis
kurkumin
lebih
baik
dan
andrografolid
dibandingkan
dengan
memiliki
isolat
efek
tunggal
masing-masing sampel uji terhadap tikus terbebani fruktosa dan diet tinggi
lemak ?
C. Keaslian Penelitian
Pada penelusuran pustaka diketahui bahwa Curcuma spp dapat
memberikan efek pencernaan lipid oleh lipase yang lebih cepat dan meningkatkan
sekresi kelenjar empedu untuk mengemulsi lemak (Chattopadhyay dkk., 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Purbowanti, (2006) menunjukkan bahwa dengan
pemberian dosis 225 mg/kg BB, ekstrak temulawak terpurifikasi dapat menurunkan
5
kadar kolesterol total sebesar 27,64% pada tikus Wistar jantan yang diberi diet
lemak tinggi dan kolesterol.
Penelitian tentang andrografolid menunjukkan efek hipoglikemik dan
hipolipidemik pada tikus yang diberi pakan lemak tinggi (Nugroho dkk., 2012).
Warditiani (2012) memperoleh isolat andrografolid dengan metode kristalisasi
dengan kemurnian 88,29% dan isolat ini dilaporkan dapat menurunkan trigliserida
dan LDL darah (p < 0,05) pada dosis 1,5 dan 4,5 mg/kg BB (2 kali sehari selama
5 hari secara p.o). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Patel dkk., (2011) dan
Zuraini dkk., (2006) menyatakan bahwa pemberian ekstrak air herba sambiloto
100 dan 200 mg/kg BB dapat mencegah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan
trigliserida pada tikus yang diberi diet kolesterol. Selain itu menurut
Patel dkk., (2011) ekstrak air daun sambiloto dapat menghambat enzim HMG-KoA
reduktase yang diisolasi dari hati tikus Wistar yang diberi diet tinggi lemak.
Konstituen yang mungkin memiliki aktivitas sebagai penghambat enzim
HMG-KoA reduktase adalah andrografolid.
Hasil penelitian Puspita (2012) memperoleh hasil bahwa kombinasi fraksi
kurkuminoid terpurifikasi 225 mg/kgBB dengan ekstrak sambiloto terpurifikasi
297,79 mg/kg BB belum mampu menurunkan kadar trigliserida tikus yang diberi
diet lemak tinggi dan fruktosa secara bermakna. Hasil penelitian Susanti (2012)
menyatakan
bahwa
kombinasi
fraksi
kurkuminoid
rimpang
temulawak
225 mg/kgBB dan fraksi tidak larut heksan ekstrak etanolik herba sambiloto
292,75 mg/kgBB memiliki potensi penurunan kadar kolesterol total darah terhadap
tikus diabetes tipe 2 resistensi insulin, tetapi secara statistik tidak menunjukkan
6
adanya perbedaan bermakna untuk yang lebih efektif dibandingkan fraksi
kurkuminoid dan ekstrak etanolik herba sambiloto yang diberikan secara tunggal.
Sepanjang penelusuran pustaka, belum ditemukan penelitian tentang
kombinasi kurkumin dari C. xanthorrhiza dengan andrografolid yang digunakan
sebagai antidislipidemia dan antiaterosklerosis, serta metode isolasi kurkumin dari
rimpang C. xanthorrhiza. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan adalah
aktivitas antihiperlipidemia kombinasi dari ekstrak terpurifikasi kurkuminoid dan
ekstrak herba sambiloto. Begitu juga dengan isolasi kurkumin yang pernah
dilakukan yaitu isolasi kurkumin dari rimpang Curcuma longa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas kombinasi
antara kurkumin dari rimpang C. xanthorrhiza dan adrografolid dalam memberikan
efek komplementer untuk pengobatan antidislipidemia dan antiaterosklerosis.
Selain itu untuk meningkatkan pengembangan obat herbal dari tanaman obat
sebagai penunjang untuk pilihan alternatif dalam mengatasi permasalahan
pengobatan penyakit dengan tujuan utama untuk peningkatan taraf kesehatan
masyarakat. Khususnya pemanfaatan rimpang temulawak (C. xanthorrhiza) dan
herba sambiloto (A. paniculata) yang banyak terdapat di Indonesia.
7
E. Tujuan Penelitian
1. Memperoleh metode isolasi kurkumin dari rimpang C. xanthorrhiza untuk
meningkatkan efisiensi perolehan isolat kurkumin.
2. Untuk mengetahui kombinasi kurkumin dan andrografolid memiliki efek
antidislipidemia lebih baik dibandingkan dengan isolat tunggal masing-masing
sampel uji terhadap tikus terbebani fruktosa dan diet tinggi lemak.
3. Untuk mengetahui kombinasi kurkumin dan andrografolid memiliki efek
antiaterosklerosis
lebih
baik
dibandingkan
dengan
isolat
tunggal
masing-masing sampel uji terhadap tikus terbebani fruktosa dan diet
tinggi lemak.
8
Download