URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENCAPAI KEKOKOHAN AKIDAH PERSPEKTIF AL-QUR’AN Oleh, H. Muh. Arif R* Abstrak: Agama Islam mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirak kelak. Ajaran akhlak yang termuat dalam al-Qur’an menjadikan manusia mulia dan tangguh menghadapi segala permasalahan dalam kehidupan. Ayat-ayat al-Qur'an ditemukan sejumlah ayat yang mengandung keutamaan akhlak dan prinsip-prinsip perbuatan. Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlak, lebih lanjut dapat dilihat dari kandungan al-Qur'an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah melakukan kejahatan dan kemungkaran. Kesemuanya itu menjadikan manusia mulia dihadapan sesamanya dan dihadapan Allah swt. Sebagai penciptanya. Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, Aqidah A. Pendahuluan Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakui bahwa Dia-lah Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang terhadap makhluk-Nya. Selain itu, agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Semua ini terkandung dalam ajaran alQur'an yang diturunkan Allah dan ajaran Sunnah yang datang dari Nabi Muhammad saw. * M.Arif R., adalah lektor dan Dosen tetap Jurusan Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palopo. 52 Volume 13, Nomor2, Juni 2011 53 B. Al-Qur’an dan Sunnah sebagai Pedoman Akhlak dalam Hidup Dalam telaah terhadap ayat-ayat al-Qur'an ditemukan sejumlah ayat yang mengandung keutamaan akhlak dan prinsip-prinsip perbuatan. Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlak, lebih lanjut dapat dilihat dari kandungan al-Qur'an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah melakukan kejahatan dan kemungkaran. Dalam hal ini Allah berfirman dalam QS. An-Nahl (16):90: ِ إِ َّن اللَّـه يأْمربِالْع ْد ِل وا ِإلحس ان وإِيت ِاء ِذي اْل ُقْرَب ويـْنـهى ع ِن اْلف ْحث ِاء ْ ُُ واُْمْنك ِر واْلْبـ ْغ ِي يعِظُ ُك ْم لعلَّ ُك ْم تذ َّكُرون Terjemahnya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Departemen Agama RI., 1999:415). Dalam QS. An-Nahl (16): 97 Allah berfirman: ِ ِ ِ من ع ِمل َج َرُه ْم ْ َّه ْم أ ُ صاِلًا م ْن ذَ َك ٍرأ َْوأُنْثَى َو ُه َوُم ُؤم ٌن فَ لَنُ ْحيِيَ نَّهُ َحيَا ًة طَيِبَةُ َولَنَ ْج ِزبَن َ َ َ َْ س ِن َما َكانُ ْوايَ ْع َملُو َن ْ بِأ َ َح Terjemahnya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Departemen Agama RI., 1999:415). Ayat-ayat yang dikemukakan di atas memberikan isyarat yang sangat jelas bahwa Islam sangat memperhatikan masalah pembinaan akhlak, dan sekaligus menunjukkan macam-macam perbuatan yang termasuk dalam kategori akhlak yang mulia. Ayat-ayat di atas menyebutkan tentang keadilan, berbuat kebajikan, dan memberi makan kepada kaum kerabat. 54 Volume 13, Nomor 2, Junii 2011 Dalam ayat-ayat lain dalam al-Qur'an dijumpai perintah beribadah kepada Allah. (QS. Al-Hijr (15):99). mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi, (QS. Al-Ahzaab (33):56). berbuat baik kepada ibu bapak, (QS. Al-Baqarah (2):83) berbuat dan berkata yang sopan, bersikap zuhud, (QS. Al-Ahzaab (33):28-29) sabar, (QS. Yunus (10):109) ikhlas, (QS. Al-A'raf (7):29) amanah, (QS. Al-Baqarah (2):282). jujur, (QS. An-Nur (24):30) benar, (QS. AlMu'minun (23):3) tawakkal, (QS. Al-Asr (103):2-3) ridha, (QS. AlBaqarah (2):283) menjaga farji, (QS. An-Nur (24):30) menghindari perbuatan yang tidak berguna, (QS. Al-Mu'minun (23):3) tolong menolong dalam kebaikan, (QS. Al-Asr (103):2-3). dan sebagainya. Segala yang diperintahkan oleh Allah dan yang dilarang-Nya dan selanjutnya diimplikasikan dalam bentuk perbuatan dan diwujudkan dalam bentuk karakter (akhlak), pada hakikatnya manfaatnya kembali kepada manusia itu sendiri. Orang yang melakukan berbagai bentuk perbuatan baik yang diperintahkan Tuhan kepada-Nya akan mendapatkan berbagai keberuntungan yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat (QS. AlNahi (16):97) Selain perintah untuk berprilaku yang baik, Islam juga memberikan batasan-batasan perbuatan berupa larangan, yang pada intinya bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia. Orang yang menjauhi perbuatan tersebut akan terbebas dari kesesatan dan kesengsaraan, sedangkan orang yang mengerjakan perbuatan tersebut akan menerima akibatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman dalam QS. AlRa'd (13):18: ِِ ِ ِ ِ اْلسَن والَّ ِذين َل يست ِجيبوا له لًوأ َّن َلم ما ِِف اْألر ِِ ِ ُض َجي ًعا ومثْـلهُ معه ْ للَّذيْن ْ ْ ُ ْ ُ ُْ ْ ْ ْ ْ ُْ استجابُوالرِّب ُم ِ ِ ِْ الفْـتدوابِِه أُولئِك َلُم سوء اد ُ َّم وبِْئس الْمه ْ ُ ُ ْ ُ اْلساب ومأْو ُاه ْم جهن Terjemahnya: Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orangorang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. (Departemen Agama RI., 1999:371). Volume 13, Nomor2, Juni 2011 55 Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa ajaran akhlak dalam Islam sangat lengkap dan mendalam. Islam misalnya berbicara tentang ibadah seperti salat, puasa, zakat, haji, sedekah dan sebagainya. Dalam ibadah tersebut terkandung sasaran yang akan dicapai, antara lain agar yang melakukan ibadah-ibadah tersebut memiliki akhlak yang mulia. Dengan ibadah salat misalnya, diharapkan orang yang melakukannya dapat terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, (QS. AlAnkabut (29): 45) hidup berjamaah dengan masyarakat lain, cinta kepada ketertiban, tunduk kepada pemimpin (imam), disiplin waktu, menyukai kebersihan dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan mengerjakan puasa diharapkan munculnya sikap takwa, (QS. Al-Baqarah (2):183. Iba dan kasihan terhadap orang yang selalu berada dalam kekurangan, berjiwa sabar dan berjiwa pantang menyerah. Dengan contoh-contoh tersebut terlihat dengan jelas adanya perhatian yang demikian besar dari al-Qur'an terhadap pembinaan akhlak. Demikian pula perhatian Islam terhadap akhlak juga dapat dijumpai dari perhatian Nabi saw. sebagaimana tampak dalam ucapan dan perbuatan beliau yang mengandung nilai-nilai akhlak. Ucapan-ucapan Nabi yang berkenaan dengan pembinaan akhlak yang mulia diikuti pula oleh perbuatan dan kepribadiannya. Beliau dikenal dengan siddiq (orang benar), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan dakwah), fatanah (cerdas) dan beliau pernah mendapat gelar al-amin (orang yang terpercaya). Selanjutnya, beliau juga orang yang taat beribadah, jauh dari perbuatan maksiat, pemaaf, sabar, lapang dada, menghargai pendapat orang lain, menyayangi kaum yang lemah dan sebagainya. (Abuddin Nata, 2000:76). Oleh sebab itu, Allah menegaskan agar manusia menjadikan Rasulullah saw. sebagai panutan, sebagaimana yang tertuang dalam QS. Al-Ahzab (33):31 : ِ ِ ول اللَّ ِه أُسوةٌ ح ِ لََق ْد َكا َن لَ ُكم ِِف ر ُس َسنَةٌ ل َم ْن َكا َن يَ ْر َجو هللاَ َواْلْيَ ْو َم اآلخ َرَوذَ َك َر اللَّ ه َ ْ َ َ َْ َكثِْي ًرا Terjemahnya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Departemen Agama RI., 1999:672). Volume 13, Nomor 2, Junii 2011 56 Ayat-ayat dan hadis-hadis yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa akhlak dalam ajaran Islam menemukan bentuknya yang lengkap, sehingga dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama akhlak. C. Penutup Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kehidupan seorang muslim hanya memiliki makna jika merujuk kepada nilai-nilai kehidupan al-akhlak al-kariimah yang telah digariskan oleh Islam sebagai way of Life dengan pedoman utama kepada al-Qur’an al-Kariim dan Sunnah Rasulullah yang shahih. Daftar Rujukan Abuddin Nata. 2000. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1999. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir al-Qur'an. QS. Al-Hijr (15):99. QS. Al-Ahzaab (33):56. QS. Al-Baqarah (2):83. An-Nisa (4):36. al-An'am (6):151. al-Isra (7):23, al-Ahqaaf (46) 15.*QS. Al-Baqarah (2):83. An-Nisa (4):5, 8, al-Ahzaab (33):70. QS. AlAhzaab (33):28-29. QS. Yunus (10): 109. Hud (11):115. an-Nahl (16):127. al-Kahfi (18):28. Luqman (31):17. al-Tur (52):48. al-Muzammil (73):10. QS. Al-A'raf (7):29. al-Mu'min (40):14,65. al-Bayyinah (98):5. QS. AlBaqarah (2):283. QS. Al-Baqarah (2):282. QS. Al-Baqarah (2):22, 23. QS. Al-Anfal (8):49. QS. Al-Baqarah (2):272. QS. An-Nur (24) 30. al-Ahzab (33):35. QS. Al-Mu'minun (23):3. QS. Al-Asr (103):2-3. QS. Al-Ankabut (29):45. QS. Al-Baqarah (2):183.