POLA KOMUNIKASI VOLUNTEER DAN ANAK

advertisement
POLA KOMUNIKASI VOLUNTEER DAN ANAK DIDIK
DALAM MEMBINA AKHLAK DI KOMUNITAS KANDANK
JURANK DOANK CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun oleh :
Abdul Hamid
NIM: 108051000045
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H./ 2013 M.
POLA KOMUNIKASI VOLUNTEER DAN ANAK DIDIK
DALAM MEMBINA AKHLAK DI KOMUNITAS KANDANK
JURANK DOANK CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Abdul Hamid
NIM: 108051000045
Di Bawah Bimbingan,
Drs. S. Hamdani, MA
NIP. 1955 0309 1994 0310 01
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H./ 2013 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini sya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Februari 2013
Abdul Hamid
ABSTRAK
Abdul Hamid
Pola Komunikasi Volunteer dan Anak Didik Dalam Membina Akhlak di
Komunitas Kandank Jurank Doank.
Anak merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Suatu karunia
yang sudah seharusnya dirawat, dijaga dengan sebaik-baiknya. Anak merupakan
generasi penerus dari suatu bangsa, ujung tombak atau mata panah dari suatu
bangsa yang akan membawa kemana bangsa ini akan melaju. Sebagai generasi
penerus bangsa sudah tentu begitu berat beban yang dipangku mereka oleh karena
itu diperlukan cara yang tepat untuk membina mereka terutama dalam membina
akhlak yang baik, karena akhlak inilah yang akan menyelamatkan mereka
dikehidupan dunia maupun akhirat kelak. Kegiatan yang diterapkan volunteer
dalam membina akhlak anak didik adalah melalui melalui kegiatan menggambar,
siraman rohani melalui kegiatan pengkajian diri, outbond, bermusik dan kegiatan
lainnya yang berbasis dengan kesenian dan alam.
Oleh sebab itu diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif.
Maka timbul pertanyaan, Pola komunikasi apa yang diterapkan volunteer dalam
membina akhlak anak didik? Bentuk dan media koomunikasi apa saja yang ada
dalam membina akhlak anak didik? Upaya apa saja yang diterapkan volunteer
dalam membina akhlak anak didik? Hambatan apa yang dialami volunteer dalam
membina akhlak anak didik?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi.
H.A.W Widjaja mengatakan bahwa ada empat jenis pola komunikasi. Keempat
jenis itu adalah pola roda, pola rantai, pola lingkaran dan pola bintang.
Pendekatan penelitian yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan proses pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Dalam proses membina akhlak anak didik para volunteer menggunakan
pola roda dan bintang. Pola roda ini volunteer menerapkan pendekatan melalui
menumbuhkan rasa kasih sayang dan perhatian. Sedangkan pola bintang pengajar
menerapkan komunikasi dua arah yang bersifat informatif dan persuasif. Adapun
hambatanya adalah dari segi pergaulan yang berbeda-beda.
Kesimpulannya adalah pola komunikasi yang digunakan para volunteer
dalam membina akhlak anak didik sudah berhasil dan efektif. Ini terbukti dari
adanya komunikasi yang terjadi secara dua arah, persamaan makna dari hasil
komunikasi yang menunjukan adanya feedback dan efek yang mengarahkan anak
didik kepada akhlak yang baik.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaannirrahiim
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pola Komunikasi Volunteer Dan Anak Didik Dalam Membina
Akhlak Di Komunitas Kandank Jurank Doank”. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya,
para sahabatnya, dan kepada seluruh para pengikutnya. Amin…
Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukkan
yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini penulis
dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta pembantu dekan dan jajarannya.
2. Drs. Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam beserta Ibu Umi Musyarofah, MA. selaku Sekertaris Jurusan yang
telah banyak membantu penulis.
3. Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
waktu, pikiran, tenaga, serta kesabarannya dalam membimbing serta
memberikan arahan, petunjuk, juga saran kepada penulis.
ii
4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas segala
ilmu yang telah diajarkan kepada penulis.
5. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah
membantu penulis dalam menemukan referensi-referensi untuk skripsi ini.
6. Kedua orang tua penulis yaitu, Ayahanda Parli, Ibunda Wartini dan Adiku
tercinta M.Ilham Gian Muttaqien yang selalu memberi dukungan, dan
tidak pernah putus untuk mendoa’kan penulis.
7. Bang Fadli selaku ketua Kandank Jurank Doank, Mbak indah selaku
Volunteer Kandank Jurank Doank dan Adik- adikku selaku anak didik di
Kandank Jurank Doank, yang bersedia meluangkan waktunya kepada
penulis untuk melakukan wawancara.
8. Sahabat terbaik Zaki, Fahmi, Sabki, Hagian, Ibnu, Fahri, Munir dan
segenap keluarga besar kostan Djati yang tidak saya sebutkan satu persatu.
Atas segala waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga
candaannya. Mendampingi penulis di kala sedih dan susah selalu bersama.
9. Teman-teman seperjuangan KPI B angkatan 2008 Kelas Istimewa, dan
kawan-kawan KKS JAYAGIRI LEMBANG, atas segala pelajaran
kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan.
10. Adinda Aisyah Nadia Fitriani yang telah banyak memberi dorongan, doa,
motifasi dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih
atas setiap waktu yang telah diluangkan untuk mendampingi penulis
selama ini.
iii
11. Dan pihak-pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas segala bentuk bantuan dan dukungannya.
Sekali lagi, penulis ucapkan terima kasih kepada semuanya. Semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan kalian semua. Amin Amin ya Rabbal alamin…...!
Jakarta, 09 Februari 2013
Abdul Hamid
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Pematasan Masalah Dan Perumusan ....................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Masalah ................................................
5
D. Metodologi Penelitian ...........................................................
6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Komunikasi ................................................. 15
1. Pengertian Pola Komunikasi ........................................... 15
2. Unsur-unsur Komunikasi ................................................ 17
3. Bentuk-bentuk dan Media Komunikasi .......................... 19
4. Teknik Komunikasi ......................................................... 22
5. Jenis-jenis Pola Komunikasi ........................................... 23
B. Volunteer atau Sukarelawan ................................................. 25
C. Pembinaan Akhlak ................................................................ 26
BAB III
GAMBARAN
UMUM
KOMUNITAS
KANDANK
JURANK DOANK
A. Profil Kandank Jurank Doank ............................................... 31
1. Profil Sekolah Alam Kandank Jurank Doank ................. 31
2. Fasilitas sekolah alam Kandank Jurank Doank ............... 33
3. Anak Didik Kandang Jurang Doank ............................... 37
4. Sistem Penerimaan Anak Didik ...................................... 38
v
5. Tenaga Pendidik dan Pegawai ........................................ 38
B. Latar belakang Kandank Jurank Doank ................................ 38
C. Visi dan Misi Kandank Jurank Doank .................................. 41
D. Struktur Organisasi Kandank Jurank Doank ......................... 43
E. Program-program Kandank Jurank Doank ........................... 43
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
A. Pola Komunikasi Volunteer Dalam Membina Akhlak ......... 46
B. Bentuk Dan Media Komunikasi Yang Digunakan Dalam
Membina Akhlak................................................................... 54
C. Program-program Yang Dilaksanakan Dalam Pembinaan
Akhlak ................................................................................... 57
D. Faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam membina
akhlak .................................................................................... 61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 64
B. Saran-Saran ........................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia terlahir dan ditakdirkan sebagai makhluk sosial, makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri, makhluk yang membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya untuk bertahan hidup. Manusia membutuhkan orang lain
untuk bekerja, tolong menolong, dan juga untuk saling melengkapi demi
kelangsungan hidupnya. Berlandaskan hal inilah disadari atau tidak maka
proses komunikasi pun terjadi. Komunikasi lah yang dapat menghubungkan
antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Komunikasi amat berperan
penting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya komukasi maka mustahil
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ditinjau dari sudut pandang
agama pun komunikasi dianggap mempunyai peran vital dalam kehidupan
umat manusia. Allah SWT berfirman:
            
         
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS.49:13)
Dalam berkomunikasi tentunya memiliki tata cara dan aturan, sehingga
manusia harus bisa menerapkan aturan dan etika dalam berkomunikasi agar
1
2
setiap apa yang hendak ia sampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh lawan
komunikasinya, selain itu agar setiap perkataanya tidak menyakiti perasaan
orang lain karena Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari
berbagai macam suku, agama dan bahasa sehingga sudah barang tentu cara
berkomunikasinya pun beraneka ragam.
“Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan)”.1
Komunikasi akan berhasil dan berjalan dengan baik apabila pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dan dapat
dipahami dengan baik sehingga terjadi persamaan pemahaman diatara
keduanya. Hal ini yang membuat pola komunikasi sebagai penunjang dan
penentu dari keberhasilan sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik.
Bicara mengenai pola komunikasi maka ada beberapa pola komunikasi
yang dapat digunakan dalam berkomunikasi, yaitu pola komunikasi roda, pola
komunikasi lingkaran, pola komunikasi rantai dan pola komunikasi bintang.
Semua pola komunikasi ini dapat digunakan dalam setiap proses komunikasi
berlangsung tentunya dalam penggunaannya disesuaikan oleh kondisi dan
faktor lapangan saat proses komunikasi berlangsung.
Penerapan pola komunikasi yang tepat akan menghasilkan keberhasilan
seseorang dalam berkomunikasi sehingga setiap pesan dapat diterima dan
dipahami oleh setiap pelaku komunikasi itu sendiri.
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Jakarta:PT Remaja
Rosdakarya,2001), cet. ke-1, h, 4.
3
Komunikasi berlangsung di mana saja dan kapan saja dan pelaku
komunikasi pun terdiri dari semua kalangan dan umur termasuk anak-anak
yang pada dasarnya sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain. Sejak
anak terlahir ke dunia ia sudah belajar berkomunikasi dengan menangis
kemudian terus berlanjut sampai dia bisa bicara dengan jelas. Komunikasi
yang diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak-anak tentunya berbeda
dengan cara berkomunikasi dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki daya
ingat yang tinggi, ia mudah meniru atau mengulang setiap perkataan ataupun
perbuatan yang baru saja ia lihat. Hal inilah yang mengharuskan kita berhatihati dalam berkata dan bersikap di depan anak-anak agar ia tidak meniru setiap
perkataan dan perbuatan yang negatif.
Tumbuh kembang, sikap ataupun akhlak anak sangat dipengaruhi oleh
lingkungan tempat ia tumbuh. Anak-anak merekam setiap kejadian yang ada di
sekitar lingkungan, kemudian ia meniru setiap apa yang ia lihat dan ini terjadi
secara berulang-ulang sehingga secara perlahan akan membentuk akhlak anak
itu sendiri. Diperlukan adanya pendidikan akhlak bagi anak-anak agar saat
besar nanti ia memiliki akhlak yang mulia. Hal inilah yang coba dilakukan
oleh para volunteer atau pengajar di komunitas Kandank Jurank Doank mereka
berusaha untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak didik yang berada di
komunitas ini agar anak-anak didik memiliki akhlak yang mulia dan menjadi
insan yang berguna bagi bangsa dan agamanya.
“Anak adalah penentu arah perjalanan bangsa, cikal bakal, bibit, tunas,
kemana anak panah melesat tergantung pada mereka”.2 Inilah yang menjadi
2
Anak adalah penentu arah, Artikel diakses pada 12 Februari 2011 dari
http://www.kandankjurank.com.
4
alasan bagi sekolah alam yang berdiri sejak tahun 1993 ini untuk memberikan
pendidikan yang memadai bagi anak-anak yang mau belajar dan berkreatifitas
agar kelak mereka dapat membawa bangsa ini kearah yang lebih maju. Tidak
mudah memberikan pengarahan dan pendidikan kepada anak-anak didik agar
mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para volunteer berikan.
Karakter anak yang masih selalu ingin bermain sehingga tidak dapat secara
langsung memberikan pendidikan secara frontal terhadap anak-anak didik
semua pendidikan harus dikemas secara menggembirakan agar anak-anak
mudah mencerna dan tidak mudah bosan terhadap pendidikan yang diberikan
oleh para volunteer. Untuk itulah, terkait dengan kondisi di atas diperlukan
adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk memberikan pendidikan
akhlak agar anak-anak ini memiliki akhlak yang mulia.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis dalam
skripsi ini mengambil judul “Pola Komunikasi Volunteer dan Anak Didik
dalam Membina Akhlak di Komunitas Kandank Jurank Doank Sawah
Baru Ciputat.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan berdasarkan
keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penelitian ini difokuskan
hanya pada komunitas kreatif Kandank Jurank Doank Sawah Baru Ciputat.
5
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh volunteer dalam
membina akhlak anak didik komunitas Kandank Jurank Doank?
b. Bentuk dan media komunikasi apa saja yang ada dalam membina
akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank?
c. Upaya apa saja yang diterapkan volunteer dalam membina akhlak
anak didik komunitas Kandank Jurank Doank?
d. Faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam membina akhlak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka peneliti bertujuan:
a. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh volunteer dalam
membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank.
b. Mengetahui pola komunikasi apa yang diterapkan oleh volunteer
dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank
Doank.
c. Mengetahui hambatan apa saja yang dialami oleh volunteer dalam
membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank Doank.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Diharapkan dengan adanya penulisan skripsi ini dapat menambah
referensi atau perbandingan bagi studi ilmu komunikasi.
6
2) Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan
dan menambah khazanah tentang pola komunikasi di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan dengan diselesaikannya penelitian ini dapat
ditemukan pola komunikasi yang tepat bagi para volunteer dalam
upayanya membina akhlak anak didik komunitas Kandank Jurank
Doank.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu
metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. “Bogdan dan
Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.3
Penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif dapat
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya lalu
penulis dapat mengolah dan menganalisis data agar memperoleh gambaran
atau informasi yang luas dan mendalam mengenai pola komunikasi yang
menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini.
3
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), cet ke-26, h. 4
7
Seperti
lazimnya
dalam
sebuah
penelitian,
peneliti
pasti
menggunakan metode untuk menganalisis, membuat langkah-langkah atau
landasan berpijak dalam melakukan pembahasan dengan teori-teori yang
sudah ada. Sehubungan dengan penggunaan metode kualitatif maka pada
tahapan pertama penulis mengumpulkan data-data dari berbagai sumber
yang dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai subyek dan
obyek penelitian ini, kemudian peneliti mencoba menganalisis data dan
hasil temuan lapangan lalu penulis melaporkan hasil dari data dan temuan
lapangan yang telah dianalisis secara sistematis agar dapat dengan mudah
dipahami oleh karena itulah metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif, “tekhnik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan
(purposive sampling)”.4 Penulis memilih beberapa subyek yang dianggap
memiliki dan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini.
Subyek utama dalam penelitian ini adalah komunitas Kandank
Jurank Doank yang meliputi ketua komunitas Kandank Jurank Doank
Muhammad Fadli, dan Indah Nirmalasari sebagai volunteer. Pemilihan
subyek ini dilakukan karena mereka memiliki perhatian, pengetahuan serta
perannya dalam membina akhlak anak didik. Sedangkan subyek
4
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 4
8
pendukung dalam penelitian ini adalah beberapa anak didik komunitas
Kandank Jurank Doank Muhammad Fazriansyah dan Amanta Jaya
Pratama. Sedangkan obyek penelitian ini adalah pola komunikasi
volunteer dalam pembinaan akhlak anak didik di komunitas Kandank
Jurank Doank.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di komunitas atau sekolah alam
Kandank Jurank Doank yang beralamat di Komp.Alvita Blok Q No. 14
Sawah Baru Ciputat 15413. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada 4D
dalam penelitian, yaitu data, date, daya dan dana.5
Pertama, data atau informasi mudah untuk diperoleh karena sudah
memiliki link dan memperoleh izin dari komunitas ini. Kedua, date atau
waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
Ketiga, daya yang ditempuh dalam penelitian ini terjangkau karena
lokasinya yang tidak terlalu jauh sehingga memberi kemudahan bagi
penulis dalam melakukan penelitian. Keempat, dana yang dibutuhkan juga
mencukupi karena tidak terlalu besar mengingat lokasi yang ditempuh
tidak terlalu jauh dan kondisi di lapangan pun ikut menunjang dalam
permasalahan pengadaan dana. Waktu penelitian berlangsung dari tanggal
05 Agustus 2012 sampai dengan 07 Desember 2012
5
Jumroni dan Suhaimi, metode-metode penelitian komunikasi, (Jakarta: UIN press,2006),
cet. ke-1, h. 123.)
9
4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
“Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik terhadap fenomena yang diselidiki”.6 Observasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan yaitu peneliti
melakukan langsung pengamatan terhadap obyek penelitian yaitu
pola komunikasi volunteer dan anak didik dalam pembinaan akhlak
dan terlibat langsung dalam kegiatan di dalam komunitas Kandank
Jurank Doank.
2) Wawancara
Wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu.
Berbentuk Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung.
Pewawancara
disebut
interviewer
yaitu
yang
mengajukan pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai
disebut interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan itu”.7 Peneliti melakukan wawancara dengan Fadli
selaku ketua komunitas Kandank Jurank Doank, Indah selaku
volunteer Kandank Jurank Doank, Fazri dan Tata selaku anak
didik di Kandank Jurank Doank.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara agar setiap pertanyaan terarah. sedangkan pertanyaan
6
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi Offiset,1992), cet. ke-2, h. 129.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), h. 186.
7
10
dalam wawancara terkait dengan upaya yang dilakukan dalam
membina akhlak dan termasuk di dalamnya tentang pola
komunikasi dan hambatan yang dialami.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Ini
dilakukan untuk
memperoleh data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga
yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dokumen yang
peneliti peroleh yaitu dari artikel, buku bacaan mengenai pola
komunikasi dan foto-foto mengenai Komunitas Kandank Jurank
Doank.
b. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam
menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan
wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil
wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian di deskripsikan
ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.
1) Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data
yang relevan dengan pola komunikasi volunteer dalam membina
akhlak anak didik.
2) Tahap kedua adalah penyajian data setelah data mengenai pola
komunikasi volunteer dalam membina akhlak anak didik diperoleh,
11
maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi,
visual gambar, tabel dan sebagainya.
3) Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan
5. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting dalam sebuah
penelitian kualitatif. “Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah
kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat
kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian”. 8 Adapun
kredibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi, hal ini
dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya untuk mengetahui perasaan anak didik setelah mengikuti
pendidikan yang ada di komunitas Kandank Jurank Doank dengan cara
sharing atau bertanya langsung kepada anak didik.
b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan pendapat
atau pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban
yang diberikan volunteer dengan jawaban yang diberikan ketua
Kandank Jurank Doank.
c. Membandingkan wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan
dengan pembinaan akhlak anak didik.
8
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), h. 324.
12
6. Pedoman Penulisan
Penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) tahun 2007”.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, ada beberapa buku primer yang penulis
gunakan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain yaitu; Onong Uchjana
Effendy (Dinamika Komunikasi), Hafied Canggara (Pengantar
Ilmu
Komunikasi), H.A.W Widjaja (Ilmu Komunikasi Pengantar Studi). Peneliti
menemukan judul-judul skripsi terdahulu yang membahas mengenai pola
komunikasi dan dantaranya adalah skripsi berjudul “Pola Komunikasi Ibu dan
Anak Dalam Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Usia Prasekolah
di Asrama Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat” karya Ekawati
tahun 2008. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pola komunikasi yang
diterapkan oleh para ibu terhadap anaknya dalam menanamkan nilai-nilai
keagamaan di asrama suku dinas pemadam kebakaran Jakarta Barat. Bentuk
Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Di SMP AL-Hasra
Bojongsari Baru Depok, dan
Pola Komunikasi Orangtua dan Anak di
Kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur Oleh Siti Widyani.
Sedangkan skripsi ini membahas mengenai Pola Komunikasi yang
diterapkan oleh volunteer terhadap anak didik dalam membina akhlak di
komunitas Kandank Jurank Doank Ciputat. Serta subyek dan objek penelitian
yang berbeda dengan judul penelitian pola komunikasi yang tertera di atas.
13
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada tiap-tiap
babnya terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Berisi tentang: pertama ruang lingkup komunikasi yang terdiri dari
pengertian pola komunikasi, unsur-unsur komunikasi, bentuk-bentuk dan
media komunikasi, teknik komunikasi, dan jenis-jenis pola komunikasi. Kedua
pengertian volunteer, Ketiga pembinaan akhlak.
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS KANDANK JURANK
DOANK
Bab ini memuat tentang Profil komunitas Kandank Jurank Doank
(KJD) yang terdiri dari latar belakang KJD, Visi Misi KJD, struktur Organisasi
KJD dan Program-program KJD.
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
Berisi tentang pola komunikasi volunteer dalam membina akhlak,
bentuk dan media komunikasi yang digunakan dalam membina akhlak,
program-program
yang dilaksanakan dalam membina akhlak, faktor
pendukung, penghambat, dan solusi dalam membina akhlak.
14
BAB V
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan pola komunikasi
volunteer dalam membina akhlak anak didik di komunitas Kandank Jurank
Doank.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Komunikasi
1. Pengertian Pola Komunikasi
Pola komunikasi merupakan penggabungan dua suku kata yaitu
pola dan komunikasi keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Kita
harus memahami terlebih dahulu, arti dari kedua suku kata ini apa itu pola
dan apa itu komunikasi ini menjadi penting agar kita dapat lebih mudah
memahami pengertian dari pola komunikasi.
Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai
“bentuk atau struktur”.1 Sedangkan dalam Kamus Besar Ilmiah Populer
pola diartikan sebagai “model atau rancangan”.2
Sedangkan pengertian komunikasi secara etimologis atau menurut
asal katanya, berasal dari bahasa latin communicatio, kata ini berasal dari
kata communis yang berarti “sama”, dalam arti kata sama makna, yaitu
sama makna mengenai suatu hal.3
Sedangkan secara terminologis berarti “proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), cet. Ke-3, h 585.
2
Puis A. Purtanto dan M. Dahlan Al-Barty, Kamus Besar Ilmiah Popular (Surabaya:
Arloka, 1994), h. 605.
3
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
cet. Ke-6, h.3.
15
16
bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang lain”.4
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi,
komunikasi berarti “proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk
lambang bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide,
informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang
dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara tatap muka maupun tak
langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap pandangan atau
perilaku.”5
Menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Roudhonah
mengemukakan bahwa komunikasi adalah “proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka”.6
Menurut James Komunikasi
ialah “perbuatan atau proses
penyampaian suatu gagasan dan informasi dari seseorang kepada orang
lain”.7 Menurut Gunadi komunikasi adalah “proses kegiatan manusia yang
diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat,
bunyi-bunyian, dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti
oleh orang lain”.8
Syaiful Bahri Djamrah mengatakan bahwa “pola komunikasi dapat
dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami”.
4
5
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h .4
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), cet. Ke-1,
h. 60
6
Roudhonah , Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press), h. 21.
James G. Robbin, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 1.
8
Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998),
cet. Ke-1, h. 69.
7
17
Dari semua pengertian di atas, penulis menyimpulkan pengertian dari
pola komunikasi bahwa pola komunikasi adalah suatu bentuk atau struktur
bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada seorang
komunikan sehingga komunikan memahami setiap pesan yang disampaikan
agar dapat menghasilkan suatu persamaan makna antara komunikator dengan
komunikan.
Komunikasi yang baik dan efektif tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri.
Menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Mass, yang dikutip oleh Jalaludin
rakhmat, dalam bukunya „Psikologi Komunikasi‟ ia menguraikan ciri-ciri
komunikasi yang baik dan efektif dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
a. Pengertian yaitu komunikator dapat memahami mengenai pesan-pesan
yang disampaikan kepada komunikan.
b. Kesenangan yaitu menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta
menyenangkan.
c. Mempengaruhi sikap yaitu dapat mengubah sikap oaring lain sehingga
bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.
d. Hubungan sosial yang baik yaitu menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.
e. Tindakan yaitu membuat komunikasi melakukan suatu tindakan yang
sesuai dengan pesan yang diinginkan”.9
2. Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi sebagaimana yang telah dipaparkan di
atas, dapat dilihat adanya sejumlah unsur-unsur komunikasi yang merupakan
syarat terjadinya proses komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi adalah
sebagai berikut:
9
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakaya, 2000), cet.
ke- 15, h. 13-15.
18
a. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang. Berperan sebagai encoding, yakni orang yang
memformulasikan pesan atau informasi yang kemudian disampaikan
kepada orang lain. Dalam peranannya sebagai seorang komunikator
tentunya seorang komunikator tersebut memiliki beberapa syarat yang
diperlukan, berikut adalah syarat yang diperlukan:
1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
2) Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi.
3) Berpengetahuan luas.
4) Dapat bersikap baik kepada komunikan.
5) Memiliki daya tarik, dalam arti komunikator memiliki kemampuan
untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi
atau pada diri komunikan.10
b. Message, yaitu “sebuah gagasan atau ide, informasi, pengalaman yang
telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang, isyarat, tanda-tanda atau
gambar untuk disebarkan kepada pihak lain”.11
c. Media, yaitu “alat yang digunakan untuk berkomunkasi, agar hasil
komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas. Media ini
ada yang bersifat nirmasa, seperti : telepon, HP, dan lainnya, dan ada pula
yang bersifat media massa, seperti: televisi, radio, Koran (pers) dan
film”.12
10
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),
cet. Ke-2, h. 93-94.
11
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46.
12
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46.
19
d. Encoding, yaitu penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam
bentuk lambang. Atau suatu usaha komunikator dalam menafsirkan pesan
yang akan disampaikan kepada komunikan agar komunikan dapat
memahaminya.
e. Feed back, yaitu umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Jadi feed back atau
umpan balik adalah respon atau tanggapan dari komunikan atas apa yang
telah disampaikan oleh komunikator.
f. Efek berupa hasil akhir komunikasi, yaitu “sikap dan tingkah laku orang,
sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan”.13 Keberhasilan suatu
komunikasi dapat terlihat jika sikap dan tingkah laku seorang komunikan
sesuai dengan pesan yang disampaikan.
3. Bentuk-bentuk Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy “komunikasi memiliki empat macam
bentuk yang berbeda keempat macam bentuk itu diantaranya adalah:
komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi
media”. 14
a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
Komunikasi pribadi ini dibagi menjadi dua jenis komunikasi yaitu
komunikasi intrapersona dan komunikasi antarpersona keduanya memiliki
pengertian sebagai berikut:
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, h. 18-19.
14
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, h. 18-19.
20
1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersona Communication)
Komunikasi itrapersona dapat diartikan sebagai kegiatan
komunikasi yang proses terjadinya dengan diri sendiri. Suatu proses
pengolahan informasi yang melalui panca indra atau sistem syaraf
yang ada di dalam diri seseorang. Dalam hal ini seseorang memiliki
peran ganda baik berperan sebagai komunikator dan berperan sebagai
komunikan dalam dirinya sendiri.
Menurut Ronald L. Applbaum di kutip oleh Onong Uchjana
Efendi mendefinisikan bahwa “komunikasi intrapribadi sebagai
komunikasi yang berlangsung didalam diri kita sendiri dan kegiatankegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional)
kepada lingkungan kita.”15 Jika seseorang mampu melakukan
komunikasi ini dengan baik itu berarti seseorang tersebut telah mampu
mengenal dirinya sendiri maka dapat dikatakan ia telah menjadi
manusia yang seutuhnya.
2) Komunikasi Antarpribadi (Interpersona Communication)
Komunikasi antarpersona adalah “komunikasi yang proses
terjadinya melibatkan dua belah pihak atau lebih yaitu komunikator
dan komunikan. Dibandingkan dengan komunikasi lain komunikasi ini
dianggap yang paling efektif karena komunikasi terjadi secara
langsung atau bertatap muka sehinggan pesan yang disampaikan dapat
langsung didiskusikan”.16
15
Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 58.
16
Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), cet. ke 3, h. 60
21
b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua.17 Komunikasi kelompok
dibedakan menjadi dua yaitu kelompok kecil dan kelompok besar.
Kelompok kecil (small group) adalah “kelompok komunikan yang
dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan
tanggapan verbal, dengan kata lain komunikator dapat melakukan
komunikasi antar pribadi dengan salah satu anggota”.18
Dibandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi
kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari
komunikator,
komunikan
menanggapinya
dengan
lebih
banyak
menggunakan pikiran dari pada perasaan.
Kelompok besar (large group) dalam kelompok besar situasi yang
ada sangat berbeda dengan situasi yang terjadi di dalam kelompok kecil.
Dalam hal ini komunikasi antar pribadi yang terjadi sangat kecil
kemungkinannya. Hal ini terjadi karena begitu banyak nya individu yang
berkumpul sehingga pertukaran informasi tersebut sulit berjalan. Dalam
hal memberikan tanggapan kepada komunikator, maka tanggapannya
bersifat emosional.19
c. Komunikasi Massa
Dalam bukunya “Dinamika Komunikasi” Onong Uchjana Effendy
mengatakan komunikasi massa adalah “komunikasi yang terjadi melalui
17
18
Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.75.
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikas,i (Bandung: Rosdakarya, 2007),
h.55.
19
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alumni,
1981), h. 55-56.
22
media massa modern seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Kita
sudah dapat melihat bahwa komunikasi massa bersifat satu arah (one way
traffic)”.20
d. Komunikasi Medio
Komunikasi medio adalah komunikasi yang pada pelaksanaannya
menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan seperti
surat, telepon, poster, spanduk, pamflet, brosur, dan telegram.
4. Teknik Komunikasi
Dalam berkomunikasi tentunya tidak hanya terjadi begitu saja.
Diperlukan teknik-teknik yang tepat dalam berkomunikasi hal ini yang akan
menjadi penunjang keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Ada
beberapa teknik komunikasi yang diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Komunikasi Persuasif
Berisikan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan kesadaran
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap,
perubahan sikap yang dimaksud adalah atas kehendak sendiri atau
kesadaran diri.
b. Komunikasi Koersif
Penyampaian pesan yang bersifat memaksa menggunakan sanksisanksi yang akan dikenakan apabila tidak dilaksanakan.
20
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1992), cet. Ke-2, h.8.
23
c. Komunikasi Informatif
Bersifat
memberikan
ketegangan-ketegangan
(fakta-fakta),
kemudian komunikan mengambil keputusan atau kesimpulan sendiri.
d. Hubungan Manusiawi (Human Relations)
Hubungan ini dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatanhambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan
segi konstruktif sifat tabiat manusia.
5. Jenis-Jenis Pola Komunikasi
Menurut H.A.W. Widjaja di dalam bukunya “Ilmu Komunikasi
Pengantar Studi” ada empat pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola
rantai, pola lingkaran, dan pola bintang. Berikut adalah gambar dari ke-empat
pola tersebut.
a. Pola Roda
Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada
individu yang menduduki posisi sentral. Seseorang dalam posisi sentral
menerima kontak, informasi dan memecahkan masalah dengan sasaran
atau persetujuan anggota lain.
B
↑
E
←
A
→
C
↓
D
Gambar 1.1: Gambar pola roda
24
Menurut gambar dari pola roda ini dapat dijelaskan bahwa
seseorang berkomunikasi dengan banyak orang, yaitu B, C, D dan E.
Dalam pola komunikasi ini, komunikasi yang terjadi cenderung satu arah
tanpa adanya reaksi ataupun timbal balik.
b. Pola Rantai
Dalam pola rantai jaringan komunikasi terdiri dari lima tingkatan
dalam jaring hirarkinya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas
(upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan
komunikasi garis langsung (komando) balik ke atas atau ke bawah tanpa
terjadinya
suatu
penyimpangan.
Pengertiannya
adalah
seseorang
berkomunikasi (A) dengan orang lain (B) dan seterusnya ke (C), ke (D),
dan ke (E).
→B→C→D→E
A
Gambar 1.2: Gambar pola rantai
c. Pola Lingkaran
Pola lingkaran merupakan pola yang mempunyai kemiripan dengan
pola rantai, akan tetapi orang terakhir yang berkomunikasi (E)
berkomunikasi pula dengan orang pertama (A).
A
B
E
C
D
Gambar 1.3: Gambar pola lingkaran
25
Dalam pola komunikasi ini tidak terdapat pemimpin. Semua nya
berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan
orang yang berada disisi mereka.
d.Pola Bintang
Dalam pola ini semua anggota berkomunikasi dengan semua
anggota.21 Hampir sama dengan pola sebelumnya yaitu pola lingkaran
dimana semua anggotanya memiliki hak dan kekuatan.
A
B
E
C
D
Gambar 1.4: Gambar pola bintang
B. Volunteer atau Sukarelawan
Kata volunteer atau relawan adalah “orang yang tanpa dibayar
menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggungjawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus, tetapi
dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk
bekerja sukarela membantu tenaga professional”.22
Tenaga pendidik di sekolah ini adalah orang-orang yang secara
sukarela mau dan ikhlas membagikan ilmu kepada anak-anak. Orang-orang ini
21
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 102-103.
Margonoipb.files.wordpress.com/2009/../8volunteerism.pp.ttps://www.google.com/search
?q=pengertian+sukarelawan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=
firefox-a, artikel diakses pada 02 Desember 2012.
22
26
disebut volunteer atau sukarelawan yang peduli terhadap pendidikan anakanak di Indonesia. Sukarelawan tersebut adalah anak-anak muda yang
memiliki keahlian dibidang kesenian dan mengajarkan ilmu tersebut kepada
anak didik di sekolah alam ini. Dari awal berdiri tahun 1993-2012 jumlah
sukarelawan yang terdaftar menjadi tenaga pendidik mencapai Sembilan puluh
orang. Mereka tidak mendapat honor tetap tapi mereka mendapat uang
pengganti transportasi dari hasil penyewaan outbond yang disewakan kepada
pengunjung dari luar kandank jurank doank.
C. Pembinaan Akhlak
Secara etimologis, kata pembinaan berasal dari bahasa Arab yaitu
“Bina” yang artinya “bangun”.23 Dalam kamus Bahasa Indonesia kata
“Pembinaaan” mengandung arti penyempurnaan, pembaharuan usaha,
tindakan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang
baik.24
Menurut Mangunhardjana pembinaan adalah “suatu proses belajar
dengan melepaskan hal-hal yang baru yang belum dimiliki, dengan tujuan
membantu
orang
yang
menjalaninya,
Untuk
membetulkan
dan
mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapat
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup yang sedang
dijalani secara lebih efektif.”25
23
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Balai Pustaka, 1998),
h.1993.
24
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,
1997), h. 23.
25
Mangunhardjasa, Pembinaan Arti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 11
27
Secara
meningkatkan,
terminologi
pembinaan
menyempurnakan,
adalah
mengarahkan,
“usaha
dan
memperbaiki,
mengembangkan
kemampuan untuk pengembangan demi mencapai tujuan agar sasaran
pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial
masyarakat”.26
Pembinaan merupakan program dimana para peserta berkumpul untuk
memberi, menerima dan mengolah informasi, pengetahuan dan kecakapan
dengan mengembangkan yang sudah ada dengan menambah yang baru. Ada
tiga fungsi pokok pembinaan, diantaranya :
1. Penyampaian informasi dan pengetahuan.
2. Perbahan dan pengembangan sikap.
3. Latihan dan pengembangan sikap.
Sedangkan pengertian akhlak berdasarkan terminologi adalah “suatu
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat”.27
KH. Abdullah Salim mengatakan bahwa akhlak adalah “merupakan
sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada
itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sabar,
26
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/ Dakwah Islam, Pembinaan Rohani Pada Wanita
(Jakarta: Depag, 1948), h. 8.
27
Mohammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: prenada media, 2004), h. 117.
28
kasih sayang, atau sebaliknya, pemarah, benci karena dendam. Iri dan dengki,
sehingga memutuskan hubungan silahturahmi”.28
Ibu Miskawih mengatakan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. 29
Akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu:
1. Akhlak mahmudah.
Abudin Nata berpendapat bahwa akhlak mahmudah adalah segala sikap
dan tingkah laku yang baik (yang terpuji). Jika mengingat akan jumlahnya
akhlak mahmudah begitu banyak jumlahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari segi hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan
tuhan maka akhlak mahmudah terbagi menjadi tiga macam:
a. Akhlak terhadap Allah diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada tuhan
sebagai khalik.30
b. Akhlak terhadap sesama manusia, yaitu manusia terlahir sebagai
makhluk
sosial
yang
secara
peranannya
dalam
kehidupan
membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya oleh karena itu perlu tercipta suatu kebersamaan, saling
toleransi, saling menghargai antar sesama dan saling tolong menolong.
28
KH. Abdullah Salim, Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat),( Jakarta:
Media Dakwah, 1985), cet. ke 1, h. 5
29
Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), cet. ke-3, h. 3.
30
Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf, h.147
29
c. Akhlak terhadap diri sendiri, yaitu akhlak yang baik dalam
memperlakukan diri sendiri seperti menghargai, ,menghormati,
menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya.
2. Akhlak Mazmumah
yaitu perbuatan buruk kepada tuhan, sesama
manusia dan
makhluk-makhluknya. Sedangkan menurut Hamzah Ya’qub dalam
bukunya etika islam, menjelaskan akhlak mazmumah adalah “segala
tindakan berupa perbuatan atau akhlak yang jahat”.31
3. Akhlak Alam
Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk
menjaga keseimbangan alam. Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia
beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang selalu memuji asma-Nya.
Merusak alam berarti secara tidak lansung akan merusak kehidupan
manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada
alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar,bagaimana kita
bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan, tumbuhtumbuhan,gunung,sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas,
“akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada
seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta”.32
Manusia diberi hak utnuk mengelola alam ini, mengkomsumsi yang
dibutuhkan, tetapi di tangan manusia pula diletakan tanggung jawab
31
Hamzah Ya’qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu Pengantar, (Bandung:
Cv Diponorogo, 1993), cet. ke 7, h. 97
32
Akhlak Alam diakses melalui http://www.scribd.com/atthamimy pada tanggal 02
Desember 2012.
30
pemeliharaan kelestarian alam. Oleh karena tu manusia tidak boleh
sewenang-wenang terhadap alam, karena akan berdampak merusak
ekosistem yang pada gilirannya akan menyulitkan kehidupan manusia itu
sendiri. Dalam perspektif ilmu akhlak, maka manusia pun harus berakhlak
kepada alam. Masuk dalam kategori alam adalah hewan (makhluk yang
bernyawa) dan alam fisik, seperti bumi, air, dan tumbuh-tumbuhan.
Berakhlak kepada Alam adalah bagaimana merperlakukan hewan dan alam
dengan baik.
BAB III
GAMBARAN UMUM
KOMUNITAS KANDANK JURANK DOANK
A. Profil Kandank Jurank Doank
1. Profil Sekolah Alam Kandank Jurank Doank
“Hidup adalah proses, dan proses adalah perubahan, perubahan
itulah yang menandakan kita hidup”.1 Salah satu kalimat yang memiliki
filososfis sebuah tempat belajar yang berkonsep alam yang diberi nama
Kandank Jurank doank. Disebut sekolah alam karena anak-anak belajar di
tempat terbuka, membaur dengan alam. Sekolah kandank jurank doank
merupakan sekolah yang menjadi suatu wadah untuk membangun
kreativitas anak-anak. Anak-anak di didik dengan cara bermain dan
membaur dengan alam agar terbina rasa, karsa dan daya cipta anak dengan
cara yang menyenangkan. Oleh sebab inilah banyak yang berpendapat
bahwa kandank jurank doank adalah taman bermain untuk anak-anak,
namun yang pasti Kandank Jurank Doank ini adalah sekolah, tempat
belajar yang bernama sekolah alam Kandank Jurank Doank.
Alamat sekolah ini tepat di Komplek Pondok Sawah Indah Blok Q
no 14 Ciputat Tangerang Selatan. Lokasi yang berada cukup jauh dari
ramainya ibu kota Jakarta, terlebih nuansa khas pedesaan berhias
persawahan sangat menunjang anak-anak didik untuk belajar dengan alam.2
1
2
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
Ibid.
31
32
Menjaga keseimbangan hidup dengan mendekatkan diri dan peduli pada
alam merupakan salah satu slogan andalan sekolah alam ini.
Sekolah nonformal dengan metode outdoor yang dirintis oleh
Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda alias Dik Doank.
Kandank Jurank Doank didirikan dengan cinta bukan semata-mata hanya
dengan dana, sebab menurut Dik Doank seberapa banyak dana yang telah
dikeluarkan untuk membangun sesuatu tanpa didasari cinta maka tidak
akan ada artinya karena ketika sesuatu dibangun dengan rasa cinta maka
akan lebih bertanggung jawab atas apa yang telah kita bangun.3
Kandank Jurank Doank dibangun sebagai wujud kepedulian dan
cinta kasih Dik Doank kepada anak-anak Indonesia. Setiap orang darimana
pun berasal, kaya ataupun miskin boleh belajar ditempat ini asalkan ada
niat untuk belajar yang dimana aktivitas belajar yang dilakukan
berlangsung setiap hari dari hari senin sampai hari minggu.4
Mungkin bagi kebanyakan orang mengenal sosok seorang Dik
Doank sebagai seorang publik figur yang dimana pada umumnya seorang
publik figur lebih cenderung bersikap hedonis dengan gaya hidup yang
glamour dan tidak perduli dengan yang lainnya, tapi nampaknya stigma
tersebut tidak berlaku pada sosok Om Ganteng begitulah Dik Doank akrab
disapa. Kepeduliannya yang begitu besar terhadap dunia pendidikan inilah
yang membuat seorang Dik Doank terhindar dari stigma negatif yang
selama ini melekat pada seorang publik figur. Rasa peduli yang besar dan
3
Anak adalah penentu arah, Artikel diakses pada 12 Februari 2011 dari
http://www.kandankjurank.com.
4
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank
33
cinta nya kepada pendidikan serta tentunya anak-anak Indonesia inilah
yang kemudian menimbulkan ide untuk membangun sebuah tempat belajar
yaitu Kandank Jurank Doank.
2. Fasilitas sekolah alam Kandank Jurank Doank
Sekolah ini berdiri di area komplek perumahan yang luasnya kurang
lebih dua hektar memiliki fasilitas yang sangat menunjang kreativitas belajar
mengajar. Fasilitas tersebuat antara lain:
a. Mushola
Kandank jurank doank menanamkan nilai-nilai agama Islam
kepada anak-anak didiknya, bukan hanya membekali pengetahuanpengetahuan umum. Sekolah Kandank Jurank Doank selalu mengingatkan
anak-anak untuk beribadah kepada Allah SWT, mengamalkan nilai-nilai
agama sesuai dengan syariat Islam. Salah satu perwujudan penanaman
nilai agama ini dengan disediakan sebuah mushola tempat anak-anak
melakukan ibadah sholat. Mushola dengan luas 3x4 m2 ini dibangun dari
kayu, demikian juga dengan lantai mushola. Tempat wudhu terdapat di
samping mushola. Di dalam mushola tersedia peralatan untuk sholat
seperti sajadah dan mukena, selain itu buku-buku agama Islam untuk
tertata sangat rapi.
b. Lapank doank
Lapank doank merupakan lapangan untuk aktifitas olahraga.
Lapangan yang ditumbuhi rumput-rumput hijau kecil nan rapi menjadi
salah satu favorit anak didik sekolah alam. Ada beberapa lapangan untuk
olahraga yaitu lapangan futsal, lapangan basket, dan lapangan bulutangkis.
34
Lapank doank ini diharapkan dapat memancing ide dan gagasan anak-anak
. Seperti ungkapan yang tertera di brosur sekolah alam yaitu anak belum
sepenuhnya menyatakan sikapnya dengan kata, tapi gerak. Mari kita
tanamkan pertumbuhannya
dengan memancing ide, gagasan, kreatif
dengan bermain.
c. Kampunk doank
Nuansa tradisional dan pedesaan sangat kental dengan tempat ini,
tempat yang mengambil tema alam ini dinamakan dengan kampunk doank.
Tempat ini merupakan salah satu tempat untuk belajar, biasanya digunakan
untuk belajar menggambar dan belajar alat musik gitar. Layaknya
perkampungan tempat ini tepat menghadap ke hamparan sawah. Tersedia
bale-bale tempat anak-anak duduk ketika mereka belajar. Kantin Doank
juga ada di kampunk doank ini, seperti kebanyakan warung yang menjual
makanan dan minuman.
d. Arena bermain anak
Anak didik di kandank jurank doank terdiri dari beragam umur
mulai dari anak yang berumur tiga tahun sampai tujuh belas tahun. Maka
perlu tersedianya tempat khusus untuk bermain anak umur tiga sampai
lima tahun. Tempat bermain khusus ini terletak di ruang dialog doank.
Arena bermain ini layaknya sekolah taman kanak-kanak biasanya. Terdiri
dari prosotan, mainan pasir, serta ayunan.
e. Meseum karya pustaka
Terdapat beberapa gedung di tempat ini yaitu kantor yang
berukuran 4x5m2 digunakan untuk mengatur segala kegiatan di sekolah ini,
35
menyambut tamu atau kunjungan dari luar sekolah. Ada juga perpustakaan
yang berukuran 3x4m2 didesain dengan nuansa warna-warni dan tersedia
banyak jenis buku mulai dari komik, ilmu pengetahuan, buku tentang
musik, buku agama tak heran slogan untuk membaca buku menjadi salah
satu yang di usung di sekolah ini, yang berbunyi “buku itu adalah guru,
sejarah masa yang lalu.., kita harus membaca untuk memahami agar tidak
masuk ke dalam kekeliruan yang sama. Sementara kita adalah pemilik
masa depan, di tempat ini yang hadir akan terinspirasi melahirkan gagasan
untuk berkarya”. Ada juga ruang multimedia berukuran 4x5m2 digunakan
anak-anak untuk belajar komputer. Selain itu ada juga museum doank yang
berukuran 4x5m2, di tempat ini tersimpan sejarah kehidupan Dik Doank
dari masa kanak-kanak sampai saat ini. Kebanyakan isi museum ini adalah
hasil kesenian dari Dik Doank mulai dari lukisan, foto, sampai dengan
barang-barang yang memiliki nilai sejarah penting. Di dalam museum ini
juga banyak terdapat hasil karya kesenian dari anak-anak Kandank Jurank
Doank.
f. Ruang dialog doank
Di Kandank Jurank Doank ada tempat khusus utuk berdialog yang
berukuran 4x5m2, yang dinamakan ruang dialog doank. Di ruangan ini
terdapat panggung kecil dan beberapa tempat duduk. Biasa digunakan
untuk anak-anak dan pengajar untuk sharing tentang pelajaran mereka.
Selain itu ruang dialog ini juga digunakan sebagai tempat berdialog
mahasiswa jika ada kunjungan dari mahasiswa untuk studi banding.
36
g. Setengah lingkaran doank (slink)
Slink adalah sebuah panggung berbentuk setengah lingkaran tempat
anak menampilkan kemampuan yang telah dipelajari di Kandank Jurank
Doank
Tepat di depan panggung terdapat tempat duduk yang menyerupai
lingkaran. Di belakang panggung terhampar sawah hijau yang membuat
udara sejuk. Kata-kata mutiara di brosur untuk slink ini berbunyi manusia
terikat dalam ruang dan waktu, tapi impian itu menembus samudra tanpa
batas. Di tempat ini mari bersama-sama bermimpi menyalakan sumbu
hidup, yaitu mewujudkan cita-cita.
h. Outbond doank
Outbond doank ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh
sekolah alam Kandank Jurank Doank untuk melakukan berbagai aktivitas
belajar yang langsung bersentuhan dengan alam. Untuk aktivitas outbond
ini tersedia area tanah seluas 500 m2. Di area inilah anak-anak didik dapat
melawan rasa takut, karena banyak permainan yang menguji ketangkasan
seperti flying fox, tangga monyet, menggapai tali, jembatan ranting,
jembatan bambu, dan perahu karet. Di sini anak-anak diharapkan dapat
berani mengalahkan rasa takut, seperti kata yang terungkapkan di brosur
sekolah alam Kandank Jurank Doank, “berani itu mengalahkan rasa takut,
dan takut itu belenggu keberhasilan, di sini kita belajar mencari jati diri
dengan mengutamakan keberhasilan”. Terdapat pula area bermain di
pematang sawah, sehingga anak-anak akan dengan bebas mandi lumpur di
sawah, menanam padi, dan memandikan kerbau. Anak-anak juga bisa
37
menggambar keindahan alam, mendengar dongeng, dan mengikuti
berbagai macam permainan. Fasilitas-fasilitas ini disewakan bagi
pengunjung dari luar Kandank Jurank Doank. Dana dari hasil penyewaan
inilah yang membiayai keperluan-keperluan sekolah alam ini.5
3. Anak Didik Kandang Jurang Doank
Pada awal berdiri tahun 1993 jumlah anak didik hanya sepuluh orang,
kemudian pindah ke Komplek Alvita pada tahun 1997 jumlah anak didik
bertambah menjadi dua puluh anak. Pada tahun 2005 anak didik mencapai
seratus anak, saat ini jumlah anak didik yang aktif di Kandank Jurank Doank
kurang lebih 206 anak yang terbagi dalam kelas kesenian yang anak pilih.
Kebanyakan anak didik yang belajar di tempat ini adalah anak yang berasal
dari kampung sekitar. Namun tidak menutup kemungkinan bagi anak di daerah
lain, dari latar belakang manapun semua boleh ke sekolah alam ini untuk
belajar asalkan ada niat untuk belajar.
Tabel 1. Jumlah anak didik di sekolah alam Kandank Jurank Doank
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Kelas
Tari
Perkusi
Gitar
Komputer
Biola
Kreativitas
Vocal
Gambar
Jumlah
Jumlah Anak Didik
20
12
10
12
16
7
36
± 100
206
Sumber: Wawancara dengan staff Kandank Jurank Doank
5
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
38
4. Sistem Penerimaan Anak Didik
Seperti sekolah-sekolah lain Kandank Jurank Doank juga membuka
kesempatan bagi anak-anak yang ingin belajar di Kandank Jurank Doank.
Penerimaan anak didik biasa di sebut penerimaan sahabat baru Kandank
Jurank Doank dan diadakan setahun sekali dilaksanakan seusai hari raya
idul fitri. Semua harus melalui proses seleksi menggambar.
5. Tenaga Pendidik dan Pegawai
Tenaga pendidik di sekolah ini adalah orang-orang yang sukarela
mau dan ikhlas membagikan ilmu kepada anak-anak. Orang-orang ini
disebut dengan volunteer atau sukarelawan yang pastinya amat peduli
dengan pendidikan anak di Indonesia. Sukarelawan tersebut adalah anakanak muda yang memiliki keahlian dibidang kesenian dan mengajarkan
ilmu tersebut kepada anak-anak di sekolah alam. Dari awal berdiri jumlah
sukarelawan yang telah terdaftar mencapai Sembilan puluh orang. Akan
tetapi yang masih aktif mengajar saat ini dua puluh orang. Mereka tidak
mendapat honor selayaknya pengajar di sekolah lain, namun mereka
mendapatkan uang untuk pengganti transportasi. Uang ini di dapatkan dari
hasil penyewaan outbond yang disewakan pengunjung dari luar sekolah
kandank jurank doank.6
B. Latar belakang Kandank Jurank Doank
Awalnya sekolah ini hanya merupakan sebuah komunitas kreatif yang
dirintis di daerah Blok K, Angkasa Pura, Kemayoran, Jakarta Pusat pada tahun
6
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
39
1993. Pada awal berdirinya jumlah anak didiknya hanya berjumlah sepuluh
orang dan tenaga pengajarnya masih Dik Doank sendiri. Pada tahun 1997
berpindah ke Komplek Alvita, Sawah Baru, Ciputat dengan jumlah anak didik
sekitar dua puluh lima anak. Kemudian dibuka lagi pada tahun 2005 dengan
jumlah siswa lebih dari seratus anak. Walaupun pada saat itu jumlah anak
didik masi relatif sedikit, tapi tidak ada halangan bagi Dik Doank untuk tetap
saling belajar dah berproses.
Pada tahun 2008 komunitas kreativitas Kandank Jurank Doank
menjadi yayasan Kandank Jurank Doank. Ketika menjadi yayasan Kandank
Jurank Doank terdiri dari dua bagian yaitu Sekolah Alam dan Outbond Doank.
Sekolah ini menggunakan konsep alam karena menurut pemilik sekolah ini
melalui alam anak-anak mampu mengenal diri dan potensinya, untuk
selanjutnya dikembangkan. Anak-anak dapat bergaul dengan alam sekitar,
pohon-pohon, daun-daun yang melambai, hembusan angin, lumpur sawah.
Sekaligus memberikan pemahaman bahwa keindahan alam adalah ciptaan
Tuhan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.7
Merintis sebuah tempat blajar merupakan sebuah cita-cita luhur dari
seorang Dik Doank. Keinginannya tersebut diperkuat dengan keprihatinannya
terhadap dunia pendidikan yang oleh sebagian masyarakat disempitkan
menjadi institusi sekolah, dan yang lebih membuat miris adalah untuk
mengenyam pendidikan para orangtua memerlukan uang yang banyak untuk
bisa menyekolahkan anaknya. Sehingga tidak heran banyak orang-orang tidak
mampu yang akhirnya tidak dapat mengenyam pendidikan.
7
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
40
Biaya pendidikan yang mahal ditambah lagi materi pembelajaran yang
terlalu banyak sehingga pada akhirnya membuat siswa stres yang kemudian
cenderung menjauhkan mereka pada realita kehidupan. Sehingga bukan hal
yang aneh jika libur sekolah menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi anakanak didik usia sekolah. Sekolah bagi sebagian anak didik tak ubahnya seperti
sebuah penjara yang menakutkan. Karena itulah suasana yang disajikan di
Kandank Jurank Doank ini dibuat senyaman dan sesantai mungkin sehingga
anak-anak didik dapat belajar dengan nyaman tanpa harus diliputi rasa takut.
Kandank Jurank Doank adalah sebuah nama yang unik, dibalik
keunikan nama dan penulisan tersebut tersimpan makna yang mendalam.
Nama itu memiliki arti yang sangat penting. Kandank diibaratkan kebiasaan
seseorang yang menyukai burung peliharaan yang membuat kandang untuk
burung itu namun tanpa disadari kandang tersebut telah merampas kebebasan
dari burung itu sendiri, maka alangkah baiknya jika ingin tetap menikmati
indahnya kicauan merdu burung maka tanamlah pohon sebanyak-banyaknya
sehingga dengan sendirinya burung tersebut akan datang dan berkicau
sehingga kita tetap dapat menikmati merdunya kicauan burung tanpa harus
merenggut kebebasan dari burung tersebut. Jadi sekolah ini ibarat kandang
yang memberi kebebasan kepada anak yang memiliki kretivitas tanpa
merampas kebebasan anak-anak tersebut untuk berkreativitas.
Jurang sering diidentikan sebagai pemisah antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain. Jurang juga merupakan simbol yang sering dipakai
untuk memisahkan antara sikaya dengan simiskin, tetapi jurang yang ada
41
disekolah ini adalah jurang yang menjadi penyatu atas segala perbedaan yang
ada. Sedangkan Doank diambil dari nama perintis sekolah ini yaitu Dik
Doank.
C. Visi dan Misi Kandank Jurank Doank
Kandank Jurank Doank memiliki visi dan misi yang berbeda
tampilannya dengan sekolah mana pun, Kandank Jurank Doank merangkum
sebuah visi dan misinya kedalam sebuah syair, yaitu:8
Ini bukan sekolah umum pada umumnya…
Yang biayanya kerap menyusahkan orang tua
Ini bukan pula yayasan yang mengharap bantuan,
Dari belas kasihan dan uluran tangan...
Kami punya sikap, tangan kami selalu di atas untuk memberi!
Bukan menengadah dan meminta.
Kalau kami diberi bantuan jangan buat aturan
Kami tak ingin jadi duta, seperti banyak duta-duta yang ada di PBB
Yang tiada daya menghentikan semena-menanya Amerika punya mau.
Tetapi kami adalah sekumpulan khalifah penerus kalimat-kalimat
ALLAH…
Kami tidak menyeleksi darimana mereka datang…
Mereka bukan sekelompok anak tak berbapak,
8
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
42
Orang susah hidup di jalan…, pengamen dan pengemis uang…,
Tetapi kami adalah barisan orang-orang yang mau belajar,
dan ingin mengubah Indonesia dengan ilmu…
dan kami hidup dengan ilmu itu…
biarkan kami di sini berproses…
mencari perubahan yang menandakan kami hidup…
dan kami tidak takut akan perubahan…
karena takut perubahan menandakan kemiskinan hati dan jiwa…
tempat ini adalah titipan-Nya…
tempat bernaung payung kasih tak terbeli
sebuah anugerah yang tiada terbayar yang harus kita jaga dan lestari…
karena banyak cinta di sini… cinta yang membebaskan…
cinta yang tak mudah di belokan oleh kemiskinan dan kebodohan
kami adalah kerinduan yang lurus terus menembus
semua kelak akan punya kenangan yang tak pernah berujung
bersamanya…
…dan pasti akan tergurat abadi, abadi selamanya…
Di Kandank Jurank Doank.
43
D. Struktur Organisasi Kandank Jurank Doank
Di sekolah Kandank Jurank Doank tidak mengenal bawahan atau
atasan, semua membaur menjadi satu keluarga. Semua mempunyai kewajiban
dan hak masing-masing. Walaupun struktur kepengurusan tidak ada, namun
tetap ada ketua koordinasi volunteer yaitu Kang Fadli dan yang telah di
ketahui Dik Doank merupakan pendiri. Sistem inilah yang dimaksud dengan
kekeluargaan.9
E. Program-program Kandank Jurank Doank
1. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran di Kandank Jurank Doank berbasis alam.
Karena alam adalah “sekolah” besar yang telah mengajari manusia dengan
situasi geraknya (gerak alam).10 Menurut Efriyani Djuwita dalam Abudira,
sekolah alam adalah “salah satu bentuk pendidikan alternatif yang
menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran anak
didiknya”.11 Sekolah alam tidak seperti sekolah biasa yang menggunakan
metode belajar mengajar di dalam kelas, namun proses belajar mengajar di
luar kelas atau di alam terbuka.
Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha
mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk
hidup yang ada di alam semesta. Dalam konsep pendidikan sekolah alam
9
Dokumen Pribadi Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
Fatchul mu’in, pendidikan karakter konstruksi teoritik dan praktik, (Jogjakarta: ArRuzz Media), 2011, hal.288.
11
http://abudira .wordpress.com/2009/03/17/ap-itu-sekolah-alam/. Diakses pada tanggal
17 nopember 2012.
10
44
“terdapat tiga fungsi yaitu alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media
dan bahan belajar, alam sebagai obyek pembelajaran”.12
Proses pembelajaran sekolah alam menyandarkan pada empat pilar
yaitu:
a. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul karimah)
b. Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (experiental
learning)
c. Pengembangan kepemimpinan dengan metode outbond training
d. Pengembangan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship).
2. Kurikulum
Pada sekolah alam Kandank Jurank Doank tidak menggunakan
kurikulum selayaknya di sekolah formal, sebab sekolah ini mengajarkan
anak untuk menggali potensi dirinya tanpa harus menjadi beban pada anak.
Akan tetapi walaupun tidak ada kurikulum, jadwal belajar yang ada rutin
dilakukan pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah action
learning, dan belajar di alam terbuka.
Materi pelajaran yang diajarkan di Kandank Jurank Doank adalah
semua hal yang berhubungan dengan kesenian dan skill. Jadwal belajar
hari senin sampai sabtu dimulai dari pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB.
Untuk hari minggu aktifitas belajar dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul
18.00 WIB. Jadwal belajar terangkum seperti di bawah ini:
12
http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-sekolah-alam. di akses pada tanggal 17
nopember 2012.
45
Hari
Pelajaran
Senin
Biola
Selasa
Tari
Perkusi
Vocal
Komputer
Rabu
Gitar
Vocal
Kamis
Gitar
Vocal
Perkusi
Jumat
Komputer
Vocal
Sabtu
Kreativitas
Gitar
Perkusi
Minggu
menggambar
Jazz
Sumber: Hasil Wawancara dengan Indah Nirmalasari
Selain jadwal tertulis di atas terdapat pula acara rutin yaitu
pengkajian agama Islam yang dihadiri oleh Cak Nun. Acara ini di
laksanakan setiap tiga bulan sekali di Sekolah Alam Kandank Jurank.
3. Kegiatan ekstra
Kegiatan rutin sekolah ini adalah sekolah alam yang dilaksanakan
mulai hari senin sampai minggu. Konser kreativitas dilaksanakan rutin
setiap awal bulan. Sedangkan kegiatan ekstra adalah kegiatan yang
dilakukan di luar rutin dan biasanya kegiatan itu adalah undangan tampil
diacara-acara publik.
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
A. Pola Komunikasi Volunteer Dalam Membina Akhlak
Dari beberapa pengertian di atas mengenai pola dan komunikasi
penulis menyimpulkan bahwa pola komunikasi adalah suatu bentuk atau
struktur bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada
seorang komunikan sehingga komunikan memahami setiap pesan yang
disampaikan agar dapat menghasilkan suatu persamaan makna antara
komunikator dengan komunikan.
Proses komunikasi dilakukan di sekolah-sekolah juga baik sekolah
formal maupun informal, untuk itu perlu adanya pola komunikasi yang efektif.
Sekolah Kandank Jurank Doank merupakan sekolah yang menjadi suatu
wadah untuk membangun kreativitas anak-anak. Anak-anak di didik dengan
cara bermain dan membaur dengan alam agar terbina rasa, karsa dan daya
cipta anak dengan cara yang menyenangkan. Oleh sebab inilah banyak yang
berpendapat bahwa Kandank Jurank Doank adalah taman bermain untuk anakanak, namun yang pasti Kandank Jurank Doank ini adalah sekolah, tempat
belajar yang bernama sekolah Alam Kandank Jurank Doank. Sekolah ini
menggunakan konsep alam karena menurut pemilik sekolah ini melalui alam
anak-anak mampu mengenal diri dan potensinya, untuk selanjutnya
dikembangkan. Anak-anak dapat bergaul dengan alam sekitar, pohon-pohon,
daun-daun yang melambai, hembusan angin, lumpur sawah. Sekaligus
46
47
memberikan pemahaman bahwa keindahan alam adalah ciptaan Tuhan yang
harus terus dijaga dan dilestarikan.
Tenaga pendidik di sekolah ini adalah orang-orang yang secara
sukarela mau dan ikhlas membagikan ilmu kepada anak-anak. Orang-orang ini
disebut volunteer atau sukarelawan yang peduli terhadap pendidikan anakanak di Indonesia. Sukarelawan tersebut adalah anak-anak muda yang
memiliki keahlian dibidang kesenian dan mengajarkan ilmu tersebut kepada
anak didik di sekolah alam ini. Maka dari itu, para volunteer inilah yang
berperan sebagai komunikator. Pola komunikasi merupakan salah satu unsur
yang sangat menentukan dalam pembinaan perilaku anak didik. Seorang
pengajar yang mempunyai syarat-syarat sebagai komunikator, yaitu “memiliki
kredibilitas
yang tinggi
bagi
komunikasinya, memiliki
keterampilan
komunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki sikap yang baik
terhadap komunikan dan memiliki daya tarik dalam artian komunikator
memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan
pengetahuan bagi atau pada diri komunikan”.1 Jika seorang pengajar telah
memenuhi syarat komunikasi akan dapat diterima dan bahkan membuat
perubahan sikap atau akhlak anak didik.
Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapat bahwa pola komunikasi
yang digunakan pengajar atau volunteer di KJD menggunkan pola roda dan
bintang. Pembahasan sebagai berikut:
1
HAW. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT: rineka cipta, 2000), cet.
Ke-2, hla. 93-94.
48
1. Pola roda
Pola roda adalah “pola yang mengarahkan seluruh informasi pada
jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi
fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok,
tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan
pemimpinnya atau seseorang yang menduduki posisi sentral”.2 Pola roda
bersifat satu arah (one way view communication) atau biasa disebut juga
pola komunikasi linier. Maksudnya dimana komunikator memberikan
stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang
diharapkan tanpa adanya seleksi dan interpretasi.
Pola komunikasi yang dilakukan oleh para volunteer yang
diterapkan yaitu menggunakan komunikasi langsung. Di sekolah alam KJD
komunikasi volunteer dengan anak didik tidak seperti layaknya di sekolah
formal yang biasanya kaku, dalam artian terpaku pada perturan sekolah,
baku mengikuti modul atau buku-buku yang dipakai di sekolah. Di KJD
cara mengajarnya langsung kepada praktek. Bentuknya melalui cerita, bisa
juga melaui gambar. Cerita biasanya certa tentang sahabat Rosul. Seperti
yang di ungkapkan oleh ka Indah:
“kalo misalnya untuk komunikasinya si sama ya, yang nggak terlalu
kaku banget kayak mungkin di sekolah-sekolah tapi kita di sini kayak
ngajarin untuk kelasnya misalkan itu ngajarin langsung sama praktek, kaya
misalnya kelas gitar itu belajar nggak pakai modul jadi langsung praktek
terus ada juga menggambar. Dan untuk menggambar sendiri di sini kita
juga bukan mencetak anak-anak yang gambarnya bagus tapi lebih ke
psikologi anaknya yang kita bangun. Jadi Om Dik kalo misalnya
2
http://belajar-komunikasi.blogspot.com/2011/02/sistem-komunikasi-kelompok.html
diakses pada tanggal 07 Desember 2012.
49
menggambar itu ngajarin pertama cerita dulu setelah itu mereka di suruh
gambar apa yang sudah diceritakan dan kalau misalnya untuk akhlaknya
juga kadang Om Dik cerita sahabat Rosul di dongengin sama Om Dik
terus anak-anak disuruh gambar, apa yang tadi di ceritakan seperti itu.”3
Dalam proses komunikasi yang dilakukan volunteer dalam proses
pembelajaran kelas yang digunakan merupakan kelas terbuka. Di tempat ini
anak-anak belajar di alam, yaitu belajarnya tidak di kelas yang dibatasi
tembok, melainkan pemandangan sekitar yang penuh dengan udara segar
dari pepohonan dan tumbuh-tumbuhan sekitar KJD. “Bukan tanpa alasan
sekolah KJD memilih alam sebagai kelas, dengan alam akan lebih menjaga
keseimbangan hidup dengan mendekatkan diri dan peduli pada alam”.4
Alam memiliki banyak hal yang sangat bermanfaat banyak bagi anak.
Dengan belajar di alam anak diajarkan bagaimana mencintai alam sekitar,
berakhlak dengan alam sekitar dan melestarikan alam. Hidup ini akan
menjadi akan menjadi indah apabila terjadi keseimbangan, dan bahkan
keseimbangan tersebut akan diperoleh jika alam dan manusia bisa
bersahabat. “Ketika alam dan manusia bersahabat maka tidak ada lagi
manusia yang merusak alam yang akhirnya merugikan manusia itu
sendiri”.5
Ini terkait dengan pembinaan akhlak alam di KJD. Manusia sebagai
khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam.
Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama
3
Wawancara Pribadi dengan Indah Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
4
Dokumen Pribadi Kandang Jurang doank.
5
Ester Sartika Butar-butar, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan
Kemandirian Peserta Didik, (jakarta: universitas negeri Jakarta 2012), hal. 50.
50
makhluk Allah yang selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara
tidak langsung akan merusak kehidupan manusia karena manusia sangat
bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita
kepada lingkungan sekitar,bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada
disekitar kita baik berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai dan
lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, “akhlak kepada alam berarti
bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di
alam semesta”.6
2. Pola Bintang
Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi yang digunakan
volunteer dalam pembinaan akhlak kepada anak didik adalah pola bintang.
Pola ini diterapkan karena semua anggota berkomunikasi dengan semua
anggota. Maksudnya adalah pola volunteer-anak didik, anak didikvolunteer, anak didik-anak didik.
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjadi yaitu
dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi
yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil (feedback)”.7
Dalam berinteraksi volunteer dan anak didik layaknya keluarga,
satu sama lain tidak sungkan untuk menegur dan bertanya namun dalam
posisi yang sopan. Hal ini yang diterapkan oleh kakak-kakak volunteer
yaitu dengan membebaskan anak untuk berbicara, tidak mengekang mereka
6
Akhlak Alam Di akses melalui http://www.scribd.com/atthamimy pada tanggal 02
Desember 2012.
7
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT rineka Cipta, 2000) cet.
Ke-2. Hal. 100.
51
untuk berpendapat. Membebaskan anak untuk curhat dengan kakak
volunteer. Selain itu, setiap volunteer juga harus memberikan contoh dan
berinteraksi semaksimal mungkin dengan anak, dengan semua itu anak
akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari keluarga volunter, keluarga
dari KJD, dan keluarga besar KJD bagian dari mereka. Seperti kutipan
hasil wawancara dengan ka indah.
“Karena kita di sini membebaskan, bukan membebaskan tapi
ibaratnya ya anak-anak bebas gitu di sini terus anak-anak tidak terkekang
itu ya mereka menerimanya lebih enak kayak gitu, jadi kalo untuk itu si
gak ada”.8
Pola komunikasi seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang
terjadi dua arah dan semua pihak terlibat di dalamnya. Pada komunikasi
ini, dapat diketahui bahwa anak didik memberikan feedback kepada
volunteer dengan baik. Sehingga mereka tidak sungkan dan malu-malu
untuk mengungkapkan pendapat dan bercerita tentang apa yang mereka
alami dan rasakan. Karena kesabaran para volunteer dan kenyamanan yang
di harapkan anak didik. Seperti yang diungkap tata (salah satu anak didik di
sekolah KJD). “volunteer mengajarkanya lebih sabar, lebih baik lebih
lucu.”
Ungkapan tata di atas diperkuat dengan pengakuan ka Fadli (ketua
volunteer sekolah KJD), yang mengungkapkan bahwa komunikasi di KJD
cenderung komunikasi langsung atau antarpesona. Berikut kutipan hasil
wawancara dengan ka Fadli:
8
Wawancara Pribadi dengan Indah
Desember 2012 .
Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07
52
“Saya lebih cenderung ajak mereka dialog orang perorang kalau ada
masalahpun, yang saya lakukan. Mereka semua gak serta merta cerita tapi
emang ada hal yang harus, „oke lo cerita sama gue, mungkin gue bisa
bantu gitu.”9
Pada sesi ini, anak didik dapat mengutarakan permasalahan dan
keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, yang kemudian para
volunteer akan mencarikan solusinya.
Komunikasi seperti ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua
orang yang terlibat dalam kelas dapat melakukan komunikasi secara dua
arah, baik itu komunikasi antarpesona antara komunikator dengan
komunikan, maupun komunikan dengan komunikan dan adanya kesamaan
makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang
menyenangkan kedua belah pihak. Komunikasi antarpribadi adalah bahwa
“setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi efek atau
perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan
memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi
komunikan menyenangkan atau positif, ini merupakan suatu tanda bagi
komunikator bahwa komunikasinya berhasil”.10
Selain
itu,
komunikasi
juga
telah
memenuhi
unsur-unsur
komunikasi yaitu:
a. Sender atau komunikator, dalam hal ini adalah para volunteer yang
menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Dalam hal
9
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fadli (Ketua KJD). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
10
M. budayatna dan Nina Muthmainah, Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok,
IKOM44337/3SKS/Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet. Ke-1,hal. 4.
53
ini, volunteer menformulasikan pesan atau informasi kepada anak didik
berupa pengetahuan tentang akhlak melalui alam sekitar dan ceritacerita Rosul.
b. Pesan yaitu gagasan atau ide, informasi, pengalaman, yang telah
dituangkan baik berupa kata-kata, lambang-lambang atau isyarat. Pada
saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan volunteer dapat
diterima oleh anak-anak didik. Dikarenakan komunikator menggunakan
komunikasi lisan dan praktik.
c. Feedback yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan kepada
komunikator. Bahwa komunikan (anak didik) bisa memberikan umpan
balik atau respon dari pesan yang disampaikan oleh komunikator.
d. Media merupakan saluran penyampai pesan kepada komunikan.
Komunikator biasanya menyampaikan pesan dengan menggunakan
fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah KJD. Yaitu mushola, Lapank
doank, Kampunk doank, Arena bermain anak, Meseum karya pustaka,
Ruang dialog doank, Setengah lingkaran doank (slink), Outbond doank.
e. Efek yaitu hasil akhir komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang,
sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Komunikasi yang
dilakukan oleh volunteer dalam pembinaan akhlak anak didik telah
berhasil dilakukan karena sikap atau perilaku anak-anak sudah sesuai
dengan yang diinginkan. Karena tujuan akhir dari berkomunikasi adalah
untuk mempengaruhi sikap. Belajar dengan nyaman, mudah di serap,
dan juga telah di terapkan anak didik dalam sehari-hari.11
11
Wawancara Priadi dengan Indah Nirmalasari (volunteer). Ciputat, kamis 07 Desember
2012.
54
B. Bentuk Dan Media Komunikasi Yang Digunakan Dalam Membina
Akhlak
Komunikasi
antarpribadi
merupakan
bentuk
komunikasi
yang
digunakan oleh volunteer dalam menyampaikan pengajaran dan membina
akhlak anak didik. Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana
orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana
diungkapkan oleh Devito yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku
komunikasi
antarpribadi,
bahwa
komunikasi
antarpribadi
merupakan
“pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau
sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung”.12
Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang
berkomunikasi
akan
membuat
prediksi
tentang
efek
atau
perilaku
komunikasinya, yaitu pihak bagaimana pihak yang menerima pesan
memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan
menyenangkan atau positif, maka ini merupakan suatu pertanda bagi
komunikator bahwa komunikasinya berhasil.
Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis, berupa percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan
ketika itu juga, pada saat komunikasi dilakukan. Komunikator, mengetahui
pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak,
ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya sebanyakbanyaknya.
12
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991), h. 12.
55
Proses pembelajaran di Kandank Jurank Doank berbasis alam. Sekolah
alam adalah sebuah “model pendidikan yang berusaha mengembangkan
pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk hidup yang ada di alam
semesta. Dalam konsep pendidikan sekolah alam terdapat tiga fungsi yaitu
alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan belajar, alam
sebagai obyek pembelajaran”.13 Jadi para pengajar atau volunteer lebih banyak
mengunakan komunikasi langsung atau tatap muka, namun kebanyakan dari
mereka menggunakan komunikasi non verbal juga.
Komunikasi nonverbal adalah “proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya ialah menggunakan
gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan
objek seperti pakaian, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara
seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara”.14
Komunikasi nonverbal di KJD banyak digunakan yaitu dengan
perilaku lebih ke praktik. Seperti hasil wawancara dengan ka Indah mengenai
proses komunikasi mereka dalam membina akhlak anak didi di KJD berikut:
“Kalo misalnya perilaku di KJD itu lebih kepada pertama kita ngasih
tahu, kedua praktik. Prakteknya juga nggak , ibaratnya apaya kayak
misalnya jangan buang sampah sembarangaan bukan berarti anak yang
buang sampah sembarangan itu diomelin itu nggak tapi kita lebih pertama
kita beri tahu dahulu kalo misalnya buang sampah, eh kebersihan itu
sebagian dari iman. Jadi emang dari dasar banget aja gitu mau solat harus
wudhu dulu kan, itu kita ngajarin itu dan kebersihan sebagian dari iman itu
ibaratnya brand kita. Sebagai muslim. Tapi kenapa ko orang barat yang
lebih menerapkan sedangkan orang kita sendiri yang mayoritas muslim
disini di Indonesia khususnya kurang bisa menerapkan seperti itu makanya
13
http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-sekolah-alam. di akses pada tanggal 17
November 2012.
14
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal di akses pada tanggal 15 Januari
2013.
56
kita mulai dari hal terkecil jangan buang sampah sembarangan. Terus,
dimulai dari kakak volunteer na terus baru anak-anaknya dan itupun kalo
misalnya masih ada yang buang sampah sembarangan biasanya dari kakak
volunteernya langsung mencontohkan ngambil, enggak ditegur enggak
diapa-apain dan mereka akan sadar sendiri karena melihat itu makanya kalo
di sini misalnya ada acara kita dari awal selalu menegaskan jangan buang
sampah sembarangan terus kita disini juga kalo mau masuk sini gratis ya.
Terus kalau misalnya ada yang nanya masuk KJD syaratnya apa? Ada
syaratnya yaitu jangan buang sampah sembarangan gitu. Makanya di sini
gak ada tulisan jagalah kebersihan tapi alhamdulillah tingkat kesadaran
anak-anaknya lebih tinggi dari pada orang-orang yang misalnya di dekat
tempat umum ada tulisan jangan buang sampah sembarangan itu malah jadi
apa ya jadi pajangan doang tulisan itu tapi alhamdulillah anak-anak sudah
bisa menerapkan.”15
Pernyataan tentang Penerapan akhlak dari hal yang terkecil dulu. Mulamula kakak volunteer dulu baru ke anak-anak. Namun, jika ada anak yang
buang sampah tidak ada sanksi cuma teguran saja. Sehingga tingkat kesadaran
nggak buang sampah sembarangan akan lebih meningkat juga di perkuat
dengan hasil wawancara dengan ka Fadli berikut ini:
“Dengan perbuatan, saya di sini gak serta merta kamu harus begini
begini begini si nggak, tapi biar temen-temen nyontoh sikap saya aja. Sikap
saya pun belum tentu bagus semuanya itu si sederhanya saya seperti itu.”16
Sekolah Kandank Jurank Doank menggunakan media alam, media
alam ini cukup efektif karena memiliki tiga fungsi: alam sebagai ruang belajar,
alam sebagai media dan bahan belajar, alam sebagai obyek pembelajaran.
Ketiga fungsi ini sangat jelas saat proses pembelajaran berlangsung di
fasilitas-fasilitas yang telah tersedia. Dan semua fasilitas terkonsep
bersentuhan langsung dengan alam.
15
Wawancara Pribadi dengan Indah Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
16
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fadli (Ketua KJD ). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
57
C. Program-program Yang Dilaksanakan Dalam Pembinaan Akhlak
Proses pembelajaran di Kandank Jurank Doank berbasis alam. Tentu
saja yang telah kita ketahui bahwa alam sebagai media di sekolah alam
Kandank Jurank Doank. Media alam ini dirasa sangat cocok untuk proses
pembelajaran di KJD. Untuk itulah sekolah alam KJD menyandarkan pada
empat pilar:
1. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul karimah)
Di sekolah alam KJD diajarkan tentang pentingnya akhlak. Dalam
hal ini akhlak yang baik atau akhlak mahmudah. Akhlak mahmudah dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Akhlak terhadap Allah; anak-anak didik di KJD tidak hanya dibekali
pengetahuan umum, namun mereka juga ditanamkan nilai-nilai agama
Islam. Sekolah Kandank Jurank Doank selalu mengingatkan anak-anak
untuk beribadah kepada Allah SWT, mengamalkan nilai-nilai agama
sesuai dengan syariat Islam. Salah satu perwujudan penanaman nilai
agama ini dengan disediakan sebuah mushola tempat anak-anak
melakukan ibadah sholat. Di dalam mushola tersedia peralatan untuk
sholat seperti sajadah dan mukena, selain itu buku-buku agama Islam
untuk tertata sangat rapi.
b. Akhlak terhadap sesama manusia; dari latar belakang berdirinya
sekolah Kandank Jurank Doank dibangun sebagai wujud kepedulian
dan cinta kasih kepada anak-anak Indonesia. Setiap orang darimana pun
berasal, kaya ataupun miskin boleh belajar ditempat ini asalkan ada niat
58
untuk belajar. Anak-anak didik pun diajarkan pentingnya berakhlak.
Sehingga perilaku mereka menjadi sopan dan baik, serta akan selalu
menghormati orang tua dan sayangi pula orang tua, dan juga guru.
Seperti yang dituturkan oleh anak didik yang bernama Fajri dan Tata
berikut ini:
Fajri: “Diajarkan tentang contohnya tentang teman berperilaku baik
terhadap teman. Menghormati orang tua, menghormati guru dan
lain-lain. Akhlaknya si ya itu kepada teman, sesama teman, kepada
orang lain yang kita tidak kenal kita harus tetap sopan, guru, orang
tua, lingkungan juga.”17
Tata: “Pentingnya akhlak itu supaya perilakunya agar baik
contohnya ya sama untuk berdampingan dengan teman, sopan
terhadap kedua orang tua.”18
c. Akhlak kepada alam; seperti yang tersurat di visi dan misi Kandank
Jurank Doank berikut:
Tempat ini adalah titipan-Nya…
Tempat bernaung payung kasih tak terbeli
Sebuah anugerah yang tiada terbayar yang harus kita jaga dan
lestari…
Karena banyak cinta di sini… cinta yang membebaskan…
Cinta yang tak mudah di belokan oleh kemiskinan dan kebodohan19
Dari sepenggal visi dan misi di atas jelas bahwa alam merupakan
anugerah yang diberikan Tuhan, dan manusia harus menjaga dan
melestarikan. Syarat untuk menjadi anak didik di KJD dengan tidak
membayar sejumlah uang, melainkan syaratnya yaitu dengan tidak
membuang sampah sembarangan. Dengan syarat ini anak-anak didik akan
17
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fazriansyah (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
18
Wawancara Pribadi dengan Amanta Jaya Pratama (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
19
Dokumen Pribadi Kandang Jurang Doank, Visi dan Misi Kandank Jurank Doank baris
ke-5.
59
menjaga keindahan alam tanpa adanya sampah dan juga ini akan dapat
menjaga kebersihan. Hal ini sesuai dengan Islam
yang sangat
menganjurkan agar umatnya selalu bersih. Seperti hadist di bawah ini:
Artinya: “Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka
hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungghnya tidak akan masuk
surga kecuali orang-orang yang bersih” ( HR. Baihaqi ).
Pengajaran akhlak ini sudah berhasil diterapkan oleh anak-anak
didik KJD dalam kehidupan sehari-hari. Mereka selalu menjaga lingkungan
dengan tidak sembarangan buang sampah dimanapun berada, dan
menanam pohon agar penghijauan merata, lebih berjiwa sosial yaitu sayang
kepada teman, dan orang tua.
Fajri: “Menerapkannya ya gak usah buang sampah sembarangan
gitu kalo misalnya ada sampah dimana ya cari tempat sampah
terdekat, dengan sesama teman di sini itu di ajarin kekompakan
solidaritas lah, intinya susah ya dirasain, susah seneng ya dirasain
seneng gitu aja. Kalau sama alam ya tadi jangan buang sampah
sembarangan, biasanya diajarin nanam pohon, ke sawahlah gitu.”20
Tata: “Eee jangan buang sampah sembarangan, terus lebih sayang
kepada orang tua terus menerapkannya diajarin menanam pohon
untuk penghijauan supaya tidak banyak polusi dan udara menjadi
segar.”21
2. Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (experiental
learning)
Pengajaran pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan
(experiental learning) menjadi prioritas pertama di sekolah alam Kandank
20
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fazriansyah (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
21
Wawancara Pribadi dengan Amanta Jaya Pratama (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
60
Jurank Doank . Pengembangan ini berlangsung di hampir semua fasilitas
yang ada di KJD. Seperti di aula dan museum karya pustaka, slogan untuk
fasilitas ini adalah “buku itu adalah guru, sejarah masa yang lalu.., kita
harus membaca untuk memahami agar tidak masuk ke dalam kekeliruan
yang sama. Sementara kita adalah pemilik masa depan, di tempat ini yang
hadir akan terinspirasi melahirkan gagasan untuk berkarya.”
3. Pengembangan kepemimpinan dengan metode outbond training
Outbond doank ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh
sekolah alam Kandank Jurank Doank untuk melakukan berbagai aktivitas
belajar yang langsung bersentuhan dengan alam. Di area inilah anak-anak
didik dapat melawan rasa takut, karena banyak permainan yang menguji
ketangkasan. Di sini anak-anak diharapkan dapat berani mengalahkan rasa
takut. Terdapat pula area bermain di pematang sawah, sehingga anak-anak
akan dengan bebas mandi lumpur di sawah, menanam padi, dan
memandikan kerbau. Anak-anak juga bisa menggambar keindahan alam,
mendengar dongeng, dan mengikuti berbagai macam permainan
Dari fasilitas outbond ini akan dapat memberi output kepada anak
didik yaitu melatih kerjasama, melatih kejujuran, keberanian, dan juga
bagus untuk menjaga kesehatan mereka. Apalgi pada program bermain di
pematang sawah sekali lagi mereka dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap kelestarian alam, ini akan memberi kesempatan untuk berakhlak
kepada alam.
61
4. Pengembangan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship).
Pengembangan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship)
memang belum ada di kurikulum dan program KJD, namun ini tidak
menghentikan pengembangan kemampuan anak didik yang lain untuk
menjadi generasi pencipta kekaryaan.
D. Faktor Pendukung, Penghambat Dan Solusi Dalam Membina Akhlak
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam berkomunikasi dengan anak didik untuk
membina akhlak adalah melalui musik dan film. Menurut ka Indah musik,
terlebih karangan dari Om Dik yang liriknya berkisar tentang kehidupan
dan pendidikan. Dari kehidupan kita belajar hidup, dari pendidikan kita
berperilaku dan berakhlak baik.
Sedangkan nonton film di aula dapat juga menjadi faktor
pendukung karena film yang ditayangkan merupakan film edukasi. Dari
film ini anak akan menuangkan ide hasil dari imajinasi setelah menonton
film. Berikut tutur ka Indah:
“Palingan lewat musik bisa, karena kan kita juga ada musik
karangannya Om Dik itu gak jauh-jauh dari kehidupan dan
pendidikan liriknya. Biasanya kita nonton film ya karena kita ada
aula juga layarnya juga gede emang itu khusus buat anak-anak. Kita
ada nonton film juga, film-filmnya edukasi. Di situ anak-anak
disuruh menuangkan idenya imajinasinya mereka dikertas seperti
itu.”22
22
Wawancara Pribadi dengan Indah
Desember 2012 .
Nirmalasari (Volunteer). Ciputat, Kamis 07
62
Lain halnya dengan ka Indah ka Fadli mengungkapkan bahwa
faktor pendukung lebih pada perbuatan dari ka volunteer dan keluarga KJD
seperti Dik Doank. Dari perbuatan ka volunteer ini akan sangat mudah di
terima oleh anak didik, misalnya ada sampah, ka volunteer tidak menyuruh
ke anak didik agar memungut sampah, tapi ka volunteer sendiri yang
memungut.
2. Faktor penghambat
Menurut ka Fadli faktor penghambat adalah pergaulan atau
sosialisasi dengan anak di luar KJD berikut kutipan hasil wawancara ka
Fadli: “Ya faktor pergaulan mungkin, ya karena pergaulan mereka di sini
sama pergaulan mereka di luar kan beda.”23
Pernyataan ka Fadli di atas diperkuat dengan ungkapan Fajri dan
Tata. Mereka menemukan teman-teman yang suka pilih-pilih dalam
berteman.
Fajri: “Yang belum belajar di sini biasanya buang sampah
sembarangan dengan lingkungan masih kurang bersahabat. Beda
sama anak KJD yang udah bersahabat dengan lingkungan, lebih
supple sama teman-teman kaya apa si yang belum belajar di KJD itu
biasanya masih milih-milih teman gitu. Ya saya si selama belajar di
sini apa ya ee temenan sama siapa saja gitu nggak milih-milih
temenlah gitu.”24
Tata: “Pastinya si dia ya sama buang sampahnya masih sembarangan.
Masih milih-milih teman dah terus ada juga yang pasti sebel sama
yang ini, terus yang ini gak ditemenin gitu.”25
23
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fadli (Ketua KJD ). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012
24
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fazriansyah (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
25
Wawancara Pribadi dengan Amanta Jaya Pratama (Anak Didik). Ciputat, Kamis 07
Desember 2012 .
63
3. Solusi
Solusi dalah “proses pembelajaran di mana kita berusaha untuk
memperbaiki diri dari praktek yang kita lakukan sehari-hari.
Definisi
solusi adalah cara pemecahan atau penyelesaian masalah tanpa tekanan”.26
Solusi di sini adalah para volunteer share atau berdialog, saling terbuka dan
sering berkomunikasi adalah salah satu jalan keluar untuk mengatasi
hambatan atau bahkan memperkuat faktor pendukung dalam membina
akhlak terhadap anak didik di KJD.
Selain itu contoh perbuatan yang baik atau dengan selalu berakhlak
mahmudah dari para ka volunteer akan dengan cepat ditiru, diterima, dan
diaplikasikan anak-anak didik dalam kehidupan sehari-harinya.
26
http://ceritaindahuntuklelaki.blogspot.com/2009/11/pengertian-dari-konflik-keputusandan.html di akses pada tanggal 21 Januari 2012.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisa dan menguraikan hasil penelitian, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola Komunikasi Volunteer Dalam Membina Akhlak di sekolah alam
Kandank Jurank Doank ada dua yaitu pola roda dan pola bintang. Pola
roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi pada jaringan
komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus
perhatian. Di sini yang diterapkan yaitu menggunakan komunikasi
langsung praktik, setelah pemberian tutor kepada anak didik, volunteer
langsung menginstruksikan anak didik untuk melakukan pesan atau materi
yang diajarkan seperti menggambar cerita yang tadi diceritakan.
Yang kedua adalah pola bintang, pola seperti ini menjelaskan
bahwa komunikasi yang terjadi yaitu dua arah dan semua pihak terlibat.
Pada komunikasi ini, dapat diketahui bahwa anak didik memberikan
feedback kepada volunteer dengan baik. Sehingga mereka tidak sungkan
dan malu-malu untuk mengungkap pendapat dan curhatnya tentang apa
yang mereka alami dan rasakan. Komunikasi seperti ini sudah bisa
dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam kelas dapat
melakukan komunikasi secara dua arah, baik itu komunikasi antarpribadi
antara komunikator dengan komunikan, maupun komunikan dengan
64
65
komunikan dan adanya kesamaan makna sehingga proses komunikasi
berlangsung dalam situasi yang menyenangkan kedua belah pihak.
Komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi
akan membuat prediksi efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana
pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi
komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, ini merupakan
suatu tanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil.
2. Bentuk komunikasi yang digunakan volunteer dalam membina akhlak
adalah Komunikasi antarapribadi. Komunikasi jenis ini dianggap paling
efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,
karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Selain komunikasi
antarpribadi
volunteer
juga
komunikasi
nonverbal
adalah
menggunakan
proses
komunikasi
komunikasi
nonverbal,
dimana
pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal di KJD
banyak digunakan yaitu dengan perilaku lebih ke praktik.
Sekolah Kandank Jurank Doank menggunakan media alam, media
alam ini cukup efektif karena memiliki tiga fungsi: alam sebagai ruang
belajar, alam sebagai media dan bahan belajar, alam sebagai obyek
pembelajaran. Ketiga fungsi ini sangat jelas saat proses pembelajaran
berlangsung di fasilitas-fasilitas yang telah tersedia. Dan semua fasilitas
terkonsep bersentuhan langsung dengan alam.
66
3. Program-program Yang Dilaksanakan Dalam Pembinaan Akhlak
Media alam ini dirasa sangat cocok untuk proses pembelajaran di
KJD. Untuk itulah sekolah alam KJD menyandarkan pada empat pilar:
a. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul karimah)
b. Akhlak terhadap Allah, salah satu perwujudan penanaman nilai agama
ini dengan disediakan sebuah mushola tempat anak-anak melakukan
ibadah sholat.
c. Akhlak terhadap sesama manusia, Anak-anak didik pun diajarkan
pentingnya berakhlak. Sehingga perilaku mereka menjadi sopan dan
baik, serta akan selalu menghormati orang tua, dan juga guru.
d. Akhlak kepada alam, alam merupakan anugerah yang diberikan Tuhan,
dan manusia harus menjaga dan melestarikan. Anak-anak didik di KJD
wajib menjaga keindahan alam, karena tanpa adanya sampah dan juga
ini akan dapat menjaga kebersihan. Hal ini sesuai dengan Islam yang
sangat menganjurkan agar umatnya selalu bersih.
1) Pengembangan
logika
dan
daya
cipta
melalui
percobaan
(experiental learning)
2) Pengembangan kepemimpinan dengan metode outbond training
3) Dari fasilitas outbond ini akan dapat memberi output kepada anak
didik yaitu melatih kerjasama, melatih kejujuran, keberanian, dan
juga bagus untuk menjaga kesehatan mereka. Ini akan menjadi
ajang untuk berakhlak kepada alam.
67
4. Faktor Pendukung, Penghambat Dan Solusi Dalam Membina Akhlak
Fakktor pendukung dalam berkomunikasi dengan anak didik untuk
membina akhlak adalah melalui musik dan film, serta perbuatan. Dari
perbuatan ka volunteer ini akan sangat mudah di terima oleh anak didik.
Faktor penghambat adalah pergaulan atau sosialisasi dengan anak di luar
KJD. Solusi di sini adalah dengan ka volunteer share atau berdialog, saling
terbuka dan sering berkomunikasi adalah salah satu jalan keluar untuk
mengatasi hambatan atau bahkan memperkuat faktor pendukung dalam
membina akhlak terhadap anak didik di KJD.
Selain itu contoh perbuatan yang baik atau dengan selalu berakhlak
mahmudah para ka volunteer akan dengan cepat ditiru, diterima, dan
diaplikasikan anak-anak didik dalam kehidupan sehari-harinya.
B. Saran-saran
1. Dalam program pembinaan akhlak, disarankan agar para volunteer atau
pihak KJD lebih menekankan dan membiasakan penerapan nilai-nilai
Islam
kepada
anak-anak.
Sehingga
anak-anak
terbiasa
untuk
melakukannya, terutama dalam bertingkah laku yang sesuai dengan normanorma Islam.
2. Pola komunikasi yang diterpakan dalam pembinaan akhlak anak-anak
didik di KJD sudah efektif digunkan. Untuk lebih efektif lagi, ketika para
volunteer menggunakan pola bintang dan roda disarankan para volunteer
68
menggunakan bentuk komunikasi kelompok sehingga kedekatan antara
volunteer dan anak didik semakin erat.
3. Diharapkan pihak KJD juga melibatkan atau mengikut sertakan para
orangtua anak didik dalam melakukan pembinaan akhlak karena peran
orangtua sangat penting dalam membina akhlak.
4. Penambahan jumlah volunteer dan sarana penunjang lainnya dalam
pembinaan akhlak juga dirasa perlu agar proses pembinaan akhlak dapat
berjalan lebih dan lebih baik.
5. Volunteer meningkatkan kualitas diri dan metode pengajaran agar tercipta
output bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Azis, Mohammad. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Butar-butar, Ester Sartika
Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Kemandirian Peserta Didik. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta 2012.
Canggara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teoridan Praktek. Jakarta:PTRemaja
Rosdakarya, 2000.
---------------. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981.
---------------. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
---------------. Kamus Komunikasi. Bandung: MandarMaju, 1989.
Fatchulmu’in. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik Dan Praktik. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011.
Gunai Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
1998.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. Yogyakarta: AndiOffiset, 1992.
Jumroni .Metode-metode Penelitian Komunikas. Jakarta: UIN Press, 2006.
Liliweri,Alo. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991.
M. Dahlan Al-Barty, danPuis A. Purtanto. Kamus Besar Ilmiah Popular.
Surabaya: Arloka, 1994.
Mangunhardjasa. Pembinaan Arti dan Metodenya,. Yogyakarta: Kanisius, 1986.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakary,
2009.
Nata, Abbudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press. 2003.
Nina Muthmainah, dan M. budayatna. Komunikasi Anatr Pribadi, Materi Pokok,
IKOM44337/3SKS/Modul 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994.
69
70
Partanto, Puis A. dan Al-barty, M. Dahlan. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular.
Surabaya: Arkola, 1994.
Poerwadarminta, W. J. S.
BulanBintang, 1997.
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rakhmat, Jalaludin . Psikologis Komunikasi. Bandung : PT. RemajaRosdakaya,
2000.
Robbin, James G.. Komunikasi Yang Efektif. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Salim, KH. Abdullah. Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat).
Jakarta: Media Dakwah, 1985.
Salim, Peter. Kamus Besar
BalaiPustaka, 1998.
Bahasa
Indonesia
Kontemporer.
Jakarta:
Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. RinekaCipta,
2000.
Ya’qub, Hamzah. Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu Pengantar.
Bandung: CV Diponorogo, 1993.
Referensi Internet:
Akhlak Alam Di akses melalui http://www.scribd.com/atthamimypadatanggal 02
Desember 2012.
Anak
adalah penentu arah, Artikel
darihttp://www.kandankjurank.com.
diakses
pada
12
Februari
2011
http://abudira .wordpress.com/2009/03/17/ap-itu-sekolah-alam/. Diakses pada
tanggal 17 nopember 2012.
http://belajarkomunikasi.blogspot.com/2011/02/sistemkomunikaskelompok.html
diakses pada tanggal 07 Desember 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal di akses padatanggal 15
Januari 2013.
http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-sekolah-alam. di akses padatanggal 17
Nopember 2012.
Margonoipb.files.wordpress.com/2009/../8volunteerism.pp.ttps://www.google.co
m/search?q=pengertian+sukarelawan&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.moz
illa:enUS:official&client= firefox-a
LAMPIRAN
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah ketua sekretatiat Kandank Jurank
Doank Sawah Baru Ciputat, menyatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta:
Nama
: Abdul Hamid
NIM
: 108051000045
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Pada tanggal 07 Desember telah melakukan penelitian/wawancara untuk
bahan penelitian skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Volunteer dan Anak
Didik Dalam Membina Akhlak di Komunitas Kandank Jurank Doank.
Demikianlah surat ini kami buat, agar dapat diketahui dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Ciputat, 07 Desember 2012
Muhammad Fadli
LAMPIRAN FOTO
Kegiatan Pengkajian Diri bersama Emha Ainun Najib di Kandank Jurank Doan
Kegiatan Pengkajian Diri
Penulis bersama Indah Nirmalasari (Volunteer)
Penulis bersama Fadli (Ketua KJD)
Penulis bersama M. Fazriansyah (Anak Didik)
Penulis bersama Amanta (Anak Didik)
Kegiatan Berbagi Bersama Anak Yatim
Kegiatan Menanam Padi (Outbound)
Kandank Jurank Doank
YAYASAN KANDANK JURANK DOANK
KANTIN DOANK
KANTOR DAN MUSEUM KARYA PUSTAKA
SETENGAH LINGKARAN DOANK
Download