POLA KOMUNIKASI VOLUNTEER DAN ANAK DIDIK DALAM MEMBINA AKHLAK DI KOMUNITAS KANDANK JURANK DOANK CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Disusun oleh : Abdul Hamid NIM: 108051000045 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./ 2013 M. POLA KOMUNIKASI VOLUNTEER DAN ANAK DIDIK DALAM MEMBINA AKHLAK DI KOMUNITAS KANDANK JURANK DOANK CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Abdul Hamid NIM: 108051000045 Di Bawah Bimbingan, Drs. S. Hamdani, MA NIP. 1955 0309 1994 0310 01 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./ 2013 M. LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini sya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Februari 2013 Abdul Hamid ABSTRAK Abdul Hamid Pola Komunikasi Volunteer dan Anak Didik Dalam Membina Akhlak di Komunitas Kandank Jurank Doank. Anak merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Suatu karunia yang sudah seharusnya dirawat, dijaga dengan sebaik-baiknya. Anak merupakan generasi penerus dari suatu bangsa, ujung tombak atau mata panah dari suatu bangsa yang akan membawa kemana bangsa ini akan melaju. Sebagai generasi penerus bangsa sudah tentu begitu berat beban yang dipangku mereka oleh karena itu diperlukan cara yang tepat untuk membina mereka terutama dalam membina akhlak yang baik, karena akhlak inilah yang akan menyelamatkan mereka dikehidupan dunia maupun akhirat kelak. Kegiatan yang diterapkan volunteer dalam membina akhlak anak didik adalah melalui melalui kegiatan menggambar, siraman rohani melalui kegiatan pengkajian diri, outbond, bermusik dan kegiatan lainnya yang berbasis dengan kesenian dan alam. Oleh sebab itu diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif. Maka timbul pertanyaan, Pola komunikasi apa yang diterapkan volunteer dalam membina akhlak anak didik? Bentuk dan media koomunikasi apa saja yang ada dalam membina akhlak anak didik? Upaya apa saja yang diterapkan volunteer dalam membina akhlak anak didik? Hambatan apa yang dialami volunteer dalam membina akhlak anak didik? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi. H.A.W Widjaja mengatakan bahwa ada empat jenis pola komunikasi. Keempat jenis itu adalah pola roda, pola rantai, pola lingkaran dan pola bintang. Pendekatan penelitian yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam proses membina akhlak anak didik para volunteer menggunakan pola roda dan bintang. Pola roda ini volunteer menerapkan pendekatan melalui menumbuhkan rasa kasih sayang dan perhatian. Sedangkan pola bintang pengajar menerapkan komunikasi dua arah yang bersifat informatif dan persuasif. Adapun hambatanya adalah dari segi pergaulan yang berbeda-beda. Kesimpulannya adalah pola komunikasi yang digunakan para volunteer dalam membina akhlak anak didik sudah berhasil dan efektif. Ini terbukti dari adanya komunikasi yang terjadi secara dua arah, persamaan makna dari hasil komunikasi yang menunjukan adanya feedback dan efek yang mengarahkan anak didik kepada akhlak yang baik. i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaannirrahiim Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Volunteer Dan Anak Didik Dalam Membina Akhlak Di Komunitas Kandank Jurank Doank”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh para pengikutnya. Amin… Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukkan yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta pembantu dekan dan jajarannya. 2. Drs. Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam beserta Ibu Umi Musyarofah, MA. selaku Sekertaris Jurusan yang telah banyak membantu penulis. 3. Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran, tenaga, serta kesabarannya dalam membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, juga saran kepada penulis. ii 4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas segala ilmu yang telah diajarkan kepada penulis. 5. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu penulis dalam menemukan referensi-referensi untuk skripsi ini. 6. Kedua orang tua penulis yaitu, Ayahanda Parli, Ibunda Wartini dan Adiku tercinta M.Ilham Gian Muttaqien yang selalu memberi dukungan, dan tidak pernah putus untuk mendoa’kan penulis. 7. Bang Fadli selaku ketua Kandank Jurank Doank, Mbak indah selaku Volunteer Kandank Jurank Doank dan Adik- adikku selaku anak didik di Kandank Jurank Doank, yang bersedia meluangkan waktunya kepada penulis untuk melakukan wawancara. 8. Sahabat terbaik Zaki, Fahmi, Sabki, Hagian, Ibnu, Fahri, Munir dan segenap keluarga besar kostan Djati yang tidak saya sebutkan satu persatu. Atas segala waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya. Mendampingi penulis di kala sedih dan susah selalu bersama. 9. Teman-teman seperjuangan KPI B angkatan 2008 Kelas Istimewa, dan kawan-kawan KKS JAYAGIRI LEMBANG, atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan. 10. Adinda Aisyah Nadia Fitriani yang telah banyak memberi dorongan, doa, motifasi dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas setiap waktu yang telah diluangkan untuk mendampingi penulis selama ini. iii 11. Dan pihak-pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bentuk bantuan dan dukungannya. Sekali lagi, penulis ucapkan terima kasih kepada semuanya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian semua. Amin Amin ya Rabbal alamin…...! Jakarta, 09 Februari 2013 Abdul Hamid iv DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Pematasan Masalah Dan Perumusan .................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Masalah ................................................ 5 D. Metodologi Penelitian ........................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 13 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Komunikasi ................................................. 15 1. Pengertian Pola Komunikasi ........................................... 15 2. Unsur-unsur Komunikasi ................................................ 17 3. Bentuk-bentuk dan Media Komunikasi .......................... 19 4. Teknik Komunikasi ......................................................... 22 5. Jenis-jenis Pola Komunikasi ........................................... 23 B. Volunteer atau Sukarelawan ................................................. 25 C. Pembinaan Akhlak ................................................................ 26 BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS KANDANK JURANK DOANK A. Profil Kandank Jurank Doank ............................................... 31 1. Profil Sekolah Alam Kandank Jurank Doank ................. 31 2. Fasilitas sekolah alam Kandank Jurank Doank ............... 33 3. Anak Didik Kandang Jurang Doank ............................... 37 4. Sistem Penerimaan Anak Didik ...................................... 38 v 5. Tenaga Pendidik dan Pegawai ........................................ 38 B. Latar belakang Kandank Jurank Doank ................................ 38 C. Visi dan Misi Kandank Jurank Doank .................................. 41 D. Struktur Organisasi Kandank Jurank Doank ......................... 43 E. Program-program Kandank Jurank Doank ........................... 43 BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA A. Pola Komunikasi Volunteer Dalam Membina Akhlak ......... 46 B. Bentuk Dan Media Komunikasi Yang Digunakan Dalam Membina Akhlak................................................................... 54 C. Program-program Yang Dilaksanakan Dalam Pembinaan Akhlak ................................................................................... 57 D. Faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam membina akhlak .................................................................................... 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 64 B. Saran-Saran ........................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dan ditakdirkan sebagai makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, makhluk yang membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk bertahan hidup. Manusia membutuhkan orang lain untuk bekerja, tolong menolong, dan juga untuk saling melengkapi demi kelangsungan hidupnya. Berlandaskan hal inilah disadari atau tidak maka proses komunikasi pun terjadi. Komunikasi lah yang dapat menghubungkan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Komunikasi amat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya komukasi maka mustahil manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ditinjau dari sudut pandang agama pun komunikasi dianggap mempunyai peran vital dalam kehidupan umat manusia. Allah SWT berfirman: Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS.49:13) Dalam berkomunikasi tentunya memiliki tata cara dan aturan, sehingga manusia harus bisa menerapkan aturan dan etika dalam berkomunikasi agar 1 2 setiap apa yang hendak ia sampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh lawan komunikasinya, selain itu agar setiap perkataanya tidak menyakiti perasaan orang lain karena Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan bahasa sehingga sudah barang tentu cara berkomunikasinya pun beraneka ragam. “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)”.1 Komunikasi akan berhasil dan berjalan dengan baik apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dan dapat dipahami dengan baik sehingga terjadi persamaan pemahaman diatara keduanya. Hal ini yang membuat pola komunikasi sebagai penunjang dan penentu dari keberhasilan sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik. Bicara mengenai pola komunikasi maka ada beberapa pola komunikasi yang dapat digunakan dalam berkomunikasi, yaitu pola komunikasi roda, pola komunikasi lingkaran, pola komunikasi rantai dan pola komunikasi bintang. Semua pola komunikasi ini dapat digunakan dalam setiap proses komunikasi berlangsung tentunya dalam penggunaannya disesuaikan oleh kondisi dan faktor lapangan saat proses komunikasi berlangsung. Penerapan pola komunikasi yang tepat akan menghasilkan keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi sehingga setiap pesan dapat diterima dan dipahami oleh setiap pelaku komunikasi itu sendiri. 1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Remaja Rosdakarya,2001), cet. ke-1, h, 4. 3 Komunikasi berlangsung di mana saja dan kapan saja dan pelaku komunikasi pun terdiri dari semua kalangan dan umur termasuk anak-anak yang pada dasarnya sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain. Sejak anak terlahir ke dunia ia sudah belajar berkomunikasi dengan menangis kemudian terus berlanjut sampai dia bisa bicara dengan jelas. Komunikasi yang diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak-anak tentunya berbeda dengan cara berkomunikasi dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki daya ingat yang tinggi, ia mudah meniru atau mengulang setiap perkataan ataupun perbuatan yang baru saja ia lihat. Hal inilah yang mengharuskan kita berhatihati dalam berkata dan bersikap di depan anak-anak agar ia tidak meniru setiap perkataan dan perbuatan yang negatif. Tumbuh kembang, sikap ataupun akhlak anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia tumbuh. Anak-anak merekam setiap kejadian yang ada di sekitar lingkungan, kemudian ia meniru setiap apa yang ia lihat dan ini terjadi secara berulang-ulang sehingga secara perlahan akan membentuk akhlak anak itu sendiri. Diperlukan adanya pendidikan akhlak bagi anak-anak agar saat besar nanti ia memiliki akhlak yang mulia. Hal inilah yang coba dilakukan oleh para volunteer atau pengajar di komunitas Kandank Jurank Doank mereka berusaha untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak didik yang berada di komunitas ini agar anak-anak didik memiliki akhlak yang mulia dan menjadi insan yang berguna bagi bangsa dan agamanya. “Anak adalah penentu arah perjalanan bangsa, cikal bakal, bibit, tunas, kemana anak panah melesat tergantung pada mereka”.2 Inilah yang menjadi 2 Anak adalah penentu arah, Artikel diakses pada 12 Februari 2011 dari http://www.kandankjurank.com. 4 alasan bagi sekolah alam yang berdiri sejak tahun 1993 ini untuk memberikan pendidikan yang memadai bagi anak-anak yang mau belajar dan berkreatifitas agar kelak mereka dapat membawa bangsa ini kearah yang lebih maju. Tidak mudah memberikan pengarahan dan pendidikan kepada anak-anak didik agar mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para volunteer berikan. Karakter anak yang masih selalu ingin bermain sehingga tidak dapat secara langsung memberikan pendidikan secara frontal terhadap anak-anak didik semua pendidikan harus dikemas secara menggembirakan agar anak-anak mudah mencerna dan tidak mudah bosan terhadap pendidikan yang diberikan oleh para volunteer. Untuk itulah, terkait dengan kondisi di atas diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk memberikan pendidikan akhlak agar anak-anak ini memiliki akhlak yang mulia. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis dalam skripsi ini mengambil judul “Pola Komunikasi Volunteer dan Anak Didik dalam Membina Akhlak di Komunitas Kandank Jurank Doank Sawah Baru Ciputat.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan berdasarkan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penelitian ini difokuskan hanya pada komunitas kreatif Kandank Jurank Doank Sawah Baru Ciputat. 5 2. Perumusan Masalah a. Bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh volunteer dalam membina akhlak anak didik komunitas Kandank Jurank Doank? b. Bentuk dan media komunikasi apa saja yang ada dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank? c. Upaya apa saja yang diterapkan volunteer dalam membina akhlak anak didik komunitas Kandank Jurank Doank? d. Faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam membina akhlak? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti bertujuan: a. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh volunteer dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank. b. Mengetahui pola komunikasi apa yang diterapkan oleh volunteer dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank. c. Mengetahui hambatan apa saja yang dialami oleh volunteer dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis 1) Diharapkan dengan adanya penulisan skripsi ini dapat menambah referensi atau perbandingan bagi studi ilmu komunikasi. 6 2) Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan dan menambah khazanah tentang pola komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. b. Manfaat Praktis Diharapkan dengan diselesaikannya penelitian ini dapat ditemukan pola komunikasi yang tepat bagi para volunteer dalam upayanya membina akhlak anak didik komunitas Kandank Jurank Doank. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. “Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.3 Penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif dapat mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya lalu penulis dapat mengolah dan menganalisis data agar memperoleh gambaran atau informasi yang luas dan mendalam mengenai pola komunikasi yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini. 3 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-26, h. 4 7 Seperti lazimnya dalam sebuah penelitian, peneliti pasti menggunakan metode untuk menganalisis, membuat langkah-langkah atau landasan berpijak dalam melakukan pembahasan dengan teori-teori yang sudah ada. Sehubungan dengan penggunaan metode kualitatif maka pada tahapan pertama penulis mengumpulkan data-data dari berbagai sumber yang dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai subyek dan obyek penelitian ini, kemudian peneliti mencoba menganalisis data dan hasil temuan lapangan lalu penulis melaporkan hasil dari data dan temuan lapangan yang telah dianalisis secara sistematis agar dapat dengan mudah dipahami oleh karena itulah metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. 2. Subyek dan Obyek Penelitian Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif, “tekhnik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling)”.4 Penulis memilih beberapa subyek yang dianggap memiliki dan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Subyek utama dalam penelitian ini adalah komunitas Kandank Jurank Doank yang meliputi ketua komunitas Kandank Jurank Doank Muhammad Fadli, dan Indah Nirmalasari sebagai volunteer. Pemilihan subyek ini dilakukan karena mereka memiliki perhatian, pengetahuan serta perannya dalam membina akhlak anak didik. Sedangkan subyek 4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 4 8 pendukung dalam penelitian ini adalah beberapa anak didik komunitas Kandank Jurank Doank Muhammad Fazriansyah dan Amanta Jaya Pratama. Sedangkan obyek penelitian ini adalah pola komunikasi volunteer dalam pembinaan akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di komunitas atau sekolah alam Kandank Jurank Doank yang beralamat di Komp.Alvita Blok Q No. 14 Sawah Baru Ciputat 15413. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada 4D dalam penelitian, yaitu data, date, daya dan dana.5 Pertama, data atau informasi mudah untuk diperoleh karena sudah memiliki link dan memperoleh izin dari komunitas ini. Kedua, date atau waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Ketiga, daya yang ditempuh dalam penelitian ini terjangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh sehingga memberi kemudahan bagi penulis dalam melakukan penelitian. Keempat, dana yang dibutuhkan juga mencukupi karena tidak terlalu besar mengingat lokasi yang ditempuh tidak terlalu jauh dan kondisi di lapangan pun ikut menunjang dalam permasalahan pengadaan dana. Waktu penelitian berlangsung dari tanggal 05 Agustus 2012 sampai dengan 07 Desember 2012 5 Jumroni dan Suhaimi, metode-metode penelitian komunikasi, (Jakarta: UIN press,2006), cet. ke-1, h. 123.) 9 4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi “Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena yang diselidiki”.6 Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan yaitu peneliti melakukan langsung pengamatan terhadap obyek penelitian yaitu pola komunikasi volunteer dan anak didik dalam pembinaan akhlak dan terlibat langsung dalam kegiatan di dalam komunitas Kandank Jurank Doank. 2) Wawancara Wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu. Berbentuk Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan itu”.7 Peneliti melakukan wawancara dengan Fadli selaku ketua komunitas Kandank Jurank Doank, Indah selaku volunteer Kandank Jurank Doank, Fazri dan Tata selaku anak didik di Kandank Jurank Doank. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara agar setiap pertanyaan terarah. sedangkan pertanyaan 6 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi Offiset,1992), cet. ke-2, h. 129. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 186. 7 10 dalam wawancara terkait dengan upaya yang dilakukan dalam membina akhlak dan termasuk di dalamnya tentang pola komunikasi dan hambatan yang dialami. 3) Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Ini dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dokumen yang peneliti peroleh yaitu dari artikel, buku bacaan mengenai pola komunikasi dan foto-foto mengenai Komunitas Kandank Jurank Doank. b. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian di deskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami. 1) Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan pola komunikasi volunteer dalam membina akhlak anak didik. 2) Tahap kedua adalah penyajian data setelah data mengenai pola komunikasi volunteer dalam membina akhlak anak didik diperoleh, 11 maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, tabel dan sebagainya. 3) Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan 5. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting dalam sebuah penelitian kualitatif. “Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian”. 8 Adapun kredibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi, hal ini dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui perasaan anak didik setelah mengikuti pendidikan yang ada di komunitas Kandank Jurank Doank dengan cara sharing atau bertanya langsung kepada anak didik. b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan pendapat atau pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang diberikan volunteer dengan jawaban yang diberikan ketua Kandank Jurank Doank. c. Membandingkan wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan pembinaan akhlak anak didik. 8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 324. 12 6. Pedoman Penulisan Penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) tahun 2007”. E. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini, ada beberapa buku primer yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain yaitu; Onong Uchjana Effendy (Dinamika Komunikasi), Hafied Canggara (Pengantar Ilmu Komunikasi), H.A.W Widjaja (Ilmu Komunikasi Pengantar Studi). Peneliti menemukan judul-judul skripsi terdahulu yang membahas mengenai pola komunikasi dan dantaranya adalah skripsi berjudul “Pola Komunikasi Ibu dan Anak Dalam Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat” karya Ekawati tahun 2008. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh para ibu terhadap anaknya dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di asrama suku dinas pemadam kebakaran Jakarta Barat. Bentuk Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Di SMP AL-Hasra Bojongsari Baru Depok, dan Pola Komunikasi Orangtua dan Anak di Kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur Oleh Siti Widyani. Sedangkan skripsi ini membahas mengenai Pola Komunikasi yang diterapkan oleh volunteer terhadap anak didik dalam membina akhlak di komunitas Kandank Jurank Doank Ciputat. Serta subyek dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian pola komunikasi yang tertera di atas. 13 F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Berisi tentang: pertama ruang lingkup komunikasi yang terdiri dari pengertian pola komunikasi, unsur-unsur komunikasi, bentuk-bentuk dan media komunikasi, teknik komunikasi, dan jenis-jenis pola komunikasi. Kedua pengertian volunteer, Ketiga pembinaan akhlak. BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS KANDANK JURANK DOANK Bab ini memuat tentang Profil komunitas Kandank Jurank Doank (KJD) yang terdiri dari latar belakang KJD, Visi Misi KJD, struktur Organisasi KJD dan Program-program KJD. BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA Berisi tentang pola komunikasi volunteer dalam membina akhlak, bentuk dan media komunikasi yang digunakan dalam membina akhlak, program-program yang dilaksanakan dalam membina akhlak, faktor pendukung, penghambat, dan solusi dalam membina akhlak. 14 BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan pola komunikasi volunteer dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Komunikasi 1. Pengertian Pola Komunikasi Pola komunikasi merupakan penggabungan dua suku kata yaitu pola dan komunikasi keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Kita harus memahami terlebih dahulu, arti dari kedua suku kata ini apa itu pola dan apa itu komunikasi ini menjadi penting agar kita dapat lebih mudah memahami pengertian dari pola komunikasi. Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai “bentuk atau struktur”.1 Sedangkan dalam Kamus Besar Ilmiah Populer pola diartikan sebagai “model atau rancangan”.2 Sedangkan pengertian komunikasi secara etimologis atau menurut asal katanya, berasal dari bahasa latin communicatio, kata ini berasal dari kata communis yang berarti “sama”, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.3 Sedangkan secara terminologis berarti “proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. Ke-3, h 585. 2 Puis A. Purtanto dan M. Dahlan Al-Barty, Kamus Besar Ilmiah Popular (Surabaya: Arloka, 1994), h. 605. 3 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-6, h.3. 15 16 bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain”.4 Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi, komunikasi berarti “proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap pandangan atau perilaku.”5 Menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Roudhonah mengemukakan bahwa komunikasi adalah “proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.6 Menurut James Komunikasi ialah “perbuatan atau proses penyampaian suatu gagasan dan informasi dari seseorang kepada orang lain”.7 Menurut Gunadi komunikasi adalah “proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyian, dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain”.8 Syaiful Bahri Djamrah mengatakan bahwa “pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”. 4 5 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h .4 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), cet. Ke-1, h. 60 6 Roudhonah , Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press), h. 21. James G. Robbin, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 1. 8 Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998), cet. Ke-1, h. 69. 7 17 Dari semua pengertian di atas, penulis menyimpulkan pengertian dari pola komunikasi bahwa pola komunikasi adalah suatu bentuk atau struktur bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada seorang komunikan sehingga komunikan memahami setiap pesan yang disampaikan agar dapat menghasilkan suatu persamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi yang baik dan efektif tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri. Menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Mass, yang dikutip oleh Jalaludin rakhmat, dalam bukunya „Psikologi Komunikasi‟ ia menguraikan ciri-ciri komunikasi yang baik dan efektif dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya : a. Pengertian yaitu komunikator dapat memahami mengenai pesan-pesan yang disampaikan kepada komunikan. b. Kesenangan yaitu menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta menyenangkan. c. Mempengaruhi sikap yaitu dapat mengubah sikap oaring lain sehingga bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa. d. Hubungan sosial yang baik yaitu menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi. e. Tindakan yaitu membuat komunikasi melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan pesan yang diinginkan”.9 2. Unsur-unsur Komunikasi Dari pengertian komunikasi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat adanya sejumlah unsur-unsur komunikasi yang merupakan syarat terjadinya proses komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi adalah sebagai berikut: 9 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakaya, 2000), cet. ke- 15, h. 13-15. 18 a. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Berperan sebagai encoding, yakni orang yang memformulasikan pesan atau informasi yang kemudian disampaikan kepada orang lain. Dalam peranannya sebagai seorang komunikator tentunya seorang komunikator tersebut memiliki beberapa syarat yang diperlukan, berikut adalah syarat yang diperlukan: 1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya. 2) Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi. 3) Berpengetahuan luas. 4) Dapat bersikap baik kepada komunikan. 5) Memiliki daya tarik, dalam arti komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi atau pada diri komunikan.10 b. Message, yaitu “sebuah gagasan atau ide, informasi, pengalaman yang telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang, isyarat, tanda-tanda atau gambar untuk disebarkan kepada pihak lain”.11 c. Media, yaitu “alat yang digunakan untuk berkomunkasi, agar hasil komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas. Media ini ada yang bersifat nirmasa, seperti : telepon, HP, dan lainnya, dan ada pula yang bersifat media massa, seperti: televisi, radio, Koran (pers) dan film”.12 10 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-2, h. 93-94. 11 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46. 12 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46. 19 d. Encoding, yaitu penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. Atau suatu usaha komunikator dalam menafsirkan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan agar komunikan dapat memahaminya. e. Feed back, yaitu umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Jadi feed back atau umpan balik adalah respon atau tanggapan dari komunikan atas apa yang telah disampaikan oleh komunikator. f. Efek berupa hasil akhir komunikasi, yaitu “sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan”.13 Keberhasilan suatu komunikasi dapat terlihat jika sikap dan tingkah laku seorang komunikan sesuai dengan pesan yang disampaikan. 3. Bentuk-bentuk Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy “komunikasi memiliki empat macam bentuk yang berbeda keempat macam bentuk itu diantaranya adalah: komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi media”. 14 a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication) Komunikasi pribadi ini dibagi menjadi dua jenis komunikasi yaitu komunikasi intrapersona dan komunikasi antarpersona keduanya memiliki pengertian sebagai berikut: 13 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, h. 18-19. 14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, h. 18-19. 20 1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersona Communication) Komunikasi itrapersona dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang proses terjadinya dengan diri sendiri. Suatu proses pengolahan informasi yang melalui panca indra atau sistem syaraf yang ada di dalam diri seseorang. Dalam hal ini seseorang memiliki peran ganda baik berperan sebagai komunikator dan berperan sebagai komunikan dalam dirinya sendiri. Menurut Ronald L. Applbaum di kutip oleh Onong Uchjana Efendi mendefinisikan bahwa “komunikasi intrapribadi sebagai komunikasi yang berlangsung didalam diri kita sendiri dan kegiatankegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.”15 Jika seseorang mampu melakukan komunikasi ini dengan baik itu berarti seseorang tersebut telah mampu mengenal dirinya sendiri maka dapat dikatakan ia telah menjadi manusia yang seutuhnya. 2) Komunikasi Antarpribadi (Interpersona Communication) Komunikasi antarpersona adalah “komunikasi yang proses terjadinya melibatkan dua belah pihak atau lebih yaitu komunikator dan komunikan. Dibandingkan dengan komunikasi lain komunikasi ini dianggap yang paling efektif karena komunikasi terjadi secara langsung atau bertatap muka sehinggan pesan yang disampaikan dapat langsung didiskusikan”.16 15 Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 58. 16 Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), cet. ke 3, h. 60 21 b. Komunikasi Kelompok (Group Communication) Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua.17 Komunikasi kelompok dibedakan menjadi dua yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Kelompok kecil (small group) adalah “kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan verbal, dengan kata lain komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah satu anggota”.18 Dibandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari komunikator, komunikan menanggapinya dengan lebih banyak menggunakan pikiran dari pada perasaan. Kelompok besar (large group) dalam kelompok besar situasi yang ada sangat berbeda dengan situasi yang terjadi di dalam kelompok kecil. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi yang terjadi sangat kecil kemungkinannya. Hal ini terjadi karena begitu banyak nya individu yang berkumpul sehingga pertukaran informasi tersebut sulit berjalan. Dalam hal memberikan tanggapan kepada komunikator, maka tanggapannya bersifat emosional.19 c. Komunikasi Massa Dalam bukunya “Dinamika Komunikasi” Onong Uchjana Effendy mengatakan komunikasi massa adalah “komunikasi yang terjadi melalui 17 18 Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.75. Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikas,i (Bandung: Rosdakarya, 2007), h.55. 19 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alumni, 1981), h. 55-56. 22 media massa modern seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Kita sudah dapat melihat bahwa komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic)”.20 d. Komunikasi Medio Komunikasi medio adalah komunikasi yang pada pelaksanaannya menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan seperti surat, telepon, poster, spanduk, pamflet, brosur, dan telegram. 4. Teknik Komunikasi Dalam berkomunikasi tentunya tidak hanya terjadi begitu saja. Diperlukan teknik-teknik yang tepat dalam berkomunikasi hal ini yang akan menjadi penunjang keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Ada beberapa teknik komunikasi yang diklasifikasikan sebagai berikut: a. Komunikasi Persuasif Berisikan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, perubahan sikap yang dimaksud adalah atas kehendak sendiri atau kesadaran diri. b. Komunikasi Koersif Penyampaian pesan yang bersifat memaksa menggunakan sanksisanksi yang akan dikenakan apabila tidak dilaksanakan. 20 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), cet. Ke-2, h.8. 23 c. Komunikasi Informatif Bersifat memberikan ketegangan-ketegangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil keputusan atau kesimpulan sendiri. d. Hubungan Manusiawi (Human Relations) Hubungan ini dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatanhambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. 5. Jenis-Jenis Pola Komunikasi Menurut H.A.W. Widjaja di dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Pengantar Studi” ada empat pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola rantai, pola lingkaran, dan pola bintang. Berikut adalah gambar dari ke-empat pola tersebut. a. Pola Roda Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Seseorang dalam posisi sentral menerima kontak, informasi dan memecahkan masalah dengan sasaran atau persetujuan anggota lain. B ↑ E ← A → C ↓ D Gambar 1.1: Gambar pola roda 24 Menurut gambar dari pola roda ini dapat dijelaskan bahwa seseorang berkomunikasi dengan banyak orang, yaitu B, C, D dan E. Dalam pola komunikasi ini, komunikasi yang terjadi cenderung satu arah tanpa adanya reaksi ataupun timbal balik. b. Pola Rantai Dalam pola rantai jaringan komunikasi terdiri dari lima tingkatan dalam jaring hirarkinya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) balik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. Pengertiannya adalah seseorang berkomunikasi (A) dengan orang lain (B) dan seterusnya ke (C), ke (D), dan ke (E). →B→C→D→E A Gambar 1.2: Gambar pola rantai c. Pola Lingkaran Pola lingkaran merupakan pola yang mempunyai kemiripan dengan pola rantai, akan tetapi orang terakhir yang berkomunikasi (E) berkomunikasi pula dengan orang pertama (A). A B E C D Gambar 1.3: Gambar pola lingkaran 25 Dalam pola komunikasi ini tidak terdapat pemimpin. Semua nya berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan orang yang berada disisi mereka. d.Pola Bintang Dalam pola ini semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.21 Hampir sama dengan pola sebelumnya yaitu pola lingkaran dimana semua anggotanya memiliki hak dan kekuatan. A B E C D Gambar 1.4: Gambar pola bintang B. Volunteer atau Sukarelawan Kata volunteer atau relawan adalah “orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggungjawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus, tetapi dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk bekerja sukarela membantu tenaga professional”.22 Tenaga pendidik di sekolah ini adalah orang-orang yang secara sukarela mau dan ikhlas membagikan ilmu kepada anak-anak. Orang-orang ini 21 H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 102-103. Margonoipb.files.wordpress.com/2009/../8volunteerism.pp.ttps://www.google.com/search ?q=pengertian+sukarelawan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client= firefox-a, artikel diakses pada 02 Desember 2012. 22 26 disebut volunteer atau sukarelawan yang peduli terhadap pendidikan anakanak di Indonesia. Sukarelawan tersebut adalah anak-anak muda yang memiliki keahlian dibidang kesenian dan mengajarkan ilmu tersebut kepada anak didik di sekolah alam ini. Dari awal berdiri tahun 1993-2012 jumlah sukarelawan yang terdaftar menjadi tenaga pendidik mencapai Sembilan puluh orang. Mereka tidak mendapat honor tetap tapi mereka mendapat uang pengganti transportasi dari hasil penyewaan outbond yang disewakan kepada pengunjung dari luar kandank jurank doank. C. Pembinaan Akhlak Secara etimologis, kata pembinaan berasal dari bahasa Arab yaitu “Bina” yang artinya “bangun”.23 Dalam kamus Bahasa Indonesia kata “Pembinaaan” mengandung arti penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik.24 Menurut Mangunhardjana pembinaan adalah “suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, Untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapat pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup yang sedang dijalani secara lebih efektif.”25 23 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.1993. 24 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 23. 25 Mangunhardjasa, Pembinaan Arti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 11 27 Secara meningkatkan, terminologi pembinaan menyempurnakan, adalah mengarahkan, “usaha dan memperbaiki, mengembangkan kemampuan untuk pengembangan demi mencapai tujuan agar sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat”.26 Pembinaan merupakan program dimana para peserta berkumpul untuk memberi, menerima dan mengolah informasi, pengetahuan dan kecakapan dengan mengembangkan yang sudah ada dengan menambah yang baru. Ada tiga fungsi pokok pembinaan, diantaranya : 1. Penyampaian informasi dan pengetahuan. 2. Perbahan dan pengembangan sikap. 3. Latihan dan pengembangan sikap. Sedangkan pengertian akhlak berdasarkan terminologi adalah “suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat”.27 KH. Abdullah Salim mengatakan bahwa akhlak adalah “merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sabar, 26 Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/ Dakwah Islam, Pembinaan Rohani Pada Wanita (Jakarta: Depag, 1948), h. 8. 27 Mohammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: prenada media, 2004), h. 117. 28 kasih sayang, atau sebaliknya, pemarah, benci karena dendam. Iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silahturahmi”.28 Ibu Miskawih mengatakan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa, yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. 29 Akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu: 1. Akhlak mahmudah. Abudin Nata berpendapat bahwa akhlak mahmudah adalah segala sikap dan tingkah laku yang baik (yang terpuji). Jika mengingat akan jumlahnya akhlak mahmudah begitu banyak jumlahnya dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari segi hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan tuhan maka akhlak mahmudah terbagi menjadi tiga macam: a. Akhlak terhadap Allah diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada tuhan sebagai khalik.30 b. Akhlak terhadap sesama manusia, yaitu manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang secara peranannya dalam kehidupan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya oleh karena itu perlu tercipta suatu kebersamaan, saling toleransi, saling menghargai antar sesama dan saling tolong menolong. 28 KH. Abdullah Salim, Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat),( Jakarta: Media Dakwah, 1985), cet. ke 1, h. 5 29 Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), cet. ke-3, h. 3. 30 Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf, h.147 29 c. Akhlak terhadap diri sendiri, yaitu akhlak yang baik dalam memperlakukan diri sendiri seperti menghargai, ,menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya. 2. Akhlak Mazmumah yaitu perbuatan buruk kepada tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluknya. Sedangkan menurut Hamzah Ya’qub dalam bukunya etika islam, menjelaskan akhlak mazmumah adalah “segala tindakan berupa perbuatan atau akhlak yang jahat”.31 3. Akhlak Alam Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam. Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak lansung akan merusak kehidupan manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar,bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan, tumbuhtumbuhan,gunung,sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, “akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta”.32 Manusia diberi hak utnuk mengelola alam ini, mengkomsumsi yang dibutuhkan, tetapi di tangan manusia pula diletakan tanggung jawab 31 Hamzah Ya’qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu Pengantar, (Bandung: Cv Diponorogo, 1993), cet. ke 7, h. 97 32 Akhlak Alam diakses melalui http://www.scribd.com/atthamimy pada tanggal 02 Desember 2012. 30 pemeliharaan kelestarian alam. Oleh karena tu manusia tidak boleh sewenang-wenang terhadap alam, karena akan berdampak merusak ekosistem yang pada gilirannya akan menyulitkan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam perspektif ilmu akhlak, maka manusia pun harus berakhlak kepada alam. Masuk dalam kategori alam adalah hewan (makhluk yang bernyawa) dan alam fisik, seperti bumi, air, dan tumbuh-tumbuhan. Berakhlak kepada Alam adalah bagaimana merperlakukan hewan dan alam dengan baik. BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS KANDANK JURANK DOANK A. Profil Kandank Jurank Doank 1. Profil Sekolah Alam Kandank Jurank Doank “Hidup adalah proses, dan proses adalah perubahan, perubahan itulah yang menandakan kita hidup”.1 Salah satu kalimat yang memiliki filososfis sebuah tempat belajar yang berkonsep alam yang diberi nama Kandank Jurank doank. Disebut sekolah alam karena anak-anak belajar di tempat terbuka, membaur dengan alam. Sekolah kandank jurank doank merupakan sekolah yang menjadi suatu wadah untuk membangun kreativitas anak-anak. Anak-anak di didik dengan cara bermain dan membaur dengan alam agar terbina rasa, karsa dan daya cipta anak dengan cara yang menyenangkan. Oleh sebab inilah banyak yang berpendapat bahwa kandank jurank doank adalah taman bermain untuk anak-anak, namun yang pasti Kandank Jurank Doank ini adalah sekolah, tempat belajar yang bernama sekolah alam Kandank Jurank Doank. Alamat sekolah ini tepat di Komplek Pondok Sawah Indah Blok Q no 14 Ciputat Tangerang Selatan. Lokasi yang berada cukup jauh dari ramainya ibu kota Jakarta, terlebih nuansa khas pedesaan berhias persawahan sangat menunjang anak-anak didik untuk belajar dengan alam.2 1 2 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. Ibid. 31 32 Menjaga keseimbangan hidup dengan mendekatkan diri dan peduli pada alam merupakan salah satu slogan andalan sekolah alam ini. Sekolah nonformal dengan metode outdoor yang dirintis oleh Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda alias Dik Doank. Kandank Jurank Doank didirikan dengan cinta bukan semata-mata hanya dengan dana, sebab menurut Dik Doank seberapa banyak dana yang telah dikeluarkan untuk membangun sesuatu tanpa didasari cinta maka tidak akan ada artinya karena ketika sesuatu dibangun dengan rasa cinta maka akan lebih bertanggung jawab atas apa yang telah kita bangun.3 Kandank Jurank Doank dibangun sebagai wujud kepedulian dan cinta kasih Dik Doank kepada anak-anak Indonesia. Setiap orang darimana pun berasal, kaya ataupun miskin boleh belajar ditempat ini asalkan ada niat untuk belajar yang dimana aktivitas belajar yang dilakukan berlangsung setiap hari dari hari senin sampai hari minggu.4 Mungkin bagi kebanyakan orang mengenal sosok seorang Dik Doank sebagai seorang publik figur yang dimana pada umumnya seorang publik figur lebih cenderung bersikap hedonis dengan gaya hidup yang glamour dan tidak perduli dengan yang lainnya, tapi nampaknya stigma tersebut tidak berlaku pada sosok Om Ganteng begitulah Dik Doank akrab disapa. Kepeduliannya yang begitu besar terhadap dunia pendidikan inilah yang membuat seorang Dik Doank terhindar dari stigma negatif yang selama ini melekat pada seorang publik figur. Rasa peduli yang besar dan 3 Anak adalah penentu arah, Artikel diakses pada 12 Februari 2011 dari http://www.kandankjurank.com. 4 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank 33 cinta nya kepada pendidikan serta tentunya anak-anak Indonesia inilah yang kemudian menimbulkan ide untuk membangun sebuah tempat belajar yaitu Kandank Jurank Doank. 2. Fasilitas sekolah alam Kandank Jurank Doank Sekolah ini berdiri di area komplek perumahan yang luasnya kurang lebih dua hektar memiliki fasilitas yang sangat menunjang kreativitas belajar mengajar. Fasilitas tersebuat antara lain: a. Mushola Kandank jurank doank menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada anak-anak didiknya, bukan hanya membekali pengetahuanpengetahuan umum. Sekolah Kandank Jurank Doank selalu mengingatkan anak-anak untuk beribadah kepada Allah SWT, mengamalkan nilai-nilai agama sesuai dengan syariat Islam. Salah satu perwujudan penanaman nilai agama ini dengan disediakan sebuah mushola tempat anak-anak melakukan ibadah sholat. Mushola dengan luas 3x4 m2 ini dibangun dari kayu, demikian juga dengan lantai mushola. Tempat wudhu terdapat di samping mushola. Di dalam mushola tersedia peralatan untuk sholat seperti sajadah dan mukena, selain itu buku-buku agama Islam untuk tertata sangat rapi. b. Lapank doank Lapank doank merupakan lapangan untuk aktifitas olahraga. Lapangan yang ditumbuhi rumput-rumput hijau kecil nan rapi menjadi salah satu favorit anak didik sekolah alam. Ada beberapa lapangan untuk olahraga yaitu lapangan futsal, lapangan basket, dan lapangan bulutangkis. 34 Lapank doank ini diharapkan dapat memancing ide dan gagasan anak-anak . Seperti ungkapan yang tertera di brosur sekolah alam yaitu anak belum sepenuhnya menyatakan sikapnya dengan kata, tapi gerak. Mari kita tanamkan pertumbuhannya dengan memancing ide, gagasan, kreatif dengan bermain. c. Kampunk doank Nuansa tradisional dan pedesaan sangat kental dengan tempat ini, tempat yang mengambil tema alam ini dinamakan dengan kampunk doank. Tempat ini merupakan salah satu tempat untuk belajar, biasanya digunakan untuk belajar menggambar dan belajar alat musik gitar. Layaknya perkampungan tempat ini tepat menghadap ke hamparan sawah. Tersedia bale-bale tempat anak-anak duduk ketika mereka belajar. Kantin Doank juga ada di kampunk doank ini, seperti kebanyakan warung yang menjual makanan dan minuman. d. Arena bermain anak Anak didik di kandank jurank doank terdiri dari beragam umur mulai dari anak yang berumur tiga tahun sampai tujuh belas tahun. Maka perlu tersedianya tempat khusus untuk bermain anak umur tiga sampai lima tahun. Tempat bermain khusus ini terletak di ruang dialog doank. Arena bermain ini layaknya sekolah taman kanak-kanak biasanya. Terdiri dari prosotan, mainan pasir, serta ayunan. e. Meseum karya pustaka Terdapat beberapa gedung di tempat ini yaitu kantor yang berukuran 4x5m2 digunakan untuk mengatur segala kegiatan di sekolah ini, 35 menyambut tamu atau kunjungan dari luar sekolah. Ada juga perpustakaan yang berukuran 3x4m2 didesain dengan nuansa warna-warni dan tersedia banyak jenis buku mulai dari komik, ilmu pengetahuan, buku tentang musik, buku agama tak heran slogan untuk membaca buku menjadi salah satu yang di usung di sekolah ini, yang berbunyi “buku itu adalah guru, sejarah masa yang lalu.., kita harus membaca untuk memahami agar tidak masuk ke dalam kekeliruan yang sama. Sementara kita adalah pemilik masa depan, di tempat ini yang hadir akan terinspirasi melahirkan gagasan untuk berkarya”. Ada juga ruang multimedia berukuran 4x5m2 digunakan anak-anak untuk belajar komputer. Selain itu ada juga museum doank yang berukuran 4x5m2, di tempat ini tersimpan sejarah kehidupan Dik Doank dari masa kanak-kanak sampai saat ini. Kebanyakan isi museum ini adalah hasil kesenian dari Dik Doank mulai dari lukisan, foto, sampai dengan barang-barang yang memiliki nilai sejarah penting. Di dalam museum ini juga banyak terdapat hasil karya kesenian dari anak-anak Kandank Jurank Doank. f. Ruang dialog doank Di Kandank Jurank Doank ada tempat khusus utuk berdialog yang berukuran 4x5m2, yang dinamakan ruang dialog doank. Di ruangan ini terdapat panggung kecil dan beberapa tempat duduk. Biasa digunakan untuk anak-anak dan pengajar untuk sharing tentang pelajaran mereka. Selain itu ruang dialog ini juga digunakan sebagai tempat berdialog mahasiswa jika ada kunjungan dari mahasiswa untuk studi banding. 36 g. Setengah lingkaran doank (slink) Slink adalah sebuah panggung berbentuk setengah lingkaran tempat anak menampilkan kemampuan yang telah dipelajari di Kandank Jurank Doank Tepat di depan panggung terdapat tempat duduk yang menyerupai lingkaran. Di belakang panggung terhampar sawah hijau yang membuat udara sejuk. Kata-kata mutiara di brosur untuk slink ini berbunyi manusia terikat dalam ruang dan waktu, tapi impian itu menembus samudra tanpa batas. Di tempat ini mari bersama-sama bermimpi menyalakan sumbu hidup, yaitu mewujudkan cita-cita. h. Outbond doank Outbond doank ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh sekolah alam Kandank Jurank Doank untuk melakukan berbagai aktivitas belajar yang langsung bersentuhan dengan alam. Untuk aktivitas outbond ini tersedia area tanah seluas 500 m2. Di area inilah anak-anak didik dapat melawan rasa takut, karena banyak permainan yang menguji ketangkasan seperti flying fox, tangga monyet, menggapai tali, jembatan ranting, jembatan bambu, dan perahu karet. Di sini anak-anak diharapkan dapat berani mengalahkan rasa takut, seperti kata yang terungkapkan di brosur sekolah alam Kandank Jurank Doank, “berani itu mengalahkan rasa takut, dan takut itu belenggu keberhasilan, di sini kita belajar mencari jati diri dengan mengutamakan keberhasilan”. Terdapat pula area bermain di pematang sawah, sehingga anak-anak akan dengan bebas mandi lumpur di sawah, menanam padi, dan memandikan kerbau. Anak-anak juga bisa 37 menggambar keindahan alam, mendengar dongeng, dan mengikuti berbagai macam permainan. Fasilitas-fasilitas ini disewakan bagi pengunjung dari luar Kandank Jurank Doank. Dana dari hasil penyewaan inilah yang membiayai keperluan-keperluan sekolah alam ini.5 3. Anak Didik Kandang Jurang Doank Pada awal berdiri tahun 1993 jumlah anak didik hanya sepuluh orang, kemudian pindah ke Komplek Alvita pada tahun 1997 jumlah anak didik bertambah menjadi dua puluh anak. Pada tahun 2005 anak didik mencapai seratus anak, saat ini jumlah anak didik yang aktif di Kandank Jurank Doank kurang lebih 206 anak yang terbagi dalam kelas kesenian yang anak pilih. Kebanyakan anak didik yang belajar di tempat ini adalah anak yang berasal dari kampung sekitar. Namun tidak menutup kemungkinan bagi anak di daerah lain, dari latar belakang manapun semua boleh ke sekolah alam ini untuk belajar asalkan ada niat untuk belajar. Tabel 1. Jumlah anak didik di sekolah alam Kandank Jurank Doank No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Kelas Tari Perkusi Gitar Komputer Biola Kreativitas Vocal Gambar Jumlah Jumlah Anak Didik 20 12 10 12 16 7 36 ± 100 206 Sumber: Wawancara dengan staff Kandank Jurank Doank 5 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. 38 4. Sistem Penerimaan Anak Didik Seperti sekolah-sekolah lain Kandank Jurank Doank juga membuka kesempatan bagi anak-anak yang ingin belajar di Kandank Jurank Doank. Penerimaan anak didik biasa di sebut penerimaan sahabat baru Kandank Jurank Doank dan diadakan setahun sekali dilaksanakan seusai hari raya idul fitri. Semua harus melalui proses seleksi menggambar. 5. Tenaga Pendidik dan Pegawai Tenaga pendidik di sekolah ini adalah orang-orang yang sukarela mau dan ikhlas membagikan ilmu kepada anak-anak. Orang-orang ini disebut dengan volunteer atau sukarelawan yang pastinya amat peduli dengan pendidikan anak di Indonesia. Sukarelawan tersebut adalah anakanak muda yang memiliki keahlian dibidang kesenian dan mengajarkan ilmu tersebut kepada anak-anak di sekolah alam. Dari awal berdiri jumlah sukarelawan yang telah terdaftar mencapai Sembilan puluh orang. Akan tetapi yang masih aktif mengajar saat ini dua puluh orang. Mereka tidak mendapat honor selayaknya pengajar di sekolah lain, namun mereka mendapatkan uang untuk pengganti transportasi. Uang ini di dapatkan dari hasil penyewaan outbond yang disewakan pengunjung dari luar sekolah kandank jurank doank.6 B. Latar belakang Kandank Jurank Doank Awalnya sekolah ini hanya merupakan sebuah komunitas kreatif yang dirintis di daerah Blok K, Angkasa Pura, Kemayoran, Jakarta Pusat pada tahun 6 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. 39 1993. Pada awal berdirinya jumlah anak didiknya hanya berjumlah sepuluh orang dan tenaga pengajarnya masih Dik Doank sendiri. Pada tahun 1997 berpindah ke Komplek Alvita, Sawah Baru, Ciputat dengan jumlah anak didik sekitar dua puluh lima anak. Kemudian dibuka lagi pada tahun 2005 dengan jumlah siswa lebih dari seratus anak. Walaupun pada saat itu jumlah anak didik masi relatif sedikit, tapi tidak ada halangan bagi Dik Doank untuk tetap saling belajar dah berproses. Pada tahun 2008 komunitas kreativitas Kandank Jurank Doank menjadi yayasan Kandank Jurank Doank. Ketika menjadi yayasan Kandank Jurank Doank terdiri dari dua bagian yaitu Sekolah Alam dan Outbond Doank. Sekolah ini menggunakan konsep alam karena menurut pemilik sekolah ini melalui alam anak-anak mampu mengenal diri dan potensinya, untuk selanjutnya dikembangkan. Anak-anak dapat bergaul dengan alam sekitar, pohon-pohon, daun-daun yang melambai, hembusan angin, lumpur sawah. Sekaligus memberikan pemahaman bahwa keindahan alam adalah ciptaan Tuhan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.7 Merintis sebuah tempat blajar merupakan sebuah cita-cita luhur dari seorang Dik Doank. Keinginannya tersebut diperkuat dengan keprihatinannya terhadap dunia pendidikan yang oleh sebagian masyarakat disempitkan menjadi institusi sekolah, dan yang lebih membuat miris adalah untuk mengenyam pendidikan para orangtua memerlukan uang yang banyak untuk bisa menyekolahkan anaknya. Sehingga tidak heran banyak orang-orang tidak mampu yang akhirnya tidak dapat mengenyam pendidikan. 7 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. 40 Biaya pendidikan yang mahal ditambah lagi materi pembelajaran yang terlalu banyak sehingga pada akhirnya membuat siswa stres yang kemudian cenderung menjauhkan mereka pada realita kehidupan. Sehingga bukan hal yang aneh jika libur sekolah menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi anakanak didik usia sekolah. Sekolah bagi sebagian anak didik tak ubahnya seperti sebuah penjara yang menakutkan. Karena itulah suasana yang disajikan di Kandank Jurank Doank ini dibuat senyaman dan sesantai mungkin sehingga anak-anak didik dapat belajar dengan nyaman tanpa harus diliputi rasa takut. Kandank Jurank Doank adalah sebuah nama yang unik, dibalik keunikan nama dan penulisan tersebut tersimpan makna yang mendalam. Nama itu memiliki arti yang sangat penting. Kandank diibaratkan kebiasaan seseorang yang menyukai burung peliharaan yang membuat kandang untuk burung itu namun tanpa disadari kandang tersebut telah merampas kebebasan dari burung itu sendiri, maka alangkah baiknya jika ingin tetap menikmati indahnya kicauan merdu burung maka tanamlah pohon sebanyak-banyaknya sehingga dengan sendirinya burung tersebut akan datang dan berkicau sehingga kita tetap dapat menikmati merdunya kicauan burung tanpa harus merenggut kebebasan dari burung tersebut. Jadi sekolah ini ibarat kandang yang memberi kebebasan kepada anak yang memiliki kretivitas tanpa merampas kebebasan anak-anak tersebut untuk berkreativitas. Jurang sering diidentikan sebagai pemisah antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Jurang juga merupakan simbol yang sering dipakai untuk memisahkan antara sikaya dengan simiskin, tetapi jurang yang ada 41 disekolah ini adalah jurang yang menjadi penyatu atas segala perbedaan yang ada. Sedangkan Doank diambil dari nama perintis sekolah ini yaitu Dik Doank. C. Visi dan Misi Kandank Jurank Doank Kandank Jurank Doank memiliki visi dan misi yang berbeda tampilannya dengan sekolah mana pun, Kandank Jurank Doank merangkum sebuah visi dan misinya kedalam sebuah syair, yaitu:8 Ini bukan sekolah umum pada umumnya… Yang biayanya kerap menyusahkan orang tua Ini bukan pula yayasan yang mengharap bantuan, Dari belas kasihan dan uluran tangan... Kami punya sikap, tangan kami selalu di atas untuk memberi! Bukan menengadah dan meminta. Kalau kami diberi bantuan jangan buat aturan Kami tak ingin jadi duta, seperti banyak duta-duta yang ada di PBB Yang tiada daya menghentikan semena-menanya Amerika punya mau. Tetapi kami adalah sekumpulan khalifah penerus kalimat-kalimat ALLAH… Kami tidak menyeleksi darimana mereka datang… Mereka bukan sekelompok anak tak berbapak, 8 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. 42 Orang susah hidup di jalan…, pengamen dan pengemis uang…, Tetapi kami adalah barisan orang-orang yang mau belajar, dan ingin mengubah Indonesia dengan ilmu… dan kami hidup dengan ilmu itu… biarkan kami di sini berproses… mencari perubahan yang menandakan kami hidup… dan kami tidak takut akan perubahan… karena takut perubahan menandakan kemiskinan hati dan jiwa… tempat ini adalah titipan-Nya… tempat bernaung payung kasih tak terbeli sebuah anugerah yang tiada terbayar yang harus kita jaga dan lestari… karena banyak cinta di sini… cinta yang membebaskan… cinta yang tak mudah di belokan oleh kemiskinan dan kebodohan kami adalah kerinduan yang lurus terus menembus semua kelak akan punya kenangan yang tak pernah berujung bersamanya… …dan pasti akan tergurat abadi, abadi selamanya… Di Kandank Jurank Doank. 43 D. Struktur Organisasi Kandank Jurank Doank Di sekolah Kandank Jurank Doank tidak mengenal bawahan atau atasan, semua membaur menjadi satu keluarga. Semua mempunyai kewajiban dan hak masing-masing. Walaupun struktur kepengurusan tidak ada, namun tetap ada ketua koordinasi volunteer yaitu Kang Fadli dan yang telah di ketahui Dik Doank merupakan pendiri. Sistem inilah yang dimaksud dengan kekeluargaan.9 E. Program-program Kandank Jurank Doank 1. Proses pembelajaran Proses pembelajaran di Kandank Jurank Doank berbasis alam. Karena alam adalah “sekolah” besar yang telah mengajari manusia dengan situasi geraknya (gerak alam).10 Menurut Efriyani Djuwita dalam Abudira, sekolah alam adalah “salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran anak didiknya”.11 Sekolah alam tidak seperti sekolah biasa yang menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, namun proses belajar mengajar di luar kelas atau di alam terbuka. Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dalam konsep pendidikan sekolah alam 9 Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank. Fatchul mu’in, pendidikan karakter konstruksi teoritik dan praktik, (Jogjakarta: ArRuzz Media), 2011, hal.288. 11 http://abudira .wordpress.com/2009/03/17/ap-itu-sekolah-alam/. Diakses pada tanggal 17 nopember 2012. 10 44 “terdapat tiga fungsi yaitu alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan belajar, alam sebagai obyek pembelajaran”.12 Proses pembelajaran sekolah alam menyandarkan pada empat pilar yaitu: a. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul karimah) b. Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (experiental learning) c. Pengembangan kepemimpinan dengan metode outbond training d. Pengembangan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship). 2. Kurikulum Pada sekolah alam Kandank Jurank Doank tidak menggunakan kurikulum selayaknya di sekolah formal, sebab sekolah ini mengajarkan anak untuk menggali potensi dirinya tanpa harus menjadi beban pada anak. Akan tetapi walaupun tidak ada kurikulum, jadwal belajar yang ada rutin dilakukan pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah action learning, dan belajar di alam terbuka. Materi pelajaran yang diajarkan di Kandank Jurank Doank adalah semua hal yang berhubungan dengan kesenian dan skill. Jadwal belajar hari senin sampai sabtu dimulai dari pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB. Untuk hari minggu aktifitas belajar dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Jadwal belajar terangkum seperti di bawah ini: 12 http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-sekolah-alam. di akses pada tanggal 17 nopember 2012. 45 Hari Pelajaran Senin Biola Selasa Tari Perkusi Vocal Komputer Rabu Gitar Vocal Kamis Gitar Vocal Perkusi Jumat Komputer Vocal Sabtu Kreativitas Gitar Perkusi Minggu menggambar Jazz Sumber: Hasil Wawancara dengan Indah Nirmalasari Selain jadwal tertulis di atas terdapat pula acara rutin yaitu pengkajian agama Islam yang dihadiri oleh Cak Nun. Acara ini di laksanakan setiap tiga bulan sekali di Sekolah Alam Kandank Jurank. 3. Kegiatan ekstra Kegiatan rutin sekolah ini adalah sekolah alam yang dilaksanakan mulai hari senin sampai minggu. Konser kreativitas dilaksanakan rutin setiap awal bulan. Sedangkan kegiatan ekstra adalah kegiatan yang dilakukan di luar rutin dan biasanya kegiatan itu adalah undangan tampil diacara-acara publik. BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA A. Pola Komunikasi Volunteer Dalam Membina Akhlak Dari beberapa pengertian di atas mengenai pola dan komunikasi penulis menyimpulkan bahwa pola komunikasi adalah suatu bentuk atau struktur bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada seorang komunikan sehingga komunikan memahami setiap pesan yang disampaikan agar dapat menghasilkan suatu persamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Proses komunikasi dilakukan di sekolah-sekolah juga baik sekolah formal maupun informal, untuk itu perlu adanya pola komunikasi yang efektif. Sekolah Kandank Jurank Doank merupakan sekolah yang menjadi suatu wadah untuk membangun kreativitas anak-anak. Anak-anak di didik dengan cara bermain dan membaur dengan alam agar terbina rasa, karsa dan daya cipta anak dengan cara yang menyenangkan. Oleh sebab inilah banyak yang berpendapat bahwa Kandank Jurank Doank adalah taman bermain untuk anakanak, namun yang pasti Kandank Jurank Doank ini adalah sekolah, tempat belajar yang bernama sekolah Alam Kandank Jurank Doank. Sekolah ini menggunakan konsep alam karena menurut pemilik sekolah ini melalui alam anak-anak mampu mengenal diri dan potensinya, untuk selanjutnya dikembangkan. Anak-anak dapat bergaul dengan alam sekitar, pohon-pohon, daun-daun yang melambai, hembusan angin, lumpur sawah. Sekaligus 46 47 memberikan pemahaman bahwa keindahan alam adalah ciptaan Tuhan yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Tenaga pendidik di sekolah ini adalah orang-orang yang secara sukarela mau dan ikhlas membagikan ilmu kepada anak-anak. Orang-orang ini disebut volunteer atau sukarelawan yang peduli terhadap pendidikan anakanak di Indonesia. Sukarelawan tersebut adalah anak-anak muda yang memiliki keahlian dibidang kesenian dan mengajarkan ilmu tersebut kepada anak didik di sekolah alam ini. Maka dari itu, para volunteer inilah yang berperan sebagai komunikator. Pola komunikasi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam pembinaan perilaku anak didik. Seorang pengajar yang mempunyai syarat-syarat sebagai komunikator, yaitu “memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya, memiliki keterampilan komunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki sikap yang baik terhadap komunikan dan memiliki daya tarik dalam artian komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi atau pada diri komunikan”.1 Jika seorang pengajar telah memenuhi syarat komunikasi akan dapat diterima dan bahkan membuat perubahan sikap atau akhlak anak didik. Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapat bahwa pola komunikasi yang digunakan pengajar atau volunteer di KJD menggunkan pola roda dan bintang. Pembahasan sebagai berikut: 1 HAW. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT: rineka cipta, 2000), cet. Ke-2, hla. 93-94. 48 1. Pola roda Pola roda adalah “pola yang mengarahkan seluruh informasi pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya atau seseorang yang menduduki posisi sentral”.2 Pola roda bersifat satu arah (one way view communication) atau biasa disebut juga pola komunikasi linier. Maksudnya dimana komunikator memberikan stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan tanpa adanya seleksi dan interpretasi. Pola komunikasi yang dilakukan oleh para volunteer yang diterapkan yaitu menggunakan komunikasi langsung. Di sekolah alam KJD komunikasi volunteer dengan anak didik tidak seperti layaknya di sekolah formal yang biasanya kaku, dalam artian terpaku pada perturan sekolah, baku mengikuti modul atau buku-buku yang dipakai di sekolah. Di KJD cara mengajarnya langsung kepada praktek. Bentuknya melalui cerita, bisa juga melaui gambar. Cerita biasanya certa tentang sahabat Rosul. Seperti yang di ungkapkan oleh ka Indah: “kalo misalnya untuk komunikasinya si sama ya, yang nggak terlalu kaku banget kayak mungkin di sekolah-sekolah tapi kita di sini kayak ngajarin untuk kelasnya misalkan itu ngajarin langsung sama praktek, kaya misalnya kelas gitar itu belajar nggak pakai modul jadi langsung praktek terus ada juga menggambar. Dan untuk menggambar sendiri di sini kita juga bukan mencetak anak-anak yang gambarnya bagus tapi lebih ke psikologi anaknya yang kita bangun. Jadi Om Dik kalo misalnya 2 http://belajar-komunikasi.blogspot.com/2011/02/sistem-komunikasi-kelompok.html diakses pada tanggal 07 Desember 2012. 49 menggambar itu ngajarin pertama cerita dulu setelah itu mereka di suruh gambar apa yang sudah diceritakan dan kalau misalnya untuk akhlaknya juga kadang Om Dik cerita sahabat Rosul di dongengin sama Om Dik terus anak-anak disuruh gambar, apa yang tadi di ceritakan seperti itu.”3 Dalam proses komunikasi yang dilakukan volunteer dalam proses pembelajaran kelas yang digunakan merupakan kelas terbuka. Di tempat ini anak-anak belajar di alam, yaitu belajarnya tidak di kelas yang dibatasi tembok, melainkan pemandangan sekitar yang penuh dengan udara segar dari pepohonan dan tumbuh-tumbuhan sekitar KJD. “Bukan tanpa alasan sekolah KJD memilih alam sebagai kelas, dengan alam akan lebih menjaga keseimbangan hidup dengan mendekatkan diri dan peduli pada alam”.4 Alam memiliki banyak hal yang sangat bermanfaat banyak bagi anak. Dengan belajar di alam anak diajarkan bagaimana mencintai alam sekitar, berakhlak dengan alam sekitar dan melestarikan alam. Hidup ini akan menjadi akan menjadi indah apabila terjadi keseimbangan, dan bahkan keseimbangan tersebut akan diperoleh jika alam dan manusia bisa bersahabat. “Ketika alam dan manusia bersahabat maka tidak ada lagi manusia yang merusak alam yang akhirnya merugikan manusia itu sendiri”.5 Ini terkait dengan pembinaan akhlak alam di KJD. Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam. Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama 3 Wawancara Pribadi dengan Indah Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 4 Dokumen Pribadi Kandang Jurang doank. 5 Ester Sartika Butar-butar, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kemandirian Peserta Didik, (jakarta: universitas negeri Jakarta 2012), hal. 50. 50 makhluk Allah yang selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak langsung akan merusak kehidupan manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar,bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, “akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta”.6 2. Pola Bintang Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi yang digunakan volunteer dalam pembinaan akhlak kepada anak didik adalah pola bintang. Pola ini diterapkan karena semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota. Maksudnya adalah pola volunteer-anak didik, anak didikvolunteer, anak didik-anak didik. Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjadi yaitu dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil (feedback)”.7 Dalam berinteraksi volunteer dan anak didik layaknya keluarga, satu sama lain tidak sungkan untuk menegur dan bertanya namun dalam posisi yang sopan. Hal ini yang diterapkan oleh kakak-kakak volunteer yaitu dengan membebaskan anak untuk berbicara, tidak mengekang mereka 6 Akhlak Alam Di akses melalui http://www.scribd.com/atthamimy pada tanggal 02 Desember 2012. 7 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT rineka Cipta, 2000) cet. Ke-2. Hal. 100. 51 untuk berpendapat. Membebaskan anak untuk curhat dengan kakak volunteer. Selain itu, setiap volunteer juga harus memberikan contoh dan berinteraksi semaksimal mungkin dengan anak, dengan semua itu anak akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari keluarga volunter, keluarga dari KJD, dan keluarga besar KJD bagian dari mereka. Seperti kutipan hasil wawancara dengan ka indah. “Karena kita di sini membebaskan, bukan membebaskan tapi ibaratnya ya anak-anak bebas gitu di sini terus anak-anak tidak terkekang itu ya mereka menerimanya lebih enak kayak gitu, jadi kalo untuk itu si gak ada”.8 Pola komunikasi seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat di dalamnya. Pada komunikasi ini, dapat diketahui bahwa anak didik memberikan feedback kepada volunteer dengan baik. Sehingga mereka tidak sungkan dan malu-malu untuk mengungkapkan pendapat dan bercerita tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Karena kesabaran para volunteer dan kenyamanan yang di harapkan anak didik. Seperti yang diungkap tata (salah satu anak didik di sekolah KJD). “volunteer mengajarkanya lebih sabar, lebih baik lebih lucu.” Ungkapan tata di atas diperkuat dengan pengakuan ka Fadli (ketua volunteer sekolah KJD), yang mengungkapkan bahwa komunikasi di KJD cenderung komunikasi langsung atau antarpesona. Berikut kutipan hasil wawancara dengan ka Fadli: 8 Wawancara Pribadi dengan Indah Desember 2012 . Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07 52 “Saya lebih cenderung ajak mereka dialog orang perorang kalau ada masalahpun, yang saya lakukan. Mereka semua gak serta merta cerita tapi emang ada hal yang harus, „oke lo cerita sama gue, mungkin gue bisa bantu gitu.”9 Pada sesi ini, anak didik dapat mengutarakan permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, yang kemudian para volunteer akan mencarikan solusinya. Komunikasi seperti ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam kelas dapat melakukan komunikasi secara dua arah, baik itu komunikasi antarpesona antara komunikator dengan komunikan, maupun komunikan dengan komunikan dan adanya kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang menyenangkan kedua belah pihak. Komunikasi antarpribadi adalah bahwa “setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, ini merupakan suatu tanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil”.10 Selain itu, komunikasi juga telah memenuhi unsur-unsur komunikasi yaitu: a. Sender atau komunikator, dalam hal ini adalah para volunteer yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Dalam hal 9 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fadli (Ketua KJD). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 10 M. budayatna dan Nina Muthmainah, Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok, IKOM44337/3SKS/Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet. Ke-1,hal. 4. 53 ini, volunteer menformulasikan pesan atau informasi kepada anak didik berupa pengetahuan tentang akhlak melalui alam sekitar dan ceritacerita Rosul. b. Pesan yaitu gagasan atau ide, informasi, pengalaman, yang telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang-lambang atau isyarat. Pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan volunteer dapat diterima oleh anak-anak didik. Dikarenakan komunikator menggunakan komunikasi lisan dan praktik. c. Feedback yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan kepada komunikator. Bahwa komunikan (anak didik) bisa memberikan umpan balik atau respon dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. d. Media merupakan saluran penyampai pesan kepada komunikan. Komunikator biasanya menyampaikan pesan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah KJD. Yaitu mushola, Lapank doank, Kampunk doank, Arena bermain anak, Meseum karya pustaka, Ruang dialog doank, Setengah lingkaran doank (slink), Outbond doank. e. Efek yaitu hasil akhir komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Komunikasi yang dilakukan oleh volunteer dalam pembinaan akhlak anak didik telah berhasil dilakukan karena sikap atau perilaku anak-anak sudah sesuai dengan yang diinginkan. Karena tujuan akhir dari berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Belajar dengan nyaman, mudah di serap, dan juga telah di terapkan anak didik dalam sehari-hari.11 11 Wawancara Priadi dengan Indah Nirmalasari (volunteer). Ciputat, kamis 07 Desember 2012. 54 B. Bentuk Dan Media Komunikasi Yang Digunakan Dalam Membina Akhlak Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang digunakan oleh volunteer dalam menyampaikan pengajaran dan membina akhlak anak didik. Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh Devito yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku komunikasi antarpribadi, bahwa komunikasi antarpribadi merupakan “pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung”.12 Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu pihak bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, maka ini merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilakukan. Komunikator, mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya sebanyakbanyaknya. 12 Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991), h. 12. 55 Proses pembelajaran di Kandank Jurank Doank berbasis alam. Sekolah alam adalah sebuah “model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dalam konsep pendidikan sekolah alam terdapat tiga fungsi yaitu alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan belajar, alam sebagai obyek pembelajaran”.13 Jadi para pengajar atau volunteer lebih banyak mengunakan komunikasi langsung atau tatap muka, namun kebanyakan dari mereka menggunakan komunikasi non verbal juga. Komunikasi nonverbal adalah “proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara”.14 Komunikasi nonverbal di KJD banyak digunakan yaitu dengan perilaku lebih ke praktik. Seperti hasil wawancara dengan ka Indah mengenai proses komunikasi mereka dalam membina akhlak anak didi di KJD berikut: “Kalo misalnya perilaku di KJD itu lebih kepada pertama kita ngasih tahu, kedua praktik. Prakteknya juga nggak , ibaratnya apaya kayak misalnya jangan buang sampah sembarangaan bukan berarti anak yang buang sampah sembarangan itu diomelin itu nggak tapi kita lebih pertama kita beri tahu dahulu kalo misalnya buang sampah, eh kebersihan itu sebagian dari iman. Jadi emang dari dasar banget aja gitu mau solat harus wudhu dulu kan, itu kita ngajarin itu dan kebersihan sebagian dari iman itu ibaratnya brand kita. Sebagai muslim. Tapi kenapa ko orang barat yang lebih menerapkan sedangkan orang kita sendiri yang mayoritas muslim disini di Indonesia khususnya kurang bisa menerapkan seperti itu makanya 13 http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-sekolah-alam. di akses pada tanggal 17 November 2012. 14 http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal di akses pada tanggal 15 Januari 2013. 56 kita mulai dari hal terkecil jangan buang sampah sembarangan. Terus, dimulai dari kakak volunteer na terus baru anak-anaknya dan itupun kalo misalnya masih ada yang buang sampah sembarangan biasanya dari kakak volunteernya langsung mencontohkan ngambil, enggak ditegur enggak diapa-apain dan mereka akan sadar sendiri karena melihat itu makanya kalo di sini misalnya ada acara kita dari awal selalu menegaskan jangan buang sampah sembarangan terus kita disini juga kalo mau masuk sini gratis ya. Terus kalau misalnya ada yang nanya masuk KJD syaratnya apa? Ada syaratnya yaitu jangan buang sampah sembarangan gitu. Makanya di sini gak ada tulisan jagalah kebersihan tapi alhamdulillah tingkat kesadaran anak-anaknya lebih tinggi dari pada orang-orang yang misalnya di dekat tempat umum ada tulisan jangan buang sampah sembarangan itu malah jadi apa ya jadi pajangan doang tulisan itu tapi alhamdulillah anak-anak sudah bisa menerapkan.”15 Pernyataan tentang Penerapan akhlak dari hal yang terkecil dulu. Mulamula kakak volunteer dulu baru ke anak-anak. Namun, jika ada anak yang buang sampah tidak ada sanksi cuma teguran saja. Sehingga tingkat kesadaran nggak buang sampah sembarangan akan lebih meningkat juga di perkuat dengan hasil wawancara dengan ka Fadli berikut ini: “Dengan perbuatan, saya di sini gak serta merta kamu harus begini begini begini si nggak, tapi biar temen-temen nyontoh sikap saya aja. Sikap saya pun belum tentu bagus semuanya itu si sederhanya saya seperti itu.”16 Sekolah Kandank Jurank Doank menggunakan media alam, media alam ini cukup efektif karena memiliki tiga fungsi: alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan belajar, alam sebagai obyek pembelajaran. Ketiga fungsi ini sangat jelas saat proses pembelajaran berlangsung di fasilitas-fasilitas yang telah tersedia. Dan semua fasilitas terkonsep bersentuhan langsung dengan alam. 15 Wawancara Pribadi dengan Indah Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 16 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fadli (Ketua KJD ). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 57 C. Program-program Yang Dilaksanakan Dalam Pembinaan Akhlak Proses pembelajaran di Kandank Jurank Doank berbasis alam. Tentu saja yang telah kita ketahui bahwa alam sebagai media di sekolah alam Kandank Jurank Doank. Media alam ini dirasa sangat cocok untuk proses pembelajaran di KJD. Untuk itulah sekolah alam KJD menyandarkan pada empat pilar: 1. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul karimah) Di sekolah alam KJD diajarkan tentang pentingnya akhlak. Dalam hal ini akhlak yang baik atau akhlak mahmudah. Akhlak mahmudah dibagi menjadi tiga yaitu: a. Akhlak terhadap Allah; anak-anak didik di KJD tidak hanya dibekali pengetahuan umum, namun mereka juga ditanamkan nilai-nilai agama Islam. Sekolah Kandank Jurank Doank selalu mengingatkan anak-anak untuk beribadah kepada Allah SWT, mengamalkan nilai-nilai agama sesuai dengan syariat Islam. Salah satu perwujudan penanaman nilai agama ini dengan disediakan sebuah mushola tempat anak-anak melakukan ibadah sholat. Di dalam mushola tersedia peralatan untuk sholat seperti sajadah dan mukena, selain itu buku-buku agama Islam untuk tertata sangat rapi. b. Akhlak terhadap sesama manusia; dari latar belakang berdirinya sekolah Kandank Jurank Doank dibangun sebagai wujud kepedulian dan cinta kasih kepada anak-anak Indonesia. Setiap orang darimana pun berasal, kaya ataupun miskin boleh belajar ditempat ini asalkan ada niat 58 untuk belajar. Anak-anak didik pun diajarkan pentingnya berakhlak. Sehingga perilaku mereka menjadi sopan dan baik, serta akan selalu menghormati orang tua dan sayangi pula orang tua, dan juga guru. Seperti yang dituturkan oleh anak didik yang bernama Fajri dan Tata berikut ini: Fajri: “Diajarkan tentang contohnya tentang teman berperilaku baik terhadap teman. Menghormati orang tua, menghormati guru dan lain-lain. Akhlaknya si ya itu kepada teman, sesama teman, kepada orang lain yang kita tidak kenal kita harus tetap sopan, guru, orang tua, lingkungan juga.”17 Tata: “Pentingnya akhlak itu supaya perilakunya agar baik contohnya ya sama untuk berdampingan dengan teman, sopan terhadap kedua orang tua.”18 c. Akhlak kepada alam; seperti yang tersurat di visi dan misi Kandank Jurank Doank berikut: Tempat ini adalah titipan-Nya… Tempat bernaung payung kasih tak terbeli Sebuah anugerah yang tiada terbayar yang harus kita jaga dan lestari… Karena banyak cinta di sini… cinta yang membebaskan… Cinta yang tak mudah di belokan oleh kemiskinan dan kebodohan19 Dari sepenggal visi dan misi di atas jelas bahwa alam merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, dan manusia harus menjaga dan melestarikan. Syarat untuk menjadi anak didik di KJD dengan tidak membayar sejumlah uang, melainkan syaratnya yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan syarat ini anak-anak didik akan 17 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fazriansyah (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 18 Wawancara Pribadi dengan Amanta Jaya Pratama (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 19 Dokumen Pribadi Kandang Jurang Doank, Visi dan Misi Kandank Jurank Doank baris ke-5. 59 menjaga keindahan alam tanpa adanya sampah dan juga ini akan dapat menjaga kebersihan. Hal ini sesuai dengan Islam yang sangat menganjurkan agar umatnya selalu bersih. Seperti hadist di bawah ini: Artinya: “Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungghnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih” ( HR. Baihaqi ). Pengajaran akhlak ini sudah berhasil diterapkan oleh anak-anak didik KJD dalam kehidupan sehari-hari. Mereka selalu menjaga lingkungan dengan tidak sembarangan buang sampah dimanapun berada, dan menanam pohon agar penghijauan merata, lebih berjiwa sosial yaitu sayang kepada teman, dan orang tua. Fajri: “Menerapkannya ya gak usah buang sampah sembarangan gitu kalo misalnya ada sampah dimana ya cari tempat sampah terdekat, dengan sesama teman di sini itu di ajarin kekompakan solidaritas lah, intinya susah ya dirasain, susah seneng ya dirasain seneng gitu aja. Kalau sama alam ya tadi jangan buang sampah sembarangan, biasanya diajarin nanam pohon, ke sawahlah gitu.”20 Tata: “Eee jangan buang sampah sembarangan, terus lebih sayang kepada orang tua terus menerapkannya diajarin menanam pohon untuk penghijauan supaya tidak banyak polusi dan udara menjadi segar.”21 2. Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (experiental learning) Pengajaran pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (experiental learning) menjadi prioritas pertama di sekolah alam Kandank 20 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fazriansyah (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 21 Wawancara Pribadi dengan Amanta Jaya Pratama (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 60 Jurank Doank . Pengembangan ini berlangsung di hampir semua fasilitas yang ada di KJD. Seperti di aula dan museum karya pustaka, slogan untuk fasilitas ini adalah “buku itu adalah guru, sejarah masa yang lalu.., kita harus membaca untuk memahami agar tidak masuk ke dalam kekeliruan yang sama. Sementara kita adalah pemilik masa depan, di tempat ini yang hadir akan terinspirasi melahirkan gagasan untuk berkarya.” 3. Pengembangan kepemimpinan dengan metode outbond training Outbond doank ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh sekolah alam Kandank Jurank Doank untuk melakukan berbagai aktivitas belajar yang langsung bersentuhan dengan alam. Di area inilah anak-anak didik dapat melawan rasa takut, karena banyak permainan yang menguji ketangkasan. Di sini anak-anak diharapkan dapat berani mengalahkan rasa takut. Terdapat pula area bermain di pematang sawah, sehingga anak-anak akan dengan bebas mandi lumpur di sawah, menanam padi, dan memandikan kerbau. Anak-anak juga bisa menggambar keindahan alam, mendengar dongeng, dan mengikuti berbagai macam permainan Dari fasilitas outbond ini akan dapat memberi output kepada anak didik yaitu melatih kerjasama, melatih kejujuran, keberanian, dan juga bagus untuk menjaga kesehatan mereka. Apalgi pada program bermain di pematang sawah sekali lagi mereka dituntut untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, ini akan memberi kesempatan untuk berakhlak kepada alam. 61 4. Pengembangan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship). Pengembangan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) memang belum ada di kurikulum dan program KJD, namun ini tidak menghentikan pengembangan kemampuan anak didik yang lain untuk menjadi generasi pencipta kekaryaan. D. Faktor Pendukung, Penghambat Dan Solusi Dalam Membina Akhlak 1. Faktor pendukung Faktor pendukung dalam berkomunikasi dengan anak didik untuk membina akhlak adalah melalui musik dan film. Menurut ka Indah musik, terlebih karangan dari Om Dik yang liriknya berkisar tentang kehidupan dan pendidikan. Dari kehidupan kita belajar hidup, dari pendidikan kita berperilaku dan berakhlak baik. Sedangkan nonton film di aula dapat juga menjadi faktor pendukung karena film yang ditayangkan merupakan film edukasi. Dari film ini anak akan menuangkan ide hasil dari imajinasi setelah menonton film. Berikut tutur ka Indah: “Palingan lewat musik bisa, karena kan kita juga ada musik karangannya Om Dik itu gak jauh-jauh dari kehidupan dan pendidikan liriknya. Biasanya kita nonton film ya karena kita ada aula juga layarnya juga gede emang itu khusus buat anak-anak. Kita ada nonton film juga, film-filmnya edukasi. Di situ anak-anak disuruh menuangkan idenya imajinasinya mereka dikertas seperti itu.”22 22 Wawancara Pribadi dengan Indah Desember 2012 . Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07 62 Lain halnya dengan ka Indah ka Fadli mengungkapkan bahwa faktor pendukung lebih pada perbuatan dari ka volunteer dan keluarga KJD seperti Dik Doank. Dari perbuatan ka volunteer ini akan sangat mudah di terima oleh anak didik, misalnya ada sampah, ka volunteer tidak menyuruh ke anak didik agar memungut sampah, tapi ka volunteer sendiri yang memungut. 2. Faktor penghambat Menurut ka Fadli faktor penghambat adalah pergaulan atau sosialisasi dengan anak di luar KJD berikut kutipan hasil wawancara ka Fadli: “Ya faktor pergaulan mungkin, ya karena pergaulan mereka di sini sama pergaulan mereka di luar kan beda.”23 Pernyataan ka Fadli di atas diperkuat dengan ungkapan Fajri dan Tata. Mereka menemukan teman-teman yang suka pilih-pilih dalam berteman. Fajri: “Yang belum belajar di sini biasanya buang sampah sembarangan dengan lingkungan masih kurang bersahabat. Beda sama anak KJD yang udah bersahabat dengan lingkungan, lebih supple sama teman-teman kaya apa si yang belum belajar di KJD itu biasanya masih milih-milih teman gitu. Ya saya si selama belajar di sini apa ya ee temenan sama siapa saja gitu nggak milih-milih temenlah gitu.”24 Tata: “Pastinya si dia ya sama buang sampahnya masih sembarangan. Masih milih-milih teman dah terus ada juga yang pasti sebel sama yang ini, terus yang ini gak ditemenin gitu.”25 23 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fadli (Ketua KJD ). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 24 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fazriansyah (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 25 Wawancara Pribadi dengan Amanta Jaya Pratama (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07 Desember 2012 . 63 3. Solusi Solusi dalah “proses pembelajaran di mana kita berusaha untuk memperbaiki diri dari praktek yang kita lakukan sehari-hari. Definisi solusi adalah cara pemecahan atau penyelesaian masalah tanpa tekanan”.26 Solusi di sini adalah para volunteer share atau berdialog, saling terbuka dan sering berkomunikasi adalah salah satu jalan keluar untuk mengatasi hambatan atau bahkan memperkuat faktor pendukung dalam membina akhlak terhadap anak didik di KJD. Selain itu contoh perbuatan yang baik atau dengan selalu berakhlak mahmudah dari para ka volunteer akan dengan cepat ditiru, diterima, dan diaplikasikan anak-anak didik dalam kehidupan sehari-harinya. 26 http://ceritaindahuntuklelaki.blogspot.com/2009/11/pengertian-dari-konflik-keputusandan.html di akses pada tanggal 21 Januari 2012. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dan menguraikan hasil penelitian, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola Komunikasi Volunteer Dalam Membina Akhlak di sekolah alam Kandank Jurank Doank ada dua yaitu pola roda dan pola bintang. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus perhatian. Di sini yang diterapkan yaitu menggunakan komunikasi langsung praktik, setelah pemberian tutor kepada anak didik, volunteer langsung menginstruksikan anak didik untuk melakukan pesan atau materi yang diajarkan seperti menggambar cerita yang tadi diceritakan. Yang kedua adalah pola bintang, pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjadi yaitu dua arah dan semua pihak terlibat. Pada komunikasi ini, dapat diketahui bahwa anak didik memberikan feedback kepada volunteer dengan baik. Sehingga mereka tidak sungkan dan malu-malu untuk mengungkap pendapat dan curhatnya tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Komunikasi seperti ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam kelas dapat melakukan komunikasi secara dua arah, baik itu komunikasi antarpribadi antara komunikator dengan komunikan, maupun komunikan dengan 64 65 komunikan dan adanya kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang menyenangkan kedua belah pihak. Komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, ini merupakan suatu tanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil. 2. Bentuk komunikasi yang digunakan volunteer dalam membina akhlak adalah Komunikasi antarapribadi. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Selain komunikasi antarpribadi volunteer juga komunikasi nonverbal adalah menggunakan proses komunikasi komunikasi nonverbal, dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal di KJD banyak digunakan yaitu dengan perilaku lebih ke praktik. Sekolah Kandank Jurank Doank menggunakan media alam, media alam ini cukup efektif karena memiliki tiga fungsi: alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan belajar, alam sebagai obyek pembelajaran. Ketiga fungsi ini sangat jelas saat proses pembelajaran berlangsung di fasilitas-fasilitas yang telah tersedia. Dan semua fasilitas terkonsep bersentuhan langsung dengan alam. 66 3. Program-program Yang Dilaksanakan Dalam Pembinaan Akhlak Media alam ini dirasa sangat cocok untuk proses pembelajaran di KJD. Untuk itulah sekolah alam KJD menyandarkan pada empat pilar: a. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul karimah) b. Akhlak terhadap Allah, salah satu perwujudan penanaman nilai agama ini dengan disediakan sebuah mushola tempat anak-anak melakukan ibadah sholat. c. Akhlak terhadap sesama manusia, Anak-anak didik pun diajarkan pentingnya berakhlak. Sehingga perilaku mereka menjadi sopan dan baik, serta akan selalu menghormati orang tua, dan juga guru. d. Akhlak kepada alam, alam merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, dan manusia harus menjaga dan melestarikan. Anak-anak didik di KJD wajib menjaga keindahan alam, karena tanpa adanya sampah dan juga ini akan dapat menjaga kebersihan. Hal ini sesuai dengan Islam yang sangat menganjurkan agar umatnya selalu bersih. 1) Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (experiental learning) 2) Pengembangan kepemimpinan dengan metode outbond training 3) Dari fasilitas outbond ini akan dapat memberi output kepada anak didik yaitu melatih kerjasama, melatih kejujuran, keberanian, dan juga bagus untuk menjaga kesehatan mereka. Ini akan menjadi ajang untuk berakhlak kepada alam. 67 4. Faktor Pendukung, Penghambat Dan Solusi Dalam Membina Akhlak Fakktor pendukung dalam berkomunikasi dengan anak didik untuk membina akhlak adalah melalui musik dan film, serta perbuatan. Dari perbuatan ka volunteer ini akan sangat mudah di terima oleh anak didik. Faktor penghambat adalah pergaulan atau sosialisasi dengan anak di luar KJD. Solusi di sini adalah dengan ka volunteer share atau berdialog, saling terbuka dan sering berkomunikasi adalah salah satu jalan keluar untuk mengatasi hambatan atau bahkan memperkuat faktor pendukung dalam membina akhlak terhadap anak didik di KJD. Selain itu contoh perbuatan yang baik atau dengan selalu berakhlak mahmudah para ka volunteer akan dengan cepat ditiru, diterima, dan diaplikasikan anak-anak didik dalam kehidupan sehari-harinya. B. Saran-saran 1. Dalam program pembinaan akhlak, disarankan agar para volunteer atau pihak KJD lebih menekankan dan membiasakan penerapan nilai-nilai Islam kepada anak-anak. Sehingga anak-anak terbiasa untuk melakukannya, terutama dalam bertingkah laku yang sesuai dengan normanorma Islam. 2. Pola komunikasi yang diterpakan dalam pembinaan akhlak anak-anak didik di KJD sudah efektif digunkan. Untuk lebih efektif lagi, ketika para volunteer menggunakan pola bintang dan roda disarankan para volunteer 68 menggunakan bentuk komunikasi kelompok sehingga kedekatan antara volunteer dan anak didik semakin erat. 3. Diharapkan pihak KJD juga melibatkan atau mengikut sertakan para orangtua anak didik dalam melakukan pembinaan akhlak karena peran orangtua sangat penting dalam membina akhlak. 4. Penambahan jumlah volunteer dan sarana penunjang lainnya dalam pembinaan akhlak juga dirasa perlu agar proses pembinaan akhlak dapat berjalan lebih dan lebih baik. 5. Volunteer meningkatkan kualitas diri dan metode pengajaran agar tercipta output bagus. DAFTAR PUSTAKA Ali Azis, Mohammad. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004. Butar-butar, Ester Sartika Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Kemandirian Peserta Didik. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta 2012. Canggara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teoridan Praktek. Jakarta:PTRemaja Rosdakarya, 2000. ---------------. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981. ---------------. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. ---------------. Kamus Komunikasi. Bandung: MandarMaju, 1989. Fatchulmu’in. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik Dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Gunai Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998. Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. Yogyakarta: AndiOffiset, 1992. Jumroni .Metode-metode Penelitian Komunikas. Jakarta: UIN Press, 2006. Liliweri,Alo. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991. M. Dahlan Al-Barty, danPuis A. Purtanto. Kamus Besar Ilmiah Popular. Surabaya: Arloka, 1994. Mangunhardjasa. Pembinaan Arti dan Metodenya,. Yogyakarta: Kanisius, 1986. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakary, 2009. Nata, Abbudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press. 2003. Nina Muthmainah, dan M. budayatna. Komunikasi Anatr Pribadi, Materi Pokok, IKOM44337/3SKS/Modul 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994. 69 70 Partanto, Puis A. dan Al-barty, M. Dahlan. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular. Surabaya: Arkola, 1994. Poerwadarminta, W. J. S. BulanBintang, 1997. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Rakhmat, Jalaludin . Psikologis Komunikasi. Bandung : PT. RemajaRosdakaya, 2000. Robbin, James G.. Komunikasi Yang Efektif. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995. Roudhonah. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press. Salim, KH. Abdullah. Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat). Jakarta: Media Dakwah, 1985. Salim, Peter. Kamus Besar BalaiPustaka, 1998. Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. RinekaCipta, 2000. Ya’qub, Hamzah. Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu Pengantar. Bandung: CV Diponorogo, 1993. Referensi Internet: Akhlak Alam Di akses melalui http://www.scribd.com/atthamimypadatanggal 02 Desember 2012. Anak adalah penentu arah, Artikel darihttp://www.kandankjurank.com. diakses pada 12 Februari 2011 http://abudira .wordpress.com/2009/03/17/ap-itu-sekolah-alam/. Diakses pada tanggal 17 nopember 2012. http://belajarkomunikasi.blogspot.com/2011/02/sistemkomunikaskelompok.html diakses pada tanggal 07 Desember 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal di akses padatanggal 15 Januari 2013. http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-sekolah-alam. di akses padatanggal 17 Nopember 2012. Margonoipb.files.wordpress.com/2009/../8volunteerism.pp.ttps://www.google.co m/search?q=pengertian+sukarelawan&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.moz illa:enUS:official&client= firefox-a LAMPIRAN SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan di bawah ini adalah ketua sekretatiat Kandank Jurank Doank Sawah Baru Ciputat, menyatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Nama : Abdul Hamid NIM : 108051000045 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Pada tanggal 07 Desember telah melakukan penelitian/wawancara untuk bahan penelitian skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Volunteer dan Anak Didik Dalam Membina Akhlak di Komunitas Kandank Jurank Doank. Demikianlah surat ini kami buat, agar dapat diketahui dan digunakan sebagaimana mestinya. Ciputat, 07 Desember 2012 Muhammad Fadli LAMPIRAN FOTO Kegiatan Pengkajian Diri bersama Emha Ainun Najib di Kandank Jurank Doan Kegiatan Pengkajian Diri Penulis bersama Indah Nirmalasari (Volunteer) Penulis bersama Fadli (Ketua KJD) Penulis bersama M. Fazriansyah (Anak Didik) Penulis bersama Amanta (Anak Didik) Kegiatan Berbagi Bersama Anak Yatim Kegiatan Menanam Padi (Outbound) Kandank Jurank Doank YAYASAN KANDANK JURANK DOANK KANTIN DOANK KANTOR DAN MUSEUM KARYA PUSTAKA SETENGAH LINGKARAN DOANK