BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pemasaran Dan Manajemen Pemasaran Setiap produk yang ditawarkan perlu untuk dikomunikasikan agar konsumen mengerti kegunaan atau manfaat yang akan mereka peroleh sebelum atau sesudah membeli dan mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Dalam hal pengkomunikasian informasi sehingga konsumen membeli produk yang ditawarkan, itulah yang dinamakan pemasaran. Menurut Kotler and Keller dalam Molan, (2008) “Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. Pernyataan Stanton dalam Umar, (2005) “Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial”. Definisi diatas menunjukan bahwa pada dasarnya kegiatan pemasaran dilakukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan akan barang dan jasa melalui suatu proses penciptaan, penawaran dan pertukaran. Menurut Kotler and Keller yang dialihbahasakan oleh Molan(2009) “Manajemen pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi”. Menurut Shultz yang dikutip oleh Alma, (2005) ”Manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan”. a. Bauran Pemasaran Kotler and Keller (2008) membagi bauran pemasaran menjadi produk, harga, saluran distribusi dan promosi. 1. Produk (Product) Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar.Perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan memformulasikan suatu penawaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran.Disamping itu, produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Menurut Kotler & Keller, (2008) “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan ataupun semua kebutuhan”. Menurut Lamb, Hair dan McDaniel yang dikutip oleh Koesworodjati, (2006) “Produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang melalaui pertukaran”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar (baik pasar konsumen akhir maupun pasar industri), sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Kotler and Keller(2008), menerangkan bahwa berdasarkan daya tahan atau wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Barang yang terpakai habis (nondurable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. 3. Jasa (service), Jasa bersifat tidak berwujud. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian. Contohnya: potong rambut, dan reparasi. Ketiga jenis produk sesuai klasifikasi di atas memiliki karakteristik yang berbeda-beda namun sama-sama berfungsi http://digilib.mercubuana.ac.id/ untuk memenuhi kebutuhan 16 masyarakat.Setiap jenis produk memiliki kegunaan di waktu dan kondisi masingmasing untuk dikonsumsi masyarakat sehingga tidak pernah kehabisan pasar. Selanjutnya, berdasarkan kegunaannya, produk dapat dibagi menjadi: 1. Produk konsumsi, yang terdiri dari : a. Convenience goods, yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera dan dengan usaha minimum. Contohnya : rokok, sabun, dan surat kabar. b. Shopping goods, yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contohnya : perabotan rumah tangga dan pakaian. c. Speciality goods, yaitu barang-barang yang karakteristiknya unik atau identifikasi merk yang untuk itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya : barang mewah dengan jenis dan merk tertentu, mobil dan komponen stereo. d. Unsought goods, yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui, namun secara normal konsumen berfikir untuk membelinya. Contohnya : asuransi jiwa, tanah kuburan dan batu nisan. Produk konsumsi ini adalah produk-produk yang dapat digunakan, dimanfaatkan oleh konsumen akhir sebagai cara memuaskan kebutuhan mereka atau menjadi bagian dari solusi penyelesaian suatu kejadian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 2. Produk industri, yang terdiri dari : a. Bahan baku dan suku cadang (materials and part)adalah barangbarang yang sepenuhnya masuk ke produk. Bahan ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu bahan mentah dan bahan baku serta suku cadang pabrikan. Bahan mentah terbagi menjadi dua kelas utama, yaitu produk pertanian dan produk alam. Bahan baku dan suku cadang pabrikan dibagi menjadi dua kategori, yaitu bahan baku komponen dan suku cadang komponen. b. Barang modal (capital items),adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir. Barang modal meliputi dua kelompok, yaitu instalasi dan peralatan. c. Perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services),adalah barang dan jasa yang tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan akhir. Produk industri merupakan produk-produk yang tidak dapat digunakan langsung oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, melainkan harus diproses terlebih dahulu sehingga menghasilkan barang akhir yang bisa langsung dikonsumsi.Produk industri ini lebih terarah kepada para manufacturer untuk diolah menjadi produk hasil dari mereka sesuai bidangnya masing-masing. 2. Harga (Price) Semua organisasi, baik yang berusaha dengan tujuan laba maupun nirlaba akan selalu menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan penetapan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 harga atas barang atau jasa yang ditawarkan. Sehingga penetapan harga sangatlah penting bagi setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Stanton yang diterjemahkan oleh Saladin (2007) harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter sebagai alat ukur.Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya menghasilkan biaya.Disamping itu harga juga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel karena harga dapat diubah dengan cepat. Metode atau pendekatan metode penentuan tarif alternatif dari jasa adalah sama dengan metode yang digunakan untuk barang. Metode penentuan tarif yang akan ditetapkan harus dimulai dengan pertimbangan terhadap tujuan dari penentuan tarif. Menurut Kotler and Keller (2008), penentuan tarif ini ditujukan untuk: 1. Kelangsungan hidup, penentuan tarif ditujukan untuk mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. 2. Memaksimalkan keuntungan, penentuan tarif untuk menjamin keuntungan yang maksimal dalam periode waktu tetentu. Periode yang ditentukan akan tergantung pada siklus hidup dari jasa yang bersangkutan. 3. Memaksimalkan penjualan, penentuan tarif untuk membangun pangsa pasar. Ini biasanya melibatkan penjualan yang merugi pada permulaannya untuk meraih pangsa pasar yang tinggi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 4. Prestise, perusahaan jasa menggunakan penentuan tarif untuk menggolongkan dirinya sebagai perusahaan yang eksklusif. 5. Tingkat pengembalian, penentuan tarif mungkin ditujukan untuk pencapaian tingkat pengembalian yang diharapkan. Penentuan tarif pada dasarnya adalah untuk menentukan nilai yang dapat diukur dengan mata uang pada sebuah produk baik itu barang ataupun jasa.Penentuan tarif memiliki berbagai tujuan seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller (2008), dimulai dari segi keuntungan komersil, sampai juga untuk jangka panjang sebagai bentuk kelangsungan hidup perusahaan dan juga bahkan menjadi sebuah tolak ukur ke-eksklusifan sebuah produk. 3. Distribusi/Tempat (Place) Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Diantara produsen dan pemakai terdapat perantara pemasaran yang melakukan berbagai fungsi dan menyandang berbagai nama. Keputusan mengenai saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan paling kritis yang dihadapi oleh manajemen.Saluran yang dipilih perusahaan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran lainnya. Koesworodjati (2006) menerangkan bahwa distribusi adalah pergerakan produk di semua tahap pengembangannya, dari perolehan sumber daya melalui proses produksi sampai ke penjualan akhir. Konsep saluran pemasaran tidak terbatas pada distribusi barang fisik.Produsen jasa dan ide juga menghadapi masalah untuk membuat keluaran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 mereka tersedia dan terjangkau oleh populasi sasaran. Untuk itu, perusahaan pertama-tama harus memahami apa, dimana, mengapa, kapan dan bagaimana pelanggan sasaran membeli. 4. Promosi (Promotion) Pemasaran modern membutuhkan lebih daripada hanya mengembangkan produk yang baik, memberi harga yang menarik dan membuatnya terjangkau oleh pelanggan sasaran.Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan yang potensial.Setiap perusahaan tidak dapat menghindari peranan sebagai komunikator dan promotor.Sehingga perusahaan memerlukan suatu promosi. Pengertian promosi menurut Swastha dan Irawan (2008: 349) : Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Sementara itu, menurut Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh Molan dalam menajemen pemasaran (2008) untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-traditional marketing mix, yakni: 1. Orang (people) Orang merupakan semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. 2. Sarana fisik (physical evidence) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. 3. Proses (process) Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Proses pemasaran jasa memiliki sedikit perbedaan dengan proses pemasaran produk berupa barang. Di dalam pemasaran jasa, orang sebagai pelaku penjual jasa, sarana fisik yang dihasilkan lewat jasa yang dijual, beserta proses yang baik adalah hal yang sangat penting dan menjadi faktor pertimbangan masyarakat dalam memutuskan pembelian atau penggunaan jasa tersebut. 2. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan pembelian juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis (Nugroho, 2003). Sedangkan Suharso (2010:83) mengatakan keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk serta mengkonsumsinya. Pembelian sendiri secara fisik bisa dilakukan oleh konsumen, namun bisa juga pilihan orang lain. Proses keputusan konsumen dalam sekali pembelian belum berakhir, melainkan berlanjut menjadi pengalaman bagi konsumen tersebut sehingga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan. Swasta (2000), mengemukakan adanya tiga indikator yang digunakan sebagai variabel pengukuran keputusan pembelian, yaitu : a. Berpikir lama dalam memutuskan karena faktor lingkungan b. Melakukan pertimbangan dengan mengumpulkan data dan informasi c. Cepat memutuskan Menurut Kotler (2005), tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi: Gambar 2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan a. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya. b. Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu: Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan. Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk. c. Evaluasi alternatif Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari.Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. d. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek- merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 e. Perilaku pasca pembelian Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang. Ketika dihadapkan pada berbagai pilihan produk yang ingin dikonsumsi, seorang konsumen atau calon konsumen akan berpikir untuk memilih produk yang mendekati “kriteria” tertentu guna memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Oleh karena itu, keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor – faktor inilah yang akan membuat konsumen mendapatkan informasi, mengalami kepuasan, bahkan menjaga loyalitasnya terhadap sebuah produk. 3. Ekuitas Merek Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand)sebagai, “nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing”.Kotler & Keller (2008) mengatakan, merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Keller (2008) menyebutkan bahwa merek-merek terkuat di dunia memiliki sepuluh atribut yang sama, yaitu : a. Merek itu unggul dalam menyerahkan manfaat yang benar-benar diinginkan konsumen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 b. Merek itu selalu relevan c. Strategi penetapan harga didasaran pada persepsi konsumen tentang nilai d. Merek itu diposisikan secara tepat e. Merek itu konsisten f. Hirarki dan portofolio merek itu masuk akal g. Merek itu memanfaatkan dan mengkoordinasikan daftar lengkap kegiatankegiatan pemasaran untuk membangun ekuitas h. Manager Merek memahami arti merek bagi konsumen i. Merek itu mendapat dukungan yang kuat dan memadai j. Perusahaan memantau sumber ekuitas merek Kekuatan sebuah merek menjadi identitas penting bagi konsumen, namun juga tidak menjamin seberapa besar keuntungan kita dalam penjualan produk atau jasa di balik merek tersebut.Puntoadi, dkk (2013) memberikan ilustrasi mengenai ketenaran merek yang tidak menjamin kesuksesan penjualan dalam kisah NOKIA.Hal ini terlihat dari hasil riset www.rankingthebrands.com dimana Nokia termasuk dalam 50 brand terkemuka di dunia, namun kenyataannya banyak karyawan di PHK karena perusahaan harus melakukan efisiensi biaya operasional perusahaan karena penjualannya yang menurun drastis.Oleh karena itu, Puntoadi, dkk (2013) berpendapat bahwa merek tidak cukup hanya terkenal saja untuk menjadi laku, tetapi sebuah merek harus menjadi terkenal dan selalu dapat menjawab perubahan kebutuhan dari konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Setelah kita memahami apa arti merek itu sendiri, kemudian sebuah perusahaan akan memperjuangkan penetapan merek. Dalam usahanya menetapkan merek, tentunya perusahaan akan gencar melakukan berbagai program pemasaran dan kegiatan-kegiatan lainnya seperti Corporate Social Responsibility (CSR), namun pada akhirnya sebuah merek adalah sesuatu yang ada dalam pikiran konsumen yang mencerminkan persepsi dan bahkan cara berpikir dan bertingkah laku para konsumen. Kotler & Keller (2008), menyatakan bahwa ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas, yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupaan aset tak berwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan. Ekuitas merek (brand equity) sangat berkaitan dengan tingkat pengakuan merek, mute merek yang diyakini, asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta aktiva lain seperti hak paten, merek dagang, dan hubungan saluran industri (Kotler, 2005). Sedangkan menurut Kartajaya (2006), mendefinisikan ekuitas merek sebagai aset intangible yang dimiliki oleh sebuah merek karena value yang diberikannya kepada pelanggan.Ekuitas merek dapat meningkatkan preferensi konsumen terhadap sebuah merek, membentuk loyalitas pelanggan dan dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan.Ekuitas merek juga dapat mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan dalam mengambil keputusan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 pembelian, baik karenapengalaman masa lalu dalam menggunakan maupun kedekatan merek dan karakteristiknya. Dalam arti abstrak, ekuitas merek dapat dilihat sebagai satu “jembatan” strategis penting dari masa lampau ke masa depan perusahaan. Dari sudut pandang manajemen perusahaan, ada tiga perangkat utama pendorong ekuitas merek : 1. Pilihan awal atas unsur atau identitas merek (nama merek, logo, symbol, URL, karakter, juru bicara, slogan, lagu, kemasan, dan tanda) 2. Produk dan layanan serta semua aktivitas pemasaran yang menyertai program pemasaran yang mendukung 3. Asosiasi lain yang secara tidak langsung dialihkan ke merek dengan menautkannya ke beberapa entitas lain Manfaat ekuitas merek baik bagi konsumen maupun produsen sepertiterlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.2 Ekuitas Merek (Aaker, 1991) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Alasan ekuitas merek dapat memberikan sejumlah keunggulan bersaing terlihat dari pernyataan Kotler (2005), yaitu: 1. Perusahaan tersebut akan memiliki pengaruh, perdagangan yang lebih besar dalam melakukan tawar-menawar dengan distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkannya menjual merek tersebut. 2. Perusahaan tersebut dapat mengenakan harga yang lebih tinggi dari pada pesaing-pesaingnya karena merek itu memiliki persepsi mutu yang lebih tinggi. 3. Perusahaan tersebut dapat lebih mudah melakukan perluasan produk karena nama merek itu menyandang kredibilitas yang tinggi. 4. Merek tersebut menawarkan kepada perusahaan itu suatu pertahanan terhadap persaingan harga. Dari pendapat Kotler tersebut, dapat dilihat bahwa ekuitas merek yang kuat akan membawa keunggulan tersendiri bagi perusahaan, dimana dari segi pengaruh perusahaan, keekslusifan lewat harga yang mampu diterapkan, kemudian ekspansi produk karena kredibilitas yang baik, serta pertahanan yang baik bagi kelangsungan perusahaan. Ekuitas merek memiliki empat dimensi utama yang berpengaruh, dimensidimensi tersebut adalah (Aaker dalam Sadat, 2009) : 1. Brand awarenesss/ kesadaran merek Brand Awareness adalah kemungkinan dari konsumen potensial untuk menyebutkan merek yang mereka ingat dari suatu kategori produk tertentu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 (Aaker dalam Sadat, 2009).Brand awareness membutuhkan continuumranging (jangkauan kontinum) dari perasaan yang tidak pasti bahwamerek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen yakinbahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatukelompok produk. 2. Brand Association / asosiasi merek Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benakseseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Aaker dalam Sadat, 2009). Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akanmenimbulkan suatu rangkaian di benak konsumen disebut brand image.Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brandimage yang dimiliki oleh merek tersebut.Nilai yang mendasari sebuah merek seringkali merupakansekumpulan asosiasinya, dengan kata lain, merupakan makna merektersebut bagi khalayak.Asosiasi-asosiasi menjadi pijakan dalamkeputusan-keputusan pembelian dan loyalitas merek.Macam-macamasosiasi yang menciptakan nilai buat perusahaan dan para pelanggannyaitu adalah membantu proses/penyusunan informasi (help process/retrieveinformation). 3. Perceived quality / kesan kualitas Persepsi kualitas menurut Aaker dalam Sadat, 2009 adalah persepsi konsumen dari seluruh kualitas atau keunggulan dari produk atau jasa dengan perhatian untuk maksud yang akan datang, referensi alternatif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks perceived quality suatu merek yang ada dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan memengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli. 4. Brand Loyalty / loyalitas merek Brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminanperolehan laba perusahaan dimasa mendatang.Pelanggan banyak yangloyal berarti merek tersebut memiliki brand equity yang kuat. Keempat dimensi tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan membawa dampak simultan bagi ekuitas merek. Dalam menjaga fungsi strategis ekuitas merek untuk memandu keputusan pemasaran dalam perusahaan, Kotler and Keller (2007) menyatakan penting bagi para pemasar untuk : 1. Memahami sepenuhnya sumber ekuitas merek dan bagaimana mereka mempengaruhi hasil dari minat. Cara mengukurnya menggunakan audit merek. 2. Bagaimana sumber dan hasil ini berubah, mungkin seluruhnya dan sepanjang waktu. Cara mengukurnya menggunakan penelusuran merek. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 4. Desain Produk Cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain (Kotler dan Armstrong, 2004:348). Kotler (2005:332) berpendapat bahwa desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen. Menurut Stanton (2005: 104) desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Perusahaan juga makin menyadari pentingnya nilai pemasaran dari desain produk, terutama desain penampilannya. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan kualitas produk (Stanton, 2005: 107). Pemilihan warna yang tepat merupakan keuntungan tersendiri bagi pemasaran suatu produk. Ketepatan manajemen dalam memilih warna apa yang sesuai serta kapan harus mengganti warna produk. Hal ini dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi perusahaan apabila perusahaan dapat menggunakan warna secara maksimal. Telah lama diakui bahwa pendayagunaan warna yang tepat dapat meningkatkan penjualan suatu produk. Begitu pula halnya dengan memasyarakatkan secara tepat citra kualitas produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Para eksekutif pemasaran harus mampu membuat keputusankeputusan tentang kualitas produknya.Seperti pada produk harus mampu mencapai tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaannya. Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas, melingkupi semua aspek yang memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/ kompetensi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 ini.Namun demikian jika mengacu pada perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas terdiri atas desain produk, desain grafis, dan desain interior. Wilayah desain yang disebutkan ini wilayah desain yang diletakkan pada bidang seni rupa.Berdasarkan pembagian wilayah desain tersebut, desain produk merupakan salah satu dari wilayah desain yang ada.. Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar sebagai basic bargain marketing, mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan mereka, kemampuan mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri dikemudian hari. Dengan krusialnya bentuk tanggung jawab seorang desainer produk industri dalam perancangan sebuah produk, desainer produk harus memiliki pengetahuan dan riset yang baik sebelum merancang sebuah produk, proses tersebut tidak ayal lagi membutuhkan waktu yang kadang-kadang tidak singkat dalam perancangannya. Ketajaman berpikir dan membaca peluang sangatlah dominan dalam menentukan rating desainer tersebut.Sense dapatlah kita katakan begitu, terbentuk dari pengalaman yang panjang dan ditempa berbagai aspek yang melingkupi dan dihadapi sang desainer tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Skala perancangan desain produk sangat luas jika kita lihat dari berbagai aspek, dengan kata lain desain produk merupakan sebuah bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir manusia sejak dahulu kala. Mekanisme dan system flow yang berkembang saat ini lahir dari kebiasaan yang berkembang sejak dahulu kala. Saat manusia purba menemukan masalah untuk mendapatkan hasil buruan, manusia purba menciptakan senjata dalam bentuk tombak, agar dapat dijadikan alat yang efektif menangkap binatang yang diburu.Dari contoh tersebut dapat kita lihat mekanisme berpikir kreatif yang sama dalam perancangan sebuah produk, berangkat dari masalah lalu menciptakan sebuah benda agar dapat dijadikan sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan tersebut, dan pola pikir ortodok tersebutlah yang menjadi dasar metodologi keilmuan desain produk hingga saat ini.Tetapi ternyata desain dari sebuah produk disatu saat, ketika menjadi sebuah aspek yang paling tinggi dalam kehidupan manusia, dengan nilai-nilai dan orientasi yang dirancang dapat dengan tepat berubah menjadi sebuah sarana atau alat menentukan selera, interaksi dan komponen psikologis lainnya dalam pasar yang dimasuki. Desain produk itu sendiri dapat menjadi teori-teori itu sendiri, menjadi icon-icon, serta pengaruh dengan keberadaannya yang dibawa oleh aspek-aspek lain secara mandiri. a. Kemasan Dalam pemasaran produk, kemasan sebuah produk juga memegang peranan, karena kemasan adalah bentuk fisik yang terlihat pertama kali saat kita http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 dihadapkan pada pilihan produk. Kemasan sesungguhnya telah hadir sejak dahulu kala ketika manusia purba hidup menggunakan bahan-bahan alami, seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain-lain, kemudian seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, menjadi berkembang ke kertas, keramik, plastik, dll. Menurut Angipora (2003: 151) kemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus suatu produkFungsi kemasan sendiri dikemukakan oleh Gobe (2003:212) yaitu untuk melindungi produk pada saat dikirimkan dari pabrik menuju ke pusat distribusi dan pengecer.Namun seiring perkembangan zaman, fungsi kemasan dinilai masyarakat bukan hanya sebagai pembungkus produk, melainkan juga mengandung nilai estetika, prestise, dan menjadi ciri pembeda dari produk lainnya. Menurut Cotton (2009:11), sebuah kemasan yang berhasil yaitu merupakan perpaduan antara kemasan dan desain, harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Stand Out(menonjol) Jika kemasan tidak atau kurang menonjol, maka ia akan kehilangan fungsinya sebagai daya tarik. 2. Contents (isi) Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam sebuah produk 3. Suitable (sesuai) Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 4. Distinctive (unik) Secara keseluruhan, desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemasan memiliki pengaruh penting dalam penjualan produk, karena trend masyarakat yang saat ini cenderung melalukan pembelian dengan sistem self service seperti pada pasar modern, dimana seluruh produk dari berbagai produsen akan ditempatkan bersama-sama sehingga saat dilihat oleh konsumen atau calon konsumen, tentunya kemasan yang akan menjadi pemandangan utama dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Oleh karena itu, desain produk melalui kemasan yang menarik akan membuat respon positif dan memancing rasa ingin tahu masyarakat hingga sampai ke tahap pembelian. b. Desain Kemasan Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna dan elemen-elemen lain dengan memperbanyak informasi produk agar dapat dipasarkan (Klimcuk dan Krasovec, 2007). Desain kemasan sendiri mengandung beberapa unsur, yang dikemukakan oleh Hine (2003), serta untuk melengkapinya akan ditambahkan penunjang klasifikasi tersebut dengan pendapat dari Klimcuk dan Krasovec (2007). Adapun klasifikasi desain kemasan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama adalah desain struktur (structure design) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 yang terdiri dari bentuk, ukuran dan fungsi. Selanjutnya yaitu desain permukaan (surface design) yang terdiri dari warna, nama merek dan gambar. 1. Desain Struktur (Structure Design) Desain struktur adalah desain kemasan yang berkaitan dengan tampilan bentuk dari kemasan dalam membuat desain struktural yang harus diperhatikan adalah aspek fungsional kemasan. Adapun unsur-unsur atau sub dimensi dari desain struktur adalah sebagai berikut : a. Bentuk Bagi beberapa produk tertentu, bentuk kemasan sangat mempengaruhi keputusan pembelian, contohnya pada produk makanan, minuman, kosmetik.Bentuk mempengaruhi proteksi dan fungsi keamanan dalam menyentuh, menuangkan, dan menyimpan (Smith, 1993) dalam (Cahyorini & Rusfian, 2013). Sedangkan menurut Nilsson & Ostrom (2005) dalam Cahyorini &Rusfian (2013) menyatakan bahwa bentuk yang lebih sederhana lebih menarik dari pada yang biasanya, dan persegi panjang lebih banyak disukai dari pada kotak.Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan bentuk kemasan yang dikemukakan oleh Danger (2005) antara lain : Bentuk sederhana akanlebih disukai konsumen karena praktis dibawa saat berpergian, mudah digenggam atau disimpan Bentuk cembung lebih disukain konsumen dibanding bentuk cekung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 Bentuk kemasan bersiku cenderung lebih disukai pria, sedangkan bentuk yang bulat cenderung disukai wanita Oleh karena itu bentuk-bentuk kemasan sangat perlu diperhatikan oleh perusahaan agar menimbulkan daya tarik bagi konsumen ketika dihadapkan pada berbagai pilihan. b. Ukuran Ukuran kemasan yang dibuat pada sebuah produk pada umumnya merupakan hasil kesepakatan dari sebuah riset sesuai kebutuhan konsumen yang telah dilakukan sebelumnya. Ukuran kemasan tersebut dapat mengkomunikasikan atribut tertentu sesuai dengan fungsi produk dan dapat mengkomunikasikan konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Smith (1999), secara umum terdapat empat pilihan pada ukuran kemasan yaitu ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, serta ukuran keluarga.Untuk jenis produk tertentu, ukuran kemasan juga dapat menjadi faktor pendorong kemasan sebagai iklan berjalan. Hal ini dapat terlihat ketika sebuah produsen minuman dalam ukuran sedang atau besar, mengakibatkan minuman tersebut tidak dikonsumsi sekali habis sehingga akan dibawa oleh konsumen. Begitupun ketika kemasannya kecil dan mudah dibawa, maka konsumen akan mudah membawanya kemana-mana sehingga kemasan tersebut berfungsi sebagai iklan tidak langsung untuk sebuah produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 c. Fungsi Awalnya fungsi utama sebuah kemasan adalah untuk melindungi produk dan membantu menghantarkan sebuah produk dari produsen ke konsumen. Tetapi sekarang, kemasan juga memiliki nilai untuk menghasilkan daya tarik bagi konsumen, serta memberikan identitas produk sehingga ketika dilihat kita bisa mengetahui isi produk dan apa yang terkandung di dalamnya. Kemasan juga dapat menjadi ciri khas dan pembeda antara produk satu dengan yang lainnya. Menurut Kartajaya (1996), kemasan juga berfungsi untuk mengkomunikasikan citra tertentu dimana konsumen akan terpengaruh untuk selalu mengingat bahkan menjadi fanatik terhadap merek tertentu. Lebih lanjut lagi Kartajaya juga menambahkan apabila kemasan yang dibuat perusahaan tidak berbahaya bagi produk dan tidak mudah rusak akan membuat konsumen menjadi lebih tertarik dalam pemilihan produk tersebut. 2. Desain Permukaan (Surface Design) Menurut Blythe (2000), surface design adalah visual image yang disampaikan oleh sebuah kemasan. Desain permukaan ini akan cenderung melibatkan panca indera penglihatan dari target konsumen. Adapun unsur-unsur dari desain permukaan adalah sebagai berikut : a. Warna http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Warna adalah salah satu unsur penting yang mampu memikat indera penglihatan kita ketika melihat sesuatu. Pengaruh warna dapat memberi dampak psikologis bagi konsumen, misalnya warna hangat seperti merah, kuning, jingga, burgundy dinilai dapat membangkitkan semangat, menarik perhatian, serta membuat seseorang akan bekerja lebih cepat. Warna tenang seperti hijau, biru, abu-abu merupakan kebalikan dari warna panas, yaitu berfungsi menenangkan dan membuat metabolisme kerja lebih lambat.Warna terang seperti kuning muda, warna langit, hijau muda mengungkapkan keberanian dan menarik perhatian.Warna gelap seperti hitam dan warna tua lainnya mengartikan kekuatan dan solid.Wirya (1999) mengemukakan beberapa kegunaan warna dalam proses pemasaran, yaitu : Untuk mengidentifikasi brand agar konsumen dengan mudah dapat mengenali merek tersebut ketika berbelanja Untuk menarik perhatian, yaitu dengan menggunakan warna cerah atau terang Untuk menimbulkan pengaruh psikologis seperti warna merah, atau oranye pada produk sehinga dapat membangkitkan konsumen untuk mengkonsumsinya Untuk menggambarkan citra tertentu yang ingin diciptakan, seperti penggunaan warna hijau untuk menciptakan kesan segar http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 Kuatnya pengaruh warna pada sebuah kemasan akan membantu produsen ketika mempersiapkan desain kemasan untuk produknya, kekuatan warna akan memperkuat posisi merek tertentu di pasaran. Kesimpulan ini didukung dengan pendapat Keller (2002) bahwa brand yang memiliki colour ownershipakan sulit ditiru oleh merek pesaing. b. Nama Merek Nama merek yang melambangkan juga identitas produsen pada umumnya adalah unsur yang paling penting dalam desain sebuah produk lewat kemasan. Menurut Nilsson dan Ostrom (2005), nama merek yang mengidentifikasi merek dan produk dalam kemasan bertanggung jawab menciptakan ingatan, membangun pengenalan merek dan loyalitas, serta menyediakan informasi. Oleh karena itu, styling yang unik pada namamerek sangat penting bagi kesejahteraan produk saat ini dan di masa yang akan datang, serta dapat menciptakan tanda yang dapat dikenali oleh konsumen dan meningkatkan keakraban dengan produk. Personalitas sebuah produk merupakan hal yang terlalu kompleks untuk dijelaskan kepada konsumen waktu singkat, oleh sebab itu digunakanlah ciri khusus atau tanda untuk menyampaikan kualitas, nilai, dan kepercayaan. Tanda yang dimaksud merupakan nama merek yang digunakan oleh perusahaan untuk membedakan produk barang atau jasa dari produk-produk lain.. Nama merek harus dipikirkan secara matang karena harus dapat diterima masyarakat dalam jangka waktu yang relatif lama, serta tidak menyinggung sara ataupun hal-hal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 politis negara tertentu, selain itu nama merek akan membawa status tertentu ataupun gengsi bagi konsumen. c. Gambar Dalam sebuah kemasan, gambar membawa sebuah unsur kepribadian merek yang berbeda, termasuk ilustrasi yang terkandung di dalamnya seperti logo halal, gambar membuang sampah, fakta nutrisi, tata cara penyajian produk, dan lain sebagainya. Gambar pada kemasan berfungsi untuk menarik perhatian konsumen, menonjolkan salah satu keistimewaan produk, memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen, mendramatisasi pesan, merangsang minat membaca keseluruhan pesan, menjelaskan suatu pernyataan, serta menonjolkan merek atau menunjang slogan yang ditampilkan(Wirya, 1999) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu desain kemasan juga memiliki peranan penting dalam penjualan produk, dalam dunia pemasaran desain kemasan telah menjadi alat pemasar yang potensial.Saat ini desain kemasan harus mampu melakukan banyak tugas penjualan, mulai dari menarik perhatian, membangkitkan ketertarikan konsumen, sampai pada menimbulkan minat serta memicu aktivitas pembelian. Desain kemasan yang terancang baik yang mempunyai dari daya tarik dari elemen-elemen visual kemasan secara keseluruhan seperti bentuk, ukuran, fungsi, warna, tanda merek, gambar yang telah dikombinasikan dari segi structure design dan surface design dan kemudian memberikan nilai kenyamanan bagi konsumen dan nilai promosi bagi perusahaan. Dengan adanya desain kemasan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 menunjang konsumen rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk memperoleh produk dengan desain kemasan yang dianggap lebih baik dan menarik oleh konsumen tersebut. 5. Iklan Menurut Schulz (2001), iklan yang hebat adalah yang inovatif, kreatif, unik dan meyakinkan. Ketika semua elemen itu menyatu, maka program pemasaran yang terkandung di dalamnya akan menjadi lebih hebat daripada apa yang dibayangkan sebelumnya, ketika beberapa kata strategis hanya dituliskan dalam secarik kertas. Menurut Jefkins (1997:227), dalam suatu iklan terdapat beberapaatribut iklan yang merupakan isi dari periklanan, yaitu : 1) Pesan Iklan (message) Penjumlahan dari tanda atau sinyal yang berusaha mengungkapkansatu atau lebih gagasan. 2) Naskah Iklan (copywrite) Pesan yang paling persuasif dan kuat. Tujuh unsur naskah iklan adalahheadline, sub judul, teks, harga, nama, alamat dan signature slogan. 3) Desain Iklan Rancangan layout iklan atau gambar iklan yang menyertakan naskahiklan, kata, kalimat headline, sub-heading, dan teks http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 4) Model Iklan Seorang/sekelompok orang atau sesuatu yang dijadikan sebagai daya tarikatau pendukung bahkan dijadikan maskot bagi produk iklan yangdiiklankan. 5) Warna dan Musik Warna iklan dan musik merupakan atribut yang akan membuat iklan itusemakin menarik. Kelima atribut memiliki peranan yang sama penting dalam membuat iklan menjadi menarik, setiap unsur harus saling bersinergi supaya tujuan iklan dibuat oleh pemasar sampai dengan baik kepada masyarakat atau konsumen. a. Definisi Periklanan Menurut Liliweri (2011) iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan untuk melakukan tindakan tertentu.Definisi periklanan menurut Kotler (2002: 658) adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa istilah iklan berbeda dengan periklanan. Iklan adalah pesan yang diharapkan dapat mengubah pikiran seseorang untuk membeli, sedangkan periklanan adalah seluruh proses http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 untuk mempersiapkan, merencanakan pesan atau berita dan menyebarkan ke seluruh masyarakat dan diketahui siapa sponsor yang mensponsori iklan tersebut. b. Fungsi Iklan Fungsi utama iklan (Tjiptono, 2001:139) adalah: 1. Menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informative) 2. Mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading) 3. Menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding) 4. Menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerimadan mencerna informasi (entertainment) Fungsi iklan bagi sebuah produsen tentunya ditujukan untuk membantu proses pemasaran sebuah produk atau jasa, fungsi utamanya sendiri secara rinci telah dikemukakan oleh Tjiptono yaitu sebagai informan, membujuk masyarakat, me-refresh informasi serta menghibur masyarakat lewat visualisasi yang ditampilkan. c. Sifat-sifat Iklan Sifat-sifat iklan menurut Tjiptono (2005: 226) adalah: 1. Public Presentation Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan 2. Pervasiveness http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi 3. Amplified ekspressiveness Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambardan suara untuk menggugah dan memengaruhi perasaan khalayak 4. Impersonality Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan danmenanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satuarah) Dari pendapat ahli tersebut, iklan memiliki berbagai sifat yang dapat mempengaruhi pola pikir konsumen atau calon konsumen. Iklan mampu memperkuat proses pemasaran yang dibuat untuk menonjolkan atau memperkenalkan produk yang ingin dipasarkan ke masyarakat oleh sebuah perusahaan. Iklan bekerja dengan mampu memberikan pesan yang sama, mendramatisir visualisasi namun hanya mampu berkomunikasi satu arah. d. Klasifikasi iklan Iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai aspek, diantaranya dariaspek isi pesan, tujuan, dan pemilik iklan (Tjiptono,2005: 227) yaitu: 1. Aspek isi pesan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 a. Produk advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barangdan jasa) suatu perusahaan. Ada 2 jenis iklan yang termasuk dalamkategori ini yaitu: (1)Direct–action advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segeradari khalayak atau pemirsa (2)Indirect-action, yaitu iklan produk yang didesain untukmenumbuhkan permintaan dalam jangka panjang b. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk member informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill lserta image positif bagi organisasi. Institutional advertising terdiri atas: (1). Patronage advertising, yakni iklan yangmenginformasikan usaha bisnis pemilik iklan. (2). Iklan layanan masyarakat (public service advertising),yakni iklan yang menunjukkan bahwa pemilik iklan adalahwarga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadapmasyarakat dan lingkungan. Iklan layanan masyarakatmemiliki ciri-ciri antara lain non-komersial, tidak bersifatkeagamaan, non-politik, berwawasan nasional, dapat diterimaseluruh lapisan masyarakat, dan mempunyai dampak serta kepentingan yang tinggi 2. Aspek Tujuan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 a. Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yangberupaya menciptakan permintaan awal (primary demand) b. Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yangberupaya mengembangkan pilihan pada merk tertentu c. Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan namaatau merk produk tertentu di benak khalayak 3. Aspek pemilik iklan a. Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya diantara para produsen, pedagang grosir, agen dan pengecer b. Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis e. Rumus AIDCA Dalam pembuatan iklan, untuk membuat iklan yang baik menggunakanelemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA (Kasali; 1995: 86), yang terdiridari: 1. Attention (perhatian) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca,pendengar, atau pemirsa. Untuk itu iklan memerlukan bantuan, antaralain berupa ukuran (size untuk media cetak, atau air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full color), tata letak (lay out),jenis-jenis http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 huruf (tipografi) yang ditampilkan, serta berbagai suarakhusus untuk iklan pada radio dan televisi. 2. Interest Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut, persoalan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana agar konsumen berminat dan ingin tahu lebih jauh.Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadiminat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci di dalam diricalon pembeli.Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau membacadan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. 3. Desire Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut.Kebutuhan atau keinginan merekavuntuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. 4. Conviction Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri calon pembeli, sebuah iklandapat ditunjang ataupembuktian, berbagai kegiatan membagi-bagikan peragaaan contoh seperti secara testimonial gratis, dan menyodorkanpandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat terkemuka serta hasilpengujian oleh departemenkesehatan, pihak ketiga, departemen misalnya, perindustrian, hasil pengujian lembaga masyarakat,dan laboratorium swasta terkemuka, atau perguruan tinggi. 5. Action http://digilib.mercubuana.ac.id/ dari swadaya 49 Upaya terakhir dari iklan adalah untuk membujuk calon pembeli agarsesegara mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu.Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segerapergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil contoh,mengangkat telepon, mengisi formulir pesanan, atu setidak-tidaknyamenyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinyakelak. Dari kelima unsur di atas, dapat disimpulkan ketika kita ingin melakukan pembuatan iklan, maka perlu diperhitungkan bagaimana cara untuk menarik minat calon konsumen atau konsumen terlebih dahulu, kemudian menggiring mereka dalam opini dan pandangan positif terhadap produk yang dihasilkan sampai akhirnya tercipta action berupa keputusan membeli. 6. Hubungan Antara Ekuitas Merek dengan Keputusan Pembelian Sebuah merek dibuat oleh perusahaan dengan banyak pertimbangan, dimana merek ini juga akan menjadi identitas bagi produk yang akan dipasarkan. Bobot yang terkandung di dalam merek haruslah mencerminkan produk itu sendiri, karena dengan merek yang kuat, konsumen akan semakin mudah mengingat dan memilih mengkonsumsi produk kita. Wiraliosojati, Suryoko dan Saryadi (2014) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa variabel ekuitas merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian.Konsumen mampu mengukur nilai ekuitas merek yang tinggi terhadap produk tersebut sehingga memudahkan mereka ketika melakukan proses pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 Hal ini dipertegas juga oleh Rusetski (2012), dimana dikatakan bahwa semakin kuat ekuitas sebuah merek maka akan menghasilkan dampak-dampak positif seperti : Mempengaruhi kemampuan merek untuk mempertahankan eksistensi dan pilihan konsumen dibandingkan dengan merek lain dalam range produk yang sejenis Mengurangi persepsi negatif dari konsumen terhadap motif perusahaan apabila terjadi kenaikan harga produk Meminimalisir efek dari adanya informasi yang negatif Dengan demikian, ekuitas sebuah merek tentunya berpengaruh bagi konsumen dalam menentukan pilihan untuk membeli produk. Semakin konsumen mengenal merek produk kita dengan reputasi yang baik, maka kecenderungan merek kita dipilih juga akan semakin besar. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :H1 : Ekuitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian 7. Hubungan Antara Desain Produk dengan Keputusan Pembelian Desain sebuah produk juga dinilai membawa pengaruh terhadap keputusan pembelian.Desain sebuah produk yang bisa tercermin lewat kemasannya, adalah sesuatu yang dilihat secara visual pertama kali.Menurut Kotler dan Keller (2012), desain yang baik bagi perusahan merujuk pada kemudahan dalam pembuatan dan distribusi.Sedangkan bagi konsumen, desain yang baik adalah produk yang indah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 atau bagus untuk dilihat, mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, dan dibuang. Penelitian yang dilakukan oleh Saidani, Rachman, dan Rizan (2013) mengemukakan bahwa desain produk membawa pengaruh yang signifikan dalam keputusan pembelian konsumen.Desain yang dipilih konsumen dinilai mengandung prestise dan ciri khas tersendiri yang membuat konsumen bangga ketika memilih produk tersebut. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :H2 :Desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian 8. Hubungan Antara Iklan dengan Keputusan Pembelian Iklan adalah jembatan antara konsumen dan produsen yang mampu memberikan informasi secara luas terhadap masyarakat lewat daya tarik visual maupun audio visual. Arista dan Astuti (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian, dimana hasilnya menunjukkan bahwa iklan yang menarik, serta isi iklan yang sesuai dengan mutu produk memiliki pengaruh signifikan pada minat beli konsumen. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi danpromosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsortertentu yang harus dibayar (Kotler dan Keller,2007). Dengan adanya iklan barang ataujasa yang dijual dapat diketahui oleh masyarakat, sebaliknya apabila iklan jarang ditayangkan khususnya di televisi, maka calon konsumentidak mengerti seluruh produk.Kurangnya iklan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 memiliki dampak akan berkurangnya minat beli konsumen itusendiri. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H3 : Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 9. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO 1. 2. PENELITI AN Arista, Astuti (2011) Seitz, Razzouk and Wells (2010) METODE YANG DIPAKAI JUDUL Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen The Importance of Brand Equity on Purchasing Consumer Durables Independent : X1 – Iklan, X2 – Kepercayaan, X3Citra Merk Kuesioner, Studi Pustaka Dependent : Y – Keputusan Pembelian Independent : X1 – Brand Equity Dependent : Y – Consumer Decision Making Process Questionnaire HASIL 1. Iklan memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen 2. Kepercayaan Merek juga memiliki pengaaruh yang signifikan terhadap minat beli 3. Citra merek tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen 1. Among four elements in Brand Equity, brand name become important choice criterion in decision making process GAP / PENELITIAN Perspektif Teknikal : Perlu adanya peningkatan penyampaian informasi terntang produk yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian Perlu menambah iklan di televisi karena dinilai sarana yang efktif untuk penyampaan informasi Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk Technical Perspective : Build the brand by using the dimension of brand equity such as brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty, examples using custome based brand equity 3. 4. Buil, Martinez, and de Chernatony (2013) The Influence of Brand Equity on Consumer Responses Saidani, Rachman, dan Rizan (2013) Pengaruh Kualitas dan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Independent : X1 – Brand Equity Questionnaire Dependent : Y – Consumer’s Purchase Intention Independent : X1 – Kualitas Produk, X2 – Desain Produk Dependent : Kuesioner, Studi Pustaka 1. Overall brand equity has a positive influence in consumer’s purchase intention 1. Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap pembelian sepatu Adidas 2. Desain Produk berpengaruh signifikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ Technical Perspective : Manufacturers need to improve communication quality and willingness to pay more to give extra information to consumen about their product Academical perspective : For Future Research must use samples from other countries which has different socio-culture and condition to generalized the result. Perspektif Teknikal : Manufacturer harus menjaga konsistensi kualitas semua produk Membuat corak desain yang lebih menarik bagi konsumen 53 Y – Keputusan Pembelian terhadap pembelian sepatu Adidas 3. Kualitas produk dan desain produk secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian sepatu Adidas Meninjau dari segi harga agar lebih terjangkau oleh seluruh kalangan Perspektif Akademi : Penetapan jumlah sampel diperbanyak agar data lebih terlihat ragamnya Penentuan lokasi penelitian diperluas atau menyebar Menambah variable lain seperti harga atau citra merek Sumber : Pengolahan data sekunder 2015 B. Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran teoritis dalam melakukan penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 2.3 : Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran Pengaruh Ekuitas Merek, Desain Produk dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian Susu Kental Manis Frisian Flag C. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya.Maka, berdasarkan kerangka penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian skripsi sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 H1 : Ekuitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk H2 : Desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk H3: Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk http://digilib.mercubuana.ac.id/