I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era reformasi yang semakin digalakkan di Indonesia telah melahirkan suatu fenomena baru, khususnya di instansi pemerintah dan organisasi atau perusahaan-perusahaan turunannya. Rendahnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah telah melahirkan sikap kritis masyarakat yang menuntut pemerintah untuk memiliki kinerja yang lebih baik. Kritisnya masyarakat Indonesia mengenai sistem pemerintahan saat ini membuat pemerintah berkewajiban melakukan pembaharuan dalam hal manajemen. Gaya manajemen yang merupakan dasar bagi sistem pemerintahan Indonesia merupakan hal terpenting yang harus diperbaiki. Kenyataan di atas merupakan pendorong untuk dilakukannya berbagai upaya yang mengarah kepada perbaikan manajemen pemerintahan secara keseluruhan. Dengan dilakukannya perubahan tersebut, diharapkan perusahaan-perusahaan pemerintah di Indonesia dapat menciptakan karyawan yang handal, profesional serta mampu beradaptasi agar sistem pemerintahan Indonesia dapat mencapai visi dan misinya. Oleh karena itu salah satu fokus dari perubahan manajemen pemerintahan Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dalam sistem manajemen tersebut. Perubahan Pemerintah Indonesia melalui Pemilu 1999 dan tuntutan masyarakat akan reformasi, mengharuskan Bulog sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab di bidang ketahanan pangan nasional melakukan perubahan paradigma dan menempatkan diri pada suatu tatanan yang tepat. Untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya Bulog harus melakukan perubahan bentuk perusahaan dari Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bentuk Perusahaan Umum (Perum). Dengan beralihnya Bulog menjadi Perusahaan Umum, maka terdapat dua operasi yang dilaksanakan sekaligus, yaitu operasi publik dan operasi bisnis komersial. Operasi publik adalah semua yang ditugaskan Pemerintah seperti saat ini, yaitu pembelian beras petani dalam rangka pengamanan harga dasar gabah, distribusi beras untuk rakyat miskin (Raskin), pelayanan beras untuk TNI/Polri, dan untuk operasi bisnis komersial mencakup pengolahan, perdagangan, angkutan dan pengelolaan komoditi pangan (tidak terbatas pada beras saja). Pangan secara universal merupakan kebutuhan dasar dan pemenuhannya merupakan hak azasi manusia. Kebijaksanaan pangan yang baik harus dapat memenuhi empat tujuan, yaitu efisiensi, pemerataan, status gizi dan ketahanan pangan. Dalam UU No 7 tahun 1996 tentang pangan disebutkan bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah perlu memelihara cadangan pangan, mengatur pengadaan dan penyaluran, serta mengendalikan harga. Untuk mewujudkan ketahanan pangan, khususnya beras, sangat diperlukan campur tangan pemerintah, mengingat di satu pihak Indonesia merupakan negara yang berpenduduk besar namun dipihak lain volume beras yang diperdagangkan secara internasional sangatlah tipis. Hal ini berarti posisi Indonesia berpengaruh besar pada pembentukan tingkat harga beras di pasar dunia. Perubahan operasi dan manajemen Perum Bulog tidak dapat dilakukan secara mendadak karena akan memberi dampak yang cukup besar bagi organisasi. Akan tetapi persiapan-persiapan ke arah di atas perlu dimulai sejak sekarang sesuai dengan perubahan lingkungan dan kendala yang dihadapi. Dalam menghadapi perubahan dan paradigma baru, restrukturisasi di bidang Sumber Daya Manusia juga merupakan salah satu aspek rancangan perubahan yang ada di Perum Bulog. Seluruh karyawan Perum Bulog dituntut adaptif terhadap perubahan-perubahan tersebut, karena saat ini Perum Bulog tidak hanya melakukan operasi untuk kegiatan publik saja tetapi juga melakukan operasi dengan tujuan komersial. Perum Bulog pada saat ini sedang melakukan tahapan restrukturisasi dari PNS menjadi karyawan Perum. Budaya kerja karyawan Perum Bulog dari yang hanya melakukan operasi publik menjalankan anggaran negara, berangsur-angsur berubah menjadi budaya kerja karyawan swasta yang harus terus-menerus meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaannya. Oleh karena itu agar tugas Perum Bulog dapat berjalan baik maka seluruh karyawan perlu memahami perubahan yang terjadi, dan dengan penuh kesadaran mau dan mampu melakukan perubahan sesuai dengan pendekatan paradigma baru. Terdapat tiga parameter kunci yang dapat digunakan sebagai pegangan bagi seluruh karyawan yaitu seluruh kegiatan dan aktivitas karyawan Perum Bulog pusat, daerah dan gudang harus memberikan kontribusi terhadap (1) kepuasan pelanggan, yang mencakup aspek kuantitas, kualitas dan kecepatan pelayanan, (2) efisiensi, yang mencakup aspek tidak merugikan organisasi, (3) tertib, yaitu selalu sesuai dengan peraturan dan prosedur. Seperti suatu mata rantai, sukses organisasi tidak ditentukan oleh unsur yang terkuat dari organisasi tetapi sangat dipengaruhi oleh unsur terlemah dalam organisasi. Unsur inilah yang perlu mendapat perhatian karena apabila titik lemah tersebut tidak segera diperbaiki akan sangat menyulitkan langkah organisasi ke depan (http://dologdiy.tripod.com/bulog2000.htm, 2000). Untuk mencapai ketiga parameter keberhasilan di atas, Perum Bulog membutuhkan suatu sistem manajemen yang handal, baik manajemen produksi, distribusi, maupun manajemen sumberdaya manusianya. Menurut Handoko (1995), manajemen sumberdaya manusia adalah pengukuran terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai sumberdaya yang vital bagi pencapaian tujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia. Aktifitas manajemen sumber daya manusia tersebut yaitu untuk menjamin bahwa tenaga kerja yang ada di suatu organisasi digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi dan masyarakat. Manajemen sumber daya manusia merupakan penerapan pendekatan sumber daya manusia dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1) tujuan untuk perusahaan dan (2) tujuan untuk karyawan. Dua kepentingan tujuan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kesatuan kebersamaan yang utuh. Jika ada tujuan yang tidak tercapai maka pendekatan manajemen sumber daya manusia dinilai gagal (Mangkuprawira, 2002). Dalam menciptakan suatu karyawan yang handal dalam perusahaan, ada satu hal yang dapat dijadikan suatu acuan pengukuran. Acuan tersebut dapat datang dari internal masing-masing sumber daya manusia itu sendiri ataupun dari lingkungan eksternalnya. Indikator dari kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pada motivasi yang mampu tercipta di setiap diri individu. Adanya motivasi dari dalam individu dapat memacu karyawan untuk melakukan yang terbaik, sedangkan motivasi dari lingkungan dapat menjadi faktor pendorong karyawan untuk cenderung memberikan prestasi yang lebih baik. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi atau tujuan kerja. Sikap mental karyawan harus siap secara psikofisik, yakni penggabungan dari mental, fisik, tujuan dan situasi. Artinya setiap karyawan mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja, mampu memanfaatkan dan mencapai situasi kerja. Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang diduga dapat memberikan motivasi pada karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Dalam suatu organisasi atau Perusahaan Umum seperti Bulog, untuk menjaga kelangsungan organisasinya diperlukan karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik yang dapat mempertahankan produktivitas organisasi. Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan suatu organisasi dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Sistem penilaian kinerja yang tidak lengkap dan menyeluruh akan mengakibatkan kekecewaan dan ketidakpuasan bagi beberapa kelompok yang dinilai. Hal ini akan mengakibatkan penurunan motivasi kerja yang pada akhirnya berakibat pada menurunnya produktivitas organisasi. Sistem penilaian kinerja yang belum dilakukan secara keseluruhan dan belum terjamin obyektifitasnya biasanya dikarenakan oleh masih melekatnya paradigma lama yang mengarah kepada hal-hal subyektif, dimana hal-hal tersebut dapat mengakibatkan munculnya bias dalam pengukuran (Mangkuprawira, 2002). Menurut Rivai (2004), munculnya bias di dalam praktek penilaian kinerja diantaranya disebabkan oleh unsur emosional dalam diri penilai, seperti misalnya hallo effect, kecenderungan sentral dan lintas budaya. Oleh karena itu dengan adanya sistem penilaian kinerja yang objektif, lengkap dan berkesinambungan diharapkan dapat memacu karyawan Perum Bulog untuk selalu meningkatkan produktivitasnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja pemerintah. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas karyawan (Bulog) melalui sistem evaluasi kinerja yang terpadu dan berkesinambungan serta konsisten dapat terwujud, dengan indikasi terciptanya karyawan dengan kinerja tinggi. 1.2 Rumusan Masalah Aplikasi sistem penilaian kinerja yang ada di Perum Bulog merupakan salah satu cara manajemen Perum Bulog untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan Perum Bulog yang mengarah pada terciptanya produktivitas perusahaan yang tinggi. Dengan adanya penilaian terhadap kinerja karyawan diharapkan karyawan Perum Bulog menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya yang akan berpengaruh positif terhadap karirnya sendiri ataupun keberlangsungan perusahaannya. Dari uraian di atas, maka hal-hal yang teridentifikasi sebagai rumusan masalah, adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara sistem penilaian kinerja karyawan dengan motivasi kerja karyawan Perum Bulog dan bagaimana struktur hubungannya? 2. Bagaimana pengaruh sistem penilaian kinerja karyawan terhadap motivasi kerja karyawan Perum Bulog? 3. Unsur apakah yang paling dominan dari tiap unsur penilaian kinerja karyawan dalam mempengaruhi motivasi kerja karyawan Perum Bulog? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengetahui struktur hubungan antara sistem penilaian kinerja dengan motivasi kerja karyawan Perum Bulog. 2. Menganalisa pengaruh sistem penilaian kinerja karyawan terhadap motivasi kerja karyawan Perum Bulog. 3. Mengetahui unsur yang paling dominan dari tiap unsur penilaian kinerja karyawan dalam mempengaruhi motivasi kerja karyawan Perum Bulog. UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB