BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Sinyal ( Signal Theory) Teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Sinyal (Signal Theory)
Teori sinyal mengemukakan tentang pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi. Informasi
merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
menyajikan keterangan catatan dan gambaran masa lalu, saat ini maupun
masa yang akan datang bagi perusahaan dan pasar modal. Informasi yang
lengkap dan relevan serta akurat dan tepat waktu diperlukan inveator pasar
modal sebagai alat untuk menganalisis sebelum mengambil keputusan
untuk berinvetasi.
Menurut Jogiyanto (2000:392) informasi yang dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung
nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman diterima oleh pasar.
Pada saat informasi diumumkan dan pelaku pasar sudah menerima
informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu mengiterprestasikan dan
menganalisa informasi tersebut sebagai sinyal baik ataupun signal buruk.
Jika pengumuman yang diumumkan sebagai sinyal baik bagi investor
maka akan terjadi perubahan volume dalam perdagangan saham.
8
Menurut Ivana (2005:16) pengumuman informasi akuntansi
memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dan
masa yang akan datang sehingga investor tertarik untuk melakukan
perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin
melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian
hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi
keuangan ataupun social politik terhadap fluktuasi volume perdagangan
saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak
investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam
laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang
berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi yang tidak berkaitan
dengan laporan keuangan.
Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh
penggina laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor
memerlukan informasi untuk mengvaluasi risiko relative setaip perusahaan
sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinansi
investasi dengan preferensi resiko yang diinginkan. Apabila suatu
perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus
melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka.
9
B. Laba Akuntansi
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan
biaya (Anis Chariri dan Imam, 2007). Besar kecilnya laba sebagai
pengukur kenaikan asset sangat tergantung pada ketepatan pengukuran
pendapatan dan biaya. Secara umum para pakar di bidang akuntansi
mendefinisikan laba dengan berbagai macam deskripsi seperti Commite
On Terminology (Sofyan Syahri :2004) dan Aliyal Azmi (2007 : 12)
mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga
pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan operasi.
Kemudian menururt Stice, Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan
atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan
oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang
sama dengan posisi awalnya.
Banyaknya pendapat untuk mendefinisikan laba secara tepat
disebabkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para akuntan
mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan.
Laba
akuntansi
(accounting
income)
secara
operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari
transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan
dengan pendapatan tersebut. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan
bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan
antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu
10
periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical
cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih asset bersih awal dan
akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis sehingga
hasil akan sama dengan laba yg dihitung sebagai selisih pendapatan dan
biaya. Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba
akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang
dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak
dibebankan kepada (Muqodim 2005:111). Suwardjono (2005:455)
mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan
pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tak didefinisi
secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yg
dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yg merupakan
selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu
kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor laba usaha laba
sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim 2005:131). Sehingga
dalam menentukan besar laba akuntansi investor dapat melihat dari
perhitungan laba setelah pajak.
Laba akuntansi dengan berbagai interpretasi diharapkan dapat
digunakan antara lain sebagai (Suwardjono 2005: 456) :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yg diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun
on inuested capital).
11
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.
3. Dasar penentuan besar pengenaan pajak.
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
publik.
6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
9. Dasar pembagian dividen.
C. Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang
dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari
tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua
biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk
tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Angka laba operasi
adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi
adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan atau
biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif.
Menurut Wild, Subramanyan dan Asley (2005 : 120) laba kotor
merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan” . Apabila hasil
penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung
12
terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka
akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk ditahan.
Menurut Supriyono (2006:179) mengenai analisa laba kotor adalah
sebagai berikut: "Analisa laba kotor adalah memecah-mecah atau
membagi-bagi menjadi bagian- bagian atau elemen-elemen yang lebih
kecil dan bertujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor
dan untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut.”
Selanjutnya menurut Munawir (2007:216) yang menyebabkan
perubahan laba kotor pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor pejualan dan faktor harga pokok penjualan. Besar kecilnya hasil
penjualan dipengaruhi oleh kuantitas atau volume produk yang dapat
dijual dan harga jual per satuan produk tersebut. Oleh karena itu
perubahan hasil penjualan dapat disebabkan adanya:
1. Perubahan harga jual per satuan produk.
2. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual/dihasilkan.
Faktor harga pokok penjualan juga dipengaruhi oleh kuantitas
produk yang dijual dan harga pokok per satuan (rata-rata) produk yang
dijual dihasilkan tersebut, oleh karena itu perubahan laba kotor yang
disebabkan oleh adanya perubahan harga pokok penjualan dapat
disebabkan oleh:
1.
Perubahan harga pokok rata-rata per satuan.
2.
Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual.
13
D. Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para
pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan
entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya.
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya,
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian
terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai
dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
14
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu,
informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari
taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta
dampak perubahan harga.
Entitas menyajikan arus kas operasi, investasi dan pendanaan
dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi
menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap
posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
1. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari
luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama
dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas
tersebut pada umumnya berasal dari transaksi
15
2. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
3. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
E. Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
adalah
suatu
skala
dimana
dapat
diklasifikasikan besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara,
antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham dan lain-lain (Azlina,
2010). Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007), besar (ukuran)
perusahaan dapat dinyatakan dalam total asset, penjualan dan kapitalisasi
pasar. Semakin besar total asset, penjualan dan kapitalisasi pasar maka
semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan
untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa
besar perusahaan tersebut. Semakin besar asset maka semakin banyak
modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
16
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin
besar pula ia dikenal dalam masyarakat.
Ukuran perusahaan juga merupakan variable yang banyak
digunakan untuk menjelskan pengungkapan sosial yang dilakukan dalam
laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi lebih banyak dari perusahaan kecil. Hal ini
karena perusahaan besar akan menghadapai resiko politik yang lebih
besar dibanding perusahaan kecil, jadi secara teoritis tidak akan terlepas
dari tekanan politik untuk melakukan pertanggungjawaban sosial.
F. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting
yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun
eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan
diharapkan
memberikan
aspek positif
bagi
perusahaan
sehingga
meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Bagi investor pertumbuhan adalah hal yang menguntungkan karena
diharapkan dapat memberikan return di masa yang akan datang.
Karakteristik pertumbuhan perusahaan yang mengalami
pertumbuhan dapat diukur antara lain dengan peningkatan penjualan,
pembuatan produk baru atau diversifikasi produk, perluasan pasar,
17
ekspansi atau peningkatan kapasitas, penambahan asset,
mengakusisi perusahaan lain, investasi jangka panjang dan lain-lain. Nilai
pilihan investasi sangat tergantung pada nilai asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berwujud secara fisik tetapi
dapat juga berupa kesempatan yang bersifat ingtangible namun memiliki
peluang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Secara umum
IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi
bagi suatu perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan datang.
G. Investement Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set atau IOS menurut Myers (1997)
merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan
pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value
(NPV). IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada
pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen pada masa yang akan
datang, dan merupakan investasi yang diharapkan untuk mendapatkan
return yang lebih besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS
menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi
suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure
perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan
demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih
suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam
perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain18
lain. Dari berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS
dijadikan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai
kategori perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS juga
memiliki hubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan
(Norpratiwi, 2004).
1. Jenis-jenis Proksi IOS
IOS
merupakan
keputusan
investasi
dalam
bentuk
kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi
di masa
yang akan datang,
dimana IOS
tersebut
akan
mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Proksi IOS itu sendiri
bervariasi bentuknya dan diklasifikasi menjadi tiga jenis utama
(Gaver dan Gaver, 1993; Jones dan sharma, 2001; dan Kallapur
Trombley, 2001), yaitu:
a.
Proksi berdasarkan harga (Price-based proxies)
Merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
pasar. Proksi ini didasari anggapan yang menyatakan
prospoek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan
dalam harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan
memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk
asset yang dimiliki dibandingkan dengan perusahaan yang
19
tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga yang berbentuk
suatu rasio sebagai suatu ukuran asset yang dimiliki dan nilai
perusahaan.
Rasio-rasio
yang telah digunakan dalam
beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar
adalah sebagai berikut:
1) market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan
Kothari, 1989; Lewellwn et al., 1987; Chung dan
Charoenwong, 1991):
2) Tobin’s Q (Skinner, 1993; Kallapur dan Trombley 1999;
dan Denis 1994)
3) ratio of property, plant, and equipment to firm value,
PPE (Skinner 1993; Ho, Lam, dan Sami 1999; Subekti
dan Kusuma 2001; Jones dan Sharma, 2001).
4) ratio of depreciation to firm value, VDEP (Smith dan
Watts 1992; Kallapur dan Trombley 1999; Ho, Lam, dan
Sami 1999; dan Jones dan Sharma, 2001)
5) market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli
dan Picur 1998, Smith dan Watts 1992; Cahan dan
Hossain 1996; Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang
1996; Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley
20
1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999; Adam dan
Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, AlNajjar dan
Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001; About 2001;
Jones dan Sharma 2001)
6) Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan
Picur 1998; Chung dan Charoenwong, 1991, Baber,
Janakiraman, dan Hyon Kang 1996, Cahan dan Hossain
1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley
1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dan
Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; AlNajjar dan
Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001, About 2001,
Jones dan Sharma 2001)
b.
Proksi berdasarkan investasi (investment-based proxies)
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan
proksi yang percaya pada gagasan suatu level kegiatan
investasi yang tinggi yang berkaitan secara positif dengan
nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering
digunakan oleh peneliti antara lain:
1) Rasio investment to net sales IONS, (Hartono 1999).
21
2) Rasio capital expenditure to book value asset CAPBVA,
(Jones dan Sharma 2001).
3) Rasio capital expenditure to market value of assets
(CAPMVA)
c.
Proksi berdasarkan varian (variance measures).
Proksi IOS berbasisi varian merupakan proksi yang
mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih
bernilai jika menggunakan ukuran untuk memperkirakan
besarnya opsi yang tumbuh seperti variabilitas yang
mendasari peningkatan asset. Ukuran yang digunakan dalam
beberapa penelitian diantaranya:
1) Varian return (VARRET), (Gaver dan Gaver 1993,
Smith dan Watts 1992, Baber, Janakiraman, dan Hyon
Kang1996, Kallapur dan Trombley 1999, About 2001,
Jones dan Sharma 2001)
2) Beta asset BETA, (Skinner 1993, Kallapur dan Trombley
1999).
Ratio yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur pertumbuhan perusahaan adalah ratio of capital adiiton to
22
asset book value (CAPBVA) yang merupakan proksi IOS dari
klasifikasi proksi berdasarkan harga.
H. Harga Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang
sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan dengan prioritas
setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi
likuiditas. Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal
(Jogiyanto 2008:167).
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan
perusahaan.
Keberhasilan
dalam
menghasilkan
keuntungan
akan
memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang
cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan
citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi
manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan
setiap detik harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus
mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
Menurut Alwi (2003:87) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pergerakan harga saham atau indeks harga saham. Faktor- faktor tersebut
23
dapat dimasukan ke dalam faktor fundamental yang berasal dari
lingkungan internal dan faktor kondisi ekonomi yang berasal dari
lingkungan eksternal. Faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain:
1) Faktor Fundamental (Lingkungan Internal)
a)
Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan
produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan
laporan penjualan.
b)
Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan utang.
c)
Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of
director announcements) seperti perubahan dan pergantian
direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
d)
Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan
merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian
dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
e)
Pengumuman investasi (investment announcements), seperti
melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan
usaha lainnya.
f)
Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti
negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.
g)
Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan
laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal,
24
Earnings per Share (EPS) dan Dividend per Share (DPS), Price
Earnings Ratio, Net Profit Margin, Return on Assets (ROA), dan
lainnya.
2) Faktor Kondisi Ekonomi (Lingkungan Eksternal)
a)
Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga
Sertifikat
b)
Bank Indonesia dan berbagai regulasi serta deregulasi ekonomi
yang
c)
dikeluarkan oleh pemerintah.
d)
Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan
karyawan
I. Penelitian Terdahulu
Telah banyak peneliti yang telah melakukan penelitian untuk
melihat hubungan antara informasi keuangan dihubungkan dengan harga
saham. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai
referensi dan perbandingan dengan penelitian ini. Berbagai penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
25
Tabel 2.1
Daftar Penelitian terdahulu
No
Nama
Tahun
Penelitian
Variabel Penelitian
Return Saham, Laba
Akuntansi dan Arus
Kas
laba kotor, laba
operasi, laba bersih,
dan return abnormal
1
Arie S. Rachim
2004
2
Rahmat Febrianto
2005
3
San Susanto
2006
4
Ninna Daniati
2006
5
Meythi
2006
Harga saham, Nilai
informasi laba, aliran
kas, dan siklus hidup
laporan arus kas,
laba kotor, size
perusahaan, dan
expected return
Harga saham, arus
kas operasi dan
persistensi laba
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Regresi
Berganda
Hasil penelitian diperoleh bahwa komponen arus
kas berpengaruh terhadap harga saham
Regresi
Sederhana
Hasil penelitian nya bahwa angka laba kotor lebih
mampu memberikan gambaran yang lebih baik
tentang hubungan antara laba dan harga saham.
Regresi
Berganda
Hasil penelitian diperoleh bahwa laba, aliran kas
operasi dan aliran kas pendanaan berpengarug
secara positif dan signifikan terhadap harga saham
Hasil penelitiannya adalah bahwa arus kas dari
aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan
berpengaruh terhadap expected return
Statistik
regresi linier
berganda
Regresi Linier
Berganda
Hasil Penelitian diproleh bahwa arus kas tidak
berpengaruh kepada harga saham dan laba juga
tidak berpengaruh kepada harga saham.
26
J. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai informasi
investor dalam melakukan prediksi mengenai harga saham dengan cara
memanfaatkan informasi laba kotor, total arus kas, ukuran perusahaan dan
pertumbuhan perusahaan. Penulis akan menggambarkan kerangka
penelitian untuk mempermudah pemahaman mengenai permasalahan
pokok yang akan dianalisa.
LABA KOTOR
TOTAL ARUS
KAS
H1
H2
HARGA
SAHAM
H3
UKURAN
PERUSAHAAN
H4
PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN
Gambar 2.1
Paradigma dan Model Hubungan Antar Variabel
27
Download