BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the art) Tabel 2.1 State of The Art No Penulis Tahun Judul Hasil Penelitian Lokasi Penelitian Melalui penelitian ini, Driya dan Anisa menyatakan bahwa Ada perbedaan ANALISIS PENGARUH Jurnal 1 Driya Bisnis& Wiryawan, Manajemen Anisa Volume 5 Pratiwi No.3, Mei 2009 SELEBRITI ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE PADA IKLAN PRODUK KARTU PRABAYAR XL DI BANDAR LAMPUNG persepsi yang nyata antara mereka yang menilai selebriti endorser iklan XL sebagai Corporate image, User Image, dan Product image. Lalu, Celebrity Credibility, Celebrity Likeability, Celebrity Attractiveness dan Celebrity Meaningfulness 7 Bandar Lampung, Indonesia 8 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Brand Image produk kartu prabayar XL Bebas. Variabel yang paling membedakan persepsi konsumen atau yang paling besar pengaruhnya atas Brand Image XL Bebas adalah Celebrity Attractiveness. Hal ini menunjukkan daya tarik selebriti merupakan faktor yang paling membedakan persepsi konsumen atas ketiga grup Brand Image XL Bebas. 9 Dari hasil penelitian dalam jurnal ini menyebutkan bahwa pengaruh event sponsorship terhadap brand image rokok sampoerna Sampoerna AMild pada PT HM PENGARUH Aida 2 Nursanti Sampoerna Tbk. EVENT Cabang Pekanbaru SPONSORSHIP relatif kecil. Oleh Jurnal TERHADAP sebab itu, peneliti Ekonomi issn BRAND IMAGE 0853- 7593, ROKOK A – Vol 19 No MILD PADA PT. 01, 2011 HM jurnal menyarankan agar PT HM Sampoerna Tbk SAMPOERNA Cabang Pekanbaru TBK. CABANG melakukan PEKANBARU langkah-langkah strategis yang inovatif agar setiap event yang diselenggarakan dan/atau disponsori dapat memberikan kesan yang mendalam bagi audience sasaran. Pekanbaru, Indonesia 10 Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemasaran event PENGARUH Muhammad 3 Hirza Sukoco Jurnal Ilmu Manajemen, volume 2 No 3, Juli 2014 berpengaruh PEMASARAN positif terhadap EVENT citra merek pada TERHADAP produk minuman CITRA MEREK isotonik MINUMAN Mizone dimana ISOTONIK dapat dilihat dari MIZONE DI koefisien variabel SURABAYA pemasaran event Surabaya, Indonesia sebesar 0,345 dimana dikatakan bahwa dengan semakin baik atau positif maka citra merek akan lebih positif juga Hasil dari Journal of 4 Hyung Sport Seok Lee Management, and 2009, 23, 41- Chang- 64 © 2009 Hoan Cho Human Kinetics, Inc. THE MATCHING EFFECT OF penelitian ini menunjukan bahwa BRAND AND sikap responden SPORTING terhadap brand EVENT yang mensponsori PERSONALITY: kegiatan olahraga SPONSORSHIP dipengaruhi oleh IMPLICATIONS perbedaan pasangan brand Amerika Serikat 11 dan dimensi personal event olahraga. Penelitian ini mengkonfirmasi, kongruensi personalitas dari brand yang mensponsori kegiatan dengan event olahraga merupakan prediktor paling signifikan terhadap sikap konsumen terhadap brand Pada penelitian ini, menemukan bahwa kesesuaiaan event dengan sponsor,event 5 Reinhard Schmalenbac Grohs,Udo h Business Wagner Review Vol and Sabine 56 April Vsetecka 2014 pp ASSESSING THE EFFECTIVENESS OF SPORT SPONSORSHIPS – AN EMPIRICAL EXAMINATION involvement, dan paparan memiliki hasil yang positif dalam menentukan keefektifan sponsorhip.Hal ini dibuktikan penelitian yang dilakukan dimana brand yang melakukan komunikasi Wien, Austria 12 mengenai kegiatan sponsorship yang mereka lakukan meningkatkan keefektifan image transfer dari sponsorship Sumber Data : Hasil Olahan Data Peneliti (2015) Dalam penelitian “Analisis Pengaruh Selebriti Endorser Terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar XL di Bandar Lampung” pada Jurnal Bisnis& Manajemen Volume 5 No.3, Mei 2009 , Driya Wiryawan dan Anisa Pratiwi menggunakan salah satu variabel yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu brand image.Meski dalam jurnal ini, brand image menggunakan dimensi yang berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan namun jurnal ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai brand image.selain itu, teknik pengambilan sampel yang digunakan menggunakan Purposive Sampling yang menjadikan jurnal ini mampu mendukung peneliti untuk menggunakan teknik purposive sampling Dalam penelitian “Pengaruh Event Sponsorhip Terhadap Brand Image Rokok A – MILD Pada PT. HM Sampoerna Tbk. Cabang Pekanbaru” yang dikarang oleh Aida Nursanti, variabel yang digunakan sesuai dengan penelitian ini yaitu Variabel event dan brand image. Dimana variabel event yang ditunjukan yaitu Event soundrenaline dan brand image yang ditunjukan yaitu citra merek dari PT HM Sampoerna. Jurnal ini memberikan pendalaman mengenai teori yang dapat digunakan untuk membangun dan mendukung penelitian ini Penelitian dengan judul “Pemasaran Event Terhadap Citra Merek Minuman Isotonik Mizone di Surabaya” pada Jurnal Ilmu Manajemen, volume 2 No 3, Juli 2014 oleh Muhammad Hirza Sukoco ini menggunakan kedua variabel yang sesuai dengan penelitian yang akan dipakai oleh peneliti. Namun pada variabel x yang digunakan merupakan pemasaran event (event marketing) namun tetap dalam penelitian ini mencari hubungan antara event terhadap citra merek (Brand Image). Melalui jurnal ini, peneliti mendapat pemahaman lebih mendalam mengenai konsep event dalam mempengaruhi brand image. 13 Pada penelitian yang dilakukan oleh Hyung Seok Lee and Chang-Hoan Cho yang berjudul “The Matching Effect of Brand and Sporting Event Personality: Sponsorhip Implication” meneliti mengenai bagaimana citra Sporting Event dapat berpengaruh dan bahkan berpindah kepada brand. Dimana pada penelitian tersebut juga dikatakan bahwa customer akan lebih berpihak kepada brand sponsor apabila ada kongruensi antara brand dan Sporting Event. Sehingga membantu peneliti untuk menentukan hipotesis dalam penelitian. Penelitian yang berjudul “Assessing The Effectiveness of Sport Sponsorhips – an Empirical Examination” yang ditulis oleh Reinhard Grohs,Udo Wagner and Sabine Vsetecka menunjukan beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan dari sponsorship suatu event yang dilakukan oleh brand seperti event involvement, eventsponsor fit, dan paparan. Dimana penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi peneliti mengenai faktor yang dibutuhkan dalam keefektifan event dalam mempengaruhi brand image. Dari kelima penelitian terdahulu yang telah dilakukan, Penelitian dengan judul “Pengaruh Event Sponsorhip Terhadap Brand Image Rokok A – MILD Pada PT. HM Sampoerna Tbk. Cabang Pekanbaru” yang ditulis oleh Aida Nursanti memiliki kesamaan yang paling mendekati dengan penelitian yang dilakukan dalam buku ini dimana penelitian yang dikaran Aida Nursanti ini memiliki kesamaan baik dari segi variabel X dan Y yang digunakan dan juga metode penelitian yang digunakan. Sehingga penelitian tersebut memberi banyak bantuan dan landasan dalam melakukan penelitian ini. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication merupakan serapan dari kata latin Communis yang memiliki arti “sama”, communico, communicatio, atau, communicare yang berarti membuat sama (Deddy mulyana, 2009) Menurut Richard west (2010) komunikasi adalah proses sosial dimana individu memakai simbol untuk menentukan dan menginterpretasikan makna yang berada di lingkungan mereka 14 Di dalam komunikasi, para pembuat teori membuat berbagai macam model atau representasi dari hubungan antara elemen dalam komunikasi yang komplek. Menurut Richard west dan Turner (2010) terdapat 3 model komunikasi yang dimiliki yaitu : 1. Komunikasi sebagai aksi : Model Linear Model komunikasi linear merupakan cara pandang komunikasi sebagai satu arah dimana berasumsi bahwa pesan yang disampaikan oleh sumber disampaikan kepada penerima melalui saluran 2. Komunikasi sebagai interaksi : Model Interaksional Model komunikasi interaksional merupakan cara pandang komunikasi sebagai bentuk membagi makna dengan umpan balik yang menghubungkan sumber dan penerima 3. Komunikasi sebagai transaksional :Model Transaksi Model komunikasi Transaksional memandang komunikasi sebagai kegiatan mengirim dan menerima pesan secara simultan Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam konteks atau situasi tertentu. Dimana konteks yang dimiliki oleh komunikasi sangatlah banyak. Indikator paling umum yang biasa digunakan yaitu berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Berikut ini kategorisasi berdasarkan konteks tingkat jumlah peserta komunikasi : 1. Komunikasi intrapribadi Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal Communication) adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri. Contohnya yaitu berpikir 2. Komunikasi antarpribadi Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Contoh komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi diadik yang hanya melibatkan dua orang. 3. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan dalam sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu 15 sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi kelompok sendiri melibatkan juga komunikasi antar pribadi 4. Komunikasi publik Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu-persatu. Komunikasi publik biasanya bersifat lebih formal dan menuntut persiapan pesan yang cermat agar pesan yang disampaikan efektif diterima. 5. Komunikasi organisasi Komunikasi Organisasi (organizational communication) adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok 6. Komunikasi massa Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Seperti dengan ilmu pengetahuan lainnya, Ilmu Komunikasi juga memiliki model. Namun karena komunikasi bersifat dinamis, maka ilmu komunikasi sebenarnya sulit dimodelkan. Akan tetapi, penggunaan model dapat berguna untuk mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi tersebut berhubungan. Sejauh ini terdapat ratusan model komunikasi yang telah dibuat oleh berbagai pakar. Kekhasan suatu model komunikasi dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (Model tersebut). Di bawah ini, beberapa model komunikasi yang cukup umum digunakan 16 Model S-R Model stimulus – respons (S - R) adalah model komunikasi paling dasar model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus – respons. Stimulus Respons Gambar 2.1 Model S-R Sumber : Dedy Mulyana (2011) Ilmu komunikasi: Sebuah pengantar Model Aristoteles Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris (rhetorical model). Fokus dari model komunikasi ini yaitu komunikasi publik yang bersifat satu arah Setting Pembicara Pembicara Pembicara Setting Gambar 2.2 Model Aristoteles Sumber : Dedy Mulyana (2011) Ilmu komunikasi: Sebuah pengantar Model Shannon dan Weaver Model awal komunikasi yang dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran 17 kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan tersebut Information Source Transmitter Message Destination Signal Received Signal Noise Source Gambar 2.3 Model Shannon dan Weaver Sumber : Dedy Mulyana (2011) Ilmu komunikasi: Sebuah pengantar 2.2.2 Komunikasi Pemasaran Menurut Mahfmud Mahfoedz dalam buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010) yang mengutip Warren (1995) mengatakan komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder Dalam pemasaran modern, diperlukan lebih dari sekedar pengembangan produk yang baik, penetapan harga yang menarik dan ketersediaan bagi konsumen sasaran. Perusahaan juga harus mampu berkomunikasi dengan konsumen. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi dengan konsumen, perusahaan modern memiliki sistem pemasaran yang kompleks untuk menjangkau audiensnya melalui berbagai perantara. Keseluruhan program komunikasi pemasaran perusahaan yang disebut bauran promosi terdiri atas bauran khusus antara periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (Public Relations) (Mahfmud Mahfoedz, 2010) yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Periklanan 18 Periklanan merupakan setiap bentuk presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung (tanpa personil) dan promosi ide, barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Periklanan sendiri dapat menjangkau khalayak yang berada dalam rentang geografis sangat luas dengan biaya murah untuk menyampaikan pesan secara berulangkali, dan memungkinkan konsumen untuk menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing 2. Personal Selling Personal Selling adalah presentasi langsung yang dilakukan oleh personil wiraniaga perusahaan dengan tujuan menjual dan menjalin hubungan dengan konsumen. Personal Selling merupakan sarana paling efektif pada tahapan tertentu dalam proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi, ketulusan dan tindakan konsumen. Dibandingkan dengan periklanan, personal selling memiliki ciri yang khas dimana terjadi interaksi pribadi antara dua atau lebih orang. 3. Promosi Penjualan 4. Promosi penjualan adalah suatu kegiatan promosi yang meningkatkan motivasi jangka pendek pada konsumen untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk dan jasa. Promosi penjualan meliputi berbagai sarana- kupon, kontes, premi dan sebagainya. Pada promosi penjualan juga dilakukan untuk mengundang respons yang cepat oleh konsumen untuk melakukan pembelian produk atau jasa dengan memberikan kontribusi motivasi pembelian yang membelikan nilai tambah bagi konsumen. 5. Public Relations Public Relations merupakan suatu kegiatan sarana promosi yang bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan tujuan mendapatkan publisitas yang luas, membangun citra positif perusahaan dan mengatasi berita negatif atas perusahaan. Public Relations menawarkan beberapa ciri yang berbeda yang dapat dipercaya seperti laporan berita, artikel, dan peristiwa (even) yang dipandang 19 lebih nyata dan dapat dipercaya untuk konsumen daripada yang diinformasikan melalui iklan. 2.2.3 Public Relations Public Relation is management function that establishes and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the publics on whom its success or failure depends (Cutlip Center, 2013). Melalui pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa Public Relation bertugas untuk menjaga hubungan antara organisasi dengan publik dari organisasi tersebut. Dalam melakukan kegiatan Public Relation, ruang lingkup aktivitas public relation dapat dibagi sebagai berikut (Cutlip Center: 2013) : 1. Publicity Informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan untuk media karena informasi tersebut memiliki nilai berita 2. Internal Relations Bagian spesialisasi dari Public Relations yang membangun dan menjaga hubungan manajer dan karyawan yang akan mempengaruhi kesuksesan organisasi 3. Advertising Informasi yang ditempatkan pada media oleh sponsor yang dapat di identifikasi dengan membayar untuk sejumlah waktu atau lokasi 4. Press Agentry Membuat cerita dan acara yang memiliki nilai untuk berita untuk mengundang perhatian dari media dalam mendapatkan perhatian dari publik 5. Public Affairs Bagian spesialisasi dari Public Relations yang membangun dan menjaga hubungan organisasi dengan agensi pemerintahan dan komunitas stakeholder untuk mempengaruhi peraturan publik 6. Lobbying Bagian spesialisasi dari Public Relations yang membangun dan menjaga hubungan dengan pemerintah, utamanya untuk mempengaruhi legislasi dan regulasi. 20 7. Issues Management Proses mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespon isu dan tren yang berpotensial untuk mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik. 8. Crisis Management Spesialitas dari public relations yang membantu organisasi secara strategis merespon terhadap situasi negatif dan berdialog dengan stakeholder yang terkena dampak dari krisis yang terjadi. 9. Investor Relations Bagian spesialisasi dari corporate public relations yang membangun dan menjaga hubungan dengan pemegang saham dan lainnya pada komunitas finansial untuk memamaksimalkan nilai pasar. 10. Development Bagian spesialisasi dari public relations pada organisasi non-profit yang membangun dan menjaga hubungan dengan donatur, sukarelawan dan anggota untuk menjaga dukungan finanasial dan volunteer . Dalam mengaplikasikan kegiatan public relations, perusahaan dapat menggunakan berbagai sarana-sarana yang dapat menunjang kegiatan public relations. Sarana yang dapat digunakan dalam kegiatan public relations adalah sebagai berikut (Kotler, 2012) 1. News Public Relations professional mencari dan membuat berita yang disukai mengenai perusahaan dan produk atau orang yang terkait dengan perusahaan. Terkadang berita tersebut dapat muncul secara natural, namun terkadang juga Public relation professional dapat menyarankan kegiatan atau aktivitas yang dapat membuat berita. 2. Speeches Pidato juga dapat menghasilkan publisitas untuk produk dan perusahaan. Terlebih lagi, eksekutif dari perusahaan harus menjawab pertanyaan dari 21 media dan memberikan sambutan pada asosiasi dagang atau pertemuan sales, dan acara ini dapat membangun dan juga merusak citra perusahaan. 3. Special Events Mulai dari konferensi pers, tour media, grand opening, pertunjukan kembang api, pertunjukan laser, pelepasan balon udara, presentasi multimedia atau program edukasional yang didesain dapat menjangkau dan menarik perhatian publik. 4. Written Material Public relation professional juga dapat menyiapkan materi tertulis untuk menjangkau dan mempengaruhi target pasar. Materi ini mencakup Laporan tahunan, brosur, artikel, company newsletter dan majalah 5. Audiovisual Material Slide dan program suara, DVD, dan video online sering juga digunakan sebagai alat komunikasi 6. Corporate Identity Material Materi identitas perusahaan juga dapat membantu menciptakan identitas perusahaan yang dapat dikenali secara langsung oleh masyarakat. Logo, alat tulis, brosur, tanda, formulir bisnis, kartu nama, gedung perusahaan, seragam, dan kendaraan perusahaan dapat menjadi alat pemasaran apabila atraktif, mudah dibedakan, dan mudah diingat. 7. Public Service Activities Perusahaan dapat meningkatkan citra baik pada publik dengan memberikan kontribusi baik bentuk uang maupun waktu kepada aktivitas pelayanan publik. 2.2.4 Event Event adalah kegiatan multimedia langsung yang dibungkus dengan perencanaan konsep yang telah direncanakan dan disesuaikan untuk mencapai objektif klien dalam menjangkau maupun mempengaruhi audiens sasaran dengan menyediakan pengalaman sensorik dan tempat untuk melangsungkan interaksi dua arah (Vineet Gera, 2012) 22 Tujuan dari diadakan event sendiri untuk menciptakan interaksi secara langsung antara sasaran audiens dan klien untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan adanya interaksi secara langsung ini membuat komunikasi yang dilakukan oleh audiens dan klien semakin mudah. Tabel 2.2 Special Event Genre Event Solutions Event Types Association Meetings/Events Attraction Events (Amusement Parks) Goldblatt Event Management Subfields Civic Events Convention Business Incentive Events Expositions College/University Events Fairs & Festivals Concerts Government Corporate Meetings/Events Hallmark Exposition Events Hospitality Fairs or Festivals Incentive Travel Fund-raising Events Meetings & Conferences Government/Political Events Retail Events Military Events Reunions Social Events Social Life-Cycle Sporting Events Sport Events Weddings Tourism Sumber : Julia Rutherford (2012) Professional Event Coordination Secara Virtual semua event memiliki enam dimensi yang akan dialami oleh audiens. dalam menyampaikan pengalaman yang memiliki nilai tambah dalam suatu event, Professional event coordinator harus menggabungkan keenam dimensi ini menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lain sehingga terintegrasi untuk mencapai pengalaman yang progresif. Keenam dimensi tersebut yaitu : 1. Anticipation 23 Sudah menjadi habitual manusia untuk menantikan sesuatu yang akan datang. Antisipasi dapat diciptakan dengan pengumuman mengenai event baik dilakukan dengan membuat program pemasaran seperti program insentif untuk membangun ekspektasi dan animo terhadap event melalui serangkaian komunikasi awal 2. Arrival Setelah audiens mengambil keputusan untuk menghadiri suatu event, serangkaian proses pun dimulai dari membuat rencana, membeli tiket, melakukan reservasi,dll. sebagai Profesional event coordinator, beberapa aspek harus masuk dalam pertimbangan untuk menciptakan pengalaman dengan nilai tambah mengenai kedatangan seperti : travel dan transportasi, penyambutan kedatangan, navigasi dan petunjuk arah, gerbang penyambut,dll 3. Atmosphere Atmosfer dari suatu event bergantung pada suasana lingkungan fisik yang ada pada tempat penyelenggaraan event. Komponen fisik dari setiap tempat penyelenggaraan acara dari dekor tema, properti, maupun lokasi dari toilet mempengaruhi pengalaman dari konsumen. 4. Appetite Makanan dan minuman merupakan bagian integral dari pengalaman akan suatu event. Tidak hanya berupa makanan, bahkan air putih dalam suatu acara juga berpengaruh dalam pengalaman audiens terhadap event tersebut. Food service harus dimasukan dalam pertimbangan perencanaan event yang memenuhi kebutuhan audiens dan tujuan dari event 5. Activity Tanpa kecuali, selalu ada kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan dalam suatu event. Baik hanya berbincang-bincang dengan audiens lain maupun dengan penampilan musik, tari, pertunjukan laser dll. Seorang Professional Event coordinator harus mampu mengintegrasikan aktivitas atau kegiatan tersebut untuk menambah nilai dari pengalaman akan event tersebut. 6. Amenities 24 Setelah event selesai, semua yang tertinggal hanya kenangan. Kenangan atau memori ini dapat ditingkatkan dengan pemberian bentuk penghargaan atau apresiasi. Tidak harus bersifat mahal. Namun dapat memberikan pengalaman audiens yang tidak terlupakan dan menyediakan pengingat dalam bentuk fisik mengenai pengalaman terhadap event tersebut. 2.2.5 Brand Menurut American Marketing Association (AMA), brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya, yang bertujuan untuk mengidentifikasi suatu produk atau jasa oleh satu atau kelompok penjual dan membedakan mereka dari kompetisi tersebut. Dalam menciptakan atau membentuk suatu brand, diperlukan gabungan dari nama, logo, simbol, desain kemasan yang digunakan untuk membentuk identitas dari brand tersebut. Komponen gabungan yang digunakan untuk mengidentifikasikan dan membedakan brand tersebut disebut brand element. Setiap pemasar harus memilih brand elements yang dapat meningkatkan brand awareness; menyediakan formasi brand association yang kuat, disukai dan unik serta meningkatkan brand judgement dan feeling yang positif. Menurut Keller (2013), secara umum terdapat 6 kriteria dalam menentukan brand Elements yaitu : 1. Memorability Kondisi yang diperlukan untuk membangun brand equity yaitu dengan mencapai tingkat brand awareness yang tinggi. Brand Elements yang mempromosikan tujuan tersebut akan mudah diingat dan menarik perhatian serta memudahkan untuk pengenalan produk atau jasa dalam pembelian atau konsumsi produk tersebut. 2. Meaningfulness Brand element dapat memiliki berbagai macam arti baik bersifat deskriptif dan persuasif. Dua kriteria penting yang menunjukan keberhasilan brand element dalam menyampaikan yaitu informasi 25 umum mengenai fungsi produk dan jasa dan informasi spesifik mengenai atribut tertentu dan manfaat dari brand. 3. Likability Dalam meningkatkan kesukaan terhadap brand elements dapat dibuat agar kaya dengan visual sehingga dapat menunjukan kesan yang menyenangkan dan menarik meskipun tidak berkaitan langsung dengan produk. 4. Transferability Transferablitiy mengukur sejauh mana brand elements meningkatkan brand equity terhadap produk baru atau pasar baru bagi brand. 5. Adaptability Adaptability mengukur sejauh mana kemampuan brand elements untuk beradaptasi sepanjang waktu dikarenakan terjadi perubahan pada nilai dan opini konsumen sehingga brand elements perlu untuk diadaptasi. 6. Protectability Pertimbangan terakhir mengenai brand element yaitu sejauh mana brand element dapat dilindungi baik dari segi legalitas dan kompetitif. Menurut perspektif konsep Customer Based Brand Equity (CBBE), brand knowledge merupakan kunci untuk menciptakan brand equity karena menciptakan efek yang berbeda yang meningkatkan brand equity. Dalam menentukan komponen dari brand knowledge dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Brand Awareness Brand Awareness berkaitan dengan seberapa kuat mengenai jejak brand dalam memori dimana kita dapat mengukur kemampuan konsumen untuk mengidentifikasikan produk dalam kondisi yang berbeda. 2. Brand Image 26 Brand image merupakan persepsi konsumen mengenai brand yang direfleksikan oleh brand association yang berada dalam memori konsumen. 2.2.6 Brand Image Ketika tingkat brand awareness telah mencukupi, pemasar dapat mulai menekankan dalam pembentukan brand image. Untuk membentuk Brand Image yang positif program pemasaran yang dilakukan harus menghubungkan asosiasi yang kuat, disukai dan unik dalam memori konsumen. Secara singkat, untuk menciptakan respons yang berbeda yang merujuk pada Customer Based Brand Equity (CBBE), pemasar perlu memastikan brand association yang kuat dan tidak hanya disukai namun juga unik sehingga tidak dimiliki oleh kompetitor. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi Strength, Favorability, dan Uniqueness dari Brand Association yaitu : 1. Strength of Brand Association Semakin dalam seseorang memikirkan mengenai informasi produk dan menghubungkannya ke pengetahuan merek yang telah ada, semakin kuat pula asosiasi merek yang terjadi. Dua faktor yang meningkatkan asosiasi terhadap informasi adalah keterkaitan personal dan konsistensi yang dilakukan sepanjang waktu. 2. Favorability of Brand Association Konsumen tidak akan menganggap semua asosiasi dari merek sama pentingnya dan menyukai asosiasi merek tersebut secara sama. Asosiasi dari suatu merek dapat bergantung pada situasi dan konteks dan bervariasi bergantung pada keputusan pembelian dan konsumsi dari konsumen. 3. Uniqueness of Brand Association Hal yang penting dari dari Brand Positioning yaitu merek harus memiliki keuntungan kompetitif yang berkelanjutan atau “Unique Selling Proposition” yang memberikan alasan bagi konsumen untuk membeli produk dari merek tersebut. 27 2.3 Kerangka Pemikiran Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Event Terhadap Brand Image Event (X) Brand Image (Variabel Y) Julia Rutherford Silvers (2012) Kevin Lane Keller (2013) a. Anticipation b. Arrival a. Strength of Brand Associations c. Atmosphere b. Favourability of Brand Associations d. Appetite c. Uniqueness of Brand Association e. Activity f. Amenities Adanya Pengaruh Event yang signifikan terhadap Brand Image Tidak Adanya Pengaruh Event yang signifikan terhadap Brand Image Sumber : Hasil Olahan Data Peneliti (2015 Kerangka pemikiran ini menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu Event dan Brand Image. Dimana pada variabel X yaitu Event menggunakan dimensi-dimensi 28 yang dikutip dari buku karangan Julia Rutherford Silvers yang berjudul “Professional Event Coordinators” pada tahun 2012 yaitu Anticipation, Arrival, Atmospher, Appetite, Activity, dan Amenities. Sementara pada variabel Y yaitu Brand Image menggunakan dimensi-dimensi yang dikutip dari buku karangan Kevin Lane Keller yang berjudul “Strategic Brand Management” pada tahun 2013 yaitu Strength of Brand Associations, Favourability of Brand Associations,dan Uniqueness of Brand Associations. Dimana masing-masing dari dimensi tersebut akan digunakan sebagai indikator untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari Program Jr. NBA Indonesia 2014 terhadap Brand Image NBA