Tanaman kelapa (Cocos nucifera linn)

advertisement
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Mon Oct 30 8:38:54 2017 / +0000 GMT
Tanaman kelapa (Cocos nucifera linn)
LINK DOWNLOAD [64.21 KB]
Tanaman kelapa merupakan salah satu jenis komoditi perkebunan yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia. Kelapa
merupakan tanaman asli indonesia yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut beberapa literatur dikatakan bahwa
sentrum asal tanaman kelapa adalah India dan Indo-Malaya, yang meliputi Indo-Cina, Malaysia, Philipina dan termasuk juga
Indonesia.
Tanaman kelapa disebut sebagai tanaman ?serba guna? (tree of life) karena setiap bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kebutuhan manusia. Mulai dari batang, daun sampai buah semuanya memiliki nilai yang dapat dimanfaatkan, tidak hanya
dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi sosial masyarakat dan kesehatan. Terutama daging buah, bagian ini merupakan bagian yang
paling banyak digunakan untuk bahan makanan dan bahan baku industri
Sebagai contoh utamanya dapat diambil adalah santan kelapa. Santan kelapa yaitu cairan yang diperoleh dari hasil pemerasan
terhadap daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan penyedab bagi berbagai jenis masakan yang digunakan oleh jutaan
rumah tangga di dunia. Selain itu santan juga digunakan dalam pembuatan berbagai macam kue-kue, es krim, gula-gula dan
lain-lain, bahkan untuk sekarang ini santan telah menjadi komoditas ekspor ke negara-negara Eropa, Singapura dan Malaysia.
Dalam skala produksi yang lebih besar santan kelapa digunakan untuk membuat minyak kelapa atau yang sekarang ini lebih dikenal
dengan nama minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO). Dimana minyak ini tidak hanya dapat digunakan sebagai minyak
goreng, tetapi juga dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit degeneratif, seperti darah tinggi, stroke, diabetes melitus bahkan
HIV/AIDS, serta juga berkhasiat untuk menghaluskan kulit dan menghitamkan rambut.
Deskripsi dan Komposisi Kelapa
Tanaman kelapa (Cocos nucifera linn) merupakan tanamam tropis yang termasuk dalam famili arecaceae, genus cocos, ordo palmae
dan kelas monocotyledonae. Pohon kelapa mempunyai batang yang lurus dengan tinggi 12-13 meter dan berdiameter 20-60 cm
(Woodroof, 1979).
Menurut Setyamidjaja (1984), morfologi tanaman kelapa terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Pohon kelapa tidak
memiliki akar tunggang, tetapi akar serabutnya sangat banyak, mencapai 4000-7000 helai pada pohon yang telah dewasa. Banyak
sedikitnya perakaran tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. Ketebalan rata-rata akar serabut ini
adalah 1 cm dengan panjang antara 3-15 m. Pertumbuhan batang pohon kelapa selalu mengarah keatas dan tidak bercabang. Hal ini
disebabkan karena pohon kelapa hanya memiliki satu titik tumbuh yang terletak pada ujung batangnya. Batang berangsur-angsur
memanjang dan membesar sampai mencapai ketinggian 30 meter atau lebih dengan diameter batang antara 30-40 cm tergantung
pada jenis (varietas) kelapanya. Di bagian ujung pohon kelapa berturut-turut akan tumbuh daun-daun yang berukuran besar dan
lebar. Daun duduk melingkari batang dengan pangkal daun mengumpul pada batang. Bagian-bagian daun terdiri dari
tangkai/pelepah daun yang bagian pengkalnya melebar dan tulang/poros daun serta helai daun yang menyirip berjumlah 100-130
lembar (Setyamidjaja, 1984).
Bunga kelapa pada dasarnya merupakan bunga tongkol yang dibungkus oleh selaput upih yang keluar dari sela-sela pelepah daun.
Bunga kelapa tergolong bunga serumah (monoeous), artinya bunga jantan dan betina terdapat pada satu bunga. Bunga tersusun
dalam karangan bunga yang disebut mayang atau manggar yang berturut-turut tumbuh keluar dari ketiak-ketiak daun. Karangan
bunga terdiri dari induk tangkai bunga dan bercabang-cabang sebanyak 30-40 helai. Tiga sampai empat minggu setelah manggar
menbuka, bunga betina talah dibuahi dan mulai tumbuh menjadi buah (Rukmana dan Yudirachman, 2004).
Pertumbuhan buah kelapa melalui tiga fase yaitu;
- v Fase pertama, berlangsung selama 4-6 bulan. Pada fase ini bagian tempurung dan sabut hanya membesar dan masih lunak.
Lubang embrio juga ikut memesar dan beisi penuh air
- v Fase kedua, ber;angsung selama 2-3 bualan. Pada fase ini bagian tempurung berangsur-angsur menebal tetapi belum keras
betul
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/6 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Mon Oct 30 8:38:54 2017 / +0000 GMT
- v Fase ketiga, pada fase ini putih lembaga atau endosperm sedang dalam penyusunan, yang dimulai dari pangkal buah
berangsur-angsur menuju ke ujung. Pada bagian pangkal mulai tampak terbentuknya lembaga, warna tempurung berubah dari
putih menjadi coklat kehitaman dan bertambah keras.
Daging buah kelapa berwarna putih dan strukturnya tebal. Struktur buah kelapa itu sendiri terdiri atas empat bagian, yaitu;
- Epicarp buah, yaitu kulit bagian luar yang permukaannya licin agak keras dan tebalnya 1/7 mm.
- Mesocarp, yaitu kulit bagian tengah yang disebut sabut, terdiri dari serat-serat yang keras tebalnya 3-5 cm
- Endocarp yaitu bagian tempurung yang keras sekali, tebalnya 3-6 mm. bagian dalamnya melekat pada pada kulit luar dari
biji/endosperm.
- Putih lambaga atau endosperm yang tebalnya 8-10 mm.
Komposisi buah kelapa yang telah tua bobotnya biasanya terdiri dari ; 35% sabut, 12% tempurung, 28% endosperm, dan
25% air. Sedangkan endosperm mengandung ; 52% air, 34% minyak, 3% protein, 1,5% zat gula dan 1% abu. Adapun air kelapa
mengandung 2% gula, 4% zat kering dan zat abu (Setyamidjaja, 1984).
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa
Menurut Suhardiman (1990) pertumbuhan kelapa dipengaruhi oleh factor iklim dan factor tanah. Factor-faktor tanah diantaranya
adalah keasaman (pH) tanah, jenis tanah dan permukaan air. Sedangkan factor iklim diantaranya ketinggian (elevasi), suhu udara,
kelembabam udara, curah hujan dan intensitas penyinaran sianar matahari.
Syarat tanah yang baik untuk tanaman kelapa adalah memiliki struktur yang baik, peresapan air dan tata udara baik, permukaaan air
tanah letaknya cukup dalam minimal 1 meter dari permukaan tanah dan keadaan air tanah hendakanya dalam keadaan bergerak.
Selain itu tanah juga harus memiliki kemampuana menahan air yang cukup besar. pH tanah yang optimal antara 6,0-8,0. tipe-tipe
(jenis) tanah yang baik adalah tanah alluvial, tanah lempung dan tanah berpasir (Setyamidjaja, 1984).
Ketinggian tanah yang dibutuhan untuk pertumbuhan kelapa yaitu diatas 600 m dari permukaan laut. Untuk kelpa hibrida
pertumbuhan yang paling baik adalah mulai dari daerah rendah sampai mencapai ketinggian 450 m dari permukaan laut, dan masih
dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1000 m. suhu rata-rata yang diperlukan untuk pertumbuhan kelapa berkisar antara
24-29 oC dan tidak kurang dari 20 oC. curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan kelapa berkisar antara 1000-2500 mm/tahun
dengan nilai kelembaban berkisar antara 80-90 % dan intensitas penyinaran sinar matahari sekitar 2000 jam/tahun atau 120
jam/bulan (Suhardiman, 1990).
Jenis (Varietas) Kelapa
Pada dasarnya jenis kelapa yang dibudidayakan di Indonesiadibedakan atas dua jenis, yaitu kelapa dalam dan kelapa genjah. Kelapa
dalam ditandai dengan mulai berbuah pada umur lebih kurang 6 tahun. Termasuk ke dalam jenis ini antara lain kelapa hijau, kelapa
merah, kelapa sri wulan dan kelapa legi. Sedangkan kelapa genjah ditandai dengan mulai berbuah pada umur lebih kurang 4 tahun.
Termasuk kelapa genjah antara lain adalah kelapa puyuh dan kelapa gading (Rukmana, Yudirachman, 2004).
Sedangkan kelapa hibrida, menurut Setyamidjaja (1994), adalah hasil persilangan antara dua varietas kelapa yang berbeda, baik
antara varietas dalam x dalam, genjah x dalam, genjah x genjah maupun dalam x genjah.
Kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan antara kelapa dalam (jantan) dan kelapa genjah (betina) mempunyai sifat-sifat
yang unggul dibandingkan dengan tanaman induknya, diantaranya adalah berbuah lebih cepat (3,5 tahun), berbuah lebih banyak
dimana dari tahun ketahun produksinya semakin meningkat, pohon lebih rendah (± 15 meter), kadar asam laurat dalam minyak,
kadar protein dalam bungkil serta kadar minyak dalam kopra lebih tinggi. Sifat unggul lainnya adalah buanhnya berukuran sedang
sampai besar dan tanamannya mempunyai resistensi yang baik terhadap hamadan penyakit (Suhardiman, 1990).
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/6 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Mon Oct 30 8:38:54 2017 / +0000 GMT
Adapun deskripsi varietas kelapa hibrida yang telah dilepas di Indonesiaditunjukkan dalam table dibawah ini ;
Tabel 2.1 Deskripsi varietas kelapa hibrida
Karakteristik
Varietas
Khina 1
Khina 2
Khina 3
Warna tandan buah
Hijau
Hijau
Hijau
Warna kwlopak buah
Hijau
Hijau
Hijau
Warna buah
Hijau
Hijau
Hijau
Bentuk buah
Bulat
Bulat dasar rata
Bulat
Jumlah daun / tahun
34
32
33
Jumlah bekas daun / m
11
11
10
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 3/6 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Mon Oct 30 8:38:54 2017 / +0000 GMT
Umur berbuah (th)
4
4
4
Jumlah tandan / tahun
13
12
11
Jumlah buah/pohon/tahun
80
55
75
Ukuran buah
Kecil
Sedang
Sedang
Kadar minyak/buah (%)
68
61
62
Hasil kopra :
1. gram/buah
253
296
254
2. Kg/pohon/tahun
20
16
19
3. ton/ha/tahun
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 4/6 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Mon Oct 30 8:38:54 2017 / +0000 GMT
3-4
2,4-4,0
2,8-4,0
Sumber : Badan Litbang Pertanian
Santan kelapa
Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara
pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak dengan bagian yang miskin dengan minyak. Bagian yang kaya
dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibanding
skim, karena itu krim berada pada bagian atas, dan skim pada bagian bawah.
Menurut suhardiyono (1988) santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa
parut. Pada saat daging buah kelapa diparut, sel-selnya akan rusak dan isi sel dengan mudah dapat dikeluarkan dalam wujud emulsi
berwarna putih yang dikenal denagan santan. Santan yang demikian mengandung minyak sebanyak 50 %. Sisa minyak yang lain
dapat diperoleh dengan penambahan air.
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional adalah sebagai berikut ;
- Kupas sabut kelapa dengan slumbat, parang atau mesin pengupas kelapa sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah
kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa.
- Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok, yang bertujuan untuk membuang air
kelapa.
- Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil.
- Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih
cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis.
- Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan
yang diperoleh lebih banyak
- Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan
6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam
ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air
dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak
- Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak
yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan
minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan sudah tidak berwarna putih
(agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang
- Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang
masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, H. Rahmat dan Yudirachman, H. Herdi. 2004. Budi Daya Kelapa
Setiaji, Bambang dan Prayugo, Surip. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi.
Setyamidjaja, Djoehana. 1989. Bertanam Kelapa, Budidaya dan Pengolahan.
Kopyor. Penerbit Aneka Ilmu. Semarang.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Kanisius. Yogyakarta.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 5/6 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Mon Oct 30 8:38:54 2017 / +0000 GMT
Setyamidjaja, Djoehana. 1989. Bertanam Kelapa Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Suhardiman, P., 1990. Bertanam Kelapa Hibrida. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta.
Woodroof, J.B.,1979. Coconut : Production, Processing, Product, 2th ed. The
Connecticut.
AVI Publishing Company Inc. Westport,
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 6/6 |
Download