PERILAKU KONSUMEN KONSUMEN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT.DUTA COMPUTER TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : DODY NIM. 11002719 PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif agar selalu memberikan diferensiasi, serta keunggulan bagi perusahaannya dibandingkan dengan para pesaingnya. Perusahaan dituntut tidak hanya sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang membutuhkan. Perusahaan juga perlu mengembangkan promosi (komunikasi) pemasaran yang efektif terutama kepada para konsumen. Fungsi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan semua aktifitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa sejak dari produsen sampai konsumen akhir. Dengan memperhatikan kegiatan pemasaran maka diharapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan melibatkan keyakinan pelanggan pada suatu produk sehingga timbul rasa percaya diri atas kebenaran tindakan yang diambil. Rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian yang diambilnya mempresentasikan sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan diri atas keputusannya memilih suatu produk. Dalam perilaku konsumen banyak ditemukan faktor yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen. Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan sejenis, membuat Perusahaan semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalam hal menarik konsumen. Sehingga perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya dalam usaha-usaha pemasaran sebuah produk yang dilakukan. menurut Kotler (2007) bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Pengambilan keputusan pembeli dipengaruhi kemampuan perusahaan menarik pembeli, dan selain itu juga dipengaruhi faktor-faktor diluar perusahaan. Menurut Kotler (2009), kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Sedangkan menurut Tjiptono (2008), kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan suatu produk dan jasa yang melalui beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai suatu produk dan jasa tanpa adanya 9 4 kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi dari pelanggan. Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, namun proses pengambilan keputusan tersebut akan diwarnai oleh ciri kepribadian, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) secara umum keputusan pembelian adalah seleksi dari dua atau lebih pilihan alternatif. PT.DUTA COMPUTER Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ilmu informasi dan teknologi yang telah berdiri sejak tahun 1997 yang lalu di Batam , dan mulai mengembangkan usahanya pada tahun 2001 dengan menanamkan prinsip dalam memajukan ilmu informasi dan teknologi di Kota Batam saat ini, PT.DUTA COMPUTER menerapakan prinsip memberikan kualitas Produk yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan konsumen di Batam, dijadikan prinsip usaha yang bagus dikarenakan saat ini masih banyak penggunaan teknologi yang bukan dari branded ternama , melainkan produk rakitan sendiri, disini sangat tidak ekonomis jika dalam penggunaan teknologi dalam jangka waktu yang lama, namun saat ini banyak sekali konsumen yang kurang mengerti dalam menggunakan produk branded sehingga kita butuh sebuah cara dalam meyakinkan konsumen untuk menggunakan produk branded, banyak sekali perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk branded atau rakitan, dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi misalnya Harga, 5 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut istilah keputusan pembelian dapat diartikan sebagai bagian dari perilaku konsumen yang bertujuan untuk menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang dimana individu terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu kesimpulan terbaik individu untuk melakukan pembelian terbentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginannya. Perusahaan harus bisa memasarkan produk kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Kotler & Amstrong (2007) kualitas produk yang merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka waktu yang panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.suatu disesuaikan perusahaan dengan delam kebutuhan mengeluarkan dan produk keinginan sebaiknya konsumen. Keunggulankeunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan akan menimbulkan suatu kesadaran akan merek produk tersebut. Kualitas produk merupakan faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Pengalaman yang baik atau buruk terhadap produk akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian kembali atau tidak. Sehingga pengelola usaha dituntut untuk menciptakan sebuah produk yang disesuaikan dengan kebutuhan atau selera konsumen, maka penulis tertarik 6 untuk meneliti “Perilaku Konsumen dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada PT.Duta Computer” 1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, banyak sekali perilaku konsumen dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada PT.Duta Computer maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah – masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dengan cara membuat rumusan masalah yang diteliti . Rumusan masalah penelitian inia adalah 1. Bagaimana Perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian? 2. Bagaimana kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian? 3. Bagaimana besar perilaku konsumen dan kualitas produk secara bersamasama berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT.Duta Computer? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah bertujuan agar dalam penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang sejalan seperti yang diharapakn dan permasalahan tidak mengambang lebih jauh untuk itu penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini. Pada penelitian ini fokus masalah dibatasi pada masalah : “Perilaku konsumen dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.” 7 Disamping faktor diatas yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian maka ada faktor lain yang juga mempengaruhi keputusan pembelian yang akan menjadi fokus dan perhatian serta merupakan bagian strategic planning yang tidak di teliti pada penelitian ini, yakni : 1. Price (Harga) 2. Company (Perusahaan) 3. Competitor (Pesaing ) 4. Capability (Kemampuan) 5. Brand (Merek) 6. Relationship (Hubungan) 7. Value ( Nilai) 8. Dan lain-lain yang tidak diteliti Menimbang dikarenakan keterbatasan waktu dan tempat, maka yang menjadi tempat objek penelitian yaitu PT.Duta Computer. Konsumen yang Menjadi subyek penelitian adalah yang sudah menjadi vendor (partner) sejak tahun 2005-2016 saja. 8 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, makan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui bagaimana Perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian 2. Mengetahui bagaimana Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian 3. Mengetahui bagaimana perilaku konsumen dan kualitas produk berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian pada PT.Duta Computer 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoris Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep khususnya tentang bagaimana perilaku konsumen dan kualitas produk dalam menentukan keputusan pembelian 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan khususnya tentang bagaimana perilaku konsumen dalam 9 melakukan pembelian produk. Serta melihat kualitas produk yang ditawarkan oleh penjualan b. Bagi Perusahan Penelitian berguna untuk Perusahaan merupakan sesuatu yang penting dalam menawarkan produknya ke konsumen dengan melihat perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian dan menggambarkan kekurangan -kekurangan kecil pada komponen kualitas sebelumnya c. Bagi Civitas Akademika Gici Business School Batam Penelitian ini berguna supaya masyarakat akademik lebih memahami perilaku konsumen dalam memasarkan produknya. d. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Memberikan pengetahuan kepada para peneliti pemasaran dengan dasar pengetahuan analisis konsumen. e. Bagi Pihak Lainnya Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan informasi, dan berguna sebagai bahan acuan untuk perbandingan dan penelitian yang sama 10 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perilaku konsumen Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman dan Kanuk (2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut. Menurut Shiffman dan Kanuk (2007) perilaku konsumen merupakan suatu perilaku terpusat cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. jadi dapat dismpulkan perilaku konsumen adalah sebuah proses ketika individu demi memuaskan kebutuhan atau keinginannya, cenderung 11 memilih, membeli, menggunakan suatu produk atau jasa dengan memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap: a. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing). b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating). c. Tahap tindakan pasca beli (disposition): hal yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Pendapatkan Produk konsumen Konsumsi Mencari: Menggunakan mengevaluasi - Informasi - Alternatif - Keputusan membeli Pasca Beli Perilaku pasca beli Gambar :2.1.1 Proses Perilaku Konsumen Sumber Kotler (2008:183) data diolah Definisikan perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Definisisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) 35 Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang penting, yaitu: sebagai kegiatan fisik dan sebagai proses pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129) “Consumer buyer behavior is the buying behavior of final consumerindividuals and households who buy goods and services for personal consumption”. Artinya: Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik individual maupun rumah tangga, yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Menurut Suharno (2010: 96) keputusan pembelian adalah tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan 35 pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginanFaktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku konsumen menurut Kotler (2007) bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. 2.1.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perilaku konsumen Menurut Kotler (2007) bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Faktor -faktor yang mempengaruh perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal, dan faktor psikologis. Namun, peran faktor-faktor tersebut berbeda sesuai produknya. Dengan kata lain, ada faktor dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lainnya kurang berpengaruh. 35 2.1.1.2 Indikator Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p161-175) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen : 1. Faktor- Faktor Kebudayaan a. Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang palingmendasar. Jika mahkluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. (Kotler dan Armstrong, 2010) b. Sub budaya Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis. (Kotler dan Armstrong, 2010) c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama. (Kotler dan Armstrong, 2010) 35 2. Faktor- Faktor Sosial a. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. (Kotler dan Armstrong, 2010) b. keluarga Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. (Kotler dan Armstrong, 2010) c. Peranan dan Status Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap perenan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya. (Kotler dan Armstrong, 2010) 3. Faktor- Faktor Pribadi a. Usia dan tahap daur Hidup Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya. (Kotler dan Armstrong, 2010) b. Pekerjaan Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu. (Kotler dan Armstrong, 2010) c. Keadaan Ekonomi 35 Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. (Kotler dan Armstrong, 2010) d. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan perilaku pembelian. (Kotler dan Armstrong, 2010) e. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri. (Kotler dan Armstrong, 2010) 4. Faktor- Faktor Psikologis a. Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. (Kotler dan Armstrong, 2010) b. Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. (Kotler dan Armstrong, 2010) c. Belajar Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku 35 manusia diperoleh dengan mempelajarinya. (Kotler dan Armstrong, 2010) d. Kepercayaan dan Sikap Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku. (Kotler dan Armstrong, 2010) 2.1.2 Kualitas Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2006: 299) “Product quality is the ability of a Product to perform its function, it includes the product’s several durability, reliability, precision, ease of operation and repair and other valued attribute Kualitas produk merupakan penggerak kepuasan pelanggan yang pertama dan kualitas produk ini adalah dimensi yang global. Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan pemilihan suatu produk oleh konsumen. Produk yang ditawarkan haruslah suatu produk yang benarbenar teruji dengan baik mengenai kualitasnya. Karena bagi konsumen yang diutamakan adalah kualitas dari produk itu sendiri. Konsumen akan lebih menyukai dan memilih produk yang mempunyai kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. 35 2.1.2.1 Indikator Kualitas Produk Indikator Kualitas Produk, Menurut Mullins, Orville. Larreche, dan Boyd apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetetifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing, indikator dari kualitas produk terdiri dari: 1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk. 2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk. 3. Comformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk. 4. Features (fitur) adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat 35 pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki. 5. Reliability (reliabilitas) adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan. 6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk. 7. Perceived quaility (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merk, periklanan, reputasi, dan negara asal. 2.1.3 Keputusan Pembelian Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat 35 pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut Setiadi (2010:14), proses pembelian yang spesifik, terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan perilaku yang harus dilakukan untuk dapat mencapai sasaran, dan dengan demikian dapat memecahkan masalahnya, dengan kata lain proses pemecahan suatu masalah yang diarahkan pada sasaran. Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut: 35 1. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang di harapkan. 2. Pencarian informasi, yaitu konsumen ingin mencari lebih banyak konsumen yang mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. 3. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif pilihan terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian. 4. Keputusan membeli, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap merek yang akan dipilih. 5. Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Menurut Sutisna dan Sunyoto (2013:86), ada tiga hal penting dari memahami model keputusan pembelian konsumen yaitu sebagai berikut: 1. Dengan adanya model, pandangan terhadap perilaku konsumen bisa dilihat dalam perspektif yang terintegrasi . 2. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk pengembangan strategi pemasaran yang efektif . 35 3. keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk segmentasi dan positioning 2.1.3.1 Proses Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan adalah sebuah pemikiran individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan, Menurut Santrock (2008: 362), menurut Schiffman & Kanuk (2008: 96) ,keputusan di definisikan sebagai sebuah pilihan dari dua atau alternatif pilihan, ditinjau dari perilaku konsumen, maka ketika seseorang telah memilih antara membeli atau tidak membeli, pilihan antar merek satu dengan merek yang lain, atau pilihan menghabiskan waktu dengan melakukan A atau B, orang itu berada dalam posisi membuat keputusan. 35 Menurut Kottler & Armstrong (2008: 226), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses keputusan pembelian, pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung ditawarkan dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut Kotler & Armstong (2008: 179) terdiri dari urutan kejadian berikut : A. Pengenalan masalah Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang di inginkan. Kebutuhan ini dapat di sebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal B. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak lagi. Pencarian informasi dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi secara efektif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. 35 Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat di kelompokkan menjadi empat kelompok yaitu : a. Sumber Pribadi : Keluarga , teman, tetangga, kenalan atau relasi b. Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur , kemasan dan pameran. c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen. d. Sumber pengalaman : pernah mengalami, menguji , dan menggunakan produk C. Evaluasi alternatif Bagaimana konsumen dalam memproses informasi tentang pilihan produk membuat penilaian untuk membuat keputusan akhir. Tidak ada evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional D. Keputusan membeli 35 Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intenstas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka sebagian besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang ridak terduga. Konsumen dibentukjuga oleh faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. E. Perilaku Pasca Pembelian Perilaku Pascapembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hinga periode pascapembelian. Pemasar harus mementau kepuasan 35 pasca embelian, tindakan pasca embelian dan pemakaian produk pasca embelian. a. Kepuasan sesudah pembelian Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. b. Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut dan kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain. Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. mengembalikan Mereka mungkin produk tersebut. membuang atau Mereka juga dapat memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau 35 memperingatkan teman-teman untuk tidak menggunakan atau membeli produk tersebut. Dalam kejadian ini, penjual telah gagal memuaskan pelanggan. c. Pemakaian pasca pembelian Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang produk. Jika komsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan prduk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menemukan kegunaan baru produk tersebut. Jika konsumen membuang produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. Perhatian masyarakat yang semakin besar terhadap masalah daur ulang dan kepedulian atas lingkungan hidup merupakan hal penting yang harus diperhatikan pemasar. 35 Gambar 2.1.3.1 Proses keputusan pembelian Kotler & Armstong (2008: 179) 2.1.3.2 Tipe-tipe konsumen dalam mengambil keputusan Kotler dan Keller (2007: 214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan konsumen peranan secara penting dalam aktual memahami bagaimana keputusan pembelian. mengambil Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan 35 konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali. 1. An Economic View Dalam pasar persaingan sempurna konsumen sering digolongkan sebagai orang yang mengambil keputusan dengan rasional. Model ini disebut dengan teori economic man . Untuk mengambil keputusan secara rasional, konsumen harus : (1) menyadari semua alternatif produk yang tersedia, (2) mampu membuat urutan setiap alternatif yang berkatian dengan keuntungan dan kerugiannya, (3). mampu untuk mengidentifikasi alternatif terbaik. Bagaimana pun juga konsumen jarang memiliki informasi yang lengkap atau bahkan tingkat keterlibatan yang cukup untuk membuat keputusan yang sempurna. 2. A Passive View Pada dasarnya konsumen itu mengikuti keinginannya sendiri dan usaha-usaha dari pemasar. Konsumen dirasakan sebagai 35 pembeli yang impulsif (menuruti kata hati) dan tidak logis serta bersedia untuk menerima tujuan-tujuan dari pemasar. 3. A Cognitive View Konsumen digambarkan sebagai orang yang aktif mencari produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan memperkaya hidup mereka. Model ini memfokuskan pada proses bagaimana konsumen mencari dan menilai informasi mengenai merek dan toko yang dipilih 4. An Emotional View Konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pada emosi dan tidak menekankan pada pencarian informasi sebelum pembelian. Bahkan lebih menekankan pada perasaan dan suasana hati pada saat itu. Hal ini tidak berarti bahwa keputusan yang emosional bukan merupakan keputusan yang rasional. 2.1.3.3 Tahap Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 147), konsumen akan melewati lima tahap proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual 35 dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Proses tersebut dapat dipahami melalui Gambar. Need Recogition Information Search Evaluation of Alternative Purchase Decision Post Purchse Behaviour Gambar : 2.1.3.3 Buyer Decision Process Sumber : Kotler and Armstrong (2006 : 147) 2.1.3.4 Indikator Keputusan Pembelian Menurut Hsu dan Chang (2008) mengemukakan indikator untuk mengukur keputusan pembelian sebagai berikut : 1. Keinginan untuk menggunakan produk 2. Keinginan untuk membeli produk 3. Memprioritaskan pembelian suatu produk 4. Kesedian untuk berkorban (waktu, biaya, dan tenaga) mendapatkan suatu produk Sedangkan Sweeney(2008) menyatakan bahwa indikator keputusan pembelian adalah buy or not buy berhubungan dengan keyakinan dalam membeli dan would not expect any problem yaitu harapan untuk tidak mendapatkan masalah atau resiko, serta pertimbangan untuk mendapatkan manfaat dari produk. 35 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.2.1 Penelitian terdahulu Nama Nova Tahun 2013 Judul Variabel Analisis Pengaruh X1 Dhita harga Kurniasari Produk :Pengaruh Variabel ,kualitas harga kualitas dan X2 :Kualitas produk ,harga kualitas pelayanan produk terhadap keputusan X3 pembelian dan kualitas :Kualitas pelayanan pelayanan Y Hasil berpengaruh :keputusan positif pembelian terhadap keputusan pembelian Ginanjar Sulistiyadi 2010 Pengaruh Kualitas Produk X1 :Kualitas Variabel terhadap Produk keputusan Y pembelian pembelian Kualitas :Keputusan Produk terhadap suplemen Tianshi keputusan pada Stockist 412 pembelian Bandung menurut suplemen persepsi pelanggan berpengaruh Positif 35 Atia Rizky 2009 Pengaruh Perilaku X1 :Perilaku Variabel Setiana konsumen Putri terhadap keputusan Y: Abdullah, pembelian sepeda pembelian terhadap S.Pd, motor Honda keputusan konsumen Kualitas Keputusan Produk M.M pembelian suplemen berpengaruh Positif Bekti Setiawati 2006 Pengaruh Kualitas X1: Produk Kualitas Kesimpulan dan Produk Promosi Terhadap X2 : Promosi keputusan Y hasil penelitian adalah :Keputusan pengaruh pembelian kerupuk Pembelian positif rambak kualitas “DWIJOYO” Di ada antara produk Desa Penanggulan promosi KEC.PEGANDON terhadap KAB.KENDAL keputusan dan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” 35 di Desa Penanggulan Kec. Brata Manggala 2010 Analisa Sikap dan X1 : Sikap Perilaku X2 Konsumen konsumen terhadap minuman Y isotonik Hasil Variabel :Perilaku Sikap : dan perilaku Kualitas konsumen pocari Produk Isotonik terhadap sweat Pocari Sweat Kualitas Produk minuman isotonik Pocari Sweat berpengaruh positif melalui pengolahan Data data menggunakan rumus fishbein 35 2.3 Kerangka Konseptual Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Keputusan Pembelian Perilaku Konsumen - Budaya - Sub Budaya - Kelas Sosial - Pribadi - Gaya Hidup - Psikologis H1 Kualitas Produk 1. Performance (kinerja), 2. Durability Keputusan Pembelian H3 (Daya Tahan) 3. Comformance to Spesification 4. Features 5. Reliability 2.4 6. Hipotesis Penelitian Aesthestics 7. Perceived H2 Berdasarkan kerangkan pemikiran di atas, makan hipotesis untuk penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : H1 : Perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada PT.Duta Computer H2 : Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada PT.Duta Computer H3 : Perilaku konsumen dan Kualitas Produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada PT.Duta Computer 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Waktu & Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Bulan dan Minggu No Kegiatan 1 2 Juni Juli II III IV I I II III IV Agustus II III IV I II September III IV Pengajuan judul Pencarian Data 3 Penyusunan penelitian 4 Pembagian Kuesioner 5 Bimbingan penelitian Penyelesaian Tugas Akhir 6 Mei 3.1.1 Tempat Penelitian dan Objek Penelitian A. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di PT.Duta Computer yang berlokasi di jalan Laksamana Bintan , Kompleks Executive Centre Blok II No.1&2 ,Sei Panas- Batam, lokasi tersebut dipilih karena mempunyai data atau informasi yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam bab 35 terdahulu. I B. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010: 13) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut: “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)." Sedangkan menurut pengertian menurut Suharsmi Arikunto (2006: 29) objek penelitian adalah : “Sesuatu yang merupakan inti dari problematika penetian”. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang penulis teliti adalah (1) Perilaku Konsumen (2) Kualitas Produk (3) dan keputusan pembelian di PT.Duta Computer. 35 36 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2009: 115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen dan produk yang ada pada PT.Duta Computer , Populasi penelitian sebanyak 50 orang konsumem yang terdiri dari 25 orang dari perusahaan yang ada di kawasan indusrial Muka kuning dan 25 orang pribadi yang datang langsung ke kantor PT.Duta Computer. 3.2.2 Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2014 : 81) , sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tesebut. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen di PT.DUTA COMPUTER, disini peneliti mengambil 40 responden yang ada di Batam terdiri dari 20 responden yang bekerja di perusaahan berlokasi di kawasan industri muka kuning dan 20 responden pribadi yang datang langsung pada PT.Duta Computer. Disini peneliti menggunakan metode Purposive sampling, Peneliti memilih menggunakan metode sampling ini adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu bertujuan agar data yang diproleh nantinya bisa lebih memenuhi segala persyaratan dibutuhkan meliputi : sifat-sifat, karakteristik, ciri dan kriteria, yang 37 3.3 Jenis dan Sumber Data Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Informasi yang diperoleh memberikan keterangan, gambaran atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori huruf atau bilangan. 3.3.1 Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, data primer ini dapat diperoleh dari hasil wawancara, atau hasil pengisian kuesioner (Umar ,2010). Menurut Sugiyono (2014: 137), data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa dan mahasiswi berisi tentang perilaku konsumen, kualitas produk dan keputusan pembelian 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Deva Aprianti , 2010). Menurut Sugiyono (2014: 137), data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan riset perpustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet (Deva Aprianti, 2010). 38 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang dibutuhkan , metode yang digunakan peneliti adalah : 3.4.1 Kuesioner (Dafter Pertanyaan) Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membagikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sehubungan dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada konsumen sebagai responden yang dipilih. Tabel 3.4.1 Pengukuran skala Likert dalam kuesioner Jawaban Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Kurang Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 39 3.5 Instrumen Penelitian (kuantitatif dan deskriptif) 3.5.1 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006: 118). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu 1. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat dinyatakan dengan simbol Y. Variabel terikat yaitu variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Perilaku Konsumen PT. Duta Computer 2. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas dinyatakan dengan simbol X, yaitu terdiri dari perilaku konsumen dan kualitas produk 1. Perilaku konsumen Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan Keller (2009: 166), 2. Kualitas Produk Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas produk adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, 40 pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan, indikator dari kualitas produk menggunakan pendapat dari Kotler dan Armstrong (2006: 299) Produk adalah kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsinya, itu termasuk beberapa daya tahan produk, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, dan atribut bernilai lainnya. 3.5.2 Kisi-kisi dan Indikator Kisi-kisi dan indikator dari penelitian ini dapat diuraikan seperti pada tabel 3.5.2.1 di bawah ini. Variabel Indikator Perilaku 1. Pengaruh Budaya Konsumen 2. Kelas Sosial Skala Ordinal 3. Keluarga 4. Psikologis Kualitas Produk 1. Performance (kinerja) 2. Feature (bagian – bagian tambahan dan produk) 3. Realibility (kehandalan) 4. Conformance (Kesesuaian karakteristik Ordinal 41 operasi produk-produk degan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk) 5. Durability (Ketahanan) 6. Service Ability (ketahanan) 7. Estetika Keputusan 1.Faktor Kebudayaan Pembelian 2.Faktor Sosial Ordinal 3.Faktor Pribadi 4.Faktor Psikologis Gambar 3.3 Kisi-kisi dan Indikator 3.5.3 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2006: 168). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Agar diperoleh kesahihan dan keterandalan instrumen, dilakukan uji coba. Uji validitas instrumen menggunakan teknik uji validitas internal yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Analisis yang digunakan adalah analisis butir, yaitu untuk menguji validitas setiap butir soal instrumen dengan cara mengkorelasikan butir dengan skor total. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah 42 korelasi product moment, yaitu untuk melihat hubungan korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y, dengan rumus: { ∑ ∑ ∑ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) } Keterangan: = koefisien korelasi X dan Y Σ = jumlah skor X Σ = jumlah skor Y n = jumlah responden Σ = jumlah skor X dan Y Untuk menguji validitas instrumen dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyampaikan uji coba ke seluruh responden 2. Mengelompokkan item-item dari jawaban ke dalam butir dan jumlah skor total yang diperoleh dari masing-masing responden 3. Dari skor yang diperoleh kemudian dibuat tabel perhitungan validitas 4. Mengkorelasikan tiap butir skor dengan menggunakan rumus product moment. 5. Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Pada penampilan output SPSS pada Cronbach Alpha di kolom correlated item-total correlation, jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai positif 43 maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid atau layak digunakan dalam pengambilan data. Dalam rumus korelasi product moment dari Pearson, suatu indikator dikatakan vaid apabila n = 40 dan = 0,05 maka rtabel = 0,279.dengan ketentuan: Hasil rhitung > rtabel (0,279.) = valid Hasil rhitung < rtabel (0,279.) = tidak valid 3.5.4 Uji Reliabilitas Realibitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2006: 178). Sedangkan pengujiannya menggunakan rumus alpha, digunakan untuk mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, yaitu dengan rumus: 11 = ( 1 )(1 ∑ ) Keterangan: r11 = reabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σ = jumlah varians butir = varians total 44 Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009: 45). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. 3.6 Metode Analisa Data 3.6.1 Analisa Deskriptif Presentatif Metode analisa deskriptif presentatif kuantitatif digunakan untuk mengkaji variabel-variabel yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari disiplin, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Metode ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20. 3.6.2 Analisa Regresi Linier Berganda Analisa regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara variabel disiplin (X1), dan kepuasan (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2007: 381): Y = a + b1X1 + … + bnXn Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn Keterangan: Y = Keputusan Pembelian 45 X1 = Perilaku Konsumen X2 = Kualitas Produk a = bilangan konstanta b1 = koefisien regresi Perilaku Konsumen b2 = koefisien regresi Kualitas Produk 3.6.3 Uji Simultan (Uji F) Uji simultan (uji F) ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel dependen (keputusan pembelian) terhadap variabel independen (perilaku konsumen dan kualitas produk) secara bersama-sama (simultan) dengan tingkat signifikan yang digunakan sebesar α = 5% dan df (k:n-k-1). Alasan penggunaan taraf kesalahan 5% karena dalam penelitian ini mencakup tentang perilaku manusia sehingga dimungkinkan bahwa setiap responden mempunyai tingkat pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepercayaan masing-masing. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji F menggunakan SPSS adalah: 1. Apabila probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Apabila probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 3.6.4 Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen (disiplin dan kepuasan kerja) terhadap variabel dependen 46 (kinerja karyawan). Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan menggunakan SPSS adalah: 1. Apabila probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima (variance sama) 2. Apabila probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak (variance berbeda) 3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi adalah dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan atau pengaruh variabel independen (perilaku konsumen dan kualitas Produk) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Semakin besar nilai determinasi maka semakin besar varian sumbangan terhadap variabel terikatnya. Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai R2. Rumusnya adalah: n = R2 Keterangan: R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel 3.7 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian baik atau tidak. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 47 3.7.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residu (perbedaan yang ada) yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Nilai residu yang normal akan membentuk sebuah kurva yang jika digambarkan akan berbentuk lonceng, bell-sharped curve (Wibowo, 2012: 61). Bagi peneliti yang perlu diperhatikan adalah bahwa uji ini dilakukan jika data memiliki skala ordinal, interval maupun rasio dan menggunakan parametric dalam analisisnya. Jika data tidak terdistribusi normal dan jumlah sampel kecil kemudian jenis data nominal atau ordinal maka metode analisis yang paling sesuai adalah statistic non-parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan Histogram Regression Residual yang sudah distandarkan, analisis Chi Square dan juga menggunakan nilai Kolmogorov-Smirnov. Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan normal jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < Ztabel, atau menggunakan nilai Probability Sig (2 tailed) > ; sig > 0,05. Namun demikian untuk lebih meyakinkan lagi bahwa data benar-benar memiliki distribusi normal ada baiknya perlu diuji lagi dengan menggunakan pendekatan numeric, yaitu mengambil keputusan berdasarkan besaran nilai kuantitatif yang diperbandingkan. Uji ini diperlukan untuk menghindari keputusan yang bisa jadi menyesatkan jika peneliti hanya mengutamakan pendekatan gambar dan grafik (Wibowo, 2012: 69). 48 3.7.2 Uji Multikolinearitas Di dalam persamaan regresi tidak boleh terjadi multikolinearitas, maksudnya tidak boleh ada korelasi atau hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang membentuk persamaan tersebut. Jika pada model persamaan tersebut terjadi gejala multikolinearitas itu berarti sesama variabel bebasnya terjadi korelasi. Gejala multikolinearitas dapat diketahui melalui uji yang dapat mendeteksi dan menguji apakah persamaan yang dibentuk terjadi gejala multikolinearitas. Salah satu cara dari beberapa cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan atau melihat tool uji yang disebut Variance Inflation Factor (VIF). Caranya adalah dengan melihat nilai masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pedoman dalam melihat apakah suatu variabel bebas memiliki korelasi dengan variabel bebas yang lain dapat dilihat berdasarkan nilai VIF tersebut. Menurut Wibowo (2012: 87) jika nilai VIF kurang dari 10, itu menunjukkan model tidak terdapat gejala multikolinearitas, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel bebas. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan mengorelasikan antar variabel bebasnya, bila nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya tidak lebih besar dari 0,5 maka dapat ditarik kesimpulan metode persamaan tersebut tidak mengandung multikolinearitas (Wibowo, 2012: 87-88). 49 3.7.3 Uji Heteroskedastisitas Suatu model dikatakan memiliki masalah heteroskedastisitas itu berarti ada atau terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama. Gejala ini dapat pula diartikan bahwa dalam model terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada pengamatan model regresi tersebut. Uji heteroskedastisitas diperlukan untuk menguji ada tidaknya gejala ini. Untuk melakukan uji tersebut ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya metode Barlet dan Rank Spearman atau Uji Spearman’s rho, metode grafik Park Gleyser. Uji heteroskedastisitas akan digunakan dengan pengujian menggunakan grafik (Wibowo, 2012: 93). Uji heteroskedastsitas pada penelitian ini akan menggunakan metode grafik scatterplot di mana data dinyatakan normal apabila titik-titik pada grafik menyebar dan tidak berkumpul pada satu area saja. 3.7.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, makan dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Pengujian dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW) (Ghozali, 2006: 95). 2