BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa penyusunan anggaran yang diterapkan oleh Kantor Wilayah Usaha Pos V PT Pos Indonesia (Persero) Bandung menggunakan metode campuran antara Bottom Up dengan Top Down yaitu proses penyusunan anggaran pendapatan dimana anggaran disiapkan oleh pihak-pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut. Pertimbangan hal diatas dilakukan dengan maksud bagian penyusun anggaran tersebut lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh bagiannya, kemudian pimpinan melaksanakan rapat penyusunan dan penetapan. Anggaran yang telah ditetapkan diserahkan ke Kantor Pusat untuk disetujui dan disahkan, dimana penetapan target pendapatan menggunakan pendekatan “Top Down” sedangkan program kerja serta rancangan biaya menggunakan pendekatan “Bottom Up”. Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Prosedur penyusunan anggaran pendapatan pada Kantor Wilayah Usaha Pos V PT Pos Indonesia (Persero) Bandung dilakukan dengan cara : 74 a. Kantor Pusat menginstruksikan keseluruh Kantor Wilayah Usaha Pos seluruh Indonesia untuk menyusun RRKAP berdasarkan ASM yang telah diterima dari Kantor Pusat. b. Kepala Wilayah menginstruksikan kepada seluruh bagian deputi operasi dan deputi umum di Kantor Wilayah untuk menyusun RRKAP berdasarkan ASM tersebut. Untuk penyusunan anggaran pendapatan bagian yang paling dominan adalah bagian deputi operasi tepatnya bagian promosi dan bagian produk regular kug, ritel dan filateli. c. Setelah semua bagian menyusun RRKAP, hasil penyusunan tersebut akan dihimpun atau direkap oleh Bagian Keuangan dan sebagiannya lagi oleh Subbagian Anggaran dan PSO. d. Setelah dihimpun Kepala Wilayah menginstruksikan seluruh Kepala Kantor Pos se-Jawa Barat selaku Pelaksana Anggaran untuk membahas RRKAP dalam Rakerwil. e. Hasil pembahasan tersebut akan dihimpun atau direkap oleh Bagian Keuangan dan kemudian jadilah RRKAP yang akan diusulkan ke Kantor Pusat yakni Kepala Pusat Perencanaan dan Transformasi Perusahaan yang berlaku sebagai penanggungjawab untuk dibahas dalam Rakernas. f. Kemudian RRKAP dibahas dalam Rakernas untuk mendapatkan persetujuan oleh Kantor Pusat untuk menjadi RKAP. g. Setelah RKAP disahkan, anggaran pendapatan tersebut mulai dibawa ke pemegang saham yakni Menteri Keuangan dan Meneg BUMN yang 75 kemudian jika disetujui oleh pemegang saham, RKAP tersebut diserahkan kembali ke Kantor Wilayah untuk diserahkan ke cabang UPT (Kantor Pos). 2. Realisasi anggaran pendapatan Kantor Wilayah Usaha Pos V PT Pos Indonesia (Persero) Bandung selama peningkatan dan penurunan. Dimana tahun 2005-2006 mengalami pada tahun 2005 anggaran yang direncanakan sebesar Rp 134.403.000.000 sedangkan realisasi yang terjadi sebesar Rp 144.679.665.776 sehingga terjadi selisih sebesar Rp 8.475.801.776 maka jika dipersentasekan akan sebesar 107.65%. Untuk tahun 2006 anggaran yang direncanakan sebesar Rp 177.851.691.200 sedangkan realisasi yang terjadi sebesar Rp 176.073.142.155 sehingga terjadi selisih sebesar Rp 31.406.245.797 maka jika dipersentasekan akan sebesar 99.00%. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan, yaitu : 1. Pada dasarnya penyusunan anggaran telah disusun dan dilaksanakan dengan baik serta telah mengikuti proses penyusunan anggaran pendapatan sebagaimana mestinya, oleh karena itu penulis menyarankan agar perusahaan tetap mempertahankan kinerja manajemen dalam hal penyusunan anggaran pendapatan. 76 2. Penyusunan anggaran yang baik harus didukung oleh tenaga yang professional, oleh karena itu perusahaan harus selalu melakukan pelatihan yang berkelanjutan tentang penyusunan anggaran. 3. Kanwil dalam menetapkan anggaran pendapatan harus lebih kecil atau tidak terlalu besar, sehingga tidak jauh beda dengan realisasinya dan jika terjadi penurunan pendapatan yang menyebabkan selisih kurang antara anggaran dan realisasi sebaiknya ditindaklanjuti dengan dilakukan tindakan-tindakan korektif, seperti diadakan revisi anggaran yang memadai sehingga tidak terdapat perbedaan yang terlalu besar sehingga dalam hal ini anggaran berfungsi sebagai tolok ukur dalam menentukan pendapatan yang akan datang. 4. Kepada Kantor Pusat agar lebih meningkatkan perencanaannya dengan lebih teliti dan akurat berdasarkan data, informasi dan pengalaman. 77