Part 2 week 1 Why do we call the Bible God`s Word? Nenekku

advertisement
Part 2 week 1
Why do we call the Bible God’s Word?
Nenekku meninggalkan banyak kenangan tentang buku yang menakjubkan ini, Kitab suci. Saya masih
mengingat ketika dia duduk dengan tenang di kursi rodanya, dengan sebuah kitab suci di pangkuannya.
Kadang dia tertidur di kursi itu tetapi kebanyakan tidak, seringkali saya melihat airmatanya menetes ke
kitab yang lusuh dan banyak coretan tersebut. Saya seringkali menanyakan apa ada yang salah tetapi dia
berujar “shhh, saya sedang mencari firman dari Tuhan”.
Ketika saya berumur 4 sampai 5 tahun, saya mendapatkan pengenalan pertama kali terhadap kitab suci
di sebuah sekolah minggu di gereja Lutheran di St. Louis, Missouri. Seorang guru menceritakan sebuah
cerita dari kitab tersebut dan kami menggambarkan nya di sebuah kertas. Lahir pada sebuah keluarga
yang bermasalah sudah merupakan ingatan yang tidak menyenangkan. Saya menemukan berbagai
pahlawan di dalam cerita tersebut, Yusuf, Musa, Daud dan Yesus.
Alkitab terdiri dari banyak buku, ditulis sepanjang beberapa abad dan di kumpulkan sedikit demi sedikit,
pertama oleh bangsa Yahudi dan kemudian oleh orang-orang kristen. Kitab suci bangsa Yahudi yang kita
kenal dengan nama Perjanjian Lama, terdapat sejarah bangsa Yahudi, cerita-cerita orang-orang kudus
(Ruth,Esther), maha karya penderitaan manusia (Ayub), sekumpulan koleksi lagu-lagu (Mazmur), sebuah
antologi dari amsal (Amsal dan Ecclesiastes), sebuah naratif tentang cinta pasangan yang baru menikah
(Song of Solomon) dan tulisan-tulisan para nabi.
Kitab suci orang Kristen (perjanjian baru) terdiri dari 4 buah cerita tentang Yesus (Gospels), sebuah
cerita tentang penyebaran mula-mula kekristenan (kisah para rasul), sura-surat rasul Paulus dan rasulrasul lainnya, sebuah khotbah kristen mula-mula (Ibrani), dan tentang akhir jaman (Wahyu). Sejak jaman
reformasi abad 16 dan diantara orang-orang Katolik sekarang, masih terdapat kitab Apokripha.
Reformator protestan tidak mengikutsertakan kitab Apokripha ini kedalam kitab suci karena kitab
apokripha sangat kurang sumber-sumber asli bahasa ibraninya dan tidak termasuk kedalam canon
bangsa Yahudi. Akan tetapi sekarang mulai banyak kitab suci orang Protestan memasukkan kitab ini
kedalam kitab sucinya.
Melihat keragaman dan jangka waktu penulisan, anda pasti berpikir bagaimana kitab suci kemudian bisa
menjadi seperti sekarang. Penulisan alkitab melalui berbagai tahap. Tahap pertama melibatkan tradisi
Oral misalnya keluarnya bangsa Yahudi dari mesir, dan pelayanan, kematian dan kebangkitan Tuhan
Yesus. Orang-orang pada masa itu sangat mengandalkan ingatan daripada kita pada jaman
sekarang.setelah melampaui beberapa periode waktu, beberapa orang mulai menulis tentang ceritacerita yang disampaikan kepada mereka tersebut, mencatat lagu yang mereka nyanyikan, amsal yang
mereka sebutkan. Tahap kedua adalah yang berhubungan dengan menulis. Beberapa penelitian dari
para ahli menunjukkan bahwa proses penulisan ini tidaklah semudah dan sesederhana yang kita
bayangkan seperti hanya satu penulis. Para ahli menyatakan bahwa ada beberapa penulis dan editor
yang terlibat didalam penulisan alkitab seperti beberapa buku di bagian awal alkitab. Didalam kitab Injil
kita melihat bahwa penulis seperti matius dan lukas menggunakan Markus dan beberapa sumber
lainnya ke dalam penulisan mereka tentang kabar gembira tersebut. Lukas bahkan tentang banyaknya
sumber sebelum dia yang terlibat didalam penyusunan dan penulisan Injil (Lukas 1:1).
Tahap ketiga adalah tahap reproduksi dan tahap penyebaran. Dijaman alkitab ditulis tidak ada
percetakan yang memudahkan pencetakan alkitab. Mereka menyalinnya dengan tangan dan
membagikannya kepada mereka yang mau membacanya. Penyebaran manuskrip ini menjadi sangat
terbatas karena ongkos untuk membuat sebuah manuskrip dengan penulisan tangan adalah sangat
mahal.
Tahap keempat adalah otoritas dari beberapa penulisan. Orang-orang ibrani misalnya, tidak mengakui
dengan cepat betapa berharganya tulisan tentang nabi Yeremia. Bahkan dalam beberapa catatan, nabi
Yeremia ditertawakan, di anggap angin lalu ketika dia berbicara (Yer 20:7-10). Nabi Yeremia diakui ketika
apa yang dikatakannya dianggap memiliki kebenaran. Orang-orang Ibrani menempatkan tulisan tentang
nabi Yeremia kedalam kategori yang khusus, dan dibacakan di dalam ibadah umum. Komunitas kristen
juga sangat memperhatikan otoritas dari kitab-kitab perjanjian lama yang ada. Lama kelamaan banyak
gereja akhirnya menggunakan berbagai alkitab di ibadah umum mereka. Seperti Gereja Roma,
barangkali menggunakan kitab Injil Markus; gereja di Antiokia menggunakan kitab Matius; Korintus
menggunakan tulisan-tulisan rasul Paulus yang ditujukan kepada mereka. Masa-masa pengumpulan
tulisan –tulisan yang berotoritas disebut kanonikal.
Tahap ke lima, pembentukan berbagai tulisan dalam skala yang lebih besar. Dalam kitab perjanjian lama,
kita melihat ada tiga kelompok besar, Kitab hukum (5 buku pertama), dikenal sebagai tulisan yang
berotoritas di tahun 400 BCE; kitab para nabi di tahun 150 BCE dan The Writings (tulisan di dalam kitabkitab bangsa Yahudi lainnya), diakui oleh para rabbi yahudi di dalam meeting di Jamina sekitar tahun 100
CE. Pengaturan susunannya pun diatur. Misalnya kitab Hukum berada sebelum kitab para nabi dan
tulisan-tulisan lainnya.
Walaupun orang-orang kristen mula-mula mengakui kitab-kitab suci orang Yahudi sebagai kitab suci
mereka juga, di abad ke dua, mereka juga melakukan ranking terhadap kitab suci nya. Keempat Injil ,
surat-surat yang tulis oleh rasul paulus, surat 1 Petrus, dan 1 yohanes dengan cepat diakui statusnya
sebagai tulisan yang berotoritas oleh hampir semua gereja pada waktu itu. Beberapa tulisan di dalam
alkitab banyak juga tidak dipakai oleh gereja-gereja tertentu. Yang dikenal oleh orang kristen masa kini
adalah Kanon perjanjian baru yang terdiri dari 27 buku itu, tidak diakui sampai pada akhir abad ke empat
di sebuah pertemuan yang disebut konsili Carthage di Afrika utara.
Tahap terakhir adalah penterjemahan dan penyebaran. Kitab perjanjian Lama di tulis kebanyakan di
dalam bahasa ibrani dengan beberapa bahasa Aramaic. Kitab perjanjian Baru ditulis dalam bahasa
yunani (koine), yang digunakan secara meluas di kerajaan Roma sebagai bahasa perdagangan ketika
komunitas kristen muncul di abad 1. Sejak saat itu secara meluas, kedua kumpulan kitab tersebut di
terjemahkan kedalam berbagai bahasa yang dipakai oleh bangsa-bangsa di sekitar kerajaan Roma
seperti Latin, Coptic (mesir), Armenia dan bahasa-bahasa lainnya. Tahap terakhir ini terus dilakukan
sampai sekarang.
Hubungan antara kitab suci orang Yahudi dengan kitab suci Kristen?
Apa hubungan antara kitab suci orang Yahudi dengan kitab suci orang Kristen? Orang-orang Kristen
memberikan berbagai jawaban atas pertanyaan diatas. Walaupun dulu kekristenan merupakan bagian
dari yudaisme tetapi akhir abad pertama mereka berpisah dengan yudaisme. Akan tetapi muncul
pertanyaan yang penting yaitu bagaimana orang Kristen bisa mengerti tentang hubungan tersebut
kecuali mereka melihat koneksi yang integral antara kitab suci mereka dengan kitab suci orang yahudi?
Jawabannya mereka tentu harus melihat bagian yang integral dari kedua kitab suci tersebut. Kitab suci
orang Kristen berisi banyak sekali kutipan dan cerita dari kitab suci orang Kristen dan berargumentasi
berdasarkan hal tersebut. Kekristenan awal dapat dipastikan hidup dengan kitab suci orang yahudi sama
seperti Yesus dan orang-orang yahudi lainnya. Akibatnya orang-orang Kristen terikat untuk menjaga agar
kedua kitab tersebut tidak terpisahkan hubungannya satu dengan yang lain. Orang-orang Yahudi dapat
tinggal memakai kitab suci mereka yang mereka jaga turun temurun, tetapi orang-orang Kristen tidak
dapat menemukan makna yang berarti ketika mereka hanya menggunakan kita suci mereka sendiri.
Kitab suci orang Kristen tidak dapat berbicara secara berotoritas tanpa kitab suci orang yahudi
(perjanjian Lama).
Responding to the bible as God’s word
Baik orang yahudi maupun orang Kristen mengakui bahwa kumpulan tulisan yang ada di alkitab adalah
firman Tuhan. Mereka percaya bahwa setiap kalimat yang ada di dalamnya merupakan inspirasi dari
Tuhan dan maka dari itu lepas dari segala kesalahan manusia dan bersifat sempurna. Mereka percaya
bahwa Tuhan Roh Kudus, mengarahkan setiap pengarang untuk menulis seperti yang Tuhan inginkan.
Secara alami, banyak orang yang tidak setuju dengan teori inspirasi yang bersifat verbal. Sebagai
alternative, mereka percaya bahwa firman Tuhan di wahyukan, dibukakan sendiri oleh Allah. Kitab suci
berisi wahyu tetapi tidak semua kata merupakan wahyu. Mereka percaya bahwa Tuhan tidak mendikte
penulisan tetapi melalui Roh Kudus, memungkinkan manusia untuk memahami karya Allah di dalam
dunia, sejarah dan kehidupan umat manusia. Kitab suci merupakan firman Allah dalam pengertian
bahwa kitab tersebut mencatat semua yang Tuhan bukakan melalui cara pewahyuan. Kitab suci adalah
firman Allah, sehingga melalui firmanNya, Tuhan mencari, mengundang, menantang dan menghibur
kita. melalui kitab suci, kita mendengarkan firman Allah secara pribadi kepada kita semua.
Ketika kita merujuk kepada kitab suci sebagai firman Allah, kita mengakui otoritas dari alkitab untuk
iman dan cara hidup kita.kitab suci merupakan potret dari Allah yang hidup dan keinginan Allah atas
umat manusia. Oleh karena itu, alkitab memiliki Standar otoritas. Sejujurnya, kita umat manusia
berjuang untuk memenuhi standar Allah tersebut. Kadang justru kebanggaan kita yang menonjol.
Firman Allah tidak dapat menjadi nyata dalam kehidupan kita kecuali kita memasukkannya kedalam hati
dan menjalankanNya kedalam kehidupan kita.
Disinilah peranan Roh kudus sebagai pribadi yang membantu kita mencapai standar itu. Roh kudus
menginspirasi pikiran kita untuk melihat apa yang Allah nyatakan ke dalam dunia, sejarah dan
pengalaman hidup manusia. Roh kudus membimbing process dari pengumpulan kitab-kitab ini. dan
sekarang Roh Kudus yang membantu kita menterjemahkan dan mengaplikasikan firman Tuhan tersebut
kedalam diri kita. rasul Paulus mengingatkan kita di Roma 8:26 “Demikian juga Roh membantu kita
dalam kelemahan kita.” Roh kudus mencari kedalam hati kita, meluruskan pengertian kita dan mengajak
kita agar dapat mengaplikasikan firman itu kedalam hidup sehari-hari. Roh Kudus juga memampukan
kita mengarahkan keinginan kita kepada keinginan Tuhan dan mendorong kita untuk taat. Roh Kudus
juga memberikan semangat kedalam Firman Tuhan seperti yang di simpulkan oleh penulis kitab Ibrani di
Ibrani 4:12, “sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua
manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Firman Tuhan akan berbicara kepada kita dan mengubah (transform) hidup kita jika kita datang kedalam
doa dan harapan di dalam ROh.undangan itu untuk kita mencari kehadiran Allah di dalam alkitab dan
bersiap untuk mendengarkan dan meresponinya. Ketika kita membaca alkitab dengan jujur dan penuh
percaya, kita tidak akan kecewa. Thomas Merton, penulis abad 20 yang sangat berpengaruh,
mengingatkan kita bahwa kita akan tahu dan mengalami kitab suci sebagai firman Allah karena firman
itu akan merubah dan membebaskan hidup kita. dia menulis “the Word of God is recognized in actual
experience because it does something to anyone who really ‘hears’ it : it transforms his or her entire
existence.
Daily exercises
Pastikan anda membaca bacaan diatas sebelum memulai latihan ini. bawalah sebuah jurnal atau buku
kosong disamping anda untuk mencatat pikiran, pertanyaan, doa dan gambar-gambar. Untuk persiapan,
bersaat teduhlah dan melakukan refleksi terhadap kalimat di bawah ini yang diambil dari Robert
Mulholland :
“formasi spiritualitas Kristen adalah proses untuk menjadi serupa dengan Kristus. Kitab suci berdiri di
tengah-tengah keseluruhan proses untuk menjadi serupa dengan Kristus. Sebagaimana kita lihat, kitab
suci adalah sarana utama perjumpaan antara Tuhan dengan kita….dan membangkitkan kita kepada
dinamika dan kemungkinan-kemungkinan untuk menjadi manusia baru.”
Latihan 1
Baca Mazmur 119:97-105. Bagian dari alkitab mana yang menjadi bagian yang paling anda favoritkan
(cerita di dalam alkitab atau ayat di dalam alkitab). Refleksikan mengapa dan bagaimana kamu bisa
menyenangi bagian itu? Temukan bagian special yang mempengaruhi hidupmu, artinya bagi kamu dan
bagaimana Tuhan berbicara kepada kamu melaluinya.
Latihan 2
Baca kejadian 1. Baca dan baca lagi “ seperti Tuhan berfirman….dan jadilah..” perkataan dan aksi kita
tidak selalu sama tetapi perkataan dan aksi Tuhan adalah satu dan sama. Apa yang Tuhan katakan
menjadi kenyataan-jika tidak segera terjadi, atau terjadi secara bertahap. Ingatlah di pikiran kita, baca
kejadian 1:26-31. Renungkan janji yang membuka cakrawala hidupmu kepada firman Allah, “And God
said….And it was so” apa yang dapat terjadi? Catat refleksi anda kedalam jurnal.
Latihan 3.
Baca mazmur 1. Mazmur ini ditempatkan oleh pemazmur di bagian awal sebagai pembuka dan
memberikan sebuah janji: barangsiapa yang mempelajari hukum-hukum Allah dan tinggal di dalam
firman Allah akan seperti pohon yang di tanam di pinggir air yang deras. Gambarkan 2 buah pohon, yang
satu di sudut sebelah kiri dan satu di sudut sebelah kanan. Satu pohon menggambarkan hidupmu yang
sekarang, gambar pohon kedua adalah gambaran hidupmu di masa yang akan datang. Dibawah gambar
pohon itu tuliskan satu atau dua ayat dari kitab suci yang menjadi aliran dari nutrisi dan pertumbuhan
rohanimu. Luangkan waktu beberapa saat untuk berdiam diri dan merefleksikan apa yang Tuhan
katakan kepadamu. Tangkap pikiran tersebut dan catatlah.
Latihan 4
Baca Yohanes 1:1-18. Pembukaan pada kitab Yohanes ini membuat sebuah pernyataan yang luarbiasa
bahwa firman Tuhan tidak terbatas pada firman dan surat di dalam buku, tetapi bahwa firman itu telah
menjadi daging dan tinggal bersama-sama dengan kita, di dalam Yesus Kristus. Kapan kita melihat
Kristus sebagai FIrman yang hidup?apa janji yang diterima ketika kita menerima Yesus? Bagaimana
wahyu ini merubah arti dari pembelajaran terhadap alkitab? Catat lah refleksi anda di dalam jurnal.
Latihan 5.
Baca 2 korintus 3:1-6. Rasul Paulus, seorang penulis yang sangat baik, memanggil para muridnya yang
setia “sebuah surat Kristus, yang dipersiapkan oleh kita, di tulis bukan dengan tinta tetapi dengan roh
Tuhan yang hidup…ditulis di dalam hati manusia. Pikirkan hidupmu sebagai sebuahsurat yang anda tulis
dengan kata-kata, sikap-sikap dan aksi-aksi. apakah suratmu minggu ini berkata-kata tentang Yesus dan
kehidupanNya di hidupmu? Perkataan Yesus yang mana yang tertulis di hatimu yang dibaca oleh semua
orang disekitarmu? Catatlah pikiran anda dan persembahkan itu ke Tuhan.
Download