PERCOBAAN III TRANSDUSER UNTUK APLIKASI PENGUKURAN TEMPERATUR A. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui karakteristik dasar dari sebuah Transduser IC Temperatur. 2. Menyusun sebuah tampilan temperatur digital dengan menggunakan fasilitas unit DIGIAC 1750. 3. Mengetahui konstruksi dan karakteristik dasar dari sebuah transduser tahanan platinum(RTD). 4. Mengetahui konstruksi dan karakteristik dasar dari sebuah Thermistor NTC. 5. Mengetahui konstruksi dan karakteristik dasar dari sebuah Thermocouple. B. TEORI DASAR : Transduser temperatur dapat digunakan untuk keperluan pengukuran temperatur. Transduser ini memiliki karakteristik kerja yang peka terhadap perubahan temperatur atau suhu, sehingga dengan sifat tersebut, sangatlah ideal untuk diterapkan dalam mendeteksi perubahan temperatur yang diubah kedalam bentuk energi lain (arus dan tegangan). Type “K” Thermocoupte I.C Temperature Sensor Ext O/P O/P Rel Int. Heater A B O/P B A N.T.C Thermistors Heater Element (12 Max) O/P Platinum I/P Gambar 3.1 Tata Letak (Layout) dari Fasilitas Transduser Temperatur Unit DIGIAC 1750. 58 1. Transduser IC Temperatur Rangkaian terintegrasi (IC LM 335) ini terdiri dari 16 buah transistor, 9 buah resistor dan 2 buah kapasitor yang dimuat dalam sebuah paket transistor. IC LM 335 menghasilkan output 10mV/°K. Karena itu pengukuran tegangan outputnya menyatakan temperatur dalam °K. Misalnya pada temperatur 20°C (293°K), maka tegangan outputnya akan sama dengan 2,93V. Susunan rangkaian yang disediakan oleh unit DIGIAC 1750 ditunjukkan pada gambar 3.2 dibawah ini : + 5V 1 kOhm 1 kOhm Ext O/P Adj. LM 355 I nt Socket for connection of External LM 335 0V Gambar 3.2 Susunan Rangkaian yang di Sediakan Oleh Unit DIGIAC 1750 Soket 2 pin disediakan untuk hubungan luar (external) unit LM 335 jika diperlukan. Unit LM 335 yang dipasang diluar batas pemanasan dan dipasangkan dalam heat sink(pendingin) thermokopel tipe K, outputnya diperoleh dari soket “Ref”. Output ini dapat digunakan sebagai indikasi temperatur ruang diluar batas pemanasan. Dan dari soket”Int” pada gambar 3.2 menunjukkan temperatur yang tidak melebihi temperatur batas pemanasan. Output dari soket “Ref” tidak memberikan nilai yang akurat dari temperatur ruang bila pemanas digunakan. Sebenarnya, sebagian besar pemanasan disalurkan ke seluruh baseboard melalui hubungan dengan pemanas (heater). IC LM 335 dioperasikan secara bertahap atau dengan beberapa metode lainnya yang diperlukan untuk hasil yang akurat dari temperatur ruang. 59 2. Konstruksi Thermistor Digital dengan Menggunakan fasilitas Unit DIGIAC 1750. untuk percobaan ini, tegangan output LM 335 yang dibutuhkan sebesar 2,93V. Pembalik tegangan ke frekuensi (V/F Converter) menghasilkan frekuensi output sebesar 1KHz/V. Display memiliki 3 digit dan dapat menghitung maksimal 600 hitungan per detik. Penurunan output LM 335 10 kali akan mengeluarkan output sebesar 0,293V yang menghasilkan frekuensi 293Hz dari V/F Converter dan nilai ini tidak melampaui kemampuan hitung counter. Penguat buffer digunakan untuk memperkacil pembebanan IC LM 335. Resistor 10K dan Penguat #1 digunakan untuk mengatur penguatan tegangan sebesar kalibrasi yang diperbolehkan. Difrensial digunakan untuk mengatur bentuk gelombang dari V/F converter dan menyesuaikan untuk input counter/timer. 3. Transduser RTD(Resistance Temperatur Dependent)Platina. Konstuksi Transduser RTD Platina diperlihatkan pada gambar 3.3. Bahan dasarnya terbuat dari lapisan tipis platina yang dipadukan dengan lapisan keramik dan memiliki lempengan emas pada setiap ujungnya yang berhubungan dengan selaput platina. Selaput platina disusun dengan sinar laser sehingga resistansinya sebesar 100Ω pada suhu 0°C. Nilai tahanan selaput meningkat sesuai peningkatan temperatur karena memiliki koefisien temperatur positif. Peningkatan resistansinya linier, hubungan antara perubahan resistansi dan kenaikan temperatur untuk transduser ini sama dengan 0,385Ω/°C. Rt = Ro + 0,385t Dimana Rt = Resistansi pada temperatur °C. Ro = Resistansi pada temperatur 0°C. = 100Ω 60 Laser Trimmed Platinum Film Ceramic Substrate Gold Contact Plates Connections Gambar 3.3 Kontruksi Transduser RTD Platina Biasanya unit ini akan dihubungkan kesumber DC lewat resistor seri dan tegangan diambil melalui transduser yang diukur. Arus yang mengalir pada transduser akan memanaskan transduser. Temperatur meningkat tidak teratur, yang sebenarnya 0,2°C/mW di dalam transduser. Susunan rangkaiannya pada unit DIGIAC 1750 sebagai berikut : O/P R.T.D 0V Gambar 3.4 RTD Platina pada percobaan karakteristik Transduser RTD Platina, RTD Platina akan dihubungkan seri dengan sebuah resistpor bernilai tinggi ke sumber DC dan mengukur drop tegangan yang melaluinya. Sebenarnya untuk resistansi yang bervariasi, perubahan arus dapat diabaikan dan tegangan pada transduser akan langsung sebanding dengan tahanannya. 4. Transduser NTC ( Negative Temperature Coefficient) Konstruksi Thermistor NTC ditunjukkan pada gambar 3.5 terdiri dari bahan dasar elemen yang terbuat dari logam oxida seperti nikel, magnesium dan kobalt dengan penghubungnya dibuat pada setiap sisi elemen. 61 + 5V Metal Oxida Element Th 1 O/P Th 2 Contacts Construction Electrical Circuit 0V Gambar 3.5 Kontruksi Thermistor NTC Selama temperatur elemen meningkat, resistansinya menurun, karekteristik perbandingan resistansi dan temperatur menjadi titik linier. Resistansi Thermistor yang disediakan oleh unit DIGIAC 1750 mencapai 5KΩ pada temperatur ambang 20˚C ( 293˚K ). Hubungan antara resistansi dan temperatur ditunjukkan dengan rumus: Dimana R1 = Resistansi pada temperatur T1˚K R2 = Resistansi pada temperatur T2˚K E = 2,718 B = Temperatur karakteristik = 4350˚K Dua unit serupa telah dipersiapkan, satu dipasang didalam batas pemanas, yang dihubungkan dengan sumber –5V dan diberi tanda A. Yang lainnya dipasang diluar batas pemanas, yang dihubungkan ke 0V dan diberi tanda B. Susunan rangkaiannya diperlihatkan pada gambar 3.1. 5. Karakteristik Thermistor NTC pada metode pengukuran resistansi, resistansi thermistor NTC bervariasi antara 5K – 1,5 KΏ untuk batas temperatur yang diperbolehkan pada pemanasan. Batas untuk temperatur ambang ( ruang ) sebesar 20ºC. Untuk skala besar, kita tidak dapat menggunakan metode yang digunakan pada percobaan transduser RTD untuk mengukur resistansi. Juga, bila 62 hasil pengamatan tetap diambil pada selang waktu 1 menit. Pembacaan resistansi harus diperboleh dalam waktu singkat. Metode yang digunakan yaitu menghubungkan thermistor secara seri dengan resistor yang sesuai ke sumber +5V. Untuk setiap pembacaan, variabel resistor diatur sampai tegangan pertemuan thermistor dan resistor setengah dari tegangan sumber. Untuk pengaturan ini akan ada drop tegangan yang sama pada thermistor dan resistordan resistansinya akan sama, karena itu nilai resistansi diambil dari resistor yang sesuai dengan resistansi thermistor. 6. Transduser Temperatur Thermokopel Type K Gambar 3.6 menunjukkan konstruksi dasar thermokopel, terdiri dari dua batang kawat yang berbeda, yang disatukan pada salah satu ujungnya. Untuk Thermokopel type K, dua bahannya adalah alumel dan chromel. Dengan susunan ini, ketika ujung yang satukan dipanaskan bersamaan, tegangan output diambil diantara kedua ujung lainnya. Ujung yang digabungkan, disebut sebagai pertemuan panas (ht junction) dan ujung yang lainnya disebut sebagai pertemuan dingin (cold junction). “Hot” Junction Spot Welded Junction “Cold” Junction Output Voltage Alumel Wire Gambar 3.6 Konstruksi Dasar Thermokopel Besarnya tegangan output tergantung perbedaan temperatur antara pertemuan panas dan dingin dan bahan yang dipakai. Untuk thermokopel type K, tegangan outputnya hampir linier melebihi batas temperatur 0ºC - 63 100ºC dan besarnya berbeda 40,28uV/ºC antara pertemuan panas dan dingin. Dua thermokopel disediakan oleh unit DIGIAC 1750, satu pasang di dalam batas pemanas, yang merupakan unit aktif yang akan memiliki temperatur yang berbeda pada pertemuan panas dan dingin saat dioperasikan. Unit yang lain dipasang diluar batas pemanas dan digabungkan pada heat sink transduser temperatur IC LM 335 sehingga temperatur pertemuan dingin thermokopel aktif dapat diukur. Thermokopel yang kedua ini dihubung seri dengan yang pertama dengan kabel yang sama menghubungkan keduanya. Hal ini memastikan bahwa hubungan ke rangkaian output dibuat dari bahan yang sama dengan demikian meniadakan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam rangkaian dengan kedua bahan penghantar yang berbeda. Thermokopel yang kedua tidak memperbesar tegangan output karena pertemuan panas dan dinginnya dipertahankan pada temperatur yang sama. + 5V 1 kOhm Active Thermocouple - LM 355 O/P + Inactive Thermocouple 0V Gambar 3.7 Susunan Rangkaian Thermokopel 64 Sebenarnya untuk output tegangan rendah, outputnya memerlukan penguatan dan faktor penguatan sebesar 248 yang menghasilkan output sebesar 10mV/ºC. Selama pengoperasian temperatur pertemuan dingin bervariasi, sebenarnya sebagian besar penghantar panas dari pemanas keseluruh baseboard dan juntion mengakibatkan penguapan. Hal ini terjadi karena pemasangan thermokopel dimana penghubung thermokopel pendek. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan penghubung yang lebih panjang dari bahan yang sama atau berbeda yang memiliki sifat termoelektrik yang sama untuk memperpanjang pertemuan dingin agar mendapat sebuah titik dimana temperatur tetap dapat dipertahankan. Kabel-kabel tersebut berfungsi sebagai kabel pengganti. C. ALAT DAN BAHAN 1. Transduser Temperatur IC LM 335 2. Voltmeter Digital 3. Penguat Buffer 4. Resistor geser karbon 10K 5. Penguat #1 6. V/F Converter 7. Differentiator 8. 3- Digit Counter/Timer 9. Transduser RTD Platina 10. Resistor kawat gulung 10K 11. Thermistor NTC 12. Resistor 10 putaran 10K 13. Thermokopel type K 14. Penguat Instrumen 15. Penguat 100x 16. Kabel penghubung (jumper). 65 D. GAMBAR PERCOBAAN V Heater 0V Gambar 3.8 Karakteristik IC Temperature LM 335 Buffer #1 I.C. Temp. Sensor Int 1 100 10 Heater +12 V C V 0V Amp. #1 0,1 1,0 B 10 kOhm A Gambar 3.9 Konstruksi Thermometer Digital 66 I.C. Temp. Sensor Int. C O/P B 10 kOhm Platinum R.T.D V Heater A +5V 0V + 12 V Gambar 3.10 Karakteristik Transduser RTD Platina +5V D R1 G A B 12 kOhm A C N.T.C Thermistor R2 0V Heater + 12 V Gambar 3.11 Karakteristik Thermistor NTC +5V 0V V Schematic Diagram Gambar 3.12 Karakteristik Rangkaian Jembatan NTC dengan Satu dan Dua Thermistor Aktif. 67 Amp. #1 B A 1 100 10 0,1 0V 1,0 V Gambar 3.13 Karakteristik Thermokopel Type K E. LANGKAH KERJA 1.Karakteristik IC Temperatur LM 335 1. Menghubungkan voltmeter ke rangkaian seperti pada gambar 3.8, nyalakan power supply dan catat tegangan outputnya, penunjukan temperaturnya dalam ºK. 2. Sekarang hubungkan sumber +12V ke soket input heater dan catat pembacaan tegangan tiap menit sampai pada nilai yang tetap. Masukkan nilainya pada tebel 3.1. 2.Konstruksi Thermometer Digital 1. Pertama, tombol offset penguat #1 harus diatur dengan tepat. Mulai sekarang anda harus memahami prosedur, untuk menyegarkan ingatan, prosedur diberikan ulang. Dengan power supply menyala, hubungkan input penguat #1 ke 0V dan hubungkan output ke MC Meter + dan hubungkan soket meter ke 0V. Fine gain penguat #1 pada posisi 1,0 dan coarse gain pada posisi 10, atur tombol offset untuk output mendekati 0, lau putar coarse gain ke 100 dan atur output 0. Putar tombol coarse dan fine gain penguat pada posisi 1 dan 1,0 berurutan. 2. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 3.9. Geser resistor 10K pada posisi paling kanan, diferensiator time tetapkan pada posisi 1s dan tombol counter pada posisi count dan 1s. 68 3. Mencatat pembacaan voltmeter lalu tekan tombol reset pada counter dan catat nilai tampilan terakhir. Bandingkan nilainya dengan pembacaan voltmeter. Jika nilai tampilan melebihi pembacaan voltmeter, turunkan sedikit posisi resistor geser lalu tekan kembali tombol reset counter. Catat kembali tampilannya. Bandingkan nilainya dengan pembacaan tadi. Ulangi langkah tersebut sampai tampilan dan pembacaan voltmeter sama. Jika nilai tampilan lebih kecil dari pembacaan voltmeter, naikkan fine gain penguat #1 dan tekan tombol reset counter dan catat kembali tampilannya. Ulangi langkah tersebut sampai tampilan dan pembacaan voltmeter sama. Pemasangan alat harus disesuaikan sehingga menampilkan counter 3 digit untuk nilai temperatur saat tombol reset ditekan. 4. Menghubungkan sumber 12V ke input heater, catat penunjukan tegangan dengan voltmeter, tekan tombol reset counter. Dan catat nilai tampilannya. Masukkan nilainya pada tebel 3.2. 5. Mengulangi langkah tersebut, pencatatan nilai voltmeter dan pembacaan tampilan counter, untuk perbandingan besarnya kanaikan temperatur. Masukkan nilainya pada tebel 3.3. 3.Karakteristik Transduser RTD Platina 1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 3.10, dengan voltmeter detempatkan pada posisi 2V DC. 2. Dengan power supply menyala, atur tombol resistor 10K sehingga drop tegangan pada RTD Platina sebesar 0,108V yang ditampilkan oleh voltmeter digital. Hal ini mengkalibrasikan RTD Platina untuk temperatur ambang 20ºC, karena resistansi RTD pada suhu 20ºC sama dengan 108Ω. Catatan : Jika temperatur ambang bukan 20ºC, tegangan dapat diatur ke nilai yang tepet untuk temperatur ambang bila diperlukan. 69 a. Mengatur voltmeter pada skala 20V dan ukur output dari transduser IC temperatur untuk mendapatkan temperatur ambang dalam ºK. Lalu dalam ºC = (ºK-273). b. Resistansi RTD = 100 + 0,385 X ºC. Atur drop tegangan pada RTD untuk nilai ini. 3. Sekarang hubungkan sumber 12V ke input heater dan catat nilai tegangan pada RTD dengan voltmeter. Atur pada skala 2V (ini menyatakan resistansi RTD) dan tegangan output transduser temperatur dengan voltmeter yang distel pada skala 20V (ini menyatakan temperatur RTD). Masukkan nilainya pada tabel 3.4. 4. Mengulangi pengamatan untuk selang waktu 1 menit dan masukkan nilainya pada tebel 3.4. 5. Menggambar grafik perbandingan resistansi RTD terhadap temperatur pada bidang yang disediakan. 4.Karakteristik Thermistor NTC 1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 3.11. Atur saklar rangkaian jembatan wheatstone ke out untuk memutus resistor 12K dan Rx dari rangkaian dan tempatkan resistor putar pada posisi 500. 2. Menyalakan power supply, atur tombol resistor sampai tegangan pada voltmeter = 2,5V dan catat pembacaan resistor putar dan temperatur dengan menghubungkan voltmeter sementara ke soket “Int” transduser IC temperatur. Masukkan nilai pembacaan angkan dan temperatur dalam tabel 3.5. 3. Sekarang hubungkan sumber 12V ke input heater dan selang waktu 1 menit, catat pembacaan nilai resistor putar untuk memperoleh tegangan resistansi 2,5V dan juga temperatur. Masukkan nilainya pada tabel 3.6. 4. Menggambar grafik perbandingan antara resistansi thermistor dan temperatur pada tempat yang disediakan. 5. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 3.11 dan atur saklar rangkaian jembatan wheatstone ke out. Gunakan salah satu voltmeter 70 digital atau gabungan dari penguat differensial, penguat #1 dan meter kumparan putar sebagai galvanometer. 6. Menyeimbangkan jembatan untuk keadaan dengan thermistor B(a) dingin dan B(b) panas dan hitung resistansinya untuk setiap keadaan. 5.Karakteristik Rangkaian Jembatan NTC dengan Satu dan Dua Thermistor Aktif 1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 3.12 dan atur saklar rangkaian jembatan wheatstone pada posisi out. 2. Menghubungkan voltmeter antara soket NTC A dan 0V. Nyalakan power supply dan atur resistor 10 putaran 10K sehingga pembacaan voltmeter = 2,5V. Sekarang resistor 10K dan thermistor Th1 diatur untuk resistansi yang sama. 3. Sekarang hubungkan voltmeter diantara soket NTC A dan soket B resistor kawat gulung 10K dan atur tombol resistor kawat gulung untuk pembacaan tegangan 0V. 4. Menghubungkan voltmeter antara soket NTC A dan soket B resistor geser carbon 10K dan atur posisi resistor geser untuk tegangan output 0V. Sekarang kedua jembatan diatur untuk output 0 dengan thermistor pada temperatur ambang. Catat temperatur dengan mengukur tegangan output dari soket “Int” transduser IC temperatur dan masukkan nilainya kedalam tabel 3.7 5. Sekarang hubungkan sumber 12V ke input heater dan pada selang waktu 1 menit catat temperatur dan tegangan output dari tiap rangkaian jembatan. Tegangan-tegangan output diukur diantara soket NTC A dan soket B resistor kawat gulung 10K dan resistor geser carbon 10K. Masukkan nilainya ke dalam tabel 3.8. 6. Menggambar grafik perbandingan tegangan output terhadap temperatur untuk kedua rangkaian jembatan pada bidang yang sama yang disediakan. 71 6.Karakteristik Thermokopel Type K 1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 3.13. Atur voltmeter pada skala 2V dan atur tombol coarse gainpada posisi 10 dan fine gain pada posisi 0,25V pada penguat #1. 2. Menyalakan power supply lalu atur tombol offset penguat #1 seperti yang ditunjukkan. Hubung singkat rangkaian penghubung input ke instrumen penguat dan atur tombol offset untuk penunjukan 0 pada voltmeter. 3. Menghubungkan kembali output thermokopel ke instrumen penguat seperti pada gambar 3.15. Tegangan output harus tetap nol dengan pertemuan panas dan dingin pada temperatur yang sama. 4. Mencatat temperatur didalam dan diluar batas pertemuan dingin dengan mengatur voltmeter pada skala 20V, lalu ukur output tegangan dari soket “Int” transduser temperatur IC, lalu dari soket output”Ref”IC LM 335 yang disediakan unit thermokopel type K. Masukkan nilainya pada tabel 3.9. 5. Menghubungkan sumber 12V ke heater dan pada selang waktu 1menit, catat nilai tegangan output thermokopel dan tegangan tersebut menunjukkan temperatur pertemuan panas dan dingin thermokopel. Masukkan nilainya pada tabel 3.9. 6. Menggambar grafik perbandingan tegangan output thermokopel terhadap perbedaan temperatur antara pertemuan panas dan dingin pada tempat yang disediakan. 72