BAB III PEMBAHASAN A. Manajemen Kas a. Pengertian - USU-IR

advertisement
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kas
a. Pengertian Kas
Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang
dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau
deposito. Sedangkan strata kas adalah bentuk lain yang dimiliki perusahaan yang
bersifat sangat likuid (misalnya emas ). Kas perusahaan merupakan elemen yang
penting dan merupakan urat nadi dari setiap bisnis. Oleh karena itu, manajemen kas
yang efektif akan membantu perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan sepanjang
tahun. Aggaran kas merupakan pencatatan tentang posisi kas pada waktu tertentu
yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana
pembelian dan penjualan ataupun aktivitas lainnya. Arti pentingnya anggaran kas
bagi perusahaan agar manajer keuangan dapat mengetahui posisi keuangan pada
waktu tertentu beserta sebab- sebab perubahan yang terjadi.
Manajemen Kas (Cash Management) merupakan suatu kumpulan kegiatan
perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu
perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik
sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, walaupun
ia menghasilkan profit. Karena situasi bisnis banyak memiliki ketidakpastian
membutuhkan pengelolaan kas yang baik, Perencanaan kas yang baik akan dapat
mengidentifikasi potensi krisis kas sebelum itu terjadi.
Universitas Sumatera Utara
28
Pada
dasarnya,
adanya
manajemen
kas
bertujuan
untuk
mempertimbangkan risiko dana imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara
memiliki terlalu banyak atau sedikit kas. Jika terlalu sedikit kas yang
diinvestasikan, maka mengurangi kesempatan untuk memperoleh imbal hasil yang
lebih mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Namun jika terlalu
banyak kas yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash insolvency. Kas yang
cukup akan meningkatkan kemampuan perusahaan memenuhi segala pengeluaran
yang dibutuhkan. Kas yang cukup artinya cadangan kas dipelihara pada titik
minimum sehingga tidak terlalu banyak cash yang idle dan justru bisa
mendatangkan potensi keuntungan jika diinvestasikan pada instrumen investasi.
Maulya, SE Kepala Seksi Keuangan dan Personalia PT. WIKA Beton
mengatakan betapa pentingnya manajemen yang baik atas kas perusahaan, karena
kas merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi tingkat kedudukannya dan
diperlukan perusahaan untuk operasi perusahaan sehari-hari, tetapi di lain pihak
kas merupakan elemen modal kerja yang kurang produktif, apabila menahannya
terlalu besar mengandung resiko. Oleh karena itu manajemen kas yang efektif
sangat diperlukan agar resiko dapat diperkecil tanpa pengorbanan likuiditas.
Menahan uang tunai tidak terlepas pula dari resiko. Resiko tersebut yang
terpenting adalah berasal dari turunnya nilai tukar uang tersebut, serta baik nilai
tukar terhadap barang dan jasa, maupun nilai tukar terhadap valuta asing.
Maulya, SE juga menambahkan, sesuai dengan prinsip pengelolaan kas
yang baik, pencairan pinjaman dalam rangka menutupi kekurangan kas harus
sedekat mungkin dengan saat terjadinya kekurangan kas untuk menghindari
Universitas Sumatera Utara
29
kerugian atas pembayaran bunga. Selain itu jika masih memungkinkan
kekurangan kas tersebut ditutupi dengan menjual surat berharga yang dimiliki
daripada mengeluarkan surat utang.
b. Motif Perusahaan Memiliki Kas
Pengelolaan kas merupakan fungsi keuangan yang vital dan mendasar
dalam sebuah perusahaan. Hal ini berperan dalam perencanaan dan pengendaliaan
kas, karena di dalam aktivitasnya manajer keuangan harus mengetahui besarnya
jumlah kas yang diperlukan setiap saat. Menurut Syahyunan ( 2004: 50 ) ada
beberapa motif ( dorongan ) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki
sejumlah kas. Dorongan- dorongan inilah yang menentukan berapa jumlah kas
yang harus dimiliki perusahaan. Motif- motif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motif Transaksi
Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan
sejumlah uang tunai membiayai kegiatannya sehari- hari, seperti untuk
membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan, dan
pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga- Jaga
Motif berjaga- jaga dimaksudkan untuk berjaga- jaga terhadap kebutuhan
yang mungkin terjadi tetapi tadak jelas kapan terjadinya, (misalnya
kebakaran, kecelakaan).
3. Motif Spekulatif
Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau
kesempatyan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang
Universitas Sumatera Utara
30
dimilikinya untuk diinvestasika pada sekuritas ( saham dan obligasi )
dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan meminjam
sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank,
biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan
sejumlah uang di rekeningnya.
Dari jenis- jenis motif tersebut diatas, PT. WIKA Beton hanya memakai
motif transaksi dan motif berjaga- jaga dalam menjalankan kegiatan operasi
perusahaan sehari- hari. Motif transaksi ini berhubungan dengan pembayaran gaji
atau upah karyawan perusahaan, sedangkan untuk motif berjaga- jaga yaitu PT.
WIKA Beton menyediakan dana untuk hal- hal yang mungkin terjadi tetapi tidak
jelas kapan terjadinya, misalnya terjadinya kebakaran kantor atau pabrik WIKA
Beton, serta terjadinya kecelakan mobil yang dimiliki perusahaan. Sedang alasan
untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena
saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer kauangan.
Fungsi utama manajemen kas adalah merencanakan, mencari dan
memanfaatkan kas dengan berbagai cara agar penggunaannya maksimum, oleh
karena itu manajemen kas yang efektif yang dilakukan oleh PT. WIKA Beton
dapat mendorong peningkatan laba investasi (ROI) dengan cara :
1. Meningkatkan kontribusi laba dari kas.
2. Mengurangi jumlah investasi yang terkait pada kas.
Universitas Sumatera Utara
31
c. Tekhnik Manajemen Kas
Ir. Irwandi selaku Pimpinan PT. WIKA Beton mengatakan, perusahan
menggunakan berbagai peyelesaian keuangan dengan tekhnik manajemen kas
sehingga menambah tabungan. Teknik tersebut bertujuan meminimalkan
pembiayaan perusahaan dengan mengambil keuntungan dari ketidaksempurnaan
sistem penagihan dan pembayaran. Prosedur ini memiliki keuntungan dari adanya
”Float” dalam sistem penagihan dan pembayaran.
Float dalam pengertiaan umum berkaitan dengan dana yang telah dikirim
oleh pembayar (perusahaana atau perorangan) tetapi belum dalam bentuk yang
dapat dibelanjakan oleh penerima (perusahaan atau peroranngan). Misalnya float
yang terjadi pada perbedaan antara saldo uang di bank menurut pembukuan
perusahaan dan saldo menurut rekening koran di bank. Pada umumnya saldo
rekening koran akan lebh besar daripada saldo menurut pembukuan deposan
(perusahaan ). Hal ini terjadi karena ada sejumlah cek atau giro yang sudah
dikeluarkan perusahaan tapi belum diuangkan di bank.
Ir. Irwandi ( Pimpinan PT. WIKA Beton) juga menambahkan ada tiga hal
yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas yaitu sebagai
berikut:
1)
Mempercepat pemasukan kas , menaikkan ketersediaan dari pada kas
(daripada kas dipegang oleh perusahaan lain lebih baik dipegang dan
dikelola oleh manajer keuangan).
2)
Memperlambat pengeluaran kas
3)
Memelihara saldo kas yang optimal
Universitas Sumatera Utara
32
B. Analisis Laporan Arus Kas PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan
a. Pengertian Arus Kas
Salah satu tujuan kegiatan perusahaan bisnis adalah memperoleh dana
dalam bentuk uang kas dari hasil penjualan produknya, yang dapat dipergunaklan
untuk membiayai kegiatan- kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan
investasi. Pada banyak perusahaan, pembiayaan modal kerja dan investasi ini
menggunakan dan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pinjaman bank.
Penggunaan sumber dana dari pihak luar ini menimbulkan kewajiban bagi
perusahaan untuk membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu
perusahaan juga harus membagikan dividen bagi pemegang saham karena
menggunakan
dana
internal.
Oleh
karena
itu
perusahaan
mampu
menyeimbangkan kinerja likuiditas dan profitabilitas.
Menurut Sugiono dan Untung ( 2004: 29 ) Aliran Kas (Cash flow )
merupakan informasi atas sumber dan penggunaan uang kas pada suatu priode
tertentu. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dalam perusahaan dan aliran kas
keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Arus kas masuk adalah
arus kas yang masuk ke perusahaan dari kegiatan- kagiatan operasi, investasi, dan
pembiayaan. Sedangakan arus kas keluar adalah arus kas yang dipergunakan oleh
perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi, investasi dan pembayaran. Pada
umumnya sektor pengeluaran kas adalah untuk biaya- biaya utama dan biayabiaya bukan utama ( non operatif ). Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang
mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana
atau uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan.
Universitas Sumatera Utara
33
b. Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan
1. Sumber Kas PT. WIKA Beton
 Sumber Kas yang Berasal dari Kegiatan Operasional
1) Laba Bersih
Laba bersih merupakan sumber dana bagi perusahaan karena laba bersih
ditambah dengan depresiasi merupakan hasil dari kegiatan-kegiatan operasi
perusahaan.
LABA 2007
LABA 2008
KENAIKAN
Rp.11.194.316.441
Rp.20.435.070.000
Rp. 9.240.653.5559
Dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan laba PT. WIKA Beton Wilayah
Penjualan I yaitu sebesar Rp. 9.240.653.559 yang mengakibatkan bertambahnya
modal sendiri.
2) Penyusutan
Penyusutan merupakan kas yang tidak dibayarkan dengan kas, tetapi
mengurangi jumla laba atau menambah rugi yang diperoleh penyusutan untuk
mengurangi nilai buku dari aktiva tetap sesuai dengan pengurangannya karena
aktiva tetap pada waktunya harus diganti tetapi mengakibatkan adanya sesuatu
pengeluaran uang karena pengeluaran telah dilakukan sekaligus pada waktu
pembelian aktiva tetap, maka penyusutan hanya mengurangi jumlah bersih
sebagai dana.
2007
2008
Kenaikan
Rp. 132.702.367
Rp. 153.464.530
Rp. 20.762.167
Universitas Sumatera Utara
34
Dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan beban penyusutan pada PT.
WIKA Beton sebesar Rp. 20.762.167. Kenaikan beban penyusutan ini merupakan
sumber pendapatan bagi PT. WIKA Beton.
 Sumber Kas yang berasal dari kegiatan investasi
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton
Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau
pemasukan kas yang terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 – 2008. Hal
ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan
terhadap asat – aset investasi.
 Sumber Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton
Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau
pemasukan kas yang terjadi dari kegiatan pendanaan pada tahun 2007 – 2008. Hal
ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan pinjaman dalam
jangka panjang.
2. Penggunaan Kas Perusahaan Pada Periode 2007-2008
a) Kenaikan Persediaan
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 24.698.4333.189
Rp. 41.025.904.365
Rp. 16.327.471.176
Dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan persediaan PT. WIKA Beton
sebesar Rp. 16.327.471.176. Kenaikan persediaan ini menunjukkan bahwa PT.
Universitas Sumatera Utara
35
WIKA Beton menggunakan sebagian dananya ( kasnya ) untuk menambah
persediaan barang jadi.
b) Kenaikan Piutang Usaha
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 22.523.761.747
Rp. 32.825.493.602
Rp. 10.292.731.855
Jumlah Kenaikan piutang usaha yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton
Wilayah Penjualan I medan yaitu sebesar Rp. 10.292.731.855, hal ini
menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagiaan kasnya untuk
menambah penjualan secara kredit.
c) Kenaikan Biaya Distribusi Akan Dibayar Dimuka
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 511.275.437
Rp. 1.276.589.900
Rp. 765.314.463
Dapat dilihat bahwasanya Kenaikan biaya distribusi akan dibayar dimuka
yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan yaitu sebesar
Rp. 304.901.394. hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan
sebagian uangnya (kasnya) untuk membayar biaya distribusi.
d) Penurunan Hutamg Usaha
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 1.028.455.610
Rp. 9.979.654.912
Rp. (304.901.394)
Universitas Sumatera Utara
36
Dapat kita lihat bahwasanya hutang usaha yang dimiliki oleh PT. WIKA
Beton Wilayah Penjualan I Medan yaitu mengalami penurunan
sebesar Rp.
(304.901.394). Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan
sebagian dananya (ksanya) untuk membayar hutang usahanya yang berhibungan
de4ngan kegiatan operasionalnya.
e) Penurunan Hutang PPH Pasal 21 & 23
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 56.712.943
Rp. 14.559.511
Rp. (42.153.432)
Dapat kita lihat bahwasanya PT. WIKA Beton menggunakan sebagian
dananya (ksanya) untuk membayar hutang pph 21 & 23, sebesar RP. -42.153.432
 Penggunaan Kas untuk Aktivitas Inventasi
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton
Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang
terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 – 2008. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan terhadap asat – aset
investasi.
 Penggunaan Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton
Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang
terjadi dari kegiatan pendanaan pada tahun 2007 – 2008. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan pinjaman dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
37
C. Analisis Rasio Keuangan
Penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, diantaranya :
1. Analisis
horizontal/trend
analysisi,
yaitu
membandingkan
rasio-rasio
keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat
dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurang waktu tertentu.
2. Analisis vertical, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan
dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk
waktu yang sama.
3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan
hubungan antara assets turnover dan profit margin. ( Situmorang, Syafrizal
Helmi, Ami Dilham : 2007).
1. Capital Work
Yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
2. Current Ratio
Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar.
3. Cash Ratio
Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang lancarnya
yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedian dalam perusahaan dan
efek yang segera harus dituangkan.
4. Quick – Assets: Piutang, kas dan investasi jangka pendek dianggap sebagai
quick assets, yaitu aktiva yang dapat dituangkan dengan segera.. Quick Assets
diperoleh dengan mengurangkan nilai persediaan dari aktiva lancar.
Universitas Sumatera Utara
38
5. Kapasitas Kas
Adalah tersedianya uang kas perusahaan pada suatu waktu atau dengan
kata lain. Kapasitas kas adalah kas yang tersedia di dalam perusahaan.
6. Working capital to Assets Ratio
Yakni rasio modal kerja yang memperbandingkan antara modal kerja
dengan keseluruhan aktiva.
7. Debt Ratio
Yaitu hutang yang dihitung dengan membagi total seluruh perusahaan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva.
 RASIO LIKUIDITAS
1. Rasio Lancar ( Carrent Ratio )
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 99,95%
Rp. 99,99%
Rp. 0,04
Current ratio yang dimilik PT. WIKA Beton pada tahun 2007 sebesar Rp.
99,95%, ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0.99
Aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2008 rasio lancar yaitu sebesar Rp. 99, 99 %
ini artinya setiap hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,99 aktiva lancar.
Current Ratio pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 0.04%. hal
ini disebabkan adanya penurunan jumlah aktiva lancar yang tidak sebanding
dengan turunnya jumlah hutang lancar tahun 2008. Peningkatan ini menunjukkan
bahwa kondisi keuangan perusahaan semakin baik (likuid), karena semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancarnya
Universitas Sumatera Utara
39
2. Rasio Cepat ( Cuick Ratio)
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 63,6%
Rp. 53,77%
Rp. (9,83)
Rasio cepat yang dimiliki PT. Wika Beton pada tahun 2007 yaitu sebesar
Rp. 66,6%. Sedangkan rasii cepat tahun 2008 sebesar Rp. 53,77. hal ini berarti
setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,53 aktiva lancar yang
paling lancar.
3. Rasio Kas ( Cash Ratio)
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 2,88%
Rp. 1,6%
Rp. (1,28)
Rasio kas yang dimiliki PT. WIKA Beton tahun 2007 adalah Rp.2,88 %,
ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,028 kas
dan yang segara menjadi kas. Sedangkan pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 1,6,
ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,016 kas
dan yang segera menjadi kas. Cash Ratio pada tahun 2008 mengalami penurunan
sebesar –Rp. 1,28, hal ini menunjukkan adanya penurunan kas pada tahun 2008,
dimana perusahaan tidak ingin ada dananya (kasnya) ada yang meganggur atau
tidak produktif.
Universitas Sumatera Utara
40
 RASIO LEVERAGE
1. Rasio Hutang atas Aktiva
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 100%
Rp. 100%
_
Rasio ini disebut juga dengan
Debt Ratio yang menunjukkan
perbandingan besarnya jumlah hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahan
pada periode tertentu. Pada tahun 2007 ini menunjukkan hasil 100%, yang artinya
setaip rp. 1 hutang dapat ditutupi dengan aktiva sebesar Rp. 1%. Sedangkan tahun
2008 yaitu hasilnya sama, sebesar Rp. 100%.
2. Rasio Hutang atas Modal
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 100%
Rp. 100%
_
Berbeda dengan rasio- rasio sebelumnya, yang mengharapkan angka rasio
yang kecil. Semakin rendah iniberarti semakin baik kinerja perusahaan untuk
melunasi hutang- hutangnya. Debt To Equity Ratio pada tahun 2007 yaitu sebesar
Rp. 100%. Sedangkan pada tahun 2008 hasilnya adalah sama yaitu 100%.
 RASIO AKTIVITAS
1. Total Asset Turn Over
2007
2008
PERUBAHAN
1,43 kali
2,25 kali
0,82 kali
Universitas Sumatera Utara
41
Perputaran total aktiva pada tahun 207 sebesar 1,43 kali, yang artinya dana
yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 1,43 kali dalam
satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 besarnya Perputaran total aktiva yaitu
sebesar 2,25 kali ini berarti dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva
berputar sebanyak 2,25 kali dalam satu tahun.
Perputaran total aktiva pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak
0,82 kali. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008
lebih besar dibandingtkan pada tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan, hal ini
menunjukkan keamampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola jumlah
seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan.
2. Average Collection Periode
2007
2008
PERUBAHAN
59,95 hari
65,5 hari
5,55 hari
Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton yaitu, pada tahun
2007 berjumlah 59,95 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam
perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 59,95 hari dalam satu
periode. Sedangkan pada tahun 2008 rata- rata Rata- rata hari pengumpulan
piutang yaitu berjumlah 65,5 hari, ini berarti piutang berputar dan
kembali
kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 65,5 hari dalam
satu periode tertentu.
Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton pada tahun 2008
lebih cepat berputar yaitu selama 65,5 hari, dibandingkan Rata- rata hari
Universitas Sumatera Utara
42
pengumpulan piutang pada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan
perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007
sebelumnya. Selain itu jumlah piutang perusahan pada tahun 2008 lebih besar
dibanding dengan tahun 2007. peningkatan ini menunjukkan semakin efektifnya
pengelolan dana dana yang berada diluar perusahaan (piutang) untuik kembali
kedalam perusahaan menjadi uang kas.
3. Fixed Assets Turn Over
2007
2008
PERUBAHAN
3,58 kali
14 kali
10,42 kali
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2007 sebesar 3,58 kali, ini berarti dana
yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 3,58 kali
dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 Perputaran aktiva tetap yaitu
sebesar 14 kali, hal ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah
aktiva tetap berputar sebanyak 14 kali dalam satu tahun.
Fixed Assets Turn Over pada tahun 2008 mengalami Peningkatan sebesar
10,42 kali.Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008
lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu junlah
aktiva tetap pada tahun 2008 labih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007
sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan kemampuan perusahaan semakin baik
dalam mengelola seluruh jumlah aktiva tetap yang dimiliki untuk menghasilkan
volume penjualan.
Universitas Sumatera Utara
43
 RASIO PROFITABILITAS
1. Net Profit Margin
2007
2008
PERUBAHAN
8,9%
10,2 %
1,3%
Margin laba bersih perusahan pada tahun 2007 sebesar Rp. 8,9%, ini
berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,089 laba
bersih sesudah bunga dan pajak. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,2%
ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba
bersih sesudah bunga dan pajak
Jumlah laba bersih yang dimiliki PT. WIKA Beton pada tahun 2008
mengalami kenaikan (lebih besar) bila dibandingkan dengan tahun 2007
sebelumnya. Dengan memperoleh laba yang lebih besar pada thun 2008 ini
menunjukkan semakin baiknya kemampuan perusahaan untuk bereproduksi
secara efisien sehingga laba bersih sesudah bunga dan pajak yang dihasilkan
tahun 2008 semakin besar.
2. Gross Profit Margin
2007
2008
PERUBAHAN
8,9%
10,3%
1,8%
Gross Profit Margin tahun 2007 sebesar 8,9%, inberarti setiap Rp.1 pendapatan
perusahaan dapat menghasilkan Rp. 0.089 laba kotor perusahaan. Sedangkan pada
tahun 2008 sebesar Rp. 10,3% ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan
dapat menghasilkan Rp.0,10 laba kotor perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen atas arus keluar- masuknya dana perusahaan yang terkontrol,
akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Perlu
diketahui Arus kas merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan yang
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan di masa
mendatang. Kinerja tersebut terutama dapat dilihat dari laba yang dapat
menentukan besarnya deviden bagi pemegang saham. Setelah melakukan
penelitian secara langsung pada PT. WIKA Beton WP I Sumatera Utara maka
penulis akan memberikan kesimpulan terhadap manajemen kas yang ada pada
PT. Wijaya Karya Beton Wilayah penjualan I Sumtera Utara yaitu:
1. Manajemen kas yang dijalankan oleh PT. WIKA Beton Sumatera Utara
sudah bagus atau benar. Hal ini dapat dilihat dari laporan Keuangan yang
disajikan oleh perusahaan yaitu terdiri dari : Laporan Neraca, Laporan
Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas (cash flow). Misalnya, dilihat dari
posisi kas perusahaan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan
sebesar Rp.1.788.300. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak
mau dananya (kasnya) ada yang menganggur (tidak produktif).
2. Kenaikan laba bersih PT.WIKA Beton tahun 2008 sebesar Rp.
9.240.653.559, mencerminkan nilai positif bagi perusahaan, karena kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa PT. WIKA Beton mampu
meningkatkan kualitas kinerjanya dari tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
45
B. Saran
Setelah melakukan penelitian secara langsung pada PT. Wijaya Karya
Beton Wilayah Penjualan I Medan Sumatera Utara, maka penulis ingin
memberikan saran. Adapun saran dan masukan yang dapat saya berikan pada
akhir bab ini yaitu:
a. Kepada PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara penulis menyarankan
agar kualitas produk yang dihasilkan agar tetap terjaga dan terus maju
serta sukses baik dalam pasar negeri maupun pasar luar negeri.
b. Pengelolaan (manajemen) atas keuangan PT. WIKA Beton khususnya
akun kas perusahaan harus tetap di jaga dalam posisi yang aman.
c. Akhir kata, semoga PT. Wijaya Karya Beton tetap sukses dalam bisnisnya.
Universitas Sumatera Utara
Download