4 PEMBAHASAN UMUM Identifikasi cacing tanah dapat dilakukan dengan mengamati karakter eksternal. Karakter eksternal P. darnleiensis yang dapat menjadi ciri identifikasi adalah tubuh berbentuk silindris dan seta tersebar pada bagian ventral maupun dorsal. Ciri ini membedakan P. darnleiensis dari genus Planapheretima yang memiliki tubuh pipih dan seta tersebar di bagian ventral (Sims & Easton 1972). Warna tubuh P. darnleiensis sangat gelap. Warna ini dapat membedakannya dari cacing lain yang memiliki warna pucat seperti Pontoscolex. Gerakan P. darnleiensis juga sangat aktif dan ciri ini dapat membedakannya dari cacing yang bergerak kurang aktif seperti Pontoscolex, namun untuk membedakan P. darnleiensis dengan cacing lain yang memiliki warna dan gerakan mirip, misalnya Amynthas dan Metaphire, perlu dilakukan pembedahan untuk mengamati karakter internalnya. Karakter internal yang dapat menjadi ciri identifikasi adalah sekum, kantong kopulasi, dan spermateka. Keberadaan sekum pada segmen 27 membedakan P. darnleiensis dengan genus Ephemitra, Archipheretima, dan Metapheretima. Keberadaan kantong kopulasi membedakan P. darnleiensis dengan Amynthas dan kantong kopulasi tanpa divertikula serta kelenjar bertangkai membedakannya dengan Parapheretima. Nefridia yang terdapat pada spermateka membedakan P. darnleiensis dengan Metaphire dan lubang spermateka pertama pada segmen 4/5 menjadi ciri spesies P. darnleiensis (Sims & Easton 1972). Histologi P. darnleiensis secara umum mirip dengan cacing pada umumnya. Pada klitelum terdapat kelenjar mukus, kelenjar pensekresi kokon, dan kelenjar albumin. Pada faring terdapat lapisan epitel kolumnar bersilia dan pada lambung terdapat lapisan kutikula yang tebal. Bentuk tiflosol P. darnleiensis lurus. Bentuk ini berbeda dengan Lumbricus yang bercabang (Stephenson 1930). Pembuluh darah dorsal lebih tebal dari pembuluh ventral. Pada spermateka terdapat sperma dewasa dan pada vesikula seminalis terdapat sperma dewasa maupun muda. Selain sperma, Monocystis juga ditemukan di vesikula seminalis. Prostat P. darnleiensis berbentuk racemose dan tidak tampak batas yang jelas antarsel. 41 Kondisi lingkungan tempat ditemukannya P. darnleiensis mirip dengan tempat ditemukannya cacing lain (Amynthas, Metaphire, Pontoscolex, dan cacing juvenil). Hal ini sejalan dengan Sims & Easton (1972) yang menyatakan habitat P. darnleiensis tidak memiliki ciri spesifik. Kelimpahan P. darnleiensis mungkin berkaitan dengan naungan. Sebanyak empat dari lima lokasi yang terdapat P. darnleiensis merupakan lokasi ternaungi. Nadeem et al. (2006) menyatakan cacing lebih banyak ditemukan di bawah kanopi, namun dalam penelitian ini jumlah cacing secara keseluruhan pada lokasi ternaungi tumbuhan tidak berbeda dengan jumlah cacing pada lokasi terpapar cahaya matahari. Pada lokasi 5 ditemukan tujuh individu P. darnleiensis. Pada lokasi ini komponen debu paling tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya, yaitu sebesar 38.74%. Berdasarkan analisis komponen utama dan korelasi Pearson, fraksi debu merupakan komponen yang berpengaruh terhadap kelimpahan P. darnleiensis. Kemampuan untuk mengidentifikasi P. darnleiensis serta data mengenai kondisi lingkungan tempat ditemukannya P. darnleiensis sangat diperlukan. Dengan demikian, dalam proses budidaya P.darnleiensis dapat dibuat kondisi yang cocok sehingga dapat dicapai pertumbuhan yang optimal.