BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan rawat inap merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan secara komprehensif untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Unit rawat inap merupakan salah satu revenew center rumah sakit sehingga tingkat kepuasan pelanggan atau pasien bisa dipakai sebagai salah satu indikator mutu pelayanan (Nursalam, 2002). Arus pelayanan pasien rawat inap dimulai dari pelayanan pasien masuk di bagian penerimaan pasien, pelayanan ruang perawatan (pelayanan tenaga medis, pelayanan tenaga perawat, lingkungan langsung, penyediaan peralatan medis/non medis, pelayanan makanan/gizi), dilanjutkan pelayanan administrasi dan keuangan, terakhir pelayanan pasien pulang. Mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik, apabila memberikan rasa tentram kepada pasien dan memberikan pelayanan yang profesional pada setiap strata pengelola rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan kesehatan dalam suatu rumah sakit. Pelayanan kesehatan rumah sakit, 90% adalah pelayanan keperawatan. Didukung oleh Gillies (2000) bahwa tenaga keperawatan merupakan proporsi terbesar (50-60%) dari tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan perawatan yang berkualitas terhadap pasien selama 24 jam secara berkesinambungan. 1 Universitas Sumatera Utara 2 Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu. Sekarang pelayanan kesehatan tidak hanya dokter yang paling diutamakan, pelayanan asuhan keperawatan juga sekarang tidak kalah diutamakan karena perawat yang berhadapan langsung selama 24 jam dengan pasien (Karch, 2011). Dalam keperawatan, tujuan kualitas pelayanan yang diberikan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang dihasilkan sudah sesuai dengan keinginan atau standar yang diharapkan oleh pasien untuk mendapatkan kepuasan dari sebuah pelayanan (Raheem, et. al., 2014). Perawat memegang peranan kunci untuk melakukan koordinasi perawatan mulai dari pasien masuk sampai pulang dengan cara mempertahankan pendekatan holistik yang dibutuhkan untuk mengenal dan mengantisipasi kebutuhan pelayanan pasien. Memasuki lingkungan rumah sakit, pasien biasanya mengalami kecemasan berkaitan dengan lingkungan barunya, kecemasan ini terjadi karena pasien tidak mempunyai gambaran atau informasi yang jelas dan lengkap tentang lingkungan yang baru dimasukinya, untuk itu menurut Sofyandi (2008) diperlukan proses penerimaan pasien baru secara holistik supaya pasien dapat segera menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Pemberian pelayanan keperawatan, standar prosedur operasional (SPO) sangat penting dan membantu perawat untuk mencapai sebuah asuhan keperawatan yang berkualitas. SPO merupakan tatacara/tahapan yang dibakukan dan harus dialui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Kars, 2000). Universitas Sumatera Utara 3 Model caring dalam penerimaan pasien baru dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, kinerja perawat, dan juga kepuasan pasien. Karena tinggi angka insidensi, mortalitas, dan morbiditas baik secara global, di Asia, maupun di Indonesia dimana mengakibatkan kualitas asuhan keperawatan rendah. Berkaitan dengan masalah di atas, perlunya melihat model caring sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kualitas rumah sakit dan asuhan keperawatan dalam penerimaan pasien baru. Keperawatan adalah suatu bidang profesional yang dapat menjadi perkembangan konsep caring dalam keperawatan. Dengan mendalami konsep caring dalam praktik keperawatan, kemampuan, dan kendala dalam berperilaku caring dapat teridentifikasi (Zamanzadeh, et al., 2010). Beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa banyak perawat tidak mengaplikasikan konsep caring dalam praktiknya, contohnya McCance, Slater, dan McCormark (2009) dimana pasien menyatakan bahwa perawat uncaring dalam dimensi humanistik. Hasil penelitian lainnya juga diketahui bahwa persepsi perawat ataupun pasien terhadap perilaku caring perawat di rumah sakit berbeda-beda. Palese et al. (2011) mengatakan bahwa perilaku caring perawat di enam negara-negara Eropa tergolong rendah dimana dalam penelitiannya perilaku caring diukur dengan Caring Behavior Inventory (CBI). Perilaku caring pada dimensi hubungan positif dipersepsikan pasien dengan nilai mean yang terendah (mean=4.50, SD=1.10) dibandingkan dengan nilai rata-rata CBI 4.90 (SD= 0.80). McCance, Slater, dan McCormark (2009) selanjutnya menyatakan bahwa persepsi pasien menilai rendah dalam dimensi caring tentang keterlibatan pasien dalam perawatan dan memberikan privasi kepada pasien. O’Connell dan Landers Universitas Sumatera Utara 4 (2008) juga menjelaskan bahwa persepsi pasien terhadap perilaku caring berada dalam dimensi humanistik/harapan/sensitivitas. Perilaku caring di dalam dimensi itu meliputi mengetahui apa yang kamu lakukan, merawat pasien dengan hormat, merawat pasien sebagai seorang individu, dan menenangkan pasien. Model caring merupakan sebagai dasar filosofi, moral, dan etika pada keperawatan yang berkaitan dengan profesi dan bidangnya. Model ini memberikan kerangka kerja dimana pusat fenomena manusia, integrasi seni, sains, humanistik, spiritualitas, dan pikiran-tubuh-jiwa menyatu dalam praktik keperawatan. Model ini akan mempromosikan individu dalam mendapat keseimbangan pikiran-tubuh-jiwa melalui pengetahuan diri, pemulihan diri, dan perawatan diri (Kathleen, 2013). Model caring dalam penerimaan pasien baru dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, kinerja perawat, dan juga kepuasan pasien. Karena tinggi angka insidensi, mortalitas, dan morbiditas baik secara global, di Asia, maupun di Indonesia dimana mengakibatkan kualitas asuhan keperawatan rendah. Berkaitan dengan beberapa literature di atas, perlunya melihat model caring sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dalam penerimaan pasien baru dan kepuasan pasien. Model caring yang pada penerapannya akan menghasilkan peningkatan kualitas pelayanan. Penerapan pelayanan kepada pasien tentu saja dengan SPO yang jelas. Kolaborasi SPO penerimaan pasien baru dengan berbasis caring akan sangat mendukung akselerasi peningkatan kulaitas pelayanan. Model caring diharapkan menjadi panduan bagi perawat dalam melaksanakan dan memberikan standar asuhan keperawatan pada penerimaan pasien baru. Hal ini didukung oleh William (1997) dalam penelitiannya, menemukan adanya hubungan yang Universitas Sumatera Utara 5 signifikan antara persepsi mengenai perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan klien. Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Medan adalah instansi pemerintah yang berada dibawah koordinasi Kepolisian Daerah Sumatera Utara, mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan, bukan hanya bagi masyarakat Polri, PNS-Polri dan keluarga tapi juga kepada masyarakat umum sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang diakomodasi dalam BPJS serta menyelenggarakan dukungan kedokteran kepolisian dan kesehatan bagi tugas operasional dan pembinaaan polri. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Medan dengan melakukan wawancara kepada kepala ruang rawat inap keperawatan, Para perawat ini beranggapan bahwa dalam penerimaan pasien baru yang terpenting mereka telah melakukan tindakan keperawatan secara benar dan memberikan pelayanan yang baik kepada pasien maka hal itu dianggap sudah cukup dan tidak perlu lagi memperhatikan kondisi pasien secara holistic terutama dalam membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien dan keluarga pasien. Perawat-perawat tersebut hanya melakukan tindakan medis yang diperlukan saja. Beberapa diantaranya mengatakan hal ini disebabkan karna ketidaktahuan perawat tentang SPO yang benar, motivasi dan pemahaman yang masih kurang akan pentingnya caring dalam pelayanan asuhan keperawatan. Uraian diatas menunjukkan bahwa perlunya perubahan dan perbaikan prosedur penerimaan pasien baru untuk meningkatkan pengetahuan perawat dan kepuasan pasien khusunya dalam pelayanan keperawatan. Salah satu proses untuk Universitas Sumatera Utara 6 mewujudkan hal tersebut adalah dengan penyusunan SPO penerimaan pasien baru yang baik, pembagian tugas perawat tepat dan isi SPO penerimaan pasien baru yang berorientasi pada pasien serta membangun hubungan saling percaya antar perawat dan pasien. Perubahan dan perbaikan dari sistem sangat diperlukan dalam mencapai kualitas pelayanan keperawatan (Nikpeyma, Saeedi, Azargashb & Majd, 2013). Dengan action research dapat mengkaji persoalan seputar kiat mengubah organisasi dan kelompok masyarakat menjadi lebih kolaboratif dan menjadikan mereka sebagai peneliti yang memiliki kesadaran reflektif (Denzin & Lincoln, 2009). Oleh karena itu, berdasarkan data diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang pengembangan SPO penerimaan pasien baru berbasis caring di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Medan. 1.2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana Pengembangan Standar Prosedur Operasional (SPO) Penerimaan Pasien Baru Berbasis Caring di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengembangkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Penerimaan Pasien Baru Berbasis Caring di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Medan. Universitas Sumatera Utara 7 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Lokasi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu standar asuhan keperawatan sehingga dapat mengaplikasikan SPO caring dalam penerimaan pasien baru. 1.4.2. Pendidikan keperawatan Penelitian menghasilkan sebuah SPO yang berbasis caring yang dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan panduan yang dapat digunakan oleh akademisi keperawatan khususnya bidang manajemen dan administrasi keperawatan. 1.4.3. Penelitian keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan pertimbangan bagi penelitian keperawatan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Universitas Sumatera Utara